terjemahan jurnal metacognition as a part of a broader perspective on learning
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
1/35
Mempromosikan Regulasi Diri (Self-Regulation)
dalam Pendidikan Sains: Metakognisi sebagai
Bagian dari Perspektif Yang Luas dalam
Pembelajaran
Gregory Schraw, Kent J. Crippen and Kendall Hartley
University of Nevada
Abstrak
Tujuan artikel ini adalah untuk mereview penelitian terkini tentang sel!
regulated learning dan untuk mendiskusikan implikasi penelitian ini
terhadap pendidikan sains. "eneliti mengam#il #e#erapa contoh sel!
regulated learning dari #er#agai literatur kependidikan sains untuk
menyimpulkan dan mengilustrasikan metode instruksional yang eekti
dan pengem#angan pemikiran metakogniti. $Gunstone, %&&&a' (ickey )
Stacy, *+++' hite ) -itchell, %&&/. "eneliti juga okus kepada peran
krusial yang dimainkan oleh kemampuan metakognisi dalam (egulasi 0iri
$Self-Regulation/ $1aird ) hite, %&&2' 3ichols, Tippins ) ieseman,%&&4' hite, %&&5/.
"eneliti mem#agi diskusi "eneliti ke dalam dua #agian utama. 1agian
pertama okus mem#ahas 6 komponen sel!regulated learning, termasuk
kognisi, metakognisi, dan motivasi. "eneliti menghu#ungkan aspek!aspek
dari (egulasi 0iri $Self-Regulation/ ini terhadap praktiknya yang terkini
dalam pendidikan sains. 1agian kedua okus mem#ahas 2 7nstruksi
strategi umum dalam meningkatkan (egulasi 0iri $Sel!(egulation/ dalam
kelas sains. "eneliti okus terhadap kegunaan dari in8uiry #ased learning,
peranan #antuan kola#orati, strategi dan pemecahan masalah,
mem#angun mental model, kegunaan teknologi dalam mem#antupem#elajaran, dan peranan keyakinan tiap individu seperti e9kasi diri dan
pandangan hidup. 7nstruksi strategi ini dipilih karena dapat mere:eksikan
#er#agai penelitian komprehensi sejak dekade terakhir dalam lingkup
literatur pendidikan sains, dan sangat diperlukan dalam memahami
metakognisi dan (egulasi 0iri $Self-Regulation/ $1utler ) inne, %&&;'
Gunstone, %&&/
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
2/35
Teori Sel!(egulated
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
3/35
"ada level self-regulated, individu telah mempunyai keyakinan e9kasi diri
yang kuat.
Sel!regulated learning terdiri dari tiga komponen utama= kognisi,
metakognisi, dan motivasi. Kognisi mencakup skill!skill yang diperlukan
dalam menyandi dan mengingat inormasi. -etakognisi meliputi skill!skillyang mem#uat pelajar mengerti dan memantau proses kognitinya.
Sedangkan motivasi mencakup keyakinan dan sikap yang mempengaruhi
penggunaan dan pengem#angan skill kogniti dan metakogniti. Setiap
komponen ini sangatlah penting, namun tidak dapat dipisahkan. Se#agai
contoh, seseorang yang memiliki skill kogniti namun tidak memiliki
motivasi untuk menggunakannya tidak sama tingkatannya dengan
seseorang yang memiliki skill dan termotivasi untuk menggunakannya
$?immerman, *+++/. Sama pula halnya dengan seseorang yang memiliki
motivasi tinggi namun tidak mempunyai skill kogniti dan metakogniti,sering gagal dalam mencapai tingkatan tinggi dalam (egulasi 0iri $Self-
Regulation/.
Ketiga komponenan utama ini dapat di#agi le#ih jauh menjadi su#!su#
komponen se#agaimana diperlihatkan dalam gam#ar %.
Kognisi
Komponen
kogniti
mencakup 6
tipe skill #elajar
yang umum,
yang mengacu
pada strategi
kogniti,strategi
pemecahan masalah, dan strategi #erpikir kritis. Strategi kogniti
mencakup #er#agai taktik individual yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pem#elajaran. Salah satu contohnya adalah mengajukan
pertanyaan umum kepada siswa saat pem#elajaran dimulai untuk
menarik perhatian siswa $Chinn ) 1rown, *++*' Kahle ) 1oone, *+++/.
Contoh kedua adalah penggunaan strategi active learning dengan gra9k
dan ta#el $House, *++*/. "enelitian se#elumnya mengindikasikan #ahwa
pelajar yang telah mencapai tingkat sel!regulated menggunakan #er#agai
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
4/35
strategi #elajar kogniti dangan cara yang :eksi#el $"ressley ) harton!
-c0onald, %&&4/.
Strategi pemecahan masalah le#ih kompleks daripada strategi kogniti.
7nstruksi dalam strategi ini #iasanya terokus pada pengem#angan
strategi pemecahan masalah yang umum atau pada praktik penggunaanstrategi terse#ut. Salah satu contohnya adalah teknik predict !observe,
explain $"D/ yang diteliti oleh (ickey dan Stacy $*+++/. Studi terkini
melaporkan #ahwa pemecahan masalah dapat di#agi menjadi langkah!
langkah individual yang dapat le#ih kecil $0hilton, %&&5' "eterson )
Treagust, %&&5/. "emecahan masalah yang eksplisit dapat mem#antu
siswa untuk mem#angun tingkatan pemahaman yang le#ih dalam
di#andingkan siswa yang tidak pernah latihan memecahkan masalah
$HuEman, %&&4/.
1erpikir kritis meli#atkan #er#agai skill seperti skill siswa dalam
mengidenti9kasi sum#er inormasi, analisis kredi#ilitas sum#er,
mere:eksikan inormasi yang diperoleh apakah konsisten dengan
pengetahuannya se#elumnya, dan menarik kesimpulan yang didasarkan
pada kemampuan #erpikir kritis $
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
5/35
yang tinggi mampu memahami strategi apa yang layak dipilih untuk suatu
situasi.
"enelitian mengungkapkan #ahwa pengetahuan tentang kognisi
lam#at di#angun $@leFander, Carr, ) Schwanen:ugel, %&&;' 1aird )
hite, %&&2/. rang dewasa cenderung mempunyai pengetahuan dankognisi yang le#ih #aik daripada anak!anak dan remaja. 3amun,
ke#anyakan orang dewasa tidak mampu menjelaskan pengetahuan
ataupun memahami strategi dan kinerjanya dan seringkali gagal dalam
menerapkannya dalam situasi yang #er#eda. Hal ini mem#uktikan #ahwa
pengetahuan metakogniti harus tidak lagi #ersiat eksplisit namun
#ersiat implisit dalam #er#agai situasi $1utler ) inne, %&&;/.
(egulasi terhadap kognisi $regulation of cognition/ mencakup tiga
komponen, planning, monitoring, dan evaluasi $Schraw ) -ohsman,
%&&;/. Tahap planning meli#atkan pemilihan strategi dan alokasi
sum#erBwaktu. Tahap planning mencakup penetapan tujuan, mencari
pengetahuan yang relevan, dan menetapkan waktu. "enelitian
se#elumnya mensugestikan #ahwa ke#anyakan para ahli le#ih mampu
mengatur dirinya di#andingkan para pemula dikarenakan perencanaan
yang eekti, terutama perencanaan umum se#elum melakukan se#uah
pekerjaan. Tahap monitoring mencakup skill individu untuk menguji
dirinya $self-testing skills/ yang di#utuhkan untuk mengontrol
pem#elajarannya. rang dewasa mampu memantau hal yang #ersiat
lokal maupun glo#al. Tahap evaluasi merujuk kepada penilaian terhadaphasil dan proses pem#elajaran. Dvaluasi juga mencakup merevisi tujuan
pem#elajaran dan prediksi hasil yang mungkin dicapai.
