tinjauan pustaka interpersonal therapy (ipt) pada …

25
TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA PASIEN PALIATIF Penulis: dr. Ni Ketut Putri Ariani, SpKJ PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/ RSUP SANGLAH DENPASAR 2016

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

TINJAUAN PUSTAKA

INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA PASIEN PALIATIF

Penulis:

dr. Ni Ketut Putri Ariani, SpKJ

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA/ RSUP SANGLAH

DENPASAR

2016

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... ii

Abstrak ................................................................................................................... 1

Pendahuluan ........................................................................................................... 2

Sekilas tentang IPT.................................................................................................. 2

Model Interpersonal dari IPT .................................................................................3

Model IPT Diathesis-Stres ...................................................................................... 4

Masalah Interpersonal Sebagai Framework .......................................................... 5

dan Proses Perubahan Pada IPT

Kerangka Kerja Interpersonal yang Menghasilkan Proses Perubahan...............7

Kesimpulan ................................................................................................................ 13

i

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena

atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisanini.

Dalam penyusunan penulisan ini, penulis banyak memperoleh masukan serta

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. A.A Sri Wahyuni, SpKJ sebagai Kepala Bagian SMF Psikiatri FK

UNUD/RSUP Sanglah

2. dr. Luh Nyoman Alit Aryani, SpKJ(K) sebagai Ketua Program Studi Psikiatri FK

UNUD/RSUP Sanglah

3. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu-persatu atas

bantuan dan dukungannya secara moral maupun material.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penelitian kecil ini masih jauh dari sempurna

sehingga memerlukan bimbingan, kritik dan saran, dan atas perhatiannya penulis

mengucapkan terima kasih.

Denpasar,

Penulis

ii

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

1

INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA PASIEN PALIATIF*

Abstrak

Interpersonal Therapy (IPT) telah terbukti efektif untuk mengatasi gangguan

mood dan gangguan yang lainnya, tetapi sangat sedikit diketahui bagaimana IPT

bekerja. Model IPT pada pasien merupakan integrasi dari teori Sullivan, Bowlby,

dan yang lainnya yang didalamnya berpedoman pada penanganan stres,

pendukung sosial dan penyakit untuk mengetahui isi pikir pasien yang memicu

dan menjadian ia gangguan psikiatri. IPT mencakup terapi sekitar masalah

interpersonal pada kehidupan yang dialami oleh pasien, seperti krisis yang dialami

saat ini atau rusaknya hubungan yang menyebabkan pecahnya dukungan sosial

dan peningkatan stres interpersonal. IPT merubah beberapa interpersonal yang

meliputi 1) meningkatkan dukungan sosial, 2) menurunkan stres interpersonal, 3)

memfasilitasi proses emosional dan 4) meningkatkan keahlian interpersonal. Akan

dijelaskan bagaimana IPT merubah gejala psikiatri yang terjadi pada pasien.

Untuk kedepannya diperlukan uji coba dengan clinical trial dari IPT ini.

Kata kunci : IPT;psikoterapi;interpersonal; mekanisme; mediator

*

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Pendahuluan

Dewasa ini semakin banyak kasus paliatif yang terjadi dimasyarakat. Salah

satu gangguan psikiatri yang paling sering terjadi pada pasien paliatif adalah

depresi. Sebanyak 15% dari pasien paliatif didapatkan mengalami depresi berat.

Depresi ini juga agak sulit dibedakan dengan rasa takut yang normal dan distres

yang sering terjadi pada penyakit terminal. Pada pasien yang mengalami sakit

berat, gejala yang multipel dan saling tumpang tindih dapat terjadi dan interaksi

dengan obat menjadikan kasus ini sangat komplek.

Melihat kondisi ini, National Institute for Clinical Excellence (NICE) pada

tahun 2009 dan European Palliative Care Research Collaborative (EPCRC) pada

tahun 2006 merekomendasikan penatalaksanaan orang dengan penyakit kronis

salah satunya dengan terapi psikologis seperti Interpersonal Therapy (IPT).

