tingkat pengetahuan ibu lansia umur 60 70...
TRANSCRIPT
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU LANSIA UMUR 60– 70 TAHUN
TENTANG SENAM LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA
BHAKTI KASIH SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Suprihatin
NIM B12157
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Lansia Umur 60 –
70 Tahun Tentang Senam Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih
Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M,Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu A. Sri Haryanti Sumali, S.Pd, selaku Kepala Panti Wredha Dharma Bhakti
Kasih Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam
pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Program Studi DIII Kebidanan Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015
Suprihatin
B12 157
TINGKAT PENGETAHUAN IBU LANSIA UMUR 60 -70 TAHUN
TENTANG SENAM LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI
KASIH SURAKARTA
xii + 46 halaman + 17 lampiran + 5 tabel + 25 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan tugas sehari – hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih
memiliki cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan
baik,dengan bertambahnya usia, Pada proses menua kadar kapur (kalsium) dalam
tulang menurun, akibatnya tulang menjadi kropos dan mudah patah. Berdasarkan
studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 15 November 2014, terdapat jumlah
lansia sebanyak 50 lansia terdiri dari 20 lansia pria, dan 30 lansia wanita.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu lansia umur 60 -70 tahun tentang
senam lansia.di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta.
Metode Penelitian : jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi
penelitian diambil di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta pada tanggal
15 November 2014 – 25 Mei 2015. Jumlah sampel sebanyak 33 ibu lansia umur
60 – 70 tahun, dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa dilakukan dengan analisis
univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi.
Hasil Penilitian : Tingkat pengetahuan ibu lansia umur 60 – 70 tahun tentang
senam lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta, ibu lansia dengan
pengetahuan baik sebanyak 4 responden(12,12%), pengetahuan cukup sebanyak
26 responden(78,79%), pengetahuan kurang 3 orang(9,09%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu lansia umur 60 – 70 tahun tentang senam
lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta sebagian besar dalam
kategori cukup yaitu sebanyak 26 responden(78,79%). Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain : pendidikan SMP sebanyak 16
responden (48,49%), pekerjaan IRT sebanyak 14 responden (42,42%), dan umur
>65-70 tahun sebanyak 24 responden (72,73%).
Kata Kunci : Pengetahuan, ibu lansia umur 60 -70 tahun, senam lansia.
Kepustakaan : 15 literatur (tahun 2008 – 2013)
vi
MOTTO
1. Jangan sekali – kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “aku pasti
melakukan itu besok hari”, kecuali dengan mengatakan Insya Allah, dan
ingatlah kepada tuhan mu apabila engkau lupa (QS. Al-Kahf : 23).
2. Raihlah kesempatan(menuntut ilmu) yang diberikan Tuhan melalui tangan
kedua orang tua mu, dan buatlah kedua orang tua mu tersenyum dengan
pilihan mu (Penulis).
3. Betapa pun gelap masalah mu, tetaplah setia kepada yang benar, tetaplah
berharap kepada Tuhan. Sabarlah (HFD).
4. Tidak ada siapa pun bisa menjadi apa pun tanpa pernah melakukan kesalahan
yang sama (Mario Teguh).
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Bapak ibu tercinta terima kasih atas doa yang selalu diberikan dan
cinta kasihnya selama ini.
2. Kakak – kakak ku tercinta yang selalu memberikan support setiap
langkahku.
3. Ibu Hutari Puji Astuti S.SiT., M.kes terima kasih atas bimbingan
yang diberikan.
4. Teman – teman happy kost ku tercinta yang selalu menemani.
5. Almamater tercinta STIKES Kusuma Husada Surakarta.
vii
viii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
CURICULUM VITAE ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
1. Umum.............................................................................. 4
2. Khusus ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 8
B. Kerangka Teori....................................................................... 25
C. Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 26
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 27
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 28
D. Variabel Penelitian ................................................................. 29
E. Definisi Operasional............................................................... 29
ix
F. Instrumen Penelitian............................................................... 30
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 32
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 33
I. Etika Penelitian ...................................................................... 35
J. Jadwal Penelitian .................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................... 38
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 39
C. Pembahasan ............................................................................ 42
D. Keterbatasan ........................................................................... 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 45
B. Saran ....................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 29
Tabel 3.2 Kisi –Kisi Instrumen ........................................................................ 30
Tabel 4.1 karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ........................... 39
Tabel 4.2 karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................. 40
Tabel 4.3 karakteristik Responden Berdasarkan Umur.................................... 40
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan mean dan Standar Deviasi ......................... 41
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Lansia Umur 60 – 70 Tahun Tentang Senam
Lansia di Panti Wredha dharma Bhakti Kasih Surakarta ............... 41
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gerakan memutar kepala ............................................................. 18
Gambar 2.2 Gerakan memiringkan kepala ...................................................... 18
Gambar 2.3 Gerakan mengangkat Bahu ......................................................... 18
Gambar 2.4 Gerakan meregangkan tangan ke depan ...................................... 19
Gambar 2.5 Gerakan tangan menyentuh punggung ........................................ 19
Gambar 2.6 Gerakan melebarkan telapak tangan ........................................... 19
Gambar 2.7 Gerakan membalikan telapak tangan .......................................... 20
Gambar 2.8 Gerakan mengepalkan tangan ..................................................... 20
Gambar 2.9 Gerakan membengkokan badan ke samping kanan dan kiri ....... 20
Gambar 2.10 Gerakan memutar tubuh ke belakang ........................................ 21
Gambar 2.11 Gerakan meregangkan Lutut ke samping kanan dan kiri tubuh . 21
Gambar 2.12 Gerakan menepuk tangan ke belakang tubuh ............................ 21
Gambar 2.13 Gerakan melipat lutut ke arah dada ........................................... 22
Gambar 2.14 Gerakan meregangkan kaki ....................................................... 22
Gambar 2.15 Gerakan meluruskan kaki dan menekan lutut ........................... 22
Gambar 2.16 Gerakan menahan kaki lurus dan meregangkan telapak kaki .... 22
Gambar 2.17 Gerakan menekuk dan meregangkan jari .................................. 23
Gambar 2.18 Gerakan memutar telapak kaki .................................................. 23
Gambar 2.19 Gerakan mengangkat tumit dan memutar tumit ........................ 23
Gambar 2.20 Gerakan mengerutkan muka ...................................................... 24
Gambar 2.21 Gerakan membuka dan menutup mata ...................................... 24
Gambar 2.22 Gerakan mengembangkan dan menghisap pipi ......................... 24
Gambar 2.23 Gerakan menarik bibir dan bersiul ............................................ 24
Gambar 2.24 Kerangka Teori .......................................................................... 25
Gambar 2.25 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 26
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (foto)
Lampiran 17. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari. Jalan
secara terus menerus , dan berkesinambungan,selanjutnya akan menimbulkan
perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan
(Depkes RI dalam maryam, dkk, 2008).
