tetesan embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...
TRANSCRIPT
Tetesan Embun di Desa Santri
Sibanteng
Editor : Nur Hidayah, MA., Ph. D
Tim Penulis : Annisa Zikri, dkk
TIM PENYUSUN
Tetesan Embun di Desa Santri Sibanteng Buku ini adalah laporan hasil kegiatan Program KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018 di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. ©ABRAR2018_Kelompok KKN141
Tim Penyusun Editor : Nur Hidayah, MA., Ph.D. Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul
Yahya, Intan Permata Harum, dan Hafina Rehana Jannah. Penata Letak : Annisa Zikri. Design Cover : Hilmy Fadhly. Pemeriksaan Teknis Penulisan
: Millatun Hanifah dan Nurul Yahya.
Pemeriksaan Kesesuaian Isi
: Hafina Rehana Jannah dan Annisa Zikri.
Penyediaan Bahan Pustaka dan Gambar
: Muhammad Abiseina Febian, Danang Koencoro, dan Hilmy Fadly.
Kontributor : Muhammad Abiseina Febian, Afaf Nazrat Uyun, Umul Hamida Wilayati, Diana Saadah, Lia Agustina, Hilmy Fadly, Siti Hanifatul Aziz, Intan Permata Harum, Jundi Asyyidiq, Asrul Ummu Darojat, Aly Dzulfiqar, Yasjudan Lidandy Oskandar, Intanzi Lestari, Millatun Hanifah, Nurul Yahya, Danang Koencoro, Hafina Rehana Jannah, Annisa Zikri, Yanti Nianti, Ibu Nur Hidayah, MA., Ph. D (selaku Dosen Pembimbing), H. Supriani (selaku Kepala Desa Sibanteng), Bapak Zaenal Abidin (selaku Sekretaris Desa Sibanteng) dan seluruh warga Desa Sibanteng.
Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)-LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Kelompok KKN ABRAR
iii
iv
“Pengetahuan yang baik adalah yang memberi manfaat. Bukan yang hanya diingat”.
Imam al -Syafi’i
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji dan syukur kami panjatkan pada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, karena atas limpahan nikmat, karunia, rahmat, hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan KKN-PpMM 2018 yang berjudul
“Tetesan Embun di Desa Santri Sibanteng”. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi
wa Sallam, keluarga, dan para sahabatnya serta pengikutnya hingga Hari
Kiamat.
Buku laporan hasil KKN ini disusun sesuai dengan kegiatan yang
penulis lakukan selama berada di Desa Sibanteng dari tanggal 20 Juli-20
Agustus 2018, sebagai salah satu upaya penulis mendokumentasikan hasil
kegiatan pengabdian mahasiswa di masyarakat (KKN-PpMM) dalam
bentuk buku. Dengan berbagi ilmu dan pengalaman dari apa yang kami
dapatkan selama di bangku kuliah, kami berharap dapat memberikan
motivasi kepada masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja untuk
meneruskan cita-cita kami dalam membangun desa.
Selama proses penulisan tugas kelompok KKN ini, tim penulis
banyak dibantu oleh berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini
perkenankanlah kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M. Ag selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah merealisasikan Tridarma Perguruan
Tinggi dengan dilaksanakannya program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
2. Bapak Djaka Badranaya, ME selaku Kepala Pusat Pengabdian kepada
Masyarakat yang telah memberikan pengarahan dan pengetahuan yang
luas mengenai hakikat dan tujuan dari Kuliah Kerja Nyata (KKN).
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M. Ag selaku Koordinator Program Pengabdian
kepada Masyarakat yang telah sabar membimbing dan mengarahkan
kami dalam menulis buku laporan hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN).
4. Ibu Nur Hidayah, MA., Ph. D selaku dosen pembimbing KKN ABRAR
141 yang senantiasa membimbing dan mendampingi penulis dalam
persiapan, pelaksanaan, maupun penyusunan buku laporan hasil Kuliah
Kerja Nyata (KKN).
5. Bapak H. Supriani selaku Kepala Desa Sibanteng yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
vi
6. Seluruh Staf Desa Sibanteng yang telah membantu terlaksananya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
7. Bapak Ketua RT dan Ketua RW Desa Sibanteng, khususnya Ketua RT dan Ketua RW Dusun Gunung Peteuy yang telah ikut berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
8. Kepala Sekolah serta Guru SD Negeri 02 Sibanteng yang telah mengizinkan kami untuk melaksanakan kegiatan Praktik Hidup Bersih dan Sehat di sekolah.
9. Kepala Sekolah SMP Negeri Satu Atap 1 Leuwisadeng yang telah mengizinkan kami untuk menggunakan lapangan sekolah dalam melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
10. Kepala Sekolah MI Mathla’ul Anwar yang telah mengizinkan kami untuk menggunakan ruang kelas pada kegiatan Seminar Pra-Nikah.
11. Pimpinan Pondok Pesantren Gerakan Persatuan Santri Salaf yang telah mengizinkan kami untuk mengajar dan berinteraksi langsung dengan para santri.
12. Ketua Komnas Perempuan yang telah memberikan bantuan berupa buku kepada kelompok kami untuk disebar ke sekolah-sekolah tempat kami melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
13. Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Bina Insani Qur’ani Susukan Cirebon yang telah memberikan bantuan berupa al-Qur’an.
14. Keluarga Mang Husni yang telah mengizinkan kami untuk membantu mengajar mengaji anak-anak.
15. Seluruh masyarakat Desa Sibanteng, terkhusus masyarakat Gunung Peteuy yang telah menyambut kami dengan hangat dan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang kami laksanakan.
16. Kedua orang tua dan keluarga kami yang selalu memberikan dukungan
dan do’a sehingga kami bisa sampai sekarang ini. Terlepas dari keberhasilan yang telah kami capai, kami menyadari
bahwa selama pelaksanaan KKN di Desa Sibanteng terdapat banyak kekurangan yang telah kami lakukan. Melalui laporan ini, kami atas nama peserta KKN ABRAR 141 menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-
dalamnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan keberkahan disetiap usaha dan karya kita Bersama.
Ciputat, 11 September 2018
TIM PENULIS
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR TIM PENYUSUN ........................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiii
TABEL IDENTITAS KELOMPOK .......................................................................... xv
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................... xvii
CATATAN EDITOR .................................................................................................. xix
BAGIAN 1: DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN ................................................1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 3
A. Dasar Pemikiran ....................................................................................... 3
B. Kondisi Umum Desa Sibanteng ........................................................... 4
C. Permasalahan Utama Desa .................................................................... 5
D. Profil Kelompok KKN ABRAR 141...................................................... 6
E. Fokus dan Prioritas Program .............................................................. 13
F. Sasaran dan Target ................................................................................. 14
G. Jadwal Pelaksanaan Program .............................................................. 17
H. Pendanaan dan Sumbangan ................................................................ 19
I. Sistematika Penyusunan ...................................................................... 19
BAB II METODE PENGABDIAN ............................................................................. 21
A. Pendekatan .............................................................................................. 22
B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat ................................................ 24
C. Penyusunan Program ........................................................................... 26
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan .............................. 28
BAB III KONDISI DESA SIBANTENG KECAMATAN LEUWISADENG.. 35
A. Sejarah Desa Sibanteng ......................................................................... 35
B. Letak Geografis Desa Sibanteng ......................................................... 36
C. Struktur Penduduk Desa Sibanteng .................................................. 38
D. Sarana dan Prasarana Desa Sibanteng .............................................. 41
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PENGABDIAN ................. 49
A. Kerangka Pemecahan Masalah .......................................................... 49
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat ........... 61
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masayarakat 84
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil ....................................................... 100
viii
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 103
A. Kesimpulan ............................................................................................ 103
B. Rekomendasi ......................................................................................... 104
BAGIAN II: REFLEKSI HASIL KEGIATAN ....................................................... 107
BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF ...................................................... 109
A. Afaf Nazrat Uyun: CERITA DARI GUNUNG PETEUY ............ 109
B. Aly Dzulfiqar: SECERCAH CAHAYA DI NEGERI IMPIAN ....... 118
C. Annisa Zikri: SEBUAH KENANGAN YANG TAK KAN
TERLUPAKAN..................................................................................... 128
D. Asrul Ummu Darojat: PERTEMUAN YANG TAK KAN PERNAH
TERULANG DI NEGRI SIBANTENG ......................................... 143
E. Danang Koencoro: SEKEPAL CERITA BERJUTA MAKNA ..... 153
F. Diana Saadah: TIGA PULUH HARI DI DESA SIBANTENG .... 162
G. Hafina Rehana Jannah: SETITIK CAHAYA DI BARAT
SIBANTENG .......................................................................................... 171
H. Hilmy Fadhly: EMBUN PAGI DI SIBANTENG ............................. 185
I. Intan Permata Harum: MENGUKIR KISAH DI DESA
SIBANTENG ......................................................................................... 194
J. Intanzi Lestari: SERIBU SATU PELAJARAN DARI DESA
SIBANTENG ........................................................................................ 203
K. Jundi Assyidiq: DARI MAHASISWA UNTUK SIBANTENG ... 213
L. Lia Agustina: REKAM JEJAK DI SIBANTENG ............................ 222
M. Millatun Hanifah: JATUH HATI DI DESA SIBANTENG ........... 232
N. Muhamad Abiseina Febian: MAHASISWA BARU DAN KKN .... 241
O. Nurul Yahya: SEPENGGAL KISAH DI DESA SIBANTENG .... 250
P. Siti Hanifatul Aziz: TAK SEKEDAR 2500 KATA ......................... 259
Q. Umul Hamida Wilayati: ANGIN DINGIN YANG BERBALUT
KEHANGATAN OLEH RASA KEPEDULIAN DAN KASIH
SAYANG ................................................................................................. 271
R. Yanti Nianti: BELAJAR BAHAGIA DENGAN BERSYUKUR DI
DESA SIBANTENG ............................................................................ 281
S. Yasjudan Lindady Oskandar: SEBUAH KEBAHAGIAAN DI
ANTARA GUNUNG-GUNUNG SIBANTENG ....................... 293
ix
BAB VII KESAN WARGA ATAS KEGIATAN KKN....................................... 303
A. Kesan Tokoh Masyarakat ................................................................. 303
B. Kesan Warga ........................................................................................ 303
C. Kesan Remaja dan Anak-anak ........................................................ 303
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 305
BIOGRAFI SINGKAT KKN ABRAR 141 UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA ..................................................................................................................... 307
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 317
x
“Lakukanlah kebaikan sekecil apapun, karena engkau tidak pernah tahu kebaikan yang
mana yang akan membawamu ke surga”.
Imam Hasan Al-Basri
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1: Prioritas Program dan Kegiatan ........................................................... 13
Tabel 1. 2: Sasaran dan Target Kegiatan ................................................................. 14
Tabel 1. 3: Kegiatan Pra KKN .................................................................................... 17
Tabel 1. 4: Jadwal Pelaksanaan Program ................................................................ 18
Tabel 1. 5: Laporan dan Evaluasi Program ............................................................. 18
Tabel 1. 6: Pendanaan ................................................................................................... 19
Tabel 1. 7: Sumbangan ................................................................................................. 19
Tabel 2. 1: Kondisi Monografis Desa Sibanteng ................................................... 23
Tabel 3. 1: Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ......................................... 39
Tabel 3. 2: Fasilitas Keagamaan ............................................................................... 39
Tabel 3. 3: Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ................... 40
Tabel 3. 4: Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................ 41
Tabel 3. 5: Sarana Pemerintahan ............................................................................. 41
Tabel 3. 6: Sarana Pendidikan ................................................................................. 42
Tabel 3. 7: Sarana Kesehatan ................................................................................... 43
Tabel 3. 8: Sarana Perhubungan ............................................................................. 44
Tabel 3. 9: Sarana Perekonomian ........................................................................... 45
Tabel 3. 10: Sarana Pertanian dan Pengairan ...................................................... 46
Tabel 3. 11: Sarana Keagamaan .................................................................................47
Tabel 4. 1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan .................................................. 49
Tabel 4. 2: Matriks SWOT Bidang Lingkungan dan Kebersihan ................. 52
Tabel 4. 3: Matriks SWOT Bidang Sosial dan Ekonomi .................................. 54
Tabel 4. 4: Matriks SWOT Bidang Keagamaan .................................................. 57
Tabel 4. 5: Matriks SWOT Bidang Kesehatan .................................................... 59
Tabel 4. 6: Kegiatan Bimbingan Belajar.................................................................. 61
Tabel 4. 7: Kegiatan Renovasi Warung Baca ........................................................ 63
Tabel 4. 8: Kegiatan Pengadaan Lemari Masjid .................................................. 65
Tabel 4. 9: Kegiatan Pengadaan Meja Belajar ...................................................... 66
Tabel 4. 10: Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid ..................... 68
Tabel 4. 11: Kegiatan Pengadaan Plang Nama Masjid ........................................ 70
Tabel 4. 12: Kegiatan Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid ................... 72
Tabel 4. 13: Kegiatan Pengadaan Papan Tulis ...................................................... 73
Tabel 4. 14: Kegiatan Pengadaan Tempat Sampah ............................................. 75
Tabel 4. 15: Kegiatan Gebyar Kemerdekaan ......................................................... 77
Tabel 4. 16: Kegiatan Pengadaan Timbangan Bayi .............................................. 79
xii
Tabel 4. 17: Kegiatan Senam Ceria ........................................................................... 81
Tabel 4. 18: Kegiatan Gotong Royong .................................................................... 83
Tabel 4. 19: Kegiatan Pelatihan MC ....................................................................... 84
Tabel 4. 20: Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia Dini ........... 86
Tabel 4. 21: Kegiatan Seminar Sadar Hukum ....................................................... 88
Tabel 4. 22: Kegiatan Pembagian Bibit Toga .......................................................90
Tabel 4. 23: Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan............................................. 92
Tabel 4. 24: Kegiatan Pelatihan Produk Olahan ................................................ 94
Tabel 4. 25: Kegiatan Pelatihan IT ......................................................................... 96
Tabel 4. 26: Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ................................... 98
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1: Peta Desa Sibanteng ............................................................................ 22
Gambar 3. 1: Peta Desa Sibanteng ............................................................................. 37
Gambar 3. 2: Peta Lokasi Pengabdian ..................................................................... 38
Gambar 3. 3: Kantor Desa ............................................................................................ 41
Gambar 3. 4: Kantor KUA .......................................................................................... 42
Gambar 3. 5: Gedung SDN Sinar Jaya ..................................................................... 42
Gambar 3. 6: Gedung SMK Pesona Dywntara ..................................................... 43
Gambar 3. 7: Posyandu Anggrek 5 ........................................................................... 43
Gambar 3. 8: Bidan Vita Megasari ........................................................................... 44
Gambar 3. 9: Jalan Negara .......................................................................................... 44
Gambar 3. 10: Gorong-Gorong .................................................................................. 45
Gambar 3. 11: Toko ....................................................................................................... 45
Gambar 3. 12: Toko Kelontong ................................................................................. 46
Gambar 3. 13: Irigasi ..................................................................................................... 46
Gambar 3. 14: Sungai/Kali ...........................................................................................47
Gambar 3. 15: Masjid Al-Khoer..................................................................................47
Gambar 3. 16: Masjid Nurul Hikmah ...................................................................... 48
Gambar 4. 1: Kegiatan Bimbingan Belajar .............................................................. 63
Gambar 4. 2: Kegiatan Renovasi Warung Baca ................................................... 65
Gambar 4. 3: Kegiatan Pengadaan Lemari Masjid .............................................. 66
Gambar 4. 4: Kegiatan Pengadaan Meja Belajar .................................................. 68
Gambar 4. 5: Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid .................... 70
Gambar 4. 6: Kegiatan Pengadaan Plang Nama Masjid ..................................... 71
Gambar 4. 7: Kegiatan Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid ................. 73
Gambar 4. 8: Kegiatan Pengadaan Papan Tulis .................................................... 75
Gambar 4. 9: Kegiatan Pengadaan Tempat Sampah ........................................... 76
Gambar 4. 10: Kegiatan Gebyar Kemerdekaan ..................................................... 79
Gambar 4. 11: Kegiatan Pengadaan Timbangan Bayi ........................................... 81
Gambar 4. 12: Kegiatan Senam Ceria ...................................................................... 82
Gambar 4. 13: Kegiatan Gotong Royong ................................................................ 84
Gambar 4. 14: Kegiatan Pelatihan MC ................................................................... 86
Gambar 4. 15: Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia Dini ........88
Gambar 4. 16: Kegiatan Seminar Sadar Hukum .................................................. 90
Gambar 4. 17: Kegiatan Pembagian Bibit Toga .................................................... 92
Gambar 4. 18: Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan ......................................... 94
xiv
Gambar 4. 19: Kegiatan Pelatihan Produk Olahan .............................................. 96
Gambar 4. 20: Kegiatan Pelatihan IT ..................................................................... 97
Gambar 4. 21: Kegiatan Praktik Hidup Bersih dan Sehat ................................ 100
xv
TABEL IDENTITAS KELOMPOK
Kode 02/Bogor/Sibanteng/141
Desa Sibanteng
Kelompok ABRAR 141
Dana Rp 25.250.000
J.Mahasiswa 19 orang
J.Kegiatan 11 Kegiatan
J.Pembangunan
Fisik
10 Kegiatan yaitu : Pembagian Bibit
Toga, Pengadaan Tong Sampah,
Renovasi Warung Baca,
Pengadaan Lemari untuk Masjid,
Pengadaan Meja Belajar,
Pengadaan Plang Penunjuk Arah
dan Papan Nama Masjid,
Pengadaan Timbangan Bayi,
Pengadaan Alat Kebersihan untuk
Masjid, dan Pengadaan Papan
Tulis.
02.04.
141
xvi
“Untuk mendapatkan apa yang diinginkan, kau harus bersabar dengan apa yang Kau
benci.”
Imam Ghazali
xvii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Buku yang berjudul “Tetesan Embun di Desa Santri Sibanteng”
disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Sibanteng selama
32 hari. Ada 19 orang mahasiswa yang terlibat di kelompok ini, berasal dari
9 fakultas yang berbeda. Kami menamai kelompok ini dengan KKN ABRAR
dengan nomor kelompok 141. Kami dibimbing oleh Ibu Nur Hidayah, MA.,
Ph.D beliau adalah dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tidak kurang dari 21
kegiatan yang telah kami lakukan di Desa Sibanteng, yang sebagian besarnya
merupakan pemberdayaan dan sebagian kecilnya adalah pelayanan kepada
masyarakat. Dengan fokus pada 2 RW, kegiatan-kegiatan yang kami
lakukan menghabiskan dana sekitar Rp25.250.000. Dana tersebut kami
dapatkan dari iuran angota kelompok KKN sebesar Rp19.000.000,- dan dana
penyerta Program Pengabdian pada Masyarakat Dosen (PpMD) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebesar Rp6.250.000, -.
Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah
keberhasilan yang telah kami raih yaitu:
1. Bertambahnya pengetahuan masyarakat terutama ibu-ibu dalam
membuat kerajinan tangan yaitu merajut dan produk olahan berupa
nugget tempe serta frozen banana.
2. Bertambahnya pengetahuan peserta didik Sekolah Dasar mengenai
pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
3. Bertambahnya pengetahuan ibu-ibu mengenai ilmu pernikahan.
4. Bertambahnya pembangunan fisik, antara lain Penghijauan, Pengadaan
Tempat sampah, Pengadaan Papan Plang Penunjuk Arah Masjid,
Pengadaan Papan Plang Nama Masjid, Pengadaan Timbangan Bayi,
Pengadaan Lemari untuk Masjid, Pengadaan Papan Tulis untuk TPA,
Renovasi Warung Baca, Pengadaan Meja Belajar untuk TPA dan
Pengadaan Perlengkapan Kebersihan untuk Masjid.
5. Bertambahnya pengetahuan masyarakat seputar hukum dalam
penyelenggaraan pemilihan kepala desa.
Saat merencanakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah
kendala yang kami hadapi, antara lain:
1. Kurangnya waktu untuk koordinasi antara pihak internal anggota
kelompok dengan tokoh desa sehingga peserta yang mengikuti kegiatan
tidak tepat sasaran.
xviii
2. Terbatasnya transportasi untuk melaksanakan program yang jauh dari
tempat kami tinggal.
Namun, sekalipun demikian, kami pada akhirnya bisa
merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-
kekuranganya adalah:
1. Kurangnya interaksi dengan warga secara menyeluruh karena
keterbatasan waktu.
2. Kurangnya program yang bersifat aplikatif guna meningkatkan
kemandirian warga.
xix
PEMBERDAYAAN UNTUK KEADILAN
(Sebuah Catatan Editor)
Oleh: Nur Hidayah, MA., Ph. D
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirobbil’alamin, pertama dan paling utama marilah kita
panjatkan Puji Syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
memberikan banyak kenikmatan, Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya kepada
kita semua, sehingga Kelompok KKN ABRAR 141 yang berlokasi di Desa
Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat,
pada akhirnya dapat terselenggarakan dan berakhir dengan sangat baik.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi kita Nabi
Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam, yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan sampai zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Semoga kita sebagai umatnya selalu mendapat syafaatnya hingga akhir
zaman. Aamiin.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program rutin yang
diselenggarakan oleh hampir semua Perguruan Tinggi di Negara Indonesia.
Program KKN yang dilaksanakan oleh PPM (Pusat Pengabdian Masyarakat)
UIN Jakarta khususnya diselenggarakan di berbagai desa/lurah dan wilayah
sekitar untuk meneguhkan keberadaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang memiliki komitmen pengabdian dan kepedulian terhadap
pengembangan masyarakat sekitar. Kepedulian ini diwujudkan tidak hanya
pada pengembangan ranah pendidikan namun juga pada pengembangan
potensi masyarakat pada ranah sosial dan ekonomi yang mereka miliki.
Buku ini terdiri dari tujuh bagian:
Bagian 1 adalah Prolog, yang berisi tentang penjelasan umum KKN,
kelompok KKN yang melaksanakan pengabdian di Desa Sibanteng,
Kecamatan Leuwisadeng, judul yang diusung “Tetesan Embun di Desa Santri
Sibanteng” serta Sistematika penyusunan laporan.
Bagian 2 adalah Bab I berupa Pendahuluan. Isi dari bab ini adalah dasar
pemikiran, kondisi desa, permasalahan desa, kompetensi anggota kelompok,
fokus atau prioritas program, sasaran dan target, jadwal pelaksanaan
program, dan pendanaan.
Bagian 3 adalah Bab II berupa penjelasan mengenai metode intervensi
yang digunakan oleh kelompok KKN pada saat melakukan pengabdian, serta
penjelasan mengenai literatur yang membahas tentang Desa Sibanteng,
xx
Kecamatan Leuwisadeng, baik dari hasil pelacakan dari modul Profil Desa
yang diberikan dan data dari BPS Kabupaten Bogor.
Bagian 4 adalah Bab III Bab ini berisi penjelasan rinci mengenai kondisi
Desa Sibanteng, baik dari sisi sejarah, letak geografis, struktur penduduk,
sarana dan prasarana.
Bagian 5 adalah Bab IV Bab ini merupakan penjelasan inti dari hasil
kegiatan KKN ABRAR 141 diawali dengan kerangka pemecahan masalah
yang berupa SWOT dari Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng,
kemudian deskripsi hasil pelayanan dan pemberdayaan, terakhir dijelaskan
sejumlah data orang mendukung dan menghambat pelaksanaan program.
Bagian 6 adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi.
Bagian 7 adalah Epilog. Bagian ini menjelaskan sejumlah kesan yang
diterima kelompok dari masyarakat Desa Sibanteng, Kecamatan
Leuwisadeng terhadap keberadaan kelompok KKN ABRAR 141, juga kisah
inspiratif dari setiap anggota kelompok atas makna dan manfaat kegiatan
KKN bagi mereka.
Alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan untuk membimbing,
Kelompok KKN ABRAR 141 untuk tahun anggran 2018 ini. Dari awal ketika
pertama kali diperintahkan untuk menjadi pembimbing, saya memiliki
harapan yang baik dengan proposal yang diajukan dengan program kerja
yang baik. Begitu dilaksanakan semua berjalan dengan baik bahkan saya
mendapatkan tim yang sangat solid dan bisa bekerja sama antara satu
dengan yang lainnya dan memungkinkan untuk menjalankan program kerja
yang maksimal, dengan beragam kegiatan tersebar dari mulai program
pendidikan, keagamaan, sosial, budaya, ekonomi, bahkan hukum. Terbukti
alhamdulillah bisa dikatakan semua program kerja terlaksana kecuali yang
tidak memungkinkan karena memang alasan teknis dan lain sebagainya
sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, seperti rencana
program penyuluhan kesehatan JKN/BPJS (Jaminan Kesehatan
Nasional/Badan Penyelenggaran Jaminan Kesehatan).
Dalam waktu sebulan rasanya sangat singkat dengan program kerja
yang begitu banyak. Namun alhamdulillah semuanya terlampaui dan
ditambah dengan anggaran yang mungkin sangat sedikit, karena
pemangkasan anggaran. KKN tahun ini hanya mendapat dana 62,5% dari
PPM dibandingkan KKN tahun lalu, sehingga cukup membuat tersendat
jalannya beberapa kegiatan. Tapi alhamdulillah semuanya dapat dilalui
dengan baik. Semoga tim ini adalah tim istimewa yang kemudian akan
xxi
berlanjut ke masa yang akan datang dan menjadi tim yang benar-benar solid
dalam keberagaman kegiatan dan juga dapat saling mengisi sehingga
semuanya meraih kesuksesan. Aamiin.
Kelompok KKN ABRAR 141 ini membentuk kegiatan dengan tema
“Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa
yang Mandiri, Kreatif, dan Terintegrasi”. Tema ini diangkat dengan harapan
bahwa keberadaan mahasiswa di lokasi KKN dapat membantu desa dalam
bentuk pembangunan secara fisik maupun non fisik serta melakukan
kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi yang dimiliki Desa
Sibanteng sehingga Sibanteng dapat bertransformasi menuju desa yang
mandiri, kreatif dan terintegrasi. Sebuah visi misi yang sangat idealis yang
sebagiannya dapat tergambar dari beberapa program kegiatan yang telah
dilakukan.
Dari survei yang dilakukan, peserta KKN dapat memetakan kondisi
Desa Sibanteng secara umum sehingga ditemukanlah 5 (LIMA) bidang
permasalahan yang menjadi fokus prioritas kelompok ini. Permasalahan ini
meliputi bidang: Pendidikan, Keagamaan, Sosial dan Ekonomi, Kesehatan
dan Kebersihan, serta Kesadaran Hukum.
Semua program kegiatan sudah terlaksana dengan baik dan
mendapat respon yang positif dari masyarakat dan aparat desa. Dalam
menjalankan setiap program kegiatan, peserta KKN juga berkomunikasi
dengan baik satu sama lain sehingga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
berhasil dengan tepat waktu dan efisien.
Sebagai dosen pembimbing yang terus mendampingi kelompok KKN
ABRAR 141 dari sejak formulasi program kerja, survei, pembukaan,
monitoring dan evaluasi, penutupan, hingga penyusunan laporan KKN
ABRAR 141 ini, saya memberikan apresiasi yang sangat luar biasa. Pertama
kepada PPM UIN Jakarta yang telah membantu memfasilitasi diperolehnya
dana bantuan KKN tahun ini sebesar Rp6.250.000,- kepada setiap kelompok
KKN, yang pada awalnya tidak ada anggaran sama sekali, namun dengan
strategi dan pendekatan yang dilakukan PPM, akhirnya bantuan ini
diperoleh, meskpiun lebih kecil 37,5% dibandingkan dana KKN kelompok
tahun lalu sebebar Rp10.000.000,-. Dana ini merupakan stimulus yang luar
biasa sehingga para mahasiswa termotivasi untuk melaksanakan program-
program pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat yang telah
dicanangkan.
xxii
Kedua, apresiasi ini saya persembahkan kepada para mahasiswa
kelompok KKN ABRAR 141 tercinta yang telah mendedikasikan waktu,
tenaga, fikiran bahkan menyisihkan sebagian dana untuk mampu
melaksanakan program-program kerja KKN ini. Di tengah berbagai
kesibukan lainya berupa perkuliahan, kegiatan intra/ekstra kurikuler
kemahasiswaan, bahkan beberapa di antara mereka juga harus bekerja untuk
membantu menafkahi diri dan keluarganya, mereka akhirnya mampu
berkonsentrasi menyelesaikan KKN ini selama kurang lebih satu bulan
lamanya di lokasi desa yang dikelilingi panorama alam Gunung Peteuy yang
sangat indah meskipun terletak cukup jauh dan terisolisir dari keramaian
kota.
Ketiga, apresiasi ini saya berikan kepada para aparat pemerintah dan
desa yang telah memberikan sambutan dan dukungan yang luar biasa kepada
kelompok KKN ABRAR 141 untuk dapat melaksanakan program-
programnya di Desa Sibanteng. Sejak awal survei, saya mengajak para
mahasiswa untuk melakukan silaturahim dan pendekatan serta membuka
komunikasi dengan aparat setempat. Terima kasih khususnya kami ucapkan
kepada Bapak Camat Leuwisadeng, Kepala Desa Sibanteng dan para
aparatnya beserta para tokoh masyarakat Desa Sibanteng yang telah
memfasilitasi terselenggaranya program-program kerja KKN ABRAR 141
dengan baik.
Keempat, kepada seluruh warga Sibanteng, khususnya Dusun
Gunung Peteuy, yang telah memberikan sambutan hangat dan dukungan
yang luar biasa atas terselenggaranya berbagai program-program kerja KKN
ABRAR 141. Kepada merekalah diharapkan program-program kerja KKN
ABRAR 141 dapat terus dilanjutkan sehingga kemanfaatan dan
keberlanjutan program-program kerja KKN ABRAR 141 dapat terus
dilanjutkan.
Sebagai refleksi akhir, sesungguhnya dengan berbagai keterbatasan
waktu dan biaya, KKN ABRAR 141 ini dapat dikatakan sudah menunjukkan
prestasi yang luar biasa dengan sederet program pemberdayaan dan
pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan. Namun, dengan waktu
dan dana yang terbatas ini, tentu harapan yang digantungkan KKN ABRAR
141 untuk membantu mewujudkan Desa Sibanteng sebagai desa yang
mandiri, masih membutuhkan perjuangan dan kerja keras, yang diharapkan
dapat dilanjutkan oleh para aparat dan seluruh warga Desa Sibanteng.
Misalnya, program untuk membantu membangun potensi wisata Desa
xxiii
Sibanteng, belum mampu diwujudkan karena hal ini membutuhkan jangka
waktu yang lebih lama dan dukungan dana yang cukup besar pula,
khususnya dari aparat desa setempat.
Membimbing 19 mahasiswa KKN ABRAR 141 juga bukan merupakan
hal yang mudah mengingat mereka juga memiliki kesibukan masing-masing
sehingga terkadang sulit untuk mengkoordinasikan mereka dengan
program-program kerjanya. Saya telah menekankan beberapa program
pemberdayaan ekonomi untuk diintegrasikan dalam program kerja KKN
ABRAR 141 agar program mereka dapat berkelanjutan, seperti pelatihan
internet marketing dan integrasi ke dunia bisnis digital disesuaikan dengan
konteks lokal Desa Sibanteng. Namun beberapa program ekonomi yang
diharapkan dapat membantu keberlanjutan program pemberdayaan ini,
belum dapat diwujudkan. Sehingga program pemberdayaan ekonomi untuk
menumbuhkan kewirausahaan di Desa Sibanteng, masih sekedar
pemberdayaan individual yang keberlanjutannya diharapkan dapat dibantu
oleh aparat Desa Sibanteng. Sebagai alternatifnya, mereka menawarkan
program pemberdayaan hukum, seperti Seminar Pencegahan Pernikahan
Dini dan Seminar Kesadaran Hukum, yang di satu sisi baik untuk
pembangunan kesadaran dan pemberdayaan hukum dan hak-hak warga
Desa Sibanteng, namun program-program pemberdayaan ini masih belum
komprehensif dan terintegritas.
Namun, di balik berbagai kekurangan ini, program-program kerja
KKN ABRAR 141 yang telah terlaksana dengan baik ini tentu patut
diapresiasi. Semoga pengalaman mereka KKN di Desa Sibanteng ini dapat
menjadi bekal pembelajaran kepada setiap anggota KKN ABRAR 141 agar
selalu termotivasi untuk melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dan
perubahan sosial ke arah yang lebih baik di manapun kelak mereka akan
mengabdikan diri dan ilmunya di tengah masyarakat dan berkontribusi
secara positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Atas terlaksananya kegiatan KKN dengan sangat baik di Desa
Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
ini, saya ingin mengucapkan sekali lagi terima kasih khususnya kepada
berbagai pihak yang terlibat terutama kepada PPM UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ajang dan arahan bagi kegiatan ini, kepada
Kepala Desa, Sekretaris Desa, beserta seluruh jajarannya yang telah dengan
sangat baik menyambut dan menerima kami untuk mengabdi di Desa
Sibanteng yang dipimpinnya. Tak lupa juga kepada seluruh masyarakat Desa
xxiv
Sibanteng yang dengan keramahannya dan antusiasmenya terhadap semua
kegiatan-kegiatan KKN yang kami laksanakan dan terutama kepada semua
Teman-teman Mahasiswa KKN yang ditempatkan di Desa Sibanteng ini
yang telah menyumbangkan dan mengabdikan dengan tulus dan ikhlas
seluruh pemikiran dan tenaganya bagi pengembangan potensi dan sumber
dayanya. Semoga semua pengabdian ini bermanfaat bagi semua masyarakat
Desa Sibanteng khususnya dan bagi penguatan keilmuan Teman-teman
Mahasiswa KKN pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Ciputat, 24 September 2018
Nur Hidayah, MA., Ph. D
BAGIAN I:
DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN
2
“Jika Tuhan membimbingmu untuk mengingat-Nya. Itu adalah tanda bahwa Tuhan
Cinta padamu”.
Ali bin Abi Thalib
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada hakekatnya merupakan perwujudan
dari salah satu Tridarma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada
masyarakat, yang bersifat lintas disiplin (interdisipliner) dan merupakan
komponen keilmuan, teknologi dan seni secara aplikatif guna membantu
kehidupan masyarakat, utamanya di pedesaan. Dengan KKN diharapkan
para mahasiswa dapat membantu masyarakat dalam menghadapi kesulitan-
kesulitan yang dihadapi sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing.
Melalui KKN ini pula mahasiswa dapat membantu merealisasikan program-
program pemerintah dalam rangka melaksanakan pemerataan
pembangunan di pedesaan.
KKN merupakan suatu kegiatan yang dirasa penting baik bagi
mahasiswa maupun bagi masyarakat. Bagi mahasiswa, KKN merupakan
aktivitas belajar yang dilakukan lintas keilmuan dalam menggali,
menghayati dan mencari solusi masalah-masalah pembangunan masyarakat
di pedesaan. Bagi masyarakat desa, KKN diharapkan dapat memberikan
semangat baru untuk menggerakkan pembangunan desa.
Mahasiswa setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam
masyarakat. Jadi fungsi lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat
kepeloporan dalam bentuk dan proses perubahan masyarakat. Karenanya
kelompok mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta pembaharuan masyarakat
atau “agent of social change”. Kelompok mahasiswa dengan sifat dan watak
tersebut adalah generasi muda yang harus mempersiapkan diri untuk
menerima estafet pimpinan bangsa dari generasi sebelumnya pada saat yang
akan datang. Mereka bukan kelompok tradisionalis akan tetapi sebagai
“duta-duta pembaharuan sosial” dalam pengertian harus menghendaki
perubahan yang terus-menerus kearah kemajuan yang dilandasi oleh nilai-
nilai kebenaran.
Pengabdian Masyarakat di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dikoordinasikan oleh pusat pengabdian kepada
masyarakat, Pelaksanaan kegiatan masyarakat dilakukan oleh Mahasiswa
(PpMM) dan Dosen (PpMD). Terjun ke desa adalah salah satu cara
pengabdian para pelaku akademis seperti dosen dan mahasiswa, yang mana
mereka bertindak sebagai fasilitator dan dapat membantu masyarakat
4
pedesaan dalam mewujudkan mimpi dengan potensi yang telah dimiliki oleh
desa itu sendiri.
Maka, dalam upaya membangun SDM yang berkualitas, khususnya
pada masyarakat pedesaan, perlu adanya kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak, baik pemerintah, pihak swasta, maupun kalangan
masyarakat itu sendiri dalam proses pembangunan Negara. Sesuai dengan
Tridarma Perguruan Tinggi, insan akademisi perlu mengadakan kegiatan
dalam segi pengabdian masyarakat yang bersifat sosial yang bertujuan untuk
membantu masyarakat dalam menciptakan kreatifitas berbasis pengarahan,
penyuluhan, dan pendidikan guna menuju masyarakat mandiri, kreatif, dan
bermartabat.
Atas dasar pemikiran itulah Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta kelompok KKN ABRAR 141 melaksanakan kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2018 sebagai wujud peran serta pengabdian
kepada masyarakat dan merupakan bagian integral berdimensi akademik.
Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor menjadi salah
satu dari banyak desa yang terpilih menjadi lokasi KKN tahun 2018.
B. Kondisi Umum Desa Sibanteng1
Sibanteng merupakan desa yang terletak di Kecamatan Leuwisadeng,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan luas daerah sebesar 640,826 Ha.
Secara geografis Desa Sibanteng sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Cigudeg/Rumpin, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Sadeng Kolot, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sadeng, dan sebelah
timur berbatasan dengan Desa Leuwisadeng dan Desa Leuwibatu. Desa
Sibanteng berada di ketinggian 325 m diatas permukaan laut dan memiliki
curah hujan yang cukup tinggi sekitar 1.200 mm/tahun. Desa Sibanteng
merupakan desa yang terdiri dari lima Dusun, sembilan Rukun Warga
(RW), dan dua puluh sembilan Rukun Tetangga (RT) serta memiliki jumlah
penduduk 9.546 jiwa (Laki-laki 4.996 jiwa dan perempuan 4.550 jiwa)
dengan jumlah kepala keluarga 2.617 KK.
Desa Sibanteng memiliki jumlah mayoritas penduduk muslim. Kondisi
seperti ini juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Desa
Sibanteng memiliki dua belas Masjid, enam belas buah Mushalla, dua belas
Majelis Taklim, dan empat belas Pondok Pesantren. Sarana dan prasarana
1 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan
5
inilah yang membuat Desa Sibanteng terasa lebih Islami dan religius
dibanding dengan desa-desa lain.
Berdasarkan tingkat pendidikan Desa Sibanteng sudah cukup tinggi, ini
dapat terlihat dari data desa dimana sekitar 1.823 orang tamat SMA/sederajat
dan 728 orang tamat perguruan tinggi. Penduduk desa Sibanteng rata-rata
bermata pencaharian buruh tani dan buruh bangunan.
C. Permasalahan Utama Desa2
Setelah selama sebulan kami melaksanakan kegiatan KKN di Desa
Sibanteng khususnya di Dusun Gunung Peteuy terdapat beberapa
permasalahan yang secara umum ditemukan di kampung tersebut antara
lain:
1. Keagamaan
Masyarakat Desa Sibanteng merupakan masyarakat yang bisa dibilang
cukup mempunyai kesadaran dalam hal keagamaan. Mayoritas penduduk
disana adalah muslim. Ada banyak masjid, mushalla, bahkan pondok
pesantren di Desa Sibanteng. Setiap minggu rutin diadakan pengajian oleh
warga setempat yang dihadiri dari berbagai kalangan mulai dari remaja
hingga lanjut usia. Tetapi ada permasalahan yang terjadi yaitu beberapa
masjid yang kondisinya tidak cukup terawat, dan perlengkapan ibadah
seperti mukena, sarung, sajadah, dan al-Qur’an yang sudah usang.
2. Pendidikan
Kesadaran masyarakat setempat untuk belajar dan menggali lebih
dalam tentang hal pendidikan terutama para pemuda dan pemudi, sudah
cukup berkembang. Terbukti sudah ada sekitar kurang lebih 1903 orang
yang sudah lulus SMP dan 728 orang lulusan Sarjana terhitung Maret 2018.
Permasalahan yang terjadi khususnya di Dusun Gunung Peteuy adalah
sedikitnya Taman Kanak-Kanak (TK) dan sistem pendidikan yang kurang
baik. Tidak adanya syarat yang diajukan oleh pihak Sekolah Dasar dalam
menerima siswa baru, seperti batasan umur, kelancaran membaca, dan lain-
lain. Hal ini memberikan dampak buruk bagi para siswa terlihat dari
banyaknya siswa Sekolah Dasar yang sudah kelas lima masih belum bisa
membaca.
2 Catatan Observasi Lapangan tanggal 9 Juli 2018
6
Selain itu, kurangnya pendidikan tentang pernikahan menyebabkan
banyak pernikahan di Desa Sibanteng yang tidak tercatat. Banyak juga
pernikahan yang terjadi pada masyarakat yang masih dibawah umur
(Pernikahan Dini).
Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi tentang hal tersebut dan
masih banyak masyarakat yang menganut kebiasaan tradisional terdahulu
yaitu memperbolehkan pernikahan di bawah umur.
3. Ekonomi
Penduduk Desa Sibanteng kebanyakan bermata pencaharian sebagai
petani. Desa Sibanteng hanya memiliki satu mata pencaharian pokok yaitu
bertani. Mata pencaharian lain selain buruh tani adalah Pegawai Negeri
Sipil, TNI/Polri, itupun dengan jumlah yang tidak banyak. Adapun usaha-
usaha kecil seperti berdagang atau membuka warung kelontong yang
dilakukan oleh warga sekitar untuk menambah penghasilan sehari-hari.
4. Sosial dan Lingkungan
Dusun Gunung Peteuy terdiri dari dua Rukun Warga (RW) dan lima
Rukun Tetangga (RT). Namun belum adanya nomor pada rumah warga
sehingga akan kesulitan untuk mencari informasi alamat rumah warga dan
batas-batas wilayah dari setiap RW maupun RT.
D. Profil Kelompok KKN-PpMM ABRAR 141
Kelompok KKN ABRAR 141 adalah salah satu peserta KKN yang
dibentuk oleh kepanitiaan PPM yang dilaksanakan pada 20 Juli-20 Agustus
2018. Membawa almamater Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta bukanlah hal yang mudah bagi kami, namun itu tidak berartimenjadi
halangan untuk mengabdi. Sibanteng salah satu desa di Kecamatan
Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, adalah lokasi yang akhirnya menjadi tanah
pengabdian kami selama sebulan. Demi menjaga nama baik kampus dan
titipan tugas kewajiban yang kami emban, beberapa kegiatan kami
rencanakan dan laksanakan untuk membuat Sibanteng menjadi lebih baik.
Dengan jalinan silaturahmi dan koordinasi dengan masyarakat setempat
seluruh kegiatan berhasil dilaksanakan dan mendapat respon positif dari
masyarakat.
Penamaan ABRAR sendiri, berasal dari bahasa Arab yang artinya
golongan orang-orang yang berbuat kebajikan. Kata ini diharapkan dapat
7
menjadikan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini menjadi orang yang
saling memberi manfaat untuk orang lain, sehingga keinginan serta cita-cita
yang ingin dicapai akan terwujud.
Logo kelompok ABRAR berbentuk segi enam yang didalamnya terdapat
gambar dua buah gunung terapit, didalamnya terdapat tulisan ABRAR KKN
141. Dua buah gunung ini bermakna bahwa lokasi yang akan kami abdi
terdapat di daerah pegunungan tepatnya di Desa Sibanteng. Dibelakang
gunung tersebut terdapat cahaya matahari
yang sedang terbit, cahaya matahari ini
menggambarkan kelompok kami yang akan
memancarkan kemampuan dan kebaikan di
Desa Sibanteng.
Dalam melaksanakan seluruh program
kegiatan kelompok, ABRAR 141 mempunyai
beberapa anggota yang memiliki kompetensi
berbeda-beda yang terdiri atas 19 orang dan
berasal dari 9 fakultas yang berbeda.
Diantaranya dari Fakultas Dirasat Islamiyah
(FDI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Syari’ah dan
Hukum (FSH), Fakultas Ushuluddin (FU), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDIKOM), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB),
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Lebih detail penjabaran setiap
anggota adalah sebagai berikut:
1. Afaf Nazrat Uyyun - Fakultas Dirasat Islamiyah
Perempuan kelahiran Cirebon ini memiliki kemampuan bahasa Arab
yang baik, sehingga sering kali ia berbagi ilmu yang dimiliki kepada
masyarakat terutama anak-anak yang ingin belajar bahasa Arab. Selain itu ia
juga memiliki kemampuan bercerita tentang sejarah-sejarah Islam, hampir
semua anak-anak di Dusun Gunung Peteuy sering berkunjung ke posko
KKN ABRAR 141 hanya untuk mendengarkan kisah-kisah Nabi pada zaman
dahulu. Dikarenakan ia memiliki suara yang fasih dan baik, Mba Apap
begitulah panggilan akrabnya kerap kali ditunjuk untuk menjadi pelantun
ayat-ayat suci al-Qur’an apabila kelompok KKN ABRAR 141 sedang
melaksanakan kegiatan resmi. Ia juga diamanahkan untuk menjadi
penanggung jawab dalam memperbaharui warung baca yang terletak di
Dusun Gunung Peteuy.
8
2. Aly Dzulfikar - Fakultas Syari’ah dan Hukum
Mengambil Jurusan Hukum Keluarga di Fakultas Syari’ah dan Hukum,
Aly memiliki kompetensi sesuai dengan bidang yang diambilnya.
Mengadakan penyuluhan tentang pernikahan dini merupakan ide yang ia
akan wujudkan di Desa Sibanteng tepatnya di Dusun Kawungluwuk,
dikarenakan tingkat pernikahan dini yang masih tinggi. Dengan ilmu hukum
keluarga yang dimilikinya membuat ia memiliki keahlian dalam mengatur
atau me-manage sesuatu sehingga dia ditunjuk sebagai penanggung jawab
dalam menyusun acara.
3. Annisa Zikri - Fakultas Sains dan Teknologi
Mahasiswi Jurusan Fisika ini bisa dibilang paling rajin di kelompok
kami. Dengan sifat rajin tersebut ia diamanahkan untuk menjadi sekretaris
dalam kelompok KKN ABRAR 141. Setiap kali rapat diadakan, ia tak lupa
untuk menulis poin-poin penting yang nantinya akan dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan. Mahasiswi yang aktif dalam organisasi ini memiliki
keahlian dalam bidangnya, ia berinisiatif untuk melakukan eksperimen
fisika yang ditujukan untuk anak-anak di Dusun Gunung Peteuy. Selain
eksperimen, ia juga memiliki kemampuan di bidang kesehatan, ia
mengadakan pengecekan kesehatan untuk masyarakat di Desa Sibanteng
dan bekerja sama dengan tenaga medis setempat.
4. Asrul Ummu Darojat - Fakultas Ushuluddin
“Mba Yu” merupakan panggilan yang akrab dinobatkan oleh teman-
teman KKN ABRAR 141, ini karena ia berasal dari suku Jawa dan menjadi
sosok kakak di kelompok kami. Sikapnya yang tegas dan dewasa membuat
kami sering terpacu untuk selalu semangat menjalankan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan selama KKN. Mbakyu memiliki potensi di bidang non
akademik, ia memiliki keahlian dalam hal kerajinan tangan, yaitu merajut. Ia
mengajarkan masyarakat untuk berkreasi sehingga hasil yang didapatkan
bisa menjadi lahan untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Selain bakat
dalam bidang kerajinan tangan ia juga berbakat dalam hal kuliner, sehingga
membuat ia dipercaya untuk menjadi kepala chef atau juru masak di
kelompok kami.
9
5. Danang Koencoro - Fakultas Sains dan Teknologi
Danang sapaannya, ia merupakan satu-satunya lelaki yang menggunakan
behel atau kawat gigi di kelompok kami dan berasal dari Jurusan Agribisnis.
Dalam kompetensi akademik ia sangat paham dengan dunia tanaman,
sehingga ia berinisiatif untuk membantu masyarakat terutama para petani
untuk menanam pohon-pohon yang berguna bagi masyarat, yaitu tanaman
toga atau tanaman obat. Di kelompok KKN ABRAR 141, ia ditunjuk menjadi
penanggung jawab dalam divisi Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi
(Pubdekdok), dalam menjalankan tugasnya ia cukup baik dan sigap jika
diberi tugas.
6. Diana Saadah - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Perempuan kelahiran Jakarta 21 tahun silam ini akrab disapa Mpok,
alasannya karena memang ia seperti sosok kakak dalam kelompok KKN
kami, selain itu Mpok juga satu-satunya orang di KKN ABRAR 141 yang sudah
berumah tangga sehingga ia dipercaya menjadi juru masak di kelompok
kami. Racikan bumbu yang akrab dilidah membuat kami tak pernah bosan
dengan makanan yang ia sajikan. Memiliki keahlian di bidang kuliner
membuat Mpok berinisiatif untuk mengadakan pelatihan produk olahan
untuk para ibu-ibu di Dusun Gunung Peteuy. Dalam menjalin keakraban
dengan masyarakat di dusun, Mpok juga mengadakan senam kebugaran, agar
masyarakat merasa sehat dan juga sebagai saran hiburan. Dalam susunan
kepanitiaan, Mpok diamanahkan untuk menjadi anggota pada divisi acara,
tentunya karena banyaknya pengalaman yang sudah ia lakukan pada
kegiatan lainnya.
7. Hafina Rehana Jannah - Fakultas Sains dan Teknologi
“Pinah” biasa dia dipanggil adalah mahasiswi dari Jurusan Agribisnis di
Fakultas Sains dan Teknologi. Memiliki latar belakang jurusan yang sama
dengan Danang, Pinah turut berkontribusi dalam hal pertanian khususnya
tanaman. Memiliki jiwa sosial yang tinggi Pinah termasuk salah satu orang
yang disenangi oleh anak-anak di Dusun Gunung Peteuy, ini karena sifat
mudah akrab yang dimiliki membuat anak-anak nyaman berteman
dengannya. Selagi bermain, ia juga sering menyalurkan kemampuan bahasa
Inggris yang ia miliki untuk anak-anak di Dusun Gunung Peteuy. Kedekatan
dengan masyarakat dusun terutama anak-anak menjadikan pinah sebagai
10
penanggung jawab dalam gebyar kemerdekaan, dari mulai lomba, pentas
seni dan pembagian hadiah. Dalam susunan kepanitiaan, Pinah
diamanahkan untuk menjadi anggota dalam divisi pubdekdok. Dalam
kesehariannya ia termasuk orang yang bertangung jawab dan totalitas dalam
menjalankan tugasnya.
8. Hilmy Fadhly - Fakultas Adab dan Humaniora
Mahasiswa dengan postur tubuh paling subur ini memiliki kompetesi
non akademik berupa berbahasa yang baik sehingga ditunjuk sebagai Humas
KKN ABRAR 141. Selain itu ia juga memiliki kemampuan di bidang fotografi
dan sinematografi, oleh karena itu sering kali ia juga merangkap sebagai
anggota divisi pubdekdok yang bertugas mengabadikan setiap momen
kegiatan, baik melalui foto dan video yang nantinya berguna dalam
penyusunan buku dan video documenter.
9. Intan Permata Harum - Fakultas Adab dan Humaniora
Intan Permata Harum atau yang akrab dipanggil Intan dikelompok
KKN ABRAR 141 memiliki kompetensi akademik berupa kemampuan
berbahasa asing yaitu bahasa Inggris, sesuai dengan Jurusan Sastra Inggris
yang saat ini dipelajarinya. Hal ini berguna dalam membantu adanya
kegiatan belajar tambahan yang diadakan oleh kelompok ini. Ia juga
diamanatkan untuk menjadi penanggung jawab program CALISTUNG atau
Baca Tulis dan Hitung untuk anak-anak di Dusun Gunung Peteuy. Selain
kompetensi akademik yang dimiliki, beberapa kompetensi non akademik
pun ia kuasai di antaranya adalah mengatur susuan acara dengan baik
sehingga ditunjuk sebagai anggota divisi acara KKN ABRAR 141.
10. Intanzi Lestari - Fakultas Syari’ah dan Hukum
Mengambil Jurusan Ilmu Hukum di Fakultas Syari’ah dan Hukum, Ira
sapaan akrabnya ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam salah satu
program kelompok, yaitu Sadar Hukum. Selain ahli dalam bidang hukum, Ira
juga ditunjuk sebgai penyambung lidah antara kelompok KKN ABRAR 141
dengan pihak yang terlibat dalam kegiatan selama KKN, yaitu sebagai
Humas. Memiliki hobi bernyanyi membuat suasana di kelompok kami
menjadi hidup ditambah dengan petikan gitar dan tabuhan kaleng kerupuk
yang mengiringi ia bernyanyi.
11
11. Jundi Assyidiq - Fakultas Ushuluddin
Satu-satunya lelaki yang ketika diam saja membuat gelak tawa ini
berasal dari Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Jundi adalah panggilan
akrabnya, menjadi salah satu orang yang sangat humoris di kelompok kami,
sering kali menjadikan suasana rumah menjadi hidup. Ia memiliki
kompetensi di bidangnya akademik dan non akademik. Dibidang akademik,
seringkali ia membantu anak-anak di desa dalam hal keagamaan. Dalam
bidang non akademik Jundi memiliki bakat untuk bersosialisasi yang baik,
sehingga membuat ia sering ditunjuk untuk membuka pembicaraan dengan
masyarakat sekitar.
12. Yasjudan Lidandy Oskandar - Fakultas Syari’ah dan Hukum
Mahasiswa yang memiliki tubuh paling jangkung di kelompok kami ini
adalah salah satu anggota divisi pubdekdok. Lelaki yang sering menjadi
imam shalat dalam kelompok KKN ini cukup pendiam, namun seiring
berjalannya waktu justru ialah salah satu orang yang mulutnya tidak bisa
diam karena sering bersenda gurau dengan kawan yang lain. Memiliki latar
belakang di bidang Ekonomi Syari’ah memicu inisiatifnya untuk
mengadakan bazar bisnis di Dusun Gunung Peteuy.
13. Lia Agustina - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Mengambil Jurusan Pendidikan Kimia di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, menjadi dasar kemampuan akademik dari perempuan kelahiran
Jakarta 23 tahun silam. Ia mengajarkan kepada anak-anak disana tentang
percobaan yang berhubungan dengan dunia kimia. Perempuan dengan suara
tertawa yang unik ini berperan sebagai bendahara II menemani Nurul. Dalam
hal mengatur keuangan ia sangat ahli dalam mengatur keluar masuknya
pembiayaan untuk kegiatan sehari-hari. Lia begitulah sapaannya, ia juga
ditunjuk sebagai seseorang yang bertanggung jawab dalam kegiatan
pembagian wakaf untuk Desa Sibanteng.
14. Millatun Hanifah - Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Milla begitulah sapaannya. Ia mengambil Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ia memiliki
kompetensi di bidang akademik yaitu public speaking. Sering kali jika ada
acara-acara resmi Milla menjadi Master of Ceremony atau pembawa acara.
Kegemarannya dalam membawakan suatu acara membuat ia berinisiatif
12
untuk mengadakan pelatihan MC untuk anak-anak SMP di Dusun Gunung
Peteuy. Wanita yang gemar tertawa ini ditunjuk sebagai Wakil Ketua KKN
ABRAR 141, pembawaannya yang tidak terlalu serius ini cukup bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya.
15. Muhammad Abiseina Febian - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Abi merupakan panggilan akrabnya. Dia adalah mahasiswa Program
Studi Pendidikan Matematika di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Dengan pengaruh kompetensi di bidangnya menjadikan Abi mampu
membantu anak-anak di desa dalam belajar berhitung. Selain itu, Abi
memiliki kemampuan untuk bersosialisasi yang baik membuatnya dipercaya
untuk menjadi ketua dalam kelompok kami. Dalam memutuskan pilihan Abi
cukup baik dalam mengambil langkah, walaupun sering kali harus selalu
diingatkan. Dengan pembawaanya yang humoris membuat teman-teman di
kelompoknya nyaman berteman dengannya, ia sering kali menghibur kami
dengan bernyanyi dan bermain gitar.
16. Nurul Yahya - Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Nurul adalah panggilan akrabnya. Ia adalah mahasiswi dari Jurusan
Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dengan pengaruh kompetensi
akademiknya menjadikan Nurul sosok yang teliti dan penuh perhitungan
sehingga dalam susunan kepanitian ia diamanahkan untuk menjadi
bendahara I untuk KKN ABRAR 141. Perempuan ini bisa dibilang sangat
hati-hati dalam mengatur keuangan, sehingga ia selalu berfikir dahulu
sebelum mengambil keputusan. Memiliki latar belakang dibidang keuangan,
membuat dirinya termotivasi untuk mengadakan program menabung sejak
dini untuk anak-anak di Dusun Gunung Peteuy. Ia juga dipercaya untuk
menjadi penanggung jawab dalam kegiatan Gebyar Kemerdekaan.
17. Siti Hanifatul Aziz - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Sunda adalah kesan yang kental melekat pada sosok yang satu ini.
Sering kali ia menjadi jembatan bagi kelompok kami dalam berkomunikasi
dengan masyarakat. Mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah ini memiliki kompetensi di bidangnya, ia sering kali membantu
anak-anak dalam belajar. Selain itu, ia juga ditunjuk sebagai penanggung jawab
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk anak-anak di Dusun
13
Gunung Peteuy. Perempuan dengan postur yang mungil ini memiliki sifat yang
rajin sehingga ia dipercaya untuk menjadi sekretaris II membantu Zikri.
18. Ummul Hamida Wilayati - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Wanita yang akrab disapa Amy ini berasal dari Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Ia memiliki
kompetensi akademik yaitu kemampuan bahasa Arab yang baik. Tentu saja
kemampuan ini ia salurkan kepada anak-anak di Dusun Gunung Peteuy.
Dalam kegiatan belajar mengajar, ia berinisiatif untuk mengadakan
Bimbingan Belajar (BIMBEL) yang hampir setiap hari dilakukan. Perempuan
berparas cantik ini memiliki kemampuan non akademik berupa kemampuan
berbahasa yang baik sehingga ia ditunjuk sebagai Humas di kelompok KKN
ABRAR 141.
19. Yanti Nianti - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Yanti merupakan panggilan akrabnya. Mahasiswi kelahiran Kuningan
ini berasal dari Jurusan Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Perempuan dengan postur yang mungil ini berpengalaman
mengatur acara dengan baik sehingga ia ditunjuk sebagai anggota divisi
acara. Yanti, begitulah sapannya sering kali membantu anak-anak di Dusun
Gunung Peteuy dalam hal belajar mulai dari membaca hingga menghitung.
E. Fokus atau Prioritas Program
Setelah dilakukan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan pada sub
bab sebelumnya, kelompok KKN ABRAR 141 membuat prioritas program
dan kegiatan untuk membuat sejumlah kegiatan berdasarkan kondisi Desa
Sibanteng yang sekiranya sesuai dengan potensi desa dan potensi anggota
KKN ABRAR 141, diantaranya:
Tabel 1. 1: Prioritas Program dan Kegiatan
Fokus
Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan
Bidang Pendidikan
Sibanteng Cerdas
Kegiatan Bimbel TPA dan Calistung
Pelatihan MC
Renovasi Warung Baca Masyarakat
Pelatihan IT
14
Bidang Lingkungan
dan Kebersihan
Sibanteng Peduli Lingkungan
Penanaman Bibit Tanaman
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Gotong Royong
Pengadaan Tempat Sampah
Bidang Sosial dan
Ekonomi
Sibanteng Maju
Seminar Pra-Nikah
Gebyar Kemerdekaan
Seminar Sadar Hukum dalam Pileg dan
Pildes
Pelatihan Produk Olahan
Pelatihan Kerajinan Tangan
Pengadaan Meja Belajar
Pengadaan Papan Tulis untuk TPA
Bidang Keagamaan
ABRAR Peduli Majid
Pengadaan Lemari untuk Masjid
Pengadaan Alat-alat Kebersihan untuk
Masjid
Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid
Pengadaan Plang Nama Masjid
Bidang Kesehatan
Sibanteng Sehat
Senam Ceria
Pengadaan Timbangan Bayi
F. Sasaran dan Target
Adapun sasaran dan target hendak dicapai dalam pelaksanaan program-
program yang telah kami buat untuk Desa Sibanteng sebagai berikut:
Tabel 1. 2: Sasaran dan Target Kegiatan
No Kegiatan Sasaran Target
1 Kegiatan
Bimbel TPA
dan
Calistung
Siswa PAUD/TK,
Sekolah Dasar (SD),
dan Sekolah
Menengah Pertama
30 siswa PAUD/TK, SD,
dan SMP Dusun Gunung
Peteuy mendapatkan
materi tambahan
15
(SMP) yang berada di
Dusun Gunung
Peteuy.
pelajaran mengenai Baca
Tulis Qur’an dan Baca
Tulis Hitung.
2 Pelatihan MC Remaja yang berada
di RW 08 Dusun Gn.
Peteuy.
20 orang remaja yang
berada di RW 08 Dusun
Gunung Peteuy
mendapatkan pelatihan
menjadi pembawa acara
3 Renovasi
Warung Baca
Masyarakat
Warung Baca Buku
100 Desa Dusun Gn.
Peteuy
1 Warung Baca 100 Desa
Dusun Gunung Peteuy
direnovasi dan
mendapatkan buku
bacaan baru.
4 Pelatihan IT Remaja Dusun
Gunung Peteuy.
10 orang remaja Dusun
Gunung Peteuy
mendapatkan pelatihan
IT tentang cara
menggunakan Microsoft
Word.
5 Pembagian
Bibit
Tanaman
Warga Desa
Sibanteng.
9 Ketua RW di Desa
Sibanteng menerima bibit
dan informasi terkait
obat jenis herbal yang
dapat menyembuhkan
beberapa penyakit.
6 Gotong
Royong
Warga Dusun
Gunung Peteuy
50 orang warga Dusun
Gunung Peteuy terbantu
dalam gotong royong
membersihkan
lingkungan
7 Penyuluhan
Perilaku
Hidup Bersih
dan Sehat
(PHBS)
Siswa dan siswi SDN
Sibanteng 02
100 siswa dan siswi kelas
2,3 dan 4 SDN Sibanteng
02 menerima informasi
tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
16
8 Pengadaan
Tempat
Sampah
Instansi pendidikan
di Gn. Peteuy
3 instansi pendidikan di
Dusun Gn. Peteuy
mendapatkan 2 buah
tempat sampah
9 Seminar Pra-
Nikah
Masyarakat Dusun
Kaungluwuk Desa
Sibanteng
30 remaja dan orang tua
di Dusun Kawungluwuk
mendapatkan
pengetahuan mengenai
pernikahan dan dampak
dari pernikahan usia dini
10 Gebyar
Kemerdekaan
Warga RW 07 Dusun
Gn. Peteuy
100 warga RW 07 Dusun
Gn. Peteuy terbantu
dalam penyelenggaraan
perlombaan HUT RI ke-
73
11 Seminar
Sadar Hukum
dalam Pileg
dan Pilkades
Ketua RW, Ketua RT
dan tokoh masyarakat
Desa Sibanteng.
50 Ketua RW, Ketua RT
dan tokoh masyarakat
Desa Sibanteng menerima
informasi mengenai tata
cara atau aturan tentang
Pemilihan Umum Kepala
Desa
12 Pelatihan
Produk
Olahan
Masyarakat Dusun
Gn. Peteuy
10 orang ibu-ibu di Dusun
Gn. Peteuy mendapatkan
pelatihan tentang olahan
makanan yang menarik
dari bahan yang sering
ditemukan.
13 Pelatihan
Kerajinan
Tangan
Ibu-ibu dan remaja
putri di Dusun Gn.
Peteuy
10 ibu- ibu dan remaja
putri di Dusun Gn. Peteuy
mendapatkan pelatihan
kerajinan tangan
14 Pengadaan
Meja Belajar
Instansi Pendidikan
yang berada di Dusun
Gunung Peteuy.
1 Instansi pendidikan
yang berada di Dusun
Gunung Peteuy
mendapatkan bantuan 5
meja belajar.
17
15 Pengadaan
Lemari
Masjid
Masjid yang berada di
Dusun Gunung
Peteuy.
1 buah lemari tersedia di 1
Masjid yang berada di
Dusun Gunung Peteuy.
16 Pengadaan
Alat-alat
Kebersihan
untuk Masjid
Masjid yang berada di
Gunung Peteuy
1 Masjid Dusun Gn.
Peteuy tersedia
perlengkapan kebersihan
yang memadai.
17 Pengadaan
Plang
Penunjuk
Arah Masjid
Masjid yang berada di
Gunung Peteuy
1 plang penunjuk arah
Masjid Jami Al-Barokah
RT 07 Dusun Gunung
Peteuy terpasang di 1
lokasi.
18 Senam Ceria Warga Dusun
Gunung Peteuy
50 Ibu-ibu, remaja dan
anak-anak Dusun
Gunung Peutuy
mendapatkan pelatihan
gerakan senam Aerobic.
19 Pengadaan
Timbangan
Bayi
Posyandu di Dusun
Gn. Peteuy
1 Posyandu di Dusun
Gunung Peteuy menerima
1 buah timbangan bayi.
20 Pengadaan
Papan Nama
Masjid
Masjid yang berada di
Gunung Peteuy
1 papan nama masjid
terpasang di 1 masjid yang
berada di RW 07 Gn.
Peteuy.
21 Pengadaan
Papan Tulis
untuk TPA
Instansi pendidikan
yang berada di Dusun
Gn. Peteuy
1 instansi pendidikan
yang berada di Dusun Gn.
Peteuy mendapatkan
bantuan 1 buah papan
tulis.
G. Jadwal Pelaksanaan Program
1. Pra KKN-PpMM 2018
Tabel 1. 3: Kegiatan Pra KKN
No. Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembentukan Kelompok April 2018
18
2 Pembekalan 26 April 2018
3 Penyusunan Proposal 8 Mei – 5 Juni 2018
4 Survei 1 Mei 2018
8 Mei 2018
5 Juli 2018
9 Juli 2018
5 Pelepasan 17 Juli 2018
2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (20 Juli – 20 Agustus 2018)
Tabel 1. 4: Jadwal Pelaksanaan Program
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembukaan di Lokasi KKN 20 Juli 2018
2 Pengenalan Lokasi dan
Masyarakat
21 Juli – 22 Juli 2018
3 Implementasi Program 23 Juli – 20 Agustus 2018
4 Penutupan 20 Agustus 2018
5 Kunjungan Dosen Pembimbing 20 Juli 2018
3 Agustus 2018
10 Agustus 2018
3. Laporan dan Evaluasi Program (September – Oktober 2018)
Tabel 1. 5: Laporan dan Evaluasi Program
No. Uraian Kegiatan Waktu
1 Penyusunan Buku Laporan Hasil
KKN-PpMM
1 - 30 September 2018
2 Verifikasi dan Penyuntingan oleh
Kelompok dan Dosen Pembimbing
15 – 30 September 2018
3 Penyelesaian dan Pengunggahan
Film Dokumenter Januari 2019
4 Pengesahan Buku Laporan Januari 2019
5 Pengiriman Buku Laporan Hasil
KKN-PpMM Januari 2019
19
6 Penilaian Hasil Kegiatan Januari 2019
7 Penerbitan Buku Januari 2019
H. Pendanaan dan Sumbangan
1. Pendanaan
Tabel 1. 6: Pendanaan
No Uraian Asal Dana Jumlah
1 Kontribusi Mahasiswa
anggota kelompok
@Rp1.000.000
Rp19.000.000
2 Dana Penyertaan Program
Pengabdian Masyarakat oleh
Dosen (PpMMD 2018)
Rp6.250.000
Total Rp25.250.000
2. Sumbangan
Tabel 1. 7: Sumbangan
No Uraian Sumbangan Jumlah
1 Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan)
235 Eksemplar Buku dan 20 VCD
2 Pondok Pesantren Tahfidz Bina Insan Qur’ani Susukan Cirebon
15 Mushaf al-Qur’an
Total
235 Eksemplar Buku, 20
VCD, dan 15 Mushaf al-
Qur’an
I. Sistematika Penyusunan
Buku mengenai kegiatan KKN ABRAR 141 ini disusun dalam dua bagian
yang terdiri dari tujuh bab. Bagian 1 adalah Dokumentasi Hasil Kegiatan
yang terdiri dari bab 1 - V. Bagian 2 adalah Refleksi Hasil Kegiatan yang
terdiri dari bab VI-VII.
20
Bab I, Pendahuluan. Bab ini berisi tentang gambaran umum pelaksanaan
kegiatan KKN-PpMM dari kelompok KKN ABRAR 141 yang bertujuan
untuk mengetahui keadaan umum lokasi KKN dan anggota kelompok KKN
ABRAR 141 itu sendiri. Bab ini terdiri dari delapan sub bab, diantaranya:
Dasar Pemikiran, Kondisi Umum Desa, Permasalahan Desa, Profil
Kelompok, Fokus dan Prioritas Program, Sasaran dan Target, Jadwal
Pelaksanaan Program, Pendanaan dan Sumbangan, dan Sistematika
Penulisan.
Bab II, Metode Pengabdian. Pada bab ini dijelaskan tentang metode
pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan dan pelaksanaan program.
Bab ini terdiri dari empat sub bab, diantaranya: Pendekatan, Pemetaan
Wilayah dan Masyarakat, Penyusunan Program, dan Strategi Implementasi
Program dan Kegiatan.
Bab III, Kondisi Desa Sibanteng. Bab ini berisi tentang penjelasan secara
rinci mengenai kondisi umum desa. Bab ini terdiri dari empat sub bab,
diantaranya: Sejarah Desa, Letak Geografis, Struktur Penduduk, serta Sarana
dan Prasarana Desa.
Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan. Bab ini
merupakan bagian yang berisi tentang rancang solusi pemecahan masalah,
bentuk dan hasil dari program-program yang telah dilakukan. Bab ini terdiri
dari empat sub bab, diantaranya: Basis Pelaksanaan Program, Bentuk dan
Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat, Bentuk dan Hasil Kegiatan
Pemberdayaan pada Masyarakat, dan Faktor-faktor Pencapaian Hasil.
Bab V, Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi,
bagian ini menjelaskan kesimpulan dari hasil pelaksanaan program KKN dan
rekomendasi yang ditujukan kepada PPM dan desa Sibanteng untuk
kegiatan KKN di tahun berikutnya.
Bagian 2, Refleksi Hasil Kegiatan. Bagian ini terdiri dari dua bab dengan
rincian sebagai berikut:
Bab VI berisikan tentang kisah inspiratif selama KKN yang ditulis oleh
setiap anggota kelompok. Setiap kisah bercerita tentang pengalaman yang
pernah didapatkan selama satu bulan menjalankan kegiatan KKN di Desa
Sibanteng serta penyampaian harapan-harapan untuk warga Desa
Sibanteng.
Bab VII berisikan tentang kesan dan pesan warga atas pelaksanaan
program KKN-PpMM 2018 oleh kelompok KKN ABRAR 141.
21
BAB II
METODE PENGABDIAN
A. Pendekatan3
Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan
meningkatkan efisiensi dan produktifitas melalui pengembangan sumber
daya manusia, penguasaan teknologi dan penguatan lembaga, serta
perbaikan sarana dan prasarana ekonomi dan sosial. Pendekatan yang
digunakan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat juga harus memiliki
strategi yang tepat. Agar strategi yang digunakan cocok dengan program
yang akan diadakan dalam pemberdayaan masyarakat, haruslah:
1. Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pelaksana
dan pengelola (Acceptable),
2. Dapat dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan (Accountable),
3. Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat
untuk mengelola kegiatan secara ekonomis (Profitable),
4. Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri sehingga
menciptakan pemupukan modal dalam wadah lembaga sosial ekonomi
stempat (Sustainable),
5. Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digilirkan
dan dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup yang lebih luas
(Replicable).
Menurut Bruhn dan Rebach, setiap intervensi yang dilakukan, maka
harus dimulai dengan melakukan assesmen atau pemetaan. Baik yang berupa
pemetaan kebutuhan masyarakat yang lebih cenderung memilih pendekatan
pemecahan masalah (problem solving) ataupun pemetaan masyarakat yang
lebih mengutamakan melihat sisi lebih atau positif aset yang dimiliki
masyarakat atau disebut dengan Asset Based Approach.
Adapun pendekatan yang kelompok kami gunakan dalam pemberdayaan
masyarakat adalah pendekatan problem solving. Pendekatan perencanaan dan
implementasi program berdasarkan problem solving adalah salah satu upaya
untuk melakukan perubahan sosial pada masyarakat dengan melihat
3 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017 (Ciputat:
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2017), h. 18-19.
22
masalah yang ada dimasyarakat. Dengan demikian yang harus kami lakukan
dari awal ialah menginventarisir seluruh masalah yang ditemukan di
masyarakat sebelum pelaksanaan program dan kegiatan. Pada saat akan
melaksanakan program dan kegiatan dilakukan analisis SWOT terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan agar bisa menentukan program dan kegiatan apa
saja yang paling memungkinkan dikerjakan oleh setiap penangung jawab
program.
B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat
1. Teknik Pemetaan Wilayah
Untuk teknik pemetaan wilayah menggunakan teknik observasi
dengan menggunakan studi dokumen dan foto, yaitu sebagai berikut:
Gambar 2. 1: Peta Desa Sibanteng4
a. Kondisi Geografis Desa Sibanteng5
Kecamatan Leuwisadeng merupakan salah satu kecamatan yang berada
di Kabupaten Bogor. Terdapat 8 Desa yang tersebar di wilayah Kecamatan
Leuwisadeng, yaitu Desa Kalong Dua, Desa Sadeng, Desa Babakan Sadeng,
Desa Sadeng Kolot, Desa Kalong Satu, Desa Leuwisadeng, Desa Wangun
4 “Sibanteng, Leuwisadeng, Bogor, Jawa Barat” diakses pada 10 September 2018
dari: https://goo.gl/maps/rsxkdMYbn4r . 5 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.
23
Jaya dan Desa Sibanteng. Desa Sibanteng merupakan salah satu desa yang
terletak dipaling pinggir sebelah timur dengan batas sebelah barat Desa
Sadeng, sebelah utara berbatsan dengan kecamatan Cigudeg/ Rumpin dan
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Leuwisadeng/ Desa Leuwibatu.
Desa Sibanteng memiliki luas wilayah sebesar 640,816 Ha dengan
bentuk wilayah dataran berbukit dengan kemiringan 40 derajat, ketinggian
desa ini dari permukaan laut setinggi 325 Mdpl. Curah hujan rata-rata pada
Desa Sibanteng adalah 1.200 mm/tahun dengan kelembaban suhu rata-rata
35C.
Desa Sibanteng terdiri dari 9 Rukun Warga (RW), 29 Rukun Tetangga
(RT) dan 5 kedusunan, yaitu Dusun Kawung Luwuk, Dusun Sinar Jaya,
Dusun Sadeng Kaum, Dusun Liojambu dan Dusun Gn. Peteuy. Untuk Dusun
Gunung Peteuy sendiri berada di RT 01 yang di ketuai oleh Pak Ujang dan
RW 07 diketuai oleh Pak Iik Sahri.
Desa Sibanteng memiliki jarak tempuh dari ibukota pemerintahan
Kabupaten Bogor yaitu Cibinong sejauh 35 km dan dapat ditempuh selama
sekitar 1 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jarak dari desa ke
Ibu Kota Jawa Barat yaitu Bandung sejauh 104 km sedangkan jarak dari desa
ke Ibu Kota Indonesia yaitu Jakarta berjarak 80 km dan dapat ditempuh
selama 3 jam dengan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak dari kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke Desa Sibanteng sejauh 55 km, perjalanan
ini dapat ditempuh selama 2,5 jam dengan menggunakan kendaraan
bermotor. Jalur yang tercepat yang dapat di lalui untuk bisa sampai ke desa
ini yaitu melalui jalan raya Parung atau melalui jalan raya Muncul. Namun,
jalur ini terbilang lebih lama dikarenakan jalan yang rusak karena digunakan
oleh kendaraan besar seperti truk yang tidak sedikit.
b. Kondisi Monografis Desa Sibanteng6
Tabel 2. 1: Kondisi Monografis Desa Sibanteng
No Data Jumlah
1. Pendidikan
a. TK
b. SD/MI
c. SMP/MTs
14 Swasta
3 (Negeri) dan 3 (Swasta)
2 (Negeri) dan 2 (Swasta)
6 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.
24
d. SMK 2 (Swasta)
2. Kesehatan
a. Puskesmas
b. Posyandu
c. Bidan
d. Toko Obat
1 unit
9 unit
2 orang
1 unit
3. Keagamaan
a. Masjid
b. Mushalla
c. Majelis Taklim
d. Pondok Pesantren
12 unit
16 unit
12 unit
14 unit
4. Umum
a. Olahraga
5 buah lapangan
2. Teknik Pemetaan Masyarakat
Untuk teknik pemetaan masyarakat menggunakan teknik survei
dengan melakukan pengamatan langsung di lokasi KKN terhadap
masyarakat, yaitu sebagai berikut:
a. Bidang Keagamaan
Masyarakat Desa Sibanteng merupakan masyarakat yang bisa dibilang
cukup mempunyai kesadaran dalam hal keagamaan. Mayoritas penduduk
disana adalah Muslim. Hal ini terbukti dengan tersedianya 12 masjid, 16
mushalla, 12 majelis taklim dan 14 pondok pesantren. Setiap minggu rutin
diadakan pengajian oleh warga setempat yang dihadiri dari berbagai
kalangan mulai dari remaja hingga lanjut usia. Tetapi ada beberapa kondisi
masjidnya yang tidak terurus dan perlengkapan ibadah seperti mukena,
sarung, sajadah, dan al-Qur’an yang sudah usang. Oleh karena itu, kelompok
KKN ABRAR 141 mengadakan wakaf al-Qur’an dan mukena, pengadaan
lemari untuk tempat al-Qur’an dan mukena, alat-alat kebersihan, serta plang
petunjuk arah masjid dan plang nama masjid.
b. Bidang Pendidikan
Orientasi pendidikan di Desa Sibanteng yang terlingkup dalam 5 dusun
yaitu, Dusun Kawung Luwuk, Dusun Sinar Jaya, Dusun Sadeng Kaum,
Dusun Liojambu dan Dusun Gn. Petuey adalah SDN Sibanteng 02, SDN
Sinarjaya, MIS Mathlaul Anwar, MIS Muta’alimin, dan SMPN Satu Atap
25
Leuwisadeng. Kesadaran masyarakat setempat untuk belajar dan menggali
lebih dalam tentang hal pendidikan terbilang cukup baik. Hal ini terbukti
dengan banyaknya jumlah penerimaan peserta didik pada tahun ajaran baru
dibeberapa sekolah yang ada di Desa Sibanteng. Namun ada beberapa
kendala umum yang ada di beberapa sekolah yaitu kurangnya sarana dan
prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, tidak adanya
ruang UKS, ruang perpustakaan, tong sampah dan kendala susahnya air bila
kemarau tiba. Oleh karena itu kelompok KKN ABRAR 141 memberikan
fasilitas diantaranya dengan pengadaan tong sampah, pengadaan peralatan
belajar dan menyediakan warung baca sebagai pengganti perpustakaan
disertai bimbingan belajar (Bimbel) yang dilakukan diluar jam sekolah dan
pelatihan komputer/ IT.
c. Bidang Sosial
Tingginya angka pernikahan yang masih dibawah umur (Pernikahan
Dini) membuat permasalahan sosial lanjutan dikarenakan kualitas keluarga
yang statusnya belum mapan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi
tentang hal tersebut dan masih banyak masyarakat yang menganut
kebiasaan tradisional terdahulu. Selain itu pernikahan dini dipicu oleh
keadaan ekonomi yang kurang sehingga tidak sedikit remaja yang putus
sekolah dan lebih memilih untuk melakukan pernikahan dini. Untuk
menangani permasalahan ini, kami mengadakan Seminar Pra Nikah sebagai
upaya mencegah pernikahan dini.
d. Bidang Hukum
Minimnya kesadaran masyarakat akan hukum khususnya hukum
mengenai pemilu 2018 yang serempak diadakan diberbagai daerah. Tidak
sedikit terjadi keributan antar warga yang dipicu oleh ketidaktahuan
mereka akan aturan-aturan hukum yang ada. Oleh karena itu kelompok
KKN ABRAR 141 mengadakan Seminar Sadar Hukum untuk menambah
wawasan masyarakat mengenai tata cara dan aturan-aturan hukum
mengenai pemilu agar tidak terjadi keributan yang dapat memecah belah
persaudaraan.
26
e. Ekonomi
Penduduk Desa Sibanteng kebanyakan bermata pencaharian sebagai
petani dan pekebun. Selain petani dan pekebun adalah Pegawai Negeri Sipil,
TNI/Polri, itupun dengan jumlah yang tidak banyak. Adapun usaha-usaha
kecil seperti berdagang atau membuka warung kelontong yang dilakukan
oleh warga sekitar untuk menambah penghasilan sehari-hari. Sebagai
mahasiswa yang sudah melihat langsung kondisi perekonomian Desa
Sibanteng, kelompok KKN ABRAR 141 pun mengadakan program kegiatan
kerajinan tangan yaitu merajut dan kegiatan produk olahan yaitu mengolah
tempe menjadi nugget dan buah pisang menjadi ice cream. Hal ini dilakukan
untuk membantu terciptanya bibit-bibit seorang wirausahawan yang
diharapkan kedepannya bisa berlanjut dan menghasilkan nilai ekonomis.
Untuk menghasilkan nilai ekonomis tambahan, kami membagikan 100 bibit
toga (Tanaman Obat Keluarga) kepada beberapa petani dan pekebun yang
berada di Desa Sibanteng. Hal ini sesuai dengan tema yang kami buat yaitu
“Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa yang
Mandiri, Kreatif dan Terintegrasi”.
f. Bidang Lingkungan
Desa Sibanteng merupakan desa yang menjungjung tinggi budaya
gotong-royong. Seperti kerja bakti dimana masyarakat bahu-membahu
membersihkan lingkungan agar terciptanya desa yang asri dan nyaman,
apalagi ditambah dengan suhu cuaca yang cukup dingin maka semakin
terasalah kedamaian di Desa Sibanteng. Dengan adanya peluang dari
masyarakat Sibanteng, maka program kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok KKN ABRAR 141 yaitu dengan menyediakan tong-tong sampah
yang tersebar luas di Desa Sibanteng, hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan tanah akibat pembakaran sampah yang dilakukan oleh
masyarakat desa Sibanteng.
C. Penyusunan Program
1. Keterlibatan Anggota
Anggota kelompok sangat berperan aktif dalam menentukan program.
Mereka menyarankan untuk menggunakan program-program yang biasa
dilakukan saat KKN dengan melihat proposal-proposal di tahun sebelumnya
di desa yang sama dan juga ditambahkan oleh keahlian masing-masing
individu, misalnya anggota yang berasal dari Fakultas Tarbiyah
27
menyarankan untuk mengajar, yang berasal dari Fakultas Dakwah
menyarankan untuk mengajar bagaimana cara berdakwah dan menjadi
Master of Ceremony (MC), yang berasal dari Jurusan Agribisnis menyarankan
untuk mengadakan pembagian bibit, dan lain-lain. Namun, karena terlalu
banyaknya program yang diajukan dan keterbatasan waktu yang hanya satu
bulan, maka kami tetap harus memilah program apa saja yang akan
dilaksanakan dan mana yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
2. Keterlibatan Dosen
Dosen kelompok pun sangat berpengaruh dalam penyusunan program
kelompok. Pada saat setelah diumumkan pembagian kelompok dan
diperkenalkan kepada kelompok, beliau sering mengajak untuk berkumpul
untuk membahas program apa saja yang akan dilaksanakan nantinya. Beliau
menyarankan banyak metode-metode penelitian untuk mencari apa saja
program yang dibutuhkan masyarakat desa disana. Lalu saat berkumpul
beliau juga menanyakan apa saja keahlian individu yang dimiliki oleh
masing-masing individu dari anggota kelompok, bukan hanya keahlian di
bidang perkuliahan yang didapatkan di kampus. Dan beliau menyuruh kami
agar membuat program yang dapat berkelanjutan, yang walaupun kegiatan
KKN sudah selesai tetapi masyarakat disana masih dapat melanjutkan
kegiatan tersebut.
3. Keterlibatan Masyarakat
Saat anggota kelompok melakukan survei ke desa tempat kami KKN,
ada beberapa teman yang berdiskusi dengan RT, RW, Tokoh-tokoh desa,
sampai Lurah. Banyak program yang mereka sarankan, misalnya pengadaan
plang penunjuk arah ke Masjid dan Plang nama masjid. Hal tersebut
dikarenakan lokasi masjid yang terpencil dan tidak terlihat dari jalan utama,
maka Pak RW menyarankan kami untuk membuatnya. Ada pula Seminar
Sadar Hukum yang disarankan oleh pihak desa. Karena akan diadakannya
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), maka aparat desa menyarankan kami
untuk mengadakan sebuah acara tentang sadar hukum. Kenapa warga harus
memilih, dan apa manfaat warga untuk ikut andil dalam pemilihan kepala
desa tersebut. Setidaknya itu adalah garis besar tentang Seminar Sadar
Hukum.
28
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan
1. Bidang Pendidikan
a. Bimbel TPA dan Calistung
Pada program kerja ini, merupakan salah satu kegiatan mengajarkan
anak-anak Dusun Gunung Peteuy, yang berada di RW 07 dan RW 08.
Kegiatan ini dilaksanakan karena banyaknya anak-anak Dusun Gunung
Peteuy serta sebagian besar diantaranya masih belum bisa membaca dan
belum pernah belajar bahasa asing seperti Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Pada kegiatan ini, semua anggota mempunyai kemampuan untuk mengajar
berdasarkan kompetensi yang dimiliki masing-masing. Pada kegiatan
bimbel TPA, beberapa anggota dapat mengajarkan bahasa Arab dan Inggris
serta mengaji, sementara pada kegiatan Calistung mengajarkan anak-anak
Dusun Gunung Peteuy belajar membaca, menulis, dan menghitung. Dapat
terselenggaranya kegiatan ini dikarenakan koordinasi dan komunikasi yang
baik terhadap tokoh-tokoh masyarakat terkait untuk peminjaman dan
perijinan tempat mengajar, seperti Ketua DKM Masjid Jami Baitul Mu’minin
yang berada di RW 08 dan Pengurus Pesantren Salafi RW 07.
b. Pelatihan MC
Pada program kerja ini, merupakan suatu bentuk kegiatan pelatihan
kepada anak-anak remaja RW 08 untuk mengembangkan kemampuannya
berbicara di depan umum. Banyak anak-anak Dusun Gunung Peteuy yang
mempunyai kemampuan untuk menjadi seorang MC namun masih malu
untuk menunjukkan kemampuannya. Pada kegiatan ini, salah seorang dari
anggota mempunyai kemampuan untuk melatih anak-anak berbicara di
depan umum. Kegiatan ini dilaksanakan di sebuah aula yang berada di
samping Masjid Baitul Mu’minim yang berlokasi di RW 08, dengan
melakukan perijinan tempat kepada Ketua DKM Masjid Jami Baitul
Mu’minin.
c. Renovasi Warung Baca Masyarakat
Program kerja ini merupakan suatu bentuk kegiatan pelayanan kepada
masyarakat untuk Warung Baca yang berada di RT 01 RW 07 Dusun
Gunung Peteuy. Kegiatan ini perlu dilakukan karena kondisi warung baca
kurang terawat dan jumlah buku yang tidak pernah bertambah sementara
minat baca anak-anak Dusun Gunung Peteuy yang sangat tinggi.
Terselenggaranya kegiatan ini dikarenakan bantuan dana dari pihak
29
Universitas dan sumbangan buku dari Komnas Perempuan untuk
menambah koleksi buku yang ada, selain itu setiap anggota kelompok juga
diwajibkan untuk menyumbangkan buku. Akan tetapi, pada saat tahap
renovasi membutuhkan waktu yang lama karena kegiatan ini bentrok
dengan kegiatan KKN yang lainnya, namun anggota kelompok laki-laki
dibagi supaya tidak semua yang ikut dalam kegiatan KKN namun ada yang
melakukan renovasi di warung baca.
d. Pelatihan IT
Pada kegiatan ini, dilakukan suatu pelatihan untuk anak-anak Dusun
Gunung Peteuy khususnya yang berlokasi di RT 01 RW 07. Pelatihan IT yang
diberikan berupa pemahaman mengenai Microsoft Office, khususnya Microsoft
Word. Kegiatan ini dilaksanakan karena banyaknya anak-anak SMP yang
belum paham bagaimana menggunakan Microsoft Word. Namun, dalam
pelaksanaannya terdapat kendala tempat dan alat seperti komputer karena
banyak anak-anak tidak memilikinya, akhirnya digunakan posko KKN dan
peralatan seperti laptop dari setiap anggota kelompok.
