the students’ degree of visuality in solving …
TRANSCRIPT
TINGKAT VISUALITAS SISWA DALAM MENYELESAIKANMASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA BELAJAR
THE STUDENTSrsquo DEGREE OF VISUALITY IN SOLVINGMATHEMATICS PROBLEMS BASED ON THEIR
LEARNING STYLE
Umi Farihah
Umi FarihahMTs Kampak Trenggalek
Jl Sugihan KampakKab Trenggalek 66373
Naskah diterima 24 Agustus 2016
direvisi 20 September 2016disetujui 23 Oktober 2016
AbstractThe purposes of this study is to analyze the studentsrsquo degree of visual insolving mathematics problems based on their learning style This studyused descriptive and qualitative approach The subjects of this study weresix students in the 8th grade at MTsN Kampak Trenggalek on academicyear 2014-2015 with different learning style two visual students twoauditory students and two kinesthetic students Suwarsonorsquos (1982)Mathematical Processing Instrument (MPI) was administered todetermine their degree of visual Based on the finding it could beconcluded that the studentsrsquo degree of visual with visual learning style arevisual the studentsrsquo degree of visual with auditory learning style areharmonic thinkers and the studentsrsquo degree of visual with kinestheticare both visual and harmonic thinker
Keywords degree of visual mathematics problems learning style
AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat visualitas siswadalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan gaya belajarPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifatdeskriptif Subyek penelitian ini adalah enam siswa kelas VIII MTsNKampak Trenggalek tahun pelajaran 20142015 dengan gaya belajaryang berbeda yaitu dua siswa visual dua siswa auditorial dan duasiswa kinestetik Instrumen Pengolahan Matematika (MPI) Suwarsono(1982) diberikan untuk menentukan tingkat visualitas merekaBerdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tingkatvisualitas siswa yang bergaya belajar visual adalah visualizer tingkatvisualitas siswa yang bergaya belajar auditorial adalah harmonic thinkerdan tingkat visualitas siswa yang bergaya belajar kinestetik ada yangvisualizer dan ada yang harmonic thinker
Kata Kunci Tingkat Visualitas Masalah Matematika Gaya Belajar
339
340
PendahuluanSebagian besar ahli Pendidikan Matematikamenyatakan bahwa masalah adalah pertanyaanyang harus dijawab atau direspon Namunmereka menyatakan juga tidak semuapertanyaan otomatis akan menjadi masalahSuatu pertanyaan akan menjadi masalah hanyajika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatutantangan (challenge) yang tidak dapatdiselesaikan dengan prosedur rutin (routineprocedure) yang sudah diketahui si pelakuseperti dinyatakan Cooney etal (1975) berikutrdquo for equetion to be a problem it must presenta challenge that cannot be resolved by someroutine procedure known to the studentrdquoSuherman dkk (2003) juga mengemukakanbahwa rdquosuatu masalah biasanya memuat suatusituasi yang mendorong seseorang untukmenyelesaikannya akan tetapi tidak tahusecara langsung apa yang harus dikerjakanuntuk menyelesaikannyardquo Oleh karena itu jikasuatu masalah diberikan kepada seorangsiswa dan siswa tersebut dapat mengetahuilangsung jawaban dengan benar terhadappersoalan yang diberikan maka persoalantersebut bukan dikatakan suatu masalah
Pemecahan masalah adalah prosesmelibatkan suatu tugas yang metodepemecahannya belum diketahui lebih dahuluuntuk mengetahui penyelesaiannya siswahendaknya memetakan pengetahuan merekadan melalui proses ini mereka seringmengembangkan pengetahuan baru tentangmatematika sehingga pemecahan masalahmerupakan bagian tak terpisahkan dalamsemua bagian pembelajaran matematika danjuga tidak harus diajarkan secara terisolasi daripembelajaran matematika (Turmudi 2008)
Representasi merupakan prosespengembangan mental yang sudah dimilikiseseorang yang terungkap dan divisualisasi-kan dalam berbagai model matematika yakniverbal gambar benda konkret tabel model-model manipulatif atau kombinasi dari semua-nya (Steffe Weigel Schultz Waters Joijner ampReijs dalam Hudoyo 2002) Sedangkan CaiLane dan Jacabcsin (1996) menyatakan bahwajenis representasi yang sering digunakan
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
dalam mengkomunikasikan matematika antaralain tabel gambar grafik pernyataanmatematika teks tertulis ataupun kombinasisemuanya
Lesh Post dan Behr (1987) dan HwangChen Dung amp Yang (2007) membagi representasiyang digunakan dalam pendidikan matematikadalam lima jenis meliputi representasi objekdunia nyata representasi konkret representasisimbol aritmetika representasi bahasa lisanatau verbal dan representasi gambar ataugrafik Beberapa penelitian (Janvier 1978Kaput 2002 Lesh Post amp Behr 1987Yerushalmy 2006 Coskun 2011) menunjukkanbahwa siswa menggunakan metode visual(misalnya grafik) dan nonvisual (misalnyaaljabar verbal dan numerik) dalammemecahkan masalah matematika Metodevisual melibatkan citra visual dan metodenonvisual tidak melibatkan citra visual (Presmeg1985 Suwarsono 1982)
Dengan menyelidiki metode solusi siswadalam menyelesaikan masalah matematika parapeneliti berpendapat bahwa siswa memilikipreferensi kognitif untuk metode solusi visualatau nonvisual (Krutetskii 1976 Presmeg 1986Suwarsono 1982) Preferensi kognitif inimenentukan jenis metodologi yang dimilikisiswa Type pemikir (types of thinker) dibagiberdasarkan preferensi metode solusi visual dannonvisual terdapat tiga type pemikir yaituvisualizer dimana mereka lebih banyakmenggunakan metode visual nonvisualizerdimana mereka lebih banyak menggunakanmetode nonvisual dan harmonic thinker dimanamereka menggunakan kedua metode visual dan
Gambar 1 Kategori Solusi Siswa
Metode Solusi
Metode SolusiVisual
Metode SolusiNon Visual
RepresentasiGrafik
RepresentasiVerbal
RepresentasiNumerik
RepresentasiAl Jabar
341
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
visualitas siswa Temuan ini menunjukkanbahwa metode pengajaran yang digunakanoleh guru matematika secara signifikan dapatmempengaruhi model berpikir matematikasiswa Selain itu perkembangan teknologimempermudah upaya dalam pengajaranvisual dan membuat perbedaan antarapengajaran visual yang dibantu teknologidan yang tradisional
Suwarsono (1982) berpendapat bahwajika representasi visual adalah yang digambardi atas kertas namun citra visual juga terlibatkarena sebelum representasi visual diletak-kan di atas kertas mereka terlebih dahuluharus membayangkan dalam pikiran Diamemperkenalkan istilah visualitas matematikauntuk menggambarkan sejauh mana seseoranglebih memilih untuk menggunakan metodevisual ketika menyelesaikan soal matematikayang sebenanya dapat dipecahkan dengankedua metode visual dan nonvisual Meskipunia menolak klasifikasi Krutetskii itu Suwarsonopercaya bahwa beberapa siswa memilikipreferensi untuk jenis berpikir tertentu(misalnya visual) dan bahwa beberapa siswalebih visual atau nonvisual daripada yang lain
Krutetskii (1976) dalam penelitiannyamenyimpulkan bahwa ada korelasi antarakemampuan memvisualisasikan hubunganabstrak dan kemampuan konsep geometriruang Namun keduanya bukan komponenpenting dari kemampuan matematika Diamenyatakan bahwa kekuatan atau kelemahanpemikiran analitik atau visual tidak menentukansejauh mana bakat matematika Namun iamengungkapkan jenisnya yang berartiseseorang bisa mempunyai kemampuanmatematik dengan korelasi yang berbedaantara dua komponen yang disebutkansebelumnya (visual-gambar verbal-logik)Korelasi ini menentukan berpikir (analitikgeometri dan harmonis) dari mana seseorangberasal
Dalam memecahkan masalah matematikasetiap orang memiliki cara dan gaya berpikiryang berbeda-beda karena tidak semua orangmemiliki kemampuan berpikir yang samaArdana (2007) menyatakan bahwa setiap orang
nonvisual (Krutetskii 1976) Krutetskiimendefinisikan dua type pemikir harmonikyaitu harmonik abstrak (abstract-harmonic) danharmonik gambar (pictorial-harmonic) Yangpertama adalah mereka yang mengembangkankomponen verbal-logik dan visual-spasialdalam keseimbangan tetapi memilikikecenderungan untuk menggunakan operasimental tanpa menggunakan sarana gambarYang terakhir ini juga memiliki keseimbanganantara keduanya tetapi memiliki kecenderunganuntuk menggunakan operasi mental denganmenggunakan skema visual gambar
Krutetskii (1976) adalah orang pertamayang mengusulkan preferensi (modus pilihanpengolahan kognitif) dalam kemampuanmatematika Dia berpendapat bahwakemampuan dan preferensi tidaklah samaSebagai contoh siswa mungkin bisamemecahkan masalah dengan metode visualNamun mereka mungkin tidak memilih untukmemecahkannya dengan metode visual Setelahkerangka itu Moses (1977) mendefinisikanderajat visualitas sebagai sejauh mana subjekmenggunakan proses solusi visual untukmemecahkan masalah yang diberikan Skorvisualitas siswa didasarkan pada jumlah prosessolusi visual dalam tes tulis Dia mempelajarihubungan antara kemampuan spasial kinerjapemecahan masalah dan tingkat visualitassiswa kelas lima Moses menemukan bahwakinerja dan tingkat visualitas berkorelasi dengankemampuan spasial dan pemecahan masalahnamun penelitian Moses dinilai oleh beberapapeneliti lain memiliki banyak keterbatasan
Untuk mengatasi keterbatasan tersebutSuwarsono (1982) mengembangkan InstrumenPengolahan secara Matematika atauMathematical Processing Instrument (MPI)yang mencakup dua bagian yang menawarkansolusi visual dan nonvisual yang mungkin untukmasalah yang diberikan Bagian pertamamencakup 30 soal cerita matematika dan bagiankedua terdiri dari deskripsi tertulis dari metodeyang berbeda yang biasa digunakan oleh siswayang berusaha memecahkan soal cerita diBagian I Dia menemukan bahwa pengajaransecara visual dapat meningkatkan derajat
memiliki cara-cara khusus dalam bertindakyang dinyatakan melalui aktivitas-aktivitasperseptual dan intelektual secara konsistenAspek perseptual dan intelektual meng-ungkapkan bahwa setiap individu memiliki cirikhas yang berbeda dengan individu lainHasil penelitian Widiyanti (2011) menyimpul-kan bahwa kemampuan pemecahan masalahmatematika siswa yang mempunyai gayabelajar kinestetik lebih tinggi dari pada siswayang mempunyai gaya belajar visual maupunauditorial sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar visual dan auditorial tidak adaperbedaan yang signifikan dalam kemampuanpemecahan masalah matematika
Menurut DePorter amp Henarcki (2010) gayabelajar merupakan suatu kombinasi daribagaimana seseorang menyerap dan kemudianmengatur serta mengolah informasi Sedang-kan menurut Nasution (2011) gaya belajaradalah cara yang konsisten yang dilakukanoleh seorang siswa dalam menangkap stimulusatau informasi cara mengingat berfikir danmemecahkan soal Setiap siswa memiliki gayabelajar yang dominan dalam diri siswa sertadapat memanfaatkannya untuk mencapai hasilyang terbaik dalam mempelajari sesuatu
Terdapat tiga cara berpikir siswa yaituauditory thinking visual thinking dankinaesthetic thinking yang berhubungan denganbagaimana otak siswa berproses berdasarindra pendengaran penglihatan indra badan(gerak tubuh) dan perasaan (Sword 2005) Siswabiasanya kesulitan menjembatani pengetahuaninformal ke matematika sekolah karena itusiswa perlu bimbingan dan bantuan khusus padaberbagai bentuk representasi berpikir visual(visual thinking) dari apa yang mereka pikirkansehingga dapat divisualisasikan dalam bentukstruktur ide Ide tersebut bisa sebagai angkasimbol gambar diagram penjelasan modellukisan yang dapat membantu siswa dalamproses belajar dan menyelesaikan permasalahanmatematika
Di MTsN Kampak gaya belajar siswa jugaberbeda-beda dan mereka mempunyaikemampuan dan preferensi visualitas yangberbeda pula dalam menyelesaikan masalah
matematika ada yang lebih memilih meng-gunakan metode visual dan ada yang lebihmemilih metode non visual oleh karena itupenelitian ini bertujuan untuk menganalisistingkat visualitas siswa dalam menyelesaikanmasalah matematika berdasarkan gaya belajar
Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian yang dilakukanadalah deskriptif Subyek penelitian diambildari siswa kelas VIII Madarasah Tsanawiah Negeri(MTsN) Kampak Trenggalek semester genaptahun ajaran 20142015 sebanyak enam siswayang terdiri dari dua siswa yang mempunyaigaya belajar visual dua siswa auditorial dan duasiswa kinestetik sedangkan lokasi penelitian jugadi MTsN Kampak Trenggalek Jawa Timur
Menurut Bandler dan Grinder (dalamDeporter dkk 2010) meskipun kebanyakanorang memiliki akses ketiga modalitas visualauditorial dan kinestetik hampir semua orangcenderung pada salah satu modalitas belajaryang berperan sebagai saringan untukpembelajaran pemrosesan dan komunikasiNamun Markova (dalam Deporter dkk 2010)mempunyai pendapat berbeda orang tidakhanya cenderung pada satu modalitas merekajuga memanfaatkan kombinasi modalitastertentu yang memberi mereka bakat dankekurangan alami tertentu
Gaya belajar juga bisa terbentuk darikombinasi gaya belajar tertentu Siswa yangmempunyai kecenderungan pada beberapagaya belajar relatif seimbang disebutmultimodal Gaya belajar multimodal dibagi
342
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Tabel 1 Daftar Subyek Penelitian BerdasarkanGaya Belajar
No Kode SkorVisual
Skor Auditorial
SkorKinestetik Gaya Belajar
1 LN 36 27 24 Visual2 ESP 37 32 29 Visual3 ATR 36 38 34 Auditorial4 NDP 33 36 24 Auditorial5 FAM 30 32 36 Kinestetik6 YE 28 31 36 Kinestetik
diberikan jika siswa menggunakan metodesolusi nonvisual Oleh karena itu nilai visualitassiswa berkisar antara 0 dan 60 Kemudianmengklasifikasikan hasil tes MPI siswaberdasarkan empat tingkat visualitas yaituvisualizers nonvisualizers abstract-harmonicdan pictorial-harmonic Dalam mengkategori-kan tingkat visualitas siswa dapat dilakukandengan ketentuan seperti tabel 2
343
