terhadap motivasi dan hasil belajar pecahan …lib.unnes.ac.id/17152/1/1401409213.pdf · data yang...
TRANSCRIPT
KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL
TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
PECAHAN KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1, 2, 3 KOTA TEGAL
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Andi Dwi Arifin
1401409213
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik
sebagian atau keseluruhannya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, Juli 2013
Andi Dwi Arifin
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi.
Tegal, Juli 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Noening Andrijati, M.Pd. Drs. Sigit Yulianto NIP 19680610 199303 2 002 NIP 19630721 198803 1 001
Mengetahui
Koordinator UPP PGSD Tegal
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. NIP 19630923 198703 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Keefektifan Penerapan Model Teams Games Tournament
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Pecahan Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal, oleh Andi Dwi Arifin 1401409213, telah
dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal
25 Juli 2013.
PANITIA UJIAN
Ketua Sekretaris
Drs. Hardjono, M.Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. NIP 19510801 197903 1 007 NIP 19630923 198703 1 001
Penguji Utama
Drs. Yuli Witanto, M.Pd. NIP 196400717 198803 1 002 Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2
Drs. Sigit Yulianto Dra. Noening Andrijati, M.Pd. NIP 19630721 198803 1 001 NIP 19680610 199303 2 002
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Fa inna ma’al ‘usri yusron inna ma’al ‘usri yusro. (Al-Insyiroh 5-6)
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain
(Alhadits)
Kerja kerasku adalah bentuk rasa syukurku atas anugerah Allah yang
diberikan kepadaku (Penulis).
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan
untuk:
Bapak Nuryatin, Mama Aliyah, Mas
Anto, dan keluarga besarku yang
telah memberikan perhatian, kasih
sayang, do’a, dukungan dan lainnya;
Awalrindu Rizqy atas semangatnya.
vi
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Keefektifan Penerapan Model Teams Games Tournament
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Pecahan V Sekolah Dasar Negeri Debong
Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal”.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan
skripsi ini, oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah
memberikan izin dan dukungan dalam penelitian ini.
3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan kesempatan untuk
memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.
4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator UPP PGSD Tegal Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
5. Dra. Noening Andrijati, M.Pd., Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada peneliti, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Drs. Sigit Yulianto, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi peneliti demi
terselesaikannya skripsi ini.
vii
7. Para dosen UPP Tegal Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES yang telah banyak membekali peneliti dengan ilmu
pengetahuan.
8. Kepala sekolah dan semua staf pengajar di SDN Debong Tengah 1, 2, 3 Kota
Tegal, yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.
9. Para sahabat terbaikku angkatan 2009 fresh yang telah berjuang bersama
demi sebuah karya yang tak ternilai harganya.
10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Tegal, Juli 2013
Peneliti
viii
ABSTRAK
Dwi Arifin, Andi. 2013. Keefektifan Penerapan Model Teams Games Tournament terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Pecahan Kelas V Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I Dra. Noening Andrijati, M.Pd., II Drs. Sigit Yulianto.
Kata Kunci: Model TGT, Matematika, Pecahan, Motivasi, Hasil Belajar.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak. Salah satu topik dalam matematika ialah pecahan, yang mana materi ini termasuk cukup sulit diajarkan kepada siswa. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Hal ini berdampak pada rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berinisiatif mengujikan sebuah model pembelajaran inovatif TGT yang dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Harapannya, dapat diketahui model mana yang terbukti lebih efektif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di SD.
Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design dengan bentuk desain eksperimen Posttest-Only Control Design tanpa pretest yang diadaptasi dari True Experimental Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 108 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan metode Simple Random Sampling, yang menghasilkan kelas V SD Negeri Debong Tengah 1 sebagai kelas kontrol, kelas V SD Negeri Debong Tengah 2 sebagai kelas uji coba instrumen, dan kelas V SD Negeri Debong Tengah 3 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi dokumentasi, observasi, tes, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji prasyarat analisis meliputi normalitas, homogenitas, dan analisis akhir. Pada analisis akhir atau pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t.
Berdasarkan hasil uji hipotesis data motivasi belajar siswa dengan perhitungan menggunakan rumus uji hipotesis komparatif dua sampel independen, menunjukkan bahwa thitung sebesar 1,792 dan ttabel sebesar 1,673 (thitung > ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT lebih baik dari pada motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional. Sementara itu, hasil uji hipotesis untuk hasil belajar siswa menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,571 dan ttabel sebesar 1,673 (thitung > ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional. Jadi dapat disimpulkan bahwa, penerapan model TGT terbukti efektif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi pecahan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii
Pengesahan .......................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ..................................................................................... v
Prakata ................................................................................................................ vi
Abstrak ............................................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................ ix
Daftar Tabel ....................................................................................................... xii
Daftar Bagan ...................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................. xv
Bab 1
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
Identifikasi Masalah ........................................................................................... 7
Pembatasan Masalah .......................................................................................... 8
Rumusan Masalah .............................................................................................. 9
Tujuan Penelitian ............................................................................................... 10
1.5.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 10
1.5.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 10
Manfaat Penelitian ............................................................................................. 10
Manfaat Teoritis ................................................................................................. 11
Manfaat Praktis .................................................................................................. 11
KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 13
Landasan Teoritis ............................................................................................... 13
Hakikat Belajar .................................................................................................. 13
Motivasi Belajar ................................................................................................. 15
Hasil Belajar ....................................................................................................... 18
x
Karakteristik Siswa Sekolah Dasar .................................................................... 19
Hakikat Matematika ............................................................................................ 22
Pembelajaran Matematika di SD ........................................................................ 22
Materi Pecahan dalam Perbandingan dan Skala ................................................. 26
Model Pembelajaran ........................................................................................... 28
Model Konvensional dan Model Cooperative Learning ................................... 29
Model Teams Games Tournament (TGT) ........................................................... 32
Penerapan Model TGT dalam Pembelajaran ....................................................... 37
Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................... 39
Kerangka Berpikir ............................................................................................... 42
Hipotesis ............................................................................................................. 44
METODE PENELITIAN ................................................................................... 45
Desain Penelitian ................................................................................................ 45
Populasi dan Sampel .......................................................................................... 46
Populasi .............................................................................................................. 46
Sampel ................................................................................................................ 47
Variabel Penelitian .............................................................................................. 48
Variabel Terikat .................................................................................................. 48
Variabel Bebas ................................................................................................... 49
Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 49
Dokumentasi ...................................................................................................... 49
Observasi ............................................................................................................ 50
Tes ...................................................................................................................... 50
Angket ................................................................................................................ 50
Instrumen Penelitian .......................................................................................... 51
Instrumen Tes ..................................................................................................... 51
Instrumen Non Tes ............................................................................................. 55
Metode Analisis Data ......................................................................................... 59
Deskripsi Data .................................................................................................... 60
Uji Prasyarat Analisis ......................................................................................... 60
Analisis Akhir ................................................................................................... 63
xi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 65
Deskripsi Data .................................................................................................... 65
Analisis Uji Coba Instrumen .............................................................................. 67
Instrumen Tes ..................................................................................................... 67
Instrumen Non Tes ............................................................................................. 73
Hasil Penelitian ................................................................................................... 77
Hasil UTS Genap Matematika Kelas Eksperimen dan Kontrol (Data Awal) .... 77
Motivasi Belajar Matematika Siswa .................................................................. 78
Hasil Belajar Matematika Siswa ......................................................................... 80
Uji Prasyarat Analisis ......................................................................................... 81
Data Sebelum Eksperimen .................................................................................. 81
Data Setelah Eksperimen ................................................................................... 94
Pembahasan ........................................................................................................ 109
PENUTUP .......................................................................................................... 120
Simpulan ............................................................................................................ 120
Saran ................................................................................................................... 122
Lampiran-lampiran ............................................................................................. 123
Daftar Pustaka .................................................................................................... 304
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional .............. 31
Pedoman Penskoran Tournament untuk Empat Pemain .................................... 36
Pedoman Penskoran Tournament untuk Tiga Pemain ....................................... 37
Pedoman Interpretasi Validitas Instrumen ......................................................... 53
Pedoman Interpretasi Skor Motivasi Belajar Siswa ........................................... 57
Pedoman Penggunaan Rumus t-tes .................................................................... 61
Paparan Data Rekap Skor Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa (Pra
Eksperimen) ........................................................................................................ 65
Paparan Data Rekap Skor Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa (Data
Akhir) ................................................................................................................. 66
Paparan Data Nilai Uji Coba Instrumen pada Kelas Uji Coba ........................... 69
Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba ..................................................... 69
Analisis Tingkat Kesukaran ................................................................................ 71
Daya Pembeda Soal ............................................................................................ 72
Paparan Data Skor Uji Coba Instrumen Angket pada Kelas Uji Coba .............. 74
Rekapitulasi Uji Validitas Angket Uji Coba ...................................................... 75
Rekapitulasi Uji Reliabilitas Angket Uji Coba .................................................. 76
Distribusi Frekuensi Nilai UTS ........................................................................... 77
Perbandingan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ............................................................................................................... 78
Paparan Data Nilai Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Pembelajaran TGT
di Kelas Eksperimen .......................................................................................... 79
Paparan Data Nilai Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Pembelajaran
Konvensional di Kelas Kontrol .......................................................................... 79
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ...................................... 80
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol .............................................. 81
Normalitas Data Motivasi Belajar Matematika Siswa (Data Awal) ................... 83
Normalitas Data Nilai UTS Genap Matematika (Data Awal) ........................... 85
xiii
Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar Matematika Siswa (Data Awal) ........ 87
Uji Homogenitas Data Nilai UTS Genap Matematika Siswa (Data Awal) ....... 89
Uji Kesamaan Rata-rata Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa (Data Awal) 92
Uji Kesamaan Rata-rata Nilai UTS Genap Matematika Siswa (Data Awal) ..... 94
Normalitas Data Motivasi Belajar Matematika Siswa ....................................... 96
Normalitas Data Hasil Belajar Matematika Siswa ............................................. 98
Independen Sampel Tes Motivasi Belajar Matematika Siswa ........................... 100
Homogenitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa ........................................... 102
Uji-t Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa ................................................. 105
Uji-t Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa ....................................................... 108
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
Pola Kerangka Berpikir ....................................................................................... 43
Desain Penelitian ................................................................................................. 45
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Daftar Nama Siswa Kelas V SDN Debong Tengah 1 ........................................ 124
Daftar Hadir Siswa Kelas V SDN Debong Tengah 1 ........................................ 125
Daftar Hadir Siswa Kelas V SDN Debong Tengah 3 ........................................ 127
Silabus Matematika Kelas V SD ........................................................................ 129
Pengembangan Silabus Matematika Kelas V SD .............................................. 131
RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1 .......................................................... 134
RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2 ........................................................... 147
RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-3 ........................................................... 159
RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1 .................................................................. 173
RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2 .................................................................. 181
RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-3 .................................................................. 188
Validasi Soal Tes Uji Coba oleh Penilai I .......................................................... 197
Validasi Soal Tes Uji Coba oleh Penilai II ........................................................ 201
Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba ............................................................................... 205
Kisi-kisi Soal Post Test ...................................................................................... 212
Instrumen Uji Coba (Soal Tes) .......................................................................... 216
Instrumen Post Test ............................................................................................ 221
Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba dan Instrumen Post Test ............................ 223
Daftar Nilai Soal Tes Ujicoba Kelas Ujicoba .................................................... 224
Out put Uji Validitas Butir Soal ......................................................................... 225
Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba .................................................... 230
Perhitungan Uji Reliabilitas Soal Tes secara Manual ........................................ 231
Pembagian Kelompok Atas dan Bawah ............................................................. 232
Tabel Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Tes ........................................... 235
Kesimpulan Hasil Tes Uji Coba ......................................................................... 238
Validasi Angket Uji Coba oleh Penilai I ............................................................ 240
Validasi Angket Uji Coba oleh Penilai II .......................................................... 242
Kisi-kisi Angket Uji Coba .................................................................................. 244
xvi
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ..................................................................... 246
Intrumen Uji Coba (Angket) .............................................................................. 248
Instrumen Postes (Angket) ................................................................................. 252
Daftar Skor Uji Coba Angket pada Kelas Uji Coba .......................................... 255
Analisis Butir Angket ......................................................................................... 256
Out put Uji Validitas Butir Angket .................................................................... 259
Rekapitulasi Uji Validitas Angket Uji Coba ...................................................... 264
Out put Uji Reliabilitas Butir Angket ................................................................ 265
Kesimpulan Hasil Uji Coba Angket ................................................................... 267
Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi DataUTS Genap
Matematika Siswa .............................................................................................. 268
Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data UTS Nilai
Postes Matematika Siswa ................................................................................... 269
Daftar Nilai UTS Genap Matematika Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 1 270
Daftar Nilai UTS Genap Matematika Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 3 271
Daftar Skor Motivasi Belajar Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 1 (Data
Awal) .................................................................................................................. 272
Daftar Skor Motivasi Belajar Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 3 (Data
Awal) .................................................................................................................. 273
Daftar Nilai Postes Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 1 ............................. 274
Daftar Nilai Postes Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 3 ............................ 275
Daftar Skor Motivasi Belajar Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 1 (Data
Akhir) ................................................................................................................. 276
Daftar Skor Motivasi Belajar Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 3 (Data
Akhir) ................................................................................................................. 277
Out Put Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Matematika (Data Akhir) ........ 278
Out Put T-Tes Data Motivasi Belajar Matematika (Data Akhir) ....................... 281
Out Put Uji Normalitas Data Hasil Belajar Matematika (Data Akhir) .............. 282
Out Put T-Tes Data Hasil Belajar Matematika (Data Akhir) ............................ 285
Perhitungan Manual Uji Pihak Kanan Data Motivasi Belajar Siswa ................. 286
Perhitungan Manual Uji Pihak Kanan Data Hasil Belajar Siswa ...................... 289
xvii
Lembar Observasi Pembelajaran ........................................................................ 292
Daftar Peringkat Awal Kelas Ekperimen ........................................................... 293
Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen .......................................................... 294
Dokumentasi Kegiatan Penelitian ...................................................................... 295
Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ............................................... 297
Tabel-r ................................................................................................................ 300
Tabel-Uji t .......................................................................................................... 301
Tabel- Uji f ......................................................................................................... 302
Daftar Pustaka .................................................................................................... 304
1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, perlu adanya
suatu usaha yang disebut pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional
memiliki fungsi dan tujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat, untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, maka kegiatan
pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur sebagaimana yang tertuang dalam UU
No.20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat (1) yang secara lengkap berbunyi: “Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya”. Jalur pendidikan formal merupakan jalur
pendidikan yang berprogram, berstruktur dan berlangsung dipersekolahan secara
berjenjang (Munib 2009: 76). Jalur pendidikan formal terdiri atas jenjang
2
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Salah satu bentuk
pendidikan formal di jenjang pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar (SD).
Secara teknis, pendidikan SD dapat pula didefinisikan sebagai proses
membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik yang berusia antara 6-12 tahun
untuk memiliki kemampuan dasar dalam aspek intelektual, sosial, dan personal
yang terintegrasi dan sesuai dengan karakteristik perkembangannya. Berdasarkan
hal tersebut, dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan SD adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam aspek intelektual, sosial, dan personal yang paling
mendasar sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan di jenjang selanjutnya
(Taufiq 2012: 1.7-1.8). Dengan demikian, materi pelajaran yang ada pada satuan
pendidikan SD ini adalah materi pelajaran dasar sesuai dengan karakteristik
perkembangan siswanya.
Salah satu mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum pendidikan SD
adalah matematika. Menurut Subarinah (2006: 1), matematika merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada
di dalamnya. Salah satu topik dalam matematika ialah pecahan. Depdikbud (1999)
dalam Heruman (2012: 43) menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu
topik yang sulit diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru. Pembelajaran yang kurang bermakna lebih
mengedepankan hafalan dari pada pengertian dan perbuatan sehingga hasil belajar
menjadi kurang melekat dalam pola pikir dan pola tindakan siswa. Pembelajaran
yang kurang bermakna berpengaruh pada rendahnya motivasi belajar siswa.
Rendahnya motivasi belajar siswa ini dapat mempengaruhi proses belajar siswa,
sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang optimal. Hal ini perlu mendapat
3
perhatian serius dari guru agar dapat menerapkan pembelajaran yang lebih
bermakna, yakni dengan melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di Kelas V SD Negeri Debong Tengah
3 Kota Tegal, strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih tergolong
kurang bermakna, sebab menggunakan model konvensional. Dalam pembelajaran
tersebut menggunakan metode ekspositori, latihan soal atau drill dan pemberian
tugas. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, kemudian
mengerjakan soal-soal latihan yang berhubungan dengan materi pecahan.
Penyajian materi matematika oleh guru belum didukung dengan penggunaan
media pembelajaran yang menarik. Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan
tugas yang harus sudah selesai dikerjakan pada pertemuan berikutnya. Hingga
pembelajaran berakhir, tiada siswa yang memberanikan diri untuk menanyakan
hal-hal yang mungkin belum ia pahami, walaupun terkadang guru telah
mempersilahkannya. Dengan metode pembelajaran seperti demikian, keaktifan
siswa dalam bertanya masih sangat kurang, sekaligus juga menandakan bahwa
pembelajaran tersebut masih didominasi oleh guru.
Dominasi guru di dalam kelas juga terlihat dari pola interaksi di dalam
kelas. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran berlangsung satu arah, yakni dari
guru kepada siswa yang tampak dari corak pembelajaran klasikal. Sementara,
interaksi antar siswa tidak terjadi karena guru tidak menerapkan metode diskusi,
ataupun metode lain yang menghendaki adanya pembagian kelompok belajar.
Praktis, siswa benar-benar berperan sebagai penerima informasi yang pasif.
