tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh · pdf filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya...
TRANSCRIPT
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH
KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN
DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI
TASIKMADU KARANGANYAR
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir
Pendidikan D III Kebidanan
Disusun Oleh :
HENNI DWI PUSPITOSARI
NIM. B10.024
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH
KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN
DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI
TASIKMADU KARANGANYAR
TAHUN 2013
Disusun oleh :
HENNI DWI PUSPITOSARI
NIM. B10.024
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal :
Pembimbing
RAHAJENG PUTRININGRUM, S.ST.,M.Kes
NIK. 201083059
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH
KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN
DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI
TASIKMADU KARANGANYAR
TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh :
HENNI DWI PUSPITOSARI
NIM. B10.024
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Stikes Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal :
Penguji I
RETNO WULANDARI, S.ST
NIK. 200985034
Penguji II
RAHAJENG PUTRININGRUM, S.ST.,M.Kes
NIK. 201083059
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka. Prodi DIII Kebidanan
DHENY ROHMATIKA, S.SiT
NIK. 200582015
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikanKarya Tulis Ilmiah yang berjudul
”Tingkat Pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1 – 3 Tahun di
Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar”.Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan
dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Rahajeng Putriningrum, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Sumini, S.Pd selaku Kepala PAUD Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar yang
telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala
bantuan yang telah diberikan.
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2013
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013
Henni Dwi Puspitosari
NIM: B10. 024
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG
MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN
DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI
TASIKMADU KARANGANYAR
TAHUN 2013
xiii + 46 halaman + 16 lampiran + 9 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang: Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Pengetahuan dan kesadaran para ibu balita khususnya dan para
guru serta masyarakat pada umumnya sangat perlu dalam melaksanakan pemantauan
perkembangan motorik dan memberikan rangsangan terhadap perkembangan anak. Berdasarkan
studi pendahuluan di KelompokBermain (KB) Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar pada bulan
Oktober 2012, jumlah balita yang ikut belajar di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu
Karanganyar sebanyak 31 anak. Hasil wawancara dari sepuluh ibu yang memiliki balita usia 1-3
tahun, pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita adalah 7 orang ibu memiliki
tingkat pengetahuan cukup dan 3 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan kurang. Di KB Sekar
Melati Tasikmadu Karanganyar guru juga mengajarkan mengenai tingkat perkembangan motorik
balita.
Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita
usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar pada
kategoribaik, cukup dan kurang
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif, dilakukan
di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar pada bulan Mei 2013.
Sampel yang digunakan berjumlah 31 orang dengan menggunakan teknik pengambilan
sampling jenuh. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner.
Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang motorik balita dapat
dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 ibu (12,90%), yang berpengetahuan cukup
sebanyak 24 ibu (77,42%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 ibu (9,68%).
Kesimpulan: Jadi responden dalam penelitan ini sebagian besar berpengetahuan cukup
yaitu 24 responden (77,42%)
Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Tumbuh Kembang Motorik, Balita
Kepustakaan : 18 literatur (2004-2012)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Peraihan terpenting dalam hidup adalah menjadi sesuatu bukan
menemukan sesuatu
Jangan harapkan kesuksesan jika tak mampu menempuh sabar melalui
ujian
Either you run the day, or the day runs you
Beranilah mengambil resiko, sebab tidak ada hal lain yang bisa
meggantikan pengalaman (Paolo Coelho)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tuis Ilmiah ini
penulis persembahkan:
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sehingga terwujud karya tulis kecil ini
Bapak dan ibuk tercinta terimakasih atas sayangdan
doa restunya selama ini, tanpa kalian penulis
bukanlah apa-apa
Kakakku, Sabia, serta penyemangatku tercinta yang
telah memberi support dalam penyelesaian Karya
Tulis Ilmia ini
IbuRahajeng yang selalumemberimotivasidan semua
dosen STIKes KH Surakarta, trimakasih atas
bimbingannya
Teman-teman kost panca putri yang selalu
menghibur disaat penulis sedih (Amel, Ambar,
Kartika, Mbak Dyah)
Tak lupa kawan-kawan seperjuangan yang telah
memberikan masukan bagi penulis
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Henni Dwi Puspitosari
Tempat /TanggalLahir : Sragen, 14 Januari 1992
Agama : Islam
JenisKelamin : Perempuan
Alamat : Gemolong, RT 03A, RW III, Gemolong, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 2, Gemolong Lulus Tahun 2004
2. SMP MTA, Gemolong Lulus Tahun 2007
3. SMA Negeri 1, Sumberlawang Lulus Tahun 2010
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2010
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
CURICULUM VITAE ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................. 7
1. Pengetahuan ........................................................................... 7
x
2. Balita ...................................................................................... 10
3. Tumbuh Kembang Balita ....................................................... 11
a. Pengertian Tumbuh Kembang ...................................... 11
b. Perkembangan Motorik............................................. ... 11
c. Tahapan Perkembangan Motorik Anak...................... ... 15
d. Pengaruh Perkembangan motorik Terhadap
Perkembangan Individu ................................................ 17
e. Gangguan Perkembangan Motorik Anak................ ..... 18
B. Kerangka Teori............................................................................. 20
C. Kerangka Konsep ......................................................................... 21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenisdan Rancangan Penelitian .................................................... 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 22
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 23
D. Instrumen Penelitian .................................................................... 24
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 26
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 28
G. Variabel Penelitian ....................................................................... 29
H. Definisi Operasional .................................................................... 29
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 30
J. Etika Penelitian ............................................................................ 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian…………………… ............ 35
B. Hasil Penelitian……..... ................................................................ 36
..................................................................
