terjemah al-quran oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk...

17
TERJEMAH AL-QURAN Makalah Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Ulumul Quran Dosen Dr. H. Hasan Bisri, M.Ag. HALAMAN SAMPUL Disusun oleh : Kelompok 11 Elsa Puspita Dewi (1153070037) Eneng Fitriyani Dewi Sartika (1153070038) Erina Sri Sugita (1153070039) Erni Mulyani (1153070040) JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

Upload: vobao

Post on 04-May-2018

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

TERJEMAH AL-QURAN

Makalah

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Ulumul Quran

Dosen Dr. H. Hasan Bisri, M.Ag.

HALAMAN SAMPUL

Disusun oleh : Kelompok 11

Elsa Puspita Dewi (1153070037)

Eneng Fitriyani Dewi Sartika (1153070038)

Erina Sri Sugita (1153070039)

Erni Mulyani (1153070040)

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2015

Page 2: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Terjemah Al-

Quran” . Dan ucapan terimakasih penulis sampaikan teruntuk Bapak Dr. H. Hasan Bisri,

M.Ag. yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Terjemah al-Quran sangat diperlukan untuk memahami isi dari kandungan ayat al-

Quran apalagi untuk kaum awam yang tidak mengerti bahasa Arab. Terjemah al-Quran

dibagi menjadi dua bagian yaitu terjemah harfiah dan terjemah tafsiriyah atau maknawiyah.

Dalam menerjemahkan al-Quran tidak sembarang orang yang boleh menerjemahkan al-

Quran ada beberapa syarat yang yang begitu penting untuk menjadi penerjemah al-Quran

yang selanjutnya akan dibahas dalam bab pembahasan.

Penulis begitu menyadari banyaknya kekurangan pada makalah ini, untuk itu penulis

sampaikan maaf bagi para pembaca yang budiman. Penulis berharap adanya keritik dan

saran yang membangun dari para pembaca dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi

kita semua.

Bandung, Desember 2015

Penulis

Page 3: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ................................................................................................................... 2

1.5 Metode Penulisan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

2.1 Definisi Terjemah Al-Quran ................................................................................... 3

2.2 Pembagian Terjemah Al-Quran .............................................................................. 3

2.3 Sejaran Perkembangan Terjemah Al-Quran ........................................................... 6

2.4 Syarat-Syarat Penerjemah Al-Quran ....................................................................... 9

2.5 Perbedaan Tafsir dengan Terjemah Tafsirriyyah .................................................... 9

2.6 Terjemahan Al-Quran Kedalam Bahasa Asing dan Indonesia ............................. 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 13

Simpulan .......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 14

Page 4: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman yang semakin modern ini pengetahuan manusia mengenai al-Quran

semakin menyusut. Dengan semakin maraknya tekhnologi yang beredar manusia

zaman sekarang lebih tertarik dan memperhatikan serta tak bisa lepas dari tekhnologi

seperti gadget dan sebagainya. Sehingga kerap kali melupakan al-Quran dan teringat

ketika ada tuntutan seperti perintah dosen untuk membawa mushaf al-Quran ataupun

pelajaran sekolah atau kuliah yang berkaitan dengan al-Quran. Jika tidak ada

tuntutan seperti ini bisa jadi semakin sedikit umat muslim dalam hidupnya yang

berpedoman pada al-Quran dan hadits.

Kebanyakan umat muslim di zaman sekarang lupa terhadap al-Quran bahkan

yang lulusan dari pesantren pun terkadang ada saatnya lupa terhadap kitab suci ini,

apalagi mereka yang beragama islam namun kehidupannya jauh dari nuansa agama.

Bagi umat muslim sangatlah penting untuk memahami isi dari al-Quran yang

di tulis dalam bahasa Arab. Namun tidak semua orang mengerti bahasa arab

sehingga perlunya terjemahan isi Al-Quran kedalam bahasa yang mudah dipahami

dan biasanya terjemahan disesuaikan dengan bahasa dari Negara masing-masing. Al-

Quran yang beredar di Indonesia begitu banyak, dan berbagai macam style untuk

membuatnya lebih menarik dan mudah dipahami oleh para pembaca muslim dan

muslimah.

Namun dalam kenyataannya sangat sedikit sekali yang memahami

kandungan isi al-Quran ini. Bahkan sangat sedikit para muslimin yang mengetahui

pengertian, sejarah bahkan perkembangan serta pembagian terjemahan al-Quran.