2. Bidang Lingkungan dan Kebersihan
a. Penanaman Bibit Tanaman
Pada kegiatan ini, merupakan kegiatan pembagian bibit tanaman
kepada warga Dusun Gunung Peteuy. Kegiatan ini merupakan usulan dari
salah satu anggota kelompok yang berasal dari Jurusan Agribisnis, yang
mempunyai pengetahuan tentang tanaman. Sebagian masyarakat Dusun
Gunung Peteuy bekerja sebagai petani, sehingga pembagian bibit tanaman
ini dirasa perlu untuk menambah variasi tanaman yang sudah ada. Namun,
dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat kendala yakni jumlah bibit
tanaman yang terbatas sehingga bibit tanaman hanya dibagikan secara
simbolis kepada para tokoh masyarakat seperti ketua RT/RW.
b. Gotong Rotong
Kegiatan ini merupakan kegiatan bersih-bersih desa yang dilaksanakan
rutin setiap minggunya oleh masyarakat Dusun Gunung Peteuy. Kebiasaan
masyarakat Dusun Gunung Peteuy yang selalu membersihkan
lingkungannya, sehingga setiap anggota kelompok khususnya laki-laki ikut
serta dalam kegiatan ini. Namun, dalam pelaksanaannya tidak setiap Minggu
30
anggota kelompok mengikuti kegiatan ini dikarenakan kesibukan kelompok
karena kegiatan KKN yang padat.
c. Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Kegiatan ini merupakan kegiatan penyuluhan kepada anak-anak Dusun
Gunung Peteuy untuk mencuci tangan, menggosok gigi, dan membedakan
sampah organik dan anorganik. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN 02
Sibanteng, perlu diadakannya kegiatan ini karena anak-anak harus diberi
pengetahuan sejak disini tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
Terselenggaranya kegiatan ini dikarenakan adanya bantuan dana dari Pihak
Universitas dan perijinan tempat dari Kepala Sekolah dan Staf SDN 02
Sibanteng.
d. Pengadaan Tempat Sampah
Kegiatan ini merupakan suatu bantuan yang berbentuk fisik. Pengadaan
tempat sampah sangat perlu karena tidak adanya tempat sampah disekitar
RT 01 RW 07 Dusun Gunung Peteuy, khususnya di lingkungan sekolah,
pondok pesantren, dan warung baca. Pembelian tempat sampah sebagai
bantuan fisik yang diberikan kepada masyarakat Dusun Gunung Peteuy
dapat terlaksana karena adanya bantuan dana dari pihak universitas.
Namun, dalam pembagian tempat sampah ini terdapat kendala waktu
karena sangat dekat dengan penutupan KKN dan proses pemberian nama
pada tempat sampah yang memakan waktu yang lama, tetapi pembagian
dapat secara cepat terlaksana karena setiap anggota kelompok saling
berkoordinasi dan bekerjasama untuk melakukan pembagian ke tempat-
tempat yang telah ditentukan.
3. Bidang Sosial dan Ekonomi
a. Seminar Pra Nikah
Kegiatan ini merupakan suatu bentuk penyuluhan kepada masyarakat
Dusun Kawung Luwuk. Kegiatan ini diadakan karena maraknya pernikahan
usia dini yang terjadi di Desa Sibanteng, selain itu kegiatan ini merupakan
usulan dari salah satu anggota kelompok yang berasal dari Jurusan Hukum
Keluarga. Terselenggaranya kegiatan ini didukung oleh adanya pihak-pihak
yang membantu seperti pemateri yang berasal dari KUA, Dosen Pembimbing
KKN, dan salah satu anggota kelompok yang berasal dari Jurusan Ilmu
Hukum. Namun, dalam terselenggaranya kegiatan ini terdapat kendala
31
akomodasi, karena tempat yang terlalu jauh dari posko KKN sehingga
mobilitas terganggu, tetapi setiap anggota saling bekerjasama satu sama lain
secara bergantian menggunakan motor untuk tiba di lokasi kegiatan
sehingga semuanya berjalan dengan lancar dan tepat waktu.
b. Gebyar Kemerdekaan
Kegiatan ini merupakan perayaan dalam rangka menyambut HUT RI
sekaligus rangkaian acara penutupan KKN. Kegiatan ini dibagi menjadi dua,
yaitu perlombaan-perlombaan dan Pentas Seni. Terselenggaranya kegiatan
ini karena didukung oleh masyarakat Dusun Gunung Peteuy khususnya RT
01 RW 07, yang sangat antusias dalam menyambut HUT RI, selain itu
koordinasi dan perijinan dari ketua RT/RW dan Ketua Pemuda setempat
yang memberikan kepercayaan penuh terhadap kelompok untuk
mengadakan acara ini. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa
kendala seperti mepetnya penyediaan alat-alat untuk lomba dan untuk
persiapan pentas seni, sehingga menyebabkan kelompok terburu-buru dan
kurang maksimal dalam pelaksanaannya. Tetapi, kendala-kendala itu dapat
diatas berkat kerjasama dari kelompok.
c. Seminar Sadar Hukum dalam Pileg atau Pildes
Kegiatan ini dilaksanakan karena antusias yang besar dari masyarakat
ketika pemilihan Kepala Desa Sibanteng menyebabkan kisruh pada waktu
pemilihan umum sehingga dirasa perlu untuk melakukan pengetahuan
kepada masyarakat melalui seminar ini. Kegiatan ini merupakan usulan dari
salah satu anggota kelompok yang berasal dari jurusan Ilmu Hukum, selain
itu kegiatan ini terselenggara karena kerjasama kelompok dengan pihak
Desa Sibanteng dan Panitia Pemilihan Kepala Desa. Kegiatan seminar sadar
hukum mengundang Kepala Desa SiBanteng, Panitia Pemilihan Umum,
Dosen Pembimbing KKN, serta salah seorang pemateri yang merupakan
kenalan dari salah seorang anggota. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat
kendala yaitu lokasi Kantor Kepala Desa yang jauh dari posko KKN,
sehingga membuat setiap anggota kelompok harus lebih awal dalam
melakukan persiapan.
d. Pelatihan Produk Olahan
Kegiatan ini merupakan sebuah pelatihan kepada masyarakat Dusun
Gunung Peteuy khususnya RT 01 RW 07 yang diberikan kepada Ibu-Ibu.
32
Pelatihan produk olahan ini adalah suatu kegiatan mengolah suatu hasil
panen menjadi sebuah produk makanan yang mempunyai nilai jual,
diadakannya kegiatan ini untuk membantu ibu-ibu lebih produktif sehingga
dapat membantu perekonomian keluarga, selain pelatihan pada kegiatan ini
juga dilakukan lomba memasak produk olahan. Antusias yang besar dari ibu-
ibu membuat pelatihan ini berlangsung sangat meriah, pengisi acara pada
kegiatan ini adalah salah seorang anggota kelompok yang mempunyai
keahlian memasak. Namun, sebelum pelaksanaan kegiatan ini terdapat
kendala tempat untuk diselenggarakannya kegiatan ini, tetapi karena
koordinasi yang baik dari kelompok kepada ketua RW akhirnya
mendapatkan perijinan tempat di salah satu rumah warga yang mempunyai
halaman yang luas.
e. Pelatihan Kerajinan Tangan
Kegiatan ini merupakan sebuah pelatihan kepada masyarakat Dusun
Gunung Peteuy khususnya RT 01 RW 07 yang diberikan kepada Ibu-Ibu.
Pelatihan kerajinan tangan ini adalah suatu kegiatan membuat suatu produk
dengan cara merajut sehingga menghasilkan daya jual, produknya seperti
bros, tempat pensil, dan tempat hp. Pengisi acara pada kegiatan ini adalah
salah seorang anggota kelompok yang mempunyai keahlian merajut. Namun,
dalam pelaksanaannya terdapat kendala seperti tempat serta peserta
pelatihan yang tidak tepat sasaran yakni terdapat banyak anak-anak yang
lalu lalang menyebabkan suasana kurang kondusif, tetapi beberapa anggota
kelompok berusaha membuat suasana menjadi kondusif. Pelatihan kerajinan
tangan ini direncanakan akan dilaksanakan setiap minggu, karena banyak
acara yang bentrok dan beberapa anggota terpecah ke kegiatan yang lain
menyebabkan pelatihan ini hanya berlangsung satu kali.
f. Pengadaan Meja dan Papan Tulis untuk TPA
Kegiatan ini merupakan bantuan fisik yang dilakukan kelompok kepada
masyarakat Dusun Gunung Peteuy RT 01 RW 07. Kegiatan ini dapat
terlaksana karena bantuan dana dari pihak universitas, selain itu
diadakannya bantuan fisik ini dikarenakan tidak adanya papan tulis dan
meja yang memadai di tempat pengajian terbuka. Antusias dari anak-anak
Dusun Gunung Peteuy untuk belajar mengaji namun sarana dan prasarana
kurang mendukung merupakan suatu pertimbangan yang besar untuk
mengadakan bantuan ini. Namun, dalam pengadaan meja terdapat kendala
33
yakni proses pemberian nama pada meja yang memakan waktu sehingga
proses serah terima dilakukan mendekati penutupan KKN, tetapi karena
kerjasama dari anggota kelompok semua kendala dapat terselesaikan.
4. Bidang Keagamaan
a. Pengadaan Lemari Masjid
Kegiatan ini merupakan bantuan secara fisik yang diberikan kepada
Masjid Jami Baitul Mu’minin di RW 08. Pemberian lemari masjid ini
diadakan karena al-Qur’an dan alat shalat yang ada di masjid kurang tertata
dengan rapi karena tidak ada tempat penyimpanannya. Akhirnya, kelompok
sepakat untuk memberikan bantuan berupa lemari, terselenggaranya
bantuan ini didukung oleh bantuan dana dari pihak Universitas.
b. Pengadaan Alat-alat Kebersihan Masjid
Kegiatan ini merupakan salah satu bantuan fisik yang diberikan untuk
sarana dan prasarana yang ada di RT 01 RW 07 Dusun Gunung Peteuy.
Kondisi masjid yang kurang terjaga kebersihannya salah satunya
dikarenakan alat-alat kebersihan yang tidak lengkap dan sudah usang,
sementara antusias dari masyarakat untuk shalat berjamaah di masjid sangat
besar sehingga dirasa perlu untuk membuat masjid selalu dalam keadaan
bersih. Akhirnya kelompok memutuskan untuk menyumbangkan alat-alat
kebersihan untuk masjid Al-Barokah yang berlokasi di RT 01 RW 07,
pembelian alat-alat ini berasal dari dana yang diberikan oleh pihak
Universitas.
c. Pengadaan plang penunjuk dan nama Masjid
Kegiatan berupa bantuan fisik ini dilaksanakan karena rekomendasi
dari kepala RT 01 dan kepala RW 07 yang menyatakan banyak pengunjung
atau wisatawan yang tidak tau keberadaan masjid karena letaknya dipojok
dan terhalang oleh rumah warga. Akhirnya, berdasarkan rekomendasi dari
ketua RT dan RW kelompok melakukan bantuan berupa pengadaan plang
penunjuk dan nama masjid. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan ini, peran
serta anggota laki-laki sangat membantu seperti memesan besi, mengecat,
melakukan pemasangan, dan melakukan koordinasi dengan pihak RT/RW.
Namun, dalam pelaksanaannya terdapat kendala yakni dari pihak yang
menyediakan besi untuk plang dan nama masjid sangat lama prosesnya serta
34
proses pengecatan yang membutuhkan waktu. Tetapi, kegiatan ini
berlangsung tepat waktu karena pemesanan besi dilakukan jauh-jauh hari.
5. Bidang Kesehatan
a. Senam Ceria
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diadakan setiap minggu yaitu
senam bersama masyarakat Dusun Gunung Peteuy yang bertempat di
Lapangan SMPN Satu Atap. Terselenggaranya kegiatan ini merupakan salah
satu usul dari anggota kelompok. Antusias yang besar dari Ibu-Ibu serta
anak-anak membuat beberapa dari anggota kelompok sangat bersemangat
dalam memimpin senam. Ada salah seorang anggota kelompok yang menjadi
instruktur untuk memimpin senam dan anggota yang lain mengikutinya.
Kegiatan ini juga didukung oleh koordinasi yang baik antara kelompok
dengan pihak sekolah SMPN Satu Atap untuk perijinan tempat, namun
dalam kegiatan ini terdapat kendala seperti banyaknya anak-anak sehingga
situasi kurang kondusif, tetapi setiap anggota kelompok saling
berkoordinasi satu sama lain untuk mengkondisikan anak-anak.
b. Pengadaan Timbangan Bayi
Kegiatan ini merupakan bantuan secara fisik yang diberikan kepada
Posyandu RT 01 RW 07 dikarenakan pada saat pemeriksaan berat badan
balita masih menggunakan timbangan konvensional. Akhirnya, kelompok
memutuskan untuk memberikan timbangan bayi kepada pengurus
posyandu RT 01 RW 07, dana yang dipergunakan untuk membeli timbangan
bayi merupakan bantuan dari pihak Universitas.
35
BAB III
KONDISI DESA SIBANTENG, KECAMATAN LEUWISADENG
A. Sejarah Desa Sibanteng7
1. Legenda Desa (Sasakala)
Desa Sibanteng adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Legenda desa terjadi sejak pada masa
penjajahan Belanda sampai penjajahan Jepang. Tepatnya di Kampung Jambu.
Di Kampung Jambu ada seorang lelaki bernama H. Taeran, beliau seorang
tokoh ulama yang sangat disegani sekaligus menjabat sebagai kepala desa.
Beliau adalah orang yang sakti mandra guna sehingga membuat kolonial
Belanda segan dan menghormati beliau. Karena kesaktian beliau akhirnya
orang-orang Belanda menjulukinya dengan sebutan “Sibanteng”.
Sedangkan menurut rumor tokoh masyarakat, Sibanteng merupakan
nama sebuah tempat (rawa/situ) yang banyak didatangi oleh sapi/banteng
untuk berendam di dalamnya. Sejak saat itu masyarakat sering menyebutnya
dengan “Situ Banteng” yang lambat laun berubah menjadi “Sibanteng”.
2. Terbentuknya Desa Sibanteng
Pada tahun 1913 Desa Sibanteng terbentuk dan dikepalai oleh H.Taeran.
Beliau memimpin Desa Sibanteng sampai menjelang akhir hayatnya. Setelah
beliau wafat, kepemimpinan desa digantikan oleh Syafe’i, sang pendamping
setia H. Taeran dan juga disegani oleh masyarakat Desa Sibanteng.
Beliau meneruskan perjuangan H.Taeran untuk kesejahteraan
masyarakat dan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari genggaman
jajahan kolonial Belanda. Perjuangan selanjutnya diteruskan oleh H.Suria.
Beliau memimpin Desa Sibanteng kurang lebih selama 5 periode, setelah
beliau wafat, tampuk pemerintahan desa dipimpin oleh seorang lelaki
bernama Jaisin yang menjabat selama 8 tahun kepemimpinan sampai yahun
1953.
Sejak tahun 1985, jabatan kepala desa ditentukan dengan cara
demokrasi yakni dengan cara dipilih oleh masyarakat. Saat itu yang terpilih
menjadi kepala desa adalah Dohom. Mengingat usia beliau yang sudah lanjut
akhirnya beliau mengundurkan diri dari kursi kepemimpinan dan
digantikan oleh Badri selama 8 tahun sejak tahun 1985 sampai 1993 setelah
7 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.
36
akhir masa jabatan. Kemudian pemerintahan desa dilanjutkan oleh kepala
desa terpilih yang bernama Ukas Djarkasih yang menjabat sejak tahun 1993-
2001. Pada masa pemerintahan beliau, aturan pemerintahan mengharuskan
setiap desa untuk membentuk suatu lembaga perwakilan yang bernama
Badan Perwakilan Desa (BPD) yang kehormatannya dipilih langsung oleh
masyarakat.
Dari tubuh BPD tersebut muncul tokoh pemuda yang bernama E.
Kokasih, pemuda yang berbakat dari kalangan pengusaha yang cukup loyal
dan sangat peduli pada nasib pembangunan Desa Sibanteng. Atas dasar
kesepakatan anggota BPD, mereka megusulkan salah satu anggota BPD
untuk dicalonkan menjadi kandidat kepala desa. Berkat semangat yang
tinggi serta dorongan dan dukungan masyarakat akhirnya terpilihlah E.
Kokasih sebagai kepala desa terpilih periode 2001-2007. Sejak masa
pemerintahan beliau, Desa Sibanteng mengalami kemajuan yang pesat di
beberapa aspek kehidupan; seperti pembangunan dan lain-lain yang
langsung dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat.
Pada tanggal 11 Maret 2007, E. Kokasih kembali terpilih menjadi kepala
Desa Sibanteng periode 2007-2013. Semasa kepemimpinan beliau, aspek
pembangunan sangat diprioritaskan pada wilayah-wilayah yang tertinggal.
Begitu juga aspek ekonomi, sosial dan budaya. Tahun 2012, terpilih H.
Supriani sebagai kepala desa sampai dengan sekarang.
B. Letak Geografis Desa Sibanteng8
Desa Sibanteng memiliki luas wilayah sebesar 640,816 Ha dengan
bentuk wilayah dataran berbukit dengan kemiringan 40 derajat, ketinggian
desa ini dari permukaan laut setinggi 325 Mdpl. Curah hujan rata-rata pada
Desa Sibanteng adalah 1.200 mm/tahun dengan kelembaban suhu rata-rata
35C.
Desa Sibanteng terbagi menjadi lima dusun yaitu Dusun Gn. Peteuy,
Dusun Kawung Luwuk, Dusun Sinar Jaya, Dusun Sadeng Kaum dan Dusun
Liojambu, serta terdapat 9 RW dan 29 RT. Batas Wilayah Desa Sibanteng,
yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cigudeg/Rumpin, di
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Leuwisadeng dan Desa Sadeng
Kolot, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sadeng dan di sebelah timur
berbatasan dengan Desa Leuwisadeng dan Desa Leuwibatu.
8 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.
37
Desa Sibanteng memiliki jarak tempuh dari ibukota pemerintahan
Kabupaten Bogor yaitu Cibinong sejauh 35 km dan dapat ditempuh selama
sekitar 1 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jarak dari desa ke
ibu kota Jawa Barat yaitu Bandung sejauh 104 km sedangkan jarak dari desa
ke ibu kota Indonesia yaitu Jakarta berjarak 80 km dan dapat ditempuh
selama 2 jam dengan kendaraan bermotor.
Jarak dari Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke Desa Sibanteng
sejauh 55 km, perjalanan ini dapat ditempuh selama 2,5 jam dengan
menggunakan kendaraan bermotor. Jalur yang tercepat yang dapat di lalui
untuk bisa sampai ke desa ini yaitu melalui Jalan Raya Parung atau melalui
Jalan Raya Muncul namun jalur ini terbilang lebih lama dikarenakan jalan
yang rusak karena digunakan oleh kendaraan besar seperti truk yang tidak
sedikit.
Berikut ini adalah gambar penampang Desa Sibanteng:
Gambar 3. 1: Peta Desa Sibanteng9
9 “Sibanteng, Leuwisadeng, Bogor, Jawa Barat” diakses pada 10 September 2018
dari: https://goo.gl/maps/rsxkdMYbn4r .
38
Gambar 3. 2: Peta Lokasi Pengabdian
C. Struktur Penduduk10
1. Keadaan Desa Sibanteng Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng sampai
akhir bulan Juli 2018 tercatat sebanyak 9.535 Jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 1.460 Jiwa/Km. Penduduk di Desa Sibanteng, Kecamatan
Leuwisadeng terdiri dari:
a. Laki – Laki sebanyak : 4.987 Jiwa
b. Perempuan sebanyak : 4.548 Jiwa
c. Kepala Keluarga (KK) : 2.618 KK
10 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.
39
Tabel 3. 1: Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Kelompok Umur Jumlah Jiwa
Jumlah Total Laki-Laki Perempuan
00-04 594 549 1.143
05-09 529 498 1.027 10-14 515 481 996 15-19 498 441 939 20-24 413 437 850 25-29 382 369 751 30-34 323 325 648 35-39 300 243 543 40-44 303 239 542 45-49 333 232 565 50-54 241 215 456 55-59 206 183 389 60-64 167 140 307 65-69 105 110 215
70 Keatas 78 86 164 JUMLAH 4.987 4.548 9.535
2. Keadaan Penduduk Desa Sibanteng Menurut Agama
Mayoritas penduduk Sibanteng menganut agama Islam dimana dapat
dilihat berdasarkan grafik dibawah ini dengan jumlah penduduk sebesar
9.544 Jiwa sedangkan sebesar 2 Jiwa menganut agama Kristen Khatolik.
Fasilitas penunjang ibadah bagi mayoritas penduduk Desa Sibanteng terdiri
dari Masjid Jami dan Mushallah yang tersedia di berbagai RW di desa
tersebut. Di Desa sibanteng juga mengadakan kegiatan pengajian rutin baik
yang dilakukan kaum laki-laki, perempuan ataupun anak remaja dimana
dapat dilihat berdasarkan tabel di bawah ini dengan adanya majelis taklim
dan pondok pesantren.
Tabel 3. 2: Fasilitas Keagamaan
Fasilitas Jumlah
Masjid Agung -
Masjid Jami 12 unit
Mushalla 16 unit
Majelis Taklim 12 unit
40
Pondok Pesantren 14 unit
TPQ -
Gereja -
Pura -
Wihara -
Kelenteng -
Pagoda -
3. Keadaan Penduduk Desa Sibanteng Menurut Mata Pecaharian
Berdasarkan hasil dari grafik dibawah ini dapat dilihat bahwa Mata
Pencaharian di Desa Sibanteng beragam seperti petani, pengusaha,
pengrajin, buruh industri, buruh bangunan, buruh pertambangan,
pendagang, pengemudi (supir), PNS, TNI/POLRI, dan pensiunan. Mata
pencaharian yang paling banyak dilakukan oleh penduduk Desa Sibanteng
yaitu petani dimana terdapat 969 Jiwa dan diikuti dengan mata pencaharian
sebagai buruh bangunan sebesar 645 Jiwa.
Tabel 3. 3: Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Jenis Mata Pencaharian Jumlah
Petani 969 orang
Pengusaha 3 orang
Pengrajin 1 orang
Buruh Industri 120 orang
Buruh Bangunan 645 orang
Buruh Pertambangan 15 orang
Pedagang 244 orang
Pengemudi 145 orang
PNS 312 orang
TNI/POLRI 31 orang
4. Keadaan Penduduk Desa Sibanteng Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan di Desa Sibanteng memiliki tingkat pendidikan yang
berbeda, dimulai dari buta huruf, belum sekolah, tidak tamat Sekolah Dasar
(SD), tamat SLTP/sederajat, tamat SMU/sederajat, tamat D-1 s/d D-3, dan
tamat S-1 s/d S-3. Berdasarkan hasil grafik dibawah ini dapat diketahui
bahwa jumlah penduduk desa yang buta huruf sebanyak 95 jiwa, belum
41
sekolah sebanyak 145 jiwa, tamat SLTP/sederajat sebanyak 1.903 jiwa, tamat
SMU/sederajat sebanyak 1.823 jiwa, tamat D-1 s/d D-3 sebanyak 935 jiwa,
tamat S-1 s/d S-3 sebanyak 728 jiwa.
Tabel 3. 4: Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah
Buta Huruf 95 orang
Belum Sekolah 145 orang
Tidak Tamat SD/Sederajat -
Tamat SLTP/Sederajat 1.903 orang
Tamat SMU/Sederajat 1.823 orang
Tamat D-1 s/d D-3 935 orang
Tamat S-1 s/d S-3 728 orang
D. Sarana dan Prasarana Desa Sibanteng11
1. Sarana Pemerintah
Tabel 3. 5: Sarana Pemerintahan
Sarana Pemerintahan Jumlah
Kantor Kecamatan -
Kantor Kepala Desa 1 unit
Kantor Polsek -
Kantor Koramil -
Kantor KUA 1 unit
Gambar 3. 3: Kantor Kepala Desa
11 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.
42
Gambar 3. 4: Kantor KUA
2. Sarana Pendidikan
Tabel 3. 6: Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan Jumlah
TK/PAUD 14 unit
SD Negeri 3 unit
Mts Negeri 1 unit
Mts Swasta 1 unit
MI Swasta 3 unit
SMK Swasta 1 unit
MA Negeri 1 unit
MA Swasta 1 unit
SMP Negeri 1 unit
SMP Swasta 1 unit
Gambar 3. 5: Gedung SDN Sinar Jaya
43
Gambar 3. 6: Gedung SMK Pesona Dywntara
3. Sarana Kesehatan
Tabel 3. 7: Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan Jumlah
Rumah Bersalin/Bidan Desa 1 unit Puskesmas Pembantu 1 unit Posyandu 9 unit Toko Obat 1 unit
Gambar 3. 7: Posyandu Anggrek 5
44
Gambar 3. 8: Bidan Vita Megasari
4. Sarana Perhubungan
Tabel 3. 8: Sarana Perhubungan
Sarana Perhubungan Jumlah
Jalan Negara 2 Km
Jalan Provinsi 1 Km
Jalan Kabupaten 6.5 Km
Jalan Desa 6 Km
Jembatan Beton 3 unit
Gorong-Gorong 19 unit
Gambar 3. 9: Jalan Negara
45
Gambar 3. 10: Gorong-Gorong
5. Sarana Perekonomian
Tabel 3. 9: Sarana Perekonomian
Sarana Perekonomian Jumlah
Rumah Potong Hewan 1 unit Toko 6 unit Kios 15 unit Warung 421 unit Minimarket 1 unit
Gambar 3. 11: Toko
46
Gambar 3. 12: Toko Kelontong
6. Sarana Pertanian dan Pengairan
Tabel 3. 10: Sarana Pertanian dan Pengairan
Sarana Pertanian dan Pengairan Jumlah
Bendungan 3 unit Irigasi 3 unit Sungai/Kali 4 unit
Gambar 3. 13: Irigasi
47
Gambar 3. 14: Sungai/Kali
7. Sarana Keagamaan
Tabel 3. 11: Sarana Keagamaan
Sarana Keagamaan Jumlah
Masjid Agung -
Masjid Jami 12 unit
Mushalla 16 unit
Majelis Taklim 12 unit
Pondok Pesantren 14 unit
Gambar 3. 15: Masjid Al-Khoer
48
Gambar 3. 16: Masjid Nurul Hikmah
49
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Tahap awal dalam membuat perencanaan kegiatan yaitu dengan
mengidentifikasi masalah agar dapat memecahkan berbagai permasalahan
yang terdapat di Desa Sibanteng. Untuk mempermudah analisis masalah
yang terdapat di Desa Sibanteng, dapat dilakukan dengan metode analisis
SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats). Metode SWOT adalah
sebuah metode perencanaan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (Weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam
rangka kegiatan program kerja. Metode ini melibatkan suatu tujuan yang
ditentukan agar lebih spesifik terhadap kegiatan program kerja dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang
tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Berikut adalah penjelasan
permasalahan di Desa Sibanteng melalui metode SWOT:
Tabel 4. 1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan
Matriks SWOT 01. BIDANG PENDIDIKAN
Internal
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
Minat baca yang
tinggi dari anak-
anak Dusun
Gunung Peteuy,
khususnya tingkat
PAUD/TK, SD/MI,
dan SMP/MTs
Banyaknya jumlah
anak-anak Dusun
Gunung Peteuy
Kemauan yang
besar dari anak-
anak Dusun
Gunung Peteuy
untuk belajar
Kondisi warung
baca
masyarakat
yang kurang
terawat
Minimnya
pengetahuan
anak-anak
Dusun Gunung
Peteuy tentang
bahasa asing,
bahasa
Indonesia, dan
Matematika
Kurangnya
penguasaan IT
50
Eksternal
Dukungan dari
beberapa tokoh
masyarakat Dusun
Gunung Peteuy
untuk
meningkatkan
kualitas
pendidikan
anak-anak
Dusun Gunung
Peteuy,
khususnya
tingkat
SMP/MTs
Kurangnya rasa
percaya diri
anak-anak
Dusun Gunung
Peteuy untuk
berbicara di
depan umum.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Kehadiran
mahasiswa/i KKN
membuat anak-anak
Dusun Gunung
Peteuy lebih
semangat belajar
Adanya bantuan
dana KKN dari pihak
universitas
Kompetensi dari
mahasiswa/i KKN
yang beraneka ragam
karena memiliki
latar belakang
jurusan yang
berbeda-beda
Keterampilan
mahasiswa/i KKN
untuk melatih public
speaking, IT, bahasa
asing, bahasa
Mahasiswa/i KKN
memberikan
pengajaran bahasa
asing, bahasa
Indonesia, dan
Matematika
terhadap anak-
anak Dusun
Gunung Peteuy
berdasarkan latar
belakang
kompetensi yang
dimiliki
Adanya bantuan
dana dari
universitas
digunakan untuk
merenovasi
Warung Baca
Masyarakat Dusun
Gunung Peteuy
Mahasiswa/i
merenovasi
Warung Baca
Masyarakat dan
menambah
koleksi buku
yang ada
Mahasiswa/i
melakukan
pengajaran
bahasa asing,
bahasa
Indonesia, dan
Matematika
terhadap anak-
anak Dusun
Gunung Peteuy
Mahasiswa/i
melakukan
pelatihan IT
terhadap anak-
anak Dusun
51
Indonesia, dan
Matematika
Gunung Peteuy,
khususnya
dalam
penguasaan
Microsoft Office
Mahasiswa/i
melakukan
pelatihan public
speaking untuk
melatih
kepercayaan
diri anak-anak
Dusun Gunung
Peteuy
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Mahasiswa/i
kekurangan modul
untuk pembelajaran
Sumbangan buku dari
mahasiswa/i kurang
banyak untuk
memenuhi koleksi
buku di Warung Baca
Masyarakat
Mobilitas
mahasiswa/i yang
terbatas karena
tempat mengajar yang
cukup jauh
Mahasiswa/i
menggunakan
media internet
untuk mencari
bahan
pembelajaran
Mahasiswa/i
mendapatkan
sumbangan buku
dari Komnas
Perempuan
Mahasiswa/i
menggunakan
posko KKN
untuk tempat
melakukan
pelatihan IT
Mahasiswa/i
diberikan
jadwal setiap
minggunya
untuk mengajar
sehingga
seimbang
dengan jumlah
kendaraan
bermotor yang
tersedia
Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program
di bidang pendidikan sebagai berikut:
Kegiatan Bimbel TPA dan Calistung
Pelatihan MC
52
Renovasi Warung Baca Masyarakat
Pelatihan IT
Tabel 4. 2: Matriks SWOT Bidang Lingkungan dan Kebersihan
Matriks SWOT 02. BIDANG LINGKUNGAN DAN KEBERSIHAN
Internal
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
Masyarakat Dusun
Gunung Peteuy
yang selalu
menjaga
lingkungan sekitar
Tersedia lahan
yang cukup untuk
penanaman bibit
tanaman
Dukungan dari
masyarakat dan
tokoh masyarakat
untuk program
KKN
Kurangnya
tempat sampah
di lingkungan
sekolah
menyebabkan
lingkungan
sekolah kurang
terjaga
kebersihannya
Kurangnya
pengetahuan
tentang
perilaku hidup
bersih dan sehat
terhadap anak-
anak Dusun
Gunung Peteuy
Kurangnya
partisipasi
warga Dusun
Gunung Peteuy
dalam kegiatan
gotong royong
Kurangnya
variasi tanaman
hasil panen
masyarakat
Gunung Peteuy
53
Eksternal
yang mayoritas
adalah petani
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Bantuan dana KKN
dari pihak
universitas
Kemampuan
mahasiswa/i untuk
menjalin komunikasi
dengan pihak
sekolah dan para
tokoh masyarakat
Keberadaan
mahasiswa/i yang
dapat membantu
kegiatan di Dusun
Gunung Peteuy
Mahasiswa/i
melakukan
koordinasi dengan
pihak sekolah,
khususnya SD
untuk melakukan
kegiatan PHBS
(Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat)
Mahasiswa/i
mengajak warga
untuk melakukan
kegiatan gotong
royong
Mahasiswa/i
melakukan
penanaman bibit
tanaman di lahan
kosong
Mahasiswa/i
melakukan
penyuluhan
PHBS di SDN 02
Sibanteng
Mahasiswa/i
melakukan
kegiatan gotong
royong bersama
dengan
masyarakat
Dusun Gunung
Peteuy RT 01
RW 07
Mahasiswa/i
melakukan
pembagian bibit
tanaman kepada
beberapa
masyarakat
Dusun Gunung
Peteuy
Mahasiswa/i
membagikan
tempat sampah
di beberapa
sekolah yang
ada di Desa
Sibanteng
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Sulitnya
membagikan bibit
tanaman kepada
Melakukan
pembagian bibit
tanaman terhadap
Bekerjasama
dengan RT/RW
Dusun Gunung
54
masyarakat karena
jumlah bibit yang
terbatas
Padatnya kegiatan
KKN sehingga sulit
mencari waktu
untuk membagikan
bibit tanaman buah
beberapa Ketua
RT/RW di Dusun
Gunung Peteuy
Bersama-sama
dengan masyarakat
untuk
membagikan bibit
tanaman kepada
RT/RW Dusun
Gunung Peteuy
Peteuy untuk
membantu
pembagian bibit
tanaman buah
Menentukan
jadwal yang
tepat untuk
membagikan
bibit tanaman
sehingga tidak
bentrok dengan
kegiatan KKN
lainnya
Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program di
bidang lingkungan dan kebersihan sebagai berikut:
Penanaman Bibit Tanaman
Gotong Royong
Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Pengadaan Tempat Sampah
Tabel 4. 3: Matriks SWOT Bidang Sosial dan Ekonomi
Matriks SWOT 03. BIDANG SOSIAL DAN EKONOMI
Internal
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
Antusiasme
masyarakat Dusun
Gunung Peteuy
yang besar
terhadap program
KKN
Tradisi HUT RI
yang selalu
diselenggrakan
oleh masyarakat
Dusun Gunung
Peteuy
Maraknya
pernikahan usia
dini di Desa
Sibanteng
Banyaknya ibu-
ibu yang hanya
menjadi ibu
rumah tangga
sehingga kurang
menyokong
kondisi
55
Eksternal
Semangat yang
besar dari anak-
anak Dusun
Gunung Peteuy
untuk mengaji
perekonomian
keluarga
Seringnya
terjadi kisruh
pada saat
Pemilihan
Kepala Desa
Kurangnya meja
dan tidak
adanya papan
tulis di tempat
pengajian anak-
anak
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Mahasiswa/i
melakukan
kerjasama dengan
pihak KUA dan
Panitia Pemilihan
Kepala Desa
Mahasiswa/i
mendapatkan
bantuan dana KKN
dari universitas
Mahasiswa/i
memiliki keahlian
dalam memasak dan
membuat kerajinan
tangan
Kompetensi
mengelola acara dari
mahasiswa/i di
kampus dan acara
eksternal lainnya
Mahasiswa/i
berkoordinasi
dengan pihak KUA
dan Panitia
Pemilihan Kepala
Desa untuk
menjadi pemateri
dalam seminar
Mahasiswa/i
memberikan
hadiah bagi para
pemenang lomba
HUT RI
Mahasiswa/i ikut
berkontribusi
dalam kegiatan
perayaan HUT RI
di Dusun Gunung
Peteuy
Mahasiswa/i
mengadakan
Seminar Pra
Nikah di Dusun
Kawung Luwuk
Mahasiswa/i
mengadakan
Seminar Sadar
Hukum dalam
Pileg atau
Pilkades di
Kantor Kepala
Desa Sibanteng
Mahasiswa/i
melakukan
kegiatan
Pelatihan
Produk Olahan
dan Kerajinan
Tangan bersama
ibu-ibu di
56
Dusun Gunung
Peteuy
Mahasiswa/i
memberikan
bantuan berupa
pengadaan meja
dan papan tulis
untuk mengaji
di Dusun
Gunung Peteuy
RT 01 RW 07
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Tidak adanya tempat
untuk melaksanakan
kegiatan Produk
Olahan dan
Kerajinan Tangan
Lapangan tempat
dilaksanakannya
perlombaan HUT RI
digunakan oleh
pihak sekolah
Perlombaan yang
diselenggarakan
oleh kelompok
KKN dilaksanakan
pada tanggal 18
Agustus 2018
Tempat
pelaksanaan
kegiatan Produk
Olahan dan
Kerajinan
Tangan
diselenggarakan
di halaman
depan rumah
salah satu warga
Perlombaan
HUT RI
dilaksanakan
siang hari
setelah dipakai
pihak sekolah
Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program di
bidang sosial dan ekonomi sebagai berikut:
Seminar Pra Nikah
Gebyar Kemerdekaan
Seminar Sadar Hukum dalam Pileg atau Pilkades
Pelatihan Produk Olahan
Pelatihan Kerajinan Tangan
Pengadaan Meja dan Papan Tulis untuk TPA
57
Tabel 4. 4: Matriks SWOT Bidang Keagamaan
Matriks SWOT 04. BIDANG KEAGAMAAN
Internal
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
Budaya
masyarakat Dusun
Gunung Peteuy
yang religius
Terdapat Pondok
Pesantren Salafi di
RT 01 RW 07
Dusun Gunung
Peteuy
Masyarakat Dusun
Gunung Peteuy
yang selalu
melaksanakan
shalat secara
berjamaah di
masjid
Partisipasi dari
masyarakat Dusun
Gunung Peteuy
yang besar dalam
kegiatan Pengajian
Mingguan,
khususnya RT 01
RW 07
Kondisi
kebersihan
Masjid Al-
Barokah RT 01
RW 07 yang
kurang terjaga
Kondisi al-
Qur’an di tempat
pengajian yang
kurang layak
Tidak terdapat
alat shalat di
masjid RW 08
Tidak adanya
tempat untuk
menyimpan al-
Qur’an di Masjid
RW 08
Tidak adanya
papan nama
Masjid Al-
Barokah RT 01
RW 07
Tidak adanya
papan plang
penunjuk masjid
Al-Barokah RT
01 RW 07
sehingga para
pendatang tidak
mengetahui
bahwa terdapat
masjid di RT 01,
58
Eksternal
karena letak
masjid terhalang
oleh rumah
warga
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Adanya bantuan
dana KKN dari pihak
universitas
Adanya bantuan
wakaf al-Qur’an dari
Ponpes Tahfidz Al-
Quran Bina Insan
Qur’ani
Mahasiswa/i
melakukan
pengumpulan alat
shalat untuk
disumbangkan
Ketertarikan yang
besar dari
mahasiswa/i KKN
dalam bidang
keagamaan
Mahasiswa/i
mengirimkan
proposal ke
Pondok Pesantren
Tahfidz Al-Quran
Bina Insan Qur’an
untuk
mendapatkan
bantuan al-Qur’an
Mahasiswa/i
mengadakan
kegiatan BBM
(Bersih-Bersih
Masjid) Al-
Barokah RT 01
RW 07
Mahasiswa/i
melakukan
wakaf al-Qur’an
dan Alat Shalat
kepada Masjid
RW 08, santri
Pesantren Salafi,
dan tempat
pengajian
setempat
Mahasiswa/i
menyumbangkan
lemari untuk
tempat
menyimpan al-
Qur’an dan alat
shalat di Masjid
RW 08 Dusun
Gunung Peteuy
Mahasiswa/i
menyumbangkan
alat-alat
kebersihan
untuk Masjid Al-
59
Barokah RT 01
RW 07
Mahasiswa/i
memasang plang
penunjuk dan
papan nama
Masjid Al-
Barokah RT 01
RW 07
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Padatnya agenda
KKN sehingga
menyulitkan
penyelesaian
pemasangan plang
penunjuk dan papan
nama Masjid Al-
Barokah RT 01 RW
07
Lambatnya
penyediaan besi
untuk plang
penunjuk dan papan
nama masjid
Membagi tugas
untuk
menyelesaikan
bantuan fisik
berupa
pemasangan plang
penunjuk dan
papan nama
Masjid Al-Barokah
RT 01 RW 07
Memesan besi
untuk plang
penunjuk masjid
dan papan nama
masjid dari jauh-
jauh hari
Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program di
bidang keagamaan sebagai berikut:
Pengadaan Lemari Masjid
Pengadaan Alat-Alat Kebersihan Masjid
Pengadaan Plang Penunjuk dan Papan Nama Masjid
Tabel 4. 5: Matriks SWOT Bidang Kesehatan
Matriks SWOT 05. BIDANG KESEHATAN
Internal
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
Antusiasme yang
besar dari
Kurangnya
kegiatan
60
Eksternal
masyarakat Dusun
Gunung Peteuy
dari program-
program KKN
Kegiatan Posyandu
dan Posbindu yang
rutin diadakan
setiap bulannya
olahraga bagi
masyarakat
Dusun Gunung
Peteuy,
khususnya RT 01
RW 07
Kurangnya
fasilitas
timbangan bayi
untuk kegiatan
posyandu
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Potensi serta
keinginan yang besar
dari mahasiswa/i
KKN untuk
mengadakan
kegiatan olahraga
Mendapatkan izin
dari pihak
Puskesmas tingkat
kecamatan untuk
ikut serta dalam
kegiatan Posyandu
dan Posbindu
Mahasiswa/i
melakukan
koordinasi dengan
pihak SMP Satu
Atap untuk
perijinan lapangan
serta sound system
yang akan
digunakan untuk
senam
Mahasiswa/i
melakukan
koordinasi dengan
bidan-bidan yang
bertugas dalam
kegiatan Posyandu
dan Posbindu
Mahasiswa/i
mengadakan
kegiatan senam
ceria bagi
masyarakat
Dusun Gunung
Peteuy setiap
minggunya
Memberikan 1
(satu) buah
timbangan bayi
untuk kegiatan
Posyandu di Desa
Sibanteng
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Bentroknya jadwal
kegiatan senam ceria
dengan kegiatan
KKN lainnya
Jarak Posyandu dan
Posbindu yang
Membagi tugas
kepada setiap
anggota KKN
sehingga semua
anggota dapat
tersebar di
Kegiatan senam
ceria dilakukan
seminggu sekali
di lapangan SMP
Satu Atap
61
cukup jauh dari
posko KKN sehingga
menyulitkan dalam
hal transportasi
kegiatan yang lain
walaupun pada
hari yang sama
Membagi jumlah
motor dan
anggota yang ada
untuk ikut dalam
kegiatan
Posyandu dan
Posbindu
Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program di
bidang kesehatan sebagai berikut:
Senam Ceria
Pengadaan Timbangan Bayi
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat
1. Bimbingan Belajar
Tabel 4. 6: Kegiatan Bimbingan Belajar
Bidang Pendidikan
Program Sibanteng Cerdas
Nomor Kegiatan 01
Nama Kegiatan Bimbingan Belajar
Tempat, Tgl Aula RW 08 Dusun Gn. Peteuy
23 Juli-15 Agustus 2018
(Setiap hari Senin, Rabu, dan Minggu)
Lama Pelaksanaan 30 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Intan Permata Harum
dan Umul Hamida Wilayati
Tim Pembantu: Muhammad Abiseina
Febian, Afaf Nazrat Uyun, Diana Saadah,
Lia Agustina, Hilmi Fadly, Siti Hanifatul
Aziz, Jundi Asyyidiq, Asrul Ummu Darojat,
Aly Dzulfiqar, Yasjudan Lidandy Oskandar,
Intanzi Lestari, Millatun Hanifah, Nurul
Yahya, Danang Koencoro, Hafina Rehana
Jannah, Annisa Zikri, Yanti Nianti.
62
Tujuan Memberikan materi tambahan pelajaran
mengenai Baca Tulis Qur’an dan Baca Tulis
Hitung
Sasaran Siswa PAUD/TK, Sekolah Dasar (SD),
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
yang berada di Dusun Gunung Peteuy.
Target 30 siswa PAUD/TK, SD, dan SMP Dusun
Gunung Peteuy mendapatkan materi
tambahan pelajaran mengenai Baca Tulis
Qur’an dan Baca Tulis Hitung.
Deskripsi kegiatan Bimbingan belajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk memberikan
pengetahuan dan bantuan kepada anak-
anak agar tercapainya hasil belajar yang
lebih optimal. Awal untuk kegiatan
bimbingan belajar kelompok KKN yaitu
survei tempat dan berkoordinasi dengan
pihak desa di RW 08 dan 07 Gn. Peteuy,
hari pertama bimbel dimulai pada tanggal
23 Juli 2018 jam 15:30 WIB yang bertempat
di Aula RW 08, selanjutnya mahasiswa/i
KKN berkenalan dengan semua anak-anak
di dusun tersebut dan memberikan materi
pelajaran baca, tulis, hitung dan bahasa
untuk anak-anak TK,SD, dan SMP,
kemudian pada hari Selasa survei di tempat
aula RW 07 untuk melaksanakan bimbel
TPA yaitu berkoordinasi dengan ustaz
Andri mengenai tempat kegiatan bimbel
TPA. Pada hari rabu mahasiswa/i KKN
sudah mulai aktif melaksanakan kegiatan
bimbingan belajar yang berlokasi di RW 07
dan 08 Dusun Gn.Peteuy Desa Sibanteng.
Hasil pelayanan
50 siswa PAUD/TK, SD, dan SMP Dusun
Gunung Peteuy mendapatkan materi
63
tambahan pelajaran mengenai Baca Tulis
Qur’an dan Baca Tulis Hitung.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Gambar 4. 1: Kegiatan Bimbingan Belajar
2. Renovasi Warung baca
Tabel 4. 7: Kegiatan Renovasi Warung Baca
Bidang Pendidikanarung Baca
Program Sibanteng Cerdas
Nomor Kegiatan 02
Nama Kegiatan Renovasi Warung Baca
Tempat, Tgl Warung Baca (Kediaman Ibu Siti Nur
Jamiah), 05 Agustus 2018 – 14 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 20 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Afaf Nazrat Uyun
Tim Pembantu: Muhammad Abiseina
Febian, Umul Hamida Wilayati, Diana
Saadah, Lia Agustina, Hilmi Fadly, Siti
Hanifatul Aziz, Intan Permata Harum,
Jundi Asyyidiq, Asrul Ummu Darojat, Aly
Dzulfiqar, Yasjudan Lidandy Oskandar,
Intanzi Lestari, Millatun Hanifah, Nurul
64
Yahya, Danang Koencoro, Hafina Rehana
Jannah, Annisa Zikri, Yanti Nianti.
Tujuan Merenovasi dan memberikan buku bacaan
baru Warung Baca 100 Desa Dusun
Gunung Peteuy
Sasaran Warung Baca Buku 100 Desa Dusun Gn.
Peteuy
Target 1 Warung Baca 100 Desa Dusun Gunung
Peteuy direnovasi dan mendapatkan buku
bacaan baru.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan renovasi Warung Baca ini sudah
kami rencanakan jauh-jauh hari karena
kegiatan ini cukup menghabiskan banyak
waktu dan tenaga. Oleh karena itu, kami
juga memikirkan konsep pembaharuan
Warung Baca dengan sangat matang. Di
mulai dari design interior ruangan, warna
cat yang akan dipakai, hiasan ruangan,
penambahan buku, penambahan rak dan
pemindahan rak baca dan lain sebagainya.
Setelah konsep matang, kami langsung
membeli bahan apa saja yang kami
butuhkan (cat, kuas, paku, dan lain-lain).
Setelah semua bahan terkumpul, tepatnya
tanggal 5 Agustus kami memulai renovasi
Warung Baca tersebut.
Renovasi Warung Baca berjalan lancar dan
disambut sangat antusias oleh masyarakat
Dusun Gunung Peteuy. Pada tanggal 14
Agustus kami meresmikan Warung Baca
disaksikan oleh masyarakat Dusun
Gunung Peteuy.
Hasil Pelayanan 1 Warung Baca 100 Desa Dusun Gunung
Peteuy direnovasi dan mendapatkan buku
bacaan baru.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
65
Gambar 4. 2: Kegiatan Renovasi Warung Baca
3. Pengadaan Lemari Masjid
Tabel 4. 8: Kegiatan Pengadaan Lemari Masjid
Bidang Keagamaan
Program ABRAR Peduli Masjid
Nomor Kegiatan 03
Nama Kegiatan Pengadaan Lemari Masjid
Tempat, Tgl Masjid Jami Baitul Mu’minin, 08 Agustus
2018
Lama Pelaksanaan 7 hari
Tim Pelaksana Penanggung jawab : Lia Agustina
Tim Pembantu : Millatun Hanifah, Intan
Permata Harum, Hafina Rehana Jannah,
dan Pengurus DKM Masjid Jami Baitul
Mu’minin RW 08 yaitu Bapak Amil Qodih
Tujuan Menyediakan sebuah lemari pada masjid
yang berada di Dusun Gunung Peteuy
Sasaran Masjid yang berada di Dusun Gunung
Peteuy.
Target 1 buah lemari tersedia di 1 masjid yang
berada di Dusun Gunung Peteuy.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan
yang berupa bantuan secara fisik. Pada
awalnya kami melakukan survei terhadap
66
masjid di RW 07 dan RW 08, namun dari
hasil survei yang didapatkan pada masjid
RW 08 yaitu Masjid Jami Baitul Mu’minin
terdapat al-Qur’an berserakan dan tidak
diletakkan di tempat yang benar. Akhirnya,
kami berkonsultasi dengan pengurus
DKM, dan mengusulkan bahwa kami akan
menyumbangkan lemari sebagai tempat
untuk menyimpan alat shalat dan al-Qur’an,
dari pihak pengurus DKM Masjid Jami
Baitul Mu’minin menerima dengan baik
bantuan kami. Selanjutnya, serah terima
lemari dilaksanakan pada tanggal 08
Agustus 2018 dan diberikan secara
simbolis oleh pengurus DKM Masjid Jami
Baitul Mu’minin yaitu Bapak Amil Qodih.
Hasil Pelayanan 1 buah lemari tersedia di 1 masjid yang
berada di Dusun Gunung Peteuy.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Gambar 4. 3: Kegiatan Pengadaan Lemari untuk Masjid
4. Pengadaan Meja Belajar
Tabel 4. 9: Kegiatan Pengadaan Meja Belajar
Bidang Sosial dan Ekonomi
Program Sibanteng Maju
67
Nomor Kegiatan 04
Nama Kegiatan Pengadaan Meja Belajar
Tempat, Tgl Pengajian terbuka Mang Husni, 20 Agustus
2018
Lama Pelaksanaan 7 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Yasjudan Lidandy
Oskandar
Tim Pembantu: Danang Koencoro, Asrul
Ummu Darojat, Afaf Nazrat Uyun, Nurul
Yahya, Annisa Zikri, Hafina Rehana Jannah.
Tujuan Memberikan bantuan meja belajar di suatu
instansi pendidikan.
Sasaran Instansi pendidikan yang berada di Dusun
Gunung Peteuy.
Target 1 Instansi pendidikan yang berada di Dusun
Gunung Peteuy mendapatkan bantuan 5
meja belajar.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini pada dasarnya merupakan
kegiatan untuk inventarisasi pengajian
berbentuk fisik yang bisa bermanfaat untuk
kepentingan bersama, terutama untuk anak-
anak Desa Sibanteng, dalam melaksanakan
kegiatan pengajian. Didasarkan atas survei
yang telah kami lakukan, didapati bahwa
masih terbatasnya sarana dan prasarana di
pengajian terbuka Mang Husni, salah satunya
ialah tidak adanya meja belajar dalam proses
pembelajaran pengajian yang dilakukan
hampir setiap hari dengan murid yang cukup
banyak.
Akhirnya, kelompok KKN ABRAR 141
menyepakati untuk mengadakan pengadaan
pemberian meja belajar yang nantinya akan
digunakan anak-anak untuk kegiatan
pengajian.
68
Pemberian meja belajar ini dilaksanakan
pada malam hari, waktu dimana anak-anak
sedang mengaji, pada saat itu, mereka
terlihat senang dan antusias dengan adanya
pengadaan meja belajar tersebut. Pemberian
meja belajar ini diberikan oleh perwakilan
anggota KKN ABRAR 141 yaitu ditempat
pengajian Mang Husni yang bertempat di
RW 7 Sibanteng. Sehingga diharapkan anak-
anak akan lebih bersemangat dengan adanya
program pengadaan meja belajar ini.
Hasil Pelayanan 1 Instansi pendidikan yang berada di Dusun
Gunung Peteuy mendapatkan bantuan 6
meja belajar.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Gambar 4. 4: Kegiatan Pengadaan Meja Belajar
5. Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid
Tabel 4. 10: Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid
Bidang Keagamaan
Program ABRAR Peduli Masjid
Nomor Kegiatan 05
Nama Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid
Tempat, Tgl Desa Sibanteng, 18 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 10 Hari
69
Tim Pelaksana Penaggung jawab: Hilmy Fadhly
Tim Pembantu: Danang Koencoro,
Muhammad Abiseina Febian, Jundi
Assyidiq, Aly Dzulfiqar, Yasjudan Lindandy
Oskandar.
Tujuan Mengadakan plang penunjuk arah masjid di
sebuah lokasi jalan di Dusun Gunung
Peteuy.
Sasaran Masjid yang berada di Dusun Gunung
Peteuy.
Target 1 plang penunjuk arah Masjid Jami Al-
Barokah RT 07 Dusun Gunung Peteuy
terpasang di 1 lokasi.
Deskripsi Kegiatan Lokasi Masjid Jami Al-Barokah yang berada
ke gang kecil, membuat masjid tersebut
terkadang tak terlihat dari badan jalan.
Dikhawatirkan terutama bagi para
pendatang baru akan mengalami kesulitan
dalam mencari masjid dikarenakan
lokasinya yang tidak terlihat dari badan
jalan. Berdasarkan permasalahan tersebut,
juga berkoordinasi dengan Pak RT dan
pengurus masjid, maka KKN ABRAR 141
menyepakati untuk membuat plang
penunjuk arah menuju masjid. Sehingga
diharapkan pengadaan plang tersebut dapat
memudahkan warga terutama pendatang
untuk menemukan masjid terdekat di
daerah Dusun Gunung Peteuy.
Pengadaan plang masjid tersebut
dilaksanakan pada siang hari yang
ditempatkan di samping rumah Pak RT di
RW 7 Desa Sibanteng. Anggota KKN
ABRAR 141 menyiapkan plang tersebut dari
jauh-jauh hari.
70
Hasil Pelayanan 1 plang penunjuk arah Masjid Jami Al-
Barokah RT 07 Dusun Gunung Peteuy
terpasang di 1 lokasi.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Gambar 4. 5: Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid
6. Pengadaan Plang Nama Masjid
Tabel 4. 11: Kegiatan Pengadaan Plang Nama Masjid
Bidang Keagamaan
Program ABRAR Peduli Masjid
Nomor Kegiatan 06
Nama Kegiatan Pengadaan Plang Nama Masjid
Tempat, Tgl Masjid Jami Al-Barokah Dusun Gn. Peteuy,
18 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 10 Hari
Tim Pelaksana Penaggung jawab: Jundi Assyidiq
Tim: Danang Koencoro, Muhammad
Abiseina Febian, Aly Dzulfiqar, Yasjudan
Lindandy Oskandar, Hilmy Fadhly, ketua
RT 01/07, dan pengurus Masjid Jami Al
Barokah.
Tujuan Mengadakan papan nama masjid.
Sasaran Masjid yang berada di Gunung Peteuy
Target 1 papan nama masjid terpasang di 1 masjid
yang berada di RW 07 Gn. Peteuy.
71
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang
berupa bantuan secara fisik. Kami terlebih
dahulu melakukan survei untuk
menentukan letak plang masjid ke tempat
yang strategis. Kegiatan ini tercetus oleh
salah satu anggota kami, karena ketika kami
berkeliling untuk melihat-lihat fasilitas desa
kami tidak menemukan adanya nama masjid
dikawasan masjid tersebut kami merasa ini
akan mempersulit warga pendatang bahkan
warga sekitar untuk menemukan masjid
tersebut. Untuk itu kami sepakat untuk
melaksanakan kegiatan ini. Kami pun
berkoordinasi dengan Ketua RT dan
pengurus masjid akan program kerja
tersebut, lalu setelah disepakati kami
membeli beberapa keperluan dalam
pengadaan plang tersebut, seperti memesan
besi, membeli cat, kuas, dan lain-lain.
Dimalam hari kami mendesain plang
tersebut. Setelah plang telah siap, dipagi hari
pemasangan plang pun dilakukan dibantu
dengan beberapa warga setempat.
Hasil Pelayanan 1 papan nama masjid terpasang di 1 masjid
yang berada di RW 07 Gn. Peteuy.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Gambar 4. 6: Kegiatan Pegadaan Plang Nama Masjid
72
7. Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid
Tabel 4. 12: Kegiatan Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid
Bidang Keagamaan
Program ABRAR Peduli Masjid
Nomor Kegiatan 07
Nama Kegiatan Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid
Tempat, Tgl Masjid Jami Al-Barokah, 29 Juli 2018
Lama Pelaksanaan 7 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Muhammad Abiseina
Febian
Tim Pembantu: Afaf Nazrat Uyun, Umul
Hamida Wilayati, Diana Saadah, Lia
Agustina, Hilmi Fadly, Siti Hanifatul Aziz,
Intan Permata Harum, Jundi Asyyidiq,
Asrul Ummu Darojat, Aly Dzulfiqar,
Yasjudan Lidandy Oskandar, Intanzi
Lestari, Millatun Hanifah, Nurul Yahya,
Danang Koencoro, Hafina Rehana Jannah,
Annisa Zikri, Yanti Nianti.
Tujuan Menyediakan perlengkapan kebersihan
yang memadai untuk masjid di Dusun Gn.
Peteuy.
Sasaran Masjid yang berada di Dusun Gunung
Peteuy.
Target 1 masjid yang berada di Dusun Gn. Peteuy
tersedia perlengkapan kebersihan yang
memadai.
Deskripsi Kegiatan Masjid Al-Barokah merupakan masjid
terdekat dari rumah KKN kami. Saat
beribadah di Masjid Al-Barokah, masjid
tersebut terlihat kurang bersih. Terlihat
lantai kamar mandi dan lantai tempat
wudhu terlihat kotor dan licin, kaca yang
kusam, sajadah yang berdebu, begitupun
dengan lantai masjid yang kotor akibat
jejak kaki para jamaah membuat kami
73
berinisiatif secara gotong royong untuk
membersihkan masjid tersebut. Pada pagi
hari, kami pun mulai melakukan bersih-
bersih di masjid tersebut. Akan tetapi, alat
kebersihan yang tersedia ternyata kurang
memadai dan beberapa diantaranya sudah
terlihat rusak. Berdasarkan permasalahan
tersebut, kami pun mengadakan beberapa
peralatan agar kebersihan masjid tetap
terjaga.
Hasil Pelayanan 1 masjid di Dusun Gn. Peteuy tersedia
perlengkapan kebersihan yang memadai.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Gambar 4. 7: Kegiatan Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid
8. Pengadaan Papan Tulis
Tabel 4. 13: Kegiatan Pengadaan Papan Tulis
Bidang Pendidikan
Program Sibanteng Maju
Nomor Kegiatan 08
Nama Kegiatan Pengadaan Papan Tulis
Tempat, Tgl Pengajian Pak Ust. Husni, 08 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 7 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Umul Hamida
Wilayati
74
Tim Pembantu : Jundi Assyidiq, Yasjudan
Lidandy, Millatun Hanifah, Afaf Nazrat
Uyun, dan Annisa Zikri
Tujuan Memberikan bantuan berupa papan tulis
pada instansi pendidikan.
Sasaran Instansi pendidikan yang berada di Dusun
Gn. Peteuy
Target 1 instansi pendidikan yang berada di Dusun
Gn. Peteuy mendapatkan bantuan 1 buah
papan tulis.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan
yang berupa bantuan secara fisik
sebelumnya kami telah melakukan survei
terhadap tempat pengajian Pak Ust. Husni
dan kami menilai bahwa pembelajaran di
pengajian tersebut kurang efektif dengan
tidak adanya sarana tempat untuk menulis.
Akhirnya kami berkonsultasi dengan Pak
Ust. Husni dan mengusulkan bahwa kami
akan menyumbangkan satu buah papan
tulis sebagai sarana belajar yang lebih baik
dan Pak Ust Husni menerima dengan baik
bantuan kami. Selanjutnya, serah terima
papan tulis dilaksanakan pada tanggal 08
Agustus 2018 dan diberikan secara simbolis
oleh Pak Ust. Husni
Hasil Pelayanan 1 instansi pendidikan yang berada di Dusun
Gn. Peteuy mendapatkan bantuan 1 buah
papan tulis.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
75
Gambar 4. 8: Kegiatan Pengadaan Papan Tulis
9. Pengadaan Tempat Sampah
Tabel 4. 14: Kegiatan Pengadaan Tempat Sampah
Bidang Lingkungan dan Kebersihan
Program Sibanteng Peduli Lingkungan
Nomor Kegiatan 09
Nama Kegiatan Pengadaan Tempat Sampah
Tempat, Tgl SMPN Satu Atap 1, SDN Sibanteng,
Warung Baca, Gerakan Pondok Santri
Salafi Dusun Gunung Peteuy, Desa
Sibanteng. Senin, 20 Agustus 2018.
Lama Pelaksanaan 20 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Millatun Hanifah
Tim Pembantu: Muhammad Abiseina
Febian, Annisa Zikri, Siti Hanifatul Aziz,
Nurul Yahya, Lia Agustina, Jundi Assydiq,
Hilmy Fadhly, Ummul Hamida, Intanzi
Lestari, Diana Saadah, Yanti Nianti, Asrul
Ummu Darojat, Intan Permata Harum, Aly
Dzulfikar, Yasjudan Lidandy, Hafina
Rehana Jannah, Danang Koencoro, Afaf
Nazrat.
Tujuan Memberikan bantuan berupa tong sampah
pada instansi pendidikan di Dusun Gn.
Peteuy
Sasaran Instansi pendidikan di Dusun Gn. Peteuy
76
Target 3 instansi pendidikan di Dusun Gn. Peteuy
mendapatkan 2 buah tempat sampah
Deskripsi Kegiatan Tempat sampah untuk pelayanan
pendidikan di Dusun Gunung Peteuy Desa
Sibanteng merupakan kegiatan kerjasama
antara KKN ABRAR 141 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan aparatur
Desa Sibanteng di Dusun Gunung Peteuy.
Salah satu tujuannya ialah untuk
mengurangi jumlah sampah yang dibuang
oleh siswa maupun siswi ke selokan
sehingga saluran yang mengalir di
lingkungan sekolah tidak tersumbat. Ada
5 titik tempat sampah yang diberikan, 2 di
SDN Sibanteng, 2 di SMPN Satu Atap 1, 2
di Gerakan Pondok Santri Salafi, 1 di
Warung Baca, 1 di Paud Abu Bakar.
Tempat sampah ini terbuat dari drum
pelastik sejumlah 8 buah. Disisi tempat
sampah terdapat aksen tulisan KKN
ABRAR 141 UIN JKT 2018 untuk
memberikan tanda bahwa tempat sampah
itu berasal dari KKN abrar 141 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Hasil Pelayanan 5 instansi pendidikan di Dusun Gn. Peteuy
mendapatkan 1-2 buah tempat sampah
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Gambar 4. 9: Kegiatan Pengadaan Tempat Sampah
77
10. Gebyar Kemerdekaan
Tabel 4. 15: Kegiatan Gebyar Kemerdekaan
Bidang Sosial dan Ekonomi Program Sibanteng Maju Nomor Program 10 Nama Kegiatan Gebyar Kemerdekaan Tempat, Tgl
Lapangan SMPN 1 Atap Sibanteng,
Leuwisadeng, 17 Agustus 2018 s.d 19
Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 20 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Nurul Yahya dan
Hafina Rehana Jannah
Tim Pendukung : Afaf Nazrat Uyun, Aly
Dzulfiqar, Annisa Zikri, Asrul Ummu
Darojat, Danang Koencoro, Diana Saadah,
Hilmy Fadhly, Intan Permata Harum,
Intanzi Lestari, Jundi Assyidiq, Lia
Agustina, Milatun Hanifah, Muhammad
Abiseina Febian, Siti Hanifatul Aziz, Umul
Hamida Wilayati , Yanti Nianti, Yasjudan
Lidandy Oskandar, Ketua Remaja RW 7
Kp. Gunung Peteuy.
Tujuan Membantu warga dalam penyelenggaraan
perlombaan HUT RI ke-73.
Sasaran Warga RW 07 Dusun Gn. Peteuy
Target 100 warga RW 07 Dusun Gn. Peteuy
terbantu dalam penyelenggaraan
perlombaan HUT RI ke-73.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan yang dilakukan dalam rangka
merayakan HUT RI ke-73 yaitu
perlombaan-perlombaan dan ditutup
dengan malam puncak 17 Agustus-an.
Dimana perlombaan diawali pada tanggal
17 Agustus yang dilakukan pada siang hari
dengan perlombaan mewarnai yang diikuti
78
oleh balita sampai anak PAUD di Gn.
Peteuy. Perlombaan dilakukan di salah satu
ruang kelas di SD 02 Sibanteng. Kemudian
pada hari selanjutnya yaitu pada tanggal 18
Agustus 2018 perlombaan lainnya juga
turut diadakan yang berlokasi di lapangan
SMPN Satu Atap Sibanteng dan dimulai
pada pukul 13.00 dimana lomba diawali
dengan lomba Ambil Bendera, dilanjutkan
dengan Balap Kelereng, Paku dalam Botol,
Makan Kerupuk, Balap Karung sampai
waktu shalat Ashar. Kemudian dilanjutkan
dengan perlombaan untuk ibu-ibu yaitu
bola terong dan rebutan kursi dan diakhiri
dengan perlombaan untuk remaja yaitu
ambil uang dalam buah. Kemudian
keesokan harinya yaitu pada tanggal 19
Agustus 2018 diadakan lomba untuk
bapak-bapak dan sekaligus malam puncak
HUT RI ke-73 dimana perlombaan bapak-
bapak yaitu sepakbola antar RT di mulai
pada pukul 15.30 WIB bertempat di
lapangan bola bersama. Malam Puncak
perayaan HUT RI ke 73 dimulai pada pukul
19.30 diawali dengan pembukaan yang
dilakukan oleh MC dari kelompok KKN
yaitu Hafina Rehana Jannah dan Jundi
Assidiq, kemudian kalam illahi oleh Afaf
Nazrat Uyun, kemudian dilanjutkan
dengan sambutan-sambutan yang diawali
dengan Bapak Kepala Desa Sibanteng H.
Supriani, Ketua RW 07 Bapak Iiq, Ketua
Pemuda Gn. Peteuy Bapak Zainal Abidin
dan perwakilan tokoh masyarakat Ibu Siti
Nur Jumariah. Kemudian acara dilanjutkan
dengan hiburan-hiburan yang diisi oleh
anak-anak di Gn. Peteuy, pembagian
79
hadiah perlombaan, dan video kegiatan
selama pelaksanaan KKN di Gn Peteuy, dan
diakhiri dengan kesan pesan dari ketua
panitia KKN ABRAR 141 selama
melaksanakan KKN di Gn peteuy sekaligus
perpisahan KKN ABRAR 141 dengan warga
Desa Gn. Peteuy.
Hasil Pelayanan 115 warga RW 07 Dusun Gn. Peteuy
terbantu dan berpartisipasi dalam
penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke-
73
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Gambar 4. 10: Kegiatan Gebyar Kemerdekaan
11. Pengadaan Timbangan bayi
Tabel 4. 16: Kegiatan Pengadaan Timbangan Bayi
Bidang Kesehatan
Program Sibanteng Kesehatan
Nomor Kegiatan 11
Nama Kegiatan Pengadaan Timbangan Bayi
Tempat, Tgl Posyandu Anggrek 7 Kampung Gunung
Peteuy, 19 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 10 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Annisa Zikri
80
Tim Pembantu : Afaf Nazrat Uyun, Asrul
Ummu Darojat, Danang Koencoro, Diana
Saadah, Intan Permata Harum, Intanzi
Lestari, Lia Agustina, Milatun Hanifah,
Siti Hanifatul Aziz, Umul Hamida
Wilayati, Yanti Nianti, Ketua RT 01
RW07 , dan para kader posyandu
Anggrek 7 Kampung Gunung Peteuy.
Tujuan Memberikan bantuan timbangan bayi
pada Posyandu yang berada di Gn.
Peteuy.
Sasaran Posyandu di Dusun Gn. Peteuy
Target 1 Posyandu di Dusun Gunung Peteuy
menerima 1 buah timbangan bayi
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini tercetus setelah kami
melakukan kegiatan cek kesehatan pada
balita dan ibu hamil di posyandu Anggrek
7, dimana pada proses cek kesehatan
khususnya pada saat kegiatan
menimbang bayi kami merasa sedikit
kerepotkan karena di posyandu tersebut
masih menggunakan timbangan dacin.
Kami merasa kesulitan untuk
menentuhan hasil timbangan yang akurat
karena terkadang bayi tidak bisa diam
merasa takut untuk diperiksa. Oleh sebab
itu, kami memutuskan untuk
memberikan timbangan bayi mekanik
untuk mempermudah proses
penimbangan bayi ketika cek kesehatan
berlangsung. Semakin mudah proses
pengukuran maka semakin banyak anak-
anak yang dapat diperiksa kesehatannya
dalam waktu singkat.
Hasil Pelayanan 1 Posyandu di Dusun Gunung Peteuy
menerima 1 buah timbangan bayi
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
81
Gambar 4. 11: Kegiatan Pengadaan Timbangan Bayi
12. Senam Ceria
Tabel 4. 17: Kegiatan Senam Ceria
Bidang Kesehatan
Program Sibanteng Sehat
Nomor Kegiatan 13
Nama Kegiatan Senam ceria
Tempat, Tgl Gunung Peteuy, 05 Agustus dan 12
Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 25 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Diana Saadah
Tim Pembantu : Asrul Ummu Darojat,
Umul Hamida Wilayati, Lia Agustina, Siti
Hanifatul aziz, Intanzi Lestari, Yanti
Nianti, Afaf Nazrat Uyun, Annisa Zikri,
Nurul Yahya, Milatun Hanifah, Hafina
Rehana Jannah, Intan Permata Harum,
Jundi Assyidiq, Muhammad Abisena
Febian, Aly Dzulfikar, Yasjudan Lidandy
Oskandar, Hilmy Fadly, Danang
Koencoro.
Tujuan Memberikan pelatihan gerakan senam
Aerobic kepada warga Dusun Gn. Peteuy.
Sasaran Warga Dusun Gn. peutuy
82
Target 50 ibu-ibu, remaja dan anak-anak Dusun
Gunung Peteuy mendapatkan pelatihan
gerakan senam Aerobic.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dirancang oleh salah satu
anggota kelompok KKN kami lalu
disetujui oleh seluruh anggota kelompok
ketika rapat penentuan program-
program di lapangan. Kegiatan ini
dilakukan selama 2 minggu, dihari
minggu pertama jumlah ibu-ibu dan
anak-anak yang hadir sekitar 20 orang,
lokasi senam ceria di SMP 1 atap 1 pada
pukul 16:30 – 17:30 yang terdiri dari senam
pemanasan, senam inti dan senam
penutup.
Pada minggu ke 2 senam di lakukan pada
tanggal 12 Agustus dengan waktu yang
sama, pada minggu kedua ini ibu-ibu
meminta jenis senam yang berbeda pada
minggu pertama yaitu senam Aerobic yang
saat ini sedang trend. Ibu-ibu, remaja dan
anak-anak sangat antusias dalam
mengikuti kegiatan ini.
Hasil Pelayanan 20 ibu-ibu, remaja dan anak-anak Dusun
Gunung Peutuy mendapatkan pelatihan
gerakan senam Aerobic.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Gambar 4. 12: Kegiatan Senam Ceria
83
13. Gotong Royong
Tabel 4. 18: Kegiatan Gotong Royong
Bidang Lingkungan dan Kebersihan
Program Sibanteng Peduli Lingkungan
Nomor Kegiatan 14
Nama Kegiatan Gotong Royong
Tempat, Tgl Gunung Peteuy, 22 juli 2018
Lama Pelaksanaan 10 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Yasjudan Lidandy
Oskandar.
Tim Pembantu : Jundi Assyidiq,
Muhammad Abisena Febian, Aly
Dzulfikar, Yasjudan Lidandy Oskandar,
Hilmy Fadly, Aly Dzulfikar, Danang
Koencoro.
Tujuan Membantu warga Dusun Gunung Peteuy
untuk gotong royong membersihkan
lingkungan
Sasaran Warga Dusun Gunung Peteuy
Target 50 orang warga Dusun Gunung Peteuy
terbantu dalam gotong royong
membersihkan lingkungan
Deskripsi Kegiatan Kegiatan gotong royong ini merupakan
kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga
Gunung Peteuy setiap akhir bulan. Dalam
kegiatan ini ada 2 RT dan 2 RW yang
berpartisipasi. Kegiatan gotong royong
ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2018
yang berlokasi di Dusun Gunung Peteuy
Desa Sibanteng. Gotong royong ini
dimulai pada pagi hari, tidak hanya
melibatkan kelompok KKN ABRAR 141
tetapi juga seluruh masyarakat Dusun
Gunung Peteuy di Desa Sibanteng.
84
Kegiatan gotong royong ini bertujuan
untuk membuat daerah sekitar menjadi
lebih bersih. Selain melakukan kegiatan
bersih-bersih, kami pun bersama-sama
warga setempat melakukan perbaikan
jalan yang mana merupakan penghubung
Dusun Gunung Peteuy dengan desa
lainnya.
Hasil Pelayanan 50 orang warga Dusun Gunung Peteuy
terbantu dalam gotong royong
membersihkan lingkungan
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Gambar 4. 13: Kegiatan Gotong Royong
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat
1. Pelatihan MC
Tabel 4. 19: Kegiatan Pelatihan MC
Bidang Pendidikan
Program Sibanteng Cerdas
Nomor Kegiatan 15
Nama kegiatan Pelatihan MC
Tempat, Tanggal RW 08 Dusun Gn. Peteuy, Desa Sibanteng,
kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten
Bogor
85
Kamis, 26 Juli 2018 RW 08 Gn. Peteuy
Desa Sibanteng
Lama pelaksanaan 15 Hari
Tim pelaksana Penaggung Jawab: Milatun hanifah
Tim Pembantu: Hafina Reyhana Janah,
Intan Permata Harum, Lia Agustina
Tujuan Memberikan pelatihan menjadi pembawa
acara kepada remaja Dusun Gunung
Peteuy
Sasaran Remaja yang berada di RW 08 Dusun Gn.
Peteuy
Target 20 orang remaja yang berada di RW 08
Dusun Gunung Peteuy mendapatkan
pelatihan menjadi pembawa acara
Deskripsi kegiatan Awal dari kegiatan pelatihan MC yaitu
berkoordinasi dengan pihak DKM RW 08
untuk masalah perizinan tempat dalam
rangka program kerja Pelatihan MC,
selanjutnya pada tanggal 26 Juli 2018
tepatnya jam 15:30 WIB beberapa
mahasiswa/i KKN datang dan memulai
kegiatan pelatihan MC untuk anak-anak
muda yang berada di RW 08 akan tetapi
yang datang anak-anak tingkat SD, maka
metode yang digunakan diubah dan
disesuaikan dengan tingkat anak-anak ,
oleh karena itu, kegiatan hanya dilakukan
satu kali karena objek sasaran tidak sesuai
target, karena targetnya adalah anak-anak
muda dan remaja, dan kegiatan pelatihan
MC hanya diadakan 1 kali untuk anak-
anak SD
Hasil pelayanan 20 orang remaja yang berada di RW 08
Dusun Gunung Peteuy mendapatkan
pelatihan menjadi pembawa acara
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
86
Gambar 4. 14: Kegiatan Pelatihan MC
2. Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia Dini
Tabel 4. 20: Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia Dini
Bidang Sosial dan Ekonomi
Program Sibanteng Maju
Nomor Kegiatan 16
Nama Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia
Dini
Tempat, Tgl Dusun Kawungluwuk, 04 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 35 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Aly Dzulfiqar
Tim Pembantu: Semua anggota KKN
ABRAR, Kepala Desa Sibanteng, Kepala
Sekolah MI Mathlaul Anwar, Kantor
Urusan Agama Kecamatan Leuwisadeng,
dan semua pihak terkait yang telah
berkontribusi.
Tujuan Memberikan pengetahuan mengenai
pernikahan dan dampak dari pernikahan
usia dini kepada remaja dan orang tua
yang berada di Dusun Kaungluwuk
Sasaran Masyarakat Dusun Kaungluwuk Desa
Sibanteng.
Target 30 remaja dan orang tua di Dusun
Kawungluwuk mendapatkan
87
pengetahuan mengenai pernikahan dan
dampak dari pernikahan usia dini.
Deskripsi Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia
Dini merupakan kerja sama antara KKN
ABRAR 141 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan masyarakat Desa
Sibanteng dan Pegawai Negara Kantor
Urusan Agama Kecamatan Leuwisadeng.
2 (dua) hari sebelum acara tersebut kami
membagikan undangan bagi RT/RW di
Dusun Kawungluwuk. Acara tersebut
kemudian diadakan pukul 13.00 di Dusun
Kawungluwuk. Sampai waktu yang telah
ditentukan, masih sedikit yang datang
menghadiri acara tersebut dikarenakan
warga sekitar tidak mengetahui akan
diadakannya acara seminar tersebut.
Kami pun berinisiatif untuk mengajak
warga secara door to door untuk
menghadiri seminar tersebut.
Pengadaan seminar di Dusun
Kawungluwuk dikarenakan di dusun
tersebut tingkat pernikahan usia dini
masih sangat tinggi. Oleh karena itu,
diadakan Seminar Pra Nikah dan
Pernikahan Usia Dini untuk menambah
wawasan dan pengetahuan bagi
masyarakat setempat terutama
perempuan, diharapkan kedepannya
tingkat pernikahan usia dini dapat
menurun.
Hasil Pelayanan 30 remaja dan orang tua di Dusun
Kawungluwuk mendapatkan
pengetahuan mengenai pernikahan dan
dampak dari pernikahan usia dini.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
88
Gambar 4. 15: Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia Dini
3. Seminar Sadar Hukum
Tabel 4. 21: Kegiatan Seminar Sadar Hukum
Bidang Pendidikan Program Sibanteng Maju Nomor Kegiatan 17 Nama Kegiatan Seminar Sadar Hukum Tempat, Tgl Kantor Desa Sibanteng, Kec.
Leuwisadeng, 10 Agustus 2018.
Lama Pelaksanaan 35 Hari
Tim Pelaksana Panitia KPU Desa Sibanteng dan
Peserta KKN UIN Syari
Hidayatullah Jakarta Kelompok
KKN ABRAR 141.
Tujuan Memberikan informasi kepada
warga Desa Sibanteng mengenai tata
cara atau aturan tentang Pemilihan
Umum Kepala Desa
Sasaran Ketua RW, Ketua RT dan tokoh
masyarakat Desa Sibanteng.
Target 50 Ketua RW, Ketua RT dan tokoh
masyarakat Desa Sibanteng
menerima informasi mengenai tata
cara atau aturan tentang Pemilihan
Umum Kepala Desa
89
Deskripsi Kegiatan Seminar sadar hukum atau motivasi
sadar hukum yang bertemakan
“Sadar Hukum Terhadap Pemilihan
Umum Kepala Desa” ini bertujuan
untuk membuka cara berfikir
masyarakat Desa Sibanteng dalam
menentukan calon pemimpin desa
dengan cara yang telah ditentukan
dalam hukum normatif sehingga
tahapan pemilihan kepala desa
tersebut dan masyarakat sibanteng
melaksanakan pemilu kades dengan
tertib dan tidak menimbulkan
kericuhan seperti tahun-tahun
sebelumnya.
Seminar ini diawali dengan
pembacaan do’a, menyanyikan lagu
Indonesia raya, sambutan-sambutan
seperti acara seminar pada umumnya
lalu masuk kedalam acara inti yaitu
pengisian materi yang dipaparkan
oleh 2 (dua) pemateri yaitu : 1. Nur
Hidayah, M.A.,Ph.D. dengan materi
“PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN
DESA DAN KELURAHAN SADAR
HUKUM”. 2. Ahmad Masyhud, S.H.
dengan materi “PEMILIHAN UMUM
KEPALA DESA”. Lalu setelah selesai
dilanjutkan acara yang diisi oleh
panitia KPU desa.
Hasil Pelayanan 50 Ketua RW,Ketua RT, dan tokoh
masyarakat Desa Sibanteng
menerima informasi mengenai tata
cara atau aturan tentang Pemilihan
Umum Kepala Desa
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
90
Gambar 4. 16: Kegiatan Seminar Sadar Hukum
4. Pembagian Bibit Toga
Bidang Lingkungan dan Kebersihan Program Sibanteng Peduli Lingkungan Nomor Kegiatan 18 Nama Kegiatan Pembagian Bibit Toga Tempat, Tgl Desa Sibanteng, Leuwisadeng. 4
Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 14 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Danang
Koencoro
Tim Pembantu : Yasjudan Lidandy O,
Jundi Assyidiq, Hilmi Fadly, M
Abisiena, Ali Dzulfikar, Hafina
Rehana J, Asrul D, Milatun Hanifah,
Nurul Yahya, Santri GPSS dan Pak
Iiq Selaku ketua RW 07.
Tujuan Memberikan bibit sekaligus
informasi kepada warga Desa
Sibanteng terkait obat jenis herbal
yang dapat menyembuhkan
beberapa penyakit.
Sasaran Warga Desa Sibanteng
Tabel 4. 22: Kegiatan Pembagian Bibit Toga
91
Target 9 Ketua RW di Desa Sibanteng
menerima bibit dan informasi
terkait obat jenis herbal yang dapat
menyembuhkan beberapa penyakit.
Deskripsi Kegiatan Pembagian dan penanaman bibit
TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
adalah salah satu program kerja di
kelompok KKN ABRAR 141 yang
berbentuk fisik yaitu bibit TOGA.
Program tesebut ditujukan kepada
warga Desa Sibanteng melalui Ketua
RW masing-masing. Pada hari
pertama pelaksanaan, kami
memberikan bibit TOGA di RW 07
sekaligus mengadakan penanaman di
wilayah tersebut, tempat yang
menjadi lahan penanaman adalah
tanah wakaf yang di berikan untuk
kegiatan santri di RW 07.
Penanaman bibit TOGA di bantu
oleh Pak Iiq selaku ketua RW 07
serta santri Pesantren GPSS. Pada
hari kedua pekasanaan, seluruh bibit
diberikan ke seluruh ketua RW yang
ada di Desa Sibanteng dengan
memberikan pesan untuk
penanaman bibit dilakukan pada
tempat dimana seluruh masyarakat
dapat mengakses dan mendapatkan
hasil dari pohon TOGA tersebut
sehingga seluruh masrakat dapat
merasakan manfaat dari tanaman
TOGA yang sudah diberikan.
HasilPelayanan 9 Ketua RW di Desa Sibanteng
menerima bibit dan informasi terkait
obat jenis herbal yang dapat
menyembuhkan beberapa penyakit
92
Gambar 4. 17: Kegiatan Pembagian Bibit Toga
5. Pelatihan Kerajinan Tangan
sekaligus menanamnya dibeberapa
titik.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
Bidang Sosial dan Ekonomi Program Sibanteng Maju Nomor Kegiatan 19 Nama Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan Tempat, Tgl Di rumah Ibu Reni,
Setiap hari Selasa dari tanggal 24, 31
juli dan tanggal 7, 14 Agustus.
Lama Pelaksanaan 20 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Asrul Ummu
Darojat
Tim Pembantu: Diana Saadah, Umul
Hamida Wilayati, Lia Agustina, Siti
Hanifatul aziz, Intanzi Lestari,
Yanti Nianti, Afaf Nazrat Uyun,
Annisa Zikri, Nurul Yahya, Milatun
Hanifah, Hafina Rehana Jannah,
Intan Permata Harum, Jundi
Assyidiq, Muhammad Abisena
Febian, Aly Dzulfikar, Yasjudan
Tabel 4. 23: Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan
93
Lidandy Oskandar, Hilmy Fadly,
Danang koencoro.
Tujuan Memberikan pelatihan kerajinan
tangan yaitu merajut kepada ibu-
ibu dan remaja putri di Dusun
Gunung Peteuy
Sasaran Ibu- ibu dan remaja putri di Dusun
Gn. Peteuy
Target 10 ibu- ibu dan remaja putri di
Dusun Gn. Peteuy mendapatkan
pelatihan kerajinan tangan
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini di mulai pada jam 1
siang sampai jam 4 sore. di RW 07
Gn. Peteuy bertempat di rumah Ibu
Reni, Asrul Ummu Darojat selaku
penanggung jawab kegiatan
menyiapkan peralatan yang telah
dibutuhkan dan meminta bantuan
kawan – kawan untuk membantu.
Sesampai di tempat lokasi agak
sedikit terkejut karena yang datang
tidak sesuai sasaran, melainkan
anak - anak usia 2 sampai 10 tahun,
namun mereka begitu antusias
untuk mengikuti pelatihan
kerajinan tangan.
Sekitar kegiatan berjalan satu jam,
ada beberapa ibu- ibu dan dan
remaja SMP
datang untuk ikut bergabung dalam
pelatihan kerajinan tangan.
Alhamdulillah kegiatan di hari
selanjutanya peserta bertambah
ramai.
94
Gambar 4. 18: Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan
6. Pelatihan Produk Olahan
Tabel 4. 24: Kegiatan Pelatihan Produk Olahan
Bidang Sosial dan Ekonomi Program Sibanteng Maju Nomor Kegiatan 20 Nama Kegiatan Pelatihan Produk Olahan Tempat, Tgl Gunung Peteuy, 30-31 Juli 2018
Lama Pelaksanaan 20 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Diana Saadah
Tim Pembantu : Asrul Ummu Darojat,
Umul Hamida Wilayati, Lia Agustina,
Siti Hanifatul aziz, Intanzi Lestari,
Yanti Nianti, Afaf Nazrat Uyun,
Annisa Zikri, Nurul Yahya, Milatun
Hanifah, Hafina Rehana Jannah, Intan
Permata Harum, Jundi Assyidiq,
Muhammad Abiseina Febian, Aly
Dzulfikar, Yasjudan Lidandy
Oskandar, Hilmy Fadly, Danang
Koencoro.
HasilPelayanan 10 anak-anak, ibu-ibu, dan remaja
mengikuti pelatihan kerajianan
tangan
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
95
Tujuan Memberikan pelatihan kepada ibu-ibu
di Dusun Gunung Peteuy tentang
olahan makanan yang menarik dari
bahan yang sering ditemukan.
Sasaran Masyarakat Dusun Gunung Peteuy
Target 10 orang ibu-ibu di Dusun Gunung
Peteuy mendapatkan pelatihan
tentang olahan makanan yang menarik
dari bahan yang sering ditemukan.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dirancang oleh salah satu
anggota kelompok KKN kami lalu
disetujui oleh seluruh anggota
kelompok ketika rapat penentuan
program-program di lapangan.
Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari,
dihari pertama jumlah ibu-ibu yang
hadir sekitar 10-15 orang, kemudian
ibu-ibu diajarkan membuat produk
olahan yang bersumber dari hasil
perkebunan, seperti : pisang dan ubi
dan tempe. Adapun produk olahan
yang dibuat adalah frozen banana, bola-
bola ubi dan nugget tempe.
Pada hari ke-2 jumlah ibu-ibu
meningkat lebih banyak hal ini
dikarenakan diadakannya kompetensi
produk olahan yang telah diajaran
pada hari pertama.
Hasil Pelayanan 10 orang ibu-ibu di Dusun Gunung
Peteuy mendapatkan pelatihan
tentang olahan makanan yang menarik
dari bahan yang sering ditemukan.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
96
Gambar 4. 19: Kegiatan Pelatihan Produk Olahan
7. Pelatihan IT
Tabel 4. 25: Kegiatan Pelatihan IT
Bidang Sosial dan Ekonomi
Program Sibanteng Cerdas
Nomor Kegiatan 21
Nama Kegiatan Pelatihan IT
Tempat, Tgl Pelatihan dilaksanakan di Posko KKN
ABRAR 141, tanggal 10,12 dan 14
Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 20 Hari
Tim Pelaksanaan Penanggung Jawab: Yanti Nianti
Tim Pembantu : Anggota KKN ABRAR
141 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tujuan Memberikan pelatihan IT kepada
remaja di Dusun Gunung Peteuy
tentang cara menggunakan Microsoft
Word.
