tinjauan pendayagunaan dana zakat infak dan...
TRANSCRIPT
TINJAUAN PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT
INFAK DAN SEDEKAH (ZIS) MELALUI PROGRAM
BANTUAN MODAL QARDHUL HASAN PADA
BAITUL MAAL BMT AL-FATH TANGERANG
SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Disusun Oleh:
Maulida Rahmah
11140530000055
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2018 M
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Maulida Rahmah
NIM : 11140530000055
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul TINJAUAN
PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH
(ZIS) MELALUI PROGRAM BANTUAN MODAL QARDHUL
HASAN PADA BAITUL MAAL BMT AL-FATH TANGERANG
SELATAN adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak
melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan
yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber
kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang
semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika
ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari
karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 22 Oktober 2018
Maulida Rahmah
NIM 11140530000055
TINJAUAN PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT
INFAK DAN SEDEKAH (ZIS) MELALUI PROGRAM
BANTUAN MODAL QARDHUL HASAN PADA
BAITUL MAAL BMT AL-FATH TANGERANG
SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh :
Maulida Rahmah
11140530000055
Pembimbing :
Dr. H. Ahmadih Rojali Jawab, MA
NIP. 19810526 201411 1 002
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2018 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “Tinjauan Pendayagunaan Dana Zakat
Infak Dan Sedekah (ZIS) Melalui Program Bantuan
Modal Qardhul Hasan Pada Baitul Maal BMT Al-Fath
Tangerang Selatan” telah diujikan dalam sidang
munaqasyah pada tanggal 24 Oktober 2018. Skripsi ini
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) pada program Studi Manajemen Dakwah.
Jakarta, 24 Oktober 2018
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang
Drs. Cecep Castrawijaya, MA
NIP. 19670818 199803 1 002
Sekretaris
Drs. Sugiharto, MA
NIP. 19660806 199603 1 001
Anggota
Penguji I
Drs. Studi Rizal, LK, MA
NIP. 19640428 199303 1 002
Penguji II
Dr. H.M. Sungaidi, MA
NIP. 19600803 199703 1 006
Pembimbing
Dr. H. Ahmadih Rojali Jawab, MA
NIP : 19810526 201411 1 002
i
ABSTRAK
Maulida Rahmah, 11140530000055, Tinjauan
Pendayagunaan Dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS)
Melalui Program Bantuan Modal Qardhul Hasan Pada
Baitul Maal BMT Al-Fath Tangerang Selatan Dosen
Pembimbing: Dr. H. Ahmadih Rojali Jawab, MA
Baitul maal wat tamwil (BMT) adalah sebuah lembaga
keuangan mikro syariah yang memadukan kegiatan ekonomi
dan sosial masyarakat. Baitul Maal BMT Al-Fath hadir untuk
memanfaatkan dana ZIS melalui program Bantuan Modal
Qardhul Hasan yang bertujuan untuk menolong masyarakat
pelaku usaha kecil menengah agar terhindar dari pinjaman
renternir yang dapat merugikan pelaku karena harus
membayar bunga dari dana yang dipinjamnya.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pendayagunaan dana ZIS melalui
Program Bantuan Modal Qardhul Hasan pada Baitul Maal
BMT Al-Fath, serta faktor pendorong dan penghambatnya
dalam melaksanakan program Bantuan Modal Qardhul Hasan
kepada masyarakat.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa penjelasan tertulis dari
orang-orang yang dapat diamati secara langsung maupun
catatan dari sumber terkait lainnya.
Dari hasil penelitian bentuk pendayagunaan dana ZIS
yang diberikan oleh Baitul Maal BMT Al-Fath melalui
program Bantuan Modal Qardhul Hasan berupa
pendayagunaan produktif kreatif. Penyaluran dana ZIS pada
program tersebut berbentuk bantuan pinjaman uang untuk
modal usaha dengan pengembalian hanya berupa pokoknya
saja. Sumber dana untuk pembiayaan Qardhul Hasan berasal
dari dana zakat, infak, dan sedekah yang berasal dari anggota
maupun masyarakat non-anggota. Adapun dalam
melaksanakan program ini masih ada beberapa kendala dan
permasalahan yang terjadi, hal tersebut terjadi karena
kurangnya SDM Baitul Maal sehingga mengakibatkan kurang
efektifnya pelaksanaan program dan terjadinya double job.
Kata Kunci: Pendayagunaan Dana ZIS, Baitul Maal
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita nikmat iman, Islam dan ihsan. Semoga
nikmat tersebut selalu tersimpan dalam diri kita sebagai
cerminan manusia yang bertaqwa. Shalawat beserta salam
semoga selalu Allah SWT curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang
selalu istiqomah berada di jalan-Nya.
Alhamdulillah dengan rahmat dan ridho Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tinjauan
Pendayagunaan Dana Zakat Infak Dan Sedekah (ZIS)
Melalui Program Bantuan Modal Qardhul Hasan Pada
Baitul Maal BMT Al-Fath Tangerang Selatan”. Skripsi ini
merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos) pada Program Studi Manajemen Dakwah Konsentrasi
Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF), Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis sampaikan terima kasih tak terhingga kepada
orang tua penulis yakni Bapak Bambang Haryono dan Ibunda
Nur hasanah yang telah mendidik dan membesarkan penulis
serta selalu memberikan semangat dan doa di setiap harinya
iii
sehingga menjadi motivasi bagi penulis untuk dapat
menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Terima kasih
banyak atas kasih sayang yang telah Bapak dan Ibu berikan,
semoga Allah SWT. membalas kebaikan dan kasih sayang Ibu
dan Bapak Aaamiin.
Selanjutnya, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari banyak pihak.
Maka dari itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA sebagai Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto,
M.Ed, Ph.D sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu
Dr. Roudhonah, MA sebagai Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, dan Bapak Dr. Suhaimi, M.Si
sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA sebagai Ketua
Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Drs. Sugiharto, MA., sebagai Sekretaris Program
Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
5. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis selama menjadi mahasiswa.
6. Dr. H. Ahmadih Rojali Jawab, MA sebagai Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan
waktunya dalam membimbing penulis dari awal sampai
akhir penelitian skripsi ini selesai.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen
Dakwah yang telah memberikan Pengajaran dan
Pembelajaran teori maupun pengalaman hidup yang luar
biasa.
8. Bapak M. Shidiq Anshori selaku staff divisi Baitul Maal
BMT Al-Fath yang telah meluangkan waktunya agar
penulis mendapatkan informasi dan data yang tepat dan
jelas
9. Kakak–kakakku Iswahyudi, S.Pd.I, Haifa Khairunnisa,
S.Pd.I, kakak Ipar Linda Purnamasari, S.Pd.I, Adikku M.
Fahrurrozi, ponakanku kakak fiza dan adik faza yang tidak
pernah lelah menyemangati, menghibur dan memberi
motivasi kepada penulis di kala penulis jenuh dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat terbaik penulis, baik dari Keluarga Besar
Manajemen Dakwah 2014, Keluarga Besar Alumni
Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Furqan, teman-teman
KKN MERDEKA 056 tahun 2017, sahabat-sahabat
alumni MA Nurul Furqan tahun 2013, Kelurga Besar
v
TKQ-TPQ At-Taqwa, teman-teman DDV
JABODETABEK, teman-teman Relawan Dompet
Dhuafa, mohon maaf tidak disebutkan satu-pertsatu.
Terima kasih karena selalu memberikan energi positif
kepada penulis dan tidak pernah lelah menyemangati
penulis setiap harinya. Semoga kalian selalu dalam
lindungan Allah SWT dan semoga kita semua sukses di
masa yang akan datang, Aamiin.
Akhirnya penulis menyadari keterbatasannya sebagai
manusia biasa, mempunyai kekurangan atau kelemahan.
Begitupun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini masih
banyak yang harus diperbaiki dan diperbaharui. Oleh
karenanya, kritik dan saran yang membangun senantiasa
penulis harapkan untuk kelengkapan dan kesempurnaan skripsi
ini. Penulis juga berharap, semoga karya ilmiah ini bermanfaat
bagi pembaca. Aamiin.
Jakarta, 17 Oktober 2018
Maulida Rahmah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................ 7
D. Metodologi Penelitian .............................................. 8
E. Tinjauan Pustaka ...................................................... 13
F. Sistematika Penulisan .............................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Tinjauan ......................................................... 16
B. Konsep Pendayagunaan ZIS .................................... 16
1. Pengertian Pendayagunaan Dana ZIS ................ 16
2. Bentuk Program Pendayagunaan ....................... 21
3. Pola Pendayagunaan ZIS.................................... 23
4. Pemanfaatan dan Pendayagunaan Alokasi ZIS .. 24
5. Pendayagunaan ZIS pada Aspek Modern .......... 26
C. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) ............................. 27
1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) ..... 27
2. Struktur Organisasi ........................................... 28
3. Produk-Produk dan Kegiatan BMT .................. 30
vii
4. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Umum BMT ........ 24
5. Dasar Hukum BMT ............................................ 35
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Fath IKMI .................. 39
B. Visi, Misi, dan Tujuan .............................................. 41
C. Budaya Kerja BMT Al-Fath IKMI .......................... 45
D. Produk dan Layanan BMT Al-Fath IKMI ............... 45
E. Struktur Organisasi 2016-2020 BMT
Al-Fath IKMI ........................................................... 54
BAB IV DATA DAN TEMUAN
A. Laporan RAT Program Baitul Maal BMT Al-Fath . 57
1. Insan Sehat ......................................................... 58
2. Insan Cerdas ....................................................... 62
3. Insan Mulia ........................................................ 65
4. Insan Mandiri ..................................................... 68
BAB V TINJAUAN PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT
INFAK DAN SEDEKAH MELALUI PROGRAM
BANTUAN MODAL QARDHUL HASAN PADA BAITUL
MAAL BMT AL-FATH TAHUN 2017
A. Pendayagunaan Dana Zakat Infak dan Sedekah Baitul
Maal BMT Al-Fath Ciputat untuk Program Bantuan
Modal Qardhul Hasan .............................................. 70
1. Tujuan Pendayagunaan Dana ZIS pada Program
Bantuan Modal Qardhul Hasan .......................... 71
viii
2. Sifat dan Bentuk Pendayagunaan Dana ZIS pada
Program Bantuan Modal Qardhul Hasan ........... 72
3. Pola dan Tahapan Pendayagunan Zakat ............. 73
4. Alokasi dana Program Bantuan Modal Qardhul
Hasan .................................................................. 78
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam
Pelaksanaan Program Bantuan Modal Qardhul Hasan
Pada Baitul Maal BMT Al- Fath .............................. 82
1. Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Program
Bantuan Modal Qardhul Hasan Pada Baitul Maal
BMT Al-Fath ...................................................... 82
2. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Program
Bantuan Modal Qardhul Hasan Pada Baitul Maal
BMT Al-Fath ...................................................... 83
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................. 85
B. Saran ......................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 90
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang universal dan memiliki konsep
yang sangat baik di kehidupan manusia. Salah satu aturannya
Islam adalah rukun Islam yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa
dan haji. Rukun Islam di golongkan menjadi dua golongan
yaitu bersifat personal (syahadat, shalat, puasa, haji) dan
bersifat sosial (zakat).
Rukun Islam yang bersifat kemasyarakatan hanya ada satu
yaitu zakat. Peran srategi zakat dapat membantu
menyeimbangkan nilai perekonomian masyarakat dan
memiliki potensi sangat besar dalam mempersatukan umat
manusia serta menunjukan kebersamaan dan kepeduliannya
terhadap sesama.1
Membayar zakat merupakan salah satu rukun Islam yang
secara jelas dan tegas penyebutanya dalam Al-Qur’an. Perintah
berzakat senantiasa beriring dengan perintah shalat.2 Hal ini
membuktikan bahwa sesungguhnya mengeluarkan zakat sama
wajibnya dengan mendirikan shalat. Shalat berdimensi
ketuhanan, sementara zakat berdimensi horizontal
kemanusiaan.
1 Safwan Idris. Gerakan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Ummat
(PT. Cita Putra Bangsa), 2009. h.51 2 M. jamal Doa. Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk Memerangi
Kemiskinan, (Jakarta: Nuansa Madani), 2004, h.6
2
Zakat merupakan salah satu ibadah yang memiliki
hubungan langsung dengan dimensi sosial kemasyarakatan,
yang pengelolaan dan penggunaanya dapat langsung dirasakan
oleh masyarakat yang membutuhkan. Allah SWT berfirman
dalam surat At- Taubah ayat 103:
يهم بها وصل رهم وتزك عليهم إن خذ من أموالهم صدقة تطه
سميع عليم صلتك سكن لهم وللا
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah:103).
Ajaran Islam yang begitu kuat untuk berzakat, berinfak dan
bersedekah menunjukan bahwa ajaran Islam mendorong
umatnya agar mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki
harta yang dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, juga
berlomba-lomba menjadi muzakki.
Di Indonesia, sebelum berdiri dan disahkannya Lembaga
Pengelola Zakat (LPZ) oleh pemerintah khususnya Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) pada semua /tingkat, beberapa
tahun sebelumnya sudah ada beberapa LPZ. Lembaga-lembaga
yang diperankan dan didirikan oleh masyarakat ini mendapat
nilai positif dari banyak masyarakat dengan berbagai aktifitas
keagamaan, dan kemasyarakatan yang dilakukan oleh LPZ.
Baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dalam
3
bentuk bantuan konsumtif maupun produktif yang pada
akhirnya menghantarkan mereka menjadi lembaga yang
disahkan oleh pemerintah.
Pemanfaatan zakat itu sendiri terdiri dari empat kategori
yaitu, Pertama, pendayagunaan yang bersifat konsumtif
tradisional seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir
miskin untuk dimanfaatkan secara langsung atau zakat harta
yang diberikan ketika ada suatu bencana alam. Kedua, zakat
konsumtif kreatif seperti beasiswa, pemberian alat-alat tulis
dan lain-lain. Ketiga, zakat produktif kreatif seperti pemberian
kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan dan
sebagainya. Pemberian zakat dalam bentuk ini akan dapat
mendorong orang menciptakan suatu usaha atau memberikan
suatu lapangan kerja baru bagi fakir miskin. Dan yang ke
empat, adalah zakat produktif kreatif. Pendayagunaan zakat
yang diwujudkan dalam bentuk modal yang dapat
dipergunakan, baik untuk mebangun proyek sosial maupun
untuk membantu atau menambah modal seseorang pedagang
atau pengusaha kecil. Pendayagunaan dalam kategori ketiga
dan keempat ini perlu di kemangkan karena pendayagunaan
zakat yang demikian mendekati hakikat zakat, baik yang
terkandung dalam fungsinya sebagai ibadah maupun dalam
kedudukannya sebagai dana masyarakat.3
3 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf,
Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 2006, hlm, 62-63.
4
Sifat distribusi zakat yang bersifat produktif berarti
memberikan zakat kepada fakir miskin untuk dijadikan modal
usaha yang dapat menjadi mata pencaharian mereka, dengan
usaha ini diharapkan mereka akan mampu memenuhi
kebutuhan hidup mereka sendiri. Tujuan lebih jauhnya adalah
menjadikan mustahik zakat menjadi muzzaki zakat. Diantara
tujuan diberikannya zakat adalah agar mereka dapat
memperbaiki kehidupan ekonominya menjadi lebih baik.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka pendistribusian
zakat tidak cukup dengan memberikan kebutuhan konsumsi
saja, model distribusi zakat produktif untuk modal usaha akan
lebih bermakna, karena akan menciptakan sebuah mata
pencaharian yang akan mengangkat kondisi ekonomi mereka,
sehingga diharapkan lambat laun mereka akan dapat keluar dari
jerat kemiskinan, dan lebih dari itu mereka dapat
mengembangkan usaha sehingga dapat menjadi seorang
muzakki.
Upaya melindungi masyarakat miskin atau golongan
ekonomi lemah, banyak tindakan yang telah dilakukan
pemerintah sebagaimana halnya pemerintah negara lain
yang termasuk ke dalam katagori negara berkembang, untuk
mengatasi persaingan yang tidak seimbang dan untuk
meningkatkan taraf hidup mereka. Usaha tersebut pada
umumnya berkisar pada kebijaksanaan ekonomi makro, dan
penerapan teknologi maju pada sektor-sektor tertentu atau
pada tempat-tempat yang tidak banyak berkaitan dengan
5
kegiatan ekonomi rakyat. Hasilnya masih banyak yang
belum memuaskan dan masih banyak lagi yang harus
dilakukan.
Secara filosofis, orientasi dasar ekonomi Islam
dilandaskan pada asas ketuhanan (tauhid), yaitu adanya
hubungan dari aktivitas ekonomi, tidak saja dengan sesama
manusia, tetapi juga dengan Tuhan sebagai pencipta. Dari
landasan tauhid ini timbul prinsip-prinsip dasar bangunan
kerangka sosial, hukum, dan tingkah laku, yang di antaranya
adalah prinsip khilafah, keadilan (‘adalah), kenabian
(nubuwwah), persaudaraan (ukhuwwah), kebebasan yang
bertanggung jawab (Al huriyah wal mas’uliyyah). Di
samping itu, ada nilai-nilai instrumental, yaitu larangan riba,
zakat, kerjasama ekonomi, jaminan sosial, dan peran
negara.4
Baitul maal wat tamwil adalah sebuah lembaga
keuangan mikro syariah yang memadukan kegiatan
ekonomi dan sosial masyarakat. Baitul maal wa tamwil ini
merupakan salah satu multiplier efect dari pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi syariah dan lembaga keuangan
syariah. Kegiatan utama dari BMT ini adalah
mengembangkan usaha-usaha ekonomi produktif dengan
mendorong kegiatan menabung dan membantu pembiayaan
kegiatan usaha ekonomi anggota dan masyarakat
4 Law Office of Remy and Darus, Naskah Akademik Rancangan
Undang-undang tentang Perbankan Syariah, Jakarta, 2002. hal. 60.