xi
C. Pembahasan………….. ................................................................. 41
D. Keterbatasan…………. ................................................................. 44
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 45
B. Saran .............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori…………………………………………………….20
Gambar 2.2 Kerangka Konsep………………………………………………….21
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Perkembangan Motorik BalitaUsia 1-2 tahun…………… 16
Tabel 2.2 Tahapan Perkembangan Motorik Balita Usia 2-3 tahun…………… 16
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner…………………………………………………. 25
Tabel 3.2 Definisi Operasional……………………………………………….. 29
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur……………………… 36
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan…………………... 37
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan…………………….. 37
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan dan Standar Deviasi Berdasarkan SPSS….. 39
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu TentangTumbuh Kembang Motorik Balita
Usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati……………… 40
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Jadwal Penelitian
Lampiran 2.Surat PermohonanStudiPendahuluan
Lampiran 3.Surat Balasan Dari Lahan
Lampiran 4.Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 5.Surat Balasan Dari Lahan
Lampiran 6.Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7.Surat Balasan Dari Lahan
Lampiran 8.Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Tabulasi Kuesioner
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Rumus Mean dan Standart Deviasi
Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun
manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan
anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan.
Upaya tersebut untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat
tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya
(Narendra, 2008).
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak
tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa
berdiri bila pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan
fungsi berdiri anak terhambat, karena itu perkembangan awal merupakan masa
kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya (Depkes RI, 2005).
Sekitar 16 % dari anak usia di bawah lima tahun (balita) di Indonesia
mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat
(Depkes, 2004). Perkembangan motorik anak merupakan hasil interaksi antara
faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor lingkungan, baik lingkungan
prenatal maupun lingkungan postnatal. Faktor lingkungan post natal ini
2
meliputi berbagai macam lingkungan. Salah satunya lingkungan biologis, yang
terdiri dari kepekaan terhadap penyakit yaitu imunisasi (IDAI, 2006).
Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat
peka terhadap lingkungan, maka masa balita disebut sebagai “masa
keemasan”(golden period ), “jendela kesempatan” (window of opportunity)
dan “masa kritis” (critical period ) (Depkes RI, 2006).
Kebutuhan-kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak terutama
dicukupi oleh ibu, ayah, anggota keluarga serta lingkungan sekitar. Upaya
mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut dilakukan melalui interaksi
yang adekuat, terus menerus, sesuai dengan tahapan umur. Semakin erat dan
semakin sering faktor di lingkungan tersebut berinteraksi dengan anak, maka
faktor tersebut semakin besar peranannya dalam menentukan kualitas tumbuh
kembang anak (Widyastuti, 2005). Sebagian besar pertumbuhan otak bayi
terjadi setelah lahir dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan termasuk
stimulasi, serta pengasuhan orang tua. Pengasuhan yang baik merupakan
pengasuhan yang bertanggung jawab, dalam hal ini memerlukan pengetahuan
yang baik dari orang tua khususnya ibu (Narendra, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan di Kelompok Bermain (KB) Sekar
Melati Tasikmadu Karanganyar pada bulan Oktober 2012, jumlah balita yang
ikut belajar di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar
sebanyak 31 anak. Hasil wawancara dari sepuluh ibu yang memiliki balita
usia 1-3 tahun, pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita
adalah 7 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 3 orang ibu
3
memiliki tingkat pengetahuan kurang. Di KB Sekar Melati Tasikmadu
Karanganyar guru juga mengajarkan mengenai tingkat perkembangan motorik
balita.
Ada banyak hal yang masih belum diketahui oleh para orang tua yaitu
perkembangan motorik anaknya sehinga penulis tertarik untuk mengambil
judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang
Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu
Karanganyar Tahun 2013”. Dikarenakan memang penting bagi orang tua
untuk mengetahui tumbuh kembang motorik balita.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang
Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati
Karanganyar Tahun 2013?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik
balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar.
4
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik
balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar
pada tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik
balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar
pada tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik
balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar
pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu
Sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu agar lebih memahami
dan lebih mengetahui dalam pertumbuhan dan perkembangan motorik
balita usia 1-3 tahun.
2. Bagi Diri Sendiri
Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di STIKes
Kusuma Husada Surakarta, khususnya dalam masalah pengetahuan ibu
tentang tumbuh kembang motorik balita 1-3 tahun.
5
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Bagi Institusi pendidikan STIKes dapat digunakan sebagai bahan
bacaan diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua
mahasiswa/i. STIKes Kusuma Husada Surakarta, yang akan
melakukan penelitian selanjutnya.
b. Kelompok Bermain Sekar Melati
Sebagai bahan masukan dan informasi kepada Kelompok Bermain
Sekar Melati sebagai acuan untuk pemantauan tumbuh kembang bagi
balita.