1e#erapa peneliti $1utler ) inne, %&&;' "ressley, 1orkowski, )
Schneider, %&5&/ mensugestikan #ahwa proses pengaturan diri $self-
regulatory /, termasuk planning, monitoring, dan evaluasi tidaklah eksplisit
dalam ke#anyakan situasi pem#elajaran. Salah satu alasannya adalah
ke#anyakan proses ini #erjalan secara otomatis, setidaknya pada orang
dewasa. @lasan kedua adalah karena proses ini mungkin di#angun tanpa
disengaja serta kejadian terse#ut sulit dikemukakan. Se#agai tam#ahan,
#e#erapa peneliti yakin #ahwa pem#elajaran sains seharusnya
mengurangi jumlah waktu yang dialokasikan untuk pemahaman
konseptual dan meningkatkan jumlah waktu yang dialokasika nuntuk
pemahaman prosedural $0uggan ) Gott, *++*/. @lasan rasional dari hal
terse#ut adalah #ahwa kompetensi prosedural sangat diperlukan dalam
pemecahan masalah dan #erpikir kritis serta pada tingkatan yang le#ih
tinggi dalam pem#elajaran sains.
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
6/35
Motivatisi
Komponen motivasi se#agaimana tercantum dalam gam#ar %
mencakup * su#komponen penting, yaitu e9kasi diri dan keyakinan
epistemologi. D9kasi diri merujuk pada derajat yang diperoleh individu
saat dia meyakini #ahwa dia dapat mengerjakan suatu pekerjaan ataumencapai se#uah tujuan $1andura, %&&4/. D9kasi diri sangatlah penting
dalam sel!regulated learning karena dapat mempengaruhi se#erapa
#anyak pelajar yang terus #ersikeras mengerjakan tugas yang
menantang. Siswa dengan tingkat e9kasi diri yang tinggi cenderung ingin
mengerjakan tugas yang le#ih sulit $"ajares, %&&2/. Tingkat e9kasi diri
yang le#ih tinggi sangat #erhu#ungan positi dengan prestasi dan
penghormatan di sekolah. "enelitian mengungkapkan #ahwa siswa
dengan e9kasi diri yang tinggi mendapat respek yang tinggi #ahkan dari
guru dan sekolahnya. Guru dengan tingkat e9kasi diri tinggi menetapkantujuan dan standar yang tinggi, mem#erikan otonomi kepada siswanya,
dan mem#antu siswanya mencapai level prestasi yang le#ih tinggi
di#andingkan guru dengan tingkat e9kasi diri yang rendah $Goddard, Hoy,
) Hoy, *+++/. 1e#erapa studi juga mengindikasikan #ahwa guru dan
siswa yang memiliki e9kiasi diri tinggi memainkan peranan penting dalam
pem#elajaran sains $Cannon ) Scharmann, %&&2' Schoon ) 1oone, %&&5/.
D9kasi diri mempengaruhi sejumlah varia#el, terutama dalam
pem#elajaran melalui model dan menjadi model $modeling/. "em#elajaran
melalui model terjadi ketika seseorang #elajar dengan cara mengamatiorang lain menunjukkan kemampuannya atau mendiskusikan suatu topik.
"em#elajaran melalui model #erguna #agi pelajar karena mereka tidak
ter#e#ani untuk mengerjakan suatu pekerjaan sehingga terhindar dari
rasa gelisah, dan karena mereka hanya terokus pada o#jek yang
diamatinya. "em#elajaran dengan menjadi model $modeling/ terjadi ketika
pelajar #elajar dengna intensitas tertentu dari individu yang lain seperti
guru dan siswa lain. >mumnya dalam kegiatan modelingterdapat kegiatan
guru yang mem#agi tugas yang kompleks menjadi #agian!#agian yang
dapat dikerjakan dan meminta siswa untuk mendemonstrasikan tiap#agian secara terpisah dan #erurutan. 1andura $%&&4/ mengatakan
#ahwa modeling ini eekti karena dapat meningkatkan ekspektasi #ahwa
strategi #aru dapat diperoleh dalam rangka mem#erikan #anyak
pengetahuan #aru tentang keterampilan dirinya. Peer to peer teacing
#iasanya sangat eekti dikarenakan sangat amiliar dengan pelajar.
Tentunya pelajar cenderung meningkatkan e9kasi dirinya ketika
mengamati model yang amiliar atau memiliki level penampilan skill yang
sama $Schunk, %&&2/.
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
7/35
@da * cara utama untuk meningkatkan e9kasi diri siswa. ang pertama
adalah dengan cara menggunakan model ahli $seperti guru/ dan pemula
$seperti siswa/. 0engan modeling dapat meningkatkan strategi kogniti
dan e9kasi diri. Cara kedua adalah dengan mem#erikan se#anyak
mungkin umpan #alik inormasi dengan siswa. >mpan #alik tidak hanyamengindikasikan #ahwa skill telah ditampilkan dengan #aik, namun juga
mem#erikan inormasi se#anyak mungkin tentang #agaimana cara
meningkatkan kinerja. 0engan di#erikannya umpan #alik inormasi yang
mendetail, kinerjaBperorma dan e9kasi diri dapat meningkat #ahkan #agi
siswa yang sulit untuk menampilkan skillnya.
Keyakinan epistemologik adalah keyakinan terhadap asal usul
pengetahuan. "ara peneliti telah terokus pada * aspek dalam keyakinan
epistemologik ini dalam % dekade terakhir. Satu aspek mem#eri perhatian
pada per#edaan keyakinan. Schommer $%&&/ mem#uat taksonomitentang keyakinan terse#ut, yaitu $a/ !uick learning $sesuatu dapat
dipelajari dengan segera/' $#/ innate ability $#elajar mem#utuhkan
kemampuan #elajar yang alami/' $c/ simple knowledge $ide pokok yang
penting dari suatu pengetahuan adalah dimulai dari hal yang paling
sederhana/' $d/ certain knowledge $#e#erapa hal penting dalam
pengetahuan tidak akan #eru#ah sepanjang waktu/. Schommer!@ikins
$*++*/ #erargumen #ahwa tiap keyakinan terse#ut mengaki#atkan
ter#entuknya pemecahan masalah dan #erpkir kritis. Hal terse#ut juga
didukung oleh Kardash dan Scholes $%&&2/ yang menemukan #ahwakeyakinan epistemologik ini #erhu#ungan dengan analisis kritis terhadap
tulisan ilmiah tentang penye#aran @70S. 3e#er dan Schommer!@ikins
$*++*/ juga menemukan hu#ungan antara keyakinan epistemologik
dengan pemecahan masalah secara sainti9k.
"ara peneliti yang lainnya juga telah terokus pada per#edaan
pandangan hidup $Hammer ) Dl#y, *++*' Kuhn, %&&%/. Kuhn dan
einstock $*++*/ mem#andingkan pandangan para penganut paham
a#solutisme dengan pandangan para penganut paham multiplisme,
#erargumen #ahwa multiplis mengadopsi situasi pandangan hidup yangmenghasilkan re:eksi kritis dan pemahaman mendalam.
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
8/35
Sel!regulated learning mengacu pada kemampuan pelajar untuk
memahami dan mengontrol lingkungan pem#elajarannya. Sel!regulated
learning meli#atkan kom#inasi antara strategi kogniti, kontrol
metakogniti, dan motivasi. Strategi kogniti dimulai dari mengam#il
contoh dari yang sederhana, memecahkan masalah, dan strategi #erpikirkritis. "roses metakogniti mengacu pada pengetahuan dan kontrol
terhadap kemampuan kogniti, dan #iasanya terdiri dari planning,
monitoring, dan evaluasi pem#elajaran. Terakhir, komponen motivasi
mengacu pada keyakinan siswa terhadap kapasitasnya untuk #elajar.