Disisi lain, sebenarnya guru telah memberikan stimulus kepada siswa
untuk turut aktif dalam pembelajaran, dengan cara meminta siswa mengerjakan
4
soal-soal di depan kelas. Akan tetapi, siswa enggan untuk berkontribusi kecuali
ditunjuk oleh guru, dan itu saja belum tentu siswa dapat mengerjakan soal dengan
benar. Sikap siswa yang enggan untuk berkontribusi dalam pembelajaran tersebut
menunjukkan masih kurangnya motivasi dalam diri siswa dalam pembelajaran.
Hasil belajar siswa juga belum mencapai kriteria yang diharapkan, ditunjukkan
dengan nilai ulangan harian matematika siswa kelas V SD Negeri Debong Tengah
3 pada materi pecahan tahun 2012, dimana dari 35 siswa, 14 diantaranya
mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi, peneliti berkesimpulan
bahwa proses pembelajaran tersebut masih belum bermakna, serta belum
berlangsung secara kreatif, inspiratif, menyenangkan dan memotivasi peserta
didik, seperti yang diamanatkan dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang
Standar Proses Pendidikan, yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Hal ini menguatkan
argumen bahwa guru perlu melakukan inovasi pembelajaran agar lebih bermakna,
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Menurut Pitajeng (2006: 3), upaya yang dapat dilakukan guru agar
matematika dapat dibelajarkan dengan baik dan lebih bermakna ialah melalui
penerapan strategi pembelajaran yang tepat. Seiring dengan berkembangnya
strategi pembelajaran dari yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi
berpusat pada peserta didik (student centered) maka berkembang pula cara
5
pandang terhadap bagaimana peserta didik belajar memperoleh pengetahuan
(Muhsetyo 2011: 1.7). Berdasarkan pandangan konstruktivisme, peserta didik
adalah mahluk hidup yang mempunyai kemampuan berpikir, yang dapat
membangun (mengkonstruk) sendiri pengetahuan mereka dari berbagai sumber
belajar di sekitar mereka. Pengetahuan tersebut tidak dipindahkan dari guru ke
peserta didik, melainkan peserta didik sendiri yang secara aktif membangun
pengetahuannya (konstruktif). Konstruktivisme merupakan fondasi utama
pembelajaran aktif, inovatif, efektif, dan menyenangkan (Suprijono 2012: 78).
Bertolak pada asumsi ini, maka guru perlu merancang strategi pembelajaran yang
bercorak konstruktivisme.
Salah satu dari strategi pembelajaran matematika yang konstruktivistik
dan dianggap sesuai pada saat ini yaitu cooperative learning (Muhsetyo 2011:
1.7). Slavin (2013: 32), menjelaskan bahwa cooperative learning mengacu pada
metode pengajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling
membantu dalam belajar. Cooperative learning bermanfaat untuk meningkatkan
motivasi dan ketekunan siswa, serta membantu siswa meningkatkan hasil
belajarnya. Slavin (2013: 264). Salah satu tipe dari cooperative learning adalah
model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
Model TGT merupakan strategi pembelajaran inovatif yang diduga tepat
untuk pembelajaran matematika. Model TGT dikembangkan oleh Slavin dan
rekan-rekannya. Sesuai dengan namanya, model TGT adalah model pembelajaran
yang dirancang dalam bentuk permainan yang menuntut kerjasama kelompok
siswa. Menurut Slavin (2009: 166-167), model TGT mengandung lima komponen
utama, yaitu: (1) Presentasi kelas atau pengamatan langsung, yaitu penjelasan
6
materi pelajaran oleh guru dan diakhiri dengan pembagian kelompok; (2) Belajar
kelompok (team study), yaitu tim yang telah dibentuk oleh guru berkumpul untuk
mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Tim ini harus memastikan
bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, agar nantinya dapat menjawab soal
dengan baik pada saat permainan; (3) Permainan (game), yaitu permainan dalam
model TGT yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi dalam presentasi kelas
dan belajar kelompok; (4) Turnamen (tournament), yaitu sebuah struktur dimana
permainan berlangsung, biasanya diadakan pada akhir pembelajaran atau akhir
minggu. Setelah tournament selesai maka dilakukan penilaian; (5) Team
recognize (penghargaan kelompok), yaitu kegiatan akhir dari pembelajaran model
TGT. Dari hasil tournament diatas, para siswa akan mendapat sertifikat
penghargaan dari guru berdasarkan skor yang mereka peroleh dalam tim.
Jika dipandang dari substansinya, model TGT sangat sesuai dengan teori
belajar Dienes. Menurut Dienes (dalam Pitajeng 2006: 32) objek-objek kongkret
dalam bentuk permainan mempunyai peranan sangat penting dalam pembelajaran
matematika jika dimanipulasi dengan baik. Sementara itu, Aisyah, dkk (2007:2-6)
menyatakan bahwa teori belajar Dienes menekankan pada tahapan permainan,
yang berarti pembelajaran matematika diarahkan pada proses melibatkan anak
didik dalam belajar sehingga proses pembelajaran dapat membangkitkan dan
membuat anak didik senang dalam belajar. Dengan kata lain bahwa pembelajaran
dengan model yang memuat unsur permainan dapat menjadikan hasil belajar
menjadi lebih bermakna dan membekas dalam ingatan.
7
Selain sesuai dengan teori belajar Dienes, model TGT juga sangat sesuai
dengan karakteristik perkembangan siswa SD. Model ini mengandung unsur
game akademik yang menuntut adanya kerjasama tim/kelompok siswa. Dalam
game akademik tersebut tentunya siswa akan aktif, baik fisik maupun mentalnya,
karena siswa akan bergerak ke meja turnamen lalu kemudian mengerjakan soal.
Disamping itu, siswa juga mengalami sendiri suasana kompetisi yang
mengharuskannya mengerjakan sendiri soal yang terdapat dalam game akademik.
Hal ini akan memacu siswa untuk terus belajar agar dapat mengerjakan soal
secara mandiri dengan benar. Tentunya hal tersebut sesuai dengan karakteristik
siswa SD seperti yang dinyatakan dalam Sumantri (2011: 6.3) yaitu senang
bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa
ingin melaksanakan atau merasakan sendiri. Dengan penerapan model TGT,
diharapkan motivasi siswa akan semakin tumbuh dalam mengikuti pembelajaran
matematika, sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya.
Model TGT merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
dijadikan alternatif variasi model pembelajaran matematika. Dari uraian tersebut,
peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui keefektifan penerapan model
TGT terhadap motivasi dan hasil belajar matematika materi pecahan dalam
perbandingan dan skala pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Debong
Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
8
(1) Mata pelajaran matematika, khususnya materi pecahan merupakan salah
satu topik yang sulit diajarkan, karena kurang bermaknanya kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru.
(2) Pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih tergolong kurang
bermakna, sebab menggunakan model konvensional, yang ditandai dengan
penerapan metode ekspositori, latihan soal atau drill dan pemberian tugas.
(3) Penyajian materi matematika dengan topik pecahan oleh guru belum
didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik, serta
model pembelajaran yang inovatif.
(4) Dominasi guru di dalam kelas selama proses pembelajaran matematika
terlihat dari metode-metode bercorak konvensional serta pola interaksi di
dalam kelas yang yang hanya berlangsung satu arah.
(5) Motivasi belajar siswa masih tergolong kurang. Hal ini ditandai oleh sikap
enggan dan takut untuk berkontribusi secara aktif dalam pembelajaran.
(6) Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Debong Tengah 3 pada
materi pecahan tahun 2012 belum mencapai hasil yang diharapkan.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, dari 35 siswa 14 diantaranya
mendapat nilai di bawah KKM.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, masalah yang muncul sangatlah luas,
sehingga perlu dibatasi agar peneliti lebih fokus pada penelitian yang akan
dilaksanakan. Masalah yang muncul dibatasi sebagai berikut:
9
(1) Keefektifan penerapan model TGT terhadap motivasi belajar matematika
materi pecahan dalam perbandingan dan skala siswa kelas V SDN
Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal.
(2) Keefektifan penerapan model TGT terhadap hasil belajar matematika
materi pecahan dalam perbandingan dan skala siswa kelas V SDN
Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
(1) Bagaimana tingkat motivasi belajar matematika siswa kelas V yang
mendapat pembelajaran dengan model TGT dan yang mendapat
pembelajaran dengan model konvensional?
(2) Apakah motivasi belajar matematika siswa kelas V yang mendapat
pembelajaran dengan model TGT lebih baik dari pada motivasi belajar
matematika siswa kelas V yang mendapat pembelajaran dengan model
konvensional?
(3) Bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas V yang mendapat
pembelajaran dengan model TGT dan yang mendapat pembelajaran
dengan model konvensional?
(4) Apakah hasil belajar matematika siswa kelas V yang mendapat
pembelajaran dengan model TGT lebih baik dari pada hasil belajar
matematika siswa kelas V yang mendapat pembelajaran dengan model
konvensional?
10
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yang tercakup dalam tujuan umum dan
tujuan khusus penelitian. Berikut ini uraian tentang tujuan umum dan tujuan
khusus dari penelitian ini.
1.5.1 Tujuan Umum
(1) Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah dasar, yang
memiliki karakteristik sama dengan SDN Debong Tengah 1, 2 , 3 Kota
Tegal.
(2) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika materi pecahan dalam perbandingan dan skala.
1.5.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan khusus untuk mengetahui tingkat keefektifan
penerapan model TGT terhadap motivasi dan hasil belajar matematika materi
pecahan dalam perbandingan dan skala pada siswa kelas V SDN Debong Tengah
1, 2, 3 Kota Tegal.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat dibagi menjadi manfaat
teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk teori
yang diperoleh dari penelitian ini, sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang
dapat diperoleh secara praktik dari penelitian ini, yaitu manfaat penerapan model
TGT di dalam pembelajaran matematika. Penjelasan lebih lanjut mengenai
manfaat teoritis dan manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini akan
dijelaskan sebagai berikut.
11
1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai: (1)
masukan bagi sekolah dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi,
khususnya masalah rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa, dimana dengan
model TGT ini siswa dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam sebuah tournament
pembelajaran hingga memperoleh poin tertentu yang berguna bagi dirinya dan
kelompok belajarnya. Dengan TGT, siswa yang pendiam sekalipun berkesempatan
untuk aktif beradu kemampuan dengan siswa lain dalam tournament
pembelajaran. Persaingan dalam sebuah tournament pembelajaran akan memacu
motivasi siswa, sedangkan motivasi yang tinggi dalam diri siswa dapat
meningkatkan prestasi belajarnya; (2) pelengkap teori inovasi model pembelajaran
yang dapat digunakan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
inovatif, khususnya dalam pembelajaran matematika materi pecahan dengan
model TGT.
1.6.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak yaitu
siswa, guru, sekolah dan bagi peneliti sendiri.
1.6.2.1 Bagi Siswa
Manfaat yang didapat oleh siswa dari penelitian ini antara lain:
(1) Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran matematika, karena model
TGT menuntut siswa untuk berpindah posisi dalam tournament secara
bergantian.
12
(2) Meningkatnya motivasi siswa dalam pembelajaran matematika materi
pecahan dalam perbandingan dan skala.
(3) Siswa dapat menindaklanjuti pemahamannya saat penyajian materi dari
guru, melaksanakan diskusi kelompok, dan saat melaksanakan tournament,
sehingga berakibat meningkatnya hasil belajar matematika materi pecahan
dalam perbandingan dan skala.
1.6.2.2 Bagi Guru
Penelitian ini juga diharapkan akan memberi manfaat bagi guru. Manfaat
tersebut antara lain:
(1) Meningkatnya kualitas pembelajaran matematika materi pecahan dalam
perbandingan dan skala SDN Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal.
(2) Menambah variasi model pembelajaran matematika khususnya, dan mata
pelajaran yang lain pada umumnya, agar lebih menarik dan inovatif.
1.6.2.3 Bagi Sekolah
Bagi SDN Debong Tengah 1 , 2, 3 Kota Tegal sebagai populasi penelitian,
hasil penelitian ini dapat dijadikan alat evaluasi dan koreksi, terutama dalam
meningkatkan keefektifan proses pembelajaran sehingga tercapai hasil belajar
yang optimal dan meningkatkan kualitas pendidikan.
1.6.2.4 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti yaitu meningkatnya daya pikir dan keterampilan
dalam melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan model TGT.
13
13
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
Landasan teoritis merupakan dasar pijakan bagi peneliti dalam melakukan
penelitian. Di dalam landasan teoritis memuat teori-teori yang dikemukakan oleh
para tokoh/ahli. Berikut ini merupakan penjabaran tentang teori-teori yang
digunakan dalam penelitian ini.
2.1.1 Hakikat Belajar
Banyak ahli yang mengemukakan pengertian tentang belajar, seperti yang
terdapat dalam Suprijono (2011: 2). Pengertian tentang belajar yang dikemukakan
oleh para ahli tersebut antara lain menurut Gagne, belajar adalah perubahan
disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan
disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang
secara alamiah. Travers mengemukakan bahwa belajar adalah proses
menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Pendapat lain dari Cronbach yaitu
“learning is shown by a change in behavior as a result of experience” (belajar
adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Sementara itu, Morgan
menyatakan bahwa “learning is any relatives permanent change in behavior that
is a result of past experience” yang artinya belajar adalah perubahan perilaku
yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.
14
Berdasarkan pengertian tentang belajar menurut para ahli tersebut, dapat
dipahami bahwa belajar mengandung tiga unsur pokok (Siddiq 2008: 1-4 – 1-6),
yang mana ketiga unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
(1) Proses
Belajar adalah suatu proses yaitu proses mental dan emosional
(proses berpikir dan merasakan), dimana terjadi aktivitas pikiran dan
perasaan dalam diri seseorang. Aktivitas pikiran dan perasaan tersebut
hanya dapat dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri tanpa bisa diamati
oleh orang lain. Orang lain hanya melihat gejala dari aktivitas pikiran dan
perasaan tersebut. Sebagai contoh, seorang guru tidak bisa mengamati
aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Guru hanya melihat gejala aktivitas
pikiran dan perasaan siswa dari kegiatannya didalam pembelajaran.
Adapun contoh dari gejala tersebut antara lain: siswa bertanya,
menanggapi, menjawab pertanyaan guru, melakukan diskusi, memecahkan
soal, dan sebagainya. Itu semua merupakan gejala yang dapat diamati dari
aktivitas mental dan emosional siswa.
(2) Perubahan Tingkah Laku
Belajar adalah sebuah proses, dan oleh karena itu belajar
menghasilkan sebuah produk yakni perubahan perilaku, yang akan
membedakan seseorang dari sebelum ia belajar hingga setelah ia belajar.
Seseorang yang tadinya belum tahu, karena ia telah belajar maka menjadi
tahu; yang sebelumnya tidak terampil, menjadi terampil; yang mulanya
tidak bisa berbuat tepat terhadap suatu keadaan, akan dapat menyikapi
15
keadaan secara lebih bijak. Namun, tidak semua perubahan perilaku ini
merupakan hasil dari belajar seseorang. Perubahan perilaku yang
merupakan akibat dari belajar akan cenderung bersifat permanen/menetap.
Sebagai contoh, orang yang telah belajar menulis tentu akan memiliki
keterampilan dasar menulis yang tidak mudah untuk hilang dan terus
menetap, atau bahkan menjadi lebih berkembang lagi selama hidupnya.
Adapun perubahan perilaku yang tidak termasuk dalam hasil belajar
seseorang antara lain: karena lupa, karena minum minuman keras, karena
pengaruh obat-obatan tertentu, dan perubahan perilaku karena faktor
kematangan.
(3) Pengalaman
Sebagai salah satu unsur belajar, pengalaman merupakan hasil
interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Menurut Slameto (2010: 2),
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Interaksi tersebut dapat terjadi baik dalam lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial. Lingkungan fisik merupakan lingkungan dimana
individu tinggal, misalnya pantai, hutan, dan sebagainya. Adapun contoh
lingkungan lingkungan sosial diantaranya orang tua, teman, guru, tokoh
masyarakat, dan sebagainya.
2.1.2 Motivasi Belajar
Belajar tidak akan terjadi tanpa ada kemauan dari individu untuk
melakukan tindakan belajar. Kemauan tersebut merupakan manifestasi dari
16
motivasi belajar individu. Hubungan antara kemauan dan motivasi seseorang
tercermin dari tindakan yang dilakukannya. Para ahli telah mengemukakan
tentang pengertian tentang motivasi, diantaranya yaitu menurut Hamalik (2012:
50), motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau
tindakan tertentu. Woolfolk & Nicolich (1984) dalam Widoyoko 2012: 233)
menyatakan bahwa motivasi pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Sementara, menurut Sardiman
(2012: 73), motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan/mendesak.
Dari tiga pengertian tentang motivasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
motivasi merupakan faktor pendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Pengertian tentang motivasi dapat dikembangkan menjadi
motivasi belajar dengan cara memadukannya dengan definisi belajar. Berdasarkan
hal tersebut, dapat diketahui bahwa motivasi belajar adalah suatu perbuatan
belajar yang terjadi karena adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk
melakukan perbuatan belajar.
Hubungan antara motivasi dan belajar dapat dilihat dari beberapa
penelitian terdahulu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, motivasi memiliki
pengaruh yang tinggi terhadap prestasi belajar siswa. Di dalam Suprijono (2012:
162), Walberg dkk menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara
11 sampai 20 persen terhadap prestasi belajar. Sementara itu, studi yang dilakukan
Suciati menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36%, sedangkan
17
McClelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi mempunyai kontribusi
sampai 64% terhadap prestasi belajar. Hal ini menunjukkan adanya korelasi yang
signifikan antara motivasi dan prestasi belajar.
