tiga sabat

40

Upload: christoper-tambanua

Post on 20-Mar-2017

119 views

Category:

Spiritual


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tiga Sabat
Page 2: Tiga Sabat

2

Page 3: Tiga Sabat

3

● ● ●

“Hari Sabat-Ku telah Kuberikan kepada mereka untuk menjadi tanda di antara Aku dan mereka,

supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN yang menguduskan mereka.”

● ● ●

Page 4: Tiga Sabat

4

Page 5: Tiga Sabat

5

TIGA SABAT Mengungkap Makna dan Hakikat

di Balik Hari Ibadah

ELLET JOSEPH WAGGONER

EDEN WAY PUBLISHING Minahasa Utara

Page 6: Tiga Sabat

6

THREE SABBATHS Ellet Joseph Waggoner Terbitan Pacific Press Publishing Company, Oakland, California

TIGA SABAT: MENGUNGKAP MAKNA DAN HAKIKAT DI BALIK HARI IBADAH

Penerjemah: Christoper Tambanua Cover Design dan Layout: Christoper Tambanua E-mail: [email protected] Telepon: +62-852-4002-5038

Semua kutipan Kitab Suci diambil dari, kecuali yang dinyatakan lain: Alkitab, Terjemahan Baru Indonesia (TB) Copyright © LAI 1974. Kutipan ayat Alkitab lain yang digunakan: The Holy Bible, King James Version (KJV) Copyright © 1611.

Diterbitkan oleh Eden Way Publishing Yayasan Jalan Eden Indonesia Desa Warukapas Jaga IX, Dimembe, Minahasa Utara 95373

Page 7: Tiga Sabat

7

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ................................................. 10

SABAT TUHAN .................................................... 12

SABAT YAHUDI ................................................... 23

SABAT KEPAUSAN ............................................... 28

Page 8: Tiga Sabat

8

● ● ●

“Masalah Sabat akan menjadi persoalan di dalam pertentangan besar terakhir,

di mana seluruh dunia akan mengambil bagian. Manusia telah menghormati prinsip-prinsip setan

di atas prinsip-prinsip yang mengatur surga. Mereka telah menerima suatu sabat tiruan,

yang setan telah angkat sebagai tanda kekuasaannya. Tetapi Tuhan telah meletakkan meterai-Nya

di atas tuntutan kerajaan-Nya.

Masing-masing sabat membawa nama pembuatnya, sebuah cap yang tidak dapat dihilangkan

yang memperlihatkan pemiliknya.

Adalah pekerjaan kita untuk menuntun orang-orang memahami hal ini. Kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa ada konsekuensi yang mematikan

apakah mereka membawa cap kerajaan Tuhan ataukah cap kerajaan kedurhakaan, karena melaluinya mereka mengakui bahwa diri mereka adalah warga kerajaan

yang capnya mereka bawa itu.”

ELLEN GOULD WHITE

● ● ●

Page 9: Tiga Sabat

9

Page 10: Tiga Sabat

10

TIGA SABAT

eseorang dapat dengan sah berbicara

mengenai sabat dalam bentukan jamak

hanya sebagaimana seseorang dapat berbicara

mengenai banyak allah.

Tidak ada allah lain dari pada Allah yang

esa. Sebab sekalipun ada yang disebut allah,

baik yang ada di langit maupun yang ada di

bumi; sebagaimana ada banyak allah dan

banyak tuhan; namun bagi kita hanya ada

satu Allah, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya

segala sesuatu ada, yang bagi Dia kita

hidup; dan hanya ada satu Tuhan saja,

Yesus Kristus, yang melalui-Nya segala

sesuatu ada, yang oleh karena Dia kita

hidup.” 1 Korintus 8:5, 6 KJV

Jadi, meskipun ada begitu banyak yang disangka sabat,

hanya ada satu Sabat yang benar, itulah Sabat Tuhan.

S

Page 11: Tiga Sabat

11

● ● ●

“Tuhan telah memanggil kita untuk mengangkat makna Sabat-Nya yang telah tertindas itu. Karena sedemikian pentingnya sehingga

teladan kita di dalam pemeliharaan Sabat haruslah benar.”