menjadi tiga subkelompok yaitu bimodaluntuk yang memiliki dua preferensi misalnyakombinasi visual-kinestetik trimodal untukyang memiliki tiga preferensi misalnyakombinasi readwrite-auditori-kinestetikdan quadmodal untuk yang memiliki empatpreferensi kombinasi keempat gaya belajarmisalnya read write-visual-kinestetik-auditori (Habib 2008)
Metode pengambilan data dilakukandengan menggunakan kuesioner tes observasidan wawancara Kuesioner terdiri dari duamacam yaitu kuesioner gaya belajar yangdigunakan untuk mempeoleh data tentang gayabelajar siswa dan kuesioner MathematicalProcessing Instrument (MPI) yang digunakanuntuk memperoleh data tentang tingkatvisualitas siswa Tes dalam penelitian ini adalahtes MPI yang digunakan untuk memperolehdata tentang tingkat visualitas siswa Kuesionergaya belajar yang digunakan dalam penelitianini diadaptasi dari kuesioner yang pernahdigunakan oleh Sagitasari (2010) yang terdiridari 30 item sedangkan kuesioner dan tesMPI diadopsi dari MPI Suwarsono (1982)yang terdiri dari 30 masalah matematikaSedangkan wawancara dilakukan untukmemperoleh data berupa kata-kata yangmerupakan ungkapan lisan tentang preferensivisualitas siswa dalam menyelesaikan masalahmatematika
Analisis data yang digunakan dalampenelitian ini terdiri dari dua macam Pertamaanalisis gaya belajar siswa dapat ditentukandengan cara menjumlahkan semua skor yangdiperoleh siswa berdasarkan jenis gaya belajarvisual auditorial dan kinestetik denganmembandingkan ketiga jumlah skor yangdiperoleh siswa maka nilai yang terbesarmenunjukkan kecenderungan siswa padagaya belajar mereka Kedua analisis tingkatvisualitas siswa ditentukan dengan caramenjumlahkan skor MPI siswa MenurutSuwarsono (1982) untuk setiap masalahmatematika skor 2 diberikan jika siswamenggunakan metode solusi visual skor 1diberikan jika siswa tidak menunjukkan ada-nya metode visual atau nonvisual dan skor 0
Tabel 2 Kriteria Tingkat Visualitas Siswa
Dalam rangka memperkuat kredibilitaspenelitian ini (Lincoln amp Guba 1986) dilakukandengan menggabungkan beberapa metodepeneliti menggunakan dua jenis triangulasiyaitu triangulasi data dan triangulasi teoriUntuk triangulasi data peneliti menggunakanberbagai sumber data seperti catatan lapanganobservasi tanggapan tertulis dan lisan siswaUntuk triangulasi teori selain kerangka teoriKrutetskii peneliti juga menggunakankerangka teori Suwarsono (1982) untukmenafsirkan data Dalam rangka untukmendeskripsikan dan menganalisis preferensisiswa terhadap pengolahan matematikapeneliti menggunakan kerangka KrutetskiiPeneliti mendefinisikan dan mengkategorikanvisualitas dan preferensi solusi visual dannonvisual siswa menggunakan kerangka teoriSuwarsono
Hasil dan PembahasanSetelah menemukan subyek penelitian
peneliti memberikan MPI Suwarsono yangterdiri dari dua bagian kepada subyek penelitianuntuk menentukan tingkat visualitas siswaberdasarkan preferensi metode visual ataunonvisual Berdasarkan hasil tes sertakuesioner MPI I dan MPI II diperoleh skorvisualitas siswa yang berbeda satu denganyang lainnya dengan memperhatikan tabel 2sebagai acuan untuk menentukan preferensi
Skor MPI Suwarsono Tingkat V isualitas
0 ndash 20 nonvisualizers21 ndash 30 abstract-harmonic31 ndash 40 pictorial-harmonic41 ndash 60 visualizers
Sumber Krutetskii (1976) Presmeg (1986) Suwarsono (1982)
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
344
berpikir visual dan nonvisual siswa diperolehtingkat visualitas mereka seperti yangditunjukkan pada tabel 3
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwasubyek yang mempunyai gaya belajar visualternyata tingkat visualitasnya termasukdalam kategori visualizers sementara subyekyang mempunyai gaya belajar auditorialternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan abstract-harmonic sedangkan subyekyang mempunyai gaya belajar kinestetikternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan visualizer
Siswa dengan gaya belajar visualmempunyai kebutuhan yang tinggi untukmelihat dan menangkap informasi secaravisual sebelum mereka memahaminya merekalebih mudah menangkap materi pelajaran lewatmateri bergambar (Subini 2011) Merekaberpikir menggunakan gambar-gambar di otakmereka dan belajar lebih cepat denganmenggunakan tampilan-tampilan visualseperti diagram video dll (Suparman 2010)Begitu juga dalam penelitian ini siswa yangbergaya belajar visual lebih banyakmenggunanakan metode solusi visual dalammemecahkan masalah matematika dengancara menggambar baik di atas kertas maupundi dalam kepala
Siswa dengan gaya belajar auditorialumumnya mamaksimalkan penggunaanindera pendengar dalam proses penangkapandan penyerapan informasi mereka mem-perlihatkan ketertarikan yang lebih pada suaradan kata-kata (DePorter amp Hernacki 2010)tetapi mempunyai masalah dengan pekerjaan-
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Tabel 3 Tingkat Visualitas Siswa BerdasarkanGaya Belajar
No Kode Gaya Belajar Skor Visualitas Tingkat Visualitas
1 LN Visual 42 visualizers2 ESP Visual 48 visualizers3 ATR Auditorial 34 pictorial-harmonic4 NDP Auditorial 24 abstract-harmonic5 FAM Kinestetik 40 pictorial-harmonic6 YE Kinestetik 48 visualizers
pekerjaan yang melibatkan visualisasi(Suparman 2010) Hasil penelitian inimengungkapkan bahwa siswa auditorialmenggunakan metode solusi visual dannonvisual yang seimbang dalam memecahkanmasalah matematika namun dari hasilwawancara dapat disimpulkan bahwa siswaauditorial kurang menyukai metode solusivisual mereka lebih lebih suka mengguna-kan penalaran dan logika verbal
Siswa dengan gaya belajar kinestetiksenantiasa menggunakan dan memanfaatkananggota gerak tubuhnya dalam prosespembelajaran atau dalam usaha memahamisesuatu mereka senang dengan segala sesuatuyang berhubungan dengan gerakan tubuh(Suparman 2010) Selain itu belajar kinestetikberhubungan dengan praktik atau pengalamanbelajar secara langsung (Subini 2011) Karenaitu dalam penelitian ini siswa kinestetik lebihcenderung menggunakan metode solusi visualdalam memecahkan masalah matematikadengan cara menggambar di atas kertas danbukan menggambar di dalam kepala
Jika hasil penelitian Widiyanti (2011)menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahanmasalah matematika siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai gaya belajarvisual maupun auditorial sedangkan siswayang mempunyai gaya belajar visual danauditorial tidak ada perbedaan yang signifikandalam kemampuan pemecahan masalahmatematika maka pada penelitian inimenyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkatvisualitas antara siswa yang mempunyai gayabelajar visual dan auditorial tetapi siswakinestetik tingkat visualitasnya bermacam-macam ada sama dengan siswa visual danada yang sama dengan siswa auditorial
Penutup1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kuesioner tesobservasi dan wawancara yang dilakukanterhadap siswa peneliti menyimpulkan bahwasiswa yang mempunyai gaya belajar visual
345
derajat visualitasnya termasuk dalam kategorivisualizer siswa yang mempunyai gaya belajarauditorial derajat visualitasnya termasukdalam kategori harmonic-abstract dan harmonik-pictural sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik derajat visualitasnyatermasuk dalam kategori visualizer danharmonic-abstract
2 SaranPenelitian ini memilih gaya belajar siswa
model modalitas sensori (model VAK) sebagaititik acuan untuk menentukan subyek penelitianmaka untuk peneliti selanjutnya dapat memilihgaya belajar model yang lain seperti model
ReferensiArdana I Made (2007) Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berwawasan Konstruktivis
yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya Siswa Disertasi Tidak diterbitkan PPSUniversitas Negeri Surabaya
Coskun Sirin (2011) A Multiple Case Study Investigating The Effect of Technology on Studentsrsquo Visualand Nonvisual Thinking Preferences Comparing Paper-Pencil and Dynamic Software BasedStrategies of Algebra Word Problem Disertasi Doktor Tidak diterbitkan University of CentralFlorida
Deporter Bobbi amp Hernacki Mike (2010) Quantum Learning Bandung Mizan PustakaHabib Ali (2008) Profil Gaya Belajar Siswa SMP pada Pembelajaran Biologi Skripsi Tidak diterbitkan
Universitas Pendidikan IndonesiaHwang W-Y Chen N-S Dung J-J amp Yang Y-L (2007) Multiple Representation Skills and Creativity
Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System EducationalTechnology amp Society Vol 10 No 2 pp 191-212
Janvier C (1978) The interpretation of complex cartesian graphs representing situations Studies andteaching experiments Disertasi Program Doktor Tidak diterbitkan University of Nottingham
Krutetskii V A (1976) The Psychology of Mathematical Abilities in Schoolchildren In J Kilpatrick amp IWirszup (Eds) Chicago The University of Chicago Press
Lesh R Post T amp Behr M (1987) Representations and translations among representations inmathematics learning and problem solving In C Janvier (Eds) Problems of Representation inthe Teaching and Learning of Mathematics (pp 33-40) Hillsdale NJ Lawrence ErlbaumAssociates
Lincoln Y amp Guba E (1986) But is it rigorous Trustworthiness and authenticity in naturalisticevaluation In D D Williams (Ed) New Directions in Program Evaluation San Francisco CAJossey-Bass
Moses BE (1977) The nature of spatial ability and its relationship to mathematical problem solvingDissertation Abstracts International 38 08A
Nasution S (2011) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta Bumi AksaraPresmeg N C (1985) The role of visually mediated processes in high school mathematics A classroom
investigation Disertasi PhD Tidak diterbitkan University of Cambridge
belahan otak model Witkin model Ridingmodel Kolb dan model Felder-Silvermanatau menggunakan gaya koknitif sebagaititik acuan untuk menentukan subyekpenelitian
Pemahaman guru terhadap karakteristikgaya belajar siswa akan membantumemperkuat hubungan guru dan siswaGuru sebaik nya mengenali preferensibelajar para siswa agar lebih mudah untukmenerapkan strategi pembelajaran yanglebih sesuai dengan modalitas belajarsiswanya sehingga proses pembelajarandapat berlangsung secara lebih efektifdan efisien []
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Presmeg N C (1986) Visualization and Mathematical Giftedness Educational Studies in Mathematics17 297-311
Sagitasari Dewi A (2010) Hubungan antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan Prestasi BelajarMatematika Siswa SMP Skripsi Tidak diterbitkan Universitas Negeri Yogyakarta
Subini Nini (2011) Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak Jogjakarta JavaliteraSuherman dkk (2003) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer BandungFMIPA UPISuparman (2010) Mengajar yang Menyenangkan Siswa Jogjakarta Pinus Book PubliserSuwarsono S (1982) Visual imagery in the mathematical thinking of seventh-grade students Disertasi
Program Doktor Tidak diterbitkan Monash UniversityTurmudi (2008) Pemecahan Masalah Matematika pdf diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http
fileupiedubrowsephpdir=DirektoriFPMIPAJUR_PEND_MATEMATIKA196101121987031-TURMUDI
Widiyanti Teti (2011) Pengaruh Gaya Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah MatematikaPenelitian Ex Post Facto SMPN 1 Surade Sukabumi Skripsi Tidak Diterbitkan Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Yerushalmy M (2006) Slower algebra students meet faster tools Solving algebra word problems withgraphing software Journal for Research in Mathematics Education Vol37 No5 356-387
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
346
- 00 scan kover jurnalpdf
- 0 depanpdf
- 5 Umi_Farihah_pdf
-
340
PendahuluanSebagian besar ahli Pendidikan Matematikamenyatakan bahwa masalah adalah pertanyaanyang harus dijawab atau direspon Namunmereka menyatakan juga tidak semuapertanyaan otomatis akan menjadi masalahSuatu pertanyaan akan menjadi masalah hanyajika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatutantangan (challenge) yang tidak dapatdiselesaikan dengan prosedur rutin (routineprocedure) yang sudah diketahui si pelakuseperti dinyatakan Cooney etal (1975) berikutrdquo for equetion to be a problem it must presenta challenge that cannot be resolved by someroutine procedure known to the studentrdquoSuherman dkk (2003) juga mengemukakanbahwa rdquosuatu masalah biasanya memuat suatusituasi yang mendorong seseorang untukmenyelesaikannya akan tetapi tidak tahusecara langsung apa yang harus dikerjakanuntuk menyelesaikannyardquo Oleh karena itu jikasuatu masalah diberikan kepada seorangsiswa dan siswa tersebut dapat mengetahuilangsung jawaban dengan benar terhadappersoalan yang diberikan maka persoalantersebut bukan dikatakan suatu masalah
Pemecahan masalah adalah prosesmelibatkan suatu tugas yang metodepemecahannya belum diketahui lebih dahuluuntuk mengetahui penyelesaiannya siswahendaknya memetakan pengetahuan merekadan melalui proses ini mereka seringmengembangkan pengetahuan baru tentangmatematika sehingga pemecahan masalahmerupakan bagian tak terpisahkan dalamsemua bagian pembelajaran matematika danjuga tidak harus diajarkan secara terisolasi daripembelajaran matematika (Turmudi 2008)
Representasi merupakan prosespengembangan mental yang sudah dimilikiseseorang yang terungkap dan divisualisasi-kan dalam berbagai model matematika yakniverbal gambar benda konkret tabel model-model manipulatif atau kombinasi dari semua-nya (Steffe Weigel Schultz Waters Joijner ampReijs dalam Hudoyo 2002) Sedangkan CaiLane dan Jacabcsin (1996) menyatakan bahwajenis representasi yang sering digunakan
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
dalam mengkomunikasikan matematika antaralain tabel gambar grafik pernyataanmatematika teks tertulis ataupun kombinasisemuanya
