terjemahan
TRANSCRIPT
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 1/14
1
NUTRISI ENTERAL DINI vs
NUTRISI ENTERAL TERTUNDA
PADA PASIEN KRITIS
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi penatalaksanaan nutrisi
enteral yang saat ini berlaku dan untuk menetapkan efek nutrisi enteral dini
terhadap lama perawatan pasien non bedah di ICU. Pada penelitian observasional,
prospektif ini pasien-pasien ICU non bedah dievaluasi untuk menetapkan
kandidat untuk menerima nutrisi enteral dini. Jika pasien dicalonkan untuk
mendapatkan nutrisi enteral dan diperkirakankan tidak bisa makan melalui mulut
dalam 48 jam, mereka dikelompokkan untuk menerima nutrisi enteral dini (dalam
24 jam pertama sejak masuk di ICU) atau nutrisi enteral tertunda. Tiga puluh
enam pasien dicalonkan untuk menerima nutrisi enteral. Delapan belas menerima
nutrisi enteral dini dan 18 menerima nutrisi enteral tertunda. Pada kelompok yang
menerima nutrisi enteral tertunda, waktu rata-rata untuk memulai nutrisi enteral
adalah 2.1 ± 4.8 hari. Rata-rata lama perawatan di ICU adalah 4.7 ± 3.5 hari padakelompok nutrisi enteral dini dibandingkan 8.5 ± 8.3 hari pada kelompok nutrisi
enteral tertunda. Meskipun lama perawatan di rumah sakit lebih singkat pada
kelompok nutrisi enteral dini, namun hal ini tidak signifikan secara statistik (10.4
± 6.9 vs 16.9 ± 11.5 hari). Lama penggunaan ventilator secara signifikan lebih
singkat pada kelompok nutrisi enteral dini dibandingkan dengan nutrisi enteral
tertunda (n = 30, 3.0 ± 4.2 vs 6.0 ± 9.2 hari). Insiden pneumonia baru lebih rendah
pada kelompok nutrisi enteral dini (5.5% vs 44%), namun tidak ada perbedaan
dalam hal terjadinya bakteremia. Mortalitas di rumah sakit lebih rendah pada
kelompok nutrisi enteral dini (1 vs 7 kematian). Dengan adanya beberapa manfaat
ini, nutrisi enteral dini dalam 24 jam pertama masuk ICU harus dilakukan oleh
klinisi pada pasien non bedah di ICU, namun penelitian tambahan masih
diperlukan.
Kata kunci : nutrisi enteral, terapi nutrisi
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 2/14
2
Pasien-pasien kritis berisiko tinggi untuk mengalami malnutrisi akibat
hipermetabolisme akibat stress. Sebanyak 40% pasien sakit kritis mungkin akan
mengalami malnutrisi. Malnutrisi pada pasien sakit kritis terkait dengan
terganggunya fungsi imun dan ventilasi. Akibatnya, pasien ini akan mengalami
ketergantungan pada ventilator yang berkepanjangan dan meningkatkan risiko
morbiditas dan mortalitas akibat infeksi. Dukungan nutrisi adekuat yang
direkomendasikan adalah nutrisi enteral dini. Meskipun bukti adanya penurunan
lama perawatan dan perbaikan keluaran pasien, pertimbangan tentang variabilitas
untuk memulai nutrisi enteral telah dibahas dalam literatur.
Dibandingkan dengan nutrisi parenteral, nutrisi enteral dapat menjaga
integritas usus dan menurunkan komplikasi infeksi pada pasien kritis dengan
traktus gastrointestinal yang fungsional. Berdasarkan bukti yang ditemukan pada
berbagai uji klinik dan pedoman penatalaksanaan klinis saat ini, nutrisi enteral
harus dimulai dalam 24-48 jam sejak masuk ICU pada pasien yang diperkirakan
akan tetap di ICU dan tidak bisa makan melalui mulut minimal 48 jam. Pedoman
ini memperkuat konsensus lama yang mendukung pemberian nutrisi enteral
secepat mungkin pada pasien sakit kritis. Manfaat penerapan rekomendasi ini
sudah ditunjukkan oleh beberapa uji klinis.