Sasaran Remaja Dusun Gunung Peteuy
Target 10 orang remaja Dusun Gunung Peteuy
mendapatkan pelatihan IT tentang
cara menggunakan Microsoft Word.
Deskripsi Kegiatan Masih minimnya pengetahuan para
remaja di Dusun Gunung Peteuy Desa
97
Sibanteng akan teknologi Informatika
ini, sehingga Pelatihan IT diberikan
kepada para Remaja tersebut. Mulai
dari Pengenalan Komputer seperti
menghidupkan dan mematikan
Komputer, Pengenalan Sistem Operasi
Windows, memberikan wawasan akan
kegunaan komputer, kemudian
mengenalkan aplikasi-aplikasi
komputer dan pelatihan akan
kegunaaan Microsoft Office. Diharapkan
siswa akhirnya mampu
mengaplikasikan komputer
berdasarkan perkembangan teknologi
dan mampu mengembangkan
pengetahuan dan kreatifitas
berdasarkan perkembangan zaman
yang ada.
Hasil Pelayanan 10 orang remaja Dusun Gunung Peteuy
mendapatkan pelatihan IT tentang
cara menggunakan Microsoft Word.
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut
Gambar 4. 20: Kegiatan Pelatihan IT
98
8. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tabel 4. 26: Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Bidang Kesehatan
Program Sibanteng Peduli Lingkungan
Nomor Kegiatan 12
Nama Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tempat, Tgl SDN Sibanteng 02 , 27 Juli 2018
Lama Pelaksanaan 20 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Siti Hanifatul Aziz
Tim Pembantu : Lia Agustina, Millatun
Hanifah, Intan Permata Harum, Diana
Saadah, Asrul Ummu Darojat, Aly
Dzulfikar, Jundi Assydiq, Afaf Nazrot ,
Annisa Zikri, Intanzi Lestari, Muhammad
Abiseina Febian, Nurul Yahya, Hafina
Rehana Jannah, Umul Hamida, Yanti
Nianti, Hilmy Fadhly, Danang Koencoro
dan Yasjudan Lidandy Oskandar.
Tujuan Memberikan informasi tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi
perilaku membuang sampah pada
tempatnya dengan pemilahan sampah
organik dan anorganik, perilaku cuci
tangan dan gosok gigi dengan baik dan
benar sebagai upaya pembentukan
kesadaran siswa dan siswi akan
pentingnya kesehatan sejak dini.
Sasaran Siswa dan siswi SDN Sibanteng 02
Target 100 siswa dan siswi kelas 2,3 dan 4 SDN
Sibanteng 02 menerima informasi tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Deskripsi Kegiatan Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dilaksanakan di lapangan
SDN Sibanteng 02 pada hari Jum’at
tanggal 27 Juli 2018, dimulai pukul 09.30-
99
11.00 WIB. Sebelum kegiatan dimulai,
anggota kelompok KKN ABRAR 141
mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan PHBS.
Setelah semuanya siap, barulah
penanggung jawab kegiatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
menyampaikan informasi mengenai
perilaku yang termasuk dalam PHBS
diantaranya meliputi perilaku membuang
sampah pada tempatnya dengan
pemilahan sampah organik dan anorganik,
perilaku cuci tangan dan gosok gigi
dengan baik dan benar disertai
menyanyikan lagu-lagu PHBS (Cuci
tangan dan gosok gigi) dan
memperaktekan gerakannya sehingga
peserta didik dapat memahami langkah-
langkah mencuci tangan dan gosok gigi
dengan baik dan benar. Selain itu peserta
didik juga mengetahui penyakit yang
dapat terjadi jika membuang sampah
sembarangan (pencemaran lingkungan),
tidak mencuci tangan dengan sabun (sakit
perut). Dan tidak menggosok gigi (sakit
gigi). Dengan adanya nyanyian PHBS
tersebut bertujuan agar peserta didik tidak
merasa bosan dan jenuh. Setelah kegiatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
selesai, kelompok KKN ABRAR 141
membagikan 1buah susu kotak untuk
setiap siswa dan siswi SDN Sibanteng 02.
Hasil Pelayanan 120 siswa dan siswi kelas 2,3 dan 4 SDN
Sibanteng 02 menerima informasi tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.
100
Gambar 4. 21: Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
D. FAKTOR PENCAPAIAN HASIL
1. Faktor Pendorong
Program kerja KKN ABRAR 2018 dapat dilaksanakan dengan lancar
karena adanya sinergi dan kekompakan yang terbangun antar individu.
Keberhasilan yang kami capai dikarenakan hal-hal berikut:
a. Koordinasi
Kerjasama antar individu dikelompok KKN ABRAR 141 dipimpin oleh
seorang ketua dan dibawahi beberapa divisi. Masing-masing divisi
mempunyai tanggung jawab masing-masing. Setiap divisi dipimpin oleh
ketua divisi yang bertanggung jawab atas divisinya. Agar tidak terjadi
kesalah pahaman setiap divisi selalu berkomunikasi.
b. Kekompakkan
KKN ABRAR 141 memiliki 19 anggota, yang terdiri dari 8 fakultas.
Selama kegiatan KKN berlangsung kami tidak menemukan konflik yang
begitu serius hingga dapat merenganggkan kekompakan diantara kami.
Kokompakan ini dapat terlihat ketika kita melaksanakan kegiatan, dimana
setiap individu saling bantu bahu membahu.
c. Sosialisasi
Kegiatan KKN ABRAR 141 dapat berjalan dengan baik karena adanya
dukungan dari tokoh dan masyarakat di Desa Sibanteng. Kelompok KKN
ABRAR 141 dan masyarakat Desa Sibanteng menjalin kerja sama dan
silaturahmi dengan sangat baik, sehingga masyarakat selalu mendukung
kegiatan yang dilakukan oleh KKN ABRAR 141 dan berpartisipasi dalam
beberapa kegiatan dengan sangat antusias.
101
d. Evaluasi
Setiap menjalankan program kegiatan KKN pasti ada beberapa
persoalan dan kesalahan yang menjadi penghambat kegiatan KKN, maka
setelah melakukan kegiatan program kerja, malam hari kelompok KKN
ABRAR 141 melakukan kegiatan evaluasi agar untuk kegiatan selanjutnya
kami dapat melakukannya dengan lebih baik dan optimal.
e. Dana
Dana adalah hal terpenting dalam sebuah program, karena tidak adanya
dana semua program tidak akan berjalan lancar. Kami mendapatkan dana dari
PPM untuk merealisasikan semua program KKN dan dibantu dengan iuran
perindividu setiap anggota kelompok KKN. Selain itu, kami juga berusaha
mecari dana dari berbagai sponsor.
2. Faktor Pengahambat
Dalam melakukan suatu kegiatan tentu tidak selalu berjalan dengan
lancar, pasti terdapat faktor penghambat maupun masalah yang hadir dalam
setiap kesempatan antara lain:
a. Transportasi
Transportasi termasuk salah satu faktor yang penting untuk
menyelenggarakan kegiatan program kerja. Karena sedikitnya alat
transportasi menghambat terlaksananya kegiatan program kerja. Akan
tetapi hal tersebut dapat teratasi karena kita menyewa alat transportasi
sementara disaat kegiatan program kerja kami akan terlaksana.
b. Bahasa
Bahasa menjadi salah satu faktor penghambat yang kami temui.
Dikarenakan Masyarakat Desa Sibanteng menggunakan Bahasa Sunda
dalam kesehariannya, sementara anggota KKN ABRAR 141 tidak semuanya
bisa berbahasa sunda juga kemampuan bahasa Indonesia masyarakat Desa
Sibanteng tidak cukup fasih. Sehingga dalam berkomunikasi, terkadang
kami mengalami sedikit kesulitan. Akan tetapi, dalam menghadapi
permasalahan tersebut, beberapa anggota KKN ABRAR 141 dapat ber-
bahasa Sunda sehingga hal tersebut sangat membantu kami dalam
berkomunikasi dengan warga Desa Sibanteng.
102
c. Waktu
Selain faktor kendaraan dan bahasa, waktu KKN yang terbatas menjadi
faktor penghambat kami dalam mengoptimalkan beberapa program-
program kerja yang kami laksanakan.Terutama dalam pelaksanaan kegiatan
seperti pada program kerja Pelatihan Kerajinan Tangan dan Pelatihan IT.
Dengan waktu pelaksanaan KKN yang hanya sebulan, program kerja yang
bersifat Pelatihan menjadi kurang maksimal dalam proses pemberian
pembelajarannya karena program-program tersebut membutuhkan banyak
pertemuan agar pengetahuan yang diberikan lebih mendalam. Waktu
Pelaksanaan berbagai program kerja yang dilaksanakan oleh KKN ABRAR
141 ternyata tidak selalu sesuai yang direncanakan meskipun telah disusun
sedemikian rupa akan tetapi kerap mengalami hambatan dalam
pelaksanaannya.
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam waktu satu bulan lebih 2 hari lamanya kami menjadi bagian dari
Warga Sibanteng, kami telah mendapat banyak pelajaran untuk kami semua
atas pengabdian yang telah kami lakukan di desa. Melihat dari berbagai
aspek masyarakat Desa Sibanteng, peningkatan pendidikan khususnya
pendidikan agama harus di tingkatkan.
1. Bidang Pendidikan
Kelompok KKN ABRAR 141 mengadakan program-program kerja yang
berkaitan dalam bidang pendidikan, yaitu mengadakan kegiatan bimbingan
belajar dan pelatihan pembawa acara yang dilaksanakan di RW 07 dan 08
Dusun Gn. Peteuy Desa Sibanteng. Kelompok KKN ABRAR 141 melakukan
renovasi taman baca dan penambahan koleksi buku yang berada dikediaman
Ibu Siti Nur Jamiah RW 07 Desa Sibanteng, dan kelompok KKN ABRAR 141
juga menyumbangkan buku-buku untuk sekolah-sekolah yang ada di Desa
Sibanteng. Selanjutnya, kelompok KKN ABRAR 141 juga mengadakan
pelatihan IT untuk anak-anak yang dilakukan diposko KKN ABRAR 141.
2. Sosial dan Ekonomi
Dalam bidang kegiatan sosial kelompok KKN kami melakukan kegiatan
seminar pra-nikah, seminar sadar hukum, gebyar kemerdekaan serta
Pengadaan Meja dan Papan Tulis untuk TPA. Kegiatan tersebut di lakukan
di Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng, dalam kegiatan seminar tersebut
kami secara langsung mengundang narasumber yang memang sudah ahli
dalam bidangnya, seperti seminar pra-nikah mengundang pihak KUA Desa
Sibanteng, dan seminar sadar hukum mengundang pengacara. Dalam
kegiatan di bidang ekonomi kelompok KKN kami melakukan kegiatan
pelatihan produk olahan dan pelatihan kerajinan tangan.
3. Bidang Lingkungan dan Kebersihan
Dalam kegiatan ini kami melakukan kegiatan pengadaan alat
kebersihan dengan bersih-bersih masjid bersama, kegiatan gotong royong
bersama masyarakat sekaligus pengadaan tong sampah di Desa Sibanteng,
pembagian dan penanaman bibit tanaman, perilaku hidup bersih dan sehat
terhadap anak-anak, dan serta kami juga mengadakan plang penunjuk arah
104
masjid dan plang nama masjid agar para pendatang dan wisatawan yang
datang bisa mengetahui masjid terdekat.
4. Bidang Agama
Dalam bidang ini kami melakukan acara malam mengaji bersama anak-
anak pengajian rutinan setiap hari dan malam kamis bersama Abi Husni.
B. Rekomendasi
Setelah selesai kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok kami
selama satu bulan lebih di Desa Sibanteng, ada beberapa saran dan
rekomendasi yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak, antara lain:
1. Pemerintah Setempat
Untuk hal ini kami berharap Pemerintah Desa Sibanteng, lebih
meningkatkan kegiatan kebersihan lingkungan yang ada di Desa Sibanteng.
Seperti hal nya menyediakan tong sampah di wilayah desa, karena di
beberapa wilayah masih terlihat banyaknya sampah yang berserakan yang
membuat desa menjadi terlihat kotor. Dibeberapa titik di desa juga masih
minim penerangan jalannya, diharapkan penambahan lampu jalan agar
warga dapat beraktivitas dengan nyaman walaupun itu di malam hari. Dapat
memberikan informasi apapun dengan jelas sehingga para peserta KKN
dapat memahami dengan baik dan tidak perlu menanyakannya lagi dan
membantu masyarakat desa dalam memasarkan hasil olahan sumber daya
alam mereka.
2. Tim KKN dan Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Dalam hal ini, sebaiknya penentuan tanggal ditentukan secara matang
agar tidak mengganggu kegiatan pembuatan proposal para peserta KKN dan
sebaiknya untuk penentuan dosen pembimbing ditentukan lebih awal, dan
di beberapa desa khususnya di daerah Kabupaten Bogor, banyak desa yang
tergolong desa modern di mana fasilitas ruang publik dapat ditemukan
dengan mudah, sehingga beberapa kelompok merasa kesulitan dengan
program kerja yang akan dilakukan. Sebaiknya kondisi desa dapat lebih
disesuaikan dengan kegiatan KKN ini. Melakukan sosialisasi yang merata di
wilayah Desa Sibanteng agar seluruh masyarakatnya secara langsung
merasakan dampak dari program kegiatan KKN.
105
3. Pemangku Kebijakan ditingkat Kecamatan dan Kabupaten
Dalam hal ini, diharapkan dapat bertatap muka secara langsung kepada
para warga desa untuk melihat kondisi dan keluh kesah mereka terhadap
Desa Sibanteng.
106
“Cinta yang terjadi karena Allah tidak akan pernah berakhir”
H.R. Muslim
BAGIAN 2:
REFLEKSI HASIL KEGIATAN
108
“Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang
kamu tetap lelap dalam tidur.”
Lukman Hakim
109
BAB VI
PENGGALAN KISAH INSPIRATIF KKN
A
CERITA DARI GUNUNG PETEUY
Afaf Nazrat Uyun
Tentang KKN
Berbicara tentang KKN (Kuliah Kerja Nyata), hal pertama yang
terlintas dalam benak saya adalah membosankan dan sibuk. Yups, saya pikir
KKN akan sangat membosankan. Dalam kurun waktu sebulan penuh harus
tinggal di tempat yang bahkan saya belum tahu menahu tentang kondisi desa
dan kehidupan masyarakatnya. Harus tinggal bersama 19 orang yang
namanya saja belum tahu. Bagaimana wajahnya, bagaimana kepribadiannya,
dan lain sebagainya. Belum lagi harus mengabdi pada masyarakat di tempat
tersebut. Memikirkannya saja sudah membuat saya terusik. Namun, mau
bagaimana lagi, KKN menjadi salah satu syarat mahasiswa sebelum memakai
toga sarjana. Mau tak mau, saya harus mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan KKN dilaksanakan pada awal semester 7. Oleh karenanya,
pada akhir semester 6, seluruh mahasiswa sudah harus mendaftarkan diri
menjadi peserta KKN 2018. Telat sehari saja alamat akan wisuda dua tahun
lagi heuheu. Pada bulan April PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah
membagi kurang lebih 4000 mahasiswa menjadi 200 kelompok KKN dengan
19 anggota yang siap dikirim dan ditempatkan di berbagai desa di Kota Bogor
dan Tangerang. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang beranggotakan 16
orang, kali ini sedikit lebih banyak. Biasanya peserta KKN ditempatkan di
desa yang bisa dibilang tertinggal dan terbelakang. Tentunya segala
persiapan dan kebutuhan ketika KKN sudah harus dipikirkan dengan
matang jauh-jauh hari sebelum mahasiswa terjun langsung ke tempat yang
sudah ditentukan. Persiapan finansial, tenaga, dan program kerja (proker)
apa saja yang akan dikerjakan di sana.
Setelah mendapatkan file berisi tentang pembagian kelompok, saya
mulai mencari dimana nama saya, kelompok berapa, bersama siapa saja dan
di desa apa. Akhirnya ketemu. Nama Afaf Nazrat Uyun ada di kelompok 141
bertempat di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Bogor. “Hm.... Bogor”.
Seketika terbayang suasana syahdu dan dinginnya pegunungan.
110
Saya mulai mencermati satu persatu nama anggota kelompok. Tidak
ada satupun yang saya kenal. Karena memang 19 anggota berasal dari
berbagai fakultas yang berbeda. Saya mulai mencari kontak nomor anggota
kelompok hingga akhirnya terbentuklah grup WhatsApp. Tujuannya bukan
lain untuk mempermudah saya dan kawan-kawan kelompok 141 dalam
berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain. Karena memang tempat
tinggal saya dan kawan-kawan yang lain berjauhan.
Obrolan di grup WhatsApp diawali dengan perkenalan setiap anggota.
Ada yang dari jurusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK),
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDIKOM), Fakultas Ushuluddin (FU), Fakultas Sains dan
Teknologi (FST), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), dan saya
Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI). Obrolan terus berlanjut menetapkan
tanggal berapa kami bisa bersua untuk yang pertama kalinya. Akhirnya,
disepakatilah tanggal 18 April di Taman Rindang atau biasa dijuluki dengan
Landmark UIN pukul 16.00. Setiap anggota diwajibkan hadir dan harus
menyiapkan setidaknya satu program kerja untuk kegiatan KKN.
Saya mulai berpikir keras kira-kira program kerja apa yang akan saya
persembahkan untuk masyarakat Desa Sibanteng. Apa yang bisa saya beri
untuk masyarakat dengan ilmu yang bahkan sangat sedikit ini. Kompetensi
apa yang bisa saya salurkan dan bagikan untuk masyarakat disana. Karena
saya berasal dari Jurusan Dirasat Islamiyah yang notabenenya adalah belajar
kitab klasik dan modern karangan para ‘Ulama dan tahfidz al-Qur’an.
Akhirnya, saya memutuskan untuk mengajarkan bahasa Arab dan hafalan
surat-surat pendek. Juga saya berniat untuk mendirikan Taman Baca
Masyarakat.
Tibalah tanggal 18 April. Saya cukup antusias bertemu dengan
teman-teman baru saya untuk yang pertama kalinya. Masih sangat hangat
dalam ingatan saya. Sore itu, rasa canggung dan jaim (jaga image) juga malu
menyelimuti perasaan kami. Karena memang kami belum pernah bertemu
sebelumnya dan belum mengenal. Pertemuan pertama sore itu diawali
dengan perkenalan masing-masing anggota.
“Halo.. gue Nurul..” ucap salah satu kawan.
“Ehm. Gue. Yaps”.
111
“Gue, Saya asli orang Jawa”. Dialek dan logat bahasa keseharian saya
meskipun menggunakan bahasa Indonesia tetapi tetap saja medok-nya
terlihat. Apalagi kalau harus membahasakan diri dengan ‘Gue’. Pasti
terdengar sangat aneh. “Duh... saya tidak sanggup kalau harus menggunakan kata gue,
nanti pasti ditertawakan kawan-kawan yang lain”. Saya membatin dalam hati.
“Halo...aku Afaf..” timpalku. Duh, Malu sekali. Karena penggunaan kata
“Aku-Kamu” dalam bahasa Jakarta berarti lain. Ya you know lah ya...hehe.
Setelah perkenalan selesai, topik pembahasan selanjutnya adalah
struktur kepemimpinan kelompok. Menentukan siapa ketua, sekertaris,
bendahara dan divisi-divisi lain seperti acara, humas dan pubdekdok.
Penentuan struktur kepemimpinan kelompok lumayan memakan waktu.
Karena ya memang tidak ada yang mau menjadi ketua. Karena kata orang-
orang, ketua adalah tumbal.
Setelah berjalan cukup lama, alot dan memanas, akhirnya salah satu
dari kami mengikhlaskan dirinya menjadi ketua. Muhammad Abiseina
Febian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan
Matematika. Obrolan selanjutnya adalah menentukan nama kelompok. Ada
banyak nama yang diusulkan oleh teman-teman, tentu semuanya bagus dan
menarik. Hingga akhirnya kami sepakat memberi nama kelompok kami
dengan ABRAR. Tak lupa, kami membicarakan tentang survei. Survei
dilaksanakan 4 kali sebelum keberangkatan kegiatan KKN.
Tanggal 17 Mei pukul 09.00 seluruh peserta KKN PpMM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2018 berkumpul di Aula Harun Nasution UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk mengikuti pelepasan KKN 2018 yang dihadiri
oleh Rektor UIN Bapak Dede Rosyada dan Kemensos (Kementerian Sosial)
serta tamu undangan lainnya. Setelah acara, saya dan kawan-kawan
berkumpul di Fakultas Sains dan Teknologi untuk membahas persiapan
keberangkatan esok harinya.
Kami Adalah Keluarga
Rumah yang kami tempati tidak begitu besar. Dua kamar tidur, satu
ruang utama, gudang, dapur dan satu kamar mandi tanpa pintu. Lokasinya
cukup jauh dari jalan utama Dusun Gunung Peteuy. Karena cukup jauh dari
jalan utama, rumah kami tidak terjangkau sinyal handphone. Bisa dibayangkan
betapa akan membosankannya kehidupan saya dalam satu bulan kedepan.
112
Sebagai generasi millenial yang selalu bergantung pada handphone, tidak
adanya sinyal adalah suatu problem yang besar.
Persepsi awal tentang KKN yang sangat membosankan langsung
terpatahkan dengan kehadiran mereka. Ya, 18 teman baru saya yang sangat
asik, beragam kepribadian, beragam perangai, beragam kebiasaan, disatu-
padukan dalam sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun selalu hangat
diisi dengan canda-tawa mereka. Meski rumah kami dekat ladang dan hanya
ada dua-tiga tetangga, rumah tidak pernah sepi. Selalu ada celotehan kawan-
kawan yang membuat rumah menjadi hidup. Ditambah lagi tidak adanya
sinyal membuat saya dan kawan-kawan lupa akan handphone. Handphone
benar-benar tidak berfungsi ketika di dalam rumah, karenanya kami lebih
sering ngobrol ngalor ngidul, bermain gitar, bermain kartu, sharing dan diskusi.
Ada Bang Jundi yang selalu membuat kami tertawa. Jangan ditanya
Saat dia diam pun membuat kami tertawa, apalagi saat ngebanyol. Kami
memanggilnya dengan sebutan “Bang” karena dia senior kami. Seharusnya dia
mengikuti KKN tahun lalu tapi karena satu sebab akhirnya, dia mengikuti
KKN di tahun setelahnya bersama para junior. Ada Judan yang sering
mengajak saya diskusi tentang banyak hal, salah satunya tentang masalah
keagamaan. Pernah suatu hari dia menanyai saya “Mba Apap, kalo ngeliat sesuatu
yang baik tuh kita harus bilang Subhanallah apa Masya Allah sih, Mbak?”. Karena
pertanyaannya, akhirnya saya dan kawan-kawan berdiskusi asik. Sangat
produktif sekali bukan?
Ada Abi sang ketua kelompok, gitaris handal, tidak suka sayur, dan
tidak kuat pedas. Pernah suatu hari dia diare karena makan sambal dan tidak
tidur semalaman karena harus bolak-balik kamar mandi. Ada Danang sang
ketua kuproy. Saya dan kawan-kawan memanggilnya ketua kuproy alias kuli
proyek. Karena dia yang selalu tanggap dalam hal perkulian, mengecat taman
baca, mengecat plang masjid, dan lain-lain. Danang juga sesekali mengajak
saya diskusi tentang banyak hal. Tentang bagaimana menghafal al-Qur’an,
bagaimana berhijrah di zaman sekarang dan masih banyak hal lain.
Ada Hilmy, sang editor handal. Alumni pondok Gontor yang jago
bahasa Arab. Ada Aly, teman piket masak hari senin, yang selalu mau ketika
dimintai tolong memotong sayuran, mencuci piring, dan membakar sampah.
Ada Mbak Asrul yang kadang marah-marah dengan logat Jawa medok-nya
yang justru membuat kami tertawa saat mendengarnya, bukan malah takut.
113
Meski kadang marah-marah, Mbak Asrul ini sangat baik hati. Sosok teman
dan kakak sekaligus.
Ada Milla yang sangat tengil. Semenjak pertemuan pertama, saya dan
Milla sudah merasa seperti saudara. Pertama, karena dia bisa berbahasa
Jawa, kedua, ternyata dia adalah kerabat dekat guru saya di pesantren. Ada
Zikri yang selalu istiqamah dan sabar membangunkan saya untuk shalat
malam (tahajud). Ada Hafina, partner pubdekdok yang pengertian. Ada
Nurul yang sering meminta saya membuatkan sambal kesukaannya. Ada
Hany, fans K-Pop garis keras. Ada Intan yang jago bahasa Inggris. Ada Lia
teman setia piket ronda begadang malam Kamis. Ada Amy, si calon
pengantin. Ada Ira, vokalis Kepri Band. (Oh iya, kelompok KKN kami
mempunyai band loh). Ada Dede Yanti yang setiap ngomong pasti tertawa.
Ada Diana, satu-satunya teman kami yang sudah menikah, sang motivator
nikah muda.
Terlalu banyak kisah indah bersama mereka, sampai-sampai saya
bingung harus menceritakan yang mana. Mulai dari bangun tidur sampai
akan tidur lagi, selalu mereka. Masak bersama, makan bersama, mengantri
mandi bersama, semua kegiatan kami lakukan bersama.
Dari mereka saya mengerti bagaimana seharusnya bersikap. Dari
mereka saya mengerti bagaimana cara meredam emosi. Dari mereka saya
mengerti bagaimana menyatukan ego yang berbeda demi tujuan yang sama.
Dari mereka saya mengerti semua hal akan terasa mudah jika dirasakan
bersama. Dari mereka saya mengerti bagaimana cara untuk saling
menguatkan. Dari mereka saya mengerti bagaimana menghargai pendapat
orang lain. Dari mereka saya mengerti apa arti dukungan. Dari mereka saya
mengerti arti meminta tolong dan terima kasih. Dari mereka juga saya
mengerti bagaimana cara main kartu poker, gaple dan uno. Hehe.
Gunung Peteuy yang Ramah dan Nyantri
Bayangan awal saya tentang Bogor yang sejuk dengan
pegunungannya memang tebukti. Sejauh mata memandang, lisan ini tak
berhenti mengucap tasbih melihat lukisan Tuhan yang Maha Indah. Gegap
gempita Jakarta dengan segala kemacetan dan polusinya membuat saya
semakin bersyukur diberi kesempatan hidup sebulan penuh di tempat ini.
Menyadarkan kami bahwa bumi Tuhan itu luas, bumi Tuhan itu indah.
114
Sesuai dengan namanya, Gunung Peteuy berada di dataran tinggi.
Yaps. Benar-benar di atas gunung. Akses menuju pasar dan pusat
perbelanjaan lainnya terhitung cukup jauh. Tidak bisa ditempuh dengan
berjalan kaki, melainkan harus menggunakan sepeda motor. Sedangkan
bahan-bahan kebutuhan selama KKN sangat banyak.
Meski begitu, tidak lantas membuat kami malas melakukan kegiatan
karena jarak yang cukup jauh. Karena selama perjalanan dari rumah menuju
pusat perbelanjaan yang ditempuh sekitar 15 menit, penglihatan kami akan
disuguhkan pemandangan yang membuat kagum. Dari atas kami bisa
melihat Desa Leuwisadeng dan Leuwiliang dengan sangat jelas. Deretan
rumah, lalu lalang kendaraan, persawahan, dan ladang. Apalagi kalau malam
hari, Gunung Peteuy rasa Bukit Bintang Bandung. Kerlap-kerlip lampu
dikejauhan terlihat sangat indah.
Sambutan hangat masyarakat Gunung Peteuy membuat saya dan
kawan-kawan sangat tersanjung. Mulai dari anak-anak sampai ibu-ibu dan
bapak-bapak menyambut saya dan kawan-kawan dengan sangat antusias.
Kami diterima dengan baik, sehingga membuat kami bersemangat
melakukan yang terbaik untuk masyarakat Gunung Peteuy. Tiga hari
pertama saya dan kawan-kawan mulai bersilaturrahim kepada beberapa
tokoh masyarakat di Gunung Peteuy, ketua RW, ketua RT, DKM masjid dan
Kiai yang kebetulan pesantrennya berada di depan rumah yang kami
tinggali.
Suasana Islami dan religius langsung kami rasakan saat pertama kali
menginjakkan kaki di Gunung Peteuy. Hilir mudik santriwan berpakaian
rapi, bersarung, dan berkopiah hitam menuju masjid untuk melakukan shalat
berjamaah. Sebagai seorang santri yang sudah lama tinggal di pesantren, saya
tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi.
Suasana yang membuat hati sangat damai, mengingatkan saya akan
pesantren semasa Aliyah dulu. Ketika memasuki arena pesantren barulah
terlihat santriwati putri berjalan malu-malu menyalami saya dan kawan-
kawan. Jumlah mereka tidak banyak. Santriwan kurang lebih 25 orang dan
santriwati kurang lebih 10 orang.
Anak-anak kecil di Gunung Peteuy mempunyai semangat belajar
yang tinggi. Setiap sore selepas Ashar, mereka selalu datang ke rumah.
Meminta saya dan kawan-kawan mengajari mereka tentang bahasa Arab dan
Inggris, perkalian angka, mewarnai dan bernyanyi. Meminta diceritakan
115
tentang kisah Nabi, kisah negeri dongeng, dan masih banyak lagi. Mereka
penghilang penat saya dan kawan-kawan.
Meski lelah, kehadiran mereka menjadi semangat untuk saya dan
kawan-kawan dalam mengabdi dan mengamalkan sedikit ilmu yang telah
didapat. Dari mereka kami belajar bahwa keterbatasan keadaan dan fasilitas
bukan menjadi penghambat dalam semangat belajar. Dari mereka kami
belajar bahwa bahagia tidak harus mahal.
Kedekatan saya dan kawan-kawan dengan anak-anak di Gunung
Peteuy membuat malam terakhir KKN sangat dramatis. Saya ingat sekali,
malam itu adalah malam terakhir saya dan kawan-kawan mengajar di saung
pengajian. Kebetulan kala itu giliran saya mengajari mereka. Saya mengajari
mereka nyanyian bahasa Arab tentang nama-nama jari. Kami menyanyi
bersama. Sangat ramai dan selalu antusias. Seolah-olah lupa bahwa 15 menit
kemudian, seluruh ruangan akan dipenuhi tangis kesedihan.
Setelah selesai mengajar, saya dan kawan-kawan berpamitan dengan
anak-anak. Suasana haru menyelimuti. Raut kesedihan tak terelakkan.
Tergambar jelas di wajah kami. Seketika otak saya memutar kembali ingatan
selama 29 hari hidup di tengah-tengah mereka. Tak terasa, satu persatu bulir
air mata mulai membasahi pipi-pipi saya dan kawan-kawan juga anak-anak.
Ya, mereka menangis. Kami menangis bersama. Salah satu anak bernama
Nazriel mendekati saya, memeluk saya erat.
“Kakak jangan pulang...kakak pulangnya nanti aja...” ucapnya sambil tersedu
dan terbata-bata. Ia memeluk saya semakin erat. Air mata ini semakin deras
menetes tak terbendung. Suasana menjadi sangat haru dan hening. Malam
itu kami tutup dengan makan nasi liwet bersama. Masakan nenek memang
juara. Semur jengkolnya sedap. Sambal terasinya mantap. Tak lupa lalapan
khas Sunda. Kami mencoba sejenak melupakan kesedihan. Karena ternyata
menangis membuat perut lapar. Meski setelah makan bersama selesai,
beberapa anak-anak menangis kembali. Kami mulai menenangkan mereka.
Menjanjikan mereka bahwa nanti kami akan kembali datang ke Gunung
Peteuy. Karena Gunung Peteuy adalah salah satu episode dalam alur
kehidupan kami.
Oh iya, saya hampir lupa menceritakan seseorang yang sangat berjasa
bagi saya dan kawan-kawan selama menjalani hidup di Gunung Peteuy. Saya
dan kawan-kawan memanggilnya Nenek. Di usianya yang tak lagi muda,
Nenek masih terus bekerja. Memetik teh di perkebunan, memanen pala dan
kadang mencari rumput untuk kambing-kambingnya. Nenek tinggal
116
bersama anak perempuannya, menantu, dan kedua cucunya yang lucu dan
sangat menggemaskan. Kami memanggilnya Mang Husni dan Teteh.
Nenek sering sekali membuatkan camilan untuk kami Manisan pala,
kue beras, dan klepon. Pengajian anak-anak yang tadi saya ceritakan
bertempat di rumah Nenek. Tidak besar tapi selalu ramai. Kamar mandi di
rumah kami hanya satu. Kami selalu mengantri lama dan kadang kehabisan
air. Rumah Neneklah yang menyelamatkan kami. Hampir setiap hari kami
ke rumah Nenek untuk menumpang mandi dan mencuci baju. Nenek yang
selalu ramah, yang selalu mengajak kami ngobrol saat kami main ke
rumahnya, sampai-sampai kami menganggapnya seperti nenek kami sendiri.
Secercah Harapan
Jika saya menjadi bagian dari penduduk Dusun Gunung Peteuy, saya
ingin memajukan beberapa aspek kehidupan di Gunung Peteuy. Dalam
aspek pendidikan contohnya. Baik pendidikan umum maupun keagamaan.
Untuk pendidikan umum sendiri, saya ingin mendirikan Sekolah Menengah
Atas atau Madrasah Aliyah. Karena disana tidak ada SMA atau yang setara
dengannya. Saya sangat miris dan prihatin sekali saat melihat anak-anak
SMA harus menempuh jarak yang jauh untuk bersekolah, bahkan ada yang
tidak melanjutkan sekolahnya lantaran perkara jarak. Sangat disayangkan
bukan?
Tidak hanya itu, saya juga akan memperhatikan kelayakan kelas yang
dipakai untuk kegiatan belajar mengajar. Karena sejauh yang saya lihat,
kelas-kelas di SD dan SMP masih terlihat kurang layak, seperti meja belajar
yang mulai berlubang, kursi yang sudah rusak namun tetap dipakai, papan
tulis, dan lain sebagainya. Begitu juga perpustakaan. Sedikitnya jumlah buku
mungkin menjadi salah satu faktor penghambat semangat baca para siswa
SMP. Sedangkan SD sendiri belum memiliki perpustakaan.
Untuk pendidikan keagamaan, saya ingin memaksimalkan program-
program yang sudah ada di Gunung Peteuy. Di antaranya ada pengajian
anak-anak selepas Maghrib. Keadaan tempat yang hanya berukuran 4x6
meter, dindingnya yang hanya terbuat dari bambu yang dianyam, diisi
kurang lebih 65 anak. Sangat tidak kondusif. Memperlebar dan
memperbagus sarana pengajian anak-anak menjadi salah satu keinginan saya
jika menjadi penduduk setempat.
117
Program keagamaan yang lainnya adalah Pesantren Salaf. Salah satu
ciri khas Pesantren Salaf adalah tidak mempunyai tata tertib pesantren yang
paten. Karena hal tersebut, santriwan-santriwati cenderung bebas karena
tidak ada aturan. Saya ingin membuat aturan-aturan atau nidzam yang paten
untuk pesantren.
Begitu juga dengan kajian di Pesantren Salaf yang biasanya hanya
terbatas pada kitab-kitab ulama klasik seperti Nadzm Alfiyah Ibnu Malik,
Riyadh Ash-Shalihin, dan Fathul Mu’in. Saya ingin mengusulkan kajian-
kajian lain seperti Tahfidz al-Qur’an, kajian Qiraat Sab’ah, Ulumul Hadits
dan kajian Tafsir ulama. Semoga kelak saya bisa merealisasikan salah satu
dari keinginan saya. Aamiin...
118
B
SECERCAH CAHAYA DI NEGERI IMPIAN
Aly Dzulfiqar
Pengenalan
Sebelum saya menceritakan kisah saya saat berlangsungnya KKN,
saya akan memperkenalkan diri saya. Nama saya Aly Dzulfiqar berasal dari
mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Hukum Keluarga. Saya
semester 6 sehingga saya bisa melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Ketika saya bisa melaksanakan KKN saya berpikir KKN itu bagaimana,
apakah saya bisa melaksanakan KKN dengan baik, walaupun saya pernah
mengikuti bakti sosial di desa lain, tetapi itu hanya satu minggu, sedangkan
KKN berlangsung satu bulan. Supaya KKN saya bisa berjalan dengan baik,
saya banyak bertanya kepada para senior saya untuk mengetahui semua
tentang KKN dan pengalaman mereka yang sudah pernah melaksanakan
KKN. Dari semua pertanyaan yang banyak saya tanyakan kepada senior saya,
mereka memberitahukan bahwa KKN itu menyenangkan, seru, banyak
pengalaman yang bakal berguna dimasa depan nanti. Tetapi ada juga yang
bilang bahwa KKN itu tidak menyenangkan, banyak yang egois dan
melelahkan. Sehingga saya menyimpulkan dari jawaban-jawaban yang
diperoleh dari senior saya mempunyai dua sisi, yaitu: baik dan tidak baik.
Dari jawaban senior saya, saya ada sedikit berfikir bahwa KKN itu susah
untuk dilaksanakan dan saya merasa bahwa saya akan gagal dalam
melaksanakan KKN.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya pihak PpMM membentuk
kelompok-kelompok KKN dan disebarkan melalui grup-grup WhatsApp. Saya
ditempatkan di kelompok KKN 141 di Desa Sibanteng, Kecamatan
Leuwisadeng. Setelah itu saya melihat dan mengamati nama-nama yang satu
kelompok dengan saya yang tidak saya kenal. Kemudian saya mulai
bertanya-tanya ke teman-teman saya, grup-grup apakah ada yang kenal
dengan nama-nama di kelompok KKN saya dan memintakan nomor
telefonnya. Setelah itu saya saling memperkenalkan diri melalui WhatsApp
dan membuat grup kelompok KKN saya. Saya berharap saat melaksanakan
KKN saya dan teman-teman saya bisa bekerja sama dengan baik. Saya juga
mulai memikirkan apa saja yang akan saya lakukan disana dan program-
program saya bisa terlaksana dengan sangat baik.
119
Pada hari dan tanggal yang telah disepakati oleh saya dan teman-
teman saya, saya bertemu dengan teman-teman yang satu kelompok dengan
saya yang bertempat di basement Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Saat
awal berjumpa saya dan teman-teman saya saling bingung dan diam karena
mereka juga tidak saling mengenal, sehingga akhirnya saya mengeluarkan
keberanian saya untuk memulai pengenalan lagi, walaupun di grup WhatsApp
sudah pada kenalan. Supaya bisa berkenalan dengan cara yang lebih baik
lagi. Saya dan teman saya saling berkenalan dengan menyebutkan nama, asal
daerah, jurusan, jabatan dan informasi yang lain. Pada jumpa awal, saya dan
teman saya membentuk struktur keanggotaan kelompok KKN 141 supaya
mudah untuk menjalankan program-program ke depannya. Dalam
pembentukan struktur banyak yang mau menjadi anggota divisi acara, dan
pada tidak mau menjadi ketua kelompok. Tetapi akhirnya ada yang mau
menjadi ketua dan yang menjadi ketua bernama Muhammad Abiseina dari
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika.
Saya ditempatkan di bagian divisi perlengkapan.
Dalam KKN ini, saya masih merasa bahwa KKN ini saya bisa gagal
tetapi saya berusaha untuk merubah itu, supaya saya bisa berhasil dan bisa
bermanfaat untuk masyarakat di tempat saya ditempatkan. Dalam KKN ini
saya berencana untuk membuat penyuluhan tentang perkawinan dan
dampak perkawinan usia dini karena masyarakat di desa yang saya tempati
masih banyak yang melakukan perkawinan usia dini. Oleh karena itu, saya
membuat penyuluhan tentang perkawinan dan perkawinan usia dini
ditambah saya ingin mengaplikasikan ilmu yang saya dapat.
Sebelum berkunjung ke lokasi KKN saya membayangkan lokasi yang
akan saya tuju tempatnya tidak ada listrik, tidak ada sinyal, dan mereka
menggunakan bahasa sunda yang dapat merepotkan dan susah menjalani
kehidupan sehari-hari, tempatnya terpencil yang jauh dari kendaraan umum,
tempat tinggal yang tidak nyaman dan tidak mendapatkan respon yang baik
dari masyarakat. Tetapi ternyata tidak seperti yang saya bayangkan, ketika
menjalankan program KKN banyak pengalaman dan pelajaran yang saya
dapatkan, karena saat KKN kita belajar bagaimana bermasyarakat dan
kehidupan sehari-hari, melatih kesabaran, belajar lebih menghargai
pendapat orang lain. Bagi saya program KKN ini tidaklah mudah untuk
dilakukan karena kita melatih kemampuan dan mempertanggungjawabkan
ilmu yang telah kita dapatkan selama ini dengan langsung berinteraksi
120
dengan masyarakat yang belum pernah kita jumpai, belum mengetahui
kebiasaan mereka, dan karakter mereka.
Masih Pengenalan ....
Ketika PpMM membagikan kelompok, saya berada dalam kelompok
KKN 141 yang bertempat di Desa Sibanteng, Leuwisadeng. Kelompok
tersebut terdiri dari 19 orang, yaitu 13 orang perempuan dan 6 laki-laki.
Sebelum KKN berlangsung saya sudah mengenali teman-teman yang satu
kelompok dengan saya karena kami sering mengadakan rapat. Saat rapat
kami banyak mendiskusikan seperti program kerja yang akan dijalankan
nanti, nama kelompok hingga kekurangan dan kelebihan masing-masing
anggota. Dari kesepakatan yang didapat untuk nama kelompok kami, yaitu
KKN ABRAR 141. ABRAR merupakan bahasa arab dari kebajikan
(Kebaikan). Kami memilih nama ABRAR karena bingung dengan sedikitnya
pilihan nama yang diajukan oleh teman-teman dan nama itu terdengar baik
dan memiliki arti yang baik juga.
Disini saya akan memperkenalkan teman-teman saya, mulai dari
ketua kelompok KKN saya bernama Muhammad Abiseina biasa dipanggil
Abi, dia berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Matematika. Dia baik dan dia bisa membuat tenang temannya
jika sedang mengalami masalah. Dia selalu mencoba mengerti anggotanya
disamping kesibukan dia menjabat di DEMA maupun organisasi lainnya. Dia
juga ikhlas walaupun terkadang suka membuat anggotanya kesal dengan
sikapnya yang suka bercanda berlebihan, tetapi dia bertanggung jawab. Dia
juga merupakan penanggung jawab acara pada Pengadaan Alat Kebersihan
untuk Masjid dimana ia sering berkomunikasi dengan pihak RT, RW, tokoh
desa, dan pengurus masjid. Selanjutnya wakil ketua, yaitu Millatun Hanifah,
dia berasal dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam dia orangnya baik, pengertian, ramah kepada
semua orang walaupun tidak dikenal. Dia juga orangnya bisa menghargai
pendapat teman-temannya jika temannya mengemukakan pendapat. Dalam
acara apapun, dia selalu menjadi MC (Master of Ceremony) atau Pembawa
Acara karena dia sudah ahli menjadi Pembawa Acara. Dia juga merupakan
penanggung jawab acara pada Pelatihan Master of Ceremony (Pembawa
Acara). Selanjutnya Sekretaris I yaitu Annisa Zikri, dia berasal dari Fakultas
Sains dan Teknologi Jurusan Fisika. Dia orangnya baik, perhatian, pendiam.
121
Dia yang selalu mengingatkan kita tentang laporan dan hal lainnya. Dia juga
merupakan penanggung jawab acara pada pengadaan Timbangan Bayi. Dia
termasuk perempuan yang kuat karena saat survei, dia pulang balik yang
mengendarai motor padahal jalannya naik turun dan terjal. Selanjutnya
Sekretaris II yaitu Siti Hanifatul Aziz. Dia orangnya imut kaya anak kecil,
lucu, dan lemah lembut. Dia juga merupakan penanggung jawab acara pada
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Selanjutnya Bendahara I yaitu Nurul
Yahya, dia berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Dia
orangnya asik, tetapi terkadang galak. Apalagi masalah keuangan. Dia
perhatian juga orangnya. Dia orangnya tegas. Dia yang mengatur semua
masalah tentang keuangan dengan di bantu Lia Agustina. Dia juga
merupakan penanggung jawab acara pada Gebyar Kemerdekaan dengan
Hafina Rehana Jannah. Selanjutnya Lia Agustina. Dia sebagai Bendahara II.
Dia berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan
Kimia. Dia orangnya baik, perhatian, pendiam, terkadang lucu. Dia selalu
membantu Nurul Yahya masalah keuangan. Dia yang sering memegang uang
kita. Dia juga merupakan penanggung jawab pada acara Pengadaan Lemari
untuk Masjid dan Wakaf al-Qur’an. Selanjutnya kita memasuki bagian
divisi-divisi. Koordinasi divisi humas yaitu Hilmy Fadhly. Dia berasal dari
Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Tarjamah. Dia orangnya baik,
aneh, kocak, paling rajin, dan paling besar dari anggota-anggota lain. Kata
dia sendiri, beratnya sudah mencapai 100 kilogram. Dia yang sering menjadi
bagian dokumentasi acara-acara kita. Dia yang paling menguasai teknologi
dari kita semua. Dia yang sering menjemput dosen pembimbing kita. Dia
sendiri yang menganggap makan mie itu sebagai cemilan atau snack dan itu
pun minimal 2 bungkus. Selanjutnya Jundi Assydiq. Dia anggota divisi
humas. Dia berasal dari Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis dia kakak
angkatan kita yang beda satu tahun. Dia orangnya baik, konyol, kocak, aneh,
tetapi kalau dalam keadaan darurat dia bisa menyelesaikan masalah itu. Dia
kalau digodain sama perempuan, sering salah tingkah. Walaupun dia bukan
merupakan penanggung jawab acara apapun. Tetapi dia sering membantu
yang lain, seperti jadi pembacaan al-Qur’an dalam acara Seminar Pra Nikah
dan Pernikahan Usia Dini, dan Menjadi Pembawa Acara dalam acara
Penutupan Kegiatan KKN. Selanjutnya masih anggota Divi Humas yaitu
Umul Hamida. Dia berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Dia orangnya baik, perhatian, terlalu polos.
Dia orangnya juga terkadang kocak. Dia juga merupakan penanggung jawab
122
pada acara Bimbel TPA dan Pengadaan Papan Tulis. Bingung mau
mengungkapkan lagi karena terlalu polosnya. Selanjutnya Intanzi Lestari.
Dia masih anggota divisi humas. Dia berasal dari Fakultas Syariah dan
Hukum Jurusan Ilmu Hukum. Dia baik, berbicara apa adanya, ramah. Dia
juga merupakan penanggung jawab pada acara Seminar Sadar Hukum.
Selanjutnya memasuki bagian divisi Pubdekdok (Perlengkapan, Dekorasi,
dan Dokumentasi). Koordinasi divisi pubdeksok yaitu Danang Koencoro.
Dia berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Agribisnis. Dia
orangnya baik, kocak, tukang kunci tempat tidur, sering membantu yang lain,
dan jahil. Dia merupakan penanggung jawab pada acara Penanaman Bibit
Tumbuhan. Dia juga menjadi koordinasi (mandat dan kuli) dekorasi saat
merenovasi taman baca dan plang masjid. Hafina Rehana Jannah. Dia berasal
dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Agribisnis. Dia satu kelas dengan
Danang Koencoro. Dia orangnya baik, ramah, kocak, aneh. Dia juga
merupakan penanggung jawab pada acara Gebyar Kemerdekaan. Dia
orangnya juga suka membantu yang lain. Afaf Nazrot. Dia berasal dari
Fakultas Dirasat Islamiyah Jurusan Dirasat Islamiyah. Dia orangnya baik,
perhatian, terkadang kocak, penuh semangat. Dia juga merupakan
penanggung jawab pada kegiatan Renovasi dan Pembugaran Taman Baca.
Yasjudan Lidandy Oskandar. Dia berasal dari Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah. Dia orangnya baik, terkadang jahil, paling
tinggi dari semua anggota. Walaupun dia tidak jadi penanggung jawab acara.
Dia sering membantu yang lain seperti menjadi bagian pembacaan do’a di
program kegiatan. Dia awalnya bagian divisi acara tetapi dipindahkan ke
divisi pubdekdok. Selanjutnya memasuki bagian divisi acara. Koordinasi
divisi Acara yaitu Asrul Ummu Darojat. Dia berasal dari Fakultas
Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat. Dia baik, perhatian, tegas, terkadang
galak, rajin, paling semangat. Dia juga merupakan penanggung jawab pada
acara kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan. Selanjutnya Intan Permata
Harum. Dia berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Bahasa dan
Sastra Inggris. Dia sangat pendiam. Tetapi kayaknya baik. Bingung mau
menilainya karena dia terlalu pendiam. Dia juga merupakan penanggung
jawab Bimbingan Belajar Baca Tulis dan Hitung. Yanti Nianti, dia berasal
dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional.
Dia baik, paling membuat kericuhan, paling lama mandi, kocak, terkadang
aneh. Walaupun dia bukan merupakan penanggung jawab acara dia sering
membantu yang lain. Diana Saadah, dia berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah
123
dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS. Dia biasa disebut di tempat KKN
sama yang lain yaitu Mpok. Dia yang jadi Koordinasi Memasak di rumah
KKN. Dia orangnya baik, perhatian, terkadang jahil. Dia juga merupakan
penanggung jawab pada acara kegiatan Pelatihan Produk Olahan.
Selanjutnya saya sendiri, yaitu Aly Dzulfiqar. Kata teman-teman saya. Saya
baik, perhatian, tetapi terkadang malas. Saya awalnya bagian divisi
pubdekdok tetapi dipindah ke divisi Acara. Kata teman saya. Saya lebih
pantas di divisi Acara. Saya menjadi penanggung jawab acara Seminar Pra
Nikah dan Pernikahan Usia Dini.
Disini terdapat perbedaan karakter diantara kami sehingga kami
harus saling memahami satu sama lainnya. Dari perbedaanlah yang membuat
suatu keindahan seperti pelangi dan dari perbedaanlah yang membuat kita
sadar bahwa bekerjasama kelompok itu tidak hanya sebatas keberhasilan
hasil yang dicapai, tetapi bagaimana kita bisa bekerjasama dengan
kekompakkan dan kesolidan serta menjaga kekompakan tersebut. Dalam
menjalani program yang sudah kita rencanakan, saya dan teman-teman saya
mulai beradaptasi, memahami sifat masing-masing dan saling menghargai
pendapat-pendapat lain dari setiap anggota. Dari perbedaan itu membuat
saya dan teman-teman saya makin erat dalam suatu hubungan seperti
layaknya keluarga sendiri, walaupun terkadang adanya perbedaan pendapat
atau sifat yang menimbulkan keretakan dalam hubungan keluarga kami,
seperti bercanda yang ternyata bisa bikin kekesalan, tetapi terjadinya
keretakan itu hanya sementara, paling lama beberapa jam. Setelah itu
keretakan yang terjadi berubah menjadi suatu kebahagian yang membuat
hubungan keluarga kami menjadi makin erat. Dan yang membuat saya
senang dan membuat hubungan keluarga kami makin erat karena saya dan
teman-teman saya saling memberikan bantuan bila temannya sedang
mengalami masalah atau kesulitan, bahkan jika diantara kami ada yang sakit,
teman-teman yang lain akan langsung membantu dan memberikan
perhatian kepada diantara kami yang sedang sakit. Meskipun terkadang saat
ada program kegiatan sedang berlangsung, ada beberapa orang yang tidak
membantu. Saya dan teman-teman saya ketika evaluasi akan
memberitahukan atau memberikan nasihat kepada teman kami yang tidak
membantu sehingga program kegiatan selanjutnya saling membantu.
124
Suatu Awal ....
Desa Sibanteng, desa yang dimana saya dan teman-teman saya
ditempatkan oleh PpMM yang berkecamatan Leuwisadeng, Kabupaten
Bogor. Saya dan teman-teman saya ditempatkan lagi di daerah Dusun
Gunung Pete (Peteuy: sebutan masyarakat Desa Sibanteng). Mayoritas
masyarakat disana adalah petani dan peternak. Hampir setiap hari saya
bertemu dengan petani yang sering ditemani anjing, mereka membawa
anjing supaya buat mengusir hama di persawahan, jadi mereka banyak yang
memelihara anjing. Semangat bekerja mereka yang menjadi contoh untuk
diri saya sendiri agar semangat menjalankan KKN ini dan tidak mengeluh.
Bahkan yang sudah lanjut usia pun mereka tetap bersemangat dalam bekerja
dan itu membuat saya sangat kagum dan bangga kepada masyarakat disana.
Saya menyadari bahwa KKN bukanlah sebatas pengabdian kepada
masyarakat, bukan hanya mengaplikasikan ilmu yang sudah saya dapatkan
selama ini, karena disini saya juga belajar. Belajar membangun rasa
kekeluargaan antara anggota kelompok dan masyarakat sekitar, belajar
untuk mengenyampingkan keegoisan masing-masing, saling menghargai
pendapat satu sama lain dan belajar membaur dengan kehidupan sehari-hari
masyarakat disana. Ketika di lokasi suasananya sangat ramai dengan anak-
anak, mereka sering berkunjung ke rumah saya dan teman-teman saya
tempati disana, untuk belajar bersama, bermain bersama, bahkan ada yang
meminta coklat. Anak-anak biasanya datang setelah habis shalat Ashar
sampai sebelum shalat Maghrib. Saya merasakan kebahagiaan disini dengan
keseruan anak-anaknya, antusias anak-anak dalam belajar dan menerima
orang baru seperti kami, walaupun mereka sedikit bandel, tetapi itu hal yang
wajar karena mereka mencoba untuk mengenal suatu hal yang baru, dan
masyarakatnya yang perhatian, ramah terhadap kami yang orang baru, itu
semua membuat saya merasa nyaman disini. Program-program yang kami
buat menciptakan kegembiraan dan kesan tersendiri di masyarakat, karena
kami bisa membagikan ilmu yang pernah diperoleh di perkuliahan. Desa
Sibanteng membuat saya begitu merindukan dan meninggalkan kenangan
yang begitu indah. Apalagi disaat saya mengajar pengajian di rumahnya Mang
Husni, saya melihat anak-anak begitu antusias, ceria, karena saya belum
pernah melihat suasana seperti itu, suasana yang begitu indah, meskipun
hanya ditempat yang kecil, tetapi mereka tetap semangat mengikuti
pengajiannya. Semoga mereka semua bisa sukses dikemudian hari nanti.
125
Ada cerita menarik dari saya pribadi sendiri ketika melihat lokasi
KKN yang saya tinggali selama sebulan, yaitu keindahan daerahnya
dikelilingi dengan sawah-sawah, serta keramahan anak-anak dan warganya
yang membuat saya seketika berubah pikiran untuk merasa KKN ini akan
gagal, membuat saya menjadi percaya diri bahwa saya akan berhasil, saya
akan bisa memberikan yang terbaik buat mereka terutama kepada anak-
anaknya dan saya merasa ingin menjadi salah satu warga disana dan tinggal
disana. Keramahan warga sekitar menyambut hangat kedatangan kami
membuat kami jatuh hati terhadap tempat tersebut. Saya merasakan bahwa
saya seperti keluarga mereka sendiri, mereka begitu perhatian kepada saya
dan teman-teman saya, disini saya tidak merasakan seperti mahasiswa KKN,
tetapi seperti keluarga mereka sendiri yang mereka beri perhatian, dan
menjaga saya dan teman-teman saya. Saya dan teman-teman saya menempati
rumah dari saudaranya pak ujang (RT 01/RW 07), rumah yang kami tempati
bertempatan dengan rumahnya Mang Husni dan rumah Nenek, kami sering
diberikan makanan-makanan khas sana yang saya tidak ketahui namanya
karena Nenek sering meminta tolong kepada cucunya untuk bawa
makanannya. Ketika kami sedang mengalami kekurangan air, mereka sangat
baik dan memperbolehkan kami untuk menumpang mandi. Kemudian pak
RT/RW yang selalu menerima kami bila kami berkunjung dan selalu
membantu kami disaat kami ada program kegiatan. Tidak lupa kepada
Kepala Desa Sibanteng beserta staf-staf desa yang menerima kami dengan
hangat dan membantu setiap hal yang kami butuhkan selama KKN. Beliau
merasa bertanggung jawab atas saya dan teman-teman saya selama
menjalankan KKN. Kepada Bapak Aziz sebagai staf desa juga dari kami
melakukan survei awal sampai KKN selesai. Beliau banyak membantu kami,
bahkan dikesibukan beliau, beliau sempatkan untuk membantu kami. Dan
beberapa masyarakat lainnya yang memiliki karakter berbeda, yang sangat
hangat menyambut kami yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Pesan yang bisa Tersirat atau Tersurat
Harapan saya kepada anak-anak, rajinlah belajar, jangan sering
bertengkar sama teman dan teruslah usaha untuk menggapai cita-citamu
setinggi mungkin. Karena bila kita berusaha, apa yang kamu inginkan bisa
terwujud, dan kamu pasti akan merasakan suatu kebanggaan terhadap
dirimu sendiri nanti. Walaupun dalam berusaha bakal banyak halangan yang
126
menghadang tetaplah semangat dan pantang menyerah dan jangan pernah
lupa untuk men-do’akan orang tua yang sudah merawat kamu dengan baik.
Dan seringlah membaca buku karena membaca buku bisa membuka jendela
dunia. Saya memberikan motivasi, inspirasi dan sedikit nasihat kepada
mereka agar mereka bisa terus semangat untuk menggapai impiannya, bisa
sukses dikemudian hari, dan bisa menyayangi orang tuanya sampai
kapanpun. Walaupun saya bukan orang desa tetapi saya juga berasal dari
keluarga yang sederhana, yang pernah merantau ditempat yang jauh dari
rumah saya tetap tidak memurungkan niat saya untuk terus berjuang
mengejar mimpi saya dan membahagiakan kedua orang tua saya. Kita
berjuang bersama untuk menggampai impian dan membahagiakan orang
tua. Kemudian kepada warga Sibanteng saya berharap silaturahmi kita tetap
terjaga, semoga kami selalu menjadi bagian dari mereka.
Saya masih mempertanyakan tentang kondisi lingkungan desa yang
sering dilewati anjing. Yang saya takutkan tentang kesucian dari suatu najis,
karena masyarakat mayoritas Islam tetapi banyak memelihari anjing yang
berkeliaran bebas. Alangkah baiknya jika anjing bisa mempunyai tempatnya
sendiri sehingga bisa mengurangi kemungkinan terkena najis. Kurangnya
perhatian masyarakat terhadap lingkungan seperti sampah akan berdampak
buruk terhadap kesehatan masyarakat karena sedikitnya tempat sampah
membuat masyarakat membuang sampah diasal tempat, walaupun sampah
itu langsung dibakar, tetap saja sebelum sampah itu dibakar, sampah itu
harus dikumpulkan dan saat dikumpulkan itu bisa menyebabkan penyakit
karena tidak langsung dibakar. Seandainya saya menjadi warga Desa
Sibanteng, saya akan menggerakkan warga untuk membuat tempat sampah
sehingga masyarakat bisa membuang sampah ditempat sampah, tidak
sembarang lagi. Seperti program yang sudah kami jalankan yaitu pengadaan
tong sampah. Dan menurut saya banyak hal yang bisa dijadikan bisnis di desa
ini, karena banyaknya lahan, tumbuhan dan peluang yang bisa
dimanfaatkan.
Disamping itu juga dari segi pendidikan. Masih ada anak-anak yang
tidak bisa membaca dan menulis apalagi berhitung. Menurut saya mereka
itu tidak bisa bukan karena bodoh, bukan karena malas, tetapi kurangnya
fasilitas dan tenaga pengajar yang kurang baik atau kurang memadai.
Buktinya ketika saya dan teman-teman saya mengadakan Bimbingan Belajar
Baca Tulis dan berhitung, Bimbingan Tes Potensi Akademik mereka sangat
antusias dan bersungguh-sungguh mengikutinya, walaupun kurang belajar
127
mengurangi waktu bermain mereka. Bahkan bimbel yang ditentukan dua
kali seminggu bagi mereka kurang, mereka minta tambahan hari untuk lebih
bisa lagi. Mereka terlihat sangat menyukai dalam mengikuti belajar bimbel.
Kami ketika diajarkan pun mereka cepat memahami dan mengerti yang saya
dan teman-teman saya berikan. Kami berharap mereka terus berkeinginan
dan semangat untuk belajar, jangan sampai terlambat dan menyesal
dikemudian hari. Karena perjalanan mereka masih panjang.
Ada hal lain yang membuat saya tertarik untuk membahas, yaitu
banyaknya masyarakat yang menikah dibawah usia perkawinan yaitu 16
tahun bagi perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki. Masyarakat disana
banyak yang berpikir bahwa tidak perlu pendidikan yang tinggi, setelah
lulus SMA (Sekolah Menengah Atas) langsung menikah. Padahal jika
mereka menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang yang tinggi, mereka
lebih terjamin kesejahteraan mereka. Karena mereka lebih banyak peluang
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, yang bisa menghasilkan
penghasilan lebih banyak sehingga bisa menyekolahkan anak-anaknya
sampai ke dunia perkuliahan dan bisa menafkahi keluarganya yang lebih
nyaman, lebih enak. Dan jika mereka bisa menyelesaikan ke jenjang yang
lebih tinggi lagi, mereka bisa mengisi tenaga pengajar di desanya sendiri
dan membuat semua masyarakat yang disekitarnya bisa hidup
sejahtera karena pendidikan yang tinggi.
Disini saya berharap kepada aparatur desa atau pemerintah untuk
lebih peka terhadap permasalahan yang ada di masyarakat dan dapat
mencarikan solusi dari masalah tersebut. Karena apabila masalah tersebut
dibiarkan, bisa menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk diubah dan terus
belanjut. Dan akan merugikan masyarakat itu sendiri. Mengingat kurangnya
perhatian masyarkat terhadap hal-hal yang demikian. Semoga apa yang saya
dan teman-teman saya KKN ABRAR 141 berikan di Desa Sibanteng dapat
terus tumbuh dan berkembang menjadi sebuah kebaikan dan nilai ibadah.
128
C
SEBUAH KENANGAN YANG TAK KAN TERLUPAKAN
Annisa Zikri
Persepsi Awal Tentang KKN
Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Perkenalkan namaku Annisa Zikri, orang-orang di sekitarku
memanggilku dengan panggilan Zikri. Aku seorang mahasiswi Fakultas
Sains dan Teknologi Jurusan Fisika semester 7. Berbicara tentang KKN,
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan matakuliah yang wajib diambil oleh
seluruh mahasiwa atau mahasiswi tingkat akhir UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai syarat kelulusan. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan
perwujudan dari salah satu Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian
kepada masyarakat. Dengan KKN para mahasiswa diharapkan dapat
membantu permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Melalui program KKN inilah
mahasiswa dapat membantu pemerintah untuk merealisasikan program
pemerataan pembangunan di pedesaan.
Jujur aku sendiri tidak memiliki motivasi dalam mengikuti KKN, selain
ingin menunaikan kewajibanku sebagai mahasiswa tingkat akhir untuk
dapat lulus tepat waktu. Aku juga berfikir dan kebingungan ilmu apa yang
bisa terapkan pada masyarakat dari seseorang yang kuliah di Program Studi
Fisika seperti diriku. Dari cerita-cerita senior ketika KKN mereka hanya
melakukan program eksperimen fisika sederhana yang diperuntukkan
untuk anak-anak Sekolah Dasar. Dari cerita itu aku juga berencana untuk
melakukan hal yang sama pada saat aku melaksanakan kegiatan KKN ku
nanti. Selain itu aku juga berencana melakukan program cek tensi gratis bagi
warga sekitar, rencana ini muncul karna aku pernah melakukan praktik cek
tensi teman-teman sekelas pada matakuliah Fisika Medis. Insya Allah dengan
pengalaman dan pengetahuan yang aku miliki aku bisa melaksanakan
program ini.
129
Kekhawatiran Berubah Menjadi Kebahagiaan
Sebelum menjadi mahasiswi semester 5 tidak ada satupun yang aku
ketahui tentang KKN. Aku hanya mengetahui bahwa KKN itu merupakan
matakuliah yang wajib diambil sebagai syarat kelulusan, itu saja. Minimnya
pengetahuanku mengenai KKN dikarenakan aku bukanlah terlahir dari
keluarga yang mengenyam pendidikan tinggi, Ayahku hanya lulusan SD dan
Ibuku lulusan SMP dan kakaku kuliah di universitas swasta yang tidak ada
program KKN yang harus diikutinya. Jadi di keluarga akulah orang yang
pertama kali mecoba bagaimana rasanya KKN. Pengetahuanku mengenai
KKN sedikit demi sedikit mulai bertambah pada saat pertengahan semester
5 dimana saat itu senior semester 7 sudah kembali ke kampus setelah
meyelesaikan program KKN selama sebulan. Saat itu di PLT lantai 2 dimana
tempat itu merupakan tempat para mahasiswa/mahasiswi Jurusan Fisika
berkumpul untuk sekedar berbicang, bercanda, sampai menyelesaikan
laporannya. Aku duduk bersama beberapa teman seanggkatanku dan
beberapa senior semester 7, disinilah perbincangan tentang KKN dimulai.
Hampir lebih dari 2 jam kami menghabiskan waktu untuk membicarakan
seputar pengalaman mereka ber-KKN di desa masing-masing. Dari semua
cerita tidak ada satupun cerita yang membuatku termotivasi untuk
mengikuti KKN, sebaliknya cerita itu malah membuatku tidak mau untuk
mengikuti KKN disemester 6. Ada yang mengalami kesulitan air, sehingga
harus jalan beberapa kilometer ke sungai untuk sekedar buang air, mandi,
bahkan mencuci pakaian, ada yang kelompok KKN-nya ditolak oleh warga
desa karena memiliki masalah dengan kelompok KKN ditahun sebelumnya,
ada yang memiliki konflik dengan anggota kelompoknya dikarenakan ada
beberapa orang yang tidak sepemikiran. ada yang salah satu anggota
kelompok mereka diguna-guna oleh warga setempat sehingga tidak mau
pulang ke Jakarta. Sejak saat itulah aku terdoktrin bahwa KKN itu tidak
menyenangkan.
Waktu pun berlalu, pendaftaran KKN dibuka. Semua teman-teman
seangkatannku heboh saling bertanya dan memberikan informasi tentang
bagaimana proses pendaftaran KKN. Ada yang masih bingung mau memilih
jenis KKN regular atau kebangsaan. Ada yang bingung mengisi form tentang
program yang diusulkan. Saat banyak teman-temanku yang telah mendaftar
KKN aku belum membuka sama sekali form pendaftaran KKN di AIS. Aku
masih belum yakin untuk mengikuti KKN dikarenakan takut semua hal-hal
130
negatif yang diceritakan oleh senior-seniorku pada saat KKN terjadi padaku.
Masih terngiang-ngiang di kepalaku semua hal buruk KKN yang mereka
ceritakan. H-3 penutupan pendaftaran KKN barulah aku memberanikan diri
untuk mendaftar KKN meskipun semua kecemasan itu masih ada. Selama
mengisi form dalam hati aku tidak henti-hentinya berdo’a memohon kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk memberikan aku teman-teman kelompok
yang baik, teman teman kelompok yang tidak membuatku menjauh dari-
Nya, teman-teman yang selalu saling mengingatkan dalam kebaikan, dan
desa yang dapat menerima KKN kami dengan baik. Do’a-do’a itu yang selalu
ku panjatkan setiap selesai menunaikan shalat.
Tibalah saatnya pengumuman daftar nama kelompok KKN dibagikan
oleh PPM. File daftar nama tersebut tersebar di grup kelas. Dengan perasaan
yang bercampur aduk, khawatir, cemas, dan was-was perlahan aku mulai
membuka file tersebut dan mencari dimana letak namaku. Sempat khawatir
karna sudah pada nomor urut ke 100 namaku belum juga terlihat, padahal
aku sudah melihat banyak nama-nama teman sejurusanku. Akhirnya
pencarianku terhenti ketika aku menemukan namaku pada kelompok
dengan nomor urut 141 yang di tempatkan di Desa Sibanteng Kecamatan
Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Dari 19 orang anggota kelompok tidak ada
satupun nama yang aku kenal walaupun ada dua orang yang satu fakultas
denganku. Mulailah aku mencari-cari informasi tentang orang-orang yang
sekelompok denganku di media sosial Instagram. Aku cari nama mereka satu
persatu, namun hanya akun Instagram Ummul Hamida yang aku temukan.
Kemudian aku melihat lihat fotonya dan kemudian aku bergumam dalam
hati “waahh temen sekelompokku ada yang cantik banget, dilihat dari foto-foto kayaknya
dia anak gaul, kayaknya aku gak bisa deh temenan sama dia, aku kan orangnya pendiem
dan sulit bergaul”. Setelah melihat akun Instagram Ummul Hamida rasa
kekhawatiranku semakin menjadi-jadi aku membayangkan bagaimana
kalau teman-teman sekelompokku anak gaul semua, aku khawatir aku tidak
akan bisa beradaptasi dengan mereka.
Sehari berlalu, saat masuk kuliah teman-teman sekelas sangat antusias
membicarakan tentang grup WhatsApp kelompok KKN mereka, dari semua
teman di kelas hanya aku yang belum bergabung di grup KKN, aku was-was
bertanya keteman-teman sekelas adakah diantara nama-nama
dikelompokku yang mereka kenal. Aku sedikit lega ternyata ada salah satu
teman sekelasku Adya Nur Safitri kenal dengan salah satu nama di kelompok
131
KKN ku yaitu Danang Koencoro, ternyata mereka pernah tergabung dalam
satu kelompok ketika OPAK FST tahun 2015. Kemudian aku meminta
kontak Danang kepada Adya, namun sangat disayangkan setelah dicari-cari
Adya sudah tidak memiliki kontaknya Danang, Adya menyarankanku
mengirim pesan melalui Instagram untuk menanyakan perihal apakah
kelompokku sudah ada grup WhatsApp atau belum. Setelah aku mengirim
pesan ke Danang sangat disayangkan ternyata dia juga belum bergabung
dengan grup WhatsApp. Aku melanjutkan kembali pencarian kontak teman-
teman KKN ku, akhirnya aku mendapatkan kontak WhatsApp Lia Agustina
dari teman sekelasku yang ia dapatkan dari teman KKN-nya, dialah yang
mengundangku ke grup WhatsApp yang bernama “141 Sibanteng,
leuwisadeng”. Saat aku masuk grup tersebut sudah ada sekitar 15 orang, aku
tergolong orang yang paling akhir masuk ke grup.
Setelah semua anggota kelompok masuk grup, mulailah kami berdiskusi
tentang penentuan tanggal untuk mengadakan kumpul perdana. Disepakati
pertemuan pedana dilaksanakan pada hari Selasa, 17 April 2018 di Landmark
UIN. Sebelum aku menghadiri pertemuan perdana KKN, beberapa seniorku
berpesan “Biasanya pertemuan pertama ngomongin tentang kepanitiaan, pokoknya
kamu jangan mau jadi sekretaris, nanti setelah KKN pada bubar, nanti kamu yang
ngerjain laporan sendirian”. Pesan itu terngiang-ngiang dikepalaku sampai aku
tiba di tempat kita janjian untuk mengadakan pertemuan pertama. Dari 19
orang anggota ada 16 anggota yang hadir pada saat itu. Pada pertemuan itu
kami memperkenalkan diri satu persatu, setelah itu langsung penentuan
susunan kepanitiaan yang terdiri dari ketua kelompok, sekretaris I dan II,
bendahara I dan II, Div. Acara, Div. Dekdok, dan Div. Humas. Pada momen
itu hal yang paling tidak aku inginkan malah terjadi, aku mendapat amanah
menjadi sekretaris I di kelompok ini. Di amanahkan menjadi sekretaris
seperti mimpi buruk bagiku, mimpi yang membuatku merasa selalu
ketakutan jika mengingatnya. Dikepalaku penuh dengan rasa ketakutan dan
rasa penyesalan, takut karena nanti setelah selesai KKN mereka
meninggalkan ku sendiri dengan buku laporan akhir, dan rasa penyesalan
karena sudah hadir pada rapat perdana. Padahal sebelum menuju tempat
pertemuan seniorku sudah memperingatkan untuk tidak hadir di pertemuan
pertama, karena pasti setiap yang hadir dipertemuan pertama akan dijadikan
peran penting dalam kelompok. Aku tidak bisa menolak takdir ini, yang
hanya bisa ku lakukan ialah berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar
132
semua hal negatif yang diceritakan oleh seniorku tentang sekretaris KKN
tidak terjadi padaku.
Setelah beberapa hari berlalu, tepatnya pada hari Kamis 26 April 2018
kami kembali melakukan pertemuan yang kedua. Pertemuan itu dilakukan
selesai dari menghadiri pembekalan KKN dari PPM, di pertemuan ini kami
berdiskusi untuk menentukan sebuah nama yag akan menjadi nama
kelompok kami. “Abrar” itulah nama yang aku usulkan dan nama itu
disepakati sebagai nama kelompok, nama itu menjadi pemenang diantara
tiga nama yang diusulkan. Tiga nama itu ialah Candek14one yang merupakan
usulan dari Abiseina Febian, Exo’dent usulan dari Jundi Assyidiq, dan Manex
usulan dari Yasjudan Lindady Oskandar. Kata Abrar diambil dari Bahasa arab
yang berarti golongan orang yang berbuat kebajikan. Nama itu kami rasa
sangat cocok untuk kumpulan orang yang akan terjun ke desa selama
sebulan untuk membantu permasalahan masyarakat yang ada didesa
tersebut. Pada pertemuan ini kami juga mendiskusikan beberapa pogram
kerja yang kemungkinan besar akan dilaksanakan disana. Di pertemuan ini
juga kami menentukan tanggal untuk melakukan survei pertama ke Desa
Sibanteng.
Sulitnya menentukan tanggal yang cocok agar kita semua bisa mengikuti
survei dikarnakan jadwal kuliah yang berbeda-beda maka kami
memutuskan untuk melakukan survei pertama ke Desa Sibanteng pada hari
Sabtu tanggal 1 Mei 2018. Sebelum menuju desa kami terlebih dahulu
berkumpul di kampus tepatnya di lobby Fakultas Tarbiyah. Pada pukul
09.00, delapan orang dari anggota kelompok kami sudah berkumpul, kami
memulai perjalanan menuju Desa Sibanteng dengan menggunakan empat
sepeda motor. Baru setengah perjalanan kami sudah merasakan lelah, kami
memutuskan untuk berhenti terlebih dahulu di pom bensin untuk sekedar
melepas penat dan haus. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali
dan kemudian kami tiba di kantor Desa Sibanteng sekitar pukul 10.30 WIB.
Lebih kurang 2,5 jam waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan
dari kampus ke kantor desa, perjalanan panjang yang cukup melelahkan.
Sesampainya di kantor desa kami kecewa karna kantor tidak buka dan tidak
ada orang sama sekali di sana. Tapi untungnya ada warga yang tinggal di
dekat kantor desa memberi tahu kami kalau ada salah satu pegawai desa
yang tinggal diseberang kantor desa. Bu Wiwin nama pegawai desa tersebut.
Akhirnya kami berkunjung kerumah beliau dan berbincang sedikit tentang
tujuan kami kesini, seputar desa dan garis besar permasalahan warga di Desa
133
Sibanteng. Alhamdulillah beliau menerima kami dengan sangat baik, beliau
menyarankan kami untuk survei kembali ketika hari kerja. Setelah selesai,
kamipun pamit untuk balik ke kampus. Sesampainya dikampus sekitar
pukul 05.30 sore dan kami kembali kerumah masing-masing.
Pada hari selasa tanggal 8 Mei 2018, kami melakukan survei yang kedua.
Anggota yang mengikuti survei bertambah menjadi sepuluh orang. Seperti
survei sebelumnya kami memulai perjalanan sekitar pukul 09.00 pagi.
Namun pada survei ini kami membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dari
survei sebelumnya dikarenakan dua orang anggota kami yaitu Jundi dan
Intan Permata tersesat. Alhasil kami harus menunggu mereka, selagi dua
orang diantara kami menjemput mereka untuk kembali bersama kami.
Sekitar 1,5 jam lamanya kami menunggu untuk semua kembali berkumpul
dan melanjutkan perjalanan menuju desa. Kami sampai di kantor desa
sekitar pukul 12.30 WIB. Kami berkesempatan bertemu dengan Kepala Desa
Sibanteng yaitu Bapak H. Supriani. Kami berbicang-bincang mengenai
permohonan izin untuk KKN di Desa Sibanteng, mengenai permasalahan
desa, mengenai apa saja yang telah dilakukan oleh kelompok KKN tahun
sebelumnya di desa ini. Alhamdulillah Bapak Kepala Desa menyambut kami
dengan baik dan mengizinkan kami untuk melakukan kegiatan KKN di desa
beliau. Kami mendapatkan rekomendasi dari Bapak Kepala Desa untuk
mengadakan kegiatan KKN yang di fokuskan di Dusun Gunung Peteuy.
Tentunya Bapak Kepala Desa mempunyai alasan mengapa beliau
merekomendasikan lokasi tersebut kepada kami. Beliau merekomendasikan
Dusun Gunung Peteuy karna kampung tersebut merupakan kampung yang
paling tertinggal dalam masalah pendidikan diantara lima kampung yang
ada. Selanjutnya Bapak Kepala Desa mengenalkan kami kepada salah satu
pegawai desa yaitu Pak Aziz, dimana beliaulah yang akan membantu kami
selama satu bulan dalam melakukan kegiatan KKN. Selanjutnya kami
diantar oleh pak Aziz mengunjungi Dusun Gunung Peteuy. Dari kantor desa
sampai ke lokasi membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Sesampainya
dilokasi aku merasa sedikit prihatin dengan keadaan kampung tersebut,
dikarenakan lokasinya yang jauh dari kota, tidak ada kendaraan umum yang
bisa menjadi alat transportasi di desa tersebut, dan yang paling parah
menurutku adalah tidak adanya sinyal sama sekali yang kami dapatkan. Aku
tidak bisa membayangkan bagaimana aku akan betah hidup sebulan di
kampung ini tanpa sinyal yang biasanya di Jakarta aku setiap waktu
memegagang handphone untuk sekedar berkirim pesan, menelpon, dan sampai
134
membuka sosial media. Hal ini semakin membuatku takut dan enggan untuk
mengikuti KKN. Seandainya pada saat itu waktu bisa diulang, aku akan
kembali ke saat-saat mengisi form pendaftaran KKN, aku akan mengganti
jenis KKN yang tadinya KKN reguler menjadi KKN kampus.
Tidak hanya dua kali survei kami melakukan total empat kali survei ke
Desa Sibanteng. Dengan empat kali survei itu kami menggali banyak
informasi untuk mematangkan program kerja yang akan kami laksanakan
selama sebulan. Kami juga telah menentukan pilihan rumah untuk kami
tinggali bersama 19 anggota. Rumah yang menurutku kurang nyaman
dikarenakan kamar mandi yang tidak memadai dimana pintunya hanya
sehelai gorden tipis.
Waktu begitu cepat berlalu, saat itu hari Rabu tanggal 18 Juli tibalah
waktunya aku untuk menghadapi kenyataan yang mengharuskanku untuk
pergi ke lokasi KKN. Tidaklah mudah bagiku yang tidak biasa jauh dari
orang tua untuk meninggalkan rumah selama sebulan, jauh dari keluarga,
dan tinggal bersama dengan orang yang baru ku kenal. Kami menuju lokasi
KKN pada pukul 10.00 WIB dari UIN Jakarta, ada yang menggunakan mobil
dan ada juga yang menggunakan sepeda motor. Sesampainya dirumah
ketidak nyamananku terhadap rumah yang kami tinggali juga dirasakan oleh
teman-temanku. Mereka yang tidak ikut survei pada saat penentuan rumah
terkaget-kaget melihat kondisi rumah. Yang paling mereka kagetkan adalah
kondisi kamar mandi yang hanya berpintu sehelai gorden dan kloset
seadanya yang hanya terbuat dari semen. Pada hari-hari pertama aku merasa
waktu berjalan begitu lama aku belum merasakan kenyamanan ditempat ini.
Yang ada dipikiranku hanya ingin waktu cepat berlalu agar aku bisa cepat
kembali kerumah berkumpul dengan keluarga. Ketidak adaannya sinyal
memperparah keadaan, biasanya jika aku bosan aku membuka handphone
untuk berselancar didunia maya, namun saat itu jangankan membuka sosial
media, sekedar mengirim sms pun aku tidak bisa. Namun seiring berjalannya
waktu aku sudah mulai terbiasa dengan semua itu. Aku sudah merasakan
kenyamanan hidup bersama dengan 18 orang yang baru aku kenal. Dengan
tidak adanya sinyal kami jadi sering menghabiskan waktu bersama untuk
sekedar bertukar pikiran, curhat, beramain UNO, bernyanyi, dan bersenda
gurau. Aku seperti menemukan sebuah keluarga baru yang membuatku
merasa nyaman. Selanjutnya aku akan memberikan gambaran sedikit
tentang sifat, kemampuan, dan kebiasaan dari masing-masing mereka yang
135
membuat KKN kami dapat berjalan dan membuatku sangat bersyukur telah
memiliki teman kelompok seperti mereka.
1. Muhammad Abiseina Febian
Kami memanggilnya dengan panggilan Abi. Dia berasal dari Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan degan Jurusan Pendidikan Matematika. Dialah
orang yang berkorban untuk memikul beban yang cukup berat dengan
mengajukaan diri sebagai ketua kelompok kami. Meskipun tekadang kurang
tegas dalam mengambil tindakan, menurutku dia termasuk ketua yang
menjalankan amanahnya dengan cukup baik. Dia termasuk salah satu orang
yang bisa membuat anggota kelompok tertawa dengan candaan dan
celetukkan-celetukkannya.
2. Aly Dzulfiqar
“Ali” begitulah kami memanggilnya. Dia berasal dari Fakultas Syariah
dan Hukum dengan Jurusan Hukum Keluarga. Dengan berbekal ilmu
pengetahuan yang ia dapatkan di program studinya kami sepakat untuk
menjadikannya sebagai penanggung jawab kegiatan Seminar Pra Nikah.
Alhamdulillah kegiatan Seminar Pra Nikah berjalan dengan lancar walaupun
terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Sebagai penanggung
jawab dia menjalankn amanah dengan cukup baik.
3. Asrul Ummu Darojat
Kami memanggilnya dengan panggilan “Mbayu”, aku juga tidak tahu siapa
yang memulai menggilnya dengan panggilan tersebut mungkin salah satu
alasannya karena dia orang Jawa. Aku merasa panggilan itu cocok untuknya
karena dari tahun kelahiran dia yang paling dewasa diantara kami, dia
seperti kakak bagi kami yang selalu rewel mengingatkan akan hal-hal kecil
yang diperlukan dalam menjalankan program dan dia tidak segan-segan
untuk menegur jika kami melakukan suatu kesalahan. Dia berasal dari
Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Aqidah Filsafat. Namun, bukan ilmu
yang sesuai dengan jurusannya yang ia bagikan kepada masyarakat tetapi
keahlian lain yang dimilikinya yaitu merajut. Dengan keahlian inilah ia
mengusulkan Program Kerajinan Tangan dan sekaligus membuatnya
menjadi penanggung jawab pada program tersebut. Selain merajut ia juga
memiliki keahlian lain yaitu memasak, dia merupakan salah satu koki di
kelompok kami. Masakannya sangat enak seperti masakan mamahku
sehingga setiap kali memakan masakannya membuatku merasa sedang
berada dirumah.
136
4. Afaf Nazrat Uyun
Sesosok wanita berdarah Jawa ini berasal dari Fakultas dan Jurusan
Dirasat Islamiyah. Kami memanggilnya dengan panggilan “Mba Apap”. Selain
kuliah di UIN dia juga mondok di Pesantren Darus Sunnah Ciputat. Aku
sangat kagum pada pengetahuan agama yang ia miliki. Dia menjadi tempat
untukku menanyakan seputar agama yang belum atau yang kurang aku
pahami. Dia juga memiliki kemampuan bercerita tentang kisah-kisah yang
ada didalam al-Qur’an, sehingga sebelum tidur kami para penghuni kamar
“101” memintanya untuk bercerita sebagai penghantar tidur. Dia juga punya
suara yang merdu dalam melantunkan ayat-ayat suci, sehingga tidak heran
jika dia selalu dijadikan sebagai pembaca al-Qur’an disetiap pembukaan
acara-acara resmi kami.
5. Danang Koencoro
Mahasiswa yang berasal dari fakultas yang sama denganku yaitu
Fakultas Sains dan Teknologi dengan Jurusan Agribisnis. Berbekal
pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan dari program studinya, dia
menjadi penanggung jawab bersama Hafina teman satu jurusannya pada
Program Pembagian Bibit. Selain itu dia memiliki keahlian lain dalam bidang
pertukangan sehingga dia selalu menjadi mandor dalam program-program
pembangunan, seperti Renovasi Taman Baca, Pengadaan Plang Penunjuk
Arah dan Plang Nama Masjid.
6. Diana Saadah
Wanita yang memiliki darah Betawi tulen ini berasal dari Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan dengan jurusan pendidikan IPS. Kami
memanggilnya dengan sebutan “Mpok” jika ada yang bertanya mengapa
dipanggil demikian ya karna dia orang Betawi asli hehehe. Dia juga seorang
Ibu rumah tangga muda, karna dia satu-satunya orang yang telah menikah
diantara kami dia selalu menjadi tempat bertanya mengenal hal-hal
mengenai pernikahan. Dari hal yang sederhana sampai hal yang sangat vulgar.
Dia juga sangat pandai dalam hal masak-memasak tidak heran jika dia
dijadikan sebagai koki dirumah kami dan menjadi penanggung jawab pada
Program Produk Olahan.
7. Hafina Rehana Jannah
Wanita yang sangat ceria ini berasal dari Fakultas yang sama denganku
yaitu Fakultas Sains dan Teknologi. Walaupun kami satu fakultas kami
tidak pernah bertemu sekalipun. Dia berasal dari jurusan yang sama dengan
Danang yaitu Agribisnis. Dia satu-satunya orang yang memanggilku dengan
137
sebutan “oenni” kata itu berasal dari bahasa korea yang artinya kakak. Dia
orang yang sangat mudah akrab dengan anak-anak kecil di desa. Dia yang
selalu mengajak anak-anak bermain dan bernyanyi. Dia juga selalu berusaha
untuk merubah diri menjadi lebih baik lagi. Dia salah satu teman dekatku
selama sebulan disana. Terus perbaiki diri yaa pinaa, semoga Allah menyatukan kita
di Syurganya. Aamiin…
8. Hilmy Fadhly
Mahasiswa yang berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora dengan
Jurusan Tarjamah. Dia memiliki keahlian dalam hal design dan photography
sehingga dialah yang mendapatkan tugas untuk membuat sertifikat dan
mengambil foto dokumentasi. Yang tidak aku suka darinya dia selalu
mengeluarkan kata-kata yang menyombongkan dirinya (dikurang-kurangin ya
hilmy sombongnya hehehe). Meskipun begitu dia laki-laki yang paling rajin
diantara 5 laki-laki yang ada.
9. Intan Permata Harum
Seorang wanita yang sangat pendiam ini berasal dari Fakultas Adab dan
Humaniora dengan Jurusan Sastra Inggris. Dengan pengetahuan bahasa
inggrisnya dia diamanahkan untuk menjadi penanggung jawab program
BIMBEL khususnya dalam belajar bahasa Inggris untuk anak-anak. Tidak
banyak yang dapat aku ceritakan tentang Intan, karena dia sangat pendiam.
10. Intanzi Lestari
Wanita yang memiliki muka agak jutek satu ini berasal dari Fakultas
Syariah dan Hukum dengan Jurusan Ilmu Hukum. Dengan pengetahuan
yang didapatkannya dari program studi tersebut dia mengusulkan Program
Sadar Hukum dan tentunya dia yang menjadi penanggung jawab kegiatan
tersebut. Dia memiliki karakter yang cuek dan suka ceplas-ceplos kalau
berbicara, walaupun begitu dia memiliki hati yang baik.
