the 15* national congress of - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/59612/1/karil13. level...
TRANSCRIPT
The 15* National Congress oflndonesian Society of Pharmacolo$y
The Indonesian Society of Pharmacology(rKAfl)
The lS'nNatronat Congr ess of lh. lndonelran Soaeity ot Pharmacoloogy, October 20, 2016. 'aki'
ta
Level oI tFN-y and lnterleukin-10 ln Tuberculosis Rat Models After Administration of
Centello osiotico Exlract
Arifa Mustikar , Roostantia lndrawatir
'Departenten tarmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Correspondence email: mustikaarif [email protected]
Abstract
Evidence based o1 centello osiotico as immunomodulator in tuberculosis diseases are unclear'
Therefore, the further research of centello osiotico as immunomodulaior are necessary, through
measuring the level of IFN-y and lnterleukin-1.0. Twenty eight male rats infect€d with Mycoboctetium
tuberculosis through intratrachea. After 29 days post infection, rats were divided randomly into four
groups.GroupsT,2,and3weregroupsthatobtainedtheethanolextracto[centelloosioticoal3TSmg / kgBW, 75O mg /kgBW and l'5OO mg / kgBW, during 14 days, peroral and fourth group was the
control group that obtained only vehicle. The measurement of IFN-y and lnterleukin-10 level were
performed by ELISA on the day 15'h . The results have shown that the hithest mean level of IFN-y and
The low€st mean tevel of lnterleukin-lo is the group that obtained the ethanol extract of Centel/s
o;iotico at l50 mg / kgBW. ln conclusion, the ethanol extract of Centello osiotico improve immune
response of iuberculosis rat models, through increased lFNy level'
Keyword : Centetlo osiotico, M.tuberculosis, lFNv, lnterleukin-10
Kadar IFN-y Dan lnterleukin-1o Pada Tikus Model Tuberculosis Setelah Pemberian Ekstrak
Centello osioticd
Abstrak
Bukri ilmiah tentant khasiat centella osiatico sebagai imunomodulator untuk terapi pendamping pada
tuberkulosis masih belum banyak. OIeh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebiir lanjut tentang efek
ekstrak Centeilo oslotlco terhadap respons imun pada tikus model tuberculosis melalui kadar sitokin
IFN-y dan tnterleukin-10. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperinrental pada tikus deDSan
rancangan acak lengkap. Dua puluh deiapan tikus jantan diinfeksi denlean Mycobocterium tuberculosis
secara intratrakeal. pada hari ke-29 setelah infeksi, dua puluh empat tikus dinagisecara acak menjadi4
kelompok. Kelompok 1, 2, dan 3 diberi ekstrak elanol centello os,ot,'co dengan dosis 375m9/kgbb,
7somg/kgbb, lsoomg/kgbb, sekali sehari secara peroral setama 14 hari. Kelompok 4 adalah kelompok
kontrol, diberi vehikulum. Pada hari ke- 15, tikus dikorbankan nya\?anya untuk diambil darahtiya
secara intrakardial dan diperiksa kadar IFN-y dan lnterleukin-10 dengan menggunakan metode ELISA-
Hasil penelitian menunjukkan, rerata tertinggi kadar lFNy pada kelompok tiku: yang diberi ekstrak
eranol Centello osiotrcc dengan dosis 750 rng/kgbb tikus. Rerata terendah kadar lnterleukin-l.O pada
keiompok tikus yang diberi ekstrak etanol centello osiotico dengan dosis 750 rng"/kgbb tikus.
Kesimpulan dari penelitian adalah ekstrak elanol Centella oslotlco memperbaiki respons rmun tikus
model tuberxulosis me!alui peningkatan kJdar iFNv
Kata kunci '. Centello osiotico, M.tuberculosis, IFNY, lnterleukin-10
154
The 15"'National Congre5s of the lndoncsrrir So(r,rty of Pharmacoloogy, O(tober 20, 2016, lalarl.l
PENDAHUI.UAN
Tuberkulosis b€rawal dari irrhalasi bakteri Mycobocterium tubertuiosis ke dalam alveoli paru.