E. Keaslian Penelitian
Adita Ratnaningtyas (2006) telah melakukan penelitian tentang
“Tingkat Perkembangan Motorik Kasar-Halus Anak Usia Prasekolah Pada TK
Full Day School dan TK Bukan Full Day School”. Penelitian ini dilakukan di
TKIT Nurul Islam dan TK Negeri 1 Sleman, Yogyakarta. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional,
instrument yang digunakan adalah format pengkajian tes Denver II, sampel
yang digunakan adalah anak usia 4-6 tahun, dan waktu penelitian pada bulan
November 2006.
Hal-hal yang berbeda dengan penelitian ini adalah, tempat, metode,
instrument, sampel, dan waktu penelitian, dan adapun persamaannya dengan
penelitian ini adalah materi yang digunakan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan motorik.
6
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori dan masalah yang diteliti, kerangka
teori, kerangka konsep penelitian, dan hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan data,
teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi opersional,
metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian.
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan
dan keterbatasan dalam penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetauan atau kognisi
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2009).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2008), tingkat pengetahuan meliputi:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
depelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (review) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh lahan yang dipenuhi atau rangsangan yang telah
diterima.
8
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (Analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu
objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara yang satu
dengan yang lain.
5) Sintesis (Sintesys)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi
baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
9
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmojo,
(2003) yaitu :
1. Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat
ini. Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan baru
dan harapan-harapan baru. Semakin bertambahnya umur seseorang
maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh
kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran sehingga
dalam pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses
perkembangan seseorang) dan hubungan dengan proses belajar.
Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide
dan teknologi baru.
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk
memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan
mayoritas dari ibu karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah
pekerja yang berpenghasilan cukup sehingga kebanyakan ibu
menganggap sosial ekonomi keluarga akan mengganggu dalam
pemenuhan nutrisi anaknya.
10
4. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara
dalam menyampaikan informasi. Mempengaruhi kemampuan,
semakin banyak sumber informasi yang diperoleh maka semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki.Media informasi untuk
komunikasi misal terdiri dari :
a) Media cetak yaitu surat kabar, majalah,buku pamphlet dan lain-
lain.
b) Media elektronik yaitu radio, tv, film, dan sebagainya
(Notoadmojo, 2003).
2. Balita
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah
lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita
merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan
masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian
keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita,
karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya (Supartini, 2004).
11
3. Tumbuh Kembang Balita
a. Pengertian Tumbuh Kembang Balita
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (Mary E. Muscari, 2005).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Mary E. Muscari, 2005).
b. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik didefinisikan oleh Hurlock (2007), sebagai
perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat
syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Kemampuan ini
merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf
motorik dan dikoordinir oleh syaraf pusat. Kecakapan seseorang
menunjukkan fungsi fisik semakin matang sehingga mampu
12
menunjukkan kemampuan yang lebih baik. Disamping itu,
kemampuan ini dipengaruhi juga oleh kemampuan berfikir.
Perkembangan motorik merupakan modifikasi berkelanjutan yang
melibatkan interaksi beberapa faktor:
1) Kematangan neuromoskuler
2) Pertumbuhan fisik dan karakteristik perilaku anak
3) Tempo pertumbuhan fisik, kematangan biologis, dan
perkembangan perilaku
4) Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya
5) Pengalaman gerakan baru (Marlina, 2004).
Hurlock (2007), mengemukakan sebagian kondisi yang mempengaruhi
laju perkembangan motorik, antara lain:
1) Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan
mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan
motorik
2) Semakin aktif janin, semakin cepat perkembangan motorik anak
jika lingkungan pasca lahir mendukung
3) Kondisi pralahir yang baik, khususnya gizi makanan sang ibu,
lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada
masa pascalahir dibandingkan dengan kondisi pralahir yang tidak
baik
4) Kelahiran yang sulit, khususnya apabila terdapat kerusakan pada
otak akan memperlambat perkembangan motorik
13
5) Kesehatan dan gizi yang baik selama awal kehidupan pascalahir
akan mempercepat perkembangan motorik
6) Anak yang IQ-nya tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih
cepat daripada anak yang IQ-nya normal atau dibawah normal
7) Adanya rangsangan, dorongan, dan kemampuan untuk
menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat
perkembangan motorik
8) Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan
berkembnagnya kemampuan motorik
9) Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua,
maka perkembangan motorik anak yang pertama cenderung lebih
baik daripada anak yang lahir kemudian
10) Lahir prematur biasanya memperlambat perkembangan motorik
karena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahur berada di
bawah tingkat perkembangan bayi yang lahir tepat waktunya
11) Cacat fisik, seperti kebutuhan akan memperlambat perkembangan
motorik
12) Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin warna
kulit, dan sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan
motivasi dan metode pelatihan anak dibandingkan karena
perbedaan bawaan.