Untuk mengukur sejauh mana tingkat motivasi belajar siswa, perlu adanya
indikator motivasi. Indikator motivasi dapat dilihat dari komponen yang
terkandung didalamnya. Menurut Dimyati dan Mundjiono (2009: 80), ada tiga
komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii)
tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa
yang ia miliki dan apa yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental
untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan yang
berorientasi pada tujuan merupakan inti motivasi. Tujuan adalah hal yang ingin
dicapai oleh seorang individu.
Komponen motivasi yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mundjiono
tersebut akan dijadikan sebagai indikator motivasi untuk menilai tingkat motivasi
belajar siswa di dalam penelitian ini. Indikator motivasi yang berupa kebutuhan,
dorongan, dan tujuan tersebut selanjutnya dijabarkan lagi menjadi deskriptor yang
lebih konkret dan operasional untuk memudahkan peneliti dalam mengukur
tingkat motivasi belajar siswa. Deskriptor tersebut antara lain: kemandirian,
percaya diri, pemanfaatan waktu luang, perhatian terhadap tugas, kesungguhan
dalam belajar, semangat, penerimaan terhadap tantangan, kepuasan diri,
persaingan, keyakinan dalam diri, rutinitas belajar, materi pelajaran, dan
penghargaan dalam belajar. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
18
matematika akan dibahas lebih mendalam pada lembar penilaian motivasi belajar
berbentuk rating scale.
2.1.3 Hasil Belajar
Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa belajar
adalah sebagai suatu proses, maka dari proses itu akan menghasilkan produk yang
disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:
3-4), merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Hasil belajar juga merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Anni (2007:
5), berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tersebut tergantung oleh apa yang dipelajari oleh pembelajar.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan peningkatan kemampuan yang didapat siswa dari pengalaman belajar
saat mengalami aktivitas belajar.
Menurut Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 26) hasil belajar
mencakup tiga domain. Adapun domain/ranah hasil belajar siswa dapat dijelaskan
dibawah ini.
(1) Domain kognitif; berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yaitu, knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
19
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan
evaluation (menilai).
(2) Domain Afektif; berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yakni receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).
(3) Domain Psikomotorik; berkenaan dengan hasil belajar keterampilan, dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek yaitu gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan , dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Berdasarkan ketiga domain/ranah hasil belajar tersebut, domain kognitif
merupakan ranah yang paling sering dinilai oleh guru. Domain kognitif berkaitan
dengan kemampuan para siswa dalam menguasai materi pelajaran. Pada penelitian
ini, hasil belajar siswa merupakan penilaian kemampuan kognitif siswa yang
diperoleh dari tes hasil belajar. Adapun instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan kognitif siswa dalam penelitian ini berupa soal tes tertulis
yang diujikan di akhir pembelajaran (postest).
2.1.4 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Berbicara tentang karakteristik siswa SD, Piaget (1996) dalam Isjoni
(2010: 36) membagi perkembangan kognitif manusia menjadi empat tahap.
Adapun tahap perkembangan kognitif manusia menurut Piaget, yaitu: (i) Tahap
sensorimotor (umur 0-2 tahun); (ii) Tahap pra operasional (umur 2-7 tahun); (iii)
Tahap operasional konkret (umur 7-11 tahun); dan (iv) Tahap operasional formal
(umur 11 tahun keatas).
20
Dilihat dari tahap perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget, siswa
Sekolah Dasar termasuk dalam tahap operasional konkret (umur 7-11 tahun).
Siswa Sekolah Dasar masih belum dapat berpikir abstrak. Implementasinya dalam
pembelajaran, guru harus menggunakan bantuan benda konkret untuk
memperjelas penyampaian materi pelajaran. Jika benda yang sebenarnya tidak
dapat dihadirkan, guru dapat menggunakan benda tiruan yang dapat ditunjukan
kepada siswa. Demikian pula dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
benda nyata sebagai media pendukung pembelajaran matematika materi pecahan
dalam perbandingan dan skala, seperti kelereng, manik-manik, pensil, buku, dan
peta demi mendukung kelancaran proses pembelajaran.
Sementara itu, menurut Sumantri (2011: 6.3 – 6.4) anak usia SD memiliki
karakteristik yang menonjol yang berimplikasi pada penyelenggaraan pendidikan.
Adapun penjelasan mengenai karakteristik anak usia SD adalah sebagai berikut:
(1) Senang bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang bermuatan permainan, lebih-lebih bagi siswa kelas
rendah. Guru seyogyanya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan didalamnya. Dengan begitu,
pembelajaran akan berlangsung dalam nuansa yang menyenangkan. Selain
itu, model pembelajaran yang menekankan unsur permainan akan dapat
memacu semangat siswa untuk terus belajar.
(2) Senang bergerak
Jika orang dewasa dapat duduk berjam-jam, tidak begitu halnya
dengan anak-anak, terutama usia SD yang dapat duduk dengan tenang
21
paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif bergerak.
Perancangan model semacam ini dapat dipadukan dengan model
pembelajaran permainan, sehingga siswa tidak akan cepat jenuh dalam
belajar.
(3) Senang bekerja dalam kelompok
Ketika anak telah berada didalam kelompok mereka dan kemudian
berkompetisi dengan kelompok lain dalam pembelajaran, anak belajar
aspek-aspek yang penting dalam proses sosisalisasi, seperti : belajar
memenuhi aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar bekerja sama,
belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain
secara sehat (sportif), dan lainnya. Implikasinya, guru perlu merancang
model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar
dalam kelompok, misalnya dengan anggota 3-4 orang.
(4) Senantiasa ingin merasakan/melakukan sesuatu secara langsung
Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih
bermakna jika anak melaksanakan sendiri, misalnya guru dapat meminta
siswa mengukur jarak dua buah tempat di dalam peta, sekaligus
melakukan penghitungan jarak dua tempat tersebut jika dalam situasi yang
sebenarnya.
Dengan melihat keempat karakteristik siswa SD menurut Sumantri diatas,
maka peneliti berasumsi bahwa keempat karakteristik siswa SD tersebut telah
terakomodir dalam sebuah model pembelajaran yang telah peneliti siapkan, yakni
22
model TGT. Adapun mengenai kesesuaian model TGT dengan keempat
karakteristik siswa SD ini akan dibahas secara detail pada bagian selanjutnya.
2.1.5 Hakikat Matematika
Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau mathenein
yang berarti mempelajari. Menurut Subarinah (2006: 1), matematika merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan
yang ada di dalamnya. Hal ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya
adalah belajar konsep, struktur konsep, dan mencari hubungan antar konsep dan
strukturnya. Sementara itu, menurut Prihandoko (2006: 16) matematika bukanlah
ilmu yang hanya berdiri untuk menopang dirinya sendiri, melainkan juga berperan
banyak dalam perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu tersebut seperti
ilmu fisika, biologi, kimia, farmasi, kedokteran, ekonomi, sejarah, bahkan bahasa.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang matematika dalam uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang mempelajari konsep,
struktur konsep dan hubungan konsep dan struktur yang mempunyai peran
penting dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir manusia.
Sebagai suatu ilmu yang berguna untuk memajukan daya pikir manusia,
matematika perlu dibekalkan kepada siswa SD melalui proses pembelajaran.
2.1.6 Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika, menurut Muhsetyo, dkk. (2009: 1.26) adalah
proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian
kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang
bahan matematika yang dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan
23
ketercapaian kompetensi adalah penerapan strategi pembelajaran matematika yang
tepat. Namun, penerapan strategi pembelajaran matematika yang tepat saja
belumlah cukup untuk mendukung pencapaian kompetensi matematika peserta
didik.
Berkaitan dengan pembelajaran matematika, penerapan strategi
pembelajaran matematika yang tepat tersebut perlu ditunjang dengan pemahaman
yang baik akan teori pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat
Pitajeng (2006: 27), yang menyatakan bahwa para guru SD/MI hendaknya
memahami teori belajar dan mengajar matematika, agar dapat menentukan strategi
pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran menjadi efektif, bermakna, dan
juga menyenangkan. Selain Pitajeng, Greer (2009: 148) juga berpendapat tentang
pentingnya menerapkan strategi pembelajaran yang tepat oleh guru dalam
pembelajaran matematika, yakni sebagai berikut.
The teacher attempts to understand the mathematics, the trajectories, the obstacles, the child’s mind, and the principles of instruction, but in the end must use her own mind to apply all of these ideas in a personally meaningful way to the complex task of teaching in the here and now. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa guru berusaha memahami
matematika, konsep, kesukaran, pikiran anak-anak, dan prinsip-prinsip
pengajaran, namun pada akhirnya guru harus menggunakan pikirannya sendiri
untuk menerapkan semua ide-ide tersebut dengan cara mereka sendiri yang secara
pribadi berarti bagi tugas pengajaran yang kompleks dalam arti yang sebenarnya.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa untuk dapat menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat, guru perlu memahami pikiran siswanya sesuai dengan
karakteristik perkembangan intelektualnya.
24
Beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika akan dibahas
secara mendalam pada uraian berikut ini.
2.1.6.1 Teori Belajar Piaget
Teori perkembangan intelektual dari Jean Piaget dalam Muhsetyo, dkk
(2009: 1.9) menyatakan bahwa kemampuan intelektual anak berkembang secara
bertingkat atau bertahap, yaitu (a) sensorimotorik (0-2 tahun), (b) pra-operasional
(2-7 tahun), (c) operasional konkret (7-11 tahun), dan (d) operasional formal (≥11
tahun). Penerapan dari teori Piaget dalam pembelajaran matematika adalah
perlunya keterkaitan materi terdahulu dengan bahan pelajaran matematika yang
akan diberikan, sehingga lebih memudahkan peserta didik dalam memahami
materi baru.
2.1.6.2 Teori Belajar Brunner
Menurut Brunner dalam Pitajeng (2006: 29), anak-anak berkembang
melalui tiga tahap perkembangan mental, yaitu:
(1) Tahap enaktif, yaitu tahap dimana siswa belajar menggunakan atau
memanipulasi objek-objek konkret secara langsung.
(2) Tahap ikonik, yaitu tahap dimana anak-anak tidak lagi memanipulasi
langsung objek-objek konkret seperti pada tahap enaktif, melainkan sudah
dapat memanipulasi dengan memakai gambaran dari objek-objek yang
dimaksud.
(3) Tahap simbolik, yakni tahap ketiga yang merupakan tahap dimana siswa
memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya
dengan objek-objek.
25
2.1.6.3 Teori Belajar Dienes
Dienes mengemukakan dasar teori belajar matematika dengan bertumpu
pada Piaget. Pengembangan dasar teori belajar Dienes diorientasikan pada siswa-
siswa agar matematika menarik bagi siswa yang mempelajarinya. Seperti halnya
dengan Bruner, Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam
matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami
dengan baik. Hal ini berarti bahwa jika benda-benda atau objek-objek dalam
bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam
pengajaran matematika (Pitajeng 2006: 32).
Sementara itu, Aisyah, dkk (2007:2-6) menyatakan bahwa teori belajar
Dienes menekankan pada tahapan permainan, yang berarti pembelajaran
matematika diarahkan pada proses melibatkan anak didik dalam belajar sehingga
proses pembelajaran dapat membangkitkan dan membuat anak didik senang
dalam belajar. Dengan kata lain bahwa pembelajaran dengan model yang memuat
unsur permainan dapat menjadikan hasil belajar menjadi lebih bermakna dan
membekas dalam ingatan.
2.1.6.4 Vygotsky
Teori Vygotsky berusaha mengembangkan model konstruktivistik dari
belajar mandiri seperti yang dikemukakan Piaget menjadi belajar kelompok.
Menurut Vygotsky dalam Muhsetyo, dkk. (2009: 1.11), dalam membangun
pengetahuannya sendiri, siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan
yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator. Implikasi dari teori
Vygotsky dalam pembelajaran matematika antara lain guru dapat menerapkan
26
diskusi kelompok kecil beranggotakan 3-4 orang untuk mengerjakan tugas
kelompok sebagai latihan.
Dengan berpedoman pada teori pembelajaran matematika diatas, guru
dapat menerapkan strategi yang tepat untuk membelajarkan matematika di SD.
Dalam penelitian ini, strategi pembelajaran matematika perlu mengacu pada teori
pembelajaran matematika seperti yang telah dikemukakan diatas, yakni guru
ataupun peneliti perlu menyampaikan materi matematika dengan melihat
keterkaitan materi terdahulu dengan bahan pelajaran matematika yang akan
diberikan. Selain itu, untuk menjembatani pemikiran siswa yang konkret dengan
materi matematika yang abstrak, guru menggunakan media pendukung dalam
pembelajaran berupa benda-benda nyata, seperti kelereng, manik-manik, pensil,
buku, dan peta. Adapun sebagai variasi dalam pembelajarannya, guru dapat
menerapkan model permainan dengan membagi kelas kedalam beberapa
kelompok siswa, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan demikian, strategi yang diterapkan guru diharapkan dapat membantu
siswa mencapai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran matematika.
2.1.7 Materi Pecahan dalam Perbandingan dan Skala
Materi yang digunakan dalam penelitian adalah materi Pecahan dalam
Perbandingan dan Skala. Materi ini terdapat di kelas V; semester 2; Standar
Kompetensi 1 : Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah; Kompetensi
Dasar 4: Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala dengan
alokasi waktu 8 jam pelajaran. Materi tersebut memuat tiga materi pokok, yang
akan dijelaskan sebagai berikut.
27
2.1.7.1 Menjelaskan Arti Perbandingan
Menurut Subarinah (2006: 79), pada prinsipnya pecahan digunakan untuk
menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Pecahan
merupakan bagian-bagian yang sama dari keseluruhan. Suatu pecahan dapat
ditulis , di mana a disebut pembilang dan b disebut penyebut. Penulisan bentuk
pecahan tersebut juga dapat diartikan a berbanding b. Dengan demikian besar
bilangan untuk pembilang dan penyebut dapat kita bandingkan. Ini berarti
pecahan mempunyai arti perbandingan.
Contoh :
Jumlah kelereng A ada 36 butir dan kelereng B ada 20 butir. Bagaimana
perbandingan kelereng A dan B?
Jawab:
Kelereng A : B = 36 : 20 = 9 : 5
Perbandingan harus dinyatakan dengan bilangan yang sederhana. Oleh karena itu,
36 : 20 disederhanakan menjadi 9 : 5.
2.1.7.2 Skala sebagai Perbandingan
Skala peta menyatakan perbandingan antara ukuran gambar dan ukuran
sebenarnya atau sesungguhnya. Jika skala = S, jarak peta = Jp, dan jarak
sebenarnya = Jb, maka:
Jb = Jp x S; S = Jp : Jb; Jp = Jb : S.
Contoh :
Skala sebuah peta 1 : 1.500.000. Jarak kota A dan B pada peta 4 cm.
Berapa kilometer jarak sebenarnya antara kota A dan B?
28
Jawab:
Jarak sebenarnya antara kota A dan B= 1.500.00 x 4 cm = 6.000.000 cm =
60 km.
2.1.7.3 Melakukan Operasi Hitung dengan Menggunakan Perbandingan dan
Skala
Contoh :
Sebidang tanah kelilingnya 240 m. Lebar tanah itu dari panjangnya.
Berapa meter persegi luas tanah itu?
Jawab:
Diketahui: Keliling = 240 m; Lebar = x panjang
Ditanyakan: Berapa luas tanah itu?
Penyelesaian: Panjang + lebar = x 240 m = 120 m
Lebar = x panjang
Lebar : panjang = 5 : 7 , jumlah 12 bagian
Lebar = x 120 m = 50 m
Panjang = x 120 m = 70 m
Jadi, luas tanah = 70 m x 50 m = 3.500 m2.
2.1.8 Model Pembelajaran
Dalam sebuah pembelajaran, pola interaksi yang terjadi didalamnya
bergantung pada model pembelajaran yang diterapkan. Joyce & Weil (1980)
dalam Rusman (2011: 133) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu
29
rencana atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Sementara itu, menurut
Suprijono (2012: 46) model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
Dari kedua pengertian tentang model pembelajaran menurut para ahli
diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, yang
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
2.1.9 Model Konvensional dan Model Cooperative Learning
Saat ini, pembelajaran yang dilakukan oleh guru terutama dalam
pembelajaran matematika umumnya adalah pembelajaran dengan model
konvensional. Pembelajaran ini memiliki ciri-ciri antara lain: berpusat pada guru
(teacher centered), menggunakan metode ceramah, drill, dan latihan-latihan.
Seiring dengan berkembangnya strategi pembelajaran dari yang berpusat pada
guru (teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered)
maka berkembang pula cara pandang terhadap bagaimana peserta didik belajar
memperoleh pengetahuan (Muhsetyo 2011: 1.7). Siswa bukan lagi diibaratkan
sebagai botol kosong yang diisi air oleh guru, melainkan siswa membangun
sendiri pengetahuannya berdasarkan dari pengalaman yang dilaluinya selama
proses pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran dengan model
30
konvensional perlu digantikan dengan model yang lebih berpusat pada siswa,
salah satunya yaitu dengan model cooperative learning.
Cooperative Learning mengacu pada metode pengajaran di mana siswa
bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar (Slavin
2013: 32). Sementara itu, Artz dan Newman (1990) dalam Huda (2013: 32)
mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai ”small group of learners working
together as a team to solve a problem, complete a task, or accomplish a common
goal” yang artinya kelompok kecil pembelajar / siswa yang bekerja sama dalam
satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau
mencapai satu tujuan bersama.