Proporsi penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan cukup
signifikan selama 30 tahun terakhir dengan populasi 5,3 juta jiwa (4,48% dari
total keseluruhan penduduk Indonesia) pada tahun 1971 menjadi 19,3 juta
(8,37% dari total keseluruhan penduduk Indonesia) pada tahun 2009.
Peningkatan jumlah penduduk lansia ini disebabkan peningkatan angka
harapan hidup sebagai dampak dari peningkatan kualitas kesehatan
(Profil Penduduk Lanjut Usia, 2009).
Berdasarkan kelompok umur, persentase penduduk lansia relatif kecil
dibandingkan dengan penduduk usia dibawah 15 tahun (29,06%), penduduk
usia 15-35 tahun (34,53%), maupun penduduk dewasa usia 36-59 tahun
(28,04%). Meskipun persentasenya relatif kecil dibandingkan kelompok umur
lainnya, namun secara umum jumlah penduduk lansia mengalami
peningkatan setiap tahunnya (Profil Penduduk Lanjut Usia, 2009).
2
Sistem muskuloskeletal yang merupakan komponen struktural utama
mengalami penuruanan yaitu cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh
(osteoporosis), bungkuk (kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku
(atrofi otot), kram (maryam dkk, 2008). Dengan bertambahnya usia, Pada
proses menua kadar kapur (kalsium) dalam tulang menurun, akibatnya tulang
menjadi kropos dan mudah patah (Bandiyah, 2009). Dengan terjadinya
degeneratif pada lansia terjadi berbagai masalah antara lain stroke, dementia.
diabetes melitus, osteoporosis dan gangguan persendian (Darmojo, 2011).
Upaya – upaya untuk mempertahankan kesehatan pada lansia dapat dilakukan
dengan cara : peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis
dini dan pengobatan (early diagnosi and prompt treatmen), pembatasan
kecacatan (disability limitation), serta pemulihan (rehabilition) (Maryam dkk,
2008).
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
tugas sehari – hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih
memiliki cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik
(Pudjiastuti dan Utomo dalam Maryam dkk, 2008). Olahraga usia lanjut perlu
diberikan dengan berbagai patokan,antara lain beban ringan atau sedang,
waktu relatif lama, bersifat aerobik, dan atau kalistenik, tidak
kompetetif/bertanding (Bandiyah, 2009). Senam lansia jika dilakukan dengan
teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup akan memiliki dampak
yang positif antara lain : mempertahankan atau meningkatkan kebugaran
jasmani,memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia, membentuk
3
kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan, ketahanan,
keluwesan, kecepatan), memberikan rangsangan bagi saraf – saraf yang
lemah, khususnya bagi lansia (Maryam dkk, 2008). Latihan fisik dilakukan
secara teratur dengan dosis yang tepat selain bermanfaat secara fisiologik
yaitu mengoptimalkan gerak otot dan sendi, meningkatkan kebugaran
jasmani, mengurangi resiko cidera otot dan sendi, mengurangi ketegangan
dan nyeri otot, meletakan fungsi otot dan sendi yang sempurna, melatih otot–
otot yang lemah agar menjadi kuat, mencegah terjadinya kontraktur serta
atrofi otot, memberikan rasa nyaman dan relaksasi (Maryam dkk, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Panti Wredha
Dharma Bhakti Kasih Surakarta pada 15 November 2014, terdapat jumlah
total sebanyak 50 lansia terdiri dari 20 lansia pria dan 30 lansia wanita. Ibu
lansia berumur 60 – 70 tahun dari bulan Juli 2014 – September 2014
sebanyak 30 orang. Dari jumlah tersebut peneliti melakukan studi awal dalam
bentuk wawancara. Dari 10 responden didapatkan 6 orang (60%) belum
mengetahui tentang senam lansia sedangkan 4 orang (40%) sudah mengetahui
sebagian tentang senam lansia.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan peneliltian dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Ibu Lansia Umur
60 –70 Tahun Tentang Senam Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih
Surakarta”.
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah tersebut dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimana tingkat
pengetahuan ibu Lansia umur 60 –70 tahun di Panti Wredha Dharma Bhakti
Kasih Surakarta tentang senam lansia?”.