Malina (2004), mengungkapkan bahwa lingkungan dimana anak
diasuh dan jumlah saudara juga berperan dan perkembangan motorik
14
anak. Selain itu, terdapat beberapa hal penting dalam mempelajari
ketrampilan motorik, yaitu kesiapan belajar, kesempatan belajar, model
yang baik, bimbingan dan motivasi.
Perkembangan motorik meliputi dua hal, yaitu motorik kasar dan
motorik halus. Motorik kasar dan motorik halus diperlikan agar anak
dapat berkembang secara optimal. Perbedaanya, motorik kasar sangat
bergantung pada kematangan anak sedangkan motorik halus bisa dilatih
(Soetjiningsih, 2012).
1) Perkembangan motorik kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-
otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya
kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan
sebagainya.
Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia
batita. Diawali dengan kemampuan berjalan, lantas lari, lompat dan
lempar.Modal dasar untuk perkembangan ini ada 3 (yang berkaitan
dengan sensori utama), yaitu keseimbangan, rasa sendi
(propioceptif) dan raba (taktil). Untuk melatihnya yang jelas
lakukan sedini mungkin saat semua perkembangan sensorinya
terpenuhi. Berkaitan dengan ini, orang tua harus bijak melihat
kesiapan anak. Misal, anak 12 bulan yang sudah bisa berjalan bisa
distimulasi untuk perkembangan berikutnya yaitu lari, lompat, dan
15
lempar. Sebaliknya, bila fase berjalan belum dilalui anak dengan
baik, tentu tahapan perkembangan berikutnya pun belum bisa
diajarkan. Lantaran itulah, penting bagi kita untuk mengetahui
tahap-tahap perkembangan per usia anak. Cara ini juga
memungkinkan kita mendeteksi gangguan yang siapa tahu dialami
si kecil (Hanum Marimbi, 2010).
2) Perkembangan motorik halus
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan
memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal
(Sudarti, 2010).
c. Tahapan Perkembangan Motorik Anak
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini
berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga,
setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakanhasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh
yang dikontrol oleh otak, (Sudarti, 2010).
16
Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa sama,
tergantung proses kematangan masing-masing anak. Berikut tahapan-
tahapan perkembangannya:
Tabel 2.1
Tahapan Perkembang Motorik Balita Usia 1-2 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus
• merangkak
• mengambil benda kecil dengan ibu
jari atau telunjuk
• berdiri dan berjalan
beberapa langkah
• membuka 2-3 halaman buku secara
bersamaan
• berjalan cepat • menyusun menara dari balok
• cepat-cepat duduk agar
tidak jatuh
• memindahkan air dari gelas ke gelas
lain
• merangkak di tangga • belajar memakai kaus kaki sendiri
• berdiri di kursi tanpa
pegangan • menyalakan TV dan bermain remote
• menarik dan mendorong
benda-benda berat • belajar mengupas pisang
• melempar
Tabel 2.2
Tahapan Perkembang Motorik Balita Usia 2-3 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus
• melompat-lompat • mencoret-coret dengan 1 tangan
• berjalan mundur dan
jinjit • menggambar garis tak beraturan
• menendang bola • memegang pensil
• memanjat meja atau
tempat tidur • belajar menggunting
• naik tangga dan lompat
di anak tangga terakhir • mengancingkan baju
• berdiri dengan 1 kaki • memakai baju sendiri
17
d. Pengaruh Perkembangan motorik Terhadap Perkembangan Individu
Hurlock (2007), memaparkan pengaruh perkembangan motorik
terhadap perkembangan individu sebagai berikut:
1) Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang
memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar dan
menangkap bolaatau memainkan alat-alat mainan.
2) Melalui ketrampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi
tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke
kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke
tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini
akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
3) Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas
awal-awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,
menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
4) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak
dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia
akan terkucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
5) Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi
perkembangan self-concept atau kepribadian anak.
18
e. Gangguan Perkembangan Motorik Anak
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh
beberapa hal. Salah satupenyebab gangguan perkembangan motorik
adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan
serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik
sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia.Kelainan
sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan
keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti
muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan
berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik
selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta
kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan
dalamperkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai
kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di
baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai
kemampuan motorik (Endang Khoirunisa, 2010)
Berikut beberapa gangguan perkembangan motorik yang
nampak pada anak usia dini menurut (Feni Sudilarsih, 2009)
1) Berat badan yang tidak normal dalam perkembangan koordinasi
motorik, yang tidak disebabkan oleh retardasi mental, gangguan
neurologisyang didapat maupun konginental (Development
Coordination Disorder).
2) Gangguan ini bisa bersamaan dengan kesulitan bicara
19
3) Saat bayi anak tidak bisa merangkak, kalau merangkak seperti
merayap
4) Bila duduk posisi kaki seperti huruf “ w”
5) Anak tampak aneh dalam berjalan, sering jatuh, tersandung dan
menabrak
6) Lambat belajar berlari, melompat dan naik turun tangga
7) Kesulitan mengikat sepatu
8) Kesulitan memasang dan melepaskan kancing, melempar dan
menangkap bola
9) Anak tampak lamban dalam gerak halus & kasar
10)Benda yang dipegang sering jatuh
11)Tidak pandai menggambar, tulisannya sangat jelek
12)Sulit mengerjakan permainan jigsaw, menggunakan permainan
yang konstruksional
13)Sering disebut juga : the clumsy child syndrome
14)Sering dijumpai kesulitan bersekolah,
15)Pada beberapa kasus bersamaan dengan gangguan perkembangan
emosional dan perilaku.