Maka dari itu kami sebagai generasi penerus bangsa wajib mempelajari al-Quran dan

segala hal yang berkaitan dengan al-Quran agar kita bisa terus mempertahankan

agama islam yang kita cintai ini. Dengan permasalahan yang telah dipaparkan maka

kami menyusun makalah yang berjudul “Terjemah Al-Quran” dengan rumusan

masalah sebagai berikut.

Page 5: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas adapun rumusan

masalahnya yaitu :

a. Apa definisi dari terjemah al-Quran dan bagaimana pembagiannya?

b. Bagaimana sejarah perkembangan terjemahan al-Quran?

c. Apa yang menjadi syarat bagi para penerjemah dalam menerjemahkan al-Quran?

d. Bagaimana perbedaan tafsir dan terjemah tafsirriyyah?

e. Bagaimana terjemahan al-Quran kedalam bahasa asing dan bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan dari pemaparan masalah

ini yaitu :

a. Mengetahui dan memahami pengertian terjemahan al-Quran dan pembagian

terjemahan al-Quran.

b. Menegetahui dan memahami sejarah perkembangan terjemahan al-Quran .

c. Mengetahui dan memahami syarat bagi para penerjemah al-Quran.

d. Mengetahui dan memahami perbedaan tafsir dan terjemah tafsirriyyah.

e. Mengetahui dan memahami terjemahan al-Quran kedalam bahasa asing dan

Bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat

Berdasarkan materi yang dibahas adapun manfaatnya yaitu :

a. Menjadikan para generasi penerus bangsa semakin memahami terhadap al-Quran

dan terjemahan al-Quran serta aspek-aspek yang terkait di dalamnya.

b. Pengetahuan ini dapat menjadi pondasi untuk mempertahankan agama islam

melalui bidang pendidikan.

1.5 Metode Penulisan

Penulisan dan penyusunan makalah ini menggunakan metode kepustakaan.

Artinya makalah ini ditulis dan disusun berdasarkan referensi-referensi yang ada di

dalam buku-buku dan artikel-artikel ilmiah lainnya.

Page 6: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Terjemah Al-Quran

Arti terjemah menurut bahasa adalah “salinan dari suatu bahasa ke bahasa

lain.” Atau berarti mengganti, menyalin memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke

bahasa lain.

Adapun yang dimaksud dengan terjemah al-Quran adalah seperti

dikemukakan oeh Ash-Shabani:

“Memindahkan al-Quran kepada bahasa lain yang bukan bahasa Arab sehingga ia

dapat memahami kitab Allah SWT. Dengan perantaraan terjemah ini.”

Dalam Mu’jam al-Washith disebutkan bahwa terjemah ialah pengalihbahasaan

perkataan dari suatu bahasa ke bahasa lain. Syarat penerjemahan yang benar ialah

mendekati makna asalnya dengan sempurna. Terjemah ialah menjelaskan apa yang

diinginkan oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya,

untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah.

Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks lainnya, menerjemahkan al-

Quran sangat sulit karena nilai mukjizatnya. Karenanya, banyak sekali terjadi

kesalahan dalam terjemahan-terjemahan al-Quran. Contohnya diambil dari website

resmi kemenag yang membahas isu kesalahan tafsir Quran menyesatkan yaitu salah

satu isu yang menyebutkan adanya kesalahan terjemahan versi pemerintah walaupun

hanya isu namun cukup membuat masyarakat yang mengetahui isu ini menjadi

panik. Salah satu ayat yang dianggap memiliki terjemah yang keliru yaitu surat al-

Baqarah ayat 191, yakni bunuh dimanapun kamu termukan mereka (kafir).

penggalan terjemahan ini memberikan kesan islam itu radikal.

2.2 Pembagian Terjemah Al-Quran

Terjemah al-Quran ada dua macam, yaitu:

Terjemah Harfiah, yaitu memindahkan suatu isi ungkapan dari suatu bahasa ke

bahasa yang lain, dengan mempertahankan bentuk dan urutan kata-kata dan susunan

kalimat aslinya.

Terjemah Maknawiyah atau Tafsiriyyah, yaitu mengungkapkan makna perkataan

Page 7: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

4

atau kalimat dengan menggunakan bahasa lain tanpa terikat mufrodat (kosa kata) dan

tartib (susunan kata).

Sebagai contoh, firman Allah:

( 3إنا جعلناه قرآنا عربيا لعلكم تعقلون( )الزخرف: )

“Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya

kamu memahami(nya)”.