Bakteri berikatan dengan reseptor fagosit yanB t€rdapat diberbagai sel seperti alveolar makrofag, sel
dendritik dan monosit yang masuk dari penrbuluh darah. Makrofag dan sel dendritik mengkespresikan
resJptor faBosit dan toll like receptors (TLR). lkatan spesifik antara TLR dengan patoBen akan
menciptakan sebuah signal transduksi pada host. Sinyal ini akan mengaktifkan Nf-kP, selaniutnya akan
menginduksi sitokin dan kemokin (1). Jadi aktivasi TLR merupakan penghubung yang pentant antararespons imun alami dengan respons inrun selular, Oleh karena itu, respons imun terhadapMycobocterium tuberculosis memetang peranan penting dalam hasil keluaran infeksi Mycobocteriumtuberculosis. Bila seseorang terpapar bakteri tersebul maka keluaran penyakit tertantung respons imunindividu tersebut. Bila respons imun tinggi, maka bakteri akan mati dan individu sehat. Bila responsimun sedang, maka individu tersebut akan mengalami infeki laten, pembawa bakteri dan hanya 10%
men,adisakit (21.
Makrofag dianggap sebagai sel utama pada teriadinya infeksi tuberkulosis. Makrofag alveolarmempunyai peranan esensial untuk mengeliminasi organisme yang masuk ke dalam saluran napas.Makrofag merupakan sel yant pertama yang berinteraksi dengan Mycobocterium tuberculosis. lnteraksiawal antara bakteri dengan makrofag adalah metalui reseptor yang disebut Fc, komplemen, manose,protein surfaktan, dan CD43. Meskipun belum diketahui secara pasti .,ika bakteri berinteraki dengansalah satu atau lebih reseptor tersebut tetapi secara rnvit;"o diketahui bahwa respons makrofagtergantunB pada interaksi ant3ra makrofag dengan salah satu reseptor. lnteraksinya dengan Fc reseptormeningkatkan ptoduksi reoctive cxygen species (Ros) dan menyebabkan {usi antara fagosom yangmengandung bakteri dan lisosom (3). Di sisi lain inieraksi antara bakteri dengan reseptor C3 mencegahrespirotory brust dan memblokir maturasi antara fagosom yang mengandung bakteri dengan mencegahfusi antara fagosom dengan lisosom. lnteraksi Mycobocterium tuberculosis dengan TLR-2 dan TLR-4akan mengaktifkan berbaBai kcnrponer Mycobocterium tuberculosis seperti 19-kDa lipoprotein da,.llipoarabinomannan (tAM) yang akan mergaktifkan makrofag m€lalui TLR-2 dan nrenginduksi lL-12 dansinresis iNOS (1) (4).
Pada infeksi tubekulosis respons ;mun protektif lebih pada respons imun seluler daripada respon imunhumoral yang memproduksi antibodi. Mycobocterium tuberculosls tinggal di datam makrofag danrelatif resisten terhadap mekanisme mikrobisidal yang secara efisien mengeliminasi bakteri lain yangdifagositosis. Hal ini merupakan bagian dari kemampuan bakteri ters€but untuk menghindari aktivasimakrofag oleh IFN-Y dan lL-12 (5, 6) Berbagai studi menunjukkan bahwa sitokin tersebut memegantperanan kritis pada infeksi Mycobocterium tuberculosis baik pada manusia maupun pada hewan.Defisiensi dari ltN-y dan lL-12 atau reseptornya menyebabkan individu lebih rentan terhadap infekitersebut. Lebih dari 20 tahun diasumsikan bahwa induksi sel Th1 menghasilkan respons imun yangprotektif terhadap inteks: tuberkulosis (4).