16)Pada beberapa kasus, dijumpai adanya riwayat komplikasi
perinatal misalnya berat badan lahir rendah
20
B. KerangkaTeori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2003), Hurlock (2004)
Pengetahuan Ibu
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan:
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sumber Informasi
BalitaTumbuh kembang
Motorik
Faktor yang mempengaruhi
perkembangan motorik:
1. Sifat dasar genetik
2. Semakain aktif janin
3. Kondisi pralahir yang baik
4. Kelahiran yang sulit
5. Kesehatan dan gizi yang baik
6. Anak yang IQ-nya tinggi
7. Adanya rangsangan, dorongan, dan
kemampuan
8. Perlindungan yang berlebihan
9. Lahir prematur
10. Cacat fisik
Motorik
Kasar
Motorik
Halus
21
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Pengetahuan Ibu tentang
Tumbu Kembang
Motorik
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan:
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sumber Informasi
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini
menggunakan teknik penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo
(2010), deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif.
Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi. Kuantitatif
adalah data yang dihasilkan berupa angka (Riwidikdo, 2009). Pada penelitian
ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik
balita.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang
suatu tempat yang akan digunakan untuk melakukan sesuatu kejadian atau
suatu tempat yang akan digunakan untuk melakukan sesuatu kejadian atau
peristiwa (KBBI, 2011). Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain
Sekar Melati Papahan Tasikmadu Karanganyar.
23
2. Waktu Penelitian
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan
berada atau berlangsung (KBBI, 2011). Penelitian dilakukan pada bulan
Maret 2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau
objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2008). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun yang menyekolahkan
anaknya di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar yang
berjumlah 31 ibu
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana yang
akan diteliti atau sebagian jumlah, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2008).
Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah
24
subjeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih,
tergantung setidak-tidaknya dari :
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditangung oleh peneliti. Untuk penelitian
yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih
baik (Arikunto, 2006).
Sampel dalam penelitian ini adalah 31 responden yang mempunyai
balita usia 1 -3 tahun
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai
contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya
(Arikunto, 2006).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sampling jenuh, yaitu pengambilan sampel bila semua anggoata
populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).
D. Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang,
25
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda-tanda tertentu (Nototmodjo, 2005).
Untuk mengetahui pengetahuan ibu, kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka tinggal
memilih. Jenis pernyataan dalam kuensioner tersebut ialah favourable (+)
yaitu pernyataan yang jawabannya benar, jika dijawab benar mendapatkan skor
1, jika dijawab salah mendapatkan skor 0 dan pernyataan un-favourable (-)
yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika dijawab salah maka
mendapatkan skor 1, jika dijawab benar mendapatkan skor 0. Pengisian
kuisioner tersebut dengan member tanda ( ) pada jawaban yang dianggap
benar.
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner
No Aspek No. Kuesioner Jumlah
Favorabel Unfavorabel
1. Pengertian tumbuh 1,2 2
2. Pengertian Perkembangan 3 4 2
3. Kondisi yang mempengaruhi
laju perkembangan motorik
5,6,7,8,10,
11,12,13,
15
9,14 11
4. Pengertian motorik kasar 16 1
5. Pengertian motorik halus 17 1
6. Tahapan perkembangan anak 18,19,20,
22
21 5
7. Gangguan perkembangan
motorik
23,24,25 3
8. Pengaruh perkembangan
motorik terhadap
perkembangan individu
26,27,28,
30
29 5
Jumlah Soal 30
26
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis di
luar lokasi penelitian yang telah dilakukan di PAUD Aisyiyah Mutiara Hati
Pokoh Ngijo Tasikmadu Karanganyar. Dengan jumlah responden yaitu 30 ibu
yang memiliki balita usia 1-3 tahun.
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2006). Sebuah
instrument dilakatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas
dengan rumus product moment. Instrument dikatakan valid jika nilai
rhitung > rtabel (Riwidikdo, 2009). Uji validitas dapat menggunakan
rumus pearson product moment (Hidayat, 2007). Dengan menggunakan
oleh data SPSS (Rumus Pearson Product Moment) adalah :
rxy =
Keterangan :
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien skorelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
27
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan di PAUD ‘Aisyiyah
Mutiara Hati Pokoh, Tasikmadu, dari 30 soal diperoleh 25 soal yang valid
sedangkan yang tidak valid berjumlah 5 soal, yaitu soal no 12,14, 19, 27,
dan 29 sehingga harus dihilangkan. Dengan demikian alat yang digunakan
ini valid dengan hasil rhitung > rtabel dengan responden berjumlah 31 orang.