6
lingkungannya. Selain itu, BMT juga dapat berfungsi sosial
dengan menggalang titipan dana sosial untuk kepentingan
masyarakat, seperti dana zakat, infak dan sedekah, dan
mendistribusikannya dengan prinsip pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan peraturan dan amanahnya.5
Baitul Maal BMT Al-Fath hadir untuk memanfaatkan
dana ZIS (Zakat, Infak Sedekah) dalam program Qardhul
Hasan. Program Qardhul Hasan ini adalah program Baitul
Maal Al-Fath untuk menolong para dhuafa dalam
mengembangkan usaha kecil agar terhindar dari pinjaman
renternir yang dapat mencekik para peminjam (dhuafa)
untuk membayar semua bunga yang terdapat pada dana
yang dipinjamnya.
Dari latar belakang masalah di atas, penulis tertarik
melakukan penelitian sebuah karya tulis ilmiah skripsi yang
berjudul “Tinjauan Pendayagunaan Dana Zakat Infak
Dan Sedekah (ZIS) Melalui Program Bantuan Modal
Qardhul Hasan Pada Baitul Maal BMT Al-Fath
Tangerang Selatan”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, banyak hal sekiranya
dapat dikaji dan diteliti dan penulis pembatasi masalah
5 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009, h.450
7
tersebut, antara lain: Pendayagunaan dana zakat, Infak, dan
Sedekah, yang dimaksud adalah salah satu program bantuan
modal Qardhul Hasan di tahun 2017 pada Baitul Maal BMT
Al-Fath dalam upaya menanggulangi usaha yang macet, karena
kurangnya modal usaha untuk golongan dhuafa.
2. Perumusan Masalah
Sesuai pembatasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan, yaitu:
a. Bagaimana pendayagunaan dana ZIS melalui Program
Bantuan Modal Qardhul Hasan pada Baitul Maal BMT
Al-Fath?
b. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat
dalam pelaksanaan Program Bantuan Modal Qardhul
Hasan pada Baitul Maal BMT Al-Fath?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana pendayagunaan dana ZIS
melalui Program bantuan modal Qardhul Hasan pada Baitul
Maal BMT Al-Fath
b. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendukung
dan penghambat dalam pelaksanaan Program bantuan
modal Qardhul Hasan pada Baitul Maal BMT Al-Fath
8
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
a. Bagi Akademis, menambah dan memperluas ilmu
pengetahuan tentang Lembaga Amil Zakat atau Baitul
Maal, terutama bagaimana pendayagunaan zakat, infak,
sedekah yang diberikan untuk kepentingan ekonomi
masyarakat.
b. Bagi Pedoman, penelitian ini dapat dijadikan sebagai
referensi untuk pihak-pihak terkait yang membutuhkan.
c. Bagi Rekomendasi atau lembaga, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
bagi perusahaan atau lembaga untuk dimasa yang akan
datang, dalam melayani masyarakat.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah sistematis dan logis, tentang pencarian data
yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah,
dianalisa, dan diambil kesimpulan.6
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif-
deskriptif yang menggambarkan secara sistematis mengenai
apa yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisis kembali
6 Wardi Bachtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakart: Logos,
1999, cet ke-2, h. 1
9
untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian.
Menurut Strauss dan Corbin yang dikutip oleh Wiratna dalam
bukunya Metodologi Penelitian, yang dimaksud penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh)
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-
cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).7
Metode kualitatif-deskriptif ini penulis lakukan dengan
terjun langsung ke lapangan kemudian mendeskripsikannya
secara sistematis, mengenai masalah yang diteliti dan
menganalisisnya kembali untuk mendapatkan hasil.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian
adalah dari mana data dapat diperoleh langsung oleh
pengumpul data dari objek risetnya.8 Informan dalam data
premier ini adalah Bapak M. Shidiq Anshori S.Pd.I selaku staff
Baitul Maal divisi program.
b. Data Sekunder
Adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung
dari objek yang diteliti merupakan data tambahan yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. Berupa
7 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Yogyakarta:
Pustakabaru, 2014, h. 6. 8 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h. 157
10
beberapa dokumen-dokumen, surat kabar, jurnal, buku-
buku perpustakaan serta buku-buku koleksi penulis.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Bitul Maal BMT Al-Fath
IKMI Ciputat. Sedangkan objek penelitiannya adalah
pendayagunaan zakat, infak, sedekah melalui Program Qardhul
Hasan pada Baitul Maal BMT Al-Fath IKMI Ciputat.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan BMT Al-Fath IKMI
Ciputat, tepatnya di Jl. Aria Putra No: 7 Kedaung – Pamulang.
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan April – Oktober
2018
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk kepentingan penelitian ini, Teknik pengumpulan
data dilakukan sebagaiberikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
menggunakan tanya jawab seoihak yang dikerjakan secara
sistematis dan berlandaskan dengan tujuan penelitian.9
metode ini dilakuakan oleh peneliti dengan cara meminta
informasi atau menggali informasi baik secara langsung
9 Sutrisno Hadi, Metode Research III, (Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 2000), h. 193
11
maupun tidak langsung kepada responden (orang yang
diwawancara atau yang dimintai informasi) dari pihak
Kantor BMT Al-Fath Ciputat Yakni Bapak M. Shidiq
Anshori S.Pd.I selaku selaku staff Baitul Maal divisi
program.
b. Observasi
Observasi atau yang disebut dengan pengamatan,
meliputi kegiatan pemusatan perhatian sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera, dapat dilakukan
melalui pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba,
dan pengecap, dan juga dilakukan dengan tes, kuesioner,
rekaman gambar atau rekaman suara.10
Dalam hal ini peneliti terjun langsung dan melakukan
observasi ke kantor BMT Al-Fath Ciputat dengan
mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait
dengan program Qardhul Hasan yang ada pada bagian
Baitul Maal BMT Al-Fath.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen.11 Dokumentasi dapat
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang.12 pada penelitian ini peneliti
10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Prakteki, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h.128 11 Husaini Husman, Metodelogi Penelitian untuk Public Relation,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h.61
12
mengumpulkan, membaca, memperoleh, dan mempelajari
berbagai macam bentuk data melalui pengumpulan
dokumen-dokumen yang ada di Kantor BMT Al-Fath
Kedaung-Tangerang Selatan, serta data-data lain dari
perpustakaan yang dapat dijadikan Analisa untuk hasil pada
penelitian ini.
6. Sumber dan Teknik Analisis Data
Dalam kaidah metodelogi penelitian, menurut cara
perolehanya sumber data dibagi menjadi dua, yakni data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan,
kelompok, atau organisasi. Sedangkan data sekunder adalah
data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi atau
tersedia melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkab
berbagai organisasi atau perusahaan.13
Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskriptif
yaitu penulis mencoba memaparkan semua data informasi
yang diperoleh, kemudian menganalisa data serta
menggambarkan objek penelitian dengan apa yang ada sesuai
dengan kenyataan. Adapun yang dijadikan subjek penelitian
adalah kantor BMT Al-Fath Kedaung-Tangerang Selatan.
12 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2009, h. 240 13 Rosyadi Ruslan, Metode Penelitian Publik Relations dan
Komunikasi, (Jakarta: PT.Grafindo Persada 2003), h. 29-30
13
7. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode
deskriptif analisis. Maksudnya adalah analisis gambaran
secara objektif terhadap tema penelitian dengan pendekatan
kualitatif, datanya diperoleh melalui wawancara dan
pengamatan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
ini adalah model analisis data mengalir (flow model). Adapun
langkah analisis dalam metode ini, yakni pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
8. Teknik Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi kali ini penulis berpedoman pada
buku pedoman karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang
diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2017.
E. Tinjauan Pustaka
Untuk menghindari adanya penjiplakan atas plagiat maka
penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa
skripsi sebagai bahan acuan dalam pembuatan skripsi. Selain
itu, penulis juga melakukan tinjauan kepustakaan yang
berkaitan dengan topik pembahasan, adapun tinjauan pustaka
dalam penelitian ini adalah:
1. “Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Dompet Peduli
Ummat (DPU) Daarut Tauhid Cabang Jakarta dalam
14
Penguatan Program Balai Latihan Kerja (BLK) Cahaya
Indonesia” yang di susun oleh Wahyu Amaludin. Skripsi
ini membahas tentang peran Dompet Peduli Ummat (DPU)
terhadap kaum dhuafa yang memberikan suatu pembekalan
keterampilan agar dapat membuat suatu usaha kecil pada
program Balai Latihan Kerja (BLK) dengan menggunakan
penayagunaan dana ZIS.
2. “Efektivitas Pendayagunaan Dana ZIS Pada Program
Bantuan Pembuatan SIM (Studi Kasus Tukang Ojek Dan
Supir Angkutan Umum)” yang disusun oleh Achmad
Fatullah. Skripsi ini membahas tentang efektivitas
pendayagunaan dana ZIS pada BAZIS Kota Administrasi
Jakarta Barat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususya untuk tukang ojek dan supir angkutan
umum. Penelitian ini juga bertujuan agar masyarakat
mengetahui bahwa dana ZIS dapat di dayagunakan lebih
produktif bukan hanya pemberian langsung habis saja.
3. “Analisis Pendayagunaan Zakat melalui Program Layanan
Jenazah Gratis (LJG) pada Lembaga Amil Zakat Al Azhar
Peduli Ummat” yang disusun oleh Fajar Khoirunnisa.
Skripsi ini membahas tentang apa saja faktor pendorong,
hambatan dan manfaatnya dalam program Layanan
Jenazah Gratis pada LAZNAS Al-Ahzar Peduli Ummat.
15
F. Sistematika Penelitian
BAB I PENDAHULUAN terdiri dari Latar Belakang
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian,
Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI terdiri dari Konsep
Pendayagunaan dana ZIS dan Konsep Baitul Maal Wat
Tamwil.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA Terdiri dari
Profil, Sejarah, Alamat, Visi Misi, Struktur Organisasi,
Objek dan Grand Strategi, Moto dan Jati Diri, Budaya dan
Nilai Kelembagaan dan Apresiasi atau penghargaan
Baitul Maal BMT Al-Fath IKMI
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN terdiri
dari laporan RAT Program Baitul Maal BMT Al-Fath.
BAB V HASIL PENELITIAN terdiri dari bagaimana
pendayagunaan zakat melalui program Qardhul Hasan di
Bitul Maal BMT Al-Fath serta faktor pendukung dan
penghambat dalam menjalankan program bantuan modal
Qardhul Hasan.
BAB VI PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan saran.
16
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Teori Tinjauan
Tinjauan adalah pemeriksaan yang teliti, penyelidikan,
kegiatan pengumpulan data, pengolahan, analisa dan penyajian
data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
memecahkan suatu persoalan.1 Menurut Staf tinjauan yang
memiliki dua arti yaitu sebuah homonim karena arti-artinya
memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya
berbeda dan juga memiliki arti dalam kelas nomina atau kata
benda sehingga tinjauan dapat menyatakan dari nama
seseorang, tempat atau semua benda segala yang dibendakan.2
B. Konsep Pendayagunaan ZIS 1. Pengertian Pendayagunaan Dana ZIS
Pendayagunaan berasal dari kata guna yang berarti
manfaat, adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut
kamus besar Indonesia sebagai berikut:3
a. Pembicaraan tentang sistem pendayagunaan zakat berarti
Pengusaha agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat.
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: DEPDIKBUD), 200, h. 217 2 www.apaarti.com/makna pengertian dan definisi, 20 November 2018,
pada pukul 10:47 WIB 3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: DEPDIKBUD), 200, h. 189
17
b. Pengusaha (tenaga dan sebagainya) agar mampu
menjalankan tugas dengan baik.
Menurut Masdar pendayagunaan adalah cara atau usaha
distribusi dan alokasi dana zakat agar dapat menghasilkan
manfaat bagi kehidupan.4 Adapun pengertian ZIS (Zakat Infak
dan Sedekah) adalah sebagai berikut:
a. Zakat
Zakat menurut bahasa berasal dari kata zakaa, yang
artinya bertambah dan berkembang.5 Sedangkan dalam
rumusan fikih, zakat diartikan sebagai sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada
orang-orang yang berhak menerimanya dengan persyaratan
tertentu.6 Dari segi syar‟i zakat merupakan sebagian harta
yang telah diwajibkan Allah SWT untuk diberikan kepada
orang-orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang
telah dinyatakan dalam Al-Quran atau juga boleh diartikan
dengan kadar tertentu atas harta tertentu yang diberikan
kepada golongan tertentu yang dikeluarkan dari orang yang
telah dikenai kewajiban untuk mengeluarkan zakat.7
4 Masdar F. Mas’udi, Didin Hafiuddin, Reinterprestasi Pendayagunaan
ZIS Menuju Efektivitas Pemanfaatan zakat, Infak dan sedekah, (Jakarta: Piramedia, 2004), Cet. 1,h. 8
5 Muhammad Taufik Ridlo, Zakat Profesi & Perusahaan, Ciputat: IMZ Building, 2007, h. 3.
6 Masdar F. Mas’udi, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, Jakarta: Piramedia, 2004, h. 6.
7 Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat: 1001 Masalah
dan Solusinya, Jakarta: Pustaka Cerdas, 2000, h. 2.
18
Maka dapat di tarik kesimpulan zakat adalah sejumlah
harta yang wajib dikeluarkan dan diberikan kepada mereka
yang berhak menerimanya apabila telah mencapai nishab
tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula.
b. Infak
Infak berasal dari kata “anfaqa” yang berarti
mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan member
pertolongan demi menciptakan tegak dan syi‟arnya agama
islam dan membentengi dari segala hal yang memusuhinya
serta untuk menciptakan kemaslahatan bersama.8
Sedangkan menurut terminologi infak berarti
mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Zakat ada
nisbahnya, sedangkan dalam infak tidak mengenal istilah
nisbah. Jika zakat diberikan kepada mustahik tertentu maka
infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya
untuk kedua orang tua, kerabat dan lain sebagainya.9 Hal
ini dijelaskan dalam firman Allah pada Al-Qur’an Surat Al-
Baqarah 215:
8 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan
Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadist, 2002, Cet. 6 h. 25. 9 Didin hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah,
Jakarta: PT. Gema Insani Press, 2000, Cet. 2, h. 14-15.
19
ي ن يس ل فلل و خي ن م تم نفق أ ما قل ينفقون ماذا لونك
ق ر وٱل علوامن وماتف بيل وٱل مسكنيوٱب نٱلس تم بنيوٱل
بهۦعليم ٱلل فإن ٢١٥خي “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan.
Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan
hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan
yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha
Mengetahuinya” Q.S Al-Baqarah ayat 215.
Dapat disimpulkan bahwa infak adalah mengelurkan
sebagian harta yang dimiliki tanpa mengenal batas waktu
dan nisabnya, untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
ajaran agama islam.
c. Sedekah
Sedekah sering disebut dalam Al-Quran yang
dimaksudkan darinya adalah Zakat, sehingga Yusuf
Qardawi mengutip pendapatnya Mawardi yang
mengatakan bahwa “shadaqah itu adalah zakat dan zakat itu
adalah shadaqah, berbeda nama tapi arti sama”.10 Seperti
pada Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat
58:
10 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status
dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadist, 2002, Cet. 6 h. 36
20
تفإن دق نيل مزكفٱلص ومن همم م طوامن هارضواإونل ع أ
خطون يس امن هاإذاهم طو ٥٨يع “Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu
tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian
dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka
tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta
mereka menjadi marah” Q.S At-Taubah ayat 58.
Pengertian sedekah hampir sama dengan pengertian
infak, termasuk juga dalam hukum ketentuan-ketentuanya,
hanya saja jika infak berkaitan dengan materi, sedekah
memiliki arti lebih luas, menyangkut sifat nonmaterial.
Hadist riwayat imam muslim dari Abu Dzar, Rasullullah
menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan
harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil
dan berhubungan suami-istri dan melakukan kegiatan amar
ma’ruf nahi munkar adalah temasuk sedekah.11
Berikut ini adalah table yang menjelaskan tentang
persamaan dan perbedaan antara Zakat, Infak dan Sedekah:
11 Didin hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah,
h. 15
21
NO Aspek Perbandingan Persamaan Perbedaan
1 Zakat Sama-sama memberikan bantuan atau sumbangan dari harta pribadi, untuk kaum yang membutuhkan
Zakat harus di keluarkan ketika telah mencapai nishabnya. terdapat ketentuan waktu dalam mengeluarkan zakat. Zakat hanya diperuntukan oleh 8 ashnaf saja.
2 Infak Sama-sama memberikan bantuan atau sumbangan dari harta pribadi, untuk kaum yang Membutuhkan
Tidak ada kadar nishab dalam mengelurkan infak. Tidak ada kententuan waktu untuk mengeluarkan infak dan infak dapat diperuntukan kepada siapa saja.
3 Sedekah Sama-sama memberikan bantuan atau sumbangan dari harta pribadi, untuk kaum yang membutuhkan
Sama halnya dengan infak tidak ada kadar nishabnya dalam melakukan sedekah, Sedekah tidak hanya berupa materi saja akan tetapi nonmateri pun bisa dikatakan sedekah, sedekah bisa diberikan kepada siapa saja
Dilihat dari tabel diatas persamaan dan perbedaan
antara zakat, infak dan sedekah sangat jelas, dimana zakat
hanya di peruntukan oleh 8 ashnaf yang tertera dalam surat
At-Taubah ayat 60, dan terdapat nishab dan waktu
pengeluaranya. Adapun infak tidak ada kadar nishab dalam
mengelurkan infak, tidak ada kententuan waktu untuk
22
mengeluarkan infak dan infak dapat diperuntukan kepada
siapa saja. Dan adapun sedekah tidak ada nishab dan waktu
pengeluaranya, bentuk sedekah dapat berbentuk materi dan
non materi, dan sedekah dapat diberikan kepada siapa saja.
Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan
yang dimaksud pendayagunaan zakat infak dan sedekah
yaitu kemampuan untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat dengan dana zakat, infak, dan sedekah.
1. Bentuk Program Pendayagunaan
Lembaga pengelolaan zakat dituntut merancang program
secara terencana dan terukur. Parameter keberhasilan yang
dugunakan lebih menitik beratkan pada efek pemberdayaan
masyarakat bukan pada populis atau tidaknya suatu program.
Selain perancangan program yang baik, lembaga-lembaga
pengelolaan zakat perlu melakukan skala prioritas program
program yang harus diprioritaskan tentu saja program-program
yang berefek luas dan jangka panjang. Dalam pendayagunaan
dapat dikelompokan kedalam program kelembagaan bentuk
program pendayagunaan pada tiga jenis program, yaitu12:
a. Karitas, yaitu program bantuan dalam hibah atau
pendayagunaan dana zakat yang manfaatnya diterima
secara langsung oleh mustahik. Termasuk ke dalam bentuk
program ini adalah bantuan makanan, pengobatan, tempat
12 Didin Hafidudin. Membangun Peradaban Zakat, IMZ, 2006, h. 76
23
tinggal, biaya sekolah, biaya transportasi, dan bantuan
dakwah.
b. Pengembangan insani, yaitu program yang ditunjukan
dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
mustahik. Contohnya adalah pemberian beasiswa, beaguru,
pembiayaan sekolah, pelatihan ketrampilan kerja, dan
pelatihan wirausaha.
c. Pengembangan ekonomi, yaitu program yang ditunjukan
dalam rangka meningkatkan penghasilan dan kemandirian
ekonomi mustahik. Contohnya adalah fasilitas wirausaha baru,
bantuan modal usaha, pendamping usaha, penguatan jaringan
kerja dan pemilikan aset modal oleh mustahik.
Zakat sebagai sarana membantu kehidupan individu serta
kemaslahatan masyarakat yang ingin dicapai pada saat kini
dapat di implementasikan dengan program-program yang
menyangkut kebutuhan (hajat) untuk memenuhi kebutuhan
hidup mendesak dalam waktu realtif cepat. Sedangkan
kemaslahatan yang akan datang dapat diimplementasikan
melalui program-program yang manfaatnya dapat dirasakan
secara terus meneurs dan berkelanjutan.13 Upaya mewujudkan
kemaslahatan dapat dimulai dari perencanaan (niat awal) yang
tertuang dalam visi dan misi lembaga yaitu program jangka
pendek dan jangka pajang yang menjadi rencana besar (grand
planning).
13 Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat (Ciputat :
Wahana Kardofa UMJ, 2012). Cet. I , h. 176
24
2. Pola Pendayagunaan ZIS
Dilihat dari segi pemanfaatan dana ZIS, maka
pendayagunaan dana zis di indonesia terbagi menjadi empat
sektor, diantaranya:14 Bantuan melalui kelompok binaan, yang
dimaksud kelompok binaan adalah bantuan usaha yang
diberikan bagi kelompok yang mempunyai usaha/hasil usaha
sebagai mata pencarian hidup. Baik bagi diri sendiri, keluarga
atau kelompok usaha.
a. Pemberdayaan ekonomi dalam melakukan pemberdayaan
ekonomi, ada beberapa kegiatana yang bisa dilakukan oleh
lembaga Zakat, misalkan pemberian modal usaha oleh
masyarakat untuk mengembangkan usahanya, dan
memamerkan hasil karya atau produk yang dihasilkan
masyarakat agak dapat di kenal.
b. Pendidikan dalam hal pendidikan ada empat hal yang dapat
dilakukan, yang pertama, dengan pemberian beasiswa
pendidikan bagi masyarakat/siswa yang kurang mampu.
kedua, dengan adanya program orang tua asuh. Ketiga,
mendirikan program pendidikan swadaya masyarakat.
Keempat, melakukan pembangunan fisik sarana
pendidikan atau renovasi sarana pendidikan.
c. Layanan Sosial yang dimaksud dengan layanan sosial
adalah layanan yang diberikan kepada mustahik untuk
14 Kementrian Agama RI Direktorat, Pemberdayaan Zakat, Petunjuk
Pelaksanaan Kemitraan dalam Pengelolaan Zakat, Jakarta: Kementrian Agama RI Direktorat Pemberdayan Zakat, 2011, h. 10.
25
memenihi kebutuhan hidup mereka, misalnya kebutuhan
makan dan layanan kesehatan bagi mereka.
3. Pemanfaatan dan Pendayagunaan Alokasi ZIS
Terdapat empat macam pemanfaatan dan pendayagunaan
zakat,15diantaranya:
a. Konsumtif Tradisional
Dalam kategori ini zakat dibagikan kepada yang berhak
menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang
bersangkutan, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada
fakir-miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau
zakat harta yang diberikan untuk korban bencana alam.
b. Konsumtif Kreatif
Yang dimaksud Konsumtif Kreatif adalah zakat yang
diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula
seperti misalnya diwujudkan dalam bentuk alat-alat
sekolah, beasiswa dan lain-lain.
c. Produktif Tradisional
Produktif Tradisional adalah zakat yang diberikan dalam
bentuk barang-barang produktif misalnya kambing, sapi,
mesin jahit, alat-alat pertukangan dan sebagainya.
Pemberian zakat seperti ini akan mendorong orang
15 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf , h.
62.
26
menciptakan suatu usaha atau memberikan suatu lapangan
kerja baru bagi fakir-miskin.
d. Produktif Kreatif
Yang dimaksud Produktif Kreatif adalah seluruh
pendayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk modal
yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu
proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah
modal seorang pedagang atau pengusaha kecil.
Pada pola pendayagunaan ketiga dan keempat ini perlu
dikembangkan karena pendayagunaan zakat tersebut
mendekati hakikat zakat, baik yang terkandung dalam
fungsinya sebagai ibadah maupun dalam kedudukannya
sebagai dana sosial.
4. Pendayagunaan ZIS pada Aspek Modern
Zakat yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan lahir batin masyarakat, khususnya
para mustahik yang meliputi:
a. Sarana Peribadatan
Zakat dapat digunakan untuk kegiatan seperti renovasi
masjid, musholla, langgar, majelis taklim atau juga
membantu dalam melengkapi perlengkapan ibadah.16
16 Pedoman Zakat, Jakarta: Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf, 1985,
h. 342.
27
b. Pendidikan dan Beasiswa
Pada bidang pendidikan, biasanya digunakan untuk
membangun sarana pendidikan seperti sekolah, madrasah,
membeli perlengkapan sekolah, beasiswa dan kebutuhan
lainnya.17
c. Bidang Kesehatan
Pada bidang kesehatan, pendayagunaan zakat biasanya
digunakan untuk renovasi atau mendirikan rumah
kesehatan seperti puskesmas, rumah bersalin, pelayanan
mobil ambulance.18
d. Bidang Pelayanan Sosial
Bidang pelayanan sosial digunakan untuk mendirikan
rumah yatim, mendirikan lembaga sosial, penderita cacat.19
e. Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi, digunakan untuk memberikan
keterampilan bagi para pengangguran fakir-miskin, modal
kerja dan kegiatan lainnya yang berada pada bidang
ekonomi.20
17 Pedoman Zakat, Jakarta: Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf, 1985,
h. 339. 18 Panduan Organisasi Pengelola Zakat, Jakarta:Kementrian Agama
RI Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2012, h.98 19 Panduan Organisasi Pengelola Zakat, Jakarta:Kementrian Agama
RI Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2012, h.99 20 Panduan Organisasi Pengelola Zakat, Jakarta:Kementrian Agama
RI Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2012, h.93
28
C. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
Baitul Maal Wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu
baitul maal dan Baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada
usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-
profit21 seperti zakat, infak, dan sedekah serta mengoptimalkan
distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.22
Sedangkan baitut tamwil adalah sebagai usaha pengumpulan
dan penyaluran dana komersial.23 Melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil
dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.24 Usaha-usaha
tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT
sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat
kecil dengan berlandaskan syariah.
Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk memfasilitasi
masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank
Islam atau BPR Islam. Prinsip operasinya didasarkan atas
prinsip bagi hasil, jual beli (ijarah), dan titipan (wadiah).
21 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi
dan Ilustrasi, Yogyakarta, EKONESIA, 2003, h.103 22 Baihaqi Abdul Majid, Pedoman Pendirian, Pembinaan dan
Pengawasan LKM BMT, Jakarta: LAZNAS BMT, 2007, h. 9 23 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi
dan Ilustrasi, Yogyakarta, EKONESIA, 2003, h.103 24 Baihaqi Abdul Majid, Pedoman Pendirian, Pembinaan dan
Pengawasan LKM BMT, h. 9.
29
Karena itu, meskipun mirip dengan bank Islam, BMT memiliki
pangsa pasar tersendiri yaitu masyarakat kecil yang tidak
terjangkau layanan perbankan serta pelaku usaha kecil yang
mengalami hambatan "psikologis" bila berhubungan dengan
pihak bank.25
2. Struktur Organisasi
Untuk memperlancar tugas BMT, maka diperlukan struktur
yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh
personil yang ada di dalam BMT tersebut. Struktur organisasi
BMT meliputi Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan
Pokok, Dewan Syariah, Pembina Manajemen, Manajer,
Pemasaran, dan Pembukuan.
Adapun tugas dari masing – masing struktur di atas adalah
sebagai berikut:26
a. Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok,
memegang kekuasaan tertinggi didalam memutuskan
kebijakan-kebijakan makri BMT.
b. Dewan Syariah, bertugas mengawasi dan menilai
operasional BMT
c. Pembina Manajemen, bertugas untuk membina jalannya
BMT dalam merealisasikan programnya
25 Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam,
Tinjauan Teoritis dan Praktis, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 1, 2010, h. 362.
26 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi
dan Ilustrasi, h.106.
30
d. Manajer bertugas menjalankan amanat musyawarah
anggota BMT dan memimpin BMT dalam merealisasikan
programnya
e. Pemasaran, bertugas untuk mensosialisasikan dan
mengelola produk-produk BMT
f. Kasir, bertugas untuk melayani nasabah
g. Pembukuaan, bertugas untuk melakukan pembukuan atas
asset dan omzet BMT
Dalam struktur orgnisasi standar dari PINBUK,
musyawarah anggota pemegang simpanan pokok melakukan
koordinasi dengan dewan syariah dan Pembina manajemen
dalam mengambil kebikan-kebijakan yang akan dilakukan oleh
manajer. Manajer memimpin keberlangsungan maal dan
tamwil. Tamwil terdiri dari pemasaran, kasir, dan pembukuan.
Sedangkan anggota dan nasabah berhubungan koordinatif
dengan maal, pemasaran, kasir, dan pembukuan.
3. Produk-produk dan Kegiatan BMT
Sesuai dengan namanya produk yang dipasarkan BMT
terbagi dalam tiga kategori yaitu produk penghimpunan dana,
produk penbiayaan dan usaha-usaha sosial. Selain itu ada juga
BMT yang punya usaha-usaha di sektor riil.
Produk penghimpunan dana atau simpanan di BMT
dikemas dalam skema akad wadiah dan mudharabah, baik
dalam bentuk tabungan atau deposito. Untuk simpanan,
beberapa produk yang biasa dijual BMT adalah simpanan
31
mudharabah biasa, simpanan mudharabah pendidikan,
simpanan mudharabah haji, simpanan mudharabah qurban,
simpanan mudharabah Idul Fitri, simpanan mudharabah
walimah, simpanan mudharabah akikah, simpanan
mudharabah perumahan dan simpanan mudharabah kunjungan
wisata, titipan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS), serta produk
simpanan lainnya yang dikembangkan sesuai dengan
lingkungan di mana BMT itu berada.27
BMT juga melakukan penghimpunan dana untuk modal
usaha berupa simpanan pokok khusus para pendiri. Modal ini
selanjutnya bisa berasal dari dana pihak lain, diantaranya
berupa simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan
sukarela anggota.
Kerjasama modal usaha juga dapat dilakukan dengan
beragam lembaga seperti perbankan, BUMN, LSM, BAZIS,
lembaga pemerintah dan lain-lain.
Sementara untuk produk-produk pembiayaan dikemas
dalam bentuk akad mudharabah, musyarakah, ijarah dan
murabahah. Produk-produk dalam kategori usaha sosial
diantaranya titipan zakat, infak dan sadaqah, dan penyaluran
pembiayaan qardul hasan.
Kegiatan BMT tidak hanya terfokus pada usaha keuangan,
lembaga ini juga dapat mengambil peran dalam pengembangan
berbagai usaha di sector riil. Beberapa BMT juga memiliki
27 A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian
Umat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000) h. 191
32
anak usaha di sektor teknologi informasi, sumber daya
manusia, konsultan, jasa dan lain-lain. Sementara bentuk
kegiatan sosial BMT antara lain melakukan pengajian dan
training pendampingan usaha untuk para nasabah.
4. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Umum BMT
Tujuan umum BMT adalah melakukan pembinaan dan
pendanaan yang berdasarkan prinsip syariah. Sebagai berikut
a. Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi,
mendorong dan mengembangkan potensi ekonomi
anggota, kelompok anggota muamalat dan daerah kerjanya.
b. Meningkatkan kualitas SDM anggota menjadi lebih
profesional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh
dalam menghadapi persaingan global.
c. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan anggota. Setelah itu
BMT dapat melakukan penggalangan dan mobilisasi atas
potensi tersebut sehingga mampu melahirkan nilai tambah
kepada anggota dan masyarakat sekitar.
d. Menjadi perantara keuangan antara aghniya sebagai
shohibul maal dengan dhu‟afa sebagai mudharib, terutama
untuk dana-dan sosial seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf,
hibah dan lain-lain. BMT dalam fungsi ini bertindak
sebagai amil yang bertugas untuk menerima dana zakat,
infaq, shadaqah, dan dana sosial lainnya dan untuk
33
selanjutnya akan disalurkan kembali kepada golongan-
golongan yang membutuhkannya.
e. Menjadi perantara keuangan, antara pemilik dana, baik
sebagai pemodal maupun penyimpan dengan pengguna
dana untuk pengembangan usaha produktif.
Peran ini menegaskan arti penting prinsi-prinsip syariah
dalam kehidupan ekonomi masyarakat, sebagai Lembaga
Keuangan Syariah yang bersentuhan langsung dengan
kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu
pengetahuan ataupun materi maka BMT mempunyai tugas
penting dalam pengemban misi keislaman dalam segala
aspek kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, BMT
diharapakan mampu berperan lebih aktif dalam
memperbaiki kondisi ini.
Adapun BMT memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Penghimpunan dan penyalur dana
Dengan menyimpan dana. Dengan menyimpan uang di
BMT, uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya,
sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana
berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana).
b. Pencipta dan Pemberi Likuiditas
BMT dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang
mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi
kewajiban suatu lembaga/perorangan.
c. Sumber pendapatan
34
d. BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi
pendapatan kepada para pegawainya.
e. Pemberi informasi
BMT memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
risiko, keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga
tersebut.
f. Sebagai lembaga keuangan mikro Syariah
BMT sebagai lembaga keuangan syariah dapat
memberikan pembiayaan bagi usaha kecil, mikro,
menengah dan juga koperasi dengan kelebihan tidak
meminta jaminan yang memberatkan bagi usaha kecil,
mikro, menengah dan koperasi tersebut.
Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah:28
a. Meningkatkan kualutas SDM anggota, pengurus, dan
pengelola menjadi lebih profesional, salaam (selamat,
damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh
dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah)
menghadapi tantangan global.
b. Mengorganisasikan dan memobilisasi dana sehingga dana
yang dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara
optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan
rakyat banyak.
c. Mengembangkan kesempatan kerja.
28 Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Bitul Mal wat Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2003, Cet 1, h. 298
35
d. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan lasar
produk-produk anggota. Memperkuat dan menungkatkan
kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan sosial masyarakat
banyak.
5. Dasar Hukum BMT
Pada awal perkembangannya, BMT memang tidak
memiliki badan hukum resmi. BMT berkembang sebagai
lembaga swadaya masyarakat atau kelompok simpan pinjam.
Namun mengantisipasi perkembangan ke depan, status hukum
menjadi kebutuhan yang mendesak.
Lembaga keuangan adalah suatu perusahaan yang
usahanya bergerak di bidang jasa keuangan. Artinya, kegiatan
ini kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini akan selalu
berkaitan dengan bidang keuangan, apakah penghimpunan
dana masyarakat dan atau jasa-jasa keuangan lainnya.29
Menurut SK Mentri Keuangan RI NO. 792 Tahun 1990,
lembaga keuangan adalah suatu badan yang kegiatannya dalam
bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran
dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi
perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut lembaga keuangan
diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan, namun
tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga
keuangan. Dalam kenyataanya, kegiatan usaha lembaga
29 Burhanuddin S. Hukum Bisnis Syariah, Yogyakarta: UII Press, Cet.
I, 2011, h. 107.
36
keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan,
kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi barang dan jasa.30
Bila lembaga keuangan tersebut disandarkan kepada
syariah, maka menjadi lembaga keuangan syariah. Lembaga
keuangan syariah adalah suatu perusahaan yang usahanya
bergerak dibidang jasa keuangan yang berdasarkan prinsip-
prinsip syariah. Prinsip syariah yaitu prinsip yang
menghilangkan unsur-unsur yang dilarang dalam Islam,
kemudian menggantikannya akad-akad tradisional Islam atau
yang lazim disebut dengan prinsip syariah.31 Atau, lembaga
keuangan syariah merupakan sistem norma yang didasarkan
ajaran Islam.