Meskipun sudah banyak bukti yang mendukung pemberian nutrisi enteral
dini, namun masih banyak klinisi yang tetap ragu-ragu untuk memulai nutrisi
enteral dalam jangka waktu optimal karena takut akan komplikasi, misalnya
intoleransi, pneumonia atau diare. Oleh karena itu, kami mengevaluasi
pelaksanaan pemberian nutrisi enteral yang saat ini kami lakukan dan menetapkan
efek pemberian nutrisi enteral dini terhadap keluaran pasien-pasien ICU.
Hipotesis kami adalah pasien-pasien yang menerima nutrisi enteral dini yang tepat
akan menjalani lama perawatan yang lebih singkat dan perbaikan gejala
dibandingkan dengan pasien-pasien yang menerima nutrisi enteral tertunda.
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 3/14
3
Bahan dan metode
Kami melakukan penelitian observasional, prospektif di ICU Rumah Sakit
Methodist (MUH), sebuah institusi belajar yang besar yang berafiliasi dengan
Universitas Tennesse di Memphis. Penelitian ini disetujui oleh Lembaga Review
MUH. Oleh karena penelitian ini diobservasi secara alami, informed consent tidak
diperlukan. Di ICU non bedah ini terdapat 16 tempat tidur dan merupakan satu
dari lima ICU yang ada di rumah sakit ini. Pasien yang masuk di ICU non bedah
antara November 2007 dan Februari 2008 dievaluasi. Nutrisi enteral diberikan
melalui pipa nasogastrik. Pasien berusia 18 tahun dan diperkirakan tidak bisa
makan melalui mulut › 48 jam diikutkan dalam penelitian ini. Pasien dieksklusi
bila mereka diperbolehkan makan setelah masuk ICU, menerima nutrisi parenteral
dalam 48 jam sejak masuk ICU, harapan hidup ‹ 48 jam (jika kematian terjadi
dalam 48 jam pertama), tinggal di ICU ‹ 48 jam, atau terdapat kontraindikasi
untuk diberikan nutrisi enteral. Pasien dianggap kontraindikasi terhadap nutrisi
enteral jika mengalami satu atau lebih gejala : mual dan muntah berat, diare berat,
sindrom malabsorpsi, reseksi usus halus yang signifikan, pankreatitis berat,
obstruksi usus, perforasi, peritonitis, infus dopamin intravena dengan kecepatan ›
10 mcg/kg/menit, atau infus norepinefrin dengan kecepatan › 10 mcg/menit.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek pemberian
nutrisi enteral dini atau nutrisi enteral tertunda terhadap lama perawatan di ICU.
Pasien yang menerima nutrisi enteral dengan kecepatan minimal 20ml/jam dalam
24 jam pertama sejak masuk ICU dikelompokkan dalam nutrisi enteral dini.
Tujuan tambahannya adalah mengevaluasi waktu untuk memulai nutrisi enteral
dengan kecepatan minimum (20ml/jam) dan menentukan efek nutrisi enteral dini
atau nutrisi enteral tertunda terhadap lama perawatan di rumah sakit, lama
penggunaan ventilator, risiko pneumonia, risiko infeksi aliran darah, dan
mortalitas di rumah sakit. Pneumonia baru didefinisikan sebagai infiltrat baru
pada foto polos dada (ditambah 2 dari : leukositosis, demam, sputum produktif),
lavase alveoli bronkial positif, atau aspirasi endotrakheal positif. Infeksi aliran
darah ditetapkan jika kultur darah positif selama di ICU.