ELLEN GOULD WHITE ● ● ●

Page 12: Tiga Sabat

12

SABAT TUHAN

Kata Sabat berarti perhentian [istirahat]. Itu adalah

satu kata Ibrani yang diadopsi. Ketika orang Ibrani

menggunakan kata ‘Sabat,’ kata itu membawa kepada

mereka pemikiran yang sama dengan kata ‘istirahat’

bagi kita. Maka dari itu, hukum ke-empat dengan

sungguh-sungguh berkata kepada kita: “Ingatlah kamu

akan hari istirahat, supaya kamu menjaga kesuciannya.

Enam hari lamanya engkau harus bekerja, dan

melakukan segala pekerjaanmu; tetapi hari ketujuh

adalah istirahat Tuhan Allahmu; di dalamnya janganlah

melakukan pekerjaan apapun, baik engkau atau

anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau

pembantumu laki-laki, atau pembantumu perempuan,

atau ternakmu, atau orang asing yang ada di tempat

kediamanmu; sebab dalam enam hari Tuhan

menciptakan langit dan bumi, laut, dan segala yang

ada di dalamnya, dan Ia beristirahat di hari yang

Page 13: Tiga Sabat

13

ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari

istirahat dan menguduskannya.” [Keluaran 20:8-11

KJV].

Janganlah kita membuat kesalah-pengertian atas kata

‘istirahat Tuhan’ menurut kebiasaan kita memahami

kata istirahat. Allah bukanlah manusia. Lebih baik kita

belajar dari istirahat [perhentian] Tuhan apa arti kata

istirahat yang sesungguhnya. Istirahat Tuhan bukanlah

istirahat fisik dari keletihan belaka. Hal ini dapat kita

ketahui dari dua kenyataan ini. Yang pertama ialah,

“Allah itu Roh.” Yohanes 4:24. Tidak dikatakan bahwa

Allah adalah “satu roh,” seakan-akan Dia adalah salah

satu dari banyak. Dia adalah Roh, sebagaimana

ditegaskan oleh Kitab Suci. Yang kedua adalah,

“TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari

ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak

menjadi lesu.” Yesaya 40:28. Maka dari itu, Tuhan

tidaklah beristirahat karena Ia letih, dan bahwa

istirahat-Nya bukanlah istirahat fisik, melainkan

Page 14: Tiga Sabat

14

istirahat rohani, sebab Dia adalah Roh. “Barangsiapa

menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh

dan kebenaran.”

Tuhan beristirahat, bukan karena Ia letih, tetapi karena

pekerjaan-Nya telah selesai. Ketika pekerjaan selesai,

dan hasilnya sungguh memuaskan, tidak ada yang

tersisa kecuali berhenti. Enam hari lamanya Tuhan

menyelesaikan pekerjaan-Nya, dan ketika Ia melihat-

lihat segala yang dijadikan-Nya itu, Dia mengumumkan

bahwa semuanya “sungguh amat baik.” Tidak ada

cacat sama sekali. Tidak ada satu kesalahan sama

sekali di hadapan-Nya. Maka dari itu, oleh karena

pekerjaan-Nya telah selesai dan sungguh memuaskan

pada penutupan hari ke-enam, “Berhentilah Ia pada

hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-

Nya itu.”

Tiada dimiliki-Nya bayangan kesedihan maupun

penyesalan. Perhentiannya tidaklah dirusak oleh

Page 15: Tiga Sabat

15

pemikiran apapun sebagaimana yang sering terjadi

kepada manusia, misalnya, “Besok saya harus

mengerjakannya lagi,” atau, “Saya harap saya

melakukan bagian ini sedikit lebih berbeda,” atau

“Sekiranya saya dapat melakukannya lagi, tentu saya

akan membuat yang lebih baik,” atau juga, “Pekerjaan

di hari terakhir itu begitu sulit sehingga saya tidak

sanggup memandangnya; Saya begitu letih ketika

melakukannya sehingga belum sampai separuh

selesai.” Tidak ada yang seperti ini. Setiap bagian

pekerjaan-Nya, termasuk manusia, adalah sempurna

sebagaimana yang dapat terjadi kepadanya. Dan

dengan kemurnian, Tuhan bergembira [menikmatinya]

dalam menatap pekerjaan yang darinya Dia

beristirahat itu,sebab semuanya tuntas dan sempurna.