C. Tujuan Peneletian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu Lansia berumur 60 –70
tahun tentang senam lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu Lansia berumur 60 – 70
tahun tentang senam lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih
Surakarta dengan kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu Lansia berumur 60 – 70
tahun tentang senam lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih
Surakarta dengan kategori cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu Lansia berumur 60 – 70
tahun tentang senam lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih
Surakarta dengan kategori kurang.
5
d. Untuk mengetahui faktor – faktor penghambat dan pendorong
tingkat pengetahuan ibu Lansia umur 60 – 70 tahun tentang senam
lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta.
D. Manfaat penelitian
a. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang senam lansia.
b. Bagi peneliti
Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari kegiatan
belajar di institusi.
c. Bagi institusi
1) Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah
referensi kepustakaan dalam pembelajaran dan dapat
dikembangkan untuk penelitian selanjutnya khusunya tentang
senam lansia.
2) Bagi panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi
untuk mengembangkan senam lansia di Panti Wredha Dharma
Bhakti Kasih Surakarta.
6
E. Keaslian
Penelitian lain serupa yang yang pernah dilakukan antara lain yaitu :
1) Wardah jamila Hsb (2013) “Pengetahuan dan Sikap Lansia
Tentang Senam Lansia di Desa Mompang Kecamatan Barumun
Kabupaten Padang Lawas Tahun 2013” jenis penelitian
menggunakan deskriptif,teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling. Sampel sebanyak 52 dari total populasi 60
orang. Hasil penelitian. Tingkat pengetahuan lansia tentang
senam lansia secara umum dikategorikan dalam kategori sangat
baik sebanyak 13,5%, kategori baik 76,9%, dan kategori sedang
9,6%. Sedangkan untuk sikap responden tentang senam lansia
dikategorikan dalam kategori baik sebanyak 80,8%. Tingkat
pengetahuan lansia tentang senam lansia ini mayoritas baik.
2) Widyastuti (2012) “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang
Senam Lansia Dengan Keaktifan Mengikuti Senam Lansia Di
Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran”. upaya
untuk mempertahankan kesehatan pada lansia salah satunya
dapat dilakukan dengan aktif mengikuti senam lansia. Keaktifan
mengikuti senam lansia ini akan semakin berkembang jika tidak
didukung oleh pengetahuan tentang senam. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang
senam lansia dengan keaktifan mengikuti senam lansia di Unit
Rehabilitasi Wening Wardoyo Ungaran. Jenis penelitian ini
7
adalah observasional dengan pendekatan crosssectional. Teknik
pengambilan sample adalah purposive sampling dengan jumlah
50 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan lansia dalam kategori baik (54%), cukup (6%), dan
kurang (40%).
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang
adalah : judul penelitian, tempat penelitian, teknik sampling,
jumlah sampel, dan prosentase hasil penelitian.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo(2007) tingkat pengetahuan dibagi
menjadi 6 yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
9
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapan mengintepretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi ini diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen,tetapi
masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitanya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk
melakukan atau menghubungkan bagian – bagian dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan untuk justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek.
10
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Wawan, (2011) Pengetahuan dipengaruhi oleh
beberapa Faktor yaitu :
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menunjukan arah cita –
cita tertentu yang menentukan manusia untuk mencapai
keselamatan dan kebahagian.
b) Pekerjaan
Adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupanya dan kehidupan keluarga.
c) Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.
11
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) cara memperoleh pengetahuan
dibagi menjadi dua :
1) Cara Tradisional
a) Cara coba salah (trial and eror)
Cara coba–coba ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain.
b) Cara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan (otoritas)
Sumber pengetahuan dapat diperoleh dari pemimpin –
pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, para
pemuka agama, pemegang pemerintah dan sebagainya.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan salah satu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
12
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
lalu.
e) Melalui jalan pikiran
Manusia telah menggunakan penalaran dalam
memperoleh pengetahuan, atau dengan kata lain dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikiranya.
2) Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
pada dewasa ini lebih sistematis,logis dan alamiah. Cara ini
disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut
metode penelitian yaitu dengan mengembangkan metode
berfikir induktif. Mula – mula mengadakan pengamatan
langsung tehadap gejala – gejala alam atau kemasyarakatan.
Kemudian hasilnya dikumpulkan dan diklasifikasikan, akhirnya
diambil kesimpulan umum.
e. Cara mengukur pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007).
13
Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan
tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik,
cukup, dan kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normatif
yang menggunakan rata – rata (mean) dan simpangan baku (standard
deviation).
1. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +1 SD
2. Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
(Riwidikdo, 2012).
2. Lansia
a. Pengertian
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normal sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. Ini merupakan proses yang terus menerus ( berlanjut )
secara alami, dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua
makhluk hidup (Bandiyah, 2009). Usia lanjut (lansia) adalah suatu
kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia
usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun.
(Bandiyah, 2009).
14
Usia lanjut atau lanjut usia bukan merupakan suatu penyakit,
tetapi keadaan tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Tanda –
tanda masa tua disertai dengan kemunduran – kemunduran
kemampuan kerja panca indera, gangguan fungsi alat – alat tubuh,
perubahan psikologi serta adanya berbagai penyakit yang muncul
(Widanti, 2010)
Faktor yang mempengaruhi ketuaan meliputi: hereditas,
nutrisi, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, stres
(Bandiyah, 2009).
Jenis jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima
upaya kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan
(prevention,diagnosis dini dan pengobatan (early diagnosis and
prompt treatment), pembatasan kecatatan (disability limitation) serta
pemulihan (rehabilitation). (Maryam, 2008).
b. Tingkatan umur Lansia
1) Usia Pertengahan (middle age ) adalah kelompok usia 45 – 59
tahun
2) Usia Lanjut (elderly) adalah kelompok usia 60 – 70 tahun
3) Usia Lanjut Tua (old) adalah kelompok usia antara 75 – 90 tahun
4) Usia Sangat Tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun
(Menurut WHO dalam buku Notoatmodjo, 2007).
