tinjauan pustaka

Upload: niko212121

Post on 18-Jul-2015

146 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TINJAUAN PUSTAKA Teori OPC, APC, Struktur Produk dan BOM Peta proses operasi (operation process chart) atau disingkat OPC adalah peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut ke dalam elemen-elemen operasi secara detail. Di sini tahapan proses operasi kerja harus diuraikan secara logis dan sistematis. Dengan demikian seluruh operasi kerja dapat digambarkan dari awal sampai menjadi produk akhir, sehingga analisa perbaikan dari masing-masing operasi kerja secara individual maupun uruturutannya secara keseluruhan akan dapat dilakukan (Sritomo, 2006). Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi, dapat diperoleh banyak manfaat di antaranya dapat mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya, memperkirakan kebutuhan akan bahan baku, sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik dan untuk latihan kerja, dan lain-lain (Sutalaksana,2006). Peta Proses Perakitan (Assembling Proces Chart) atau disingkat APC merupakan peta yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami komponen berikut pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai. BOM (Bill Of Material) Struktur produk didefinisikan sebagai cara komponen-komponen itu bergabung ke dalam suatu produk salama proses manufakturing, atau Bill of Material dapat didefinisikan adalah daftar list dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir, dengan jaringan yang menggambarkan hubungan dari induk hingga komponen. Struktur produk (BOM) merupakan sebagai dasar yang dibutuhkan sebagai input dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas produksi yang memiliki ketelitiannya sangat krusial/penting sekali. (Vincent Gaspersz,1998).

BOM untuk tiap-tiap jenis produk perakitan diperlukan untuk memberikan kepada pabrik kebutuhan dan material tertentu. Jenis-jenis BOM : 1. Phantom Bill Phantom Bill merupakan salah satu tipe BOM yang digunakan untuk berbagai fasilitas yang dibutuhkan pada waktu yang sama. Phantom Bill disebut juga transien. Didalam Phantom Bill tidak perlu menulis rencana permintaan sub assembling transien juga kode. Phantom Bill digunakan dalam perakitan yang lebih besar dan bukan merupakan stock. 2. Modular Bill Modular Bill merupakan salah satu sub assembly dan bagian-bagian adalah kelompok dalam persetujuan untuk pilihan produk atau hubungan konfigurasi dari produk dari setiap grup disebut modul. 3. Planning Bill Dapat digunakan dalam merencanakan fasilitas perencanaan produk agregat untuk produk keluarnya dan menggambarkan item. Dapat juga digunakan untuk merencanakan beban pada sumber daya manufactur. Tipe level Bill of Material diklasifikasikan menjadi dua (2) level yaitu : a. Single Level BOM Menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponenkomponen pembentuknya. b. Multi Level BOM Mengambarkan struktur produk yang lengkap dari level 0 (produk akhir) sampai level paling bawah. Sedangkan tipe jenis dari Bill of Material ada dua (2) jenis diantaranya yaitu : 1. Explosion a. Adalah BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah. b. Adalah BOM yang menunjukkan komponen-komponen yang membentuk suatu induk dari level paling atas sampai level terbawah. c. Single Level Explosion sama dengan Single Level BOM.

d. e.

Indented BOM Explosion adalah Multilevel BOM yang dilengkapi informasi level setiap komponen. Summarized Explosion adalah Multilevel BOM yang dilengkapi jumlah total setiap komponen yang dibutuhkan.

2. Implosion a. Adalah BOM yang menunjukan urutan komponen induk. b. Untuk mengetahui suatu Part Number menjadi komponen dari induk yang mana saja (kebalikan dari proses Explosion). c. Digunakan oleh engineer untuk melihat pengaruh perubahan rancangan komponen terhadap induk-induknya.

METEDOLOGI PENELITIAN Langkah pertama dalam tahapan pengumpulan data, yakni penentuan jenis produk untuk masing kelompok dan produk yang akan dirancang adalah sebuah meja untuk anak. Setelah jenis produk ditentukan untuk setiap masing kelompok, lalu menyiapkan bahan yang digunakan yakni kayu dan papan. Setelah dirasa alat dan bahan sudah lengkap, selanjutnya mulai mengukur menggunakan meteran, bahan yang akan di proses menjadi sebuah meja. Selesai mengukur bahan kemudian dilanjutkan dengan proses memotong bahan menggunakan alat potong, yaitu menggunakan gergaji. Kemudian proses selanjutnya adalah mengukur kembali bahan yang sudah di potong menggunakan meteran guna mengetahui ukuran bahan setelah di proses. Selanjutnya setelah semua bahan sudah di potong yaitu melakukan proses assembling atau proses perakitan, dimana bahan-bahan di satukan dengan menggunakan skrup hingga menjadi sebuah produk meja anak. Peralatan yang Digunakan Alat dan bahan yang digunakan beserta penjelasan fungsinya dalam proses pengumpulan data yang dilakukan dengan merancang produk meja anak, sebagai berikut.

1. Balok kayu ringan, digunakan untuk bagian kaki meja. 2. Papan/triplek, digunakan untuk bagian atas meja serta bagian samping.

3. Skrup, digunakan sebagai bahan untuk menyatukan balok kayu satu dengan balok kayu yang lain, dan untuk menyatukan balok kayu dengan papan. Kemudian alat yang digunakan untuk merancang produk, adalah sebagai berikut: 1. Gergaji (Jigsaw), digunakan untuk memotong bahan yang terbuat dari kayu. 2. Meteran, digunakan untuk mengukur bahan sebelum dan sesudah dipotong. 3. Mesin bor, digunakan untuk melubangi bahan yang akan dirakit. 4. Obeng, digunakan untuk proses perakitan