the global fund untuk tujuan mdgs
DESCRIPTION
The Global Fund untuk Tujuan MDGsTRANSCRIPT
1
BAB I. PENDAHULUAN
Saat ini dunia sedang mengalami masalah kesehatan global yang menyebabkan
berbagai pemimpin negara akhirnya menyatukan visi dan misi ke dalam suatu
Sasaran Pembangunan Milenium. Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium
Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi
Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000,
berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah
tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Adapun
delapan Sasaran Pembangunan Milenium tersebut antara lain dalam memberantas
kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan untuk semua, mendorong
kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian
anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup, serta
mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Dalam rangka penuntasan sasaran-sasaran tersebut, komponen sasaran ke-
delapan yakni pengembangan kemitraan global untuk pembangunan menjadi
suatu komponen esensial yang mendukung keberhasilan komponen-komponen
lainnya. Dengan adanya kemitraan global, negara-negara miskin dan berkembang
yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan kesehatan di negaranya dapat
dibantu oleh negara-negara maju. Lebih luas lagi baik negara-negara yang miskin
dan masih berkembang dapat juga saling membantu dalam peningkatan status
kesehatan di negara-negara tersebut.
Pada dasarnya kemitraan internasional adalah suatu kerjasama yang
terjadi karena adanya suatu national understanding yang mempunyai arah dan
tujuan yang sama, serta di dukung oleh kondisi internasional yang saling
membutuhkan, kerjasama itu didasari oleh kepentingan bersama antara negara-
negara, meskipun kepentingan itu tidak identik.
Salah satu bentuk kerjasama internasional di bidang kesehatan adalah
melalui proyek the Global Fund untuk AIDS, tuberkulosis, dan malaria. Global
2
Fund untuk AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (GFATM) adalah kemitraan
publik/privat yang didedikasikan untuk menarik sumberdaya tambahan dalam,
sektor privat dan komunitas terdampak (kelompok populasi kunci) adalah sebuah
pendekatan baru terhadap pendanaan kesehatan Internasional.
Masalah yang dihadapi oleh GF-ATM di Indonesia ialah mengenai
banyaknya penyalahgunaan dan penyelewengan dana GF-ATM oleh berbagai
pihak terkait. Hal ini akan mengancam kesinambungan proyek pemberantasan
penyakit AIDS, tuberkulosis, dan malaria di Indonesia serta dapat mengurangi
kepercayaan global terhadap Indonesia
Melalui makalah ini akan dibahas mengenai masalah tersebut dan strategi
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikannya.
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemitraan Internasional
Kemitraan internasional adalah suatu kerjasama yang terjadi karena adanya suatu
national understanding yang mempunyai arah dan tujuan yang sama, serta di
dukung oleh kondisi internasional yang saling membutuhkan, kerjasama itu
didasari oleh kepentingan bersama antara negara-negara, meskipun kepentingan
itu tidak identik.
Adapun faktor-faktor pendukung terwujudnya kemitraan internasional
adalah:
1. Kemajuan di bidang teknologi yang memudahkan terjalinnya hubungan
yang dapat dilakukan negara-negara, sehingga meningkatnya
ketergantungan satu sama lain.
2. Kemajuan serta perkembangan ekonomi mempengaruhi kesejahteraan
bangsa dan negara.
3. Perubahan sifat perang dimana terdapat suatu keinginan bersama untuk
saling melindungi atau membela diri dalam bentuk kemitraan
internasional.
4. Adanya kesadaran dan keinginan berorganisasi merupakan salah satu
metode kemitraan internasional.
Kemitraan internasional diwujudkan dalam suatu organisasi yang disebut
organisasi internasional yang merupakan wadah pertemuan negara-negara dalam
menyatukan masing-masing kepentingan menjadi suatu kesepakatan internasional,
ini merupakan bukti adanya International Understanding.