Inilah perhentian yang Dia tawarkan kepada kita.

Itu bukanlah sesuatu yang dibebankan kepada kita,

melainkan sesuatu yang Dia berikan kepada kita

dengan kasih dan kebaikan yang kekal. Istirahat

Page 16: Tiga Sabat

16

bukanlah suatu tugas yang diletakkan atas seseorang.

Bukan pula suatu beban. Mereka yang melihat Sabat

sebagai suatu beban tidaklah memiliki pengertian

sama sekali mengenai apa sesungguhnya Sabat Tuhan

itu. Perhentian yang sempurna, tanpa campuran.

Yesus Kristus adalah Oknum yang oleh-Nya segenap

dunia diciptakan, “karena di dalam Dialah telah

diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang

ada di bumi.” [Kolose 1:16]. Maka dari itu, Dialah

Oknum yang menawarkan perhentian ini kepada kita.

Kepada setiap jiwa Dia berseru, “Marilah kepada-Ku,

semua kamu yang bekerja dengan susah payah dan

yang berbeban berat, dan Aku akan memberikan

kepada-Mu istirahat [perhentian].” Matius 11:28 KJV.

Perhentian ini terdapat di dalam Dia, karena di dalam

Dialah pekerjaan Allah tuntas dan lengkap. Di dalam

Dia ada penciptaan baru, dan siapa yang ada di dalam

Kristus, ia adalah ciptaan baru. Di kayu salib Yesus

berseru, “Sudah Selesai.” Menunjukkan bahwa melalui

Page 17: Tiga Sabat

17

salib-Nya kita memperoleh perhentian yang sempurna

itu, yang berasal hanya dari pekerjaan Tuhan yang

sudah selesai.

Perhentian ini diperoleh melalui iman. “Kita yang

beriman, akan masuk ke tempat perhentian.” [Ibrani

4:3]. Bagaimana bisa? Karena oleh iman kita memiliki

pekerjaan Tuhan yang sudah selesai dan sempurna

sebagai milik kita. “Inilah pekerjaan yang dikehendaki

Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang

telah diutus Allah.” Yohanes 6:29. Percaya kepada Dia

artinya menerima Dia. Dan oleh karena di dalam Dia

pekerjaan Allah tuntas, maka dengan percaya kepada-

Nya kita memperoleh perhentian itu.

Istirahat yang Yesus berikan ialah istirahat dari dosa.

Yang berbeban berat yang Dia panggil untuk datang

kepada-Nya ialah mereka yang terbeban dengan

beratnya dosa-dosa mereka. Dengan demikian semua

orang memiliki beban, “karena semua orang telah

Page 18: Tiga Sabat

18

berbuat dosa.” [Roma 3:23]. Perbuatan-perbuatan kita

yang terbaik sama sekali tidak berguna.

Kristus akan mempunyai satu umat yang “rajin berbuat

baik” (Titus 2:14), tetapi perbuatan-perbuatan baik itu

haruslah Tuhan sendiri yang perbuat bagi kita di dalam

Kristus. Perbuatan-Nya saja yang tetap bertahan.

“Agung dan terhormat pekerjaan-Nya; dan kebenaran-

Nya tetap untuk selama-lamanya.” Mazmur 111:3.