Lesh Post dan Behr (1987) dan HwangChen Dung amp Yang (2007) membagi representasiyang digunakan dalam pendidikan matematikadalam lima jenis meliputi representasi objekdunia nyata representasi konkret representasisimbol aritmetika representasi bahasa lisanatau verbal dan representasi gambar ataugrafik Beberapa penelitian (Janvier 1978Kaput 2002 Lesh Post amp Behr 1987Yerushalmy 2006 Coskun 2011) menunjukkanbahwa siswa menggunakan metode visual(misalnya grafik) dan nonvisual (misalnyaaljabar verbal dan numerik) dalammemecahkan masalah matematika Metodevisual melibatkan citra visual dan metodenonvisual tidak melibatkan citra visual (Presmeg1985 Suwarsono 1982)
Dengan menyelidiki metode solusi siswadalam menyelesaikan masalah matematika parapeneliti berpendapat bahwa siswa memilikipreferensi kognitif untuk metode solusi visualatau nonvisual (Krutetskii 1976 Presmeg 1986Suwarsono 1982) Preferensi kognitif inimenentukan jenis metodologi yang dimilikisiswa Type pemikir (types of thinker) dibagiberdasarkan preferensi metode solusi visual dannonvisual terdapat tiga type pemikir yaituvisualizer dimana mereka lebih banyakmenggunakan metode visual nonvisualizerdimana mereka lebih banyak menggunakanmetode nonvisual dan harmonic thinker dimanamereka menggunakan kedua metode visual dan
Gambar 1 Kategori Solusi Siswa
Metode Solusi
Metode SolusiVisual
Metode SolusiNon Visual
RepresentasiGrafik
RepresentasiVerbal
RepresentasiNumerik
RepresentasiAl Jabar
341
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
visualitas siswa Temuan ini menunjukkanbahwa metode pengajaran yang digunakanoleh guru matematika secara signifikan dapatmempengaruhi model berpikir matematikasiswa Selain itu perkembangan teknologimempermudah upaya dalam pengajaranvisual dan membuat perbedaan antarapengajaran visual yang dibantu teknologidan yang tradisional
Suwarsono (1982) berpendapat bahwajika representasi visual adalah yang digambardi atas kertas namun citra visual juga terlibatkarena sebelum representasi visual diletak-kan di atas kertas mereka terlebih dahuluharus membayangkan dalam pikiran Diamemperkenalkan istilah visualitas matematikauntuk menggambarkan sejauh mana seseoranglebih memilih untuk menggunakan metodevisual ketika menyelesaikan soal matematikayang sebenanya dapat dipecahkan dengankedua metode visual dan nonvisual Meskipunia menolak klasifikasi Krutetskii itu Suwarsonopercaya bahwa beberapa siswa memilikipreferensi untuk jenis berpikir tertentu(misalnya visual) dan bahwa beberapa siswalebih visual atau nonvisual daripada yang lain
Krutetskii (1976) dalam penelitiannyamenyimpulkan bahwa ada korelasi antarakemampuan memvisualisasikan hubunganabstrak dan kemampuan konsep geometriruang Namun keduanya bukan komponenpenting dari kemampuan matematika Diamenyatakan bahwa kekuatan atau kelemahanpemikiran analitik atau visual tidak menentukansejauh mana bakat matematika Namun iamengungkapkan jenisnya yang berartiseseorang bisa mempunyai kemampuanmatematik dengan korelasi yang berbedaantara dua komponen yang disebutkansebelumnya (visual-gambar verbal-logik)Korelasi ini menentukan berpikir (analitikgeometri dan harmonis) dari mana seseorangberasal
Dalam memecahkan masalah matematikasetiap orang memiliki cara dan gaya berpikiryang berbeda-beda karena tidak semua orangmemiliki kemampuan berpikir yang samaArdana (2007) menyatakan bahwa setiap orang
nonvisual (Krutetskii 1976) Krutetskiimendefinisikan dua type pemikir harmonikyaitu harmonik abstrak (abstract-harmonic) danharmonik gambar (pictorial-harmonic) Yangpertama adalah mereka yang mengembangkankomponen verbal-logik dan visual-spasialdalam keseimbangan tetapi memilikikecenderungan untuk menggunakan operasimental tanpa menggunakan sarana gambarYang terakhir ini juga memiliki keseimbanganantara keduanya tetapi memiliki kecenderunganuntuk menggunakan operasi mental denganmenggunakan skema visual gambar
Krutetskii (1976) adalah orang pertamayang mengusulkan preferensi (modus pilihanpengolahan kognitif) dalam kemampuanmatematika Dia berpendapat bahwakemampuan dan preferensi tidaklah samaSebagai contoh siswa mungkin bisamemecahkan masalah dengan metode visualNamun mereka mungkin tidak memilih untukmemecahkannya dengan metode visual Setelahkerangka itu Moses (1977) mendefinisikanderajat visualitas sebagai sejauh mana subjekmenggunakan proses solusi visual untukmemecahkan masalah yang diberikan Skorvisualitas siswa didasarkan pada jumlah prosessolusi visual dalam tes tulis Dia mempelajarihubungan antara kemampuan spasial kinerjapemecahan masalah dan tingkat visualitassiswa kelas lima Moses menemukan bahwakinerja dan tingkat visualitas berkorelasi dengankemampuan spasial dan pemecahan masalahnamun penelitian Moses dinilai oleh beberapapeneliti lain memiliki banyak keterbatasan
Untuk mengatasi keterbatasan tersebutSuwarsono (1982) mengembangkan InstrumenPengolahan secara Matematika atauMathematical Processing Instrument (MPI)yang mencakup dua bagian yang menawarkansolusi visual dan nonvisual yang mungkin untukmasalah yang diberikan Bagian pertamamencakup 30 soal cerita matematika dan bagiankedua terdiri dari deskripsi tertulis dari metodeyang berbeda yang biasa digunakan oleh siswayang berusaha memecahkan soal cerita diBagian I Dia menemukan bahwa pengajaransecara visual dapat meningkatkan derajat
memiliki cara-cara khusus dalam bertindakyang dinyatakan melalui aktivitas-aktivitasperseptual dan intelektual secara konsistenAspek perseptual dan intelektual meng-ungkapkan bahwa setiap individu memiliki cirikhas yang berbeda dengan individu lainHasil penelitian Widiyanti (2011) menyimpul-kan bahwa kemampuan pemecahan masalahmatematika siswa yang mempunyai gayabelajar kinestetik lebih tinggi dari pada siswayang mempunyai gaya belajar visual maupunauditorial sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar visual dan auditorial tidak adaperbedaan yang signifikan dalam kemampuanpemecahan masalah matematika
Menurut DePorter amp Henarcki (2010) gayabelajar merupakan suatu kombinasi daribagaimana seseorang menyerap dan kemudianmengatur serta mengolah informasi Sedang-kan menurut Nasution (2011) gaya belajaradalah cara yang konsisten yang dilakukanoleh seorang siswa dalam menangkap stimulusatau informasi cara mengingat berfikir danmemecahkan soal Setiap siswa memiliki gayabelajar yang dominan dalam diri siswa sertadapat memanfaatkannya untuk mencapai hasilyang terbaik dalam mempelajari sesuatu
Terdapat tiga cara berpikir siswa yaituauditory thinking visual thinking dankinaesthetic thinking yang berhubungan denganbagaimana otak siswa berproses berdasarindra pendengaran penglihatan indra badan(gerak tubuh) dan perasaan (Sword 2005) Siswabiasanya kesulitan menjembatani pengetahuaninformal ke matematika sekolah karena itusiswa perlu bimbingan dan bantuan khusus padaberbagai bentuk representasi berpikir visual(visual thinking) dari apa yang mereka pikirkansehingga dapat divisualisasikan dalam bentukstruktur ide Ide tersebut bisa sebagai angkasimbol gambar diagram penjelasan modellukisan yang dapat membantu siswa dalamproses belajar dan menyelesaikan permasalahanmatematika
Di MTsN Kampak gaya belajar siswa jugaberbeda-beda dan mereka mempunyaikemampuan dan preferensi visualitas yangberbeda pula dalam menyelesaikan masalah
matematika ada yang lebih memilih meng-gunakan metode visual dan ada yang lebihmemilih metode non visual oleh karena itupenelitian ini bertujuan untuk menganalisistingkat visualitas siswa dalam menyelesaikanmasalah matematika berdasarkan gaya belajar
Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian yang dilakukanadalah deskriptif Subyek penelitian diambildari siswa kelas VIII Madarasah Tsanawiah Negeri(MTsN) Kampak Trenggalek semester genaptahun ajaran 20142015 sebanyak enam siswayang terdiri dari dua siswa yang mempunyaigaya belajar visual dua siswa auditorial dan duasiswa kinestetik sedangkan lokasi penelitian jugadi MTsN Kampak Trenggalek Jawa Timur
Menurut Bandler dan Grinder (dalamDeporter dkk 2010) meskipun kebanyakanorang memiliki akses ketiga modalitas visualauditorial dan kinestetik hampir semua orangcenderung pada salah satu modalitas belajaryang berperan sebagai saringan untukpembelajaran pemrosesan dan komunikasiNamun Markova (dalam Deporter dkk 2010)mempunyai pendapat berbeda orang tidakhanya cenderung pada satu modalitas merekajuga memanfaatkan kombinasi modalitastertentu yang memberi mereka bakat dankekurangan alami tertentu
Gaya belajar juga bisa terbentuk darikombinasi gaya belajar tertentu Siswa yangmempunyai kecenderungan pada beberapagaya belajar relatif seimbang disebutmultimodal Gaya belajar multimodal dibagi
342
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Tabel 1 Daftar Subyek Penelitian BerdasarkanGaya Belajar
No Kode SkorVisual
Skor Auditorial
SkorKinestetik Gaya Belajar
1 LN 36 27 24 Visual2 ESP 37 32 29 Visual3 ATR 36 38 34 Auditorial4 NDP 33 36 24 Auditorial5 FAM 30 32 36 Kinestetik6 YE 28 31 36 Kinestetik
diberikan jika siswa menggunakan metodesolusi nonvisual Oleh karena itu nilai visualitassiswa berkisar antara 0 dan 60 Kemudianmengklasifikasikan hasil tes MPI siswaberdasarkan empat tingkat visualitas yaituvisualizers nonvisualizers abstract-harmonicdan pictorial-harmonic Dalam mengkategori-kan tingkat visualitas siswa dapat dilakukandengan ketentuan seperti tabel 2
343
menjadi tiga subkelompok yaitu bimodaluntuk yang memiliki dua preferensi misalnyakombinasi visual-kinestetik trimodal untukyang memiliki tiga preferensi misalnyakombinasi readwrite-auditori-kinestetikdan quadmodal untuk yang memiliki empatpreferensi kombinasi keempat gaya belajarmisalnya read write-visual-kinestetik-auditori (Habib 2008)
Metode pengambilan data dilakukandengan menggunakan kuesioner tes observasidan wawancara Kuesioner terdiri dari duamacam yaitu kuesioner gaya belajar yangdigunakan untuk mempeoleh data tentang gayabelajar siswa dan kuesioner MathematicalProcessing Instrument (MPI) yang digunakanuntuk memperoleh data tentang tingkatvisualitas siswa Tes dalam penelitian ini adalahtes MPI yang digunakan untuk memperolehdata tentang tingkat visualitas siswa Kuesionergaya belajar yang digunakan dalam penelitianini diadaptasi dari kuesioner yang pernahdigunakan oleh Sagitasari (2010) yang terdiridari 30 item sedangkan kuesioner dan tesMPI diadopsi dari MPI Suwarsono (1982)yang terdiri dari 30 masalah matematikaSedangkan wawancara dilakukan untukmemperoleh data berupa kata-kata yangmerupakan ungkapan lisan tentang preferensivisualitas siswa dalam menyelesaikan masalahmatematika
Analisis data yang digunakan dalampenelitian ini terdiri dari dua macam Pertamaanalisis gaya belajar siswa dapat ditentukandengan cara menjumlahkan semua skor yangdiperoleh siswa berdasarkan jenis gaya belajarvisual auditorial dan kinestetik denganmembandingkan ketiga jumlah skor yangdiperoleh siswa maka nilai yang terbesarmenunjukkan kecenderungan siswa padagaya belajar mereka Kedua analisis tingkatvisualitas siswa ditentukan dengan caramenjumlahkan skor MPI siswa MenurutSuwarsono (1982) untuk setiap masalahmatematika skor 2 diberikan jika siswamenggunakan metode solusi visual skor 1diberikan jika siswa tidak menunjukkan ada-nya metode visual atau nonvisual dan skor 0
Tabel 2 Kriteria Tingkat Visualitas Siswa
Dalam rangka memperkuat kredibilitaspenelitian ini (Lincoln amp Guba 1986) dilakukandengan menggabungkan beberapa metodepeneliti menggunakan dua jenis triangulasiyaitu triangulasi data dan triangulasi teoriUntuk triangulasi data peneliti menggunakanberbagai sumber data seperti catatan lapanganobservasi tanggapan tertulis dan lisan siswaUntuk triangulasi teori selain kerangka teoriKrutetskii peneliti juga menggunakankerangka teori Suwarsono (1982) untukmenafsirkan data Dalam rangka untukmendeskripsikan dan menganalisis preferensisiswa terhadap pengolahan matematikapeneliti menggunakan kerangka KrutetskiiPeneliti mendefinisikan dan mengkategorikanvisualitas dan preferensi solusi visual dannonvisual siswa menggunakan kerangka teoriSuwarsono
Hasil dan PembahasanSetelah menemukan subyek penelitian
peneliti memberikan MPI Suwarsono yangterdiri dari dua bagian kepada subyek penelitianuntuk menentukan tingkat visualitas siswaberdasarkan preferensi metode visual ataunonvisual Berdasarkan hasil tes sertakuesioner MPI I dan MPI II diperoleh skorvisualitas siswa yang berbeda satu denganyang lainnya dengan memperhatikan tabel 2sebagai acuan untuk menentukan preferensi
Skor MPI Suwarsono Tingkat V isualitas
0 ndash 20 nonvisualizers21 ndash 30 abstract-harmonic31 ndash 40 pictorial-harmonic41 ndash 60 visualizers
Sumber Krutetskii (1976) Presmeg (1986) Suwarsono (1982)
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
344
berpikir visual dan nonvisual siswa diperolehtingkat visualitas mereka seperti yangditunjukkan pada tabel 3
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwasubyek yang mempunyai gaya belajar visualternyata tingkat visualitasnya termasukdalam kategori visualizers sementara subyekyang mempunyai gaya belajar auditorialternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan abstract-harmonic sedangkan subyekyang mempunyai gaya belajar kinestetikternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan visualizer
Siswa dengan gaya belajar visualmempunyai kebutuhan yang tinggi untukmelihat dan menangkap informasi secaravisual sebelum mereka memahaminya merekalebih mudah menangkap materi pelajaran lewatmateri bergambar (Subini 2011) Merekaberpikir menggunakan gambar-gambar di otakmereka dan belajar lebih cepat denganmenggunakan tampilan-tampilan visualseperti diagram video dll (Suparman 2010)Begitu juga dalam penelitian ini siswa yangbergaya belajar visual lebih banyakmenggunanakan metode solusi visual dalammemecahkan masalah matematika dengancara menggambar baik di atas kertas maupundi dalam kepala