Maka terjemahan harfiyah adalah dengan cara menerjemahkan kata perkata

di dalam ayat ini, menjadi إنا, kemudian جعلناه, kemudian قرآنا, kemudian dan ,عربيا

seterusnya.

Terjemahan seperti ini sangat sulit sekali, karena menemukan kata-kata yang

sama. Kebanyakan penerjemah, karena alasan ini, mengalami banyak kesulitan.

Selain itu, dalam banyak kasus, terjemahan-terjemahan seperti ini tidak bisa

menjelaskan makna dengan sempurna. Hal ini disebabkan oleh ketidaksepadanan

makna kata dalam bahasa asli dengan makna kata bahasa penerjemah.

Penerjemahan al-Quran secara harfiyah akan menui hasil yang buruk. Karena,

kebanyakan ungkapan-ungkapan didalamnya menggunakan berbagai macam kiasan,

analogi, dan ekstensi. Kiasan dan analogi setiap bahasa hanya khusus untuk bahasa

itu sendiri dan hal itu tidak bisa digunakan kedalam bahasa lain. Kalau kita

menerjemahkan ayat 29, surat al-isra secara harfiyah :

29. dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu

terlalu mengulurkannya[852] karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.

Pembaca terjemahan ini akan kebingungan, mengapa Allah melarang

membelenggu tangan dan mengulurkannya. Harus diperhatikan bahwa

“membelenggu tangan” dalam bahasa Arab bermakna kikir dan “mengulurkan

tangan” adalah dermawan.

Adapun terjemah maknawiyah ataw tafsiriyyahnya yaitu dengan

menerjemahkan makna ayat secara keseluruhan tanpa memperhatikan makna kata

Page 8: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

5

perkata dan tartib (urutan) nya. Tujuannya adalah mencerminkan makna awal

dengan sempurna. Maksud dari kalimat awal bisa diartikan tanpa harus mengurangi

makna dengan sedapat mungkin menyesuaikan dengan makna dalam bahasa

terjemahan. Dalam terjemahan seperti ini selama tidak merusak makna, penerjemah

tidak harus mengikuti susunan kata dalam teks aslinya.

Dalam buku lain1 disebutkan pada dasarnya, ada tiga corak penerjemahan

yaitu:

a. Terjemah maknawiyyah tafsiriyyah, yaitu menerangkan makna atau kalimat

dan mensyarahkan , tidak terikat oleh tata letak dan susunan katanya,

melainkan oleh makna dan tujuan kalimat aslinya.

Contoh ayat : Al-Mulk ayat 6

وللذين

( 6كفروا بربهم عذاب جهنم وبئس المصير )

artinya :” Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan mendapat

azab jahannam. Dan itulah seburuk-buruknya tempat kembali”

b. Terjemah harfiyyah bi Al-mitsli, yaitu menyalin atau mengganti kata-kata

dari bahasa asli dengan kata sinonimnya kedalam bahasa baru dan terikat

oleh bahasa aslinya. Maksudnya, demi mendapatkan terjemah yang

maknanya sesuai tanpa merubah urutan kata dan dan bentuk kata maka kata

yang akan diterjemahkan kedalam bahasa lain terlebih dahulu diubah

kedalam bahasa yang sama dan memiliki makna yang sama hanya bunyi

katanya saja yang berbeda atau kita sebut dengan sinonim, persamaan kata.

c. Terjemah harfiyyah bi udzuni al-mitsli, yaitu menyalin atau mengganti kata-

kata kedalam bahasa lain dengan memerhatikan urutan makna dan segi

sastranya. Terjemahan ini didasarkan pada kemampuan si penerjemah dan

sebatas jangkauan bahasa si penerjemah, model terjemahan seperti ini

mungkin mungkin saja secara adat, dan hukumnya boleh, bila yang objek

diterjemahkannya adalah perkataan manusia, dan tidak boleh apabila

objeknya adalah Al-Quran karena akan merusak dan menggeser makna dari

yang seharusnya.