Sebab karena kasih karunia kamu

diselamatkan oleh iman; itu bukan dari

dirimu sendiri, tetapi pemberian Allah; itu

bukan hasil usaha supaya jangan ada orang

yang menyombongkan diri. Karena kita ini

buatan Allah, diciptakan dalam Kristus

Yesus untuk melakukan perbuatan-

perbuatan baik, yang dipersiapkan Allah

sebelumnya sehingga kita hidup di

dalamnya.” Efesus 2:8-10 KJV

Page 19: Tiga Sabat

19

Dia telah menyelamatkan kita, bukan

karena perbuatan baik [kebenaran] yang

telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-

Nya oleh permandian kelahiran kembali

dan oleh pembaharuan yang dikerjakan

oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-

Nya kepada kita oleh Yesus Kristus,

Juruselamat kita.” Titus 3:5, 6

Sebab itu, oleh perbuatan Tuhanlah kita diselamatkan;

bukan oleh perbuatan kita. Di dalam Dia, perbuatan-

perbuatan baik sungguh melimpah; dan itu semua bagi

kita juga, namun bukan dengan perbuatan diri kita;

hanya dengan pekerjaan Allah yang sempurna di

dalam Yesus Kristus semata. Jika pekerjaan itu adalah

pekerjaan kita, maka perhentian itu adalah perhentian

kita; tetapi Allah memberikan perhentian-Nya, bukan

perhentian kita, sebab hanya perbuatan-perbuatan-

Nya sajalah yang menghasilkan perhentian yang

sempurna.

Page 20: Tiga Sabat

20

“Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya

peringatan” (Mazmur 111:4), atau secara literal

[harafiah] bisa berarti, “Dia telah membuat suatu

peringatan atas perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib.”

Peringatan tersebut adalah hari ketujuh, hari dimana

Dia berhenti dari segala pekerjaan yang telah dibuat-

Nya. Hari itulah yang telah Ia berkati dan sucikan; yang

telah dibuat-Nya kudus. Kekudusannya tidaklah

pernah meninggalkannya, sebab “segala sesuatu yang

dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya.”

[Pengkhotbah 3:14]. Tidak peduli apapun yang

manusia lakukan, atau betapapun manusia anggap,

kekudusan hari Sabat adalah tetap dan tidaklah

berubah.

“Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari

ketujuh, bagi umat Allah.” [Ibrani 4:9]. Dan hari

ketujuh itu, yang mana untuk selamanya Allah

permaklumkan untuk menjadi perhentian-Nya, adalah

hari dimana Dia membuat kita mengerti akan

Page 21: Tiga Sabat

21

kesempurnaan perhentian-Nya, karena hari tersebut

memanggil kita untuk merenungkan ciptaan baru yang

tuntas dan sempurna itu. Hari itu mengungkapkan

kepada kita Allah yang kekal, yang tidak letih, Pencipta

yang maha kuasa, yang telah melakukan serta

menyimpan kebaikan-kebaikan yang limpah bagi

mereka yang percaya pada-Nya di hadapan manusia.

Mazmur 31:19. Hari itu mengingatkan kita bahwa kita

“telah dipenuhi [sempurna] di dalam Dia. Dialah kepala

semua pemerintah dan penguasa.” [Kolose 2:10]. Hari

itu memberitahukan kita bahwa, sekalipun kita telah

berdosa, dan telah membawa kutuk kepada ciptaan

Tuhan yang sempurna, tetapi salib Kristus, yang

menanggung kutuk itu, memulihkan dan melestarikan

karya Allah yang sempurna itu, sehingga, melalui salib

itu juga kita dapat berdiri tanpa cacat di hadapan

takhta Allah, layaknya ketika manusia pertama kali

diciptakan. “Syukur kepada Allah karena karunia-Nya

yang tak terkatakan itu!” [2 Korintus 9:15].

Page 22: Tiga Sabat

22

● ● ●

“Ketika orang-orang Yahudi berpaling dari Allah, dan gagal menjadikan kebenaran Kristus

sebagai milik mereka melalui iman, makna Sabat pun hilang atas mereka.”

ELLEN GOULD WHITE ● ● ●

Page 23: Tiga Sabat

23

SABAT YAHUDI

Ada juga yang disebut “Sabat Yahudi,” atau Sabat

orang Yahudi. Namun hal ini merupakan sesuatu yang

jauh berbeda dari Sabat Tuhan. Banyak yang

beranggapan bahwa jika seseorang merayakan hari

ketujuh maka ia sedang memelihara Sabat Yahudi.

