tinjauan alur prosedur pembuatan visum et repertum …
TRANSCRIPT
TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PANDAN ARANG BOYOLALI
Nur Widowati1, Rano Indradi Sudra
2, Tri Lestari
2
Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar
2
ABSTRAK Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa di RSUD Pandan Arang Boyolali adanya
keterlambatan dalam pembuatan Visum Et Repertum. Visum Et Repertum akan menjadi bukti yang
benar dan sesuai keadaan yang sebenarnya agar proses peradilan berjalan secara adil. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui prosedur pembuatan visum et repertum di Rumah Sakit Umum
Daerah Pandan Arang Boyolali.
Jenis penelitian adalah deskriptif dengan metode observasi dan pendekatan Case Study. Subyek
penelitian adalah petugas pembuat visum et repertum Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
Boyolali dan obyek penelitian pelaksanaan prosedur pembuatan visum et repertum. Instrumen
penelitian adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Data dalam penelitian ini
dianalisis secara deskriptif.
Di RSUD Pandan Arang Boyolali bahwa terdapat 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dengan
perincian, 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dengan perincian, 6 (6,74%) kasus
penganiayaan, 5 (5,62%) kasus perkosaan dan 78 (87,64%) kasus kecelakaan. Dari ketiga macam
kasus tersebut (penganiayaan, perkosaan dan kecelakaan lalulintas) termasuk dalam jenis kasus
pidana. Lama proses pembuatan Visum Et Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali paling cepat
yaitu selama 3 hari dengan jumlah 80 kasus (89,89%) dan paling lama 45 hari dengan jumlah 1
kasus (1,12%). Dari data tersebut 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dapat diselesaikan tepat
waktu sebesar (87,64%) tetapi masih ada 11 kasus yang mengalami keterlambatan sebesar
(26,36%), hal ini disebabkan oleh faktor dokter dari luar (dokter yang merawat pasien tidak sedang
bertugas di RSUD Pandan Arang Boyolali atau dinas luar).
Sebaiknya Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali untuk menghindari keterlambatan
tersebut diperlukan koordinasi yang baik antara petugas pelayanan Visum Et Repertum dengan
dokter yang merawat / melakukan Visum EtRepertum yaitu dengan cara petugas bagian Visum Et
Repertum harus segera menghubungi dokter yang merawat, untuk dilakukan pemeriksaan apabila
ada kasus permintaan Visum Et Repertum yang melibatkan dokter tersebut sehingga terjalin
komunikasi yang baik dan menghindari keterlambatan proses pelayanan pembuatan Visum Et
Repertum.
Kata Kunci :Alur Prosedur Pembuatan,Visum Et Repertum
Kepustakaan : 7 (1980-2010)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan No.
269/Menkes/Per/III/2008 Bab III pasal 7
menyatakan sarana pelayanan kesehatan
wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan rekam
medis. Oleh karena itu, rumah sakit
merupakan pusat dimana pelayanan
kesehatan masyarakat, pendidikan serta
penelitian kedokteran diselenggarakan
sehingga setiap tindakan dan pelayanan yang
diberikan pada pasien harus dicatat ke dalam
dokumen rekam medis dan rumah sakit
berkewajiban untuk menyimpan dan
Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 85
menjaga kerahasiaan dokumen rekam medis
pasien. Oleh karena itu, dokumen rekam
medis sangat diperlukan untuk mencatat
penyakit dan seluruh pelayanan yang telah
diberikan oleh pihak rumah sakit kepada
pasien.
Kompleksitas ini muncul karena
pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai
fungsi pelayanan, pendidikan, dan
penelitian, serta mencakup berbagai
tingkatan maupun jenis disiplin, dimana
rumah sakit mampu melaksanakan fungsi
yang profesional baik dibidang teknis medis
maupun administrasi kesehatan. Salah satu
penilaian dari pelayanan kesehatan dapat
kita lihat dari pencatatan rekam medis atau
rekam kesehatan.
Dengan adanya minat pihak ketiga,
seperti perusahaan asuransi, polisi dan
pengadilan terhadap rekam medis telah
menjadi milik umum. Akan tetapi, rekam
medis hanya dapat dikeluarkan berdasarkan
otoritas pemerintah atau badan yang
berwenang sehingga secara hukum dapat
dipertanggungjawabkan.
Visum Et Repertum (V et R ) adalah
suatu keterangan tertulis yang dibuat atas
permintaan yang berwajib dan dilaksanakan
oleh dokter berdasarkan sumpah mengenai
apa yang dilihat dan ditemukan pada pasien
atau benda yang diperiksa berdasarkan
pengetahuan yang sebaik-baiknya untuk
kepentingan pengadilan. Dalam hal ini
RSUD Pandan Arang Boyolali sebagai
penyelenggara kegiatan rekam medis dan
pemilik berkas rekam medis harus
mempunyai ketentuan yang mengatur
tentang pelaksanaan alur prosedur pelayanan
Visum Et Repertum. Berkas Visum Et
Repertum mempunyai nilai hukum atas
dasar keadilan, dalam rangka usaha untuk
menegakkan hukum dan penyediaan bukti.
