tinjauan hukum islam tentang pengelolaan yatim...

28
20 BAB II TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM PIATU A. Pengelolaan Yatim Piatu 1. Pengertian Yatim Piatu Yatim menurut bahasa yakni “yatama” atau “aitam” adalah anak yang bapaknya telah meninggal dan belum baligh (dewasa), baik ia kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan. Adapun anak yang bapak dan ibunya telah meninggal termasuk juga dalam kategori yatim dan biasanya disebut yatim piatu. Istilah piatu ini hanya dikenal di Indonesia, sedang dalam literatur fiqh klasik hanya dikenal istilah yatim saja. 1 Yatim artinya tidak beribu atau berayah lagi karena ditinggal mati. 2 Yatim (piatu) adalah anak yang ditinggal mati ayahnya, anak yatim itu memerlukan pemeliharaan dalam pendidikan yang dilakukan dengan kasih sayang supaya mereka hidup gembira, bahagia, berilmu, berbudi dan taat beragama, sanggup berdiri sendiri dan berjasa kepada lingkungannya. 3 Menurut Imam Musthafa Al-Maraghi, yatim adalah: ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻣﺒﻠﻎ ﻳﺒﻠﻎ ﲟﻦ ﺧﺼﺼﻪ ﺍﻟﻌﺮﻑ ﻟﻜﻦ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﺍﺑﻮﻩ ﻣﺎﺕ ﻣﻦ ﻟﻐﺔ ﺍﻟﻴﺘﻴﻢ1 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid V, (Jakarta: Ichtiar Baru, 1993), hlm. 206 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 1133 3 Fahruddin HS, Ensiklopedi Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, tth), hlm. 568

Upload: tranmien

Post on 19-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

20

BAB II

TINJAUAN HUKUM ISLAM

TENTANG PENGELOLAAN YATIM PIATU

A. Pengelolaan Yatim Piatu

1. Pengertian Yatim Piatu

Yatim menurut bahasa yakni “yatama” atau “aitam” adalah anak

yang bapaknya telah meninggal dan belum baligh (dewasa), baik ia kaya

atau miskin, laki-laki atau perempuan. Adapun anak yang bapak dan

ibunya telah meninggal termasuk juga dalam kategori yatim dan biasanya

disebut yatim piatu. Istilah piatu ini hanya dikenal di Indonesia, sedang

dalam literatur fiqh klasik hanya dikenal istilah yatim saja.1

Yatim artinya tidak beribu atau berayah lagi karena ditinggal

mati.2 Yatim (piatu) adalah anak yang ditinggal mati ayahnya, anak yatim

itu memerlukan pemeliharaan dalam pendidikan yang dilakukan dengan

kasih sayang supaya mereka hidup gembira, bahagia, berilmu, berbudi dan

taat beragama, sanggup berdiri sendiri dan berjasa kepada lingkungannya.3

Menurut Imam Musthafa Al-Maraghi, yatim adalah:

اليتيم لغة من مات ابوه مطلقا لكن العرف خصصه مبن مل يبلغ مبلغ الرجال

1 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid V, (Jakarta: Ichtiar Baru,

1993), hlm. 206 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 1133 3 Fahruddin HS, Ensiklopedi Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, tth), hlm. 568

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

21

“Yatim secara bahasa adalah orang yang ditinggal mati bapaknya secara mutlak, sedangkan menurut pengertian ‘urf (adat) dikhususkan untuk anak-anak yang belum mencapai urusan dewasa”.4

Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

batasan-batasan yatim piatu:

1. Mahmud Yunus

Dalam kamus Arab-Indonesia, beliau mengatakan:

امتج اي متيى –يامتة ج يمتيى يامت5 ي 2. Rahmad Taufiq Hidayah berpendapat

“Yatim adalah anak-anak yang di bawah umur yang

kehilangan ayahnya yang bertanggung jawab dalam pembelajaran dan

pendidikan”.6

3. Fahruddin HS dalam Ensiklopedi Al-Qur’an mengemukakan

“Yatim atau piatu adalah anak yang kematian orang tuanya

atau orang tuanya meninggal dunia”.7

4. Harun Nasution, dkk berpendapat

“Yatim adalah anak yang tidak mempunyai ayah lagi, karena

meninggal dunia”.8

4 Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Juz IV, (Beirut: Darul Fikr, tth), hlm.

178 5 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Bandung: Hidakarya Agung, 1989), hlm. 508 6 Rahmad Taufiq Hidayah, Khasanah Istilah Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1993), hlm. 154 7 Fahrudin HS, Loc. Cit 8 Harun Nasution, dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah,

1992), hlm. 992

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

22

Dengan demikian berdasarkan dari berbagai definisi dan

pandangan para ahli, diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan

anak yatim adalah anak yang telah ditinggal mati oleh salah satu atau

kedua orang tuanya sebelum baligh, laki-laki atau perempuan, baik kaya

atau miskin, sehingga membutuhkan pendidikan dan bimbingan dari orang

lain untuk memenuhi kebutuhan material maupun non material.