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 4/14
4
Untuk mendeteksi efek samping dari pemberian nutrisi enteral, kami
mengumpulkan data insiden intoleransi gastrik, diare dan sinusitis. Intoleransi
gastrik ditetapkan jika residu › 200 ml. Residu diukur setiap 4 jam-protokol
standar di ICU kami. Diare ditetapkan jika terjadi beberapa kali buang air besar
yang encer yang dicatat oleh perawat dan/atau membutuhkan tes feses
Clostridium difficile. Sinusitis ditetapkan dengan foto polos atau CT scan
diagnostik.
Pengumpulan data. Saat masuk di ICU, pasien dievaluasi oleh investigator
tunggal sesuai kriteria inklusi diatas. Pasien di dua kelompok diikuti selama
dirawat di ICU oleh investigator yang sama setiap dua hari. Informasi dasar yang
diperoleh, termasuk tanggal dan jam ketika masuk ICU, umur, jenis kelamin,
indeks massa tubuh (IMT), komorbid dan skor APACHE II. Adanya pneumonia
juga dievaluasi. Tanggal dan jam mulainya nutrisi enteral, formula enteral yang
digunakan, goal rate pemberian nutrisi enteral, persentase pencapaian goal rate,
volume residu harian, kejadian baru diare, lama penggunaan ventilasi, lama
perawatan di ICU, lama perawatan di rumah sakit, penggunaan terapi insulin
intensif, hasil laboratorium dan informasi diagnostik (suhu harian maksimal;
jumlah leukosit; kadar kreatinin, albumin, prealbumin, dan C-reactive protein;
hasil kultur; dan foto polos dada), dan data mortalitas dikumpulkan selama
dirawat di ICU untuk mengevaluasi keluaran pasien. Informasi tentang
penggunaan agen prokinetik dan vasopresor juga dikumpulkan untuk menentukan
efeknya terhadap pemberian nutrisi enteral yang sesuai. Diagnosis keluar
diperoleh dari data elektronik setelah pindah ke perawatan.
Goal rate nutrisi enteral ditetapkan berdasarkan penatalaksanaan standar
yang dilakukan oleh dietisyen di ICU. Hal ini dituliskan di status pasien dan di
rekam medik elektronik. Dietisyen menilai nutrisi enteral pasien setiap dua hari.
Tidak terdapat rekomendasi tentang waktu pemberian nutrisi.
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 5/14
5
Analisis statistik
Tidak ada analisis power yang dilakukan pada penelitian ini oleh karena
terbatasnya jangka waktu pengumpulan data. Perbedaan data dasar dalam hal jenis
kelamin, ras, dan komorbid dievaluasi menggunakan uji Fischer/x². Uji Wilcoxon
digunakan untuk menentukan perbedaan yang signifikan dalam umur rata-rata,
IMT rata-rata, skor APACHE II dan kadar albumin pada data dasar. Waktu rata-
rata mulainya pemberian nutrisi enteral, waktu rata-rata pemberian enteral nutrisi
di ICU, persentase pasien yang menerima makanan lewat pipa pada hari ke tiga
pemberian nutrisi enteral, lama perawatan rata-rata di ICU, lama perawatan rata-
rata di rumah sakit, lama penggunaan ventilator rata-rata juga di uji dengan
Wilcoxon. Mortalitas di rumah sakit, kejadian pneumonia baru dan insiden infeksi
aliran darah dibandingkan dengan uji Fischer/x². Nilai p ‹ 0.05 digunakan sebagai
batas nilai signifikan.
Result
Selama penelitian, 146 pasien dievaluasi. Dari 146 pasien tersebut, 110
memenuhi 1 atau lebih kriteria eksklusi, sehingga tersisa 36 pasien (Gambar 1).
Alasan utama eksklusi adalah adanya asupan per oral dalam 48 jam pertama sejak
masuk ICU. Dari 36 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, 18 pasien menerima
nutrisi enteral dini dan 18 pasien menerima nutrisi enteral tertunda, semuanya
melalui pipa nasogastrik. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
karakteristik data dasar 36 pasien (Tabel 1). Beberapa pasien mempunyai
komorbid yang multipel.