Organisasi internasional adalah suatu perhimpunan negara-negara
merdeka dan berdaulat yang bertujuan untuk mencapai kepentingan-kepentingan
bersama melalui organ-organ dari perhimpunan itu sendiri”. Organisasi
internasional secara lebih lengkap didefinisikan sebagai pola kerjasama yang
melintasi batas-batas negara, dengan didasari struktur organisasi yang jelas dan
lengkap serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung serta
melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna
4
mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati
bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama
kelompok non-pemerintah pada negara yang berbeda”
Organisasi internasional terdiri dari International Governmental
Organization (selanjutnya disingkat IGO) dan International Non Governmental
Organization (selanjutnya disingkat INGO), Organisasi-organisasi ini pada
dasarnya dapat diklasifikasikan atas empat kategori:
1. Organisasi yang keanggotaan dan tujuannya bersifat umum, memiliki
ruang lingkup global dan melakukan berbagai fungsi seperti keamanan,
kerjasama, sosial, ekonomi dan perlindungan Hak Asasi Manusia
(selanjutnya disingkat HAM), contohnya PBB.
2. Organisasi yang keanggotaannya umum dan tujuannya terbatas, organisasi
ini dikenal juga sebagai organisasi fungsional karena bergerak dalam satu
bidang yang spesifik, contohnya WHO, UNICEF, FAO.
3. Organisasi yang anggotanya terbatas dan tujuannya bersifat umum,
organisasi ini merupakan organisasi regional yang memiliki fungsi dan
tanggung jawab keamanan, politik, sosial, ekonomi berskala luar,
contohnya ASEAN.
4. Organisasi yang anggota dan tujuannya bersifat terbatas, organisasi ini
terbagi atas organisasi sosial, ekonomi dan militer, contohnya NATO.
Dalam pembentukan organisasi internasional, khususnya IGO,
masyarakat internasional menginginkan agar organisasi internasional dapat
memberikan perubahan dalam keadaan sistem internasional yang situasinya kini
semakin mengindikasikan situasi disorder. Dalam perkembangannya, IGO yang
turut membawa kemajuan bagi internasional dalam menangani berbagai macam
situasi dunia adalah adanya peranan PBB.
Peranan organisasi internasional dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Sebagai instrumen. Organisasi internasional digunakan oleh negara-
negara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan tujuan
politik luar negerinya.
5
2. Sebagai arena. Organisasi internasional merupakan tempat bertemu bagi
anggota saja untuk membicarakan dan membahas masalah dalam negeri
lain dengan tujuan untuk mendapat perhatian internasional.
3. Sebagai aktor independen. Organisasi internasional dapat membuat
keputusan-keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan atau
paksaan dari luar organisasi
B. The Global Fund
Salah satu bentuk kerjasama internasional di bidang kesehatan adalah melalui
proyek the Global Fund untuk AIDS, tuberkulosis, dan malaria. Global Fund
untuk AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (GFATM) adalah kemitraan publik/privat
yang didedikasikan untuk menarik sumberdaya tambahan dalam, sektor privat dan
komunitas terdampak (kelompok populasi kunci) adalah sebuah pendekatan baru
terhadap pendanaan kesehatan Internasional.
Sejak diciptakan pada tahun 2002, GFATM telah menjadi sumber utama
bagi pendanaan program penanggulangan AIDS, TB dan malaria, dengan
persetujuan kepada dana sebesar 18,4 miliar dolar Amerika bagi 572 program di
140 negara. Pendanaan ini telah menyediakan pendanaan Internasional yaitu 1/4
bagi AIDS, 2/3 bagi TB dan 3/4 untuk malaria secara global.
Global Fund untuk AIDS, Tuberkulosis dan Malaria telah memampukan
negara - negara untuk memperkuat sistem kesehatan dengan banyak cara, sebagai
contoh; peningkatan terhadap infrastruktur dan menyediakan pelatihan bagi
pemberi layanan kesehatan. GFATM tetap berkomitmen untuk bekerja dalam
kemitraan untuk meningkatkan penanggulangan terhadap 3 penyakit dan berupaya
mewujudkan visinya - dunia yang bebas dari beban AIDS, TB dan malaria.
Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis dan Malaria didirikan dengan beberapa
susunan prinsip yang memandu seluruh kerja Global Fund - mulai dari tata kelola
hingga penyelenggaraan pendanaan. Prinsip - prinsip tersebut adalah:
Bekerja sebagai instrument finansial, bukan sebagai entitas/lembaga
pelaksana. Tujuan dari GFATM adalah untuk menarik dan mengeluarkan
sumberdaya penanggulangan AIDS, TB dan malaria. GFATM tidak
6
menyelenggarakan program secara langsung, mengandalkan kemitraan
luas dengan organisasi pengembangan dilapangan dengan cara
memberikan pengetahuan lokal dan bantuan teknis bila dibutuhkan.
Menciptakan ketersediaan dan meningkatkan sumberdaya finansial
tambahan. GFATM dituntut untuk menggalang sejumlah besar uang yang
bisa saja digunakan mengantikan atau mengurangi sementara waktu
sumberdaya lain penanggulangan AIDS, TB dan malaria. Tujuannya
adalah demi melengkapi kesenjangan kebutuhan ditingkat negara dalam
menanggulangi 3 penyakit disebut dan memperkuat sistim kesehatan yang
dibutuhkan dengan mendanai program pelengkap yang telah didukung
oleh donor lain, serta mendorong pengunaan dana internal/domestik untuk
menstimulasi investasi yang lebih dalam oleh donor dan penerima dana.
Mendukung program yang berasal dari prioritas dan perencanaan nasional.
Model pendanaan inovatif GFATM mendanai program yang
dikembangkan oleh negara penerima dana sesuai dengan prioritas dan
perencanaan strategi kesehatan Nasional. Persyaratan dukungan adalah
dimana seluruh bagian masyarakat dilibatkan dalam konteks kesehatan
masyarakat, termasuk masyarakat sipil dan sektor privat demi memastikan
program yang kuat dan menyeluruh.
Bekerja dengan sikap yang seimbang dalam region/daerah, penyakit dan
intervensi yang berbeda. GFATM memberikan prioritas untuk mendanai
negara dengan pendapatan yang rendah dan beban penyakit yang berat,
tetapi juga akan mempertimbangkan negara dengan pendapatan menegah
sesuai dengan temuan World Bank. Selama mendanai AIDS, TB dan
malaria diseluruh dunia, GFATM melakukan pendekatan yang menyetir
kepastian dana digunakan sesuai dengan kebutuhan yang paling penting
Mendorong pendekatan seimbang antara pencegahan dan pengobatan.
GFATM menggunakan pendekatan yang menyeluruh (komperhensif) bagi
AIDS, TB dan malaria, mendanai baik pencegahan dan pengobatan
berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan.
7
Evaluasi proposal melalui proses kajian independen. Global Fund
menggunakan panel pengkaji independen (Technical review Panel - TRP)
untuk memastikan jumlah dana terbatas yang dialokasikan kepada
program memiliki kemungkinan sukses yang besar. Panel ini melibatkan
ahli penyakit, juga ahli lain dibidang pengembangan yang mampu
memetakan bagaimana program yang diajukan dapat melengkapi upaya
perbaikan kesehatan dan penguranagan kemiskinan yang sedang/sudah
berjalan pada tingkat negara.
Bekerja dengan transparansi dan akuntabilitas. GFATM memastikan
penerima dananya akuntabel terhadap standar yang sudah disepakati
secara kuat yang memerlukan program dapat mencapai target tertentu
selama masa periode pendanaan. Masyarakat harus dapat
menemukan/menelusuri seluruh perkembangan pendanaan melalui website,
melakukan evaluasi independen terhadap kinerja organisasi dan
mendiseminasikan/membagikan dokumen yang didiskusikan dalam
pertemuan Dewan GFATM.
