terjemahan

14
 1 NUTRISI ENTERAL DINI vs NUTRISI ENTERAL TERTUNDA PADA PASIEN KRITIS Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi penatalaksanaan nutrisi enteral yang saat ini berlaku dan untuk menetapkan efek nutrisi enteral dini terhadap lama perawatan pasien non bedah di ICU. Pada penelitian observasional, prospektif ini pas ien-pasien ICU non b edah dievaluasi untuk menetapkan kandidat untuk menerima nutrisi enteral dini. Jika pasien dicalonkan untuk mendapatkan nutrisi enteral dan diperkirakankan tidak bisa makan melalui mulut dalam 48 jam, mereka dikelompokkan untuk menerima nutrisi enteral dini (dalam 24 jam pertama sejak masuk di ICU) atau nutrisi enteral tertunda. Tiga puluh enam pasien dicalonk an untuk menerima nutrisi en teral. Delapan belas men erima nutrisi enteral dini dan 18 menerima nutrisi enteral tertunda. Pada kelompok yang menerima nutrisi enteral tertunda, waktu rata-rata untuk memulai nutrisi enteral adalah 2.1 ± 4.8 hari. Rata-rata lama perawatan di ICU adalah 4.7 ± 3.5 hari pada kelompok nutrisi enteral dini dibandingkan 8.5 ± 8.3 hari pada kelompok nutrisi enteral tertunda. Meskipun lama perawatan di rumah sakit lebih singkat pada kelompok nutrisi enteral dini, namun hal ini tidak signifikan secara statistik (10.4 ± 6.9 vs 16.9 ± 11.5 hari). Lama penggunaan ventilator secara signifikan lebih singkat pada kelompok nutrisi enteral dini dibandingkan dengan nutrisi enteral tertunda (n = 30, 3.0 ± 4.2 vs 6.0 ± 9.2 hari). Insiden pneumonia baru lebih rendah pada kelompok nutrisi enteral dini (5.5% vs 44%), namun tidak ada perbedaan dalam hal terjadinya bakteremia. Mortalitas di rumah sakit lebih rendah pada kelompok nutrisi enteral dini (1 vs 7 kematian). Dengan adanya beberapa manfaat ini, nutrisi enteral dini dalam 24 jam pertama masuk ICU harus dilakukan oleh klinisi pada pasien non bedah di ICU, namun penelitian tambahan masih diperlukan. Kata kunci : nutrisi enteral, terapi nutrisi

Upload: yufapipi

Post on 17-Jul-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 1/14

 

1

NUTRISI ENTERAL DINI vs

NUTRISI ENTERAL TERTUNDA

PADA PASIEN KRITIS

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi penatalaksanaan nutrisi

enteral yang saat ini berlaku dan untuk menetapkan efek nutrisi enteral dini

terhadap lama perawatan pasien non bedah di ICU. Pada penelitian observasional,

prospektif ini pasien-pasien ICU non bedah dievaluasi untuk menetapkan

kandidat untuk menerima nutrisi enteral dini. Jika pasien dicalonkan untuk 

mendapatkan nutrisi enteral dan diperkirakankan tidak bisa makan melalui mulut

dalam 48 jam, mereka dikelompokkan untuk menerima nutrisi enteral dini (dalam

24 jam pertama sejak masuk di ICU) atau nutrisi enteral tertunda. Tiga puluh

enam pasien dicalonkan untuk menerima nutrisi enteral. Delapan belas menerima

nutrisi enteral dini dan 18 menerima nutrisi enteral tertunda. Pada kelompok yang

menerima nutrisi enteral tertunda, waktu rata-rata untuk memulai nutrisi enteral

adalah 2.1 ± 4.8 hari. Rata-rata lama perawatan di ICU adalah 4.7 ± 3.5 hari padakelompok nutrisi enteral dini dibandingkan 8.5 ± 8.3 hari pada kelompok nutrisi

enteral tertunda. Meskipun lama perawatan di rumah sakit lebih singkat pada

kelompok nutrisi enteral dini, namun hal ini tidak signifikan secara statistik (10.4