Dan dinyatakan valid ini dibuktikan bahwa rhitung (0,373-0,648) >
rtabel (0,361).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten
apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama. Pengujian
reliabilitas instrument dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara
eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),
equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument
dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrument dengan teknik tertentu. Kuesioner atau angket dikatakan
reliabel jika memiliki nilai alpha ( ) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009).
Untuk menguji reliabilitas instrument peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan Komputer SPSS for windows.
28
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :
r11 =
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = Jumlah varian butir
Si2 = Varians Total
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode Alpha Cronbach
diperoleh nilai koefisian alpha sebesar 0,861 hasil ini lebih besar dari 0,7.
Sehingga kuesioner penelitian dinyatakan realibel dan selanjutnya dapat
dipergunakan sebagai penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka
(Arikunto, 2006). Berdasarkan cara memperolehnya data dibagi menjadi 2
yaitu data primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2009).
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari
subjek / objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2009). Data Primer diperoleh secara langsung dari
sumbernya dan diperoleh jawaban dari pernyataan yang disediakan
melalui kuesioner.
29
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Cara mendapat data sekunder ini
adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, dan
surat kabar (Arikunto, 2006).
Data sekunder diperoleh dari jumlah adalah semua ibu yang
memiliki balita usia 1-3 tahun yang menyekolahkan anaknya di KB Sekar
Melati Tasikmadu Karanganyar berdasarkan data induk siswa
G. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu
tentang tumbuh kembang motorik.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang batasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
30
Tabel 3.2. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Skala
Ukur
Hasil
Tingkat
pengetahuan
Ibu Tentang
Tumbuh
Kembang
Motorik Balita
Kemampuan/pengetahuan
ibu menjawab tentang
tumbuh kembang motorik
balita meliputi:
a. Pengertian tumbuh
b. Pengertian
Perkembangan
c. Kondisi yang
mempengaruhi laju
perkembangan motorik
d. Pengertian motorik
kasar
e. Pengertian motorik
halus Tahapan
perkembangan anak
f. Gangguan
perkembangan motorik
g. Pengaruh perkembangan
motorik terhadap
perkembangan individu
Ordinal a.Baik, bila
nilai yang
diproleh (x) >
mean +1 SD
b. Cukup, bila
nilai mean – 1
SD < x < mean
+ 1 SD
c. Kurang, bila
nilai responden
yang diperoleh
(x) < mean – 1
SD
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Arikunto (2006), setelah data terkumpul, maka langkah
yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan
data ada 4 yaitu :
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil
jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan
kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap.
31
Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau
tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini member kode angka pada kuesioner terhadap
tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam
pengolahan data selanjutnya.
c. Data Entry (Memasukkan Data)
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau
kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari
jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian
dimasukkan ke dalam tabel.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel
dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).
Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut
dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup, dan
kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normative yang
menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan buku (standard deviation).
32
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n
x
Keterangan :
X : rata-rata ( mean )
x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Menurut Riwidikdo (2009), Simpangan baku (standard deviation)
adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran
nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.
Rumus :
SD = 1
)(1
2
1
n
xxn
i
Keterangan:
x : Nilai responden
n : Jumlah responden
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Menghitung frekuensi dan distribusi dengan cara menghitung prosentase
sebagai berikut:
33
Keterangan:
P= Prosentase
f= Jumlah jawaban yang benar
n= Jumlah soal
J. Etika Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2010), Etika Penelitian adalah suatu pedoman
etika yang berlaku untuk kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak
peneliti,pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan
memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika penelitian ini mencakup
juga perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subyek penelitian serta
sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat.
Menurut Hidayat (2010), masalah etika penelitian yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
Informed Consent adalah agar subjek mengerti makdus dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
34
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik ionformasi maupun masalah-
masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu adalah sebuah
lembaga pendidikan non formal yang berada di desa Papahan kecamatan
Tasikmadu. Kelompok Bermain Sekar Melati merupakan PAUD terpadu yang
di dalamnya ada lembaga TK, yaitu TK Papahan 03 yang terdiri dari
kelompok A yang di dalamnya anak didik yang berumur 1-3 tahun, kelompok
B anak didik berumur 4-5 tahun, dan kelompok C yang didalamnya anak didik
yang berumur 5-6 tahun. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain Sekar
Melati. Jumlah anak didiknya untuk tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari 31
dan jumlah pengajar sebanyak 5 guru. Kelompok Bermain Sekar Melati terdiri
dari 1 ruang pengelola,1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1
ruang bermain di dalam, 3 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar
(KBM) dan 1 ruang sebagai area (area balok, area musik, area keluarga, area
masak, area olah raga dan area baca tulis), Selain itu ruang bermain berada di
luar dan alat bermainnya bermacam-macam, sehingga di sekolah tercipta
suasana bermain sambil belajar. Belajar seraya bermain karena dalam belajar
anak didampingi oleh guru yang sudah berpengalaman dan dengan latar
pendidikan di bidang PAUD.