-otivasi terdapat dalam #er#agai #entuk seperti e9kasi diri dan keyakinan
epistemologik dari tiap individu. Setiap komponen ini sangat penting dan
tidak dapat dipisahkan. "eneliti yakin #ahwa peranan komponen
metakogniti adalah yang paling penting karena komponen ini dapat
mem#uat seseorang memantau perkem#angan pengetahuan dan
keterampilannya, merencanakan dan mengalokasikan sum#er #elajar
yang ter#atas agar optimal, dan mengevaluasi keadaan atau gaya
#elajarnya. Sejumlah peneliti telah #erargumen #ahwa hanya strategi
kogniti dan motivasi yang tinggi saja tidaklah cukup untuk dapat
mempunyai kemampuan untuk mengatur diri $1utler ) inne, %&&;'
hite ) -itchell, %&&/. "eneliti yakin #ahwa terdapat #e#erapa cara
untuk meningkatkan (egulasi 0iri $Self-Regulation/ pada se#uah kelas
sains. Selain itu juga terdapat #er#agai cara untuk meningkatkan
kemampuan metakognisi $1aird ) hite, %&&2' 1eeth, %&&5' Gunstone )
-itchell, %&&5' -ason, %&&/. 0i #awah ini akan dideskripsikan mengenai#er#agai cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan regulasi diri
dalam se#uah kelas sains.
"engajaran tentang -etakognisi dan (egulasi 0iri $Self-Regulation/
dalam "endidikan Sains
0alam satu dekade terakhir ini terdapat #anyak penelitian yangmuncul pada jurnal pendidikan sains yang mem#eri perhatian pada *
ranah, yaitu pergantian kurikulum dan penggunaan #er#agai strategi
untuk meningkatkan kualitas pem#elajaran $Hurd, *++*' Kelly ) @nderson,
*+++/. "ada #agian ini akan di#ahas mengenai 2 7nstruksi strategi untuk
meningkatkan regulasi diri $Self-Regulation/ dan kualitas pem#elajaran.
Telah disepakati oleh tenaga pendidik #ahwa menggunakan pendekatan
#erganda dalam pem#elajaran yang ternyata di#utuhkan untuk
meningkatkan prestasi #elajar rata!rata $@nderson ) Hogan, *+++/. 0alam
hal ini juga termasuk praktik instruksional, dukungan kola#orati darikomintas pelajar, dan kegunaan teknologi untuk memperkaya lingkungan
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
9/35
pem#elajaran. Strategi #elajar yang eekti harusnya tidak hanya
meningkatkan kualitas pem#elajaran, namun juga dapat mem#antu siswa
mengem#angkan kemampuan metakognitinya yang di#utuhkan untuk
dapat memahami tingkatan pengetahuan yang le#ih tinggi, dan untuk
mem#angun kem#ali konsep pengetahuan dan strategi prosedural saatdi#utuhkan. Selain itu, strategi yang eekti seharusnya dapat mem#antu
siswa dan guru menjadi sadar akan pandangan yang ia anut yang dapat
mempengaruhi keputusan pedagogik mereka.
1erdasarkan review dari #e#erapa jurnal pendidikan sains selama %
dekade terakhir peneliti telah mengidenti9kasi 2 ranah 7nstruksi strategi
yang umum untuk meningkatkan kualitas pem#elajaran. "eneliti
merumuskan penelitian untuk tiap ranah strategi ini dan mendiskusikan
#agaimana hu#ungan intervensi instruksional dengan metakognisi dan
regulasi diri. Keenam ranah terse#ut adalah, $a/ in8uiry #ased learning,$#/ peranan dukungan kola#orati, $c/ instruksi strategi untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan #erpikir kritis, $d/
strategi dalam mem#antu siswa mem#angun mental model $e/ kegunaan
teknologi, $/ dampak keyakinan siswa dan guru. 0ikarenakan sangat
luasnya pem#ahasan keenam ranah ini, dalam tulisan ini tidak akan
di#ahas secara mendalam namun peneliti #ertujuan untuk merumuskan
penelitian tentang keenam ranah ini dari perspekti pendidikan sains dan
mem#erikan rujukan terkini #agi pem#aca yang ingin meneruskan
pem#ahasan ini. Keenam aspek ini telah di#uktikan dapat meningkatkankesadaran metakogniti dan regulasi diri.
"n!uiry #ased $earning
7n8uiry #ased learning and teaching dipandang se#agai tanda
dimulainya pendidikan sains. @nderson $*++*/ menarik per#edaan antara
6 tipe in8uiry. 7n8uiry sainti9k adalah proses umum dalam merumuskan
hipotesis terhadap suatu masalah dan menguji hipotesis terse#ut melalui
proses yang sistematik. "em#elajaran in8uiry adalah proses menarikperhatian siswa dalam pem#elajaran sehingga mereka dapat mengajukan
pertanyaan dan mem#erikan solusi dari pertanyaan terse#ut' dengan
demikian mereka dapat mem#angun konsepnya masing!masing se#agai
hasil dari pengalaman #elajar $Gunstone ) -itchell, %&&5/. "engajaran
in8uiry mengacu kepada usaha guru menciptakan lingkungan #elajar
dimana siswa dapat mengajukan pertanyaan, menemukan solusi, dan
menguji solusi terse#ut. "engajaran in8uiry menghadirkan regulasi diri
$self-regulation/ melalui dua cara, yaitu dengan menstimulasi keaktian
siswa untuk memantau pemahamannya dan dengan meningkatkanmotivasi siswa menggunakan strategi modeling active investigation
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
10/35
seperti predict-observe-explain $"D/ $indschitl, *++*/ atau tanya!jawa#
$Chinn ) 1rown, *++*/.
Tidak semua kelas sains #er#asis in8uiry, dan tidak semua in8uiry
#ersiat otentik. Chinn dan -alhorta $*++*/ mem#edakan aktivitas in8uiry
sederhana dengan aktivitas in8uiry otentik. @ktivitas in8uiry sederhanadan otentik memiliki per#edaan dalam hu#ungannya dengan #er#agai
dimensi kogniti dan epistemologik. Se#agai contoh, in8uiry otentik
dicirikan dengan mengajukan pertanyaan, pemilihan varia#el,
penggunaan kontrol eksperimen, menjadi sadar dan menolak perspekti
yang #ertentangan, analisis dan interpretasi data menggunakan kerangka
teoritis yang logis, dan penjelasan mendetail mengenai hal!hal yang dapat
menye#a#kan penyimpangan dari teoritis. 7n8uiry sederhana tidak
mempunyai standar seperti di atas. Se#agai contoh, Chinn dan -alhorta
$*++*/ mengemukakan #ahwa in8uiry sederhana merupakan o#servasisederhana yang dicirikan merumuskan pertanyaan yang di#erikan kepada
siswa, kurangnya kontrol eksperimen, tidak ditolaknya perspekti yang
#ertentangan, mem#angun argumen sederhana, dan kegiatan
menyimpulkan yang tidak mengacu pada kerangka teoritis yang logis.
7n8uiry otentik dalam praktiknya memakan waktu hingga % tahun dan
sulit untuk dicapai ke#anyakan kelas sains dalam waktu yang singkat
$@nderson, *++*' 1ell )
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
11/35
mereka lihat. Tujuan dari in8uiry otentik adalah untuk mem#angun dan
menguji model teoritis dan menjelaskan mekanisme dari suatu kejadian
yang #elum dio#servasi. 1er#eda dengan hal terse#ut, tujuan in8uiry
sederhana adalah untuk mengo#servasi o#jek dengan maksud untuk
mendeskripsikan perilakunya. 7n8uiry otentik mem#utuhkan korelasiantara teori dengan data dimana data terse#ut digunakan untuk
mengevaluasi se#uah teori, walaupun dalam #e#erapa kasus ditemukan
#e#erapa penyimpangan pada kumpulan data. Kesimpulan yang diajukan
oleh siswa yang #erhu#ungan se#a#!aki#at dengan hipoteis sangat
#erperan dalam proses ini. $Gil#ert ) (einer, *+++/.
Tim#ul sejumlah masalah ataupun pertanyaan saat pengajaran
#er#asis in8uiry ini di#ahas. -asalah pertama adalah tentang cara
mengimplementasikan pengajaran #er#asis in8uiry ini dalam kurikulum.