± 6.9 vs 16.9 ± 11.5 hari). Lama penggunaan ventilator secara signifikan lebih

singkat pada kelompok nutrisi enteral dini dibandingkan dengan nutrisi enteral

tertunda (n = 30, 3.0 ± 4.2 vs 6.0 ± 9.2 hari). Insiden pneumonia baru lebih rendah

pada kelompok nutrisi enteral dini (5.5% vs 44%), namun tidak ada perbedaan

dalam hal terjadinya bakteremia. Mortalitas di rumah sakit lebih rendah pada

kelompok nutrisi enteral dini (1 vs 7 kematian). Dengan adanya beberapa manfaat

ini, nutrisi enteral dini dalam 24 jam pertama masuk ICU harus dilakukan oleh

klinisi pada pasien non bedah di ICU, namun penelitian tambahan masih

diperlukan.

Kata kunci : nutrisi enteral, terapi nutrisi

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 2/14

 

2

Pasien-pasien kritis berisiko tinggi untuk mengalami malnutrisi akibat

hipermetabolisme akibat stress. Sebanyak 40% pasien sakit kritis mungkin akan

mengalami malnutrisi. Malnutrisi pada pasien sakit kritis terkait dengan

terganggunya fungsi imun dan ventilasi. Akibatnya, pasien ini akan mengalami

ketergantungan pada ventilator yang berkepanjangan dan meningkatkan risiko

morbiditas dan mortalitas akibat infeksi. Dukungan nutrisi adekuat yang

direkomendasikan adalah nutrisi enteral dini. Meskipun bukti adanya penurunan

lama perawatan dan perbaikan keluaran pasien, pertimbangan tentang variabilitas

untuk memulai nutrisi enteral telah dibahas dalam literatur.

Dibandingkan dengan nutrisi parenteral, nutrisi enteral dapat menjaga

integritas usus dan menurunkan komplikasi infeksi pada pasien kritis dengan

traktus gastrointestinal yang fungsional. Berdasarkan bukti yang ditemukan pada

berbagai uji klinik dan pedoman penatalaksanaan klinis saat ini, nutrisi enteral

harus dimulai dalam 24-48 jam sejak masuk ICU pada pasien yang diperkirakan

akan tetap di ICU dan tidak bisa makan melalui mulut minimal 48 jam. Pedoman

ini memperkuat konsensus lama yang mendukung pemberian nutrisi enteral

secepat mungkin pada pasien sakit kritis. Manfaat penerapan rekomendasi ini

sudah ditunjukkan oleh beberapa uji klinis.

Meskipun sudah banyak bukti yang mendukung pemberian nutrisi enteral

dini, namun masih banyak klinisi yang tetap ragu-ragu untuk memulai nutrisi

enteral dalam jangka waktu optimal karena takut akan komplikasi, misalnya

intoleransi, pneumonia atau diare. Oleh karena itu, kami mengevaluasi

pelaksanaan pemberian nutrisi enteral yang saat ini kami lakukan dan menetapkan

efek pemberian nutrisi enteral dini terhadap keluaran pasien-pasien ICU.

Hipotesis kami adalah pasien-pasien yang menerima nutrisi enteral dini yang tepat

akan menjalani lama perawatan yang lebih singkat dan perbaikan gejala

dibandingkan dengan pasien-pasien yang menerima nutrisi enteral tertunda.

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 3/14

 

3

Bahan dan metode

Kami melakukan penelitian observasional, prospektif di ICU Rumah Sakit

Methodist (MUH), sebuah institusi belajar yang besar yang berafiliasi dengan

Universitas Tennesse di Memphis. Penelitian ini disetujui oleh Lembaga Review

MUH. Oleh karena penelitian ini diobservasi secara alami, informed consent tidak 

diperlukan. Di ICU non bedah ini terdapat 16 tempat tidur dan merupakan satu

dari lima ICU yang ada di rumah sakit ini. Pasien yang masuk di ICU non bedah

antara November 2007 dan Februari 2008 dievaluasi. Nutrisi enteral diberikan

melalui pipa nasogastrik. Pasien berusia 18 tahun dan diperkirakan tidak bisa

makan melalui mulut › 48 jam diikutkan dalam penelitian ini. Pasien dieksklusi

bila mereka diperbolehkan makan setelah masuk ICU, menerima nutrisi parenteral

dalam 48 jam sejak masuk ICU, harapan hidup ‹ 48 jam (jika kematian terjadi

dalam 48 jam pertama), tinggal di ICU ‹ 48 jam, atau terdapat kontraindikasi

untuk diberikan nutrisi enteral. Pasien dianggap kontraindikasi terhadap nutrisi

enteral jika mengalami satu atau lebih gejala : mual dan muntah berat, diare berat,

sindrom malabsorpsi, reseksi usus halus yang signifikan, pankreatitis berat,

obstruksi usus, perforasi, peritonitis, infus dopamin intravena dengan kecepatan ›

10 mcg/kg/menit, atau infus norepinefrin dengan kecepatan › 10 mcg/menit. 