Berkaitan dengan pembelajaran kooperatif, McWey, Henderson, dan
Piercy (2006: 252) memberikan definisi pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
“Cooperative Learning (CL) has been identified as an effective pedagogical
strategy that promotes a variety of positive cognitive, affective, and social
outcomes”. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembelajaran
kooperatif diidentifikasikan sebagai strategi pedagogis yang efektif yang
mempromosikan berbagai hasil pengetahuan, sikap, dan sosial yang positif. Jadi,
pembelajaran kooperatif adalah sebuah model pembelajaran yang menuntut
kerjasama siswa di dalam kelompok belajar mereka untuk saling membantu
didalam belajar, sehingga siswa dapat menambah wawasan pengetahuannya
sekaligus juga menumbuhkan sikap sosial yang positif.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam
kelompok dalam model konvensional, sebab ada unsur dasar pembelajaran
31
kooperatif yang membedakannya dengan pembelajaran konvensional. Berikut ini
adalah tabel perbedaan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran
kooperatif, seperti yang dikutip dari Hamdani (2011: 166).
Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Konvensional dan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Kooperatif Memfokuskan pada prestasi individu. Setiap siswa akan saling berkompetisi dan berprinsip, “Jika aku tidak sukses, aku akan kalah dan kehilangan”. Penghargaan berupa prestasi individu.
Memfokuskan pada prestasi kelompok. Setiap anggota kelompok percaya bahwa kesuksesan tidak dapat diraih tanpa kesuksesan kelompok, “Jika kamu menang, aku menang”. Penghargaan kelompok sebagai prestasi masing-masing anggota kelompok.
Dalam proses belajar, hanya sedikit terjadi proses diskusi antarsiswa.
Sesama anggota kelompok akan saling membantu, mendorong, dan saling memotivasi dalam proses belajar.
Tanggung jawab yang ada berupa tanggung jawab individu.
Tanggungjawab yang ada berupa tanggungjawab individu dan tanggungjawab kelompok. Semua anggota kelompok akan saling bertanggungjawab demi tercapainya kerja kelompok yang optimal.
Kemampuan sosial diabaikan Kemampuan teamwork adalah suatu tuntutan.
Seorang siswa hanya mengandalkan dirinya sendiri untuk menyelesaikan semua tugasnya.
Sikap anggota akan mengharapkan adanya suatu kerjasama. Kepemimpinan menjadi tanggung jawab semua anggota kelompok.
Tidak ada proses tentang cara untuk meningkatkan kualitas kerja.
Setiap anggota akan memberikan prosedur untuk menganalisis cara terbaik supaya kelompoknya menjadi lebih baik, menggunakan kemampuan sosial secara tepat, dan memperbaiki kualitas kerja kelompok mereka.
Pembentukan kelompok tidak diperhatikan (tidak ada), yang ada hanya berupa kelompok besar, yaitu kelas.
Guru membentuk kelompok-kelompok yang heterogen. Setiap kelompok terdiri atas anggota (kelompok kecil). Guru akan mengobservasi dan melakukan intervensi jika memang diperlukan.
32
Model pembelajaran kooperatif mengandung lima unsur yang harus diterapkan
untuk mencapai hasil maksimal (Suprijono 2012: 58). Kelima unsur tersebut,
yaitu:
(1) Positive Interdependensi (saling ketergantungan positif)
(2) Personal Responbility (tanggung jawab perseorangan)
(3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
(4) Interpersonal Skill (komunikasi antar anggota)
(5) Group Processing (pemrosesan kelompok)
Jadi, pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok
siswa tersebut. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab
mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman satu anggota untuk
mempelajarinya juga. Konsekuensi positif dari pembelajaran ini adalah siswa
diberi kebebasan untuk terlibat secara aktif dalam kelompok mereka. Dalam
lingkungan pembelajaran kooperatif, siswa harus menjadi partisipan aktif dan
melalui kelompoknya dapat membangun komunitas pembelajaran (learning
comunity) yang saling membantu satu sama lain.
2.1.10 Model Teams Games Tournament (TGT)
Model TGT dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya. Menurut
Rusman (2011: 224), dalam model TGT, siswa memainkan permainan dengan
anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-
masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.
33
Menurut Slavin (2009: 166-167), terdapat lima komponen utama dalam
pelaksanaan model TGT, yaitu:
(1) Presentasi kelas atau pengamatan langsung, yaitu guru menjelaskan materi
pelajaran dengan pengajaran langsung atau diskusi, ataupun presentasi
audiovisual. Guru membagi kelas menjadi tim-tim siswa yang
beranggotakan tiga sampai empat siswa yang mewakili seluruh bagian dari
kelas dalam hal kinerja akademik (intelegensi) dan jenis kelamin. Guru
menyebutkan konsep-konsep yang harus dipelajari oleh semua tim.
Presentasi kelas ini difokuskan pada unit TGT. Dengan cara ini, para siswa
akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian
penuh selama presentasi kelas, agar dapat menjawab soal-soal pada saat
kompetisi dalam permainan.
(2) Belajar kelompok (team study), yaitu tim yang telah dibentuk oleh guru
berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.
Pembelajaran tim sering melibatkan pembahasan permasalahan bersama,
membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman
apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Pada model TGT ini,
poin penting yang perlu ditekankan adalah membuat anggota tim
melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini harus
memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, agar nantinya
dapat menjawab soal dengan baik pada saat permainan.
(3) Permainan (game), yaitu permainan dalam model TGT yang memang
dirancang untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dalam bentuk
34
pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi dalam presentasi kelas
dan belajar kelompok. Adapun perangkat permainan dalam model TGT
antara lain: kartu bernomor, lembar permainan, lembar jawaban, dan
lembar skor penilaian.
(4) Turnamen (tournament), yaitu sebuah struktur dimana permainan
berlangsung, biasanya diadakan pada akhir pembelajaran atau akhir
minggu, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah
melaksanakan kerja kelompok. Siswa melaksanakan tounament dalam
beberapa meja yang berbeda tingkatannya. Setiap meja dimainkan oleh 4-5
anak dari tim yang berbeda. Kompetisi yang seimbang ini memungkinkan
para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara
maksimal terhadap skor tim mereka, jika mereka melakukan yang terbaik.
Setelah tournament selesai maka dilakukan penilaian.
(5) Team recognize (penghargaan kelompok), yaitu kegiatan akhir dari
pembelajaran model TGT. Dari hasil tournament diatas, para siswa
melakukan perhitungan skor secara mandiri lalu hasilnya bisa diserahkan
pada guru. Guru kemudian mengumumkan skor perolehan tim. Tim akan
mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great
Team” apabila rata-rata mencapai 40-45, dan “Good Team” apabila rata-
ratanya 30-40. Tim yang memenuhi kriteria skor tersebut akan mendapat
sertifikat penghargaan dari guru.
Secara umum, komponen utama dalam pelaksanaan model TGT diatas
merupakan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model TGT. Namun,
35
untuk lebih memperjelas lagi mengenai pelaksanaan pembelajaran model TGT,
peneliti paparkan langkah-langkah penerapannya dalam suatu pembelajaran
sebagai berikut:
(1) Guru membentuk kelompok siswa secara heterogen dengan jumlah
anggota 4 hingga 5 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan
mekanisme kegiatan.
(2) Guru dan siswa menyiapkan meja tournament secukupnya (misalkan 7
meja) dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang memiliki kemampuan
yang setara. Meja tournament 1 diisi oleh siswa dengan kemampuan
tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja terakhir di
tempati oleh siswa yang memiliki kemampuan terendah dari tiap
kelompok. Penentuan siapa siswa yang duduk pada meja tertentu sesuai
dengan kesepakatan kelompok, namun tetap dengan pengarahan guru.
(3) Dalam tournament, seorang siswa mengambil satu kartu bernomor dan
satu siswa lagi memegang lembar jawaban, sementara lembar permainan
yang berisikan soal-soal tetap berada ditengah. Siswa yang memegang
kartu bernomor harus mengerjakan soal sesuai dengan nomor yang tertera
pada kartu tersebut, dan jika jawabannya salah maka soal secara otomatis
akan dilempar pada siswa selanjutnya yang disebut penantang. Apabila
jawabannya benar dan sesuai dengan lembar jawaban maka kartu tersebut
dapat disimpan oleh siswa dan sekaligus mendapatkan poin. Begitu
seterusnya hingga waktu yang ditentukan habis.
36
(4) Setelah tournament selesai maka dilakukan penilaian. Tiap anggota
kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menghitung
perolehan poin yang didapat dari tiap anggota kelompok kemudian
diakumulasikan.
(5) Kelompok yang memperoleh poin tertinggi akan mendapat penghargaan
berupa predikat great team, best team dan good team.
(6) Pada pertemuan berikutnya guru melakukan bumping yaitu pergeseran
tempat duduk pada saat tournament. Anggota kelompok yang pada saat
turnamen mendapat poin terbanyak akan naik tingkat, yaitu berpindah ke
meja yang lebih tinggi tingkatannya. Begitu pula sebaliknya, Anggota
kelompok yang pada saat turnamen mendapat poin terendah berpindah ke
meja yang lebih rendah tingkatannya.
Adapun untuk menghitung poin-poin turnamen dalam model TGT ini, Slavin
(2009: 175) memberikan pedoman sebagai berikut:
(1) Untuk permainan dengan empat pemain
Tabel 2.2. Pedoman Penskoran Tournament untuk Empat Pemain
Pemain
Tidak ada yang seri
Seri nilai tertinggi
Seri nilai tengah
Seri nilai rendah
Seri nilai teringgi 3-macam
Seri nilai terendah 3-macam
Seri 4-macam
Seri nilai tertinggi dan terendah
Peraih skor teringgi
60 poin 50 60 60 50 60 40 50
Peraih skor tengah atas
40 poin 50 40 40 50 30 40 50
37
Peraih skor tengah bawah
30 poin 30 40 30 50 30 40 30
Peraih skor terendah
20 poin 20 20 30 20 30 40 30
(2) Untuk permainan dengan tiga pemain
Tabel 2.3. Pedoman Penskoran Tournament untuk Tiga Pemain
pemain Tidak ada yang seri
Seri nilai tertinggi
Seri nilai terendah
Seri 3-macam
Peraih skor tertinggi
60 poin 50 60 40
Peraih skor tengah
40 poin 50 30 40
Peraih skor rendah
20 poin 20 30 40
Model TGT ini sangat relevan dengan karakteristik siswa SD yang telah
dipaparkan pada bagian sebelumnya. Jika dipandang dari substansinya, model
TGT sangat sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa SD, karena model
ini mengandung unsur game akademik yang menuntut adanya kerjasama
tim/kelompok siswa. Dalam game akademik tersebut tentunya siswa akan aktif,
baik fisik maupun mentalnya, karena siswa akan bergerak ke meja turnamen lalu
kemudian mengerjakan soal. Disamping itu, siswa juga mengalami sendiri
suasana kompetisi yang mengharuskannya mengerjakan sendiri soal yang terdapat
dalam game akademik. Ini akan memacu siswa untuk terus belajar agar dapat
mengerjakan soal secara mandiri dengan benar. Tentunya paparan tersebut sesuai
dengan karakteristik siswa SD seperti yang dinyatakan dalam Sumantri (2011:
38
6.3) yaitu senang bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok,
dan senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan sendiri.
2.1.11 Penerapan Model TGT dalam Pembelajaran
Penerapan model TGT dalam pembelajaran memerlukan keseriusan dari
guru dalam perancangan dan penerapannya. Adapun langkah-langkah
perancangan dan penerapannya model TGT dalam pembelajaran matematika
materi pecahan dalam perbandingan dan skala akan dijelaskan secara jelas
dibawah ini.
2.1.11.1 Tahap Persiapan
Sebelum pelaksanaan pembelajaran model TGT, guru mempersiapkan hal-
hal sebagai berikut:
(1) Mempelajari dan menganalisis materi pecahan dalam perbandingan dan
skala, dengan cara melihat silabus pembelajaran.
(2) Mengembangkan silabus pembelajaran.
(3) Merancang tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.
(4) Merancang mengorganisasi sumber daya dan rencana logistik. Dalam hal
ini, guru mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk perangkat
model TGT, meliputi : pembagian kelompok siswa secara heterogen,
pembuatan kartu bernomor, lembar game, lembar jawaban, lembar skor
permainan, dan lembar skor tim.
(5) Merancang teknik dan prosedur penilaian hasil belajar.
(6) Merancang langkah-langkah pembelajaran dengan model TGT.
(7) Menyiapkan RPP dengan model TGT.
39
2.1.11.2 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran materi pecahan dengan model
TGT, guru perlu melakukan langkah-langkah berikut:
(1) Kegiatan Awal, meliputi : mengkondisikan semua siswa untuk berdoa
menurut agama dan kepercayaan masing-masing; melakukan presensi
terhadap siswa; menyiapkan alat-alat pelajaran; menyampaikan tujuan
pembelajaran; memberikan apersepsi, dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang menggiring siswa pada materi yang akan
dibahas.
(2) Kegiatan Inti, meliputi : Eksplorasi, yaitu penjelasan materi pecahan dalam
perbandingan oleh guru secara klasikal dengan didukung oleh media benda
nyata yang relevan dengan materi; Elaborasi, yaitu pembagian kelompok
(sesuai dengan pembagian yang dibuat guru sebelumnya), pemberian tugas
kelompok/LKS, instruksi pelaksanaan tournament, penempatan meja
tournament, pelaksanaan tournament, perhitungan skor tiap meja dan skor
tiap kelompok; Konfirmasi, yaitu pemberian penghargaan kepada
kelompok dengan skor tertinggi, serta memberikan motivasi kepada siswa
untuk terus belajar agar mampu mengerjakan soal.
(3) Kegiatan Akhir, meliputi : menyimpulkan pelajaran secara bersama-sama;
melakukan evaluasi dengan cara memberikan soal; memberikan tugas
sebagai tindak lanjut; menutup pelajaran.
40
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang penerapan model TGT dalam pembelajaran telah banyak
dikaji dan dilakukan. Beberapa penelitian mengenai model TGT yang telah
dilakukan dan dapat dijadikan kajian dalam penelitian ini adalah penelitian dari:
(1) Prawoto (2011), yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa Kelas V Materi Alat Pernapasan pada Manusia dan Hewan Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dengan Media Lembar
Diskusi Bergambar di SDN Tanjung 02”. Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan bahwa rata-rata penilaian hasil belajar siswa kelas V pada
siklus I rata-rata kelas 66,47, ketuntasan belajar secara klasikal 67,64 %,
rata-rata aktivitas siswa 60,29 % dengan kriteria C, performansi guru
dengan kriteria C. Hasil belajar pada siklus II rata-rata kelas 72,35,
ketuntasan belajar secara klasikal 82,35 %, rata-rata aktivitas siswa
73,52% dengan kriteria B, performansi guru dengan kriteria B.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan model
kooperatif tipe TGT melalui media lembar diskusi bergambar dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V materi alat
pernapasan pada manusia dan hewan di SDN tanjung 02 tahun ajaran
2011/2012.
(2) Wilujeng (2012) yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
pada Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) di SDN Muarareja 02
Tegal”. Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas
41
(PTK). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua
siklus dimana tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Muarareja 02 Tegal. Hasil
penelitian yang diperoleh dari penilaian hasil belajar siswa kelas IV pada
siklus I yaitu: (1) rata-rata kelas 67,29; (2) ketuntasan belajar secara
klasikal 70,83%; (3) rata-rata aktivitas siswa 73,19%; (4) nilai performansi
guru 83,80% dengan kriteria AB. Hasil belajar pada siklus II yaitu : (1)
rata-rata kelas 77,27; (2) ketuntasan belajar secara klasikal 90,90%; (3)
rata-rata aktivitas siswa 79,65%; (4) nilai performansi guru 90,60%
dengan kriteria A. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi
Bangun Ruang (sifat dan jaring-jaring) pada siswa kelas IV dan juga
meningkatkan performansi guru di SDN Muarareja 02 Tegal tahun
pelajaran 2011/2012.
(3) Prasetyo (2012) yang berjudul “Peningkatan Pembelajaran Sumber Daya
Alam melalui Model Teams Games Tournament pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 04 Belik Kabupaten Pemalang”. Nilai rata-rata kelas
saat pelaksanaan pre test menjadi 72,74 dengan peningkatan ketuntasan
belajar klasikal dari 25,71% menjadi 77,14%. Selain itu, nilai rata-rata
kelas pada siklus I yang mencapai 71,74 meningkat pada siklus II menjadi
73,71 dengan peningkatan ketuntasan belajar klasikal dari 59,05% menjadi
42
75,24%. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada siklus I
mencapai 77,34% meningkat pada siklus II menjadi 78,06% dan telah
mencapai kriteria aktivitas belajar sangat tinggi. Perolehan nilai
performansi guru pada siklus I mencapai 81,25 meningkat pada siklus II
menjadi 86,08. Dengan demikian, penerapan model teams games
tournamet dapat meningkatkan pembelajaran IPA materi sumber daya
alam pada siswa kelas 5 SD Negeri 04 Belik Kabupaten Pemalang.
Ketiga penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti kali ini, yakni sama-sama menerapkan model TGT
dalam pembelajaran di kelas tinggi Sekolah Dasar. Namun bedanya, jika ketiga
penelitian tersebut memunculkan variabel aktivitas dan hasil belajar sebagai
variabel terikatnya, kali ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
variabel yang lain, yakni motivasi belajar. Materi yang diangkat dalam penelitian
ini juga berbeda dengan ketiga penelitian di atas, yakni materi pecahan dalam
perbandingan dan skala. Selain itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah eksperimental, berbeda dengan ketiga penelitian di atas yang
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2.3 Kerangka Berpikir
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang
abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Salah satu topik dalam
matematika ialah pecahan. Depdikbud (1999) dalam Heruman (2012: 43)
menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu topik yang sulit diajarkan.