Tetapi hal tersebut sama sekali tidak demikian. Tak

seorangpun akan memelihara Sabat Yahudi seandainya

ia memelihara Sabat “menurut hukum Taurat.” Ada

kesamaan perbedaan antara Sabat Yahudi dan Sabat

Tuhan, sebagaimana antara manusia dan Allah. Mari

kita memperjelasnya.

“Hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN.” Tetapi kita

telah mengerti bahwa perhentian Tuhan adalah

perhentian rohani, yang mana diperingati oleh hari

ketujuh. Seseorang dapat berhenti dari kerja keras

jasmani pada hari ketujuh setiap pekan, dan tidak

memelihara Sabat Tuhan. Jika seseorang berhenti

Page 24: Tiga Sabat

24

bekerja pada Jumat petang ketika matahari terbenam

dan menjauhkan diri dari segala pekerjaan sampai

matahari terbenam di hari selanjutnya, semata-mata

sebagai wujud dari penyembahan, dan supaya dia

boleh secara fisik lebih baik untuk kembali melakukan

pekerjaannya lagi, atau dengan pemikiran bahwa

melalui cara itu dia dibebaskan dari kewajibannya, dan

memperoleh perkenan Tuhan, maka itu bukanlah

pemeliharaan Sabat Tuhan.

Memelihara Sabat Tuhan adalah nikmat [berbahagia]

di dalam Tuhan. Mereka yang tidak berbahagia di

dalam Tuhan, tidaklah memelihara Sabat-Nya,

sekalipun mereka menjauhkan diri dari pekerjaan.

Adalah mutlak tidak mungkin bagi seorang yang bukan

Kristen untuk memelihara Sabat Tuhan. Sebab,

sebagaimana telah kita pahami bahwa perhentian

Allah datang hanya dari karya-Nya yang sempurna

Page 25: Tiga Sabat

25

yang terdapat hanya di dalam Kristus. “Kita yang

beriman, akan masuk ke tempat perhentian.”

Maka dari itu tidak satupun orang Yahudi, yang tidak

percaya Kristus, yang melihara Sabat Tuhan, sekalipun

kelihatannya ia beristirahat pada hari ketujuh setiap

pekan. Perhentiannya adalah perhentiannya sendiri

dan bukan perhentian Tuhan.

Apakah engkau melihat perbedaannya?

Sabat Yahudi jatuh pada hari yang sama di setiap

pekan sebagaimana Sabat Tuhan, tetapi tidak

bermakna sama. Sabat Yahudi hanya mewakili diri

orang itu sendiri, juga usahanya sendiri. Gantinya

menjadi tanda [meterai] dari pembenaran oleh iman

melalui karya Tuhan, Sabat tersebut adalah tanda dari

kebenaran diri, sebagaimana ditunjukkan lewat

pertanyaan yang orang Yahudi tanyakan kepada Yesus:

Page 26: Tiga Sabat

26

Apakah yang harus kami perbuat, supaya

kami mengerjakan pekerjaan yang

dikehendaki Allah?” Yohanes 6:28

Mereka menganggap bahwa perbuatan mereka setara

dengan perbuatan Tuhan. Penurutan mereka bukanlah

penurutan iman; melainkan penurutan yang hanya

rupa saja. Semoga Tuhan melepaskan kita dari Sabat

yang demikian. Dari penurutan macam inilah kita

diselamatkan di dalam Sabat Tuhan. Sebab kita

diselamatkan dari perbuatan-perbuatan [usaha-usaha]

kita sendiri dan dikaruniakan [dipakaikan]perbuatan-

perbuatan Tuhan yang sempurna.

“Hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN,” marilah kita

berhati-hati untuk tidak menjadikannya sindiran atau

kejenakaan [lawakan] belaka. Marilah kita

menerimanya sebagaimana adanya, yaitu:

perhentian Tuhan.

Page 27: Tiga Sabat

27

● ● ●

“Ada begitu banyak yang tidak pernah memahami kejelasan mengenai Sabat Alkitab

dan yang tidak mengerti di atas landasan palsu apa pemeliharaan hari Minggu itu diletakkan.”