15
c. Macam - macam olahraga/latihan fisik yang baik bagi lansia
Menurut Maryam(2008) antara lain :
1) Pekerjaan rumah dan berkebun
2) Berjalan – jalan
3) Jalan cepat
4) Renang
5) Bersepeda
6) Senam
3. Senam Lansia
a. Pengertian
Bagi lansia yang berumur lebih dari 60 tahun, perlu
melaksanakan olahraga secara secara rutin untuk mempertahankan
kebugaran jasmani dan memelihara serta mempertahankan kesehatan
di hari tua.(Bandiyah, 2009). Senam lansia adalah olahraga ringan
yang mudah dilakukan dan tidak memberatkan, yang dapat
diterapkan pada lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh
lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena senam lansia ini
mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara
optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang
berkeliaran didalam tubuh (Widianti, 2010).
16
b. Manfaat
Menurut Maryam(2008) manfaat melakukan senam secara
teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup adalah sebagai
berikut :
1) Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani
yang baik.
2) Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak.
3) Membentuk sikap dan gerak.
4) Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia.
5) Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan,
keseimbangan, ketahanan, keluwesan, dan kecepatan).
6) Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian,
kepercayaan diri, kesiapan diri, dan kesanggupan bekerja sama).
7) Memberi rangsangan bagi saraf – saraf yang lemah,khususnya
bagi lansia
8) Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri
dan masyarakat.
c. Ketentuan – ketentuan latihan fisik
Menurut Depkes RI dalam buku Maryam dkk (2008), latihan
sebaiknya dilakukan pada kondisi yang baik, dimulai dengan yang
ringan kemudian ditingkatkan secara bertahap, tidak boleh
memaksakan diri melampaui kemampuan. Apabila merasa lelah,
istirahat sejenak kemudian dilanjutkan lagi.
17
Menurut Maryam (2008) ketentuan latihan fisik yaitu :
1) Latihan fisik harus disenangi / diminati.
2) Latihan fisik harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan (ada
kelainan penyakit atau tidak).
3) Latihan fisik seharusnya bersifat aerobik, yaitu berlangsung lama
dan ritmis (berulang) seperti berjalan kaki,joging, bersepeda,
renang, dan senam aerobik.
4) Pada awal latihan harus dilakukan pemanasan dahulu,
peregangan kemudian inti.
5) Sebelum dan sesudah melakukan latihan, minumlah terlebih
dahulu untuk menggantikan keringat yang hilang
6) Latihan dilakukan minimal 2 jam setelah makan agar tidak
mengganggu pencernaan.
7) Latihan diawasi seorang pelatih agar tidak terjadi cidera.
8) Pakaian yang digunakan terbuat dari bahan yang ringan dan tipis
serta jangan memakai pakaian tebal dan sangat menutup badan.
9) Jenis sepatu sebaiknya sepatu yang mempunyai sol atau bantalan
yang tebal pada daerah tumit.
10) Waktu latihan sebaiknya pagi dan sore hari.
11) Tempat latihan sebaiknya berupa lapangan atau taman.
12) Landasan tempat latihan tidak terlalu keras dan di anjurkan
berlatih di atas tanah atau rumput.
18
d. Dosis latihan fisik
Menurut Maryam dkk (2008) dosis latihan fisik yaitu :
1) Lama latihan minimal 15 – 45 menit secara kontinu.
2) Frekuensi latihan 3-4 kali/minggu.
e. Gerakan senam kebugaran jasmani pada lansia
Menurut Depkes RI dalam buku Maryam dkk (2008), latihan
fisik(senam lansia) memiliki 8 jenis latihan gerakan, meliputi :
1) Latihan kepala dan leher
(a) Putar kepala ke samping kiri, kemudian ke kanan, sambil
melihat ke bahu.
Gambar 2.1 Gerakan memutar kepala.
(b) Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan, lalu ke kiri.
Gambar 2.2 Gerakan memiringkan kepala.
2) Latihan bahu dan lengan.
(a) Angkat kedua bahu keatas mendekati telinga, kemudian
turunkan kembali perlahan – lahan.
Gambar 2.3 Gerakan mengangkat Bahu
19
(b) Tepukkan kedua telapak tangan dan regangkan lengan
kedepan setinggi bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan
kedua tangan bertepuk kemudian angkat lengan keatas
kepala.
.
Gambar 2.4 Gerakan meregangkan tangan ke depan.
(c) Dengan satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher ,
raihlah punggung anda sejauh mungkin yang dapat dicapai.
Gambar 2.5 Gerakan tangan menyentuh punggung.
(d) Letakan tangan di pinggang, kemudian coba meraih keatas
sedapatnya.
3) Latihan tangan
(a) Letakkan telapak tangan tertelungkup diatas meja, lebarkan
jari – jari dan tekan ke meja.
Gambar 2.6 Gerakan melebarkan telapak tangan.
(b) Balikan telapak tangan, tarik ibu jari sampai menyentuh jari
kelingking, kemudian tarik kembali, lanjutkan dengan
menyentuh tiap – tiap jari.
20
Gambar 2.7 Gerakan membalikan telapak tangan.
(c) Kepalkan tangan sekuatnya kemudian regangkan jari – jari
selurus mungkin.
Gambar 2.8 Gerakan mengepalkan tangan.
4) Latihan punggung
(a) Dengan tangan disamping, bengkokan badan ke satu sisi
kemudian ke sisi yang lain.
Gambar 2.9 Gerakan membengkokan badan ke samping
kanan dan kiri.