Sedangkan menurut Muhammad Rasyid Ridla

هو من الناس من فقد اباه قبل بلوغه اليس الىت يستغين فيها من كفالته ومن .احليوان من فقد امه صغري الن اناث احليوان هي الىت نكلف صغارها

“Sebutan yatim untuk golongan manusia adalah anak yang ditinggal mati orang tuanya (bapak) sebelum ia mencapai usia dewasa, yang dalam usia tersebut membutuhkan asuhannya, sedangkan untuk golongan hayawan adalah anak hewan yang ditinggal mati induknya sama masih kecil, karena induk hewan itu yang mengasuh anaknya yang masih kecil”.9

Anak yang ditinggal mati orang tuanya dalam keadaan dewasa dan

mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tidak disebut yatim lagi. Dalam

kitab tafsir Al-Kabir disebutkan:

اليتيم بعد حلما “Tidak disebut yatim setelah dewasa”.10

Jadi tegasnya yang dimaksud dengan batasan yatim piatu adalah

anak yang sudah tidak memiliki salah satu orang tua atau keduanya dalam

rentang usia 0 (nol) tahun sampai baligh, dimana dalam Islam batas usia

9 Muhammad Rasyid Ridla, Tafsir Al-Manar, Juz IV, (Beirut: Darul Ma’arif, tth), hlm. 23 10 Al-Fahrur Razi, Tafsir Al-Kabir, (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiah, 554 H), hlm. 136

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

23

baligh untuk perempuan adalah 9 tahun atau sudah haid, atau umur 15

tahun (sudah khitan) bagi laki-laki.

2. Hukum Memelihara Yatim Piatu dan Dasar Hukumnya

Anak yatim adalah sosok manusia yang mendapat kedudukan

khusus dan mulia di sisi Allah. Perhatian Allah begitu besar kepada

mereka, sebagaimana tercermin dari banyaknya ayat dalam Al-Qur’an

yang membicarakan anak yatim. Bahkan bila Al-Qur’an menyebut nama-

nama kaum dhuafa, maka anak yatim menduduki urutan pertama, bahkan

kata yatim (tunggal) atau yatama (jamak) disebut kurang lebih 23 kali

dalam Al-Qur’an. Maka wajar jika mereka mendapatkan perhatian yang

besar dari Allah. Sebab, selain dhuafa, sejak kecil mereka telah merasakan

penderitaan lahir batin. Al-Qur’an menaruh perhatian besar terhadap anak

yatim karena kelemahannya dalam memenuhi kebutuhan hidup demi

kelangsungan hidupnya. Perhatian Al-Qur’an terhadap anak yatim

diperlihatkan sejak pertama kali turun sampai ketika turun hampir secara

keseluruhannya.11

Menurut Muhsin, Allah dan Rasul-Nya memang tidak

menjelaskan dan memberikan definisi secara khusus tentang anak yatim.

Namun dari berbagai keterangan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan sunnah

Rasulullah SAW dapat dijumpai beberapa makna dan arti anak yatim,

salah satunya yang dinyatakan dalam firman Allah sehubungan dengan

11 Abdul Hayy Al-Farmawy, Metode Tafsir Maudhu’i, Terj. Rosihan Anwar, (Bandung:

Pustaka Setia, Cet. II, 2002), hlm. 61

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

24

kisah Nabi Khidir AS ketika memberikan penjelasan kepada nabi Musa

AS yang berguru kepadanya.

وأما الجدار فكان لغالمين يتيمين في المدينة وكان تحته كنز لهما وكان )82:الكهف (أبوهما صالحا

“Adapun dinding itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan dibawahnya itu ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya adalah orang yang saleh”. (Q.S. al-Kahfi: 82).12

Dari ayat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa yang disebut anak

yatim adalah anak-anak yang ayah mereka telah meninggal dunia.

Sementara itu dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang lain dijelaskan bahwa

yatim itu bukan terbatas pada anak-anak yang tidak mempunyai ayah saja

tetapi juga mereka tidak memiliki kedua orang tua. Salah satu firman

Allah yang berkaitan dengan masalah ini menerangkan.13

: النساء ..... (ومن كان غنيا فليستعفف ومن كان فقريا فليأكل بالمعروف 6(

“Barang siapa diantara para pemelihara itu mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut…” (Q.S. an-Nisa: 6).14

Secara tersirat ayat itu menunjukkan makna yatim adalah anak

yang kedua orang tua mereka telah meninggal dunia. Jika hanya bapak

12 Soenarjo, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen agama RI, (Semarang: Toha

Putra, 1995), hlm. 456 13 Muhsin, Mari Mencintai Anak Yatim, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. 24 14 Soenarjo, dkk, Op. Cit, hlm. 115-116

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

25

yang meninggal dunia, berarti masih ada ibu yang mengasuh dan merawat

mereka dengan menggunakan harta peninggalan bapak mereka, namun

dalam ayat ini diisyaratkan bagi orang-orang yang mampu dan

berkecukupan dalam mengasuh dan merawat anak-anak yatim tidak boleh

menggunakan dan memakan harta kaum dhu’afa itu, kecuali jika mereka

miskin, ketentuan ini diisyaratkan kepada orang yang mengurus dan

mengasuh pada anak-anak yatim dan bukan untuk ibunya, dengan

demikian dari kedua makna di atas dapat ditarik kesimpulan tentang

definisi yatim adalah anak-anak yang bapak atau orang tua mereka telah

meninggal dunia dan membutuhkan perlakuan serta perawatan yang

sebaik-baiknya dari orang lain.15

Muhsin MK, dalam bukunya menyatakan bahwa anak-anak yatim

itu termasuk dalam golongan anak-anak terlantar, adalah sebagai berikut:

pertama, yatim piatu adalah anak yang ayah dan ibunya sudah tidak ada,

kedua, yatim piatu adalah anak-anak yang memiliki orang tua tetapi tidak

lengkap, ketiga, anak-anak yang oleh suatu sebab menjadi terlantar,

keempat, anak-anak yang hidup dalam suatu keluarga yang mengalami

gangguan sosial dan psikologis.16

Penjelasan ini berarti bahwa yang mendapat perhatian dan

pertolongan bukan hanya yatim saja, melainkan juga anak-anak terlantar

lainnya, termasuk di dalamnya anak-anak jalanan.