8
BAB III. ANALISIS SITUASI
A. Analisis Masalah
Masalah utama yang diangkat ialah perihal implementasi kegiatan GF-ATM yang
tidak efektif dan efisien. Fenomena penyalahgunaan dana GF-ATM yang terjadi
di berbagai negara akseptor, salah satunya Indonesia, ditambah lagi dengan
berbagai proyek penanggulangan penyakit menular yang tidak disertai dengan
analisis ekonomi yang baik, menyebabkan penggunaan dan menjadi tidak efisien
dan efektif. Masalah utama ini setelah ditelusuri dapat disebabkan oleh hal-hal
seperti kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, sumber daya alam, fisik, serta
faktor sosial dan politik.
Saat ini SDM tidak hanya dipandang sebagai sumber daya belaka,
melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Kinerja dari
SDM akan secara langsung mempengaruhi hasil keluaran dari suatu proyek
organisasi (Charles, 1995). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja SDM
termasuk faktor individu dan faktor kelompok. Seorang individu sangat
dipengaruhi oleh tingkat dan kualitas pendidikan/pelatihan, motivasi kerja, stres
kerja, serta kepribadian dari individu tersebut. Disisi lain faktor organisasi juga
memegang peranan penting dalam kinerja SDM. Faktor organisasi ini mencakup
budaya kerja, atmosfir kerja, gaya kepemimpinan dan sebagainya. Faktor individu
dan faktor organisasi saling berkaitan satu sama lainnya, sebagai contoh meskipun
faktor individu sudah baik namun apabila terdapat budaya korupsi (material,
waktu, dan sebagainya), atmosfir kerja yang tidak mendukung, serta adanya
pimpinan yang otoriter akan menyebabkan kualitas SDM secara keseluruhan akan
menurun. Di lain pihak, meskipun suatu organisasi tertata dengan baik dan
didukung dengan bantuan-bantuan dana dari berbagai pihak, namun apabila
individu-individu di dalamnya tidak bekerja sesuai tugasnya maka tujuan kegiatan
tidak akan tercapai. Permasalahan SDM kesehatan ini merupakan tantangan yang
harus segera dijawab oleh pemerintah. Koordinator Program Manajemen WHO
Wilayah Asia Tenggara Dr. M Mucaherul Hug pada keteranganya usai
pembukaan Konferensi Aliansi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Se-Asia
9
Pasifik di Sanur pada April 2010 menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah
satu negara dari 57 negara di dunia yang masuk dalam kategori negara yang
mengalami krisis tenaga kesehatan. Menurut Mucaherul Hug, selain karena tidak
meratanya distribusi, krisis tenaga kesehatan di Indonesia juga disebabkan oleh
rendahnya kompetensi tenaga kesehatan Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah
harus memberikan perhatian lebih pada institusi pendidikan terkait, serta
menyusun dan menegaskan regulasi sebagai upaya menjawab permasalahan
distribusi tenaga kesehatan yang belum merata, terutama untuk daerah terpencil
dan perbatasan. (Kemenkes, 2011)
Selain permasalahan SDM, masalah utama juga dapat disebabkan oleh
sumber daya lainnya tidak menunjang. Sumber daya yang dimaksud disini
mencakup sarana dan prasarana dasar, sistem informasi dan teknologi, keadaan
lingkungan, serta dana penunjang. Dana GF-ATM pada dasarnya merupakan
suatu bantuan dan dalam hal ini bukan berarti negara akseptornya tidak memiliki
kesiapan sama sekali. Sumber daya alam serta fisik dari negara akseptor harus
pula mendukung. Misalnya apabila suatu daerah dari negara akseptor diberikan
bantuan untuk pengadaan alat-alat yang berkaitan dengan penanggulangan ketiga
penyakit sasaran (AIDS, tuberkulosis, maupun malaria), tetapi ternyata tidak
memiliki gudang penyimpanan atau bangunan yang tidak layak pakai, maka
kemungkinan alat-alat yang diadakan akan cepat rusak sehingga perlu perbaikan.
Ini menyebabkan penggunaan dana menjadi tidak efisien.