IPT ini adalah terapi fokus singkat kepada hubungan personal pasien dan

interaksinya dengan yang lain. IPT ini sangat efektif untuk mengatasi depresi dan

terdapat evidenceia dapat menurunkan gejala depresi pada pasien kanker, tetapi

sedikit diketahui bagaimana dan mengapa ia dapat mengatasi itu.

Sekilas tentang IPT

IPT adalah psikoterapi yang terbatas waktu yang dikembangkan untuk

menangani depresi mayor, gangguan bipolar, gangguan distimia, bulimia nervosa,

gangguan makan berlebih (bingeeating), gangguan cemas sosial, gangguan panik,

dan PTSD, serta gangguan yang berkaitan diantaranya.

IPT biasanya dilakukan 12-16 sesi mingguan dan sangat baik untuk

mengatasi depresi mayor yang rekuren. Pasien dengan terapis IPT bersama

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

menemukan masalahinterpersonal pusat (krisis saat ini) yang dipakai untuk fokus

utama pengobatan.

Pasien dan terapis bersama-sama menemukan masalah interpersonal yang

akan menjadi focus utama pengobatan. Masalah interpersonal secara empiris

dibagi menjadi 4 kategori yaitu grief – reaksi kedukaan yang komplek yang terjadi

saat kematianatau kehilangan seseorang yang dicintai, role transition – perubahan

kehidupan yang sangat drastis (sakit keras/paliatif, kelahiran anak, pension), role

dispute – konflik dengan relasi yang mmegang peranan penting (ayah, bos, suami/

istri), atau deficit interpersonal – isolasi sosial.

IPT terdisi dari 3 fase yaitu fase inisiasi (yang terdiri dari 1-3 sesi) yang

bertujuan untuk a) mengevaluasi gejala dan adanya faktor komorbid melalui

review saat ini dan masa lalu; b) menyiapkan formulasi kasus, yang terdiri dari

target diagnosis dan menghubungkan diagnosis dengan area masalah

interpersonalnya, dan c) menyetujui rencana pengobatan. Formulasi ini

menyediakan fokus untuk mengatasi masalah interpersonal yang terjadi. Fase

menengah (sesi 4-9) terdiri dari tugas utama untuk memperbaiki masalah

interpersonal. Fase akhir (sesi 9-12) meliputi diskusi langsung dan mengakhiri,

mereview perkembangan, dan mengantisipasi masalah yang akan datang.

Model Interpersonal dari IPT

IPT menggunakan model diateshis stres pada gangguan psikiatri dan

menggabungkan 2 interpersonal: teori relasional sebagai dasar teori yang

menyambungkan masalah relasi dengan kesehatan mental; dan penelitian terhadap

stres, dukungan sosial dan penyakit sebagai fokus spesifik dari IPT ini sebagai

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

masalah interpersonalnya. IPT ini telah sejak cukup lama dikembangkan oleh

Klerman dkk pada tahun 1984.

Model IPT Diathesis-Stres

Model diathesisstress ini menganggap bahwa penyakit terjadi melalui

banyak faktor. Model ini hanya fokus pada masalah stres, mencari faktor

psikososial yang terjadi sepanjang kehidupan atau interpersonal yang mencolok

yang dapat mencetuskan dan menimbulkan gangguan psikiatri, terutama dengan

meningkatnya stres interpersonal dan tidak adanya dukungan sosial.