15 Muhsin, Op. Cit, hlm. 26 16 Ibid

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

26

Al-Qur’an menjelaskan keharusan berbuat baik pada anak-anak

yatim, seperti dalam firman Allah:

)36: النساء (وبالوالدين إحسانا وبذي القربى واليتامى “…..dan berbuat baiklah kepada ibu, bapak, kerabat dan anak-anak yatim….(Q.S. an-Nisa: 36).17

Ayat ini memerintahkan untuk berbuat baik kepada anak-anak

yatim dalam berbagai hal yang dapat menjadikan hidup mereka menjadi

tenang, sejahtera dan bahagia. Berbuat baik kepada mereka dapat

membantu meringankan atau menghilangkan kesengsaraan atau

penderitaan yang dialaminya sejak kecil, mengangkat harkat dan martabat

mereka, serta dapat meningkatkan semangat mereka untuk menghadapi

hidup dan masa depan.

Setelah orang tua mereka tiada, siapakah yang akan membimbing

dan mendidik mereka agar menjadi orang yang cerdas dan saleh?

Disinilah perlunya perlindungan dan bantuan orang lain untuk

menggantikan posisi orang tua mereka dalam memberikan bimbingan dan

pendidikan. Sekiranya mereka masih memiliki seorang ibu atau bapak,

mungkin saja mereka mempunyai harapan untuk mewujudkan cita-cita.

Sebab tidak sedikit kaum ibu, dan ada pula sebagian kaum bapak, yang

dapat memelihara dan mengasuh anak-anak yatim seorang diri sampai

berhasil membimbing dan mendidik anak-anak mereka menjadi anak-anak

yang berguna.

17 Soenarjo, dkk, Op. Cit, hlm. 123

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

27

Islam juga memperhatikan masa depan anak-anak yatim. Mereka

diharapkan mempunyai masa depan yang baik, cerdas dan bahagia. Mesti

ditinggalkan harta benda, mereka akan mengalami kesulitan dalam

mencapai masa depan. Anak yatim membutuhkan bimbingan yang penuh

cinta kasih. Sebab cinta kasih merupakan bagian integral dari kebutuhan

seorang anak. Pada kenyataannya, dasar dari pertumbuhan anak juga

kebahagiaan masa depannya ditegakkan atas bimbingan dan nasehat yang

penuh cinta kasih, karena cinta adalah faktor penting dan sangat berharga

bagi seorang anak. Oleh sebab itu, kewajiban kita untuk memelihara,

mengurus, membimbing, mendidik dan mengarahkan mereka agar dapat

mencapai masa depan sebagaimana yang diharapkan, seperti perintah

Allah SWT:

تفعلوا من خير فإن الله كان به عليما وأن تقوموا لليتامى بالقسط وما )127:النساء(

“…dan (Allah menyerukan) supaya kamu mengurus anak yatim secara adil. Dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan maka sesungguhnya Allah maha mengetahuinya.”. (Q.S. an-Nisa: 127).18

Materi atau harta adalah sarana yang menunjang kehidupan

manusia agar semua kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan layak.

Manusia tidak bisa lepas dari tuntutan pemenuhan kebutuhan materi.

Demikian halnya dengan anak yatim yang perlu mendapatkan

perlindungan hak atas harta benda. Islam menjamin dan memberikan

18 Ibid, hlm. 143

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

28

perlindungan harta benda anak-anak yatim sebagai peninggalan atau

warisan orang tua mereka. Harta benda mereka mendapat perlindungan

dari orang-orang yang mendapat amanah untuk memelihara dan mengasuh

anak-anak itu sejak kecil. Perlindungan ini mencakup antara lain untuk

tidak dapat menyalahgunakan, memakan dan menukar yang baik dengan

yang buruk, menjaga kebutuhan dan keberadaan harta mereka, serta

membantu dan menjaga kerahasiaan penyimpanan harta benda milik

mereka.

Setelah anak-anak yatim itu tumbuh dewasa dan cerdas, barulah

harta benda itu dikembalikan kepada mereka sebagai pemilik yang sah,

dalam keadaan baik dan utuh. Dengan demikian, perlindungan terhadap

harta benda mereka pun selesai.

Sebagaimana dikutip oleh Jalaludin Rahmad, Fazlurrahman

menyatakan, “Diantara Major themes of Al-Qur’an adalah membela,

menyelamatkan, membebaskan, melindungi dan memuliakan kelompok

dhu’afa atau mustadl’afin (yang lemah atau dilemahkan) yang menderita

atau yang dibikin menderita.19 Termasuk kelompok mustadl’afin adalah

anak yatim. Hamka menjelaskan, Jika seseorang meninggal dunia dan

meninggalkan anak, maka keluarga yang lain terutama keluarga yang

mati, hanya itu saja yang menguasai harta”.20

Allah berfirman:

19 Jalaludin Rahmad, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1991), hlm. 88 20 HAMKA, Tafsir Al-Azhar, Juz IV, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1955), hlm. 225

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

29

وآتوا اليتامى أموالهم وال تتبدلوا الخبيث بالطيب وال تأكلوا أموالهم إلى الكمووبا كبريا أمكان ح ه2: النساء ( إن(