"ada umumnya para peneliti yakin #ahwa pengajaran dan pem#elajaran#er#asis in8uiry harusnya #er#asis pada se#uah proyek. Ketiga jenis
aktivitas in8uiry sangatlah esensial $Chinn ) Hmelo!Silver, *++*/,
termasuk desain eksperimen yang terstruktur $Khishe ) Aouad, *++*/,
mendiskusikan hasil $Halpern, %&&5' Kuhn, %&&&/, dan mere:eksikan
proses in8uiry $Toth, Suthers, )
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
12/35
"ertama, in8uiry sering menim#ulkan komunikasi dengan para ahli
dengan #er#agi tentang strategi dan keterampilan pemecahan masalah.
Kedua, in8uiry dapat meningkatkan motivasi karena para siswa memiliki
wewenangnya sendiri dalam memecahkan masalah. Ketiga, in8uiry
menghadirkan re:eksi diri, suatu komponen kunci dalam metakognisi$0avis, *++6/.
Selain itu dalam rangka menghasilkan output yang positi, #e#erapa
kendala dalam pengajaran in8uiry telah teridenti9kasi. Salah satunya
adalah masalah dalam melatih guru agar mampu menerapkan
pem#elajaran in8uiry yang eekti $indschitl, *++*/. Kendala yang kedua
adalah kurangnya persetujuan antara guru!guru yang #erpartisipasi
dengan perwakilan orang tua dalam penggunaan strategi in8uiry ini.
1e#erapa tujuan pem#elajaran in8uiry pada saat ini masih diragukan
untuk dapat diterapkan pada skala yang le#ih luas. Kendala yang ketigaadalah pada saat ini ada #anyak hal yang le#ih di#utuhkan dalam
mengem#angkan kurikulum di#andingkan pengajaran in8uiry. Kendala!
kendala ini dapat menye#a#kan #e#erapa masalah #agi para pendidik
untuk menerapkannya.
Kolaborasi antara Siswa dengan %uru
Kola#orasi dalam #agaimanapun #entuknya merupakan #agian
penting dan esensial dalam kependidikan. Selama satu dekade terakhir,model pem#elajaran sosiokultural seperti situated learning $
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
13/35
antara siswa dengan tingkat prestasi yang sama le#ih eekti
di#andingkan dengan kola#orasi guru!siswa karena le#ih memungkinkan
untuk mendiskusikan strategi pada tingkatan yang le#ih ringan $Aeldman,
Camp#ell ) niversity oleh
Dric -aIur $http=BBgalileo.harvard.eduBgalileoBlgmBpi/ adalah contoh model
kola#orasi siswa yang #aik untuk skala pem#elajaran sains yang le#ih
#esar. Garis pedoman untuk suatu kelompok juga telah dirumuskan oleh
e## dan "alincsar $%&&2/
Kola#orasi antara guru juga sangat penting. 0ua langkah untuk
menim#ulkan kola#orasi ini adalah dengan cara pem#inaan antarlevel dan
http://galileo.harvard.edu/galileo/lgm/pihttp://galileo.harvard.edu/galileo/lgm/pi
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
14/35
co!teaching. "em#inaan antarevel merupakan pem#inaan yang dilakukan
oleh guru yang telah #erpengalaman kepada guru yang kurang
#erpengalaman, yang #iasanya merupakan #agian dari suatu pelatihan
$Aeldman, Camp#ell )
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
15/35
#erpikir kritis yang meli#atkan kegiatan mengumpulkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengintegrasikan inormasi dengan tujuan untuk
menarik se#uah kesimpulan. "eneliti memandang tiga tipe strategi ini
se#agai tiga tingkatan. Strategi kogniti di#utuhkan untuk melangsungkan
se#uah pem#elajaran. Strategi pemecahan masalah le#ih di#utuhkanuntuk memahami sesuatu secara le#ih mendalam. Strategi #erpikir kritis
le#ih kompleks lagi dan sangat penting dalam mem#uat se#uah
keputusan. Keterampilan #erpikir kritis juga penting dalam rangka
memunculkan pemahaman metakogniti $Kuhn, %&&&/. Strategi kogniti
mem#uat siswa memilih strategi #elajarnya dengan eekti. Sedangkan
strategi pemecahan masalah $pro#lem solving/ dan #erpikir kritis $critical
thinking/ mem#uat siswa untuk mengatur pem#elajarannya melalui
keterampilan metakognitinya, seperti mem#erikan #er#agai solusi atas
suatu permasalahan, menguji, dan mengevaluasi solusi terse#ut. 0i
#awah ini kami merumuskan dan mem#andingkan ketiga tipe strategi ini
Strategi kognitif . @da #anyak jenis strategi kogniti yang diajarkan dalam
se#uah kelas sains. Salah satu strategi yang umum adalah dengan
menggunakan analogi untuk mem#antu siswa menghu#ungkan konsep
yang akan dipahami dengan konsep yang se#elumnya telah ia pahami
$Chinn ) 1rewer, %&&6/. Sejumlah studi telah menguji pengaruh penarikan
analogi antara sistem peredaran darah manusia dengan pipa saluran air
$Chinn ) -alhorta, *++*/. "ada umumnya, penggunaan analogi untukmenghu#ungkan pemahaman siswa mempunyai pengaruh positi
terhadap kegiatan pem#elajaran $1aker )
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
16/35
Chapman $%&&2/ mengindikasikan #ahwa tingkat ke#erhasilan
penggunaan strategi instruksi ini sangat tinggi. Strategi instruksi sangat
#erguna #agi siswa tingkat dasar dan sangat eekti ketika dikom#inasikan
dengan #e#erapa strategi yang #erhu#ungan. 1erdasarkan analisis
terse#ut, Hattie dkk $%&&2/ mengemukakan #e#erapa kriteria dalamstrategi kogniti, yaitu= self-cecking, menciptakan lingkungan #elajar
yang #aik, merencanakan dan menetapkan tujuan, mereview,
menyimpulkan, dan #erdiskusi dengan guru atau teman sejawat. 0ole,
0uEy, (oehler, dan "earson $%&&%/ merekomendasikan ; kriteria dalam
strategi pem#elajaran yang mencakup menentukan apa saja yang penting
untuk dipelajari, menyimpulkan, menarik adanya hu#ungan, mem#uat
pertanyaan se#elum dan sesudah pem#elajaran, dan memantau
pemahaman terhadap suatu konsep. Selain itu, sejumlah tenaga pendidik
telah mengajukan #er#agai #entuk strategi untuk meningkatkan
pem#elajaran $1rooks ) Crippen, *++%' Kahle ) 1oone, *+++/ dan
kesadaran metakogniti $1eeth, %&&4' Koch, *++%/. 1aird dan hite $%&&2/
mengajukan empat komponen dari Pro*ect for )nancing )+ective
$earning $"DD
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
17/35
la#oratoris yang terstruktur, dan dukungan dari teman sejawat $Dricsson,
%&&2/. "enggunaan strategiBalgoritma pemecahan masalah yang
sistematis juga sangat penting. Gam#ar di atas menunjukkan suatu
strategi yang meli#atkan keterampilan mengidenti9kasi masalah,
menggam#arkan masalah, memilih strategi dan solusi yang sesuai, danmengevaluasi solusi. Gam#ar di atas juga menunjukkan adanya umpan
#alik yang #erputar terus menerus. Satu putaran terjadi ketika para pakar
memiliki pengetahuan yang skematis yang mem#uat mereka memiliki
cara tertentu dalam mencari solusi dari suatu permasalahan. 0ua putaran
lainnya terjadi ketika se#uah solusi ter#ukti gagal dan individu harus
menggam#arkan permasalahan dan merumuskan solusi kem#ali.