43
Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru. Pembelajaran yang kurang bermakna menjadikan hasil belajar
kurang melekat dalam pola pikir dan pola tindakan siswa. Akibatnya, hal ini
berpengaruh pada rendahnya motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi belajar
siswa ini dapat mempengaruhi proses belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa
menjadi kurang optimal. Dengan demikian, pembelajaran yang kurang bermakna
perlu digantikan dengan pembelajaran yang lebih bermakna, yakni dengan
melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat
diupayakan melalui penerapan strategi pembelajaran inovatif.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengujikan sebuah model
pembelajaran inovatif TGT pada kelas eksperimen dengan model konvensional
pada kelas kontrol. Peneliti hendak membandingkan tingkat motivasi dan hasil
belajar yang lebih optimal diantara kedua kelas yang diberi perlakuan berbeda.
Dengan adanya perbedaan perlakuan, harapannya dapat diketahui model mana
yang terbukti lebih efektif terhadapa motivasi dan hasil belajar siswa. Dengan
pembuktian ini, diharapkan dapat memberi masukan bagi guru sebagai bahan
pertimbangan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran matematika
khususnya materi pecahan, sehingga kedepan pembelajaran matematika dapat
mencapai tujuan yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut dapat jelaskan dalam
bagan kerangka berpikir dibawah ini.
44
Bagan 2.1 Pola Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis
Penelitian ini menguji hipotesis komparatif dari dua sampel dengan
melakukan pengujian satu pihak kanan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
(1) Ho1: Motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan
model TGT tidak lebih baik dari pada motivasi belajar matematika siswa
dengan penerapan model pembelajaran konvensional.
(2) Ha1: Motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT
lebih baik dari pada motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan
model pembelajaran konvensional.
Motivasi dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
inovatif
Motivasi dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
konvensional
dibandingkan
Proses Pembelajaran
Model pembelajaran inovatif TGT
Model pembelajaran konvensional
Pembelajaran Matematika, materi pecahan yang kurang bermakna menyebabkan: 1. Motivasi rendah. 2. Hasil belajar kurang optimal.
45
(3) Ho2: Hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT tidak
lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan penerapan
model pembelajaran konvensional.
(4) Ha2: Hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT lebih
baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model
pembelajaran konvensional.
45
45
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Quasi Experimental
Design yang diadaptasi dari True Experimental Design, dengan alasan bahwa
dalam melakukan eksperimen peneliti ini tidak mutlak mampu mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Adapun
bentuk dari desain eksperimen yang diterapkan adalah bentuk Posttest-Only
Control Design yang diadaptasi dari True Experimental Design. Berikut adalah
bentuk Posttest-Only Control Design yang diadaptasi dari True Experimental
Design, tanpa pretest (Sugiyono 2011: 114).
Bagan 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
R = kelompok yang dipilih secara random
X = perlakuan model TGT terhadap kelas eksperimen
O2 = tes yang dilakukan setelah pembelajaran (tes prestasi belajar) pada kelas
eksperimen
O4 = tes yang dilakukan setelah pembelajaran (tes prestasi belajar) pada kelas
kontrol
R X O2
R O4
46
Dalam desain ini, terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih
secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X), dan kelompok kedua
tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen, dan
kelompok kedua yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Perlakuan
tersebut adalah penerapan model TGT dalam pembelajaran matematika materi
pecahan dalam perbandingan dan skala. O2 dan O4 adalah tes akhir yang
dilaksanakan pada saat akhir pembelajaran untuk mengetahui apakah ada
perbedaan motivasi dan hasil belajar yang signifikan antara kelas yang mendapat
perlakuan dan yang tidak.
3.2 Populasi dan Sampel
Pembahasan mengenai populasi akan menjelaskan mengenai besar
populasi dan penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Di bawah
ini merupakan penjelasan lebih mendalam mengenai populasi dan sampel.
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011 : 119). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Negeri Debong Tengah 1, 2,
3 Kota Tegal yang berjumlah 108 siswa, terdiri dari 44 siswa kelas V SD Negeri
Debong Tengah 1 Kota Tegal, 36 siswa kelas V SD Negeri Debong Tengah 2
Kota Tegal, dan 28 siswa kelas V SD Negeri Debong Tengah 3 Kota Tegal.
47
Dalam hal ini, alasan penentuan populasi adalah karena keadaan dari siswa ketiga
SD tersebut masih dalam satu lingkungan sekolah dan diharapkan karakteristik
sekolah dan juga kemampuan awal dari siswa itu sama. Karakteristik sekolah
yang dimaksud antara lain: siswa ketiga SD bertempat tinggal di lingkungan
sekitar sekolah dan rata-rata berasal dari kalangan keluarga menengah; guru dari
ketiga SD yang sama-sama berkompeten dengan kualifikasi rata-rata S-1; ketiga
SD sama-sama menerapkan kurikulum sesuai standar yang berlaku serta materi
yang relatif sama pula.
3.2.2 Sampel
Sampel, menurut Sugiyono (2011: 120) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik probability sampling, dengan cara pengambilan sampel
menggunakan teknik Simple Random Sampling. Peneliti menggunakan cara ini
karena mengingat bahwa kelas V SD Negeri Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal
masih dalam satu lingkungan sekolah, sehingga kemampuan akademik dari ketiga
kelas tersebut dianggap sama (homogen).
Sebelum penentuan jumlah sampel, maka peneliti terlebih dahulu
melakukan pemilihan kelas yang akan digunakan dalam penelitian. Pemilihan
kelas dilakukan secara acak sebab ketiga kelas telah dianggap homogen. Setelah
dipilih secara acak, diperoleh kelas V SD Negeri Debong Tengah 3 sebagai kelas
eksperimen, kelas V SD Negeri Debong Tengah 1 sebagai kelas kontrol, dan kelas
V SD Negeri Debong Tengah 2 sebagai kelas uji coba instrumen penelitian.
48
Penentuan jumlah sampel yaitu dengan menjumlahkan siswa dari ketiga
SD tersebut, kemudian mencocokkannya dengan tabel Krecjie dengan taraf
signifikan 5%, lalu membaginya kedalam masing-masing kelas dengan
menggunakan rumus sampel. Berdasarkan jumlah populasi di kelas V SDN
Debong Tengah 1, 2, dan 3 sebanyak 108 siswa, maka sampel yang akan diambil
dengan melihat tabel Krecjie dengan taraf signifikan 5% yaitu sebanyak 86 siswa.
Selanjutnya, untuk mengetahui sampel dari tiap kelas, menggunakan rumus
sebagai berikut:
Sampel tiap kelas = x sampel dalam tabel Krecjie.
(Sugiyono 2011: 132)
Setelah melakukan perhitungan dengan rumus tersebut, diketahui sampel yang
berasal dari V SD Negeri Debong Tengah 1 sebanyak 35 siswa dan kelas V SD
Negeri Debong Tengah 3 sebanyak 23 siswa.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011:
38). Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat
dan variabel bebas.
3.3.1 Variabel Terikat
49
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2011: 64). Variabel terikat dari
penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar mata pelajaran matematika materi
pecahan dalam perbandingan dan skala kelas V SDN Debong Tengah 1, 2, 3 Kota
Tegal.
3.3.2 Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2011: 64).
Variabel bebas dari penelitian ini adalah penerapan model TGT dalam
pembelajaran matematika materi pecahan dalam perbandingan dan skala kelas V
SDN Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data yang meliputi teknik dokumentasi, observasi, tes, dan angket.
Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada uraian di bawah ini.
3.4.1 Dokumentasi
Dokumentasi bertujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian
(Riduwan 2012: 77). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
dokumentasi untuk mengumpulkan data daftar nama siswa, daftar nilai, dan data
penunjang lainnya. Selain itu, peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai
50
bukti pelaksanaan penelitian. Bukti tersebut berupa foto dan video selama proses
pembelajaran.
3.4.2 Observasi
Menurut Riduwan (2012: 76) observasi yaitu melakukan pengamatan
secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan. Berdasarkan pendapat tersebut peneliti melakukakan observasi di kelas
V SD Negeri Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal mengenai keadaan kelas, sarana
belajar siswa, kegiatan pembelajaran matematika di kelas, dan kondisi siswa.
3.4.3 Tes
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan
2009: 42). Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya
kemampuan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan postes
(tes akhir) sebagai instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mereka
mengikuti pembelajaran.
3.4.4 Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan 2012:
71). Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model rating
scale dengan lima (5) opsi/pilihan di dalamnya. Siswa/responden menjawab
dengan memberi tanda silang pada salah satu kolom dari lima kolom pilihan yang
tersedia.
51
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan
diteliti (Riduwan 2012: 78). Instrumen penelitian yang digunakan untuk
pengumpulan data dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan non tes.
Instrumen pendukung lainnya yaitu, silabus kelas V, Promes Matematika kelas V,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, kisi-kisi soal, kunci jawaban, lembar
jawaban, dan pedoman penilaian. Penjelasan lebih lanjut mengenai instrumen
akan dipaparkan pada uraian berikut.
3.5.1 Instrumen tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur variabel hasil belajar siswa
pada materi pecahan dalam perbandingan dan skala. Instrumen tes ini berupa soal
pilihan ganda berjumlah 18 soal yang sudah valid dengan 4 opsi jawaban, yang
akan dimunculkan pada saat postest. Sebelum dijadikan sebagai instrumen
penelitian, instrumen tes ini perlu melewati langkah-langkah pengujian untuk
menentukan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal.
Langkah-langkah pengujian instrumen tes ini akan diuraikan sebagai berikut.
3.5.1.1 Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto 2010: 211). Untuk mengetahui
validitas instrumen, maka perlu dilakukan uji validitas yaitu dengan menganalisis
butir instrumen, yang meliputi :
(1) Validitas logis, yaitu validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil
penalaran. Untuk pengujian validitas logis dilakukan dengan cara menilai
52
kesesuaian butir-butir soal dengan kisi-kisi- soal yang telah dibuat
sebelumnya. Proses pengujian validitas logis melibatkan 2 penilai ahli
yaitu Noening Andrijati (pembimbing 1) dan Widji Sulistyo (guru kelas V
SDN Debong Tengah 3 Kota Tegal) dengan menggunakan lembar
penilaian validitas logis. Setelah dilakukan pengujian validitas isi oleh
para ahli, selanjutnya instrumen tersebut diujicobakan pada kelompok uji
instrumen yaitu siswa kelas V SD Negeri Debong Tengah 2 Kota Tegal.
(2) Validitas empirik, yaitu validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil
pengalaman. Sebuah instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas
empirik, apabila sudah teruji dari pengalaman, yaitu melalui sebuah uji
coba. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi
product moment dengan rumus:
Keterangan:
: koefisien korelasi XY
N : banyaknya subjek uji data
∑X : jumlah skor item
∑Y : jumlah skor total
∑X2 : jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : jumlah kuadrat skor total
∑XY : jumlah perkalian skor item dengan skor soal
(Arikunto, 2010: 213)
53
Hasil rxy selanjutnya dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel
dengan menetapkan taraf signifikansi 5%. Jika rxy > rtabel, maka instrumen
dikatakan valid. Adapun untuk menginterpretasi nilai r menurut Arikunto (2010:
109) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Validitas Instrumen
Besarnya nilai r Interpretasi 0,81 - 1,00 0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20
Tinggi Cukup Agak Rendah Rendah Sangat Rendah (Tak Berkorelasi)
Dengan maksud untuk mempermudah proses perhitungan tanpa mempengaruhi
hasil, uji validitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 17.
3.5.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Suatu soal tes dikatakan reliabel apabila soal tes tersebut dapat dipercaya
dan konsisten (ajeg). Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Kuder
dan Richardson (KR-21) sebagai berikut:
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
k = banyak butir soal
m = skor rata-rata
= varians total
Arikunto (2010:232)
54
Selanjutnya, dikonsultasikan dengan . Jika hitung > maka
instrumen dikatakan reliabel. Perhitungan uji reliabilitas instrumen dilakukan
dengan perhitungan manual.
3.5.1.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Untuk menganalisis tingkat kesukaran soal, menggunakan rumus:
P
Keterangan:
P : Tingkat kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab benar
Js : Jumlah seluruh peserta tes
(Arikunto, 2010: 208)
Harga tingkat kesukaran yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan
dengan ketentuan sebagai berikut: soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal
sukar, soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang, soal dengan P 0,71
sampai 1,00 adalah soal mudah (Sudjana, 2009: 137)
3.5.1.4 Analisis Daya Beda Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
kurang pandai (berkemampuan rendah). Untuk menentukan pembagian kelompok
atas dan kelompok bawah, yaitu dengan mengurutkan nilai dari nilai yang
tertinggi ke nilai yang lebih rendah, kemudian dibagi menjadi dua. Jika jumlah
55
data ganjil, maka data yang memuat nilai terendah dibuang (Arikunto, 2012: 226).
Adapun rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai daya beda butir soal
yaitu:
D
Keterangan:
D : Daya pembeda soal
: Banyaknya peserta kelompok atas
: Banyaknya peserta kelompok bawah
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
: Tingkat kesukaran kelompok atas
: Tingkat kesukaran kelompok bawah
(Arikunto, 2010: 213)
Harga daya pembeda yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan
ketentuan sebagai berikut: D ≤ 0,00 : soal jelek sekali; 0,01 – 0,20 : soal jelek;
0,21 – 0,40: soal cukup; 0,41 – 0,70 : soal baik; 0,71 – 1,00: soal baik sekali
(Arikunto, 2011: 213-218).
3.5.2 Instrumen Non Tes
56
Instrumen non tes dalam penelitian ini berupa angket. Angket yang
berbentuk rating scale ini memuat komponen motivasi seperti yang dikemukakan
oleh Dimyati dan Mundjiono (2009: 80) yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Ketiga komponen motivasi ini selanjutnya dijabarkan menjadi beberapa deskriptor
yang lebih konkret dan operasional. Deskriptor tersebut antara lain: kemandirian,
percaya diri, pemanfaatan waktu luang, perhatian terhadap tugas, kesungguhan
dalam belajar, semangat, penerimaan terhadap tantangan, kepuasan diri,
persaingan, keyakinan dalam diri, rutinitas belajar, materi pelajaran, dan
penghargaan dalam belajar.
Cara penilaian terhadap angket dalam penelitian ini yaitu:
(1) Setiap pernyataan terdiri dari 5 alternatif jawaban, yaitu: (i) selalu (ii)
sering (iii) kadang-kadang (iv) jarang, dan (v) tidak pernah.
(2) Dalam menjawab pernyataan, responden memilih salah satu alternatif
jawaban yang sesuai dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom
jawaban yang dipilih.
(3) Apabila pernyataan positif, pedoman penskoran adalah sebagai berikut:
a) Jawaban selalu diberi skor
5
b) Jawaban sering diberi skor
4
c) Jawaban kadang-kadang
diberi skor 3
d) Jawaban jarang diberi skor
2
e) Jawaban tidak pernah
diberi skor 1
57
(4) Apabila pernyataan negatif, pedoman penskoran adalah sebagai berikut:
a) Jawaban selalu diberi skor
1
b) Jawaban sering diberi skor
2
c) Jawaban kadang-kadang
diberi skor 3
d) Jawaban jarang diberi skor
4
e) Jawaban tidak pernah
diberi skor 5
(5) Skor motivasi belajar siswa dapat dihitung berdasarkan hasil jawaban
angket dengan rumus sebagai berikut:
Rumus Skor Motivasi Siswa
(6) Pedoman interpretasi skor motivasi belajar siswa, menurut Riduwan
(2011: 89) sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Skor Motivasi Belajar Siswa
Persentase Kriteria 0% - 20% Sangat lemah
21% - 40% Lemah 41% - 60% Cukup 61% - 80% Kuat 81% - 100% Sangat kuat
Instrumen angket pada penelitian ini membutuhkan pengujian agar data
yang diperoleh benar-benar valid atau tidak diragukan kebenaranya. Langkah
pengujian instrumen non tes ini antara lain sebagai berikut.
58
3.5.2.1 Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto 2010: 211). Untuk mengetahui
validitas instrumen non tes ini, maka perlu dilakukan uji validitas yaitu dengan
menilai kesesuaian antara butir angket dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Uji
validitas ini dilakukan oleh dua penilai ahli, yakni kedua dosen pembimbing
skripsi.
Setelah disetujui oleh penilai ahli, angket kemudian diujicobakan pada
kelas uji instrumen yaitu kelas V SDN Debong Tengah 2 Kota Tegal. Dari hasil
ujicoba tersebut kemudian diperoleh data yang selanjutnya diolah untuk
mengetahui koefisien korelasi item-total, dengan menggunakan rumus Bivariate
pearson (Riduwan 2012 : 98) yaitu :
Keterangan:
= Koefisien korelasi
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total (seluruh item)
= Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
= Jumlah skor item kuadrat
= Jumlah skor total (seluruh item)
= banyaknya siswa
59
Selanjutnya, dihitung dengan Uji-t dengan rumus:
=
Keterangan :
= nilai
r = koefisien korelasi hasil
n = jumlah responden
Setelah diperoleh harga selanjutnya dibandingkan dengan harga
untuk α = 0,05 dan dk = n – 2. Jika lebih besar dari berarti
soal tersebut valid. Jika lebih kecil dari berarti soal tidak valid.
Dengan maksud untuk mempermudah proses perhitungan tanpa mempengaruhi
hasil, uji validitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 17.