Siswa dengan gaya belajar auditorialumumnya mamaksimalkan penggunaanindera pendengar dalam proses penangkapandan penyerapan informasi mereka mem-perlihatkan ketertarikan yang lebih pada suaradan kata-kata (DePorter amp Hernacki 2010)tetapi mempunyai masalah dengan pekerjaan-
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Tabel 3 Tingkat Visualitas Siswa BerdasarkanGaya Belajar
No Kode Gaya Belajar Skor Visualitas Tingkat Visualitas
1 LN Visual 42 visualizers2 ESP Visual 48 visualizers3 ATR Auditorial 34 pictorial-harmonic4 NDP Auditorial 24 abstract-harmonic5 FAM Kinestetik 40 pictorial-harmonic6 YE Kinestetik 48 visualizers
pekerjaan yang melibatkan visualisasi(Suparman 2010) Hasil penelitian inimengungkapkan bahwa siswa auditorialmenggunakan metode solusi visual dannonvisual yang seimbang dalam memecahkanmasalah matematika namun dari hasilwawancara dapat disimpulkan bahwa siswaauditorial kurang menyukai metode solusivisual mereka lebih lebih suka mengguna-kan penalaran dan logika verbal
Siswa dengan gaya belajar kinestetiksenantiasa menggunakan dan memanfaatkananggota gerak tubuhnya dalam prosespembelajaran atau dalam usaha memahamisesuatu mereka senang dengan segala sesuatuyang berhubungan dengan gerakan tubuh(Suparman 2010) Selain itu belajar kinestetikberhubungan dengan praktik atau pengalamanbelajar secara langsung (Subini 2011) Karenaitu dalam penelitian ini siswa kinestetik lebihcenderung menggunakan metode solusi visualdalam memecahkan masalah matematikadengan cara menggambar di atas kertas danbukan menggambar di dalam kepala
Jika hasil penelitian Widiyanti (2011)menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahanmasalah matematika siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai gaya belajarvisual maupun auditorial sedangkan siswayang mempunyai gaya belajar visual danauditorial tidak ada perbedaan yang signifikandalam kemampuan pemecahan masalahmatematika maka pada penelitian inimenyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkatvisualitas antara siswa yang mempunyai gayabelajar visual dan auditorial tetapi siswakinestetik tingkat visualitasnya bermacam-macam ada sama dengan siswa visual danada yang sama dengan siswa auditorial
Penutup1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kuesioner tesobservasi dan wawancara yang dilakukanterhadap siswa peneliti menyimpulkan bahwasiswa yang mempunyai gaya belajar visual
345
derajat visualitasnya termasuk dalam kategorivisualizer siswa yang mempunyai gaya belajarauditorial derajat visualitasnya termasukdalam kategori harmonic-abstract dan harmonik-pictural sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik derajat visualitasnyatermasuk dalam kategori visualizer danharmonic-abstract
2 SaranPenelitian ini memilih gaya belajar siswa
model modalitas sensori (model VAK) sebagaititik acuan untuk menentukan subyek penelitianmaka untuk peneliti selanjutnya dapat memilihgaya belajar model yang lain seperti model
ReferensiArdana I Made (2007) Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berwawasan Konstruktivis
yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya Siswa Disertasi Tidak diterbitkan PPSUniversitas Negeri Surabaya
Coskun Sirin (2011) A Multiple Case Study Investigating The Effect of Technology on Studentsrsquo Visualand Nonvisual Thinking Preferences Comparing Paper-Pencil and Dynamic Software BasedStrategies of Algebra Word Problem Disertasi Doktor Tidak diterbitkan University of CentralFlorida
Deporter Bobbi amp Hernacki Mike (2010) Quantum Learning Bandung Mizan PustakaHabib Ali (2008) Profil Gaya Belajar Siswa SMP pada Pembelajaran Biologi Skripsi Tidak diterbitkan
Universitas Pendidikan IndonesiaHwang W-Y Chen N-S Dung J-J amp Yang Y-L (2007) Multiple Representation Skills and Creativity
Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System EducationalTechnology amp Society Vol 10 No 2 pp 191-212
Janvier C (1978) The interpretation of complex cartesian graphs representing situations Studies andteaching experiments Disertasi Program Doktor Tidak diterbitkan University of Nottingham
Krutetskii V A (1976) The Psychology of Mathematical Abilities in Schoolchildren In J Kilpatrick amp IWirszup (Eds) Chicago The University of Chicago Press
Lesh R Post T amp Behr M (1987) Representations and translations among representations inmathematics learning and problem solving In C Janvier (Eds) Problems of Representation inthe Teaching and Learning of Mathematics (pp 33-40) Hillsdale NJ Lawrence ErlbaumAssociates
Lincoln Y amp Guba E (1986) But is it rigorous Trustworthiness and authenticity in naturalisticevaluation In D D Williams (Ed) New Directions in Program Evaluation San Francisco CAJossey-Bass
Moses BE (1977) The nature of spatial ability and its relationship to mathematical problem solvingDissertation Abstracts International 38 08A
Nasution S (2011) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta Bumi AksaraPresmeg N C (1985) The role of visually mediated processes in high school mathematics A classroom
investigation Disertasi PhD Tidak diterbitkan University of Cambridge
belahan otak model Witkin model Ridingmodel Kolb dan model Felder-Silvermanatau menggunakan gaya koknitif sebagaititik acuan untuk menentukan subyekpenelitian
Pemahaman guru terhadap karakteristikgaya belajar siswa akan membantumemperkuat hubungan guru dan siswaGuru sebaik nya mengenali preferensibelajar para siswa agar lebih mudah untukmenerapkan strategi pembelajaran yanglebih sesuai dengan modalitas belajarsiswanya sehingga proses pembelajarandapat berlangsung secara lebih efektifdan efisien []
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Presmeg N C (1986) Visualization and Mathematical Giftedness Educational Studies in Mathematics17 297-311
Sagitasari Dewi A (2010) Hubungan antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan Prestasi BelajarMatematika Siswa SMP Skripsi Tidak diterbitkan Universitas Negeri Yogyakarta
Subini Nini (2011) Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak Jogjakarta JavaliteraSuherman dkk (2003) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer BandungFMIPA UPISuparman (2010) Mengajar yang Menyenangkan Siswa Jogjakarta Pinus Book PubliserSuwarsono S (1982) Visual imagery in the mathematical thinking of seventh-grade students Disertasi
Program Doktor Tidak diterbitkan Monash UniversityTurmudi (2008) Pemecahan Masalah Matematika pdf diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http
fileupiedubrowsephpdir=DirektoriFPMIPAJUR_PEND_MATEMATIKA196101121987031-TURMUDI
Widiyanti Teti (2011) Pengaruh Gaya Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah MatematikaPenelitian Ex Post Facto SMPN 1 Surade Sukabumi Skripsi Tidak Diterbitkan Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Yerushalmy M (2006) Slower algebra students meet faster tools Solving algebra word problems withgraphing software Journal for Research in Mathematics Education Vol37 No5 356-387
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
346
- 00 scan kover jurnalpdf
- 0 depanpdf
- 5 Umi_Farihah_pdf
-
341
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
visualitas siswa Temuan ini menunjukkanbahwa metode pengajaran yang digunakanoleh guru matematika secara signifikan dapatmempengaruhi model berpikir matematikasiswa Selain itu perkembangan teknologimempermudah upaya dalam pengajaranvisual dan membuat perbedaan antarapengajaran visual yang dibantu teknologidan yang tradisional
Suwarsono (1982) berpendapat bahwajika representasi visual adalah yang digambardi atas kertas namun citra visual juga terlibatkarena sebelum representasi visual diletak-kan di atas kertas mereka terlebih dahuluharus membayangkan dalam pikiran Diamemperkenalkan istilah visualitas matematikauntuk menggambarkan sejauh mana seseoranglebih memilih untuk menggunakan metodevisual ketika menyelesaikan soal matematikayang sebenanya dapat dipecahkan dengankedua metode visual dan nonvisual Meskipunia menolak klasifikasi Krutetskii itu Suwarsonopercaya bahwa beberapa siswa memilikipreferensi untuk jenis berpikir tertentu(misalnya visual) dan bahwa beberapa siswalebih visual atau nonvisual daripada yang lain
Krutetskii (1976) dalam penelitiannyamenyimpulkan bahwa ada korelasi antarakemampuan memvisualisasikan hubunganabstrak dan kemampuan konsep geometriruang Namun keduanya bukan komponenpenting dari kemampuan matematika Diamenyatakan bahwa kekuatan atau kelemahanpemikiran analitik atau visual tidak menentukansejauh mana bakat matematika Namun iamengungkapkan jenisnya yang berartiseseorang bisa mempunyai kemampuanmatematik dengan korelasi yang berbedaantara dua komponen yang disebutkansebelumnya (visual-gambar verbal-logik)Korelasi ini menentukan berpikir (analitikgeometri dan harmonis) dari mana seseorangberasal
Dalam memecahkan masalah matematikasetiap orang memiliki cara dan gaya berpikiryang berbeda-beda karena tidak semua orangmemiliki kemampuan berpikir yang samaArdana (2007) menyatakan bahwa setiap orang
nonvisual (Krutetskii 1976) Krutetskiimendefinisikan dua type pemikir harmonikyaitu harmonik abstrak (abstract-harmonic) danharmonik gambar (pictorial-harmonic) Yangpertama adalah mereka yang mengembangkankomponen verbal-logik dan visual-spasialdalam keseimbangan tetapi memilikikecenderungan untuk menggunakan operasimental tanpa menggunakan sarana gambarYang terakhir ini juga memiliki keseimbanganantara keduanya tetapi memiliki kecenderunganuntuk menggunakan operasi mental denganmenggunakan skema visual gambar
Krutetskii (1976) adalah orang pertamayang mengusulkan preferensi (modus pilihanpengolahan kognitif) dalam kemampuanmatematika Dia berpendapat bahwakemampuan dan preferensi tidaklah samaSebagai contoh siswa mungkin bisamemecahkan masalah dengan metode visualNamun mereka mungkin tidak memilih untukmemecahkannya dengan metode visual Setelahkerangka itu Moses (1977) mendefinisikanderajat visualitas sebagai sejauh mana subjekmenggunakan proses solusi visual untukmemecahkan masalah yang diberikan Skorvisualitas siswa didasarkan pada jumlah prosessolusi visual dalam tes tulis Dia mempelajarihubungan antara kemampuan spasial kinerjapemecahan masalah dan tingkat visualitassiswa kelas lima Moses menemukan bahwakinerja dan tingkat visualitas berkorelasi dengankemampuan spasial dan pemecahan masalahnamun penelitian Moses dinilai oleh beberapapeneliti lain memiliki banyak keterbatasan
Untuk mengatasi keterbatasan tersebutSuwarsono (1982) mengembangkan InstrumenPengolahan secara Matematika atauMathematical Processing Instrument (MPI)yang mencakup dua bagian yang menawarkansolusi visual dan nonvisual yang mungkin untukmasalah yang diberikan Bagian pertamamencakup 30 soal cerita matematika dan bagiankedua terdiri dari deskripsi tertulis dari metodeyang berbeda yang biasa digunakan oleh siswayang berusaha memecahkan soal cerita diBagian I Dia menemukan bahwa pengajaransecara visual dapat meningkatkan derajat
memiliki cara-cara khusus dalam bertindakyang dinyatakan melalui aktivitas-aktivitasperseptual dan intelektual secara konsistenAspek perseptual dan intelektual meng-ungkapkan bahwa setiap individu memiliki cirikhas yang berbeda dengan individu lainHasil penelitian Widiyanti (2011) menyimpul-kan bahwa kemampuan pemecahan masalahmatematika siswa yang mempunyai gayabelajar kinestetik lebih tinggi dari pada siswayang mempunyai gaya belajar visual maupunauditorial sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar visual dan auditorial tidak adaperbedaan yang signifikan dalam kemampuanpemecahan masalah matematika
Menurut DePorter amp Henarcki (2010) gayabelajar merupakan suatu kombinasi daribagaimana seseorang menyerap dan kemudianmengatur serta mengolah informasi Sedang-kan menurut Nasution (2011) gaya belajaradalah cara yang konsisten yang dilakukanoleh seorang siswa dalam menangkap stimulusatau informasi cara mengingat berfikir danmemecahkan soal Setiap siswa memiliki gayabelajar yang dominan dalam diri siswa sertadapat memanfaatkannya untuk mencapai hasilyang terbaik dalam mempelajari sesuatu
Terdapat tiga cara berpikir siswa yaituauditory thinking visual thinking dankinaesthetic thinking yang berhubungan denganbagaimana otak siswa berproses berdasarindra pendengaran penglihatan indra badan(gerak tubuh) dan perasaan (Sword 2005) Siswabiasanya kesulitan menjembatani pengetahuaninformal ke matematika sekolah karena itusiswa perlu bimbingan dan bantuan khusus padaberbagai bentuk representasi berpikir visual(visual thinking) dari apa yang mereka pikirkansehingga dapat divisualisasikan dalam bentukstruktur ide Ide tersebut bisa sebagai angkasimbol gambar diagram penjelasan modellukisan yang dapat membantu siswa dalamproses belajar dan menyelesaikan permasalahanmatematika
Di MTsN Kampak gaya belajar siswa jugaberbeda-beda dan mereka mempunyaikemampuan dan preferensi visualitas yangberbeda pula dalam menyelesaikan masalah
matematika ada yang lebih memilih meng-gunakan metode visual dan ada yang lebihmemilih metode non visual oleh karena itupenelitian ini bertujuan untuk menganalisistingkat visualitas siswa dalam menyelesaikanmasalah matematika berdasarkan gaya belajar
Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian yang dilakukanadalah deskriptif Subyek penelitian diambildari siswa kelas VIII Madarasah Tsanawiah Negeri(MTsN) Kampak Trenggalek semester genaptahun ajaran 20142015 sebanyak enam siswayang terdiri dari dua siswa yang mempunyaigaya belajar visual dua siswa auditorial dan duasiswa kinestetik sedangkan lokasi penelitian jugadi MTsN Kampak Trenggalek Jawa Timur