Permintaan Visum Et Repertum pada tahun
2008 sebanyak 117 kasus, masih ada hasil
Visum Et Repertum yang tidak diambil oleh
pihak kepolisian sebanyak 18 kasus (15,3%)
sedangkan permintaan Visum Et Repertum
ditahun 2008 sebanyak 89 kasus. Di tahun
2008 terdapat 11 kasus yang mengalami
keterlambatan dalam pembuatan hasil Visum
Et Repertum dengan jenis kasus campuran,
yaitu kasus kecelakaan, perkosaan dan
penganiayaan. Di lihat dari hasil tersebut
diketahui bahwa terdapat penurunan
permintaan Visum Et Repertum di RSUD
Pandan Arang Boyolali. Hasil Visum Et
Repertum tersebut telah diambil oleh pihak
yang berwenang. Berdasarkan kasus studi
pendahuluan diketahui bahwa di RSUD
Pandan Arang Boyolali adanya
keterlambatan dalam pembuatan Visum Et
Repertum pada tahun 2008.
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut
: mengetahui pelaksanaan alur prosedur
pembuatan visum et repertum di RSUD
Pandan Arang Boyolali, Mengetahui
prosedur pembuatan visum et repertu,
Mengetahui jenis kasus dalam visum et
repertum, Mengetahui dokter yang
melaksanakan pemeriksaan visum et
repertum, Mengetahui lama proses
pembuatan visum et repertu, Mengetahui
pencabutan/pembatalan permintaan visum et
86 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
repertum, Mengetahui prosedur
pengambilan visum et repertum.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekam Medis
1. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah “keterangan baik
yang tertulis maupun terekam tentang
identitas, anamnase, penentuan fisik
laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan
tindakan medik yang diberikan kepada
pasien, dan pengobatan baik yang dirawat
nginap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat”.
(DepKes RI. 1997). Kemudian selanjutnya
rekam medis menurut Huffman (1994)
adalah “himpunan fakta tentang kehidupan
seorang pasien dan riwayat
kepenyakitannya, termasuk keadaan sakit,
pengobatan saat ini dan lampau yang ditulis
oleh para praktisi kesehatan dalam upaya
mereka memberikan pelayanan kesehatan
terhadap pasien”. Dalam pelayanan
kesehatan terutama yang dilakukan para
dokter di rumah sakit peranan catatan rekam
medis sangat penting dan melekat dengan
kegiatan pelayanan.
Sesuai PerMenKes RI No.
269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 tentang
rekam medis, yang dimaksud dengan rekam
medis adalah “Berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan”.
Catatan atau rekaman ini menjadi sangat
berguna untuk mengingatkan kembali dokter
akan keadaan hasil pemeriksaan dan
pengobatan yang telah diberikan bila pasien
datang kembali untuk berobat ulang setelah
beberapa hari, beberapa bulan bahkan
beberapa tahun kemudian. Dengan adanya
rekam medis, maka dokter bisa mengingat
atau mengenali keadaan pasien waktu
diperiksa sehingga lebih mudah melanjutkan
strategi pengobatan dan perawatannya.
2. Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Sedangkan tertib rumah sakit
merupakan salah satu faktor dalam upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di rumah
sakit. (Depkes, RI. 2006)
3. Kegunan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat
dari beberapa aspek antara lain:
a. Aspek administrasi
Isinya menyangkut tindakan
berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga medis dan
paramedis dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu
penggunaan rekam medis diperlukan
untuk melihat proses pengobatan dan
tindakan yang diberikan atas diri
seseorang pasien dapat diakses secara
langsung oleh bagian yang
berwenang atas pemeriksaan tersebut.
b. Aspek medis
Catatan tersebut dipergunakan
sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan dan perawatan yang
diberikan kepada seorang pasien dan
dalam rangka mempertahankan serta
Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 87
meningkatkan mutu pelayanan
melalui kegiatan audit medis,
manajemen risiko klinis serta
keamanan atau keselamatan pasien
dan kendali biaya.
c. Aspek hukum
Isinya menyangkut masalah jaminan
kepastian hukum atas dasar keadilan,
dalam rangka upaya menegakkan
keadilan. Rekam medis adalah milik
dokter dan rumah sakit sedangkan
isinya yang terdiri dari identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien sebagai
informasi yang dimiliki oleh pasien
sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku
(UU Praktik Kedokteran RI No. 29
Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1)
Penjelasan).
d. Aspek keuangan
Isinya mengandung data atau
informasi yang dipergunakan sebagai
aspek keuangan yaitu dalam hal
pengobatan, terapi serta tindakan-
tindakan yang diberikan pada pasien
selama menjalani perawatan di rumah
sakit.
e. Aspek penelitian
Isinya menyangkut data dan
informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek pendukung penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan
di bidang kesehatan.
f. Aspek pendidikan
Isinya menyangkut data atau
informasi tentang perkembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan
medis yang diberikan kepada pasien,
informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan atau
referensi pengajaran di bidang
pendidikan kesehatan.
g. Aspek dokumentasi
Isinya menyangkut sumber ingatan
yang harus didokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggung
jawaban dan laporan rumah sakit.
Kegunaan rekam medis secara umum
adalah sebagai berikut:
1) Sebagai alat komunikasi antar
dokter, antar tenaga ahli lainnya
yang ikut dalam memberikan
pelayanan, pengobatan dan
perawatan pada pasien.
2) Sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan/
perawatan yang harus diberikan
pada pasien.