11. Jundi Assyidiq
Mahasiswa yang satu ini berasal dari Fakultas yang sama dengan Mbayu
yaitu Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Kami
memanggilnya dengan panggilan “Bang Jundi”. Kami memanggilnya dengan
sebutan “Bang” karena hanya dia satu-satunya diantara kami yang memiliki
NIM (Nomor Induk Mahasiswa) tahun 2014 sementara kami yang lain ber-
NIM tahun 2015, yang mana itu berarti berdasarkan NIM dia lebih senior
dibandingkan yang lain. Bang Jundi orang yang paling sering membuat kami
tertawa terbahak-bahak dengan candaan dan celetukan-celetukannya.
138
Jangankan mendengar candaan dan celetukkannya melihat mukanya saja
sudah membuatku tertawa, begitulah saking lucunya dia. Kata-kata
andalannya adalah “Peduli” dan semua nama orang ditambahin huruf s di
belakangnya, seperti nama Yanti di panggil “Yans”, nama Judan dipanggil
“Juds” dan lain-lain. Dia juga membuat panggilan “Mba Uni” untukku
sehingga yang lain juga mengikuti memanggilku dengan sebutan itu. Satu hal
yang ingin aku sampaikan untuk Bang Jundi ialah terimakasih telah
menghibur aku dan teman-teman yang lain, sehingga bagi kami tiada hari
tanpa tertawa.
12. Lia Agustina
Mahasiswi ini berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan
Jurusan Pendidikan Kimia. Dia adalah Bendahara II kami. Ciri khas yang ia
miliki adalah suara tertawanya, suara yang sangat lucu sehingga bagi orang
yang mendengar akan ikut-ikutan tertawa, tentunya aku tidak bisa
menirukan suara itu ditulisan ini, hehehe.
13. Millatun Hanifah
Wanita yang agak aneh ini berasal dari Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dengan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Aku bilang
agak aneh karena dia memiliki kebiasaan yang jarang dimiliki oleh orang lain
yaitu megang kuping orang sebelum tidur alias ngutil. Kupingku yang sering
menjadi incarannya setiap dia mau tidur, itu karna aku tidak merasa geli
sama sekali ketika dia melakukan itu kepadaku. Dia adalah wakil ketua
kelompok kami. Dia memiliki kemampuan dalam hal public speaking dengan
kemampuan itu dia menjadi MC andalan disetiap acara-acara kami. Dia juga
mengusulkan program pelatihan MC untuk anak-anak SMP di Gunung
Peteuy. Dia orang yang paling dekat denganku, kami selalu melakukan
sesuatu hal berdua, seperti makan sepiring berdua, nyuci berdua, dan hal-hal
lain yang sering kami lakukan berdua. Kalau kata Abi kita seperti “Yin and
Yang” tidak bisa di pisahkan. Satu pesanku untukmu lanjutkan hijrahmu,
teruslah memperbaiki diri, jangan perdulikan perkataan orang-orang yang
membuat kamu down. Semoga kita tidak hanya bersahabat didunia tapi Allah
juga menjadikan kita sahabat di syurga aamiin…
14. Nurul Yahya
Wanita yang satu ini berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan
Jurusan Akutansi, tidak heran jika dia mengusulkan diri menjadi Bendahara
I. Kami memanggilnya “Cece Nurul” itu karna dia memanggil kami baik laki-
139
laki maupun perempuan dengan sebutan “ce”. Dia juga salah satu teman
dekatku selain Hafina dan Milla. Kami beberapa kali menghabiskan waktu
bersama untuk berkunjung ke desa-desa kelompok lain untuk bertemu
dengan sahabat-sahabat kampus. Dia orang yang sangat antusias jika aku
dan Mbak Afaf membicarakan soal agama. Semoga Allah kumpulkan kita di syurga
ya cee…aamiin….
15. Siti Hanifatul Aziz
Wanita berbadan mungil ini berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan dengan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Kami
memanggilnya dengan panggilan “Kimi”. Panggilan itu muncul berdasarkan
Display Name pada kontak WhatsApp nya tertulis “Kimi”. Kemampuannya
dalam mengajarkan anak kecil membuat dia jadi penanggung jawab program
Praktik Hidup Bersih dan Sehat. Dia memiliki kegemaran dalam menonton
TV dan drama korea, sehingga dia hafal betul semua acara-acara yang ada di
TV. Kata andalan yang dia sering ucapkan ialah “kagak ngapapa, kagak
ngapangapa” kata ini dia ambil dari acara televisi tentunya.
16. Umul Hamida Wilayanti
Wanita tercantik di kelompok kami ini berasal dari Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan dengan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Kami
memanggilnya dengan panggilan “Amy”. Dengan kemampuannya dalam
belajar bahasa Arab dia sering mengajarkan bahasa Arab kepada anak-anak
yang ada di Gunung Peteuy. Dia memiliki pribadi yang sangat lembut dan
baik hati. Dia juga sebentar lagi akan menyusul Diana menjadi ibu rumah
tangga. Semoga lancar ya amy sampai hari H, semoga menjadi keluarga yang sakinah,
mawaddah warohmah, dan memiliki keturunan yang shaleh dan shalehah. Aamiin…
17. Yanti Nianti
Adek yang satu ini berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dengan Jurusan Hubungan Internasional. Lho kok dipanggil adek? Iya, dia
dipanggil adek karena memiliki badan yang kecil, imut-imut, dan
menggemaskan. Dia juga memiliki botol minum seperti anak TK yang ia
bawa kemana-mana. Bukan cuman itu gaya berbicaranya pun seperti anak
kecil hehehe.
18. Yasjudan Linandy
Mahasiswa dengan panggilan Judan ini berasal dari Fakultas Syariah dan
Hukum dengan Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah. Dia seorang laki-laki
yang agak aneh menurutku karna suka dengan Girl Band Korea. Walaupun
140
demikian dia satu-satunya diantara enam laki-laki yang sering menjadi Imam
shalat kami.
Begitulah karakter, kemampuan, dan kebiasaan teman-teman KKN-ku.
Merekalah yang membuat KKN ini terasa sangat menyenangkan. Aku
bangga dengan kelompok ini karena berdasarkan cerita-cerita dari
kelompok lain banyak dari mereka yang tidak nyaman dengan anggotanya,
bahkan mengalami konflik yang cukup besar, alhamdulillah selama sebulan di
Gunung Peteuy kelompok kami tidak memiliki konflik sama sekali. Kami
melakukan semua program kerja secara bersma-sama. Walaupun ada rasa
kesal sedikit dengan seseorang kami tidak pernah membuatnya menjadi
masalah besar. Kami belajar sabar tidak pernah emosi, kami saling menjaga
perasaan satu sama lain demi kenyamanan bersama.
Jatuh Hati pada Gunung Peteuy
Gunung Peteuy merupakan salah satu dusun dari lima dusun yang
ada di Desa Sibanteng. Gunung Peteuy merupakan daerah tertinggi diantara
dusun-dusun yang ada di Desa Sibanteng. Kawasan yang sangat jauh dari
kota dan tidak adanya transportasi kendaraan umum untuk warga. Jalan
yang mengerikan, membuat siapapun harus berhati-hati saat melewatinya,
walaupun begitu akses jalan sudah tergolong cukup baik.
Ada kekurangan pasti ada kelebihan, begitu pula dengan Gunung
Peteuy, kawasan yang memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kawasan
lain yaitu pemandangan yang sangat indah, pemandangan yang membuatku
terkagum-kagum, pemandangan yang membuat bibir ini selalu bertasbih
mengagungkan keindahan ciptaan-Nya. Semakin sejuk hati ini ketika
mendengar santri-santri sedang melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an.
Adanya beberapa pondok pesantren di Gunung Peteuy sehingga membuat
suasana kampung menjadi Islami dan religius.
Warga-warga disana sangat antusias dengan kedatangan kami. Kami
disambut dengan baik, terlebih oleh anak-anak SD sampai SMP. Hari
pertama saja mereka sudah bergerombolan datang ketempat tinggal kami
untuk mengajak bermain. Awalnya kami kebingungan menghadapi anak-
anak tersebut dikarenakan kami belum terbiasa, bingung apa yang harus
dilakukan dengan anak-anak tersebut. Akhirnya kami mengeluarkan buku-
buku bacaan yang diperuntukkan untuk pendirian taman baca. Tidak
disangka-sangka mereka sangat antusias sampai-sampai ada yang
141
bertengkar kerena tidak kebagian buku. Namun, pada momen itu aku dibuat
kaget karena banyak anak-anak yang sudah duduk dibangku kelas 3 sampai
5 belum lancar membaca. Mereka masih terbata-bata dalam mengucapkan
suatu kata, bahkan ada diantara mereka yang tidak hafal abjad dari A sampai
Z, sungguh memilukan.
Ibu sitti Nurjami’ah adalah salah satu warga Gunung Peteuy yang
sangat menginspirasi. Dialah orang yang berjuang untuk memberantas buta
huruf di Gunung Peteuy. Dia adalah pendiri dan pengajar PAUD An-Nur.
Suatu hari seusai mengajar di PAUD tersebut aku berbincang-bincang
tentang PAUD yang ia dirikan. Dari hasil perbincangan tersebut aku sangat
terharu mengetahui alasan beliau mendirikan PAUD ini. Beliau merasa
prihatin dengan keadaan sekitar, keadaan dimana anak-anak Sekolah Dasar
belum bisa membaca walaupun sudah duduk dibangku kelas tiga. Hal ini
disebabkan karna para orang tua enggan untuk memasukkan anak mereka
ke PAUD/TK dikarenakan biaya. Mereka lebih memilih memasukkan anak
yang masih belum cukup umur ke Sekolah Dasar yang tidak mengeluarkan
biaya. Dan sangat disayangkan ternyata pihak Sekolah Dasar pun tidak
memiliki persyaratan dalam menerima anak-anak untuk duduk di bangku
sekolah. Tidak seperti di kota yang memiliki beberapa persyaratan untuk
duduk di bangku sekolah dasar, seperti harus ada ijazah TK, harus bisa
membaca, dan harus berusia lebih dari 7 tahun. Ibu Nur juga menceritakan
bagaimana perjuangannya untuk menjadikan PAUD yang ia dirikan menjadi
legal. Biaya legalisasi yang lumayan mahal dan persyaratan yang tidak bisa ia
penuhi, membuatnya berenti untuk mengurus legalisasi. Salah satu syarat
membuat legal PAUD tersebut ialah pendiri harus minimal lulusan S1,
sementara ibu Nur hanya tamatan SMA. Tapi hal itu tidak membuatnya
patah semangat untuk tetap mengajar di PAUD yang ia dirikan.
Sebuah Harapan untuk Gunung Peteuy
Rendahnya tingkat kesadaran pendidikan di Gunung Peteuy
membuat aku sangat ingin sekali memperbaiki dan mendirikan sarana
pendidikan. Membangun TK yang tidak dipungut biaya apapun alias gratis.
Sehingga para orang tua tidak perlu menghawatirkan biaya ketika
memasukkan anaknya ke TK. Aku juga berencana untuk memperbaiki
sistem penerimaan siswa di Sekolah Dasar. Aku akan membuat sistem
142
penerimaan seperti sistem penerimaan siswa di kota yang memiliki beberapa
persyaratan dalam menerima siswa baru.
Harapanku suatu saat nanti Gunung Peteuy bisa menjadi kampung
yang maju. Kampung yang melahirkan generasi-generasi terbaik bangsa.
Generasi yang tidak hanya hebat masalah dunia tapi juga unggul dalam
masalah agama. Tetaplah menjadi kampung yang religius yang setiap
waktunya terdengar suara-suara merdu dari lantunan ayat al-Qur’an.
Terimakasih Gunung Peteuy atas pengalaman yang sangat berharga…
143
D
PERTEMUAN YANG TAK KAN PERNAH TERULANG DI NEGRI SIBANTENG
Asrul Ummu Darojat.
Awal Dari Segalanya
Ini kisahku, kisahmu, kisah kita semua. Semester 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
berlalu. Di semester 6 ini aku harus bertemu dengan KKN, ya KKN Kuliah
Kerja Nyata dimana kita harus mengabdi pada masyarakat. Bukan hanya
karena kewajiban sebagai mahasiswa, namun KKN adalah sebuah syarat
dimana kita harus menempuhnya sebelum kita menghadapi akhir-akhir
kuliah dimana kewajiban yang harus di lakukan mahasiswa yaitu menulis
skripsi.
Dan tibalah dimana pembagian kelompok KKN, aku tak pernah ambil
pusing tentang kelompok KKN. Karena sejujurnya aku sedikit takut karena
sifatku yang pasif, aku takut mendapat kelompok yang pasif juga. Sehari
setelah pembagian kelompok di kelas teman- temanku ricuh membicarakan,
KKN inilah KKN itulah, temannya beginilah temanya begitulah. Aku hanya
bisa menguping dan aku baru menyadari kalau aku belom bertemu dengan
kelompokku walau hanya lewat chat WhatsApp. Dan aku mulai mencari teman
KKN ku, dan alhamdulillah hanya dengan hitungan detik aku bergabung juga
dengan kelompok KKN ku.
Satu kelompok ada 19 orang, 6 laki-laki dan 13 perempuan juga.
Pembagian yang tak rata menurutku, iyalah 6 banding 13 hohohoho mungkin
karena lebih banyak perempuanya ketimbang laki-lakinya. Kita mulai
berinteraksi melalui chat, ngepoin profil masing-masing ataupun IG masing-
masing teman KKN. Mungkin karena penasaran adalah hal wajar bagi setiap
manusia, aku juga begitu. Aku penasaran seperti apa teman-teman KKN ku
kelak, bagaimana sifat mereka. Karena bagaimana pun kita akan tinggal
bersama satu atap selama 1 bulan bukan sehari ataupun 2 hari.
Setelah rapat di chat yang begitu sulit akhirnya, kita berencana untuk
bertemu yang pertama kalinya. Kita bertemu yang pertama kalinya
disamping logo UIN. Kita bertemu rencana setelah Ashar atau jam 4 sore,
namun biasalah orang Indonesia pasti ngaret. Dan disana untuk pertama
kalinya aku bertemu Nurul Yahya dan Afaf, kami bertiga menunggu
mungkin sekitar 20 menit belum ada yang muncul lagi. Disekitar logo UIN
144
sudah banyak berdatangan anggota kelompok lain yang pada hari itu juga
saling bertemu kelompoknya.
Setelah sekiranya kita ngumpul semua, dan tidak semua juga mungkin ada
3 sampai 4 orang tidak hadir karena alasan tertentu dan kita semua
memakluminya karena kita pasti punya kesibukan masing- masing. Rapat di
mulai namun tak begitu formal, kita hanya saling sapa memperkenalkan
nama masing- masing dan alamat asal dan alamat tinggal sekarang. Disini
aku agak minder karena aku melihat mereka adalah orang-orang yang hebat.
Namun, aku berusaha tidak minder dan tetap tegar. “Tenang Srull baru
pertemuan awal” bolehkan menyemangati diri sendiri.
Pertemuan awal berlalu, mengisahkan sedikit cerita. Seperti inilah
temen aku pertama kali bertemu, sekilas pandang dan tidak ada yang aneh-
aneh mereka semuanya Insya Allah baik dan bisa bekerja dengan tim. Setelah
pertemuan pertama, sangat disayangkan aku melewatkan pertemuan kedua
karena hal yang memang benar tak bisa aku tinggalkan. Tapi alhamdulillah
temanku baik mereka mau memberi aku info tentang apa yg telah di
rapatkan. Di pertemuan kedua mereka membahas apa saja nanti yang akan
kita lakukan dilokasi KKN, dan pembahasan bagaimana kita mendapatkan
dana, penyebaran proposal atau yang lainya. Selain itu kita ada iuran
individu untuk makan sehari-hari dan untuk menyewa rumah.
Setelah sekitar tiga kali rapat, rapat pertemuan maupun rapat dari chatting
akhirnya kita memutuskan untuk perjalanan survei yang pertama kali. Oh iya
dari awal aku belum menyebutkan dimana tempat KKN ku mendatang. Aku
di tempatkan oleh PPM di kabupaten Bogor, tepatnya di Desa Sibanteng
Kecamatan Leuwisadeng. KKN-nya tidak dikota dan tidak di tempat yang
berdekatan dengan kota namun, Desa Sibanteng ini istimewa. Kita
menentukan hari survei di tanggal merah dimana kita kebanyakan pada libur
dan memang tidak ada kuliah ataupun kegiatan lain.
Kita berencana berangkat survei ke lokasi KKN pukul 08:00, namun
kita ngaret sampai jam 09:30, wuihhhh bikin amshong kan nunggunya bikin gak
tahan. Kita pun akhirnya berangkat menuju lokasi KKN, kita ber-7 karena
yang lain absen dulu tidak ikut untuk survei yang pertama. Kita di perjalanan
sekitar dua jam setengah karena jalanan yang tak lepas dengan kata macet.
Mungkin macet bukan hanya di Jakarta saja, tapi dimana-mana pasti kita
menemukan kemacetan.
145
Panasnya mentari begitu menyengat, setelah kita tiba di lokasi KKN.
Kita tiba di lokasi disaat matahari sedang gagahnya bertengger di atas kepala
kita. Kita sempat ada yang nyasar, tapi alhamdulillah yang nyasar tidak terlalu
jauh. Setelah nyampe kelurahan yang kita dapat zonk, hehehe. “Kalo tanggal merah
mah dimana-dimana kantor libur neng”. Meski kita tidak ketemu Pak Kades,
namun alhamdulillah kita bertemu dengan pegawai desa yang baik hati,
namanya Bu Wiwin. Bu Wiwin adalah salah satu pegawai desa yang
membantu kita dalam menjalani KKN.
Kita tidak bisa singgah di kantor balai desa, namun kita mendapatkan
beberapa informasi yang menarik dari Desa sibanteng. Dan kita juga
mengutarakan apa maksud dan tujuan kita ke Desa Sibanteng. Dan
alhamdulillah KKN yang sebelum kita atau senior kita mendapat sambutan
baik dari warga setempat, jadi alhamdulillah kita bisa meneruskan langkah
senior kita. Setelah berbincang - bincang dengan Bu Wiwin akhirnya kita
memutuskan untuk survei kembali pada hari kerja, dan tepatnya dua minggu
kemudian tepatnya saat ujian SBMPTN.
Alhamdulillah survei ke dua teman-teman KKN banyak yang ikut kalau
kemarin cuma tujuh sekarang bersebelas agak banyak. Dan disini kita janjian
jam 07:00 karena ada SBMPTN jalanan ke arah UIN macet banget dan
banget. Dan macet ini bener-bener sungguh gak bisa di tolerir. Pada saat itu
aku dari bekasi tempat tinggal ku, aku menggunakan transportasi Trans
Jakarta atau biasa di sebut Busway. Aku sudah berangkat pagi setelah subuh
malahan, karena macet ke arah uin aku telat. Soalnya, macetnya dari keluar
lebak bulus. Dan karena sifatku yang tak sabaran dan aku merasa tak enak
karena di tungguin teman- teman akhirnya aku turun dari Busway, aku
nekat jalan kaki dari Sandratek sampai UIN. Kenapa aku memutuskan nekat
jalan, padahal sandratek ke UIN cukup jauh kalau untuk jalan kaki, karena
kalau aku tetap diam ikut Busway sampai UIN bisa sampai jam 11 siang, kan
kasian teman- teman aku nunggunya sampai lumutan. “Ehehhehehe maaf ya
guysss karena aku kalian jadi nunggu lama”. Karena aku jalan ngebut sekitar 2 menit
aku sampai UIN. “Huftttt lelah tak terkendali karena aku harus melewati kemacetan,
polusi udara yang tidak sedap buhhh bikin kepala pusing”. Sampainya aku di depan
UIN teman- teman pada ketawa ngeliat aku yang abis maraton. Demi KKN
tetap semangat.
146
Teman- Temanku Tersayang.
Sebelum cerita KKN dimulai, aku akan menceritakan sedikit tentang
teman- teman kelompok KKN ku. Dimulai dari yang satu atap, namanya
Jundi dari Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadist awal bertemu Jundi
orangnya serem dibilang seperti preman sih bukan, namun penampilanya
apalagi dengan rambut gondrongnya, terlihat sekali kalau dia garang, hohoho
tapi ternyata dia itu orangnya kocak dan lucu kadang jadi dua kepribadian,
kadang kayak ustaz kadang juga kaya pelawak. Meski Jundi mempunyai dua
kepribadian menurutku tapi dia masih mempunyai jiwa pemimpin, meski
belum begitu terlihat
Milla(Ipeh) dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Mila atau pun Ipeh
biasanya aku memanggil, dia manis baik hati. Mila tipe gadis yang periang
banget seperti tak pernah sedih, sumpah kalau dekat dia pasti lupa sama
sakit. Mila tinggalnya tidak di Jawa, namun bahasa Jawa-nya begitu lancar,
sehingga aku yang notabend nya Jawa banget bisa bicara lancar bahasa Jawa
dengan Mila, begitu dengan Mila dia juga nyambung ketika aku berbicara
dengan bahasa jawa.
Nurul dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akutansi, Nurul kalau bicara cepet
banget, Buben (Ibu Bendahara) di ABRAR yang teliti, kalau masalah uang
Nurul ahlinya. Si kurus dan simanis Nurul ini adalah salah satu teman KKN
yang pertama aku jumpai, Nurul juga tergolong gadis yang periang dan aktif.
Zikri dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Fisika, nama lengkapnya
Annisa Zikri bisa di panggil Annisa atau Zikri, tapi aku lebih suka panggil
Zikra tidak tahu mengapa namun, aku suka memanggil Zikri dengan
panggilan berbeda. Zikri perempuan berhijab lebar, solehah, baik murah
senyum lagi, dia tidak seperti perempuan berhijab lebar yang sering kutemui,
karena penampilan Zikri dan sifat Zikri sama seperti hatinya. Di kelompok
ABRAR dia memegang tugas yang begitu sulit yaitu sekretaris. Namun dua
jempol untuk kamu Annisa.
Diana atau biasa aku panggil Didi atau aku panggi Ibu karena di sini dia
yang ku anggap dia dewasa karena sudah berkeluarga hehehe. Didi dari
Fakultas Tarbiyah Jurusan IPS, Didi orangnya royal baik hati, dan dia tuh
suka mengibur orang kalau kita lagi ngambek. Didi juga partner memasak aku
yang baik, meski kadang kita berselisih tentang bumbu masakan atau mau
makan apa, namun meski begitu kita tetap satu tujuan yaitu mengenyangkan
perut teman-teman KKN.
147
Lia atau bulek (Bu Lia) sih awalnya tapi kita-ngelanjutin ajah jadi bulek.
Lia dari Fakultas Tarbiyah Jurusan Kimia, kalau di lihat sekilas Lia terlihat
judes dan cuek, tapi sebenarnya dia itu beda banget dengan yang ku kira, dia
enak diajak ngobrol dan enak di ajak main, dia salah satu teman KKN ku
yang sering nongkrong di Reni. Dan mungkin karena kami menyukai
kesendirian, sehingga jarang berkumpul dengan teman-teman yang lain, jadi
aku dan Bulek sering menyendiri di Reni Hotspot yah meski tidak setiap hari
sepanjang waktu.
Kimmi nama aslinya Hanny dari Fakuslta Tarbiyah juga Jurusan PGMI.
Teman ngomong tentang Korea atau Drakor hohoho dia paling update
tentang Drakor (Drama Korea), selain itu dia suka anak- anak gak kaya aku
yang kurang berbaur dengan anak-anak karena gak tau kenapa aku kurang
akrab kalau main sama anak-anak. Pokoknya Kimmi lovers deh. Sehingga
karena sama-sama suka Drakor kita akhirnya bertukar film atau lagu tentang
Korea.
Intan Permata Harum nama lengkapnya atau Kakak Intan dari
Fakultas Adab Humaniora Jurusan Sastra Inggris, ini orang paling diam
sedikit bicara tapi langsung bekerja, gak banyak ngomel, dan gak bisa tidur
malem atau begadang. Intan adalah salah satu partner di divisi acara.
Hafina atau kita memanggilnya Pinoy tidak tau kenapa dipanggil Pinoy.
Hafina dari Fakultas Sains dan teknologi Jurusan Agribisnis. Ini bocah kocak
gak ada serius-seriusnya. Kalau pas serius pasti diselupi kocak, ketika dikamar
sedang sepi dan sunyi Pinoy datang membuat kehebohan, lucu kan dia?
Namun karena ulah Hafina kita kalau ada masalah dia bisa menghentikanya
karena kekocakanya Hafina.
Afaf dari Fakultas Dirasat Islamiyyah Jurusan Dirasat Islamiyyah, dia
ini nih teman yang bisa ngomong bahasa Jawa, soalnya dia dari Jawa dan
kakaknya itu ternyata seniorku. Jadi kalau ngomong sama Afaf pasti bahasa
Jawa karena dia dan Mila doang yang mengerti bahasa Jawa. Sehingga kita
bertiga kadang berbicara bahasa Jawa, dan teman yang lainpada bingung
dengarnya.
Ami dari Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Si cantik
Ami yang sebentar lagi akan menikah, setelah KKN usai,yang kulihat dia tak
pernah lepas dari handphone-nya meski di tempat KKN kami sedikit sekali
sinyal. Ami itu baik banget dan kalau ngomong itu bikin adem apalagi lihat
148
orangnya langsung hohoho. Si cantik Ami ini alumni Gontor loh sehingga
Bahasa Arabnya tak tanggung -tanggung lancarnya
Yanti dari Fakultas Sosial Politik Jurusan Hubungan Internasional. Ini
Anak kayak bocah kecil sering diledekin karena tingkahnya yang kayak anak
kecil dan suara yang cempreng hehehe jadi ngenes yang ngeledeknya. Karena
diantara kami bersembilan belas, Ynti lah yang paling kecil dan suaranya tak
ada bedanya dengan anak kecil, dan kalau diledekin pasti ada suara anak
kecil yang terdengar.
Intanzi atau Ira dari Fakultas Syariah Hukum Jurusan Ilmu Hukum.
Anak hukum nihhh hohoho awal ketemu itu sudah punya perasaan buruk, tapi
pas udah kenal hadduhhh kocak juga ini bocah beda sama perkiraan awal,
kalau ngomong gak ada bedanya sama aku, ceplas ceplos langsung ngena cesss.
Tapi kalau berteman dengan Ira enak dan gak kaya di perkiraan awal,
pokoknya Ira baik dah orangnya. Ira termasuk teman yang enak di ajak main.
Teman cowoknya ada enam, tapi baru ku sebut satu. Dimulai dari pak
ketua yaitu Abisena Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Matematika,
dilihat sekilas ada tampang cakepnya hohoho tapi gak naksir yah, pak ketua
yang kadang suka hilang. Gak tau hilang kemana, tiba-tiba ajah pergi pas
awal- awal KKN di mulai. Mungkin karena kesibukanya dia sebagai salah
satu organisator di Kampus, sehingga membuat dia sibuk.
Lanjut ke Judan Oskandar si badan tinggi besar nan menjulang dan
berkaca mata dia satu-satunya cowo yang paling tinggi kayak tiang, dia dari
Fak syariah Hukum Jurusan Ekonomi Syariah (Muamalat). Dilihat sekilas
pendiam dan tak banyak omong. Jika sudah kenal ngomongnya banyak
meski masih pasang tampang muka melas. dan ternyata Judan salah satu
penggemar Black Pink Girl Band asli Korea.
Ali, dari Fakultas Syariah Hukum Jurusan Hukum Keluarga, suka
mageran dan banyak ngeles hehehe maaf Ali, tapi Ali baik kok. Dan Ali punya
sisi kocak-nya, punya pengalaman buruk ketika survei, yaitu ketika motor Ali
tidak kuat nanjak sehingga aku dan Ali harus dorong motor naik ke atas.
Lanjut ke anak Agribisnis namanya Danang dari Fakultas Sains dan
Teknologi Jurusan Agribisnis, kesan pertama dia kayak preman tapi pas
udah kenal dia kocak gak kalah sama Pinoy. Dan Danang pahlawan banget
dimana dia mau jatuh bangun ketika pas ada acara laptopnya ketinggalan,
maaf yah Danang dan tetap semangat.
149
Dan terakhir nih si Hilmy royal banget dia paling gede di sini. Hilmy
dari Fak. Adab Humaniora Jurusan Tarjamah.Hilmy ini berat badanya tak
tanggung-tanggung ada 100 kg kebanyankan gimana gedenya, namun si
Hilmy ini salah satu cowok yang ada di ABRAR mau ikut panjat pinang,
secara kebayangkan badanya segede apa kalau manjat pinang beneran. Nah, itu
semua kilasan teman KKN ku, kelompok KKN ABRAR 141.
Kita dari asal berbeda, fakultas dan jurusan berbeda, pendapatpun kita
berbeda. Karena kita memulai hubungan dengan kejujuran pada akhirnya
hubungan ini membuahkan hasil yang baik. Meski kadang kala ada yang
berselisih, namun semua itu bisa mereda karena kita sudah dewasa. Dan di
sini aku belajar banyak hal, tentunya belajar sabar. Iyah sabar, sabarlah
karena sabar disayang Allah, ada orang yang pernah bilang padaku. Sabar
dalam berbagai hal, sabar ketika berbeda pendapat, sabar melihat kalian
yang masih kayak anak kecil, sabar meski kalian gak doyan masakanku (jika
aku piket masak), sabar buat ngebangunin kalian ketika subuh tiba. Dan
masih banyak lagi. Disinilah aku belajar sabar kalau sabar itu tak semudah
orang mengucap, misal ada yang bilang “sing sabar yah nduk “ (yang sabar yah
nak) dan benar sabar itu berat butuh latihan dan proses. Butuh niat yang
kuat dan tekad yang kuat untuk bersabar.
KKN Telah Tiba.
Tanggal 18 Juli telah tiba, dimana tanggal keberangkatan peserta KKN,
dari pagi aku sudah bersiap-siap untuk berangkat. Aku meneliti satu persatu
barang yang aku bawa takut ada yang ketinggalan. Sekira sudah mantap dan
cukup aku pun berangkat menuju kampusku UIN Jakarta. Dan aku pertama
yang datang, “mana nenteng koper gede lagi, dududu berasa kayak mau minggat”. Aku
menuju di tempat dimana teman-teman sudah janjian untuk berkumpul,
kulihat di sana ada Hilmi dan Ali. Dan tak beberapa lama datang beberapa
temanku, ada beberpa juga yang langsung ketempat lokasi KKN. Aku ikut
naik mobilnya Intan sedangkan barang-barangku dibawa mobil Zikri dan
beberapa anak cowok ada yang mengendarai motor. Dikira cukup persiapan
berdo’a bersama kita cusss berangkatttt kelokasi KKN kita.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam menuju Bogor akhirnya kita
sampai di Desa Sibanteng Kp. Gn. Peteuy. Aroma kesejukan begitu terasa,
pemandangan dari atas Gn. Peteuy begitu indah, sejurus mata memandang
semuanya hijau tanpa terkecuali, alam yang begitu indah dan damai yang
150
belum terkontaminasi oleh bau-bau asap yang tak jelas. Aku menghirup
nafas dalam-dalam, “sungguh indah ciptaanmu ini Allah”, gumanku dalam hati.
Setelah sekitar 20 menit mobil ini berkelok-kelok melewati jalanan yang
cukup terjal ini, dan membuat jantung ini dag dig dug duaarrrr.
Sampailah kita didepan pelataran rumah warga, memarkirkan mobil
sejenak. Merenggangkan otot-otot tangan agar tak kaku. Dan beberapa
warga melihat kehadiran kita, kita pun tersenyum dan menyapa. Ini Gn.
Peteuy tempat KKNku, dimana aku akan tinggal selama sebulan 2 hari di
desa ini. Aku dan temanku menuju kerumah Bapak Ujang beliau pak RT di
tempat tinggal KKN ku. Setelah dirasa cukup bersilaturahim dan sudah
mendapatkan kunci, kami pun bergegas menuju rumah yang akan kita
tinggali. Yahh emang tak terlalu buruk dan memang tak terlalu baik. Namun,
yah inilah kehidupan kita selama sebulan kedepan. Berbaur dengan warga
menikmati suka dan duka dengan teman-temanku. Aku menaruh tas
didepan kamar, banyak debu namun begitu terawat, karena kelihatan dari
perabot rumahnya tertata rapi. Sekedar menyapu guna untuk merebahkan
badan dan menghilangkan beberapa debu yang bersebaran dimana-mana.
Setelah beres-beres dan makan, kita ada rapat sebentar. Dan aku baru
menyadari kalau di tempat ini tidak ada sinyal sama sekali, boro-boro sinyal
internet, telfon ajah gak ada, boro-boro sinyal 3, Telkomsel ajah yang biasanya
pasti ada buat telpon itu gak ada. Dan kalaupun ada kita harus naik keatas
sedikit. Ya Allah aku belajar sabar lagi menjalani hari-hari tanpa sinyal. Tapi
ada kabar baiknya kalau ada tetangga yang punya hotspot semacam warnet,
aku tersenyum lega, namun tidak untuk sekarang karena sekarang sudah
pukul 11 malam.
Menikmati hari- hari tanpa sinyal begitu berat dan begitu lama.
Semalam saja berasa setahun, memang sih sinyal itu butuh gak butuh, butuh
untuk sekedar tukar informasi dan menghubungi saudara. Atau sekedar
memberi kabar pada pihak desa, secara kantor desa dan tempatku tinggal
cukup jauh. Namun, apalah daya, yah masak aku harus gotong-gotong tower
biar ada sinyal.
Seminggu sudah aku dan teman-temanku menetap di Gn. Peteuy. Kami
sibuk menjalankan proker masing-masing, meski tak setiap hari ada proker
namun tetap kita saling membantu proker yang lain. Seperti Malam Mengaji,
PHBS, Kerajinan Tangan, Produk Olahan, Pelatihan IT dan masih banyak
lagi. Sesekali kita me-refresh otak kita sekedar bermain di WAGUPET
kepanjangan dari Wisata Gunung Peteuy, yah disana indah sekali sangat
151
indah, kita dapat melihat pemandangan yang begitu hijau dan memanjakan
mata ini. Serasa hilang semua beban kalau kita sedang berada disana. Dan
tempat ini bakalan sangat aku rindukan.
Maghrib telah tiba lagi, aku dan kawan- kawanku seperti biasa
menjalani rutinitas sehari-hari selama aku berada di Gn. Peteuy. Setelah
shalat, dan istirahat sebentar lanjut makan, kita pun berjalan kebawah
rumah. Dimana tempat anak- anak mengaji tepatnya dirumah Abi Husni.
Kericuhan anak- anak seperti biasa menyambut kehadiran kita semua, aku
tersenyum bahagia dan menyambut uluran tangan mereka. Anak-anak
begitu antusias dan mengantri ngaji bersama kita, aku tersenyum geli
melihat tingkah mereka. Sungguh lucu benarkah aku dulu seperti itu, yah
tertawa lepas tak mengemban dosa.
Mang Husni atau Abi Khusni begitu kita memanggilnya, beliau adalah
Kiai, Pengasuh atau Pimpinan ngaji anak- anaak. Beliau bukan orang yang
kaya harta dan memiliki segalanya, Beliau hanyalah orang biasa, yang bekerja
serabutan dan di sawah seperti halnya orang-orang kampung yang ada di
sekitar. Namun, Abi Husni adalah seseorang yang kaya hati dan begitu
pemurah, baliau dengan ikhlas mengajar anak-anak tanpa mengharap lebih
dari orang lain. Beliau hanya mengharap semoga Allah lah yang membalas
semua kebaikanya, dan hanya pada Allah lah Abi Husni mengharap imbalan.
Karena Allah lah yang Maha Pencipta, Maha Kaya dan maha segalanya.
Tak terasa sebulan berlalu begitu cepat, padahal diawal KKN kita
merasakan tidak betah lah, sinyalnya gak ada lah dan sebagainya. Namun
ternyata sebulan yang kita kira bakalan lama ternyata sebulan bersama
Warga begitu cepat terasa sehari. Aku bakalan rindu kepasar ketika pagi
hari, rindu jalan-jalan ke WAGUPET, rindu berkunjung ke WAGURUH,
rindu nongkrong di Reni Hotspot, rindu canda tawa kalian, rindu bangunin
kalian kala subuh, rindu ngomelin kalian, dan rindu segalnya tentang kalian.
Yah benar kalian hanyalah teman seatapku selama sebulan ini, namun kalian
begitu bermakna dalam hatiku.
Tibalah saat acara penutupan secara keluarga di ramah Abi Husni,
entah kenapa derai air mata begitu deras, melihat anak-anak kecil yang biasa
ramai dan ceria namun kini aku melihat mereka dengan derai air mata. Ya
Robb semoga engkau jadikan mereka insan yang sholih akram Ya Robb,
lindungilah mereka dari segala kemalangan Ya Robb. Aku menitikan air
mata saat menyalami mereka satu persatu, Tuhann hati ini rapuh, hati ini tak
kuasa menahan perpisahan ini. Kenapa harus ada perpisaha Ya Rabb,
152
kenapa? Aku memeluk mereka dan aku memeluk teman-temanku, apalagi
saat aku memeluk Ira, tak kuasa aku menahan air mata ini, yah Ira gadis yang
ku rasa tak pernah menangis kanapa tidak karena yang ku lihat Ira gadis
yang kuat dan tegar tapi kini dia menangis. Dan aku tak kuasa melihatnya.
Dan ini lah akhir dari semua kisahku, kisahmu, kisah kita dan kisah
mereka. Aku bahagia bisa bersama kalian selama ini. Dan maafkanlah aku
jika selama ini aku pernah menggoreskan luka dihati kalian. Sungguh aku
tak bermaksud melukai kalian. Aku hanyalah manusia yang penuh dosa dan
penuh khilaf. Aku hanya berharap pada kalian temanku, sahabatku jangan
pernah lupakan aku, jangan pernah ada dendam diantara kita. Ku harap aku
adalah bagian dari cerita kalian. Aku sayang kalian semua.
Harapanku Untukmu Sayang
Aku bahagia pernah menjadi bagian dari keluarga KKN ABRAR 141, dan
menjadi keluarga besar warga Sibanteng, disini aku menjadi tahu berbagai
macam hal pelajaran apa arti sabar dan berbagai macam hal. Dimana aku
haerus melawan ego ku sendiri. Dan bagaimana ributnya bersama teman jika
sedang berkumpul. Bagaimana susahnya menyatukan ide yang kita utarakan.
Namun karena kesabaran dan ketekunan kita bersama akhirnya
membuahkan hasil yang maksimal untuk keluarga ABRAR dan Desa
Sibanteng.
Untuk semua adik-adik ku yang tersayang, kakak berharap kalian
tetaplah menjadi diri kalian sendiri. Tetaplah semangat menggapai impian
kalian. Walau tanpa adanya kami kakak KKN namun tetaplah semangat
dalam belajar. Insya Allah kalau ada kesempatan kami akan berkunjung ke
tempat kalian. Do’akan kakak mu ini agar kelak semua yang di impikanya
segera terwujud. Dan kakak selalu mendo’akan kalian agar kalian menjadi
orang yang hebat.
153
E
SEKEPAL CERITA BERJUTA MAKNA
Danang Koencoro
Bagian 1, perkenalan…
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, perkenalkan nama saya
Danang Koencoro mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan
Agbribisnis Fakultas Sains dan Teknologi. Saat ini saya berada di semester
tujuh yang mungkin banyak orang menganggap semester ini adalah semester
yang mulai serius dan dapat dibilang semester menuju semester tua.
Mungkin banyak yang belum mengetahui apa itu Jurusan Agribisnis, saya
akan mendeskripsikan singkat tentang jurusan ini, Agribisnis adalah
turunan dari ilmu pertanian dimana hal yang dipelajari terkait dengan hulu
sampai hilir di bidang pertanian, contohnya seperti budidaya suatu sektor
pertanian sampai pemasaran hingga ke tangan konsumen.
Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan sebuah
pengalaman yang mungkin tidak akan saya lupakan selama hidup saya,
pengalaman tersebut adalah sebuah kegiatan bernama KKN atau Kuliah
Kerja Nyata. KKN adalah sebuah kegiatan yang terdapat di UIN Jakarta,
dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan
kemampuan mahasiswa yang sudah didapatkan di kelas dengan cara
mengaplikasikan ilmu dan kemampuan tersebut di masyarakat khususnya
masyarakat desa.
Dari tujuan utama KKN tersebut membuat saya sangat ingin
mengikuti KKN, karena latar belakang pendidikan saya adalah pertanian
yang sangat cocok apabila ilmu yang saya dapatkan di dalam kelas bisa
diaplikasikan langsung ke masyarakat desa yang dapat dibilang bahwa rata-
rata pekerjaan yang ada di pedesaan adalah petani. Salah satu visi saya untuk
mengikuti KKN adalah memecahkan permasalahan yang ada di bidang
pertanian pada desa yang saya tinggali.
Desa yang menjadi tempat tinggal sekaligus pengaplikasian ilmu-
ilmu saya dan kelompok adalah desa kecil yang berada di Kecamatan
Leuwisadeng yaitu bernama Desa Sibanteng, Desa Sibanteng adalah desa
berkontur perbukitan dengan rata-rata pekerjaan masyarakat disana adalah
petani dan peternak. Pertanian di desa ini tergolong mampu bekembang
untuk masa yang akan datang, salah satu alasan yang memperkuat hal
154
tersebut adalah petani di Desa Sibanteng memiliki kelompok tani dan
gabungan kelompok tani yang aktif dan dapat menjadi wadah bagi petani
untuk berkeluh kesah apabila ada permasalahan dan dapat bertukar pikiran
terkait pertanian pada Desa Sibanteng.
Bagian 2, Orang-orang yang berbuat kebaikan.
KKN yang diadakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah
kegiatan dengan peserta yang terbagi kedalam beberapa kelompok, untuk
tahun 2018 ada sekitar 200 lebih kelompok yang disebar ke dalam dua
provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat khusunya daerah Bogor dan Provinsi
Banten khususnya daerah Tangerang dan sekitarnya.
Saya menjadi bagian dari kelompok 141 yang diberi nama Abrar dan
nama tersebut dipilih melalui proses voting oleh anggota kelompok, Abrar
dalam bahasa Arab berarti orang-orang yang suka berbuat kebaikan, nama
ini dipilih sebagai nama kelompok karena artinya yang sesuai dengan tujuan
KKN dimana mahasiswa dituntut untuk menyebarkan ilmu yang mereka
dapat ke masyarakat luas sehingga masyarakat dapat merasakan
manfaatnya.
Kelompok ABRAR memiliki dosen pembimbing bernama Ibu Nur
Hidayah, beliau merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Anggota
kelompok ABRAR berjumlah 19 orang dengan 6 orang pria dan 13 wanita
yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, ada yang
berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Fakultas Ilmu Dakwah Islam dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ushulludin,
Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Dirasat Islamiyah dan Fakultas
Ilmu Politik. Hal tersebut membuat ilmu dalam kelompok saya menjadi
beragam sehingga ilmu yang akan kelompok ABRAR berikan kepada
masyarakat menjadi lebih banyak serta berkesinambungan satu sama lain.
Saya akan mendeskripsikan tentang anggota kelompok yang
sekaligus menjadi saudara saya saat KKN hingga Insya Allah saudara di surga
kelak. Dimulai dari teman pria, dapat dikatakan teman pria saya rata-rata
memiliki tubuh yang berisi dengan gizi yang lebih dari cukup. Pria pertama
bernama Abisiena, beliau adalah ketua kelompok kami dan berasal dari
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
entah mengapa rata-rata ketua kelompok teman jurusan saya berasal dari
155
FITK, ada dua hal dalam benak saya menjadi alasan rata-rata ketua
kelompok KKN tahun ini berasal dari FITK, alasan pertama mungkin di
FITK diajarkan untuk menjadi seorang pemimpin sekaligus pengajar di
kelas, atau mungkin mereka belum mengetahui pengalaman KKN dari senior
karena memang baru tahun ini FITK dimasukan kedalam peserta KKN,
entah mana yang benar atau mungkin keduanya salah, namun saya cukup
apresiasi mahasiswa dari FITK yang rata-rata menjadi ketua kelompok
KKN.
Pria kedua adalah Hilmy Fadly, beliau berasal dari Fakultas Adab dan
Humaniora Jurusan Tarjamah, memiliki tubuh gempal serta gaya bicara yang
kadang sulit untuk dimengerti. Beliau termasuk orang yang rajin dan mudah
untuk dimintai bantuan, tidak mudah mengeluh serta loyal kepada teman-
teman khususnya yang berubungan dengan makanan. Ciri khas dari teman
saya yang satu ini adalah apabila saat tidur dapat dipastikan beliau mampu
mendengkur dengan sangat kencang sekali sampai-sampai kami berlima
sulit untuk tidur nyenyak apabila bersebelahan denganya. Pernah suatu hari
dimana saya dan hilmi bersebelahan saat mengikuti khotbah shalat Jumat,
beliau tertidur sangat pulas sampai mengeluarkan suara mendengkur hingga
menarik perhatian jamaah lain, mungkin itu salah satu kejadian yang tidak
akan saya lupakan bersamanya.
Selanjutnya ada Ali Dzulfikar, beliau adalah mahasiswa Jurusan
Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum, pria ini sedikit sulit untuk
melepaskan rasa malas dan memiliki sifat dengan kebingungan yang tinggi,
perlu arahan yang jelas sehingga beliau mampu untuk mengerjakan sesuatu.
Namun beliau termasuk pria yang cukup bertanggung jawab apabila
mendapatkan tugas.
Pria keempat bernama Yasjudan Lidandy Oskandar dan biasa
dipanggil Judan, Judan adalah mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Fakutas
Syariah dan Hukum. Beliau memliki tubuh yang paling tinggi diantara kami
berenam atau dapat dikatakan panjang. Beliau adalah teman satu divisi saya
yaitu divisi perlengkapan dan dekorasi, salah satu keahliannya adalah dapat
menggambar atau mendekorasi suatu ruangan, hal tersebut terlihat saat
kelompok membuat konsep untuk mendekorasi Warung Baca di Desa
Sibanteng. Selain itu beliau juga menjadi langganan Imam shalat berjamaah
di kelompok kami.
Pria terakhir bernama Jundi Assyidiq, memiliki tubuh besar berotot
yang diselimuti oleh lemak, beliau adalah pria yang paling tua usianya
156
diantara kami berenam dan juga angkatan kuliah yang yang paling kolot
diantara aggota kelompok ABRAR. Menurut saya beliau adalah orang yang
asik, suka membanyol dan beliau memiliki ciri khas tertawa yang sangat
renyah, mungkin banyak orang yang mudah tertawa apabila sedang
bercanda dengan beliau walaupun bahan banyolannya tidak lucu namun
dengan ciri khas tertawa beliau yang berbeda dari manusia kebanyakan
maka hal tersebut dapat menjadi lucu. Disisi lain Jundi juga merupakan
orang yang cukup dewasa dibandingkan dengan teman pria saya yang lain,
banyak hal yang bisa saya pelajari apabila sedang berbincang serius
bersamanya walaupun kadang yang serius bisa dijadikan bahan untuk
banyolannya. Salah satu hal yang tidak dapat saya lupakan bersamanya
adalah ketika saya terjatuh dari motor saat salah satu proker kelompok kami
sedang berlangsung, bukan menangis atau sekedar kesakitan, namun kami
malah tertawa bersama walaupun mendapatkan luka yang cukup parah.
Selanjutnya saya akan mendeskripsikan wanita-wanita solehah yang
menjadi teman kelompok KKN dan mungkin hanya sedikit saja yang bisa
saya paparkan karena tidak terlalu dekat dengan wanita. Terdapat dua
kamar untuk wanita di rumah yang kelompok ABRAR tinggali. Kamar
pertama biasa disebut “satukosongsatu” yang berisikan 9 orang wanita
didalamnya, ada yang bernama Hafina beliau adalah teman satu jurusan saya
sekaligus menjadi teman satu kelompok, beliau dibekali sifat yang tidak bisa
diam dan hanya diam jika sedang tidur saja. Yang kedua ada Nurul, Nurul
adalah mahasiswi Jurusan Akuntansi dengan ilmu perhitungan uang yang
cukup tinggi, tidak heran jika nurul menjadi salah satu bendahara di
kelompok kami. Orang ketiga adalah Anissa Zikri, Zikri adalah sekretaris
dalam kelompok ABRAR dengan sifat rajin dan cepat tanggap apabila ada
hal yang berhubungan dengan kesekretariatan.
Wanita selanjutnya adalah Milatun Hanifah atau biasa dipanggil
“Ipeh”, Ipeh adalah wakil ketua kelompok di kelompok kami yang dapat
diandalkan apabila ketua kelompok sedang sibuk. Selanjutnya ada Lia
Agustina yang menjadi bendahara di kelompok ABRAR, Lia mempunyai sifat
pendiam dan saya pun sangat jarang berbicara dengannya. Wanita yang
tidak kalah pendiam adalah Intan Permata, saya berbicara dengannya hanya
untuk hal-hal yang penting saja bahkan mungkin dapat dihitung oleh jari
berapa kali saya berbicara dengannya.
Wanita selanjutnya bernama Siti Hanifatul atau biasa dipanggil
“Kimi”, entah apa artinya mungkin sama dengan artis korea idolanya, ciri
157
khas dari Kimi adalah suara yang sangat pelan apabila berbicara, selain itu
beliau tidak menyukai pedas dan hampir setiap makan menggunakan kecap
di makananya. Selanjutnya ada Afaf Nazrat, Afaf adalah mahasiswi Jurusan
Dirasat Islamiyah dan bisa dikatakan Hafizah dalam kelompok kami karena
menjadi orang yang mampu menghafal al-Qur’an. Dan wanita terakhir di
“satukosongsatu” adalah Asrul Darojat atau biasa kelompok ABRAR panggil
dengan sebutan “Mbakyu”, nama tersebut disematkan karena beliau berasal
dari Jawa dan jika berbicara mempunyai logat dalam bahasa Jawa.
Kamar kedua diberi nama “LasVegas”, nama tersebut diberikan oleh
kelompok karena anggota kamar tersebut berisikan wanita-wanita supel
dan berbeda dengan kamar sebelumnya yang rata-rata bersifat pendiam.
Wanita pertama bernama Yanti, Yanti adalah wanita yang paling cerewet
dan dapat tidur dalam waktu yang lama, apabila di dalam rumah tidak
terdengar suaranya maka mungkin beliau sedang tidur atau tidak ada di
rumah. Selanjutnya wanita bernama Intanzi atau biasa dipanggil “Ira”, beliau
memiliki sifat yang hampir sama dengan Yanti karena memang mereka
berdua sangat dekat seperti adik dan kakak. Wanita ketiga adalah Umul
Hamida atau biasa dipanggil “Amy”, Amy merupakan mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab dan sudah dipastikan mahir dalam berbahasa Arab,
mempunyai sifat kekanak-kanakan namun mengerti antara sesama teman.
Dan wanita terakhir adalah Diana Saadah, Diana memiliki sifat dewasa
diantara penghuni kamar ini karena memang mungkin status beliau yang
sudah menikah, salah satu sifat yang ada pada dirinya adalah tidak memilih-
milih dalam berteman.
Mereka lah yang menemani saya menjalani KKN selama satu bulan di
Desa Sibanteng dengan cerita dan pengalaman yang begitu banyak saya
dapatkan dan banyak hal lainnya yang mungkin tidak akan terlupakan
selama satu bulan KKN berlangsung, mulai dari perbedaan pendapat dan
masalah-masalah kecil lainya. Namun, masalah tersebut dapat teratasi oleh
kedewasaan dari masing-masing individu dengan mencari jalan keluar yang
terbaik. Hal tersebut dapat menjadi pembelajaran kami terkhusus untuk
saya pribadi di kehidupan setelah KKN berakhir.
Bagian 3, Malaikat-malaikat kecil Desa Sibanteng
Desa Sibanteng menjadi desa untuk saya belajar menjadi dewasa dan
lebih baik lagi dari sebelumnya. Desa Sibanteng memiliki populasi dengan
158
kepercayaan 100% adalah beragama Islam, hal tersebut mencerminkan
bahwa Islam berkembang dengan baik di Desa Sibanteng. Selain itu terdapat
lebih dari 10 pondok pesantren berdiri di desa ini, pendidikan yang
berdampingan dengan ajaran Islam menjadi dasar pada desa ini.
Desa Sibanteng terbagi menjadi lima dusun. Dusun yang saya tinggali
bersama dengan kelompok bernama Dusun Gunung Peteuy yang berada di
sebelah Barat desa dan berbatasan langsung dengan Desa Sadeng. Dusun
Gunung Peteuy berada pada daerah perbukitan, tidak heran jika udara
disana sangat sejuk dan masih asri karena banyak pepohonan. Terdapat satu
kawasan wisata alam yang masih dalam proses pembangunan dengan
mengandalkan konsep pemandangan pegunungan yang indah dan diberi
nama Wisata Alam Gunung Peteuy atau biasa disingkat menjadi
WAGUPET.
Masyarakatnya rata-rata bekerja sebagai petani dan peternak,
namun tidak sedikit pula yang merantau ke kota untuk mendapatkan
pendapatan yang lebih baik. Warga di sana sangat ramah dan terbuka
kepada kelompok kami, apabila bertemu di jalan atau di manapun pasti
selalu menyapa dengan hangat. Selain itu warganya juga rajin mengerjakan
ibadah seperti shalat dan mengaji, hal tersebut dapat dilihat dari masjid yang
tidak pernah sepi apabila waktu shalat telah tiba dan pengajian rutin setiap
minggu yang diadakan di daerah tersebut.
Salah satu yang membuat saya kagum pada dusun ini adalah banyak
anak kecil yang juga rajin beribadah seperti shalat di masjid dan tidak malas
untuk mengaji, berbeda dari anak kecil di daerah perkotaan yang sudah
mengenal internet sehingga lebih mengutamakan hal-hal duniawi
ketimbang akhirat. Hal tersebut tidak terlepas dari didikan orang tua yang
mengajarkan betapa pentingnya ajaran Islam untuk menjalankan kehidupan
ketika dewasa kelak.
Orang tua yang mengajarkan hal tersebut salah satunya adalah Bapak
Husni atau biasa dipanggil dengan sebutan Mang Husni oleh kelompok kami,
Mang Husni adalah salah satu guru mengaji di Dusun Gunung Peteuy. Beliau
ditemani istrinya dalam mengajarkan pelajaran agama kepada anak-anak
kecil disana dengan tempat mengaji yang dibuat senyaman mungkin
sehingga anak-anak semangat dalam belajar mengaji.
Saya kagum dengan Mang Husni karena salah satunya adalah Mang
Husni tidak memberikan tarif untuk jasanya dalam mengajarkan ilmu agama
kepada anak-anak, beliau hanya bermodalkan ikhlas dan tujuan yaitu
159
mencerdaskan anak-anak desa dengan mengajarkan ilmu agama Islam
sehingga apabila anak-anak sudah dewasa nanti mereka mampu untuk
menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam. Saya berharap semoga akan ada
orang-orang seperti Mang Husni lainnya yang bekerja dengan ikhlas untuk
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Banyak anak kecil yang dekat dan sering berkunjung kerumah yang
kelompok kami tinggali, ada yang tujuanya untuk belajar atau sekedar
mengajak main dan hampir setiap hari hal itu mereka dilakukan. Namun ada
penyesalan dalam diri saya dimana kadang kami menolak apabila sedang
diajak bermain, hal tersebut kami lakukan saat sedang kelelahan setelah
melakukan sebuah proker dan hanya ingin istirahat.
Saat diujung kegiatan KKN selesai kami mengadakan perpisahan
dengan kegiatan makan-makan dan bernyanyi bersama. Suhu yang dingin di
malam hari itu terasa hangat dengan canda tawa di hari-hari terakhir kami
bersama mereka, sampai pada akhirnya kata-kata perpisahan terucap dari
kelompok kami. Canda tawa berubah menjadi haru, banyak anak-anak
menangis yang ditemani oleh teman-teman saya, dalam benak saya berfikir
“mengapa waktu ini terasa begitu cepat berlalu? mengapa selalu ada
perpisahan yang terjadi?”, saya sudah terlalu nyaman berada disini dengan
cerita-cerita yang ada di desa ini. Namun saya hanya bisa berjanji kepada
anak-anak disana untuk kembali apabila Allah mengizinkan.
Bagian 4, Sibanteng kuat karena warganya
Warga Desa Sibanteng tidak berbeda dari warga desa lainnya di
Indonesia yang memiliki sifat ramah dan sopan kepada siapapun termasuk
kepada para pendatang seperti kelompok kami. Selain itu salah satu ciri khas
warga di desa ini adalah selalu bergotong-royong apabila melakukan suatu
kegiatan, contohnya seperti pembuatan jembatan penghubung antar dusun,
pengajian akbar, dan perayaan hari kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut
menjadikan proker-proker yang kami realisasikan menjadi lebih mudah
dijalankan karena diaplikasikan secara bersama-sama bersama dengan
warga Desa Sibanteng.
Banyak proker yang sudah kami jalankan di Desa Sibanteng dengan
tujuan untuk membantu atau menyelesaikan permasalah yang ada pada desa
ini, salah satunya mengadakan seminar terkait masalah sosial seperti
pernikahan dini dan sadar akan hukum di desa ini, untuk di bidang
160
pendidikan kelompok kami mengadakan sumbangan buku bacaan ke
beberapa sekolah serta merenovasi warung baca. Pada bidang ekonomi
kelompok kami mengadakan pelatihan seperti pelatihan membuat kerajinan
tangan dan makanan olahan dengan harapan ibu-ibu di desa ini menjadi
mandiri dan mempunyai pendapatan.
Di bidang kesehatan kelompok ABRAR mengadakan gaya hidup
bersih dan sehat dengan target pesertanya adalah siswa SD serta pengecekan
kesehatan gratis di beberapa tempat di wilayah Desa Sibanteng. Untuk
bidang pertanian kelompok ABRAR mengadakan pembagian bibit gratis ke
setiap RW di Desa Sibanteng yang diharpakan seluruh warga desa mampu
mendapatkan manfaatnya. Selain itu pengadaan sarana di desa ini juga
dilakukan seperti pengadaan tempat sampah untuk sekolah-sekolah, meja
belajar untuk pengajian serta waqaf al-Qur’an untuk beberapa masjid yang
ada di desa.
Jika melihat dari SDM dan SDA yang tersedia di Desa Sibanteng
banyak yang bisa di kembangkan dari desa ini, UMKM pada desa ini
terbilang cukup banyak mulai dari makanan olahan hingga kerajinan tangan,
pemberdayaan SDM pada UMKM serta mempromosikan hasil dari UMKM
di Desa Sibanteng diharapkan mampu memasarkan produk keluar desa.
Pertanian dan perternakan yang menjadi pekerjaan warga di desa ini
juga perlu diperhatikan, pembinaan oleh perangkat desa kepada petani dan
peternak juga perlu dilakukan agar permasalahan-permasalahan yang
terkait oleh pertanian mampu diselesaikan dengan cepat dan tepat sehingga
kegiatan pertanian tidak terganggu dan produksi dapat meningkat dan
berkelanjutan.
SDA yang ada di desa ini juga dapat dikembangkan, salah satunya
adalah wisata alam yang masih dalam proses pembangunan yang bernama
WAGUPET, apabila pengolahan tata ruang yang baik serta kebersihan yang
terjaga akan mampu menarik minat pengunjung, selain itu promosi yang
intens juga dapat dilakukan melalui media sosial sehingga banyak
masyarakat yang tertarik baik dari dalam kota maupun luar kota.
Banyak hal yang sudah saya pelajari dari mengikuti kegiatan KKN ini,
mulai dari mempelajari sifat teman kelompok satu sama lain, belajar bekerja
sama hingga mengetahui permasalahan yang ada pada masyarakat desa
khususnya Desa Sibanteng, pengalaman berharga yang tidak akan saya
lupakan selama hidup saya bahkan pengalaman ini akan saya ceritakan pada
161
anak dan cucu saya kelak, sekali lagi saya ucapkan terimakasih ABRAR dan
Sibanteng atas pelajaran beharganya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
162
F
TIGA PULUH HARI DI DESA SIBANTENG
Diana Saadah
Perkenalan
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, nama saya Diana Saadah.
teman-teman biasa memanggil saya “emak” atau “mpo”. Saya mahasiswi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
semester 6. Pada tahun ini adalah tahun pertama dari sekian lama Fakultas
Tarbiyah menonaktifkan adanya KKN (Kuliah Kerja Nyata), tentu bagi saya
ini merupakan sesuatu hal yang baru karena pada tahun-tahun sebelumnya
tidak ada cerita atau gambaran dari kaka tingkat tentang KKN. KKN (Kuliah
Kerja Nyata) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh
semua mahasiswa dan mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta (UIN).
Banyak tujuan yang bisa dicapai dalam kegiatan kuliah kerja nyata
ini, selain sebagai pengabdian, juga sebagai wadah untuk menerapkan ilmu
serta mengamalkan ilmu yang kita miliki, mahasiswa dituntut untuk terjun
secara langsung ke lapangan, berinteraksi dengan orang-orang baru,
lingkungan baru dan wawasan baru.
Sampai pihak PpMM resmi membagi menjadi dua ratus kelompok
yang tersebar diseluruh wilayah seperti Kabupaten Bogor, Kabupaten
Tangerang dan Kabupaten lainnya untuk menjalankan pengabdiannya
kemasyarakat. Dari sini perkenalan berawal, setelah PpMM resmi
mengumumkan daftar kelompok, saya mendapatkan kelompok nomor 141
yang terdapat di daerah Kabupaten Bogor. Beberapa saat setelah nama
kelompok diumumkan, masing-masing kelompok langsung membuat
saluran komunikasi melalui media sosial WhatsApp. Kelompok 141
beranggotakan sebanyak 19 orang dengan fakultas dan jurusan yang
berbeda-beda setiap individu.
Pada pertemuan pertama kelompok KKN 141 di lakukan di kampus
satu pada sore hari, kami saling sapa dan berkenalan satu sama lain, suasana
canggung dan gugup menghantui setiap anggota walau berangsur-angsur
suasan mencair menjadi nyaman. Pada pertemuan pertama ini terciptalah
strukuktur anggota kelompok yang terdiri dari ketua, wakil, sekretaris,
bendahara dan divisi-divisi yang lainnya.
163
Setelah diadakannya pertemuan pertama, pesan-pesan WhatsApp
kelompok KKN 141 semakin ramai. Kami mulai membahas tentang nama
kelompok, logo, sponsor, survei dan bayangan-bayangan program kegiatan
kami di tempat KKN nanti. Kemudian tibalah pertemuan kedua yang
dilakukan di Fakultas Syariah dan Hukum pada pukul 16:00. Diskusi-diskusi
kecil terjadi saat beberapa anggota memiliki saran nama-nama untuk
kelompok 141 sehingga pemungutan suara dilakukan dengan sistem votting.
Sehinga munculnya hasil votting nama kelompok kuliah kerja nyata ini
dengan sebutan ‘ABRAR’ yang berartikan orang-orang yang membuat
kebajikan.
Saya menempatkan posisi sebagai divisi acara bersama empat teman
saya yang lainnya. Terdapat alasan mengapa saya menyetujui sebagai divisi
acara karena saya ingin berpartisipasi dan membantu dalam setiap program
kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan. Serta saya yakin memiliki
komptensi yang bisa saya bagikan kepada masyarakat di tempat KKN.
Dalam kuliah kerja nyata ini saya berencana membuat kegiatan Pelatihan
Produk Olahan makanan yang dapat bernilai jual karena biasanya suatu desa
kaya akan sumber daya alam yang dapat diolah dan dimanfaatkan bagi
kehidupan. Saya juga dipercayai menjadi penanggung jawab kegiatan Senam
Ceria yang di adakan setiap minggunya di Dusun Gunung Peteuy.
Berbagai opini mengenai KKN telah muncul bahkan jauh sebelum
Kepala Jurusan Pendidikan IPS resmi mengumkan bawa tahun ini Fakultas
Tarbiyat ikut terlibat dalam kuliah kerja nyata. Berbagai perspektif buruk
atau pun baik tentang kuliah nyata selalu muncul dalam benak saya, terlebih
saya mengetahui bahwa seluruh anggota kelompok berasal dari fakultas dan
jurusan yang berbeda-beda. Tentu ini semua bukan hal mudah menyatukan
belasan manusia dengan sifat dan karakter yang berbeda menjadi sebuah
kelompok, terlebih tanpa mengenal mereka sebelumnya. Bayangan akan
konflik-konflik internal antar kelompok, berbedaan pendapat, perbedaan
pandangan, ditambah dengan keadaan lokasi tempat tinggal, listrik, sinyal,
air dan hal semacamnya membuat ketakutan dalam diri saya.
Tetapi ternyata tidak seperti apa yang saya bayangkan sebelumnya,
ketika sudah menjalankan kegiatan kuliah kerja nyata banyak pelajaran yang
saya dapatkan, diantaranya bersosialisasi dengan masyarakat baru yang
ramah tamah, perbedaan pendapat antar kelompok yang dapat
menimbulkan ide-ide cemerlang.
164
Awal Yang Baru
Waktu terus berlalu, pertemuan-pertemuan berikutnya selalu di
adakan untuk membicarakan hal-hal yang akan di lakukan dilapangan
nantinya. Dan tibalah penentuan dosen pembimbing kuliah kerja nyata,
kelompok kami mendapatkan dosen pembimbing dari Fakultas Ekonomi
dan Bisnis yakni Ibu Nur Hidayah, pertemuan dengan dosen pembimbing
pun di lakukan dengan pembahasan mengenai lokasi dan program kegiatan
yang cocok di Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng. Pada bagian ini saya
hanya menyimak pembicaraan teman-teman tentang lokasi di sana karena
pada saat itu saya berhalangan hadir dan tidak bisa mengikuti survei
sehingga masih penyimpan tanda tanya besar dikepala saya seperti apa desa
yang akan saya tinggali sebulan nantinya.
Kemudian tiba lagi waktunya survei lokasi KKN pada kesempatan
ini alhamdulillah saya bisa mengikuti survei ini bersama sembilan orang
lainnya, survei kali ini bertujuan untuk mencari rumah yang akan kami
tempati, banyak pertimbangan yang harus dilakukan ketika kami
menempatkan posisi tinggal di Dusun Gunung Peteuy Kecamatan
Leuwisadeng karena pihak kantor desa memberikan masukan agar mencari
dusun yang lain di Kecamatan Leuwisadeng Desa Sibanteng karena Dusun
Gunung Peteuy pada saat itu sedang rawan pencurian motor. Sehingga salah
satu pihak kantor desa mencarikan alternatif rumah di dusun lainnya, akan
tetapi rumah tersebut tidak cocok untuk kami dengan banyak berbagai
alasan, akhirnya tujuan pun jatuh pada Dusun Gunung Peteuy.
Tak terasa waktu menuju KKN akan segera tiba, tinggal selama
sebulan dengan orang-orang baru, mengetahui kebiasaan aneh orang lain,
drama-drama lucu dan unik semuanya akan segera di mulai. Hingga tiba
pada waktunya kami semua tiba dan berkumpul bersama dalam satu rumah
untuk satu bulan kedepan. Satu bulan kedepan kami akan mengetahui sifat
asli dan karakter setiap anggota kelompok ABRAR yang beranggotakan 19
orang.
Inilah cerita tentang mereka dimulai, yang pertama adalah
Muhammad Abisena beliau menjabat sebagai ketua kelompok ABRAR, dan
kami biasa memanggilnya Abi, dia berasal dari fakultas yang sama dengan
saya, dia itu orangnya baik, lucu, konyol, dan cukup baik menjadi ketua, dan
yang kedua adalah gadis manis dari Bali yaitu Millatun Hanifah dia menjabat
sebagai wakil ketua kelompok, gadis bali ini memiliki public speaking yang
165
bagus, tegas dalam mengambil keputusan dan penanggung jawab kegiatan
program pelatihan MC. Selanjutnya adalah bidadari surga yang bernamakan
Annisa Zikri yang mendapat tugas sebagai sekretaris, tidak banyak kata
yang dapat mendeskripsikan beliau karena sebaik-sebaiknya manusia ada
didalam dirinya, serta penanggung jawab kegiataan Pengadaan Timbangan
Bayi. Dan sekretaris kedua bernama Siti Hanifatul Aziz yang berasal dari
fakultas yang sama dengan saya tetapi walaupun satu gedung kami belum
pernah bertatap muka satu sama lain. Dia ini orangnya teramat lucu,
dikarenakan postur badan yang kecil dan gaya bicara dan suara yang seperti
anak-anak, kami biasa memanggilnya Kimi hal dikarenakan kecintaannya
dengan Korea, beliau juga penanggung jawab kegiatan program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kemudian bendahara yang bernama Nurul
Yahya yang dari awal sudah membuat keakraban disetiap pertemuannya, dia
baik, lucu dan paling pintar membuat orang pusing dengan pertanyaan yang
mendetail. Bendahara kedua bernamakan Lia Agustina, biasa dipanggil Bu
Lia, beliau orangnya baik, sopan, tidak banyak bicara serta pandai dalam
mengatur keuangan selama sebulan disana, dia juga sebagai penanggung
jawab kegiatan Pengadaan Lemari untuk Masjid dan Wakaf al-Qu’an.
Selanjutnya ke bagian divisi humas, yang pertama adalah Jundi
Assydiq kesan pertama melihat beliau ada menakutkan, karena rambut yang
gondrong yang memberikan kesan seram dan tidak terurus, akan tetapi
kesan tersebut salah besar justru dia ini menjadi makhluk yang paling
terlucu dengan candaan-candaan yang konyol sehingga membuat anggota
kelompok ABRAR semakin erat. Selanjutnya, Hilmy Fadhly yang memiliki
postur badan besar, dan memiliki keahilan teknologi dan dokumentasi, di
kelompok kami terdapat enam laki-laki akan tetapi beliaulah yang paling
rajin. Kemudian si cantik dan imut yakni Umul Hamida yang teramat baik,
akan tetapi terkadang membuat kejenggalan dengan sikapnya unik. Dan
selanjutnya Intanzi Lestari yang memiliki sifat humble ke semua orang
sehingga mudah kita semua merasa nyaman. Beliau baik, cantik, dan lucu
serta penanggung jawab kegiatan program Seminar Sadar Hukum.
Selanjutnya kebagian divisi acara, yang pertama adalah Asrul Ummu
Darojat yang biasa dipanggil Mba Yu, beliau baik, rajin, dewasa dan
terkadung lucu serta partner terbaik di dalam kegiatan serta penanggung
jawab dalam kegiatan pelatihan kerajinan tangan. Selanjutnya Intan
Permata, beliau orangnya baik, sopan, tidak banyak bicara, rajin dan cantik.
Dan si kecil Yanti Nianti yang pandai berbahasa Inggris, dia baik, cantik,
166
sedikit lucu serta terkadang menyebalkan. Yang terakhir dari divisi acara
adalah Aly Dzulfikar yang memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan
yang pertama menjadi team hore di dalam kelompok, baik dan sedikit rajin
serta penanggung jawab dari kegiatan Seminar Pra Nikah.
Selanjutnya kebagian divisi pubdekdok, pertama adalah Danang
Koencoro, beliau baik, sedikit rajin, penanggung jawab program kegiatan
Penanaman Bibit dan Tumbuhan. Kemudian si gadis konyol dan lucu yakni
Hafina Rehana Jannah, beliau penanggung jawab program kegiatan Gebyar
Kemerdekaan, dia baik, cantik, dan pintar. Dan selanjutnya Afaf Nazrot,
beliau Insya Allah akan menjadi seorang Hafizah, dia baik, cantik, sopan, dan
rajin serta penanggung jawab kegiatan Renovasi dan Pembugaran Taman
Baca. Dan yang terakhir adalah Yasjudan Lidandy Oskandar si manusia
tetinggi di kelompok ABRAR, beliau orangnya baik, rajin, dan jahil.
Pagi itu, untuk pertama kalinya saya terbangun dari tidur dan
melihat sekeliling orang-orang baru yang tidak pernah dikenal sebelumnya,
tentu ini menjadikan kami satu sama lain canggung dan malu-malu, pada
hari pertama tinggal di sana agenda kami hanya membersihkan barang-
barang bawaan kami yang banyak, kemudian sore hari di susul dengan
kegiatan ramah tamah terhadap masyarakat Dusun Gunung Peteuy Desa
Sibanteng. Rutinitas yang dilakukan pada malam hari adalah evaluasi setiap
kegiatan baik yang akan segera dilaksanakan maupun setelah dilaksanakan,
dengan adanya evaluasi ini dapat menimbulkan kesan kekeluargaan serta
dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi di setiap program
kegiatan.
Awal yang dirasakan ketika berada di Dusun Gunung Peteuy adalah
sedih, kenapa sedih karena tidak adanya sinyal handphone dari segala kartu
yang dapat membuat kita sulit berkomunikasi dengan keluarga selama satu
bulan penuh, tentu ini menjadi hal yang amat menyebalkan karena di zaman
yang sekarang penuh dengan kecanggihan komunikasi ternyata masih ada
yang belum menggunakannya.
Namum seiring berjalanya waktu saya dan teman-teman mulai
terbiasa dengan ketidak hadiran handphone karena disibukkan dengan
kegiatan yang akan kami capai di Dusun Gunung Peteuy, serta dengan
kehadiran teman-teman satu kelompok yang membuat suasana semakin
nyaman sehingga kami bersyukur dari tidaknya adanya sinyal dapat
membuat kami semakin kekeluargaan dan membuat kami mengenal satu
sama lain.
167
Perbedaan sifat dan karakter setiap individu menjadikan kelompok
ini menjadi lebih hangat, menyenangkan serta kekeluargaan yang erat, dan
penuh dengan berbagai kejadian dan cerita yang tak akan terlupakan. Satu
hal kejadian yang tidak dilupakan itu diantara suatu ketika saya bersama
Millatun Hanifah pergi membeli makan siang untuk teman-teman, jalan
menuju tempat tinggal kami memang melewati hutan dan tidak ada
penerangan ketika malam hari serta jalan yang menanjak dan berliku yang
teramat curam. Seketika selesai membeli makan siang saya dan Mila berniat
kembali ketempat KKN, suatu seketika hal tidak menyenangkan terjadi,
motor yang saya dan Mila kendarai mogok dan terpaksa harus mendorong
secara bersama hal ini dikarenakan motor yang saya gunakan kondisinya tak
sehat dan ditambah dengan jalan yang terjal.
Adapun hal lain yang tidak bisa dilupakan dan dapat saya jadikan
sebagai kenangan manis dari adanya KKN yang dapat membuat saya tertawa
geli jika mengingatnya adalah rubuhnya ranjang kasur pemilik rumah yang
kami sewakan karena di tempati oleh salah satu teman dari kelompok kami
yang berbobot lebih hehe. padahal ia baru ingin memulai menaiki kasur
dengan satu kaki dan apa yang terjadi gubrakkkk. kasur hancur lembur
berantakan dan debu bertebaran dimana-mana.
Di sisi lain kelompok KKN ABRAR 141 ini memiliki visi dan misi tujuan yang
sama yakni tercapainya semua program kegiatan secara sempurna, untuk
mecapai kesempurnaan itu dilakukan dengan kekompakan, solidaritas dan
saling membantu di dalam setiap kegiatan.
Desa yang menarik
Desa Sibanteng, tempat saya dan kedelapan belas sahabat mengabdi,
tinggal dan hidup secara berdampingan selama kurang lebih satu bulan. Desa
yang kaya akan hamparan sawah, pegunungan yang indah dan pohon-pohon
yang menyejukkan serta pemandang alam yang indah setiap pagi yang tak
ingin lepas dari pandangan mata. Masyarakat yang religius, di kelilingi
pesantren-pesantren yang menambah kesan agamis, serta berbudi pekerti
yang baik. Sebagian besar masyarakat Desa Sibanteng adalah petani dan
peternak, kegiatan rutinitas masyarakat dari pagi hingga sore hanya ke
sawah dan mengurus ternak.
Tanah Desa Sibanteng sangatlah subur terbukti dengan mayoritas
masyarakat berprofesi sebagai petani, terdapat beberapa jenis tanaman yang
168
di tanam petani diantaranya, padi, kacang panjang, durian, cengkeh, mangga,
pisang, kelapa dan masih banyak lainnya. Sebagian besar hasil tanaman di
konsumsi sendiri dan sebagian lagi dijual ke seluruh pasar Kabupaten Bogor.
Lingkungan sekitar yang asri dan masyarakat yang ramah menambah
kesan tersendiri untuk saya, di tambah lagi dengan semangat yang tertanam
pada masyarakat Desa Sibanteng dalam bertani, menuntut Ilmu Pendidikan
dan Agama Islam yang membuat saya semakin bersemangat menjalani kuliah
kerja nyata ini. Sejak kedatangan pertama kami di desa ini, kami di sambut
dengan baik oleh warga Dusun Gunung Peteuy yang terdiri dari ibu-ibu dan
terlebih lagi anak-anak yang bertingkah lucu dan menggemaskan. Setiap
pagi dan sore rumah kami selalu ramai dikunjungi oleh anak-anak Dusun
Gunung Peteuy yang ingin berkenalan dan bermain bersama kami, kemudian
kami menyelipkan sedikit pembelajaran kepada adik-adik yang datang ke
tempat tinggal kami dengan memberikan buku bacaan yang bermanfaat bagi
yang membaca.
Anak-anak di Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng telah di ajarkan
pendidikan agama Islam sejak usia dini, terbukti setiap sore hingga malam
mereka mengaji di rumah Mamang Husni selaku guru mengaji, suatu ketika
kami KKN ABRAR 141 berkesempatan hadir di dalam pengajian dan melihat
langsung proses pembelajaran mengaji, rasa takjub dan kagum kami berikan
kepada anak-anak karena di usia sekitar 6-8 tahun sudah fasih membaca
kitab suci al-Qur’an. Semangat dan kegigihan mereka dalam mengaji
membuat kami semakin ingin berlama-lama dan merasa nyaman berada di
Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng ini.
Selain itu, terselip kisah yang menginsiprasi saya yaitu, guru mengaji
yang bernama Mamang Husni yang dengan ikhlas mengajarkan mengaji anak-
anak tanpa meminta bayaran atau imblan sedikit pun. Secara melihat kasat
mata keluarga mereka hidup sederhana dan tentu membutuhkan biaya,
tetapi dengan kesederhanaan itu mereka melakukan sebuah kebaikan yang
mulia.
Saya menyandari KKN bukan hanya pengabdian kepada masyarakat
atau bukan hanya sekedar tugas dan kewajiban dari kampus tetapi kuliah
kerja nyata ini memberikan arti hidup yang sesungguhnya, banyak pelajaran
yang bisa saya ambil dari desa ini diantaranya ketika kita ingin
menginginkan sesuatu maka harus bekerja keras untuk memperoleh apa
yang kita inginkan tersebut.
169
Sepenggal Harapan untuk Sibanteng
Kedatangan mahasiswa KKN hanya sebagian kecil momentum untuk
memulai sedikit perubahan, masih banyak hal yang harus dibangun dan di
perbaiki untuk kedepannya, adapun hal infrastruktur yang harus dibangun
adalah lampu penerangan jalan menuju Dusun Gunung Petuey yang masih
belum muncul kehadirannya, padahal penerangan adalah bagian terpenting
di dalam kehidupan sehari-hari. Adapun hal lain yang harus diperbaiki
adalah jaringan sinyal handphone yang sangat minim dan lemah, hal ini di
sebabkan Dusun Gunung Peteuy berada di titik paling tertinggi dan tidak
adanya satelit jaringan. Padahal pada saat ini internet sangat dibutuhkan
oleh masyarakat terutama masyarakat desa agar mendapatkan wawasan
yang luas dan sebagai bahan pembelajaran. Hal-hal seperti ini seharusnya
mendapatkan perhatian lebih utama oleh aparatur pemerintah atau desa
maupun kelompok-kelompok KKN mahasiswa berikutnya.
Dari segi Pendidikan masih belum memadai, masih banyak anak-
anak yang belum bisa membaca, menulis serta menghitung, mungkin hal
dikarenakan kurang banyaknya tenaga pendidik sehingga pembelajaran
yang berlangsung tidak merata. Tentu kejadian ini tidak bisa didiami
berlama-lama karena akan menghambat proses pembelajaran. Peran orang
tua dalam hal ini sangatlah penting dalam membantu pembelajaran di rumah
karena keluarga merupakan wadah pertama yang anak-anak temui. Kami
berharap orang tua dapat menumbuhkan pentingnya arti membaca dalam
kehidupan, membaca memiliki sejuta manfaat yang dirasakan di kemudian
hari, dan kami juga mengharapkan orang tua mampu mendorong dan
memotivasi anak-anak untuk membaca buku-buku yang telah di sediakan
oleh kelompok KKN ABRAR 141.
Dari segi keagamaan, mayoritas agama masyarakat Dusun Gunung
Peteuy adalah Islam, dengan lingkungan di kelilingi pesantren-pesantren
salafi sehingga membuat pemuda-pemuda, anak-anak memiliki perilaku
yang baik dan sopan. Harapan kami Dusun Gunung Peteuy tetap
mempertahankan citra masyarakat yang religius sehingga dapat menjadi
panutan atau role model bagi desa-desa yang lainnya dalam kebersamaan
mewujudkan desa yang makmur dan sejahtera. Dan kami juga berharap,
nuansa kekeluargaan yang terbalut dalam budaya gotong-royong akan terus
tetap terjaga dan tetap lestari.
170
Harapan kami kelompok KKN ABRAR 141 hanyalah sederhana,
untuk anak-anak Dusun Gunung Peteuy harus tetap rajin belajar untuk
menggapai semua cita-cita yang di inginkan, walaupun hanya tinggal di
pedesaan yang menurut mereka sangat kecil harapan untuk bisa
mewujudkan impian tapi janganlah patah semangat terus berusaha karena
dari berusaha akan ada hasil yang diperoleh. Kemudian kepada seluruh
warga Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng kami berharap agar terus
menjaga tali silaturahmi dan dapat menjaga beberapa program fisik yang
kami tinggalkan dan dapat digunakan sebaik mungkin.
171
G
Setitik Cahaya di Barat Sibanteng
Hafina Rehana Jannah
Garis Pertama Waktu
Pada saat pertama kuliah saya mendapatkan buku pedoman UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta bagi mahasiswa baru. Disana terdapat bab-bab
tentang mata kuliah yang akan diajarkan dari semester 1 sampai menjadi
sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada saat saya melihat semester 6
tepat pada bulan Agustus terdapat mata kuliah yang bernama KKN. KKN
itu merupakan kepanjangan dari Kuliah Kerja Nyata dimana dalam arti luas
yaitu mengabdi di masyarakat untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang
telah diajarkan pada saat di bangku kuliah. Makna kata dari mengabdi di
masyarakat membuat saya menjadi ketar-ketir karena saya diharuskan turun
ke masyarakat dan menyalurkan ilmu-ilmu yang telah saya pelajari selama
perkuliahan saya yang mana masyarakat pasti sudah lebih paham bagaimana
tantangan-tantangan yang ada di lapangan, sedangkan saya sebagai anak
kuliah masih kurang memahami tantangan-tantangan tersebut dan hanya
teori yang saya ketahui.
Seiring berjalannya waktu, sampailah saya pada semester 6 dimana
itu adalah semester yang diawali dengan kegiatan KKN bukan diawali
namun lebih tepatnya dilakukan pada waktu libur semester 6 yaitu antara
bulan Juli dan Agustus. Awalnya saya takut akan kata KKN karena kita
diharuskan tinggal selama sebulan di desa orang lain, hidup bersama selama
satu bulan dengan orang yang belum pernah kita temui dan kenal, dan
mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama masa
perkuliahan. Kata KKN selalu terbayang-bayang dikepala, saya terus
terbayangi bagaimana saya hidup disana rasa takut, khawatir, deg-degan
selalu muncul setiap mendengar kata KKN ditambah dengan cerita-cerita
diluar sana tentang KKN. Banyak cerita yang bertebaran diluar tentang KKN
seperti KKN itu seru, KKN itu asik, KKN itu ribet, KKN itu susah sinyal dan
sebagainya.
Waktu pendaftaran KKN pun tiba saya bersama teman-teman saya
mendaftar secara bersamaan melalui AIS UIN masing-masing. Setelah
mendaftar saya menunggu pengumuman siapa saja yang berkelompok
dengan saya. Pembagian kelompok KKN pada tahun 2018 dilakukan secara
172
acak oleh PPM UIN Jakarta jadi, tidak bisa bebas memilih kelompok.
Dahulu, pembagian kelompok KKN di UIN Jakarta bermacam-macam
seperti bebas memilih kelompok didalam satu kelas, bebas memilih
kelompok melalui twitter, memilih kelompok per jurusan, dan sebagainya.
Sesungguhnya pembagian kelompok dengan sistem acak seperti ini menurut
saya sangat adil yang mana kita diharuskan beradaptasi dengan orang baru
agar hidup selama satu bulan kedepan nyaman dan bahagia. Setelah
menunggu hampir 2 minggu pengumuman pun diumumkan dan nama saya
tercatat di kelompok 141 yang terletak di Desa Sibanteng, Kecamatan
Leuwisadeng. Saya melihat-lihat nama yang tercantum didalam kelompok
141 dan akhirnya saya bertemu dengan teman yang satu Jurusan Agribisnis
dengan saya. Saya senang ternyata saya bersama dengan anak-anak Jurusan
Agribisnis lain yang mana Agribisnis pada saat kegiatan KKN tahun 2018
terdapat 2 orang didalam satu kelompok.
Tak lama setelah pembagian kelompok, teman-teman saya sudah
mulai masuk kedalam grup WhatsApp kelompok KKN nya masing-masing
namun saya belum menemukan teman kelompok KKN saya. Saya sediki
cemas dan panik, kemudian tiba-tiba dering handphone saya berbunyi
terdapat permintaan pertemanan dari Instagram yang mana ia merupakan
teman kelompok saya. Setelah memastikan dengan bertukar pesan ternyata
teman satu kelompok saya kemudian saya diundang kedalam grup WhatsApp
kelompok KKN 141. Kelompok KKN 141 terdiri dari 19 orang terdiri dari 13
Perempuan dan 6 laki-laki. Setelah semua anggota kelompok masuk kedalam
grup kami membahas banyak hal seperti pengumpulan berkas-berkas
persyaratan KKN, dan melakukan pertemuan pertama.
Pertemuan pertama kelompok KKN 141 dilakukan di Landmark UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu pada pukul 16.00 sampai dengan selesai
dengan agenda pemilihan struktur kelompok, dan menetapkan tanggal
untuk melakukan survei kedua. Namun saya dan teman saya yang satu
jurusan tidak dapat datang tepat waktu dikarenakan hari terakhir
pengumpulan Proposal PKL. Setelah selesai mengurus proposal PKL saya
lansung menuju ke Landmark UIN Jakarta, sesampainya disana saya kaget
sekaligus bingung karena banyak sekali kelompok KKN yang sedang
berkumpul. Akhirnya, saya menemukan kelompok 141 pada perkumpulan
perdana ini kami rapat tentang struktur kelompok dan ketika saya datang
ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara sudah dipilih dan saya dikasih
pilihan ingin divisi acara atau dekdok, saya pun memilih divisi dekdok. Pada
173
pertemuan pertama ini tidak semua hadir dikarenakan masih ada mata
kuliah namun sudah sebagian hadir, kami pun mengabadikan momen
pertama kalinya.
Setelah pertemuan pertama, PPM mengadakan pembekalan untuk
semua kelompok KKN untuk mengetahui dan menyiapkan apa saja yang
dibutuhkan pada saat KKN dan apa saja yang harus dilakukan pada saat
KKN. Pembekalan di bagi menjadi 2 sesi yaitu sesi pagi dan sesi siang dimana
sesi pagi dari pukul 08.00 - 12.00 WIB sedangkan sesi siang dari pukul 13.00
- 16.30 WIB. Setiap sesi dibagi per 25 kelompok. Alhasil, kelompok KKN 141
mendapatkan sesi di siang hari pada hari Kamis. Sehabis pembekalan kita
janjian bertemu untuk mengumpulkan berkas-berkas yang wajib
dikumpulkan oleh PPM seperti surat cek kesahatan, surat ketersediaan
mengikuti KKN dan membicarakan untuk melakukan survei pertama.