Lembaga Keuangan dibagi kepada dua, yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga
keuangan bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
dibidang keuangan dengan menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakatdalam bentuk kredit atau pembiayaan. Lembaga
keuangan bank diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun
1992 tentang perbankan dan undang-undang NO. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia jucto Undang-undang NO. 3
30 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:
Kencana, edisi 1, Cet. 2, 2010, h. 27-28. 31 Abdul Ghafur Anshari, Penerapan Prinsip Syariah dalam Lembaga
Keuangan, Lembaga Pembiayaan, dan Perusahaan Pembiayaan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. 1, 2008, h.8
37
Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.32 Dan untuk perbankan
syariah diatur dalam UNdang-Undang NO. 21 Tahun 2008.
Adapun lembaga keuangan nonbank (LKNB/Nonbank
Financial Institution) adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan dibidang keuangan yang secara langsung atau tidak
langsung menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat
berharga dan menyalurkannya kepada masyarakat guna
membiayai investasi perusahaan. Lembaga keuangan nonbank
diatur dengan undang-undang yang mengatur masing-masing
bidang usaha jasa keuangan nonbank.33
Jadi dapat disimpulkan bahwa lembaga keuangan bank
dibolehkan menarik dana langsung dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, sedangkan lembaga keuangan nonbank tidak
diperkenankan melakukan kegiatan menarik dana langsung
dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Dilihat dari fungsinya
bahwa lembaga keuangan bank merupakan lembaga
intermediasi keuangan, sedangkan lembaga nonbank
merupakan tidak termasuk dalam kategori lembaga
intermediasi keuangan.
Berdasarkan pembagian tersebut, maka lembaga keuangan
syariah dibagi kepada dua, yaitu lembaga keuangan bank
syariah dan lembaga keuangan syariah nonbank. Yang
32 Abdul Ghafur Anshari, Penerapan Prinsip Syariah dalam Lembaga
Keuangan, Lembaga Pembiayaan, dan Perusahaan Pembiayaan, h. 15 33 Abdul Ghafur Anshari, Penerapan Prinsip Syariah dalam Lembaga
Keuangan, Lembaga Pembiayaan, dan Perusahaan Pembiayaan, h. 36.
38
termasuk lembaga keuangan syariah nonbank yaitu salah
satunya adalah Baitul Maal Wat Tamwil.34
Dari segi hukum35, BMT mengambil bentuk koperasi
dengan prakarsa sendiri, sebab desakan kebutuhan praktis
untuk memperoleh payung hukum peraturan tentang BMT
memang belum ada. Oleh karena berbadan hukum koperasi,
maka BMT harus tunduk pada Undang-undang Nomor 25
tahun 1992 tentang Perkoperasian dan PP Nomor 9 tahun 1995
tentang pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi dan
dipertegas oleh KEP. MEN Nomor 91 tahun 2004 tentang
Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Undang-undang tersebut
sebagai payung berdirinya BMT (lembaga keuangan mikro
syariah). Meskipun sebenarnya tidak terlalu sesuai karena
simpan pinjam dalam koperasi khusus diperuntukkan bagi
anggota koperasi saja, sedangkan di dalam BMT, pembiayaan
yang diberikan tidak hanya kepada anggota tetapi juga untuk di
luar anggota atau tidak lagi anggota jika pembiayaannya telah
selesai.
34 Madani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia,
Jakarta: Prenadamedia Group, 2015, Cet. 1, h. 4. 35 Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam,
Tinjauan Teoritis dan Praktis, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 1, 2010, h. 362.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Fath IKMI
Melihat kondisi ril masyarakat kita yang dari sisi ekonomi
belum dapat hidup secara layak dan mapan, masih sering
terjerat rentenir, tidak adanya lembaga yang dapat membantu
untuk meningkatkan pendapat mereka, tidak mempunyai posisi
tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang serba
tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil. Padahal dari
potensi yang dimiliki oleh mereka yang apabila dikelola oleh
sistem kebersamaan, maka akan dapat meningkatkan ekonomi
mereka.
Berdirinya BMT Al-Fath IKMI atas dasar prakarsa
beberapa jamaah yang tergabung dalam Majlis Ta’lim Al-Fath
sebagai wujud kepedulian mereka kepada para pedagang Pasar
Ciputat yang menderita kebakaran pada tahun 1996. Lalu pada
13 Oktober 1996 lah didirikannya Baitul Maal wat Tamwil
(BMT) yang bernama Al-Fath dengan niat ingin meringankan
beban para korban kebakaran dengan cara memberikan
pembiayaan untuk modal dagang kepada mereka yang
membutuhkan. Dengan memperhatikan permasalahan di atas,
maka dirintislah BMT (Baitul Maal wat Tamwiil) Al-Fath oleh
25 orang sebagai pendiri awal dan dari mereka terhimpunlah
40
dana sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah), dan kini
jumlah pendirinya menjadi 65 orang.
Pada saat itu, ada dua divisi BMT yang keduanya memiliki
fungsi dari pengertian yang berbeda, yaitu: pertama divisi
baitul maal yang merupakan Lembaga Sosial Penghimpunan
Zakat, Infaq, serta Shodaqoh dan sekaligus menjalankanya
sesuai dengan syariat dan amanahnya. Kedua, Divisi Baitul
Tamwil yang merupakan Lembaga Keuangan yang
berorientasi bisnis dengan mengembangkan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi
masyarakat terutama masyarakat dengan usaha skala kecil.
Dalam perjalanannya Baitut Tamwil lebih pesat
perkembangannya dibandingkan dengan Baitul Maal. Kegiatan
sosial Baitul Maal belum terprogram secara rutin. Lalu pada
bulan September 2005, secara bertahap dapat disusun program
kegiatan sosial Baitul Maal secara berkesinambungan, antara
lain: santunan beasiswa untuk anak asuh, pengobatan massal
gratis, khitanan massal gratis, pemberian pinjaman pembiayaan
Qordul Hasan, pembagian sembako dan lain sebagainya.
BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syari'ah
yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan
prinsip operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syari'at
Islam. BMT Al-Fath dibentuk dalam upaya memberdayakan
umat secara kebersamaan melalui kegiatan simpanan dan
pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada
41
peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah yang
lebih baik, lebih aman, serta lebih adil.
Sebagai lembaga yang mengemban misi sosial, maka
dibentuklah divisi Baitul Maal yang dikelola secara terpisah
agar dapat berjalan secara optimal melayani umat, dan sebagai
lembaga bisnis maka dibentuklah Baitut Tamwil dengan
dikelola oleh tenaga muslim yang profesional dibidang
keuangan, Insya Allaah akan menampilkan lembaga keuangan
syari'at yang sehat, berkualitas, dan memenuhi harapan umat.
B. Visi, Misi, dan Tujuan
Sebagai lembaga yang mengemban misi sosial, divisi
Baitul Maal dikelola secara terpisah agar dapat berjalan secara
optimal melayani umat. Sebagai lembaga bisnis maka divisi
Baitut Tamwil dikelola oleh tenaga muslim yang profesional di
bidang keuangan, Insya Allah akan menampilkan lembaga
keuangan syariat yang sehat, berkualitas, dan memenuhi
harapan umat. Adapun visi dan misi divisi Baitul Maal dan
Baitut Tamwil adalah sebagai berikut:
1. Visi Baitut Tamwil BMT Al-Fath IKMI
Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan
sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allah
SWT.
42
2. Misi Baitut Tamwil BMT Al-Fath IKMI
a. Meningkatkan potensi ummat sehingga mampu berperan
sebagai khalifah Allah yang berorientasi pada
pengembangan dan pemberdayaan ummat menuju kepada
masyarakat yang mandiri serta Islami.
b. Menjalankan kegiatan simpan pinjam dan pembiayaan
Syariah secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
c. Menyelenggarakan pelayanan prima pada anggota, anggota
luar biasa, dan masyarakat sesuai dengan jati diri koperasi.
d. Menjalin kerjasama usaha dengan berbagai pihak yang
halal dan saling menuntungkan.
e. Menjalankan peran sebagai Lembaga dakwah bagi ummat
untuk terciptanya keseimbangan masyarakat yang
berkeadilan, sejahtera, kasih sayang, peduli, dan membawa
manfaat bagi masyarakat luas.
3. Tujuan Baitut Tamwil Al-Fath IKMI
a. Menjadi tempat bagi pemberdayaan masyarakat dhuafa.
b. Menumbuhkembangkan ekonomi Syariah di tingkat usaha
mikro, kecil, dan menengah guna memacu pertumbuhan.
c. Usaha yang berdampak pada peningkatkan kesejahteraan
anggota, anggota luar biasa, dan masyarakat.
d. Meningkatkan semangat, peran serta anggota, anggota luar
biasa, dan masyarakat dalam kegiatan koperasi
e. Memperkuat kelembagaan dan memperluas jaringan kerja
melalui kerjasama dengan berbagai potensi ummat.
43
f. Besinergi dengan Lembaga-lembaga keuangan Syariah.
g. Mengembangkan program kerjasama (linkage programme)
dengan Lembaga-lembaga keuangan Syariah sebagai agen
dalam memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah.
h. Mendukung terciptanya jaringan kerjasama antar koperasi
atau koperasi simpan pinjam dan pembiayaan Syariah
dalam negeri dan luar negeri.
4. Visi Baitul Maal BMT Al-Fath IKMI
Menjadi pengelola amil zakat yang dipercaya oleh umat
5. Misi Baitul Maal BMT Al-Fath IKMI
Berpartisipasi aktif dalam menghimpun zakat, infak,
sedekah umat untuk kemudian menyalurkannya kepada
yang berhak.
6. Baitul Maal BMT Al-Fath IKMI juga memiliki fungsi dan
tujuan sebagai berikut:
a. Baitul Maal BMT Al-Fath IKMI berfungsi sebagai
penggalang dana, melalui pemungutan zakat, infak, dan
sedekah
b. Sebagai perpanjangan tangan dari para aghniya (muzakki)
dengan mendstribusikan dana zakat, infaq, sadaqah yang
sudah terhimpun kemudian disampaikan kepada kaum
dhuafa
44
7. Baitul Maal BMT Al-Fath IKMI mempunyai tujuan antara
lain:
a. Meningkatkan kualitas ketakwaan masyarakat kepada
Allah SWT.
b. Meningkatkan ukhuwah Islamiyah antar sesama
c. Mendukung program pemerintah dalam usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui pemberian
santunan kepada anak yatim dan anak kaum dhuafa. Serta
program pemberdayaan umat melalui pembiayaan Qardhul
Hasan (pinjaman yang pengembaliannya hanya pokoknya
saja)
d. Meningkatkan kepedulian sosial sesama muslim
e. Meningkatkan taraf hidup kaum dhuafa
Pada aspek visi, misi, dan tujuan, BMT Al-Fath IKMI
melakukan penyempurnaan pada hal tersebut untuk menjawab
dinamisasi kelembagaan yang terus berkembang.
BMT Al-Fath IKMI juga sudah mampu untuk
mewujudkannya. Di Tangerang Selatan BMT Al-Fath IKMI
mendapatkan peringkat pertama untuk kategori koperasi
terbaik tahun 2001 dan 2015. Pada tahun 2012 mendapatkan
juara ketiga koperasi berprestasi tingkat Tangerang Selatan.
Dengan adanya penghargaan ini, eksistensi BMT Al-Fath
IKMI di masyarakat sudah terasa.
45
C. Budaya Kerja BMT Al-Fath IKMI
Budaya kerja sangat penting sebagai cerminan prilaku
pengelola BMT Al-Fath IKMI dalam melakuakan kegiatan
layanan dan operasional. Berikut budaya kerja BMT Al-Fath
IKMI:
1. Kerja ikhlas, kerja cerdas, dan kerja keras
2. Menjujung tinggi sifat shidiq, Amanah, Fathanah, dan
Tabligh.
3. Selalu berupaya menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan menyenangkan
4. Memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan
professional
5. Pengelolaan usaha yang bersih, efisien, efektif, transparan,
dan akuntabel
D. Produk dan Layanan BMT AL-Fath IKMI
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Simpanan TAWAKAL (Tabungan Wadiah BMT Al-Fath)
Merupakan simpanan dari mitra yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat. Tabungan ini menggunkan prinsip
wadiah / titipan. Dalam tabungan ini BMT Al-Fath tidak
wajib memberikan hasil kepada penabung. BMT Al-Fath
boleh memberikan bonus setiap bulan sesuai dengan
kebijakan BMT Al-Fath.
b. TABAH (Tabungan Berjangka Al-Fath)
46
Merupakan tabungan / investasi dengan menggunakan
prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat
dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang diinginkan.
Pilihan periode kelayakan adalah: 3 Bulan dengan rasio
25% (mitra): 75% (BMT), 6 Bulan dengan Rasio 30%
Mitra: 70% (BMT), 9 Bulan dengan 35% (mitra) (BMT)
dan 12 bulan dengan rasio 40% (mitra): 60% (BMT).
c. SIDIK (Simpanan Pendidikan)
Yaitu bentuk tabungan yang dana alokasinya dialokasikan
untuk dana pendidikan bagi anak-anak mitra. Penarikan
dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun, pertama pada
saat sekolah baru, kedua pada semester. Deposito dengan
prinsip mudharabah mutlaqah ini akan menerima bagi hasil
bulanan sebesar 20% (mitra) rasio: 80% (BMT).
d. Simpanan Idul Fitri
Yaitu tabungan yang direncanakan untuk idul fitri.
Penarikan dilakukan satu kali sebelum idul fitri. Setoran ini
menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan
mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan rasio
20% (mitra): 80% (BMT).
e. Simpanan Qurban
Yaitu simpanan cadangan yang disediakan untuk
pembelian hewan qurban. Penarikan dilakukan satu kali
sebelum ibadah qurban. Setoran ini menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi
47
hasil setiap bulan sesuai dengan rasio 20% (mitra): 80%
(BMT).
f. Simpanan Walimah
Tabungan Pernikahan ini tabungan yang disediakan untuk
mereka yang merencanakan pernikahan. Penarikan
dilakukan sekali, satu bulan sebelum pernikahan. Setoran
ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga
akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan
rasio 20% (mitra): 80% (BMT).
g. Simpanan Haji
Disediakan bagi mereka yang berencana untuk melakukan
haji. Penarikan dilakukan sekali. Setoran ini menggunakan
prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan
bagi hasil setiap bulan sesuai dengan rasio 20% (mitra):
80% (BMT).
2. Produk finance / Penyaluran Dana
a. Pembiayaan Mudharabah
Yaitu akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal
(Shahibul Maal) dengan mitra selaku pengelola usaha
(mudharib) untuk mengelola usaha yang produktif dan
halal. Dan hasil keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah
yang disepakati kedua belah pihak.
b. Pembiayaan Musyarakah
Yaitu kesepakatan kerja sama bisnis yang produktif dan
halal antara BMT dan mitranya yang menjadi sumber
48
modal dari kedua belah pihak. Keuntungan dibagi menurut
rasio yang disepakati oleh kedua belah pihak. Sedangkan
kerugian ditanggung oleh kedua Pihak sesuai dengan
bagian modal masing-masing.
c. Pembiayaan Murabahah
Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT AL
FATH dengan menyatakan harga perolehan / harga beli /
harga pokok ditambah keuntungan / margin yang disepakati
kedua belah pihak. BMT membeli barang yang diminta
oleh mitra atau BMT memberdayakan mitra untuk membeli
barang-barang mitra atas nama BMT. Kemudian barang
tersebut dijual kepada mitra dengan biaya pokok ditambah
manfaat yang diketahui dan disetujui dan dibayarkan
selama jangka waktu tertentu.
d. Pembiayaan Ijarah
Yaitu kontrak sewa menyewa barang atau jasa antara BMT
AL FATH dan mitra. BMT AL FATH menyewakan
layanan atau barang kepada mitra dengan harga sewa yang
disepakati dan dibayar selama jangka waktu tertentu.
3. Layanan
a. Pembayaran listrik, telepon, internet, TV berbayar
b. Transfer online antar bank
c. Pembelian pulsa, tiket kereta, dan lain-lain
49
4. Program Baitul Maal
a. Insan Sehat
Insan sehat adalah program yang fokus kepada dua aspek,
yang pertama kesehatan fisik dan yang kedua kesehatan
rohani, keduanya menjadi kebutuhan manusia yang paling
utama. Banyak kaum dhuafa yang masih menyampingkan
kesehatan badannya, karena mereka lebih mengutamakan
mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari dari pada
membeli obat, hal ini dikarenakan pendapatannya yang
minim atau biaya pengobatan yang serba mahal. Apalagi
memikirkan kesehatan rohaninya, untuk makan pun mereka
masih mencari uang dengan susah payah. Padahal kedua
aspek ini merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan, kita sebagai seorang manusia harus bisa adil
kepada diri kita sendiri. Tentunya ini menjadi keprihatinan
kita sebagai seorang muslim untuk dapat membantu
meringankan beban saudara kita. Oleh karena itu baitul
maal mencoba memberikan layanan kesehatan dengan
membuat beberapa program kesehatan, diantara program
insan sehat adalah:
1) Pengobatan Gratis
Kegiatan pengobatan gratis bekerjasama dengan
Rumah Sehat BAZNAS. Didalam kegiatan pengobatan
gratis terdapat penyuluhan kesehatan dari para dokter,
adapun terdapat senam diabetes, selain mendapatkan
pengobatan gratis, pasien juga dapat memiliki
50
pegetahuan tentang pola hidup sehat agar mengetahui
bahaya penyakit dari diabetes/hypertensi yang
dideritanya.