"enelitian se#elumnya mem#eri kesan #ahwa siswa dapat mengam#il
manaat yang #anyak dari kegiatan pemecahan masalah. "engajaran
melalui strategi umum seperti yang ditampilkan pada gam#ar di ataskurang eekti di#andingkan pengajaran melalui pemecahan masalah
yang representati pada situasi tertentu. Chang $%&&&/ menemukan
#ahwa latihan pemecahan masalah selain dapat meningkatkan
kemampuan problem solving juga dapat meningkatkan transer
pengetahuan. 0hillon $%&&5/ juga menemukan #ahwa instruksi dan
pemodelan ase representasi pada problem solving sangatlah #erguna.
"enelitian se#elumnya juga mem#erikan kesan #ahwa setidaknya ada
tiga prinsip instruksional umum dalam meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah $Chang, %&&&' HuEman, %&&4/. "rinsip pertamaadalah memasilitasi perolehan pengetahuan tingkat tinggi yang
mem#utuhkan strategi sedemikian rupa dan pandangan yang sesuai akan
pengetahuan. @gar hal terse#ut dapat dilakukan, para siswa harus
memperoleh se#anyak mungkin pengetahuan tingkat tinggi dengan cara
yang see9sien mungkin melalui petunjuk yang terstruktur dari para pakar,
dan juga praktik yang re:ekti atas arahan dari guru atau teman sejawat.
"rinsip kedua adalah mengem#angkan kesadaran dalam strategi
pemecahan masalah yang sesuai dengan tipe permasalahan yang akan
dipecahkan. Salah satu caranya adalah melalui guru yang mencontohkanmetode pemecahan masalah yang sering digunakannya. "rinsip ketiga
adalah dengan menggunakan #entuk yang representati dengan sedapat
mungkin mengeliminasi konsep!konsep yang kurang di#utuhkan.
(epresentasi ini dapat #er#entuk ta#el, diagram, diagram kausal,
kronologi, ds#. Salah satu hal yang cukup penting adalah mengu#ah
inormasi dalam #entuk kata!kata menjadi model!model representasi
seperti yang dise#utkan di atas $Gunston ) -itchell, %&&5' "erkins, %&&6/.
Strategi pemecahan masalah ini dapat meningkatkan kemampuan
metakogniti dan regulasi diri karena mem#uat siswa mengalokasikan
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
18/35
sum#er inormasi yang ter#atas untuk dapat memecahkan masalah
dengan le#ih e9sien $1utler ) inne, %&&;' Kahle ) 1oone, *+++/.
#erpikir kritis, -engem#angkan kemampuan #erpikir kritis dalamkelas sains merupakan pekerjaan yang menantang. Halpern $%&&5/ dan
Kuhn $%&&&/ telah menyusun tulisan secara ekstensi tentang cara!cara
meningkatkan keterampilan #erpikir kritis. Keterampilan #erpikir kritis
mencakup identi9kasi inormasi yang relevan, mem#angun argumen,
menguji kredi#ilitas inormasi dan hipotesis, dan mengajukan kesimpulan
yang logis $1running dkk, *++6' Kuhn, %&&%' osniadou, %&&/. @dalah hal
yang sangat penting untuk mem#antu siswa mengem#angkan
kemampuan metakognitinya melalui re:eksi eksplisit dan latihan
memantau cara #elajarnya. Se#agai contoh, 0elclos dan Harrington
$%&&%/ menguji kemampuan siswa kelas ; dan kelas 2 dalam mengatasi
masalah pada komputer. Sepertiga dari mereka memperoleh keterampilan
memecahkan masalah yang spesi9k, sepertiga yang lain memperoleh
keterampilan problem solving #eserta latihan pemantauan diri $self-
monitoring/, sedangkan sepertiga yang lain tidak memperoleh
keterampilan apa!apa. Kelompok kedua dapat memecahkan
permasalahan yang sulit le#ih #anyak daripada * kelompok lain dan juga
tidak mem#utuhkan waktu lama untuk mengatasinya.
1lank $*+++/ mengajukan model #erpikir kritis dalam sains yang iase#ut dengan siklus pem#elajaran metakogniti, metacognitive learning
cycle $-
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
19/35
kola#orasi memainkan peranan penting dalam memunculkan perspekti
alternati terse#ut. Selain itu, 3ichols dkk $%&&4/ mengidenti9kasi
sejumlah perangkat pem#elajaran yang dapat memunculkan re:eksi kritis
dan metakognisi di dalam kelas, termasuk portoolio, jurnal, dan studi
kasus.
Pengembangan Model Mental Mental Model. dan Pengubaan Konsep
Salah satu cakupan yang mendalam dalam pendidikan sains dan
komponen kunci dalam in8uiry otentik adalah memahami #agaimana cara
mem#antu siswa dan guru mem#angun model mental dari #er#agai
enomena sains dan peranan kemampuan metakogniti dalam proses
terse#ut $1eeth, %&&5' Gunstone ) -itchell, %&&5/. Hogan dan Thomas
$*++%/ #erpendapat #ahwa model mental di#utuhkan untuk dapat #erpikirmetakogniti untuk sistem yang le#ih kompleks. Tanpa model mental,
ke#anyakan siswa mengalami kesulitan dalam mere:eksikan enomena
kompleks dan se#agai konsekuensinya mereka akan sulit memantau dan
mengatur cara #elajarnya masing!masing.
Hogan dan Thomas $*++%/ mengemukakan adanya sejumlah
per#edaan antara pakar dengan pemula dalam mem#angun model
mental pada enomena tertentu. Dmpat komponen dari proses konstruksi
model terse#ut antara lain konstruksi model, kuanti9kasi model,
interpretasi model, dan revisi model. "ada umumnya, para pakar yangmem#angun model mental ini okus pada keterkaitan komponen terse#ut,
sedangkan para pemula hanya okus pada salah satu komponen saja.
"er#edaan ini dapat terjadi karena hal yang oleh Hogan dan Thomas
dise#ut se#agai epistemologi pemodelan $keyakinan yang dianut
sesorang tentang kegunaan dan kredi#ilitas suatu model/. Sayangnya,
penelitian terdahulu mengungkapkan #ahwa ke#anyakan guru sains tidak
mempunyai keterampilan yang #aik dalam menggunakan model mental
$1eeth, %&&4' Kuhn, %&5&' an 0riel ) erloop, %&&&/. 3amun, teknologi
#erperan penting se#agai media untuk mengkonkritkan model mentalsehingga dapat mem#erikan inormasi tam#ahan kepada guru untuk
mem#erikan umpan #alik yang terstruktur.
-emahami dan mem#angun model mental merupakan komponen
esensial dalam pem#elajaran sains. 3amun, mungkin saja seorang siswa
mem#angun model mental yang tidak sesuai yang gagal menarik
hu#ungan penting antarkomponen sehingga menye#a#kan diam#ilnya
kesimpulan yang tidak akurat. 0alam #e#erapa kasus, para guru
mengalami dilema akan pengu#ahan konsep, yaitu #agaimana cara
mengu#ah pemahaman siswa ataupun guru lainnya. Ke#anyakan
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
20/35
permasalahan ini telah di#ahas oleh "osner, Strike, Hewson, dan GertIog
$%&5*/. "engu#ahan konsep ini tidak mungkin terjadi tanpa meli#atkan
adanya kon:ik intelektual. Ke#anyakan model pengu#ahan konsep ini
mencakup rangkaian peru#ahan konsep mulai dari yang sederhana ke
konsep yang kompleks $Chinn ) 1rewer, %&&6' Chinn ) -alhorta, *++*/.0ilema yang dialami oleh guru terse#ut adalah dalam memilih antara
mem#antu siswa menstruktur ulang pengetahuannya mulai dari konsep
yang paling sederhana atau langsung mengu#ah konsep yang kompleks
$"intrich, -arF, ) 1oyle, %&&6/. "ara pakar setuju #ahwa tingkat
ketidakseim#angan kemampuan kogniti itu diperlukan, walaupun hal
terse#ut tidak dapat mengatasi ketidakseim#angan terse#ut $Chinn )
1rere, %&&6' Gunstone ) -itchell, %&&5' "intrich dkk, %&&6/. Tingkatan
yang le#ih tingi pada ketidakseim#angan kogniti terse#ut dapat
memasilitasi peru#ahan konsep, walaupun terdapat per#edaan yang
mendasar antara pelajar yang le#ih tua dengan yang le#ih muda. Salah
satu pendekatan yang umum digunakan adalah dengan meminta siswa
untuk memeragakan data yang menyimpang $3iaI, *++%' 3ieswandt,
*++%' 3ovak, *++*' Shepardson, %&&&/. -em#angun model mental
#erdasarkan data dari materi dan petunjuk la#oratoris sangatlah #erguna
karena dapat menim#ulkan strategi penggunaan, re:eksi, dan evaluasi
$eaver, %&&5/.