Pertemuan demi pertemuan terjadi untuk membahas kematangan
kegiatan KKN. Diawali dengan membentuk nama kelompok dimana
terdapat 3 calon nama yang pada akhirnya terpilih nama kelompok KKN 141
yaitu Abrar yang memiliki arti orang-orang yang melakukan kebajikan
diharapkan kami Kelompok KKN ABRAR 141 menyebarkan kebajikan di
Dusun Gn. Peteuy. Selanjutnya menentukan sekiranya kegiatan apa saja
yang akan dilaksanakan pada saat melaksanakan KKN, membuat proposal
KKN, dan merencanakan pada hari apa untuk melakukan survei pertama
kali ke Desa Sibanteng.
Pada survei pertama saya tidak dapat turut serta karena ada acara
yang tidak dapat ditinggalkan. Hasil pada survei pertama yaitu sudah
berbicara dengan pihak desa terkait akan didakannya kegiatan KKN di Desa
Sibanteng ini. Selanjutnya survei kedua, pada survei kedua ini saya dapat
mengikutinya. Kita mendapatkan hasil bahwa kita ditempatkan di Dusun
Gn. Peteuy. Oleh karena itu, kita diajak berkeliling-keliling daerah Dusun
Gn. Peteuy oleh Bpk. Aziz Staf dari Desa Sibanteng dan bertemu dengan para
RT dan RW dusun tersebut. Survei selanjutnya, untuk melihat tempat
tinggal yang akan ditempati, dan melihat tempat-tempat untuk dijadikan
tempat acara kegiatan KKN ABRAR 141. Dan survei terakhir yaitu fiksasi
tempat tinggal, dan melakukan pengizinan ke Kecamatan Leuwisadeng.
Dan hari pelepasan KKN pun tiba yang diwakilkan oleh 5 orang dari
kelompok KKN 141 dan esok harinya pemberangkatan KKN pun dimulai.
KKN ABRAR 141 memilih berangkat pada hari pertama setelah pelepasan.
Kami berangkat menggunakan 5 mobil dan 5 motor dimana 2 mobil untuk
174
barang-barang dan 3 mobil lainnya untuk mengangkut semua perempuan
kelompok ABRAR dan para laki-laki menggunakan motor untuk akomodasi
di desa.
Sesampainya di tempat tinggal KKN, saya dan teman-teman saya
langsung membereskan barang-barang. Rumah yang kami tempati memiliki
3 kamar dimana dibagi menjadi 2 kamar untuk perempuan dan 1 kamar
untuk laki-laki. Namun laki-laki KKN ABRAR 141 tidak ingin tidur dikamar
melainkan di depan ruang tamu. Alhasil, kamar tersebut kami jadikan
tempat untuk menaruh barang-barang persiapan acara kegiatan.
Pada awalnya alasan saya mengikuti KKN karena itu adalah mata
kuliah wajib yang harus diikuti agar dapat lulus tepat waktu dan sertifikat
KKN dapat digunakan sebagai salah satu bukti untuk dapat mendaftar
sidang. Dikarenakan banyak cerita-cerita yang kurang mengenakan akan
KKN dimana pada saat laporan teman-temannya menghilang, tidak ada
sinyal, akses menuju kedesanya susah, dan air yang tidak ada karena sedang
musim kemarau hal itu yang membuat saya merasakan tidak ingin mengikuti
kegiatan KKN ini. Namun ternyata setelah mengikutinya, merasakannya
sendiri, KKN itu sangat sangat menyenangkan, asik, tidak seperti cerita-
cerita yang beredar. KKN itu lebih dari kata asik, KKN itu menyenangkan,
KKN itu memberikan pengalaman yang tidak bisa dilupakan yang akan
selalu dikenang sampai anak cucu nantinya. Cerita-cerita dari KKN tidak
akan lekang oleh waktu, tidak akan hilang dan selalu akan tertawa dan
bahagia bila mengingatnya kembali, dan bercerita kembali.
Sebulan untuk Selamanya
Hidup jauh dari keluarga dan orang-orang terdekat itu bukanlah hal
yang mudah bagi sebagian orang termasuk saya. Saya tidak pernah pergi jauh
dari keluarga untuk waktu yang cukup dibilang lama yaitu sebulan.
Mungkin sebagian teman di kelompok saya sudah terbiasa untuk tinggal
jauh dengan keluarga dikarenakan kuliah sudah nge-Kos. Jujur, saya selalu
merasakan homesick jika berpergian jauh tanpa keluarga maupun teman dekat
saya. Apalagi saya sesungguhnya orang yang jika bertemu orang-orang baru
masih malu-malu dan sulit untuk mendekati orang baru. Namun, berbeda di
kelompok ini dapat dikatakan bahwa saya sangat bersyukur dapat
dipertemukan dengan teman-teman dikelompok ABRAR ini. Teman teman
yang sangat mudah bergaul, tidak memandang dia itu siapa atau siapa itu
175
dia, teman-teman yang selalu peduli, teman-teman yang apa adanya, teman-
teman yang dewasa, teman-teman yang humoris, teman-teman yang saling
membantu, dan teman-teman yang baiknya sudah tidak dapat dikatakan
lagi. Alhamdulillah, semua teman-teman di KKN ABRAR 141 ini memiliki sifat
yang tipe nya hampir sama dengan saya sehingga kita semua sangat mudah
dekat. Pembagian kamar untuk perempuan pun dimulai, saya mendapat
kamar di paling depan atau jika pada kelompok ini disebutnya “kamar 101”,
saya sangat bersyukur mendapat teman sekamar yang sangat membantu,
peduli, dan asik. Dan satu lagi kamar perempuan kami sering sebut sebagai
Las Vegas karena banyak segala jenis makanan yang tersimpan didalamnya.
Sebelum berlanjut kecerita selanjutnya, ijinkan saya untuk
menceritakan bagaimana sifat-sifat yang dimiliki oleh teman-teman saya di
kelompok KKN ABRAR 141 ini yang membuat saya sangat besyukur berada
di kelompok ini. Pertama diawali dengan ketua dari kelompok ABRAR yaitu
Muhammad Abiseina dari Fakultas Tabiyah Jurusan Pendidikan
Matematika, dia adalah teman satu piket saya sebenarnya Abi itu orangnya
rajin tapi harus di beri tahu untuk mengerjakan ini dan itu. Awalnya saya
sempat kaget karena pemilihan ketua kelompok Abi sendiri yang menunjuk
tangan untuk bersedia sebagai ketua kelompok. Bagaimana tidak, sudah
dijelaskan bahwa menjadi ketua kelompok merupakan amanat yang sangat
besar dan cukup sulit namun ditunjukkan oleh Abi bahwa dia mampu untuk
melakukannya walaupun dia harus terbagi dengan kegiatan organisasi
kampus. Namun, Abi itu orangnya sangat asik, kocak, dan memberikan solusi
saat sudah tidak ada jalan diantara kita.
Selanjutnya wakil ketua ABRAR yaitu Millatun Hanifah atau sering
disebut dengan “Ipeh” dari Fakultas Komunikasi dan Ilmu Dakwah Jurusan
Komisi Penyiaran Islam sang MC kelompok KKN 141 Abrar. Ipeh orangnya
sangat asik, lucu, dapat mengubah suasana tegang menjadi biasa, tegas,
dapat membedakan kapan waktunya bercanda dan tidak, sangat dapat
mengambil keputusan, anak yang ceria sekali, namun aneh karena kebiasaan
tidurnya yang selalu memegang telinga orang lain baru bisa tertidur dengan
nyenyak dan yang paling dikangenin dari Ipeh yaitu orangnya kalau sudah
sayang dengan seseorang dia akan selalu sayang dan perhatian terhadap
orang tersebut. Ipeh merupakan salah satu teman yang sangat dekat dengan
saya. Ipeh terima kasih sudah mau berteman dengan saya, dan ayo kita
bersama-bersama saling mengingatkan akan kebaikan dan selalu ingat
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
176
Selanjutnya Annisa Zikri dari Fakultas Saintek Jurusan Fisika atau
yang lebih sering saya sebut dengan kata “Oenni” yang mana didalam bahasa
Korea berartikan kakak. Ya, Zikri itu sudah sebagai kakak bagi saya, Zikri
itu yang memberikan saya motivasi untuk menjadi lebih baik, untuk selalu
sabar, untuk selalu terjadwal kesehariannya, untuk selalu mengingat Allah
Subhanahu wa Ta'ala, pokoknya Oenni yang membantu saya untuk menjadi orang
yang lebih baik. Saya selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
dipertemukan dengan Oenni. Terima kasih Oenni akan motivasinya, akan
kesabarannya membantu saya untuk menjadi lebih baik.
Selanjutnya Sekretaris kedua kelompok KKN ABRAR 141 yaitu Siti
Hanifatul Aziz atau lebih sering dipanggil dengan sebutan “Kimmie” yang
dikarenakan kesukaannya dengan idol Korea yaitu Kim Taehyung, yang
mana saya juga seorang yang suka dengan Korea dan ternyata kegemaran
kita sama yaitu sama-sama suka Kim Taehyung. Kimmie orangnya lucu,
sangat rajin, sangat baik, sangat ramah. Kimmie itu sebagai satu-satunya
translator bahasa dikelompok kita karena dia merupakan orang Sunda. Oh ya
kimmie jangan lupa yaa untuk nonton konser bareng hahaha.
Bendahara 1 dari kelompok KKN ABRAR 141 yaitu Nurul Yahya, atau
yang sering dipanggil oleh kelompok kami yaitu “Ceuceu” dikarenakan dia
selalu memanggil seseorang baik perempuan maupun laki-laki dengan
akhiran “Ceu”. Ceuceu Nurul gak tau lagi harus bilang apa, orang nya sangat
baik, sangat peduli sama yang lain, sangat perhatian apalagi untuk urusan
keuangan jangan ditanya dia ahlinya mengatur keuangan. Tidak bisa
dikatakan lagi saya dan nurul sangat dekat karena kemana-mana saya selalu
berdua sama Nurul, dari mandi, mencuci baju, makan, bahkan sampai ronda
pun walaupun jadwalnya berbeda tetapi tetap selalu menemani satu sama
lain. Terima kasih untuk Nurul yang bersedia main sama saya, menerima
kekurangan saya, dan Rul mari kita bersama-sama memperbaiki diri menjadi
lebih baik agar mendapatkan jodoh yang baik juga Aamiin hehe.
Selanjutnya bendahara 2 dari kelompok ABRAR yaitu Lia Agustina
dari Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Kimia atau yang sering dipanggil
“Bulek”, atau “Bu Lia” tapi saya lebih suka memanggilnya dengan sebutan
“Mama Lia”. Mama Lia itu orangnya sangat rajin, baik, orangnya sangat tepat
waktu, lucu, dan kalau tertawa ketawanya mengajak orang lain ingin
tertawa juga karena ketawanya lucu.
177
Selanjutnya Intan Permata Harum dari Fakultas Adab dan
Humaniora jurusan Sastra Inggris atau yang lebih sering dipanggil dengan
sebutan “Ka Intan” dia itu orang sangat baik, sangat peduli ama teman-
temannya dan sangat asik. Mungkin bagi sebagian orang intan pendiam
namun jika sudah kenal intan bukan pendiam. Intan itu cerewet, lucu, asik
kalau berbicara dengan dia apalagi kalau sudah menceritakan adik-adiknya
yang masih kecil-kecil terlihat sekali sifat penyanyangnya.
Selanjutnya Afaf Nazrat Uyun atau lebih sering dipanggil dengan
sebutan “Mba Afaf” yang berasal dari Fakultas Dirasat Islamiyah. Mba Afaf itu
orangnya sangat baik, sangat perhatian, sangat sabar, tegas, asik dan tegar
bagaimana tidak tegar, disaat yang lain hanya melakukan satu tugas yaitu
KKN Mba Afaf harus melakukan tugas akhir dari pondoknya yang mana
mengetahui tugasnya saja membuat saya dan teman saya yang lainnya
mengeleng-gelengkan kepala. Hal yang harus diketahui dari Mba Afaf yaitu
suara saat dia membaca al-Qur’an dan menceritakan tentang agama Islam
lebih luas, dan tentang sahabat-sahabat Nabi sangat enak didengar dan
membuat kita betah mendengarkannya.
Selanjutnya dari anggota terakhir kamar “101” yaitu Asrul Darojat
atau yang disebut dengan sebutan “Mbak Yu”. Mbak Yu orangnya sangat baik,
selalu mengingatkan kami untuk shalat Subuh, selalu sabar, asik, lucu apalagi
kalau sedang menonton drama Korea suka geregetan sendiri sama ceritanya
dan ditambah masakannya sangat enak apalagi saat membuat sayur semur
telur itu sangat nikmat ditambah sambal buatannya.
Mari beralih kekamar perempuan selanjutnya yaitu kamar “Las
Vegas”. Diawali dengan Diana Saadah yang lebih sering disebut dengan Didi.
Didi itu orangnya supel, lucu, kocak, perhatian sekali, tidak memilih-milih
teman, apa adanya dan peduli banget dengan yang lainnya. Didi itu sudah
saya anggap sebagai mama saya dikelompok ini bagaimana tidak dengan sifat
perhatianya, sifat pedulinya, sifat mendengarkan orang lainnya itu membuat
saya nyaman berada disampingnya. Didi terimakasih atas semua yang telah Didi
beritahu selama di Gn. Peteuy sehat selalu Didi, dan bahagia selalu ya keluarga kecilnya
semoga segera dipercepat untuk kehadiran malaikat kecilnya.
Selanjutnya Umul Hamida atau yang sering disebut dengan Amy.
Amy anggota paling cantik di kelompok KKN ABRAR 141. Amy itu orangnya
baik banget, polos banget, perhatian banget sama orang lain tapi terkadang
masih kekanak-kanakan tapi Amy orangnya sabar banget mau mengajari
178
nari anak – anak di Gn. Peteuy untuk tampil diacara Gebyar Kemerdekaan
dalam waktu kurang dari seminggu.
Selanjutnya Intanzi Lestari atau sering disebut dengan Ira dari
Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Ilmu Hukum. Ira itu memang jika
belum kenal pasti akan gak suka sama dia. Dari gaya bicaranya yang apa
adanya, dari muka juteknya dia namun percaya kalau sudah kenal pasti
pandangan pertama tentang Ira hilang. Ira itu aslinya orangnya baik banget,
asik, supel, dan kocak.
Selanjutnya adik dari kelompok KKN ABRAR 141 yaitu Yanti Nianti
dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Hubungan Internasional yang
lebih sering dipanggil dengan sebutan “Yans”. Yanti orangnya baik banget,
kocak, kalau bicara selalu diiringi dengan tawaan, kalau bicara keluar dah
Betawi-nya, kenapa disebut adik dari kelompok ABRAR 141 dikarenakan
selalu membawa tempat minum anak kecil dan bertubuh mungil.
Selanjutnya yaitu anak laki-laki dikelompok KKN ABRAR 141
dimulai dari Jundi Assyidiq atau yang lebih sering dipanggil dengan
panggilan Bang Jundy. Kenapa dipanggil Bang Jundy? Ya, karena dia senior
diantara kita semua. Bang Jundy itu orangnya kocak, yang membuat suasana
dirumah rame, awalnya saya dan teman saya takut dengan dia karena
rambutnya yang gondrong namun ternyata setelah mengenal dan dia
memotong rambut dia orangnya baik, dan kocak.
Selanjutnya Yasjudan Lisnandy Oskandar yang lebih sering saya
panggil dengan sebutan Jundan karena ia dan Bang Jundi namanya hampir
sama dan saya sering tertukar akhirnya saya memanggil Jundan. Jundan
orangnya asik, baik dan bisa diandalkan untuk urusan imam shalat di rumah.
Selanjutnya Aly Dzulfiqar atau yang sering dipanggil dengan
sebutan Aly. Aly orangnya baik, asik, dan selalu berkata “iya” jika ada yang
meminta pertolongan namun sedikit malas gerak (mager) tapi jika sudah
diberi tugas dia akan bertanggung jawab dengan tugasnya.
Selanjutnya Hilmy Fadhly yang sering dipanggil dengan Hilmy atau
bos. Kenapa dipanggil “Bos” karena Hilmy adalah satu-satunya donatur
untuk kelompok KKN ABRAR 141 dimana ia memberikan Indomie sebanyak
2 dus ya walaupun sebenernya itu juga untuk kepentingan pribadinya dia
tapi anak-anak lain boleh kok untuk memasak Indomie tersebut kemudian
pada akhir acara dia menyumbang untuk kegiatan liwetan bersama anak-anak
pengajian. Hilmy itu jago sekali dengan design, design apapun dia bisa.
179
Terakhir yaitu Danang Koencoro yang merupakan temen
sepenjurusan saya yaitu Agribisnis. Danang itu orangnya sebenernya sangat
baik kepada semua orang tanpa memandang dia itu laki-laki atau perempuan
oleh karena itu terkadang perempuan ada yang terbawa suasana hahaha.
Danang itu orangnya betanggung jawab dengan apa yang sudah
diamanatkan kepadanya tapi dia juga terkadang suka jaim (jaga image).
Namun, karena jaimnya itu terkadang dia berlaku seperti orang ongod (bodoh)
yang membuat image dia jatuh haha.
Hidup bersama orang baru dengan waktu yang cukup lama itu sangat
tidak mudah apalagi ditambah dengan kondisi di daerah tempat tinggal saya
tidak ada yang namanya sinyal. Semua jenis provider selalu no service tetapi
jika keluar dari pintu salah satu provider masih terkadang dapat sinyal. Kami
jika ingin mendapat sinyal harus turun ke pom bensin dahulu atau pun naik
ke bukit didekat tempat tinggal kami. Namun saya merasa bersyukur atas
minimnya sinyal di kelompok KKN saya, itu berarti saya dan teman-teman
saya diharuskan untuk saling mengenal agar menambah keakraban
ditambah dengan sifat – sifat yang dimiliki oleh teman-teman saya yang
mana sangat mempermudah kebersamaan. Alhasil setelah melakukan
kegiatan program kerja setiap malam kami selalu makan bersama sehabis
shalat Maghrib dilanjutkan dengan kegitan membantu mengajar di pengajian
dekat tempat tinggal kami. Saya dan teman-teman saya selalu melakukan
briefing dan evaluasi terkait apa yang dibutuhkan untuk esok hari dan
bagaimana hasil dari program yang telah terjadi. Oh ya, saya dan teman-
teman saya selalu menyempatkan untuk makan selalu bersama-sama dalam
satu waktu. Setelah briefing dan evaluasi saya dan teman saya selalu bermain
sebelum tidur biasanya bermain UNO kartu ataupun UNO Stacko, selalu
bercerita tentang jurusan masing-masing, bernyanyi diringi dengan Abi
ataupun Milla dengan gitarnya dan pada akhirnya kita menjadi dekat. Oh ya,
bercerita tentang makan, dikelompok ABRAR yang bisa bahkan handal
dalam masak itu ada dua yaitu Diana dan Asrul. Setiap minggu ketua masak
dibagi misalnya seminggu Diana, seminggu Asrul sampai bulan Agustus
selesai. Jadi, anggota yang lain dibagi jadwal piket dan hanya membantu
dalam memasak. Untuk urusan masakan tenang rasanya sangat enak tidak
kalah dengan masakan rumah.
180
Pelangi di Gunung Peteuy
Pada saat saya dan teman saya survei kedua kalinya, salah satu staf
desa Pak Aziz mengatakan bahwa Bapak Kepala Desa menginginkan kami
melakukan KKN di Dusun Gunung Peteuy. Pertama kali saya mendengar
Dusun Gunung Peteuy saya berfikir bahwa dusun tersebut banyak terdapat
pete namun ternyata setelah saya keliling tidak terdapat pohon pete. Kami
diantar oleh Pak Aziz untuk melihat Dusun Gn. Peteuy dan kami langsung
dipertemukan oleh Ketua RT 02 RW 07 yaitu Bapak Ujang dan kami
meminta tolong untuk membantu mencarikan rumah untuk kami tinggali
selama 1 bulan. Bapak Ujang mengatakan bahwa terdapat rumah saudara
yang tinggal di Jakarta jadi dapat ditempati oleh kami. Namun, setelah kami
melihat-lihat kuncinya ternyata tidak ada dibawa oleh saudaranya di Jakarta
alhasil kami hanya melihat luarnya belum kedalamnya. Kami pun diantar
oleh Bapak Aziz kerumah yang tahun kemarin ditempati oleh anak KKN
namun sama tidak ada sang pemilik rumah alhasil kami hanya melihat dari
luarnya saja. Kemudian pada survei selanjutnya barulah fiksasi tempat
tinggal dikarenakan rumah yang ditempatkan pada kelompok KKN tahun
lalu tidak berisi barang-barang dan jauh dari tempat yang ingin dijadikan
sebagai acara kegiatan alhasil kita memilih untuk menempati rumah di
Gunung Peteuy yang dekat dengang lokasi kegiatan acara, dan rumahnya
sudah memiliki barang-barang sehingga kami tidak harus membawa barang-
barang seperti kompor, wajan, dan sebagainya. Pertama setelah memasuki
Dusun Gunung Peteuy saya kaget karena banyak anjing berkeliaran secara
bebas saya sempat berfikir apakah mayoritas agama masyarakat disini
adalah Nasrani namun setelah saya bertanya kepada Bapak RT yaitu pak
Ujang beliau mengatakan bahwa anjing-anjing disini dibiarkan bebas karena
untuk menjaga kampung disini terhadap orang-orang yang ingin berbuat
jahat dan untuk menjaga tanaman-tanaman dari serangan babi hutan.
Saya sangat senang dan bersyukur ditempatkan di Dusun Gunung
Peteuy karena pemandangan untuk menuju ke dusun tersebut harus naik
bukit dan melewati jurang-jurang namun, memiliki pemandangan yang
sangat indah, sejuk, asri bahkan jika malam hari seperti melihat Bukit
Bintang Bandung. Dusun Gunung Peteuy warga-warganya sangat ramah
kepada kelompok kami kekurangan yang dimiliki pada Gunung Peteuy yaitu
tidak adanya sinyal. Dusun Gn. Peteuy dapat dikatakan dusun santri dimana
terdapat pondok pesantren GPSS (Gerakan Perkumpulan Santri Salafi),
181
semua anak-anak di dusun tersebut menghabiskan keseharian mereka
dengan belajar dan mengaji. Saya sangat kaget dan terharu melihat
keseharian anak-anak tersebut setiap pagi pada pukul 07.30 WIB mereka
sekolah umum sampai pukul 12.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan
sekolah agama pada pukul 13.00 sampai dengan 16.00 WIB, kemudian pukul
16.00 WIB sampai waktu menjelang maghrib itu adalah waktu bebas mereka
untuk bermain kemudian terakhir dilanjutkan dengan mengaji dari pukul
18.00 WIB sampai dengan 19.30 WIB setelah itu mereka pulang ke rumah
dan tidur. Pada malam hari tidak ada anak-anak yang bermain setelah
mengaji mereka lansung pulang dan itu membuat saya terkagum-kagum.
Anak-anak di Gunung Peteuy pada saat saya dan teman saya telah
tinggal selama 2 hari mereka sehabis sekolah agama ketempat tinggal kami.
Mereka mengajak kami bermain alhasil kami pun mulai bermain bersama
dan sudah menjadi rutinitas kalau saya, teman-teman saya, dan anak – anak
bermain bersama dari ba’da Ashar sampai mendekati adzan Maghrib. Mereka
bermain di dalam rumah kami dengan belajar bersama, membaca buku yang
kami bawa, dan bernyanyi bersama. Anak-anak di Gunung Peteuy selalu
mengajak saya dan teman saya ketempat wisata yang dimiliki Dusun
Gunung Peteuy yaitu Wagupet (Wisata Alam Gunung Peteuy) yang mana
terdapat rumah pohon seperti terletak di Pabangbon, Bogor. Ternyata di
Wagupet terdapat sinyal. Alhasil, saya dan teman- teman saya setiap pagi
selalu kesana untuk sekedar mencari sinyal untuk menghubungi keluarga
masing-masing. Setelah Wagupet anak-anak di Gunung Peteuy juga
mengajak saya dan teman saya Nurul ke tempat seperti Wagupet namun
lebih banyak wahananya dan bisa dijadikan tempat untuk camping yaitu
Waguruh (Wisata Alam Gunung Sereuh) sebenernya Waguruh itu bukan
daerah Desa Sibanteng namun daerah Desa Sadeng. Pada hari minggu pagi
saya, Hani dan Nurul berangkat bersama anak-anak namun teman saya satu
lagi ingin ikut yaitu Diana. Kita berangkat dengan jalan kaki yang
membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke Waguruh tidak ada
tampak kelelahan dimuka anak-anak namun tampak kelelahan di muka
saya, Nurul, Hani dan Diana hahaha. Setelah sampai di Waguruh saya
terpesona oleh keindahan ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari atas tampak
terlihat pemandangan seluruh Kabupaten Bogor sungguh indah sehingga
kelelahan yang saya dan teman saya alami hilang begitu saja. Sudah cukup
kita menikmati Waguruh akhirnya kita memutuskan untuk pulang dan
anak – anak bersiap-siap untuk sekolah agama.
182
Saya dan teman-teman saya sangat dekat dengan salah satu warga
yang merupakan tetangga kami yaitu Nenek, Mang Usni, Teteh (Istri dari Mang
Usni) dan ibu depan rumah. Mang Usni dan Teteh adalah guru mengaji anak-
anak setiap habis Maghrib. Saya dan teman saya membantu Mang Usni untuk
mengajar mengaji dikarenakan banyaknya murid yaitu sekitar 45 anak-anak
dan hanya diajar oleh 2 orang. Nenek sangat baik kepada saya dan teman-
teman saya. Air ditempat saya tinggal sudah sering mati akhirnya saya dan
teman saya menumpang mandi dan cuci baju bahkan menjemur baju di
rumah nenek. Saya dan teman saya menumpang mandi dirumah nenek dari
air sanyo nya masih menyala sampai kami harus menimba sumur. Nenek
adalah perempuan yang hebat setiap pagi nenek selalu mengambil rumput di
Gunung Sereuh, pasir lakah untuk pakan kambing diperkarangan rumahnya.
Nenek pun mempunyai kebun teh yang tidak terlalu besar dan Nenek pun
mengsangrai teh itu sendiri dan diminum untuk anak-anak pengajian. Selain
di rumah nenek, saya dan teman saya juga menumpang mandi di rumah Ibu
depan rumah kami ternyata suami ibu adalah anak dari Nenek. Mereka
semua sangat baik kepada kita semua. Bahkan Nenek dan Teteh kalua
membuat kue basah selalu memberi ke rumah kami dan dadar gulungnya
sangat enak.
Selain Nenek, Teteh, Mang Husni dan ibu saya dan teman saya juga
dekat dengan Ibu Warung Baca yaitu Ibu Nur beliau juga merupakan guru
di TK An-nur yang mana TK tersebut saya dan teman saya terkadang suka
membantu mengajar anak-anak disana. Walaupun TK tersebut tidak seperti
TK-TK pada umumnya yang memiliki bangku, meja, tempat bermain dan
anak murid yang banyak namun TK tersebut dapat membantu anak-anak
menuntut ilmu di Gunung Peteuy. Selain belajar membaca di TK An-nur juga
diajarkan membaca Iqra dan terdapat pelajaran Olahraga walaupun
seminggu 2 kali hal tersebut sangat membuat anak-anak senang dan tertarik.
Olahraga dilakukan di lapangan sepakbola dekat TK. TK An-Nur sekarang
memiliki 6 murid yang sangat lucu, pintar dan menggemaskan mereka
adalah Haifa si kecil yang lucu, Rahma si kecil yang ceriwis, Afika si kecil
yang pintar dan kekakak-an, Amira si kecil yang pintar dan pengertian, Icha
si kecil yang pendiam namun pintar dan Affan si kecil yang satu-satunya
laki-laki yang paling baik, ramah senyum, pintar dan lucu. Ibu Nur
dahulunya sempat tinggal di Jakarta dan menjadi seorang guru oleh karena
itu beliau membuka TK di rumahnya. Oh ya, Warung Baca juga terletak di
rumahnya.
183
Selain mereka diatas ada satu lagi warga yang sangat dekat dengan
saya dan teman-teman saya yaitu Teh Reni. Teh Reni adalah warga yang
memiliki warung hotspot. Dikarenakan tempat tinggal kami sangat sulit akan
sinyal, kami sering membeli hotspot di rumah Teh Reni. Hotspot tersebut
sangat membantu kami untuk mengabarkan sanak keluarga, mencari
informasi informasi terkini. Eitss, kami membeli hotspot setelah tugas dan
proker kami selesai. Oh ya, saya dan teman saya juga dekat dengan anak
santri yang tinggal didepan rumah kami. Warga di Gunung Peteuy semuanya
sangat ramah, sangat membantu saya dan teman-teman saya, semua
mendukung apasaja acara yang telah saya dan teman saya adakan, mereka
menyambut dengan antusias.
Hal yang paling menyedihkan bagi saya adalah ketika saya dan
teman-teman saya pamitan untuk kembali ke Jakarta mereka anak-anak
menangis bahkan anak laki-laki yang suka iseng kepada saya dan teman-
teman saya menangis. Saya dan teman saya juga tidak dapat menahan isak
tangis membayangkan betapa baiknya mereka, ramahnya mereka, lucunya
mereka, hebohnya mereka, bermain selama 1 bulan lamanya. Suasana yang
telah tercipta selama 1 bulan di Gunung Peteuy tidak pernah dapat saya
lupakan, suasana pagi harinya, suasana malam harinya, suasana bermain
bersama anak-anak, aroma teh buatan Nenek, suasana mengaji di Gunung
Peteuy tidak akan pernah saya lupakan. Terima kasih Gunung Peteuy untuk
pengalaman baru yang indah, untuk pelangi yang telah kau ciptakan didalam
perjalanan hidup saya.
Harapan untuk Gunung Peteuy ku
Gunung Peteuy adalah tempat yang memberikan pengalaman yang
sangat berharga bagi saya dan kehidupan saya. Dari Gunung Peteuy saya
belajar arti kebersamaan, arti saling tolong menolong, arti bersyukur, arti
menikmati hidup dan arti bahwa kebahagiaan harus diciptakan sendiri
bukan harus dicari. Semua hal yang telah saya lakukan di Gunung Peteuy
tidak akan bisa saya lupakan seumur hidup saya. Semua kenangan yang telah
tercipta di Gunung Peteuy tidak akan pernah bosan untuk selalu diceritakan
kepada orang lain.
Gunung Peteuy tetap pertahankan keindahan mu, keramahan warga-
warganya, keasrian udaranya. Gunung Peteuy adalah salah satu dusun yang
dapat dimajukan lagi dengan dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas yang dapat
184
membantu lebih maju. Sekolah-sekolah di Gunung Peteuy ditingkatkan lagi
fasilitasnya seperti komputer, dan perpustakaan dan Wagupet dapat
dijadikan tempat wisata jika ditata dengan rapi. Semoga Gunung Peteuy
semakin maju, warganya semakin giat dan peduli akan pendidikan anak-
anaknya, dan selalu memberikan kebahagian dan kenangan yang indah bagi
orang-orang baru seperti saya. Pesan saya untuk adik-adikku tersayang tetap
semangat belajarnya, sekolahnya yang rajin, selalu mematuhi perintah orang tua dan
orang yang lebih tua dari pada kalian, selalu bahagia, selalu seperti anak-anak pada
umurnya, dan selalu menjadi adik-adik kak pinah yang lucu, ramah dan pintar-pintar ya.
Terima kasih telah menemani kak pinah selama 1 bulan, terima kasih telah memberikan
pelajaran yang berharga bagi kak pinah, terima kasih atas senyum dan tertawa lepas
kalian untuk kak pinah, dan terima kasih untuk semua-muanya.
185
H
EMBUN PAGI DI SIBANTENG
Hilmy Fadhly
Dering Telpon
Dimulai dengan pagi yang cerah, terdengar deringan telpon
genggamk, “hm... siapa nih?” ujarku, ya ternyata nomor telponku telah
dimasukan kedalam grup WhatsApp KKN. Saking penasarannya saya
mengintip satu persatu profil WA seluruh anggota di grup, selang beberapa
lama mulai satu persatu anggota mengenalkan diri lewat pesan WhatsApp lalu
ada satu anggota bertanya “kapan nih kita kumpul perdana?” satu, dua, tiga opsi
diajukan dari setiap anggota grup, dan disepakati hari Kamis sore adalah
waktu pertemuan pertama. Hari kamis pun tiba, sambil menunggu sore
kulakukan rutinitas sehari-hari seperti kuliah main game dan mengerjakan
tugas (kalau ada). Jarum jam pendek mulai menuju ke angka 4 dan grup pun
mulai ramai “OTW bre, siapa yg udah di lokasi? oke gw otw” ini isi pesan grup, aku
pun langsung meluncur ke lokasi pertemuan yang sudah di tentukan.
Sesampai disana kucari mana kelompok ku dan terlihat di bawah landmark
ada sekumpulan orang menyeru-nyeru “satu empat satu…” ya berarti itu dia
kelompok ku, ku hampiri mereka walaupun baru sebagian yang datang. Di
kesempatan pertama berkumpul ini kita langsung membicarakan struktur
dalam kelompok dan nama kelompok. Pada perbincangan srtuktur ini yang
paling lama menentukan siapa yang bisa menjadi sekretaris banyak ujaran-
ujaran “jangan jadi sekretaris KKN nanti di tinggal sama temen-temen kelompok pas
pembuatan laporan, jadi sekretaris KKN itu ga enak loh”. Ujaran-ujaran ini yang
membuat teman-teman saya untuk enggan menjadi sekretaris tetapi tak
lama kemudian “oke gw mau sekretaris” ujar Anis (Annisa Zikri) dia adalah
mahasiswi dari Fakultas Sains dan Teknologi jurusan Fisika. Setelah
bermusyawarah terbentuklah struktur kelompok dimana Ketua Pelaksana
yaitu Muhammad Abiseina Febian; Wakil Ketua yaitu Millatun Hanifah,
Sekretaris I yaitu Annisa Zikri, Sekretaris II yaitu Siti Hanifatul Aziz,
Bendahara I yaitu Nurul Yahya, Bendahara II yaitu Lia Agustina, divisi humas
terdiri dari Jundi Assydiq, Hilmy Fadhly, Umul Hamida, Intanzi Lestari.
divisi acara terdiri dari Diana Saadah, Yanti Nianti, Asrul Ummu Darojat,
Intan Permata Harum, Aly Dzulfikar. divisi PerDekDok (Perlengkapan
186
Dekorasi dan dokumentasi) terdiri dari Hafina Rehana Jannah, Danang
Koencoro, Yasjudan Lidandy Oskandar, Afaf Nazrat, demikian struktur
telah di dapat nama kelompok masih menjadi PR bersama karena belum
mendapatkan nama yang tepat. Gelap malam telah tiba, satu jam setengah
kami berkumpul dan membuahkan hasil yaitu struktur kelompok dan PR
mengajukan nama kelompok.
Sebelumnya sedikit saya akan menyebutkan partner-partner KKN
saya, yang pertama ketua kelompok kami yaitu Muhammad Abiseina yang
akrab dipanggil Abi orang yang selalu menghangatkan suasana dengan
petikan gitarnya, yang kedua wakilnya yaitu Milatun Hanifah yang akrab
saya panggil dengan Mila walaupun yang lain manggil dia Ipeh ya dia wakil
yang sangat baik karena selalu bisa membackup kegiatan ketika ketua
berhalangan dan dia juga seorang MC di setiap acara yang ada. Selanjutnya
sekretaris pertama yaitu Annisa Zikri yang yang akrab saya panggil dengan
Anis walaupun yang lain memanggil dia dengan Uni atau Zikri dia sekretaris
paling keren wanita tertangguh menurut saya, selanjutnya sekretaris kedua
Siti Hanifatul Aziz yang akrab saya panggil dengan Hani orangnya lucu imut,
dan gak suka sama sekali pedas. Selanjutnya bendahara pertama yaitu Nurul
Yahya yang akrab saya panggil dengan Nurul walaupun yang lain memanggil
dia Cece. Dia bendahara yang bisa mengatur uang dengan sangat baik dan bisa
menghemat anggaran dengan sangat baik, selanjutnya bendahara kedua
yaitu Lia Agustina yang akrab saya panggil dengan Lia orangnya lembut
enggak banyak ngomong. Selanjutnya dengan Jundi Assydiq yang akrab saya
panggil dengan Jundi dia orang yang sering memecahkan suasana dengan
segala kelucuannya, lanjut dengan Umul Hamida yang akrab saya panggil
dengan Ami orangnya baik lembut dan dia satu almamater dengan saya,
lanjut dengan Intanzi Lestari yang akrab saya panggil dengan Intan orangnya
seru dan heboh. Kemudian dengan Diana Saadah yang akrab saya panggil
dengan Diana ini salah satu juru masak di kelompok kami orang nya heboh
dan ceria. Selanjutnya Yanti Nianti yang akrab saya panggil dengan Yanti
orangnya kecil, imut, bawel. Kemudian Asrul Ummu Darojat yang akrab
dipanggil dengan Asrul dia juga salah satu dari juru masak kelompok kami
orangnya tegas tidak suka bertele-tele, lanjut Intan Permata Harum yang
juga akrab saya panggil intan orangnya pendiam enggak banyak ngomong dan
dia satu fakultas dengan saya. Selanjutnya Ali Dzulfikar yang akrab saya
panggil dengan Ali orangnya rajin karena itu ia dipanggil si bocah ayo,
kemudian Hafina Rehana Jannah yang akrab saya panggil dengan Fina
187
orangnya heboh dia yang paling sering main dengan anak-anak. Selanjutnya
Danang Kuncoro yang akrab saya panggil dengan Danang orangnya rajin dia
yang mengepalai kuproy dalam renovasi warung baca. Selanjutnya Yasjudan
Lidandy Oskandar yang akrab dipanggil judandia orang dengan postur
tubuh tertinggi di kelompok kami, dan yang terakhir Afaf Nazrat yang akrab
saya panggil dengan Afaf dia adalah Qariah di setiap acara kami, kurang lebih
paparan saya tentang teman-teman saya di KKN.
ABRAR
Di pertemuan selanjutnya, tepatnya setelah Pembekalan dari PpMM
kami menentukan nama yang cocok untuk kelompok kami ini. Ada empat
opsi dilayangkan oleh teman-teman kelompok KKN saya. Di sini suasana
sudah mulai mencair, keakraban mulai terbangun di antara kita walaupun
masih terlihat sedikit kecanggungan di antara kita. Dan akhirnya selang
waktu sore itu berjalan yang kami sepakati dan kami pilih menjadi nama
kelompok kami adalah “KKN ABRAR”. Ini lah nama kelompok KKN kami,
sebuah nama yang berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti “Golongan
orang yang berbuat kebajikan”. Nama ini diusulkan oleh Zikri, dengan
harapan selama kita ber-KKN, kita dapat menjalin keakraban dengan
masyarakat dan kami dapat bersatu tanpa ada celah sedikit pun dengan
mereka. Di pertemuan selanjutnya, persiapan demi persiapan pun kami
bahas, mulai dari rencana program kerja, rencana anggaran biaya, sampai
strategi dalam mendapatkan dana, mulai dari penyebaran proposal sampai
iuran dari pribadi kita masing-masing. Sampai pada saatnya kami memulai
program KKN. Setelah semua persiapan selesai kelompok kami siap
berangkat. Setelah pelepasan umum dari Rektor UIN Jakarta dan Kemensos
esok harinya kami berangkat menuju lokasi dengan 5 motor untuk 5 laki-laki
dan 5 mobil untuk 1 laki-laki, semua perempuan dan juga semua
perlengkapan.
Permulaan…
Hari kamis tanggal 19 Juli, pagi pertama di Desa Sibanteng tempat
saya akan mengabdi bersama 18 teman baru dengan sifat dan watak yang
pastinya saya tidak tahu satu persatu, pertanyaan demi pertanyaan mulai
terngiyang-ngiyang di kepala saya “gimana ya apa saya bisa bergabung dengan
188
anak-anak kelompok?” mengingat saya sendiri mempunyai sifat yang
sebenarnya super cuek, keras kepala, tidak mau ribet, sombong, dan yang
paling jeleknya emosi yang agak susah dikendalikan. Tetapi saya
memikirkan kembali “kalau gini terus kapan saya bisa berbaur dengan yang lainya”,
baik, saya mulai coba dengan ikut nimbrung dengan anak laki-laki walaupun
terkadang saya suka tidak nyambung. Sifat cuek yang ada pada diri saya
memang membuat saya kurang suka ikut sana sini, dan suka memilih dengan
cara sendiri, tetapi lambat laun detik demi detik pertama kami jalani
bersama membangun kebersamaan. Dimulai dari candaan sampai
menyanyikan lagu-lagu yang kami tahu bersama diiringi alunan gitar yang
dimainkan langsung oleh ketua kami menyatukan kami. Membuat
keharmonisan awal di rumah kontrakan kami ini, ya saya pikir ternyata
tidak sulit juga untuk membaur bersama satu kelompok, dan lambat laun
pun kekhawatiran saya akan sifat buruk saya tertutupi dengan satu
kelompok yang mereka bisa menerima saya.
Di hari Minggu, 2 hari setelah pembukaan KKN di desa kami
langsung diajak untuk ikut bergotong royong membangun jembatan
penghubung untuk jalan lalu lalang mobil antara Rw 07 dan Rw 08. Pagi itu
juga kami yang laki-laki bergegas menuju lokasi pembangunan jembatan
tersebut, sesampainya di lokasi pembangunan jembatan kami langsung
disambut ramah oleh para bapak-bapak dan pemuda-pemuda disana. Saya
terkagum-kagum melihat kerjasama semua warga di sana dari yang muda
sampai ada yang sudah kakek-kakek bisa tetap bersama-sama bergotong
royong tanpa mengenal lelah. Di tengah perjalanan gotong royong, kaki
kanan saya tertancap paku. Satu paku tertancap di kaki masih bisa
mengangkut pasir, tetapi ketika kaki kiri baru lah saya tak sanggup berdiri
dan memutuskan untuk istirahat sebentar. Setelah mencabut paku di kedua
kaki saya dan beristirahat sebentar saya ikut kembali untuk gotong royong.
Waktu istirahat pun tiba, pada kesempatan ini kami menyempatkan untuk
mengobrol bersama dengan warga dengan di temani kopi, teh, dan nasi uduk.
Kami mengobrol dan bercanda ria dengan warga, setelah istirahat kami pun
kembali bergotong royong. Terik Matahari dan panasnya siang tidak
mengurangi semangat kami untuk menyelesaikan pembangunan jembatan
dan tepat jam setengah 2 jembatan pun berhasil dibangun kemudian kami
berbincang-bincang sebentar dan kami pun pulang ke kontrakan bersama-
sama.
189
Kami di lokasi KKN tinggal di rumah keluarga dari Bapak Rt 1 Rw 07
Pak Ujang, tempatnya rindang dan orang-orang sangat ramah. Mereka
memberikan kesan yang sangat baik semenjak awal kami datang ke sana.
Rumah yang kami tinggali berupa rumah yang bisa dibilang sudah lumayan
tua dinding-dindingnya yang sudah retak, lantainya yang hanya ditutupi
dengan plastik yang tak tahu apa itu, jendela yang terkadang tidak bisa
ditutup, macam-macam hewan yang lalu lalang kesana kemari, kamar mandi
yang bisa dibilang sudah tidak layak pakai apalagi pintunya yang hanya
sehelai kain yang terkadang membuat was-was ketika ada di dalam kamar
mandi dan ada yang bisa masuk tiba-tiba ditambah pula satu set kandang
ayam di belakang rumah dan lengkap dengan ayam-ayamnya, ditambah pula
dengan keadaan jaringan seluler di sana hampir tidak ada sama sekali
dikarenakan letaknya yang pas diantara 2 gardu listrik yang besar dimana
itu bisa menghambat jaringan seluler masuk kedalam kampung dimana
lokasi KKN kami. Ketiadaan jaringan seluler di lokasi membuat kami lambat
dalam menerima informasi dari luar seperti ada perkumpulan humas seluruh
Kecamatan Leuwisadeng dan kami tidak ikut dikarenakan tidak mendapat
kabar masuk dari handphone kami. Tetapi segala sesuatu kejadian pasti ada
hikmahnya, dengan keadaan kami yang sedemikian rupa membuat
khususnya saya sangat bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepada
saya. Dengan segala rezeki yang telah diberikan kepada saya kenikmatan
dari dulu sampai sekarang, ternyata masih ada yang lebih memprihatinkan,
dan juga ketiadaan jaringan seluler di tempat kami membuat kami lebih
menyatu karena tidak disuguhkan dengan handphone-nya masing-masing
dengan game-nya masing-masing, yang awalnya di Ciputat atau di rumah
masing-masing pastinya sibuk dengan Handphonenya tidak tahu sedang apa
melihat apa. Disini saya merasa menjadi lebih dekat dengan orang yang ada
di sekitar saya, yang tadinya saya itu orangnya super cuek menjadi lebih
peduli, ditambah dengan warga-warganya yang sangat ramah antusias dan
menerima kami dengan baik dari awal kami berada di lokasi. Menjadikan
rasa nyaman adalah rasa yang saya rasakan dari awal saya ada disana.
Belum genap satu minggu disana sudah ada 1 kejadian yang tak tahu
apa rasanya lucu kesal bingung dicampur jadi satu. Hal itu dikarenakan 1
kodok yang masuk ke kamar salah satu cewek dan membuat mereka di sana
ketakutan atau merasa jijik yang membuat laki-laki berpindah tempat ke
kamar itu. Biasanya orang berbadan besar itu agak susah untuk dibangunkan
apalagi untuk pindah tempat tidur dan itu adalah saya ketika disuruh untuk
190
pindah tempat tidur. Kemudian saya memasuki kamar tersebut teman-
teman laki-laki yang lain menganjurkan saya untuk tidur di atas kasur dan
terjadilah kasur roboh “gubrak” begitu suaranya. Rasanya bingung, kesal,
pusing, hampir tidak sadar tetapi mengantuk, macam-macam deh rasanya.
Semua orang yang ada di kamar bingung apa yang mau dilakukan ingin
tertawa tapi masih ngantuk jadi kesal rasanya yang tadinya ngantuk menjadi
segar dan susah tidur kembali.
Di setiap sore ada 1 keluarga angsa yang setiap hari pasti mampir
dikontrakan kami. Di suatu sore ada dua ekor anak angsa yang jatuh ke
dalam satu lubang yang ada pas di samping kontrakan, kami pun berusaha
untuk menyelamatkan anak angsa itu tetapi usaha kami ternyata tidak
semudah yang kami fikirkan. Ternyata sang induk dari angsa itu menyerang
karena kesalahpahaman “mungkin”. Saya ikut andil dalam penyelamatan
anak anggsa itu saya menggunakan teknik yang saya pelajari selama SMA
yaitu teknik tawuran, tetapi biasanya dalam tawuran saya memakai gir
motor yang diikat dengan sabuk karate, tapi kali ini saya mengunakan sapu
ijuk. Dengan memutar sapu ijuk di atas kepala seperti gaya khas tauran, saya
ternyata bisa memukul mundur sang induk angsa dan salah satu teman saya
yang terpanjang di kelompok yaitu Judan turun ke dalam lubang untuk
mengangkat anak angsa tersebut, dan usaha kami pun berhasil dalam
penyelamatan anak angsa itu. Tetapi di akhir penyelamatan saya melakukan
kesalahan yaitu memukul anak angsa yang kami selamatkan dengan sapu
ijuk yang saya gunakan untuk memukul mundur sang induk angsa, alhasil
sang induk langsung melakukan tindakan yaitu loncat langsung kearah saya
dan saya pun menggunakan jurus pamungkas yaitu loncat sejauh mungkin.
Keluh kesah selalu kami hadapi bersama, alhamdulillah selama
dikontrakan tidak ada konflik serius diantara kami teman sekelompok.
Semua program dilakukan secara bersama tanpa ada yang saling
mengandalkan perorangan. Hari demi hari kami jalani dan program satu ke
program lain kami laksanakan, dan kami tidak menyangka momen terbesar
di bulan ini sebentar lagi akan kami temui, yaitu hari kemerdekaan
Indonesia. Berbagai persiapan kami siapkan untuk momen ini dan juga para
pemuda disana semangat mempersiapkan segala kebutuhan yang akan
diperlukan pada saat hari kemerdekaan. Merah putih, seluruh tempat dihiasi
dengan warna merah putih, dan bendera merah putih berkibar di sepanjang
jalan Kampung Gunung Peteuy dimana hal tersebut menandakan hari itu
telah datang, hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Warga Kampung
191
Gunung Peteuy memulai pagi yang tenang di hari kemerdekaan ini dengan
melakukan syukuran dan mendoakan ruh para pahlawan kemerdekaan
Indonesia yang tanpa pengorbanannya mungkin kita tidak bisa hidup
dengan tenangnya di negara tercinta ini. Kami ikut berpartisipasi dalam
acara tersebut, bahkan secara khusus mereka mendoakan kami untuk
menjadi penerus bangsa yang mampu melakukan sebuah perbaikan
terhadap negeri ini. Sebuah do’a yang masuk ke hati dan raga ini, sebuah
harapan besar dari mereka kepada kami. Sebuah tanggung jawab moral yang
diberikan oleh mereka kepada kami untuk menjadi seorang yang bermanfaat
bagi negara. Setelah melakukan syukuran dan berdoa, perlombaan-
perlombaan pun dimulai. Dengan semangat yang menggelora adik-adik
memeriahkan lomba-lomba yang sudah disediakan, hari yang
menyenangkan bagi mereka dan kami menjadi salah satu bagian dari mereka.
Hari semakin siang terik sinar matahari dan hawa panas di siang itu
sama sekali tidak mengurangi antusias warga dan adik-adik untuk
mengikuti rangkaian lomba-lomba yang diselenggarakan. Melihat betapa
antusiasnya warga-warga dan adik-adik kami sebagai penyelenggara dan
sekaligus anggota KKN menjadi semakin semangat, rasa letih dan lelah
hilang melihat betapa semangatnya dan hangatnya suasana pada saat itu.
Mutiara Terpendam di balik Gunung Peteuy
Warga Kampung Gunung Peteuy masih mengedepankan akhlak dan
santun pada para kiai dan sesepuh di sana, kiai masih menjadi panutan dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Setiap anak di Kampung Gunung Peteuy
diserahkan pada guru-guru disana untuk mengaji dan belajar agama Islam.
Pengajian rutin pun selalu diadakan setiap minggu untuk ibu-ibu dan setiap
bulan untuk bapak-bapak.
Selain dengan warga yang ramah, santun dan berakhlak baik ternyata
ada pula mutiara-mutiara kecil yaitu anak-anak yang ada disana di mana
anak-anak di Kampung Gunung Peteuy yang masih sangatlah polos belum
terkontaminasi dengan dunia modern. Di mana biasanya anak-anak kecil
jaman sekarang kebanyakan fokus dengan gadgetnya masing-masing,
bermain dengan permainannya masing-masing dan jarang sekali melakukan
hal-hal yang ada di Kampung Gunung Peteuy seperti masuk ke sekolah
agama, mengaji atau main bersama teman sebaya mereka di luar rumah.
Rutinitas anak-anak Kampung Gunung Peteuy setiap harinya itu pagi
192
sekolah umum, agak siang mereka masuk ke kelas agama sampai sore, dan di
malam harinya mereka mengaji sampai isya dan itu terus berulang-ulang dan
menjadi rutinitas mereka sehari-hari.
Belum juga dengan santriwan dan santriwatinya yang ramah, santun,
dan serba mandiri dikampung ini. Melihat keadaan mereka teringat masa-
masa saya dulu ketika mondok di pesantren dimana saya diajarkan berbagai
macam dari ilmu-ilmu agama, ilmu bahasa, disiplin waktu dan masih banyak
lagi. Melihat para santriwan dan santriwati mengaji bersama kiai, jadi rindu
rasanya.
Tepat di bawah kiri rumah kontrakan ada sebuah keluarga kecil yang
sangat sederhana tetapi memiliki jiwa bak malaikat, dengan kesederhanaan
mereka, mereka tulus mengajar pengajian yang mereka bilang “ini adalah
pengajian sukarela” karena tidak di pungut biaya sepeserpun untuk siapapun
yang mengaji di pengajian itu. Pengajian itu di ajar langsung oleh sepasang
suami istri yang sangat ramah, dan selama kami disana terkadang suka ikut
mengajar di pengajian. Hampir di setiap pagi apa bila air di kontrakan tidak
ada, kami menumpang mandi di rumah Nenek yang ia adalah keluarga dari
Mang Husni, pemilik pengajian.
Kesan Pesan dari Teman-Temanku
Di malam-malam terakhir kami sekelompok saling bertukar pesan
dan kesan satu sama lainnya. Pada saat itu saya agak kebingungan karena
sebenarnya saya adalah orang yang super cuek, saya bingung untuk menulis
pesan maupun kesan kepada teman-teman saya. Tak lama kami pun selesai
menuliskan pesan kesan, dan apa yang saya perkirakan ternyata benar, kesan
pesan yang dituliskan ke saya adalah realita dan itu memang yang saya
lakukan semenjak disana. Berikut kesan dan pesan untuk saya dari teman-
teman tercinta saya : “Sering ngomong kasar gampang tersinggung tapi baik dan nggak
pelit dan rajin”, ”Rajin, nggak mageran tapi garing gak usah bikin joks ya wkwk”, “Hilmi
tetap jadi orang baik ya mi tetap rendah hati dan ramah tidak sombong bermanfaat bagi
orang lain nggak usah peduliin orang ngomong apa yang penting jadi orang baik”, “Kalau
ngomong kalau bisa sesuai dengan fakta aja jadi jangan omdo”, “Tetap easy going ya”,
“Kurang-kurangin sombongnya mi, kurangin kesotoianya, dengerin orang ngomong dulu
sampai selesai, ngertiin orangnya, baru dibales. Yang pasti kurangin kesotoianya kalau
bukan info yang valid nggak usah disebut ya, tapi rajinnya jangan dikurangin ya”,
193
“Ngomong kasarnya dikurangin ya jangan terlalu sombong hehehe maaf ya”, “Baik aja,
paling rajin diantara cowok yang lain tapi enggak tegas”, “Kurang-kurangin malesnya
cowok shalat berjamaah di Masjid kalau masalah kerja lebih mending sih dari yang lain.
Oh iya kurang-kurangin banggain diri sendiri nggak baik”, “Baik hehe”, “Kurang
kurangin sombong, takabur, baper, dan lain-lain bilangan “ane yang maha” karena Yang
Maha cuma Allah jangan banyak ngeles”, “kalau tidur ngorok untung orangnya rajin”,
“Orangnya rajin, suka nggak jelas, baik”, “Orangnya rajin, aneh tapi terlalu serius, terus
ATMnya ditutup ya mi wkwk“, “Hilmy Kurang kurangin Sombongnya lu jadi bos untuk
semua orang ya hahaha”, “Rajin dan absurd”, “Rajin semangat terus agak kurangin
sotoinya”, “Hilmy, kurangin pamernya ya, tapi lu oranya baik, suka berkorban, cerdas,
Goodluck yah”. Semua pesan dan kesan ini saya terima baik buruknya ya
beginilah saya karena memang benar adanya seperti ini, terimakasih teman-
teman sudah mewarnai kehidupan saya, menerima saya apa adanya, terima
kasih semuanya dan sukses selalu.
194
I
MENGUKIR KISAH DI DESA SIBANTENG
Intan Permata Harum
Awalnya…
KKN (Kuliah kerja nyata) adalah suatu kegiatan yang terprogram dan
wajib dilakukan oleh mahasiswa semester akhir. Awalnya saya memang
sudah tidak asing mendengar istilah KKN, karena banyak orang disekitar
saya pernah merasakan kegiatan tersebut. Berbagai macam pendapat
mengenai KKN pun sering saya dengar, mulai dari yang positif sampai
negatif dan pikiran awal saya mengenai KKN itu adalah suatu kegiatan yang
menyulitkan karena banyaknya program-program kerja yang harus
dilaksanakan nanti, tetapi disisi lain saya juga berpikir dengan adanya KKN
saya akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru disana. Hari
dimana saya mendaftar KKN di AIS terdapat beberapa syarat, seperti
mencetak bukti pendaftaran dan surat keterangan sehat. Saya merasa sedikit
gugup karena semua tentang KKN saya pikirkan, mulai dari teman-teman
baru, lingkungan atau tempat baru dan lain lain.
Sampai dimana pengumuman kelompok dan tempatnya yang
ditentukan oleh kampus tiba, saya tergabung dalam kelompok 141 dan
langsung mencari tahu teman-teman kelompok saya melalui sosial media.
Saya sempat merasa cemas karena akan bertemu teman-teman baru yang
tidak diketahui latar belakang kehidupannya dan harus beradaptasi
kembali. Kelompok saya terdiri dari 19 orang, dari fakultas dan jurusan yang
berbeda-beda dan setelah itu saya mencari tahu desa yang saya akan tempati
selama sebulan yaitu Desa Sibanteng, kecamatan Leuwisadeng, kabupaten
Bogor. Setelah saya dan teman-teman sudah mengetahui lokasi, maka survei
pertama pun dilakukan, tetapi pada survei pertama saya tidak ikut karena
mendadak dan sudah ada acara, tetapi pada survei kedua dan ketiga saya
ikut, dan kesan yang pertama saya dapatkan yaitu cukup melelahkan dan
jauh, kami kesana menggunakan motor, dengan menempuh jarak yang
cukup jauh. Pada hari pertama saya ikut survei, saya sempat nyasar dan itu
cukup membuat saya dan teman-teman lainnya kerepotan, karena dari kami
tidak ada yang mengetahui daerah Bogor. Setelah sampai disana, kami
langsung menemui Pak lurah dan para stafnya dan salah satu staf kelurahan
yaitu Pak Aziz mengantarkan kita ke desa tempat kami akan melaksanakan
195
kegiatan KKN. Disana kami melalui medan yang cukup sulit untuk naik
keatas gunung, sampai ada motor teman saya yang tidak kuat naik, dan rem
blong. Setelah itu kami bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat dan warga
Desa Sibanteng untuk meminta izin tinggal disana selama 1 bulan.
Singkat cerita, awalnya saya tidak terlalu antusias dengan adanya KKN,
karena berbagai alasan, misalnya KKN dilaksanakan ketika liburan, waktu
dimana 1 bulan liburan tersebut digunakan dan mendekati dengan lebaran
Idul Adha, tempat yang saya dapatkan tidak saya ketahui sebelumnya dan
teman-teman dari fakultas dan jurusan yang berbeda-beda. Tetapi setelah
saya mencari tahu lebih dalam mengenai desa yang saya akan tempati, saya
menjadi termotivasi ikut program KKN karena didalam negeri ini butuh
orang-orang yang peduli dan peka terhadap kehidupan masyarakat di desa-
desa dan kegiatan KKN juga untuk mengasah kompetensi dalam program
kerja untuk pengabdian masyarakat. Saya merasa desa kecil yang jauh dari
perkotaan membutuhkan kehadiran kita untuk memberikan pengabdian
yang terbaik untuk masyarakat dan lingkungannya. Sewaktu mendaftar
KKN tercantum kompetensi apa yang kita miliki. Kompetensi yang saya
miliki yaitu memberikan pelajaran mengenai bahasa Inggris untuk anak-
anak di Desa Sibanteng. Kami memiliki berbagai program kerja, salah
satunya bidang pendidikan, dan saya mengajar dalam kegiatan bimbingan
belajar bahasa inggris. Rencana yang saya miliki untuk desa tersebut adalah
memberikan pelajaran yang terbaik dan berkesan untuk anak-anak di Desa
Sibanteng.
Tanggal 20 Juli 2018 sambutan hangat dan sikap ramah dari warga Desa
Sibanteng membuat saya merasa sangat terharu dan senang, lingkungan dan
alam yang sangat indah. Pada pelaksanaan survei KKN, saya sudah
berekspetasi kalau saya akan sulit beradaptasi dengan lingkungannya,
karena medan yang sangat sulit untuk dijangkau dan tidak adanya sinyal.
Saya mengira KKN itu sulit dan harus membutuhkan waktu beradaptasi
yang cukup lama akan tetapi melihat sambutan yang ramah dari warga dan
lingkungan yang baik, saya menjalaninya dengan senang, walaupun pada
awal KKN saya masih sulit untuk beradaptasi. Suka duka saya lewati dengan
adanya KKN ini dengan menjalani program-program kerja yang kelompok
saya buat untuk sebulan lamanya. Setelah pelaksanaan program KKN selesai,
pikiran negatif saya pun menghilang tetapi yang ada kebahagian yang saya
dapatkan disana.
196
32 Hari Bersama Mereka
Saya tergabung dalam kelompok 141 yang beranggotakan 19 orang dan
dinamakan kelompok KKN “Abrar” nama tersebut di tentukan setelah hari
pembekalan dilaksanakan. Sebelumnya ada beberapa pilihan nama yang
diajukan dan kami menentukannya melaui vote, akhirnya nama Abrar lah
yang terpilih sebagai nama kelompok saya. Mengagendakan jadwal
pertemuan pertama kalinya kurang lebih lima hari yang sebelumnya kami
membentuk dan berkenalan melalui grup WhatsApp, saya dan teman-teman
untuk pertama kalinya berkumpul di landmark UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ada kejadian lucu ketika kami sedang berkabar, karena kami
sebelumnya tidak pernah bertemu dan disana juga banyak teman-teman dari
kelompok lain yang sedang mencari teman-teman kelompoknya. Hal itu
sedikit menyulitkan dan butuh waktu yang cukup lama untuk saling
bertemu, dan ada suatu kejadian lucu teman saya Yanti yang tempatnya di
kampus 2 FISIP, dia tidak tahu dimana itu landmark, teman-teman saya yang
sudah berkumpul termasuk saya pun merasa aneh, karena saya dan teman-
teman mengira semua mahasiswa tahu landmark UIN, setelah menunggu,
akhirnya dia sampai ketempat tersebut. Perasaan ketika pertama kali
bertemu dengan teman-teman kelompok saya pasti rasa canggung karena
saya dan teman-teman dari jurusan yang berbeda beda. Awal pertemuan
kami berkenalan dan menentukan Badan Pengurus Harian (BPH) dan divisi-
divisinya.
Saya termasuk dalam divisi acara bersama Diana, Aly, Asrul, dan Yanti.
Pertengahan sekitar bulan Juni PpMM menginfokan mengenai daftar nama
dosen pembimbing, kelompok saya mendapat dosen pembimbing dari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang bernama Ibu Nur Hidayah, setelah itu
teman saya mencari info dan nomor telepon dari beliau, dan langsung
menghubungi beliau untuk membicarakan tentang kegiatan program kerja
dan lain-lain. Pertemuan pertama hanya perwakilan dari beberapa orang
saja, disana beliau memberikan masukan yang sangat banyak dan penting
untuk membantu saya dan teman-teman dalam rangkaian program kerja
KKN. Ibu Nur adalah dosen pembimbing yang sangat perhatian dan selalu
memberikan motivasi untuk kami. Selanjutnya, saya bertemu dengan teman-
teman saya untuk beberapa pertemuan sampai akhirnya mendekati hari
197
pelaksanaan kegiatan KKN. Sebelumnya saya dan teman-teman telah
melaksanakan kegiatan survei untuk beberapa kali, lewat itu kami sudah
mulai mengenal walaupun sedikit. Sampai pada hari Rabu 18 Juli 2018 kami
berangkat untuk melaksanakan kegiatan KKN, dimulai pada pukul 08:00
WIB kami sepakat berkumpul di kampus 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
setelah kumpul, kami berangkat menuju lokasi yaitu Desa Sibanteng.
Sebulan, saya harus siap dengan teman-teman dan lingkungan baru.
Sebenarnya untuk mengetahui sifat dan kemampuan yang dimiliki teman-
teman untuk waktu satu bulan itu kurang cukup karena saya pikir ada orang
yang langsung terlihat sifatnya ada juga yang butuh waktu lama untuk
mengetahuinya. Tetapi sejauh ini saya mengenal dengan baik dan ada juga
yang beberapa teman yang saya kurang tahu, tapi semuanya menurut saya
baik-baik sekali dan mempunyai hubungan kekeluargaan yang baik.
Kami dari asal yang berbeda, jurusan berbeda, sifat pun berbeda-beda.
Ada yang ngeselin, baik banget, polos, cerewet, pendiam, dan lain-lain.
Didalam satu kelompok terdiri dari 19 kepala dengan sifat yang berbeda dan
harus bisa bersatu untuk bekerja sama sebulan kedepan untuk
melaksanakan kegiatan program kerja yang sudah direncanakan
sebelumnya. Afaf, Hani, Lia, Asrul, Milla, Zikri, Nurul, Hafina, Ami, Diana,
Intanzi, Yanti, Abi, Aly, Hilmy, Judan, Jundi, Danang, mereka adalah teman-
teman satu kelompok saya. Banyak kejadian lucu, seru, dan tak terlupakan
yang saya dapatkan dari mereka. Ada teman saya namanya Asrul yang selalu
dipanggil Mbak Asrul dan selalu membuat suasana rumah kami ramai dan
seru, karena dia yang paling berani untuk berbicara dan dia juga dewasa.
Kegiatan seru setiap pagi yaitu selalu kepasar Leuwiliang yang cukup jauh
dan orang yang pergi yaitu sesuai dengan jadwal piket, ada juga yang susah
bangun tidur terutama cowok-cowok, ada yang rajin bangun pagi seperti
Zikri yang setiap hari bangun jam 3 pagi untuk shalat sunah dan mandi,
karena setiap saya bangun jam 2 atau 3 pagi selalu ada Zikri yang sedang
mandi atau shalat. Kami juga sering jajan-jajan, dan setiap pagi selalu ada
orang yang berjualan gorengan yang datang ke Posko kami. Saya, Lia, Hani
dan Mba Asrul yang dijuluki “reni squad” karena kami berempat jika sedang
ada waktu luang berkunjung kewarung Teh Reni untuk sekedar jajan. Saya
dan Lia yang selalu makan satu piring bedua karena makan kami yang
sedikit, dan hani yang selalu makan pakai piring warna pink. Soal makan,
kami memiliki 2 teman yang jago masak yaitu Diana dan Asrul, mereka yang
198
selalu memimpin untuk kegiatan masak dan teman-teman yang lain
membantu sesuai jadwal piket.
Hidup bersama dengan 19 orang baru memang tidaklah mudah, saya
harus mulai beradaptasi dengan mereka. Satu bulan ini, bulan dimana saya
belajar banyak hal melalui teman-teman saya dimulai dari kesabaran,
kemandirian, keceriaan, kekeluargaan, dan lainnya. Mereka memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing, kelebihan yang mereka miliki
yang saya lihat yaitu sesuai dengan jurusannya, ada yang jago bahasa Inggris,
matematika, bahasa Arab, pembawa acara, menyanyi dan lain-lain.
Bebicara mengenai kekurangan, tentu saja kekurangan tersebutlah yang
membuat saya merasa kurang nyaman. Tetapi saya menyikapi itu semua
dengan rasa sabar, karena saya juga merasa banyak kekurangan yang saya
miliki, terlepas dari itu semua, saya cukup senang mendapatkan teman-
teman seperti mereka. Sebenarnya dalam satu bulan ini jarang sekali konflik
yang muncul, bahkan tidak ada konflik-konflik besar, hanya saja ketika
sedang evaluasi dan rapat, terkadang muncul suatu emosional dari beberapa
teman ketika mencurahkan segala isi hatinya. Mulai dari yang susah mandi,
malas, rajin mandi, rajin shalat, yang paling jago masak, hal-hal seperti itulah
yang membuat saya terkadang tertawa ketika mengingatnya. Saya senang
kenal dengan mereka, 18 orang itulah yang menjadi orang terdekat saya
selama satu bulan ini. Bertemu setiap pagi, makan bersama, melakukan
aktivitas yang sama, melalui hari yang menyenangkan, mengesalkan, dan
mengharukan bersama-sama
KKN membuat saya belajar banyak hal yang sebelumnya saya tidak
pernah tahu, membuat saya mengenal teman-teman baru, membuat saya
peduli akan hal-hal yang sebelumnya saya tidak pedulikan, membuat saya
menjadi kakak sekaligus pengajar yang baik untuk anak-anak Desa
Sibanteng yang setiap harinya datang untuk belajar dan bermain bersama
dan membuat saya menjadi manusia yang lebih baik.
.
Menjadi Keluarga Baru Desa Sibanteng
Satu bulan saya KKN, saya dan teman-teman tinggal di RW 07 Dusun
Gn. Peteuy Desa Sibanteng, Leuwisadeng-Bogor. Disana kami tidak hanya
tinggal, tetapi saya dan teman-teman mengadakan program kerja di Desa
Sibanteng. Pertama kali saya datang ke desa tersebut, saya kagum dengan
keindahan alamnya, karena tempatnya yang berada diatas gunung, tetapi
199
saya dikejutkan dengan banyaknya anjing yang berkeliaran disekitar
lingkungan tempat saya tinggal. Hal itu membuat saya dan teman-teman
sangat berhati-hati, akan tetapi setelah terbiasa, ternyata anjing-anjing
tersebut jinak dan tidak menakutkan dan juga kondisi lingkungan disana
yang damai dan tentram, warga-warga yang sangat ramah dan baik membuat
saya nyaman berada disana. Suasana yang sangat kekeluargaan dan agama
Islam yang kuat saya dapatkan disana, karena faktor tempat tinggal kami
juga yang berdekatan dengan pesantren. Mereka mengaji setiap hari dan
setiap waktu. Pihak dari tokoh-tokoh masyarakat disana juga sangat baik
dan menerima kami, mereka juga bersedia membantu kami dalam beberapa
kegiatan program kerja.
Satu bulan, saya banyak menemukan kisah yang menginspirasi salah
satunya yang paling berkesan untuk saya adalah ketika bertemu dengan
sebuah keluaraga kecil yang sederhana. Keluarga tersebut terdiri dari
seorang nenek dan keluarga kecilnya yaitu Pak Husni yang biasa saya dan
teman-teman panggil Mang Uus dan istri beserta kedua anak laki-lakinya
yang masih kecil, yang bernama Enden dan Muti. Saya dan teman-teman
sering memanggil keluarga tersebut dengan keluarga Nenek atau Mang Uus,
didalam keluarga tersebut saya mendapatkan berbagai macam pelajaran dan
motivasi dalam hidup. Berasal dari kehidupan yang sederhana tidak
membuat mereka berkecil hati, Nenek yang setiap harinya pergi ke sawah
dan menempuh jarak yang sangat jauh dengan berjalan kaki untuk memetik
daun teh dan mencari kayu. Sedangkan anaknya yaitu Mang Uus dan istri
yang setiap hari mengadakan pengajian untuk anak-anak dengan penuh
kasih sayang dan tanpa tanda jasa, hal itu membuat saya dan teman-teman
tersentuh dan setiap malam datang untuk mengaji disana, karena hal itu
membuat saya merasa nyaman dan damai dengan suasana keluarga dari
mereka. Agama Islam mereka yang sangat kuat dan kekeluargaan yang
sangat erat, setiap hari mereka ber-sholawat bersama, mengadakakan
kegiatan mengaji, hal itu menjadikan kesan dan pelajaran hidup yang sangat
banyak.
Keluarga Nenek sudah saya anggap sebagai keluarga saya sendiri, setiap
hari saya dan teman-teman disana selalu menerima kebaikan dari mereka
dan mereka selalu memberi kami perhatian dan kasih sayang layaknya
seperti sebuah keluarga. Terkadang saya dan teman-teman menumpang
untuk mandi dan mencuci pakaian, mengobrol bersama, terkadang juga
makan bersama dan mereka dengan senang hati menerimanya, saya merasa,
200
mereka memperlakukan kami seperti anggota keluarganya sendiri.
Disamping itu juga ada keluarga kecil yang berada disamping posko
kelompok kami, mereka keluarga yang sangat tenang dan baik, karena setiap
hari dengan sangat ramahnya selalu menawari kita untuk mandi
dirumahnya, dan mereka juga masih saudara atau satu keluarga dengan
keluarga nenek.
Di Dusun Gunung Peteuy ini, saya telah bertemu dengan orang-orang
baik dan ramah, apalagi dengan kehadiran anak-anak yang selalu datang
ketempat kami untuk belajar, bermain, ngobrol, dan sholawat-an bersama,
saya senang karena warga dapat menerima kami apa adanya dan mau
berkontribusi dengan kami selama kegiatan KKN ini berlangsung. Anak-
anak disana mengingatkan saya dengan adik saya dirumah, karena mereka
sangat baik dan sopan terhadap kami, mereka selalu menyapa kami ketika
sedang dijalan dan selalu salaman apabila sedang bertemu, saya merasa
sangat senang karena hal kecil seperti itu. Erik, Syahrudin, Royan, Herlina,
Montok, Santi dan kawan-kawan, kalau tidak ada mereka mungkin suasana
rumah kami menjadi sepi, terlebih lagi mereka yang selalu samper ketika
ingin mengaji dan shalat.
Selain keluarga RW 07, kekeluargaan saya daptakan juga di RW 08.
Memang saya lebih mengenal warga-warga di Rw 07 karena faktor tempat
tinggal kami yang berada di rw 07, tetapi saya dan teman-teman juga sering
berkunjung kesana untuk bermain dan belajar bersama dan karena disana
saya dan teman-teman juga mengadakan berbagai program kerja,
diantaranya, bimbingan belajar, pelatihan MC, cek kesehatan, penanaman
bibit toga pengadaan wakaf al-Qur’an dan pengadaan lemari masjid, suasana
di rw 08 memang lebih tenang dan tidak terlalu ramai, tetapi antusias dari
anak-anak disana sangat tinggi ketik kami datang kesana untuk
melaksanakan program kerja, pelajaran yang saya dapatkan disana yaitu
semangat belajarnya dari anak-anak dan juga keramahan dari warga-warga
sekitarnya.
Hari terakhir kami disana pun tiba tepatnya tanggal 20 Agustus 2018,
malam sebelum kami pulang kerumah masing-masing, kami mengadakan
acara perpisahan, yaitu mengadakan acara makan-makan bersama adik-adik
dan keluarga pak Usni. Suasananya sangat mengharukan karena malam itu
adalah malam terakhir kami bertemu dengan keluarga di Desa Sibanteng,
setelah makan-makan, kami kembali keposko KKN, disana kami evaluasi
201
untuk yang terakhir kalinya sekaligus menyampaikan kesan-kesan selama
berada disana.
Saya dan teman-teman berpamitan dengan warga-warga disana, tangis
haru pun datang, semua menangis karena kami semua akan berpisah tetapi
kami saling menguatkan sesama lain terutama untuk adik-adik disana yang
sudah saya anggap sebagai adik sendiri. Semua program kerja telah kami
laksanakan dengan segala usaha yang kami miliki, walaupun banyak
kesulitan yang saya dan teman-teman rasakan akan tetapi banyak warga
yang membantu sehingga kami merasa mudah menjalani semuanya. Selama
satu bulan saya mengenal warga Desa Sibanteng, kami semua adalah saudara
dan keluarga yang memang seharusnya saling membantu dan menjalin
ikatan silahturahmi yang baik satu sama lain.
Harapan untuk Desa Sibanteng
Sebulan program kerja kami telah laksanakan diantaranya bimbingan
belajar, PHBS, pelatiahan MC, wakaf al-Qur’an, penanaman bibit toga,
renovasi warung baca, gebyar kemerdekaan, pelatihan kerajinan tangan,
berbagai macam seminar, dan program berbentuk fisik seperti, pengadaan
lemari masjid, pengadaan plang dan penunjuk masjid, pengadaan tong
sampah, pengadaan timbangan untuk bayi, pengadaan meja dan papan tulis
dan pengadaan alat-alat kebersihan untuk masjid. Semua program-program
kerja tersebut saya dan teman-teman telah laksanakan untuk sebulan ini,
dan kami sangat bersyukur karena semua berjalan dengan baik dan aman.
Faktor lingkungan yang ramah, hangat dan religius yang telah diberikan
oleh Desa Sibanteng membuat saya nyaman berada disana. Walaupun waktu
yang saya miliki hanya satu bulan disana, tetapi saya merasakan kenyamanan
dan hal baru yang saya dapatkan. Antusias masyarakat disana ketika kami
mengadakan program-program kerja menjadikan sebuah motivasi untuk
saya dan teman-teman melaksanakan kegiatan tersebut. Warga-warga disini
bersedia membantu saya dan teman-teman dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan, seperti gotong royong, senam ceria, PHBS dan kegiatan lainnya.
Keramahan juga terlihat dari wajah mereka ketika bertemu kami, dengan
senyum dan sapaan dari mereka, sikap religius juga saya rasakan disana,
dimana setipa hari ada pengajian rutin pada malam hari, selama KKN saya
dan teman-teman mengikuti kegiatan mengaji yang diadakan di desa
tersebut. Selama sebulan disana, saya dan teman-teman tidak mengalami
202
kejadian yang buruk dan menakutkan seperti yang banyak dibicarakan,
sebaliknya kami merasa aman disana karena warga-warga yang begitu baik
dan ramah.
Waktu yang saya dan teman-teman miliki memang terhitung singkat untuk
mereka, tetapi saya berpikir jika diberi waktu lagi, pasti saya dan teman-
teman akan berusaha dan mengoptimalkan semua kegiatan KKN ini karena
sudah menjadi sebuah keharusan bagi saya dan teman-teman untuk
melakukan berbagai hal yang terbaik untuk mereka. Berbagai pengalaman
berharga dan berkesan saya dapatkan disana, sebulan kami telah mengabdi
untuk mereka dengan usaha dan apapun yang dapat kami bisa berikan yang
terbaik untuk Desa Sibanteng. Terimakasih untuk Desa Sibanteng untuk
semua hal yang telah saya dapatkan disana, teruntuk Desa Sibanteng semoga
menjadi desa yang makmur , sejahtera dan dapat memajukan berbagai
macam bidang dan semoga apa yang telah saya dan teman-teman berikan
menjadikan sebuah pelajaran dan pengalaman yang berkesan untuk Desa
Sibanteng.
203
J
SERIBU SATU PELAJARAN DARI DESA SIBANTENG
Intanzi Lestari
Ketertarikan Kuliah Kerja Nyata
Kamis, 18 Juli 2018 hari dimana penderitaan dimulai penderitaan
yang saya pribadipun tidak mengetahui akan seburuk dan semenderita apa
hidup jauh dari keluarga dan teman-teman serta harus bertemu dengan
lingkungan baru yang begitu jauh dari rumah, berada ditempat antah-
berantah yang saya tidak pernah ketahui sebelumnya, tinggal satu bulan
bersama orang-orang yang entah dari mana asalnya saya pun tidak
mengetahuinya. Sudah dari jauh-jauh hari saya selalu memikirkan akan
terasa sangat sengsara mengikuti kegiatan KKN yang diwajibkan oleh UIN
ini. Dengan sangat bersikeras saya tidak mau mengikuti kegiatan ini tapi
mau bagaimana lagi, semua diwajibkan untuk mengikutinya. Betapa berat
rasa hati saya untuk berpisah dari keluarga dan teman-teman terdekat.
Ketika sesampainya ditempat tinggal KKN saya yang berada di
Gunung Peteuy RT 003/RW 002 Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng.
Rumah yang ketika saya melangkah memasukinya saya berfikir bahwa
rumah itu akan menjadi tempat penderitaan saya selama satu bulan kedepan.
Dimana bentuk rumah tersebut sepertinya sudah tidak layak untuk
ditinggali, dimana banyak laba-laba, debu, cat dinding yang sudah kusam,
dan yang paling terpenting kamar mandinya yang benar-benar tidak layak
untuk digunakan karena hanya memakai kain untuk digunakan sebagai
pintu, dan jamban yang tidak ada WC untuk tempat membuang air. Saya
datang bersama ibu saya dan teman saya dan ketika sampai saya disambut
oleh teman-teman kelompok saya yang tidak saya ketahui siapa mereka dan
bagaimana sifat mereka. Mereka menyambut dengan hangat kedatangan
kami, saya langsung bergegas memasukkan barang-barang saya kedalam
kamar yang telah disediakan dan saya sudah mengetahui sebelumnya saya
akan sekamar dengan siapa.
Setelah beberapa saat kemudian anak-anak kelompok KKN saya
mengaji bersama-sama. Karena saya baru datang dan tidak tau seperti apa
kebiasaan hari kemarin saya berkumpul bersama ibu dan teman saya,
perasaan saya hanya ingin cepat pulang dan tidak ingin ditinggal hanya itu
saja yang ada dipikiran saya saat itu. Kapan KKN ini akan berakhir dan saya
204
ingin kembali bersama keluarga dan lingkungan saya seperti biasa. Sudah
hampir jam 21.00 WIB ibu dan teman saya pun akhirnya berpamitan untuk
pulang dan saya pun sedih dan menangis karna saya tidak pernah merasakan
jauh dari keluarga satu kalipun. Dan baru saat ini saya akan merasakan satu
bulan jauh dari keluarga. Saya belum bisa beradaptasi dengan orang-orang
didalam rumah karna saya belum mengenali seperti apa sifat dan karakter
mereka, jadi saya hanya bermain dan mengobrol dengan teman sekamar saya
karna saya sudah mengenalnya pada saat rapat KKN dan lebih sering
berinteraksi dengan mereka daripada teman anggota kelompok yang
lainnya.
Dan beberapa saat setelah ibu saya dan teman saya pulang
penderitaan itu mulai terasa, dimana daerah rumah tempat kami tinggal
tidak mendapat signal operator apapun. Dan saya mulai gundah, merasa ingin
sekali pulang betapa tidak tahannya saya berada ditempat KKN itu. Teman
sekamar saya bernama Yanti mengajak saya untuk mencari signal saat itu, dan
saya pun bergegas ingin ikut karena memang signal yang saya butuhkan
untuk menghilangkan rasa ketidaknyamanan saya dirumah tempat kami
tinggal. Setelah mendapatkan signal saya langsung menelpon ibu saya,
menanyakan mereka sudah sampai mana dan sayapun menangis lagi saat itu
tidak ingin berada ditempat seperti itu dan ingin ikut mereka pulang.
Malampun berlalu, saya tidur dengan cepat malam ini karena saya
ingin setiap harinya berlalu dengan cepat sehingga saya bisa cepat kembali
kerumah dan berkumpul kembali dengan keluarga dan lingkungan tempat
dimana saya merasa nyaman. Dan Pagi harinya tepat pada hari Jumat, 19 Juli
2018 Pukul 13.00 WIB kelompok kami akan melaksanakan pembukaan di
Kantor Desa Sibanteng. Pembukaan dimulai dengan dihadirinya Kepala Desa
Sibanteng beserta jajarannya, tokoh-tokoh masyarakat sibanteng, serta
ketua RT dan Ketua RW.
Haripun terus berlalu, sebelum saya menjabarkan lebih lanjut hal
yang membuat saya termotvasi untuk saya mengikuti KKN UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini adalah ternyata masih banyak anak-anak diusia
yang mungkin apabila di Jakarta anak-anak tersebut sudah sibuk dengan
bermain ponsel pintarnya atau mainan dengan benda-benda elektronik yang
kekinian. Namun, di desa ini saya terperangah melihat anak-anak diusia 7-15
tahun masih buta bahkan tidak mengetahui sama sekali mengaplikasikan
suatu teknologi informasi dan mereka kesehariannya hanya disibukkan
dengan sekolah, mengaji siang dan malam sisanya digunakan bermain
205
bersama teman-temannya. Hal tersebut menurut saya merupakan hal yang
tidak wajar, mengapa dikatakan tidak wajar? Karena sekolah yang
menerapkan ujian nasional mengguanakan komputer atau berbasis online
tetapi tidak mendukung siswa-siswinya dengan pelajaran ilmu teknologi.
Adapun masyarakatnya pula yang memotivasi saya untuk
menyadarkan serta memotivasi dalam bidang hukum. Bertepatan pula akan
diadakannya pemilihan kepala Desa Sibanteng, yang dimana sebelum saya
dan kelompok saya menjalani KKN telah melakukan survei dan pihak desa
menyebutkan bahwa pada pemilihan kades sebelum-sebelumnya terjadi
kerusuhan sampai harus menggunakan aparat kepolisian untuk
menghentikan kerusuhan tersebut. Ada pula satu hal yang membuat saya
bingung, banyak warga mengatakan apabila ingin menjadi Kepala Desa,
maka calon tersebut harus membuat jalan (memplester jalan) untuk
warganya. Dan calon tersebut telah dikatakan layak apabila telah
membangun jalan untuk warga. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh keadaan
desa yang merupakan pegunungan dan jalan yang belum layak masih berupa
tanah dan jalan mendaki membahayakan warga apabila malam hari
menjelang serta hujan turun.
Hal ini yang memotivasi saya untuk mengikuti KKN UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta walaupun pada awalnya saya sangat terasa sedih dan
tidak nyaman tetapi saya sebagai mahasiswa Ilmu Hukum Fakultas Syariah
dan Hukum yang berpikiran kritis dan menjunjung tinggi hukum harus
dapat mengenalkan serta menerapkan seperti apa hukum yang ada di
Indonesia, agar masyarakat Sibanteng mengetahui hukum positif yang
berlaku di negara Indonesia sebagai negara hukum.
Bhineka Tunggal Ika Tetap Menjadi Motto dalam Kelompok
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang untuk menuju tempat KKN dibenak saya selalu berpikiran suatu kesengsaraan panjang yang akan saya lewati dalam satu bulan kedepan, dimana saya tidak mengenal siapapun secara dekat dan saya harus tinggal jauh dari keluarga. Ini merupakan hal pertama bagi saya hidup jauh dari keluarga karena saya tidak pernah sekalipun jauh dari keluarga selama ini. Tangisan dan air mata selalu keluar disetiap harinya karena mengingat tempat tinggal yang berbeda dari tempat tinggl yang setiap harinya saya tinggali dan melakukan aktivitas, dimana saya harus tidur dan makan dengan seadanya dan tidak boleh protes dengan alasan apapun. Kamar mandi yang begitu tidak layak untuk
206
digunakan, air yang macet dan harus mandi ke tetangga, teman-teman yang beragam sifat, sikap dan watak, lingkungan yang sangat berbeda dari tempat tinggal saya, begitu banyak perbedaaan yang harus saya pahami ditempat ini. Ada beberapa pengalaman yang unik dalam kelompok KKN ini, ini adalah tragedi anak soang. Di suatu siang hari yang sepi anak-anak kelompok kami hampir siang itu tidur semua, hanya beberapa yang tidak tidur dan sibuk dengan bibit toga yang baru datang saat itu. Tiba-tiba segerombolan soang 3 induk dan 3 anak soang mencari makan diempang samping rumah tempat kami tinggal. Dan dengan mengagetkan induk dan anak soang tersebut berteriak-teriak seperti meminta bantuan, dan setelah kita semua tengok kearah empang tersebut ternyata 2 induk dan 2 anak soang terjatuh diempang kering. Anak laki-laki hanya satu yang tidur dan sisanya saling tunjuk-menunjuk untuk menyelamatkan soang yang terjatuh tersebut. Setelah beberapa lama akhirnya induk soang dapat keluar dengan sendirinya dari empang kering tersebut tinggal tersisa 2 anak soang yang masih berteriak-teriak meminta bantuan. Sedangkan induk soang masih memantau dan berteriak meminta bantuan untuk anaknya yang masih terjebak dalam empang tersebut. Dan pada awalnya Judan dan Danang bekerja sama untuk menyelamatkan anak soang tersebut. Judan berperan sebagai penjaga Danang dari induk soang yang mengerikan untuk mengambil anak soang yang terjebak di empang kering. Dan penyelamatan itu tidak membuahkan hasil setelah lama menunggu Danang untuk mengambil anak soang dan akhirnya tidak diambil karena Danang ternyata tidak berani, dan Judan yang menjadi tameng sambil membawa sapu ijuk pun akhirnya mundur. Dan dalam misi penyelamatan kedua tim berubah menjadi Hilmy dan Judan. Hilmy yang beratnya mencapai 1 kwintal menjadi tameng penjaga Judan dari induk soang yang diantisipasi akan menyerang Judan yang sedang menyelamatkan anak soangnya yang masih terjebak dalam empang kering. Hilmy mempersiapkan alatnya berupa tali raffia yang diikat ujungnya dengan batu dan ujung satunya dililit ditangan kirinya dan tangan kanannya memegang sapu ijuk untuk menepis serangan dari induk soang. Dan misi penyelamatanpun berhasil menolong satu anak soang, dan Hilmy menjadi tameng untuk Judan dengan jurusnya yaitu memutar sapu ijuk diatas kepala sambil maju kedepan persis seperti sedang tawuran. Dan masih ada satu anak soang yang belum terselamatkan, Judan pun kembali turun ke empang kering tersebut dan Hilmy masih maju sambil mengeluarkan jurusnya untuk membuat induk soang tersebut mundur. Judan pun berhasil menyelamatkan anak soang yang terakhir, setelah anak soang itu berada diatas Hilmy dengan
207
reflek memukul anak soang itu dengan senjatanya yaitu sapu ijuk dengan
mengatakan ‘sonoh lu’ dan pada saat itu juga induk soang menyerang Hilmy dengan jurus terbang dan menyosor. Para penonton dan semua yang melihat pun panik dan berteriak dan akhirnya Hilmy kaget langsung mengeluarkan jurus loncat dan terbang ke teras rumah.