ELLEN GOULD WHITE ● ● ●

Page 28: Tiga Sabat

28

SABAT KEPAUSAN

Sabat Kepausan adalah sesuatu yang sama sekali

berbeda dengan Sabat Yahudi, dan yang sungguh tak

terhingga berbeda dengan Sabat Tuhan. Sabat Tuhan

adalah penerimaan atas perbuatan-perbuatan Tuhan,

dan beristirahat di dalam perbuatan-perbuatan-Nya

saja, membiarkan Dia berkarya baik kemauan maupun

pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Sabat Yahudi

mewakili usaha-usaha giat yang sia-sia serta keyakinan

manusia terhadap diri untuk melakukan perbuatan-

perbuatan yang Allah sendiri lakukan dan yang hanya

Allah dapat lakukan. Namun sabat paus menandakan

pergantian [substitusi] perbuatan manusia atas

perbuatan Tuhan, yang bukan hanya dianggap sama

baiknya, namun sebagai sesuatu yang lebih baik. Sabat

kepausan bahkan membuang wujud dari perintah

Tuhan. Mari kita lihat sebagaimana adanya.

Page 29: Tiga Sabat

29

Sampai disini kita telah cukup mengenal Sabat Tuhan.

Kita telah mengetahui apa itu sejatinya. Kita telah

melihat bahwa Sabat Yahudi adalah pemeliharaan

Sabat Tuhan secara wujud saja tanpa hakikatnya, yang

hanya boleh terjadi oleh iman saja. Sabat itu jatuh

pada hari yang sama, namun sebagai milik manusia,

bukan milik Tuhan. Sabat kepausan sama sekali tidak

memiliki persamaan dengan Sabat Tuhan, bahkan

secara wujud sekalipun; yang ada hanyalah

penyangkalan atasnya saja.

Sebuah buku Katolik Roma yang berjudul A Sure Way

to Find Out the True Religion1 berkata:

Memelihara kekudusan hari Minggu adalah

suatu perkara yang mutlak penting untuk

keselamatan; meskipun tidak terdapat

dimanapun juga dalam Alkitab.

1 Buku yang ditulis oleh Rev. Thomas Baddeley, seorang Imam Katolik Roma, untuk mempertahankan prinsip-prinsip ajaran gereja dari paham Protestantisme.

Page 30: Tiga Sabat

30

Bahkan sebaliknya, Alkitab berkata, Ingatlah

dan kuduskanlah hari Sabat (Keluaran 20:8),

yang adalah hari Sabtu, dan bukan hari

Minggu. Maka dari itu, Alkitab tentulah tidak

mengandung segala sesuatu yang diperlukan

untuk keselamatan.”

Pernyataan ini hanyalah salah satu dari sekian banyak

kutipan yang dapat diberikan, namun sudah cukup

untuk menunjukkan bahwa melalui perayaan hari

Minggu, Gereja Katolik dengan sengaja menyangkal

Firman Tuhan, dan menempatkan diri mereka jauh di

atas Firman itu sendiri. Mereka telah menempatkan

sabat mereka pada satu hari yang sama sekali berbeda

dari Sabat Tuhan – sebuah hari yang bahkan Allah

sendiri tidak akan mungkin membuatnya sebagai Sabat

milik-Nya, sebab pada hari itu Dia baru saja memulai

pekerjaan-Nya – guna mempertegas pernyataannya

bahwa mereka berada di atas Allah, lebih tinggi dari

Allah. Pemeliharaan hari Minggu mengajarkan manusia

Page 31: Tiga Sabat

31

bahwa mereka harus menuruti gereja lebih daripada

Allah.

Perhatikan kutipan di atas yang membicarakan tentang

pentingnya “memelihara kekudusan hari Minggu.”

Padahal Allah tidak membuat hari Minggu itu kudus.

Kenyataannya, Alkitab tidaklah mengetahui apa-apa

tentang hari itu. Alkitab mengenal hari pertama dalam

pekan yang disebutnya hari bekerja, tetapi hari

Minggu, satu hari yang terbentuk dari penggalan dua

hari, telah di buat di Roma.2 Satu-satunya hari yang

Allah pernah ucapkan kekudusannya ialah hari ketujuh

dalam pekan. Dia sendirilah yang menjadikannya

kudus, dan segala yang dimohonkan-Nya kepada kita

ialah menjaga kekudusannya.