Gambar 1. Model dari IPT dari Masalah Interpersonal sebagai pencetus dalam

psikopatologi

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Kejadian kehidupan yang stresful dan kondisi yang mencetuskan serta

menyebabkan timbulnya gangguan psikiatri melalui jalur biologi yang meliputi

neuroendokrin, disregulasi sistim imun, reaksi imflamasi, dan efek dari

epigenetik. Kejadian yang stresful dan kondisi ini dapat menyebabkan perubahan

perilaku, seperti perubahan aktivitas dan tidur dengan peningkatan risiko depresi

dan gangguan lainnya. Kehilangan efek positif dan perlindungan terhadap

lingkungan sosial pada kesehatan mental akan memicu dan menyebabkan

terjadinya gangguan psikiatri.

Pada gambar 1 diatas, kejadian yang stresfull, sebagai bagian dari fase

perkembangan atau kondisi yang menantang kehidupan yang akan datang, pada

konteks faktor interpersonal seperti ketidak nyamanan tipe pelekatan atau defisit

pada skill interpersonal, akan memnyebabkan masalah interpersonal. Masalah

interpersonal berarti adanya peningkatan stres interpersonal dan kurangnya

dukungan sosial yang menyebabkan munculnya gejala gangguan jiwa.

Pergeseran kehidupan, konflik, kehilangan personal, dan stres akan

menyebabkan emosi negatif yang kuat, sementara kurangnya dukungan sosial

menjadikan proses dan pengaturan emosi ini yang kemudian akan mempengaruhi

mood dan gejala yang muncul. Efek timbal balik dari gangguan yang muncul akan

memperburuk masalah yang dialami pasien dan perilaku adaftif yang menghindari

masalah ini (seperti pengambilan keputusan, ketegasan) sangat diperlukan untuk

mengatasi masalah ini.

Masalah Interpersonal Sebagai Framework dan Proses Perubahan Pada IPT

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

IPT memfokuskan terapi pada masalah interpersonal pada kehidupan yang

dialami pasien dan bertujuan untuk menghilangkan krisis yang menyebabkan

proses terjadinya perubahan interpersonal.

Sesuai dengan dasar dari prinsip psikoterapi, pada IPT dibedakan antara : a)

therapy change process - yaitu intervensi atau aspek dari terapi itu sendiri; b)

klien-interpersonal change process- awal dari perubahan pada perilaku klien itu

sendiri, pengalaman klien dan untuk IPT, konten interpersonalnya sebagai hasil

langsung dari intervensi ini; dan c) change mechanism, teori tahapan-tahapan

dorongan yang menjelaskan bagaimana hubungan proses ini dengan hasil yang

akan terjadi.

IPT membantu pasien untuk menghilangkan masalah interpersonal yang

menyebabkan terjadinya masalah itu sendiri, merubah bagaimana hubungan

pasien pada masalah yang terjadi atau keduanya. Konsep kerja ini secara

mendasar akan membedakan IPT dengan model terapi lainnya, dimana ia

mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan mencari beberapa aspek

masalah dari personalitas pasien, model kelekatan, skema, dll. IPT mencoba tidak

memperbaiki pasien tetapi membantu pasien memperbaiki masalah pada konten

interpersonalnya dan bagaimana hubungan mereka pada masalah yang terjadi

sehingga dapat membantu mereka untuk meningkatkan situasi kehidupannya dan

pulih dari gejala psikiatrinya.

Untuk jangka panjangnya pasien mampu belajar mengerti dan mengelola

emosinya dan menghadapi masalah interpersonal, menjadi lebih bijaksana dan

membangunn keahlian interpersonal.

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Mengenal masalah interpersonal tidaklah mudah. Ada beberapa skala yang

dapat digunakan untuk mengukur masalah interpersonal seperti Interpersonal

Psychoterapy Outcome Scale (IPOS) dan Interpersonal Problems Questionnaire

(IPQ). IPOS menanyakan seberapa besar derajat pasien merasa ia dapat mengatasi

masalah interpersonal pada IPT, namun skala ini konteksnya masih luas, tidak

dapat mengukur secara jelas tentang derajat beratnya masalah. Untuk yang lebih

sistematis dapat di gunakan IPQ yang dapat menilai : a) masalah hubungan

interpersonal; b) aspek kehidupan soaial yang lebih luas, c) kejadian kehidupan

saat ini, namun skala ini gagal untuk mengukur perubahan masalah interpersonal

seperti yang dapat diukur dengan IPOS. Tidak ada studi IPT yang mengkombinasi

kedua dengan pendekatan menggunakan skala ini, dan tidak ada penelitian dengan

IPOS dan IPQ sebagai media untuk mengetahui perubahan gejala pada IPT.