"eru#ahan konsep yang murni meli#atkan setidaknya tiga tingkatan
yang #er#eda, antara lain mengungkapkan prakonsepsi siswa, mem#uatkon:ik konsep, dan mendorong akomodasi kogniti. "enelitian se#elumnya
mengemukakan #ahwa usaha guru dalam melangsungkan diskusi dan
kola#orasi #ersama siswa merupakan salah satu cara untuk
mengungkapkan prakonsepsi siswa. Strategi lainnya adalah dengan cara
menggunakan kiasan untuk mengungkapkan prakonsepsi siswa $To#ins )
Tippins, %&&2' Thomas ) -c(o##ie, %&&&, *++%' osniadou, %&&/.
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
21/35
proses in8uiry se#agai sarana konstruksi dan pem#uatan mental model
se#agai media komunikasi kola#orati untuk memperagakan teknik tingkat
tinggi dan untuk mem#erikan umpan #alik dalam pemecahan masalah.
0alam kapasitas ini, teknologi dapat mendukung regulasi diri dengan
#erungsi se#agai= alat representasi pengetahuan, kerangka kogniti,mesin umpan #alik, dan sarana komunikasi kola#orati.
"engem#angan dan penggunaan strategi kogniti seperti pem#uatan
representasiBmodel dapat diasilitasi dengan #aik menggunakan teknologi
$Jonassen, Carr, ) uch, %&&5/. Siswa dapat menggunakan sotware
jaringan semantik untuk mewakilkan pemahamannya terhadap enomena
kompleks se#elumnya se#elum, saat, dan sesudah pengajaran. 0ua
representasi dimensional ini mengilustrasikan pentingnya hu#ungan
antara konsep $pengetahuan yang terstruktur/ dan dapat digunakan untuk
mem#antu siswa dalam memperagakan pemikirannya secara eksplisitmelalui media yang dapat diper#arui selama pemahaman siswa terus
#erkem#ang. Selain itu, teknologi dapat digunakan untuk memunculkan
aktivitas metakogniti seperti planning dan monitoring $"untam#ekar,
%&&;/. "ntam#ekar dan du1oulay $%&&4/ mengem#angkan se#uah sistem
instruksional #er#antuan komputer yang dinamakan Metacognition in
Studying from 'exts $-7ST/ untuk melatih siswa dalam mere:eksikan apa
yang mereka #aca dan untuk memantau pemahaman mereka.
Teknologi dapat diimplementasikan se#agai perangkat kogniti untuk
pemula. 3amun juga penggunaan teknologi dapat digunakan dalamstrategi pemecahan masalah tingkat tinggi dan umpan #alik #erkaitan
dengan perorma tiap individu dapat digeneralisasikan. 0engan
meli#atkan siswa dalam strategi #elajar tingkat tinggi seperti pada contoh
ini dapat meningkatkan kemampuan metakognisi dan pemecahan
masalah siswa $@tkinson dkk, *+++/. Contoh ini dapat digeneralisasikan
sepanjang siswa #elajar melalui materi yang sama. Hal ini dapat
dipandang se#agai perwakilan pemodelan guru se#agai strategi
instruksional.
Sistem penilaian elektronik yang mem#erikan pengetahuan instan
tentang hasil dan kinerja #eserta umpan #alik kepada siswa ter#ukti
eekti untuk meningkatkan kinerja pem#elajaran sains mereka $0uresne
dkk, *++*' "enn, 3edeE, GoIdIik, *+++/. Sistem ini dapat menyajikan
ungsi metakogniti #agi siswa yang menggunakannya se#agai feedback ,
dan juga dapat mengelompokkan siswa #erdasarkan pada pola respons
mereka, serta termasuk saran yang dapat mem#uat keterampilan kogniti
siswa terlihat jelas $1utler ) inne, %&&;/. 0esain instruksional seperti di
atas kini menjadi perhatian serius karena implikasinya terhadap kinerja
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
22/35
siswa dan ter#atasnya kemampuan kerja para pendidik $1rooks ) Crippen,
*++%/.
-emecahkan masalah menggunakan analisis data, sarana visualisasi
dan organisasi seperti lem#ar kerja dan dynagram $dynamic diagram,
diagram dinamis/, menjadikan siswa terokus pada isu pemecahanmasalah yang le#ih #esar saat memperoleh inormasi tertentu $hu#ungan,
prosedur, dan data/ dan mengintegrasikannya pada mesin. -elalui cara
ini, siswa le#ih mampu memokuskan sum#er kognitinya dalam
memantau dan mengevaluasi kualitas solusi permasalahan yang diajukan
$"ea, %&&6a/. Contoh dari sarana terse#ut adalah Simulator 0ynagram
ptis *!0 yang dikem#angkan untuk menyajikan representasi sim#olik
dan skenario optis yang digunakan untuk menguji permasalahan, yang
dihu#ungkan dengan cahaya dan lensa $"ea, %&&6#/.
0engan adanya siswa yang menggunakan teknologi untuk
menciptakan model statis dan dinamis merupakan cara untuk
memperluas dan memperkuat model mental mereka dan mendukung
kemampuan #erpikir kritis mereka $Stratord, %&&4/. "engintegrasian
hu#ungan ungsional dan kausal antara sistem yang dinamis dan
kompleks seperti iklim glo#al, transpor elektron, atau piringan tektonik
mem#utuhkan ke#eradaan model mental yang #erkualitas $Greca )
-oreira, *+++/. Sotware pemodelan komputer men#uat siswa untuk
menciptakan model analisis ungsional mereka. -odel ini dapat di#angun
se#agai representasi dari model mental atau representasi dari enomena9sik yang dapat dio#servasi. aria#el dalam model ini dapat dimanipulasi
dan pola!pola temporal di dalamnya dapat dianalisis dan di#andingkan
dengan hipotesis. Sama halnya dengan representasi semantik dari
pemikiran siswa yang dapat dimutakhirkan menjadi representasi yang
le#ih #aik untuk pemahaman mereka, model dinamis dari enomena 9sik
dapat pula ditingkatkan terus!menerus selama enomena terse#ut
#eru#ah. -em#angun model menggunakan komputer harus dapat
menjadikan siswa mampu mengevaluasi kegiatan pem#elajaran mereka
secara metakogniti.
Komunikasi elektronik dan sarana kola#orasi seperti e!mail, chat, dan
diskusi dalam #entuk thread mendukung regulasi diri dalam #er#agai
cara. Salah satu sarana kola#orasi terse#ut adalah /omputer Supported
"ntentional $earning )nvironment $CS7
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
23/35
Keyakinan %uru dan Siswa
Keyakinan memainkan peranan krusial dalam pem#elajaran sains, #aik
#agi guru maupun siswa $-c(o##ie ) Thomas, *+++' (oth ) To#in, *++%/.