Menurut Bandler dan Grinder (dalamDeporter dkk 2010) meskipun kebanyakanorang memiliki akses ketiga modalitas visualauditorial dan kinestetik hampir semua orangcenderung pada salah satu modalitas belajaryang berperan sebagai saringan untukpembelajaran pemrosesan dan komunikasiNamun Markova (dalam Deporter dkk 2010)mempunyai pendapat berbeda orang tidakhanya cenderung pada satu modalitas merekajuga memanfaatkan kombinasi modalitastertentu yang memberi mereka bakat dankekurangan alami tertentu
Gaya belajar juga bisa terbentuk darikombinasi gaya belajar tertentu Siswa yangmempunyai kecenderungan pada beberapagaya belajar relatif seimbang disebutmultimodal Gaya belajar multimodal dibagi
342
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Tabel 1 Daftar Subyek Penelitian BerdasarkanGaya Belajar
No Kode SkorVisual
Skor Auditorial
SkorKinestetik Gaya Belajar
1 LN 36 27 24 Visual2 ESP 37 32 29 Visual3 ATR 36 38 34 Auditorial4 NDP 33 36 24 Auditorial5 FAM 30 32 36 Kinestetik6 YE 28 31 36 Kinestetik
diberikan jika siswa menggunakan metodesolusi nonvisual Oleh karena itu nilai visualitassiswa berkisar antara 0 dan 60 Kemudianmengklasifikasikan hasil tes MPI siswaberdasarkan empat tingkat visualitas yaituvisualizers nonvisualizers abstract-harmonicdan pictorial-harmonic Dalam mengkategori-kan tingkat visualitas siswa dapat dilakukandengan ketentuan seperti tabel 2
343
menjadi tiga subkelompok yaitu bimodaluntuk yang memiliki dua preferensi misalnyakombinasi visual-kinestetik trimodal untukyang memiliki tiga preferensi misalnyakombinasi readwrite-auditori-kinestetikdan quadmodal untuk yang memiliki empatpreferensi kombinasi keempat gaya belajarmisalnya read write-visual-kinestetik-auditori (Habib 2008)
Metode pengambilan data dilakukandengan menggunakan kuesioner tes observasidan wawancara Kuesioner terdiri dari duamacam yaitu kuesioner gaya belajar yangdigunakan untuk mempeoleh data tentang gayabelajar siswa dan kuesioner MathematicalProcessing Instrument (MPI) yang digunakanuntuk memperoleh data tentang tingkatvisualitas siswa Tes dalam penelitian ini adalahtes MPI yang digunakan untuk memperolehdata tentang tingkat visualitas siswa Kuesionergaya belajar yang digunakan dalam penelitianini diadaptasi dari kuesioner yang pernahdigunakan oleh Sagitasari (2010) yang terdiridari 30 item sedangkan kuesioner dan tesMPI diadopsi dari MPI Suwarsono (1982)yang terdiri dari 30 masalah matematikaSedangkan wawancara dilakukan untukmemperoleh data berupa kata-kata yangmerupakan ungkapan lisan tentang preferensivisualitas siswa dalam menyelesaikan masalahmatematika
Analisis data yang digunakan dalampenelitian ini terdiri dari dua macam Pertamaanalisis gaya belajar siswa dapat ditentukandengan cara menjumlahkan semua skor yangdiperoleh siswa berdasarkan jenis gaya belajarvisual auditorial dan kinestetik denganmembandingkan ketiga jumlah skor yangdiperoleh siswa maka nilai yang terbesarmenunjukkan kecenderungan siswa padagaya belajar mereka Kedua analisis tingkatvisualitas siswa ditentukan dengan caramenjumlahkan skor MPI siswa MenurutSuwarsono (1982) untuk setiap masalahmatematika skor 2 diberikan jika siswamenggunakan metode solusi visual skor 1diberikan jika siswa tidak menunjukkan ada-nya metode visual atau nonvisual dan skor 0
Tabel 2 Kriteria Tingkat Visualitas Siswa
Dalam rangka memperkuat kredibilitaspenelitian ini (Lincoln amp Guba 1986) dilakukandengan menggabungkan beberapa metodepeneliti menggunakan dua jenis triangulasiyaitu triangulasi data dan triangulasi teoriUntuk triangulasi data peneliti menggunakanberbagai sumber data seperti catatan lapanganobservasi tanggapan tertulis dan lisan siswaUntuk triangulasi teori selain kerangka teoriKrutetskii peneliti juga menggunakankerangka teori Suwarsono (1982) untukmenafsirkan data Dalam rangka untukmendeskripsikan dan menganalisis preferensisiswa terhadap pengolahan matematikapeneliti menggunakan kerangka KrutetskiiPeneliti mendefinisikan dan mengkategorikanvisualitas dan preferensi solusi visual dannonvisual siswa menggunakan kerangka teoriSuwarsono
Hasil dan PembahasanSetelah menemukan subyek penelitian
peneliti memberikan MPI Suwarsono yangterdiri dari dua bagian kepada subyek penelitianuntuk menentukan tingkat visualitas siswaberdasarkan preferensi metode visual ataunonvisual Berdasarkan hasil tes sertakuesioner MPI I dan MPI II diperoleh skorvisualitas siswa yang berbeda satu denganyang lainnya dengan memperhatikan tabel 2sebagai acuan untuk menentukan preferensi
Skor MPI Suwarsono Tingkat V isualitas
0 ndash 20 nonvisualizers21 ndash 30 abstract-harmonic31 ndash 40 pictorial-harmonic41 ndash 60 visualizers
Sumber Krutetskii (1976) Presmeg (1986) Suwarsono (1982)
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
344
berpikir visual dan nonvisual siswa diperolehtingkat visualitas mereka seperti yangditunjukkan pada tabel 3
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwasubyek yang mempunyai gaya belajar visualternyata tingkat visualitasnya termasukdalam kategori visualizers sementara subyekyang mempunyai gaya belajar auditorialternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan abstract-harmonic sedangkan subyekyang mempunyai gaya belajar kinestetikternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan visualizer
Siswa dengan gaya belajar visualmempunyai kebutuhan yang tinggi untukmelihat dan menangkap informasi secaravisual sebelum mereka memahaminya merekalebih mudah menangkap materi pelajaran lewatmateri bergambar (Subini 2011) Merekaberpikir menggunakan gambar-gambar di otakmereka dan belajar lebih cepat denganmenggunakan tampilan-tampilan visualseperti diagram video dll (Suparman 2010)Begitu juga dalam penelitian ini siswa yangbergaya belajar visual lebih banyakmenggunanakan metode solusi visual dalammemecahkan masalah matematika dengancara menggambar baik di atas kertas maupundi dalam kepala
Siswa dengan gaya belajar auditorialumumnya mamaksimalkan penggunaanindera pendengar dalam proses penangkapandan penyerapan informasi mereka mem-perlihatkan ketertarikan yang lebih pada suaradan kata-kata (DePorter amp Hernacki 2010)tetapi mempunyai masalah dengan pekerjaan-
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Tabel 3 Tingkat Visualitas Siswa BerdasarkanGaya Belajar
No Kode Gaya Belajar Skor Visualitas Tingkat Visualitas
1 LN Visual 42 visualizers2 ESP Visual 48 visualizers3 ATR Auditorial 34 pictorial-harmonic4 NDP Auditorial 24 abstract-harmonic5 FAM Kinestetik 40 pictorial-harmonic6 YE Kinestetik 48 visualizers
pekerjaan yang melibatkan visualisasi(Suparman 2010) Hasil penelitian inimengungkapkan bahwa siswa auditorialmenggunakan metode solusi visual dannonvisual yang seimbang dalam memecahkanmasalah matematika namun dari hasilwawancara dapat disimpulkan bahwa siswaauditorial kurang menyukai metode solusivisual mereka lebih lebih suka mengguna-kan penalaran dan logika verbal
Siswa dengan gaya belajar kinestetiksenantiasa menggunakan dan memanfaatkananggota gerak tubuhnya dalam prosespembelajaran atau dalam usaha memahamisesuatu mereka senang dengan segala sesuatuyang berhubungan dengan gerakan tubuh(Suparman 2010) Selain itu belajar kinestetikberhubungan dengan praktik atau pengalamanbelajar secara langsung (Subini 2011) Karenaitu dalam penelitian ini siswa kinestetik lebihcenderung menggunakan metode solusi visualdalam memecahkan masalah matematikadengan cara menggambar di atas kertas danbukan menggambar di dalam kepala
Jika hasil penelitian Widiyanti (2011)menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahanmasalah matematika siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai gaya belajarvisual maupun auditorial sedangkan siswayang mempunyai gaya belajar visual danauditorial tidak ada perbedaan yang signifikandalam kemampuan pemecahan masalahmatematika maka pada penelitian inimenyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkatvisualitas antara siswa yang mempunyai gayabelajar visual dan auditorial tetapi siswakinestetik tingkat visualitasnya bermacam-macam ada sama dengan siswa visual danada yang sama dengan siswa auditorial
Penutup1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kuesioner tesobservasi dan wawancara yang dilakukanterhadap siswa peneliti menyimpulkan bahwasiswa yang mempunyai gaya belajar visual
345
derajat visualitasnya termasuk dalam kategorivisualizer siswa yang mempunyai gaya belajarauditorial derajat visualitasnya termasukdalam kategori harmonic-abstract dan harmonik-pictural sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik derajat visualitasnyatermasuk dalam kategori visualizer danharmonic-abstract
2 SaranPenelitian ini memilih gaya belajar siswa
model modalitas sensori (model VAK) sebagaititik acuan untuk menentukan subyek penelitianmaka untuk peneliti selanjutnya dapat memilihgaya belajar model yang lain seperti model
ReferensiArdana I Made (2007) Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berwawasan Konstruktivis
yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya Siswa Disertasi Tidak diterbitkan PPSUniversitas Negeri Surabaya
Coskun Sirin (2011) A Multiple Case Study Investigating The Effect of Technology on Studentsrsquo Visualand Nonvisual Thinking Preferences Comparing Paper-Pencil and Dynamic Software BasedStrategies of Algebra Word Problem Disertasi Doktor Tidak diterbitkan University of CentralFlorida
Deporter Bobbi amp Hernacki Mike (2010) Quantum Learning Bandung Mizan PustakaHabib Ali (2008) Profil Gaya Belajar Siswa SMP pada Pembelajaran Biologi Skripsi Tidak diterbitkan
Universitas Pendidikan IndonesiaHwang W-Y Chen N-S Dung J-J amp Yang Y-L (2007) Multiple Representation Skills and Creativity
Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System EducationalTechnology amp Society Vol 10 No 2 pp 191-212
Janvier C (1978) The interpretation of complex cartesian graphs representing situations Studies andteaching experiments Disertasi Program Doktor Tidak diterbitkan University of Nottingham
Krutetskii V A (1976) The Psychology of Mathematical Abilities in Schoolchildren In J Kilpatrick amp IWirszup (Eds) Chicago The University of Chicago Press
Lesh R Post T amp Behr M (1987) Representations and translations among representations inmathematics learning and problem solving In C Janvier (Eds) Problems of Representation inthe Teaching and Learning of Mathematics (pp 33-40) Hillsdale NJ Lawrence ErlbaumAssociates
Lincoln Y amp Guba E (1986) But is it rigorous Trustworthiness and authenticity in naturalisticevaluation In D D Williams (Ed) New Directions in Program Evaluation San Francisco CAJossey-Bass
Moses BE (1977) The nature of spatial ability and its relationship to mathematical problem solvingDissertation Abstracts International 38 08A
Nasution S (2011) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta Bumi AksaraPresmeg N C (1985) The role of visually mediated processes in high school mathematics A classroom
investigation Disertasi PhD Tidak diterbitkan University of Cambridge
belahan otak model Witkin model Ridingmodel Kolb dan model Felder-Silvermanatau menggunakan gaya koknitif sebagaititik acuan untuk menentukan subyekpenelitian
Pemahaman guru terhadap karakteristikgaya belajar siswa akan membantumemperkuat hubungan guru dan siswaGuru sebaik nya mengenali preferensibelajar para siswa agar lebih mudah untukmenerapkan strategi pembelajaran yanglebih sesuai dengan modalitas belajarsiswanya sehingga proses pembelajarandapat berlangsung secara lebih efektifdan efisien []
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Presmeg N C (1986) Visualization and Mathematical Giftedness Educational Studies in Mathematics17 297-311
Sagitasari Dewi A (2010) Hubungan antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan Prestasi BelajarMatematika Siswa SMP Skripsi Tidak diterbitkan Universitas Negeri Yogyakarta
Subini Nini (2011) Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak Jogjakarta JavaliteraSuherman dkk (2003) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer BandungFMIPA UPISuparman (2010) Mengajar yang Menyenangkan Siswa Jogjakarta Pinus Book PubliserSuwarsono S (1982) Visual imagery in the mathematical thinking of seventh-grade students Disertasi
Program Doktor Tidak diterbitkan Monash UniversityTurmudi (2008) Pemecahan Masalah Matematika pdf diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http
fileupiedubrowsephpdir=DirektoriFPMIPAJUR_PEND_MATEMATIKA196101121987031-TURMUDI
Widiyanti Teti (2011) Pengaruh Gaya Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah MatematikaPenelitian Ex Post Facto SMPN 1 Surade Sukabumi Skripsi Tidak Diterbitkan Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Yerushalmy M (2006) Slower algebra students meet faster tools Solving algebra word problems withgraphing software Journal for Research in Mathematics Education Vol37 No5 356-387
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
346
- 00 scan kover jurnalpdf
- 0 depanpdf
- 5 Umi_Farihah_pdf
-
memiliki cara-cara khusus dalam bertindakyang dinyatakan melalui aktivitas-aktivitasperseptual dan intelektual secara konsistenAspek perseptual dan intelektual meng-ungkapkan bahwa setiap individu memiliki cirikhas yang berbeda dengan individu lainHasil penelitian Widiyanti (2011) menyimpul-kan bahwa kemampuan pemecahan masalahmatematika siswa yang mempunyai gayabelajar kinestetik lebih tinggi dari pada siswayang mempunyai gaya belajar visual maupunauditorial sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar visual dan auditorial tidak adaperbedaan yang signifikan dalam kemampuanpemecahan masalah matematika