Kerangka Kerja Interpersonal yang Menghasilkan Proses Perubahan

Kerangka kerja dan proses mengatasi masalah interpersonal yang

mengakibatkan gejala psikiatri melalui mekanisme : 1) meningkatkan dukungan

sosial, 2) menurunkan stres interpersonal, 3) memfasilitasi proses emosi, 4)

meningkatkan keahlian interpersonal untuk menurunkan stres interpersonal.

IPT diharapkan mampu mengatasi masalah interpersonal dengan

meningkatkan dukungan sosial dan menurunkan stres interpersonal yang dapat

dikonsep sebagai efek menyeluruh dari mengatasi masalah pada kehidupan

pasien. Mengatasi masalah mengharuskan berhadapan dan memproses emosi dan

mengekspresikan ini dalam konteks interpersonal. Pada akhirnya IPT dapat

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

mengatasi krisis dan kesulitan yang dialami pasien, memutus interaksi negatif dan

memerlupan adaptasi dan pengembangan keahlian interpersonal.

Gambar 2. Hipotesis Mekanisme Perubahan Interpersonal yang terjadi pada IPT.

Dibawah ini akan dijelaskan hipotesis bagaimana mekanisme perubahan

yang terjadi pada IPT yang mempengaruhi fungsi pikiran pasien :

Mekanisme Interpersonal 1 : meningkatkan dukungan sosial

Istilah dukungan sosial (sosial support) memicu reaksi negatif dalam psikoterapi

yang akan berfokus atau menyentuh aspek hubungan dengan manusia. Dukungan

sangat penting dalam menjalin hubungan yang dekat dengan pasien yang

dikemukakan oleh teori Sullivan dan teori attachment dari John Bolby.

IPT berfokus pada aspek konteks dukungan sosial pasien saat ini yang

meliputi fungsi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. IPT sebagai intervensi

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

dukungan sosial pada pasien akan memeriksa dukungan sosial sebagai mediator

perubahan yang terjadi pada pasien. Pengaruh sosial pada kesehatan mental dan

perilaku (latihan, nutrisi, tidur, dsb.) didapatkan dari perbandingan sosial dan

tekanan positif dari sekitarnya yang menjadikan persahabatan bagi pasien sendiri

akan menghasilkan efek yang positif. Dua contohnya seperti regulasi emosi

interpersonal dan aturan sosial.

1. Regulasi emosi interpersonal

Disregulasi emosi adalah manisfestasi klinis dari sebagian besar gangguan

psikiatri. Kebanyakan orang menggunakan regulasi emosi dengan level

cognitive seperti reappraisal (penilaian kembali), atau emosional secara

langsung melalui penahanan emosi. Teori relational memperkirakan

bahwa dibawah kondisi yang positif, anak berkembang secara gradual dari

dalam sebagai target fungsi dari petugas kesehatannya. Orang dewasa

mempercayakan orang yang dicintainya untuk menahan fungsi emosi ini.

2. Peran sosial, harga diri (self-esteem) dan keberhasilan diri (self-efficacy)

Aturan sosial (suami/ istri, ayah, anak yang diajak, teman, pendeta, dll.)

menyebabkan terjadinya perilaku dan regulasi sosial, keseharian dan

pandangan, yang dapat membantu untuk stabilisasi mood pasien. Mereka

juga sebagai pemberi arti dan tujuan bahwa ia sudah memiliki tempat dan

fungsi di dalam masyarakat. Aturan sosial memberikan banyak prediksi,

tugas interaktif untuk dilakukan yang dapat meningkatkan self efficacy

dan pengalaman sukses yang meningkatkan self-esteem.