36
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitia ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia
1-3 tahun yang menyekolahkan anaknya di Kelompok Bermain Sekar
Melati Papahan, Tasikmadu yang berjumlah 31 orang dapat dikategorikan
dalam kelompok umur, pendidikan, dan pekerjaan, yaitu:
a. Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi Prosentase (%)
1 20-25 tahun 9 29,03
2 26-30 tahun 16 51,61
3 >30 tahun 6 19,35
Jumlah 31 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel karakteristik responden di atas 9 responden
(29,03%) berumur 20-25 tahun, 16 responden (51,61%) berumur 26-30
tahun dan 6 responden (19,35%) berumur lebih dari 30 tahun.
Sehingga sebagian responden berumur 26-30 tahun yaitu sebanyak 16
responden (51,61%).
37
b. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan
No Umur Frekuensi Prosentase (%)
1 SD 2 6,42
2 SMP 7 22,58
3 SMA 18 58,06
4 PT 4 12,90
Jumlah 31 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel karakteristik di atas dapat diketahui
responden yang dengan pendidikan SD terdapat sebanyak 2 responden
(6,45%), pendidikan SMP sebanyak 7 responden (22,58%), pendidikan
SMA sebanyak 18 responden (58,06%), dan pendidikan Perguruan
Tinggi sebanyak 4 responden (12,90%). Responden dalam penelitian
ini sebagian besar berpendidikn SMA yaitu sebanyak 18 responden
(58,06%).
c. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
1 Swasta 21 67,74
2 IRT 8 25,81
3 PNS 2 6,45
Jumlah 31 100
Sumber : Data Primer
38
Berdasarkan tabel karakteristik pekerjaan responden diatas 21
responden (67,74%) bekerja di bidang swasta, 8 responden (25,81%)
sebagai Ibu Rumah Tangga dan 2 responden (6,45%) sebagai Pegawai
Negeri Sipil. Jadi pekerjaan responden dalam penelitian ini sebagian
besar dibidang swasta yaitu 21 responden (67,74%).
2. Hasil Penelitian
Berikut ini tabel hasil analisis Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
tunbuh kembang motorik balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar
Melati Papahan, Tasikmadu. Sebelum diketahui tingkat pengetahuan pada
kategori baik, cukup, dan kurang maka harus diketahui Mean ( X ) dan
Standar Deviasi (SD)
Tabel 4.4
Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi berdasarkan SPSS
Variabel Penelitian Mean ( X ) Standar Deviasi (SD)
Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Tumbuh Kembang
Balita Usia 1-3 tahun
22,55 1,21
Sumber : Data Primer
Setelah diperoleh rata-rata dan Standar Deviasi maka, dapat dikatakan :
Baik, jika X > mean + 1 SD
X > 22,55 + 1× 1,21
X > 23,76
Cukup, jika mean – 1 SD < X < mean + 1 SD
39
22,55– 1×1,21 X 22,55 + 1×1,21
21,29 X 23,76
Kurang, jika X < mean – 1 SD
X < 22,55 – 1×1,21
X < 21,29
Tabel 4.5
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik BalitaUsia 1-
3 tahun di Kelompok Bermain Papahan, Tasikmadu.
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1 Baik 4 12,90
2 Cukup 24 77,42
3 Kurang 3 9,68
Jumlah 31 100
Sumber : Data Primer
Dengan demikian, tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh
Kembang Motorik Balita Usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar
Melati Papahan, Tasikmadu, yang berpengetahuan baik sebanyak 4 ibu
(12,90%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 24 ibu (77,42%), yang
berpengetahuan kurang sebanyak 3 ibu (9,68%). Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu dari murid
Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu pada tingkat cukup,
yaitu sebanyak 24 ibu (77,42%).
40
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan,
Tasikmadu yang berpengetahuan baik sebanyak 4 ibu (12,9%), yang
berpengetahuan cukup sebanyak 24 ibu (77,42%), yang berpengetahuan
kurang sebanyak 3 ibu (9,68%). Hasil tersebut dapat disebutkan bahwa
mayoritas tingkat pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar
Melati Papapahan, Tasikmadu pada tingkat cukup yaitu sebanyak 24 ibu
(77,42%).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata, telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2009).
Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita dari
murid kelompok bermain sekar melati Papahan, Tasikmadu, Karanganyar
dengan kategori cukup sebanyak 24 ibu (77,42%) dari 31 ibu dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, pekerjaan, dan usia ibu. Menurut Notoatmodjo (2003),
pendidikan, pekerjaan, dan usia seseorang dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan informasi yang didapat. Mulai dari usia ibu 20 tahun sampai
lebih dari 30 tahun, ibu yang berpengetahuan cukup adalah ibu yang berusia
lebih dari 26 tahun. Pendidikan atau tamatan sekolah ibu mulai dari tamatan
41
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan
Perguruan Tinggi yang berpengetahuan cukup adalah ibu yang berpendidikan
terakhir SMA dan Perguruan Tinggi sedangkan pekerjaan ibu mulai dari
sebagai ibu rumah tangga, pekerja/pegawai swasta, Pegawai Negeri Sipil yang
memiliki tingkat pengetahuan cukup adalah ibu yang bekerja sebagai
pekerja/pegawai swasta dan Pegawai Negeri Sipil karena ibu yang hanya diam
dirumah akan sangat berbeda dengan tingkat pengetahuan ibu yang bekerja,
karena ibu yang bekerja dapat berinteraksi dengan orang banyak dan dapat
bertukaran pikiran sehingga informasi yang didapat akan lebih banyak.