Respons imun yang paling rnenentukan pertahanan tubuh terhadap bakteri adalah respons imunseluler yang diperankan oleh makrofag. Secara umum rnakrofag akan memfagositosis mikroorganismeyang masuk ke dalam tubuh dan selanjutnya dihambai pertumbuhannya dan dibunuh. mocrophogesintrocellular killing Mycobocterium tubercurosis ini sangat mempengaruhi perkembanganmikroorgaan!sme dan manifestasi kliniknya. gakteri Mycobocterium tuberculosis rnenriliki kemempuanuntuk menghindar dari kemampuan daya bunuh intraseluler nrakrofag dan tetao hidup danberkembang biak di dalanr rnakrofag. Hal ini jugd menyebabkan bakteri tersebut manrpu menghindardari berbagai antibiotik. Kemanrpuart makrofag untuk rnembunuh l\4ycobocterium tuberculosistergantung dari aktifai, oieh sel efektor laannt/a melalul produksi sitok;rr. Bei5a8ai penelitian telah
155
The l5" Natrr,n,il ( onltr.rs! ol lhe lndonelian Soaeity of phar ma(oloogy, Octobcr 20,20l6,lnkirta
membuktikan bahwa aktivasi makrofaB tergantung oleh interferon gamma (lFN-v), tumor necrosis
factor alpha (TM q) dan transforminB Srowth factor beta (TGt 9) (7). lrN-v dan TNF-o merupakan
sitokin activator nrakrofag dan TGF-p merupakan deaktivasi makrofag untuk membunuh M. tuberculosis
intraseluler- Beberapa penelitian baik secara invitro maupun invivo pada hewan coba menunjukkan
bahwa pemberian tuberculin akan menurunkan produksi IFN-y dan mentinduksi TGF-P. Demikian iugapenelitian pada penderita tuberkulosis menunjukkan penurunan IFN-y, lt-2, lL-4 (8) Pada penelitian
lainnya, TNF-o juga mampu meningkatkan produksi nitrit oxide oleh makrofag (4). (etidakseimbangan
satokin menyebabkan kemampuan daya bunuh makrofag menurun. Hal ini dapat dilihat dari
menurunnya reoctive oxygen intermediote dan nitrit oxide yanB dihasilkan oleh makrofag yang diinfeksi
denga$ M. tuberculosis 19,lO).Fenomena ini menunjukkan bahwa elinrinasi Mycobocterium tuberculosis ditentukaoleh respon imrrn
seluler yang diperankan o,eh makrcfag dan sitokin yang merangsang atau menghambat aktivitasmakrofag.
Ekstrak metanol Centello osiotico telah dibuktikan sebagai imunomodulator pada tikus dengan cara
meninBkatkan eksprei dari CD4, CD8, makrofag, imunoglobulin G, M dan A. Hal ini membuktikan bahwaekstrak tersebut dapat mempengaruhi respons imunologi baik humoral maupun seluler. Pada
penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan modulasi respons imun antara ekstrakmelanol Centello oslot,co (EMCA) dengan tablet yang hanya mengandung osioticoside, osiatic ocid danmodecoside (FTECA). EMCA memodulasi responss imun melalui presentasi oleh molekul MHC klas llsedangkan FTECA memodulasi respons imun melalui MHC klas I (3, 11).
Ekstrak etanol Centello osiotico (pegagan) juga dibuktikan meningkatkaD produksi imunoglobulin G
mencit (12). Peneliti ldir.,uga membuktikan bahwa ekstrak tumbuhan tersebut meningkatkan kadarIFN-y secara bertnakna pada makrofag terinfeksi Mycobocteriun tubercLtlosis dan meningkatkanproduksi INF-o tetapi tidak bermakna secara siatistik (13). Peneliti lain juga menunjukkan peningkatantiter antibodi pada pemberian ekstrak tun]buhan tersebut pada ..nencit (14). Fkjtrak air dan etanolcextella osiotico nranrpu meningkatkan kadar TNt-q pada sel kultur makrofag sehat (1.51. centelloosiotico iuga terbukti tidak bersifat toksik dan memiliki khasiat hepatoproteklil pada hewan coba tikusyang diinduksi dengan corbon tetrochloride (L6\.
Sampai saat ini bukti ilmiah tentang khasiat Centello osiotico terutama pada hewan coba yang diinfeksidengan Mycoboierium tuberculosis masih belum banyak data yang dikumpulkan. Hal ini tentu sajamenimbulkan keraguan baik cleh srasyarakat maupun tenaga medis untuk memanf"atkan tanamantersebut sebagai terapi pendamping tuberkulosis. untuk meningkatkan penggunaan tanaman obatCentello osiqtico r.'renjadi obat fitofarmaka sebagai imuno.nodulatcr pada infeksi tuberkulosis, makaperlu dilakukan penelitian ientang pengaruh eksttak Centello osiot,co terhadap respons imun selulerpada iikus yanB Ciinfeksi Mycoboterium tuberculosis. Tuiuan dari penelitian ini adalah untukinengetahui tentanB pengaruh ekstrak Centeilo osiotrco terhadap respons imun seluler pada tikus yangdiinlelsi Mycoboterium tuberculosis meialui kadar sitokin lFN,y dan tL-10.
MATERI DAN METOOE
MATERI
Centello osiatica
lanarnan yang digunakan adalah seluruli tumbuhdn Centella a:iatica yang diperoleh dari gaiai MateriaMedika Batu.