(b) Letakan tangan di pinggang dan tahan kedua kaki, putar
tubuh dengan melihat bahu ke kiri lalu ke kanan.
Gambar 2.10 Gerakan memutar tubuh ke belakang.
21
(c) Posisi tidur terlentang dengan lutut dilipat dan telapak kaki
datar pada tempat tidur, regangkan kedua lengan kesamping.
Tahan bahu pada tempatnya dan jatuhkan kedua lutut ke
samping kiri dan kanan.
Gambar 2.11 Gerakan meregangkan Lutut ke samping kanan
dan kiri tubuh.
(d) Tepuk kedua tangan kebelakang, kemudian regangkan kedua
bahu kebelakang.
Gambar 2.12 Gerakan menepuk tangan ke belakang tubuh.
5) Latihan paha
(a) Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak atau dengan
posisi tidur. Lipat satu lutut sampai dada, lalu kembali lagi.
Bergantian dengan kaki sebelahnya.
Gambar 2.13 Gerakan melipat lutut ke arah dada.
22
(b) Regangkan kaki kesamping sejauh mungkin, kembali lagi,
kerjakan satu per satu.
Gambar 2.14 Gerakan meregangkan kaki.
(c) Duduklah dengan kaki lurus kedepan, tekan kedua lutut pada
tempat tidur sampai bagian belakang lutut menyentuh tempat
tidur.
Gambar 2.15 Gerakan meluruskan kaki dan menekan lutut.
(d) Tahan kaki lurus tanpa membengkokan lutut, tarik telapak
kaki kearah badan kemudian regangkan lagi.
Gambar 2.16 Gerakan menahan kaki tetap lurus dan
meregangkan telapak kaki.
(e) Tekuk dan regangkan jari – jari kaki tanpa menggerakan
lutut.
23
Gambar 2.17 Gerakan menekuk dan meregangkan jari.
(f) Tahan lutut tetap lurus, putar telapak kaki ke dalam sehingga
permukaanya saling bertemu, kemudian kembali lagi.
Gambar 2.18 Gerakan memutar telapak kaki.
(g) Berdiri dengan tegak dan berpegangan pada satu tumpuan,
angkat tumit tinggi – tinggi kemudian putarkan tumit.
Gambar 2.19 Gerakan mengangkat tumit dan memutar tumit.
6) Latihan pernafasan
Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu relaks.
Tarik nafas dalam – dalam, lalu keluarkan perlahan – lahan.
24
7) Latihan muka
(a) Kerutkan muka kuat – kuat kemudian tariklah alis keatas.
Gambar 2.20 Gerakan mengerutkan muka.
(b) Tutup mata kuat – kuat kemudian buka lebar – lebar.
Gambar 2.21 Gerakan membuka dan menutup mata.
(c) Kembangkan pipi keluar sedapatnya kemudian hisap
kedalam.
Gambar 2.22 Gerakan mengembangkan dan menghisap pipi.
(d) Tarik bibir kebelakang sedapatnya kemudian ciutkan dan
bersiul.
Gambar 2.23 Gerakan menarik bibir dan bersiul.
25
B. Kerangka Teori
Gambar 2.24 Kerangka Teori
Sumber : notoatmodjo(2007), maryam(2008), bandiyah(2009)
1. Pengertian
2. Tingkat
pengetahuan
3. Faktor–
faktor yang
mempengaru
hi
pengetahuan.
Pengetahuan Senam lansia
1. Pengertian
2. Tingkat umur
lansia
3. Macam macam
olahraga fisik.
LANSIA
1. Pengertian
2. Manfaat
3. Gerakan
senam
lansia
26
C. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
= Tidak diteliti
= Diteliti
Gambar 2.25 Kerangka Konsep
Sumber : Riwidikdo(2012), Wawan(2011).
Pengetahuan Ibu
umur 60 – 70 tahun
tentang senam lansia Cukup.
Baik.
Faktor internal
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
Kurang.
Faktor eksternal
1. Lingkungan
2. Sosial
budaya
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang ingin dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif menurut (Notoatmodjo, 2010)
penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam
masyarakat, digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan
penyelenggaran suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya
digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program. Penelitian ini
menggambarkan tentang Pengetahuan Ibu Lansia Umur 60- 70 Tahun
Tentang Senam Lansia.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya penelitian oleh
peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007).
Penelitian dilakukan di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang dibutuhkan oleh
peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007)
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 November 2014 – 25 Mei 2015.
28
C. Populasi Sampel dan tehnik pengambilan sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek berupa
benda . Semua benda yang memiliki sifat atau ciri, adalah subjek yang
diteliti (Riwidikdo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu Lansia umur 60 – 70 tahun bulan Mei 2015 di Panti Wredha Dharma
Bhakti Kasih Surakarta yaitu sebanyak 33 ibu lansia.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2013) sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah
populasi, yaitu sebanyak 33 ibu lansia
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yang digunakan adalah
sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012).
29
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus dalam
penelitian, Variabel menunjukan atribut dari sekelompok orang atau objek
yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainya dalam kelompok itu
(Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal
tingkat pengetahuan ibu lansia umur 60 –70 tahun tentang senam lansia.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmojo, 2012).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tingkat Pengetahuan Ibu Lansia Umur 60 – 70 Tahun Tentang
Senam Lansia
Variabel Definisi
Operasioanal
Hasil Ukur Skala
Tingkat
Pengetahuan
Ibu Lansia
Umur 60 –
70 Tahun
Tentang
Senam
Lansia
Hasil Tahu Ibu
Lansia umur 60 -70
tahun Tentang
Senam Lansia yang
meliputi :
a. Pengertian
senam lansia
b. Manfaat senam
lansia
c. Dosis dan
frekuensi senam
lansia.
d. Ketentuan
latihan fisik.
e. Macam –
macam gerakan
olahraga fisik
untuk lansia
1. Baik : Bila nilai
responden yang
diperoleh (x) > mean
+ 1 SD
2. Cukup : Bila nilai
mean – 1 SD ≤ x ≤
mean + 1 SD
3. Kurang : Bila nilai
responden yang
diperoleh (x) < mean
– 1SD
(Riwidikdo, 2012).