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 6/14
6
Gambar 1. Inklusi pasien. PO, per oral; NE, norepinefrin; DA, dopamin; V/V/D,
nausea, vomitus, diare; ICU, intensive care unit; PN, nutrisi parenteral;
malabs/obstruct, malabsopsi/obstruksi.
Lima belas pasien dari masing-masing kelompok menggunakan ventilator
selama di ICU. Selain itu, dikumpulkan juga data tentang penggunaan vasopresor,
apakah diberikan sebelum dieksklusi atau setelah pemberian nutrisi enteral
dimulai. Dua pasien di kelompok nutrisi enteral dini dan 5 pasien di kelompok
nutrisi enteral tertunda menggunakan vasopresor beberapa kali selama dirawat di
ICU. Terakhir, untuk menjelaskan keadaan penyakit pada setiap kelompok selama
perawatan, kami memaparkan diagnosis yang paling sering saat keluar dari ICU
pada Tabel 2.
Penyediaan nutrisi enteral. Nilai tengah waktu rata-rata untuk memulai nutrisi
enteral adalah 23.9 jam pada kelompok nutrisi enteral dini sebab lama perawatan
di rumah sakit tidak menunjukkan waktu yang tepat untuk memulai nutrisi enteral
(23.9 jam digunakan sebagai rata-rata yang representatif untuk membandingkan
dengan kelompok nutrisi enteral tertunda). Waktu untuk memulai nutrisi enteral
pada kelompok nutrisi enteral tertunda nilai tengahnya adalah 2.1 ± 4.8 hari
(p ‹ 0.0001; Tabel 3). Kelompok nutrisi enteral tertunda mengalami perawatan
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 7/14
7
ICU yang lebih lama dibandingkan dengan kelompok nutrisi enteral dini (8.0 ±
6.5 vs 3.0 ± 3.7 hari, p = 0.031). Kurang dari 50% pasien di kedua kelompok
mencapai goal rate yang ditetapkan oleh dietisyen (Tabel 4). Waktu yang
diperlukan pasien untuk mencapai goal rate hampir sama pada kedua kelompok.
Sebaliknya, persentase maksimum pasien yang tidak mencapai goal rate adalah
70% pada kelompok nutrisi enteral dini dan 67% pada kelompok nutrisi enteral
tertunda.
Formula nutrisi enteral yang digunakan bervariasi tergantung keadaan
pasien dan dokter yang merawat. Sebagian besar(36%) menggunakan formula
isotonik, dan 28% pasien menggunakan formula diabetik. Formula renal juga
banyak digunakan (25%). Formula lain hanya digunakan oleh beberapa pasien.
Tabel 1 Karakteristik dasar pasien di ICU yang menerima nutrisi enteral
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 8/14
8
Lama perawatan
Rata-rata lama perawatan pasien di ICU (tujuan utama) secara signifikan lebih
singkat pada pasien yang menerima nutrisi enteral dini jika dibandingkan dengan
pasien yang menerima nutrisi enteral tertunda (4.7 vs 8.5 hari, p = 0.02; Gambar
2). Namun, penurunan lama perawatan di ICU tidak konsisten dengan penurunan
lama perawatan total di rumah sakit. Rata-rata lama perawatan di rumah sakit
tampaknya lebih singkat pada kelompok nutrisi enteral dini (10.4 hari)
dibandingkan dengan kelompok nutrisi enteral tertunda (16.9 hari), namun secara
statistik tidak ditemukan perbedaan signifikan (Gambar 3).