1 Rosihan Anwar, Ulum al-Quran, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm. 212-213

Page 9: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

6

Dari semua definisi diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa terjemah

harfiah adalah terjemahan berdasarkan kata per-kata dan terjemahan tafsiriyyah

adalah terjemahan tanpa memperdulikan tata letak dan sususan katanya. Untuk lebih

jelas kita simak pembahasan berikutnyna mengenai :

2.3 Sejaran Perkembangan Terjemah Al-Quran

Dalam lintasan sejarah Islam dikatakan bahwa lima tahun setelah Nabi saw

menjadi rasul untuk pertama kalinya ia memerintahkan kaumnya untuk hijrah ke

Ethiopia pada tahun 615 karena pada masa itu di Mekah terjadi skenario

pembunuhan nabi, dan sedikit demi sedikir Nabi Muhammad dan pengikutnya

berhijrah ke Yastrib (320) . Ethiopia adalah sebuah imperium yang asing bagi kaum

muslim, dan bahasa mereka berbeda dengan bahasa orang Mekah. Berkenaan dengan

itu, Raja Najasyi sebagai penguasa Ethiopia meminta kepada Nabi saw agar

mengutus juru bahasa untuk mengajarkan risalahnya dengan bahasa mereka. Maka

diadakanlah suatu pertemuan, dan Nabi Muhammad mengutus Ja’far bin Ali Thalib

hadir dalam pertemuan itu, dan dalam pertemuan itu ja’far membacakan beberapa

ayat al-Quran dalam surah Maryam setelah itu, Raja Najasyi mengajukan beberapa

pertanyaan.

Ayat al-Quran yang dibacakan ja’far ini beserta terjemahnya membuat mereka

tertarik kepada Islam dan kebenarannya. Ustad Muhaqqiq Shadr Afadhil

berkeyakinan bahwa Ja’far pandai berbahasa Amharik yaitu bahasa orang-orang

Ethiopia. Beliau menerjemahkan ayat-ayat al-Quran ke dalam bahasa mereka. Oleh

karena itu, ketika al-Quran dibacakan dihadapan mereka bersama dengan

terjemahannya, pengaruhnya sangat kuat hingga menjadikan jiwa orang-orang yang

hadir di majelis terpesona, khusunya Raja Najjasyi yang saat itu berkata, “Demi

Allah, perkataan Muhammad tidak ada bedanya dengan perkataan al-Masih.” Setelah

berkata demikian Najjasyi menangis tersedu-sedu. Kemudian dengan Bahasa

Amharik mereka perlahan mempelajari al-Quran, namun pada akhirnya mereka tidak

hanya mempelajari dengan bahasa Nasional mereka, mereka perlahan mempelajari

Bahasa Arab, dan kaidah-kaidah bahasa Arab, yakni ilmu nahwu, mantiq, fashaha,

bayan dan balagah. Dari sinilah kemudian penerjemahan al-Quran itu tumbuh dan

berkembang, sampai-sampai ada yang disebut terjemahan tafsir al-Quran bahasa

Amharik.

Page 10: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

7

Setelah berkembang terjemahan al-Quran di Ethiopia kemudian berlanjut ke

negara India. Raja Raik Mahruq, kepala daerah Rur di India, pada tahun 230 H,

meminta Abdullah bin Umar bin Andul Aziz utusan khalifah di daerah itu, untuk

menerjemahkan al-Quran dengan bahasa India dan menafsirkannya untuknya.

Pekerjaan dilakukan oleh seorang penulis yang hebat. Si penerjemah berkata.

“ ketika aku sedang menafsirkan dan menerjemahkan surat Yasin sampai pada ayat,

“Katakanlah; ‘Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pertama kali.

Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.’ (Qs. Yasin : 79), yang aku

terjemahkan kedalam bahasa Sanskerta, tiba-tiba raja jatuh dari singgasananya

sambil berlinang air mata, sampai-sampai lantai dan wajahnya basah oleh air

matanya. Dalam keadaan menangis ia berkata. ‘ Ini adalah Tuhan Yang Layak di

sembah. Tidak ada Tuhan yang menyamai-Nya. Sebelum kejadian itu dia sudah

memeluk islam secara sembunyi-sembunyi. Setelah peristiwa ini, dia selalu

bermunajat kepada Allah dan menyembah-Nya dalam kesendirian.

Pada masa Sultan Manshur bin Nuh Samani (350-365 H), atas perintah ulama-

ulama Mawara’an Nahr, menerjemahkan al-Quran ke dalam bahasa Parsi.

Penerjemahan ini dilakulan di terjemahan tafsir Muhammad bin Jaarir Thabari (w.

310 H) yang dikirm dari Baghdad untuk sang Sultan. Dalam mukadimah terjemahan

ini disebutkan, “ini adalah kitab tafsir besar yang khabarnya telah diterjemahkan oleh

Muhammad bin Jarir Thabari ke dalam bahasa Parsi dan bahasa Dari yang benar.