“Dan berikanlah harta kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, janganlah kamu menukar dengan yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu memakan harta mereka bersama hartamu, sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu adalah dosa besar” (Q.S. an-Nisa: 2).21

Dalam ayat ini, tertuang tentang tata aturan dalam memelihara

anak-anak yatim, termasuk menjaga harta benda mereka sebagaimana

tuntunan dalam agama Islam.22 Sedangkan Hamka menjelaskan “anak

yatim itu patut mendapatkan harta peninggalan ayahnya, karena itu masih

menjadi kewajiban bagi walinya memelihara anak itu sebaik-baiknya dan

memberikan kepadanya secara jujur”.23

Pelihara olehmu para wali atau yang mengurus harta-harta anak

yatim, akan harta-harta anak yatim, jangan kamu pergunakan untuk

kepentinganmu, belanjakanlah hartanya untuk kepentingan mereka

sendiri. Dan serahkanlah harta-harta itu kepada mereka apabila telah

sampai dalam keadaan rasyid.24

املراد باء يتاء االموال اياهم جعلها هلم خاصة وعدم أكل شيئ عنها بالبا طل اى ايها االولياء واالوصياء احفظوا اموال اليتيمى وال تتعرضواهلا بسؤ

21 Sonarjo, Op. Cit, hlm. 114 22 Muhsin, Op. Cit, hlm. 69 23 HAMKA, Op. Cit, hlm. 226 24 TM. Hasby As-Shieddieqy, Tafsir An-Nur, (Jakarta: Bulan Bintang, 1969), hlm. 180

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

30

وسلموها من انتسهم منها الرشد فااليتيم ضعيف ال يقدر عى حفظ ماله . والدفاع عنه

“Yang dimaksud memberikan harta kepada anak yatim adalah menjadikan khusus untuk mereka dan tidak boleh amankan sedikitpun dengan secara batil (tidak sah), artinya wahai para wali dan penerima wasiat (harta anak yatim), periharalah harta anak yatim itu. Dan janganlah kamu mempergunakannya dengan cara yang jelek dan serahkanlah harta mereka ketika kamu telah merasa belum kedewasaan telah tumbuh dalam diri mereka (anak yatim) sebab anak yatim adalah orang yang lemah dan tidak mampu memelihara dan mempertahankannya sendiri”.25

Dari uraian di atas jelaslah bahwa memelihara, memberikan harta

kepada anak yatim mereka kewajiban yang harus dilakukan oleh para wali

orang-orang yang amanah dan jujur dalam memelihara dan menjaga harta

benda anak-anak yatim akan berusaha memberikan simpanan itu tetap

dalam keadaan yang baik, utuh dan tidak berkurang sedikitpun nilainya.

Di samping itu mereka akan berusaha untuk tidak memakan, menukar dan

mengembalikan harta itu sebelum anak-anak yatim berusia baligh

(dewasa) dan mampu mentasarufkan harta itu dengan baik. Apabila si

yatim dalam keadaan safih (bodoh), maka si wali wajib menjaga harta

tersebut agar tidak habis di tangan si yatim sambil menguji terus menerus

hingga ia pandai memanfaatkannya. Hal ini dikarenakan mesti

ditinggalkannya harta benda. Namun tanpa adanya bimbingan dan

pengawasan dari wali, mereka akan mengalami kesulitan dalam mencapai

masa depan.

25 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi Juz I, (Beirut : Dar al Kutub al Ilmiah,

tth), hlm. 148

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

31

Al-Qur’an menjelaskan tentang anak-anak yatim dalam berbagai

kaitan antara lain dengan agama, keimanan, harta warisan, perampasan

perang dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa persoalan anak yatim

dalam Al-Qur’an bukan semata-mata masalah sosial dan kemanusiaan,

tapi juga berhubungan dengan persoalan keagamaan dan keimanan yang

berpengaruh kelak di alam akherat. Oleh karena itu masalah anak yatim

dalam Islam termasuk hal yang sangat penting sehingga memerlukan

perhatian dan penanganan yang serius dari orang-orang yang memiliki

kepedulian dan kecukupan. Allah memerintahkan orang-orang yang

beriman dan bertakwa agar memperhatikan, memelihara, membantu,

menolong dan melindungi anak yatim dengan cara-cara yang telah

ditetapkan-Nya.

1. Perintah Memperhatikan Anak Yatim

- Berbuat baik kepada anak yatim

... )36 : النساء (. ..وبالوالدين إحسانا وبذي القربى واليتامى

“…dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib-kerabat dan anak-anak yatim…” (an-Nisaa’:36)

- Memuliakan anak yatim

تيمون اليكرمل لا ت17 :الفجر(كلا ب (

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.” (al-Fajr: 17)

- Mengurus mereka secara patut dan adil

ريخ مله الحى قل إصامتن اليع كألونسي220 :البقرة (و (

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

32

“…dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang anak yatim, katakanlah, mengurus urusan mereka (anak yatim) secara patut adalah baik…” (al-Baqarah: 220)

) 127 :النساء ... (وموا لليتامى بالقسط وأن تق ...

“…dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak yatim secara adil…” (an-Nisaa’: 127)

- Bergaul dengan mereka sebagai saudara

... كمانوفإخ مالطوهخإن ت220 :البقرة ( . ..و ( “…dan jika kamu menggauli mereka maka mereka adalah saudaramu…” (al-Baqarah: 220)

- Memberi harta dan makanan kepada mereka

) 177 :البقرة . ..(ي القربى واليتامى وآتى المال على حبه ذو ... “…dan berikan harta yang dicintai kepada kerabatnya, anak-anak yatim…” (al-Baqarah: 177)

) 8:األنسان ... ( ويطعمون الطعام على حبه مسكينا ويتيما وأسريا ...