Faktor lainnya yang dapat menyebabkan tidak efektif dan efisiennya
pengunaan dana GF-ATM adalah faktor sosial dan politik. Desentralisasi yang
memberi peluang bagi Pemerintah Daerah untuk mengambil andil penting dalam
penanganan masalah kesehatan secara teoritis dapat menyebabkan tercapainya
pelayanan kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan lokal. Namun pada
kenyataannya hal ini lebih mendorong timbulnya disparitas antar daerah dan sulit
terpenuhinya informasi kesehatan yang esensial. Terlebih lagi, peningkatan
pembiayaan yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam pembiayaan pengobatan
kuratif menyebabkan berbagai pelayanan kesehatan preventif dan promotif oleh
Pemerintah Daerah menurun. Keadaan ini dapat menyebabkan disparitas
10
perkembangan penanggulangan masalah penyakit sasaran yakni AIDS,
tuberkulosis, dan malaria antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Gambar 1. Skema pohon masalah
B. Analisis Tujuan
Permasalahan pengelolaan dana GF-ATM yang tidak efisien dan efektif dapat
berdampak luas bagi negara akseptor yang bersangkutan. Berbagai akibat buruk
seperti tidak tercapainya tujuan penanggulangan penyakit AIDS, tuberkulosis, dan
malaria secara berkesinambungan serta hilangnya kepercayaan dari GF-ATM
terhadap negara akseptor. Inilah sebabnya permasalahan ini harus ditanggulangi
dengan benar. Dalam rangka merumuskan strategi penanggulangan masalah-
masalah tersebut, perlu dirumuskan dahulu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-
Ancaman penghentian dana GF-
ATM
Tujuan tidak tercapai Hilangnya kepercayaan terhadap
negara akseptor
Masalah kesehatan global
(AIDS, TBC, dan malaria)
tidak teratasi
Pengelolaan dana GF-ATM
tidak efektif dan efisien
Kinerja SDM tidak
optimal
Sumber daya lainnya
kurang menunjang
Keadaan sosial politik
tidak menunjang
Individu
- Pendidikan/Pela
tihan
- Motivasi kerja
- Stres kerja
- Kepribadian
Organisasi
- Budaya
organisasi
- Atmosfir kerja
- Gaya
kepemimpinan
Keterbatasan
sistem
informasi dan
teknologi
Sarana dan
prasarana
dasar tidak
mendukung
Tidak
adanya dana
penunjang
Biaya kesehatan terutama terkait
penyakit AIDS, TBC, dan
malaria meningkat
11
tujuan tersebut dapat dirangkum dalam suatu pohon tujuan seperti pada Gambar 2
di bawah ini.
Gambar 2. Skema pohon tujuan
Dana GF-ATM tetap mengalir
Target-target kegiatan
tercapai
Kepercayaan GF-ATM terhadap
Indonesia meningkat
Masalah kesehatan global
(AIDS, TBC, dan malaria)
dapat teratasi
Pengelolaan dana GF-ATM
efektif dan efisien
Kinerja SDM
optimal
Sumber daya lainnya
menunjang
Keadaan sosial politik
menunjang
- Pelatihan SDM
- Peningkatan
motivasi kerja
- Beban kerja tidak
berlebihan
- Pembinaan
kepribadian
individu
- Memberantas
budaya korupsi
- Meningkatkan
atmosfir kerja
- Mengembangkan
sistem
kepemimpinan
yang kondusif
Perbaikan
sistem
informasi dan
teknologi
Pengadaan
dan
pengoptimalan
sarana dan
prasarana
dasar
Tersedianya
dana
penunjang
Biaya kesehatan terutama terkait
penyakit AIDS, TBC, dan
malaria dapat ditekan
Peningkatan peran
pemerintah nasional
Perbaikan sistem
ekonomi Indonesia
12
BAB IV. ANALISIS STRATEGI
A. Analisis SWOT
Setelah memahami masalah utama yang terjadi dan tujuan yang akan dicapai
kemudian dapat ditentukan strategi-strategi yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Ada berbagai metode analisis strategi yang dapat digunakan, salah
satunya ialah dengan melakukan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis
atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung
dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Dalam permasalahan penggunaan dana GF-ATM yang tidak efisien dan
efektif di Indonesia dapat dirumuskan komponen-komponen internal dan
eksternalnya sebagai berikut:
Faktor Internal
Kekuatan. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak
yang sebenarnya dapat menjadi modal yang besar apabila dimanfaatkan
dengan baik. Selain itu negara Indonesia pada dasarnya kaya dengan
sumber daya alam yang apabila dikelola dengan optimal dapat mendukung
pembangunan bangsa.