Ketika kitab ini dibawa dari Baghdad berjumlah 40 mushaf. Kitab ini ditulis dengan

bahasa Tazi (Arab) dengan sanadnya yang panjang dan diberikan kepada Sultan Said

Muzhaffar Abu Shalih Manshur bin Nuh bin Nashr bin Ahmad bin Ismail. Kemudian

beliau kesulitan membaca kitab ini karena kalimatnya menggunakan bahasa Tazi dan

sangat ingin agar aku menerjemahkannya kedalam bahasa Parsi. Kemudian dia

mengumpulkan ulama- ulama Mawara’an Nahr dan meninta fatwa mereka apakah

diperbolehkan membaca dan menulis tafsir al-Quran dengan bahasa Parsi, karena

beliau adalah orang yang tidak memahami bahasa Tazi (Arab) Allah berfirman,

Dan kami tdak mengutus seoarng Rasul kecuali dengan lisan kaumnya. Bahasa

yang digunakan disini adalah bahasa Parsi dan semua raja-raja disini dalah orang

Ajam (buka orang Arab)....”. Penerjemahan al-Quran yang ditulis dalam bahasa

Parsi, Dari, pada masa ini menjadi naskah terjemahan al-Quran berbahasa Parsi

pertama yang dimiliki. bahkan naskah terjemahan al-Quran berbahasa Parsi ini

Page 11: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

8

menjadi naskah paling sempurna dan terbaik, meskipun dalam batas-batas tertentu

intonasinya sulit bagi orang-orang Parsi.

Ada juga naskah terjemahan lain yang menggunakan bahasa Parsi kuno yang

dikerjakan oleh seorang alim fakih bermazhab Hanafi, Abu Hafsh Najmuddin Umar

bin Muhammad Nafasi (462-538 H). Dia salah seorang Mawara’an Nahr. Dia

memiliki tafsir berbahasa Parsi yang sangat bagus. Pertama-tama dia menerjemahkan

ayat-ayat al-Quran, kemudian tafsirnya. Tafsir ini berbeda dengan tafsir Nasafi yang

terkenal yang ditulis oleh Abul Barakat Abdullah bin Ahmad bin Mahmud Nasafi.

Syarah dan tafsir berbahasa Parsi yang paling sempurna ialah yang ditulis oleh

Syekh Jamaluddin Abdul Futuh Husain bin Ali bin Muhammad Razi. Dial salah

seorang ulama abad keenam.. Dalam tafsir ini, pertam-tama ayat-ayat al-Quran

diterjemahkan secara tekstual, kemudian baru tafsir ayat-ayatnya. Sejak pertama

ditulis hingga sekarang, tafsir ini menadapat perhatian para ulama dan para ilmuan

Muslim.

Di samping bahasa Ethiopia, Amharik, India, Persia, yang telah disebutkan, ada

juga al-Quran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Urdhu. Terjemahan Urdhu yang

pertama kali dilakukan oleh Syah Abdul Qadir dari Delhi (w. 1926 ). Dalam

perkembangannya al-Quran juga diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa (Inggris).

Sebelum berkembangnya bahasa-bahasa Eropa modern, maka bahasa yang

berkembang di Eropa adalah bahasa Latin. Oleh karena itu, tidak mengherankan

bahwa terjemahan al-Quran dalam bahasa Eropa dimulai dalam bahasa Latin. Orang

yang pertama kali menerjemahkan al-Quran ke dalam bahasa Latin adalah Maracce.

Kemudian terjemahan ke dalam bahasa Inggris pertama kali dilakukan oleh A. Ross,

Terjemahan selanjutnya dari bahasa Perancis yang dilakukan oleh Du Ryer pada

tahun 1647.

Adapun terjemahan al-Quran dalam bahasa Indonesia, dimulai pada pertengahan

abad ke-17 oleh Rauf Alfasuri, seorang ulama dari Singkel, Aceh, ke dalam bahasa

Melayu. Walaupun jika terjemahan itu ditinjau dari sudut ilmu bahasa Indonesia

modern belum sempurna. Namun apa yang dilakukan Rauf Alfasuri sangat besar

jasanya dalam upaya penerjemahan al-Quran untuk masa-masa sesudahnya.