Menurut DePorter amp Henarcki (2010) gayabelajar merupakan suatu kombinasi daribagaimana seseorang menyerap dan kemudianmengatur serta mengolah informasi Sedang-kan menurut Nasution (2011) gaya belajaradalah cara yang konsisten yang dilakukanoleh seorang siswa dalam menangkap stimulusatau informasi cara mengingat berfikir danmemecahkan soal Setiap siswa memiliki gayabelajar yang dominan dalam diri siswa sertadapat memanfaatkannya untuk mencapai hasilyang terbaik dalam mempelajari sesuatu
Terdapat tiga cara berpikir siswa yaituauditory thinking visual thinking dankinaesthetic thinking yang berhubungan denganbagaimana otak siswa berproses berdasarindra pendengaran penglihatan indra badan(gerak tubuh) dan perasaan (Sword 2005) Siswabiasanya kesulitan menjembatani pengetahuaninformal ke matematika sekolah karena itusiswa perlu bimbingan dan bantuan khusus padaberbagai bentuk representasi berpikir visual(visual thinking) dari apa yang mereka pikirkansehingga dapat divisualisasikan dalam bentukstruktur ide Ide tersebut bisa sebagai angkasimbol gambar diagram penjelasan modellukisan yang dapat membantu siswa dalamproses belajar dan menyelesaikan permasalahanmatematika
Di MTsN Kampak gaya belajar siswa jugaberbeda-beda dan mereka mempunyaikemampuan dan preferensi visualitas yangberbeda pula dalam menyelesaikan masalah
matematika ada yang lebih memilih meng-gunakan metode visual dan ada yang lebihmemilih metode non visual oleh karena itupenelitian ini bertujuan untuk menganalisistingkat visualitas siswa dalam menyelesaikanmasalah matematika berdasarkan gaya belajar
Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian yang dilakukanadalah deskriptif Subyek penelitian diambildari siswa kelas VIII Madarasah Tsanawiah Negeri(MTsN) Kampak Trenggalek semester genaptahun ajaran 20142015 sebanyak enam siswayang terdiri dari dua siswa yang mempunyaigaya belajar visual dua siswa auditorial dan duasiswa kinestetik sedangkan lokasi penelitian jugadi MTsN Kampak Trenggalek Jawa Timur
Menurut Bandler dan Grinder (dalamDeporter dkk 2010) meskipun kebanyakanorang memiliki akses ketiga modalitas visualauditorial dan kinestetik hampir semua orangcenderung pada salah satu modalitas belajaryang berperan sebagai saringan untukpembelajaran pemrosesan dan komunikasiNamun Markova (dalam Deporter dkk 2010)mempunyai pendapat berbeda orang tidakhanya cenderung pada satu modalitas merekajuga memanfaatkan kombinasi modalitastertentu yang memberi mereka bakat dankekurangan alami tertentu
Gaya belajar juga bisa terbentuk darikombinasi gaya belajar tertentu Siswa yangmempunyai kecenderungan pada beberapagaya belajar relatif seimbang disebutmultimodal Gaya belajar multimodal dibagi
342
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Tabel 1 Daftar Subyek Penelitian BerdasarkanGaya Belajar
No Kode SkorVisual
Skor Auditorial
SkorKinestetik Gaya Belajar
1 LN 36 27 24 Visual2 ESP 37 32 29 Visual3 ATR 36 38 34 Auditorial4 NDP 33 36 24 Auditorial5 FAM 30 32 36 Kinestetik6 YE 28 31 36 Kinestetik
diberikan jika siswa menggunakan metodesolusi nonvisual Oleh karena itu nilai visualitassiswa berkisar antara 0 dan 60 Kemudianmengklasifikasikan hasil tes MPI siswaberdasarkan empat tingkat visualitas yaituvisualizers nonvisualizers abstract-harmonicdan pictorial-harmonic Dalam mengkategori-kan tingkat visualitas siswa dapat dilakukandengan ketentuan seperti tabel 2
343
menjadi tiga subkelompok yaitu bimodaluntuk yang memiliki dua preferensi misalnyakombinasi visual-kinestetik trimodal untukyang memiliki tiga preferensi misalnyakombinasi readwrite-auditori-kinestetikdan quadmodal untuk yang memiliki empatpreferensi kombinasi keempat gaya belajarmisalnya read write-visual-kinestetik-auditori (Habib 2008)
Metode pengambilan data dilakukandengan menggunakan kuesioner tes observasidan wawancara Kuesioner terdiri dari duamacam yaitu kuesioner gaya belajar yangdigunakan untuk mempeoleh data tentang gayabelajar siswa dan kuesioner MathematicalProcessing Instrument (MPI) yang digunakanuntuk memperoleh data tentang tingkatvisualitas siswa Tes dalam penelitian ini adalahtes MPI yang digunakan untuk memperolehdata tentang tingkat visualitas siswa Kuesionergaya belajar yang digunakan dalam penelitianini diadaptasi dari kuesioner yang pernahdigunakan oleh Sagitasari (2010) yang terdiridari 30 item sedangkan kuesioner dan tesMPI diadopsi dari MPI Suwarsono (1982)yang terdiri dari 30 masalah matematikaSedangkan wawancara dilakukan untukmemperoleh data berupa kata-kata yangmerupakan ungkapan lisan tentang preferensivisualitas siswa dalam menyelesaikan masalahmatematika
Analisis data yang digunakan dalampenelitian ini terdiri dari dua macam Pertamaanalisis gaya belajar siswa dapat ditentukandengan cara menjumlahkan semua skor yangdiperoleh siswa berdasarkan jenis gaya belajarvisual auditorial dan kinestetik denganmembandingkan ketiga jumlah skor yangdiperoleh siswa maka nilai yang terbesarmenunjukkan kecenderungan siswa padagaya belajar mereka Kedua analisis tingkatvisualitas siswa ditentukan dengan caramenjumlahkan skor MPI siswa MenurutSuwarsono (1982) untuk setiap masalahmatematika skor 2 diberikan jika siswamenggunakan metode solusi visual skor 1diberikan jika siswa tidak menunjukkan ada-nya metode visual atau nonvisual dan skor 0
Tabel 2 Kriteria Tingkat Visualitas Siswa
Dalam rangka memperkuat kredibilitaspenelitian ini (Lincoln amp Guba 1986) dilakukandengan menggabungkan beberapa metodepeneliti menggunakan dua jenis triangulasiyaitu triangulasi data dan triangulasi teoriUntuk triangulasi data peneliti menggunakanberbagai sumber data seperti catatan lapanganobservasi tanggapan tertulis dan lisan siswaUntuk triangulasi teori selain kerangka teoriKrutetskii peneliti juga menggunakankerangka teori Suwarsono (1982) untukmenafsirkan data Dalam rangka untukmendeskripsikan dan menganalisis preferensisiswa terhadap pengolahan matematikapeneliti menggunakan kerangka KrutetskiiPeneliti mendefinisikan dan mengkategorikanvisualitas dan preferensi solusi visual dannonvisual siswa menggunakan kerangka teoriSuwarsono
Hasil dan PembahasanSetelah menemukan subyek penelitian
peneliti memberikan MPI Suwarsono yangterdiri dari dua bagian kepada subyek penelitianuntuk menentukan tingkat visualitas siswaberdasarkan preferensi metode visual ataunonvisual Berdasarkan hasil tes sertakuesioner MPI I dan MPI II diperoleh skorvisualitas siswa yang berbeda satu denganyang lainnya dengan memperhatikan tabel 2sebagai acuan untuk menentukan preferensi
Skor MPI Suwarsono Tingkat V isualitas
0 ndash 20 nonvisualizers21 ndash 30 abstract-harmonic31 ndash 40 pictorial-harmonic41 ndash 60 visualizers
Sumber Krutetskii (1976) Presmeg (1986) Suwarsono (1982)
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
344
berpikir visual dan nonvisual siswa diperolehtingkat visualitas mereka seperti yangditunjukkan pada tabel 3
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwasubyek yang mempunyai gaya belajar visualternyata tingkat visualitasnya termasukdalam kategori visualizers sementara subyekyang mempunyai gaya belajar auditorialternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan abstract-harmonic sedangkan subyekyang mempunyai gaya belajar kinestetikternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan visualizer
Siswa dengan gaya belajar visualmempunyai kebutuhan yang tinggi untukmelihat dan menangkap informasi secaravisual sebelum mereka memahaminya merekalebih mudah menangkap materi pelajaran lewatmateri bergambar (Subini 2011) Merekaberpikir menggunakan gambar-gambar di otakmereka dan belajar lebih cepat denganmenggunakan tampilan-tampilan visualseperti diagram video dll (Suparman 2010)Begitu juga dalam penelitian ini siswa yangbergaya belajar visual lebih banyakmenggunanakan metode solusi visual dalammemecahkan masalah matematika dengancara menggambar baik di atas kertas maupundi dalam kepala
Siswa dengan gaya belajar auditorialumumnya mamaksimalkan penggunaanindera pendengar dalam proses penangkapandan penyerapan informasi mereka mem-perlihatkan ketertarikan yang lebih pada suaradan kata-kata (DePorter amp Hernacki 2010)tetapi mempunyai masalah dengan pekerjaan-
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Tabel 3 Tingkat Visualitas Siswa BerdasarkanGaya Belajar
No Kode Gaya Belajar Skor Visualitas Tingkat Visualitas
1 LN Visual 42 visualizers2 ESP Visual 48 visualizers3 ATR Auditorial 34 pictorial-harmonic4 NDP Auditorial 24 abstract-harmonic5 FAM Kinestetik 40 pictorial-harmonic6 YE Kinestetik 48 visualizers
pekerjaan yang melibatkan visualisasi(Suparman 2010) Hasil penelitian inimengungkapkan bahwa siswa auditorialmenggunakan metode solusi visual dannonvisual yang seimbang dalam memecahkanmasalah matematika namun dari hasilwawancara dapat disimpulkan bahwa siswaauditorial kurang menyukai metode solusivisual mereka lebih lebih suka mengguna-kan penalaran dan logika verbal
Siswa dengan gaya belajar kinestetiksenantiasa menggunakan dan memanfaatkananggota gerak tubuhnya dalam prosespembelajaran atau dalam usaha memahamisesuatu mereka senang dengan segala sesuatuyang berhubungan dengan gerakan tubuh(Suparman 2010) Selain itu belajar kinestetikberhubungan dengan praktik atau pengalamanbelajar secara langsung (Subini 2011) Karenaitu dalam penelitian ini siswa kinestetik lebihcenderung menggunakan metode solusi visualdalam memecahkan masalah matematikadengan cara menggambar di atas kertas danbukan menggambar di dalam kepala
Jika hasil penelitian Widiyanti (2011)menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahanmasalah matematika siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai gaya belajarvisual maupun auditorial sedangkan siswayang mempunyai gaya belajar visual danauditorial tidak ada perbedaan yang signifikandalam kemampuan pemecahan masalahmatematika maka pada penelitian inimenyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkatvisualitas antara siswa yang mempunyai gayabelajar visual dan auditorial tetapi siswakinestetik tingkat visualitasnya bermacam-macam ada sama dengan siswa visual danada yang sama dengan siswa auditorial
Penutup1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kuesioner tesobservasi dan wawancara yang dilakukanterhadap siswa peneliti menyimpulkan bahwasiswa yang mempunyai gaya belajar visual
345
derajat visualitasnya termasuk dalam kategorivisualizer siswa yang mempunyai gaya belajarauditorial derajat visualitasnya termasukdalam kategori harmonic-abstract dan harmonik-pictural sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik derajat visualitasnyatermasuk dalam kategori visualizer danharmonic-abstract
2 SaranPenelitian ini memilih gaya belajar siswa
model modalitas sensori (model VAK) sebagaititik acuan untuk menentukan subyek penelitianmaka untuk peneliti selanjutnya dapat memilihgaya belajar model yang lain seperti model
ReferensiArdana I Made (2007) Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berwawasan Konstruktivis
yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya Siswa Disertasi Tidak diterbitkan PPSUniversitas Negeri Surabaya
Coskun Sirin (2011) A Multiple Case Study Investigating The Effect of Technology on Studentsrsquo Visualand Nonvisual Thinking Preferences Comparing Paper-Pencil and Dynamic Software BasedStrategies of Algebra Word Problem Disertasi Doktor Tidak diterbitkan University of CentralFlorida
Deporter Bobbi amp Hernacki Mike (2010) Quantum Learning Bandung Mizan PustakaHabib Ali (2008) Profil Gaya Belajar Siswa SMP pada Pembelajaran Biologi Skripsi Tidak diterbitkan
Universitas Pendidikan IndonesiaHwang W-Y Chen N-S Dung J-J amp Yang Y-L (2007) Multiple Representation Skills and Creativity
Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System EducationalTechnology amp Society Vol 10 No 2 pp 191-212
Janvier C (1978) The interpretation of complex cartesian graphs representing situations Studies andteaching experiments Disertasi Program Doktor Tidak diterbitkan University of Nottingham
Krutetskii V A (1976) The Psychology of Mathematical Abilities in Schoolchildren In J Kilpatrick amp IWirszup (Eds) Chicago The University of Chicago Press
Lesh R Post T amp Behr M (1987) Representations and translations among representations inmathematics learning and problem solving In C Janvier (Eds) Problems of Representation inthe Teaching and Learning of Mathematics (pp 33-40) Hillsdale NJ Lawrence ErlbaumAssociates
Lincoln Y amp Guba E (1986) But is it rigorous Trustworthiness and authenticity in naturalisticevaluation In D D Williams (Ed) New Directions in Program Evaluation San Francisco CAJossey-Bass
Moses BE (1977) The nature of spatial ability and its relationship to mathematical problem solvingDissertation Abstracts International 38 08A
Nasution S (2011) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta Bumi AksaraPresmeg N C (1985) The role of visually mediated processes in high school mathematics A classroom
investigation Disertasi PhD Tidak diterbitkan University of Cambridge
belahan otak model Witkin model Ridingmodel Kolb dan model Felder-Silvermanatau menggunakan gaya koknitif sebagaititik acuan untuk menentukan subyekpenelitian
Pemahaman guru terhadap karakteristikgaya belajar siswa akan membantumemperkuat hubungan guru dan siswaGuru sebaik nya mengenali preferensibelajar para siswa agar lebih mudah untukmenerapkan strategi pembelajaran yanglebih sesuai dengan modalitas belajarsiswanya sehingga proses pembelajarandapat berlangsung secara lebih efektifdan efisien []
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Presmeg N C (1986) Visualization and Mathematical Giftedness Educational Studies in Mathematics17 297-311
Sagitasari Dewi A (2010) Hubungan antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan Prestasi BelajarMatematika Siswa SMP Skripsi Tidak diterbitkan Universitas Negeri Yogyakarta