Ordinal
30
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat - alat yang digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian adalah kuesioner atau angket dengan beberapa pertanyaan
(Hidayat, 2007).
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu Lansia umur 60 –70 tahun tentang
senam lansia, dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner yang tertutup atau terstruktur dimana angket dibuat sedemikian
rupa sehingga responden tinggal memilih atau menjawab pertanyaan yang
sudah ada (Hidayat, 2007).
Tabel 3.2 Kisi – Kisi Instrumen
No Variabel Indikator No Item Jumlah
(item) Positif Negatif
1 Tingkat
Pengetahuan
Ibu Lansia
umur 60 – 70
Tahun
Tentang
Senam
Lansia di
Panti Wredha
Dharma
Bhakti Kasih.
1. Pengertian
Senam Lansia.
2. Manfaat senam
Lansia.
3. Dosis dan
frekuensi senam
lansia.
4. Ketentuan
latihan fisik
5. Macam– macam
gerakan
olahraga fisik.
Total
1, 2.
3, 9,20,
29, 31.
5*, 14.
4, 11*,
12, 13,
15, 19,
32, 33
24,25,
27,28, 30
21.
7, 10*,
16, 22,
23.
6.
8, 17, 18,
34, 35*.
26
3.
10.
3.
13.
6
35
Ket *) : tidak valid
Sumber : (Hidayat, 2007)
31
Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk peryataan dimana dalam
pernyataan tersebut disediakan jawaban benar atau salah dan responden
diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Cara pemberian skor untuk
pernyataan positif yaitu jika benar skor satu dan jika salah skor nol dan pada
pernyataan negatif jika benar skor nol dan jika salah nilai skor satu.
1) Uji validitas
Validasi adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat – tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi , sebaliknya instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas
item dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
korelasi product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r
tabel dengan taraf signifikan 0.05. (Riwidikdo,2013). Rumus korelasi
product moment adalah :
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi product moment
N : jumlah responden
X : skor pertanyaan
Y : skor total
XY : skor pertanyaan dikali skor total
32
Uji validitas dilaksanakan di Panti Jompo GKJ Margoyudan
Surakarta terhadap 30 ibu lansia umur 60 – 70 tahun dengan 35
pernyataan. Setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan SPSS for
windows didapatkan nomor 5, 10, 11, 35 tidak valid karena nilai rhitung <
0,361, untuk selanjutnya nomor 5, 10, 11, dan 35 tidak dipergunakan
dalam penelitian, karena kuesioner yang valid sudah dapat mewakili
semua kuesioner.
2) Uji reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban –
jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Apabila datanya memang
benar sesuai dengan kenyataanya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan
sama(Arikunto,2013). Untuk menguji reliabilitas peneliti menggunakan
model Alpha Cronbach dengan bantuan program komputer SPSS
(statistical Product and service sulutions) for windows, dikatakan reliabel
jika nilai alpha cronbach > r kriteria (0,75) menurut Riwidikdo (2012).
Rumus alpha cronbach adalah sebagai berikut :
keterangan :
ri : reliabilitas instrumen
33
k : jumlah item
∑si : proporsi jawaban benar
St : simpangan baku dari skor total
Uji reliabilitas dilakukan di Panti Jompo GKJ Margoyudan
Surakarta terhadap 30 ibu lansia umur 60 – 70 tahun. Setelah dilakukan uji
validitas ada 31 pernyataan yang valid dengan bantuan SPSS for windows
didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,777 > 0,75. Sehingga
instrumen dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk
mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2007).
Menurut Arikunto (2010), data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang
berupa fakta maupun angka.
1. Data primer
Diperoleh dari data primer yaitu secara langsung diperoleh dari
objek penelitian oleh peneliti perorangan atau kelompok
(Riwidikdo, 2013). Diperoleh dari jawaban langsung oleh responden dari
pertanyaan yang telah diberikan melalui kuesioner.
2. Data sekunder
Diperoleh data yang tidak langsung dari objek peneliti (Riwidikdo,
2013). Yaitu diperoleh dari data jumlah Lansia di Panti Wredha Dharma
Bhakti Kasih Surakarta.
34
H. Metode pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmojo (2012), proses pengolahan data melalui
tahap-tahap yang harus ditempuh, diantaranya :
a. Editing (penyuntingan data)
Editing merupakan kegiatan memeriksa hasil data yang
diperoleh dan memperjelas pengecekan terhadap data yang telah
dikumpulkan.
b. Coding (membuat lembaran kode)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
yang terdiri atas beberapa kategori.
c. Data entry (memasukkan data)
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master tabel atau database computer. Salah
satu paket program yang paling sering digunakan untuk “entri data”
penelitian adalah paket program SPSS for Windows.
d. Cleaning (pembersihan data)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, kemudian
dilakukan pembetulan. Proses ini disebut pembersihan data.
35
2. Analisis Data
Menurut Riwidikdo(2013), pendeskripsian tingkat pengetahuan,
dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +1 SD
2. Cukup : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
4. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Untuk menghitung rumus mean menurut Riwidikdo (2013).