Page 12: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

9

2.4 Syarat-Syarat Penerjemah Al-Quran

Seorang penerjemah al-Quran harus memenuhi syarat-syarat berikut:

a. Penerjemah al-Quran harus menguasai dua bahasa (bahasa asli dan

bahasa penerjemahan) dengan baik. Dia harus menguasai kaidah-kaidah

bahasa kedua bahasa secara sempurna.

b. Penerjemah al-Quran harus memiliki pengetahuan agama yang luas dan

harus bisa merujuk tafsir-tafsir yang diakui dengan tidak merasa puas

terhadap hasil awal terjemahan.

c. Penerjemah harus membebaskan dirinya dari segala bentk keinginan-

keinginan internal yang diciptakan oleh lingkungan atau keyakinan-

keyakinan taklid2. Dia hanya wajib memahami maksud ayat-ayat tanpa

membahkan apapun.

d. Orang-orang yang tidak memiliki kelayakan untuk melakukan perkerjaan

penting ini hendaknya tidak melakukannya. Mereka yang berhak

melakukan perkerjaan tersebut harus mampu bertanggungjawab untuk

mengawasi naskah penerjemahan yang sudah dilakukan.

e. Penerjemah haruslah seorang muslim, sehingga tanggung jawab

keislamannya dapat dipercaya.

f. Penerjemah haruslah seorang yang adil dan tsiqah (dapat dipercaya).

Karenanya, seorang fasik tidak diperkenankan menerjemahkan al-Quran

g. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip penafsiran al-Quran dan

memenuhi kriteria sebagai mufasir, karena penerjemah pada hakikatnya

adalah seorang mufasir (ahli tafsir).

2.5 Perbedaan Tafsir dengan Terjemah Tafsirriyyah

Ada beberapa titik perbedaan antara Tafsir dan Tarjamah Tafsiriyah berbagai segi:

a. Perbedaan bahasa, bahasa Tafsir terkadang atau kebanyakan memakai bahasa

yang sama, sementara bahasa Tarjamah Tafsiriyah harus dengan bahasa yang

berbeda. Maksudnya Pada terjemah terjadi peralihan bahasa dari bahasa

pertama ke bahasa terjemah, tidak ada ladi lafazh atau kosa kata bahasa

bahasa pertama itu melekat pada bahasa terjemahannya. Sedangkan tafsir

selalu ada keterikatan dengan bahasa asalnya, dan dalam tafsir tidak terjadi

2Taklid , Wikipedia Bahasa Indonesia :mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau

alasannya.

Page 13: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

10

peralihan bahasa. Yang terpenting dan menonjol dalam tafsir ialah ada

penjelasan, baik penjelasan kata-kata mufrad (kosa-kata) maupun penjelasan

susunan kalimatnya.

b. Bagi pembaca Tafsir, bisa memperhatikan rangkaian dan susunan teks asli

beserta arti yang di tunjukan, di samping teks terjemahanya; sehingga dia

bisa menemukan kesalahan-kesalahan yang ada, sekaligus meluruskanya.

Andaikan dia tidak menangkap kesalahan itu, maka, pembaca yang lain akan

menemukanya. Sedangkan pembaca terjemah, tidak sampai ke situ, karena

dia tidak tahu susunan Al-Quran dan arti yang ditunjukanya, bahkan kesan

yang ada, bahwa apa yang ia baca, dan ia pahami dari terjemah tersebut,

adalah Tafsir atau arti yang benar terhadap Al-Quran, sedangkan pengecekan

terhadap teks aslinya dan membandingkan dengan teks terjemahan, itu sudah

di luar batas kemampuanya, selama dia tidak tahu bahasa Al-Quran.

c. Pada terjemahan sekali-kali tidak boleh melakukan penguraian meluas

melebihi dari makna yang sudah didapat. Sedangkan tafsir , pada kondisi

tertentu, tidak hanya boleh melakukan penguraian meluas, tetapi justru

uraian luas itu wajib dilakukan, jika usaha menjelaskna makna ayat yang

dikehendaki baru dapat dicapai dengan mantap melalui penguraian

masalahnya secara luas.

d. Dalam terjemahan mengandung tuntutan artinya bahasa yang diterjemahkan

harus memiliki makna sesuai asal bahasanya, sedangkan tafsir yang menjadi

pokok perhatianya adalah tercapai penjelasan yang sebaik-baiknya, baik

secara global maupun secara terperinci, baik mencakup keseluruhan makna

saja, tergantung pada apa yang diperhatikan mufassir dan ornag yang

menerima tafsir itu.

e. Dalam terjemah harus ada pengakuan bahwa ayat yang diterjemahkan benar

dan telah sesuai dengan makna aslinya sedangkan dalam tafsir soal

pengakuan sangat relatif, tergantung pada faktor kredibelitas mufassirnya.