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (al-Insaan: 8)

- Memperbaiki rumah mereka

... هفأقام نقضأن ي ريدارا يا جدا فيهدج77: الكهف ... ( فو (

“…kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh maka khaidir menegakkan dinding itu…” (al-Kahfi: 77)

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

33

- Melindungi harta mereka

) 82: الكهف ( ... حاوكان تحته كرت لهما وكان أبوهما صال …

“…dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh….” (al-Kahfi: 82)

2. Hak-hak Anak Yatim

- Harta peninggalan orang tua

… وا عهدفأش مالهوأم همإلي متفعكفى فإذا دو همسيبا ليبالله ح…

) 6: النساء( “…kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka (anak yatim) maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas (atas persaksian itu)” (an-Nisaa’: 6)

- Harta warisan orang lain

هنم مقوهزفار اكنيسالمى وامتاليى وبلوا القرة أومالقس رضإذا حو ) 8: النساء (وقولوا لهم قوال معروفا

“Dan apabila suatu pembagian (waris) itu hadir kerabat anak yatim dan orang-orang miskin maka berilah mereka (dari harta waris) itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang baik.” (an-Nisaa’: 8)

- Ghanimah

واعلموا أنما غنمتم من شيء فأن لله خمسه وللرسول ولذي القربى )41: األنفال . .. (ليتامى وا

“Ketahuilah sesungguhnya apa saja yang kamu dapat sebagai rampasan perang (ghanimah) maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, kerabat Rasul dan anak-anak yatim…” (al-Anfal: 41)

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

34

- Fa’i

هل القرى فلله وللرسول ولذي القربى ما أفاء الله على رسوله من أ ) 7: احلشر. .. (واليتامى

“Apa saja harta rampasan (fa’i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah Rasul dan anak-anak Yatim…” (al-Hasyr: 7)

3. Perbuatan yang Dilarangan Terhadap Anak Yatim

- Bertindak sewenang-wenang

رقهفلا ت تيما الي9: الضحى (فأم ( “Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang (zalim).” (adh-Dhuhaa: 9)

- Menukar harta mereka

ليتامى أموالهم وال تتبدلوا الخبيث بالطيب وال تأكلوا أموالهم وآتوا ا الكمو2: النساء ... (إلى أم(

“Janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu ...” (an-Nisaa’: 2)

- Mendekati harta mereka

نسأح تيم إال بالتي هيال اليوا مبقرال ت34: االسرأ ... (و ( “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat…” (al-Israa’: 34)

- Ingkar janji

) 34: االسرأ ( عهد إن العهد كان مسؤوال وأوفوا بال ...

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

35

“…penuhilah janji itu; sesungguhnya janji itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (al-Israa’: 34)

- Memakan harta mereka

وال تأكلوها إسرافا وبدارا أن يكبروا ومن كان غنيا ... ففعتس6: النساء .. . (فلي(

“…dan janganlah kamu makan harta anak-anak yatim lebih dari batas kepatutan. Barang siapa (diantara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu)…” (an-Nisaa’: 6)

- Mencampurkan harta anak yatim dengan harta sendiri

... الكموإلى أم مالهوأكلوا أمال ت2: النساء. .. (و ( “…dan janganlah kamu makan harta mereka (anak yatim) bersama hartamu...” (an-Nisaa’: 2)

- Menghardik

2-1: املاعون (ذلك الذي يدع اليتيم ف.أرأيت الذي يكذب بالدين (

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim.” (al-Maa’uun: 1-2)

- Menyerahkan harta mereka sebelum dewasa

ل اللهعالتي ج الكمواء أمفهوا الستؤال تاما وقي 5: النساء ... ( لكم (

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang (anak-anak yatim) yang belum sempurna akalnya (dewasa) harta (mereka yang berada dalam kekuasaanmu), yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan…” (an-Nisaa’: 5)

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

36

4. Hal-hal Yang Diperbolehkan

- Memakan harta mereka secara patut

) 6: النساء ... (ومن كان فقريا فليأكل بالمعروف ... “…dan barang siapa yang miskin, maka boleh ia memakan harta itu menurut yang patut…” (an-Nisaa’: 6)

- Memanfaatkan harta mereka untuk keperluan pengasuh

: األنعام .. . (وال تقربوا مال اليتيم إال بالتي هي أحسن حتى يبلغ 152(

“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga ia dewasa…” (al-An’aam: 152)

- Mengelola harta anak yatim

ويستفتونك في النساء قل الله يفتيكم فيهن وما يتلى عليكم في الكتاب في يتامى النساء الالتي ال تؤتونهن ما كتب لهن وترغبون أن

دان وأن تقوموا لليتامى بالقسط وما تنكحوهن والمستضعفني من الول )127: النساء (تفعلوا من خير فإن الله كان به عليما

“Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah: “Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al Qur'an (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. Dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuinya.” (an-Nisaa’: 127)

- Menguji

كاحوا النلغإذا ب ىتى حامتلوا اليتاب6: النساء . .. (و(

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

37

“Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur sampai kawin…” (an-Nisaa’: 6)

3. Bentuk-bentuk Pengelolaan Yatim Piatu

Memelihara, membina dan mendidik anak yatim bisa dilakukan

dengan berbagai cara. Tetapi diperlukan yang memungkinkan mereka

untuk tumbuh dan berkembang secara baik, layak dan wajar, baik fisik,

mental maupun sosial.