D9kasi diri dan keyakinan epistemologik mempunyai tingkat kepentingan
tertentu. D9kasi diri merujuk pda tingkatan yang dicapai oleh individu saatmerasa mampu mengerjakan suatu tugas ataupun tujuan $1andura,
%&&4/. D9kasi diri pada tingkatan yang le#ih tinggi menghasilkan
keterli#atan tinggi seseorang dalam menjalankan se#uah tugas yang sulit
dan ketekunan yang tinggi. D9kasi diri sangat penting karena pada
umumnya siswa kehilangan kepercayaan diri dan ketertarikan seiring
dengan meningkatnya usia $"ell ) Jarvis, *++%/. 7nstruksi yang eekti,
peer modeling, dan komunitas pem#elajaran kooperati, kesemuanya
#ertujuan untuk meningkatkan e9kasi diri siswa $"ajares, %&&2/. >mpan
#alik inormasi yang mendetail meningkatkan e9kasi diri siswa, terutamaketerampilan mengatur diri $self-regulatory / dan metakognisi $1utler )
inne, %&&;' hite, %&&5/.
@da sejumlah aktor yang mempengaruhi e9kasi diri guru. Salah satu
di antaranya adalah keyakinan mengenai enomena sains, seperti struktur
dan sistem tata surya $Schoon ) 1oone, %&&5/. Guru dengan tingkat
e9kasi diri yang rendah memiliki le#ih sedikit konsep alternati yang
relevan terhadap suatu materi daripada guru dengan tingkat e9kasi diri
tinggi. @kses menuju pengajaran #erkualitas tinggi meningkatkan tingkat
e9kasi diri guru $(amey!Gassert, Shroyer, ) Staver, %&&5/. Selain itu,pengalaman kooperati meningkatkan e9kasi diri, terutama ketika guru
dengan e9kasi diri rendah #erpartisipasi #ersama guru dengan e9kasi diri
tinggi $Cannon ) Scharmann, %&&2/. 1antuan dan dukungan dari sesama
guru dan tenaga administrasi sangat penting dan #erpengaruh terhadap
e9kasi diri. -elanjutkan pendidikan juga dapat mempengaruhi e9kasi diri,
walaupun sampai saat ini #elum diketahui apakah dengan melanjutkan
pendidikan dapat meningkatkan atau mengurangi e9kasi diri.
Keyakinan epistemologik mengacu pada pandangan indiidual tentang
asal usul se#uah pengetahuan $(einer ) Gil#ert, *+++/. "ara peneliti telah
mem#edakan antara pandangan hidup realisme dengan relativisme $Dl#y
) Hammer, *++%' Hammer ) Dl#y, *++*/. "aham realisme meyakini
#ahwa pengetahuan #ersiat sederhana, tetap, dan dapat diajarkan pada
tingkat pem#elajaran yang le#ih luas. Sedangkan paham relativisme
percaya #ahwa pengetahuan tidak tetap, #eru#ah!u#ah, dan harus
di#eda!#edakan antara tiap individu.
Siswa dengan pandangan hidup realisme dicirikan dengan keyakinan
yang sederhana dan cenderung memiliki prestasi #elajar yang le#ihsedikit daripada siswa dengan pandangan hidup relativisme $Hoer )
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
24/35
"intrich, %&&4' King ) Kitchener, %&&' Schommer!@ikins, *++*/. Jehng,
Johnson, dan @nderson $%&&6/ menemukan #ahwa keyakinan
epistemologik #er#eda antara tiap tingkatan #elajar, seperti antara
sarjana dengan mahasiswa yang #elum sarjana. Siswa dengan disiplin
ilmu seperti kemanusiaan cenderung yakin #ahwa pengetahuan #ersiattidak tetap di#andingkan dengan siswa dengan disiplin ilmu 9sika.
0i#andingkan dengan mahasiswa #elum sarjana, seorang sarjana
cenderung yakin #ahwa pengetahuan #ersiat tidak tentu dan
#erkem#ang tahap demi tahap $mereka tidak percaya adanya !uick
learning/. 1endiFen, Schraw, dan 0unkle $%&&5/ menumukan #ahwa
keyakinan epistemologik #erhu#ungan dan moral. Setiap individu
mengadopsi keyakinan yang kompleks, #ahwa pengetahuan #erkem#ang
secara #ertahap pada tingkatan yang le#ih tinggi. Kardash dan Scholes
$%&&2/ melaporkan #ahwa keyakinan akan pengetahuan yang tetap
#erhu#ungan dengan perolehan skor yang rendah. 0engan demikian,
penemuan!penemuan di atas mem#eri kesan #ahwa siswa dengan
keyakinan epistemologik yang le#ih modern cenderung mere:eksikan
suatu masalah dan mampu menyajikan kesimpulan yang modern.
Kuhn dkk $Kuhn, %&&%' Kuhn, Cheney, ) einstock, *+++/ menemukan
#ahwa keyakinan epistemologik #erhu#ungan dengan kemampuan
seseorang untuk #erargumen secara persuasi dan untuk menggunakan
keterampilan metakognitinya dan pengetahuan tentang regulasi diri
dalam pem#elajaran. 0alam studi di atas, individu diklasi9kasikan menjadiseorang yang a#solutis $seseorang yang percaya #ahwa pengetahuan
#ersiat #enar atau salah mutlak/, multiplis $seseorang yang percaya
#ahwa pengetahuan #ergantung pada #er#agai aktor/, atau evaluati
teoris $seseorang yang percaya #ahwa pengetahuan #ersiat relati yang
dipengaruhi oleh aktor!aktor situasional/ didasarkan pada keyakinan
mereka mengenai siat kepastian pengetahuan. Dvaluati teoris cenderung
menerima aktaB#ukti untuk mendukung se#uah argumen di#andingkan
dengan a#solutis. Selain itu, di#andingkan dengan a#solutis, evaluati
teoris menggeneralisasikan sejumlah teori alternati yang logis dan
menampilkan argumen #alik yang le#ih #aik.
Keyakinan epistemologik guru mempengaruhi keputusan pedagogik
mereka $(ey#old, *++% (oth ) To#in, *++%' Scraw ) lason, *++*'
hite, *+++/. Se#agai contoh, guru dengan paham realis cenderung
mengandalkan #uku teks dan kurikulum yang telah distandarisasi,
menggunakan teks konvensional, meminimalisir pengalaman dalam
lapangan, dan mem#atasi peranan pengujian hipotesis dan eksperimen
$1ell )
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
25/35
Guru dengan paham epistemologik yang sederhana jarang
mengadakan kegiatan yang menantang di kelasnya. Salah satu masalah
di dalam kelas yang diajarkan guru dengan paham ini adalah karena
mereka menyampaikan dan menggam#arkan sains se#agai hal yang
statis, sehingga hanya dapat dicerna oleh #e#erapa siswa yang kapa#el$1ell )
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
26/35
mengimplementasi dan memantau strategi yang digunakan, dan
mengevaluasi tujuan pem#elajarannya. Topik ketiga, pelajar yang self-
regulated menggunakan #er#agai strategi secara :eksi#el,
memper#anyak strategi terse#ut dengan #er#agai keyakinan motivasional
yang adapti seperti e9kasi diri dan pandangan hidup epistemologis.>lasan ini meringkas tentang enam strategi instruksional yang dapat
memunculkan regulasi diri $self-regulation/ dengan cara mem#antu siswa
mengintegrasikan kemampuan kogniti, kesadaran metakogniti, dan
keyakinan epistemologisnya. @da #anyak cara untuk meningkatkan
kemampuan kogniti, metakogniti, dan motivasi ini. Ta#el di #awah
mem#erikan ringkasan tentang keenam strategi instruksional terse#ut
dalam rangka meningkatkan kemampuan kogniti, metakogniti, dan
motivasi
"roses kogniti "roses
metakogniti
"roses motivasi
7n8uiry -emunculkan
kemampuan
#erpikir kritis
melalui eksperimen
dan re:eksi
-eningkatkan
perencanaan,
pemantauan, dan
evaluasi secara
eksplisit
-em#erikan
pemodelan yang
cakap
Kola#oras
i
-emperagakan
strategi untuk para
pemula
-emperagakan
re:eksi diri
-endapatkan
dukungan sosial
dari temansejawat
Strategi -enggunakan
#er#agai jenis
strategi
-em#antu siswa
mem#angun
pengetahuan
kondisional
-eningkatkan
e9kasi diri untuk
#elajar
-odel
-ental
-em#erikan model
yang eksplisit untuk
dianalisis
-emunculkan
re:eksi dan
evaluasi eksplisit
dari contoh yangdiajukan
-emunculkan
penstrukturan
ulang dan
peru#ahanterhadap konsep Teknologi -engilustrasikan
kemampuan
dengan umpan #alik
-em#erikan
contohBmodel dan
menstimulasikan
data
-em#antu siswa
dalam menguji,
mengevaluasi, dan
merevisi se#uah
model
-em#erikan
sum#er inormasi
dan dukungan
kola#orati
Keyakina
n"ersonal
-eningkatkan
keterli#atan danketekunan siswa
-emunculkan
peru#ahan konsepdan re:eksi
-emunculkan
pemodelanepistemologi dari
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
27/35
ilmuwan dan
pakar
>lasan ini mengungkapkan #ahwa terdapat #e#erapa penelitian yang
telah mem#ahas tentang metakognisi dan regulasi diri $self-regulation/.Kami #erpendapat #ahwa self-regulation merupakan hal yang sangat
penting untuk semua pelajar dan pada umumnya literatur pendidikan
mendukung pendapat kami. Sekolah perlu mempersiapkan siswanya
untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dan mencapai domain akademik
lainnya se#aik mungkin. Kami merasakan adanya #anyak pekerjaan yang
harus dilakukan oleh guru saat ini dan pada masa yang akan datang untuk
memunculkan self-regulation dan penelitian se#elumnya tentang
metakognisi mem#erikan sejenis ajang untuk mulai mempromosikan dan
meneliti tentang sel!regulated learning. "enelitian se#elumnyamengemukakan ketika strategi instruksional ini telah diimplementasikan,
kualitas pem#elajaran sains dan prestasi #elajar akan meningkat. Kami
harap ulasan kami mendorong para pendidik dan peneliti untuk #erpikir
le#ih cermat tentang strategi yang akan digunakan pada se#uah
pem#elajaran.