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Adapun masalah interpersonal pada IPT seperti peran transisi (perceraian,

pensiunan, penyakit) yang merubah kehidupan sehingga mengganggu kehidupan

sosial. Peran perdebatan sebagai cerminan dari konflik utama dari masalah

hubungan yang sangat penting sebagai sumber dukungan sosial. Disamping

menyebabkan stres, perdebatan atau percekcokan menekan fungsi yang

mendukung masalah hubungan ini. Suasana duka cita menandakan kehilangan

pertalian sosial yang sebelumnya sebagai dukungan, kepemilikan dan nilai sosial.

Deficit interpersonal ini menyebabkan pengurungan secara umum dan

berkurangnya hubungan interpersonal dan dukungan. Dalam pengertian lebih

umum bahwa Pada kasus ini pemulihan masalah interpersonal diartikan sebagai

pengembangan dukungan sosial.

IPT melihat relasional terapeutik ini sebagai sumber pergeseran yang sangat

penting dari dukungan sosial, yang menyediakan penentraman hati, hubungan

yang aman selama krisis yang sulit, memberikan jarak oleh hilangnya relasi atau

menurunnya tekanan pada konflik dan menjalin kedekatan. Terapis secara aktif

mendorong pasien untuk menjalin hubungan dan menerima dukungan dari luar.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan menerima dukungan sosial

membantu mereka untuk mencegah kehilangan semangat. Pada studi IPT untuk

pasien depresi yang diberikan IPT setiap bulan menyebabkan gejala depresi tidak

muncul dan stres yang dialami pasien juga menghilang. Ini akan meningkatkan

kemungkinan bahwa IPT meningkatkan dukungan sosial yang mampu melawan

stres, tetapi studi ini tidak mengukur dukungan sosial yang diberikan.

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Mekanisme Interpersonal 2 : mengurangi Stres Interpersonal

Target pada pengurangan stres interpersonal ini adalah pasien dapat lebih baik

mengatur dan memiliki koping yang bagus terhadap situasi yang dialaminya.

Sesuai yang dijelaskan diatas IPT berfokus pada perasaan stres yang dialami saat

ini. Menurunkan stres ini dilakukan dengan merubah aspek dtres berdasarkan

realita yang terjadi.

Terdapat 2 konteks dari interpersonal stres kronis adalah familial expressed

emotion (EE) dan konflik perkawinan. EE adalah level tinggi untuk bersikap

bermusuhan, mengkritik, dan emosi terhadap lingkungan sekitarnya yang

diasumsikan sebagai kondisi stres dari pasien. EE yang tinggi dihubungkan

dengan munculnya gejala psikotik, gangguan mood, gangguan makan, dan PTSD.

Intervensi keluarga terhadap EE ini dapat menurunkan konflik interpersonal (role

disputes). Penelitian menunjukkan dengan EE yang rendah akan menyebabkan

pasien yang mengalami gangguan psikiatri menjadi lebih baik. Beach, Sandeen

dan Leary (1990) menjelaskan bagaimana perselisihan dalam perkawinan tidak

saja mengurangi dukungan sosial tetapi juga ia meningkatkan stres terutama

meningkatkan permusuhan.