Anak terlantar senasib dengan anak yatim. Anak semacam ini

lebih berhak disebut sebagai ibnu sabil, yang Islam memerintahkan kita

untuk menyantuninya.

وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئا (أنا وكافل اليتيم في الجنة هكذا “Aku dan penyantun anak yatim di surga seperti ini.” Beliau memberi isyarat dengan jari tengah dan telunjuknya sambil menggerak-gerakkannya.26

Cara yang diterapkan dapat dipelajari dari teladan Rasulullah

SAW dan sejarah perkembangan umat Islam sesudahnya dari zaman ke

zaman, termasuk di Indonesia. Islam memberikan tuntunan tentang cara

mengasuh dan mendidik anak-anak yatim dalam bentuk-bentuk

pengelolaan yatim piatu sebagai berikut:

26 Yusuf Qardhawi, Halal Haram dalam Islam, (Solo: Era Intermedia, Cet. III, 2003), hlm.

319

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

38

a. Santunan Keluarga

Model pengasuhan dan pendidikan dengan cara melayani

kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan fisik dan mental mereka

dengan cara tetap tinggal bersama ayah atau ibu yang masih hidup

atau saudara-saudara mereka yang terdekat. Mereka tidak tinggal

bersama orang lain yang bukan keluarga apalagi tinggal di panti

asuhan.

)215:البقرة. ... (ما أنفقتم من خير فللوالدين والأقربني واليتامى .... “…Apa saja harta kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim….” (Q.S. al-Baqarah: 215).27

Model ini dapat membantu mengupayakan dan mendidik

mentalitas anak-anak yatim karena tempat hidup hakiki sang anak

tidak lain adalah di rumahnya sendiri. Dia akan kesulitan memperoleh

kebahagiaan bersama keluarganya yang lain. Dengan hidup

dirumahnya sendiri, anak yatim akan merasa aman, tenang, terhormat

dan selalu bahagia. Pengaruh positif yang timbul dari interaksi dengan

anggota keluarga di rumah terhadap pertumbuhan jiwa sang anak,

tidak sama ketika berada di tempat lain.

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang

tidak dibesarkan dari rumah sendiri atau semasa kanak-kanak hidup

dalam kondisi yang sulit dan penuh derita, cenderung tumbuh menjadi

pelaku tindak kejahatan. Kondisi pertumbuhan akan berlangsung

secara abnormal. Dirinya tidak akan mengenal berbagai masalah

27 Muhsin MK, Op. Cit, hlm. 30

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

39

kehidupan yang terbilang urgent serta tidak memiliki kedisiplinan

hidup.28

Ketika anak yatim tumbuh dan berkembang dalam kehangatan

dan kasih sayang keluarga, ibu atau bapak, adik, kakak dan saudara

yang lain, maka secara otomatis bisa memecahkan problem “deprivasi

parental”, ditambah lagi adanya kepedulian berupa bantuan yang

bersifat materi dari pihak lain. Memang bantuan yang diberikan

berupa kebutuhan fisik, namun sedikit banyak secara psikis anak-anak

yatim merasa senang karena cukup diperhatikan kebutuhan hidupnya.

b. Asuhan Keluarga

Model ini dilakukan dengan cara menempatkan anak yatim

pada keluarga-keluarga lain yang siap mengasuh dan merawat mereka,

atau bisa dikenal dengan anak angkat.29 Anak yatim yang hidup dalam

asuhan keluarga akan mendapatkan jaminan biaya hidup dan

pendidikan sepenuhnya dari keluarga yang mengasuh dan

merawatnya. Dengan demikian segala kebutuhan-kebutuhan makanan,

minuman, pakaian dan perlengkapan menjadi kewajiban orang yang

mengasuhnya. Apabila anak yatim memiliki harta peninggalan orang

tua, harta itu dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka

sendiri secara wajar dan tidak berlebihan. Rasulullah SAW bersabda:

28 Ali Qaimi, Single Parent; Peran Ganda Ibu Dalam Mendidik Anak, Terj. MJ. Bafaqih,

(Bogor: Cahaya, 2001), hlm. 13 29 Muhsin MK, Op. Cit, hlm. 31

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

40

يت ىف املسلمني بوشر, يم حيسن اليه ت املسلمني بيت فيه ي خري بيت ىف فيه يتيم يشاء اليه بيت

“Sebaik-baiknya rumah kaum muslimin adalah rumahnya di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan sebaik-baiknya, dan sejelek-jelek rumah kaum muslim adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan buruk” (H.R. Ibn Mubarok).30

Secara psikologis, kebutuhan jiwa mereka pun cukup

terpenuhi. Karena ada figur orang tua pengganti yang menyayangi dan

memperlakukan mereka dengan baik serta ada yang mengarahkan

pendidikan secara tepat sesuai bakat dan minat mereka.

Namun tidak semua orang bisa menjadi orang tua asuh.

Artinya tidak semua orang mampu dan sanggup memelihara,

mengurus dan mengasuh anak yatim. Sebab mengurus dan mengasuh

memerlukan keikhlasan dan kesabaran yang tinggi. Menghadapi anak

yatim yang agresif tidak semua orang siap dan berani melakukan

tindakan antisipatik dan pengendalian. Salah dalam menangani sikap

dan ulah mereka, bisa berarti pelanggaran terhadap perintah agama

yang sedemikian besar memberikan perhatian kepada anak yatim.