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek pemberian

nutrisi enteral dini atau nutrisi enteral tertunda terhadap lama perawatan di ICU.

Pasien yang menerima nutrisi enteral dengan kecepatan minimal 20ml/jam dalam

24 jam pertama sejak masuk ICU dikelompokkan dalam nutrisi enteral dini.

Tujuan tambahannya adalah mengevaluasi waktu untuk memulai nutrisi enteral

dengan kecepatan minimum (20ml/jam) dan menentukan efek nutrisi enteral dini

atau nutrisi enteral tertunda terhadap lama perawatan di rumah sakit, lama

penggunaan ventilator, risiko pneumonia, risiko infeksi aliran darah, dan

mortalitas di rumah sakit. Pneumonia baru didefinisikan sebagai infiltrat baru

pada foto polos dada (ditambah 2 dari : leukositosis, demam, sputum produktif),

lavase alveoli bronkial positif, atau aspirasi endotrakheal positif. Infeksi aliran

darah ditetapkan jika kultur darah positif selama di ICU.

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 4/14

 

4

Untuk mendeteksi efek samping dari pemberian nutrisi enteral, kami

mengumpulkan data insiden intoleransi gastrik, diare dan sinusitis. Intoleransi

gastrik ditetapkan jika residu › 200 ml. Residu diukur setiap 4 jam-protokol

standar di ICU kami. Diare ditetapkan jika terjadi beberapa kali buang air besar

yang encer yang dicatat oleh perawat dan/atau membutuhkan tes feses

Clostridium difficile. Sinusitis ditetapkan dengan foto polos atau CT scan

diagnostik.

Pengumpulan data. Saat masuk di ICU, pasien dievaluasi oleh investigator

tunggal sesuai kriteria inklusi diatas. Pasien di dua kelompok diikuti selama

dirawat di ICU oleh investigator yang sama setiap dua hari. Informasi dasar yang

diperoleh, termasuk tanggal dan jam ketika masuk ICU, umur, jenis kelamin,

indeks massa tubuh (IMT), komorbid dan skor APACHE II. Adanya pneumonia

 juga dievaluasi. Tanggal dan jam mulainya nutrisi enteral, formula enteral yang

digunakan, goal rate pemberian nutrisi enteral, persentase pencapaian goal rate,

volume residu harian, kejadian baru diare, lama penggunaan ventilasi, lama

perawatan di ICU, lama perawatan di rumah sakit, penggunaan terapi insulin

intensif, hasil laboratorium dan informasi diagnostik (suhu harian maksimal;

  jumlah leukosit; kadar kreatinin, albumin, prealbumin, dan C-reactive protein;

hasil kultur; dan foto polos dada), dan data mortalitas dikumpulkan selama

dirawat di ICU untuk mengevaluasi keluaran pasien. Informasi tentang

penggunaan agen prokinetik dan vasopresor juga dikumpulkan untuk menentukan

efeknya terhadap pemberian nutrisi enteral yang sesuai. Diagnosis keluar

diperoleh dari data elektronik setelah pindah ke perawatan. 

Goal rate nutrisi enteral ditetapkan berdasarkan penatalaksanaan standar

yang dilakukan oleh dietisyen di ICU. Hal ini dituliskan di status pasien dan di

rekam medik elektronik. Dietisyen menilai nutrisi enteral pasien setiap dua hari.

Tidak terdapat rekomendasi tentang waktu pemberian nutrisi.