Hewan coba
156
The l5'nNationalConsress ol the lncjonesran Socerty o, Pharmacolooey, October 20, 2015, Jakarta
Hewan coba yang digunakan adalah Rattus Norvegicus dengan jenis kelamin iantan dan berat badan
antara 125 - 200 granr.
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah, tikus ratus norwegicus, simplisia Centello osiatico,
alcohol 7lyo, aquadestilata, carboxy methyl cellulose natrium (CMC Na), tween 80, bakteri M.
tuberculosis, ketamin HCl. Xalasin, pakan tikus, dan elisa kit untuk IFN y dan lnterleukin 10 (no catalog
RrF00).
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang hewan coba, peralataan bedah minor, sonde,
spuit 1 cc, spuit 5cc, spuit 10 cc, vacuum, waterbath, mortar stamper, vacutainer, tabung sntrifuge,
tube 2 cc, mikropipet, Elisa washing, and Elisa reader.
METOD€
EkstI aksi Ce ntel lo o sioti co
Metode ekastraksi Centello osiotico adalah maserasi dengan menggunakan pelarut alcohol 70%. Dosis
ekstrak etanol Certello osiotico adalah jumlah ekstrak elanol Centello osiotica yang diberikan pada tikus
sesuai dengan berat badan secara peroral satu kali sehari selama L4 hari. Oosis ekstrak etanol centella
asiatica adalah 375 m1lK9BB,7s9mglKgBB dan L500mg,/kgBB
Model infeksi tikus
Pembuatan model infeksi tikus dengan M. tuberculosis sesuai dengan tata cara yang telah dilakukanoleh Mustika (17)
Pemeriksaan kadar IFN-V dan lL-10 dalam serum darah tikus
Pemeriksaan kadar IFN-Y dan lL-10 dalam serum darah tikus dengan menggunakan Metode ELISA.
Darah tikus !,anB diambil cjariiantung, didiamkan dalam suhu kamar sanpai terbentuk bekun, kemudiandisentrifus dengan kecepatan 3500 rpm selama 5 menit. Serunr yang d;perolelr dilakukaq pemerik:aankadar dengan menggunakan melode ELISA.
[aik Etik
Prosedur penelitian ini telah mendapat persetuiuan dari Komisi Etik Penelitian Fakultas KedokteranHewan Universitas Airlangga dengan No : 129-KE
HASIT DAN PEMBAHASAN
Hasil penleriksaan efek ekstrak etanol Centello osidt co terhadap kadar lFNy pda serum darah tikusyang diinfeksi dengan M.tuberculosis
Pemeriksaan kadar lFNy pada serum darah tikus dilakukan dengan menggunakan metode ELlsA.
Hasil pemeriksaan kadar lFNy pada serum darah tikus dapat dilihat pada tabel 1. Rerata tertinggi kadarlFNy ada pada kelompok tikus yang diberi ekstrak etanol centello osiotico den1an dosis 750 mg,/kgbbtikus. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat erbedaan yang bermakna antara kelompok yangtidak memperoleh ekstrak dengan kelompok yang memperoleh ekstrak dengan dosis 750 mg/kgbb.Perbedaan yang bermakna juga diiunjukkan antara kelompok yang memperoleh ekstrak etanol dosis375 m&/kggbb dan 1500 mg/'kgbb dengan dosis 750 mg/kgbb
Tabel l Kadar lFNy pada serum darah tikus
DOS IS KADAR I;N Y
375 mB/kB
151
| 154,2
Thr- l5" t.l;ilro..rl CLrngr{]ss of lhe lndonesian Soceity of Pharmacoloogy, Oclober 20' 2016' Jakarta
750 mg/kgbb
1500 m&/kgbb
0 mg/kgbb
2 723,9
3 204,4
4 189,9
5 193,8
6 180,6
1 155,5
2 678,4
3 180,6
4 694,3
5 774,0
6 146,3
1, 174,0
2 L46,3
3 172,7
4 t45,3
5 218,9
5 163,5
| 768,7
2 139,7
3 185,9
4 784,6
5 182,0
6 158,2
Tabel 2. Rerata dan simpangan baku kadar lFNy pada serum darah tikus
Dosis Simpangan baku
0 mg,/kg D2,9.375 mg/kg 714,5',
75O mg/kg 338,18 ^
1500 mg/kg 168,30'
Keterangan : superscript yang berbeda menunjukkan perbedaan yang bermakna
Peningkatan dosis ekstrak etanol Centello osiatlco, tidak diikuti dengan peningkatan kadar lFNy pada
serum darah tikus. Bila dibandingkan antara kelompok yanB tidak nremperoleh ekstrak dengan yang
nremperoleh ekstrak, terdapat pen:ngkatan kaCar lFNy dari dcsis 375 mg/kgbb I€ dosis 75C nrg/kgbb.