Kisah kedua merupakan kisah yang lumrah sih sebenarnya tetapi hal
ini unik dimana pada saat malam hari saya sedang telephonan di dapur dan Judan sedang buang air besar di kamar mandi, karena kamar mandi atasnya terbuka jadi kami bisa mendengar satu sama lain. Dan Judan berkata kepada saya untuk minta ditemani sampai selesai sayapun menjawab iya. Saat saya sedang fokus menelpon tiba-tiba Judan yang tingginya hampir 2 meter itu naik ketas kolam dan mengeluarkan palanya lewat atas dinding yang menghalangi antara dapur dan kamar mandi, dengan kagetnya saya teriak sambil tertawa. Hal itu merupakan hal yang sangat unik. Dan di suatu pagi ada hal yang menakutkan, karena ketika hari itu tidak ada acara atau agenda dalam kelompok kami. Seperti biasa perempuan bertugas di dapur untuk memasak dan yang piket bersih-bersih rumah. tiba-tiba dari samping rumah terlihat ada seorang laki-laki terlihat sudah berumur sekitar 30-an melewati empang samping rumah dengan menggunakan kaca mata hitam, topi, dan jaket kulit berwarna hitam serta
celana panjang. Hal itu begitu mencurigakan dimana yang notabenenya orang tidak dapat melewati samping rumah kami yang itu adalah empang, dan juga apabila melewati samping rumah kami atau empang tersebut harus melewati teras kami atau ubin kami dan bukan merupakan jalanan umum. Dan juga hal yang membuat kami begitu curiga adalah, ketika lelaki tersebut sudah melewati samping rumah kami dan ternyata sudah ada teman yang menunggunya disamping sebelah kanan rumah kami dengan menggunakan sepeda motor untuk menjemputnya. Dan semenjak saat itu, kelompok kami mengadakan ronda malam untuk berjaga-jaga dikarenakan kami mencegah terjadinya sesuatu hal yang buruk terjadi. Mulai terlaksanalah program ronda dirumah dimulai dengan semua anak laki-laki terlebih dahulu yang berjaga. Keesokannya baru mengikuti jadwal yang sudah dibuat oleh sekretaris. Dan pada saat jadwal saya ronda hal yang lucu adalah semua perempuan dijadwal saya tidur dan hanya satu laki-laki yang bangun untuk berjaga. Dalam kelompok KKN saya hampir dalam satu bulan sejak saya tinggal bersama tidak ada konflik yang serius dan membuat ribut satu dengan anggota yang lain. Walaupun masalah tidak mungkin tidak ada dan
ketidaksukaan atau sensy satu anggota terhadap anggota kelompok yang lain
208
pasti ada, namun dalam hal ini saya beserta teman-teman yang lain menanggapi dengan dewasa. Kebhinekaan mulai tebangun sejak awal saya dan yang lain dipertemukan menjadi satu kelompok. Permasalahan yang muncul dapat dibilang hanya masalah-masalaah yang kecil dan tidak perlu untuk diributkan dengan besar. Terdapat beberapa kategori masalah disini, permasalahan pertama yaitu permasalahan program kerja yang telah dibagi per-penanggungjawab. Mungkin ada beberapa individu atau penanggung jawab yang kurang memahami proker mereka karena memang bukan bidang mereka, dan adapula mungkin penanggung jawab yang tidak mengerti wilayah dan keadaan lingkungan tempat KKN seperti apa dan harus bagaimana cara menjalankan proker tersebut untuk dapat masuk ke masyarakat. Permasalahan selanjutnya yaitu permasalahan antar anggota yang masih kurang bisa memahami atau menerima perbedaan. Saya sendiripun masih merasa bahwa anggota kelompok saya masih kurang bisa menerima sifat dan kepribadian saya yang cuek, ceplas-ceplos dan tidak memperdulikan orang lain yang dalam arti saya menjadi diri saya sendiri dan tidak ingin ikut campur masalah orang lain. Mungkin banyak yang tidak suka dengan sifat dan watak saya yang seperti ini, tapi didalam tempat tinggal saya hal tersebut tidak dipermasalahkan demi lancarnya kehidupan bersama selama satu bulan. Sampai pada akhirnya KKN hampir selesai dan semua sifat dan watak teman-teman satu sama lain terlihat seperti apa dan bagaimana mereka. Bagaimana saya dan yang lain menghadapi permasalahan bersama, semua benar-benar terlihat.
Gunung Peteuy Gunung Santri
Entah takdir seperti apa yang membawa saya harus tinggal di daerah
Gunung Peteuy ini, dengan anggapan awal sebuah penderitaan yang akan
saya alami di desa ini. Anggapan-anggapan penderitaan yang saya pikir akan
membuat saya tersiksa dan menderita karena harus jauh dari keluarga, dan
tinggal di tempat yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya, bersama
orang-orang yang tidak saya kenal sebelumnya dan saya tidak mengetahui
seperti apa tampak dan rupa mereka, seperti apa sifat dan watak mereka,
seperti apa latar belakang mereka. Dan ternyata saya menemukan fakta
bahwa Gunung Peteuy mempunyai mutiara-mutiara terpendam, yang
dimana setiap anak-anak yang tinggal di Gunung Peteuy merupakan anak-
anak yang taat agama walaupun dalam bidang pendidikan formal mereka
masih kurang namun di daerah Gunung Peteuy hampir keseluruhan anak-
209
anak disini adalah santriwan dan santriwati. Setiap pulang sekolah pada
siang hari mereka langsung pergi mengaji sampai sore dan pada saat mau
magrib mereka pergi kerumah Mang Husni untuk shalat berjamaah dan
mengaji sampai selesai isya.
Tidak pernah terbayangkan dalam benak saya, saya akan tinggal di lingkungan yang memiliki mutiara-mutiara terpendam, berada di lingkungan para santri yang sangat mendalami agama. Walaupun terkadang saya rindu keluarga dan ingin sekali cepat pulang tetapi anak-anak mutiara ini selalu mengingatkan saya untuk lebih giat mengingat agama yang lebih penting dibanding pendidikan formal, karena banyak yang mereka bisa lakukan tetapi saya belum mampu untuk melakukannya. Hal yang membuat saya tidak habis fikir ditempat ini adalah seperti yang telah saya paparkan diawal cerita pengantar saya diatas dan membuat saya termotivasi untuk mengikuti KKN ini ternyata mayoritas anak-anak di daerah Gunung Peteuy tidak mengerti ilmu teknologi bahkan laptop sekalipun yang seharusnya mereka sedikit-sedikit paham atau merupakan hal yang wajib bagi para siswa bisa mengopresikannya untuk sekedar mengerjakan tugas tetapi mereka belum bisa sama sekali. Untuk menyalakan laptop saja mereka belum mengerti, merupakan hal yang miris mengetahui keadaan tersebut. Dan sampai pada akhirnya kelompok saya memutuskan untuk mengadakan program kerja Pengajaran Ilmu Teknologi walaupun diluar dari program kerja yang telah kami rencanakan, namun melihat keadaan ini kelompok kami merasa terpanggil untuk membatu memajukan generasi bangsa. Dalam program kerja sadar hukum dimana saya yang menjadi penanggung jawabnya, saya mulai memahami karakter dari para pihak desa dan lingkungan sekitarnya, memang benar semua orang di dunia ini bersifat saling mengandalkan satu sama lain. Dimana kewajiban yang seharusnya diemban oleh pihak desa oleh individu atau oknumnya dengan sangat mudah
dilempar kepada mahasiswa yang notabenenya mahasiswa hanya membantu dan tidak menjadi sebagai pemeran utama. Akan tetapi saya selaku penanggung jawab dan sebagai seorang siswa yang berpikiran kritis dengan tegas menentang dan meluruskan posisi saya bersama teman-teman saya yang dimana hanya membantu dan ingin bekerja sama bukan seutuhnya mengambil alih. Hal tersebut merupakan pelajaran yang paling saya ingat selama berada di Desa Sibanteng Dusun Gunung Peteuy tempat saya dan kelompok saya melaksanakan KKN. Pada saat terlaksananya kegiatan sadar hukum, seluruh panitia yang isinya merupakan kelompok KKN ABRAR 141 melaksanakannya dengan
210
sempurna, sebelum terlaksananya kami mengundang segenap tokoh masyarakat Desa Sibanteng mulai dari ketua RT, ketua RW, tokoh masyarakat dan lain sebagainya. Dan pada saat itu teman saya Milatun Hanifah bertugas sebagai pembawa acara (MC), Yasjudan sebagai pemimpin doa, Umul Hamida sebagai dirigen dengan mendadak, saya sendiri berperan sebagai ketua pelaksana, Yanti sebagai operator, Zikri dan 2 orang lainnya sebagai penerima tamu, Diana dan Hafina sebagai penanggung jawab bidang
Konsumsi, dan lainnya membantu sebagai divisi ke-ribet-an. Dan jujur saya sangat bangga dengan mereka semua, dikarenakan mereka mau membantu acara saya dengan sangat ikhlas, padahal saya orang yang paling malas mengikuti acara-acara yang telah disusun dengan alasan malas mandi dan keluar rumah karena susah air dan udara yang cukup panas diluar. Saya sangat berterima kasih kepada mereka dengan sangat.
Angan Harapan dan Cita-cita
Kuliah Kerja Nyata merupakan pembelajaran hidup sebenarnya sebelum para mahasiswa terjun langsung kedalam dunia pekerjaan. Itu benar adanya karena hari demi hari yang kita lewati ditempat pelaksanaan KKN akan menjadi sebuah pengalaman serta pembelajaran baru dalam hidup. Hal-hal yang belum pernah saya alami terjadi ditempat ini, hal yang belum pernah saya ketahui saya ketahui disini, dan hal yang belum pernah saya lakukan saya lakukan disini. Begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang saya dapat di Desa Sibanteng Dusun Gunung Peteuy ini. Harapan saya setelah saya dan teman-teman KKN saya selesai menjalankan kewajiban saya melakukan Kuliah Kerja Nyata ditempat ini, semua ilmu yang telah kita sampaikan walaupun hanya sedikit-sedikit namun kita dapat bagikan dan sebarkan dapat terus teringat dan diterapkan oleh masyarakat Gunung Peteuy ini. Apabila saya menjadi bagian dari Gunung Peteuy saya akan meminta pemerintah setempat untuk membangun menara sinyal pemancar agar masyarakat tidak sulit untuk menanyakan kabar atau mengetahui berita yang terjadi di dunia ini. Karena hal yang saya sayangkan adalah
sulitnya sinyal didaerah tersebut. Semua provider kartu ponsel tidak
mendapat signal sama sekali ditempat tinggal kami, begitu juga dengan televisi saluran hanya ada satu dan itupun seperti semut tayangannya. Begitu menyedihkannya tinggal ditempat seperti diujung dunia yang tidak dapat mendapat informasi dari luar, akan tetapi setelah lama dan sekian lama kami dapat mengerti dan mulai merasa nyaman disini.
211
Dan harapan saya untuk pemerintah dalam bidang pendidikan adalah perdalam pelajaran bahasa Indonesia disetiap sekolah, karena mayoritas sekolah didaerah diajarkan oleh gurunya menggunakan bahasa daerahnya sendiri. Bahkan bahasa nasional jarang sekali digunakan. Pelajar di daerah sana belajar dengan menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah dan hampir semua atau mayoritas pelajar disana tidak mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar atau sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Begitu sulitnya memberikan pengetahuan yang saya punya dengan bahasa Indonesia karena jujur saja saya tidak mengerti bahasa sunda dengan lancer.
Begitupun dalam bidang ilmu teknologi, setidaknya setiap sekolah diberikan fasilitas oleh pemerintah berupa komputer dan guru yang menekuni bidangnya. Karena disetiap sekolah pada saat ini pemerintah menerapkan ujian nasional dengan menggunalan komputer atau berbasis online, apabila para siswa tidak memahaminya maka bagaimana mereka dapat mengerjakan ujiannya dengan lancar? Dan ini pun merupakan PR untuk pemerintah. Dan bukan hanya itu, agar setiap siswa para penerus bangsa tidak buta akan teknologi informasi dimana pada saat ini generasi
millennials-lah yang menguasai dunia. Dalam bidang pelayanan masyarakat saya inigin pemerintah mempermudah masyarakat Desa Sibanteng Dusun Gunung Peteuy dalam program pembuatan KTP, KK, Akta Kelahiran, dan pembuatan BPJS. Karena setelah saya survei dan saya teliti saya terjun langsung kewarga masyarakat untuk meneliti seberapa banyak anak-anak di dusun ini yang belum memiliki akta kelahiran dan ternyata 80% diantara masih belum memiliki akta dikarenakan sulitnya akses untuk menuju Cibinong tempat pembuatan akta kelahiran tersebut serta ditambah dengan sulitnya birokrasi yang harus iikuti oleh masyarakat untuk pembuatan akta kelahiran. Dan ketika saya beserta teman-teman konfirmasi ke pihak desa, pihak desa memberikan tanggapan bahwa dahulu pembuatan KK, AKTA KELAHIRAN memang dapat dibuat di kantor desa. Namun, setelah pemekaran wilayah hal tersebut tidak dapat dilaksanakan lagi dikarenakan pihak desa tidak mempunyai anggaran untuk melakukan hal tersebut. Dahulu pihak desa memungut biaya untuk pembuatan KTP, KK, Akta Kelahiran, serta BPJS. Namun saat ini pihak desa tidak dapat memungut biaya, dikarenakan apabila memungut biaya untuk akomodasi maka hal tersebut dapat dipermasalahkan karena telah melanggar aturan birokrasi. Semoga pemerintah mempermudah jalannya kemajuan daerah tertinggal, agar semua desa di Indonesia dapat berkembang mengikuti
212
kemajuan negara sebagai negara berkembang. Dan hentikan kegiatan nepotisme dalam hierarki pemerintahan, hal tersebut memotong putra-putri bangsa dalam berkarya dan berkembang. Nepotisme sudah diatur dalam undang-undang, namun hal ini sudah dijadikan hal yang lumrah dalam kegiatan sehari-hari. Nepotisme telah diterapkan dalam kegiatan pemerintah sejak awal orde baru, dan telah mengakar dalam pemerintahan dan tidak dapat diberantas dengan mudah. Hal yang membuat resah warga, namun sulit untuk dihindari karena dalam kehidupan sehari-hari tetap saja diterapkan. Cita-cita yang kecil namun sangat bermanfaat mungkin, ketika saya sudah menyandang gelar S.H saya bercita-cita kecil, ingin membenahi birokrasi pemerintah yang begitu rumit dan menyulitkan warga untuk menerima apa yang menjadi haknya dan kewajiban yang harus dimiliki oleh warga negara yaitu kartu identitas.
Betapa sulitnya warga ingin membuat Akta Kelahiran harus melewati perjalanan yang begitu jauh, dari Gunung Peteuy ke Cibinong sebagai pusat pemerintahannya. Mereka harus mempunyai uang untuk ongkos minimal Rp 100.000,- untuk satu kali perjalanan, dan Akta Kelahiran tersebut belum bisa langsung jadi, jadi warga harus pulang dan kembali lagi 2-3 hari untuk mengambil Akta Kelahiran yang sudah jadi dan mereka harus memiliki ongkos lagi minimal Rp 100.000,-. Dengan mayoritas pekerjaan mereka yang seorang petani sangat sulit mencari uang yang lumayan banyak hanya untuk membuat Akta Kelahiran, dank arena alasan tersebut banyak warga masyarakat yang keberatan untuk membuat Akta Kelahiran. Beberapa harapan dan cita-cita yang mungkin sangat lumrah untuk diinginkan setiap warga masyarakat. Berkembang terus Sibanteng, Berkembang terus Gunung Peteuy, Berkembang terus Bogor, Berkembang terus Indonesiaku!!! Semoga di lain kesempatan saya dapat mengunjungi tempat itu
kembali, salam cinta dan kasih dari saya peserta KKN ABRAR 141 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
213
K
DARI MAHASISWA UNTUK SIBANTENG
Jundi Assyidiq
Sekapur Sirih dari Penulis
Pertama-tama saya ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada
Bapak Kepala Desa Sibanteng Bapak H. Supriani beserta aparat desa dan
Warga sekalian yang telah menerima dan menyambut Kami selaku peserta
KKN dari Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Alasan saya mengikuti kegiatan KKN ini selain untuk menyelesaikan
syarat kelulusan akademik, saya ingin mengukur seberapa dalam ilmu yang
saya dapatkan di perkuliahan serta sampai mana kemampuan saya dalam
mengimplementasikan ilmu yang saya dapatkan di perkuliahan. Karena dari
pengalaman saya ada seseorang yang paham akan suatu hal namun tidak bisa
memberikan pemahaman kepada orang lain dan ada pula orang yang paham
akan suatu hal dan mampu memberikan pemahaman kepada orang lain.
Serta termotivasi atau lebih tepatnya tertantang oleh suatu hal, yaitu
mempersatukan pemikiran agar terjadinya keselarasan dalam setiap
kegiatan namun terbatasi oleh waktu yang singkat untuk mengenal satu
sama lain ini. Dikarenakan saya dipertemukan oleh teman-teman baru yang
secara mendadak ditunjuk oleh pihak kampus tantanganpun bertambah
mengingat teman-teman saya lebih muda satu tahun dalam hal akademik
karena saya baru mengikuti KKN setahun lebih lambat dari teman-teman
saya yang se-alumni.
Untuk tujuan pribadi saya sendiri adalah ingin memberikan manfaat
kepada masyarakat banyak seperti yang dijelaskan oleh Rasullah Shallallah
‘Alayhi wa Sallam “Orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang
memberikan manfaat kepada orang lain” dan Alhamdulillah Allah memberikan
Hamba-Nya jalan lewat perantara kegiatan KKN ini. Yang mana dalam
kegiatan tersebut saya dapat memberikan pemahaman tentang dunia yang
sebagian dari masyarakat desa belum tahu mengenai jenjang pendidikan
setelah SMA yaitu perkuliahan sekaligus menekan angka pernikahan dini
dengan cara mengadakan seminar pra nikah di desa tersebut, serta
menyadarkan para warganya untuk menggali potensi yang dimiliki desa
tersebut namun tidak mereka (warga) sadari seperti misalnya pemakaman
Belanda yang sudah tak terurus. Jika tempat ini direstorasi bukan tidak
214
mungkin jika desa tersebut menjadi destinasi wisata dan dapat
meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat. Dan membagikan
sedikit ilmu saya yang sudah saya tempuh di pesantren untuk menyadarkan
para generasi muda penerus bangsa agar bersikap kritis terhadap sesuatu
apapun dan tidak langsung menerima informasi apapun yang tidak bisa
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Mengingat di zaman milenial ini
dengan alat yang serba canggih terutama smartphone yang dapat
memudahkan kita dalam mengakses konten apapun oleh karena itu
pembelajaran tentang sesuatu apapun terutama ideologi Islam yang bersifat
sensitif dan menanamkan sikap toleransi kepada setiap etnis maupun
ideologi apapun, karna tanpa adanya sikap toleransi ini seseorang cenderung
selalu menyalahkan orang lain yang tidak sepemikiran dengannya seolah
dirinya yang paling benar dan menimbulkan permasalahan pelik dikemudian
hari.
Menurut pandangan saya sebelum mengikuti kegiatan KKN adalah
hanya sebagai formalitas akademik dan sebagai sarana dan prasarana dalam
mewujudkan tujuan pribadi saya, nyatanya ketika saya menjalani kegiatan
ini ada suatu ikatan yang tumbuh satu sama lain tidak lain dan tidak bukan
adalah ikatan kekeluargaan yang tanpa saya sadari telah tumbuh bersama
teman-teman KKN saya tersebut. Semua kekhawatiran saya tentang
perbedaan tahun akademik, perbedaan usia, serta perbedaan pemikiran saya
sirna sudah layaknya angin yang berhembus hilang begitu saja, mungkin
tumbuhnya rasa kekeluargaan ini timbul karena teman-teman satu sama lain
saling membantu setiap program kerja individu yang membutuhkan kerja
sama tim, begitu pula dengan para warga, Mereka sudah saya anggap seperti
keluarga besar saya ditambah dengan suasana pedesaan yang asri serta para
warganya yang sangat ramah dan selalu siap membantu kami para peserta
KKN untuk membantu setiap kegiatan yang kami selenggarakan. Tak lupa
pula rasa antusianisme yang sangat tinggi ketika kami mengadakan kegiatan
yang bersifat perberdayaan seperti misalnya Produk Olahan dan Kerajinan
Tangan.
Dan di akhir penutupan saya dalam mengikuti acara KKN tersebut
yang selama kurang lebih satu bulan hidup bersama para warga dan teman-
teman KKN seperti ada separuh jiwa yang hilang dalam raga entah dari
kapan rasa kehilangan ini muncul yang jelas sangat terasa sekali rasa
kehilangan tersebut. Dan jujur belum pernah saya menjalin ikatan yang
begitu kuat bersama teman-teman KKN dan seluruh warga yang susah
215
senang ditanggung bersama, mungkin inilah yang membuat ikatan
kekeluargaan muncul.
Perbedaan
Pada sub bab saya memberikan judul demikian karena pada tahap ini
Saya akan menjelaskan tentang persepsi dari sudut pandang saya pribadi.
Karena saya berasal dari lulusan pesantren semenjak lulus dari SD, belum
pernah terbayangkan atau terpikirkan sedikitpun di benak hati saya akan
satu rumah dengan bukan muhrim (wanita), rasa canggungpun selalu saya
rasakan ketika berada satu rumah dengan teman-teman KKN. Persoalanpun
diperparah dengan fakta bahwa dalam kelompok KKN saya beranggotakan
19 orang dimana paling banyak didominasi oleh para wanita, yaitu sekitar 13
orang, bandingkan para Laki-laki yang hanya 6 orang saja bisa dibayangkan
rasio antara laki-laki dan wanita kurang lebih adalah 1 banding 2. Namun
kenyataannya alhamdulillah saya dapat beradaptasi bahkan sangat dekat
dengan mereka (wanita) yang tentunya dalam batasan-batasan yang wajar
menurut syariat agama.
Dari hidup satu rumahpun saya dapat memahami bahwa kemampuan
seseorang itu tidak hanya dilihat dari Jurusan/Prodi yang sedang digeluti, ini
terlihat ketika teman-teman KKN mengusulkan program kerja (Proker)
Mereka misalnya teman saya yang bernama lengkap Asrul Ummu Darojat
Jurusan Filsafat Islam dan kebetulan satu Fakultas dengan Saya yakni
Ushuludin mengusulkan tentang program kerajinan tangan dari benang
yang tentunya berpotensi meningkatkan perekonomian para masyarakat
disana, khususnya para Ibu-ibu dan Anak-anak yang cenderung memiliki
waktu senggang lebih banyak ketimbang para Ayah. Sekedar info saja
Jurusan Filsafat Islam itu menitik beratkan tentang para Filsuf kenamaan
dunia terutama kalangan Filsuf Islam dan satu lagi yang masih teman saya
yang berasal dari kaum Hawa yang bernama lengkap Diana Sa’adah yang
mengambil Jurusan Pendidikan IPS. Ia mengusulkan program kerja dengan
tema produk olahan makanan yaitu nugget tempe yang sebagian, bahkan
Kami seluruh kelompok KKN tidak mengetahui produk olahan tersebut dan
lagi-lagi tentunya mengandung nilai ekonomi karena dapat menjadi jajanan
anak sekolah. Kemudian ada lagi teman saya yang bernama Annisa Zikri dari
Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi yang notabene mendalami ilmu
tentang subtansi dari fenomena alam ketika menyodorkan prokernya
216
(Program Kerja) ingin mengadakan cek kesehatan berupa cek tensi darah
(Tekanan Darah) walau hanya bermodalkan alat tensi darah saja, namun
tidak mengurangi semangatnya bersama teman-teman KKN 141 khususnya
dari para wanita dalam rangka menjaga kesehatan dan mendeteksi suatu
penyakit sedini mungkin untuk menciptakan suatu masyarakat yang sehat.
Dan Alhamdulillah Allah memberikan jalan berupa kecocokan program ini
dengan program yang diselenggarakan oleh Kelurahan Sibanteng yang ingin
mengadakan cek kesehatan yang tentunya memiliki peralatan yang lebih
memadai dan yang tadinya pemusatan program ini hanya untuk para orang
tua dan lansia kini merambah dan lebih spesifik seperti misalnya cek berat
badan dan imunisasi bagi balita, cek berat badan, usia kehamilan dan tinggi
badan bagi para ibu hamil dan terakhir bagi para Lansia (Lanjut Usia) adalah
cek tensi darah, kadar gula, dan kadar asam urat.
Sedikit pengalaman tak terlupakan ketika hidup bersama dengan
teman-teman KKN yang ingin saya tuangkan dalam tulisan yang singkat ini
adalah pada saat itu saya dan teman-teman KKN baru dua hari berada disana
dan baru ingin melaksanakan kegiatan program kerja kami yang pertama,
yaitu mengisi waktu luang para pelajar MI (Madrasah Ibtidaiyah) yang pada
saat itu sedang liburan akhir dengan kegiatan mengajarkan dua bahasa asing
yaitu Bahasa Arab dan Inggris. Namun sebelum melaksanakan program
tersebut sang pengusul yang bernama Ummul Hamida ingin meminta izin
kepada Kepala Sekolah MI tersebut yang bernama Bapak Kiai Asep Dimyati
yang akrab disapa Pak Adim sekaligus meminta bantuan untuk
mensosialisasikan program Kami tersebut kepada para murid MI tersebut.
Dan yang menjadi persoalan adalah sang pengusul program tersebut
yaitu teman saya yang bernama Ummul Hamida meminta perwakilan
kepada pihak Laki-laki untuk menemaninya berbicara kepada Bapak Kiai
Asep Dimyati selaku Kepala Sekolah MI tersebut, dan setelah melalui proses
yang panjang, yaitu saling tunjuk-menunjuk diantara enam Laki-laki itu
sayalah yang ditunjuk untuk membuka pembicaraan dengan Bapak Kiai
Adim tentang izin mengajar tersebut. Mengingat latar belakang saya yang
seorang santri namun saya mengakui bahwasanya disamping segan dengan
sang kiai sifat sayapun hampir seperti kebanyakan Laki-laki pada kelompok
saya yaitu suka menunda-nunda sesuatu yang pada akhirnya berimbas pada
kemoloran deadline. Sehingga baru pada malam hari selepas shalat Isya saya
dan sebagian teman-teman KKN memberangkatkan diri untuk meminta izin
kepada yang bersangkutan, yaitu Bapak Kiai Adim. Namun tak disangka
217
ketika saya dan sebagian teman-teman KKN ingin mengunjungi rumah
beliau, sang Kiai tersebut sedang keluar rumah dikarenakan ada pengajian di
RT tetangga dan beliaupun turut dipanggil dalam acara pengajian tersebut.
Dengan perasaan sedikit kecewa dan menyesal saya dan sebagian teman-
teman KKN kembali ke rumah kontrakan dan sesaat sebelum memasuki
rumah, khusus para laki-laki terutama saya sebagai orang yang ditunjuk
selaku penyambung lidah antara Teman-teman kelompok KKN dengan Pak
Kiai dimarahi oleh seorang wanita kelompok Saya yang bernama Asrul
Ummu Darojat dengan suara lantang dan sedikit amarah mengatakan “
Makanya jadi Cowo itu yang sigap jangan maunya didorong aja“ setelah mendengar
perkataan itupun saya dan teman-teman laki-laki tanpa pikir panjang lari
ketakutan Hahaha. Teman saya itulah yang bernama Asrul kelak akan
menjadi Algojo bagi para laki-laki di kelompok kami.
Di lain waktu, ada sebuah tragedi pula yang menyebabkan kami para
laki-laki merasakan kembali panasnya kuping karena dimarahi oleh teman
saya yang masih seperti cerita diatas. Ketika itu sedang ada kegiatan produk
olahan makanan dan kebetulan dirumah air tidak menyala alias kosong.
Kami pun para laki-laki rada ogah-ogahan untuk pergi ke kegiatan, tiba-tiba
Asrul yang biasa saya panggil dengan sebutan “Mbak Yu” yang artinya kaka
perempuan dalam Bahasa Jawa tersebut mengatakan dengan nada yang agak
meninggi “Kalo jam segini belum siap-siap kapan mau dimulai acaranya” dalam
hitungan sepersekian detik saya dan teman-teman langsung tancap gas
tanpa memerdulikan badan yang belum mandi, baju yang kurang pantas
dalam acara resmi. Pokoknya yang ada dipikiran saya dan teman-teman
bagaimana caranya untuk bertahan hidup dari amukan Mbak Yu. Dan untuk
kejadian paling lucu selama mengikuti acara KKN ini adalah ketika kami
mencoba alat cek tensi darah milik salah satu teman saya yaitu Annisa Zikri,
berhubung diantara kami tidak ada yang bisa menggunakan alat cek tensi
darah tersebut maka hasilnya pun tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya.
Bayangkan hasil tekanan darah saya adalah 190/80 sontak saja saya kaget
karena hasil ini sudah sangat berpotensi mengalami penyakit Darah Tinggi.
Untung saja setelah dicek ulang oleh teman yang bisa menggunakan alat
tersebut bahwa tekanan darah saya adalah 110/80 yang terhitung
normal..huft. Respon saya yang berlebihan pun mengundang gelak tawa.
Dan mungkin untuk kejadian indah yang tak pernah terlupakan
bersama teman-teman KKN adalah ketika saya dan sebagian teman
218
kelompok saya bernyanyi bersama dengan bermodal alat-alat kadarnya.
Jujur sampai sekarangpun jika melihat video tersebut masih sangat terasa
seperti masih berasa KKN. Sungguh pengalaman yang sangat indah dan tak
terlupakan.
Lalu ada kegiatan terakhir KKN yang menurut saya berkesan yaitu
kegiatan Malam Pensi (Pentas Seni) dalam acara ini menampilkan bakat dan
kesenian yang dimiliki oleh para Anak-anak dari Kampung Gunung Peteuy
namun yang membuat kegiatan ini sangat berkesan bagi saya dan sulit tuk
dilupakan adalah saya sendirilah yang menjadi pembawa acara tersebut.
Sebagai catatan saya adalah orang yang memiliki penyakit demam panggung
dan kurang begitu menonjol karena masih banyak disekeliling saya yang
lebih bagus dan layak untuk menjadi pembawa acara dan Alhamdulillah
dengan adanya kegiatan KKN ini saya diberikan kesempatan untuk menjadi
pembawa acara tersebut tanpa grogi dan mendapat pujian dari teman-teman
KKN
Terakhir, pengalaman yang akan Saya ceritakan dalam tulisan yang
sangat singkat ini adalah ketika Saya memberanikan diri untuk membuka
pembicaraan perihal izin mengajar di MI tersebut, mungkin terkesan sepele
namun butuh keberanian yang besar untuk melakukannya ini dikarenakan
lawan bicara adalah seseorang yang sangat disegani dan dihormati seluruh
Kampung Gunung Peteuy. Lalu ada pengalaman tentang pertama kalinya
saya mengajar anak-anak desa untuk belajar mengaji al-Qur’an dan kesulitan
yang saya alami ketika mengajar adalah bagaimana sabarnya mengajarkan
anak-anak yang benar-benar dari nol atau biasa kita sebut dengan buta huruf
Hijaiah. Dan sabar disini bukan hanya sabar dalam mengajarkan sesuatu
yang baru akan tetapi menghadapi tingkah laku dari para muridpun menjadi
hal sulit untuk ditangani bayangkan saja ketika saya mengajar bersama
beberapa teman-teman KKN saya ada sebagian murid yang lari-larian kesana
kemari, ada yang memanjat pilar tempat mengajar sampai-sampai Saya
membatin “apa ketika saya seumuran dengan mereka pernah melakukan hal-hal yang
konyol”. Namun bagi saya ini merupakan serba-serbi dalam dunia mengajar
dan diantara semua program hanya program mengajar inilah yang sangat
sulit untuk dijalani karena dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan
perhatian yang lebih. Itu semua adalah pengalaman dan poin penting dalam
dunia mengajar yang tak terlupakan yang pernah saya alami dan
Alhamdulillah kelak memori ini akan terkenang selamanya dalam hati.
219
Secuil Surga
Pertama-tama saya ingin menjelaskan tentang penamaan judul
diatas. saya memilih kata-kata ini dikarenakan terinspirasi dari kampung
tempat saya tinggal, apa lagi kalau bukan Kampung Gunung Peteuy tercinta
ini. Dikarenakan oleh beberapa hal yaitu pertama adalah suasananya yang
indah nan asri dan belum tersentuh oleh asap limbah pabrik dan jauh dari
hiruk pikuk kota yang selalu terpapar oleh polusi ditambah para tokoh
masyarakat dan warganya yang sangat memperhatikan lingkungannya. Yang
kedua adalah banyak pesantren yang Alhamdulillah masih sangat aktif dan
menjadi indikator bahwa ikatan agama Islam yang masih sangat kuat dan
mengakar dikalangan masyarakat sekitar serta banyak pula para tokoh
agama semisal ustaz, kiai, dan para Muballigh jadi tidak salah jika Saya
menyebut kampung ini sebagai tanah santri. Yang ketiga adalah
masyarakatnya yang selalu bermusyawarah ketika ingin menetapkan
sesuatu dan dikerjakan secara gotong royong dan sangat ramah seperti
bertegur sapa kepada siapapun tanpa terkecuali saya dan teman-teman
kelompok KKN pun sudah dianggap seperti warga bahkan saudara itu
sangat berbanding terbalik dengan masyarakat kota yang sangat bersifat
individualis, cuek dan tidak memperdulikan keadaan sekitar bahkan
tetangga yang bersebelahanpun sering kali tidak saling mengenal. Alasan-
alasan inilah yang memantapkan hati saya untuk mengambil kata sub bab
tersebut.
Kejadian-kejadian yang tak terlupakan selama saya bergaul dengan
masyarakat sekitar adalah ketika pertama kali mengikuti kegiatan para
warga yang sudah hilang dalam masyarakat kota, apalagi kalau bukan
gotong royong untuk membangun jembatan dan betonisasi jalan sekitar agar
bisa dilalui oleh kendaraan beroda empat. Hal ini pertama kalinya lagi saya
mengikuti kegiatan gotong royong tersebut setelah terakhir kali
melakukannya pada empat tahun silam, tepatnya ketika saya masih
menempuh pendidikan dipesantren. Ketika saya dan teman-teman dari
kalangan Laki-laki melakukan gotong royong itu mungkin tidak ada yang
aneh yah lumrah seperti biasanya, kejadian aneh muncul ketika waktunya
istirahat sekitar ba’da Dzuhur sebagian warga memakan singkong yang
langsung dari tempatnya tanpa diolah dahulu memang kebetulan tempat
kami bergotong royong itu bersebelahan dengan kebun singkong. Saya yang
melihat kebiasaan sebagian mayarakat itupun sedikit terperangah yah
220
mungkin ini hal yang tidak penting bagi orang lain namun bagi saya ini
adalah sesuatu yang patut dicoba karena beda dari yang lain.
Kisah selanjutnya yaitu datang dari anak-anak, jadi ketika saya dan
teman-teman KKN ingin mengumumkan penutupan KKN dan dibarengi
dengan acara makan bersama para murid dari pengajian tersebut. Ditempat
Saya mengajar mengaji dan Bahasa Arab tanpa diduga hampir sebagian besar
dari kalangan anak-anak terutama dari murid perempuan ikut bersedih dan
merasa kehilangan mungkin bagi mereka saya dan teman-teman sudah
dianggap sebagai kakak mereka sendiri karena kalau boleh jujur kekurangan
yang menurut saya yang ada ditempat saya KKN adalah kurangnya pemuda
di daerah tersebut. Hal ini dikarenakan para pemuda dan pemudinya yang
lebih memilih merantau demi pekerjaan yang lebih layak yah memang
berdampak baik bagi perekonomian namun dari segi public figure bagi anak-
anak tidak ada yang mengakibatkan tidak adanya tenaga pengajar yang
cukup untuk pengajian.
Dan kisah terakhirpun masih dari anak-anak Kampung Gunung
Peteuy, ketika selesai menutup dan mengucapkan perpisahan kepada para
anak-anak dengan makan bersama sebagian dari mereka ada yang mengajak
Kami untuk mengunjungi wisata alam yang terdapat di Desa Sibanteng
tersebut yaitu mendaki sebuah gunung yang tidak begitu tinggi namun
indah yang bernama Gunung Seureh. Disana Kami melakukan foto bersama
para murid pengajian mungkin tidak ada yang aneh, namun ada satu kejadian
yang sangat menyentuh dan takkan pernah terlupakan oleh saya yaitu ketika
saya sendiri sedang beristirahat dan duduk santai dibawah pohon yang
rindang tiba-tiba salah seorang murid saya yang bernama Dimas memeluk
saya dari belakang seraya berkata “Kak pulangnya nanti aja yah minggu depan”
dalam waktu beberapa saat saya terdiam antara sedih dan bingung atas
pertanyaan si murid. Sedih karena mendengar perkataannya yang tulus dan
polos dari hati dan bingung dengan jawaban apa yang tepat dan tidak
melukai hatinya akhirnya dengan sedikit lirih saya menjawab “Kakak juga
masih ada tugas lagi ntar juga kalau kakak udah sukses Insya Allah bakal datang lagi
kesini “lalu ketika Saya selesai menjawabnya Dimas pun sedikit menjauh dari
saya dan menghapus sedikit air matanya yang jatuh agar tidak terlihat oleh
saya, teman-teman KKN, dan teman-temannya sendiri.
221
Angan-Angan Indah
Jika takdir bisa diubah dan jarum jam yang dapat kembali
kepermulaan dimana ia memulai dan saya terlahir sebagai bagian masyarakat
Kampung Gunung Peteuy. Insya Allah saya ingin mengabdikan diri saya
kepada kampung tersebut dan mencurahkan seluruh perhatian saya kepada
mereka para murid pengajian yang polos namun memiliki keinginan yang
kuat untuk meraih sesuatu. Namun apa dikata takdir berkata lain nasi sudah
menjadi bubur namun jika memang sudah menjadi bubur hiasilah bubur itu
dengan tambahan bumbu dan ayam dan menjadikan bubur itu lebih nikmat
ketimbang nasi, seperti halnya saya yang tidak memiliki takdir untuk
menjadi masyarakat Kampung Gunung Peteuy namun atas izin Allah lewat
kegiatan KKN ini saya dapat dipertemukan oleh masyarakat Gunung Peteuy
tersebut dan secara tidak langsung menjadi bagian dari keluarga besar
Kampung Gunung Peteuy. Namun yang lalu biarlah berlalu menjadi angan-
angan indah.
222
L
REKAM JEJAK DI SIBANTENG
Lia Agustina
Awal dari Sebuah Pengabdian
Awal memasuki semester 6 terdapat mata kuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang merupakan hal baru bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Tahun-tahun sebelumnya FITK tidak pernah ada mata kuliah KKN untuk mahasiswanya. Karena KKN merupakan sesuatu yang baru bagi Fakultas saya, maka Kepala Program Studi Pendidikan Kimia yang merupakan jurusan saya, melakukan pengarahan bagi mahasiswa/i semester 6 untuk segera mengambil mata kuliah KKN tersebut, karena mata kuliah ini merupakan syarat penentu kelulusan. Saya dan teman-teman mendaftar
KKN secara bersama-sama melalui AIS (Academic Information System). Setelah saya mendaftar, awalnya saya hanya tau bahwa KKN itu adalah hidup disuatu desa selama sebulan atau lebih. Namun, setelah saya mendengar berita-berita dari orang-orang di sekeliling saya, ada yang mengatakan bahwa KKN itu harus melaksanakan suatu kegiatan baik individu maupun kelompok di suatu desa yang akan saya tinggali nantinya, ditambah lagi ada yang mengatakan bahwa teman-teman satu kelompok akan berbeda dari masing-masing Fakultas yang ada di UIN.
Setelah mendengar berita-berita yang beredar dari orang-orang di sekitar, membuat saya khawatir tidak dapat menjalani KKN, apalagi ditambah harus bersama orang-orang yang baru saya kenal selama sebulan atau lebih. Saya bukan orang yang cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar apalagi dengan orang-orang baru dan dengan sifat mereka yang beraneka ragam juga. Rasa khawatir yang muncul ini, membuat saya ingin mencari tau bagaimana KKN itu sebenarnya, tapi saya tidak punya senior yang bisa saya tanyakan, karena baru angkatan saya di FITK yang menjalani KKN. Saya yang sebenarnya lulusan tahun 2013 pada waktu SMA, mempunyai beberapa teman dari Universitas lain yang sudah lulus, akhirnya saya memutuskan untuk menanyakannya dengan teman-teman saya dari Universitas lain yang sudah menjalani KKN sebelumnya. Banyak informasi yang saya dapatkan dari teman saya, dia mengatakan bahwa KKN itu seru dan akan banyak sekali pelajaran hidup yang di dapat. Dari cerita-cerita teman saya yang sudah pernah mengikuti KKN inilah, yang membuat saya yakin bisa menjalaninya. Setelah mendapatkan cukup informasi tentang KKN dari teman, saya mencoba mencari informasi lain dengan melihat video
223
KKN dari Universitas lain atau mencari cerita dari pengalaman orang yang dibagikan melalui Internet. Dari banyak pengalaman orang yang saya dapatkan tentang KKN, semakin memotivasi diri saya sendiri. Saya meyakinkan diri sendiri bahwa segala sesuatu yang dikerjakan secara ikhlas dan percaya akan diri sendiri pasti akan maksimal hasilnya.
Pembagian kelompok KKN diumumkan melalui WhatsApp, semua mahasiswa UIN khususnya semester 6 sangat ramai dan mulai mencari nama mereka ada di kelompok berapa, siapa teman mereka dalam satu kelompok, dan di daerah mana lokasi KKN yang didapatkan. Saya pun juga demikian, ketika berita pembagian kelompok KKN sudah ramai, saya pun mencari nama saya dan di daerah mana saya ditempatkan. Ternyata saya ditempatkan di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kota Bogor bersama dengan 19 orang yang berbeda jurusan dan saya mendapatkan nomor kelompok 141. Dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terdapat 5 orang perwakilan tentunya dari jurusan yang berbeda walaupun dalam satu Fakultas yang sama. Setelah pembagian kelompok, satu per satu dari kami mulai mencari
satu sama lain dan membuat grup WhatsApp KKN 141. Akhirnya setelah semua anggota kelompok KKN 141 terkumpul, kami mengadakan pertemuan
pertama yang bertempat di depan Landmark UIN, kami mulai berkenalan satu sama lain dan mulai membentuk divisi serta BPH (Badan Pengurus Harian). Saya mengajukan diri menjadi bendahara II, karena saya ingin mencoba pengalaman baru sebab sebelumnya saya belum pernah menjadi bendahara baik dalam kegiatan sewaktu saya SMA maupun kuliah.
Tiba pada waktu acara pembekalan KKN yang dilaksanakan pada tanggal Kamis, 26 April 2018, pada saat pembekalan ada beberapa pembicara yang menyampaikan materi seputar apa saja yang harus dilakukan selama KKN, dan salah satu pemateri yang paling saya ingat dari Pak Eva Nugraha selaku Koordinator Program KKN PpMM. Beliau menyampaikan materi tentang alur pelaksanaan KKN, selain itu beliau banyak memotivasi para peserta KKN yang hadir pada hari itu. Beliau menyampaikan bahwa KKN merupakan wujud nyata bagi seorang mahasiswa yaitu melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah Pengabdian kepada Masyarakat. Hal inilah yang membuat saya semakin termotivasi dan mempunyai alasan mengikuti KKN. Saya meyakinkan diri saya bahwa saya bisa terjun dan mengabdi ke masyarakat berdasarkan kompetensi yang saya miliki sekarang. Karena jurusan saya adalah pendidikan, maka kompetensi saya yaitu mengajar. Saya mulai memikirkan kegiatan apa yang akan saya
lakukan di tempat KKN, karena background pendidikan saya adalah Pendidikan Kimia yang merupakan rumpun IPA, saya akan melakukan
224
kegiatan Chemistry for Kids yang merupakan kegiatan eksperimen kimia sederhana bagi anak-anak. Saya mengharapkan kegiatan saya ini dapat menambah pengetahuan anak-anak bahwa sains itu dekat dengan kehidupan.
Setelah pembekalan, kelompok KKN saya mengadakan kumpul
untuk membahas tentang nama kelompok. Setelah dilakukan voting dan diskusi, akhirnya kami sepakat bahwa nama kelompok KKN kami adalah ABRAR yang mempunyai arti golongan yang berbuat kebajikan. Pada tanggal 1 Mei 2018, ada beberapa teman saya yang melakukan survei pertama. Namun, saya berhalangan hadir sehingga tidak bisa ikut, hasil survei yang pertama tidak terlalu maksimal karena hari libur sehingga pegawai kantor desa tidak masuk. Akhirnya, saya dan teman-teman kembali melakukan survei tanggal 8 Mei 2018, kami berangkat dari kampus UIN bersama-sama menggunakan motor dan sampai di Kantor Kepala Desa Sibanteng dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam. Sesampainya disana kami bertemu dengan Kepala Desa Sibanteng, dan diajak berkeliling dengan staf desa untuk melihat tempat KKN, kami ditempatkan di Dusun Gunung Peteuy. Letak dusun ini cukup jauh dari kantor desa dan tidak ada sinyal sama sekali. Kami ditempatkan di RT 01 RW 07, sesampainya di Dusun Gunung Peteuy, saya dan teman-teman berkunjung ke rumah ketua RT 01 yaitu Bapak Ujang. Disana kami berbincang-bincang mengenai banyak hal, seperti bagaimana kondisi masyarakat disana, kegiatan apa yang sering dilakukan, apa saja kekurangan atau kelebihan dari Dusun Gunung Peteuy. Kami mengadakan survei sebanyak 4 kali, semua survei yang saya dan teman-teman lakukan membuat kami dapat memetakan kegiatan-kegiatan yang tepat dengan permasalahan desa yang sedang dihadapi.
Setelah survei yang dilakukan dirasa sudah cukup untuk memetakan kegiatan kelompok yang akan dilakukan disana, saya dan teman-teman melakukan beberapa kali rapat untuk memilih kegiatan. Kegiatan kelompok kami tersebar menjadi beberapa bidang, baik itu kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, keagamaan, lingkungan, dan kesehatan. Saya dan teman-teman rutin melakukan diskusi walaupun tidak secara langsung dilakukan karena kesibukan kami masing-masing, tetapi diskusi dilakukan via grup
WhatsApp. Tiba pada waktu pelepasan KKN yang diadakan pada tanggal 17 Juli 2018, beberapa orang dari perwakilan kelompok saya menghadiri acara pelepasan tersebut. Keesokkan harinya pada tanggal 18 Juli 2018, kelompok saya berangkat menuju lokasi KKN, saya dan teman-teman berangkat dari kampus UIN sekitar pukul 10.00 dan tiba disana pukul 14.00 WIB.
225
Pembukaan KKN berlangsung pada tanggal 20 Juli 2018 di Kantor Kepala Desa Sibanteng, acara pembukaan ini dihadiri oleh perwakilan dari Kecamatan Leuwisadeng, Kepala Desa Sibanteng, Dosen Pembimbing kelompok KKN 141, dan perwakilan RT/RW Dusun Gunung Peteuy. Pada acara pembukaan ini, kelompok kami menjelaskan tentang kegiatan yang akan kami lakukan selama sebulan di Dusun Gunung Peteuy. Setelah acara pembukaan, keesokkan harinya saya dan teman-teman melakukan kegiatan ramah tamah dengan warga dengan bersilaturahmi ke tokoh masyarakat dan masyarakat Dusun Gunung Peteuy khususnya RT 01 RW 07.
Selama pelaksanaan KKN, banyak kegiatan yang kelompok kami adakan di Dusun Gunung Peteuy. Dari bidang pendidikan, ada kegiatan bimbel TPA dan calistung, Pelatihan MC, Renovasi Warung Baca Masyarakat, dan Pelatihan IT. Dari bidang pendidikan, saya banyak membantu khususnya pada kegiatan bimbel dan pelatihan IT, pada kegiatan bimbel yang dilaksanakan di RW 08, saya mengajar membaca untuk anak-anak yang belum lancar dalam membaca, banyak sekali anak-anak yang sudah masuk SD tapi belum lancar membaca. Bimbel yang diadakan di RT 01 RW 07, saya berkesempatan untuk mengajar matematika untuk kelas III,
selain itu saya juga menjalankan kegiatan pribadi yaitu Chemistry For Kids. Pada kegiatan pelatihan IT, karena keterbatasan tempat akhirnya saya dan teman-teman mengadakannya di posko KKN, disana saya mengajarkan
Microsoft Office khususnya Microsoft Word untuk anak-anak SMP khususnya yang berada di RT 01 RW 07, banyak anak-anak yang belum lancar dalam
mengoperasikan Microsoft Word. Dari bidang lingkungan dan kebersihan, saya dan teman-teman
mengadakan kegiatan penanaman bibit tanaman, gotong royong, penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), dan pengadaan tempat sampah. Untuk kegiatan penanaman bibit tanaman, dilakukan secara simbolis dengan menanamnya di lahan sekitar RT 01, dan sisa bibitnya diberikan kepada warga sekitar Dusun Gunung Peteuy, bibit yang dipilih dalam kegiatan ini adalah bibit tanaman buah, karena variasi tanaman hasil panen di Dusun Gunung Peteuy yang kurang bervariatif. Kegiatan PHBS dilaksanakan di SDN 02 Sibanteng, disana saya dan teman-teman mengajarkan anak-anak kelas I-IV bagaimana cara menyikat gigi dan mencuci tangan dengan benar serta membedakan sampah organik dan anorganik. Untuk program fisik dari sektor lingkungan dan kebersihan, saya dan teman-teman menyumbangkan tempat sampah untuk sekolah-sekolah di Desa Sibanteng, karena dirasa sangat kurang sekali tempat sampah di sekitaran sekolah menyebabkan sampah berserakan.
226
Pada bidang sosial dan ekonomi, saya dan teman-teman mengadakan kegiatan seminar pranikah, gebyar kemerdekaan, seminar sadar hukum dalam Pileg atau Pildes, pelatihan produk olahan, pelatihan kerajinan tangan, dan pengadaan meja dan papan tulis untuk TPA. Pelatihan-pelatihan seperti produk olahan dan kerajinan tangan diadakan karena banyak sekali ibu-ibu yang hanya menjadi ibu rumah tangga, menurut saya ibu-ibu yang hanya diam dirumah sebenarnya bisa diberikan suatu keterampilan agar mereka produktif dan dapat menghasilkan pundi-pundi uang untuk membantu perekonomian keluarga, walaupun tidak semuanya menjadi ibu rumah tangga, ada beberapa yang berjualan baik dengan cara berkeliling atau berjualan di depan rumahnya saja. Kegiatan saya dan teman-teman tidak hanya berfokus di Dusun Gunung Peteuy saja, kami mengadakan seminar pranikah di Dusun Kawung Luwuk yang lokasinya cukup jauh dari tempat kami tinggal, menurut saya seminar ini merupakan salah satu kegiatan yang penting diadakan karena mayoritas masyarakat Desa Sibanteng banyak sekali yang menikah pada usia muda, ada yang baru lulus SMP/SMA memutuskan untuk menikah.
Saya dan teman-teman saya juga diberikan amanah oleh staf Desa Sibanteng dan bekerja sama dengan panitia pemilihan Kepala Desa untuk berkunjung dari rumah ke rumah untuk mensosialisasikan tentang DPT dan DPS, selain itu saya dan teman-teman mengadakan kegiatan seminar sadar hukum dalam Pileg atau Pildes, dikarenakan seringnya kisruh pada waktu pemilihan Kepala Desa Sibanteng. Saya dan teman-teman juga melakukan sumbangan berupa pengadaan meja dan papan tulis untuk TPA yang berada di RT 01 RW 07, dimana tempat pengajian anak-anak ini tidak ada papan tulis dan jumlah meja yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar.
Pada bidang keagamaan, saya dan teman-teman mengadakan
kegiatan wakaf al-Qur’an dan alat shalat, pengadaan lemari masjid, bersih-bersih masjid, pengadaan alat-alat kebersihan masjid, dan pengadaan plang penunjuk dan nama masjid. Kondisi Masjid Jami Al-Barokah yang berada di RT 01 RW 07 sangat kurang terjaga kebersihannya serta tidak adanya alat kebersihan masjid yang lengkap, akhirnya saya dan teman-teman mengadakan kegiatan bersih-bersih masjid dan kami juga menyumbangkan alat-alat kebersihan. Saya dan beberapa teman saya juga mengadakan survei ke masjid di RW 08 yakni Masjid Jami Baitul Mu’minin, kondisi masjid disana bersih namun terdapat beberapa al-Qur’an yang tidak diletakkan pada tempatnya, karena tidak tersedia lemari penyimpanan. Saya dan teman-teman memutuskan untuk menyumbangkan lemari dan beberapa al-Qur’an
227
serta alat shalat, selain itu beberapa alat shalat dan al-Qur’an juga disumbangkan kepada para santri pesantren salafi di RT 01 RW 07.
Pada bidang kesehatan, saya dan teman-teman mengadakan kegiatan senam ceria, kegiatan posyandu dan posbindu, dan pengadaan timbangan bayi. Kegiatan senam ceria diadakan karena kurangnya kegiatan pada bidang kesehatan, khususnya untuk ibu-ibu di Dusun Gunung Peteuy RT 01 RW 07, kebanyakan aktivitas ibu-ibu hanya menjadi ibu rumah tangga, bahkan ada ibu-ibu yang mengatakan kepada saya bahwa dia baru pertama kali mengikuti kegiatam senam, selain ibu-ibu yang menjadi peserta senam, ternyata banyak anak-anak yang antusias juga untuk ikut serta. Saya dan teman-teman perempuan yang lainnya juga ikut serta dalam kegiatan posyandu dan posbindu yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali, saya mengikuti kegiatan posyandu sebanyak 2 kali, saya membantu menimbang bayi serta memberikan vitamin A untuk para bayi dan anak-anak, pada kegiatan ini banyak sekali ilmu yang di dapat khususnya mengenai kesehatan anak dan ibu hamil. Saya dan teman-teman saya juga menyumbangkan timbangan bayi untuk posyandu RT 01 dikarenakan timbangan yang digunakan masih konvensional.
Menurut pemikiran saya yang awalnya KKN hanyalah tinggal selama satu bulan atau lebih di sebuah desa itu ternyata sangat berbeda dengan implementasi yang ada di lapangan selama pelaksanaan KKN berlangsung. Terlalu banyak masalah dalam masyarakat khususnya di sebuah desa yang saya dan teman-teman tinggal di daerah Bogor, yang awalnya saya mengira Kota Bogor tidak jauh dari Ibukota Jakarta dan pastinya tidak ada satu daerah pun yang tertinggal, ternyata berbeda sekali dengan yang saya pikirkan. Dengan terjun langsung ke masyarakat, saya menjadi tau bahwa permasalahan dalam masyarakat sangatlah kompleks dan membuat saya menjadi pribadi yang lebih bersyukur. Keluarga Baruku
Saya dan teman-teman sepakat untuk memberi nama kelompok kami ABRAR, dengan harapan kami kelak dapat membawa perubahan terhadap desa yang kami tinggali. Saya tidak mengenal mereka sama sekali, walaupun dari Fakultas saya ada 5 orang namun kami berasal dari jurusan yang berbeda-beda, yaitu ada saya, Muhammad Abiseina Febian, Siti Hanifatul Aziz, Diana Saadah, Umul Hamida Wilayati. Walaupun kami berasal dari Fakultas Tarbiyah, tetapi masing-masing dari kami mempunyai keahlian yang berbeda. Umul Hamida Wilayati yang biasa dipanggil Ami, teman saya
228
ini berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab sehingga Ami menjadi pengajar bahasa arab untuk anak-anak di TPA, selanjutnya ada Siti Hanifatul Aziz atau yang biasa dipanggil Hani, teman saya yang satu ini sangat dekat sekali dengan anak-anak, dia punya cara-cara untuk membuat anak-anak tidak berisik ketika kami mengajar atau ada kegiatan KKN lain. Muhammad Abiseina Febian biasa dipanggil Abi, dia mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi khususnya pada tokoh masyarakat di Dusun Gunung Peteuy, dan yang terakhir adalah Diana Saadah atau biasa dipanggil Diana, teman saya yang satu ini mempunyai sifat yang lucu sehingga mampu mencairkan suasana, ketika saya dan teman-teman saya lelah dengan kegiatan-kegiatan KKN, dia selalu punya cara untuk membuat kami tertawa. Selain itu, Diana juga pandai memasak, dia merupakan salah satu juru masak yang selalu menyediakan makanan kami setiap harinya.
Dari Fakultas Adab dan Humaniora, ada Hilmy Fadhly dan Intan Permata Harum. Hilmy Fadhly atau biasa dipanggil Hilmy mempunyai
keahlian mendesign, bahkan logo kelompok KKN ABRAR pun dia yang
mendesign, sementara Intan merupakan sahabat dekat saya selama KKN, dia orang yang pendiam dan sangat sabar, karena dia berasal dari jurusan Sastra
Inggris, dia selalu mengajarkan vocabulary atau kosakata bahasa inggris kepada anak-anak sewaktu bimbel. Dari Fakultas Ushuluddin ada Jundi Assyidiq atau biasa dipanggil Abang Jundi, karena dia dianggap paling tua diantara semuanya, menurut saya dia adalah orang yang lucu dan mampu mencairkan suasana, dia juga mempunyai keahlian untuk mengajarkan bahasa arab untuk anak-anak di TPA, dan ada Asrul Ummu Darojat atau biasa saya panggil Mbakyu karena dia paling tua diantara teman-teman saya yang perempuan dalam satu kelompok, dia mempunyai keahlian dalam memasak, dia bersama dengan Diana merupakan juru masak kelompok kami selama KKN, selain itu Asrul mempunyai keahlian dalam membuat kerajinan tangan yaitu merajut sehingga dapat melatih ibu-ibu di Dusun Gunung Peteuy dalam kegiatan pelatihan kerajinan tangan.
Dari Fakultas Syariah dan Hukum, ada Aly Dzulfiqar, Yasjudan Lidandy Oskandar, dan Intanzi Lestari. Saya kurang begitu dekat dengan Aly dan Yasjudan, tapi mereka memberikan kontribusi yang besar ketika tahap renovasi Warung Baca Masyarakat, sementara Intanzi pernah menjadi salah satu pembicara di seminar pranikah. Dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, ada Millatun Hanifah atau biasa dipanggil Milla, dia sering sekali menjadi MC di setiap acara seminar yang kelompok saya adakan, kemampuannya berbicara di depan umum membuat Milla menjadi salah satu pemateri pada pelatihan MC.
229
Dari Fakultas Dirasat Islamiyah, ada Afaf Nazrat Uyun, atau biasa saya panggil Mba Afaf, teman saya yang satu ini sangat menginspirasi karena dia sering kali menceritakan kisah para Nabi, atau pengetahuan Islam yang lainnya kepada saya dan teman-teman saya sewaktu KKN, selain itu dia sangat dekat dengan anak kecil dan pandai berbahasa Arab, sehingga seringkali dia mengajar di TPA. Perwakilan dari Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, yaitu Nurul Yahya, dia merupakan partner saya dalam mengelola uang kelompok, dia merupakan bendahara I kelompok ABRAR. Dari Fakultas Sains dan Teknologi, ada Danang Koencoro dan Hafina Rehana Jannah, mereka berdua berasal dari jurusan yang sama yaitu Agribisnis. Danang mempunyai keahlian menggambar, karena keahliannya ini, dia yang
mendesign tembok Warung Baca ketika direnovasi. Hafina Rehana Jannah atau biasa dipangil Pinoy, menurut saya Pinoy mempunyai karakter yang sangat ceria dan dekat dengan anak-anak, selain itu dia mempunyai keahlian dalam mengajarkan bahasa inggris kepada anak-anak, dan yang terakhir ada Annisa Zikri yang berasal Fakultas yang sama dengan Danang dan Hafina, menurut saya Zikri adalah pribadi yang pendiam tapi dia memberikan pengaruh yang positif terhadap saya dan teman-teman perempuan yang lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Fakultas yang terakhir yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Psikologi, perwakilannya yaitu Yanti Nianti. Menurut saya, Yanti pribadi yang pendiam tetapi dia merupakan pribadi yang ceria dan mampu mencairkan suasana.
Selama pelaksanaan KKN, ada kendala yang saya dan teman-teman rasakan, yaitu terbatasnya akses ke Kantor Kepala Desa Sibanteng, dikarenakan motor yang ada hanya 5, maka harus bergantian menjemput setiap anggota kelompok untuk sampai di Kantor Kepala Desa. Akhirnya saya dan beberapa teman saya memutuskan untuk berjalan supaya mempersingkat waktu dan membuat teman-teman saya yang bolak-balik menjemput menggunakan motor tidak menempuh jarak yang terlalu jauh. Pada waktu itu ada acara seminar sadar hukum, acaranya dimulai pukul
13.00 setelah pelaksanaan shalat Jumat, akhirnya saya dan teman-teman perempuan yang lain memutuskan untuk berangkat jam 10.00 dengan berjalan kaki, karena jarak dari posko KKN ke Kantor Kepala Desa Sibanteng sangat jauh, dan butuh waktu lebih dari 30 menit. Di tengah perjalanan, saya dan teman-teman merasa kelelahan dan memutuskan untuk mencari tumpangan, akhirnya bermodalkan rasa lelah dan nekat, saya dan teman-teman berusaha memberhentikan mobil yang sedang melaju dan kami pun akhirnya mendapatkan tumpangan, dan kebetulan orang yang memberikan tumpangan juga searah dengan saya dan teman-teman. Saya
230
dan teman-teman sangat senang dan itu merupakan pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Nuansa Religius di Gunung Peteuy
Selama tinggal di Dusun Gunung Peteuy, saya merasa tempat ini kental dengan nilai religiusnya. Selama di tempat ini, saya banyak belajar nilai-nilai agama dan pelajaran hidup tentang bersyukur. Dari segi masyarakatnya, menurut saya warga Dusun Gunung Peteuy khususnya masyarakat RT 01 RW 07 sangat ramah dan menyambut kedatangan kelompok kami dengan sukacita. Masyarakat Dusun Gunung Peteuy sangat menjaga kerukunan antar tetangganya, selain itu masyarakat Dusun Gunung Peteuy RT 01 RW 07 rutin mengadakan pengajian baik itu pengajian setiap
malam kamis yang bertempat di rumah Mang Husni yang merupakan guru ngaji anak-anak di RT 01, dan setiap malam jumat nya selalu diadakan pengajian rutin untuk ibu-ibu di Aula. Di Dusun Gunung Peteuy RT 01 juga terdapat Pondok Pesantren Salafi, adanya pesantren ini juga menambah nilai religius Dusun Gunung Peteuy. Masyarakat Dusun Gunung Peteuy mayoritas adalah petani, pedagang, ada juga yang menjadi buruh di kota.
Tetapi dari segi lingkungan, menurut saya di Dusun Gunung Peteuy masih kurang terjaga kebersihannya baik itu dari lingkungan rumah maupun sekolah di sekitar Dusun Gunung Peteuy. Masih banyak sekali sampah yang berserakan karena kurangnya tempat sampah, kebanyakan dari masyarakat Dusun Gunung Peteuy menggunakan cara membakar sampah karena disana tidak ada tukang pengumpul sampah atau TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Menurut saya, tidak adanya pengumpul sampah dikarenakan tidak adanya lahan untuk TPA dan jarak dari Dusun Gunung Peteuy ke kota cukup jauh. Ada pengalaman yang tidak pernah saya lupakan dan merupakan salah satu pengalaman berharga bagi saya, yaitu saya pernah mengajar mengaji di
TPA milik Mang Husni, di tempat pengajian ini Mang Husni tidak memungut biaya sepeser pun kepada anak-anak, dia secara sukarela mengajarkan ngaji
untuk anak-anak. Mang Husni tinggal bersama Ibunya, Istrinya, dan kedua
anak laki-lakinya yang masih kecil. Keluarga Mang Husni merupakan keluarga yang sederhana, setiap malam kamis beliau juga mengadakan pengajian keluarga besar yang bertempat dirumahnya.
Anak-anak Dusun Gunung Peteuy mempunyai semangat yang besar dalam belajar, sewaktu saya melaksanakan kegiatan pribadi saya yaitu
Chemistry for Kids mereka sangat antusias menyimaknya. Saya melakukan dua percobaan sederhana yaitu membuat balon tanpa meniup dan gunung
231
meletus. Saya juga memberikan beberapa pertanyaan dan hadiah bagi anak-anak yang bisa menjawabnya. Saya merasa anak-anak sangat antusias karena sebelumnya tidak pernah melihat percobaan kimia sederhana sehingga rasa ingin tahu anak-anak sangat besar. Pada saat saya melakukan demonstrasi kedua percobaan tersebut, ada beberapa anak yang sangat berisik karena ingin melihat secara dekat, namun saya dengan sabar berusaha untuk mengkondisikan suasana kelas yang sangat ramai. Karena anak-anak yang sangat berisik, membuat saya harus berteriak kencang, sampai suara saya habis. Ini merupakan pengalaman berkesan yang tidak akan pernah saya lupakan.
Harapanku untuk Gunung Peteuy
Akhirnya hari perpisahan pun tiba, saya dan teman-teman telah selesai melaksanakan amanah yang telah diberikan. Saya menyimpan banyak sekali pesan untuk Dusun Gunung Peteuy, 30 hari bukanlah waktu yang singkat dan mudah bagi saya untuk beradaptasi dengan suasana dan lingkungan baru. Namun, saya merasa nyaman berada di Gunung Peteuy dengan segala keterbatasan yang ada. Selama sebulan saya tinggal, banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapatkan, terutama rasa bersyukur. Mungkin apa yang saya dan teman-teman lakukan belum seberapa untuk memberdayakan desa ini, tapi semoga bermanfaat untuk masyarakat Gunung Peteuy. Masih banyak hal yang saya dan teman-teman belum lakukan, terutama dari segi pendidikan. Masih banyak anak-anak yang belum lancar membaca dan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dari segi lingkungan dan kebersihan, menurut saya diperlukan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di setiap RT atau disediakan tempat sampah di setiap sudut jalan, sehingga lingkungan dapat terjaga kebersihannya. Jika saya bisa lebih lama tinggal, saya akan lebih semangat lagi untuk mengajar anak-anak Dusun Gunung Peteuy, memberikan mereka pengetahuan-pengetahuan baru yang mereka belum pernah dapatkan sesuai dengan kompetensi yang saya punya yaitu pendidikan sains.
Semoga suatu saat saya dan teman-teman dapat berkunjung kembali ke Dusun Gunung Peteuy, semoga keberkahan selalu menyelimuti Gunung Peteuy. Pesan saya untuk Gunung Peteuy semoga nilai-nilai religius yang sudah ada dapat terus dipertahankan, karena menurut saya itulah yang menjadi ciri khas dari Dusun Gunung Peteuy. Terima kasih untuk pelajaran yang telah diberikan kepada saya dan teman-teman.
232
M
JATUH HATI DI DESA SIBANTENG
Millatun Hanifah
Resah di Dadaku
Masa-masa ini akhirnya datang juga. Masa yang menandakan bahwa
akhir kehidupan dibangku kuliah akan selesai, masa dimana para mahasiswa
harus keluar dari zona nyaman untuk melihat sisi kehidupan dari berbagai
macam sudut, pertemanan, pertengkaran, kebersamaan, kekeluargaan,
kehangatan bahkan percintaan ada di masa ini, inilah KKN. Kuliah Kerja
Nyata (KKN) merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh
mahasiswa khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. KKN ini dikelola
oleh Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) di bawah Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), juga menjadi salah
satu tujuan Tridarma Perguruan Tinggi untuk mengabdi kepada masyarakat.
Merupakan kewajiban bagi saya untuk mengikuti kegiatan ini,
karena KKN menjadi salah satu syarat untuk kelulusan. Awalnya
menyebalkan, karena KKN ini dilaksanakan ketika libur semester, jadi tidak
ada istilah ‘liburan’ karena harus mengikuti kegiatan ini. Setiap kali
mendengar kata KKN, pertanyaan yang selalu muncul dibenak saya adalah
apa yang bisa saya bagi kepada masyarakat? Apakah saya sudah
berkompeten untuk membagi kemampuan yang saya punya? Apakah nanti
saya bisa hidup nyaman bersama teman-teman yang belum saya kenal?
Apakah teman-teman saya bisa menerima sifat saya? Dimana saya tinggal?
Apakah nanti saya bisa tidur nyenyak? Apakah di tempat KKN nanti ada
sinyal? Bagaimana dengan makanan sehari-hari? Berulang kali pikiran
tersebut muncul di detik-detik KKN akan diadakan.
Berada di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) membuat saya
berpikir, apa yang akan saya bagi kepada masyarakat di desa? Apa yang
mereka butuhkan? Apa yang bisa saya ubah? Saya masih belum tahu apa yang
harus saya bagi. Dengan kemampuan terbatas saya berencana untuk
mengajarkan kepada masyarakat di desa untuk berani berbicara di depan
umum atau lebih dikenal dengan public speaking atau dengan mengajak
mereka untuk lebih mengenal apa itu sosial media, dan sebagainya. Takut?
Iya, karena saya belum tahu keadaan disana seperti apa, apakah mereka
menerima apa yang saya berikan atau tidak. Namun, semua ketakutan itu
233
hilang ketika melihat antusias dari masyarakat yang menyambut dengan
sangat hangat.
Bahagia Lahir dan Batin
Sore itu di bangku taman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, semua mahasiswa di sekitar saya antusias melihat dimana dan
dengan siapa mereka berjuang. Ada yang histeris karena satu kelompok
dengan kawan semasa sekolah dulu, ada yang sedih karena nama-nama yang
tertera tak satupun dikenal, ada yang berlari kesana kemari karena ingin
mengetahui dimana kawan lainnya di tempatkan, ada yang senang karena
desa yang akan ditinggalinya bersuhu dingin karena berada di daerah
gunung atau curug, ada pula yang bahagia karena walaupun tidak tinggal di
suhu yang dingin, namun dekat dengan pantai. Suasana menjadi riuh
sampai-sampai mahasiswa lain yang tidak KKN pun memperhatikan.
Sedangkan saya? Apa yang saya lakukan? Disaat teman-teman melihat
handphone mereka, mencari-cari nama, desa, kawan-kawan yang akan
bersama selama kurang lebih satu bulan. Cemas, itu yang saya alami ketika
itu, karena belum siap menyadari bahwa KKN itu benar-benar akan dimulai
dan harus berpisah dengan kawan-kawan saya. Lima belas menit saya hanya
bertanya kepada kawan-kawan dimana tempat mereka KKN, adakah orang
yang mereka kenal, itu saja. Setelah mengetahui hal itu, giliran saya
memberanikan diri melihat daftar kelompok dan dimana saya ditempatkan.
Diam seribu bahasa, karena tidak ada satu orang pun yang saya kenal. Semua
baru, seperti menerka-nerka apakah nama ini bisa menerima keadaan,
kebiasaan dan sifat saya?
Kelompok 141 Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten
Bogor, disinilah saya ditakdirkan. Dimalam hari, muncul grup kelompok
KKN di WhatsApp, kawan-kawan saya sebagian besar sudah masuk kedalam
grup. Berbeda dengan saya, karena belum ada grup kelompok 141 yang
mengajak saya untuk masuk. Resah dan takut karena sama sekali belum ada
bayangan siapa saja kawan-kawan baru saya, seperti apa mereka. Sudah
timbul kecurigaan bahwa kelompok saya terlihat kurang peduli, tidak
kompak dan sebagainya, keresahan ini masih ada hingga keesokan harinya.
Dipagi hari, masih belum ada tanda-tanda kelompok KKN yang saya harap
sudah kompak, hingga akhirnya ada seseorang yang memasukkan saya
kedalam grup KKN dan rasa cemas itu mulai hilang sedikit-sedikit.
234
Menyapa, berkenalan, bertanya dari jurusan apa, melihat-lihat foto yang
tertera untuk sedikit mengetahui bagaimana rupa orang-orang yang akan
tinggal bersama di Desa Sibanteng. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
bertemu dengan orang-orang tersebut. Sore itu tepatnya di landmark UIN
Syarif Hidayatullah kami sepakat untuk bertemu. Disana banyak sekali
kelompok-kelompok yang berkumpul, sehingga untuk mencarinya harus
bertanya ke kelompok-kelompok lain, hingga pada akhirnya saya bertemu
dengan takdir saya. Satu persatu mulai datang dan berkumpul, satu sama
lain saling melihat-lihat, ada yang pendiam, ada yang ramah, ada yang heboh
ada juga yang aneh. Kami saling berkenalan, bertanya dari jurusan apa,
dimana tempat tinggalnya dan saat itu satu persatu saling menyebutkannya.
Saat itu juga kami langsung berdiskusi siapa yang akan menjadi ketua
kelompok, wakil, sekretaris, bendahara, divisi acara, humas, publikasi
dekorasi dan dokumentasi. Masing-masing mengajukan diri ingin berada di
posisi apa, awalnya saya ingin berada di posisi divisi acara, namun karena
kuota untuk menjadi anggota divisi acara sudah penuh, akhirnya saya
ditunjuk untuk menjadi wakil ketua, entah mengapa saya dipilih diposisi itu.
Karena sudah diberi kepercyaan dari kawan-kawan akhirnya saya
menerima. Setelah penentuan posisi, pertemuan pertama yang
menyenangkan ini ditutup dengan sesi foto bersama untuk mengenang awal
pertemuan ini.
Tidak berhenti sampai disini, saya jadi sering bertemu dengan
kelompok KKN 141 untuk menentukan nama kelompok dan program-
program apa saja yang akan dilakukan di Desa Sibanteng nanti. Setelah
berdiskusi cukup lama untuk menentukan nama kelompok KKN, lahir lah
nama ABRAR yang diambil dari bahasa arab yang artinya orang-orang yang
berbuat kebaikan. Nama ini diharapkan dapat mewujudkan keinginan
masyarakat di desa agar kami bisa memberikan kebaikan untuk mereka.
Hal selanjutnya yang dilakukan ialah survei ke lokasi. Saya bersama
dengan kawan-kawan berangkat di pagi hari. Perjalanan ditempuh kurang
lebih dua jam tiga puluh menit dengan menggunakan motor. Survei pertama
ini tidak semua anggota bisa ikut, karena ada beberapa orang yang
berhalangan hadir. Kami berencana untuk datang ke kantor Desa Sibanteng
untuk mengetahui keadaan desa tersebut dan program-program apa saja
yang kira-kira dibutuhkan di desa ini. Namun sayangnya, kantor desa tutup
karena itu adalah hari libur sehingga kami tidak bisa meriset. Dengan wajah
kelelahan karena jarak yang ditempuh cukup jauh dan merasa tidak
235
mendapat apa-apa karena tujuan kami adalah ke kantor desa, agar survei ini
tidak menjadi sia-sia akhirnya kami bertanya dengan warga sekitar dimana
rumah kepala desa atau jajaran desa yang bisa kami temui. Akhirnya tepat di
depan kantor kepala desa, kami dipertemukan dengan salah satu staf Desa
Sibanteng, ialah Ibu Wiwin. Bu Wiwin menceritakan bagaimana keadaan
desa, apa saja rata-rata profesi yang dilakukan oleh masyarakat desa. Hari itu
hanya itu saja informasi yang Bu Win ceritakan. Tidak hanya sekali survei,
total sebanyak empat kali survei dilakukan untuk menggali informasi-
informasi.
Rancangan kegiatan sudah mulai disusun. Tak lupa pula dikelompok
KKN 141 memiliki dosen pembimbing selama KKN, ialah Ibu Nur Hidayah,
Ph. D Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Saya dan kawan-kawan
dibimbing dalam merencanakan apa yang harus kami lakukan disana. Ibu
Nur memberikan arahan kepada kelompok yang beliau bimbing ini agar
program-program yang direncanakan terlaksana dengan baik.
Hari demi hari berlalu, saat itu tanggal 18 Juli 2018 seluruh
mahasiswa yang mengikuti KKN dilepas oleh pihak kampus untuk
mengabdi kepada masyarakat. Dihari itu, ada yang langsung berangkat ke
lokasi KKN, ada pula yang belum. Termasuk kelompok saya yang berangkat
keesokan harinya pada tanggal 19 Juli 2018. Kami berangkat pukul 10 pagi
dari UIN syarif Hidayatullah menggunakan mobil. Sesampainya di lokasi
saya dan kawan-kawan merapihkan barang bawaan yang kami bawa dan
mengawali hari pertama dengan shalat berjamaah dan bertadarus bersama.
Awal yang sangat indah dan hangat. Kami tinggal di sebuah rumah
sederhana di Dusun Gunung Peteuy tepatnya di RW 07. Isi rumah ini cukup
lengkap dengan 2 kamar, 1 ruang tamu, dapur dan 1 kamar mandi. Walapun
dengan beralaskan lantai yang mulai retak namun nyaman untuk ditinggali.
Namun ada sesuatu yang mengejutkan dan harus meningkatkan tingkat
kewaspadaan, kamar mandi yang ada dirumah ini tak memiliki pintu hanya
ditutup dengan gorden usang saja. Ini membuat rasa cemas jika ingin ke
kamar mandi, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Begitu juga
dengan keadaan tempat buang air, cukup dikatakan kurang layak karena
tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) menurut kawan-kawan
saya, tampat ini hanya terbuat dari semen. Namun bagaimanapun
keadaannya saya harus terima karena tidak hanya masyarakat, saya juga
disini harus kuat dan sabar untuk menguji kemandirian.
236
Keesokan harinya pada hari Jum’at 20 Juli 2018, saya dan kawan-
kawan mulai mempersiapkan kegiatan pertama yaitu pembukaan sekaligus
berkenalan dengan beberapa warga yang bertempat di kantor Desa
Sibanteng. Kepala Desa Sibanteng Bapak H. Supriani menyambut kami
dengan senang hati, beliau berharap semoga program-program yang akan
dilaksanakan dapat terwujud dengan baik, aman dan bisa bermanfaat bagi
warga di Desa Sibanteng. Acara ini disertai dengan penyerahan simbolis kaos
dari Muhammad Abeseina selaku ketua kepada Bapak H. Sairin dengan
bertuliskan KKN Abrar 141 Leuwisadeng Bogor.
Mengawali hari-hari di Desa Sibanteng tentulah tidak mudah.
Kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan di kota tidak banyak yang bisa
dilakukan disini. Seperti kejadian yang tak terlupakan dan mebahagiakan
bagi saya, yaitu handphone. Alat komunikasi yang tak bisa dilepaskan kapan
pun dan dimana pun kita berada di era zaman yang semakin modren ini.
Apalagi berhubungan dengan media sosial, para kaum milenial tentu tak bisa
lepas dari media sosial, baik untuk berkomunikasi, bertukar pesan, update
status di media sosial, hingga bermain game online. Berbeda 180 derajat dari
kebiasaan-kebiasaan tersebut, kini hal tersebut sangat langka didapatkan
karena kami benar-benar tidak punya sinyal untuk melakukan kebiasaan-
kebiasaan tersebut. Resah, galau, bete, itu yang selalu saya santap sehari-hari
bersama kawan-kawan. Kalau ingin mendapatkan sinyal, kami harus keluar
dari rumah ke daerah yang lebih tinggi. Bayangkan saja, setiap malam kami
harus keluar mencari satu atau dua sinyal bahkan ada yang tidak dapat sama
sekali hanya untuk bermain handphone.
Malam hari, adalah malam yang paling ramai diluar rumah karena
hampir semua orang berlomba-lomba mencari sinyal. Ada yang menelpon
kekasih untuk menanyakan kabar, ada yang curhat tentang keadaannya
selama di desa, ada yang selalu update kegiatan hari ini di media sosial, ada
pula yang mengunduh permainan offline untuk mengisi kebosanan selama tak
ada sinyal. Kegiatan ini terus berulang hampir satu minggu pertama. Di
minggu kedua ada alternatif lain agar tetap mendapatkan sinyal, dengan
membeli layanan internet atau hotspot. Cukup dengan harga 2000 sampai
3000 rupiah, kami bisa mengakses internet walaupun terkadang tidak begitu
cepat kekuatannya. Dengan adanya warung hotspot ini kami tidak begitu
kesulitan untuk mengakses internet. Diminggu ketiga kebiasaan tidak ada
sinyal pun mulai terbiasa, saya dan kawan-kawan mengalihkannya dengan
237
cara bermain games yang tidak menggunakan handpohone sebagai medianya.
Kami bermain kartu, monopoli, uno, dan lain-lain. Hampir setiap hari kami
melakukan hal ini, karena begitu menyenangkan bisa bercengkrama
langsung dengan kawan-kawan hingga saya pun lupa dengan kebisaan
bermain handphone setiap waktu. Banyak sekali kebahagiaan yang saya
dapatkan ketika saya dan kawan-kawan tidak mendapatkan sinyal di dusun
ini. Saya dan kawan-kawan jadi lebih dekat dan akrab karena banyak
berbicara, berbagi kisah dan pengalaman, hobi, kebiasaan sehari-hari tanpa
handphone. Saya sangat bersyukur dan bahagia sekali bisa merasakan
kebersamaan di KKN ini.
Ketentraman Jiwa dan Raga
Dihari berikutnya saya dan kawan-kawan berkeliling sekitar dusun
untuk ramah tamah dan meminta bantuan jika terjadi apa-apa. Alhamdulillah
warga disekitar sangat baik dan akan siap membantu jika terjadi apa-apa.
Mulai dari menumpang mandi, buang air, hingga mencuci baju mereka
bersedia membantu. Salah satu keluarga yang sering saya dan kawan-kawan
datangi ialah rumah nenek. Sayang sekali ketika itu saya lupa bertanya
kepada sang nenek siapa namanya, saya hanya memenggilnya nenek. Nenek
tinggal dibawah rumah kami yang letaknya tidak begitu jauh. Hampir setiap
hari saya dan kawan-kawan pergi kerumah nenek, tentunya selalu
‘merepotkan’ nenek. Nenek tinggal seorang diri, maka dari itu saya dan
kawan-kawan dipersilahkan untuk datang kapanpun. Saya ingin bercerita
sedikit tentang kisah keluarga nenek yang amat baik hati kepada saya.
Sejak sang suami meninggal dunia, nenek hidup seorang diri
dirumah. Rumah Nenek cukup besar untuk ditinggali banyak orang.
Walaupun hanya tinggal sendiri dirumah, namun anak-anak nenek beserta
menantu dan anak cucunya tinggal disekitar rumah Nenek sehingga Nenek
tidak merasa kesepian. Kehidupan Nenek sangat sederhana, walaupun
memiliki anak banyak namun nenek tetap mandiri tidak bergantung dengan
anak-anaknya. Setiap pagi nenek pergi ke kebun teh miliknya yang berada
tidak jauh dari tempat tinggalnya. Tak lupa pula beliau sambil mengarit
rumput untuk pakan ternak kambing miliknya. Suasana dirumah Nenek
selalu hangat, karena baru saja memasuki rumah asap dari tungku yang berisi
air matang sedang berkobar.
238
Nenek memiliki banyak anak, salah satu anaknya sangat
menginspirasi saya untuk selalu menjadi manusia yang bermanfaat bagi
orang lain, beliau adalah Husni Mubarak atau biasa dipanggil Mang Husni.
Saya lupa bertanya berada diurutan berapa Mang Husni sebagai anak nenek.
Mang Husni memiliki satu istri dan dua orang anak laki-laki. Hati saya amat
tentram melihat keluarga ini, keluarga yang sederhana, selalu menebar
kebaikan dan selalu semangat menjalani kehidupan. Jujur saja, ketika saya
menulis tulisan ini saya merasa sangat bersyukur bertemu dengan keluarga
yang sangat saya kagumi kesederhanaannya. Dalam kesehariannya, memang
Mang Husni tidak memiliki pekerjaan tetap seperti halnya orang lain. Beliau
berkerja serabutan, membantu membangun rumah, mencari rumput-
rumput, apapun beliau lakukan asalkan pekerjaan itu halal baginya. Namun
ada kegiatan yang rutin beliau lakukan dan saya yakin dengan beliau
melakukan kegiatan ini, tidak ada bandingannya dengan apa yang beliau
lakukan selain kegiatan ini. Mang Husni memiliki tabungan amal soleh yang
ganjarannya InshaAllah tidak akan habis sampai beliau tak ada lagi di dunia
ini. Anak-anak yang berada di Dusun Gunung Peteuy, setiap hari belajar
mengaji dengan Mang Husni, dibantu oleh sang istri yang biasa kami sebut
Teteh. Pengajian ini dilakukan setelah shalat Maghrib dan bertempat dirumah
nenek. Dengan kesabaran dan keikhlasannya, Mang Husni selalu semangat
mengajar tentang ilmu agama yang beliau miliki. Dengan murid yang sangat
banyak, mungkin agak sulit untuk mengajar dengan hanya dua tenaga saja,
namun Mang Husni tak patah semangat, sehingga murid-muridnya pun
selalu bersemangat tiap kali ingin belajar ilmu agama Islam dengan Mang
Husni dan Teteh. Oleh karena itu, selama KKN berlangsung, saya dan kawan-
kawan mencoba membantu berbagi sedikit ilmu yang kami miliki kepada
murid-murid. Rasa tentram sangat terasa di keluarga ini, hingga ketika KKN
kami berakhir, air mata ini pun jatuh karena akan berpisah dengan murid-
murid dan kelurga yang sangat sederhana ini. Mang Husni berharap semoga
saya dan kawan-kawan bisa menjadi orang yang bermanfaat, lakukanlah
kebaikan walaupun nilai itu sangat kecil, namun bisa menjadi besar untuk
orang lain.
Satu lagi kisah yang membuat hati ini bergetar. Kisah seorang ibu
tangguh dengan dua orang anak yang semangatnya terus berkobar setiap
harinya. Beliau adalah Ibu Nur. Ibu tangguh yang memiliki dua orang anak,
Kayla sang kakak dan Afan si anak bungsu. Mengapa saya mengatakan
239
bahwa Ibu Nur adalah ibu yang tangguh? Karena keseharian beliau sungguh
mulia. Beliau adalah seorang ibu, seorang guru TK dan guru mengaji,
pengusaha air mineral, penjual jajanan, hingga pengelola warung baca. Saya
akan menceritakan keseharian ibu tangguh ini.
Dimulai di pagi hari yang buta, di sepertiga malamnya beliau sudah
bangun untuk shalat sekaligus mempersiapkan makanan yang akan dijual di
warung tepat di depan rumahnya. Mulai dari bubur ayam, bakso, hingga
gorengan-gorengan dipersiapkan secepat mungkin. Setelah semua matang,
beliau langsung segera bersiap-siap untuk mengajar generasi penerus
bangsa. Enam murid TK beliau ajarkan agar kelak menjadi generasi-generasi
yang cerdas. Dengan kemampuan sedanya beliau tak pernah putus asa untuk
mengajar anak-anak ini. Ruangan tempat mengajar pun bisa dibilang sangat
kecil, karena hanya bermodalkan ruang tengah yang berada dirumah beliau.
Setelah mengajar TK beliau lanjut dengan berjualan makanan yang juga
berada di depan rumahnya. Banyak pembeli yang mampir ke warung beliau,
terutama anak-anak, karena disamping enak harga jajajan yang dijajakan Ibu
Nur sangat terjangkau. Disiang harinya beliau memasak makanan untuk
keluarganya sekaligus beristirahat. Dirumah Ibu Nur, tepatnya di depan
rumah terdapat ruangan kecil tempat Ibu Nur mencari pundi-pundi rupiah
sekaligus menjadi ladang ilmu bagi warga sekitar. Ada air mineral isi ulang
dan ada buku-buku bacaan yang disebut biasa disebut Warung Baca. Hal
yang paling mengagumkan adalah warung baca ini. Ibu Nur rela
menyedekahkan ruangan untuk ia berdagang untuk menjadi tempat
membaca buku masyarakat di Dusun Gunung Peteuy, karena masih
tingginya minat membaca masyarakat sekitar.