3) Sebagai bukti tertulis atas segala
tindakan pelayanan,
perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien
berkunjung/ dirawat di rumah
sakit.
4) Sebagai bahan untuk analisa,
penelitian dan evaluasi terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan
kepada pasien.
5) Melindungi kepentingan hukum
bagi pasien rumah sakit maupun
dokter dan tenaga kesehatan.
88 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
6) Menyediakan data-data khusus
yang sangat berguna untuk
keperluan penelitian dan
pendidikan.
7) Sebagai dasar dalam
penghitungan biaya pembayaran
pelayanan medis yang diterima
pasien.
8) Menjadi sumber ingatan yang
harus didokumentasikan serta
sebagai bahan
pertanggungjawaban dan laporan.
(Depkes, RI. 2006)
B. VISUM ET REPERTUM
1. Pengertian Visum Et Repertum
Visum Et Repertum berasal dari bahasa
latin yaitu Videre yang berarti melihat
dan Repere yang berarti melaporkan.
Dari asal kata tersebut maka Visum Et
Repertum dapat didefinisikan suatu
keterangan tertulis yang dibuat atas
permintaan pihak kepolisian / pengadilan
oleh dokter berdasarkan sumpah
kedokteran tentang apa yang dilihat dan
ditemukan pada pasien atau benda yang
diperiksa berdasarkan pengetahuan
kedokteran. Dalam hal ini, untuk
kepentingan pengadilan atau keterangan
ahli mengenai tindak pidana yang
berkaitan dengan kesehatan dan jiwa
manusia.
Pengertian yang berwajib tidak hanya
meliputi polisi, jaksa atau hakim,
melainkan penyidik dan hakim pada
tingkat pemeriksaan di sidang pengadilan
(Koeswadji H, 1996).
2. Peranan Visum Et Repertum
Mengenai Visum Et Repertum dalam
ordonanti. 1937 nomor 350 dimana pasal
1 menyatakan bahwa Visum Et Repertum
yang dibuat oleh “geneseskundigen”
(dokter) mempunyai daya bukti dalam
perkara pidana, sepanjang hal itu
memuat keterangan tentang apa yang
dilihat, dialami dan diketahui
berdasarkan ilmu pengetahuan
dibidangnya terhadap barang-barang
yang diperiksanya.
Fungsi dan peranan Visum Et Repertum
sebagai alat pembuktian dalam perkara
pidana, terlebih-lebih bila dalam tindak
pidana tersebut terdapat korban, baik
luka-luka ataupun mati.
Suatu Visum Et Repertum yang dibuat
oleh dokter terutama bila dibuat oleh
dokter ahli dalam bidangnya dan Visum
Et Repertum tersebut memuat
keterangan-keterangan sebagai hasil
tentang apa yang dilihat, diketahui atau
dialami berdasarkan ilmu
pengetahuannya terhadap barang yang
diperiksa, akan sangat membantu atau
bemanfaat bagi penyidikan dan terutama
bagi hakim dalam usahanya membuat
terang sesuatu tindak pidana (LKUI,
1980)
3. Pejabat yang Berhak mengajukan
Permintaan Visum Et Repertum
a. Penyidik adalah Pejabat Polisi
Negara Republik Indonesia tertentu
yang sekurang- kurangnya
berpangkat Pembantu Letnan Dua
Polisi (P.P.R.I. No.27 Th 1983)
Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 89
b. Dalam hal di suatu sektor kepolisian
tidak ada pejabat penyidik
sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf a, maka Komandan Sektor
Kepolisian yang berpangkat Bintara
di bawah Pembantu Letnan Dua
Polisi, karena jabatannya adalah
penyidik
c. Penyidik Pembantu adalah :
d. Pejabat kepolisian Negara Republik
Indonesia tertentu sekurang –
kurangnya berpangkat Sersan Dua
Polisi
e. Dalam perkara perdata, hakim
perdata dapat minta sediri
f. Dalam perkara agama, hakim agama
dapat minta sendiri (undang-undang
No.1 Th 1970 pasal 10)
g. Dalam hal orang yang luka atau
mayat itu seorang anggota ABRI
maka untuk meminta Visum Et
Repertum hendaknya menghubungi
polisi militer setempat dari kesatuan
si korban (instruksi Kapolri
No.Pol:Ins/P/20/IX/74
4. Prosedur Permintaan Visum Et Repertum
Berdasarkan instruksi kepala kepolisian
RI nomor Pol.Ins/E/20/20/IX/75 tentang
tata cara permohonan dan pencabutan
visum et repertumdisebutkan :
a. Permintaan visum et repertum
1) Permintaan visum et repertum
dibuat secara tertulis dengan
mengisi blangko-blangko atau
formulir yang telah disediakan
diisi sesuai keadaan korban dan
tindak pidana yang sedang
dihadapi. Pengisian formulir
dilakukan secara jelas atau tugas
(pemeriksaan luar atau dalam
keduanya) dan dilengkapi dengan
keadaan pada saat ditemukan.
2) Surat permintaan visum et
repertum dikeluarkan dan
ditandatangani oleh pejabat
tertentu dan kepala kepolisian
militer yang pada dasarnya adalah
pejabat yang berwenang
mengeluarkan dan
menandatangani surat pengadilan,
surat perintah penangkapan,
penahanan untuk korban mati dan
pada bagian-bagian spesialis
sesuai keadaan yang diderita si
korban (korban perkosaan ke
bagian bidan, korban lalu lintas ke
bagian bedah).