Keluaran pasien
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, 15 pasien dari masing-masing
kelompok menggunakan ventilasi mekanik selama dirawat di ICU. Waktu rata-
rata penggunaan ventilator secara signifikan lebih singkat pada pasien yang
menerima nutrisi enteral dini (3 hari) dibandingkan dengan yang menerima nutisi
enteral tertunda (6 hari; p= 0.04; Gambar 4). Di samping itu, insiden pneumonia
baru secara signifikan lebih tinggi pada kelompok nutrisi enteral tertunda
dibandingkan dengan nutrisi enteral dini (44% vs 55.5%, p = 0.02). Delapan
pasien yang menderita pneumonia pada kelompok nutrisi enteral tertunda
menggunakan ventilasi mekanik selama dirawat di ICU. Perlu ditambahkan
bahwa 10 pasien pada kelompok nutrisi enteral dini dan 5 pasien pada kelompok
nutrisi enteral tertunda mungkin sudah menderita pneumonia saat awal masuk di
ICU. Pasien dengan pneumonia saat masuk ICU ini tidak termasuk dalam insiden
pneumonia baru yang dilaporkan.
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 10/14
10
Kejadian infeksi aliran darah hampir sama pada kedua kelompok. Empat
pasien pada kelompok nutrisi enteral dini dan 5 pasien pada kelompok nutrisi
enteral tertunda mempunyai 1 atau lebih kultur darah yang positif. Perbedaan
antara kedua kelompok secara statistik tidak signifikan.
Mortalitas total di rumah sakit lebih tinggi pada pasien yang menerima
nutrisi enteral tertunda dibandingkan dengan yang menerima nutrisi enteral dini
(Gambar 5). Tujuh pasien pada kelompok nutrisi enteral tertunda meninggal saat
dirawat di perawatan dibandingkan dengan hanya 1 pasien yang meninggal pada
kelompok nutrisi enteral dini (p = 0.04). namun, mortalitas di ICU tidak signifikan
lebih rendah pada kelompok nutrisi enteral dini. Tiga dari 7 pasien pada kelompok
nutrisi enteral tertunda meninggal di ICU, dibandingkan dengan hanya 1 pasien
yang meninggal pada kelompok nutrisi enteral dini (p = tidak signifikan).
Komplikasi nutrisi enteral
Kami juga mencoba menentukan bahwa intoleransi terhadap nutrisi enteral atau
kejadian diare lebih sering pada satu kelompok dibandingkan dengan kelompok
lainnya. Dua pasien pada penelitian kami (masing-masing 1 pada tiap kelompok)
mengalami intoleransi terhadap nutrisi enteral dengan residu lambung › 200 ml.
Nutrisi enteral dihentikan pada 2 pasien (keduanya pada kelompok nutrisi enteral
tertunda) oleh karena intoleransi yang diidentifikasi berdasarkan pemeriksaan
fisik (distensi abdomen dan episode muntah); namun residu lambungnya ‹ 200 ml.
Kami mengevaluasi penggunaan agen prokinetik untuk menentukan apakah
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 11/14
11
penggunaannya lebih banyak pada satu kelompok dibandingkan dengan kelompok
lainnya berdasarkan kejadian intoleransi. Agen prokinetik yang digunakan pada
penelitian ini hanya metoklopramid. Pada kedua kelompok, penggunaan
metoklopramid adalah sama (2 pasien di masing-masing kelompok). Dengan
demikian, kejadian intoleransi nampaknya sama antara kedua kelompok.
Tidak terdapat kejadian diare yang ditemukan sebelum masuk ICU.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, 4 pasien pada kelompok nutrisi enteral dini
dan 2 pasien pada kelompok nutrisi enteral tertunda mengalami diare selama
dirawat di ICU. Informasi ini ditentukan berdasarkan pengukuran subyektif
seperti yang di sebutkan di bagian Bahan dan Metode. Berdasarkan informasi
dasar yang ada, kami tidak menemukan adanya peningkatan kejadian diare yang
signifikan antara kedua kelompok.