Oleh karena itu, bagi keluarga yang mengasuh anak yatim,

hendaknya memperlakukan mereka seperti anak sendiri. Anggota

keluarga yang lain harus diberi pengertian mengenai pahala dan

anjuran untuk merawat mereka dengan sebaik-baiknya serta

menganggap anak yatim sebagai saudara sendiri. Tidak ada

30 Ibn Majah, Sunah Ibn Majah, Juz II, (Beirut: Darul Fikr, tth), hlm. 1213

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

41

diskriminasi antara anak yatim dengan anak sendiri, bahkan kalau bisa

harus bersikap seolah-olah berkat keberadaan anak yatim tersebut,

menambah kebahagiaan dan kelancaran rizki. Dengan cara itu, anak

yatim akan merasa kehadirannya tidak merebut kasih sayang atau

merugikan orang lain.

c. Panti Asuhan

Model pengasuhan ini, segala santunan, bantuan, pemeliharaan

dan pendidikan anak yatim dengan menempatkannya dalam sebuah

panti asuhan. Mereka mendapatkan perawatan dan asuhan tanpa

tinggal di rumah keluarga mereka atau orang lain, tetapi tinggal di

asrama atau pesantren (Islam) yang disediakan pengurus panti asuhan.

Di tempat ini mereka tinggal bersama anak yatim lain yang senasib

dan sependeritaan.

Secara umum, panti asuhan mempunyai pola yang diterapkan

dalam melakukan pengasuhan dan perawatan. Pertama, anak yatim

ditempatkan pada rumah-rumah pengasuh bersama keluarganya yang

disediakan panti. Keluarga inilah yang mengurus mereka selama

berada di luar kegiatan panti asuhan dan sekolah. Tiap rumah

ditentukan jumlah santri yang tinggal bersama keluarga pengasuh di

dalam panti asuhan. Kedua, anak yatim ditempatkan dalam satu

asrama secara bersama-sama. Pemisahan asrama dilakukan hanya

berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan.

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

42

Pada asrama laki-laki dan perempuan ditugaskan seorang atau

beberapa orang pengasuh dan pembina sehari-hari.31

Panti asuhan lebih banyak diterapkan untuk memelihara dan

mendidik anak yatim, sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa

organisasi dan yayasan Islam. Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor, antara lain:

a. Panti asuhan dapat menampung anak yatim jauh lebih banyak dari

pada di lingkungan rumah

b. Kenyataan dan kehidupan sosial-ekonomi dalam masyarakat

masih lemah, sehingga tidak banyak diantara mereka yang mampu

memelihara anak yatim di rumah sendiri.

c. Pendidikan dan pembinaan secara terprogram dan berkelompok

terhadap anak-anak yatim akan lebih mudah dilaksanakan dalam

panti asuhan, karena setiap hari mereka berkumpul di asrama.

d. Para donatur lebih mudah melihat secara langsung anak yatim

yang disantuni dan dibiayai oleh panti asuhan.

e. Daya tampung anak-anak yatim dalam panti bisa dikembangkan

dan diperluas, sehingga bisa menerima anak-anak yang lebih

banyak jumlahnya.32

Secara psikologis, walaupun mereka jauh atau berpisah dengan

sanak keluarga, namun mereka merasa senang tinggal bersama teman-

teman senasib dalam asrama. Mereka dapat mengembangkan

31 Muhsin MK, Op. Cit, hlm. 32 32 Ibid, hlm. 33

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

43

kreatifitasnya melalui berbagai kegiatan dan fasilitas yang disediakan

panti asuhan. Disamping itu, mereka juga dapat menumbuhkan

kemandirian selama di asrama. Sebab mereka yang sudah harus dapat

mencuci dan menyetrika pakaian, mengatur tempat tidur dan lemari

sendiri, dan lain-lain, tanpa bantuan orang lain.

Jika program pembinaan anak yatim dapat dilakukan seperti

ini, mereka dapat menjadi manusia yang lebih baik, berkualitas dan

berguna dalam keluarga dan masyarakat. Kepedulian semua pihak

akan masa depan mereka dapat membantu mengembangkan segala

potensi karena adanya stimulan yang dapat membantu untuk

mengekspresikan segala keinginan dan cita-cita karena adanya

suasana yang kondusif bagi pertumbuhannya.

B. Pemberdayaan Yatim Piatu

Begitu banyak jenis pekerjaan dan usaha yang ada di dunia ini, dan

akan makin banyak lagi seiring dengan perkembangan zaman. Satu hal yang

kadang-kadang menyesatkan orang adalah jenis, sifat dan cara usaha yang

bagaimana yang sebaiknya dijalankan. Tentunya dengan pertimbangan bahwa

bidang usaha tersebut akan dapat mengantar ke jenjang penghidupan yang

lebih baik tidak melanggar hukum serta tidak melanggar etika yang umum

berlaku di masyarakat.

Sebelum membicarakan masalah usaha, terlebih dahulu kita periksa

usaha-usaha apa saja yang tergolong memiliki masa depan dan yang tidak

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

44

memiliki masa depan. Usaha yang memiliki masa depan adalah bidang yang

kalau ditekuni dengan sungguh-sungguh, perlahan tapi pasti, akan membuat

pelakunya bisa mencapai kemajuan-kemajuan berarti dan pada akhirnya akan

menjadi figur yang mapan. Sedangkan untuk usaha yang tidak bermasa depan

adalah aktifitas kerja yang umumnya berpenghasilan amat rendah, sehingga

walau ditekuni secara terus menerus tetap tidak mampu mengangkat ke

jenjang kemapanan, seperti narik becak, kuli panggul, kernet angkutan, calo

angkutan umum, tukang pulung dan lain-lain.33

Islam memperhatikan masa depan anak-anak yatim. Mereka

diharapkan mempunyai masa depan yang baik, cerah, dan bahagia.