3) Permintaan visum et
repertumterhadap korban WNA,
dilakukan sama terhadap WNI,
guna pemberitahua kepada
kedutaan atau perwakilan Negara
dari korban.
4) Permintaan visum et repertum
dikirim dalam waktu 2x24 jam
sejak terjadinya peristiwa sampai
hasil pemeriksaan
ditemukan/diperoleh dokter (ahli
kedokteran kehakiman diperoleh
data yang lebih objektif dan
sehubungan tersangka dalam
waktu 2x24 jam harus sudah
diperiksa.
90 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
b. Pencabutan /pembatalan permintaan
visum et repertum
Pada dasarnya pencabutan
permintaan visum et repertumtidak
dapat dibenarkan karena melanggar
UU pasal 222 KUHP berisi
barangsiapa dengan sungguh sengaja
mencegah, menghalang-halangi,
merintangi atau menggalkan
pemeriksaan mayat forensic, diancam
dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
5. Bentuk Visum Et Repertum
Untuk kecelakaan lalu lintas atau
penganiayaan terdapat 3 bentuk Visum Et
Repertum antara lain:
a. Visum Et Repertum Sementara.
Visum Et Repertum sementara berisi
uraian hasil pemeriksaan pada waktu
penderita masuk ke rumah sakit,
penyebab terjadinya kelainan yang
didapat serta kesimpulan sementara
akibat kelainan yang diderita.
b. Visum Et Repertum Lanjutan.
Visum Et Repertum lanjutan berisi
lanjutan dari Visum Et Repertum
sementara serta perjalanan penyakit
dari perderita.
c. Visum Et Repertum definitif.
Visum Et Repertum definitif berisi
uraian tentang kelainan yang terdapat
kesimpulan-kesimpulan berupa
diagnosis, sebab dari kelainan yang
didapat dan akibat ditimbulkan oleh
kelainan tersebut (cacat yang timbul).
Kelainan / cacat yang terjadi dibagi
atas 3 kategori :
1) Bahaya maut dan cacat tetap yang
menyebabkan tidak dapat
melakukan pekerjaan selamanya,
keguguran atau mati janin.
2) Halangan untuk melakukan
pekerjaan dan jabatan.
3) Sembuh, tidak menghalangi
melakukan pekerjaan dan jabatan.
(LKUI, 1980)
6. Jenis Kasus yang Dimintakan Visum Et
Repertum
Kedudukan seorang dokter didalam
penanganan korban kejahatan dengan
menerbitkan visum et
repertumseharusnya disadari dan dijamin
netralitasnya, karena bantuan dokter
akan sangat menentukan adanya
kebenaran factual yang berhubungan
dengan kejahatan. Jenis permasalahan
antara lain:
a. Penganiayaan
b. Kecelakaan
c. Perkosaan
7. Petugas yang Membuat Visum Et
Repertum
Visum et repertum oleh dokter forensik,
dokter umum, dokter spesialis, dokter
sipil, militer, dokter pemerintah/swasta
agar memperoleh bantuan yang
maksimal maka perlu diperhatikan dua
hal yaitu: spesialis perlu disesuaikan
kasusnya dan fasilitasnya. (LKUI, 1980)
Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 91
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara
objektif (Notoatmodjo, 2005). Jenis
penelitian ini digunakan untuk mengetahui
alur prosedur pembuatan visum et repertum
di RSUD Pandan Arang Boyolali.
Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan Case Study dengan cara meneliti
suatu permasalahan melalui suatu kasus
yang terdiri dari unit tunggal. Unit yang
menjadi kasus tersebut secara mendalam
dianalisis baik dari segi yang berhubungan
dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-
faktor yang mempengaruhi, kejadian-
kejadian khusus yang muncul sehubungan
dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi
kasus terhadap suatu perlakuan atau
pemaparan tertentu. (Notoadmodjo, 2005)
B. Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 1. Variabel Penelitian dan Definisi
Operasional
No Variabel Definisi operasional
1. Prosedur
pelayanan Visum
Et Repertum
Suatu acuan atau
petunjuk
pelaksanaan Visum
Et Repertum bagi
petugas yang
bertanggungjawab
dalam
melaksanakan
pelayanan Visum Et
Repertum.
2. Jenis kasus dalam
Visum Et
Repertum
Macam-macam
kasus yang
membutuhkan
pemeriksaan Visum
Et Repertum berupa
kasus penganiayaan,
pemerkosaan dan
No Variabel Definisi operasional
kecelakaan.
3. Petugas yang
membuat Visum
Et Repertum
Seseorang yang
mempunyai
wewenang untuk
melakukan
pengisian formulir
hasil Visum Et
Repertumyaitu
dokter umum, dan
dokter spesialis
4. Lamanya proses
pembuatan Visum
Et Repertum
Suatu proses waktu
pembuatan Visum
Et Repertum mulai
dari tanggal
permintaan
dilakukan Visum Et
Repertum sampai
dengan memperoleh
tanggal Visum Et
Repertum
5. Prosedur
pengambilan
Visum Et
Repertum
Suatu alur kegiatan
dalam pelayanan
pengambilan hasil
Visum Et Repertum
6. Pencabutan atau
pembatalan
Visum Et
Repertum
Suatu proses untuk
pencabutan atau
pembatalan atas
permintaan Visum
Et Repertum yang
telah diajukan oleh
pihak kepolisian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Polpulsi dan sampel dalam penelitian ini
adalah keseluruhan objek penelitian atau
objek yang diteliti (Notoatmodjo. 2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
permintaan pembuatan visum et repertum di
RSUD Pandan Arang Boyolali pada
sejumlah 89 kasus.