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 5/14

 

5

 Analisis statistik

Tidak ada analisis  power  yang dilakukan pada penelitian ini oleh karena

terbatasnya jangka waktu pengumpulan data. Perbedaan data dasar dalam hal jenis

kelamin, ras, dan komorbid dievaluasi menggunakan uji Fischer/x². Uji Wilcoxon

digunakan untuk menentukan perbedaan yang signifikan dalam umur rata-rata,

IMT rata-rata, skor APACHE II dan kadar albumin pada data dasar. Waktu rata-

rata mulainya pemberian nutrisi enteral, waktu rata-rata pemberian enteral nutrisi

di ICU, persentase pasien yang menerima makanan lewat pipa pada hari ke tiga

pemberian nutrisi enteral, lama perawatan rata-rata di ICU, lama perawatan rata-

rata di rumah sakit, lama penggunaan ventilator rata-rata juga di uji dengan

Wilcoxon. Mortalitas di rumah sakit, kejadian pneumonia baru dan insiden infeksi

aliran darah dibandingkan dengan uji Fischer/x². Nilai p ‹ 0.05 digunakan sebagai

batas nilai signifikan.

Result

Selama penelitian, 146 pasien dievaluasi. Dari 146 pasien tersebut, 110

memenuhi 1 atau lebih kriteria eksklusi, sehingga tersisa 36 pasien (Gambar 1).

Alasan utama eksklusi adalah adanya asupan per oral dalam 48 jam pertama sejak 

masuk ICU. Dari 36 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, 18 pasien menerima

nutrisi enteral dini dan 18 pasien menerima nutrisi enteral tertunda, semuanya

melalui pipa nasogastrik. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada

karakteristik data dasar 36 pasien (Tabel 1). Beberapa pasien mempunyai

komorbid yang multipel.

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 6/14

 

6

Gambar 1. Inklusi pasien. PO, per oral; NE, norepinefrin; DA, dopamin; V/V/D,

nausea, vomitus, diare; ICU, intensive care unit; PN, nutrisi parenteral;

malabs/obstruct, malabsopsi/obstruksi.

Lima belas pasien dari masing-masing kelompok menggunakan ventilator

selama di ICU. Selain itu, dikumpulkan juga data tentang penggunaan vasopresor,

apakah diberikan sebelum dieksklusi atau setelah pemberian nutrisi enteral

dimulai. Dua pasien di kelompok nutrisi enteral dini dan 5 pasien di kelompok 

nutrisi enteral tertunda menggunakan vasopresor beberapa kali selama dirawat di

ICU. Terakhir, untuk menjelaskan keadaan penyakit pada setiap kelompok selama

perawatan, kami memaparkan diagnosis yang paling sering saat keluar dari ICU

pada Tabel 2.

Penyediaan nutrisi enteral. Nilai tengah waktu rata-rata untuk memulai nutrisi

enteral adalah 23.9 jam pada kelompok nutrisi enteral dini sebab lama perawatan

di rumah sakit tidak menunjukkan waktu yang tepat untuk memulai nutrisi enteral

(23.9 jam digunakan sebagai rata-rata yang representatif untuk membandingkan

dengan kelompok nutrisi enteral tertunda). Waktu untuk memulai nutrisi enteral

pada kelompok nutrisi enteral tertunda nilai tengahnya adalah 2.1 ± 4.8 hari

(p ‹ 0.0001; Tabel 3). Kelompok nutrisi enteral tertunda mengalami perawatan

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 7/14

 

7

ICU yang lebih lama dibandingkan dengan kelompok nutrisi enteral dini (8.0 ±

6.5 vs 3.0 ± 3.7 hari, p = 0.031). Kurang dari 50% pasien di kedua kelompok 

mencapai goal rate yang ditetapkan oleh dietisyen (Tabel 4). Waktu yang

diperlukan pasien untuk mencapai goal rate hampir sama pada kedua kelompok.

Sebaliknya, persentase maksimum pasien yang tidak mencapai goal rate adalah

70% pada kelompok nutrisi enteral dini dan 67% pada kelompok nutrisi enteral

tertunda.

Formula nutrisi enteral yang digunakan bervariasi tergantung keadaan

pasien dan dokter yang merawat. Sebagian besar(36%) menggunakan formula

isotonik, dan 28% pasien menggunakan formula diabetik. Formula renal juga

banyak digunakan (25%). Formula lain hanya digunakan oleh beberapa pasien.