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 12/14
12
Akhirnya, kami menyelidiki insiden sinusitis untuk menentukan jika hal
ini lebih sering terjadi pada kelompok nutrisi enteral dini atau kelompok nutrisi
enteral tertunda. Hanya 2 pasien yang mengalami sinusitis pada penelitian ini.
Keduanya pada kelompok nutrisi enteral dini. Sebagai hasil akhir, kejadian
sinusitis tidak meningkat secara signifikan pada kedua kelompok.
Diskusi
Inisiasi nutrisi enteral dini memberi manfaat pada pasien-pasien bedah/trauma,
luka bakar, ventilasi mekanik dan pankreatitis. Pada pasein-pasien ini nutrisi
enteral dini tampak menurunkan lama perawatan, menurunkan mortalitas,
menurunkan risiko infeksi, mempersingkat lama penggunaan ventilator mekanik
dan memperbaiki gejala klinis. Efek merugikan akibat malnutrisi telah dijelaskan,
termasuk keluaran yang jelek, peningkatan morbiditas infeksi, dan perawatan
yang lebih lama. Hasil penelitian kami sesuai dengan literatur yang sudah di
publikasikan sebelumnya. Kami menemukan bahwa nutrisi enteral dini
menurunkan lama perawatan di ICU, lama penggunaan ventilator, mortalitas di
rumah sakit dan kejadian pneumonia baru. Manfaat nutrisi enteral dini sudah jelas
pada penelitian kecil namun dengan populasi pasien yang beragam ini.
Meskipun nutrisi enteral dini (dalam 24 jam pertama masuk di ICU) telah
dipertimbangkan sebagai “penatalaksanaan terbaik” untuk pasien sakit kritis, Ilan
dkk menemukan beberapa pertimbangan dalam aplikasinya (72.4% pasien yang
memenuhi syarat). Kami juga menemukan variasi dalam memulai pemberian
nutrisi, hanya 50% pasien yang memenuhi syarat untuk menerima nutrisi enteral
dini. Di samping itu, inkonsistensi masih ditemukan dalam hal pencapaian goal
rate, dimana ‹ 50% dari masing-masing kelompok yang menerima nutrisi sesuai
goal rate. Pada pasien-pasien yang tidak mencapai goal rate, hanya sekitar 65%
yang mencapai goal rate yang ditentukan oleh dietisyen. Hal ini sesuai dengan
laporan sebelumnya (65%) pada pasien-pasien non bedah/jantung di ICU.
Jelasnya, kami sudah mengidentifikasi hal yang harus diperbaiki pada institusi
kami, yang mirip dengan kurangnya dukungan nutrisi seperti yang telah
dilaporkan pada literatur sebelumnya.
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 13/14
13
Kami mencoba untuk menggambarkan derajat penyakit pada kedua
kelompok dengan mengumpulkan data tentang skor APACHE II dan diagnosis
setiap pasien saat keluar dari ICU. Kecepatan pemberian vasopresor lebih tinggi
pada kelompok nutrisi enteral tertunda dibandingkan dengan kelompok nutrisi
enteral dini, hal ini bisa menimbulkan hipotesis bahwa penyakit yang lebih berat
terdapat pada kelompok nutrisi enteral tertunda dibandingkan dengan kelompok
nutrisi enteral dini. Beratnya penyakit akan menjelaskan lama perawatan di ICU
dan rumah sakit yang lebih panjang pada kelompok nutrisi enteral tertunda.