Sampel adalah sebagian yang diambil
dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo. 2005). Dalam penelitian ini
sampel yang digunakan adalah seluruh
populasi permintaan Visum Et Repertum
tahun 2008 sebanyak 89 kasus.
92 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
D. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Data primer
Data yang didapat dari pengamatan
langsurng dan wawancara pada
petugas rekam medis dan petugas
yang membuat visum et repertum
untuk mengetahui bagaimana
tinjauan alur prosedur pembuatan
visum et repertum di RSUD Pandan
Arang Boyolali.
2. Data sekunder
Data yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan pihak rumah sakit,
misalnya dalam pengolahan ini data
sekunder yang digunakan adalah
data-data tentang visum et repertum
dari beberapa informasi yang didapat
dari RSUD Pandan Arang Boyolali.
E. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan :
3. Editing
Yaitu mengklasifikasikan kasus
visum et repertum berdasarkan jenis
kasusnya sesuai dengan surat
permintaan visum et repertum.
4. Tabulasi
Yaitu membuat tabel untuk
mengelompokkan data yang sesuai
dengan masing-masing obyek yang
diteliti.
5. Penyajian Data
Penyajian data berupa gambar tabel
lama waktu proses pembuatan visum
et repertum di RSUD Pandan Arang
Boyolali.
F. Tehnik Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis
secara deskriptif yaitu menggambarkan
hasil penelitian sesuai keadaan yang
sebenarnya dengan menggunakan
metode survey dengan cara melakukan
wawancara dengan responden serta
melakukan pendekatan cross sectional
yang bersifat sewaktu yang
menggambarkan pelaksanaan prosedur
tetap pembuatan visum et repertum di
RSUD Pandan Arang Boyolali.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum
RSUD Pandan Arang Boyolali sudah
mempunyai prosedur tetap tentang
pembuatan administrasi Visum Et Repertum
dengan nomor dokumen 84/ PROTAP/ IV/
2011, nomor revisi 3 tanggal terbit 14 April
yang ditetapkan oleh direktur RSUD Pandan
Arang Boyolali. Isinya adalah sebagai
berikut :
a. Ada surat pengantar / permohonan dari
pihak terkait.
b. Pasien diperiksa oleh dokter jaga IGD
atau konsulen.
c. Hasil pemeriksaan pasien dibuat laporan
secara tertulis oleh petugas rekam medis
pada blangko / formulir khusus untuk
pembuatan Visum Et Repertum.
d. Setelah Visum Et Repertum ditanda
tangani dokter pemeriksa kemudian
dicap stempel rumah sakit.
Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 93
e. Yang berhak mengambil hasil Visum Et
Repertum adalah dari penyidik yakni
kepolisian atau kejaksaan.
f. Penyelesaian pembuatan Visum Et
Repertum selesai dalam waktu 3 (tiga)
hari
Di bagian Unit Rekam Medis
mempunyai satu petugas yang bertugas
membuatkan Visum Et Repertum. Visum Et
Repertum merupakan laporan secara tertulis
kondisi / cedera yang dialami pasien karena
terlibat urusan kepolisian untuk kepentingan
peradilan. Visum Et Repertum akan menjadi
bukti yang benar dan sesuai keadaan yang
sebenarnya agar proses peradilan berjalan
secara adil. Semua pasien yang terlibat
urusan dengan penyidik agar dibuatkan
Visum Et Repertum untuk kepentingan
peradilan.
2. Jenis Kasus dalam Visum Et Repertum
Tabel 2. Jenis kasus dalam Visum Et
Repertum di RSUD Pandan Arang
Boyolali Tahun 2008
No Jenis Kasus Visum Et
Repertum
n %
1 Penganiayaan 6 6,74%
2 Perkosaan 5 5,62%
3 Kecelakaan 78 87,64%
Di RSUD Pandan Arang Boyolali bahwa
selama Tahun 2008 terdapat 89 kasus
permintaan Visum Et Repertum dengan
perincian, 6 (6,74%) kasus penganiayaan, 5
(5,62%) kasus perkosaan dan 78 (87,64%)
kasus kecelakaan. Dari ketiga macam kasus
tersebut (penganiayaan, perkosaan dan
kecelakaan lalu lintas) termasuk dalam jenis
kasus pidana.
3. Dokter yang Melaksanakan Pemeriksaan
Visum Et Repertum
Visum et repertum dibuat oleh dokter
umum dan dokter spesialis agar
mempermudah dalam pembuatan hasil
Visum Et Repertum maka perlu diperhatikan
dua hal yaitu: spesialis perlu disesuaikan
kasusnya dan fasilitasnya. Untuk kasus
kecelakaan dan penganiayaan Visum Et
Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali
dibuat oleh dokter bedah yang menangani
pasien sedangkan kasus pemerkosaan dibuat
oleh dokter obsgyn.