Tabel 1 Karakteristik dasar pasien di ICU yang menerima nutrisi enteral

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 8/14

 

8

 Lama perawatan 

Rata-rata lama perawatan pasien di ICU (tujuan utama) secara signifikan lebih

singkat pada pasien yang menerima nutrisi enteral dini jika dibandingkan dengan

pasien yang menerima nutrisi enteral tertunda (4.7 vs 8.5 hari, p = 0.02; Gambar

2). Namun, penurunan lama perawatan di ICU tidak konsisten dengan penurunan

lama perawatan total di rumah sakit. Rata-rata lama perawatan di rumah sakit

tampaknya lebih singkat pada kelompok nutrisi enteral dini (10.4 hari)

dibandingkan dengan kelompok nutrisi enteral tertunda (16.9 hari), namun secara

statistik tidak ditemukan perbedaan signifikan (Gambar 3).

 Keluaran pasien

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, 15 pasien dari masing-masing

kelompok menggunakan ventilasi mekanik selama dirawat di ICU. Waktu rata-

rata penggunaan ventilator secara signifikan lebih singkat pada pasien yang

menerima nutrisi enteral dini (3 hari) dibandingkan dengan yang menerima nutisi

enteral tertunda (6 hari; p= 0.04; Gambar 4). Di samping itu, insiden pneumonia

baru secara signifikan lebih tinggi pada kelompok nutrisi enteral tertunda

dibandingkan dengan nutrisi enteral dini (44% vs 55.5%, p = 0.02). Delapan

pasien yang menderita pneumonia pada kelompok nutrisi enteral tertunda

menggunakan ventilasi mekanik selama dirawat di ICU. Perlu ditambahkan

bahwa 10 pasien pada kelompok nutrisi enteral dini dan 5 pasien pada kelompok 

nutrisi enteral tertunda mungkin sudah menderita pneumonia saat awal masuk di

ICU. Pasien dengan pneumonia saat masuk ICU ini tidak termasuk dalam insiden

pneumonia baru yang dilaporkan.

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 9/14

 

9

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 10/14

 

10

Kejadian infeksi aliran darah hampir sama pada kedua kelompok. Empat

pasien pada kelompok nutrisi enteral dini dan 5 pasien pada kelompok nutrisi

enteral tertunda mempunyai 1 atau lebih kultur darah yang positif. Perbedaan

antara kedua kelompok secara statistik tidak signifikan.

Mortalitas total di rumah sakit lebih tinggi pada pasien yang menerima

nutrisi enteral tertunda dibandingkan dengan yang menerima nutrisi enteral dini

(Gambar 5). Tujuh pasien pada kelompok nutrisi enteral tertunda meninggal saat

dirawat di perawatan dibandingkan dengan hanya 1 pasien yang meninggal pada

kelompok nutrisi enteral dini (p = 0.04). namun, mortalitas di ICU tidak signifikan

lebih rendah pada kelompok nutrisi enteral dini. Tiga dari 7 pasien pada kelompok 

nutrisi enteral tertunda meninggal di ICU, dibandingkan dengan hanya 1 pasien

yang meninggal pada kelompok nutrisi enteral dini (p = tidak signifikan).

 Komplikasi nutrisi enteral 

Kami juga mencoba menentukan bahwa intoleransi terhadap nutrisi enteral atau

kejadian diare lebih sering pada satu kelompok dibandingkan dengan kelompok 

lainnya. Dua pasien pada penelitian kami (masing-masing 1 pada tiap kelompok)

mengalami intoleransi terhadap nutrisi enteral dengan residu lambung › 200 ml.

Nutrisi enteral dihentikan pada 2 pasien (keduanya pada kelompok nutrisi enteral

tertunda) oleh karena intoleransi yang diidentifikasi berdasarkan pemeriksaan

fisik (distensi abdomen dan episode muntah); namun residu lambungnya ‹ 200 ml.

Kami mengevaluasi penggunaan agen prokinetik untuk menentukan apakah

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 11/14

 

11

penggunaannya lebih banyak pada satu kelompok dibandingkan dengan kelompok 

lainnya berdasarkan kejadian intoleransi. Agen prokinetik yang digunakan pada

penelitian ini hanya metoklopramid. Pada kedua kelompok, penggunaan

metoklopramid adalah sama (2 pasien di masing-masing kelompok). Dengan

demikian, kejadian intoleransi nampaknya sama antara kedua kelompok.