2) Sehat Rohani
Sehat Rohani adalah kegiatan Rihlah ke tempat-tempat
bersejarah seperti museum, ziarah dan lain sebagainya.
Kegiatan Sehat Rohani ini khusus untuk para lansia
agar mereka dapat melupakan maslah rumah tangga dan
lainnya. Para lansia ini diberi kesempatan untuk ber-
rekreasi, sambal menjalin ukhwah dan silaturahmi.
3) Khitanan Massal
Khitanan massal adalah wujud kepedulian sosial, selain
pengobatan massal yang hampir dilaksanakan setiap
tahun. Khitanan massal ini diikuti oleh masyarakat
yang tidak mampu untuk membiayai anaknya
berkhitan.
b. Insan Cerdas
Insan Cerdas merupakan layanan Baitul Maal yang fokus
kepada pendidikan dan syiar Islam, tujuan dibuatnya
layanan ini adalah agar kaum dhuafa dapat terbantu tatkala
terdapat kebutuhan pendidikan yang mendesak untuk anak-
anaknya sehingga tidak terjadi putus sekolah. Layanan ini
juga memberikan fasilitas beasiswa untuk mencetak anak-
anak asuh yang memiliki kepribadian atau akhlak yang
51
baik, jujur dan berprestasi. Diantara program- program
insan cerdas diantaranya adalah:
1) Beasiswa Dhuafa
Beasiswa Dhuafa ini dikhususkan untuk anak asuh yang
terdaftar di Baitul maal
2) Pembinaan Anak Asuh
Pembinaan anak asuk ini di berikan kepada beberapa
anak asuh yang butuh perhatian khusus seperti yang
belum lancer membaca Al-Qur’an, membaca latin dan
sebagainya.
3) Bimbingan Belajar
Kegiatan bimbingan belajar ini dikhususkan untuk anak
asuh guna untuk meningkatkan multi talent para anak
asuk seperti khursus computer, belajar Bahasa Inggris
dan lain sebagainya.
4) Syiar Islam
Program syiar Islam berfokus kepada penyaluran dana
dari pengajuan proposal yang masuk ke Baitul maal
untuk kegiatan-kegiatan syiar Islam, antara lain:
Bantuan Renovasi Masjid, Kegiatan Sosial Santunan
Anak Yatim, Perayaan Maulid Nabi, dan Tabligh
Akbar.
c. Insan Mulia
Insan mulia merupakan layanan sosial yang bersifat
bantuan langsung yang diberikan kepada kaum dhuafa.
52
Tujuan adanya layanan ini adalah salah satu bentuk
penyaluran Zakat, Infaq dan Shdaqoh dari semua pihak
BMT dan donatur dan masyarkat umum. Melalui kegiatan
inilah wujud kepedulian dan kedekatan Baitul Maal
terhadap masyarakat sekitar, sehingga dampaknya dapat
dirasakan secara positif. Program-program tersebut antara
lain:
1) Paket Door to Door
Pake Door to Door adalah bantuan sembako (Beras,
minyak, mie, the, gula, kecap dll) yang diperuntukan
untuk kaum dhuafa. Sembako tersebut diberikan secara
langsung menemui masyarakat dhuafa ke rumah-
rumah.
Insentif Guru TPA
2) Insentif Marbot Masjid
3) Peduli Bencana
4) Bantuan Sandang, Pangan, dan Papan
d. Insan Mandiri
Insan mandiri merupakan program yang bertujuan pada
usaha-usaha kaum dhuafa untuk merubah status mustahik
menjadi muzzaki, dengan cara memberikan modal usaha,
pelatihan dan pembinaan. Program ini perlu dirancang
dengan sistematis agar dapat tercapai tujuannya oleh karena
itu butuh waktu yang tidak sedikit. Adapun program insan
mandiri diantaranya adalah:
53
1) Bantuan Modal Qardhul Hasan
Bantuan pinjaman Qordhul hasan ini tidak hanya
sebatas modal usaha akan tetapi juga modal penididikan
anak. Ada beberapa mitra yang usahanya berjalan
lancar, ada pula yang tersedat-sendat hal ini
dikarenakan kebutuhan keluarga lebih besar dari pada
pendapatannya, sehingga perputaran modal belum
maksimal dikelola. Namun efektifitas dengan adanya
program qordhul hasan ini, telah banyak dirasakan
manfaatnya oleh kaum dhuafa khususnya di daerah
tangerang selatan.
2) Membangun Jaringan Usaha
Dalam rangka mengembangkan jaringan usaha mitra,
kami berusaha untuk membangun jaringan usaha
dengan cara mengumpulkan mitra pembiayaan qordhul
hasan kemudian mereka saling membangun relasi
diantaranya, namun kami melihat secara umum usaha
yang mereka jalani masih usaha sampingan oleh
karena itu usaha membangun jaringan masih terus
berjalan namun belum efektif.
3) Mendirikan Al-Fath Mart
Al-Fath Mart dibentuk agar baitul maal memiliki amal
usaha, yang didirikan selain untuk mengembangkan
Baitul Maal secara kelembagaan, juga memberikan
wadah kepada para mitra yang ingin memasarkan
produk usahanya dengan kriteria tertentu. Sehingga Al-
54
Fath Mart menjadi pusat pengembangan usaha dan
sarana promosi produk yang dihasilkan para mitra. Di
2017 program ini masih belum terlaksana karena perlu
kajian lebih mendalam agar program ini bisa terancang
dengan baik. Insya Allah program ini akan kami
lanjutkan di tahun 2018.
E. Struktur Organisasi 2016-2020 BMT Al-Fath IKMI
Nama : KSPPS BMT Al Fath IKMI Jaksel
Pendirian : 13 Oktober 1996
Badan Hukum : 650/BH/KWK.10/VI/1998
Akte Perubahan :518/BH/PAD/Koperasi/2005
NPWP : 02.021.735-2.411.000
SIUP : 1086/10-04/PK/XII/2000
Jumlah Pendiri :65 Orang (termasuk 2 orang yang
mewakili 2 lembaga)
Dewan Pengawas Syariah
Ketua : Drs. Mustakim Kurdi, MA
Anggota : Drs. Yahya Harun AlRasyid
Dewan Pengawas Umum
Ketua : H. Farid Hidayat
Anggota : H. Kapsulani, SE, MM
H. Faridi Syahdana, S.E
Dewan Pengurus
Ketua : Drs. Budiyono, M.Pd.
Wakil Ketua :
55
Bidang Pembiayaan
dan Pembinaan Mitra : H. Abdul Rahim
Bidang Legal : Drs. R. Prastowo Sidhi, S.H.,M.H.
Sekretaris : H. Z. Arifin Listanto
Bendahara : H. Djaelani, SE
Sumber Daya Insani : H. Imam Turmudi Ms
Pengelola Kantor Pusat
Manager : Saimin, S.E, M.Si.
Sekretaris : Harum Sulistio Rini, S.E.
IT : Muhammad Yusuf S.Kom
Staff Baitul Maal : Dwi Putra Rama
Shidiq Anshori, S.Pd.I.
Head Security : Opik Taupikur Rohman
Security : Muhammad Reza
Lucky Saputra
Sagiman
Fandi Ahmad
Helmi Priandi
Akbar
Sopir : Septya Ferry Perdana
Office Boy : Slamet Riyadi
Ali Akbar
Hari Robi Setyanto
Ahmad Salim Setyanto
56
Pengelola Kantor Cabang Utama
Kepala Cabang : Robi Sugara
Kabag Operasional : Suryadi, S.T.
Kabag Marketing : Opan Sopyan Sauri, S.Ag
Pembukuan : Neneng Syarifah, Amd
Head Teller : Nurmilati, S.E.
Teller Payment Point : Arum Setianingsih
Teller : Ira Kurnia, S.E.Sy
Customer Service : Silvia Herlena, S.E
Surveyor : Parjan
Account Officer : M. Erwin
Gugun Ginanjar
Isep Nurfahmi
Dadi Alamsyah
Funding Officer : Muharis
Eka Erfan Khoir Abdillah
Atra Novianto
Tele Marketing : Hana
Staff Adm Legal : Muhammad Saman
57
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Laporan RAT Program Baitul Maal BMT Al-Fath1
Setiap Manusia hidup di atas takdir Allah Ta’ala, ada
sebagian manusia yang hidup dengan berkecukupan dan
sebagian lainnya hidup dengan penuh kekurangan begitulah
Allah Ta’ala menetapkan Sunnatullah-Nya. Diantara
hikmahnya agar kehidupan dapat berjalan secara harmoni bila
satu sama lain saling menyayangi, yang kaya membutuhkan
yang miskin untuk dapat mensucikan hartanya, demikian yang
miskin mempunyai hak atas harta orang kaya.
Kehidupan harmoni yang dikehendaki oleh Allah Rabbal
‘alamiin nampaknya masih belum dapat terwujud.
Kesenjangan kehidupan justru menjadi pemandangan nyata,
yang kaya hidup berlebihan yang miskin hidup dengan penuh
kekurangan sehingga kehidupan tidak berjalan seimbang, yang
pada akhirnya berdampak pada tatanan kehidupan sosial
masyarakat. Diantaranya dampak dari kesenjangan sosial itu
adalah adanya pengangguran, tingginya tingkat kemiskinan,
maraknya kejahatan, dan persoalan-persoalan sosial lainnya.
Adalah menjadi kewajiban kita sebagai muslim untuk turut
prihatin terhadap kehidupan saudara-saudara kita tersebut.
1 Laporan RAT Baitul Maal Tahun Buku 2017
58
Baitul Maal KSPPS BMT Al-Fath IKMI yang merupakan
Divisi sosial KSPPS yang konsen dalam membantu masyarakat
dhuafa, Alhamdulillah telah banyak berkiprah di tengah
masyarakat, menjadi mitra bagi bapak/ibu sekalian dalam
memberdayakan kaum dhuafa dalam berbagai macam kegiatan
sosial.
Setidaknya ada 4 program yang kami gulirkan untuk
pemberdayaan kaum dhuafa tersebut:
1. Insan Sehat
Insan sehat adalah program yang fokus kepada dua aspek,
yang pertama kesehatan fisik dan yang kedua kesehatan rohani,
keduanya menjadi kebutuhan manusia yang paling utama.
Banyak saudara kita kaum dhuafa yang masih menyampingkan
kesehatan badannya, karena mereka lebih mengutamakan
mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari dari pada membeli
obat, hal ini dikarenakan pendapatannya yang pas-pasan atau
biaya pengobatan yang serba mahal. Apalagi memikirkan
kesehatan rohaninya, untuk makan pun mereka masih mencari
uang dengan susah payah. Padahal kedua aspek ini merupakan
dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, kita sebagai
seorang manusia harus bisa adil kepada diri kita sendiri.
Tentunya ini menjadi keprihatinan kita sebagai seorang muslim
untuk dapat membantu meringankan beban saudara kita. Oleh
karena itu baitul maal mencoba memberikan layanan
59
kesehatan dengan membuat beberapa program kesehatan,
diantara program insan sehat adalah:
a. Pengobatan Gratis
Alhamdulillah kegiatan pengobatan gratis bekerjasama
dengan Rumah Sehat BAZNAS, selama tahun 2017 rutin
kami laksanakan setiap bulannya, ditambah dengan
penyuluhan kesehatan dari para dokter, sehingga pasien
memiliki pegetahuan tentang pola hidup sehat dan tahu
bahaya penyakit dari diabetes/hypertensi yang dideritanya.
Adapun jadwal pelaksanaan program pengobatan gratis
pada tahun 2017 sebagai berikut:
No Hari/ Tanggal Kegiatan
1 Selasa, 10 Jan 2017 Pengobatan
2 Selasa, 14 Feb 2017 Pengobatan
3 Selasa, 14 Mar 2017 Pengobatan
4 Selasa, 11 Apr 2017 Pengobatan
5 Selasa, 09 Mei 2017 Pengobatan
6 Selasa, 13 Jun 2017 Pengobatan
7 Selasa, 11 Jul 2017 Pengobatan
8 Selasa, 08 Ags 2017 Pengobatan
9 Selasa, 12 Sep 2017 Pengobatan
10 Selasa, 10 Okt 2017 Pengobatan
11 Selasa, 14 Nov 2017 Pengobatan
12 Selasa, 12 Des 2017 Pengobatan
Kegiatan penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada
bulan mei dan Desember 2017 sebelum pengobatan.
60
Kegiatan tersebut dilaksanakan di aula Masjid Agung
Sunda Kelapa pada tanggal 14 September 2017.
Selanjutnya senam diabetes rutin dilaksanakan sebelum
kegiatan pengobatan gratis sebanyak dua kali dalam satu
bulan, yaitu pada minggu ke 2 dan minggu ke 4.
b. Sehat Rohani
Setelah senam diabetes dilanjutkan dengan pembekalan
rohani kepada pasien pada waktu dimana tidak adanya
kegiatan pengobatan terlaksana pada tanggal 28 November
2017.
c. Bantuan Gizi Sehat Balita
Kegiatan ini belum dapat terlaksana di tahun 2017
dikarnakan intensitas program lain lebih tinggi.
d. Khitanan Massal
Khitanan massal ke-11 merupakan kegiatan
penghujung akhir tahun yang telah dilaksanakan pada
tanggal 17 Desember 2017. Dengan jumlah peserta yang
mendaftar sebanyak 40 anak, yang tidak lolos screening 1
anak, jadi jumlah anak yang dikhitan 39 anak.
Alhamdulillah dana yang terkumpul dari para donatur
sebesar Rp. 33.633.000,-. Adapun realisasi dana yang
digunakan sebanyak Rp.32.037.600,-
61
Adapun data jumlah peserta khitanan massal dari tahun
2006 - 2017:
Berikut Grafik Data peningkatan biaya khitanan massal dari
tahun 2006 – 2017:
62
2. Insan Cerdas
Insan Cerdas merupakan layanan Baitul Maal yang fokus
kepada pendidikan dan syiar Islam, tujuan dibuatnya layanan
ini adalah agar kaum dhuafa dapat terbantu tatkala terdapat
kebutuhan pendidikan yang mendesak untuk anak-anaknya
sehingga tidak terjadi putus sekolah. Layanan ini juga
memberikan fasilitas beasiswa untuk mencetak anak-anak asuh
yang memiliki kepribadian atau akhlak yang baik, jujur dan
berprestasi. Diantara program- program insan cerdas
diantaranya adalah:
a. Beasiswa Dhuafa
Selama tahun ajaran 2017-2018 ini jumlah anak asuh
terdaftar di Baitul Maal KSPPS BMT AL FATH IKMI
berjumlah 38 (tiga puluh delapan) orang anak, dengan total
SPP per bulan sebesar Rp.6.800,000.
Berikut pemaparan informasi mengenai perkembangan
anak asuh BAITUL MAAL KSPPS BMT AL-FATH IKMI
dari tahun 2017-2018, berikut jumlah siswa dan biayanya dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini:
63
Perkembangan Santunan Program Anak Asuh Tahun 2006
Sampai Dengan 2017
b. Pembinaan Anak Asuh
Terdapat beberapa anak asuh yang butuh perhatian khusus
diantaranya adalah Akbar, anak kelas 5 SD yang masih belum
bisa baca latin dan baca Al-Qur’an, Surya Fadilah kelas 1 SMP
dan Ade Rifai 1 SMP dan Julia kelas 3 SMP yang belum lancar
membaca Al- Qur’an, sehingga butuh pembinaan khusus setiap
pekannya.
c. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar di tahun 2017 terlaksana selama tiga
bulan saja yaitu pada bulan Januari-Maret, selanjutnya tertunda
dikarenakan ada perekrutan anak asuh selain itu terkendala
Tahun Jumlah Siswa
Jumlah
Santunan
Peningkatan
Siswa Santunan (%)
2006 21 6.132.000
2007 32 22.839.000 11 372,46
2008 35 40.716.835 3 178,28
2009 41 48.933.000 6 120,18
2010 45 54.831.000 4 112,05
2011 41 53.916.000 -4 98,33
2012 39 54.233.000 -2 100,59
2013 48 53.280.000 9 98,24
2014 51 69.983.000 3 131,35
2015 49 71.430.000 -2 102,06
2016 53 102.447.000 4 143,42
2017 38 20.225.000 -15 19.74
64
karena kurangnya semangat anak mengikuti bimbel sehingga
butuh evaluasi lebih lanjut.