Pada dosis 1500 mg/kgbb kadar lFNy justru mengalami penurunan- Data ini menunjukkan bahwa dosis
optimum untuk memicu peningkaatan kad3r lFNy ada pada dosis 750 mg/kgbb, sedangkan pada dosis
1500 mg/kg terjadi penurunan kemungkinan disebabkan karena efek dari down regulotion atau umpan
balik negatrf.
12,8
30
270,O2
27,95
158
The 15"'Natronal[ongress ol rhe lndonesran So(eity of Pharmacoloogy, O(lober 20, 2016. irkarls
Hasil pemeriksaan efek ekstrak elanol Centello osiotrco terhadap kadar lL-10 pda serum darah tikusyang diinfeksi dengan M. tu be rculos is
Pemeriksaan kadar lL'10 pada serum darah tikus dilakukan dengan menggunakan metode ELISA. Hasil
pemeriksaan kadar lL-10 pada serum darah tikus dapat dilihat pada tabel 3. Rerata terendah kadar lL-
10 ada pada kelompok tikus yanB diberi ekstrak etanol centello osiotico dengan dosis 750 m&/kgbb
tikus. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompokyang tidak memperoleh ekstrak dengan kelompok yang memperoleh ekstrak. Walaupun demikian,
rerata menunjukkan bahwa ekstrak etanol Centella asiatica menurunkan kadar lL 10 bila dibandingan
dengan r€rata pada kelompok yang tidak memperoleh ekstrak. Pada dosis 375 mg,ikgbb, rerata yang
didapat sebanding dengan rerata pada kelompok control, sedangkan pada dosis 1500 mg/kgbb.iustruterjadi peningkatan kadar lL 10. Data in menunjukkan bahwa pada dosis tertentu ekstrak etanol
Centello osiotico mempunyai kemungkinan untuk menBhambat respons imun seluler.
Tabel 3 Kadar lL 10 pada serr- d"rah tikus
KADAR IL 10
375 mg/kB
750 mclkcbb
1500 mglkgbb
0 mg,/kgbb
1 1"39,7
2 118,6
3 193,8
4 1,48,9
5 170,1
6 182,0
1 156,9
)_ 1,45,0
3 '135,1
4 142,3
5 172,7
6 742,3
1, t62,1,
2 1,42,3
3 170,1
4 739,1
5 133,1
6 976,8
1 155,9
2 1,41,6
3 165,1
4 1,62,1
5 163,5
6 I50,3
159
The 15'r Natron.rt Congres5 of the lndonesian Soceity of Pharnracoloogy, October 20. 2016, lakarta
Tabel4. Rerata dan simpantan baku kadar lL-10 pada serum darah tikus
Dosis Rerata Simpangan baku
0 mg/kg 157.7500, 7.49607
375 metlk1 158.8S0O, 28.77721
750 mg/kg 149.1500, 73.4657
1500 mg,/kg 287.3s0o., 338.05606
Keterangan : superscript yang berbeda menunjukkan perbedaan yang bermakna
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian adalah ekstrak elanol Centello oslot,co meningkatkan kadar lFNy dan tidakmempengaruhi kadar lL 10 pada tikus yang diinfeksi dengan M.tuberculosis
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada prof.Dr.Agung pranoto,dr.,M.(es.,Sp.pD,K-EMO,FtNASIM
sebagai Dekan Fakultas Kedokteran periode 2o1o,201s dan prof. Dr. soetojo,dr.,sp.u(K) sebagai DekanFakultas Kedokteran Universitas Airlangga P€riode 2015-2020 yang telah memberikan kesempatan danbantuan dana sehingga penelitian ini dapat t€rlaksana dan dipublikasikan pada seminar nasional.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dulfary sdnchez a b, Mauricio Rojas a b, rsrael Herndndez a, Danuta Radzioch c, Luis F. Garcia a
b, Barrera LF. Role of TLR2- and TLR4-mediated signaling in Mycobacterium tuberculosis-induced macrcphaBe death. Cellular lmnrunolcgy 2 C 10;260:12S_36.
2 BHATT K, PADMINI SALGAMEl. Host lnnate l,nmune Response to Mycobacterium tuberculosis.Journal of Clinical lmmunology. 2007;27.