Tak berhenti sampai disitu, Ibu Nur juga sambil melayani para
pembeli yang ingin mengisi air mineral isi ulang sehingga rumah beliau tak
pernah sepi dari kermaian orang. Di sore hari, Ibu Nur mengajar mengaji
anak-anak seorang diri. Beliau tak pernah lelah untuk selalu menebarkan
kebaikan dan manfaat yang beliau miliki. Ketika malam hari, Ibu Nur tidak
diam, beliau membersihkan rumahnya yang belum sempat dibersihkan
karena banyaknya aktifitas yang beliau lakukan setiap hari. Sungguh, apa
yang dilakukan beliau sangat berarti bagi generasi penerus bangsa.
Walaupun hanya memiliki modal ijazah SD, beliau tak minder untuk berbagi
ilmu semampunya. Saya berharap Ibu Nur berserta keluarga diberikan umur
yang berkah, kesehatan lahir batin, rezeki yang lapang, kesabaran,
kelancaran dalam segala urusan hingga mencapai kebahagiaan dunia dan
240
akhirat. Semoga apa yang beliau lakukan selama ini dapat membantu beliau
untuk amal soleh di hari akhir nanti, Aamiin aamiin Yaa Robbal ‘alamiiin.
Rasa Syukur dan Untaian Doa
Terima kasih tak terhingga saya ucapkan kepada kawan-kawan
seperjuangan KKN 141 Abrar tercinta yang sudah sama-sama berjuang untuk
membantu melayani masyarakat di Desa Sibanteng ini. Kepada Nenek,
Mang Husni, Teteh, Muti dan Nden saya ucapkan terima kasih telah
membantu saya dalam hal apa pun, mengajarkan arti tulus dan ikhlas tanpa
pamrih, semoga Allah selalu memberikan keberkahan dan kebahagiaan bagi
keluarga ini. Terima kasih juga untuk Pak Aziz dan Ibu Wiwin selaku staf
desa yang selalu membantu saya dan kawan-kawan dalam situasi apapun,
mengawasi dan memberi cahaya kepada kelompok saya dalam menjalani
KKN ini. Kepada seluruh jajaran RT, RW, tokoh masyarakat di Desa Gunung
Peteuy, para staf desa yang tidak bisa disebutkan satu persatu, Bapak H.
Supriani selaku Kepala Desa Sibanteng yang selalu memantau bagaimana
keadaan saya beserta kawan-kawan dan selalu mendukung kegiatan yang
kami lakukan, tak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada anak-anak dan masyarakat di Desa Sibanteng yang telah
membantu kami mensukseskan program-program yang sudah kami buat.
Selama 30 hari hidup di desa ini, saya merasa bahwa keterbatasan
bukan penghalang untuk selalu menebarkan kebaikan. Sekecil apapun
kemampuan yang kita miliki, cobalah berbagi dengan orang lain karena siapa
tahu bagi mereka itu sangatlah berarti. Perjalanan mengabdi ini akhirnya
berlabuh, saya berharap bahwa apa yang telah saya dan kawan-kawan
berikan kepada masyarkat dapat bermanfaat untuk kehidupan mereka.
Aamiin aamiin Yaa Robbal ‘alamiiin.
241
N
MAHASISWA BARU DAN KKN
Muhamad Abiseina Febian
KKN bagi Mahasiswa Baru
Perkenalkan, nama saya Muhamad Abiseina Febian. Saya biasa
dipanggil Abi oleh teman-teman. Saya berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan atau biasa dikenal FITK di Jurusan Pendidikan Matematika.
Tahun 2018 adalah tahun pertama dimana FITK diikut sertakan dalam
kegiatan KKN ini, jadi pada dasarnya saya tidak mempunyai pengetahuan
atau cerita-cerita yang biasanya diceritakan oleh senior-senior tentang KKN.
Bisa dikatakan kami para mahasiswa FITK adalah mahasiwa baru dalam hal
KKN. Jadi sedikit terkesan hanya ikut-ikutan saja kegiatan KKN ini karena
memang sudah seharusnya dilakukan karena diwajibkan.
Dengan bermodalkan Pendidikan yang telah saya pelajari di fakultas
dan jurusan misalnya bisa mengajar, bisa matematika, maka mungkin disana
saya akan mengajarkan anak-anak di desa tempat KKN saya nantinya
tentang matematika yang tentunya tetap di jenjangnya masing – masing.
Karena sempat terbesit pikiran bahwa anak-anak desa yang mungkin
pendidikannya susah ditambah pula pelajaran Matematika. Bahkan banyak
siswa yang mendapatkan pendidikan yang bagus di kota pun masih
kualahan dengan matematika.
Mahasiswa Baru dan Kegiatannya
Pengumuman pembagian kelompok KKN tiba, saya mengunduh lalu
mencari nama saya ada di kelompok berapa. Dan ternyata saya berada di
kelompok 141 yang berjumlah 19 orang dan ditempatkan di Desa Sibanteng,
Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Tidak ada sama sekali yang
sudah saya kenal di kelompok itu. Kami berasal dari jurusan-jurusan yang
berbeda. Ego yang pastinya berbeda pula setiap orangnya. Akan seperti apa
saat KKN nanti? Bagaimana cara saya berbaur dengan mereka? Apakah saya
akan benar-benar diterima oleh mereka? Setidaknya itulah pertanyaan-
pertanyaan yang selalu saya tanyakan kepada diri saya saat akan menghadapi
KKN.
242
Lalu kami pun tergabung di dalam sebuah grup WhatsApp. Tidak
terlalu banyak percakapan saat itu. Hanya pertanyaan seperti “kapan kita
kumpul?” sambil diiringi jawaban-jawaban dari teman-teman yang lainnya.
Karena saat itu masih masa perkuliahan, jadi banyak dari kelompok kami
yang susah untuk berkumpul karena sibuk dengan perkuliahannya. Maka
pertemuan pertama kami pun akhirnya berlangsung saat berpapasan dengan
agenda yang diadakan PPM.
Saat itu, sekitar pukul 16.00 WIB di sekitar landmark UIN kami pun
berkumpul untuk pertama kalinya. Tidak semuanya hadir tetapi lebih dari
setengahnya hadir saat itu. Ada pula yang datang terlambat karena baru
selesai dengan urusan perkuliahannya. Kami duduk melingkar dan
pertemuan kami dimulai dengan perkenalan masing-masing individu. Saya
memperkenalkan diri saya, lalu dilanjut oleh teman-teman lainnya. Awalnya
suasana perkumpulan tersebut bisa dibilang cukup kaku, mungkin karena
memang kita belum terlalu mengenal satu sama lain atau mungkin juga ada
beberapa yang jaim atau jaga image.
Setelah berkenalan, kami melanjutkan ke pembahasan selanjutnya,
yaitu pembahasan struktural. Selain Badan Pengurus Harian atau BPH, divisi
apa lagi yang sekiranya diperlukan untuk kelompok kami. Setelah beberapa
kami berdiskusi akhirnya telah ditentukan bahwa akan ada divisi acara,
divisi humas, divisi perlengkapan, dekorasi dan dokumentasi untuk
membantu Badan Pengurus Harian. BPH terdiri atas enam orang, yaitu
ketua, wakil ketua, dua orang sekretaris, dan dua orang bendahara. Dan
sisanya hanya tinggal mengisi divisi-divisi yang sudah ada dengan
kemampuan masing – masing individu di kelompok kami. Setelah itu, kami
melanjutkan diskusi kami tentang siapa yang akan berada di posisi apa.
Pertama, penentuan ketua kelompok. Karena laki-laki di kelompok
kami hanya enam orang, maka lelaki di kelompok kami mengajukan untuk
yang wanita saja untuk menjadi ketua agar yang lelaki dibiarkan di divisi saja
untuk bekerja. Tapi banyak yang tidak setuju, karena biar bagaimanapun
lelaki lah yang harusnya menjadi pemimpin, begitu katanya. Maka para
lelaki pun mengalah, karena kalau dilanjutkan ke tahap voting pun tetap
kalah. Sebenarnya dari awal saya ingin mengajukan diri untuk menjadi
ketua, tetapi ada sedikit keraguan karena sebelumnya fakultas saya belum
pernah ikut serta dalam KKN, jadi belum ada cerita tentang KKN dari
teman-teman atau senior seperti yang teman-teman saya sudah dapatkan
pastinya dari teman-teman dan seniornya masing-masing. Namun, pada
243
akhirnya pun saya tetap terpilih menjadi ketua. Bukan mengajukan diri, tapi
dipilih dan dengan pertimbangan “saya belum pernah ada pengalaman dan di situasi
seperti ini, jadi mohon bantuannya, mohon bimbingannya atas terpilihnya saya menjadi
ketua dan mohon dimaklumi apabila terjadi kesalahan atau kekurangan saat saya
memimpin nantinya”, begitu yang saya sampaikan kepada teman-teman
kelompok 141 saat itu. Setelah terpilihnya ketua, kami melanjutkan diskusi
tentang wakil, sekretaris, bendahara, dan anggota-anggota divisi yang sudah
disepakati sebelumnya.
Pertemuan pertama kami pun selesai. Setelah itu kami
mengagendakan pertemuan selanjutnya untuk membahas program kerja
yang akan dilaksanakan disana selama kurang lebih satu bulan dan
pembahasan tentang agenda survei ke Desa Sibanteng. Beberapa program
kerja pun diajukan oleh teman-teman. Ada pula beberapa yang disarankan
oleh dosen pembimbing kami. Namun kami pun tidak bisa melaksanakan
semua pastinya, jadi hanya akan ada beberapa saja yang kami laksanakan
dengan pertimbangan yang benar-benar dibutuhkan dan sesuai dengan desa
tersebut.
Setelah beberapa kali pertemuan akhirnya ada beberapa program
kerja yang akan kami laksanakan disana, dan dibagi ke dalam beberapa
bidang, yaitu bidang Pendidikan, bidang kesehatan, bidang keagamaan,
bidang sosial dan bidang pemberdayaan. Misalnya ada pengajian rutin di
bidang keagamaan, ada Bimbel di bidang Pendidikan, ada Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di bidang Kesehatan, dan lain-lain.
Selain kumpul dan bertemu, kami juga sempat beberapa kali
melakukan survei ke Desa Sibanteng. Akan tetapi, karena ada suatu kegiatan
yang tidak bisa ditinggalkan, maka saya tidak bisa ikut membantu teman-
teman untuk survei. Ada perasaan tidak enak kepada teman-teman karena
saya ketua tetapi tidak ikut survei. Hasil dari kurang lebih empat kali survei
yaitu kami diarahkan oleh pihak desa untuk melaksanakan KKN di Dusun
Gn. Peteuy karena beberapa dusun lainnya sudah pernah dijadikan lokasi
KKN di tahun-tahun sebelumnya. Dan kami pun sudah mendapatkan
tempat penginapan yang cukup strategis dan mudah dijangkau untuk
pelaksaaan-pelaksanaan program kami.
Pelepasan KKN oleh PPM pun tiba. Kami berangkat ke lokasi KKN
keesokan harinya. Setelah kegiatan itu, kami berkumpul sekali lagi untuk
memastikan keperluan-keperluan yang dibutuhkan selama KKN dan
membahas teknis untuk keberangkatan esok hari. Ternyata ada beberapa
244
yang kurang, maka kami langsung menyelesaikannya hari itu juga. Karena
tidak memungkinkan jika dicari esok hari atau saat KKN berlangsung.
Setelah selesai kami kembali ke rumah masing-masing dan bersiap-siap.
Hari keberangkatan pun tiba. Para wanita berangkat menggunakan
mobil dan yang pria menggunakan sepeda motor. Sebenarnya bisa saja kami
semua naik mobil, tetapi karena sepeda motor dirasa diperlukan maka para
pria membawa sepeda motor saat KKN. Kami berkumpul pukul 08.00 WIB,
sambil menunggu mobil jemputan kami datang kami sambil mengobrol dan
berusaha untuk memecah suasana agar saat KKN nantinya tidak lagi terasa
kaku ataupun canggung. Sekitar pukul 10.00 WIB kami pun berangkat
menuju lokasi dan tiba sekitar pukul 14.00 karena kondisi jalan yang cukup
macet. Setelah sampai kami pun membersihkan rumah yang akan kami
singgahi selama KKN itu. Lalu malam harinya kita mengadakan pengajian di
rumah tersebut agar kegiatan kami selama KKN dipermudah dan
dilancarkan.
Keesokan harinya kami mengadakan pembukaan KKN di Kantor
Desa Sibanteng dan mengundang kepala desa, perangkat-perangkat desa,
RT, RW, dan beberapa tokoh desa di Dusun Gn. Peteuy. Pembukaan mulai
terlaksana sekitar pukul 13.00 WIB. Ada sambutan dari kepala desa,
perwakilan RW yang berada di Gn. Peteuy dan dosen pembimbing kami
yang sekaligus mengenalkan kami dan program apa saja yang akan
dilaksanakan selama KKN berlangsung. Kami sangat senang dengan
antusias dan sambutan yang begitu hangat dari pihak desa, RT, dan RW
kepada kami yang akan melaksanakan KKN dan hal tersebut membuat kami
sedikit bersemangat melaksanakan KKN.
Hari pertama KKN pun tiba. Program pertama kami yaitu Bimbel
tetapi bukan di sebuah sekolah melainkan di sebuah Pondok Pesantren
Salafiah. Namun, di hari pertama ini kami tidak langsung mengajar. Kami
berkoordinasi terlebih dahulu dengan pengurus pondok pesantren tersebut
dan meminta izin untuk sesekali mengajar disana, karena bimbel yang kami
lakukan tidak setiap hari. Banyak koordinasi-koordinasi dan obrolan-
obrolan kecil yang kami lakukan di hari pertama. Dengan bapak-bapak, ibu-
ibu, anak-anak dan yang remaja yang seusia kami. Dengan maksud untuk
memperkenalkan diri, memperkenalkan program yang akan dilakukan dan
menanyakan apa yang masyarakat disana butuhkan. Karena jika kami
sanggup untuk melakukan, akan kami lakukan. Dan ternyata pengurus
pondok pesantren dan para warga sangat antusias menerima kami. Kami
245
sangat senang dengan antusiasme masyarakat Gn. Peteuy yang benar-benar
menerima kedatangan kami untuk melaksanakan KKN.
Hari-hari KKN pun berlangsung. Program demi program pun
terlaksana. Pertemanan kami pun semakin erat. Banyak sifat dari teman -
teman yang berbeda jauh seperti saat perkenalan. Kebiasaan-kebiasaan lucu,
aneh, setiap orangnya mulai bermunculan. Ada seorang lelaki bernama
Hilmy yang setiap tidur selalu mendengkur. Awalnya kami para lelaki
merasa terganggu dengan suara dengkurannya, akan tetapi semakin hari
kami semakin terbiasa. Dia juga orang yang paling bersemangat diantara
para lelaki. Semangat untuk menjemput dosen pembimbing kami apabila
ada suatu kegiatan yang diharuskan dosen pembimbing kami hadir. Paling
semangat apabila bersangkut paut dengan makanan. Keahliannya dalam
bidang komputer pun sangatlah diperlukan. Misalnya mengedit video,
membuat desain sertifikat, membuat desain banner, dan lain-lain.
Ada pula seorang wanita bernama Asrul yang seringkali dipanggil
“Mbak Yu” karena ke-Jawa-annya. Dia adalah wanita yang sangat dihormati
di kelompok kami. Karena umurnya yang lebih tua dibandingkan kita semua,
dan juga sifatnya yang sedikit tegas namun terkesan memarahi bagi kita yang
belum terbiasa. Dia seringkali menasihati para lelaki apabila malas. Dia
selalu membangunkan kami untuk shalat Subuh dengan caranya yang sangat
para lelaki takuti sehingga kami pun terbangun. Awalnya saya merasa
sedikit kesal akan tetapi semakin hari saya semakin terbiasa dan mengerti
mengapa dia melakukan hal itu. Dia juga ahli dalam memasak.
Selanjutnya ada wanita bernama Diana. Wanita Betawi yang akrab
dengan sapaan “Mpok” di kelompok kami. Dia sudah menikah saat berada di
semester 2, jadi dia seringkali menceritakan pengalaman-pengalaman dan
hal-hal lain tentang hubungan pernikahan saat kelompok kami sudah tidak
ada kegiatan. Karena sudah menikah, dia jadi ahli dalam hal masak memasak.
Mpok dan Mbak Yu lah yang hampir setiap harinya menyajikan makanan
untuk kami. Kelakuannya yang aneh, dan lucu pun membuat kelompok kami
semakin terbiasa dengan KKN.
Banyak cerita lucu, cerita haru yang terjadi selama KKN. Saya merasa
sangat bangga menjadi ketua kelompok KKN ABRAR 141. Banyak pula
pelajaran yang dapat diambil selama KKN. Banyak cerita yang saking
banyaknya sampai saya tidak bisa untuk menguraikannya disini. Saya hanya
ingin mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-
besarnya kepada kalian yang telah mengajarkan saya banyak hal. Saya
246
bersyukur karena tidak banyak konflik yang terjadi di kelompok kami. Saya
akan selalu ingat kegiatan “what do you think about me?” di malam-malam
terakhir sebelum pulang. Banyak pesan, banyak keluhan yang kalian
ungkapkan kepada saya. Saya akan selalu belajar untuk berubah menjadi
lebih baik lagi dengan pesan-pesan yang kalian berikan. Hampir semua
kegiatan sepertinya akan sulit untuk dilupakan. Terima kasih telah
memberikan kesan indah tentang KKN yang belum pernah saya ketahui
sebelumnya.
Gn. Peteuy dan Segala Isinya.
Sibanteng adalah salah satu desa di Kecamatan Leuwisadeng.
Sibanteng mempunyai 5 dusun, yaitu Gn. Peteuy, Kawung Luwuk, Sinar
Jaya, Sadeng Kaum, dan Liojambu. Pada KKN kali ini, kelompok kami di
arahkan untuk fokus melaksanakan kegiatan di Dusun Gn. Peteuy. Dusun
ini berlokasi paling jauh dari Kantor Desa Sibanteng. Maka dari itu kami
harus menggunakan kendaraan bermotor jika hendak mengadakan kegiatan
di kantor desa.
Perjalanan menuju Gn. Peteuy cukup sulit. Kondisi jalan yang meliku
dan menanjak juga gelap apabila malam hari, karena selama perjalanan
belum banyak rumah-rumah dan belum ada lampu penerangan di sepanjang
jalan. Akan tetapi banyak pemandangan indah selama perjalanan menuju Gn.
Peteuy. Pada malam hari pun terlihat lampu-lampu kota dari atas bukit atau
biasa kita kenal dengan istilah “Bukit Bintang”.
Gn. Peteuy adalah salah satu dusun di Desa Sibanteng yang akan
menjadi tempat kami melaksanakan KKN. Pertama kali kesana, kami
disambut dengan hangat oleh Pak RT dan Pak RW disana. Hari pertama
KKN pun banyak warga dan anak kecil yang datang kerumah kami untuk
sekedar bertegur sapa. Sangat hangat sambutan warga disana menyambut
kami. Namun, karena kita masih sibuk dengan kegiatan bersih-bersih dan
rapi-rapi rumah, jadi kami belum sempat banyak ramah tamah dengan warga
desa disana hanya yang sekedar lewat lalu menyapa.
Setelah kami selesai dengan segala kegiatan kami dirumah, keesokan
harinya kami melakukan ramah tamah berkeliling desa. Menghampiri rumah
Pak RW, rumah Pak RT, dan beberapa rumah warga yang dianggap tokoh
penting di desa tersebut. Di dekat rumah kami tinggal pun ada sebuah
Pondok Pesantren Salafiah dan kami beberapa kali berkenalan dan menyapa
247
mereka sekaligus berkunjung ke rumah ustaz pondok pesantren tersebut.
Karena dekat dengan pondok pesantren, maka mayoritas pemuda dan
pemudi yang berusia remaja disana adalah santri. Lalu sisanya hanya anak-
anak seusia anak SD dan SMP.
Di dekat rumah kami ada dua sekolah, satu sekolah SD dan satu
sekolah SMP. Akan tetapi karena tempat kami lumayan sulit untuk
dijangkau, maka murid -murid sekolah tersebut kebanyakan anak-anak di
sekitar kami juga. Namun, meski begitu anak-anak disana sangat
bersemangat untuk sekolah. Semangat mereka untuk belajar pun sangat
tidak diragukan lagi. Bahkan saat kami bersosialisasi tentang kedatangan
kami kepada anak-anak, mereka minta diajarkan oleh kami. Dan kebetulan
kami pun mempunyai program kerja Bimbel. Namun, tidak mengajar di
sekolah melainkan di aula yang biasa dipakai oleh santri karena anak-anak
biasa melakukan pengajian juga disana.
Sebenarnya masyarakat disana sepenuhnya beragama Islam, tapi
pada awalnya saya tidak mengetahui hal itu karena banyak anjing yang
berkeliaran disana. Jadi saya mengira ada beberapa yang non muslim. Tetapi
setelah diselidiki dan bertanya kepada warga disana, ternyata pemiliknya
adalah seorang muslim yang sengaja memelihara anjing tersebut untuk
menjaga ladang atau kebun yang dimilikinya. Karena masih banyak babi
hutan yang terkadang menjadi hama bagi kebun mereka. Jadi pada akhirnya
saya mengetahui bahwa masyarakat disini adalah semuanya Muslim.
Setelah pembagian jadwal mengajar Bimbel kelompok kami
dibagikan, saya langsung berfikir apa yang akan saya ajarkan. Karena modal
saya hanya matematika, tidak terlalu bisa mengajar Bahasa Arab, untuk
mengajar mengaji lebih dalam pun tidak bisa. Maka dari hasil pembagian
kelompok beberapa orang yang mengajar di saat yang bersamaan dengan
saya, kami menentukan kalau ingin belajar mengaji dengan siapa, belajar
Bahasa Arab dengan siapa, dan yang ingin belajar matematika dengan saya.
Saat saya mengajar, saya hanya benar-benar mengajar matematika. Ternyata
murid yang saya ajarkan yaitu murid kelas empat, lima, dan enam. Awalnya
saya ragu, apakah mereka mau belajar matematika. Namun ternyata mereka
sangat bersemangat. “Kalau belajar ngaji sih kita bosan, kak. Pengen belajar yang lain
juga” ucap salah seorang murid saat itu. Dan teman – teman yang lainnya pun
menyetujui. Saya pun jadi sangat bersemangat untuk mengajar matematika.
Dan ternyata murid-murid disana bisa untuk mengikuti yang saya ajarkan.
Ternyata mereka adalah anak-anak yang pintar yang sangat mau untuk
248
belajar dan yang kurang bisa pun sangat bersemangat untuk tidak mau kalah
dengan yang sudah bisa. Hal ini akan menjadi hal yang sangat tidak bisa saya
lupakan selama mengajar. Kalau anak di desa yang kondisi pendidikannya
bisa dikatakan minim saja masih bisa bersemangat, kenapa masih banyak
siswa di kota yang mengabaikan pendidikan.
Gn. Peteuy dan sekitarnya adalah tempat dimana kami sulit untuk
mendapatkan sinyal internet. Hampir tidak ada satupun provider yang bisa
menjangkau desa kami. Hanya ada sinyal untuk telefon atau sms. Maka untuk
mendapatkan sinyal internet, kami harus sedikit berjalan kearah luar desa
sambil mencari sinyal. Banyak juga yang sudah menemukan spotnya masing-
masing untuk mendapatkan sinyal internet. Ada pula salah satu warung
yang menyediakan jasa Wi-Fi seperti sistem di Warnet Rp 3000/3jam.
Disamping itu ada keuntungan yang bisa diambil dari tidak adanya sinyal ini,
kelompok kami jadi semakin erat karena kegiatan yang kami lakukan
menjadi tidak terganggu dengan adanya gadget.
Disana pula ada suatu tempat yang katanya nantinya akan dijadikan
tempat wisata. Tempat tersebut biasa dikenal dengan nama WAGUPET
(Wisata Gunung Peteuy). Tempat wisata tersebut nantinya akan sama
seperti taman wisata Pabangbon yang sudah kita kenal. Hal tersebut
merupakan salah satu aset pula untuk warga Sibanteng, khususnya Gn.
Peteuy. Akan tetapi, hal tersebut belum didukung dengan akses menuju
tempat tersebut. Jika nantinya dijadikan tempat wisata, dan banyak
pengunjung yang pulang malam hari, hal itu akan sangat berbahaya karena
tidak adanya lampu penerangan di sekitar jalan menuju tempat tersebut.
Cita – Cita untuk Gn. Peteuy
Gn. Peteuy adalah tempat yang sangat indah. Tempat yang
memberikan saya banyak kenangan dalam hidup. Ke-indahan alamnya,
kebaikan warganya, dan segalanya. Semoga para penerus bangsa yang berada
disana tetap bersemangat untuk menuntut ilmu. Walaupun sangat minim
fasilitas yang dimiliki. Saya mendapatkan pelajaran disana bahwa bukan
perihal banyak uang, cukup berikan kami pendidikan dan akan kami peroleh
banyak hal dari sana. setidaknya begitu lah pemikiran warga disana. Bukan
menjadi dokter, bukan menjadi pilot, anak-anak disana hanya ingin menjadi
seorang Kiyai. Saya pun sedikit mengajarkan bahwa banyak yang bisa kalian
gapai jika kalian terus belajar. Apapun yang kalian mau, akan bisa kalian
249
gapai jika kalian terus memperjuangkan itu. Do’a saya saat pulang, semoga
apa yang dicita-citakan warga Sibanteng bisa tercapai. Cita-cita mulia yang
sederhana tapi sangat menyentuh semoga bisa dikabulkan oleh Tuhan.
Semoga bisa dikabulkan oleh para pemimpin yang berkuasa atas Sibanteng.
RT, RW, Lurah, Bupati, Camat, bahkan sampai Presiden semoga bisa meng-
amini do’a mereka. Hanya hal kecil bagi kalian, tapi sangat besar untuk warga
Gn. Peteuy. Saya akan selalu ingat dengan apa yang sudah kalian berikan.
Tidak banyak yang bisa saya berikan. Saya akan menyempatkan mampir jika
ada waktu luang. Do’akan saya dan teman-teman agar menjadi orang sukses
kelak. Siapa tahu ada dari kami yang bisa mengabulkan do’a kalian.
250
O
SEPENGGAL KISAH DI DESA SIBANTENG
Nurul Yahya
Berawal dari KKN
Kuliah kerja nyata atau yang lebih dikenal dengan istilah KKN
merupakan salah satu program yang diterapkan oleh UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai bentuk implementasi dari Tridarma Perguruan
Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Dimana, mahasiswa dituntut
memberikan pengabdiannya kepada masyarakat di daerah-daerah yang
cukup tertinggal untuk membantu memajukan desa di daerah tersebut
selama kurun waktu satu bulan. Program ini juga merupakan suatu
kewajiban yang harus diikuti oleh mahasiswa UIN Jakarta sebagai salah satu
syarat kelulusan. Hal ini membuat saya cukup terbebani. Selain karena
adanya tambahan uang, tenaga dan waktu, saya juga harus tinggal selama
sebulan penuh di desa orang yang bahkan belum pernah saya singgahi,
ditambah saya harus tinggal dengan orang-orang yang belum tentu saya
kenal selama sebulan.
Awalnya saya merasa heran mengapa harus ada KKN? Untuk apa
saya mengikuti kegiatan ini, tinggal di desa terpencil, jauh dari keramaian
kota? Apa hasil yang akan saya dapat? Dan apa untungnya bagi saya jika saya
mengikuti KKN ini? Sempat terbesit juga dalam benak saya, apakah kegiatan
KKN ini cocok untuk saya sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Sedangkan program Magang di perusahaan-perusahaan atau instansi
tertentu, menurut saya lebih bermanfaat untuk bekal saya ketika lulus nanti
ketimbang KKN.
Pertanyaan pun berulang-ulang saya lontarkan ke senior-senior saya
yang telah lebih dahulu menjalani kehidupan KKN, “Bagaimana KKN? Apa yang
kita lakukan saat KKN?” dan jawaban mereka sangat bersemangat, ada yang
bercerita sukanya, ada pula yang bercerita dukanya, semua tersimpan dalam
benak saya. Bahkan mereka mengatakan bahwa setelah KKN, kami akan
betah di sana dan tidak ingin pulang. Saya pun mencoba untuk berpikir
positif mengenai KKN. Hari demi hari berlalu, hingga akhirnya
pengumuman pembagian kelompok yang ditetapkan oleh PPM (Pusat
Pengabdian kepada Masyarakat) sudah tersebar.
251
Saya mencari nama saya di antara ribuan nama dan yaa, saya
menemukannya! Saya masuk ke dalam kelompok 141 dari 200 kelompok yang
sudah dibentuk oleh pihak PPM. Saya mendapatkan nama-nama asing dalam
kelompok tersebut, tidak ada satu orangpun yang sejurusan bahkan satu
fakultas dengan saya. Saya mulai merasa khawatir, apakah mereka mau
berteman dengan saya, dan apakah kami bisa bekerja sama dengan baik
selama satu bulan ke depan sedangkan tahu sifat mereka saja tidak. Akan
lebih mudah jika mendapat teman kelompok yang bisa sepemikiran dengan
kita. Jika tidak, ini yang akan menjadi penghambat untuk menyatukan
pemikiran, terlebih egonya yang tinggi. Saat membicarakan mengenai
anggota kelompok, saya sempat merasa iri melihat teman saya yang satu
kelompok dengan teman sekelasnya atau teman sefakultasnya. Namun,
inilah pembelajaran untuk saya agar lebih mandiri dan belajar untuk cepat
beradaptasi dengan orang-orang baru.
Keesokan hari setelah pembagian kelompok, ada teman yang satu
kelompok dengan saya menghubungi saya dan memasukkan saya ke grup
WhatsApp KKN 141, disinilah pertama kalinya saya dan teman-teman
berkenalan via grup chat. Tidak cukup hanya melalui grup chat WhatsApp kami
mulai mengagendakan untuk melakukan pertemuan pertama. Pertemuan
pertama ini diadakan di halaman Landmark UIN, kami saling mencari satu
sama lain hingga akhirnya berkumpul di satu titik. Awalnya saling
memandang, melihat satu sama lain dan merasa canggung. Namun, kami
mencoba memecah suasana agar lebih cair, dimulai dengan memperkenalkan
nama, asal jurusan, alamat rumah dan hobi masing-masing anggota. Lucu,
ketika saya mengetahui ada salah satu teman yang ternyata rumahnya
bertetanggaan dengan saya dan kami belum pernah bertemu sekalipun.
Pada pertemuan tersebut, dibentuk pula struktur keanggotaan agar
lebih mudah dalam pembagian tugas untuk kedepannya. Dalam proses
pembentukan tersebut kami memberikan masing-masing individu untuk
memilih divisi yang diinginkan, agar bisa bekerja dengan maksimal sesuai
dengan harapannya. Saya pun memilih menjadi bendahara karena sesuai
dengan background jurusan saya yaitu Akuntansi. Selain itu saya dan teman-
teman juga mulai memikirkan nama yang cocok untuk kelompok KKN 141
ini. Namun, hari semakin gelap, pertemuan diusaikan dan dilanjut di grup
chat. Sejak saat itu, pertemuan saya dan teman-teman semakin intens di grup
WhatsApp yang dibuat oleh salah satu anggota kelompok saya. Bahasan di
252
grup tersebut tidak jauh seputar KKN, berawal dari memikirkan nama
kelompok, waktu untuk melakukan rapat mingguan untuk membahas
kegiatan yang akan dilakukan di lokasi KKN, pelaksanaan survei sebelum
KKN, dan pencarian dana untuk kegiatan tersebut. Dari lima opsi nama
kelompok, saya dan teman-teman melakukan voting dan terpilihlah nama
ABRAR. Kata ABRAR sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya
golongan yang melakukan kebajikan, dan diharapkan kelompok KKN
ABRAR ini berisi orang-orang yang sedang melakukan kebajikan untuk
membantu mengangkat sebuah desa menjadi lebih baik.
Awal pertama kali survei, saya dan teman-teman tidak dapat
bertemu dengan kepala desa dikarenakan saat itu adalah hari Minggu,
dimana kantor desa pun tutup. Namun, kami disarankan oleh ibu warung
yang tinggal dekat dengan kantor desa untuk ke rumah Ibu Wiwin, salah
satu staf desa yang rumahnya tepat berada di seberang jalan kantor desa. Saat
itu ibu Wiwin mencoba membantu menghubungi kepala desa dan
mengabarkan jika ada mahasiswa yang ingin bertemu dan meminta izin
untuk melaksanakan kegiatan KKN di Desa Sibanteng. Namun, ternyata
Bapak Kepala Desa sedang tidak ada di rumah. Dan akhirnya kami hanya
berbicang-bincang dengan ibu Wiwin. Dari Ibu Wiwin jugalah, kami
mendapat nomor telepon Bapak Kepala Desa dan mengatur pertemuan
kembali di desa. Selanjutnya, di survei kedua saya dan teman-teman mulai
berbincang-bincang dan menentukan lokasi untuk fokus kegiatan KKN
kelompok saya. Kami diberikan dua opsi tempat, yaitu Gunung Peteuy dan
Kawung Luwuk yang merupakan tempat yang cukup terbelakang dibanding
kampung-kampung yang lainnya. Pandangan saya sebelum survei ke dua
tempat tersebut ialah akan jauh dari keramaian kota, susah akses untuk
kemana-mana, susahnya sinyal, takut tidak ada listrik yang terhubung dan
ketakutan terbesarnya tidak diterimanya kami oleh warga setempat. Dan
benar saja, saat saya dan teman-teman diajak untuk melihat ke dua lokasi
tersebut dengan diantar oleh dua orang staf desa, kondisi kampung harus
ditempuh dengan perjalanan yang cukup jauh dari jalan besar, menanjak
karena lokasi di atas gunung, jalanan yang hanya terlihat pepohonan dan
semak-semak, tidak ada lampu penerangan di sepanjang jalan dan sesampai
di atas sinyal pun seketika hilang. Perasaan saya dan teman-teman sedikit
syok, sempat terlintas dipikiran saya “wah parah sih kalau harus KKN di tempat
terpencil seperti ini, apakah saya bisa sanggup untuk tinggal selama sebulan disini”. Dan
ketakutan itu mulai menghantui saya ketika waktu KKN semakin dekat.
253
Namun, setelah beberapa hari tinggal di sana, saya mulai
menyesuaikan semuanya dengan baik. Terasa mudah dan menyenangkan
ketika kita sudah terbiasa dengan kondisi yang ada. Ketakukan tidak
diterima oleh masyarakat setempat pun hanya kekhawatiran sementara.
Karena ternyata, keramahan dan kepedulian warga setempat kepada teman-
teman mahasiswa serta antusias dari adik-adik kecil di sana malah membuat
saya merasa nyaman dan betah untuk tinggal selama sebulan di desa tersebut.
Bahkan, berat rasanya untuk pulang ke rumah. Rasa takut dan khawatir
yang sebelumnya ada dipikiran saya pun hilang begitu saja.
Tim Seperjuangan
Mereka adalah kelompok KKN ABRAR 141 yang ditempatkan di
Dusun Gunung Peteuy, Desa Sibanteng, Leuwisadeng - Bogor. Kelompok
yang terdiri dari 19 orang, dengan komposisi 13 orang perempuan dan 6 orang
laki-laki. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika saya harus tinggal
bersama mereka, orang-orang yang baru saya kenal ketika KKN ini. Sempat
terbesit dalam pikiran saya, “Apakah kami bisa bersatu dan kompak? Apakah kami
bisa menyatukan pikiran, ketika 19 kepala, 19 pendapat timbul dari masing-masing
pribadi? Apakah akan saling peduli satu dengan yang lainnya? Perbedaan sifat, watak dan
pola pikir yang berbeda akankah menyatukan kami?”. Dan pertanyaan itu pun
terjawab, setelah kami telah tinggal bersama dalam satu rumah selama 32
hari di Desa Sibanteng.
Tidak hanya sembilan belas orang, kelompok saya juga memiliki
dosen pembimbing dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah ditetapkan
oleh PPM yaitu Ibu Nur Hidayah. Sebelum pelaksanaan KKN, pertemuan
demi pertemuan dilakukan guna membahas program kerja yang akan
dilaksanakan di lokasi tempat kami KKN dan lebih mempererat pertemanan
satu dan yang lainnya. Ibu Nur merupakan dosen yang sangat perhatian.
Beliau selalu menanyakan progress kegiatan yang saya dan teman-teman
lakukan. Beliau juga tidak segan memberikan kritik dan saran yang terbaik
demi kelancaran proses pelaksanaaan program kerja yang diadakan oleh
KKN ABRAR 141.
Selama tinggal di sana, minggu pertama dilalui dengan baik,
walaupun saya sempat sakit di hari pertama KKN karena terkena maag.
Namun, nyatanya teman-teman saya adalah orang yang sangat peduli dengan
254
temannya. Mereka membawakan nasi untuk saya hingga membuatkan teh
hangat untuk mengurangi rasa mual yang saya rasakan. Pikiran saya tentang
ketidakpedulian mereka pun seketika hilang. Kebiasaan untuk makan
bersama di satu ruangan dengan posisi membentuk lingkaran pun dipilih
agar bisa lebih merasakan kebersamaan antara satu dengan yang lainnya.
Karena kekompakkan menjadi landasan untuk kami agar bisa bertahan
hingga KKN ini selesai. Bahkan kekhawatiran saya dan teman-teman
mengenai sinyal yang susah didapat, justru membuat tali kekeluargaan kami
menjadi lebih erat. Tidak adanya sinyal dan jauhnya akses ketempat
keramaian menjadikan kami pribadi yang tidak individual, kondisi ini
memaksa saya dan teman-teman harus mencari cara untuk menghibur diri
di rumah ketika rasa bosan mulai datang. Bercanda satu sama lain dan
melihat tingkah lucu mereka membuat saya dan teman-teman semakin
akrab. Dan saya bersyukur dengan kondisi seperti ini, memiliki teman-teman
seperti mereka. Teman yang justru membuat saya merasa sedang berkumpul
dengan keluarga sendiri.
Mereka juga merupakan orang yang sangat menghargai orang lain.
Meskipun begitu, naif sekali rasanya jika dikatakan tidak terjadi konflik
selama satu bulan tinggal dengan 19 kepala yang memiliki watak yang
berbeda-beda. Melihat laki-laki yang terkadang susah untuk bergerak tentu
membuat para wanita sedikit geram, sehingga membuat mereka sering
dimarahi oleh kaum perempuan. Tetapi, hal itu tidak membuat mereka
menjadi berbalik marah, justru terkadang menjadi bahan bercandaan untuk
kami di rumah yang semakin membuat rasa kekeluargaan semakin erat.
Kendala yang dirasakan ketika pelaksanaan kegiatan pun tidak pernah
menjadikan kami saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Justru
menjadi evaluasi bagi kami semua agar lebih baik lagi.
Perbedaan karakter yang dimiliki masing-masing dari saya dan
teman-teman menjadikan keunikan tersendiri di kelompok KKN ABRAR
141, dan menjadi sebuah tantangan untuk menyatukan visi dan misi kami.
Banyak pembelajaran yang dapat saya ambil dari KKN ini, selain harus lebih
menurunkan ego, belajar untuk mendengar keluh-kesah teman, menghargai
setiap kerja keras yang dilakukan siapapun, menjalin kerjasama lebih baik
lagi, belajar mengerti tujuan/maksud dibalik sesuatu yang dilakukan oleh
teman, dan mencoba untuk lebih menghargai waktu juga dapat membuat
semuanya berjalan dengan lebih baik dan sesuai dengan yang kita harapkan.
255
Suasana rumah yang hangat membuat saya merasa sedang berada di
antara keluarga kandung saya sendiri. Kebaikan mereka, perhatian mereka,
keseruan mereka menjadi hal yang tidak bisa dilupakan dibenak saya. Betapa
kami sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan, dan keharmonisan dalam
suatu kelompok untuk saling menjaga perkataan agar tidak menyakiti orang
lain. Berat rasanya harus berpisah dengan mereka, KKN ABRAR 141,
kumpulan orang-orang yang memiliki karakter yang berbeda yang dipaksa
untuk saling mengenal, mengerti dan memahami satu dengan yang lainnya
dan dipaksa untuk tinggal bersama namun, kemudian dipaksa kembali
untuk berpisah.
Bertemu Keluarga Baru di Sibanteng
Desa Sibanteng yang berada di Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten
Bogor ini merupakan lokasi yang telah ditepatkan oleh PPM sebagai tempat
KKN bagi kelompok KKN ABRAR 141. Kondisi desa yang masih sangat
kental dengan nilai keagamaannya ini, terlihat cocok dengan background
teman-teman mahasiswa UIN yang juga banyak belajar tentang nilai-nilai
keagamaan. Masyarakat yang awal pertama kali survei terlihat tidak mudah
menerima orang baru pun membuat saya agak ragu apakah kegiatan KKN ini
akan berjalan dengan baik atau tidak. Namun, siapa sangka setelah saya dan
teman-teman sampai di sana untuk tinggal selama sebulan, perhatian warga
yang luar biasa membuat kami menjadi lebih optimis dan bersemangat untuk
mengabdi. Di minggu pertama kami tinggal, tetangga berdatangan silih
berganti untuk mengucapkan selamat datang kepada saya dan teman-teman
dan mencoba mengingatkan supaya saya dan teman-teman lebih waspada
menjaga barang-barang berharga yang kami bawa dari rumah, terutama
motor dan laptop. Mungkin karena mereka lebih tahu kondisi keamanan
daerah mereka sendiri. Hal ini membuktikan jika mereka cukup menerima
kedatangan kami.
Kondisi lingkungan di tanah Sibanteng masih banyak dihiasi dengan
sawah dan perkebunan di setiap sudut pemandangan desa. Kerenanya
mayoritas pencaharian masyarakat Desa Sibanteng yaitu bertani dan
berternak. Namun, tidak menutup kemungkinan ada juga yang menjadi
pegawai negeri/swasta. Suatu keunikan pun terlihat di Desa Sibanteng yaitu
mereka membiarkan hewan peliharaan mereka untuk mencari makan
sendiri. Selain kambing, bebek dan angsa, anjing pun dibiarkan berkeliaran
256
di depan rumah. Awalnya memang mengerikan melihat anjing dibebaskan
berkeliaran di jalan. Namun, ternyata hal ini dilakukan untuk menjaga lahan
kebun mereka dari serangan hama. Selain itu, disalah satu dusun di
Sibanteng yaitu Gunung Peteuy juga terdapat pemandangan kota dari atas
gunung yang terlihat sangat indah, layaknya Bukit Bintang di Bandung, dan
ini bisa menjadi potensi yang dapat dikembangkan untuk dijadikan sebagai
tempat pariwisata yang nantinya bisa menjadi sumber pendapatan bagi desa
maupun masyarakat setempat.
Sebulan di sana, banyak program kerja yang sudah saya dan teman-
teman jalankan. Mungkin tidak akan berhasil jika tidak ada bantuan dari
warga setempat dan adik-adik kecil. Saya juga sempat melaksanakan
program kerja sederhana saya yaitu mengajarkan anak-anak untuk
menabung sejak dini, karena pentingnya menabung sedari kecil adalah
untuk membiasakan anak-anak kecil ini agar bisa menyisihkan sebagian
uang saku mereka untuk membeli keperluan mereka sendiri. Kegiatan ini
saya laksanakan di rumah singgah KKN ABRAR 141, karena kebetulan setiap
sore rumah kami selalu dikunjung anak-anak kecil yang hendak mengaji.
Selain itu, untuk membuat kegiatan ini lebih menarik, saya mencoba untuk
mengembangkan kreativitas anak-anak dengan mengajak mereka membuat
celengan dari kaleng bekas yang kemudian, mewarnai kaleng tersebut
dengan cat dan kuas. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
Bahkan, membuat saya kebingungan karena mereka terus memanggil saya
untuk meminta bantuan. Tapi, hal ini justru membuat saya turut ikut
senang.
Selain itu, adapun kisah yang cukup berkesan bagi saya yang
mungkin suatu pembelajaran juga untuk saya pribadi yaitu tentang
ketulusan berbagi ilmu untuk membantu mencerdaskan anak-anak bangsa.
Di Dusun Gunung Peteuy, lokasi kami KKN, terdapat TK yang pengajarnya
tidak pernah mengharapkan imbalan dari anak muridnya. Ibu guru TK ini
sadar, tidak banyak warga yang menyisihkan uang untuk menyekolahkan
anaknya di jenjang TK/PAUD. Sedangkan pendidikan usia dini juga penting
bagi anak-anak sebelum memasuki sekolah SD. Kesulitan para orang tua di
kampung untuk sekedar mengajarkan anak-anak mengenal angka dan huruf
pun menjadi pendorong untuk beliau membantu anak-anak kecil belajar
membaca, menulis dan berhitung. Hanya dengan bermodalkan pengalaman
mengajar TK di luar dan niat yang baik, beliau mendirikan TK/PAUD di
rumahnya sendiri.
257
Selain Ibu Guru TK ada juga cerita dari salah satu keluarga yang
sangat baik dan akrab dengan saya dan teman-teman KKN. Yaitu keluarga
Abi Husni. Beliau mengajar ngaji anak-anak di daerah tersebut dengan
dibantu oleh sang istri. Selain pengajian al-Qur’an, mereka juga mengajar
pendidikan agama kepada anak-anak. Sama halnya dengan Ibu guru TK,
pengajian anak-anak yang diadakan di rumah Abi Husni juga tidak pernah
dipungut biaya sepersen pun. Abi Husni sangat terbuka dengan saya dan
teman-teman. Kami diberikan kesempatan untuk mengajar anak-anak dari
awal kami tinggal sampai sebelum kami pulang. Namun, ada pemandangan
yang berbeda, kondisi rumah yang sederhana terbuat dari bilik bambu
menjadi tempat yang nyaman untuk anak-anak mengaji, minimnya alat
untuk mengajar seperti meja dan papan tulis pun membuat saya dan teman-
teman sedikit kebingungan untuk mengajar Bahasa Arab. Tetapi ini juga
tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk belajar, terlihat dari
banyaknya anak yang mengaji di tempat tersebut. Kami juga paham mengapa
alat-alat yang dibutuhkan untuk mengajar sangat minim, mungkin karena
tidak adanya dana. Hal ini akhirnya mendorong saya dan teman-teman
untuk memberikan sedikit bantuan alat-alat untuk proses belajar-mengajar.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari KKN ini. Waktu sebulan
mungkin terasa lama di awal. Namun, terasa cepat ketika saya dan teman-
teman harus berpisah dengan warga dan anak-anak di Desa Sibanteng.
Melihat air mata yang mengalir dari hati adik-adik kecil membuat saya berat
untuk meninggalkan mereka. Ucapan terimakasih dari beberapa warga yang
sudah cukup dekat dengan saya dan teman-teman, juga membuat saya
merasakan menemukan keluarga baru disana. Terimakasih Desa Sibanteng
atas pelajaran dan pengalaman yang engkau berikan.
Harapanku
Selama satu bulan, saya dan teman-teman tinggal di Desa Sibanteng,
terlalu banyak tinta yang dibutuhkan untuk menulis cerita dan pengalaman
yang kami dapat selama tinggal di sana. Keramahan, kesederhanaan, dan
ketulusan dari merekalah yang membuat kami merasa sudah diterima
menjadi bagian dari Desa Sibanteng. Kebahagian sangat terpancar dari wajah
anak-anak kecil di sana, terlihat mereka senang sekali akan keberadaan
mahasiswa KKN. Antusias mereka ditunjukkan dengan kehadiran mereka
setiap harinya ke rumah singgah kami dan permintaan mereka untuk saya
258
dan teman-teman bisa mengajari mereka baik di sekolah, majelis maupun
pengajian. Hal ini membuktikan betapa besarnya semangat belajar anak-
anak di Desa Sibanteng, walaupun masih ada sebagian dari mereka yang
masih terhambat untuk sekolah dan belajar. Oleh karena itu, jika saya
menjadi bagian dari Desa Sibanteng hal yang sangat menjadi perhatian saya
adalah dalam bidang pendidikan. Karena menurut saya, mereka adalah bibit-
bibit unggul yang bisa menjadi penerus bangsa untuk membantu dalam
memajukan desa tempat mereka tinggal.
Saya berharap bisa lebih fokus mengajar mereka agar ilmu yang
tersalur dapat diterima rata ke semua murid, hal ini dikarenakan masih
adanya murid SD yang belum bisa menulis bahkan untuk mengenal huruf
abjad saja susah. Saya juga ingin selalu memberikan motivasi bagi mereka
untuk selalu belajar dan mengapai cita-cita mereka setinggi langit, agar juga
dapat mengurangi jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan yang
rendah dan meminimalisir jumlah pernikahan usia dini. Selain itu, saya juga
ingin meneruskan salah satu kegiatan dari KKN ABRAR 141 sebelumnya,
yaitu memberikan pelatihan komputer. Karena melihat kondisi di era serba
teknologi seperti saat ini, kegiatan pelatihan komputer ini dapat membantu
anak-anak agar lebih mengenal dan mengerti pengoperasian menggunakan
sistem komputerisasi. Meskipun mereka tinggal di daerah pelosok, tidak
seharusnya membuat mereka menjadi tertinggal mengenai kecanggihan
tekhnologi.
Namun, saya yakin bahwa anak-anak di sana adalah anak-anak yang
hebat, yang dapat menjadi calon pemimpin bangsa yang amanah. Karena
selain ilmu pendidikan umum yang mereka pelajari, tidak lupa para orang
tua juga selalu menanamkan nilai-nilai agama dalam diri anak-anak di Desa
Sibanteng.
259
P
TAK SEKEDAR 2500 KATA
Siti Hanifatul Aziz Sebuah Pilihan Hidup
Kuliah Kerja Nyata (KKN) masih menjadi satu fase perkuliahan yang wajib untuk dilewati. Sebagai mahasiswa semester akhir diwajibkan untuk mengikuti KKN. Alasannya? yang pasti untuk medapatkan nilai karena KKN sebagai syarat wajib untuk menempuh tugas akhir atau skripsi, dimana pelaksanaannya sudah menjadi budaya turun temurun disetiap universitas khusunya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya salah satu mahasiswa tingkat akhir yang ikut serta kegiatan KKN ini. Hani merupakan panggilan saya, Siti Hanifatul Aziz lengkapnya. Saya merupakan mahasiswa yang berasal dari Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah/MI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK). Dengan mengikuti KKN saya dapat membagikan ilmu, keterampilan dan pengalaman yang saya miliki kepada masyarakat, karena setelah kuliah selesai hal yang kita lakukan sebagai sarjana adalah terjun langsung ke lapangan (masyakarakat) untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan baik dibidang pendidikan, ekonomi, keagamaan dan sosial dengan ilmu, keterampilan dan pengalaman yang kita miliki dari apa yang telah kita pelajari selama kuliah.
Menjadi seorang guru adalah pilihan hidup saya. Memilih hidup sebagai seorang guru berarti sudah siap dengan segala komitmen dan konsekuensinya. Tidak sedikit orang yang mengesampingkan profesi guru dari daftar cita-cita mereka, mengapa demikian? karena bagi sebagaian orang, guru tidak menjanjikan masa depan yang cerah termasuk dalam urusan gaji. Beban yang dipikul tidak sebanding dengan kecukupan materi yang diperoleh. Dalam mengemban misi mulia ini, guru dihadapkan dengan berbagai karakter peserta didik dan permasalahannya baik internal maupun eksternal.
Guru bukan hanya sebagai orang yang memberikan materi pelajaran, melainkan juga sebagai orang tua kedua, sahabat dan pembimbing peserta didik. Hal inilah yang saya alami di lokasi KKN, pengajar/guru yang ada di beberapa sekolah merupakan bukan guru yang mengajar pada bidangnya, khusunya di pendidikan sekolah dasar. Mengapa demikian? karena banyaknya generasi muda yang putus sekolah dikarenakan hambatan ekonomi. Sehingga sekolahpun tidak memberikan syarat khusus lulusan sarjana untuk menjadi pengajar disekolah, dengan keterampilan bisa
260
mengajar maka sudah diperbolehkan menjadi tenaga kerja di sekolah. Dengan ilmu, keterampilan dan pengalaman yang saya miliki selama belajar 6 semester ini saya berencana untuk membantu mengajar melalui bimbel (bimbingan belajar) yang dilakukan diluar jam sekolah agar tidak mengganggu aktivitas belajar peserta didik, dan warga sekolah lainnya. Kegiatan bimbel ini bisa dilakukan dimana saja, bisa dirumah KKN, di
pengajian, di aula pesantren dan bisa juga outdoor sehingga berkenalan langsung dan belajar langsung dengan alam.
Dimulai tanggal 20 Juli sampai 20 Agustus 2017, program pengabdian yang diselenggarakan oleh PpMM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terasa berkesan di hati, dan besar manfaatnya untuk pelajaran kelak ketika sudah hidup bermasyarakat. Awalnya saya memandang KKN sebagai ajang untuk bersantai karena tidak harus mengikuti mata kuliah di kampus dan harus datang tepat waktu. Selain itu dengan mengikuti KKN bisa melatih pribadi yang mandiri dan beradaptasi dalam lingkungan yang baru baik dengan masyarakat desa maupun dengan teman-teman se-universitas yang tidak pernah kenal sebelumnya, dimana kita hidup bersama selama sebulan, makan bersama, tidur diatap yang sama dan bercanda bersama.
Tapi setelah melaksanakan KKN selama satu bulan semuanya berbanding terbalik dengan apa yang dibayangkan. Semula menganggap KKN sebagai ajang bersantai, nyatanya disibukan dengan berbagai program kerja (proker) baik individu maupun kelompok. Bukan hanya disibukan dengan proker, di lokasi KKN disibukan dengan beradaptasi dengan masyarakat juga, terutama anak-anaknya yang begitu antusias menyambut dan menerima kehadiran saya dan teman-teman lainnya. Banyak sekali hal yang saya dapatkan untuk dibawa pulang setelah mengikuti kegiatan KKN ini, terutama adalah pengalaman baru dan hikmah dari setiap kejadian yang terjadi. Saya mempelajari bagaimana berinteraksi dengan orang lain yang memiliki perbedaan pendapat, saling belajar menghargai antar sesama, mempelajari kehidupan bermasyarakat dan kegiatan kemasyarakatan di Desa Sibanteng Dusun Gunung Peteuy ini. Mempelajari bagaimana pandai bergaul dengan masyarakat yang menjunjung tinggi sikap sopan dan santun, saling membantu dan semangat gotong royong yang tinggi.
Hal yang terpenting adalah dengan adanya kehadiran mahasiswa KKN menjadikan inspirasi paling berharga bagi masyarakat. Kehadiran saya dan teman-teman mengajarkan yang tinggal dipelosok untuk memiliki cita-cita, semangat belajar yang tinggi, dan kemauan untuk menjadi yang lebih baik untuk menjadi seperti kami bahkan lebih dari kami. Dengan mengikuti
261
pelaksanaan KKN saya bisa melihat dunia dengan kacamata yang lebih luas, membuka pengetahuan saya mengenai cara hidup orang-orang dipelosok yang susah sinyal, susah air, dan rumah yang berdindingkan bilik, beralaskan
lasbrakan semen dengan cuaca yang dingin mereka bisa bertahan hidup. Inilah yang membuat saya bangga menjadi mahasiswa KKN, karena bisa merasakan apa yang mereka rasakan dan menjadi sumber insprirasi bagi mereka. Menemukan keluarga baru Hal tersulit ketika berada di lingkungan yang baru adalah melakukan adapatasi dengan lingkungan tersebut. Sama halnya seperti yang saya alami, setelah pihak PpMM mengumumkan pembagian kelompok berserta daftar nama anggota kelompoknya saya merasa cemas. Dengan adanya KKN mau tidak mau saya harus tinggal dengan 18 orang berbeda yang tidak pernah saya kenal sama sekali sebelumnya, walaupun kami berada pada universitas yang sama.
Komposisi yang terbentuk pada kelompok KKN tahun ini beranggotakan 19 orang yang dipilih secara acak dari berbagai fakultas dengan jurusan yang berbeda. Dari komposisi tersebut menghasilkan sekitar 200 kelompok yang disebar ke wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan untuk melakukan pengabdian di masyarakat. Setelah ditentukan kelompok salah satu anggota langsung
membentuk sebuah grup di WhatsApp guna mempermudah saya dan teman-teman berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain ke depannya.
Saya dan teman-teman anggota kelompok yang memang tidak mengenal satu dengan lainnya bertemu bertatap muka untuk pertama kalinya, masih ingat pada sore hari itu seusai waktu kuliah selesai para
anggota berkumpul di Landmark UIN yang terletak disamping Auditorium Harun Nasution kampus satu. Pertemuan pertama dilakukan untuk memperkenalkan diri satu persatu, mengumpulkan berkas persyaratan KKN dan dilanjutkan dengan membuat struktur kepengurusan selama kegiatan KKN nanti.
Setelah melakukan diskusi saya dan teman-teman sepakat menjadikan Muhammad Abiseina Febian atau yang akrab dipanggil Abi
sebagai ketua dan wakilnya yaitu Millatun Hanifah/Milla. Kemudian dilanjut dengan penentuan sekretaris yaitu sekretaris I Annisa Zikri atau biasa
dipanggil Uni karena dia keturunan orang Padang, dan sekretaris II saya sendiri Siti Hanifatul Aziz atau biasa dipanggil Kimmy. Kimmy adalah nama
262
panggilan saya selama KKN, panggilan itu bukan hanya dilontarkan oleh teman-teman, melainkan masyarakat disanapun memanggil saya dengan
nama Kimmy bedanya, mereka menambahkan kata teh/ kaka. Setelah sekretaris barulah penentuan bendahara, dimana bendahara I Nurul Yahya
atau biasa dipanggil Nurul dan bendahara II Lia Agustina atau biasa
dipanggil Lia/ bule yaitu singkatan dari bu Lia, seharusnya buli tapi teman-
teman lebih suka manggil bule. Selanjutnya penentuan anggota untuk setiap divisi, yang pertama yaitu divisi humas (hubungan masyarakat) yang
beranggotakan Jundi Assydiq/ bang Jundi, Hilmy Fadhly/ Hilmy/ Pa Boss karena dia pernah mentraktir saya dan teman-teman dengan membelikan
daging ayam untuk bakar-bakar, selanjutnya Umul Hamida/ Amy, Intanzi
Lestari/Ira. Yang kedua divisi acara yang beranggotakan Diana Saadah/
Diana/Mpok, kenapa dipanggil Mpok? Karena kalau berbicara kental banget
logat Betawi nya hehe. Selain Mpok Diana ada juga Yanti Nianti/ Yanti, Asrul
Ummu Darojat/ Mba Asrul/Mbayu karena dia mempunyai ciri khas berbicara
dengan logat Jawa yang kental. Selanjutnya Intan Permata Harum/ Intan, dan
Aly Dzulfikar/Aly. Yang ketiga yaitu divisi Perdekdok (Perlengkapan, Dekorasi dan Dokumentasi) yang beranggotakan Yasjudan Lidandy
Oskandar/Judan, Hafina Rehana Jannah/Hafina, Danang Koencoro/Danang,
dan Afaf Nazrot/Afaf/ Mba Afaf. Pertemuan selanjutnya dilakukan di Fakultas Adab dan Humaniora.
Saya dan teman-teman melakukan diskusi untuk penggunaan nama kelompok, hingga pada akhirnya saya dan teman-teman sepakat untuk menggunakan nama Abrar yang artinya “Golongan Orang yang Berbuat Kebajikan”. Lambang kelompok kami yaitu sebuah pegunungan dan warna yang digunakan yaitu warna merah. Makna dari lambang gunung yaitu karena tempat yang saya tinggali selama KKN yaitu berada di pegunungan, sedangkan warna merah melambangkan berani dan sesuai dengan nama desa nya yaitu Sibanteng, dimana ketika mendengar kata banteng maka akan dominan dengan warna merah.
Pertemuan demi pertemuan pun dan pembekalan dari pihak PpMM kami lakukan guna mempersiapkan diri untuk pelaksanaan KKN, walaupun
disetiap pertemuan tidak selalu fullteam. Pihak PpMM pun mengumumkan daftar dosen pembimbing, dan kelompok KKN ABRAR 141 mendapati dosen pembimbing perempuan yaitu Ibu Nur Hidayah, MA., Ph.D. Setelah penentuan struktur kepengurusan, lambang kelompok dan dosen pembimbing, saya dan teman-teman pun melaksanakan survei untuk perencanaan program kerja selama KKN. Saya dan teman-teman survei
263
sebanyak 4 kali. Mulai dari permohonan perizinan lokasi KKN kepada pihak kecamatan dan desa, survei ke beberapa lokasi yang telah ditentukan oleh pihak desa, selanjutnya kelompok saya sepakat untuk melaksanakan KKN di Dusun Gunung Peteuy. Saya dan teman-teman kembali melakukan survei ke lokasi yang telah ditetapkan untuk melihat kondisi rumah yang akan saya dan teman-teman tinggali selama satu bulan. Hingga saatnya tiba dimana kita harus berangkat dan menetap selama satu bulan di lokasi KKN yaitu Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor.
Dari 19-orang ini terdiri dari 9 fakultas dan 19 prodi/jurusan termasuk saya. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya ketika 19 orang harus tinggal dalam satu rumah bertemu dari pagi hingga pagi lagi, melakukan aktivitas yang sama, memakan makanan yang sama setiap harinya, melalui hari yang mengesalkan dan menyenangkan bersama-sama membuat saya tidak sulit mengenal sifat dan karakter mereka. Setiap orang tentunya mempunyai karakter masing-masing mulai dari yang mempunyai sikap lemah lembut hingga keras kepala, mulai dari yang pendiam hingga yang sering bercanda. Adapula kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota yaitu ada yang pandai berkomunikasi dengan anak-anak, pandai mengajar, pandai memasak, pandai berkomunikasi dengan warga, pemberani, rajin dan lain sebagainya. Namun, dibalik kelebihan-kelebihan itu semua adapula kekurangannya yaitu ada yang penakut, ada yang pemalas, tidak suka sayur-sayuran, tidak suka ikan, tidak suka masakan pedas, alergi debu, susah dibangunkan tidur, ada yang paling lama mandi dan ada yang tidak suka dengan anak kecil.
Kerjasama antar individu dikelompok KKN ABRAR 141 dipimpin oleh seorang ketua umum yang membawahi beberapa divisi. Masing-masing divisi tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Setiap divisi dipimpin oleh seorang kepala divisi yang bertangungjawab atas divisinya. Dalam menjalankan tugas setiap divisi satu dengan divisi lainnya selalu berkomunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kesalahan. Di kelompok KKN Abrar 141, saya dan teman-teman membuat jadwal piket masak senin-minggu yang didampingi oleh 2 juru masak yaitu Diana dan Asrul karena diantara 19 orang ini, merekalah yang paling pandai memasak. Adapula jadwal ronda yaitu sebagai tindakan antisipasi keamanan dan susunan program kegiatan yang masing-masing memilki penanggung jawab (PJ).
Kelompok KKN ABRAR 141 memiliki 18 program kerja (proker) yang di masing-masing memilki penanggung jawab (PJ). Ada tiga program yang saya dan teman-teman jadikan sandaran pada setiap program kegiatan yaitu
264
program fisik, non fisik dan Soft skill. Untuk fisik ada program Pengadaan Tong Sampah, Renovasi Warung Baca serta Plang Petunjuk Arah Masjid dan Plang Nama Masjid. Kenapa tong sampah? Karena masyarakat di Gunung Peteuy ini banyak yang bekerja sebagai pedagang makanan ringan sehingga banyak sampah yang berserakan. Selanjutnya renovasi warung baca, sebelumnya ada warung baca yang bernamakan “Buku 100 Desa” dikarenakan ruangan yang kecil dengan jumlah buku yang tidak tersusun rapih maka kelompok KKN ABRAR 141 merenovasinya mulai dari mengecat
ulang ruangan, menambahkan wallpaper di dindingnya, menata buku pada rak-rak buku, hingga mendekor ruangan dengan menambahkan pernak-pernik lucu agar yang membaca kelak tidak bosan dengan keadaan ruang
warung baca. Selanjutnya kenapa plang petunjuk arah masjid dan plang nama masjid? Karena lokasi masjid tertutup oleh rumah-rumah warga sehingga bila ada orang asing yang ingin bersinggah sedikit kesulitan menemukan lokasi masjidnya.
Dalam bidang non fisik saya dan teman-teman merencanakan
program Bimbingan Belajar/ Bimbel Calistung (baca, tulis dan hitung), Bimbel Bahasa Arab, distribusi buku ke sekolah yang berada di Kecamatan Leuwisadeng, wakaf al-Qur’an dan mukena, Pengadaan Lemari untu Masjid, Pengadaan Perlengkapan Belajar (meja, papan tulis, spidol, penghapus), Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid, Seminar Pra Nikah, Seminar Sadar Hukum, kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penanaman Bibit Toga (Tanaman Obat Keluarga), Gebyar Kemerdekaan yang dimeriahkan dengan berbagai perlombaan, Pelatihan Kerajinan Tangan dengan merajut, Pelatihan Produk Olahan, Pelatihan Komputer/ IT dan Pengadaan Timbangan Bayi. Untuk pelaksanaan setiap proker telah dtentukan hari, waktu dan tempat untuk pelaksanaannya. Misalnya pelaksanaan kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi membuang sampah pada tempatnya, cuci tangan, dan sikat gigi yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 Juli 2018 yang dimulai dari pukul 9.30-11.00 WIB yang diikuti oleh kelas 2,3 dan 4 SD Negeri Sibanteng 02 dimana dalam pelaksanaannya berjalan dengan lancar dan disambut baik oleh pihak sekolah terutama peserta didiknya.
Dalam setiap kegiatan pastilah tidak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Setiap hari selama kegiatan KKN, setelah kegiatan seharian penuh, kami mengadakan evaluasi pada malam hari agar kinerja kami dari hari ke hari selalu menjadi lebih baik dan terarah. Setiap harinya ada saja yang jadi bahan tertawaan, sekalipun ada perdebatan atau berlainan
265
pendapat itu hanya terjadi saat rapat evaluasi, setelah sesi itu selesai semua keadaan menjadi cair kembali. Semakin lama tinggal bersama saya merasa semakin nyaman, tidak ada hal yang ditutup-tutupi semua sudah menjadi rahasia umum. Bahkan masalah yang terjadi antara sesama anggota kelompok saja bisa menjadi bahan untuk bercanda. Meskipun begitu tidak mungkin dalam suatu kelompok tidak ada yang namanya konflik. Hal itu pasti terjadi dalam setiap kelompok, hanya saja konflik apa yang dihadapi dan bagaimana cara menyelesaikan masalah itu sendirilah yang membedakannya. Masalah yang ada selama saya menjalani KKN dikelompok KKN ABRAR 141 bukan konflik yang serius, konfliknya adalah bagaimana saya dan teman-teman bisa memahami sifat satu sama lain. Bukan hal yang mudah bisa membiasakan diri dan merubah kebiasaan buruk (seperti susah bangun tidur, malas-malasan dan lain sebagainya) yang mungkin ada, dalam waktu satu bulan. Sebuah kado dari Gupet (Gunung Peteuy)
Untuk tinggal di suatu desa atau kampung yang baru bukanlah hal yang sulit, yang menjadi sulit di sini adalah bagaimana kita bisa beradaptasi, berbaur dan menjadi bagian dari desa itu sendiri. Kehadiran saya dan teman lainnya sebagai kelompok KKN akan dilihat keberadaannya, apakah kami menanamkan citra baik di masyarakat sekitar ataukah malah saya dan teman-teman tidak bisa memberikan kesan positif yang membekas di hati.
Selama KKN, saya dan teman-teman tinggal di Dusun Gunung Peteuy Rt 01 Rw 07 Desa Sibanteng Kecamatan Lewisadeng Kabupaten Bogor. Tempat yang saya dan teman-teman tinggali sangat jauh sekali dari kota, bahkan untuk ke kantor desanya pun menempuh waktu 15 menit menggunakan kendaraan motor, dan uniknya untuk sampai ke Kantor Desa Sibanteng saya dan teman-teman harus melewati kantor desa lain terlebih dahulu yaitu Desa Sadeng. Penduduk yang tinggal di Desa Sibanteng ini sangat ramah, khususnya warga Dusun Gunung Peteuy dimana tempat saya dan teman-teman tinggal. Kedatangan saya dan teman-teman sebagai mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan KKN di desa ini disambut dengan ramah dan antusias oleh warga setempat, terutama anak-anak.
Perkembangan suatu daerah khususnya suatu desa bisa dilihat dari kondisi masyarakatnya. Desa yang makmur merupakan desa yang memiliki potensi baik itu dari segi sumber daya alam ataupun sumber daya manusia yang dimanfaatkan semaksimal mungkin. Berbicara mengenai sumber daya alam, kampung ini tanahnya sangatlah subur. Masyarakat di Desa Sibanteng
266
ini mayoritas adalah bertani, berkebun dan berdagang. Seperti halnya tempat yang saya tinggali, yaitu Dusun Gunung Peteuy. Hampir disetiap rumah memiliki warung, mereka kebanyakan menjual jajanan untuk anak-
anak, misalnya seblak, mi gaul, sosis, tahu bulat, cilok, gorengan dan lain sebagainya. Walaupun banyak warung, kebersihan di dusun ini sangat terjaga karena setiap pemiliknya langsung membersihkannya. Dengan banyaknya tukang dagang pastilah banyak juga pembelinya dan sampah pun tersebar dimana-mana terutama dilingkungan sekolah. Oleh karena itu, saya melakukan kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang meliputi membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum makan dan menggosok gigi agar terhindar dari penyakit.
Sebagai mahasiswa yang sudah melihat kondisi perekonomian Dusun Gunung Peteuy, program kerja KKN ABRAR 141 pun memasukkan bidang ekonomi di dalamnya. Diantaranya yaitu Kegiatan Kerajinan tangan yaitu merajut dan kegiatan produk olahan yaitu mengolah tempe menjadi
nugget dan buah pisang menjadi ice cream. Hal ini dilakukan untuk membantu terciptanya bibit-bibit seorang wirausahawan yang diharapkan kedepannya bisa berlanjut dan menghasilkan nilai ekonomis. Untuk menghasilkan nilai ekonomis tambahan, saya dan teman-teman membagikan 100 bibit Toga (Tanaman Obat Keluarga) kepada beberapa petani dan pekebun yang berada di desa Sibanteng. Hal ini sesuai dengan tema yang kami buat yaitu
“Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa yang
Mandiri, Kreatif dan Terintegrasi”. Desa Sibanteng tempat saya dan teman-teman mengabdi merupakan
desa yang sangat religius. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa pondok pesantren dan pengajian anak-anak dibeberapa tempat di Desa Sibanteng terutama di Dusun Gunung Peteuy. Pengajian rutin ini diikuti mulai dari anak remaja hingga orang tua. Selain sangat religius, masyarakat di tempat saya KKN sangatlah haus akan ilmu, hal ini terbukti dengan adanya sekolah
tambahan yang dilakukan setelah waktu Dzuhur yang berlokasi di aula pondok pesantren dan masjid, pengajarnya merupakan para ustaz dan ustazah. Dengan adanya peluang ini, saya dan teman-teman ikut berpartisipasi dengan cara mengadakan bimbingan belajar mulai dari
Calistung (baca, tulis dan hitung), bahasa Arab hingga bahasa inggris. Di Desa Gunung Peteuy ini salah satu permasalahannya
masyarakatnya yaitu banyaknya pernikahan dini. “Di desa kami permasalahan
nya yaitu banyaknya pernikahan dini yang dipicu oleh keadaan ekonomi yang kurang
sehingga tidak sedikit remaja yang putus sekolah dan lebih memilih untuk melakukan
pernikahan dini” ujar Pak Azis yang merupakan salah satu staf Desa Sibanteng.
267
Untuk menangani permasalahan ini, saya dan teman-teman mengadakan Seminar Pra Nikah sebagai upaya mencegah pernikahan dini yang menghadirkan pemateri dari KUA setempat, dosen pembimbing dan teman kami yaitu Intanzi atau yang akrab di panggil Ira. Dengan adanya Seminar Pra Nikah saya dan teman-teman pun mengadakan Seminar Sadar Hukum mengenai pemilu 2018 yang serempak diadakan diberbagai daerah. Seminar ini diadakan untuk menambah wawasan masyarakat mengenai tata cara dan atauran-aturan hukum mengenai pemilu agar tidak terjadi keributan yang dapat memecahbelah persaudaraan.
Saya dan teman-teman bertemu dengan sebuah keluarga yang
sederhana tetapi sangat hangat. Keluarga Mang Husni/ Mang Uus begitulah
kami memanggilnya, yang juga merupakan seorang guru ngaji. Mang Uus sudah seperti orang tua bagi saya dan teman-teman selama berada di sini.
Kebaikan serta perhatian keluarga Mang Uus membuat saya lupa dengan kata
homesick atau kangen rumah. Mereka tidak sungkan untuk mengulurkan tangan mereka untuk senantiasa membantu saya dan teman-teman selama kegiatan KKN. Apalagi disaat air sumur dirumah yang saya dan teman-teman tinggali mulai kering, mereka tidak sungkan untuk mempersilahkan
kami mandi dan mencuci ditempatnya. Mang Uus dan istrinya yang biasa
dipanggil Teteh dan juga Nenek memperlakukan para anggota seperti keluarga mereka sendiri, terlebih lagi banyaknya anak-anak yang mengaji dipengajian membuat saya dan teman-teman semakin dekat dengan mereka.
Ada hal yang sangat saya sukai ketika berinteraksi dengan anak-anak di Dusun Gunung Peteuy, yaitu keceriaan dan senyum tulus mereka. Saya jarang menemukan hal tersebut di daerah perkotaan tempat saya tinggali
dikarenakan disibukan dengan bermain gadget/alat-alat elektronik. Alhasil mereka cuek dengan keadaan sekitar dan jarang melakukan kontak sosial karena keseringan bermain sendiri di dalam rumah. Tidak hanya bermain bersama, saya dan anak-anak Gunung Peteuy terkadang bertukar cerita seputar kegiatan yang kita lakukan sehari-hari. Karena seringnya bertukar cerita, saya dan anak-anak pun semakin dekat dan bahkan seperti adik sendiri. Saat berkominkasi dengan mereka kadang-kadang saya menggunakan bahasa Sunda karena memang saya asli orang Sunda, dengan
adanya persamaan bahasa maka kedekatan kami pun semakin erat. “Kakak!” begitu sapaan anak-anak di Dusun Gunung Peteuy ketika mereka bertemu dengan saya dan teman-teman sembari mengulurkan tangannya untuk salam dan mencium tangan kami sebagai tanda hormat kepada yang lebih tua.
Setelah dua minggu menjadi bagian Gunung Peteuy saya merasa bosan karna hanya diam saja dirumah, bertegur sapa dengan masyarakat
268
ditambah lagi tidak adanya sinyal. Hingga suatu hari ketika saya sedang duduk sambil termenung datanglah anak-anak dengan senyum tulus yang terukir tulus diwajahnya sambil mengulurkan tangan satu persatu untuk salam dan mereka menanyakan apa yang sedang saya lakukan. Salah satu dari
mereka yaitu Dika, Sahrudin dan Yusuf, mereka bertanya “Ka Hani lagi
ngapain? Ko sendirian?” pada saat itu kejadiaan di sore hari, dan saya pun
menjawab “Eh kalian, udah pada mandi belum?” dan mereka pun dengan kompak
mejawab “Sudah doonggg, ka Hani main yuk ke ‘Wagupet’?” mendengar kata wagupet membuat saya heran, dengan rasa ingin tahu saya bertanya kepada mereka
“Apa itu Wagupet?” dan mereka menjawab “Wagupet itu Wisata Alam Gunung
Peteuy ka, tempatnya lumayan jauh kalau jalan kaki mah. Tapi kalau udah sampai, pasti
kaka suka deh sama tempatnya. Soalnya kita bisa ngeliat pemandangan ka” begitu ucap anak-anak sembari menjelaskan ke saya apa itu Wagupet diiringi dengan
logat sunda yang khas.
Singkat cerita saya bersama anak-anak gupet beramai-ramai menuju
wagupet, berjalan kaki melewati jalan raya dan untuk sampai keatas wagupet, kami harus berjalan menanjak dan itu lumayan membuat berkeringat dan
kaki terasa pegal-pegal. Untungnya Wagupet ini tidak jauh dari tempat kami
tinggal (yaiyalah masih sama-sama Gunung Peteuy/ gupet hehe). Sambil berjalan kami bernyayi dan bercanda bersama, hingga akhirnya sampailah diatas
puncak wagupet. Rasa lelah pun seketika hilang disaat melihat senja disore
hari dengan pemandangan alam yang begitu luar biasa. Fabiayyi alaai
robbikuma tukadzibaan “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
distakan?” walaupun jauh dari perkotaan tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan nikmat yang luar biasa, pemandangan yang indah, tanah yang
subur dan orang-orang yang ramah. Selain Wagupet, saya dan anak-anak
sesekali pergi ke Waguru. Waguru adalah singkatan dari Wisata Alam
Gunung Sereuh, untuk menuju kesana perjalannya lebih jauh dari Wagupet. Tapi setelah sampai disana, kita akan disambut oleh pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi dan rumah-rumah pohon. Pemandangan yang
disuguhkan pun tentunya lebih indah dari Wagupet, layaknya melihat
sebuah peta, dari puncak waguru ini kita bisa melihat keseluruhan Desa
Sibanteng dan Desa Sadeng. Subhanallah ini adalah sebuah kado dari Allah untuk warga Gunung Peteuy.
269
Hidup itu member nilai
Waktu pun kian bergulir dengan cepatnya, sehingga waktu akhir KKN menjumpai saya dan teman-teman. Semua program kerja/ proker yang kami lakukan tidak semata dilakukan oleh kami sendiri, melainkan banyak dibantu juga oleh masyarakat Gunung Peteuy yang baik, ramah dan hebat
apalagi dalam hal gotong royong. Seperti kata pepatah “Di setiap pertemuan
pasti ada perpisahan”. Saya dan teman-teman KKN pun larut dalam keharuan pada malam perpisahan. Suasana haru dimulai ketika saya dan teman-teman berkumpul bersama diruang tengah saling meminta maaf dan saling bertukar pendapat antar teman dengan mengisi pernyataan di kertas putih
bertemakan “What do you think about me?”. Suasana haru pun berlanjut ketika harus berpamitan dengan masyarakat Gunung Peteuy dan adik-adik disana, dimulai dengan mengaji bersama, ucapan perpisahan dari perwakilan
masyarakat, hingga melakukan halal bihalal yang diiringi isak tangis yang begitu haru karena enggan berpisah. Terharu rasanya melihat mereka
meneteskan air mata, sambil memeluk mereka berkata “Kak jangan pulang,
disini aja ya?”, berat rasanya untuk sekedar menjawab pertanyaan mereka.
Kembali mereka berkata dengan senyum tulus “Ka Kimmy jangan nangis,
sarangahe/ aku cinta kamu (Bahasa korea)” begitu eratnya tali persaudaraan kami padahal hanya kenal selama satu bulan, tetapi rasanya sudah bertahun-tahun menjadi bagian dari masyarakat Gunung Peteuy.
Setelah melalui masa-masa haru, saya dan teman-teman kembali menghibur diri dengan mengajak masyarakat dan adik-adik untuk makan bersama dengan lauk pauk seadanya, suasana pun kembali menjadi ramai
dan penuh tawa tatkala ada yang berebut lauk pauk haha. Malam puncak penutupan pun ditutup dengan pensi gebyar kemerdekaan yang dilakukan malam hari. Banyak sekali pertunjukan yang disuguhkan, mulai dari
penampilan dance anak TK, penampilan tarian anak SMP hingga pengumuman pemenang lomba-lomba Agustusan. Rasa haru pun kembali terjadi, tatkala kepala desa, ketua rt, ketua rw, ketua pemuda dan para tokoh masyarakat menyampaikan salam perpisahan dan ucapan terimakasih mereka atas hadirnya mahasiswa KKN ABRAR 141 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Desa Sibanteng ini khususnya Dusun Gunung Peteuy yang
memberikan dampak positif bagi mereka. Seperti kata pepatah “Kemarin
adalah cerita, hari ini adalah kenyataan dan esok dalah harapan”. Apapun yang telah kami lakukan bersama-sama di Desa Sibanteng ini khususnya Dusun
270
Gunung Peteuy mudah-mudahan bermanfaat dan dapat membangun Dusun Gunung Peteuy menjadi lebih baik dari sebelumnya.
271
Q ANGIN DINGIN YANG BERBALUT KEHANGATAN OLEH RASA
KEPEDULIAN DAN KASIH SAYANG Umul Hamida Wilayati
Kesan Pertama
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu perwujudan dari Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian terhadap masyarakat. KKN adalah pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat, KKN dilaksanakan secara rutin bagi mahasiswa tingkat akhir. Saya Umul Hamida Wilayati yang biasa teman-teman memanggil saya dengan nama Amy merupakan mahasiswa tingkat akhir yang berasal dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jauh sebelum pelepasan KKN yang diadakan di Auditarium Harun Nasution di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juli 2018, sebelumnya saya berfikir bahwa KKN itu merupakan salah satu kegiatan yang jauh dari kata menyenangkan. Berdampingan dengan hal itu, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan juga baru di tahun ini mengikuti kegiatan KKN yang diselenggarakan oleh Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hal itu menyebabkan saya tidak dapat meminta saran atau cerita pengalaman oleh senior-senior di Fakultas Tarbiyah, jadi angkatan saya lah yang pertama kali mengikuti KKN dalam sejarah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jujur saja ini adalah tantangan bagi saya, walaupun ini bukan pertama kalinya buat saya untuk tinggal dan bekerjasama dengan orang dan lingkungan yang baru. Di KKN inilah adalah kesempatan bagi saya untuk mengamalkan ilmu yang telah saya pelajari selama duduk dibangku
perkulihan, Insya Allah semuanya akan saya kerahkan semampu saya, dengan
kata Bismillah yang terucap lewat mulut saya akan saya mulai kegiatan KKN ini pada tanggal 18 Agustus 2018 sehari setelah hari pelepasan KKN di Auditorium Harun Nasution Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ini adalah cerita saya, dimana pada hari Kamis tanggal 26 April 2018 saya dipertemukan oleh orang-orang baru yang saya belum kenal sebelumnya. Mereka adalah Muhammad Abiseina, Afaf Nazrat Uyun, Aly Dzulfikar, Asrul Ummu Darajat, Danang Koencoro, Siti Hanifatul Aziz, Hilmy Fadhli, Intan Permata Harum, Intanzi Lestari, Jundi Assyidiq, Lia Agustina, Millatun Hanifah, Yanti Nianti, Nurul Yahya, Hafina Rehana
272
Jannah, Yasjudan Lidandy Oskandar, Diana Sa’adah dan Annisa Zikri, mereka adalah ke delapan belas orang yang nantinya akan menjadi keluarga baru saya di Desa Sibanteng, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Kami terbentuk dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata 141. Di hari itulah saya dan teman-teman langsung memberi nama kelompok kami ABRAR yang terbentuk dari hasil musyawarah saya dan teman-teman. ABRAR yang
berarti manusia kuat, itu adalah do’a saya dan teman-teman supaya saya dan teman-teman ber-sembilan belas bisa menjadi manusia-manusia yang kuat manusia-manusia yang mampu untuk mengabdi kepada masyarakat di manapun tempat kami berpijak nanti. Masih lekat dalam ingatan saya bagaimana pertemuan pertama saya dengan teman-teman sekelompok saya, rasa canggung dan campur aduk tidak hanya dirasakan oleh saya saja, saya memastikan rasa itu juga dirasakan oleh teman-teman yang lainnya. Karna wajar saja antara saya dan teman-teman ber-sembilan belas tidak ada yg mengenali satu sama lain. Di hari itu sebelum saya dan teman-teman memutuskan nama kelompok, sebelumnya kami berkenalan terlebih dahulu. Setelah saya dan teman-teman memperkenalkan diri masing-masing, saya dan teman-teman juga membuat struktur keanggotaan dan saya terpilih menjadi humas kelompok Kuliah Kerja Nyata 141 bersama dengan Hilmy Fadhli, Jundi Assyidiq dan Intanzi Lestari. Awalnya saya tidak mau menjadi humas karena saya tau dalam KKN ini humas mempunyai peran penting untuk selalu cepat dan tanggap dalam mendapatkan info KKN dari PPM karna saya pribadi pun masih sangat buta sekali dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini yang baru pertama kali diadakan di fakultas saya, namun sejak pertemuan pertama ini saya percaya dengan kesolidaritasan anggota kelompok yang bisa untuk bekerjasama dan akhirnya saya menerima jabatan ini. Semua itu sangat lucu bila saya ingat kembali memori pertama kali kami bertemu.
Setelah pertemuan pertama, pertemuan-pertemuan berikutnya pun dimulai. Saya dan teman-teman memutuskan untuk mengadakan pertemuan seminggu sekali. Dari pertemuan-pertemuan inilah semua pembahasan kegiatan Kuliah Kerja Nyata dibahas. Dari program-program kerja kelompok, program-program kerja individu, proposal hingga membicarakan tentang tema dan logo kelompok kami dan banyak hal yang menjadi pembahasan disetiap pertemuannya, ttapi semakin berjalannya waktu setelah semakin mulai mendekati hari KKN, setiap pertemuan tidak seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya yang sangat santai, pertemuan kali ini sudah mulai serius memikirkan segala hal tentang Kuliah Kerja Nyata agar berlangsung sesuai dengan ekspetasi. Selain rapat yang diadakan setiap
273
minggunya, saya dan teman-teman juga melakukan survei tempat ke Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Dari survei-survei yang telah saya dan teman-teman lakukan beberapa kali, kami telah mendapatkan beberapa hasilnya, mulai dari mendapatkan perizinan untuk mengadakan Kuliah Kerja Nyata dari Kepala Desa Sibanteng, dapat bekerja sama dengan aparatur Desa Sibanteng, mendapatkan tempat tinggal selama sebulan nati, berkenalan dengan tokoh-tokoh masyarakat Desa Sibanteng dan masih banyak lagi hasil yang saya dan teman-teman dapatkan untuk membuat program kerja kelompok KKN ABRAR 141 nanti di Desa Sibanteng. Hal-hal yang saya dan teman-teman lakukan sebelum KKN sungguh sangat menguras tenaga dan pikiran. Dari mulai rapat-rapat yang diadakan setiap minggu, beberapa kali pembekalan KKN, berkali-kali survei langsung ke Desa Sibanteng yang memiliki jarak sangat jauh dari Kampus UIN bila dengan kendaran bermotor bisa menempuh jarak waktu selama 3 jam lebih, pembuatan proposal, mencari dana kesana-kesini, membuat program kerja yang harus memiliki konsep yang matang dan banyak lagi, pastinya perjuangan itu tidaklah mudah. Tetapi entah kenapa semua hal itu masih belum bisa merubah apa yang ada di fikiran saya tentang KKN adalah sebuah hal atau kegiatan yang sama sekali tidak menyenangkan ditambah lagi dengan fikiran saya yang berfikir tentang tinggal seatap serumah bersama orang-orang yang sama sekali saya tidak tahu sifat asli dari masing-masing setiap individunya.