Keterangan :
X : Rata – rata
∑x : Jumlah seluruh jawaban responden
N : jumlah responden
Menurut Riwidikdo(2012) simpangan baku (standart deviation)
adalah ukuran yang dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai –
nilai (data) terhadap rata – ratanya.
Keterangan :
SD : simpangan baku (standart deviation)
x : nilai responden
n : jumlah responden
36
Menurut Riwidikdo(2012), untuk mengetahui jumlah ibu lansia
umur 60 – 70 tahun tentang senam lansia dengan pengetahuan baik, cukup,
kurang maka digunakan perhitungan sebagai berikut :
I. Etika Penelitian
Menurut Notoatmojo (2012), etika adalah ilmu atau pengetahuan
tentang apa yang dilakukan orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan
orang. Penelitian adalah upaya mencari kebenaran terhadap semua fenomena
kehidupan manusia.
Masalah etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam
penelitian dan perlu diperhatikan (Hidayat, 2007) antara lain :
1. Inform consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent
tersebut diberikan sebelum penelitian tersebut dilakukan. Tujuan
informed consent adalah subjek mengerti maksud, tujuan penelitian dan
mengetahui dampakya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subjek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
37
responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah
kegiatan mulai penyusunan proposal penelitian, sampai penulisan laporan
penelitian, beserta waktu berjalan berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). (jadwal terlampir)
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih
Surakarta yang terletak di Jalan Kalingga Utara VI, Bayan RT 07/RW 27,
Kadipiro Banjarsari, Surakarta. Panti tersebut berdiri sejak September 2001
dan merupakan salah satu Yayasan Panti Katolik di Surakarta yang dikelola
oleh pengurus yayasan dan pengurus panti termasuk perawat, jumlah
pengurus di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta ini berjumlah 25
orang, terdiri dari 21 orang sebagai pegawai tetap dan 3 orang sebagai pekerja
sosial fungsional. Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta memiliki 1
ruang kantor, 1 dapur, 1 ruang ibadah, 1 ruang tempat makan, 1 ruang dapur,
2 bangunan yang terdiri dari ± 70 ruang kamar, Kegiatan yang rutin
dilaksanakan di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta ini adalah
pembinaan hidup rohani setiap hari Senin, kreatifitas/ kerajinan tangan setiap
hari Selasa, rekreasi setiap hari Rabu, kerja bakti setiap hari Kamis, senam
setiap hari Kamis, dan perayaan syukur ekaristi atau misa setiap hari Sabtu.
Selain kegiatan tersebut lansia yang masih aktif biasanya melakukan kegiatan
sehari – hari seperti membantu memasak dan membersihkan tempat tidur dan
halaman sekitar.
39
B. Hasil penelitian
Penelitian tingkat pengetahuan ibu lansia umur 60 – 70 tahun tentang
senam lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta ini dilakukan
pada 24 - 25 Mei 2015. Responden dalam penelitian ini adalah ibu lansia
yang berumur 60 -70 tahun yang bertempat tinggal di Panti Wredha Dharma
Bhakti Kasih Surakarta sejumlah 33 ibu lansia.
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat di
tabel dibawah ini, yaitu :
Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
4
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Total
4
9
16
4
33
12,12
27,27
48,49
12,12
100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui responden yang tidak sekolah
sebanyak 4 responden (12,12%), tamat SD sebanyak 9 responden
(27,27%), tamat SMP sebanyak 16 responden (48,49%), tamat SMA
sebanyak 4 responden (12,12%).
b. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat di tabel
dibawah ini, yaitu:
40
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan riwayat pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
Swasta
IRT
PNS (guru)
Total
14
16
3
33
42,42
48,49
9,09
100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui responden dengan riwayat
pekerjaan swasta sebanyak 14 responden (42,42%), IRT sebanyak 16
responden (48,49%), PNS(guru) sebanyak 3 responden (9,09).
c. Karakteristik responden berdasarkan umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat di tabel di
bawah ini, yaitu :
Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan umur
No Umur Jumlah Persentase
(%)
1
2
60 – 65 tahun
>65 – 70 tahun
Total
9
24
33
27,27
72,73
100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui responden yang
berumur 60 – 65 tahun sebanyak 9 responden (27,27%), responden
yang berumur >65 – 70 tahun sebanyak 24 responden (73,73%).
2. Mean dan Standar Deviasi
Sebelum diketahui tingkat pengetahuan dalam kategori baik,
cukup, kurang, maka harus diketahui terlebih dahulu mean(x) dan standar
deviasi(SD).
41
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean(x) StandarDeviasi
Tingkat pengetahuan ibu lansia
umur 60 – 70 tahun tentang
senam lansia
22,60 4,83
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan hasil mean(x) sebesar 22,60
dan standar deviasi sebesar 4,83.
3. Tingkat pengetahuan
Berdasarkan nilai mean(x) dan standar deviasi tingkat
pengetahuan ibu lansia umur 60 – 70 tahun tentang senam lansia dapat
dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Lansia Umur 60 – 70 Tahun tentang
senam Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta
No Pengetahuan Jumlah Presentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
Total
4
26
3
33
12,12
78,79
9,09
100
Sumber : Data Primer Mei 2015
Berdasarkan tabel 4.4 diatas tingkat pengetahuan ibu lansia umur
60 – 70 tahun tentang senam lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti
Kasih Surakarta responden dengan tingkat pengetahuan baik
sebanyak 4 responden(12,12%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak
26 responden(78,79%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak
3 responden(9,09%). Jadi tingkat pengetahuan ibu lansia umur 60 – 70
tahun tentang senam lansia kebanyakan dengan tingkat pengetahuan
cukup yaitu sebanyak 26 responden(78,79%).