2Alkitab mengajarkan bahwa pergantian hari terjadi ketika matahari terbenam (lih. Imamat 23:32; Hakim-hakim 19:9; Nehemia 13:19). Pergantian hari pada pertengahan malam di adopsi dari kebudayaan, kepercayaan dan juga sistem jaga Bangsa Roma kuno. Maka dari itu, sesuai dengan sistem yang Alkitabiah, hari Minggu yang kita kenal sekarang memotong sedikit bagian dari hari pertama dan mengambil sedikit bagian dari hari kedua.

Page 32: Tiga Sabat

32

Tetapi oleh karena Allah tidak menjadikan hari Minggu

itu kudus, maka, sekiranya seseorang harus menjaga

kekudusannya pastilah orang itu sendirilah yang harus

menjadikannya kudus. Segala kekeramatan yang hari

Minggu miliki di dunia ini adalah yang manusia berikan

kepadanya. Maka dari itu, sabat Minggu, berdiri

sebagai tanda [meterai] dari kuasa kepura-puraan

manusia [kuasa manusia yang menganggap diri

mampu] untuk menjadikan sesuatu kudus. Sebab jika

manusia dapat membuat sesuatu menjadi kudus, maka

itu merupakan bukti bahwa dia dapat membuat segala

sesuatunya kudus. Sekiranya manusia mampu

menjadikan dan memelihara satu hari kudus, maka dia

dapat pula menjadikan dan memelihara dirinya kudus.

Dengan demikian, sabat kepausan merupakan tanda

atas pernyataannya dalam mengambil tempat Tuhan

sebagai oknum yang menguduskan orang berdosa.

Sementara hari ketujuh adalah tanda [meterai] dari

kuasa Allah untuk menyelamatkan melalui perbuatan-

Page 33: Tiga Sabat

33

perbuatan-Nya, hari Minggu merupakan tanda atas

kuasa sangkaan manusia untuk menyelamatkan dirinya

melalui usaha-usahanya, terlepas sepenuhnya dari

Tuhan, dan bahkan menentang atau menghina Tuhan.

Pemeliharaan hari Minggu adalah menyangkal Tuhan,

karena menyangkal Firman-Nya.

Perhatikanlah bahwa hal ini dikatakan bagi hari

Minggu Paus, dan bukan bagi mereka yang mengiranya

sebagai suatu hari yang suci. Ada ribuan orang yang

sedang memelihara hari Paus dengan tulus karena

menduganya sebagai Sabat Tuhan. Orang-orang ini

tentu saja percaya kepada pembenaran oleh iman,

sekalipun mereka, tanpa disadari, merayakan tanda

[meterai] pembenaran oleh perbuatan. Bagi orang-

orang yang seperti itulah tulisan ini ditulis, supaya

mereka dapat sepenuhnya selaras dan konsisten

dengan pengakuan iman mereka.

Page 34: Tiga Sabat

34

Kita sedang berurusan dengan fakta atau kenyataan,

tidak peduli bagaimanapun orang-orang

menganggapnya. Dan kenyataannya ialah bahwa Sabat

Tuhan adalah pembenaran oleh iman, Sabat Paus

berarti pembenaran karena perbuatan-perbuatan, dan

perbuatan-perbuatan itu adalah usaha-usaha manusia.

Di pihak manakah engkau akan berdiri?

Page 35: Tiga Sabat

35

Page 36: Tiga Sabat

36

● ● ●

“Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.”

RASUL PAULUS ● ● ●

Page 37: Tiga Sabat

37

Page 38: Tiga Sabat

38

Apakah Anda terberkati oleh kebenaran yang terdapat di dalam buku ini?

Mari dukung agar lebih banyak lagi kebenaran-kebenaran yang dapat

disebarluaskan sehingga semua orang boleh mengenal-Nya dan dimenangkan

Page 39: Tiga Sabat

39

Page 40: Tiga Sabat

40