Subini Nini (2011) Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak Jogjakarta JavaliteraSuherman dkk (2003) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer BandungFMIPA UPISuparman (2010) Mengajar yang Menyenangkan Siswa Jogjakarta Pinus Book PubliserSuwarsono S (1982) Visual imagery in the mathematical thinking of seventh-grade students Disertasi
Program Doktor Tidak diterbitkan Monash UniversityTurmudi (2008) Pemecahan Masalah Matematika pdf diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http
fileupiedubrowsephpdir=DirektoriFPMIPAJUR_PEND_MATEMATIKA196101121987031-TURMUDI
Widiyanti Teti (2011) Pengaruh Gaya Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah MatematikaPenelitian Ex Post Facto SMPN 1 Surade Sukabumi Skripsi Tidak Diterbitkan Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Yerushalmy M (2006) Slower algebra students meet faster tools Solving algebra word problems withgraphing software Journal for Research in Mathematics Education Vol37 No5 356-387
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
346
- 00 scan kover jurnalpdf
- 0 depanpdf
- 5 Umi_Farihah_pdf
-
diberikan jika siswa menggunakan metodesolusi nonvisual Oleh karena itu nilai visualitassiswa berkisar antara 0 dan 60 Kemudianmengklasifikasikan hasil tes MPI siswaberdasarkan empat tingkat visualitas yaituvisualizers nonvisualizers abstract-harmonicdan pictorial-harmonic Dalam mengkategori-kan tingkat visualitas siswa dapat dilakukandengan ketentuan seperti tabel 2
343
menjadi tiga subkelompok yaitu bimodaluntuk yang memiliki dua preferensi misalnyakombinasi visual-kinestetik trimodal untukyang memiliki tiga preferensi misalnyakombinasi readwrite-auditori-kinestetikdan quadmodal untuk yang memiliki empatpreferensi kombinasi keempat gaya belajarmisalnya read write-visual-kinestetik-auditori (Habib 2008)
Metode pengambilan data dilakukandengan menggunakan kuesioner tes observasidan wawancara Kuesioner terdiri dari duamacam yaitu kuesioner gaya belajar yangdigunakan untuk mempeoleh data tentang gayabelajar siswa dan kuesioner MathematicalProcessing Instrument (MPI) yang digunakanuntuk memperoleh data tentang tingkatvisualitas siswa Tes dalam penelitian ini adalahtes MPI yang digunakan untuk memperolehdata tentang tingkat visualitas siswa Kuesionergaya belajar yang digunakan dalam penelitianini diadaptasi dari kuesioner yang pernahdigunakan oleh Sagitasari (2010) yang terdiridari 30 item sedangkan kuesioner dan tesMPI diadopsi dari MPI Suwarsono (1982)yang terdiri dari 30 masalah matematikaSedangkan wawancara dilakukan untukmemperoleh data berupa kata-kata yangmerupakan ungkapan lisan tentang preferensivisualitas siswa dalam menyelesaikan masalahmatematika
Analisis data yang digunakan dalampenelitian ini terdiri dari dua macam Pertamaanalisis gaya belajar siswa dapat ditentukandengan cara menjumlahkan semua skor yangdiperoleh siswa berdasarkan jenis gaya belajarvisual auditorial dan kinestetik denganmembandingkan ketiga jumlah skor yangdiperoleh siswa maka nilai yang terbesarmenunjukkan kecenderungan siswa padagaya belajar mereka Kedua analisis tingkatvisualitas siswa ditentukan dengan caramenjumlahkan skor MPI siswa MenurutSuwarsono (1982) untuk setiap masalahmatematika skor 2 diberikan jika siswamenggunakan metode solusi visual skor 1diberikan jika siswa tidak menunjukkan ada-nya metode visual atau nonvisual dan skor 0
Tabel 2 Kriteria Tingkat Visualitas Siswa
Dalam rangka memperkuat kredibilitaspenelitian ini (Lincoln amp Guba 1986) dilakukandengan menggabungkan beberapa metodepeneliti menggunakan dua jenis triangulasiyaitu triangulasi data dan triangulasi teoriUntuk triangulasi data peneliti menggunakanberbagai sumber data seperti catatan lapanganobservasi tanggapan tertulis dan lisan siswaUntuk triangulasi teori selain kerangka teoriKrutetskii peneliti juga menggunakankerangka teori Suwarsono (1982) untukmenafsirkan data Dalam rangka untukmendeskripsikan dan menganalisis preferensisiswa terhadap pengolahan matematikapeneliti menggunakan kerangka KrutetskiiPeneliti mendefinisikan dan mengkategorikanvisualitas dan preferensi solusi visual dannonvisual siswa menggunakan kerangka teoriSuwarsono
Hasil dan PembahasanSetelah menemukan subyek penelitian
peneliti memberikan MPI Suwarsono yangterdiri dari dua bagian kepada subyek penelitianuntuk menentukan tingkat visualitas siswaberdasarkan preferensi metode visual ataunonvisual Berdasarkan hasil tes sertakuesioner MPI I dan MPI II diperoleh skorvisualitas siswa yang berbeda satu denganyang lainnya dengan memperhatikan tabel 2sebagai acuan untuk menentukan preferensi
Skor MPI Suwarsono Tingkat V isualitas
0 ndash 20 nonvisualizers21 ndash 30 abstract-harmonic31 ndash 40 pictorial-harmonic41 ndash 60 visualizers
Sumber Krutetskii (1976) Presmeg (1986) Suwarsono (1982)
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
344
berpikir visual dan nonvisual siswa diperolehtingkat visualitas mereka seperti yangditunjukkan pada tabel 3
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwasubyek yang mempunyai gaya belajar visualternyata tingkat visualitasnya termasukdalam kategori visualizers sementara subyekyang mempunyai gaya belajar auditorialternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan abstract-harmonic sedangkan subyekyang mempunyai gaya belajar kinestetikternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan visualizer
Siswa dengan gaya belajar visualmempunyai kebutuhan yang tinggi untukmelihat dan menangkap informasi secaravisual sebelum mereka memahaminya merekalebih mudah menangkap materi pelajaran lewatmateri bergambar (Subini 2011) Merekaberpikir menggunakan gambar-gambar di otakmereka dan belajar lebih cepat denganmenggunakan tampilan-tampilan visualseperti diagram video dll (Suparman 2010)Begitu juga dalam penelitian ini siswa yangbergaya belajar visual lebih banyakmenggunanakan metode solusi visual dalammemecahkan masalah matematika dengancara menggambar baik di atas kertas maupundi dalam kepala
Siswa dengan gaya belajar auditorialumumnya mamaksimalkan penggunaanindera pendengar dalam proses penangkapandan penyerapan informasi mereka mem-perlihatkan ketertarikan yang lebih pada suaradan kata-kata (DePorter amp Hernacki 2010)tetapi mempunyai masalah dengan pekerjaan-
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Tabel 3 Tingkat Visualitas Siswa BerdasarkanGaya Belajar
No Kode Gaya Belajar Skor Visualitas Tingkat Visualitas
1 LN Visual 42 visualizers2 ESP Visual 48 visualizers3 ATR Auditorial 34 pictorial-harmonic4 NDP Auditorial 24 abstract-harmonic5 FAM Kinestetik 40 pictorial-harmonic6 YE Kinestetik 48 visualizers
pekerjaan yang melibatkan visualisasi(Suparman 2010) Hasil penelitian inimengungkapkan bahwa siswa auditorialmenggunakan metode solusi visual dannonvisual yang seimbang dalam memecahkanmasalah matematika namun dari hasilwawancara dapat disimpulkan bahwa siswaauditorial kurang menyukai metode solusivisual mereka lebih lebih suka mengguna-kan penalaran dan logika verbal
Siswa dengan gaya belajar kinestetiksenantiasa menggunakan dan memanfaatkananggota gerak tubuhnya dalam prosespembelajaran atau dalam usaha memahamisesuatu mereka senang dengan segala sesuatuyang berhubungan dengan gerakan tubuh(Suparman 2010) Selain itu belajar kinestetikberhubungan dengan praktik atau pengalamanbelajar secara langsung (Subini 2011) Karenaitu dalam penelitian ini siswa kinestetik lebihcenderung menggunakan metode solusi visualdalam memecahkan masalah matematikadengan cara menggambar di atas kertas danbukan menggambar di dalam kepala
Jika hasil penelitian Widiyanti (2011)menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahanmasalah matematika siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai gaya belajarvisual maupun auditorial sedangkan siswayang mempunyai gaya belajar visual danauditorial tidak ada perbedaan yang signifikandalam kemampuan pemecahan masalahmatematika maka pada penelitian inimenyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkatvisualitas antara siswa yang mempunyai gayabelajar visual dan auditorial tetapi siswakinestetik tingkat visualitasnya bermacam-macam ada sama dengan siswa visual danada yang sama dengan siswa auditorial
Penutup1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kuesioner tesobservasi dan wawancara yang dilakukanterhadap siswa peneliti menyimpulkan bahwasiswa yang mempunyai gaya belajar visual
345
derajat visualitasnya termasuk dalam kategorivisualizer siswa yang mempunyai gaya belajarauditorial derajat visualitasnya termasukdalam kategori harmonic-abstract dan harmonik-pictural sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik derajat visualitasnyatermasuk dalam kategori visualizer danharmonic-abstract
2 SaranPenelitian ini memilih gaya belajar siswa
model modalitas sensori (model VAK) sebagaititik acuan untuk menentukan subyek penelitianmaka untuk peneliti selanjutnya dapat memilihgaya belajar model yang lain seperti model
ReferensiArdana I Made (2007) Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berwawasan Konstruktivis
yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya Siswa Disertasi Tidak diterbitkan PPSUniversitas Negeri Surabaya
Coskun Sirin (2011) A Multiple Case Study Investigating The Effect of Technology on Studentsrsquo Visualand Nonvisual Thinking Preferences Comparing Paper-Pencil and Dynamic Software BasedStrategies of Algebra Word Problem Disertasi Doktor Tidak diterbitkan University of CentralFlorida
Deporter Bobbi amp Hernacki Mike (2010) Quantum Learning Bandung Mizan PustakaHabib Ali (2008) Profil Gaya Belajar Siswa SMP pada Pembelajaran Biologi Skripsi Tidak diterbitkan
Universitas Pendidikan IndonesiaHwang W-Y Chen N-S Dung J-J amp Yang Y-L (2007) Multiple Representation Skills and Creativity
Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System EducationalTechnology amp Society Vol 10 No 2 pp 191-212
Janvier C (1978) The interpretation of complex cartesian graphs representing situations Studies andteaching experiments Disertasi Program Doktor Tidak diterbitkan University of Nottingham
Krutetskii V A (1976) The Psychology of Mathematical Abilities in Schoolchildren In J Kilpatrick amp IWirszup (Eds) Chicago The University of Chicago Press
Lesh R Post T amp Behr M (1987) Representations and translations among representations inmathematics learning and problem solving In C Janvier (Eds) Problems of Representation inthe Teaching and Learning of Mathematics (pp 33-40) Hillsdale NJ Lawrence ErlbaumAssociates
Lincoln Y amp Guba E (1986) But is it rigorous Trustworthiness and authenticity in naturalisticevaluation In D D Williams (Ed) New Directions in Program Evaluation San Francisco CAJossey-Bass
Moses BE (1977) The nature of spatial ability and its relationship to mathematical problem solvingDissertation Abstracts International 38 08A
Nasution S (2011) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta Bumi AksaraPresmeg N C (1985) The role of visually mediated processes in high school mathematics A classroom
investigation Disertasi PhD Tidak diterbitkan University of Cambridge
belahan otak model Witkin model Ridingmodel Kolb dan model Felder-Silvermanatau menggunakan gaya koknitif sebagaititik acuan untuk menentukan subyekpenelitian
Pemahaman guru terhadap karakteristikgaya belajar siswa akan membantumemperkuat hubungan guru dan siswaGuru sebaik nya mengenali preferensibelajar para siswa agar lebih mudah untukmenerapkan strategi pembelajaran yanglebih sesuai dengan modalitas belajarsiswanya sehingga proses pembelajarandapat berlangsung secara lebih efektifdan efisien []
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Presmeg N C (1986) Visualization and Mathematical Giftedness Educational Studies in Mathematics17 297-311
Sagitasari Dewi A (2010) Hubungan antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan Prestasi BelajarMatematika Siswa SMP Skripsi Tidak diterbitkan Universitas Negeri Yogyakarta
Subini Nini (2011) Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak Jogjakarta JavaliteraSuherman dkk (2003) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer BandungFMIPA UPISuparman (2010) Mengajar yang Menyenangkan Siswa Jogjakarta Pinus Book PubliserSuwarsono S (1982) Visual imagery in the mathematical thinking of seventh-grade students Disertasi
Program Doktor Tidak diterbitkan Monash UniversityTurmudi (2008) Pemecahan Masalah Matematika pdf diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http
fileupiedubrowsephpdir=DirektoriFPMIPAJUR_PEND_MATEMATIKA196101121987031-TURMUDI
Widiyanti Teti (2011) Pengaruh Gaya Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah MatematikaPenelitian Ex Post Facto SMPN 1 Surade Sukabumi Skripsi Tidak Diterbitkan Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Yerushalmy M (2006) Slower algebra students meet faster tools Solving algebra word problems withgraphing software Journal for Research in Mathematics Education Vol37 No5 356-387
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
346
- 00 scan kover jurnalpdf
- 0 depanpdf
- 5 Umi_Farihah_pdf
-
344
berpikir visual dan nonvisual siswa diperolehtingkat visualitas mereka seperti yangditunjukkan pada tabel 3
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwasubyek yang mempunyai gaya belajar visualternyata tingkat visualitasnya termasukdalam kategori visualizers sementara subyekyang mempunyai gaya belajar auditorialternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan abstract-harmonic sedangkan subyekyang mempunyai gaya belajar kinestetikternyata tingkat visualitasnya masing-masingtermasuk dalam kategori pictorial-harmonicdan visualizer