42
C. Pembahasan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo 2007). Salah satu pengetahuan yang
harus dimiliki oleh ibu lansia adalah pengetahuan tentang senam lansia.
Menurut Wawan (2011), faktor – faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, faktor
lingkungan, dan sosial budaya.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan sesorang pada orang
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula
pengetahuan yang dimilikinya. Setelah dilakukan penelitian tingkat
pendidikan responden yang paling besar adalah SMP yaitu sebanyak 16
responden(48,49%), pendidikan tersebut tergolong pada pendidikan yang
rendah, tetapi hasil pengetahuanya tergolong pada cukup (cukup baik). Tidak
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wawan, (2011), yaitu semakin
tinggi pendidikan maka semakin mudah pula pengetahuan yang dimilikinya.
Pekerjaan merupakan aktifitas yang dilakukan untuk menunjang
kehidupan dalam keluarganya (Wawan, 2011). Jika seseorang mempunyai
pekerjaan maka semakin banyak orang yang dijumpainya dan semakin
banyak pula informasi yang diperoleh. Setelah dilakukan penelitian, tingkat
pekerjaan responden yang paling besar adalah pensiunan yang terdiri dari
43
Swasta dan PNS(guru) yaitu sebanyak 17 responden(51,51%). Maka dapat
disimpulkan, bahwa pekerjaan mempengaruhi pengetahuan.
Umur ialah dimana semakin matang umur semakin mudah menerima
pengetahuan. Berdasarkan penelitian ini, tingkat umur yang terbesar adalah
> 65 – 70 tahun sebanyak 24 responden (72,73%). Sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh wawan, (2011) yaitu semakin cukup umur , tingkat
kematangan dan kekuatan akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tingkat pengetahuan ibu
lansia umur 60 – 70 tahun tentang senam lansia di Panti Wredha Dharma
Bhakti Kasih Surakarta terdapat faktor pendorong yaitu: pekerjaan, dan tidak
terdapat faktor penghambat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikelompokan pengetahuan ibu
lansia tentang senam lansia pada kategori baik sebanyak 4 responden
(12,12%), pengetahuan cukup 26 responden (78,79%), pengetahuan kurang 3
responden (9,09%). Setelah dilakukan penelitian hasil tingkat pengetahuan
ibu lansia umur 60 – 70 tahun tentang senam lansia di Panti Wredha Dharma
Bhakti Kasih Surakarta dengan kategori tertinggi adalah cukup sebanyak 26
responden (78,79%).
44
D. Keterbatasan penelitian
1. Kendala penelitian
a. Responden yang mayoritas sudah tidak bisa membaca, sehingga
dibutuhkan waktu yang lama untuk membacakan kuesioner yang
diberikan kepada responden.
b. Komunikasi yang digunakan kurang efektif, karena untuk
memberikan pernyataan kepada responden harus menggunakan
bahasa yang sederhana.
2. Kelemahan/ keterbatasan
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu lansia tentang
senam lansia saja.
b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab “benar” atau
“salah” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur
pengetahuan secara mendalam.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 24 – 25 Mei 2015
dengan Judul Tingkat Pengetahuan Ibu Lansia Umur 60 – 70 Tahun Tentang
Senam Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta sebagai
berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu lansia umur 60 – 70 tahun tentang senam lansia
di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta pada tingkat baik
sebanyak 4 responden (12,12%).
2. Tingkat pengetahuan ibu lansia umur 60 – 70 tahun tentang senam lansia
di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta pada tingkat cukup
sebanyak 26 responden (78,79%).
3. Tingkat pengetahuan ibu lansia umur 60 – 70 tahun tentang senam lansia
di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta pada tingkat baik
sebanyak 3 responden (9,09%).
4. Faktor – faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan lansia
tentang senam lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta yaitu :
a. Faktor pendorong pada penelitian ini adalah : pekerjaan.
b. Faktor penghambat pada penelitian ini tidak ada.
46
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat ( ibu lansia )
Bagi ibu lansia sebaiknya meningkatkan pengetahuan tentang
senam lansia dengan lebih aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia,
penyuluhan –penyuluhan, serta informasi dari lingkungan sekitar.
2. Institusi
a. Bagi Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta
Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat
mengembangkan senam lansia di panti Wredha Dharma Bhakti
Kasih Surakarta.
b. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan dalam
pembelajaran dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya
khusunya tentang senam lansia.
3. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan tentang senam
manfaat dan pentingnya senam lansia, agar dapat menghindari masalah
yang dihadapi oleh lansia.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian dapat mengembangkan variabel penelitian
sehingga hasilnya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Bandiyah, S. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik.Yogyakarta :
Nuha Medika.
Darmojo, B. 2009. Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi
keempat.Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Depkes RI. 2009. Profil lanjut Usia.
Hidayat, A, Aziz, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika.
HSB, Wardah, Jamilah. 2014. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang
Senam Lansia di Desa Mompang Kecamatan Barumun Kabupaten
Padang Lawas. Universitas Sumatera Utara. Skripsi.
Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya.Jakarta :
Salemba medika.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Rineka Cipta.
_____________. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
_____________. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
_____________. 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam
Prosedur Penelitian. Edisi Pertama.Yogyakarta : Rohima Press.
_____________. 2013. Statistik untuk Penelitian. Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Edisi ketiga. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R. Bandung :
Alfabeta
Wawan dan Dewi . 2010. Teori dan Pengukuran, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Widyastuti, Veronica, Wulan. 2012 Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang
Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran. Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan. Vol. 1, No. 1, Juni 2012 STIKes Tegal Rejo Jakarta..