Mufassir akan mendapat pngakuan jika dalam penafsirannya didukung

dengan banyak dalil yang dikemukakannya, dan sebaliknya ia tidak akan

mendapat pengakuan ketika hasil tafsirannya itu tidak didukung oleh dalil-

dalil.

Page 14: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

11

2.6 Terjemahan Al-Quran Kedalam Bahasa Asing dan Indonesia

Dikarenakan kedudukannya yang tinggi, al-Quran telah menarik perhatian

bangsa-bangsa lain. Karena belajar bahasa Arab pada waktu itu tidaklah mudah,

maka para penerjemah mulai menerjemahkan kitab samawi ini. Sampai kini, al-

Quran telah diterjemahkan dengan sempurna lebih dari enam puluh lima bahasa

dunia. Sebagian dari terjemahan ini mengalami puluhan bahkan ratusan cetak. Selain

dari naskah-naskah terjemahan berbahasa Jerman, Italy, Urdu, Cina dan bahasa-

bahasa dunia lainnya, hanya satu dari tiga ratus terjemahan al-Quran berbahasa

inggris yang dilakukan oleh George Sail yang telah dicetak sampai lebih dari empat

puluh kali.

Tentunya karena banyak terjemahan asing dari berbagai negara tidak bisa

diyakini bahwa semua penerjemah benar-benar memiliki niat yang baik. Niat buruk

sebagian dari mereka sangat jelas, karena sebagian dari mereka pernah bermusuhan

dengan agama Islam dan kaum Muslim. Dengan alasan inilah sebagian dari mereka

menterjemahkan al-Quran. Karena tidak memiliki kemampuan cukup sebagai

penerjemah, maka seringkali hasil terjemahan mereka melenceng dan salah. Hal ini

terjadi karena tidak ada pengawasan. Perbuatan salah seperti ini, tingkat bahayanya

tidak lebih sedikit dengan unsur sengaja merubah al-Quran. Bagaimanapun juga

dampak-dampak negatif kesalahan ini akan kembali kepada dasar dan akar Islam.

Hal seperti ini akan menyimpangkan agama islam.

Oleh karena itu orang-orang yang berwenang dalam masalah ini tidak boleh

diam. Mereka harus menyikapi perbuatan-perbuatan salah yang membahayakan

seperti ini. Karena, dibalik penerjemahan ini, terdapat persengkongkolan. Sebagai

contoh yang bisa disebutkan ialah terjemahan “Mithran; Ya’qub putra seorang

Nasrani”, salah seorang petinggi gereja yang menerjemahkan dengan bahasa

Suryani, sudah pasti (al-Quran itu) diterjemahkan dengan niat tidak baik.

Terjemahan ini dicetak pada tahun 1925 M dan sudah diterbitkan.

Abu Abdillah Zanjani berpendapat bahwa mungkin penerjemahan bahasa Latin

pertama (bahasa di Eropa) dilakukan pada tahun 1143 M oleh Kint, dibantu oleh

Petrus Thalithe dan seorang ilmuan Arab. Penerjemahan ini dilakukan untuk

diberikan kepada Dickluni. Tujuannya adalah membantah al-Quran. Pada tahun 1594

M, Henkilman menerbitkan terjemahan al-Quran dan selanjutnya pada tahun 1598 M

Page 15: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

12

diterbitkan terjemahan al-Quran cetakan Maraki yang didalamnya menyertakan

penghinaan terhadap al-Quran.

Sedangkan terjemahan al-Quran kedalam bahasa Indonesia berperan penting

demi perkembangan pemahaman isi dari makna al-Quran di wilayah Indonesia,

penerjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ini diantaranya dilaksanakan oleh :

1. Al-Quran dan Terjemahannya, oleh Departemen Agama RI ada dua edisi revisi

yaitu tahun 1989 dan 2002.

2. Terjemah Al-Quran, oleh Prof. Mahmud Yunus.

3. An-Nur, oleh Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Siddieqy

4. Al-Furqon, oleh A. Hassan guru Persatuan Islam

5. Al-Quranu’l Karim Bacaan Mulia, oleh Hans Bague Jassin

Selain diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia resmi adapula yang

diterjemahkan kedalam bahasa Daerah diantaranya dilaksanakan oleh :