d. Syi’ar Islam
Program syiar islam berfokus kepada penyaluran dana dari
pengajuan proposal yang masuk ke baitul maal untuk kegiatan-
kegiatan syiar islam, antara lain: Bantuan Renovasi Masjid,
Kegiatan Sosial Santunan Anak Yatim, Perayaan Maulid Nabi,
dan Tablig Akbar. Adapun kegiatan yang telah terlaksana:
No Pelaksana Nama Kegiatan Realisasi Bantuan
1 Mushola Al-Falah Program
Adiku
Cinta 08 Maret 2017 Rp. 500.000,-
2 Mushola Nurul Ikhsan Perluasan
Mushola 24 Maret 2017 Rp. 500.000,-
3 Masjid Mujahidin Santunan 11 April 2017 Rp. 1.500.000,-
4 Ma’had Miftahul Pembangunan 18 April 2017 Rp. 500.000,-
5 DKM Masjid Jami’
Attaqwa
Pembangunan
Masjid 13 Mei 2017 Rp. 500.000,-
6 DKM Masjid
Assa’adah
Pembangunan
Masjid 08 Juni 2017 Rp. 500.000,-
7 Remaja Al- Ikhwan
Kedaung
Santunan
Yatim
Anak 21 Agus 2017 Rp. 300.000,-
8 Mahasiswa KKN UMJ KKN 22 Sep2017 Rp. 100.000,-
9
Pesantren Al-Arbain Renovasi
Pengembangan
Pesantren
11 Okt 2017
Rp. 2.000.000,-
10 Pemuda Kedaung Tablig Akbar 07 Nov 2017 Rp. 100.000,-
TOTAL RP. 6.500.000,-
65
3. Insan Mulia
Insan mulia merupakan layanan sosial yang bersifat bantuan
langsung yang diberikan kepada kaum dhuafa. Tujuan adanya
layanan ini adalah salah satu bentuk penyaluran Zakat, Infaq
dan Shdaqoh dari semua pihak BMT dan donatur dan
masyarkat umum. Melalui kegiatan inilah wujud kepedulian
dan kedekatan Baitul Maal terhadap masyarakat sekitar,
sehingga dampaknya dapat dirasakan secara positif. Program-
program tersebut antara lain :
a. Paket Door to Door
Paket door to door adalah bantuan sembako (beras, minyak,
mie, teh, gula, kecap, dan lainnya) yang diperuntukan untuk
kaum dhuafa. Alhamdulillah kegiatan ini sudah berjalan di tiap
-tiap kantor cabang secara bergiliran dari mulai bulan maret s/d
Desember 2017 sebesar Rp. 18.875.000,-. Semoga bermanfaat.
b. Insentif Guru TPA
Baitul Maal memberikan insentif kepada 6 orang Guru
TPA sebesar Rp.200.000,-/bulannya. Dari bulan Maret s.d
Desember 2017 dengan akumulasi dana yang sudah disalurkan
sebesar Rp.12.000.000,-. Berikut adalah nama-nama Guru
TPA yang dibantu diantaranya adalah :
66
c. Insentif Marbot Masjid
Pada tanggal 04 Maret 2017 baitul maal membantu marbot
mushola Ar-Ridho sebesar Rp. 200.000,- Selanjutnya pada
tanggal 08 Juni 2017 Baitul Maal berkontribusi dalam kegiatan
Dewan Masjid Indonesia dalam program insentif marbot
masjid dengan menyalurkan dana sebesar Rp.1.000.000,-.
d. Peduli Bencana
Program peduli bencana yang sudah dilaksanakan oleh
baitul maal telah menyalurkan dana sebesar Rp. 11.800.000,-
yang diperuntukan untuk korban:
Adapun bantuan dana yang sudah kami salurkan diantaranya
adalah:
No Nama TPA
1 Guru TPA Al-Makmur
2 Guru TPA Al-Makmur
3 Bapak Sanusi Jombang
4 Bapak Miftah Jombang
5 Ibu Bety Jombang
6 Sdr. Ismail Ciputat
67
e. Bantuan Sandang, Papan, Pangan
Bantuan sandang, pangan dan papan kami salurkan kepada
kaum dhuafa yang memiliki status mustahik sesuai dengan
asnafnya (fakir, miskin, ghorimin, ibnu sabil). Berikut adalah
nama-nama mustahik penerima bantuan:
No Pelaksana Nama Bencana Realisasi Bantuan
1 Baitul Maal PBMT Banjir Jakarta 08 Maret 2017 Rp. 1.000.000,-
2
Baitul Maal Al-
Fath
Bantuan
Kemanusia
an
Tunanetra
20 Juni 2017
Rp.
2.000.000,-
3 Baitul Maal PBMT Peduli Rohingya 06 Sept 2017 Rp. 1.500.000,-
4 ACT Peduli Rohingya 06 Sept 2017 Rp. 4.100.000,-
5 Baitul Maal Al-
Fath
Takziyah Mitra 13 Nov 2017 Rp. 200.000,-
6 Baitul Maal PBMT Banjir
Yogyakarta
05 Des 2017 Rp. 1.000.000,-
7
Baitul Maal Al-
Fath
Bantuan
Kemanusiaan
Gaza
Palestina
29 Des 2017
Rp.
2.000.000,-
8 ACT Banjir Pacitan 07 Des 2017 Baju Layak Pakai
No Nama Mustahik Alamat Jenis
Bantuan Realisasi Jumlah Bantuan
1 Bapak Robi Jombang Pangan 31 Jan 2017 Rp. 100.000,-
2 Siti Hanifah Jombang Papan 18 Apr 2017 Rp. 800.000,-
3 Yesi Yowansa
Fitri
Jombang Papan 26 Mei
2017
Rp. 1.000.000,-
4 Ahmad Wahyudi Parung Papan 10 Mei
2017
Rp. 500.000,-
5 Rosiya Apriani Jombang Sandang 15 Mei
2017
Rp. 150.00,-
6 Dayanti Jombang Pangan 15 Mei
2017
Rp. 150.00,-
7 Supriyanti Jombang Papan 15 Juli 2017 Rp. 100.00,-
8 Desi Kedaung Papan 7 Ags 2017 Rp. 800.000
9 Ayanah Kedaung Papan 30 Sep 2017 Rp. 100.000,-
10 Herawati Jombang Pangan 6 Okt 2017 Rp. 100.000,-
11 Yanto Kedaung Pangan 2 Des 2017 Rp. 50.000,-
68
4. Insan Mandiri
Insan mandiri merupakan program yang bertujuan pada
usaha-usaha kaum dhuafa untuk merubah status mustahik
menjadi muzzaki, dengan cara memberikan modal usaha,
pelatihan dan pembinaan. Program ini perlu dirancang dengan
sistematis agar dapat tercapai tujuannya oleh karena itu butuh
waktu yang tidak sedikit. Adapun program insan mandiri
diantaranya adalah :
a. Bantuan Modal Qardhul Hasan
Bantuan pinjaman Qordhul hasan ini tidak hanya sebatas
modal usaha akan tetapi juga modal penididikan anak. Ada
beberapa mitra yang usahanya berjalan lancar, ada pula yang
tersedat-sendat hal ini dikarenakan kebutuhan keluarga lebih
besar dari pada pendapatannya, sehingga perputaran modal
belum maksimal dikelola. Namun efektifitas dengan adanya
program qordhul hasan ini, telah banyak dirasakan manfaatnya
oleh kaum dhuafa khususnya di daerah tangerang selatan.
Adapun dropping Pinjaman Qordhul Hasan pada tahun
2017 sebesar Rp.153.675,000, telah kami salurkan kepada
kaum dhuafa yang sudah memiliki usaha kecil maupun yang
mau memulai usaha dengan jumlah akad yang tercatat 99
orang. Dan jumlah angsuran yang masuk Rp.121.800.000,-.
Selanjutnya di tahun 2017 penghapusan buku (mitra yang tidak
bisa membayar) sejumlah 32 orang sebesar Rp. 26.950.000,-.
69
b. Diklat Entrepeneur
Kegiatan diklat pada tahun 2017 belum dapat terlaksana
melihat intensitas program yang lain lebih tinggi.
c. Membangun Jaringan Usaha
Dalam rangka mengembangkan jaringan usaha mitra, kami
berusaha untuk membangun jaringan usaha dengan cara
mengumpulkan mitra pembiayaan qordhul hasan kemudian
mereka saling membangun relasi diantaranya, namun kami
melihat secara umum usaha yang mereka jalani masih usaha
sampingan oleh karena itu usaha membangun jaringan masih
terus berjalan namun belum efektif.
d. Mendirikan Al-Fath Mart
Al-Fath Mart dibentuk agar baitul maal memiliki amal
usaha, yang didirikan selain untuk mengembangkan Baitul
Maal secara kelembagaan, juga memberikan wadah kepada
para mitra yang ingin memasarkan produk usahanya dengan
kriteria tertentu. Sehingga Al-Fath Mart menjadi pusat
pengembangan usaha dan sarana promosi produk yang
dihasilkan para mitra. Di 2017 program ini masih belum
terlaksana karena perlu kajian lebih mendalam agar program
ini bisa terancang dengan baik. Insya Allah program ini akan
kami lanjutkan di tahun 2018.
70
BAB V
Tinjauan Pendayagunaan Dana Zakat Infak dan
Sedekah Melalui Program Bantuan Modal Qardhul
Hasan Pada Baitul Maal BMT Al-Fath Tahun 2017
A. Pendayagunaan Dana Zakat Infak dan Sedekah Baitul
Maal BMT Al-Fath untuk Program Bantuan Modal
Qardhul Hasan
Sebagaimana telah dijelaskan pada BAB sebelumnya,
bahwa pemanfaatan dan pendayagunaan zakat dibagi ke dalam
empat bentuk yaitu pendayagunaan Konsumtif Tradisional,
Konsumtif Kreatif, Produktif Tradisional dan Produktif
Kreatif. BMT Al-Fath mempunyai dua fungsi yakni sebagai
Baitul Maal dam Baitut Tamwil, Baitul Maal BMT Al-Fath
memiliki kewajiban untuk mendayagunakan zakat, infak, dan
sedekah baik secara konsumtif maupun produktif.
Pemberdayaan zakat merupakan suatu hal yang harus
dilakukan oleh lembaga zakat, agar dana zakat tersebut dapat
tersalurkan dengan baik. Seperti halnya dana zakat untuk
pengembangan ekonomi. dengan pemberdayaan dana zakat ini,
maka fakir miskin atau kaum dhu’fa dapat terbantu khususnya
dalam bidang ekonomi. Sebagai lembaga yang bergerak dalam
bidang penghimpunan dana zakat seyogyanya dana itu dikelola
dengan semestinya, seperti membangun sarana pendidikan,
71
membangun rumah sehat dan lain sebagainya yang
bersangkutan dengan kebutuhan umat manusia.
1. Tujuan Pendayagunaan Dana ZIS pada Program
Bantuan Modal Qardhul Hasan
Dalam menjalankan Program Bantuan Modal Qardhul
Hasan, Baitul Maal BMT Al-Fath memiliki kegiatan yang pada
umumnya untuk membantu masyarakat ekonomi lemah yang
membutuhkan untuk memberikan tambahan modal agar dapat
meneruskan usahanya tersebut.
Adapun tujuan pendayagunaan dana ZIS pada program
Bantuan Modal Qardhul Hasan adalah sebagai berikut:1
a. Untuk menolong para dhuafa dalam mengembangkan
usaha kecil agar terhindar dari pinjaman renternir yang
sebagaimana bunya dapat mencekik para peminjam
(dhuafa).
b. Membantu para dhuafa dalam meningkatkan kemandirian
ekonomi, guna untuk mencukupi kebutuhan hidup.
c. Untuk meningkatkan kepedulian sosial sesama muslim.
d. Meningkatkan taraf hidup kaum dhuafa.
1 Hasil Wawancara Dengan Bapak Shiddiq Anshori 22 September 2018
72
2. Sifat dan Bentuk Pendayagunaan Dana ZIS pada
Program Bantuan Modal Qardhul Hasan
Bagi penerima zakat, harta zakat yang diterima berfungsi
mengurangi beban masalah sosial ekonomi terutama
disebabkan karena kelemahan sumber finansial yang dimiliki.
Zakat yang diterima dalam bentuk barang maupun uang
dapat memenuhi kebutuhan hidup, terutama menyangkut
kebutuhan pokok (basic needs), terutama untuk keperluan
konsumsi atau pangan. Dalam jangka Panjang zakat juga
memungkinkan untuk dikelola secara ekonomis untuk
memenuhi kebutuhan hidup mustahik, dan memberikan
sumber penghasilan yang memberikan harapan kehidupan dan
masa depan diri dan keluarga. Pengelolaan zakat secara
produktif dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap
pengembangan ekonomi kaum dhuafa (mustahik).
Zakat dalam hal ini dapat menjadi sumber pembiayaan
usaha kecil yang umumnya dikelola oleh segmen masyarakat
yang tidak memiliki akses pembiayaan dari Lembaga-lembaga
keuangan formal seperti perbankan, dan lembaga keuangan
serupa. Tujuan zakat dalam hal ini tidak sekedar menyantuni
orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang
lebih yaitu mengentaskan kemiskinan2 dalam bentuk produktif
berupa memberikan modal usaha kepada masyarakat untuk
2 Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif
Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987) cet 1, h. 71
73
mengembangkan usahanya dan menunjukan hasil usaha
(produk) tersebut kepada masyarakat agar dapat dikenalkan
kepada masyarakat lain.
Dalam hal ini, bentuk program pendayagunaan pada
program Bantuan Modal Qardhul Hasan di Baitul Maal BMT
Al-Fath adalah termasuk kategori Pengembangan ekonomi,
yaitu program yang ditunjukan dalam rangka meningkatkan
penghasilan dan kemandirian ekonomi mustahik. Penyaluran
dana ZIS pada program Bantuan modal pembiayaan Qardhul
Hasan ini merupakan bentuk bantuan yang berupa pinjaman
uang untuk modal usaha dengan pengembalian hanya berupa
pokoknya saja. Sumber dana untuk pembiayaan Qardhul Hasan
ini dari dana zakat, infak, dan sedekah yang berasal dari
anggota maupun masyarakat non-anggota.3
3. Pola dan Tahapan Pendayagunan ZIS
Pola pendayagunaan zakat pada program bantuan modal
Qardhul Hasan adalah termasuk pola binaan pemberdayaan
ekonomi. Sedangkan Tahapan Pendayagunaan zakat Baitul
Maal BMT Al-Fath yaitu secara produktif, dengan memberikan
dana tidak secara cuma-cuma melainkan harus memberikan
kembali dana tersebut (karena dana yang digunakan adalah
dana bergulir yang nantinya akan di pinjam kembali kepada
pemohon bantuan modal qardhul hasan) dan akan
dicantumkan jumlah pembiayaan, periode angsuran (tanggal
3 Hasil Wawancara Dengan Bapak Shiddiq Anshori 22 September 2018
74
dimulai dan selesainya angsuran) dan jumlah angsuran yang
harus dibayar.
Baitul Maal BMT Al-Fath tidak memberikan bantuan
modal tersebut secara langsung kepada mustahik (pemohon
dana bantuan) melainkan harus melalui beberapa tahapan-
tahapan agar penyaluran dana tersebut sampai kepada mustahik
yang tepat.
Dalam praktiknya pada Baitul Maal BMT Al-Fath
peminjaman ini diberikan untuk kepentingan modal usaha dan
biaya pendidikan. Pada SOP (Standar Operasional Prosedur)
program Bantuan Modal Qardhul Hasan Baitul Maal BMT Al-
Fath tertulis bahwa pembiayaan ini diberikan kepada kaum
fakir miskin (dhuafa) dan pedagang ekonomi lemah dengan
kriteria sebagai berikut:4
a. Mata pencaharian kepala rumah tangga adalah pedagang
kecil dengan modal dibawah Rp 1.000.000 (satu juta
rupiah)
b. Tidak memiliki kios tempat usaha
c. Telah memiliki kegiatan usaha/dagang minimal 1 (satu)
tahun
Nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan Qardhul
Hasan, bisa langsung datang ke kantor BMT Al-Fath. Pada saat
awal pengajuan pembiayaan, pihak BMT terlebih dahulu
4 Hasil Wawancara Dengan Bapak Shiddiq Anshori 22 September 2018
75
mengidentifikasi tujuan mereka dalam mengajukan
pembiayaan. Kemudian, pihak BMT mewawancari nasabah
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi dan
keluarga nasabah. Setelah itu, nasabah akan diminta untuk
melengkapi persyaratan administrasi dengan persyaratan
sebagai berikut:
a. Formulir pengajuan pembiayaan
b. Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan
c. Fotokopi KTP
d. Fotokopi KK
e. Persetujuan suami/istri sebagai penjamin
f. Pas foto suami dan istri (apabila suami atau istri sudah
meninggal melampirkan surat kematian)
g. Berkas-berkas pendukung (surat permohonan bantuan
pinjaman, perincian anggaran yang dibutuhkan, gambaran
usaha).
Apabila syarat-syarat administrasi tersebut sudah dipenuhi
dan di verifikasi, maka pihak Baitul Maal selanjutnya akan
melakukan survey ke lokasi rumah calon mitra untuk melihat
bagaimana kondisi rumahnya. Setelah itu pihak Baitul maal
akan melakukan analisis lebih mendalam untuk menentukan
apakah si calon mitra itu layak mendapatkan pembiayaan atau
tidak. Apabila calon mitra layak untuk mendapatkan
pembiayaan Qardhul Hasan, maka pihak BMT akan
memberitahu calon mitra untuk segera melakukan akad.
76
Didalam akad harus tercantum jumlah pembiayaan, periode
angsuran (tanggal dimulai dan selesainya angsuran) dan jumlah
angsuran yang harus dibayar.
Besaran pinjaman yang diberikan tidak selalu sesuai
dengan besaran yang diajukan, karena pihak Baitul Maal
melihat dari hasil analisisnya dan juga saldo Baitul Maal
tersebut. Plafon pembiayaan yang dapat diberikan yaitu antara
Rp 500.000 sampai dengan Rp 5.000.000, tetapi untuk
pinjaman diatas Rp 2.000.000 harus mendapat persutujan dari
manajer BMT. Jangka waktu pengembalian pembiayaan
Qardhul Hasan maksimal 10 bulan.
Pada realitanya, BMT Al-Fath memberikan pembiayaan
Qardhul Hasan tidak melihat dari kriteria kaum ekonomi lemah
yang tertulis pada SOP. Analisa dalam memberikan
pembiayaan Qardhul Hasan saat ini berdasarkan pada status
kemiskinannya yang dilihat dari kebutuhan yang lebih banyak
dibandingkan dengan pendapatan perbulannya. Pembiayaan ini
juga tidak selalu diberikan kepada nasabah yang sudah
memiliki usaha minimal satu tahun, tetapi usaha baru pun tetap
dibiayai apabila BMT Al- Fath melihat bahwa nasabah tersebut
ingin dan mau untuk berusaha dan memang membutuhkan
bantuan.