Namun, baik skor APACHE II maupun diagnosis saat keluar tidak mencerminkan
jika pasien pada kelompok nutrisi enteral tertunda mempunyai penyakit yang
lebih berat. Faktanya, pasien pada kelompok nutrisi enteral dini umumnya berusia
lebih tua dan mempunyai beberapa komorbid sebelum masuk ICU. Perbedaan
dalam hal penggunaan vasopresor yang mungkin dianggap sebagai keterbatasan
penelitian ini, dan penelitian selanjutnya harus memperhitungkan perancu yang
potensial ini.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penurunan mortalitasi di
ICU pada penelitian kami. Namun, ditemukan penurunan mortalitas di rumah
sakit. Dengan jumlah sampel yang kecil, tidak mengherankan jika perbedaan
dalam hal kematian di ICU tidak bermakna secara statistik. Pada pasien dengan
ventilasi mekanik, Artinian dkk menemukan penurunan baik mortalitas di ICU
maupun di rumah sakit pada pasien dengan penyakit yang lebih berat ( APACHE
II ≥ 25, SAPS II (Skor Fisiologi Akut yang Disederhanakan) ≥ 65, MPM -0
(Model Probabilitas Mortalitas) kemungkinan hidup ‹ 0.54). Pada penelitian kami
tidak dilakukan sub analisis terhadap beratnya penyakit, tetapi tampaknya pasien
dengan skor APACHE II yang lebih tinggi mendapatkan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan pasien yang berpenyakit lebih ringan.
Risiko nutrisi enteral dini meliputi intoleransi dan pneumonia. Kami tidak
menemukan peningkatan insiden keduanya pada pasien yang menerima nutrisi
dini. Juga tidak ditemukan peningkatan signifikan dalam hal penggunaan agen
prokinetik, diare atau sinusitis pada kelompok nutrisi enteral dini. Nutrisi enteral
dini berhubungan dengan penurunan insiden pneumonia. Kemungkinan hal ini
5/14/2018 terjemahan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/terjemahan-55a930b5e2848 14/14
14
terjadi akibat berkurangnya waktu penggunaan ventilator. Penelitian yang
dilakukan oleh Kompan dkk menemukan hasil yang serupa. Evaluasi terhadap
pasien kritis dengan trauma multipel menunjukkan bahwa pemberian makanan
enteral yang dimulai ‹ 24 jam setelah trauma terkait dengan sedikitnya masalah
intoleransi dan pneumonia nasokomial jika dibandingkan dengan makanan enteral
yang tertunda. Sebaliknya, nutrisi enteral dini meningkatkan pneumonia akibat
ventilator pada penelitian lain. Karena banyaknya pasien yang menderita
pneumonia saat masuk ICU pada kelompok nutrisi enteral dini, peningkatan
kejadian pneumonia baru akibat penggunaan ventilator sulit untuk dideteksi.
Meskipun penelitian ini menyarankan bahwa nutrisi enteral dini
memberikan banyak manfaat pada pasien ICU secara umum, harus hati-hati ketika
menganalisis data. Oleh karena ini adalah penelitian observasional, tidak ada
randomisasi. Populasi selama jangka waktu yang ditentukan juga kecil. Tidak
dilakukan sub analisis untuk mendeteksi perbedaan populasi yang kemungkinan
akan menerima nutrisi enteral. Penelitian selanjutnya akan bermanfaat dengan
beberapa analisis. Peneliti mengalami kesulitan mendaftarkan dan mengevaluasi
semua pasien yang masuk di ICU selama 4 bulan masa penelitian. Dengan
demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin beberapa pasien tidak dianalisis.
Kesimpulan
Bukti menunjukkan perbaikan keluaran pasien berhubungan dengan penggunaan
nutrisi enteral dini pada populasi pasien sakit kritis yang berbeda. Hasil penelitian
kami memperkuat pemahaman kami tentang manfaat nutrisi enteral dini.
Manfaatnya jelas, meskipun ‹ 50% pasien pada masing-masing kelompok yang
dapat mencapai goal rate nutrisi enteral. Mengingat mudahnya implementasi
nutrisi enteral dini, biaya yang minimal dan bermanfaat bagi pasien dan rumah
sakit, nutrisi enteral dini harus diprioritaskan pada pasien kritis yang tepat. Data
seperti yang kami miliki dapat digunakan untuk menekankan pentingnya inisiasi
pemberian nutrisi pada jangka waktu yang optimal.