4. Lama Proses Pembuatan Visum Et
Repertum
Tabel 3. Lama Waktu Proses Pembuatan
dan Pengambilan Visum Et Repertum di
RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun
2008
Lama proses
pembuatan (Lama
waktu s/d selesai)
Visum Et Repertum
Jumlah
n %
3 hari 80 89,89%
7 hari 1 1,12 %
8 hari 2 2,26 %
9 hari 1 1,12 %
15 hari 1 1,12 %
21 hari 1 1,12 %
28 hari 1 1,12 %
44 hari 1 1,12 %
45 hari 1 1,12 %
Sumber : Data Sekunder Rekam Medis RSUD
Pandan Arang Boyolali tahun 2008
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
bahwa lama proses pembuatan Visum Et
Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali
Tahun 2011 paling cepat yaitu selama 3 hari
dengan jumlah 80 kasus campuran yaitu
94 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
penganiayaan, perkosaan dan kecelakaan
(89,89%) dan paling lama 45 hari dengan
jumlah 1 kasus perkosaan (1,12%).
5. Pencabutan/pembatalan permintaan
visum et repertum
Pada dasarnya pencabutan/pembatalan
Visum Et Repertum dilakukan secara tertulis
dengan mengisi formulir pencabutan, yang
dibuat secara seragam dan ditujukan kepada
Direktur rumah sakit. Pihak kepolisian
membawa surat pencabutan / pembatalan
Visum Et Repertum, kemudian diserahkan
kepada direktur rumah sakit setelah itu
direktur rumah sakit mengadakan rapat
komite medis, setelah mendapatkan disposisi
dari direktur rumah sakit diserahkan kepada
petugas khusus yaitu Unit Rekam Medis,
lalu ke bagian yang bertanggung jawab
terhadap Visum Et Repertum untuk melayani
pembatalan Visum Et Repertum, kemudian
pihak polisi menandatangani buku
pembatalan Visum Et Repertum yang berisi
tanggal Visum Et Repertum, no surat
permintaan Visum Et Repertum, nama
korban, alamat korban, nama terang petugas
polisi, keterangan. Rata-rata alasan
pembatalan atau pencabutan permintaan
Visum Et Repertum dikarenakan kedua belah
pihak berdamai tanpa ada konfirmasi dengan
rumah sakit.
6. Prosedur Pengambilan Visum Et
Repertum
Di RSUD Pandan Arang Boyolali belum
ada prosedur tetap tentang pengambilan
Visum Et Repertum. Berdasarkan hasil
wawancara dengan petugas pembuat Visum
Et Repertum, syarat pengambilan Visum
EtRepertum di rumah sakit selama ini
dilakukan oleh petugas kepolisian dalam
serah terima Visum Et Repertum dengan
bukti membubuhkan tanda tangan dan nama
terang pada buku pengambilan Visum Et
Repertum. Kemudian petugas kepolisian
akan membayar biaya administrasi
pembuatan Visum Et Repertum terlebih
dahulu ke bagian kasir sebelum menerima
hasil Visum Et Repertum yang diminta.
Tabel 4. Lama Waktu Pengambilan
Visum Et Repertum di RSUD Pandan
Arang Boyolali Tahun 2008
Lama waktu s/d
diambil Visum Et
Repertum
Jumlah
n %
1 hari 78 87,64 %
7 hari 2 2,26 %
11 hari 1 1,12 %
14 hari 3 3,38 %
15 hari 1 1,12 %
16 hari 1 1,12 %
18 hari 1 1,12 %
25 hari 1 1,12 %
31 hari 1 1,12 %
Dari data tersebut 89 kasus permintaan
Visum Et Repertum dapat diselesaikan tepat
waktu sebesar (87,64%) tetapi masih ada 11
kasus yang mengalami keterlambatan
sebesar (12,36%), berdasarkan hasil
wawancara dengan petugas pembuat Visum
Et Repertum, disebabkan oleh faktor dokter
dari luar (dokter yang merawat pasien tidak
sedang bertugas di RSUD Pandan Arang
Boyolali atau dinas luar).
Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 95
B. Pembahasan
1. Prosedur pelayanan pembuatan Visum Et
Repetum.
RSUD Pandan Arang Boyolali sudah
mempunyai prosedur tetap dalam
pelaksanaan Visum Et Repertum sehingga
dalam pelaksanaan pelayanan Visum Et
Repertum sudah didasarkan pada Prosedur
tetap pelayanan Visum Et Repertum
didasarkan pada prosedur pembuatan Visum
Et Repertum. Prosedur pembuatan Visum Et
Repertum pihak kepolisian mengajukan
surat pengantar kepada direktur rumah sakit
kemudian direktur rumah sakit
mengeluarkan disposisi kepada kepala sub
bidang rekam medis yang selanjutnya
diserahkan kepada kepala satuan rekam
medis dan dari kepala satuan rekam medis
akan diserahkan kepada petugas pembuat
Visum Et Repertum. Setelah petugas
menerima surat disposisi tersebut, maka
petugas akan membuatkan hasil Visum Et
Repertum berdasarkan pemeriksaan yang
telah dilakukan oleh dokter yang
bertanggung jawab. Hal ini sudah sesuai
dengan prosedur tetap yang ada di RSUD
Pandan Arang Boyolali.