Korespondensi= G. Schraw, >niversity o 3evada,
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
28/35
1andura, @. $%&&4/. Self-e8cacy9 'e exercise of control. 3ew ork=Areeman.
1eeth, -. D. $%&&4/. Teaching or conceptual change= >sing status as ametacognitive toolkit. Science )ducation& 7:$%/, 666;2.
1eeth, -. D. $%&&5/. Aacilitating conceptual change learning= The need or
teachers to support metacognition. 3ournal of Science 'eacer )ducation& ;$%/, &2%.
1ell, "., )
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
29/35
0avis, D. @. $*++6/. "rompting middle school science students orproductive re:ection= Generic and directed prompts. 'e 3ournal of te $earning Sciences& 1:$%/, &%%*.
0elclos, . (., ) Harrington, C. $%&&%/. DEects o strategy monitoring andproactive instruction on childrens pro#lem!solving perormance.
3ournal of )ducational Psycology& 74$%/, 6;*.0hillon, @. S. $%&&5/. 7ndividual diEerences with pro#lem!solving strategies
used in physics. Science )ducation& 7:$6/, 64&+;.0ole, J. @., 0uEy, G. G., (oehler,
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
30/35
Hammer, 0., ) Dl#y, @. $*++*/. n the orm o a personal epistemology. 7n1. Hoer ) ". (. "intrich $Dds./, Personal epistemology9 'e psycology of beliefs about knowledge and knowing $pp. %2&%&+/.-ahwah, 3J= Drl#aum.
Harrison, @. G., ) Treagust, 0. A. $%&&2/. Secondary students mental
models o atoms and molecules= 7mplications or teaching chemistry.Science )ducation& 76$;/, ;+&;6.
Hattie, J., 1iggs, J., ) "urdie, 3. $%&&2/. DEects o learning skillsinterventions on student learning= @ meta!analysis. Review of )ducational Researc& ==$*/, &&%62.
Hoer, 1. K., ) "intrich, ". (. $%&&4/. The development o epistemologicaltheories= 1elies a#out knowledge and knowing and their relation tolearning. Review of )ducational Researc& =5$%/, 55%+.
Hogan, K. $%&&&/. Sociocognitive roles in science group discourse."nternational 3ournal of Science )ducation& :1$5/, 5;;55*.
Hogan, K. $*+++/. DFploring a process view o students knowledge a#outthe nature o science. Science )ducation& 7
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
31/35
Khishe, (., ) Aouad, @. $*++*/. 7n:uence o eFplicit and re:ective versusimplicit in8uiry!oriented instruction on siFth graders views o natureo science. 3ournal of Researc in Science 'eacing& 4;$4/, ;;%;45.
King, ". -., ) Kitchener, K. S. $%&&/. 0eveloping re>ective *udgment . SanArancisco= Jossey!1ass.
King, @. $%&&/. Guiding knowledge construction in the classroom= DEectso teaching children how to 8uestion and how to eFplain. (merican)ducational Researc 3ournal& 41$*/, 665625.
Koch, @. $*++%/. Training in metacognition and comprehension o physicsteFts. Science )ducation& 72$2/, 4;5425.
Kuhn, 0. $%&5&/. Children and adults as intuitive scientists. PsycologicalReview& ;=$/, 2425&.
Kuhn, 0. $%&&%/. 'e skills of argument . Cam#ridge= Cam#ridge >niversity"ress.
Kuhn, 0. $%&&&/. @ developmental model o critical thinking. )ducationalResearcer& :7$%/, %2*2.
Kuhn, 0., ) einstock, -. $*++*/. hat is epistemological thinking andwhy does it matterL 7n 1. Hoer ) ". (. "intrich $Dds./, Personalepistemology9 'e psycology of beliefs about knowledge andknowing $pp. %+6%44/. -ahwah, 3J= Drl#aum.
Kuhn, 0., Cheney, (., ) einstock, -. $*+++/. The developmental o epistemological understanding. /ognitive 0evelopment& 12$6/, 6+&6*5.
K= Cam#ridge >niversity "ress.
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
32/35
3ovak, J. 0. $*++*/.-eaningul learning= The essential actor orconceptual change in limited or inappropriate prepositionalhierarchies leading to the empowerment o learners. Science)ducation& 7=$/, ;5;4%.
sman, -. D., ) Hanna9n, -. J. $*++%/. DEects o advance 8uestioning and
prior knowledge on science learning. 3ournal of )ducational Researc&2:$%/, ;%6. "ajares, A. $%&&2/. Sel!eMcacy #elies in academicsettings. Review of )ducational Researc& ==$/, ;6;45.
"ea, (. 0. $%&&6a/. "ractices o distri#uted intelligence and designs oreducation.
7n G. Salomon $Dd./, 0istributed cognitions9 Psycological and educationalconsiderations $pp. 454/. 3ew ork= Cam#ridge >niversity "ress.
"ea, (. 0. $%&&6#/.
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
33/35
"untam#ekar, S., ) du1oulay, 1. $%&&4/. 0esign and development o -7ST=@ system to help students develop metacognition. 3ournal of )ducational /omputing Researc& 1=$%/, %6;
(amaswamy, S., Harris, 7., ) Tschirner, >. $*++%/. Student peer teaching=@n innovative approach to instruction in science and engineering
education. 3ournal of Science )ducation and 'ecnology& 16$*/, %2;%4%.
(amey!Gassert,
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
34/35
Schraw, G., ) -oshman, 0. $%&&;/. -etacognitive theories. )ducationalPsycology Review& 5$/, 6;%64%.
Schraw, G., ) lason,
-
8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning
35/35
e##, 3. ., ) "alincsar, @. S. $%&&2/. Group processes in the classroom.7n 0. C. 1erliner ) (. C. Calee $Dds./, 'e andbook of educational psycology $pp. 5%546/. 3ew ork= -acmillan.
hite, 1. C. $*+++/. "re!service teachers epistemology viewed throughperspectives on pro#lematic classroom situations. 3ournal of
)ducation for 'eacing& :=$6/, *4&6+;.