Sepeninggal orang tua, masa depan mereka mungkin saja mengalami berbagai

hambatan dan rintangan yang besar. Berbagai kebutuhan untuk mencapai

masa depan mereka dengan sendirinya tidak lagi tersedia. Meski ditinggali

harta benda, namun tanpa bimbingan dan pendidikan dari orang tua, mereka

akan mengalami kesulitan dalam mencapai masa depan.

Oleh sebab itulah, Islam menegaskan perlunya pemberian

perlindungan masa depan mereka dengan berbagai bantuan dan pertolongan.

Selain itu perlu juga memberikan nafkah, bantuan harta dan biaya dalam

memenuhi kebutuhan hidup, dan pendidikan mereka dalam meraih masa

depan yang lebih baik.

33 Rusman Hakim, Dengan Wirausaha Menepis Krisis, (Jakarta: PT. Elekx Media

Komputerindo Kelompok Gramedia, 1998), hlm. 159-160

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

45

Selain itu, adalah kewajiban kita untuk memelihara, mengurus,

membimbing, mendidik dan mengarahkan mereka agar dapat mencapai masa

depan sebagaimana yang diharapkan.34

نسا أحسن كمأحا وينالد من كصيبن نسلا تة والآخر ارالد الله اكا آتغ فيمتابو فسدينالم حبلا ي ض إن اللهفي الأر ادغ الفسبلا تو كإلي 77: القصص ( الله(

“Dan carilah apa yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (al-Qoshos: 77)35

Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979, LN. 1979-32 Tentang

Kesejahteraan Anak, pasal 4 (1) mengemukakan bahwa “Anak yang tidak

mempunyai orang tua berhak memperoleh asuhan oleh Negara atau orang atau

badan”.36

Memberdayakan anak yatim tidak dapat disamakan dengan

memberikan pemberdayaan kepada anaka-anak biasa. Mereka yang tidak

memiliki orang tua cenderung perasa sebagai bentuk kekhawatiran,

kehilangan sandaran dan dukungan moral dari orang tua. Seperti itulah

perbedaannya sehingga kita harus memperlakukannya dengan baik dan halus.

Seiring dengan berkembangnya zaman, maka persoalan-persoalan

yang harus dihadapi dan dijawab oleh panti asuhan semakin kompleks, dan

34 Ibid, hlm. 63 35 A. Suad MZ dan Muhammad Sidiq, Mutiara Al-Qur’an, (Surabaya: Sarana Ilmiah Press,

Cet. I, 1988), hlm. 161 36 Muhammad Joni dan Zulchaina Z. Tanamas, Aspek Hukum Perlindungan Anak dalam

Perspektif Konvensi Hak Anak, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Cet. I, 1999), hlm. 194

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

46

harus kita sadari mulai dari sekarang. Persoalan-persoalan yang dihadapi ini

tercakup juga dalam persoalan-persoalan yang dibawa anak asuhnya

dikehidupan kelak. Untuk itulah sebuah panti asuhan tidak ada jeleknya kalau

harus mengikuti pepatah “buatlah perhitungan sebelum diperhitungkan”.37

Maksudnya adalah panti asuhan tidak seharusnya memikirkan kehidupan anak

asuhnya saat berada di panti asuhan saja, tapi juga harus memikirkan masa

depannya setelah keluar dari panti (dewasa).

Setiap orang mempunyai cara berbeda dalam menangkap perhatian

orang, begitu juga dengan yang memberikan. Pengelolaan yatim piatu model

asuhan keluarga, biasanya mencapai pemberdayaannya tidak jauh berbeda

dengan anak-anak lain yang berorang tua lengkap, tapi untuk anak yatim yang

ada di panti asuhan bisa mempoerolehnya dengan kegiatan-kegiatan yang ada

di panti asuhan, seperti kegiatan kerajinan dan tentunya pendidikan di sekolah.

Panti asuhan memberikan pendidikan dan keterampilan anak

asuhnya adalah untuk kepentingan anak-anak asuhnya sendiri, tapi mereka

tidak menyadarinya, mungkin karena usianya yang masih muda belum tahu

tentang masa depan. Keterampilan (hiasan, menjahit, menbuat makanan, dan

lain-lain) sepintas terlihat seperti menguntungkan panti asuhan, karena semua

keuntungan masuk kas panti asuhan. Tapi setelah dewasa, mereka baru

menyadari, bahwa semua laba yang dihasilkan dari kerajinannya, dia

sendirilah yang merasakannya, berupa pendidikan, konsumsi, tempat tinggal,

dan lain-lain. Pendidikan sendiri merupakan suatu pemberdayaan anak yatim

37 Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, (Jakarta: Paramadina, Cet. I, 1997), hlm. 88

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN YATIM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian anak dan

47

piatu yang tidak terlihat. Biasanya anak-anak yatim piatu menyadarinya

setelah mereka dewasa, bahwa mereka pernah punya pengalaman yang

menghasilkan uang saat berada di panti asuhan, bahkan mereka bisa

mengembangkannya lewat ajaran yang pernah didapat dari ajaran kurikulum

sekolah.