Tidak terdapat kejadian diare yang ditemukan sebelum masuk ICU.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, 4 pasien pada kelompok nutrisi enteral dini

dan 2 pasien pada kelompok nutrisi enteral tertunda mengalami diare selama

dirawat di ICU. Informasi ini ditentukan berdasarkan pengukuran subyektif 

seperti yang di sebutkan di bagian Bahan dan Metode. Berdasarkan informasi

dasar yang ada, kami tidak menemukan adanya peningkatan kejadian diare yang

signifikan antara kedua kelompok.

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 12/14

 

12

Akhirnya, kami menyelidiki insiden sinusitis untuk menentukan jika hal

ini lebih sering terjadi pada kelompok nutrisi enteral dini atau kelompok nutrisi

enteral tertunda. Hanya 2 pasien yang mengalami sinusitis pada penelitian ini.

Keduanya pada kelompok nutrisi enteral dini. Sebagai hasil akhir, kejadian

sinusitis tidak meningkat secara signifikan pada kedua kelompok.

Diskusi

Inisiasi nutrisi enteral dini memberi manfaat pada pasien-pasien bedah/trauma,

luka bakar, ventilasi mekanik dan pankreatitis. Pada pasein-pasien ini nutrisi

enteral dini tampak menurunkan lama perawatan, menurunkan mortalitas,

menurunkan risiko infeksi, mempersingkat lama penggunaan ventilator mekanik 

dan memperbaiki gejala klinis. Efek merugikan akibat malnutrisi telah dijelaskan,

termasuk keluaran yang jelek, peningkatan morbiditas infeksi, dan perawatan

yang lebih lama. Hasil penelitian kami sesuai dengan literatur yang sudah di

publikasikan sebelumnya. Kami menemukan bahwa nutrisi enteral dini

menurunkan lama perawatan di ICU, lama penggunaan ventilator, mortalitas di

rumah sakit dan kejadian pneumonia baru. Manfaat nutrisi enteral dini sudah jelas

pada penelitian kecil namun dengan populasi pasien yang beragam ini.

Meskipun nutrisi enteral dini (dalam 24 jam pertama masuk di ICU) telah

dipertimbangkan sebagai “penatalaksanaan terbaik” untuk pasien sakit kritis, Ilan

dkk menemukan beberapa pertimbangan dalam aplikasinya (72.4% pasien yang

memenuhi syarat). Kami juga menemukan variasi dalam memulai pemberian

nutrisi, hanya 50% pasien yang memenuhi syarat untuk menerima nutrisi enteral

dini. Di samping itu, inkonsistensi masih ditemukan dalam hal pencapaian goal 

rate, dimana ‹ 50% dari masing-masing kelompok yang menerima nutrisi sesuai

goal rate. Pada pasien-pasien yang tidak mencapai goal rate, hanya sekitar 65%

yang mencapai goal rate yang ditentukan oleh dietisyen. Hal ini sesuai dengan

laporan sebelumnya (65%) pada pasien-pasien non bedah/jantung di ICU.

Jelasnya, kami sudah mengidentifikasi hal yang harus diperbaiki pada institusi

kami, yang mirip dengan kurangnya dukungan nutrisi seperti yang telah

dilaporkan pada literatur sebelumnya.

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 13/14

 

13

Kami mencoba untuk menggambarkan derajat penyakit pada kedua

kelompok dengan mengumpulkan data tentang skor APACHE II dan diagnosis

setiap pasien saat keluar dari ICU. Kecepatan pemberian vasopresor lebih tinggi

pada kelompok nutrisi enteral tertunda dibandingkan dengan kelompok nutrisi

enteral dini, hal ini bisa menimbulkan hipotesis bahwa penyakit yang lebih berat

terdapat pada kelompok nutrisi enteral tertunda dibandingkan dengan kelompok 

nutrisi enteral dini. Beratnya penyakit akan menjelaskan lama perawatan di ICU

dan rumah sakit yang lebih panjang pada kelompok nutrisi enteral tertunda.