Pengembalian pinjaman Qardhul Hasan dapat dilakukan
dengan membayarkan angsuran perbulan langsung ke kantor
77
BMT Al-Fath. Namun, apabila mitra tidak bisa datang
langsung ke kantor, mitra dapat menghubungi staff divisi baitul
maal agar dapat mengunjungi dan mengambil angsurannya.
Tindak lanjut BMT Al-Fath apabila nasabah mengalami
keterlambatan bayar atau pelunasan berdasarkan SOP pihak
Baitul Maal melakukan teguran lisan melalui telepon atau
mengirim surat peringatan. Apabila sudah melewati 1 (satu)
tahun dari masa jatuh tempo pelunasan dikarenaka kondisi
ekonomi sehingga mitra belum juga memiliki kemampuan
untuk memenuhi kewajiban pembayaran pelunasan pinjaman
Qardhul Hasan, maka Baitul maal Melakukan tindak lanjut
sebagai berikut:
a. Kepada mitra diminta untuk membuat surat keterangan
tidak mampu membayar pelunasan pinjaman Qardhul
Hasan kepada baitul maal BMT Al-Fath
b. Berdasarkan surat keterangan tidak mampu tersebut,
kemudian diusulkan kepada pengurus BMT Al-Fath agar
utang pembiayaan atas mitra yang bersangkutan dihapus
bukukan dan digolongkan sebagai ghorimin
c. Setelah memperoleh persetujuan dari pengurus BMT Al-
Fath maka nama mitra yang bersangkutan dihapus dari
daftar utang pinjaman Qardhul Hasan.
Pada realitanya, apabila nasabah mengalami keterlambatan
membayar, langkah pertama yang diambil ialah menghubungi
mitra via telfon untuk menanyakan alasan keterlambatan
78
pembayaran tersebut. Apabila saat dihubungi tidak ada respon
dari mitra maka pihak BMT akan mengunjungi rumahnya.
Tidak ada surat peringatan yang akan diberikan kepada
nasabah. Hal ini karena perbedaan birokrasi pemimpin yang
sebelumnya dan saat ini.
Langkah kedua ialah melakukan restrukturisasi
pembiayaan. Jika nasabah yang telat membayar lalu ia masih
ada rasa tanggung jawab untuk melunaskan pinjamannya,
maka pihak BMT akan melakukan keringanan dengan
melakukan restrukturisasi dari jumlah angsuran awal. Tetapi,
jika mitra memang sudah tidak sanggup untuk membayar
angsurannya, maka pihak BMT akan menghapus bukukan
pinjamannya, dan Baitul Maal tidak mewajibkan nasabah
untuk membuat surat keterangan tidak mampu membayar
seperti yang tertulis dalam SOP. Nasabah yang akan dihapus
bukukan sebatas ditanya mengenai kemampuan membayarnya.
4. Alokasi dana Program Bantuan Modal Qardhul Hasan
Dalam hal ini penulis akan mendeskripsikan hasil pengamatan
dan dari data-data yang telah penulis dapatkan, maka alokasi dana
untuk program bantuan modal usaha qardhul hasan di masukan
kedalam bantuan meringkan beban hidup, dengan adanya pinjaman
bantuan modal dengan akad qardhul hasan ini dapat membantu
pelaku-pelaku ekonomi kecil (UMKM) untuk dapat bertahan dengan
usahanya agar kebutuhan hidupnya pun dapat terpenuhi dengan baik,
namun dana yang digunakan adalah dana bergulir jadi para peminjam
mempunyai keharusan untuk mengembalikannya.
79
Bantuan pinjaman Qordhul hasan ini tidak hanya sebatas
modal usaha akan tetapi juga modal penididikan anak sehingga
masuk kedalam program produktif kreatif. Ada beberapa mitra
yang usahanya berjalan lancar, adapula yang tersedat-sendat
hal ini dikarenakan kebutuhan keluarga lebih besar dari pada
pendapatannya, sehingga perputaran modal belum maksimal
dikelola. Namun efektifitas dengan adanya program qardhul
hasan ini, telah banyak dirasakan manfaatnya oleh kaum
dhuafa khususnya di daerah Tangerang Selatan. Berikut adalah
laporan perbandingan pinjaman bantuan modal Qardhul Hasan
pada tahun 2006 – 2017:5
LAPORAN PERBANDINGAN
PINJAMAN BANTUAN MODAL QARDHUL HASAN
TAHUN 2006 – 2017
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
5 Laporan RAT Baitul Maal Tahun Buku 2017
Tahun Jumlah Peningkatan Jumlah
Akad Pinjaman Akad Pinjaman
(%) Tunggakan
2006 4 2.250 1.750
2007 16 8.150 12 362,22 1.600
2008 13 8.100 -3 99,39 1.650
2009 13 9.450 0 116,67 1.000
2010 26 20.300 13 214,81 4.150
2011 30 22.550 4 111,08 1.840
2012 43 38.000 13 168,51 2.070
2013 97 112.500 54 296,05 9.650
2014 105 136.500 8 121,33 4.000
2015 127 193.773 22 141,96 10.520
2016 151 175.400 24 90,52 43.330
2017 99 153.675 -52 87,61 26.950
Total 724 880.648
80
Adapun dropping Pinjaman Qordhul Hasan pada tahun
2017 sebesar Rp.153.675,000, telah tersalurkan kepada
kaum dhuafa yang sudah memiliki usaha kecil maupun
yang baru akan memulai usaha dengan jumlah akad yang
tercatat 99 orang, dan jumlah angsuran yang masuk
Rp.121.800.000,-. Selanjutnya di tahun 2017 penghapusan
buku (mitra yang tidak bisa membayar) sejumlah 32 orang
sebesar Rp. 26.950.000,-. Dilihat dari paparan tersebut
banyak peminjam bertanggung jawab untuk
mengembalikan dana pinjamannya agar dana tersebut dapat
dikelola kembali oleh pihak Baitul Maal dan disalurkan
kembali untuk program permodalan.
Grafik Perkembangan Akad Al-Qardhul Hasan
Jika dilihat dari grafik perkembangan akad qardhul
hasan pada tahun 2017 mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya, hal ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat
81
sekitar khususnya daerah Tangerang Selatan memiliki
kemauan untuk meningkatkan usahanya melalui program
bantuan modal qardhul hasan di Baitul Maal BMT Al-Fath.
Grafik Perkembangan Pinjaman Al-Qardhul Hasan
Adapun jika dilihat dari sisi grafik perkembangan
peminjaman bantuan modal qardhul hasan pada akhir tahun
2017 tercatat dana yang tersalurkan kepada program tersebut
sebesar 153.675.000. dan telah dijelaskan sebelumnya bahwa
pada tahun 2017 tercatat 32 nasabah yang dihapus bukukan
dengan dana sebesar 26.950.000,-.
82
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam
Pelaksanaan Program Bantuan Modal Qardhul Hasan
Pada Baitul Maal BMT Al-Fath
1. Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Program
Bantuan Modal Qardhul Hasan Pada Baitul Maal BMT
Al-Fath
a. Adanya sumber dana tetap (donatur) yang setiap bulannya
memberikan zakat, Infak, Maupun sedekah kepada pihak
Baitul Maal diantaranya dari para pengurus, pengawas,
pengelola dan donatur non anggota. Adapun daftar para
donatur yang mensukseskan program Baitul Maal pada
Tahun 2017 sebagai berikut:
DAFTAR DONATUR BAITUL MAAL
KSPPS BMT AL FATH IKMI
NO Nama Alamat
1 Pendiri BMT BMT Al-Fath IKMI
2 Pengawas BMT BMT Al-Fath IKMI
3 Pengurus BMT BMT Al-Fath IKMI
4 Pengelola BMT BMT Al-Fath IKMI
5 Karyawan Toko
Marine
Gedung Sentral Senayan II Jakarta
Pusat
6 Bapak Fatah Sentral Senayan
7 Bapak Sartono Sentral Senayan
8 Team Rokhis
PALYJA
Sentral Senayan
9 Maspuah Jl. Mutiara Raya Blok. T12 Vila
Mutiara
83
10 Tunarto Jl. Masjid darussalam RT. 09/04
No. 12 Kedaung
11 Dian Udi Yana Jl. Masjid Darussalam RT. 09/04
No. 110 Kedaung
12 Warni Utami Jl. Sedap Malam RT. 15/17
Pisangan-Ciputat
13 Selvi Haris Kedaung
14 Yuni Gg. Langgar kedaung-Pamulang
15 Niken Jl. Limun, Pisangan-Ciputat
16 Isti Hanif Perumahan Bukit Mentari, Pondok
Petir, Sawangan- Bojongsari
17 Nurhasanah Kedaung
b. Adanya kerjasama antara nasabah dengan pihak BMT Al-
Fath dalam menyetor angsuran dengan waktu dan jumlah
yang telah ditentukan sehingga pihak BMT dapat memutar
kembali dana yang telah di angsur lalu dialokasikan
kembali kepada nasabah lain.
c. Mempunyai manajemen sendiri dan mandiri. Seperti SOP
(Standar Operasional Prosedur), jobdesk, tugas dan fungsi
seluruh amil dalam kegiatan program tersebut.
2. Faktor Penghambatan Dalam Pelaksanaan Program
Bantuan Modal Qardhul Hasan Pada Baitul Maal BMT
Al-Fath
a. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang, dimana
bagian divisi program merangkap semua kegiatan Baitul
Maal sehingga mengakibatkan kurang efektifnya program.
84
Karena harus mengurus administrasi dan juga mengurus di
lapangan (survei dan lain sebagainya)
b. Nasabah yang meminjam seringkali tidak jujur yaitu tidak
menggunakan dana pinjaman sesuai akad. Misalnya
nasabah meminjam untuk modal kerja namun pada
kenyataanya nasabah memakai dana tersebut untuk
kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan pendidikan dan lain
sebagainya
c. Banyak nasabah yang mengajukan bantuan prmodalan
lalu diberikan permodalan tersebut namun pembinaan dari
pihak Baitul Maal kurang maksimal karena kurangnya
SDM di staff Baitul Maal maka pembinaan hanya
dilaksanakan pada saat survei (silaturahmi) pihak Baitul
maal ke nasabah, pembinaannyapun hanya sekedar tanya
jawab, memberikan motivasi, solusi dan sebagainya.
d. Kurangnya pemantauan karena yang terjadi pihak Baitul
Maal hanya melihat dari angsurannya saja sehingga tidak
sedikit nasabah yang tidak membayar angsuran bantuan
permodalan tersebut (macet angsuran) lalu akibat dari
macetnya angsuran yaitu terhambatnya pemutaran dana
yang nantinya akan dialokasikan kepada nasabah lain.
85
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di Baitul
Maal BMT Al-Fath Tangerang Selatan, berikut kesimpulan
yang dapat penulis ambil dari hasil penelitian terhadap
Pendayagunaan Dana Zakat, Infak, dan Sedekah melalui
Program Bantuan Modal Qardhul Hasan pada Baitul Maal
BMT Al-Fath IKMI Tangerang Selatan sebagai berikut:
1. Pendayagunaan Dana Zakat Infak dan Sedekah Baitul
Maal BMT Al-Fath Tangerang Selatan untuk Program
Bantuan Modal Qardhul Hasan
Tinjauan yang penulis temukan adalah bentuk
pendayagunaan dana zakat infak dan sedekah yang diberikan
oleh Baitul Maal BMT Al-Fath IKMI melalui program Bantuan
Modal Qardhul Hasan adalah berupa pendayagunaan produktif
kreatif yaitu pendayagunaan yang diwujudkan dalam bentuk
modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu
proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah modal
seorang pedagang atau pengusaha kecil.
Alokasi dana untuk program bantuan modal usaha qardhul hasan
di masukan kedalam bantuan meringkan beban hidup, dengan adanya
pinjaman bantuan modal dengan akad qardhul hasan ini dapat
membantu pelaku-pelaku ekonomi kecil (UMKM) untuk dapat
bertahan dengan usahanya agar kebutuhan hidupnya pun dapat
86
terpenuhi dengan baik, namun dana yang digunakan adalah dana
bergulir jadi para peminjam mempunyai keharusan untuk
mengembalikannya dengan pengembaliannya hanya berupa
pinjaman pokoknya saja. Sumber dana untuk pembiayaan
Qardhul Hasan ini adalah dari dana zakat, infak, dan sedekah
yang berasal dari anggota maupun masyarakat non-anggota.
Bantuan pinjaman Qordhul hasan ini tidak hanya sebatas
modal usaha akan tetapi juga modal penididikan anak. Ada
beberapa mitra yang usahanya berjalan lancar, adapula yang
tersedat-sendat hal ini dikarenakan kebutuhan keluarga lebih
besar dari pada pendapatannya, sehingga perputaran modal
belum maksimal dikelola. Namun efektifitas dengan adanya
program qardhul hasan ini, telah banyak dirasakan manfaatnya
oleh kaum dhuafa khususnya di daerah Tangerang Selatan.
Program Bantuan Modal Qardhul Hasan tersebut bertujuan
untuk kemandirian ekonomi masyarakat sekitar Tangerang
Selatan seperti Ciputat, Serpong, Kedaung, Jombang dan
sekitarnya. Namun disayangkan program Bantuan Modal
Qardhul Hasan ini tidak rutin dilaksanakannya pembinaan
tentang pengentahuan UMKM atau sejenisnya, Oleh karena itu
dari tahun awal adanya program tersebut yaitu tahun 2006
sampi tahun 2017 tidak sedikit para pelaku ekonomi UMKM
yang meminjam Bantuan Modal Qardhul Hasan di hapus
bukukan sebab tidak mampunya membayar angsuran setiap
87
bulannya, hal itu juga terjadi karena kebutuhan keluarga lebih
besar dibanding pendapatan dan modal yang di berikan.
Dropping Pinjaman Qordhul Hasan pada tahun 2017
sebesar Rp.153.675,000, telah tersalurkan kepada kaum dhuafa
yang sudah memiliki usaha kecil maupun yang baru akan
memulai usaha dengan jumlah akad yang tercatat 99 orang, dan
jumlah angsuran yang masuk Rp.121.800.000,. Selanjutnya di
tahun 2017 penghapusan buku (mitra yang tidak bisa
membayar) sejumlah 32 orang sebesar Rp. 26.950.000,-.
Dilihat dari temuan tersebut banyak peminjam yang
bertanggung jawab atas pengembalian dana pinjamannya oleh
karena itu dana tersebut dapat dikelola kembali oleh pihak
Baitul Maal dan disalurkan kembali untuk program
permodalan. Adapun beberapa peminjam yang tidak
bertanggung jawab atas pinjamannya tersebut (macet
angsuran), hal tersebut dikarenakan kurangnya pemantauan
dari pihak Baitul Maal karena pihak tersebut hanya melihat dari
angsuran (data pembayaran yang ada di kantor BMT) serta
teguran yang bersifat tidak memaksa.
Proses pemberian pinjaman Bantuan Modal Qardhul Hasan
di Baitul Maal BMT Al-Fath sudah dilakukan dengan baik
walaupun masih ada yang tidak mengikuti SOP yang ada.
Pemberian pinjaman tersebut sudah ditujukan kepada orang
yang berhak, yaitu kaum dhuafa. Persyaratan dalam pengajuan
peminjaman pun mudah dan tidak memberatkan nasabah.
88
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelaksanaan Program Bantuan Modal Qardhul Hasan
Pada Baitul Maal BMT Al-Fath
Faktor pendukung pada program Bantuan Modal Usaha
Qardhul Hasan adalah adanya donatur tetap yang rutin setiap
bulannya memberikan donasinya baik dalam bentuk zakat,
infak, dan sedekah kepada pihak Baitul Maal BMT Al-Fath
baik dari pihak anggota maupun non anggota.
Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan program ini
adalah kurangnya SDM staff Baitul Maal sehingga
mengakibatkan kurang efektifnya pelaksanaan program dan
terjadinya doble job, dan adanya nasabah peminjam yang tidak
jujur memakai dana tidak sesuai dengan akad sehingga dana
yang di pinjam mengakibatkan macet tidak bisa diputar untuk
alokasi pembiayaan ke nasabah lainnya.
B. Saran
Akhirnya penulis dapat menyimpulkan beberapa saran
yang mudah-mudahan dapat memberikan masukan kepada
Kantor Baitul Maal BMT Al-Fath IKMI Tangerang Selatan:
1. Agar pihak baitul maal BMT Al-Fath IKMI membuat SOP
yang lebih jelas mengenai prosedur pemberian pembiayaan
Qardhul Hasan agar mudah dipahami oleh pihak-pihak
yang berkepentingan.
89
2. Melakukan pembinaan terhadap nasabah pembiayaan
Qardhul Hasan terutama dalam hal pembukuan, sehingga
mitra bisa membayar pinjamannya kembali dengan lancar,
memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan mandiri.
3. Mengembangkan suatu sistem sehingga dalam melakukan
pengawasan terhadap usaha nasabah menjadi lebih mudah
dan mengefektifkan kegiatan workshop untuk evaluasi
usaha mitra secara rutin agar perkembangan usaha mitra
bisa diketahui lebih jelas dan bisa membuka wawasan serta
memotivasi mitra dalam menjalankan usahanya.
4. Penambahan staff pada divisi baitul maal BMT Al-Fath
IKMI juga diperlukan agar dalam proses pelaksanaan kerja
lebih efektif.
90
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud. 2006. Sistem Ekonomi Islam Zakat
dan Wakaf. Jakarta: UI Press.
Anshari, Abdul Ghafur. 2008. Penerapan Prinsip Syariah
dalam Lembaga Keuangan, Lembaga Pembiayaan, dan
Perusahaan Pembiayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Cet. 1.