1. Qur’an Kejawen (Bahasa Jawa), oleh Kemajuan Islam Jogyakarta

2. Qur’an Suadawiah (Bahasa Sunda)

3. Qur’an Bahasa Sunda oleh K.H. Qomaruddien

4. Al-Ibriz (Bahasa Jawa), oleh K. Bisyri Mustafa Rembang

5. Al-Quran Suci Basa Jawi (Bahasa Jawa), oleh Prof. K.H.R. Muhammad

Adnan

6. Al-Amin (Bahasa Sunda)

7. Terjemah Al-Quran kedalam bahasa Bugis (huruf lontare), oleh KH Abdul

Muin Yusuf (Pimpinan Pondok Pesantren Al-Urwatul Wustqaa Benteng

Sidrap Sulsel

Dalam Article yang dimuat di website Tempo yang diterbitkan pada Kamis, 03

Desember 2015 dengan tema paragraf INFO NASIONAL, diberitakan bahwa

“Sebagai bentuk apresiasi terhadap keragaman bangsa, Kementerian Agama

menerbitkan Kamus Istilah Keagamaan dan Terjemah Al-Quran kedalam Bahasa

Daerah. Dikatakan Menag, Terjemah al-Quran Bahasa Daerah terdiri dari 3 bahasa,

yaitu Minang, Jawa, dan Dayak. Menag berharap karya ini bisa bermanfaat bagi

bangsa Indonesia.”

Page 16: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

13

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Terjemah dalam al-Quran sangat penting adanya dan alasan adanya terjemahan

ini karena Agama Islam yang telah menyebar keberbagai negara dan mengharuskan

al-Quran turut disebarkan pula. Karena al-Quran turun di kalangan orang Arab dan

berbahasa Arab, menjadikan kaum muslimin no Arab tidak mengerti dengan apa

yang telah disampaikan al-Quran. Dan agar para muslimin memahaminya maka di

buatlah terjemahan al-Quran yang pada awalnya di terjemahkan oleh Ja’far bin Abi

Thalib.

Terjemahan al-Quran pun memiliki beberapa metode yakni terjemahan

harfiyyah dan terjemahan tafsirriyyah atau maknawiyah. Dengan menggunakan salah

satu metode ini akhirnya al-Quran dapat diterjemahkan keberbagai macam bahasa di

Dunia termasuk ke dalam Bahasa Indonesia.

Tidak sedikit pula dalam terjemah al-Quran ini mengandung terjemahan yang

salah. Karena banyaknya para musuh kaum muslimin yang ingin menghancurkan

Agama Islam melalui terjemahan al-Quran yang disalahkan. Namun pada dasarnya

al-Quran adalah mukjizat Allah dan Allah telah berfirmah dalam al-Quran yang

intinya Allah akan menjaga isi al-Quran. Jadi ini merupakan pantangan yang sangat

sulit bagi para musuh kaum mslimin yang ingin merubah dan menyalah artikan arti

dari al-Quran.

Page 17: TERJEMAH AL-QURAN oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan dengan menterjemahkan teks-teks

14

DAFTAR PUSTAKA

Abu Azzam. Kajian Islam. https://islamkajian.wordpress.com/perbandingan-

terjemah-harfiah-tafsiriyah/. diakses pada tanggal 14 oktober 2015 pukul 10.29.

Bell, Richard. 1995. Pengantar Studi Al-Quran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Hadi Ma’rifat, Muhammad. 2007. Sejarah Al-Quran. Diterjemahkan oleh : Thoha

Musawa. Jakarta: Al-Huda.

ikfiniitpsepuluh.Man jadda wajada.

http://ikfiniitpsepuluh.blog.uns.ac.id/2012/05/01/al-quran-tarjamah-tafsiriyah-

vs-tarjamah-harfiyah-al-quran-kemeneg-ri/. di akses pada tanggal 14 oktober

2015 pukul 10.33.

RKO, Sekjen Kemenag: Isu Kesalahan Tafsir Quran Menyesatka,

http:kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=98277 diakses pada tanggal 05

Desember 2015 pukul 03.45

Suardi Simbayoputra. menembus batas.

https://simbayoputras.wordpress.com/2013/01/16/sejarah-penerjemahan-al-

quran/ . diakses pada tanggal 16 oktober 2015 pukul 3.12

Tarjamah Tafsiriyah. (2013, 7

13).https://www.facebook.com/tarjamah.tafsiriyah/posts/1391823311041378.

diakses pada tanggal 14 Oktober 2015 pukul 10.00.

Tempo, Kemenag Launching KIK dan Terjemah Al-Quran Bahasa Daerah,

http://m.tempo.co/read/news/2015/12/03/285724520/kemenag-launching-kik-

dan-terjemah-al-quran-bahasa-daerah diakses pada tanggal 05 Desember 2015

pukul 04.50