2. Jenis kasus dalam Visum Et repertum
Adapun kasus yang membutuhkan Visum
Et Repertum antara lain:
a. Kasus kecelakaan Lalu Lintas
Untuk kasus kecelakaan lalu lintas
yang sering terjadi di RSUD Pandan
Arang Boyolali banyak yang
membutuhkan Visum Et Repertum
yang digunakan untuk mengurus
Asuransi Jasa Raharja.
Untuk kasus kekerasan dalam rumah
tangga yang terjadi biasanya dari
pihak korban akan meminta Visum Et
Repertum untuk mengurus
pertanggung jawaban apabila dari
pihak korban merasa keberatan
dengan kekerasan yang sudah terjadi
sehingga pihak korban meminta
pertanggung jawaban atas kekerasan
yang sudah dilakukan oleh tersangka.
Visum Et Repertum tersebut
digunakan untuk mengurus segala
biaya yang telah dibebankan kepada
korban untuk meminta ganti rugi.
Selain itu juga untuk menguruss ke
pengadilan apabila pihak korbantidak
terima dengan kekerasan yang terjadi.
b. Kasus penganiayaan
Untuk kasus penganiayaan yang
terjadi biasanya dari pihak korban
akan melakukan visum yang
digunakan sebagai bukti
penganiayaan yang sudah terjadi,
dimana visum tersebut merupakan
bukti bahwa adanya luka maupun
luka memar yang ada di bagian
tubuh. Sehingga korban bisa
melaporkan dan meminta
pertanggung jawaban. Salah satu
contoh kasus penganiayaan yaitu
kekerasan dalam rumah tangga.
Untuk kasus kekerasan dalam rumah
tangga yang terjadi biasanya dari
pihak korban akan meminta Visum Et
Repertum untuk mengurus
pertanggung jawaban apabila dari
pihak korban merasa keberatan
96 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
dengan kekerasan yang sudah terjadi
sehingga pihak korban meminta
pertanggung jawaban atas kekerasan
yang sudah dilakukan oleh tersangka.
Visum Et Repertum tersebut
digunakan untuk mengurus segala
biaya yang telah dibebankan kepada
korban untuk meminta ganti rugi.
Selain itu juga untuk mengurus ke
pengadilan apabila pihak korban
tidak terima dengan kekerasan yang
terjadi.
c. Kasus pemerkosaan
Untuk kasus pemerkosaan biasanya
korban melakukan pemeriksaan
terlebih dahulu ke poliklinik obsgyn
atau kalau waktu kejadian diluar jam
praktek poliklinik biasanya pasien
diperiksa di UGD sebagai bukti untuk
mengetahui kondisi awal pasien
masuk yang menuju ke kasus
perkosaan.
3. Dokter yang melaksanakan pemeriksaan
Visum Et Repertum
Dokter yang membuat Visum Et
Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali
meliputi dokter umum dan dokter obsgyn.
Dalam hak ini Visum Et Repertum dapat
dibuat oleh dokter forensik, dokter umum,
dokter spesialis. Dan bidang spesialis dokter
disesuaikan dengan kasus yang diminta
pengadilan misalnya korban perkosaan
sebaiknya dokter spesialis obsgyn, korban
hidup / mati akibat penganiayaan atau
kecelakaan lalulintas dilakukan oleh dokter
bedah. Jika dokter tidak bertugas / berada di
rumah sakit tersebut maka pemeriksaan
Visum Et Repertum dapat dilayani oleh
dokter umum, hal ini sudah dilaksanakan
oleh RSUD Pandan Arang Boyolali. (LKUI,
1980).
4. Lama proses pembuatan Visum Et
Repertum
Dari 89 kasus permintaan Visum Et
Repertum dapat diselesaikan tepat waktu
sebesar (87,64%) tetapi masih ada 11 kasus
yang mengalami keterlambatan sebesar
(26,36%). Hal ini disebabkan oleh faktor
dokter yang sedang tidak bertugas di RSUD
Pandan Arang Boyolali (dinas luar). Untuk
menghindari keterlambatan tersebut
diperlukan koordinasi yang baik antara
petugas pelayanan Visum Et Repertum
dengan dokter yang merawat / melakukan
Visum Et Repertum yaitu dengan cara
petugas bagian Visum Et Repertum harus
segera menghubungi dokter yang merawat,
untuk dilakukan pemeriksaan apabila ada
kasus permintaan Visum Et Repertum yang
melibatkan dokter tersebut sehingga terjalin
komunikasi yang baik dan menghindari
keterlambatan proses pelayanan pembuatan
Visum Et Repertum.
5. Pencabutan /pembatalan permintaan
visum et repertum
Di RSUD Pandan Arang Boyolali selama
periode tahun 2008 tidak ditemukan
pencabutan permintaan Visum Et Repertum,
akan tetapi apabila kedua belah pihak
memutuskan untuk berdamai di tengah
perjalanan maka hasil Visum Et Repertum
tidak diambil. Dari hasil wawancara dengan
petugas pembuat Visum Et Repertum bahwa
hasil Visum Et Repertum secara otomatis
Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 97
tidak diambil dan tidak menyerahkan surat
pengantar pencabutan hasil Visum Et
Repertum dari pihak kepolisian.
6. Prosedur pengambilan Visum Et
Repertum
Pengambilan Visum Et Repertum di
RSUD Pandan Arang Boyolali belum ada.