Ar-Rahman, Syaikh Muhammad Abdul Malik, 2002. Zakat:
1001 Masalah dan Solusinya, Jakarta: Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Prakteki. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bachtiar, Wardi. 1999. Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah,
Jakarta: Logos, Cet 2.
Ali, Muhammad Daud. 2006. Sistem Ekonomi Islam Zakat
dan Wakaf. Jakarta: UI- Press.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: DEPDIKBUD.
Djazuli. A dan Yadi Janwari. 2000. Lembaga-Lembaga
Perekonomian Umat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Doa, M. Jamal. 2009. Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk
Memerangi Kemiskinan. Jakarta: Nuansa Madani
Hadi, Sutrisno. 2000. Metode Research III, Yogyakarta:
Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Hafidhuddin, Didin. 2002. Panduan Praktis Tentang Zakat,
Infak dan Shedekah. Jakarta: Gema Insani Press.
91
Huda, Nurul dan Mohammad Heykal. 2010. Lembaga
Keuangan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, Cet. I
Husman, Husaini. 2010. Metodelogi Penelitian untuk Public
Relation. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Idris, Safwan. 2009. Gerakan Zakat dalam Pemberdayaan
EkonomiUmmat. PT. Cita Putra Bangsa. Jomo, Frans
Wiryanto Jomo. Membangun Masyarakat. Bandung:
Alumni.
J. Lexy Moleong. 2009. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kementrian Agama RI Direktorat, 2011. Pemberdayaan
Zakat, Petunjuk Pelaksanaan Kemitraan dalam
Pengelolaan Zakat, Jakarta: Kementrian Agama RI
Direktorat Pemberdayan Zakat
Kementrian Agama RI Direktorat, 2012. Standarisasi Amil
Zakat di Indonesia, Jakarta: Kementrian Agama RI
Direktorat
Pemberdayan Zakat. Law Office of Remy and Darus. 2002
Naskah Akademik Rancangan Undang-undang tentang
Perbankan Syariah, Jakarta.
Majid, Baihaqi Abdul. 2003. Pedoman Pendirian, Pembinaan
dan Pengawasan LKM BMT. Jakarta: LAZNAS BMT.
Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di
Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. 1.
Masdar F. Mas’udi, 2004. Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS.
Jakarta: Piramedia.
92
Nurul, N. Oneng Bariyah. 2012. Total Quality Management
Zakat. Jakarta: Wahana Kardofa UMJ, Cet. I
Qardawi, Yusuf. 2006. Hukum Zakat: Studi Komparatif
Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan
Qur’an dan Hadist
Riawan, A Amin. 2009. Perbankan Syariah Sebagai Solusi
Perekonomian Nasional. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ridlo, Muhammad Taufik. 2007. Zakat Profesi & Perusahaan.
Ciputat: IMZ Building.
Ridwan, Ahmad Hasan. 2003. Manajemen Bitul Mal wat
Tamwil, Bandung: Pustaka Setia. Cet. 1.
Ruslan. Rosyadi. 2003. Metode Penelitian Publik Relations
dan Komunikasi. Jakarta: PT.Grafindo Persada.
S, Burhanuddin. 2011. Hukum Bisnis Syariah. Yogyakarta: UII
Press. Cet. I.
Saefuddin. M, Ahmad. 1987. Ekonomi dan Masyarakat dalam
Perspektif Islam. Jakarta: CV Rajawali.
Soemitra, Andri. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
Jakarta: Kencana, edisi 1. Cet 2.
Soeharto, Edi. 2004. Metodologi Pengembangan Masayrakat:
Jurnal comev. Jakarta: BEMJ- PMI.
Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: EKONESIA.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta.
93
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Pustakabaru.
Sumodiningrat, Gunawan. 2005. Membangun Indonesia Emas.
Jakarta: Media Komputindo.
Syarifudin, 2013. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Tangerang
Selatan: Scientific Press.
LAMPIRAN
TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber : Shidiq Anshori S.Pd.I
Jabatan : Staff Baitul Maal Divisi Program
Tanggal Interview : 22 September 2018
Tempat interview : Kantor BMT Al-Fath IKMI Kedaung
T : Tanya
J : Jawab
Poin Wawancara:
1. T : Bagaimana latar belakang pendirian BMT Al-Fath
IKMI?
J : Berawal dari perkumpulan pengajian, namanya
pengajian IKMI. Setelah itu ada kejadian kebakaran di
pasar Ciputat tahun 1996, nah dari kejadian itu banyak
pedagang-pedagang yang dagangannya hancur. Darisitu,
pengajian IKMI berfikir untuk membantu para pedagang di
Ciputat. Terbentuklah koperasi dengan modal 5 juta
patungan dari para pendirinya, ada yang Rp. 300.000 ada
juga yang Rp 500.000. Alhamdulilllah dari modal awal 5
juta itu sekarang udah punya 4 cabang dan 3 kantor milik
pribadi. Dan Alhamdulillah sampai sekarang BMT masih
aktif
2. T : Apa visi dan misi BMT Al-Fath IKMI?
J : Bisa dilihat dibuku laporan RAT ya. Jadi
Alhamdulillah, dari visi tersebut BMT Al-Fath ini sudah
memiliki peringkat di Tangerang Selatan. Diantaranya
peringkat pertama koperasi terbaik ada sertifikatnya tahun
2001 dan tahun 2015. Tahun 2012 juara ketiga. Misinya
meningkatkan simpanan umat, dll. seperti dibuku
3. T : Apa tujuan didirikannya BMT Al-Fath IKMI?
J : Ya itu dia tujuan didirikannya adalah agar masyarakat
di Tangerang Selatan khususnya Ciputat dia bisa
bertransaksi syariah, kan ini baitul maal wat tamwil. Kita
tujuannya untuk berdakwah, dakwah dengan ekonomi.
Agar para anggota atau masyarakat di sini tidak terjerat
dengan riba. Intinya sih kita membantu masyarakat
pedagang kecil, karena ranah koperasi BMT Al-Fath ini
ranah dari menengah ke bawah sih.
4. T : Apa syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan pinjaman Qardhul Hasan dari BMT Al-Fath
IKMI?
J : Pertama ketika si calon mitra dateng ke kantor, kita
cari tau dulu tujuan si mitra dateng ke kantor itu apa
mungkin untuk bantuan pendidikan, modal atau
pengobatan. Kemudian di wawancara gimana keadaan si
Ibu, trus tau BMT dari siapa dia kerjanya apa suaminya
kerjanya apa, itu semuanya di wawancara langsung terlebih
dahulu. Setelah emang tujuannya mau berdagang kita kasih
solusi, kasih pinjaman Qardhul Hasan. Syarat-syaratnya,
pertama ada surat keterangan tidak mampu, kemudian ada
fotokopi KTP, fotokopi KK, pas foto suami dan istri,
apabila suami atau istrinya sudah meninggal, dilampirkan
surat kematiannya dan berkas-berkas pendukung. Setelah
persyaratan itu dilengkapi kita langsung survey ke lokasi
rumahnya untuk liat kondisi rumahnya seperti apa. Setelah
di survey, kita kasih tau ke mitranya layak atau tidaknya.
Kalau layak ya dicairkan, mitra diminta datang ke kantor,
kita akad. Nanti ada perjanjiannya, harus meningkatkan
keimanannya, solatnyalah, harus bayar tepat waktu. Nanti
ada ini, angsuran akadnya.
5. T : Apakah ada biaya administrasi yang di tentukan?
J : Administrasi ngga ada sama sekali.
6. J : Anggota atau nasabah yang bagaimana yang dapat
mengajukan pinjaman bantuan modal qardhul hasan?
J : Yang penting dia harus sesuai dengan ashnafnya, tapi
yang utama masyarakat yang kurang mampu
7. T : Berapa jumlah anggota/mitra yang mendapat
pinjaman Qardhul Hasan dari BMT sampai saat ini?
J : Dari awal sudah sampai 788 orang dari tahun 2006
sampai 8 Mei 2018.
8. T : Berapa besar jumlah pinjaman Qardhul Hasan yang
diberikan?
J : Dari Rp 500.000 sampe Rp 5.000.000
9. T : Bagaimana perkembangan usaha anggota/mitra yang
mendapatkan pinjaman Qardhul Hasan dari BMT?
J : Nah itu dia PR kita juga. Karena kita belum punya
data secara statistiknya ya. Itu jadi kelemahan kita, kita
belum bisa liat usaha nasabahnya sudah maju atau belum.
Paling kalo misalkan ngeliat dia majunya, ngeliatnya dari
angsurannya, kalo angsurannya lancar, berarti usahanya
lancar. Indikatornya dari itu dulu sih saya ngeliatnya. Terus
ada juga yang dari baitul maal, pinjem jadi ke baitut tamwil.
10. T : Langkah apa saja yang dilakukan oleh pihak BMT,
apabila ada penyimpangan (telat/tidak membayar) yang
dilakukan oleh anggota atau nasabah?
J : Pertama kita kunjungi, silaturahim, tanya kenapa
angsurannya tidak lancar. Kalo misalkan udah gabayar
diluar dari jangka waktu bayarnya, misalkan kita kan
angsurannya 10 kali atau 10 bulan, lebih dari itu, kalau
memang dia ga mampu kita hapus buku. Tapi kita tekenin
sih untuk tanggung jawab biar bisa mandiri, kan kalo
uangnya udah balik bisa minjem lagi yang lebih besar.
Kedua, dipantau terus gimana usahanya segala macem.
Kita juga sering bilang ke mitranya kalo emang misalnya
sebulan Rp 100.000 ibu gak bisa, ibu sebulannya Rp 50.000
gapapa, yang penting masuk dulu uangnya.
11. T : Berapa lama waktu pengembalian pinjaman?
J : Kita sih paling lama maksimal 10 bulan
12. T : Bagaimanakah cara pengembalian pinjaman?
J : Mitra langsung datang kesini, ke teller. Cuma kalo ga
sempet biasanya sih kita kunjungi, ngambil. Ada aja si
mitra yang minta tolong untuk diambilkan
13. T : Bagaimana efektivitas pembiayaan Qardhul Hasan
BMT Al-Fath bagi UMKM?
J : Nah dilihat dari ketepatan ngangsur, selama kita liat
rata-rata perbulannya alhamdulillah sih sekitar Rp
11.000.000 masuk. Kalo untuk efektivitas secara
keseluruhan sih sudah di rasalah manfaatnya, efektif. Cuma
kalo dilihat lebih ke dalam lagi kayaknya belum. Untuk
mitranya sendiri kalo saya liat juga mereka sudah bisa
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Cuma untuk melihat
tingginya, di rata-rata sih. Efektif itu belum berarti
usahanya maju, kalo yang saya lihat sih efektivitas nya itu
dia sudah mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan
bisa memutar uangnya lagi.
14. T : Apa saja masalah atau hambatan yang ada dalam
program bantuan modal Qardhul Hasan?
J : Banyak, kita banyak yang diberikan permodalanya
namun pembinaanya kurang maksimal karna banyak yg
dikasih, lalu sdm nya juga kurang jadi tidak ada
pemantauan hanya saja dilihat dari angsuranya saja. Paling
sesekali kita survei dan menanyakan keadaanya gimana
kabarnya, usahanya dan lain-lain.
Kadang di mitra ada yg tidak jujur, tidak menggunakan
dana sesuai akad missal untuk modal kerja tapi tautau untuk
Pendidikan. Kebutuhan keluarga lebih besar dibanding
pendapatan dan modal yg di berikan jadi macet
angsurannya. Biasanya kan kalau awal-awal untuk modal,
kita yang belanjain dulu. Atau kalo kita ga belanjain, kita
minta struk belanjanya sama mereka sebagai bukti kalau
mereka bener-bener mau usaha. Yang udah, struk kan bisa
dibuat sendiri, dagangan juga kan masih ada yg bulan lalu,
jadi bisa difoto dengan dagangan yang lama.
15. T : Apa faktor pendukung pada program bantuan modal
qardhul hasan ini ?
J : Pastinya donatur ya, karna dapat berjalannya semua
program itu adalah dana ZIS tersebut. Alhamdulillah kami
sudah mempunyai donatur tetap dari anggota maupun non
anggota.
16. T : Bagaimana sikap BMT dalam menangani masalah
tersebut?
J : Kita masih perbaiki terus.
17. T : Apakah terdapat pembinaan terhadap nasabah
UMKM yang menerima pembiayaan Qardhul Hasan?
J : Kalo untuk pembinaan kita si banyak. Pokoknya
secara informal kita silaturahmi ke rumahnya menanyakan
usahanya seperti apa, masih berjalan atau tidaknya. Kita
juga mengumpulkan mitra untuk evaluasi, trus kita cari
seorang wirausahawan atau businessman untuk memotivasi
mereka. Tapi ini kurang maksimal, karena nasabah kan
waktunya juga ga banyak.
18. T : Apakah dana pinjaman yang diberikan sesuai dengan
besaran pinjaman yang diajukan?
J : Ngga selalu sama. Kalo misalnya dia ngajuinnya dua
juta, belum tentu kita kasih segitu. Karena kita juga
ngeliat mitranya, kalo ada tunggakkan ya paling kita
kurangin dan tergantung saldo.
19. T : Apakah dana dari zakat, infaq dan sadaqah sudah
tersalurkan dengan baik?
J : Alhamdulillah untuk dana dikeluarkan kepada yang
berhak, kaum dhuafa..
20. T : Apakah realisasi kegiatan sudah sesuai rencana?
J : Setiap tahunnya ada buku laporan tersendiri.
Realisasinya sejauh ini berjalan dengan lancar, ya sesuai
dengan rencana 90% lah. Paling yang kurang efektifnya itu
paling kitanya, pengelolaannya masih campur, kita kan 2
orang doang. Jadi butuh SDM yang lebih banyak lagi, tapi
dalam perancangan sih udah bagus cuma kita kurang orang
untuk realisasinya.
21. T : Bagaimana hubungan antara BMT dengan mitra?
J : Kalo hubungan, kita baik-baik aja karena kitmenjaga
komunikasi. Kalaupun ada ketidakenakan mungkin dari
mitranya, karena mitranya belum bayar. Padahal kalokita
kerumah mitra itu bukan untuk menagih tapi untuk
menanyakan kondisinya kenapa gabisa ngangsur,
alesannya apa.
22. T : Apakah secara managerilal, menganut sistem poac?
J : Dalam manajemen pastilah menganut POAC itu,
karena untuk mengadakan melakukan kegiatan kan harus
ada plan juga. Kalo manajemennya masih campur-camput
tapi kita bagi- bagi tugas aja.
23. T : Apakah prosedur kerja dalam pelaksanaan program
praktis, mudah dilaksanakan dan mencapai target?
J : Kalo dalam praktik sih udah enak, paling dalam
pelaporannya yang agak kurang karena masih belum by
sistem, harus manual untuk mensortir datanya.
TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber : Neneng Rohimah (47 tahun)
Pekerjaan : Pedagang Kelontong
1. T : Dimana alamat rumah ibu? Apakah rumahnya rumah
sendiri atau ngontrak?
J : Gg. Swadaya, Kedaung, Kec. Pamulang. Rumahnya
rumah sendiri ya tapi gitu kayak kandang ayam
2. T : Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjalani usaha ini?
J : Udah 3-4 tahun
3. T : Kalau boleh tau pekerjaan suami/istri Bapak/Ibu apa
ya?
J : Nganggur
4. T : Sudah berapa kali ibu melakukan pinjaman di BMT ?
J : 5-6 kali
5. T :Bagaimana perkembangan usaha bapak/ibu
setelah mendapat pembiayaan?
J : Ya Alhamdulillah berkah dari BMT
6. T : Apakah dalam menjalankan usaha Bapak/Ibu pernah
mengalami kerugian?
J :Ya itutuh, di utangin. Ada yang sampe Rp 500.000 tapi
orangnya pergi, ya tapi saya lillahi ta’ala. Biarin gapapa,
yang penting saya bisa bayar ke BMT.
7. T : Pernahkah bapak/ibu mengalami keterlambatan
bayar? Atau sampai tidak bayar sama sekali?
J : Ga pernah, saya selalu cepat. Karena kalo ga gitu
gaenak
8. T : Bagaimana sikap pihak BMT mengenai hal tersebut?
J : Baik
9. T : Apakah angsuran yang diberikan memberatkan
Bapak/Ibu?
J : Ngga, 300 sebulan
10. T : Seberapa besar manfaat pinjaman Qardhul Hasan yang
diberikan BMT ?
J : Besar sekali ya
11. T : Apakah manfaat yang dirasakan tersebut?
J : Ya karna ada pinjaman dari BMT bisa sekolahin anak,
bisa makan, kebutuhan sehari-hari tercukupi
Form Permohonan Peminjam Bantuan Modal Qardhul Hasan
Mitra Program Bantuan Modal Qardhul Hasan
Baitul Maal BMT Al-Fath Tangerang Selatan
Buku Register Program Bantuan Modal Qardhul Hasan
Baitul Maal BMT Al-Fath
Dokumentasi Kegiatan Pengobatan Gratis
Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Dokumentasi Kegiatan Senam Diabetes
Dokumntasi Kegiatan Pembekalan Rohani Kepada Peserta
Insan Sehat / Lansia
Dokumentasi Kegiatan Khitan Massal Gratis
Dokumentasi Peserta Binaan Beasiswa Dhuafa
Dokumentasi Program Insan Mulia
Dokumentasi Pemberian Bantuan untuk Korban Gaza dan
Bencana Rohingya Tahun 2017
Foto Proses Wawancara dan Pemberian Tanda Terima Kasih
Kepada Staff Baitul Maal Divisi Program di Kantor BMT Al-
Fath IKMI