3. Ra.ja A. lmmunology of tubeiculosis. tND|AN JOURNAL OF MEDICAI RESEARCH.2Oo4;72O(41:21.3-32.
4 Adolfo Ro-BVc, Victoria C-pa, Diana A,tn, Ricardo LL, Antonio M-RoM,Jos M,et al. Macrophage and T lymphocyte apoptosis during experimental pulmonary tuberculosis:their relationship to mycobacterial virulence. Eur J lmmunol. 2OO6;36.
5. Herbst S, Schaible UE, Schneider BE. tnterferon Gamma Activated Macrophages KillMycobacteria by Nitric Oxide tnduced Apoptosis. pLoS ONE. 2011;6{5}:e1910S.
6. Ates 0, Topal-sarrkaya A, ongen G, Musellim B. lnterleukin-lo and rumor Necrosis Factor-qGene Polymorphisms in Tuberculosis. Journal of Clinical tmmunology. 2008;28(31:232-6.
7. Wan Y, Chen L, Xing Z, yang T, Sarltosuosso M, tnman 1,4, et al. TNF_alpha is a critical negativeregulator of type L immune activation during int!'acellular bacterial infection. Journal of Clinicallnvestigation [NlM - MEDLtNf ]. 2OO4;113(3):401_13.
8. schluger NW. r'he pathogenesis of rubercurosis. Am r Respir cell Mol Bior 2005;32:251-6.9. schluger N',v. The Pathogenesis of rubercurosis: The First one r-rundred (ancr Twerlty-Trrree)
Years. American journal of respiraiory and criticaicare medicine. 2005;32.10' Sato K, Akaki T, Tomioka H. Differential potentiation of anti mycobacterial activity and reactive
nilrogen intermediate-production abirity of nluri.e peritoneal macrophages activated by
160
J:
i ' The I s'iNar ron.l c ong, els of the lhdonesaan Soceity of Pha rmaco,oogy, october 20, 2016, .lakarta
interleron-Bamma (lFN-) and tumour necrosis factor-alpha (TNF-a). Clin Exp lmmunol.
1998;112:53 8.
11. Gonzalez-Juarrero M, Henao-Tamayo M, Ordway DJ, Kingry LC, Harton M, Basaraba RJ, et al.
lmmune Response to Mycobacterium tuberculosis and ldentification of Molecular Markers ofDisease. AMERICAN JOURNAL OF RESPIRATORY CELL AND MOLECULAR BIOIOGY.
2o09;40(4):398-409.
72. Gitawati R, Asluti Y, Winarno w. Herba pegagan (centella asiatica L): Studi pendahuluan efek
anti mikobakterium secara invitro. Jurnal bahan Alam lndonesia 20O5;4(21:286-91.
13. Mustika A, lndrawati R. EXTRACrS ETHANOL OF Centella asiatica ENHANCE INTERFERON-Y AND
TUMOR NECROSIS FACTOR-q lN MACRoPHAGE CULTURE INFECTED BY Mycobaclerium
tuberculosis. Prosiding 24th Federation ofAsian Pharmaceutical Conggres.2012.
L4. Fatmasari A, lmmaculata l. Efek lmunostimulasi Ekstrak Air Herba Pegagan (Centella asiatica
Urb.) dan Daun Beluntas (Pluchea indica Less.) pada Mencit Swiss Webster Betina: lnstituteTechnology Bandu ng; 2N7.
15. Vinitketkumneun U, Wild C, Punturee K. Thai medicinal plants modulate nitric oxide and tumorn€crosis factor-q in 1774.2 movse macrophages. Journal of Eth nopha rmacology. 2OO4;95(2-
3 ):183-9.16- Anthony A, G 5, B M, V S, J M. Hepatoprotektif effect of centella asiatica ([) in carbon
tet ra hc h lo ride-induced liver iniury in rats. lndian Journal of Pharmaceutical Sciences.
2006;68i'6J:772-6.
L7. Mustika A, Rahaju AS, lndrawati R. PENURUNAN TINGKAT KERUSAKAN JARINGAN PARU TIKUS
TERINFEKSI M. TUBERCUTOSIS OLEH EKSTRAK PEGAGAN MELATUI PENINGKATAN EKSPRESI
TISSUE INHIBITOR of MATRIX METALLOPROTEINASE-1. Jurna I Veteriner. 2O1,a;1-514).
161