Mekanisme Interpersonal 3 : Proses Emosi

Emosi adalah bahasa yang utama dari hubungan interpersonal, dan tudah pokok

dalam menghadapi masalah interpersonal dalam IPT yang terdiri dari identifikasi,

proses dan ekspresi emosi. Hilangnya interpersonal, perubahan dan konflik yang

terjadi akan menghasilkan emosi yang berbeda-beda setiap individu. Individu

pada role disputes merasa frustasi dan marah yang memerlukan rasa diterimadan

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

dimengerti apa yang dirasakan mereka (marah biasanya terjadi karena seseorang

menyusahkan kita, atau gagal berespon kepada kita); dan kemudian

mengekpresika kepada mereka. Seseorang yang mengalami role transition (peran

transisi) seperti menyesuaikan diri dengan sakit berat (paliatif),

memerlukanpenyesuaian emosi dengan kondisi baru yang dialaminya dengan

meningkatkan kesadaran diri, penerimaan, dan kemampuan

untukmengekspresikan ketidaknyamanan perasaan seperti sedih, marah, menyesal

dan bersalah. Pada suasana duka cita yang komplek, proses emosi adalah sebagai

peran utama dari IPT kepada pasien yang memerlukan bantuan proses sebelum

mereka dapat menjalin relasi dengan orang baru.

IPT mengundang, menerima, dan menvalidasi ekspresi emosi ketika adanya

tekanan dari karakter interpersonal. Emosi bekerja secara integrasi dengan

karakter interpersonal yang terjadi, yang akan beraksi pada interpersonal stres dan

mengatasi konflik yang terjadi. IPT fokus pada memperbaiki masalah konteks

interpersonal dibandingkan dengan masalah yang mendasari pasien. Dengan

membantu fasilitsi pemecahan masalah, proses emosiakan meningkatkan

dukungan sosial dan menurunkan stres.

Pada penelitian disebutkan bahwa menganalisis faktor emosi yang lebih

banyak dilakukan pada ICT dibandingkan pada sesi CBT berhubungan dengan

outcome yang positif pada pasien. Pasien yang secara intens mengalami emosi

pada EFT didapatkan perbaian masalah psikologis yang lebih besar dibandingkan

yang tidak mengalami pengalaman emosi.

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Mekanisme Interpersonal 4 : mengembangkan keahlian Interpersonal

Sebagain besar gangguan psikiatri mengalami gangguan fungsi

interpersonal. Dengan meningkatkan fungsi interpersonal pasien pada IPT (yang

mencakup belajar untuk mengkomunikasikan perasaan pasien secara langsung,

menggunakan pola yang jelas, atau belajar pada suasanya ketegangan). Pada peran

trasisi IPT fokus pada keahlian yang diperluakan untuk beradaptasi pada peran

interpersonal yang baru.

Pada pasien yang mengalami penyakit paliatif, pasien diajarkan untuk

memulai kontak sosial dan beraktifitas seperti biasa yang dapat dilakukan. Pada

suasanan duka cita, keahlian interpersonal dapat meliputi kebebasan sebelumnya

yang diatur pada kematian. Keahlian interpersonal yang diajarkan seperti seperti

memperlihatkan diri sendiri, membangun pertemanan, berperan lebih banyak pada

peran sentra deficit interpersonal yang dikembangkan dan dipraktekkan melalui

bermain peran untuk mengatasi isolasi sosial pasien.

Peningkatan keahlian interpersonal pada IPT memberikan banyak

keuntungan, dengan penguatan atau efek interaksi, dan membantu dukungan

sosial serta menurunkan stres sehingga pasien dapat menghindari terjerumusnya

dengan masalah interpersonalnya dimasa yang akan datang.

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Kesimpulan

IPT mengurangi gejala dengan mentargetkan masalah interpersonal, yang

mengaktifasi beberapa perubahan interpersonal. Adapun fokus masalah yang

diubah secara interpersonal itu adalah berupa; 1) peningkatan dukungan sosial, 2)

menurunkan stres interpersonal, 3) memproses emosi yang meningkat dan 4)

meningkatkan keahlian interpersonal. IPT memfokuskan pada masalah

interpersonal yang jika diatasi maka akan dapat memperbaikistres interpersonal

dan dukungan social pada setiap hari dalam kehidupan yang pasien akan lalui

sampai pasien mengakhiri hidupnya.