Siswa dengan gaya belajar visualmempunyai kebutuhan yang tinggi untukmelihat dan menangkap informasi secaravisual sebelum mereka memahaminya merekalebih mudah menangkap materi pelajaran lewatmateri bergambar (Subini 2011) Merekaberpikir menggunakan gambar-gambar di otakmereka dan belajar lebih cepat denganmenggunakan tampilan-tampilan visualseperti diagram video dll (Suparman 2010)Begitu juga dalam penelitian ini siswa yangbergaya belajar visual lebih banyakmenggunanakan metode solusi visual dalammemecahkan masalah matematika dengancara menggambar baik di atas kertas maupundi dalam kepala
Siswa dengan gaya belajar auditorialumumnya mamaksimalkan penggunaanindera pendengar dalam proses penangkapandan penyerapan informasi mereka mem-perlihatkan ketertarikan yang lebih pada suaradan kata-kata (DePorter amp Hernacki 2010)tetapi mempunyai masalah dengan pekerjaan-
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Tabel 3 Tingkat Visualitas Siswa BerdasarkanGaya Belajar
No Kode Gaya Belajar Skor Visualitas Tingkat Visualitas
1 LN Visual 42 visualizers2 ESP Visual 48 visualizers3 ATR Auditorial 34 pictorial-harmonic4 NDP Auditorial 24 abstract-harmonic5 FAM Kinestetik 40 pictorial-harmonic6 YE Kinestetik 48 visualizers
pekerjaan yang melibatkan visualisasi(Suparman 2010) Hasil penelitian inimengungkapkan bahwa siswa auditorialmenggunakan metode solusi visual dannonvisual yang seimbang dalam memecahkanmasalah matematika namun dari hasilwawancara dapat disimpulkan bahwa siswaauditorial kurang menyukai metode solusivisual mereka lebih lebih suka mengguna-kan penalaran dan logika verbal
Siswa dengan gaya belajar kinestetiksenantiasa menggunakan dan memanfaatkananggota gerak tubuhnya dalam prosespembelajaran atau dalam usaha memahamisesuatu mereka senang dengan segala sesuatuyang berhubungan dengan gerakan tubuh(Suparman 2010) Selain itu belajar kinestetikberhubungan dengan praktik atau pengalamanbelajar secara langsung (Subini 2011) Karenaitu dalam penelitian ini siswa kinestetik lebihcenderung menggunakan metode solusi visualdalam memecahkan masalah matematikadengan cara menggambar di atas kertas danbukan menggambar di dalam kepala
Jika hasil penelitian Widiyanti (2011)menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahanmasalah matematika siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai gaya belajarvisual maupun auditorial sedangkan siswayang mempunyai gaya belajar visual danauditorial tidak ada perbedaan yang signifikandalam kemampuan pemecahan masalahmatematika maka pada penelitian inimenyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkatvisualitas antara siswa yang mempunyai gayabelajar visual dan auditorial tetapi siswakinestetik tingkat visualitasnya bermacam-macam ada sama dengan siswa visual danada yang sama dengan siswa auditorial
Penutup1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kuesioner tesobservasi dan wawancara yang dilakukanterhadap siswa peneliti menyimpulkan bahwasiswa yang mempunyai gaya belajar visual
345
derajat visualitasnya termasuk dalam kategorivisualizer siswa yang mempunyai gaya belajarauditorial derajat visualitasnya termasukdalam kategori harmonic-abstract dan harmonik-pictural sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik derajat visualitasnyatermasuk dalam kategori visualizer danharmonic-abstract
2 SaranPenelitian ini memilih gaya belajar siswa
model modalitas sensori (model VAK) sebagaititik acuan untuk menentukan subyek penelitianmaka untuk peneliti selanjutnya dapat memilihgaya belajar model yang lain seperti model
ReferensiArdana I Made (2007) Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berwawasan Konstruktivis
yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya Siswa Disertasi Tidak diterbitkan PPSUniversitas Negeri Surabaya
Coskun Sirin (2011) A Multiple Case Study Investigating The Effect of Technology on Studentsrsquo Visualand Nonvisual Thinking Preferences Comparing Paper-Pencil and Dynamic Software BasedStrategies of Algebra Word Problem Disertasi Doktor Tidak diterbitkan University of CentralFlorida
Deporter Bobbi amp Hernacki Mike (2010) Quantum Learning Bandung Mizan PustakaHabib Ali (2008) Profil Gaya Belajar Siswa SMP pada Pembelajaran Biologi Skripsi Tidak diterbitkan
Universitas Pendidikan IndonesiaHwang W-Y Chen N-S Dung J-J amp Yang Y-L (2007) Multiple Representation Skills and Creativity
Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System EducationalTechnology amp Society Vol 10 No 2 pp 191-212
Janvier C (1978) The interpretation of complex cartesian graphs representing situations Studies andteaching experiments Disertasi Program Doktor Tidak diterbitkan University of Nottingham
Krutetskii V A (1976) The Psychology of Mathematical Abilities in Schoolchildren In J Kilpatrick amp IWirszup (Eds) Chicago The University of Chicago Press
Lesh R Post T amp Behr M (1987) Representations and translations among representations inmathematics learning and problem solving In C Janvier (Eds) Problems of Representation inthe Teaching and Learning of Mathematics (pp 33-40) Hillsdale NJ Lawrence ErlbaumAssociates
Lincoln Y amp Guba E (1986) But is it rigorous Trustworthiness and authenticity in naturalisticevaluation In D D Williams (Ed) New Directions in Program Evaluation San Francisco CAJossey-Bass
Moses BE (1977) The nature of spatial ability and its relationship to mathematical problem solvingDissertation Abstracts International 38 08A
Nasution S (2011) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta Bumi AksaraPresmeg N C (1985) The role of visually mediated processes in high school mathematics A classroom
investigation Disertasi PhD Tidak diterbitkan University of Cambridge
belahan otak model Witkin model Ridingmodel Kolb dan model Felder-Silvermanatau menggunakan gaya koknitif sebagaititik acuan untuk menentukan subyekpenelitian
Pemahaman guru terhadap karakteristikgaya belajar siswa akan membantumemperkuat hubungan guru dan siswaGuru sebaik nya mengenali preferensibelajar para siswa agar lebih mudah untukmenerapkan strategi pembelajaran yanglebih sesuai dengan modalitas belajarsiswanya sehingga proses pembelajarandapat berlangsung secara lebih efektifdan efisien []
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Presmeg N C (1986) Visualization and Mathematical Giftedness Educational Studies in Mathematics17 297-311
Sagitasari Dewi A (2010) Hubungan antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan Prestasi BelajarMatematika Siswa SMP Skripsi Tidak diterbitkan Universitas Negeri Yogyakarta
Subini Nini (2011) Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak Jogjakarta JavaliteraSuherman dkk (2003) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer BandungFMIPA UPISuparman (2010) Mengajar yang Menyenangkan Siswa Jogjakarta Pinus Book PubliserSuwarsono S (1982) Visual imagery in the mathematical thinking of seventh-grade students Disertasi
Program Doktor Tidak diterbitkan Monash UniversityTurmudi (2008) Pemecahan Masalah Matematika pdf diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http
fileupiedubrowsephpdir=DirektoriFPMIPAJUR_PEND_MATEMATIKA196101121987031-TURMUDI
Widiyanti Teti (2011) Pengaruh Gaya Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah MatematikaPenelitian Ex Post Facto SMPN 1 Surade Sukabumi Skripsi Tidak Diterbitkan Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Yerushalmy M (2006) Slower algebra students meet faster tools Solving algebra word problems withgraphing software Journal for Research in Mathematics Education Vol37 No5 356-387
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
346
- 00 scan kover jurnalpdf
- 0 depanpdf
- 5 Umi_Farihah_pdf
-
345
derajat visualitasnya termasuk dalam kategorivisualizer siswa yang mempunyai gaya belajarauditorial derajat visualitasnya termasukdalam kategori harmonic-abstract dan harmonik-pictural sedangkan siswa yang mempunyaigaya belajar kinestetik derajat visualitasnyatermasuk dalam kategori visualizer danharmonic-abstract
2 SaranPenelitian ini memilih gaya belajar siswa
model modalitas sensori (model VAK) sebagaititik acuan untuk menentukan subyek penelitianmaka untuk peneliti selanjutnya dapat memilihgaya belajar model yang lain seperti model
ReferensiArdana I Made (2007) Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berwawasan Konstruktivis
yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya Siswa Disertasi Tidak diterbitkan PPSUniversitas Negeri Surabaya
Coskun Sirin (2011) A Multiple Case Study Investigating The Effect of Technology on Studentsrsquo Visualand Nonvisual Thinking Preferences Comparing Paper-Pencil and Dynamic Software BasedStrategies of Algebra Word Problem Disertasi Doktor Tidak diterbitkan University of CentralFlorida
Deporter Bobbi amp Hernacki Mike (2010) Quantum Learning Bandung Mizan PustakaHabib Ali (2008) Profil Gaya Belajar Siswa SMP pada Pembelajaran Biologi Skripsi Tidak diterbitkan
Universitas Pendidikan IndonesiaHwang W-Y Chen N-S Dung J-J amp Yang Y-L (2007) Multiple Representation Skills and Creativity
Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System EducationalTechnology amp Society Vol 10 No 2 pp 191-212
Janvier C (1978) The interpretation of complex cartesian graphs representing situations Studies andteaching experiments Disertasi Program Doktor Tidak diterbitkan University of Nottingham
Krutetskii V A (1976) The Psychology of Mathematical Abilities in Schoolchildren In J Kilpatrick amp IWirszup (Eds) Chicago The University of Chicago Press
Lesh R Post T amp Behr M (1987) Representations and translations among representations inmathematics learning and problem solving In C Janvier (Eds) Problems of Representation inthe Teaching and Learning of Mathematics (pp 33-40) Hillsdale NJ Lawrence ErlbaumAssociates
Lincoln Y amp Guba E (1986) But is it rigorous Trustworthiness and authenticity in naturalisticevaluation In D D Williams (Ed) New Directions in Program Evaluation San Francisco CAJossey-Bass
Moses BE (1977) The nature of spatial ability and its relationship to mathematical problem solvingDissertation Abstracts International 38 08A
Nasution S (2011) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta Bumi AksaraPresmeg N C (1985) The role of visually mediated processes in high school mathematics A classroom
investigation Disertasi PhD Tidak diterbitkan University of Cambridge
belahan otak model Witkin model Ridingmodel Kolb dan model Felder-Silvermanatau menggunakan gaya koknitif sebagaititik acuan untuk menentukan subyekpenelitian
Pemahaman guru terhadap karakteristikgaya belajar siswa akan membantumemperkuat hubungan guru dan siswaGuru sebaik nya mengenali preferensibelajar para siswa agar lebih mudah untukmenerapkan strategi pembelajaran yanglebih sesuai dengan modalitas belajarsiswanya sehingga proses pembelajarandapat berlangsung secara lebih efektifdan efisien []
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
Presmeg N C (1986) Visualization and Mathematical Giftedness Educational Studies in Mathematics17 297-311
Sagitasari Dewi A (2010) Hubungan antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan Prestasi BelajarMatematika Siswa SMP Skripsi Tidak diterbitkan Universitas Negeri Yogyakarta
Subini Nini (2011) Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak Jogjakarta JavaliteraSuherman dkk (2003) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer BandungFMIPA UPISuparman (2010) Mengajar yang Menyenangkan Siswa Jogjakarta Pinus Book PubliserSuwarsono S (1982) Visual imagery in the mathematical thinking of seventh-grade students Disertasi
Program Doktor Tidak diterbitkan Monash UniversityTurmudi (2008) Pemecahan Masalah Matematika pdf diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http
fileupiedubrowsephpdir=DirektoriFPMIPAJUR_PEND_MATEMATIKA196101121987031-TURMUDI
Widiyanti Teti (2011) Pengaruh Gaya Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah MatematikaPenelitian Ex Post Facto SMPN 1 Surade Sukabumi Skripsi Tidak Diterbitkan Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Yerushalmy M (2006) Slower algebra students meet faster tools Solving algebra word problems withgraphing software Journal for Research in Mathematics Education Vol37 No5 356-387
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
346
- 00 scan kover jurnalpdf
- 0 depanpdf
- 5 Umi_Farihah_pdf
-
Presmeg N C (1986) Visualization and Mathematical Giftedness Educational Studies in Mathematics17 297-311
Sagitasari Dewi A (2010) Hubungan antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan Prestasi BelajarMatematika Siswa SMP Skripsi Tidak diterbitkan Universitas Negeri Yogyakarta
Subini Nini (2011) Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak Jogjakarta JavaliteraSuherman dkk (2003) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer BandungFMIPA UPISuparman (2010) Mengajar yang Menyenangkan Siswa Jogjakarta Pinus Book PubliserSuwarsono S (1982) Visual imagery in the mathematical thinking of seventh-grade students Disertasi
Program Doktor Tidak diterbitkan Monash UniversityTurmudi (2008) Pemecahan Masalah Matematika pdf diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http
fileupiedubrowsephpdir=DirektoriFPMIPAJUR_PEND_MATEMATIKA196101121987031-TURMUDI
Widiyanti Teti (2011) Pengaruh Gaya Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah MatematikaPenelitian Ex Post Facto SMPN 1 Surade Sukabumi Skripsi Tidak Diterbitkan Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Yerushalmy M (2006) Slower algebra students meet faster tools Solving algebra word problems withgraphing software Journal for Research in Mathematics Education Vol37 No5 356-387
Jurnal Diklat Keagamaan Vol 10 no 4 Oktober-Desember 2016
346
- 00 scan kover jurnalpdf
- 0 depanpdf
- 5 Umi_Farihah_pdf
-