Namun, baik skor APACHE II maupun diagnosis saat keluar tidak mencerminkan

  jika pasien pada kelompok nutrisi enteral tertunda mempunyai penyakit yang

lebih berat. Faktanya, pasien pada kelompok nutrisi enteral dini umumnya berusia

lebih tua dan mempunyai beberapa komorbid sebelum masuk ICU. Perbedaan

dalam hal penggunaan vasopresor yang mungkin dianggap sebagai keterbatasan

penelitian ini, dan penelitian selanjutnya harus memperhitungkan perancu yang

potensial ini.

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penurunan mortalitasi di

ICU pada penelitian kami. Namun, ditemukan penurunan mortalitas di rumah

sakit. Dengan jumlah sampel yang kecil, tidak mengherankan jika perbedaan

dalam hal kematian di ICU tidak bermakna secara statistik. Pada pasien dengan

ventilasi mekanik, Artinian dkk menemukan penurunan baik mortalitas di ICU

maupun di rumah sakit pada pasien dengan penyakit yang lebih berat ( APACHE

II ≥ 25, SAPS II (Skor Fisiologi Akut yang Disederhanakan) ≥ 65, MPM -0

(Model Probabilitas Mortalitas) kemungkinan hidup ‹ 0.54). Pada penelitian kami

tidak dilakukan sub analisis terhadap beratnya penyakit, tetapi tampaknya pasien

dengan skor APACHE II yang lebih tinggi mendapatkan manfaat yang lebih besar

dibandingkan dengan pasien yang berpenyakit lebih ringan.

Risiko nutrisi enteral dini meliputi intoleransi dan pneumonia. Kami tidak 

menemukan peningkatan insiden keduanya pada pasien yang menerima nutrisi

dini. Juga tidak ditemukan peningkatan signifikan dalam hal penggunaan agen

prokinetik, diare atau sinusitis pada kelompok nutrisi enteral dini. Nutrisi enteral

dini berhubungan dengan penurunan insiden pneumonia. Kemungkinan hal ini

5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 14/14

 

14

terjadi akibat berkurangnya waktu penggunaan ventilator. Penelitian yang

dilakukan oleh Kompan dkk menemukan hasil yang serupa. Evaluasi terhadap

pasien kritis dengan trauma multipel menunjukkan bahwa pemberian makanan

enteral yang dimulai ‹ 24 jam setelah trauma terkait dengan sedikitnya masalah

intoleransi dan pneumonia nasokomial jika dibandingkan dengan makanan enteral

yang tertunda. Sebaliknya, nutrisi enteral dini meningkatkan pneumonia akibat

ventilator pada penelitian lain. Karena banyaknya pasien yang menderita

pneumonia saat masuk ICU pada kelompok nutrisi enteral dini, peningkatan

kejadian pneumonia baru akibat penggunaan ventilator sulit untuk dideteksi.

Meskipun penelitian ini menyarankan bahwa nutrisi enteral dini

memberikan banyak manfaat pada pasien ICU secara umum, harus hati-hati ketika

menganalisis data. Oleh karena ini adalah penelitian observasional, tidak ada

randomisasi. Populasi selama jangka waktu yang ditentukan juga kecil. Tidak 

dilakukan sub analisis untuk mendeteksi perbedaan populasi yang kemungkinan

akan menerima nutrisi enteral. Penelitian selanjutnya akan bermanfaat dengan

beberapa analisis. Peneliti mengalami kesulitan mendaftarkan dan mengevaluasi

semua pasien yang masuk di ICU selama 4 bulan masa penelitian. Dengan

demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin beberapa pasien tidak dianalisis.

Kesimpulan

Bukti menunjukkan perbaikan keluaran pasien berhubungan dengan penggunaan

nutrisi enteral dini pada populasi pasien sakit kritis yang berbeda. Hasil penelitian

kami memperkuat pemahaman kami tentang manfaat nutrisi enteral dini.

Manfaatnya jelas, meskipun ‹ 50% pasien pada masing-masing kelompok yang

dapat mencapai goal rate nutrisi enteral. Mengingat mudahnya implementasi

nutrisi enteral dini, biaya yang minimal dan bermanfaat bagi pasien dan rumah

sakit, nutrisi enteral dini harus diprioritaskan pada pasien kritis yang tepat. Data

seperti yang kami miliki dapat digunakan untuk menekankan pentingnya inisiasi

pemberian nutrisi pada jangka waktu yang optimal.