Contoh Kasus

Identitas pasien

Nama NKS

Umur 59 tahun

Jenis kelamin Perempuan

Alamat Jalan Gunung Andakasa Denpasar

Pendidikan SD tidak Tamat

Agama Hindu

Pekerjaan Pedagang

Status Menikah

Suku Bali

Bangsa Indonesia

CM 16049968

Tanggal pemeriksaan 28 November 2016

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Anamnesis

Pasien diwawancara dalam posisi duduk diatas bed, dengan terpasang

infus di tangan kanan dan selang oksigen, tampak kurus dan sesak dengan oman

muka tua sesuai umur. Pasien mampu menjawab siapa nama, tempat, waktu dan

yang menunggunya dengan benar. Pasien agak kesulitan menjawab karena kondisi

sesak.

Pasien mengeluh sesak sejak 1 bulan yang lalu. Pasien sesak karena dokter

mengatakan adanya tumor di payudara kanannya menyebar yang sudah ke paru-

parunya. Pasien sesak sampai tidak dapat tidur, dan sesaknya tidak berkurang

dengan perubahan posisi. Selain sesak pasien juga mengalami batuk kering. Berat

badan pasien terus menurun semenjak 4 bulan ini. Makan pasien sedikit sedikit

dan pusing jika berjalan.

Pasien diketahui mengidap tumor payudara sejak 6 tahun yang lalu. Pasien

sempat dioperasi dan gejala membaik. Pasien waktu itu sempat beraktifitas seperti

biasa, namun sejak 2 tahun yang lalu keluhan benjolan muncul kembali dan

pasien tidak berobat dan tidak mengatakan kepada anaknya bahwa sakit pasien

kambuh lagi karena pasien memikirkan masalah biaya yang tinggi untuk

pengobatan terhadap penyakitnya.

Pasien juga sejak 1 bulan ini mengeluh tangan kanannya membengkak dan

terasa berat. Pasien hanya berharap tidak sesak dan tangan tidak bengkak lagi. Ini

adalah keluhan sakit yang pertama dialami pasien. Pasien sangat tertutup jika

mengalami masalah lebih banyak dipendam. Tidak ada keluarga pasien yang

mengalami penyakit anker seperti pasien.

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Pemeriksaan Fisik dan Psikis

1. Vital sign

T = 100/60 N = 90x/menit

RR = 24 x/menit t = 36,5

VAS = 2 BMI = 14 (status gizi kurang)

2. Mata : an -/-, Ikterus -/-

3. THT : dalam batas normal

4. Thorak :

a. cor : s1s2 tunggal, mur-mur -/-

b. pulmo : vesicular, wheezing -/-, ronki -/-

5. Abdomen : BU (+) normal, H/L tidak teraba

6. Ekstremitas : oedem superior dextra

7. Status psikologis :

Keadaan umum : penampilan wajar, tampak kurus dan sesak,

memakai selang oksigen, bengkak di tangan kanan, roman muka tua,

kontak verbal dan visual cukup

Kesadaran : jernih

Mood/Afek : disforik/disforik (appropriate)

Proses pikir : logis realis/hambatan/ preokupasi dengan sakitnya

Dorongan instingtual : Insomnia tipe campuran

Psikomotor : tenang

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Pemeriksaan Penunjang

Hasil Normal

Darah Lengkap

WBC 16, 4 4-11

Hb 9,42 12-16

Plt 485 140-440

HCT 29.54 36.0-46.0

Kimia darah

Albumin 2,5 3.4-4.8

Alkali fosfatase (ALP) 235 42-98

SGOT 48.4 11-27

SGPT 26.90 11-34

BUN 7 8-23

Kreatinin 0.47 0.50-0.90

Na 122 136-145

K 5.4 136-145

BS sewaktu 104

pO2 65.5 80.00-100.00

pCO2 35.0 35.00-45.00

Foto Thorax

Multiple nodul susp metastase

Susp. Massa mammae dextra

Diagnosis :

Tumor mammae D T4c N3 M1 + hyponatremia + hypokalemia.