3.5.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Untuk
menguji reliabilitas angket yang digunakan untuk mengumpulkan data, peneliti
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha menurut
Arikunto (2010: 239) yaitu:
r11 = }
Keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
= jumlah varians skor tiap-tiap item
60
= varians total
Selanjutnya hasil r11 dikonsultasikan dengan nilai tabel r dengan
signifikansi 5%. Jika hasil r11 > rtabel maka data dinyatakan reliabel. Jika hasil r11 >
rtabel maka data dinyatakan tidak reliabel. Untuk pengujian reliabilitas
menggunakan SPSS versi 17.
3.6 Metode Analisis Data
Dalam proses penganalisisan data yang diperoleh selama penelitian,
terdapat berbagai metode analisis data yang digunakan. Adapun cakupan dari
metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut.
3.6.1 Deskripsi Data
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen untuk menguji apakah
model TGT dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Data yang
akan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2010: 15) data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk kata, kalimat, dan gambar, sedangkan data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan.
Data kualitatif pada penelitian ini berbentuk motivasi belajar siswa saat
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model TGT, sedangkan data
kuantitatifnya berupa nilai hasil belajar siswa kelas V SDN Debong Tengah 1, 2,
3 Kota Tegal pada materi pecahan dalam perbandingan dan skala.
61
3.6.2 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji kesamaan rata-
rata, uji normalitas, uji homogenitas dan analisis akhir (pengujian hipotesis).
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai uji prasyarat analisis yang digunakan
dalam penelitian.
3.6.2.1 Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa pada dua kelas yang akan digunakan sebagai subjek penelitian. Apabila
rata-rata nilai kedua kelas tidak berbeda jauh, maka penelitian dapat dilakukan.
Uji kesamaan rata-rata dilakukan terhadap nilai UTS Matematika Semester Genap
Siswa Kelas V SDN Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal tahun 2013, serta
terhadap data awal motivasi belajar siswa sebelum dilakukan penelitian.
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen (tidak berkorelasi), menurut Sugiyono (2011: 259) yaitu rumusan t-
test sebagai berikut :
1. Rumus 1 (Separated Varians):
t hitung =
2. Rumus 2 (Polled Varians) :
t hitung =
62
Tabel 3.3 Pedoman Penggunaan Rumus t-tes
Varians Data
Homogen Tidak Homogen
n1 = n2
thitung : dapat menggunakan kedua rumus diatas.
ttabel : dk = n1 + n2 – 2
thitung : dapat menggunakan kedua rumus diatas.
ttabel : (rumus 1) dk = n1 atau (rumus 2) dk = n2
n1 ≠ n2
thitung : menggunakan rumus 2.
ttabel : dk = n1 + n2 – 2
thitung : menggunakan rumus 1.
ttabel : dk1= n1– 1 dan dk2= n2– 1
ttabel terkecil + ( )
Keterangan :
= rata – rata nilai UTS Genap Matematika kelas eksperimen
= rata – rata nilai UTS Genap Matematika kelas kontrol
= varians total kelas eksperimen
= varians total kelas kontrol
n1 = jumlah sampel kelas eksperimen
n2 = jumlah sampel kelas kontrol
Perhitungan t-tes dilakukan dengan cara membandingkan antara thitung
dengan ttabel pengganti. Adapun kriteria dari pengujian ini yaitu jika thitung < ttabel
pengganti maka Ho diterima dan Ha di tolak. Perhitungan uji kesamaan rata-rata awal
dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 17.
3.6.2.2 Uji Normalitas
63
Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel
yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Untuk itu, sebelum peneliti
menggunakan teknik statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji
terlebih dahulu. Bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat
digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametris.
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap skor hasil belajar
yang dicapai seluruh anggota sampel dengan menggunakan uji Lilliefors dan
dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 17 dengan melihat nilai pada
Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusan uji dan penarikan simpulan
diambil pada taraf signifikan 5%.
3.6.2.3 Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan uji perbedaan varians antara dua kelompok.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki
kemampuan yang setara setelah masing-masing kelompok memperoleh perlakuan
yang berbeda. Uji homogenitas dapat dihitung dengan menggunakan metode
Levene yang dibantu dengan program aplikasi SPSS versi 17, dengan
pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan terhadap uji hipotesis
dilakukan pada taraf signifikan 5%. Jika nilai signifikansinya di atas 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa varians homogen. Sebaliknya jika nilai signifikansinya di
bawah 0,05, maka varians tidak homogen. Kriteria kedua yaitu dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel maka data tidak homogen
dan jika Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat dinyatakan homogen (Riduwan 2010: 186).
64
3.6.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Analisis akhir data adalah analisis yang digunakan untuk menyimpulkan
hasil penelitian. Ada tidaknya perbedaan motivasi dan hasil belajar matematika
setelah penerapan model TGT dapat diketahui melalui analisis akhir dengan uji t.
Rumusan t-test yang digunakan untuk mengujii hipotesis dua sampel independent
(tidak berkorelasi), menurut Sugiyono (2010: 122) adalah sebagai berikut:
t =
Keterangan :
= rata – rata nilai motivasi/hasil belajar Matematika kelas eksperimen
= rata – rata nilai motivasi/hasil belajar Matematika kelas kontrol
= varians total kelas eksperimen
= varians total kelas kontrol
n1 = jumlah sampel kelas eksperimen
n2 = jumlah sampel kelas kontrol
Dalam uji pihak kanan berlaku ketentuan, bila harga thitung jatuh pada daerah
penerimaan H0 lebih besar atau sama dengan (≥) dari ttabel, maka H0 diterima dan
Ha ditolak (Sugiyono 2010: 100). Perhitungan uji hipotesis akhir dibantu dengan
menggunakan program SPSS versi 17.
Jika data yang diuji ternyata berdistribusi tidak normal maka analisis akhir
cukup menggunakan uji nonparametris yaitu uji U Mann Whitney. Kedua rumus U
Mann Whitney digunakan dalam perhitungan karena akan diperlukan untuk
65
mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut
yang digunakan untuk pengujian dan dibandingkan dengan U tabel. Kedua rumus
tersebut menurut Sugiyono (2011: 153) adalah sebagai berikut:
Rumus 1 : U1 = n1 n2 + ( )1
11
21
Rnn
−+
Rumus 2 : U2 = n1 n2 + ( )2
22
21
Rnn
−+
Keterangan :
n1 : jumlah sampel 1
n2 : jumlah sampel 2
U1 : jumlah peringkat 1
U2 : jumlah peringkat 2
R1 : jumlah rangking pada sampel n1
R1 : jumlah rangking pada sampel n2
Kriteria keputusannya, menurut Sugiyono (2011: 15) yaitu Ho ditolak jika
nilai statistik U ≤ nilai kritis (Uhitung ≤ Utabel).
66
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini yaitu untuk
memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data penelitian yang
diperoleh, sehingga lebih mudah dipahami. Data yang diperoleh berupa data
motivasi dan hasil belajar siswa, baik sebelum dan sesudah penelitian. Adapun
data motivasi dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian akan
dipaparkan secara terperinci dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Paparan Data Rekap Skor Motivasi dan Hasil Belajar Matematika
Siswa (Pra Eksperimen)
No. Kriteria Data Motivasi Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Kelas kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas kontrol
1. Jumlah sampel 23 35 23 35 2. Skor rata-rata 78,26 79,53 60,87 59,94 3. Median 79,26 80,74 61 58 4. Skor minimal 65,93 62,96 30 44 5. Skor maksimal 90,37 87,41 88 87 6. Rentang 24,44 24,44 58 44 7. Varians 45,47 32,25 155,67 98,64 8. Standar deviasi 6,74 5,68 12,47 9,93
Berdasarkan tabel 4.1, dapat dijelaskan bahwa jumlah sampel kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 23 dan 35. Rata-rata skor
kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 78,26 dan 79,53
(motivasi awal); serta 60,87 dan 59,94 (hasil UTS Genap Matematika). Untuk
67
skor minimal kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 65,93 dan
62,96 (motivasi awal); serta 30 dan 44 (hasil UTS Genap Matematika), sedangkan
skor maksimal kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 90,37
dan 87,41 (motivasi awal); serta 88 dan 87 (hasil UTS Genap Matematika).
Untuk data motivasi dan hasil belajar siswa sesudah penelitian akan
dipaparkan secara terperinci dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.2. Paparan Data Rekap Skor Motivasi dan Hasil Belajar Matematika
Siswa (Data Akhir)
No. Kriteria Data Motivasi Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Kelas kontrol Kelas Eksperimen
Kelas kontrol
1. Jumlah siswa 23 35 23 35 2. Skor rata-rata 81,25 78,16 66,43 51,91 3. Median 83,70 79,26 72,22 50 4. Skor minimal 63,70 62,22 27,78 16,67 5. Skor maksimal 92,59 91,11 100,00 100,00 6. Rentang 28,89 28,89 72,22 83,33 7. Varians 52,74 38,23 267,89 386,61
8. Standar deviasi 7,26 6,18 16,36 19,66
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dijelaskan bahwa jumlah sampel kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 23 dan 35. Rata-rata skor
kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 81,25 dan 78,16
(motivasi belajar); serta 66,43 dan 51,91 (hasil belajar). Untuk skor minimal kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 63,70 dan 62,22 (motivasi
belajar); serta 66,43 dan 44 (hasil belajar), sedangkan skor maksimal kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 92,59 dan 91,11 (motivasi
68
belajar) dan 100,00 untuk data hasil belajar Matematika baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
4.2. Analisis Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur dan memperoleh instrumen
yang baik, sebelum digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Dalam
penelitian ini, uji coba dilakukan di kelas V SDN Debong Tengah 2 Kota Tegal
yang didikuti oleh 34 siswa. Pemilihan kelas uji coba didasarkan pada syarat
bahwa uji coba instrumen dilakukan di luar kelas yang akan dijadikan sebagai
objek penelitian, tetapi masih dalam satu populasi. Instrumen yang diuji cobakan
adalah instrumen tes dan non tes. Sebagai langkah awal dari penelitian, diperlukan
pengujian instrumen baik pengujian instrumen tes maupun instrumen non tes.
Adapun langkah-langkah pengujian masing-masing instrumen dapat dijelaskan
sebagai berikut.
4.2.1. Instrumen tes
Instrumen tes yang diujicobakan berupa soal berbentuk pilihan ganda yang
berjumlah 40 soal dan memiliki 4 alternatif jawaban. Pengujian instrumen ini
meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran dan daya beda
soal. Penjelasan secara rinci mengenai pengujian instrumen tes ini adalah sebagai
berikut.
4.2.1.1. Uji Validitas
Peneliti melakukan uji validitas data sebelum dan sesudah hasil uji coba
soal, untuk menganalisis validitas logis, empiris, dan konstruk pada soal yang
akan digunakan. Untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen soal juga
69
diperlukan perhitungan koefisien korelasi. Perhitungan akan menggunakan rumus
product moment yang dibantu melalui program SPSS 17. Untuk lebih jelasnya
akan diterangkan secara lengkap di bawah ini.
(1) Validitas Logis dan Empiris; Pengujian validitas logis dan empiris
dilakukan untuk mengetahui bahwa soal yang telah disusun sudah sesuai
dengan silabus serta bahasa yang digunakan dalam soal tersebut benar.
Peneliti menyusun soal yang berjumlah 40 soal dan memiliki 4 alternatif
jawaban. Pengujian validitas logis dan empiris dilakukan oleh Widji
Sulistyo, guru Kelas V SDN Debong Tengah 3 Kota Tegal dan Noening
Andrijati, dosen matematika prodi PGSD pada Universitas Negeri
Semarang. Berdasarkan hasil penilaian dari penilai ahli instrumen
dinyatakan sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian
untuk pengambilan data. Sesudah dinilai validitas logis dan empirisnya,
instrumen kemudian diujicobakan pada kelas V SDN Debong Tengah 2
Kota Tegal pada tanggal 19 April 2013.
(2) Validitas Konstruk; Untuk mengetahui nilai validitas konstruk digunakan
rumus korelasi product moment untuk mencari nilai koefisien korelasi
setiap butir soal. Uji validitas menggunakan metode product moment yaitu
pengujian dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total.
Setelah dilakukan uji coba instrumen, maka diperoleh data nilai hasil
belajar siswa pada kelas uji coba. Data nilai hasil belajar siswa di kelas uji
coba dapat dipaparkan pada tabel 4.3 berikut ini.
70
Tabel 4.3. Paparan Data Nilai Uji Coba Instrumen Tes pada Kelas Uji Coba
No. Kriteria Data Kelas Uji coba 1. Jumlah siswa 34 2. Skor rata-rata 49,12 3. Median 48,75 4. Skor minimal 17,5 5. Skor maksimal 85 6. Rentang 67,5 7. Varians 229,5 8. Standar deviasi 15,15
Berdasarkan nilai hasil belajar matematika siswa di kelas uji coba, maka
dilakukanlah uji validitas instrumen menggunakan metode product moment.
Untuk mempermudah perhitungan peneliti menggunakan bantuan program SPSS
versi 17. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan batasan r tabel
dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan r tabel dengan jumlah n =
34 didapat r tabel sebesar 0,339 pada tabel r. Jika nilai korelasi setiap soal lebih dari
batasan yang ditentukan maka item tersebut dianggap valid, sedangkan jika nilai
korelasi kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid.
Hasil output validitas soal menggunakan SPSS 17 dapat dilihat pada lampiran 19.
Rekap data hasil perhitungan SPSS 17 dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba dengan rtabel = 0.339 ; Taraf Signifikansi 0.05 dan n= 34
Nomor Item
Pearson Correlations
(r11) Validitas Nomor
Item
Pearson Correlations
(r11) Validitas
1 .a Tidak Valid 21 0,725 Valid 2 0,373 Valid 22 0,262 Tidak Valid 3 0,360 Valid 23 -0,156 Tidak Valid 4 0,288 Tidak Valid 24 0,269 Tidak Valid 5 0,575 Valid 25 0,184 Tidak Valid 6 0,622 Valid 26 0,451 Valid 7 0,388 Valid 27 0,182 Tidak Valid 8 0,223 Tidak Valid 28 0,359 Valid
Nomor Item
Pearson Correlations Validitas Nomor
Item Pearson
Correlations Validitas
71
(r11) (r11) 9 0,614 Valid 29 0,592 Valid 10 0,330 Tidak Valid 30 0,329 Tidak Valid 11 0,420 Valid 31 0,263 Tidak Valid 12 0,559 Valid 32 0,471 Valid 13 0,578 Valid 33 0,113 Tidak Valid 14 0,164 Tidak Valid 34 0,522 Valid 15 0,049 Tidak Valid 35 0,224 Tidak Valid 16 0,380 Valid 36 0,676 Valid 17 0,323 Tidak Valid 37 0,122 Tidak Valid 18 0,422 Valid 38 0,470 Valid 19 0,546 Valid 39 -0,043 Tidak Valid 20 0,332 Tidak Valid 40 0,080 Tidak Valid
Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 17 diperoleh item
yang valid sebanyak 20 butir soal dan yang tidak valid sebanyak 20 butir soal.
Butir soal yang valid adalah nomor 2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 16, 18, 19, 21, 26,
28, 29, 32, 34, 36, 38.
4.2.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh item soal. Perhitungan uji
reliabilitas menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-21). Nilai reliabilitas
per item dilihat dari perbandingan antara rhitung dengan rtabel. Jika rhitung > rtabel,
maka item tersebut dikatakan reliabel.
Dari hasil penghitungan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-
21) diperoleh data perbandingan rhitung sebesar 0,893 lebih besar dari rtabel sebesar
0,339. Dengan demikian dari hasil rhitung dibanding rtabel diperoleh rhitung>rtabel,
maka semua butir soal dinyatakan sudah reliabel. Perhitungan reliabilitas soal
dapat dilihat pada lampiran 22.
72
4.2.1.3. Analisis Tingkat Kesukaran
Untuk dapat mengetahui tingkat kesukaran dari instrumen maka
dibutuhkan pengujian tingkat kesukaran. Pengujian tingkat kesukaran dilakukan
dengan membandingan banyaknya jumlah siswa yang menjawab soal benar pada
setiap butir soal dibanding dengan jumlah peserta tes. Berdasarkan hasil
perhitungan manual diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5. Analisis Tingkat Kesukaran
No. Soal P Kriteria No. Soal P Kriteria 1 1 Mudah 21 0,18 Sulit 2 0,82 Mudah 22 0,21 Sulit 3 0,82 Mudah 23 0,15 Sulit 4 0,74 Mudah 24 0,76 Mudah 5 0,65 Sedang 25 0,24 Sulit 6 0,29 Sulit 26 0,59 Sedang 7 0,32 Sedang 27 0,44 Sedang 8 0,88 Mudah 28 0,53 Sedang 9 0,24 Sulit 29 0,62 Sedang
10 0,88 Mudah 30 0,53 Sedang 11 0,41 Sedang 31 0,47 Sedang 12 0,06 Sulit 32 0,59 Sedang 13 0,44 Sedang 33 0,15 Sulit 14 0,15 Sulit 34 0,5 Sedang 15 0,41 Sedang 35 0,47 Sedang 16 0,68 Sedang 36 0,76 Mudah 17 0,79 Mudah 37 0,53 Sedang 18 0,68 Sedang 38 0,15 Sulit 19 0,71 Mudah 39 0,21 Sulit 20 0,35 Sedang 40 0,26 Sulit
Keterangan: warna baris hijau menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel.
Harga tingkat kesukaran yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan
dengan ketentuan sebagai berikut: soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal
sukar; soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang; soal dengan P 0,71
sampai 1,00 adalah soal mudah (Sudjana, 2009: 137).