Selama ini pengambilan hasil Visum Et
Repertum hanya dilakukan dengan cara
petugas kepolisian menandatangani dan
menuliskan nama terang pada buku
pengambilan Visum Et Repertum sebagai
tanda bukti bahwa Visum Et Repertum
tersebut diambil oleh pihak yang berwenang.
Dalam hal pengambilan hasil Visum Et
Repertum ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi oleh pihak kepolisian, yaitu :
membawa surat pengantar pengambilan
Visum Et Repertum, fotocopy kartu
keanggotaan dari petugas kepolisian
berpangkat sekurang-kurangnya Pembantu
Letnan Dua Polisi (P.P.R.I) dan surat kuasa
dari pihak peminta Visum Et Repertum
(penyidik) apabila pengambilan di wakilkan
oleh orang lain. Syarat-syarat tersebut harus
dipenuhi untuk menjamin kerahasiaan
informasi medis yang terdapat dalam Visum
Et Repertum. Maka demi kelancaran proses
pengambilan Visum Et Repertum di RSUD
Pandan Arang Boyolali, harus dibuat
prosedur tetap pengambilan Visum Et
Repertum yang memuat tentang syarat-
syarat pengambilan Visum Et Repertum.
Dengan adanya prosedur tetap yang jelas
dan lengkap diharapkan petugas dapat
melayani pengambilan Visum Et Repertum
dengan tertib dan benar.
PENUTUP
A. Simpulan
1. Prosedur tetap tentang pembuatan
administrasi Visum Et Repertum dengan
nomor dokumen 84/ PROTAP/ IV/ 2008,
nomor revisi 3 tanggal terbit 14 April
yang ditetapkan oleh direktur RSUD
Pandan Arang Boyolali
2. Jenis kasus dalam Visum Et Repertum
diRSUD Pandan Arang Boyolali
yaitukasus kecelakaan Lalu Lintas, kasus
penganiayaan dan kasus perkosaan.
3. Dokter yang membuat Visum Et
Repertum di RSUD Pandan Arang
Boyolali meliputi dokter umum dan
dokter obsgyn. Dalam hak ini Visum Et
Repertum dapat dibuat oleh dokter
forensik, dokter umum, dokter spesialis.
4. Lama proses pembuatan Visum Et
Repertum dari 89 kasus permintaan
Visum Et Repertum dapat diselesaikan
tepat waktu sebesar (87,64%) tetapi
masih ada 11 kasus yang mengalami
keterlambatan sebesar (26,36%)
disebabkan oleh faktor dokter yang
sedang tidak bertugas di RSUD Pandan
Arang Boyolali (dinas luar). Batas
pembuatan Visum Et Repertum di RSUD
Pandan Arang Boyolali yaitu 3 hari.
5. Di RSUD Pandan Arang Boyolali selama
periode tahun 2008 tidak ditemukan
pencabutan permintaan Visum Et
Repertum, akan tetapi apabila kedua
belah pihak memutuskan untuk berdamai
di tengah perjalanan maka hasil Visum
Et Repertumtidak diambil.
98 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
6. Pengambilan Visum Et Repertum di
RSUD Pandan Arang Boyolali selama
ini pengambilan hasil Visum Et
Repertum hanya dilakukan dengan cara
petugas kepolisian menandatangani dan
menuliskan nama terang pada buku
pengambilan Visum Et Repertum
sebagai tanda bukti bahwa Visum Et
Repertum tersebut diambil oleh pihak
yang berwenang.
B. Saran
1. Pada alur pelayanan pembuatan Visum Et
Repertum sebaiknya pada hasil dibuat
rangkap 2 sebagai bukti untuk rumah
sakit dan pihak yang berwajib.
2. Untuk menghindari keterlambatan
tersebut diperlukan koordinasi yang baik
antara petugas pelayanan Visum Et
Repertum dengan dokter yang merawat /
melakukan Visum Et Repertum yaitu
dengan cara petugas bagian Visum Et
Repertum harus segera menghubungi
dokter yang merawat, untuk dilakukan
pemeriksaan apabila ada kasus
permintaan Visum Et Repertum yang
melibatkan dokter tersebut sehingga
terjalin komunikasi yang baik dan
menghindari keterlambatan proses
pelayanan pembuatan Visum Et
Repertum.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI Direktorat
Jenderal Pelayanan Medis. 1997.
Pedoman Pengelolaan Rekam Medis
Rumah Sakit Di Indonesia. Revisi 1.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Depkes RI, 2006. Pedoman
Penyelanggaraan dan Prosedur
Rekam Medis di Indonesia.Jakarta:
Depkes RI.
Huffman EK. 1994. HIM (Health
Information Management Physician
Record Company Berwin Illonionis,
USA
Koeswadji, H. 1996. Undang-undang No. 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan,
Asas-asas dan Implemasinya PT.
Citra Aditya Bhakti. Bandung.
Lembaga Kriminologi UI (LKUI), 1980.
Lokakarya Tata Laksana Visum Et
Repertum di DKI Jakarta 1980 V et R
Kejahatan Kesusilaan V et R
Jenasah, LKUI, Jakarta.
Notoatmodjo, S.2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta :
Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia
Nomor 269/MENKES/PER/2008
Tentang Rekam Medis. Jakarta:
Menteri Kesehatan
Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 99