Gizi kurang.

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Plan of care (Rencana perawatan)

Daftar masalah Intervensi Target

Tumor mammae D

T4c N3 M1

Imbalance elktrolit

(hyponatremia,

hypokalemia)

Low intake

TS Bedah

Perawatan paliatif

Perbaikan kondisi

medis umum.

Cek elektrolit ulang

Konsul divisi paliatif

Konsul gizi

Sesak berkurang

Elektrolit normal

dalam 24 jam

Tumor mammae D

T4c N3 M1 + Gizi

kurang (IMT 14)

TS Gizi Klinik

Diet makanan biasa

(Energi 1684 kkal,

Protein 70 gram,

bentuk nasi)

IMT normal 18

Tumor mammae D

T4c N3 M1 + Gizi

kurang

Insomnia tip

campuran

Paliatif

Pendampingan paliatif

Interpersonal Therapy

(IPT)

Lorazepam 0,5

miligram tiap 24 jam

oral

6 sesi dapat

menerima dan

hidup dengan

sakitnya

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

Pembahasan

Pasien mengalami sakit kanker mammae dextra dengan derajat T4cN3Mx +

metastase paru dari TS bedah direncanakan perawatan paliatif dengan perbaikan

kondisi medis umum yang saat ini pasien sedang sesak akibat penyebaran sel

kanker yang terjadi dalam tubuhnya. Pasien sudah mengalami kanker dengan sifat

yang menyebar ke jaringan diluar tempat bertumbuhnya kanker tersebut

(metastase).

Secara psikologis pasien dari dua tahun terakhir sejak munculnya kembali

penyakit kankernya setelah 6 tahun yang lalu dioperasi, mengalami perubahan

kondisi yang sebelumya dapat bekerja menjadi tidak dapat bekerja dan juga

melakukan aktifitas sehari-hari (role transtion) karena sakit keras yang

dialaminya. Dalam IPT, role transition ini merupakan stress interpersonal yang

akan di fokuskan agar pasien dapat menerima apa yang dialaminya. Begitu juga

keluarga pasien termasuk suami, anak dan menantunya akan dikuatkan untuk

mendukung pasien agar bias menjalani pengobatan dan kehidupan sehari hari.

Adapun sesi IPT yang akan dilakukan ;

1. Fase inisiasi (yang terdiri dari 1-3 sesi) yang bertujuan untuk :

1. Sesi 1 untuk mengevaluasi gejala dan adanya faktor komorbid

melalui review saat ini dan masa lalu.

2. Menyiapkan formulasi kasus, yang terdiri dari target diagnosis dan

menghubungkan diagnosis dengan area masalah interpersonalnya.

3. Menyetujui rencana pengobatan. Formulasi ini menyediakan fokus

untuk mengatasi masalah interpersonal yang terjadi.

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

2. Fase menengah (sesi 4-9) terdiri dari tugas utama untuk memperbaiki

masalah interpersonal.

3. Fase akhir (sesi 9-12) meliputi diskusi langsung dan mengakhiri, me-

review perkembangan, dan mengantisipasi masalah yang akan datang.

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …

DAFTAR PUSTAKA

Lipsitza, D.J., Markowitzb, C.J. 2013. Mechanisms of Change in Interpersonal

Therapy (IPT).Clin Psychol ; 33(8): 1134–1147. doi:10.1016/j.cpr.

2013.09.002.

Rayner, L., Higginson, J.I., Price A., 2010. The Management ofDepression in

Palliative Care.European Clinical Guidelines. London: Department of

Palliative Care, Policy & Rehabilitation (www.kcl.ac.uk/schools/

medicine/depts/ palliative)/ European Palliative Care Research

Collaborative (www.epcrc.org ).

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA INTERPERSONAL THERAPY (IPT) PADA …