Kelemahan. Seperti yang telah dibahas dalam analisis situasi pada bab
sebelumnya, yang menjadi kelemahan negara Indonesia sebagai akseptor
dana GF-ATM antara lain pada sumber daya manusia, sumber daya alam
dan fisik penunjang, serta keadaan sosial politik terutama kebijakan
otonomisasi daerah. Kelemahan ini menyebabkan disparitas pencapaian
program-program yang didanai oleh GF-ATM.
13
Faktor Eksternal
Kesempatan. Indonesia memiliki berbagai kerjasama internasional baik
dengan pihak pemerintah maupun non-pemerintah. Kerjasama ini dapat
dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan kesehatan negara selain
dari pemanfaatan dana-dana bantuan antara lain dari GF-ATM. Hal ini
dapat menjaga ketahanan proyek penanggulangan penyakit global
meskipun GF-ATM terancam dihentikan akibat berbagai alas an.
Ancaman. Ancaman utama dari proyek GF-ATM ini adalah masalah
krisis ekonomi global. Global fund adalah proyek yang dana bersumber
dari berbagai negara maju yang memberikan komitmennya sebagai donor
dana. Berbagai permasalahan ekonomi global saat ini menyebabkan
banyak negara donor mengurangi sumbangannya bahkan menghentikan
untuk sementara waktu. Akibatnya dana yang terkumpul untuk GF-ATM
menjadi rendah dan mempengaruhi kesinambungan program global
penanggulangan AIDS, tuberkulosis dan malaria.
B. Strategi
Strategi-strategi yang dapat dilakukan dengan mempertimbangkan analisis
SWOT di atas antara lain:
Memberlakukan seleksi yang ketat terhadap perekrutan SDM terkait proyek
GF-ATM
Melaksanaan pendidikan dan pembinaan SDM yang terkait proyek GF-ATM
serta melakukan pembinaan kepribadian individu
Meningkatkan kesejahteraan SDM
Memberantas budaya organisasi yang cenderung melakukan KKN dengan
mengembangkan budaya kejujuran dan transparansi
Meningkatkan keketatan sistem evaluasi proyek GF-ATM terutama dalam
pertanggungjawaban keuangan proyek
Meningkatkan peran pemerintah nasional pusat dan daerah dalam mendukung
proyek GF-ATM
14
Koordinasi dan pengawasan yang optimal dalam pelayanan kesehatan pada
sistem desentralisasi. Pemerintah Pusat harus mengembalikan peran
pemerintah propinsi sebagai penanggungjawab dan pusat koordinasi
pemerintah daerah, sementara pemerintah pusat melakukan rekonstruksi
fungsinya sebagai pihak yang berfokus pada penanganan kesehatan yang
paling essensial dan relevan dengan pola penyakit masa kini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Charles R. 1995. Strategy and Human Resources: a General Managerial
Perspective. New Jersey: Prentice Hall.
Kartasasmita G. 1996. Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan
dan Pemerataan. PT. Pustaka Cidesindo.
Kemenkes, 2011. Konferensi Aliansi Sumber Daya Manusia Kesehatan Se-Asia
Pasifik. (diakses dari: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-
release/1234-konferensi-aliansi-sumber-daya-manusia-kesehatan-se-asia-
pasifik.html, tanggal: 20 Desember 2011)
Jothi. 2009. Global Fund di Indonesia (diakses dari:
http://www.jothi.or.id/node/43, tanggal: 20 Desember 2011)
Rudy, TM. 1998. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: Refika
Aditama.
Stalker, P. 2008. Millenium Development Goals. (Diakses dari:
http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let%20Speak%20Out%20for%20MDGs
%20-%20ID.pdf, pada tanggal: 21 Desember 2011)