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan
gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan
dengan kematangan saraf dan otot anak. Setiap gerakan sesederhana apapun
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan
system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak, (Sudarti, 2010)
Perkembangan motorik didefinisikan oleh Hurlock (2007), sebagai
perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf,
urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Kemampuan ini merupakan
kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik dan dikoordinir
oleh syaraf pusat. Kecakapan seseorang menunjukkan fungsi fisik semakin
matang sehingga mampu menunjukkan kemampuan yang lebih baik.
Perkembangan motorik meliputi dua hal, yaitu motorik kasar dan
motorik halus. Motorik kasar dan motorik halus diperlihatkan agar anak dapat
berkembang secara optimal. Perbedaanya, motorik kasar sangat bergantung
42
pada kematangan anak sedangkan motorik halus bisa dilatih (Soetjiningsih,
2012).
Diharapkan ibu dengan pengetahuan yang tinggi dapat memberi
pembelajaran untuk anaknya yang berhubungan dengan tumbuh kembang
motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus agar anak dapat mencapai
perkembangan sesuai dengan umur.
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan
tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi atau anak
dengan kecacatan anggota yang disebabkan oleh cacat hubungan saraf di
antara bagian otak dengan bagian badan saat dilahirkan, hal ini dapat
mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas
yaitu kelainan sistem syaraf pusat yang ditandai oleh otot yang terus menerus
menerima impuls/rangsangan untuk menjadi kaku, athetosis yaitu pergerakan
yang lambat ,ataksia yaitu merupakan kondisi yang ditandai dengan
berkurangnya koordinasi otot saat melakukan berbagai gerakan seperti
berjalan, memegang, mengambil sesuatu. Kelainan sumsum tulang belakang
seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan
motorik. Penyakit kelainan tonus otot sepeti muscular distrofi atau disebabkan
karena penyakit keturunan di mana otot-otot yang mengawal pergerakan (otot
sadar) secara perlahan-lahan melemah memperlihatkan keterlambatan dalam
kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan
motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta
43
kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam
perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk
belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat
mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik
(Endang Khoirunisa, 2010).
Dengan cukupnya tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
motorik balita usia 1-3 tahun diharapkan ibu lebih mempelajari dan
mengaplikasikan tentang tumbuh kembang pada anak usia 1-3 tahun agar
dapat memberikan stimulasi atau pelajaran yang tepat bagi anak sehingga
anak menjadi cerdas, sehat, dan kreatif.
44
D. Keterbatasan
1. Kendala Penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah dalam mengumpulkan responden
secara bersama-sama dengan waktu yang terbatas dikarenakan responden
tidak memberikan sepenuh waktunya untuk mengisi kuesioner.
2. Kelemahan Penelitian
a. Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner)
yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat
menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel tunggal
yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik
Usia 1-3 Tahun.
45
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik BalitaUsia 1-3
Tahundi Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu maka peneliti
mengambil sampel 31 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh
Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati
Papahan Tasikmadu dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik BalitaUsia 1-
3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu
termasuk dalam kategori baik yaitu 4 ibu (12,90 %).
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia
1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu
termasuk dalam kategori cukup yaitu 24 ibu (77,42%).
3. Tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-
3 Tahundi Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu termasuk
dalam kategori kurang yaitu 3 ibu (9,68%).
46
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang
Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain
Sekar Melati Papahan Tasikmadu, maka saran yang dapat penulis sampaikan
adalah :
1. Bagi Responden
Diharapkan dapat lebih mendalami dan menambah informasinya
tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun agar dapat
memberikan stimulasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan
variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan institusi PAUD dapat kerjasama dengan tenaga kesehatan
untuk memberikan informasi tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita
Usia 1-3 Tahun pada orang tua dan keluarga.
47
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rinekacipta.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita,
Jakarta.
Dep. Kes RI. 2004. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta:
Derektorat Bin. Kes. Ga.
FeniSudilarsih. 2009. Buku Pintar Dunia Balita. Jogjakarta: Garailmu.
Hanum Marimbi. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.
Hidayat, A.A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Jakarta
Salemba Medika.
Hurlock. 2007 Peranan Orang Tua Terhadap Pertumbuhan Anak. Available at:
www.hurlock.com/ peranan-orangtua-terhadap-perkembangan-anak.htm 20.
Oktober 2012
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2006. Tumbuh Kembang Balita. Edisi Pertama.
Jakarta: Sagung Seto.
Narendra, M.S, dkk. 2008. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja IDAI.
Jakarta : Sagung Seto.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
___________________ 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
___________________ 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka,
Cipta.
Rataningtyas, Adita. 2006. Tingkat Perkembangan Motorik Kasar-Halus Anak
Usia Prasekolah Pada TK Full Day School dan TK bukan Full Day School
di Yogyakarta Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran,
Universitas Gadjah Mada, Skripsi yang tidak dipublikasikan
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cindikia.
48
Sudarti, Endang Khoirunisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak
Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajaran Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.