Tidak lama dari pembagian kelompok, PPM juga menginfokan mengenai daftar nama-nama dosen pembimbing, kelompok kami mendapat dosen yang bernama Ibu Nur Hidayah, MA., Ph. D beliau berasal dari dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Setelah kelompok kami mendapatkan nomor telfon ibu Nur kemudian ketua kelompok saya Muhammad Abiseina dan sekretaris kelompok KKN ABRAR 141 Annisa Zikri langsung menghubungi ibu Nur dan membuat janji untuk bertemu dengan beliau. Pertemuan pertama dengan beliau hanya perwakilan dari beberapa anggota KKN ABRAR 141 saja karena sebagiannya lagi masih sibuk dengan jam perkuliahan. Sebelum bertemu dengan Ibu Nur Hidayah saya sangat cemas saya fikir saya akan mendapat dosen pembimbing yang galak dan mengerikan, tetapi kecemasan saya itu ternyata semuanya salah setelah bertemu dengan ibu Nur. Saya dan beberapa anggota bertemu di Fakultas Sains dan Teknologi lantai 4 sekitar pukul 14.00 WIB. Setelah bertemu beliau, saya dan teman-teman yang lain mendapat banyak sekali saran dan masukan yang bisa membuat fikiran dan ide-ide saya terbuka lebar untuk apa saja yang harus saya kerjakan dan lakukan sebelum KKN dan selama
274
KKN satu bulan di Desa Sibanteng nanti. Ibu Nur Hidayah adalah dosen pembimbing sekaligus ibu yang sangat merangkul anggota KKN ABRAR 141 dan juga tidak segan untuk berbagi cerita pengalaman-pengalaman yang sangat memotivasi saya dan teman-teman yang lainnya. Pelajaran yang bisa saya ambil dari sosok Ibu Nur Hidayah adalah bekerja semaksimal mungkin secara totalitas, rapih dan disiplin. Ibu Nur Hidayah tidak ada lelahnya untuk selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari saya dan teman-teman, selalu membantu, mengontrol dan mengoreksi pekerjaan kami sudah sampai mana proses pekerjaannya dan ibu Nur Hidayah juga tidak segan untuk beberapa kali meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya untuk ikut survei ke lokasi Desa Sibanteng bersama saya dan teman-teman. Saya dan teman-teman sebagai anggota kelompok Kuliah Kerja Nyata ABRAR 141 sangat bangga dan bersyukur bisa mendapatkan dosen pembimbing seperti ibu Nur Hidayah.
Libur lebaran pun tiba. Segala hal mengenai Kuliah Kerja Nyata
hanya bisa dibahas melalui grup aplikasi WhatsApp dan untuk beberapa hari sebelum dan sesudah lebaran saya dan teman-teman istirahat sejenak dan merefleksikan fikiran-fikiran tentang KKN. Tetapi tidak lama kita memutuskan untuk aktif fokus kembali ke urusan KKN. Tidak terasa libur lebaran pun telah usai, artinya itu semakin dekat hari untuk saya dan teman-teman melaksanakan KKN di Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor.
Saya dan anggota KKN ABRAR 141 lainnya pun mulai mengagendakan kembali waktu dan tempat untuk mengadakan rapat, mengagendakan kembali untuk konsultasi bertemu dengan dosen pembimbing kelompok KKN ABRAR 141 Ibu Nur Hidayah dan
mengagendakan kembali untuk mencari sponsorship dan dana untuk kegiatan KKN nanti di Desa Sibanteng dengan cara berjualan setiap hari sabtu dan minggu di pasar tumpah depan kampus 2 Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada pagi hari. Alhamdulillah saya dan teman-teman mendapatkan hasil yang cukup dan memuaskan, saya merasa sangat senang dan makin bersemangat. Tidak hanya dengan berjualan, anggota KKN ABRAR 141 pun juga berusaha mencari dana dengan menyebar proposal ke berbagai lembaga.
Minggu terakhir menjelang keberangkatan ke lokasi Kuliah Kerja Nyata, saya dan anggota KKN ABRAR 141 lainnya mulai mempersiapkan barang-barang perlengkapan dan segala sesuatunya yang dibutuhkan selama sebulan nanti di Desa Sibanteng. Selain itu seluruh anggota kelompok juga
membawa perlengkapan shalat lengkap seperti, mukena, sajadah, sarung, al-
275
Qur’an dan buku-buku bacaan untuk disumbangkan ke warga-warga atau lembaga-lembaga yang ada di Desa Sibanteng. Setiap individu dari kami juga membawa beras sebanyak 5 liter dan mie instan 5 buah untuk persediaan makanan di rumah Desa Sibanteng nanti.
18 Juli 2018, tibalah hari dimana saya dan anggota kelompok lainnya berangkat menuju lokasi tempat KKN ABRAR 141 akan mengabdikan diri untuk masyarakat. Tepat pada pukul 08.00 WIB saya dan teman-teman
berkumpul di lobby Timur Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Di atas lantai lobby itu sudah dipenuhi oleh koper, tas, dan semua barang-barang bawaan. Sebagian dari anggota ada yang diantar oleh sanak keluarganya memakai mobil dan sebagiannya membawa sepeda motor pribadinya, tetapi semua barang-barang bawaan dimasukkan ke dalam mobil. Saya dan teman-teman pun berangkat ke tempat lokasi secara bebarengan (konvoi). Siang hari, tibalah saya di Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Tempat inilah yang akan menjadi tempat pengabdian saya sebagai anggota KKN ABRAR 141.
Keluarga Baru Sore itu, dimana hari pertama saya tinggal di tempat yang baru. Di dalam rumah itu terdapat tiga kamar, dua kamar untuk kamar perempuan dan satu kamar untuk kamar teman yang laki-laki. Setelah pembagian kamar
dan bersih-bersih rumah, saya dan anggota lainnya bersiap-siap untuk shalat
Maghrib secara jama’ah dan dilanjutkan dengan pengajian Surah Yasin. Setelah selesai mulailah kami makan malam bersama, saat itulah kali pertama saya melaksanakan kegiatan secara bersama-sama dengan anggota KKN ABRAR 141 yang lainnya. Tibalah waktu pagi, saya terbangun dengan suasana kamar yang berbeda dan dengan ditemani oleh ke tiga teman kamar saya yaitu, Diana, Yanti, dan Intanzi. Walaupun ini bukan pertama kalinya saya berbagi kamar dengan orang lain yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Tetapi entah kenapa air mata selalu mengalir di pipi saya, jujur ini tidaklah mudah bagi saya. Tetapi saya tidak ingin menyerah untuk berusaha siap menjalani hari-
hari dirumah ini. Bismillahirrohmanirrohim, pagi ini dan hari ini saya memulai hidup baru disini dengan teman-teman disini dan dengan suasana baru disini. Mengingat memori tentang saya selama disana membuat saya ingin tertawa dan ingin menangis menahan rindu. Memang tidak mudah hidup
276
bersama 19 orang yang baru di kenal dalam satu rumah. Mulai dari yang paling susah dibangunkan, yang paling cepat tidurnya, yang paling rajin
pergi ke masjid, yang paling jago masak, yang paling lama mandi, yang paling bisa mengayomi, yang paling suka bikin tertawa, yang paling pendiam, yang paling banyak makan dan sebagainya. Ya, apapun itu kini mereka telah menjadi keluarga baru dalam hidup saya. Bertemu dari pagi hingga pagi lagi, merekalah orang-orang terdekat saya, melakukan segala aktivitas bersama setiap harinya selama 30 hari, memakan makanan yang sama setiap harinya, mandi dan tidur di tempat yang sama, melewati hari-hari yang penuh suka dan duka bersama-sama. Pada awalnya saya merasakan tidak ada yang istimewa dari teman-teman serumah saya ini, tetapi entah kenapa, seiring berjalannya waktu saya merasa mereka adalah keluarga saya, yang saya inginkan bukan hanya ditempat KKN saja tetapi saya ingin tetap menjadi keluarga mereka sampai seterusnya. Saya merasakan kenyamanan dan kehangatan berada di dalam rumah itu. Banyak yang bilang kalau di tempat KKN yang lain selalu ada perselisihan atau cekcok antara satu sama lain, pertengkaran bahkan sampai ada yang mengganti ketua KKN nya. Tetapi saya tidak merasakan hal itu di dalam rumah ABRAR. Tidak ada perselisihan dan tidak ada pertengkaran diantara kami, yang ada hanyalah canda dan tawa. Bersama dengan mereka membuat saya seperti bersama dengan keluarga. Tidak ada lagi hal yang ditutup-tutupi, semuanya menjadi satu. Nikmat Allah yang mana lagi yang bisa saya dustakan? Betapa beruntung dan bersyukurnya saya memiliki mereka. Kata yang terlintas bila saya mengingat ABRAR adalah keluarga. Ya, mereka adalah keluarga. Sedikit cerita tentang keadaan rumah tempat dimana saya dan anggota KKN ABRAR 141 tinggal di Dusun Gunung Peteuy. Disana sama sekali tidak ada sinyal internet, sinyal telfon maupun sinyal televisi, sama sekali tidak ada. Disana kami tidak ada yang memegang
handphone, tidak ada yang sibuk dengan handphone nya sendiri-sendiri, tidak ada yang menonton televisi, dan tidak ada yang memiliki sifat individualisme. Rumah terasa ramai setiap waktunya, mengobrol bersama
semuanya, berdiskusi, bermain game bersama-sama di dalam rumah sampai larut malam, bernyanyi bersama-sama, bercanda dan tertawa bersama-sama, semuanya terasa begitu indah untuk dilupakan. Saya merasa dengan kami
dirumah tidak memegang handphone sama sekali dan tidak menonton televisi selama sebulan, itulah yang membuat anggota seluruh KKN ABRAR 141 merasa menjadi satu, itulah yang membuat rasa sayang kami terhadap satu sama lain tumbuh, itulah yang membuat saya dan teman-teman menjadi satu
277
keluarga. Walaupun disana tidak ada sinyal internet, tidak ada sinyal telefon, tidak ada sinyal televisi sedikitpun, dan perjalanan yng jauh dan gelap tanpa adanya lampu jalanan jika saya dan teman-teman ingin membeli kebutuhan-kebutuhan, bahkan terkadang untuk mandi pun susah dikarenakan air yang kadang tidak keluar dari sumurnya, sungguh semua kesulitan-kesulitan itu tidak terasa, tidak mempengaruhi semangat seluruh anggota KKN ABRAR 141 untuk terus mengabdi kepada masyarakat, tidak mempengaruhi tali persaudaraan dan tidak merubah canda dan tawa kami. Didalam rumah itu yang dingin terdapat didalamnya kehangatan oleh rasa peduli, oleh rasa solidaritas yang tinggi dan oleh rasa kasih dan sayang antara satu dengan yang lainnya. Tinggal bersama mereka saya merasa tinggal serumah dengan orang-orang tersayang. Mereka adalah keluarga, mereka adalah kakak, mereka adalah adik, dan mereka adalah sahabat saya. Saya beruntung mereka bisa menerima saya apa adanya, tidak pernah menuntut apapun yang menyulitkan diri saya. Kami dan saya pribadi pun tidak menyangka kami semua bisa sedekat ini bahkan bisa sampai sesayang ini. Dan bila saya dapat berdiri tegar sampai saat ini di Desa Sibanteng bukan hanya karena kekuatan yang saya miliki, tetapi ini juga berkat bantuan, dorongan, dukungan, cinta, kasih serta sayang dari teman-teman untuk saya. Sekali lagi terimakasih dari hati yang paling dalam dari saya untuk kalian semua. Sungguh, tidak ada kata yang bisa menggambarkan bagaimana rasa bahagia dan bersyukurnya saya bertemu dan dipersatukan dengan keluarga ABRAR. Menjadi Warga Desa Sibanteng Selama KKN saya dan teman-teman tinggal di Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Walaupun demikian, saya dan teman-teman lainnya bukan hanya fokus di Dusun Gunung Peteuy saja, tetapi kami membagi program kerja kami juga ke dusun sebelah yaitu, Dusun Kawungluwuk. Selama 30 hari saya mengabdi di sana saya mendapatkan banyak sekali pelajaran-pelajaran dari masyarakat Sibanteng. Salah satunya adalah Ibu Nur. Ibu Nur adalah seorang ibu parubaya yang memiliki 2 anak, beliau membangun sendiri Taman Kanak-Kanak dan TPA dengan kemampuan yang ia punya. Dengan hanya didasari pendidikan terakhir Sekolah Dasar tetapi Ibu Nur memiliki kemauan semangat juang yang tinggi dan niat baik yang ikhlas tulus dari dasar hatinya untuk membangun TK dan TPA yang hanya ala kadarnya saja. Bukan hanya TK dan TPA saja yang telah beliau bangun dengan tangannya sendiri, beliau
278
juga membuka Warung Taman Baca, dimana semua anak-anak dan semua orang siapa saja diperbolehkan mampir dan singgah untuk membaca-baca buku-buku yang ada di Warung Taman Baca tersebut. Dan perlu diketahui TK, TPA dan Warung Taman Baca tidak dipunguti biaya sepeserpun bagi siapa saja yang ingin menuntut ilmu disana. Sungguh luar biasa hati mulia yang dimiliki ibu Nur. Disini saya menemukan banyak orang baik, orang-orang yang ikhlas dalam melakukan hal apapun. Orang-orang yang memiliki tingkat keimanan religius yang sangat tinggi dan orang-orang yang juga mampu menerima saya dan teman-teman saya apa adanya disini. Masyarakat disini juga mau selalu berkontribusi dalam segala kegiatan-kegiatan dan program kerja KKN yang saya dan teman-teman lakukan untuk Desa Sibanteng. Ada Pak RT dan Pak RW yang selalu membantu saya dan anggota lainnya dalam memberitakan kepada masyarakat jika kami ingin melaksanakan program kerja. Ada juga
Mang Jen selaku aktivis warga yang selalu juga membantu seluruh anggota KKN ABRAR 141 sehingga kegiatan-kegiatan kami bisa terealisasikan.
Selain ibu Nur, ada pula keluarga Mang Husni yang membuat saya dan teman-teman saya banyak belajar dari keluarga beliau. Belajar tentang keikhlasan, belajar tentang kesabaran dan juga belajar untuk berbagi walaupun dalam keadaan sesulit apapun. Beliau adalah pendiri TPA di Dusun Gunung Peteuy. Beliau memiliki 1 anak kandung dan 1 anak angkat, istri dan ibu nya yang sudah lansia. Dalam satu rumah bambu yang mereka
tinggali bersama-sama disitulah pengajian TPA Mang Husni diadakan setiap
harinya setelah shalat Maghrib. Cukup banyak anak-anak yang belajar mengaji disana, dengan program pendidikan yang juga tidak dipungut biaya
sepeserpun. MasyaAllah ternyata masih banyak orang-orang yang seperti Ibu
Nur dan keluarga Mang Husni. Hati kami pun terketuk untuk membantu mengajar TPA disana. Dengan ke ramahan yang terjalin antara anggota
mahasiswa KKN dan keluarga Mang Husni dan dengan keantusiasan anak-anak murid disana dalam belajar bersama, maka di didalam rumah itulah terjalin keharmonisan juga merasakan kehangatan dan kebahagiaan bersama-sama. Mereka pun menerima kami dengan senang hati. Dari situlah
saya dan teman-teman menjadi begitu dekat dengan keluarga Mang Husni, kadang-kadang malah mereka yang mengirim makanan untuk saya dan teman-teman, bahkan saya dan teman-teman yang lainnya hampir setiap hari
juga selalu menumpang mandi dirumahnya, sampai Nenek (ibu Mang Husni) bilang kepada kami katanya pintu rumahnya terbuka lebar 24 jam untuk kami. Rasanya saya ingin meneteskan air mata bila ingat semua hal itu.
Nenek... saya rindu, semoga nenek selalu dalam keadaan sehat disana. Aamiin…
279
Yang saya sadari selama 30 hari tinggal dan mengenal warga Desa Sibanteng ini adalah kami semua saudara dan kami semua keluarga yang memang sudah seharusnya dan semestinya terjalin ikatan dan persatuan yang baik antara satu dengan yang lainnya. Teruntuk Desaku Tercinta Sibanteng Cuaca yang sejuk dan udara yang dingin dengan dibaluti kabut-kabut putih yang indah disetiap paginya. Itulah kata yang menggambarkan keadaan Desa Sibanteng yang nampak dari luarnya. Namun berbeda dengan keadaan Sibanteng bila dirasakan dari dalamnya, begitu hangat, nyaman dan sangat tenang. Didalamnya penuh dengan rasa cinta, kasih, serta sayang diantara masyarakatnya. Kelembutan senyum serta sapa dan keramahan selalu menghiasi desa tersebut. Saya rasa tidak ada orang yang merasa tidak nyaman tinggal didalamnya. Saya dan teman-teman pun juga berterimakasih kepada seluruh masyarakat Desa Sibanteng khususnya untuk warga Dusun Gunung Peteuy atas partisipasi dan keantusiasanya yang sangat besar dalam mengikuti semua kegiatan-kegiatan yang kami adakan sehingga kegiatan-kegiatan itu bisa terlaksana dengan lancar dan sukses. Kerja sama yang baik dan gotong royong yang masih terjalin membuat kerukunan antar warga masih terjalin dengan hangat. Saya pun juga banyak berterimakasih telah menerima saya dan teman-teman untuk mengabdi dalam program Kuliah Kerja Nyata yang diadakan di Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Kenyamananlah yang telah saya dapatkan disini.
Sikap religius warga juga masih sangat lekat didalam hati dan diri masyarakatnya. Tanah santri, ya, kata itulah yang pantas untuk menggambarkan Desa Sibanteng. Dunia Islaminya begitu sangat kental, mengaji dan menuntut ilmu dari pagi hingga larut malam, terus dan terus belajar. Saya dan teman-teman pun juga sering mengikuti pengajian-pengajian yang diadakan di desa tersebut. Disana pun juga masih banyak lembaga-lembaga pendidikan pesantren, dan kebetulan Bapak Kepala Desa juga pernah mengatakan kepada kami bahwa masyarakat di Desa Sibanteng
ini InsyaAllah semuanya Muslim. Jadi, tidak ada alasan untuk kami ber-sembilan belas untuk tidak kerasan di desa ini.
Berbagai pengalaman berharga dan pelajaran-pelajaran yang saya dapatkan disini membuat saya sangat sedih ketika ingin meninggalkan desa ini, apalagi ketika melihat air mata yang bercucuran dari anak-anak dan
280
warga Dusun Gunung Peteuy, suasana haru menghiasi kepergian kami dari desa ini. Sungguh, ingin rasanya mengulang waktu kembali merasakan kehangatan bersama teman-teman ABRAR dan bersama dengan masyarakat
Desa Sibanteng. Semoga kami selalu dipersatukan dalam do’a. Amin.
281
R BELAJAR BAHAGIA DENGAN BERSYUKUR DI DESA SIBANTENG
Yanti Nianti
Hidup Adalah Belajar
Semester 7, merupakan semester dimana mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dari 9 fakultas harus melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Diawali dengan melakukan pendaftaran di akun
AIS. Tepatnya tanggal 10 April 2018, Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat
(PPM) UIN Syarif Hidayatullah telah membagi dan mengkompilasi nama-
nama dari 9 fakultas yang mengikuti KKN ke dalam 200 kelompok untuk
ditempatkan di beberapa desa di Kota Bogor dan Tangerang. Kuliah Kerja
Nyata, dimana mahasiswa diwajibkan mengabdi kepada masyarakat,
mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiranya untuk berkontribusi dalam
masyarakat pada waktu dan daerah tertentu.
Saya kemudian menjadi bagian dari anggota kelompok 141,
beranggotakan 19 orang yang berasal dari jurusan yang berbeda-beda. Dan
ternyata lokasi KKN saya yaitu berada di wilayah Bogor, tepatnya di Desa
Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng, Bogor. Saya mencoba mencari informasi
lokasi KKN saya di internet, saya cukup kaget ternyata daerah tempat saya
KKN sangat jauh dari pusat Kota Bogor sendiri. Bahkan jalan menuju
lokasinya pun sangat kecil dan ekstrim karena dikelilingi dengan jurang dan
minim sekali penerangan.
Tanpa harus menunggu lama, undangan grup dari aplikasi WhatsApp
atas nama KKN 141 muncul, dengan hampir semua anggota telah bergabung
kedalam grup tersebut. Kita pun memperkenalkan diri satu persatu, dan
mulai membicarakan agenda pertemuan. Kemudian tanggal 18 April 2018,
bertempat di Landmark UIN Syarif Hidayatullah Jakarta disepakati sebagai
agenda pertemuan pertama kelompok 141. Seketika sampai, saya cukup
mengalami kebingungan karena ternyata di sekitar Landmark UIN tersebut
banyak kelompok KKN lain yang melakukan agenda yang sama dengan
kelompok saya. Untungnya beberapa dari mereka melakukan teriakan
masing-masing nomor kelompok KKN sehingga memudahkan para teman-
teman lain menemukan kelompoknya, walaupun terkadang masih ada yang
salah bergabung.
282
Kurang lebih pukul 16.00 WIB, anggota kelompok 141 hampir
semuanya telah berkumpul, kita berkenalan kembali kemudian melakukan
pemilihan ketua, wakil ketua, sekretaris dan wakil sekretaris, menentukan
bendahara dan wakil bendahara, kemudian membuat beberapa divisi-divisi
untuk kelancaran dalam melaksanakan KKN nanti. Kita pun sepakat untuk
menamakan kelompok KKN 141 dengan KKN ABRAR 141. Sebelum waktu
keberangkatan, peserta KKN diberikan arahan dan pembekalan terkait
kegiatan ini oleh Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta
agar para peserta mampu beradaptasi dan memiliki pengetahuan mengenai
kegiatan tersebut. Kegiatan KKN ini berlangsung dari tanggal 18 Juli 2018
sampai tanggal 20 Agustus 2018.
Pertemuan dan survei beberapa kali dilakukan, berdasarkan hasil
survei yang kami lakukan, di rumah yang akan kami tempati yaitu di Gunung
Peteuy Desa Sibanteng, ternyata sangat sulit untuk mendapatkan sinyal.
Tentu terasa sukar, kenapa harus ada yang namanya KKN. Tempatnya yang
jauh dan bisa dikatakan pelosok rasanya seperti akan terisolasi dari
peradaban. Sebagai mahasiswi Hubungan Intenasional, yang “bertahan”
hidup dengan membaca atau menonton berita setiap harinya lalu
membayangkan betapa akan membosankannya tinggal selama sebulan di
Desa Sibanteng, membuat saya berpikir selama sebulan nanti tidak akan
tahu akan segala kehebohan yang terjadi di dunia.
Hari keberangkatan KKN pun pada akhirnya tiba, kita menggunakan
beberapa mobil pribadi untuk menuju lokasi KKN. Dan sesuai dengan hasil
survei, tidak ada sinyal, tidak bisa mengakses internet, bahkan untuk
melakukan panggilan telepon dan mengirim pesan singkat saja tidak bisa,
bahkan kami pun tidak bisa menikmati siaran televisi. Bukan itu saja, sumur
dirumah kami pun mengering selain karena perharinya digunakan oleh 19
orang. Kekeringan tersebut juga disebabkan karena terjadinya musim
kemarau. Imbasnya kami pun harus menumpang ketetangga dan masjid
dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi dan mencuci.
Namun, KKN tidak selalu tentang keterbatasan. Setelah beberapa
hari berada di lokasi saya pun menyadari bahwa KKN menghadirkan
pengalaman unik tersendiri yang tidak akan saya dapatkan di ruang kuliah.
KKN yang awalnya terdengar formal dan tidak mengasyikkan. KKN di balik
setiap keterbatasannya, saya justru mendapatkan kesempatan belajar
banyak hal dari masyarakat lokal Desa Sibanteng. Kesederhanaan, keramah
tamahan, gotong royong dan saling tolong menolong disana masih sangat
283
tinggi. Pelajaran yang dapat membuat saya selalu ingin menjadi pribadi yang
lebih baik lagi dan bisa lebih bersyukur lagi.
Bagi saya, KKN sebenarnya tidak hanya melulu soal
ketidaknyamanan ataupun kepentingan akademik semata, akan tetapi KKN
menyimpan banyak cerita dan pembelajaran yang tak hanya berguna bagi
mahasiswa di dunia kampus, namun juga bagi dunia yang sesungguhnya,
yaitu kehidupan. Saya merasa desa terpencil, jauh dari pusat kota justru
lebih membutuhkan kehadiran sumbangsih anak-anak muda. Kegiatan KKN
ini pun menjadi kesempatan bagi saya untuk merealisasikan ilmu yang telah
saya dapat di bangku perkuliahan kepada anak-anak sekitar tempat saya
melaksanakan KKN. Bersama-sama kami memberikan pelatihan komputer
dan bidang ilmu pendidikan lainnya seperti bahasa Inggris, bahasa Indonesia
dan Matematika, sehingga nantinya ilmu yang sedikit saya bisa bagikan
dapat menginspirasi dan diharapakan dapat mengembangkan potensi
daerah dan memajukan desa.
Sebagai mahasiswa HI, yang kerap kali “bersinggungan” dengan
dunia internasional maka KKN menjadi kesempatan besar bagi saya
mengenalkan pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anak khususnya
untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan dan peluang di abad ke-
20 ini. Terlebih, menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah memiliki
beberapa kelebihan, yaitu mendapat ilmu agama dan pengetahuan umum
secara bersamaan, pembahasan-pembahasan Islam yang lebih mendalam
yang mana belum tentu HI dikampus lain akan mempelajarinya.
Maka di tanah santri Desa Sibanteng ini, yang seluruh
masyarakatnya memeluk agama Islam menjadi tantangan bagi saya berbagi
pengetahuan dan menambah wawasan kepada warga desa bahwa sejak lama
Islam itu telah ada bukti interaksi internasional, Islam tidak hanya soal
agama tapi bisa menggeser pandangan-pandangan HI yang sebelumnya
selalu berasal dari perspektif barat. Selain itu, HI erat kaitannya dengan
politik. Pemahaman dinamika politik dalam negeri dan luar negeri Indonesia
ketika dikelas ini dapat memberi pemahaman bagi saya untuk menganalisa
permasalahan di Desa Sibanteng ini. Karena sebelumnya di Desa Sibanteng
ini sering terjadi konflik tiap kali diadakan pemilihan kepala desa.
Juga mengenalkan pengetahuan terutama ke anak-anak yang saya
temui dalam beberapa kesempatan, di era globalisasi ini cita-cita tidak hanya
polisi, dokter, ataupun guru. Karena setiap anak yang saya temui ketika
ditanya “nanti saat besar, ingin jadi apa?” jawaban yang saya dengar kebanyakan
284
dari mereka bercita-cita mereka ingin menjadi guru, dokter dan polisi, itu
saja. Tak jarang mereka balik bertanya apa keinginan saya, saya pun bilang
kalau saya ingin jadi diplomat tinggal di luar negeri mewakili negara
Indonesia dan mengunjungi banyak negara di dunia. Karena tinggal di
Indonesia terus tanpa pernah melihat negara ini dari luar tidak akan
memberi perspektif yang lebih luas. Mereka pun mulai goyah akan cita-cita
mainstream mereka. Lucu ketika mereka bertanya “bagaimana caranya keluar
negeri kak?” saya menjawab untuk mereka belajar yang giat dan selalu lakukan
yang terbaik.
Memotivasi anak-anak di Desa Sibanteng untuk berpendidikan lebih
tinggi, bercita-cita tinggi, berwawasan luas dan kreatif menjadi pengalaman
yang mengesankan. Karena saya selalu percaya, tidak ada yang tidak
mungkin. Bermimpilah setinggi mungkin, karena mimpi itu gratis. Percaya
bahwa yang tidak mungkin bagi orang lain bukan berarti tidak mungkin bagi
kita. Yang tidak mungkin sekarang belum tentu tidak mungkin di esok hari.
Kebebasan berpikir dan dorongan untuk mengungkapkan pendapat
semasa kuliah membuat saya menjadi orang yang terbuka dan terbiasa
berpikir kritis. Proses pembelajaran di HI membuat saya menjadi orang yang
tidak mudah menghakimi. Karena ilmu HI pun aplikatif dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga KKN menjadi wadah bagi saya untuk mengasah
kemampuan bersosialisasi, menciptakan keakraban, memamahi perbedaan
dan karakter setiap individu. Belum lagi dengan berbagai Program Kerja
(Proker) yang ada, yang tentunya menuntut mahasiswa bersinggungan
langsung dengan masyarakat. Nah, disinilah kemampuan sosialisasi itu akan
terasah karena secara langsung mahasiswa akan berbaur dan menciptakan
keakraban dengan warga setempat.
Sambutan hangat, sikap bersahabat warga, semangat dan keceriaan
anak-anak di Desa Sibanteng layaknya sebuah keberkahaan bagi saya.
Bahasa tubuh yang mengisyaratkan dukungan penuh atas kehadiran kami.
Itulah mengapa saya sangat bersyukur mengikuti KKN ini. Kebahagiaan tak
terkira saya rasakan saat sukses menyelesaikan satu proker. Melihat
beberapa perubahan yang kita berikan di pelosok desa meski itu ada dalam
taraf sederhana, kecil. Seperti Pengadaan Alat Kebersihan, Timbangan bayi,
Plang dan Penunjuk Arah Masjid, Renovasi Warung Baca, dan lain-lain.
Selain itu, kebetulan sekali KKN dilaksanakan di bulan Agustus, jadi
kami pun merayakan hari kemerdekaan dengan mengadakan lomba 17-an
SMPN Satu Atap Sibanteng bersama ibu-ibu dan anak-anak sekitar Gn.
285
Peteuy. Lomba yang diadakan sederhana, semacam balap karung, lomba
makan kerupuk, lomba paku dalam botol, lomba joget rebutan kursi, dan
lain-lain. Meskipun sederhana, tapi mereka sangat-sangat senang dan
antusias.
Pada hari-hari terakhir KKN, saya pun berkesempatan mewawancarai
warga desa salah satunya pemilik dari Warung Reni Hostpot. Warung ini
menjadi “penyelamat” bagi kami ketika membutuhkan sinyal untuk
menghubungi keluarga, ataupun sekedar berselancar di internet
menghilangkan rasa lelah seharian. Dimana warung ini menyediakan hotspot
dengan harga dua ribu rupiah untuk satu jam dan tiga ribu rupiah untuk dua
jam.
Demi keperluan laporan KKN, saya bersama Intanzi pun bertanya
akan bagaimana kesan dan pesan selama diadakannya KKN ini, Ibu Reni pun
tidak kuasa untuk membendung air matanya, karena disadari bahwa KKN
kami selesai dalam beberapa hari lagi, ia bahkan mengatakan telah
menganggap kami sudah seperti keluarga, juga merasa sedih karena suasana
akan terasa sepi. Pernah saya mendengar, jika ingin mengetahui KKN itu
berhasil atau tidak, lihat pada saat perpisahannya. Apabila masyarakatnya
menangis sampai air matanya berlinang-linang, maka berhasillah KKN
itu. Sebab itu menandakan bahwa mahasiswa telah berhasil menjalin ikatan
sosial dengan masyarakat.
Hari pun silih berganti, tidak terasa. Dari yang terasa sukar sampai
waktu yang justru terasa begitu cepat berlalu. Waktu KKN pun telah usai.
Kita mengadakan pengajian dan diakhiri dengan makan bersama anak-anak
murid Ustaz Husni. Keluarga Ustaz Husni, Anak-anak Dusun Gunung
Peteuy juga mahasiswa KKN ABRAR 141 larut dalam kesedihan perpisahan.
Tiba saatnya berpisah. Terdengar rajukan anak-anak yang mengatakan
untuk jangan melupakan mereka, untuk mengunjungi mereka bahkan
mengatakan kepada kami untuk jangan pergi dari Desa Sibanteng. Tapi,
memang dimana ada pertemuan, selalu ada perpisahan.
“Setiap tempat adalah sekolah, setiap orang adalah guru, dan setiap waktu adalah pelajaran”. Dan KKN adalah sekolah tentang kehidupan, guru
tentang kehidupan dan pelajaran tentang kehidupan. Hubungan yang intens
membuat saya sudah sangat akrab satu sama lain, yang awalnya sebel dengan KKN tiba-tiba merasa sedih. Kedekatan yang terjalin selama ini jadi terasa sangat berharga. KKN adalah pengalaman sekali seumur hidup yang membuat saya menyadari bahwa ada kehidupan lain yang berbeda dari yang
286
saya temui setiap harinya. KKN memang menguras banyak pikiran dan tenaga. Tapi itu tak seberapa dengan pengalaman dan kenangan berharga yang saya dapatkan.
Bukan Teman tapi Keluarga
KKN yang dilaksanakan lintas fakultas membuat bertemunya
individu-individu yang tak saling mengenal satu sama lain. Ada yang
penyabar, cerewet, ataupun pendiam. Selama KKN kami tinggal dalam satu
rumah. Kondisi tersebut membuat setiap mahasiswa dituntut untuk bisa
beradaptasi dengan berbagai isi kepala, maka disanalah letak
pembelajarannya, saya dituntut untuk bagaimana perbedaan kebiasaaan,
berprilaku dan memahami sifat-sifat tiap individu. Hal ini menurut saya
akan membuat setiap individu semakin matang tidak hanya sebagai
mahasiswa tetapi juga sebagai manusia.
Rumah yang kami tempati memiliki 2 kamar utama yang digunakan
oleh anggota perempuan, sementara anak laki-laki tidur di ruang tamu. Satu
rumah yang tidak terlalu luas ditempati dengan 19 orang tentu
membutuhkan pembagian tugas, kami pun sepakat membagi menjadi 7
kelompok dalam hal mengurus kegiatan dirumah seperti menjaga rumah
ketika ada kegiatan, bersih-bersih rumah dan memasak, dikelompok saya
ada dua orang yang sangat jago memasak yaitu Diana dan Asrul. Setiap pagi
kami bergantian melaksanakan piket, dalam urusan memasak, bukanlah hal
yang mudah untuk menyiapkan makanan bagi 19 orang belum lagi lokasi
pasar yang jarakya sangat jauh.
Waktu KKN tidaklah singkat, sebulan lebih kami hidup bersama
dalam perbedaan karakter, selain sedih berpisah dengan warga desa, saya
juga sedih berpisah dengan temen-temen ABRAR. Bagaimana tidak? Semua
anggotanya begitu baik, pengertian dan selalu siap untuk dimintai bantuan.
Intanzi lestari (masih jadi misteri kenapa panggilannya Ira) yang keliatannya
jutek tapi aslinya selalu paling peduli, loyal, ekspresif dan lucu. Ummul
Hamida, si cantik yang walaupun belum mandi, yang polos, pengertian,
pembuat hati tentram bagai oasis ditengah gurun. Diana Sa’adah yang paling
dewasa, paling adil, jago masak dan pengertian yang rela kesusahan demi
buat yang lain nyaman, (aku terharu!).
Asrul Ummu Darojat yang pintar masak, mandiri, pengertian,
pelopor hidupku biar bisa serajin dan sepintar mba. Annisa Zikri, yang kuat
287
angkat galon (aku kaget liatnya), yang gak kalah pengertian dan selalu bantu
aku, yang selalu buat aku kagum dalam segala hal. Millatun Hanifah yang
selalu semangat dan menjadi penyemangat KKN ABRAR 141. Afaf Nadzrat
Uyun yang penyabar dan penyayang (aku rindu suara mengajimu mba).
Hafina Rehana, si pemberani dari yang terberani (aku ragu kamu punya rasa
takut). Kemudian, ada Bang Jundi satu-satunya senior dikelompok KKN
ABRAR 141, yang selalu bikin suasana rame, berisik, dan rusuh. Judan yang
selalu jadi imam dan do’a di penutup setiap acara (jangan makin tinggi lagi
ya).
Kemudian ada Siti Hanifatul yang mukanya menggemaskan (apakah
ini efek dari suka K-pop ya), Abiseina si Ketua KKN ABRAR 141 yang gabut
dikit maen gitar (jangan takut makan sayur terus dong!), Danang Koencoro
tapi mau dipanggil Danang G. Bastian yang anaknya gabisa nolak. Ali
Dzulfikar yang selalu siap kemana pun (buat cari sinyal). Lia si rajin dan baik
hati yang kalau liat mukanya bawaanya adem, bikin damai. Hilmy cowok
terajin dan segala bisa (tapi kalau ngelawak suka garing). Intan si yang selalu
rapih kapanpun dan dimanapun. Nurul si bendahara utama KKN ABRAR
(maaf telor nya sering aku habisin). Semuanya, terimakasih ya untuk telah
menginspirasiku.
Dibalik perbedaan sifat, ataupun kebiasaan yang tidak semua orang
terbiasa, saya bersyukur luar biasa dipertemukan dengan kelompok ABRAR
yang selalu mencoba untuk saling memahami satu sama lain. Walaupun satu
bulan tanpa TV dan sinyal apalagi internet, handphone jika sudah dirumah
tidak berfungsi, akan berbunyi jika digunakan sebagai alarm saja, terdengar
membosankan memang. Namun, kami pun bisa mencari hiburan lain, kami
pun membeli beberapa permainan yang mungkin terakhir kali dimainkan
ketika masa Sekolah Dasar seperti bermain permainan monopoli, anak
tangga, dan Uno Stacko ataupun bermain bersama anak-anak desa.
Segala keterbatasan yang dihadapi, dan ruangan yang tidak terlalu
luas justru membuat kami semakin akrab, tidak ada individualisme, tidak
ada yang sibuk dengan dunianya masing-masing, kesempatan tersebut kami
gunakan dengan berbagi pengalaman dan cerita yang tentu dapat
menghilangkan kebosanan. Kekeluargaan menjadi satu yang terpenting dan
kunci utama dalam satu kelompok, menghilangkan perbedaan memang
sedikit sulit. Selama KKN, kami bukan lah mahasiswa FISIP, FDI, FITK, FU,
FIDIKOM, FST, FEB, FAH, selama KKN kami adalah kelompok KKN
288
ABRAR 141. Yang saya pahami tidak ada istilah hura hura dalam kamus ber-
KKN selama satu bulan ini. Keseriusan dalam bekerja dan berkarya menjadi
aspek utama dalam profesionalitas kerja termasuk dalam melaksanakan
berbagai proker. Meski terkadang harus terjadi “drama” dalam beberapa
momen seperti sedikitnya warga yang hadir dalam acara yang kami
laksanakan, kekeliruan komunikasi antara mahasiswa KKN ABRAR 141
dengan staf desa, ataupun karena perbedaan pendapat tapi alhamdulillah
semuanya bisa mengerti dan bersama-bersama menyelesaikan program
kerja.
Berbagi Kebahagiaan di Desa Sibanteng
Desa Sibanteng juga terkenal dengan desa santri, karena memang
terdapat pesantren Gerakan Persatuan Santri Salafi (GPSS) dan semua
masyarakatnya memeluk agama Islam. Di desa ini juga terdapat berbagai
usaha kecil menengah milik warga, diantaranya Warung Hotspot Reni, dan
warung-warung sembako pun bisa dikatakan banyak sekali disekitar
tempat saya KKN. Warung Hospot Reni menjadi salah satu tempat favorit
saya, mengapa? karena tempat ini menjadi tempat “penyelamat” bukan hanya
saya tapi anggota KKN ABRAR 141 ketika membutuhkan jaringan internet
untuk melakukan panggilan video, atau sekedar mengetahui apa saja yang
terjadi dengan dunia.
Lingkungan desa Sibanteng yang berada dipegunungan membuat
cuaca disana terasa sejuk, masyarakatnya yang begitu ramah, kegiatan
pengajian disana pun sering diadakan. Program kami banyak dilakukan di
sekolah-sekolah. Anak-anak disekitar Gunung Peteuy sangat senang dan
antusisas ketika ada mahasiswa KKN. Biasanya kalau kita sedang jalan-jalan
pagi atau sore, anak-anak akan memanggil kita dengan sebutan “Kakak
KKN” atau banyak juga yang memanggil nama masing-masing. Dan hal
tersebut menjadi bagian yang mengesankan menjadi bagian yang paling saya
ingat kelak setelah selesai KKN ini, keceriaan anak-anak ketika belajar
dengan kami dan sapaan mereka disetiap pertemuan. Keinginan, antusiasme
yang tinggi, keceriaan dan semangat mereka untuk belajar, membuat saya
ingin bertemu lagi dengan mereka.
Rumah tempat KKN kami di Dusun Gunung Peteuy yang berada
wilayah pegunungan membuat kami mengalami krisis air dikarenakan
musim kemarau. Kami pun terkadang harus mengungsi mandi di
289
rumah tetangga, walapun terkadang sipemilik rumah juga hanya memiliki
sedikit persediaan air namun mereka tetap dengan ramahnya
mempersilahkan kami untuk mandi. Nah, disinilah saya pun belajar
menyadari bahwa tidak perlu tunggu kaya untuk memberi sesuatu. Selain
itu, jalan yang curam, dikelilingi jurang dan gelap gulita di malam hari
membuat kata “hati-hati” menjadi semboyan kami. Ya, karena kami tentu
nggak mau teman kami mengalami sesuatu yang buruk di jalan. Jadi kami
harus saling mendukung satu sama lain, saling mendo’akan dan berhati-hati
menjaga teman dan diri kami sendiri.
Selama KKN kami tentu melakukan tugas utama, yaitu mengabdi ke
masyarakat melalui berbagai program-program yang berkaitan dengan
jurusan masing-masing juga program lintas jurusan. Berbagai program kami
lakukan mulai dari Kegiatan Belajar Mengajar, Renovasi Warung Baca,
Pelatihan IT, Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat),
Penanaman Bibit Tanaman, Pengadaan Tempat Sampah, Seminar Pra Nikah,
Seminar Sadar Hukum dalam Pileg atau Pilkades, Pelatihan Produk Olahan,
Pelatihan Kerajinan Tangan, Senam Ceria, dan program-program lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan lokasi KKN kami.
Saya sendiri sendiri melakukan program jurusan yakni pelatihan IT.
Saya sempat bingung, karena sebagaimana diketahui kalau topik bahasan di
HI lebih kepada konflik, perang, pengambilan keputusan ataupun diplomasi.
Dan tentu di desa tempat saya KKN tidak ada perang ataupun
mengharuskan untuk berdiplomasi. Jadi, berdasarkan pengamatan selama
beberapa hari diputuskan untuk mengadakan program pelatihan IT
dikarenakan masyarakat terutama anak-anak disekitar sini masih kurang
“melek” akan teknologi.
Di era globalisasi seperti ini, anak-anak diperkotaan sudah terbiasa
dengan barang-barang elektronik namun tidak di Desa Sibanteng ini,
handphone masih sangat jarang dimiliki oleh para remaja. Ada pepatah
mengatakan, satu hal kecil yang terkadang tidak ada artinya bagi kita bisa
jadi satu hal yang membuat orang bahagia. Suatu hal yang kecil, masih
teringat jelas diingatan ketika saya hanya sekedar membagikan tisu ataupun
satu buah biskuit coklat kepada anak-anak menjadi sebuah kebahagian bagi
mereka atau setidaknya senyuman dan keceriaan diwajah mereka. Dan saya
pun ikut bahagia melihat keceriaan mereka.
Kebahagiaan memang bisa dirasakan oleh semua orang dengan cara
yang berbeda-beda. Petani misalnya akan merasakan kebahagiaan saat tiba
290
waktu panen, seorang pedagang yang selalu laris dagangannya sehingga
mampu mengembangkan dagangannya. Demikian pun juga seorang guru
ngaji atau sering kami panggil Ustaz Husni yang merasakan kebahagiaan
yang luar biasa pada saat mengajar dan melihat anak didiknya mampu
membaca al-Qur’an dengan baik. Meskipun dengan keterbatasan tenaga dan
sarana, Ustaz Husni dengan sang istri secara ikhlas dengan tanpa
mengharapakan imbalan mengajar puluhan anak-anak di Dusun Gunung
Peteuy. Lagi- lagi saya pun mendapat pelajaran berharga, bahwa merasakan
kebahagiaan dalam hidup itu bukan hanya karena kita kaya harta tapi jauh
dari itu adalah kaya jiwa.
Disaat masyarakat di perkotaan begitu individualisme, justru
beberapa warga Desa Sibanteng kerap kali memberi kami beberapa makanan
yang walaupun mereka berada dalam keterbatasan tapi tidak lupa untuk
membagikannya kepada kami. Saya percaya semua kebaikan itu berarti.
Pelajaran yang dapat diambil yaitu untuk selalu mengapresiasi kebaikan.
Seperti anak kecil, semua orang dewasa pun akan berusaha menjadi lebih
baik dan baik lagi ketika kebaikan itu diapresiasi. Karena setiap kebaikan
merupakan amalan.
Segala sesuatu akan berakhir. Masa muda, kehidupan, begitupun
pertemuan dan itulah yang membuatnya sangat berharga. Senyum manis,
keceriaan dan semangat anak-anak, sikap ramah warga Desa Sibanteng juga
canda tawa kelompok KKN ABRAR 141 akan tetap terkenang, menjadi
pengalaman berharga dan menjadi gambaran tentang bagaimana kehidupan
yang sebenarnya.
Merajut Harapan dengan Kebersamaan
Jika saya adalah warga desa. Maka saya harus membangun desa. Saya
harus menjadi bagian positif pembangunan di desa seperti menggali dan
meningkatkan potensi desa. Bisa diawali dengan mengupayakan kampanye
“Sedekah Membawa Berkah”. Karena meskipun dana desa diluar sana
banyak, namun masyarakatnya juga harus berupaya membangun dengan
sumber pendanaan dari sedekah ini. Sehingga pembangunan di desa
nantinya tidak dilakukan hanya dengan mengandalkan kucuran dana dari
pemerintah, namun juga dengan menggalang potensi ummat.
Sehingga hal-hal signifikan dapat dirasakan oleh masyarakat desa,
seperti bertambahnya asset milik desa yang dapat membantu kelancaran
291
aktivitas ekonomi dan lainnya di desa. Mengalokasikan dana ummat ke
transportasi seperti mobil siaga. Karena yang saya ketahui di Desa Sibanteng
ini wilayah dusunnya yang terbagi-bagi dengan jarak tidak berdekatan,
akses ke rumah sakit ataupun kesekolah lumayan jauh, membutuhkan
waktu yang tidak sebentar ditambah dengan jalanan yang curam juga tidak
semua warga desanya memiliki kendaraan serta tidak adanya transportasi
umum terutama dari Dusun Gunung Peteuy ke Desa Sibanteng.
Maka diperlukan adanya mobil siaga atau transportasi khusus di tiap
dusun. Dengan begitu, kini warga terbantu saat membutuhkan kendaraan
untuk mengangkut warga yang sakit, mengantar warga yang akan
melahirkan, mengantar anak-anak ke sekolah dan sebagainya. Selain itu,
menurut saya, kini pembangunan desa juga tidak hanya identik dengan
pembangunan fisik saja. Pembangunan juga melingkupi masalah
pemberdayaan sumber daya manusia. Kenapa? Karena Pertama, sekarang ini
internet sudah menjadi kebutuhan bagi banyak orang. Maka Ini adalah jalur
yang bisa dimainkan oleh orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan yakni
berjualan melalui internet produk-produk desa mereka.
Jadi, warga dusun di daerah pegunungan pun nantinya bisa
menawarkan produknya kepada orang di berbagai belahan dunia. Diawali
dengan melakukan identifikasi atau menemukan produk apa saja yang kira-
kira bernilai jual tinggi di internet. Kemudian membuka berbagai toko online
di internet lalu melihat apa saja barang yang ada di sana yang kira-kira ada
di desa. Misalnya kerajinan berbahan kulit, produk makanan olahan,
kerajinan kayu ataupun produk-produk yang hanya ada di desa tertentu saja.
Intinya, KKN itu seru, asyik, menantang, mengharukan dan tentu banyak
menginspirasi. KKN menjadi pengalaman seumur hidup sekali yang
memberi banyak “rasa” bagi mahasiswa yang menjalankannya. Namun yang
paling penting adalah, KKN membuat kita belajar untuk bersyukur atas
kehidupan yang kita miliki sekarang. Namun, tetap mengambil suka duka
dan pengalaman KKN sebagai pembelajaran untuk melihat hidup dari sudut
pandang yang berbeda. Suasana pagi, siang dan malam di Desa Sibanteng,
berinteraksi dengan warga desa, bermain dengan anak-anak, antusiasiame
dan inisiatif anak-anak untuk belajar, merasakan kearifan lokal desa akan
menjadi sesuatu yang akan sangat saya rindukan menjadikannya
pengalaman berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Terimakasih Desa
Sibanteng. Terimakasih untuk sebulan yang menginspirasi. Kebersamaan, kesederhanaan,
292
dan semangat yang selalu ada menjadikannya sebuah kebahagiaan. Karena sejatinya
Kebahagiaan itu hanya dimiliki oleh Orang-orang yang dapat bersyukur.
293
S
SEBUAH KEBAHAGIAAN DI ANTARA GUNUNG-GUNUNG
SIBANTENG
Yasjudan Lindady Oskandar
“Keluarga adalah salah satu hal terpenting yang kita miliki, yang tak pernah berubah dan
selalu ada ketika di butuhkan, keluarga bukanlah hanya sekedar status, keluarga
berbicara tentang kasih, pengorbanan dan kebersamaan. Zaman memang sudah berubah
tapi manusia tetap sama. Tetap butuh cinta, kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Dan
percayalah bahwa keluarga adalah tempat terbaik untuk berbagi.”
OB (Orang Biasa)
Namaku Yasjudan Lidandy Oskandar, mahasiswa semester enam
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif hidayatullah Jakarta. Aku
tinggal di Jurangmangu Barat, Pondok Aren Tangerang selatan.
Kembali ke tahun 2015 aku masih duduk di semester satu. Signg itu
setelah aku selesai kuliah, kakiku menuntunku berjalan keluar Gedung
fakultas mengikuti arus manusia mahasiswa beriringan meninggalkan
gedung fakultas. Ku arahkan kakiku menuju sepeda motor. “oii Dan sini! buru-
buru amat.” Nama panggilan akbrabku yang di lontarkan oleh seniorku,
mahasiswa semester 7. “Mau ke mana? Sini duduk ngopi dulu.” Sontak kubalas
panggilan itu dengan senyuman, dan ku ubah haluan kakiku memenuhi
panggilanya.
“Kenapa bang?” tanyaku.
“Buru-buru amat, anak sd aja belom pulang jam segini haha.” Ledek seniorku.
“Haha, siap bang.” Sambil mengeluarkan beberapa permen yang ada di
dalam tasku dan kutawarkan pada seniorku. “Lagi sibuk apa bang?” Tanyaku
untuk membuka sebuah obrolan.
“Ini nih, laporan KKN. Disuruh ngetik dua ribu lima ratus kata, haha.”
Jawabnya
“KKN itu apa bang?” Tanyaku kebingungan karena kepolosanku yang
masih baru menghadapi kehidupan di dunia perkuliahan.
294
“Kuliah Kerja Nyata, Program dari kampus untuk mahasiswa semester 6. Jadi
kita dikirim ke sebuah desa untuk praktek mengabdi di masyarakat. Nanti lu juga
ngerasain kok haha.” Jawab seniorku dengan santai.
Haduh, mendengar kata desa membuat otaku untuk berfikir keras.
Memancing benaku untuk mendeskripsikan kata “desa”. Bermunculan
berbagai gambaran dalam benaku rumah gubuk dengan tembok anyaman
yang beratapkan sebuah jerami, mandi menimba dari sumur, tidak ada sinyal
handphone, masak menggunakan kompor tungku kayu bakar, dan juga
sebagainya.
Sebagai anak yang lahir dan tumbuh besar di kota metropolitan
Jakarta, aku tak dapat membayangkan bagaimana hidup menghabiskan
waktu di sebuah desa selama satu bulan. Meninggalkan semua kegiatan dan
aksebilitas di rumah untuk terjun langsung kedalam masyarakat pedesaan.
Keluar dari zona nyamanku dengan segala fasilitas yang kupunya. Mimpi
buruk mungkin salah satu sebuah ungkapan yang tepat.
Welcome to KKN
Tiga tahun pun telah berlalu, kini hidup telah membawaku ke
semester enam dengan jurusan dan fakultas yang sama. Kujalani hidupku
dengan biasa saja, mengalir apa adanya. Setenang arus sungai Ciliwung
mungkin juga sewangi aromanya. Sesekali terfikir tentang masa depan.
Terkadang tentang pekerjaan, Terkadang juga tentang seorang wanita
idaman. Semua sama saja belum terlihat jelasnya.
Tibalah hal yang kunantikan sekaligus hal yang kutakutkan pada
waktu semester awal, KKN. Hari itu ada pengumuman dari PPM yang berisi
calon daftar kelompok dan juga lokasi KKN tahun 2018. Dengan hati yang
berdegup dagdigdug dan juga tangan yang bergetar perlahan ku buka
pengumuman tersebut melalui smartphone, kucari namaku satu persatu di
setiap kelompok. “Nah, ini dia namaku berada di kelompok 141 yang di tempatkan di
Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor”. Kelompokku berisi
sembilan belas orang dengan susunan formasi enam orang laki-laki dan 13
orang wanita. “Wah, bisa menang banyak nih” dalam batinku berkata. Dengan
presentase jumlah wanita yang lebih banyak, mungkin juga lebih banyak
peluang bagiku menemukan seorang wanita idaman yang belum jelas tadi
hehehe.
295
Namun, tetap saja presentase yang menguntungkan tadi belum
membuat batinku siap untuk menghadapi KKN berdasarkan baying-bayang
yang menghantui sejak semester satu itu. Tak bisa ku bayangkan aku yang
sangat aktif di sosial media harus berhadapan dengan situasi desa yang ada
dalam benaku. Namun, apa boleh buat kewajiban adalah kewajiban. Aku
harus bisa memaksa diri ini untuk latihan mengabdi kepada masyarakat
yang memang sangat penting untuk kehidupanku setelah lulus kuliah nanti.
Setelah akhirnya salah satu diantara kami membuat grup WhatsApp,
di sepakati bahwa nama kelompok kami adalah KKN ABRAR 141. Kata
ABRAR berasal dari Bahasa Arab yang artinya golongan orang yang berbuat
kebajikan, kami menggunakan nama ABRAR beropini agar disaat kelompok
kami tiba di desa tempat kami KKN dapat melakukan sesuatu yang
bermanfaat serta kualitas yang memenuhi kebaikan moral sebagai pondasi
prinsip dan moral kebaikan.
Hari itu kumpul pertamaku dengan kelompokku, sekaligus survei
menuju desa yang akan di tempati olehku beserta sahabat-sahabat baruku
untuk KKN nanti. Kubuka Google Maps untuk estimasi jarak dan waktu
tempuh perjalanan. “Wah ternyata hanya sekitar lima puluh kilometer”. Mungkin
dengan jarak segitu bagiku itu biasa karena aku pernah touring
menggunalan motor ke daerah Garut Jawa Barat yang jaraknya kurang lebih
seratus delapan puluh kilometer.
Setelah berbincang sebentar tentang apa yang harus dilakukan
disana berangkatlah kami bersama-sama dengan menggunakan motor
masing-masing. Kami pacu sepeda motor kami dengan kecepatan kira-kira
sekitar enam puluh kilometer perjam. Perjalanan cukup santai disapa dengan
ladang hijau landau bertebaran. Seperti itu hingga kami melawati pasar
ciampea. Keadaan jalan yang sempit dan keramaian pasar membuat jalan
yang kami lewati menjadi macet, akan tetapi macet dan panas terik sinar
matahari tidak membuat kami patah semangat untuk melakukan survei
pertama kami.
Tiba lah kami di desa itu, Desa Sibanteng, akan tetapi sayang seribu
sayang kami lupa pada saat itu kami datang ke desa pada saat tanggal merah
sehingga kantor Desa Sibanteng tutup dan para staf desa libur. Akhirnya,
aku dan temanku duduk-duduk di warung samping kantor desa sambil
meminum es teh manis dan bertanya-tanya tentang desa. Beruntung pemilik
warung tersebut tau beberapa rumah staf desa dan kami pun di antarkan
menuju rumah staf desa tersebut. Setelah sesampainya kami di rumah dari
296
salah satu staf desa yang bernama Ibu Wiwin dan kami pun menjelaskan
maksud dan tujuan kami datang ke Desa Sibanteng. Ibu Wiwin pun
menjelaskan secara singkat dan menyuruh kami untuk datang lagi di saat
hari kerja.
Satu minggu kemudian kami melakukan survei lagi dan pada hari itu
Alhamdulillah Kantor Desa Sibanteng buka kami di sambut oleh para staf desa
dan juga termasuk Ibu Wiwin juga ada disana. Lalu di arahkan ke Pak Aziz
yang kesan pertama yang terlihat tentang Pak Aziz adalah ‘ramah’. Aku
berfikir mungkin suatu saat dia akan menjadi sahabat kami dan menjadi
acuan kami dalam melaksanakan kegiatan atau program kerja KKN ini.
Kami di antar berkeliling desa oleh Pak Aziz. Ini hal yang aku
takutkan mengetahui situasi dan kondisi ketika berada di sebuah desa.
Sudah terbayang di benaku hal-hal yang aku khawatirkan tadi di awal.
Bagaimana jika jalan yang kami tempuh kotor dan membuat sepatuku kotor,
bagaimana jika nanti banyak serangga di pepohonan yang akan membuat
kulitku gatal-gatal.
Kami memulai perjalanan memasuki desa. Desa kami terletak diatas
gunung jalan menanjak kami lalui sehingga ada salah satu teman kami yang
harus di dorong motornya karena tanjakan yang begitu curam. Sesampainya
di desa ternyata dugaanku sedikit salah meskipun dugaanku yang semula
berisi rumah dari anyaman tetapi sudah ada sebagian yang rumahnya sudah
bagus dan kamar mandi menggunakan pompa air tetapi juga masih banyak
yang menggunakan sumur.
Bagaimana dengan penduduknya? Kami belum bersentuhan dengan
penduduk sana jadi aku belum bisa menyimpulkan penduduk disana.
Tibalah kami di halaman depan rumah Pak Ujang selaku RT di sana
beserta dengan istrinya Ibu Empat. Kesan pertama yang aku dapat adalah
Pak Ujang ini orang yang baik, begitu juga dengan istrinya Ibu Empat.
Setelah kami berbincang sedikit dengan menjelaskan maksud dan tujuan
kami ke desa ini, kami di ajak untuk langsung menuju rumah yang akan kami
tempati. Satu rumah kosong milik adik Ibu Empat dengan dua kamar tiga
kamar dan satu kamar mandi, lengkap dengan dapur, ruang keluarga, dan
ruang tamu, serta teras di bagian depan. Rumah yang cukup lumayan untuk
sebulan tinggal. Ada satu hal yang aku lupa. Kami bersembilan belas!
Kuharap pada cukup ruang untuku bersantai dan bermalas-malasan nanti.
Kami bersantai beristirahat sejenak dirumah tersebut hingga pada saatnya
aku dan teman-temanku kembali menuju Jakarta.
297
Survei kami pada hari itu dapat dibilang cukup sukses. Sudah dapat
kenalan staf desa yang ramah. Juga mendapatkan rumah untuk kami tinggal
selama KKN nanti. Dan harganya cukup murah, hanya satu juta rupiah
untuk satu rumah dengan fasilitas mencukupi selama satu bulan.
Petualangan Baru Saja Dimulai
Hari-hari berlalu berjalan dengan semestinya. Layaknya kelompok
KKN lain kami mengadakan kumpul, rapat, survei, dan melakukan segala
persiapan untuk kami menjalani KKN nanti dengan baik. Mungkin apa bila
di jabarkan tilusan saya ini mungkin akan melebihi dari dua ribu lima ratus
kata seperti yang di tentukan oleh pihak PPM. Kurang lebihnya kami seperti
di pertemukan dengan keluarga baru. Rasa ini bahkan sudah ada semenjak
kami melakukan persiapam pra-KKN. Aku tidak bisa membayangkan
bagaimana nanti setelah selesai KKN.
Singkat cerita kami sudah berada pada satu hari menjelang
keberangkatan KKN. Kami mulai membicarakan tentang bagaimana kami
bersembilan belas berangkat kesana. Sangat banyak usul yang di lontarkan.
Ada tiga saran yang paling dominan, yaitu menggunakan mobil pribadi yang
bisa dipakai, menyewa mobil pick up, menggunakan jasa Go-Car atau GrabCar.
Akhirnya, di sepakati menggunakan mobil pribadi.
Hari keberangkatan pun tiba. Setelah menjalani pelepasan sehari
sebelum keberangkatan oleh pihak kampus. Selanjutnya aku memutuskan
untuk mengumpulkan segala barang pribadi dan barang kelompok di depan
Fakultas Tarbiyah karena tempat yang strategis dekat dengan pintu keluar.
Kami pun menunggu mobil-mobil yang ingin menjemput kami. Dan
akhirnya moabil yang kami tunggu pun datang, dengan total ada tiga mobil.
Tidak semua anggota berangkat dengan menggunakan mobil. Karena
tiga mobil hanya dapat menampung wanita dan barang-barang kami yang
super banyak, dan barang barang anggota wanita. Dan memang sudah di
rencanakan bahwa anggota laki-laki yang membawa sepeda motor untuk
keberangkatan, juga untuk operasional kami nanti di sana mengingat kami
harus mempunyai mobilitas yang tinggi.
Kupacu sepeda motorku beserta lima anggota lainya yang membawa
sepeda motor. Mobil sudah berangkat terlebih dahulu mengingat. Jalur yang
akan di ambil rawan sekali macet dan dengan menggunakan sepada motor
298
aku dan teman-temanku sangat mudah untuk manuver selap-selip di antara
kendaraan menerobos dan kemacetan.
Here we are, sampailah kami di Desa Sibanteng. Desa dengan
penduduk kurang lebih sembilan ribu jiwa, dengan lias wilayah 640,816 Ha.
Desa yang menurutku indah dan yang terletak di antara gunung-gunung
yang begitu menakjubkan, Gunung Peteuy dan Gunung Sereuh. Karena kita
dapat melihat pemandangan yang amat sangat begitu indah dari atas sana.
Gunung, pepohonan, sawah dan lain sebagainya.
Begitu aku dan teman-temanku datang, langsung di arahkan untuk
parkir di depan lapangan pesantren yang letaknya tak jauh dari rumah kami
tinggal. Ya di Desa Sibanteng ini juga terdapat sebuah Pesantren Salafi, ada
sebagian santriwan dan santriwati yang menyambut kami dengan
senyuman. Dan juga kedatangan kami di sambut oleh warga RT 001/07 dan
pemuda, pemudi, ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan juga banyak sekali anak-
anak yang antusias menyambut kedatanganku dan juga teman-temanku.
Kami disambut dengan baik dan cukup antusias oleh warga disana.
Hadir juga di situ Kang Zaenal selaku ketua pemuda di sana, juga hadir Pak
Uang selaku Ketua RT 001/07 beserta akang-akang yang lain. Kesan pertama
yang aku dapat dari mereka adalah ‘persahabatan’. Dengan sedikit jabaran
peta demografi di desa ini, aku dan teman-temanku yakin siap menghadapi
KKN ini dengan segala program kerja yang telah kami siapkan.
Hari pertama kami tak langsung kami gunakan untuk merealisasikan
program. Lebih banyak kami habiskan dengan bersosialisasi, bersentuhan
dengan masyarakat sekitar. Memang menurut yang selama ini aku pelajari
bahwa pendekatan terbaik itu bukan dengan apa-apa melainkan dengan
duduk bersama sejajar, saling tukar pikiran, tawa, dan hanya bermodalkan
segelas kopi hitam dan sebungkus rokok. Sangat efektif untuk mencairkan
diri di masyarakat. Hal seperti itu yang kami habiskan selama beberapa hari
ini, mencair dengan masyarakat.
Kesan pertama yang aku dapat setelah bersentuhan langsung dengan
masyarakat Desa Sibanteng adalah ‘keluarga’. Mereka menepis segala
pandangan burukku tentang desa. Pandangan yang sejak dahulu
menghantuiku sejak semester satu. Mereka sangat terbuka terhadap kami,
mengeluarkan apa saja yang dimiliki untuk menyambut kami. Membuat
kami merasa istimewa. Ah aku benar-benar terlalu Su’udzon.
299
Berlomba-lomba dalam Kebaikan
Banyak program kerja yang telah kami siapkan demi kesuksesan
KKN kami kali ini. Semua dari kami mengusulkan program dan diberikan
penanggung jawab program kepada yang mengusulkan tersebut. Aku
mengusulkan satu program, yaitu Gotong Royong. Gotong royong
dilakukan pada setiap hari sabtu pagi dua minggu sekali. Gotong royong
pertama kami ialah membantu warga untuk membangun sebuah jembatan
penghubung antara RW. 07 dan RW. 08, dan Alhamdulillah berjalan dengan
lancar. Dan gontong royong selanjutnya membersihkan serta merapihkan
masjid Al-Barokah yang letaknya tak jauh dari tempat kami tinggal.
Ada juga beberapa program dari kami yang kiranya sangat cocok bagi
warga Desa Sibanteng. Yang pastinya mengajar, karena memang KKN UIN
tak jauh dari mengajar, pasti ada. Selanjutnya ada pelatihan MC (Master of
Ceremony), ada juga Seminar Sadar Hukum, ada lagi Kerajinan Tangan,
Pembagian Bibit Toga, Perilaku Hidup Bersih da Sehat (PHBS), dan ada juga
Seminar Pra Nikah, melihat banyak penduduk yang setelah lulus sma
langsung menikah.
Kami berniat mengajar di sekolah-sekolah di wilayah Desa
Sibanteng. Sejauh ini target kami adalah TPA Al-Barokah, karena melihat
yang hanya mengajar hanya kepala TPA nya saja dan SDN 02 Sibanteng.
Kami melakukan observasi dan sosialisasi sekaligus menyambung tali
silaturrahmi ke para guru dan kepala sekolah dari masing-masing sekolah.
Aku berserta sebagian temanku yang ditugaskan untuk menemui
kepala TPA, Asep Dimyati namanya atau lebih akrab di panggil Kang Idim.
Kami disambut dengan baik dan ramah oleh Kang Idim. Setelah ngobrol dan
bertanya-tanya tentang kegiatan mengejar di TPA akhirnya kami di Izinkan
untuk mengajar disana.
Akhirnya diputuskan bahwa kami mengajar pada hari Minggu dan
Rabu, karena di TPA Al-Barokah liburnya pada hari Jum’at bukan hari
Minggu. Aku sendiri mendapat jadwal mengajar Bahasa Arab di hari
Minggu, bergantian dengan temanku yang pasti semua mendapatkan jadwal
mengajar. Anak-anak disini sangat hyper aktif ketika di ajar oleh kami, ada
yang super berisik, ada juga yang tidak bisa diam memanjat tiang bangunan,
tetapi bagi kami mereka semua sangatlah lucu. Alhamdulillah kami jalani
300
mengajar dengan lancar selama satu bulan tanpa ada halangan yang berarti,
sabar dan ikhlas.
Selanjutnya kami mendatangi SDN 02 Sibanteng untuk menanyakan
perihal mengajar dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang akan
dilaksanakan di sana. Singkat cerita akhirnya, pihak sekolah membolehkan
segala acara di sana, kecuali kegiatan belajar mengajar di sana. Akhirnya,
kami disana hanya melakukan kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
sehat (PHBS).
Program lain adalah Renovasi Taman Baca yang di garap oleh
temanku Afaf Nazrotul Uyun yang akrab di panggil mba Afaf. Aku dan dua
sahabtaku yg bernama Danang Koencoro dan Jundi Asyidiq mendapat tugas
mengecat tembok taman baca serta mendekorasi gambar di taman baca
tersebut. Alhamdulillah program ini berjalan dengan lancar dan proses yang
membutuhkan waktu kurang lebih selama satu minggu. Program ini di buat
agar warga yang datang ke taman membaca menjadi lebih nyaman untuk
menikmati bacaan buku yang telah di sediakan.
Ada juga program dari temanku Asrul yaitu membuat kerajinan
tangan, memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi
hiasan seperti bros, gelang, kalung dan sebagainya. Dan juga ada dari
temanku Hafina yaitu IT untuk anak-anak. Mereka semua sangat antusias
mengikuti program-program yang telah direncanakan teman-temanku ini.
Tak lupa kami juga mengajar di pengajian terbuka milik Kang Husni
yag berada dirumahnya setiap habis Maghrib yang jaraknya tidak jauh dari
rumah kami. Sebagai bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat
Sibanteng. Di tempat ini juga kami biasa menumpang mandi dikala air
ditempat kami sedang habis dan mati.
Kami juga ikut masuk menjadi panitia Perlombaan 17 Agustusan.
Bukan hanya memeriahkan, tapi juga turun tangan membantu segalanya
untuk kesuksesan perlombaan. Dari segi teknis, perlengkapan, dana, dan lain
sebagainya. Disini kami seperti mendapatkan keluarga baru. Semua hal
kebersamaan ada disini. Dari mulai pembukaan hingga penutupan. Di
penutupan kami mengadakan pentas seni sekaligus pembagian hadiah.
Banyak warga yang ikut serta memeriahkan acara pentas seni yang kami
adakan dengan sangat antusias.
301
Saudara beda Susuan
Kata “pengalaman” mungkin tidak cukup untuk menggambarkan
apa yang kurasakan di KKN ini. Aku bahkan dapat merasakan persaudaraan,
ketenangan, dan cinta. Mungkin karena keterbatasan kata manusia aku sulit
untuk menggambarkan perasaan ini. Lebih dari cukup, lebih dari sekedar
pengabdian, aku disini menemukan keluarga baru yang telah lama kucari.
Semuanya, dari kelompok KKN ku, dari warga Sibanteng, mereka
semua adalah keluarga baruku. Walaupun banyak dari anggota KKN ku
yang berkata tak kerasan di Sibanteng. Namun, air mata tumpah tanpa di
undang. Tak dapat membendungnya sama sekali, mengucur deras layaknya
seorang durjana yang memintakan taubat pada Tuhan-nya.
Akan terlalu banyak nama yang ku ucapkan untuk menyebutkan
mereka semua. Terlalu indah kata yang dapat melambangkan persaudaraan
ini. Terlalu hebat jika aku bisa menyebutkan apa yang telah mereka berikan.
Terlalu bahagia perasaan ini jika harus ku lupakan kenangan bersama
meraka. Bagaimana pula aku bisa melupakan mereka, sedangkan hidup
bersama mereka menenangkanku dan mengait hatiku sedalam samudera. Ah,
andai saja…
Sekian.
302
“Sembunyikan kebaikanmu, sebagaimana engkau menyembunyikan keburukanmu”
Imam Al-Ghazali
303
BAB VII
KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN
A. Kesan Tokoh Masyarakat12
“Terimakasih sudah membuat kegiatan di Kampung Gn. Peteuy yang menjadi
perangsang anak-anak untuk lebih giat belajar yang biasanya biasa-biasa saja sekarang
jadi lebih dan banyak orang tua yang senang karena anaknya lebih giat belajarnya apalagi
dengan taman baca yang baru sekarang anak-anak jadi lebih giat membacanya, semua
respon dari warga baik tidak ada respon negatif tidak ada kendala dan berjalan dengan
baik, sepulang anggota KKN semoga jejak langkahnya bisa diikuti oleh warga di sini, dan
kapan-kapan kalau ada umur bisa silahturahmi ke sini lagi” –Iik Sahri (Ketua Rw 07
Kampung Gn. Peteuy)
B. Kesan Warga13
“Alhamdulillah mahasiswa dan mahasiswi yang KKN disini semuanya pada baik-
baik dan ramah-ramah. Semua orang-orang disini sangat senang. Warga disini sedih
mahasiswanya pada mau pulang, sudah dianggap keluarga soalnya disini, saya juga sedih
dan terimakasih buat mahasiswa-mahasiswanya. Semoga mahasiswa dan mahasiswi
yang KKN disini pada sukses.” –Reni (Warga Kampung Gn. Peteuy)
C. Kesan Pemuda14
“Kami disini khususnya saya sebagai warga Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng
sangat senang dengan kehadiran mahasiswa dan mahasiswi UIN Jakarta datang kesini.
Kita semua bangga dan berterimakasih atas kerja keras dan bantuan mahasiswa
mahasiswi untuk membangun Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng menjadi desa yang
lebih maju dan lebih baik lagi. Dengan kekompakan dan dorongan mahasiswa dan
mahasiswi disini alhamdulillah pembangunan jembatan bisa terwujud, perenovasian
warung baca bisa terlaksana, wakaf perlengkapan shalat dan al-Qur’an untuk masjid
kami, pembuatan plang masjid dan masih banyak lagi yang telah dilakukan oleh kakak-
12 Wawancara Pribadi dengan Ketua RW 07 Desa Sibanteng, Bapak Iik Sahri, 18
Agustus 2018. 13 Wawancara Pribadi dengan warga Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng, Ibu
Reni, 18 Agustus 2018. 14 Wawancara Pribadi dengan Ketua Pemuda Dusun Gunung Peteuy, Bapak M.
Zain, 18 Agustus 2018.
304
kakak mahasiswa dan mahasiswi UIN Jakarta untuk desa kami. Berkat dorongan dan
kekompakkan yang diberikan oleh mahasiswa mahasiswi UIN Jakarta alhamdulillah
masyarakat Desa Sibanteng jadi sadar dan lebih tahu akan hal yang lebih baik yang
seharusnya dilakukan sedari dulu.” – M. Zain (Pemuda Gn Peteuy)
Bukan hanya itu saja, kakak-kakak mahasiswa mahasiswi di Desa
Sibanteng khususnya Dusun Gunung Peteuy sangat amat memiliki rasa
kekeluargaan dan persaudaraan yang tinggi, memiliki rasa kasih sayang yang
sangat amat dalam sehingga anak-anak disini begitu sangat dekat dengan
kakak-kakak mahasiswa dan mahasiswi. Mengajarkan banyak hal kepada
anak-anak, bermain dan sangat menghibur mereka dengan kedatangan
mahasiswa mahasiswi UIN jakarta.
Untuk kakak-kakak mahasiswa mahasiswi KKN UIN Jakarta
semoga sukses, tetap semangat, tetap kompak, tetap ramah dan tetap
menjadi orang yang baik. Serta juga agar kakak-kakak menjadi mahasiswa
dan mahasiswi yang bermanfaat bagi orang lain dimanapun kakak-kakak
berada khususnya untuk diri kakak-kakak sendiri. Selamat jalan dan
terimakasih untuk semuanya.
305
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Iin Dwi. dkk. Tamansari Desa Pengabdian (Tentang Kisah 16 Mahasiswa
Mengabdi dalam 32 Hari). Ciputat: Pusat Pengabdian Kepada
Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Bruhn, John G. dan Howard Rebach, Sociological Practice: Intervention and Sosial
Change, 2nd edition. New York: Springer, 2007.
Peta “Sibanteng, Leuwisadeng, Bogor, Jawa Barat” diakses pada 10
September 2018 dari: https://goo.gl/maps/rsxkdMYbn4r .
Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, Dokumentasi tidak dipublikasikan.
Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Laporan Buku Lapoan Hasil KKN-PpMM 2017.
Jakarta: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2017.
Wawancara Pribadi dengan Ketua RW 07 Desa Sibanteng, Bapak Iik Sahri,
18 Agustus 2018.
Wawancara Pribadi dengan warga Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng,
Ibu Reni, 18 Agustus 2018.
Wawancara Pribadi dengan Ketua Pemuda Dusun Gunung Peteuy, Bapak
M. Zain, 18 Agustus 2018.
Zarkasih, Efendi. dkk. Gunung Menyan Sebuah Harapan dari Kemajuan Peradaban.
Ciputat: Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017.
306
“Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah
juga hakimmu.”
Ali bin Abi Thalib
307
BIOGRAFI SINGKAT KKN ABRAR 141 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nur Hidayah, MA., Ph. D adalah dosen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Setelah menyelesaikan S1 Syariah dari UIN
Jakarta dan S1 Ekonomi Manajemen UT,
beliau melanjutkan S2 Syariah di UIN
Jakarta dan juga memperoleh MA di bidang
Islamic Political Economy dari Durham
University, UK. Kecintaannya kepada ilmu
dilanjutkan dengan menempuh program
doctoral di Melbourne University dengan
disertasi bertema “Feminising Islam in
Contemporary Indonesia (London: Routledge, forthcoming)”. Selain aktif
mengajar dan meneliti, Ibu tiga anak ini juga aktif mengisi berbagai kajian
keislaman di berbagai forum ilmiah dan majelis taklim bertema
pemberdayaan (ekonomi) umat, khususnya perempuan.
Yasjudan Lidandy Oskandar (20
Tahun) Lahir di Tangerang 13 Januari
1998. Mahasiswa Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pernah
bersekolah di SDN Ciputat 1 pada
tahun 2003-2009, dan melanjutkan
MTs dan MA di Pondok Pesantren
Darunnajah Jakarta pada tahun 2009-
2015. Dia juga pernah menjadi bagian
kebersihan dan kesehatan di
Organisasi Santri Darunnajah (OSDN)
masa bakti 2014-2015. Dia hobi berenang, futsal, dan travelling. Dia dapat
digambarkan sebagai insan pencinta, penghibur, dan pemimpi.
308
Ummul Hamida Wilayati (23 Tahun)
Lahir di Jakarta 20 September 1995.
Mahasiswi Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wanita yang akrab disapa Amy ini
pernah mengenyam pendidikan di SD
Negeri Pejuang IV pada tahun 2007,
lalu melanjutkan di SMP Negeri 5
Bekasi pada tahun 2010 dan Pondok
Pesantren Modern Darussalam
Gontor Putri1 pada tahun 2014. Dia aktif di organisasi OSIS (Organisasi
Siswa Intra Sekolah) sebagai Seksi Kesenian dan Olahraga pada tahun 2009.
Dia memiliki hobi menulis dan bernyanyi.
Hilmy Fadhly (21 Tahun) lahir di Bekasi
25 Maret 1997. Pria ini adalah alumni dari
SD Kedung Pengawas 03 pada tahun
2010, Pondok Darul Ma’rifat pada tahun
2013 dan MA Al-Hamiroh pada tahun
2015. Saat ini ia adalah mahasiswa
Jurusan Tarjamah Arab Fakultas Adab
dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia aktif di
Himpunan Mahasiswa Jurusan dan di
Dewan Eksekutif Mahasiswa. Selain
memiliki hobi makan, Hilmy juga
memiliki ketertarikan di bidang
kesenian, seperti fotografi, desain grafis
dan sastra.
309
Lia Agustina (23 Tahun) lahir di
Jakarta 25 Agustus 1995. Wanita ini
mengawali pendidikannya di SD
Negeri Cipinang Melayu 09 pada
tahun 2006, dilanjutkan di SMP
Negeri 117 Jakarta pada tahun 2009
dan SMA Negeri 44 Jakarta. Saat ini
ia merupakan mahasiswi
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan
Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu
tarbiyah dan Keguruan. Saat SMA ia
pernah menjadi ketua FLC (Foreign
Languange Club), Ketua DKM Akhwat
Kerohanian dan Asisten Dosen Laboratorium Praktik Kimia Dasar. Ia
memiliki hobi membaca buku, bernyanyi dan mendengarkan musik.
Intanzi Lestari (21 Tahun) lahir di
Jakarta 18 Juni 1997. Perempuan
yang akrab disapa Ira ini merupakan
mahasiswi Jurusan Ilmu Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ira adalah
alumni dari SD Negeri Cempaka
Baru 1, SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan dan SMA Dua Mei Ciputat.
Ira aktif sebagai anggota dan
sekretaris Kementrian
Kewirausahaan HMPS Ilmu
Hukum, HMI dan juga aktif di
Lembaga Konsultasi Bantuan
Lembaga Hukum Mahasiswa Islam Cabang Ciputat. Bernyanyi merupakan
hobi yang Ira senangi.
310
Asrul Ummu Darojat (23 Tahun)
lahir di Trenggalek 28 Desember
1994. Ia merupakan lulusan dari MI,
MTS dan MA Mathaliul Falah pada
tahun 2007, 2010 dan 2013. Saat ini ia
kuliah di Jurusan Akidah Filsafat
Fakultas Ushuluddin Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Selain kuliah ia juga ikut
organisasi kampus, yakni HMJ
Akidah Filsafat pada tahun 2016 dan
sempat menjadi ketua pelaksana
Bedah Buku di jurusannya pada
tahun yang sama. Ia suka sekali
jalan-jalan, terlebih ke tempat yang
belum pernah dikunjungi.
Intan Permata Harum (21 Tahun)
lahir di Jakarta pada 1 Mei 1997.
Perempuan yang akrab disapa Intan
ini adalah alumni SD Negeri
Paninggala 01 pada tahun 2009, SMP
dan SMA An-Nurmaniyah pada tahun
2012 dan 2015. Saat ini Intan kuliah di
Jurusan Sastra Inggris Fakultas Adab
dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Intan juga aktif di Himpunan
Mahasiswa Jurusan pada tahun 2016-
2017. Menonton film menjadi
kegemaran Intan dalam mengisi
waktu luang.
311
Yanti Nianti (21 Tahun) lahir di
Kuningan 19 Mei 1997. Yanti
merupakan mahasiswi Jurusan
Hubungan Internasional Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ia adalah
alumni SD Negeri 3 Cileuya pada
tahun 2009, SMP Negeri 2 Cimahi
pada tahun 2012 dan SMA Negeri 1
Luragung pada tahun 2015. Yanti
memiliki kegemaran dibidang
olahraga dan kesenian seperi lari dan
menggambar. Tetapi perempuan ini juga memiliki passion didunia make up
dan fashion.
Danang Koencoro (20
Tahun) lahir pada tanggal 14
November 1997. Pria ini
merupakan mahasiswa
Jurusan Agribisnis Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ia merupakan alumni SD
Negeri Pamulang 1 pada
tahun 2009, MTs Negeri II
Pamulang pada tahun 2012
dan SMA Negeri 8
Tangerang Selatan pada tahun 2015. Ia pernah bergabung di Himpunan
Mahasiswa Jurusan dan sekarang menjabat sebagai Ketua Komisi Hukum
SEMA-F periode 2018-2019. Olahraga merupakan hobi yang ia senangi.
312
Afaf Nazrat Uyun (21
Tahun) lahir di Cirebon
29 September 1996. Mba
Afaf, begitulah
sapaannya kerap kali
menjadi pendongeng
kisah Nabi untuk anak-
anak di Dusun Gunung
Peteuy dan juga teman-
teman KKN ABRAR 141.
Perempuan berlogat
Jawa ini merupakan
alumni SDIT Yakpi Susukan Cirebon pada tahun 2008, MTS Negeri
Arjawinangun pada tahun 2011 dan MA An-Nur Bantul Yogyakarta pada
tahun 2014. Mahasiwi Jurusan Dirasat Islamiyah Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta ini gemar menonton tayangan kuliner atau food
vlogger, karena salah satu hobinya adalah makan.
Aly Dzulfikar (21 Tahun) lahir di
Tangerang 28 Maret 1997. Ia mengawali
pendidikannya di SD Islam Gunung Jati
pada tahun 2007, SMP Negeri 20
Tangerang pada tahun 2012 dan SMA A.
Wahid Hasyim di Jombang pada tahun
2015. Saat ini Aly merupakan
mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Cukup aktif di
bidang organisasi Aly pernah berada di
Divisi Ekonomi Kreatif HMPS pada
tahun 2016-2017 dan berada di Divisi
Pengabdian Masyarakat pada tahun
2017-2018. Aly gemar bermain games,
membaca buku dan bermain basket.
313
Siti Hanifatul Aziz (21 tahun) lahir di Kuningan 10 Februari 1997. Hani adalah sapaannya, merupakan mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hani mengawali pendidikannya di MI Situgede pada tahun 2009, MTs Negeri 06 Kuningan pada tahun 2012 dan dilanjutkan di SMA Negeri 2 Gunung Sindur pada tahun 2015. Hani sempat bergabung di PMII Divisi Keputrian periode 2016/2017. Membaca merupakan kegermaran Hani untuk mengisi hari-harinya.
Muhamad Abiseina Febian (20
Tahun) lahir di Tangerang 5
Februari 1998. Mahasiswa yang
akrab disapa Abi ini merupakan
alumni SD Negeri Bintara 5 Bekasi
pada tahun 2009, SMP Negeri 14
Bekasi pada tahun 2012 dan SMA
Negeri 9 Tangerang Selatan pada
tahun 2015. Saat ini Abi kuliah di
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Abi
cukup aktif sebagai anggota di
Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ), anggota di Dewan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas dan Umum (DEMA) serta anggota di Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI). Hobi bermain musik dan futsal menjadi pilihan
Abi untuk melipur lara.
314
Nurul Yahya (20 Tahun) lahir di Jakarta 14 Februari 1998. Perempuan yang akrab disapa Nurul ini merupakan mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Nurul sempat mengenyam pendidikan di SD Negeri Jatiwaringin XIV pada
tahun 2009, SMP Negeri 148 Jakarta pada tahun 2012 dan SMA Negeri 50 Jakarta pada tahun 2015. Nurul juga aktif menjadi anggota di HMJ
(Himpunan Mahasiswa Jurusan) pada tahun 2016. Travelling atau jalan-jalan menjadi kegiatan favoritnya untuk mengisi waktu luang.
Jundi Assyidiq (22 Tahun) lahir di
Karawang 12 Mei 1996. Laki-laki yang
akrab disapa Jundi ini merupakan
mahasiswa Jurusan Ilmu Al’Qur’an
dan Tafsir Fakultas Ushuluddin
Univerisitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa asal
Karawang ini adalah lulusan SD
Negeri Dawuan Tengah 9 pada tahun
2008, MTs dan MA Daarul Falah pada
tahun 2011 dan 2014. Ia juga sempat
aktif di Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS) di bagian Kesehatan
pada tahun 2013. Memiliki hobi
membaca merupakan kegiatan yang
ia sukai.
315
Diana Saadah (21 Tahun) lahir di
Jakarta 23 November 1996.
Perempuan yang akrab disapa
Didi ini merupakan mahasiswi
Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ia
mengawali pendidikannya di MI
Ad-Da’wah pada tahun 2009,
MTs Annida Al-Islamy pada
tahun 2012 dan dilanjutkan di
MA Negeri 12 Jakarta pada tahun
2015. Didi juga sempat aktif di
Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS) di MTs dan MA. Memasak
merupakan hobi yang sangat ia gemari, Didi merupakan salah satu orang
yang berjasa bagi kelompok KKN ABRAR 141 karena kegemaranya tersebut,
ia sering berbagi keahliannya kepada teman-teman KKN ABRAR 141.
Hafina Rehana Jannah (21 Tahun) lahir di
Jakarta 12 April 1997. Perempuan yang
akrab disapa Pinah ini merupakan
alumni SD Negeri Kreo 02 Tangerang
pada tahun 2009, SMP Negeri 11
Tangerang dan MA Negeri 19 Jakarta. Ia
pernah menjadi anggota Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS) di bidang
kerohanian sewaktu Aliyah, ia juga
pernah bergabung sebagai anggota
Karang Taruna di Kecamatan Larangan
dan pernah menjadi ketua Divisi Logistik
saat lomba Tarti Ratoh Jaroh se-
Jabodetabek. Memiliki hobi dibidang
kesenian membuat ia suka mendengarkan musik, selain itu ia juga suka
bersepeda, berenang dan menonton film.
316
Annisa Zikri (23 Tahun) lahir di
Purbalingga, 20 Maret 1995. Wanita
yang akrab disapa Zikri ini merupakan
alumni SD Negeri Sukabumi Utara pada
tahun 2001-2002, SD Islam Ibnu Syam
Kubang Putih pada tahun 2002-2006,
SMP Negeri 229 Jakarta dan SMA
Negeri 16 Jakarta. Kini ia adalah
mahasiswi Jurusan Fisika Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selain kuliah Zikri juga aktif di
organisasi yaitu Himpunan Mahasiswa
Jurusan sebagai angota periode
2015/2016, menjadi Bendahara II periode 2016/2018 dan menjadi Bendahara I
pada tahun 2018/2019. Membaca buku merupakan kegiatan yang disenangi
zikri, selain itu olahraga dan membersihkan rumah juga menjadi favoritnya.
Millatun Hanifah (21 Tahun) lahir di
Depok 23 November 1996. Perempuan
yang akrab disapa Milla ini adalah
mahasiswa Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ia merupakam
alumni dari SD Negeri Rangkapan Jaya
Depok, MTs Negeri 4 Jakarta dan MA
Negeri 7 Jakarta. Ia cukup aktif di
organisasi kampus yaitu di Radio
Dakwah dan Komunikasi (RDK FM)
sebagai Music Director pada tahun 2016/2017, Produser dan Program Director
periode 2017/2018. Bermusik merupakan kegiatan yang disenangi olehnya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
318
“Jihad terhebat adalah bertarung melawan dirimu sendiri. Untuk berjuang melawan sifat
buruk dalam diri.”
Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam
319
320
321
Logo KKN ABRAR 141
Banner KKN ABRAR 141
322
323
324
325
326
Foto Kegiatan Senam Ceria
327
Foto Kegiatan Posyandu
328
Foto Kegiatan Seminar Sadar Hukum
329
Foto Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan
330
Foto Kegiatan Praktek Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
331
Foto Kegiatan Pembukaan KKN di Kantor Desa Sibanteng
332
“Memang sulit untuk bersabar. Tapi membuang pahala dari bersabar itu jauh lebih
buruk.”
Abu-Bakr as-Siddiq
333
334
335
336