73
4.2.1.4. Uji Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
kurang pandai (berkemampuan rendah). Sebelum perhitungan kelompok siswa
dibagi dua sesuai jumlah skor soal atau jawaban benar yang didapat menjadi
kelompok atas dan kelompok bawah (lampiran 23). Pengujian daya beda
diperoleh dari hasil perhitungan jumlah jawaban benar pada kelompok atas
dibanding jumlah siswa pada kelompok atas (PA) dikurangi hasil jumlah jawaban
benar pada kelompok bawah dibanding jumlah siswa pada kelompok bawah (PB).
Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.6. Daya Pembeda Soal
No. Soal PA PB D Kriteria
No. Soal PA PB D Kriteria
1 1 1 0 Jelek 21 0,353 0 0,35 Cukup 2 1 0,647 0,35 Cukup 22 0,353 0,059 0,29 Cukup 3 1 0,647 0,35 Cukup 23 0,176 0,118 0,06 Jelek 4 0,882 0,588 0,29 Cukup 24 0,882 0,647 0,24 Cukup 5 0,941 0,353 0,59 Baik 25 0,294 0,176 0,12 Jelek 6 0,529 0,059 0,47 Baik 26 0,765 0,412 0,35 Cukup 7 0,471 0,176 0,29 Cukup 27 0,471 0,412 0,06 Jelek 8 0,941 0,824 0,12 Jelek 28 0,765 0,294 0,47 Baik 9 0,412 0,059 0,35 Cukup 29 0,882 0,353 0,53 Baik
10 1 0,765 0,24 Cukup 30 0,647 0,412 0,24 Cukup 11 0,588 0,235 0,35 Cukup 31 0,471 0,471 0 Jelek 12 0,118 0 0,12 Jelek 32 0,706 0,471 0,24 Cukup 13 0,706 0,176 0,53 Baik 33 0,176 0,118 0,06 Jelek 14 0,176 0,118 0,06 Jelek 34 0,706 0,294 0,41 Baik 15 0,412 0,412 0 Jelek 35 0,471 0,471 0 Jelek 16 0,824 0,529 0,29 Cukup 36 1 0,529 0,47 Baik 17 0,882 0,706 0,18 Jelek 37 0,588 0,471 0,12 Jelek 18 0,824 0,529 0,29 Cukup 38 0,235 0,059 0,18 Jelek
19 0,882 0,529 0,35 Cukup 39 0,118 0,294 -0,2 Tidak Baik
20 0,353 0,353 0 Jelek 40 0,294 0,235 0,06 Jelek
Keterangan: warna baris hijau menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel.
74
Harga daya pembeda yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan
sebagai berikut: D ≤ 0,00 : soal jelek sekali; 0,01 – 0,20 : soal jelek; 0,21 –
0,40 : soal cukup; 0,41 – 0,70 : soal baik; 0,71 – 1,00 : soal baik sekali (Arikunto,
2011: 213-218). Dari tabel di atas dapat dilihat terdapat 7 soal dengan kategori
soal berdaya pembeda baik, 16 soal berdaya beda cukup, 16 soal berdaya beda
jelek, dan 1 soal yang berdaya beda tidak baik. Soal yang dapat digunakan sebagai
instrumen harus minimal berdaya beda cukup.
Berdasarkan analisis uji coba instrumen tes dapat disimpulkan bahwa soal
yang memenuhi syarat dan dapat di gunakan sebagai instrumen penelitian adalah
sejumlah 18 butir. Instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 17.
4.2.2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang diujicobakan berupa angket berbentuk rating scale
yang memuat 40 butir soal dengan 5 alternatif jawaban. Pengujian instrumen non
tes ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, yang akan dijelaskan secara
lengkap pada bagian dibawah ini.
4.2.2.1. Uji Validitas
Uji Validitas instrumen non tes dilakukan untuk mengetahui validitas
validitas logis, empiris, dan konstruk pada instrumen/angket yang akan
digunakan. Untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen non tes ini juga
diperlukan perhitungan koefisien korelasi. Perhitungan akan menggunakan rumus
Bivariate pearson yang dibantu melalui program SPSS versi 17. Untuk lebih
jelasnya akan diterangkan secara lengkap di bawah ini.
75
(1) Validitas Logis dan Empiris; Untuk mengetahui validitas logis dan empiris
instrumen non tes ini, maka perlu dilakukan uji validitas yaitu dengan
menilai kesesuaian antara butir angket dengan kisi-kisi yang telah
ditetapkan. Uji validitas ini dilakukan oleh dua penilai ahli, yakni kedua
dosen pembimbing skripsi, Noening Andrijati dan Sigit Yulianto.
Berdasarkan hasil penilaian dari penilai ahli instrumen dinyatakan sudah
layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian untuk pengambilan
data. Setelah dinilai validitas logis dan empirisnya, instrumen kemudian
diujicobakan pada kelas V SDN Debong Tengah 2 Kota Tegal pada
tanggal 19 April 2013.
(2) Validitas Konstruk; Dari hasil ujicoba instrumen kemudian diperoleh data
yang selanjutnya diolah untuk mengetahui koefisien korelasi item-total,
dengan menggunakan rumus Bivariate pearson dibantu dengan program
SPSS versi 17. Pengujian validitas ini dilakukan terhadap skor motivasi
belajar siswa setelah instrumen soal tes diujicobakan di kelas uji coba.
Adapun data skor motivasi belajar siswa di kelas uji coba dapat dipaparkan
pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7. Paparan Data Skor Uji Coba Instrumen Angket pada Kelas Uji Coba
No. Kriteria Data Kelas Uji coba 1. Jumlah sampel 34 2. Skor rata-rata 72,04 3. Median 72 4. Skor minimal 54,5 5. Skor maksimal 86 6. Rentang 31,5 7. Varians 63,54 8. Standar deviasi 7,97
76
Berdasarkan skor motivasi belajar matematika siswa di kelas uji coba, maka
dilakukanlah uji validitas instrumen menggunakan metode Bivariate pearson.
Untuk mempermudah perhitungan peneliti menggunakan bantuan program SPSS
versi 17. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan batasan r tabel
dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan r tabel dengan jumlah n =
34 didapat r tabel sebesar 0,339 pada tabel r. Jika nilai korelasi setiap soal lebih dari
batasan yang ditentukan maka item tersebut dianggap valid, sedangkan jika nilai
korelasi kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid.
Hasil output SPSS 17 uji validitas angket dapat dilihat pada lampiran 34. Rekap
data hasil perhitungan SPSS 17 dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Uji Coba dengan rtabel = 0.339 ;
Taraf Signifikansi 0.05 dan n= 34
Nomor Item
Pearson Correlations
(r11) Validitas
Nomor Item
Pearson Correlations
(r11) Validitas
1 0,467 Valid 21 0,580 Valid 2 0,358 Valid 22 0,304 Tidak Valid 3 0.167 Tidak Valid 23 0,458 Valid 4 0.467 Valid 24 -0,017 Tidak Valid 5 0,453 Valid 25 0,410 Valid 6 -0,032 Tidak Valid 26 0,507 Valid 7 0,560 Valid 27 0,408 Valid 8 0.100 Tidak Valid 28 0,472 Valid 9 0,427 Valid 29 0,225 Tidak Valid
10 0,392 Valid 30 0,169 Tidak Valid 11 0,632 Valid 31 0,533 Valid 12 0,475 Valid 32 -0,057 Tidak Valid 13 0,630 Valid 33 0,370 Valid 14 0,505 Valid 34 0,416 Valid 15 0,642 Valid 35 0,038 Tidak Valid 16 0.587 Valid 36 0,387 Valid 17 0,410 Valid 37 0,071 Tidak Valid 18 0,450 Valid 38 -0,009 Tidak Valid 19 0,274 Tidak Valid 39 0,130 Tidak Valid 20 0,565 Valid 40 0,372 Valid
77
Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 17 diperoleh item
yang valid sebanyak 27 butir soal dan yang tidak valid sebanyak 13 butir soal.
Butir soal yang tidak valid adalah nomor 3, 6, 8, 19, 22, 24, 29, 30, 32, 35, 37,
38, 39.
4.2.2.2. Uji Reliabilitas
Dari hasil uji validitas angket, item yang valid kemudian dihitung
reliabilitasnya menggunakan rumus Cronbach’s Alpha yang dibantu melalui
program SPSS versi 17. Hasil output uji validitas soal menggunakan SPSS 17
dapat dilihat pada lampiran 33. Rekap data hasil perhitungan SPSS 17 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.9. Rekapitulasi Uji Reliabilitas Angket Uji Coba dengan rtabel = 0.339 ;
Taraf Signifikansi 0.05 dan n= 34
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.816 40
Nilai Cronbach’s Alpha dikonsultasikan dengan nilai tabel r dengan signifikansi
5%. Jika hasil r11 > rtabel maka data dinyatakan reliabel, sebaliknya jika hasil r11 >
rtabel maka data dinyatakan tidak reliabel.
Berdasarkan out put SPSS versi 17, nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar
0,816. Nilai Cronbach’s Alpha tersebut kemudian dibandingkan dengan rtabel
sebesar 0,339. Hasil perbandingannya yaitu 0,816 > 0,367. Dengan demikian,
keseluruhan item dinyatakan reliabel. Adapun kriteria untuk menginterpretasikan
tingkat reliabilitas item soal menggunakan pedoman sebagai berikut: Nilai r : 0,81
78
- 1,00 berarti reliabilitas tinggi; r : 0,61 - 0,80 berarti reliabilitas cukup; 0,41 -
0,60 berarti reliabilitas agak rendah; r : 0,21 - 0,40 berarti reliabilitas rendah; r :
0,00 - 0,20 berarti reliabilitas sangat rendah (Arikunto, 2010: 109).
4.3. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menjelaskan kumpulan data berdasarkan penelitian yang
telah dilaksanakan. Hasil penelitian merupakan rekap data dari motivasi dan hasil
belajar siswa selama penelitian berlangsung. Deskripsi data hasil penelitian
dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
4.3.1. Hasil UTS Genap Matematika Kelas Eksperimen dan Kontrol (Data
Awal)
Data awal dari penelitian ini dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui
kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Berdasarkan data
hasil UTS Genap Matematika siswa, didapatkan nilai rata-rata untuk kelas
eksperimen adalah 60,869, simpangan baku 12,47, nilai tertinggi adalah 88,dan
nilai terendah adalah 30 (lampiran 41). Pada kelas kontrol, didapatkan nilai rata-
rata kelas 59,94, simpangan baku 9,93, nilai tertinggi adalah 87,dan nilai terendah
adalah 44 (lampiran 40). Berikut ini akan disajikan data nilai UTS dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi. Adapun cara menentukan interval dalam tabel distribusi
frekuensi dapat dilihat pada lampiran 38.
79
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Nilai UTS Genap Matematika
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Interval f (frekuensi) Nilai Interval f (frekuensi)
30 – 39 1 44 – 50 5 40 – 49 1 51 – 57 10
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Interval f (frekuensi) Nilai Interval f (frekuensi)
50 – 59 9 58 – 64 8 60 – 69 6 65 – 71 9 70 – 79 5 72 – 78 1 80 – 89 1 79 – 85 1
86 – 92 1 Jumlah 23 Jumlah 35
4.3.2. Motivasi Belajar Matematika Siswa
Penilaian motivasi belajar matematika siswa dinilai berdasarkan instrumen
lembar motivasi belajar siswa (lampiran 31) dengan berpedoman pada lembar
deskriptor pedoman penilaian motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
(lampiran 29). Hasil penilaian dari skor motivasi belajar siswa diambil dari rata-
rata nilai total Skor Motivasi Siswa (SMS). Hasil nilai motivasi belajar siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah penerapan pembelajaran matematika,
dapat disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.
Tabel 4.11. Perbandingan Motivasi Belajar Matematika Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Kriteria Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1. Jumlah sampel 23 35 2. Skor rata-rata 81,25 78,16 3. Median 83,70 79,25 4. Skor minimal 63,70 62,22 5. Skor maksimal 92,59 91,11 6. Rentang 28,89 28,89 7. Varians 52,74 38,22 8. Standar Deviasi 7,262 6,18
80
Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar matematika baik di kelas eksperimen
maupun kontrol, perlu dilakukan pembandingan skor motivasi. Skor motivasi
belajar siswa dapat dibandingkan antara sebelum dan sesudah memperoleh
pembelajaran matematika dari mading-masing kelas eksperimen maupun kontrol,
sehingga dapat diketahui pengaruh pembelajaran yang diberikan terhadap
motivasi belajar siswa. Berikut ini adalah paparan data skor motivasi belajar
matematika siswa pada kelas eksperimen maupun kontrol.
Tabel 4.12. Paparan Data Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Kelas
Eksperimen dengan Pembelajaran TGT
Waktu Kriteria (n=23)
Total Skor
Mentah
Nilai Total SMS (%) Motivasi Keterangan
Sebelum Pembelajaran
Jumlah 2430 1800 Tinggi Nilai naik, kriteria
naik
Rata-rata 105,65 78,26 Sesudah
Pembelajaran Jumlah 2523 1868,9 Sangat
Tinggi Rata-rata 109,7 81,25 Tabel 4.13. Paparan Data Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Kelas
Kontrol dengan Pembelajaran Konvensional
Waktu Kriteria (n=35)
Total Skor
Mentah
Nilai Total SMS (%) Motivasi Keterangan
Sebelum Pembelajaran
Jumlah 3758 2783,7 Tinggi Nilai turun, kriteria tetap
Rata-rata 107,37 79,53 Sesudah
Pembelajaran Jumlah 3693 2736 Tinggi
Rata-rata 105,5 78,16 Keterangan:
Skor Mentah = jumlah keseluruhan poin angket yang diperoleh siswa.
SMS = Skor Motivasi Siswa
81
Rumus Skor Motivasi Siswa SMS x 100%
4.3.3. Hasil Belajar Matematika Siswa
Hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian terhadap jawaban soal tes
postes (tes akhir) yang diujikan. Soal yang digunakan untuk tes akhir pada kelas
eksperimen dan kontrol merupakan soal yang sudah teruji validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya bedanya. Soal tes formatif terdiri dari 18 soal dengan
bentuk pilihan ganda dan memiliki 4 alternatif jawaban. Sampel yang diambil di
kelas eksperimen yang mengikuti postes sejumlah 23 orang. Dari hasil postes
diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 66,425; simpangan baku 16,36; nilai
tertinggi adalah 100; nilai terendah adalah 27,78 (lampiran 40). Dari data tersebut
akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini. Adapun cara
menentukan interval dalam tabel distribusi frekuensi baik untuk kelas eksperimen
maupun kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 39.
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kelas Eksperimen
Nilai Interval f (frekuensi) 27,78 – 38,78 1 38,78 – 49,79 2 49,80 – 60,80 2 60,81 – 71,81 6 71,83 – 82,83 9 82,84 – 93,84 2
93,85 – 100,00 1 Jumlah 23
Pada kelas kontrol dari 35 sampel yang mengikuti postes, diperoleh nilai rata-rata
kelas sebesar 51,905; simpangan baku 19,67; nilai tertinggi adalah 100; nilai
82
terendah adalah 16,67 (lampiran 44). Dari data tersebut dapat disajikan dalam
tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kelompok Kontrol
Nilai Interval f (frekuensi) 16,67 – 29,67 4 29,68 – 42,68 9 42,69 – 55,69 11 55,70 – 68,70 3 68,71 – 82,71 4 82,72 – 95,72 3
95,73 – 100,00 1 Jumlah 35
4.4. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan penganalisisan akhir maka perlu dilakukan pengujian
prasyarat pada data yang telah diperoleh. Uji prasyarat analisis dalam penelitian
ini meliputi pengujian normalitas, uji homogenitas dan uji t pada data motivasi
dan hasil belajar siswa. Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil uji prasyarat
motivasi dan hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4.4.1. Data sebelum Eksperimen
Terdapat beberapa analisis data sebelum eksperimen, diantaranya analisis
uji normalitas, analisis uji homogenitas, dan analisis kesamaan rata-rata. Berikut
ini merupakan hasil analisis data sebelum eksperimen.
4.4.1.1. Hasil Uji Normalitas Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa
(Data Awal)
83
Uji normalitas pada data awal digunakan untuk mengetahui kondisi awal
data berdistribusi normal atau tidak. Berikut ini merupakan hasil analisis uji
normalitas data sebelum penelitian.
4.4.1.1.1. Uji Normalitas Motivasi Belajar Matematika Siswa (Data Awal)
Berdasarkan rekap nilai skor motivasi siswa (lampiran 37 dan 38)
diperoleh data bahwa rata-rata skor motivasi belajar matematika siswa sebelum
proses pembelajaran, pada kelas eksperimen sebesar 78,26 dan kelas kontrol
79,53. Pengujian normalitas pada data motivasi belajar matematika siswa sebelum
proses pembelajaran, menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Berikut ini
hasil perhitungan normalitas data motivasi belajar siswa sebelum proses
pembelajaran belajar matematika, baik di kelas eksperimen maupun di kelas
kontrol.
(1) Hipotesis uji
Ho= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Ha= sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas skor motivasi
belajar matematika siswa menggunakan metode liliefors atau Kolmogorov-
Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 17.
(4) Kriteria Keputusan
84
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika Significance
Kolmogorov-Smirnov ≥ = 0,05 atau Ho ditolak jika Significance
Kolmogorov-Smirnov < = 0,05.
(5) Hitungan
Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan dari program SPSS versi 17.
Berikut ini merupakan output hasil analisis uji normalitas data awal yang
dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 17.
Tabel 4.16. Normalitas Data Motivasi Belajar Matematika Siswa (Data Awal)
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Eksperimen .118 23 .200* .966 23 .585
kontrol .143 35 .066 .885 35 .002
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance. (6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen tertera pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar
0,200; sedangkan pada kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,66.
Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05,
maka dari output normalitas data awal sebelum penelitian sampel kedua
kelas dinyatakan berdistribusi normal karena nilai signifikansi keduanya
telah lebih dari 0,05.
85
4.4.1.1.2. Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa (Data Awal)
Berdasarkan data nilai UTS Genap Matematika kelas eksperimen dan
kelas kontrol sebelum penelitian, diperoleh rata-rata kelas eksperimen sebesar
60,87 dengan banyak data 23 dan kelas kontrol sebesar 59,94 dengan banyak data
35. Berikut ini hasil perhitungan normalitas data nilai hasil belajar matematika
sebelum dilakukan penelitian.
(1) Hipotesis uji
Ho= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Ha= sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data nilai UTS
Genap Matematika menggunakan metode liliefors atau Kolmogorov-
Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika Significance
Kolmogorov-Smirnov ≥ = 0,05 atau Ho ditolak jika Significance
Kolmogorov-Smirnov < = 0,05.
(5) Hitungan
86
Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan dari program SPSS versi 17.
Berikut ini merupakan output hasil analisis uji normalitas data awal yang
dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 17.
Tabel 4.17. Normalitas Data Nilai UTS Genap Matematika (Data Awal)
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Eksperimen .116 23 .200* .970 23 .680
Kontrol .120 35 .200* .940 35 .055
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance. (6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen tertera pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar
0,200; begitu pula pada kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,200.
Data dinyatakan berditribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.
Dengan demikian, dari output normalitas data awal sebelum dilakukan
penelitian, sampel kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal karena
nilai signifikansi keduanya telah lebih dari 0,05.
4.4.1.2. Hasil Uji Homogenitas Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa
(Data Awal)
Setelah data dinyatakan normal maka langkah selanjutnya adalah
pengujian homogenitas. Uji homogenitas ini digunakan untuk menyatakan
87
kesetaraan varians dari variabel yang diuji. Kriteria pengujian adalah jika Fhitung >
Ftabel, maka tidak homogen dan jika Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat dinyatakan
homogen (Riduwan 2010: 186). Selain itu, data juga dinyatakan homogen jika
nilai signifikansi lebih dari 0,05. Berikut ini merupakan hasil uji homogenitas
motivasi dan hasil belajar matematika siswa.
4.4.1.2.1. Uji Homogenitas Motivasi Belajar Matematika Siswa (Data Awal)
Pada pengujian homogenitas skor motivasi belajar matematika siswa juga
menggunakan program SPSS versi 17. Berikut ini merupakan hasil analisis uji
homogenitas data sebelum penelitian.
(1) Hipotesis Uji
Ho= tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Ha= terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas skor motivasi
belajar matematika siswa adalah menggunakan metode levene’s test
dengan bantuan aplikasi SPSS 17.
(4) Kriteria Keputusan
88
Kriteria pengujian yaitu jika Fhitung > Ftabel, maka tidak homogen dan jika
Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat dinyatakan homogen (Riduwan 2010: 186).
Kriteria lain yang bisa digunakan pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika Significance Levene’s
test for Equality of Variance lebih dari (>) = 0,05, atau Ho ditolak jika
Significance Levene’s test for Equality of Variance kurang dari (<) =
0,05.
(5) Hitungan
Perhitungan homogenitas dari data skor motivasi belajar matematika siswa
sebelum dilakukan penelitian tertera pada output tabel di bawah ini.
Tabel 4.18. Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar Matematika Siswa (Data
Awal) Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
Hasil Equal variances assumed 1.293 .260
Equal variances not
assumed
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan ouput tabel 4.18. independen sampel tes skor motivasi belajar
matematika siswa di atas, terlihat nilai signifikansi pada kolom Levene
Test for Equality of Variences sebesar 0,260. Signifikansi 0,260 telah lebih
dari 0,05 sebagai syarat data dikatakan homogen. Selain itu, nilai Fhitung
89
(1,293) < Ftabel (1,82), maka dari uji homogenitas data skor motivasi belajar
matematika siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat
disimpulkan kedua kelas tersebut dinyatakan homogen.
4.4.1.2.2. Uji Homogenitas Hasil Belajar Matematika Siswa (Data Awal)
Perhitungan uji homogenitas data awal hasil belajar matematika siswa,
juga menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Data awal hasil belajar
matematika siswa adalah nilai UTS Genap Matematika. Berikut ini merupakan
hasil analisis uji homogenitas nilai UTS Genap Matematika.
(1) Hipotesis Uji
Ho= tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Ha= terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas nilai UTS Genap
Matematika adalah menggunakan metode levene’s test dengan bantuan
aplikasi SPSS 17.
90
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria pengujian yaitu jika Fhitung > Ftabel, maka tidak homogen dan jika
Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat dinyatakan homogen (Riduwan 2010: 186).
Kriteria lain yang bisa digunakan pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika Significance Levene’s
test for Equality of Variance lebih dari (>) = 0,05, atau Ho ditolak jika
Significance Levene’s test for Equality of Variance kurang dari (<) =
0,05.
(5) Hitungan
Perhitungan homogenitas dari data nilai UTS Genap Matematika tertera
pada output tabel di bawah ini.
Tabel 4.19. Uji Homogenitas Data Nilai UTS Genap Matematika Siswa (Data Awal)
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
Hasil Equal variances assumed .984 .325
Equal variances not
assumed
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan ouput tabel 4.19. independen sampel tes nilai UTS Genap
Matematika di atas, terlihat nilai signifikansi pada kolom Levene Test for
91
Equality of Variences sebesar 0,325. Signifikansi 0,325 telah lebih dari
0,05 sebagai syarat data dikatakan homogen. Selain itu, diketahui pula
nilai Fhitung sebesar 0,984 dan nilai Ftabel dengan dk pembilang 23 dan dk
penyebut 35 adalah sebesar 1,82. Perbandingan antara Fhitung dan Ftabel
yaitu Fhitung (0,984) < Ftabel (1,82) sehingga syarat kedua telah terpenuhi.
Berdasarkan uji homogenitas data nilai UTS Genap Matematika baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa Ho diterima,
atau data nilai UTS Genap Matematika homogen.
4.4.1.3. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Motivasi dan Hasil Belajar
Matematika Siswa (Data Awal)
Data nilai motivasi dan hasil belajar matematika siswa telah dinyatakan
berdistribusi normal, homogen, ataupun tidak homogen, langkah selanjutnya
adalah pengujian kesamaan rata-rata awal antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Pengujian kesamaan rata-rata ini juga dibantu program SPSS versi 17.
menggunakan teknik independent-sample t test. Teknik tersebut digunakan
dengan melihat asumsi bahwa data dalam penelitian ini berbentuk rasio dan
bentuk hipotesis komparatif (2 sampel) independen. Menu yang digunakan adalah
analyze-compare means dilanjutkan independent-sample t-test. Di dalam uji pihak
kanan berlaku ketentuan: Ho tidak ditolak jika thitung ≤ ttabel, atau Ho ditolak jika
thitung > ttabel.
4.4.1.3.1. Uji Kesamaan Rata-rata Motivasi Belajar Matematika Siswa (Data
Awal)
92
Untuk menguji kesamaaan rata-rata data awal maka perlu digunakan uji-t.
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kesamaan rata-rata
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian akan menggunakan
uji-t dengan dibantu program SPSS versi 17 menggunakan teknik independent-
sample t test. Berikut ini merupakan hasil analisis uji-t data sebelum penelitian.
(1) Hipotesis Uji
Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi belajar matematika
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol ( 1 2).
Ha = terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi belajar matematika antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata skor motivasi belajar matematika kelas eksperimen
2 = rata-rata skor motivasi belajar matematika kelas control
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata skor
motivasi belajar matematika siswa menggunakan uji-t dengan bantuan
aplikasi SPSS 17.
(4) Kriteria Keputusan
93
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika signifikansi ≥ 0,05
atau Ho ditolak jika signifikansi < 0,05.
(5) Hitungan
Hasil output SPSS 17 uji-t dapat dilihat di kolom t test for equality of
means pada tabel 4.20 berikut ini.
Tabel 4.20. Uji Kesamaan Rata-rata Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa
(Data Awal)
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Hasil Equal
variances
assumed
-.775 56 .441 -1.27356 1.64246 -4.56381 2.01669
Equal
variances not
assumed
-.748 41.457 .459 -1.27356 1.70246 -4.71059 2.16347
(6) Kesimpulan dan penafsiran
Berdasarkan output SPSS versi 17, pada tabel tabel 4.20. independen
sampel tes skor motivasi belajar matematika siswa sudah tertera di kolom t
test for equality of means nilai signifikansi uji-t = 0,441 > 0,05 (lihat
kolom Sig. (2-tailed)), maka dapat disimpulkan bahwa Ho tidak ditolak,
94
atau tidak terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi belajar matematika
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4.4.1.3.2. Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Belajar Matematika Siswa (Data Awal)
Setelah data nilai UTS Genap Matematika telah dinyatakan berdistribusi
normal serta homogen, langkah selanjutnya adalah pengujian kesamaan rata-rata.
Berikut ini merupakan hasil analisis uji-t data nilai UTS Genap Matematika siswa
di kelas eksperimen maupun kontrol.
(1) Hipotesis Uji
Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai UTS Genap Matematika
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol ( 1 2).
Ha = terdapat perbedaan rata-rata nilai UTS Genap Matematika antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata nilai UTS Genap Matematika kelas eksperimen
2 = rata-rata nilai UTS Genap Matematika kelas kontrol
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata nilai UTS
Genap Matematika menggunakan uji-t dengan bantuan aplikasi SPSS 17.
(4) Kriteria Keputusan
95
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika signifikansi > 0,05
atau Ho ditolak jika signifikansi < 0,05.
(5) Hitungan
Hasil output SPSS 17 uji-t dapat dilihat di kolom t test for equality of
means pada tabel berikut ini.
Tabel 4.21. Uji Kesamaan Rata-rata Nilai UTS Genap Matematika Siswa (Data
Awal)
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Hasil Equal
variances
assumed
.314 56 .755 .92671 2.95317 -4.98921 6.84262
Equal
variances not
assumed
.299 39.685 .766 .92671 3.09619 -5.33247 7.18589
(6) Kesimpulan dan penafsiran
Berdasarkan output SPSS versi 17, pada tabel tabel 4.21. independen
sampel tes nilai UTS Genap Matematika sudah tertera di kolom t test for
96
equality of means nilai signifikansi uji-t = 0,755 > 0,05 (lihat kolom Sig.
(2-tailed)), maka dapat disimpulkan bahwa Ho tidak ditolak, atau tidak
terdapat perbedaan rata-rata nilai UTS Genap Matematika antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
4.4.2. Data setelah Eksperimen
Terdapat beberapa analisis data setelah eksperimen, di antaranya analisis
uji normalitas, analisis uji homogenitas, dan analisis hipotesis akhir (uji t). Berikut
ini merupakan hasil analisis data setelah eksperimen.
4.4.2.1 Hasil Uji Normalitas Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa
Penilaian di dalam penelitian ini tidak hanya penilaian hasil belajar tetapi
juga dilakukan penilaian motivasi belajar matematika siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Berikut ini merupakan hasil dari pengujian normalitas
pada nilai motivasi dan hasil belajar matematika.
4.4.2.1.1. Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan rekap nilai skor motivasi siswa (lampiran 23) diperoleh data
bahwa rata-rata skor motivasi belajar matematika siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran, pada kelas eksperimen sebesar 81,25 dan kelas kontrol 78,16.
Pengujian normalitas pada data motivasi belajar matematika siswa melalui
langkah yang sama dengan pengujian normalitas dan homogenitas pada data hasil
belajar matematika siswa menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Berikut
ini hasil perhitungan normalitas data skor akhir motivasi belajar matematika
selama proses pembelajaran.
97
(1) Hipotesis Uji
Ho= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Ha= sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas skor motivasi
belajar matematika adalah menggunakan metode liliefors atau
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika Significance
Kolmogorov-Smirnov ≥ = 0,05 atau Ho ditolak jika Significance
Kolmogorov-Smirnov < = 0,05.
(5) Hitungan
Berikut ini merupakan output hasil analisis uji normalitas motivasi belajar
matematika siswa yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS
versi 17.
98
Tabel 4.22. Normalitas Data Motivasi Belajar Matematika Siswa
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Eksperimen .158 23 .141 .943 23 .204
kontrol .171 35 .011 .957 35 .188
a. Lilliefors Significance Correction (6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen tertera pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar
0,141; sedangkan pada kelas kontrol nilai signifikansinyaa sebesar 0,011.
Data dinyatakan berditribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.
Dari besar nilai signifikansi kedua kelas pada output normalitas data
motivasi belajar siswa, maka sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol
dinyatakan berdistribusi normal.
4.4.2.1.2. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa
Dari perhitungan data kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan
treatment/perlakuan yang berbeda diperoleh rata-rata kelas eksperimen sebesar
66,43 dengan banyak data 23 dan kelas kontrol sebesar 51,91 dengan banyak data
35. Berikut ini hasil perhitungan normalitas data nilai postes matematika siswa
setelah mengikuti pembelajaran matematika.
(1) Hipotesis Uji
Ho= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Ha= sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
99
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas skor posttest hasil
belajar matematika adalah menggunakan metode liliefors atau
Kolmogorof-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak di tolak jika Significance
Kolmogorov-Smirnov ≥ = 0,05 atau Ho ditolak jika Significance
Kolmogorov-Smirnov < = 0,05.
(5) Hitungan
Berikut ini merupakan output hasil analisis uji normalitas posttest hasil
belajar matematika siswa yang dihitung menggunakan bantuan program
SPSS versi 17.
Tabel 4.23. Normalitas Data Hasil Belajar Matematika Siswa
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Eksperimen .144 23 .200* .953 23 .333
Kontrol .155 35 .032 .876 35 .001a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
100
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen tertera pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar
0,200; sedangkan pada kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,032.
Data dinyatakan berditribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.
Dari besar nilai signifikansi pada output normalitas data hasil belajar siswa
telah lebih dari 0,05 maka sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol
dinyatakan berdistribusi normal.
4.4.2.2 Hasil Uji Homogenitas Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa
Setelah data dinyatakan normal maka langkah selanjutnya adalah
pengujian homogenitas. Uji homogenitas ini digunakan untuk menyatakan
kesetaraan varians dari kedua variabel yang diuji. Adapun kriteria pengujiannya
yaitu jika Fhitung > Ftabel, maka tidak homogen dan jika Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat
dinyatakan homogen (Riduwan 2010: 186). Data juga dinyatakan homogen jika
nilai signifikansi lebih dari 0,05. Berikut ini merupakan hasil uji homogenitas
motivasi dan hasil belajar matematika siswa, yang diolah dengan menggunakan
aplikasi SPSS 17.
4.4.2.2.1 Hasil Homogenitas Motivasi Belajar Matematika Siswa
Sama halnya dengan perhitungan normalitas, pada pengujian homogenitas
motivasi belajar matematika siswa juga menggunakan program SPSS versi 17.
Berikut ini merupakan hasil analisis uji homogenitas motivasi belajar matematika
siswa.
(1) Hipotesis Uji
101
Ho = tidak terdapat perbedaan varians skor motivasi belajar matematika
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Ha = terdapat perbedaan varians skor motivasi belajar matematika antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas nilai UTS genap
adalah menggunakan metode levene’s test dengan bantuan aplikasi SPSS
17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria pengujian jika Fhitung > Ftabel, maka tidak homogen dan jika Fhitung
≤ Ftabel, maka dapat dinyatakan homogen (Riduwan 2010: 186). Kriteria
lain yang bisa digunakan pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis
statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika Significance Levene’s test for
Equality of Variance lebih dari (>) = 0,05, atau Ho ditolak jika
Significance Levene’s test for Equality of Variance kurang dari (<) =
0,05.
(5) Hitungan
Perhitungan homogenitas dari data skor akhir motivasi belajar matematika
siswa mengikuti proses pembelajaran tertera pada output tabel di bawah
ini.
102
Tabel 4.24. Independen Sampel Tes Motivasi Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Hasil Equal
variances
assumed
1.741 56 .087 3.09694 1.77914 -.46711 6.66100
Equal
variances not
assumed
1.683 41.810 .100 3.09694 1.84000 -.61683 6.81072
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output tabel 4.24. independen sampel tes motivasi belajar
matematika siswa di atas, terlihat nilai signifikansi pada kolom Levene
Test for Equality of Variences sebesar 0,087. Nilai signifikansi 0,087 telah
lebih dari 0,05 sebagai syarat data dikatakan homogen dan nilai Fhitung
(1,741) < Ftabel (1,82), maka dari data skor motivasi belajar matematika
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan kedua kelas
tersebut dinyatakan homogen.
4.4.2.2.2 Hasil Homogenitas Hasil Belajar Matematika Siswa
Perhitungan homogenitas pada data hasil belajar matematika siswa juga
menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Berikut ini merupakan hasil
analisis uji homogenitas hasil belajar matematika siswa.
103
(1) Hipotesis Uji
Ho = tidak terdapat perbedaan varians nilai hasil belajar matematika antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Ha = terdapat perbedaan varians nilai hasil belajar matematika antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas nilai hasil belajar
siswa adalah menggunakan metode levene’s test dengan bantuan aplikasi
SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria pengujian jika Fhitung > Ftabel maka data tidak homogen dan jika
Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat dinyatakan homogen (Riduwan 2010: 186).
Kriteria lain yang bisa digunakan pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika Significance Levene’s
test for Equality of Variance lebih dari (>) = 0,05, atau Ho ditolak jika
Significance Levene’s test for Equality of Variance kurang dari (<) =
0,05.
104
(5) Hitungan
Perhitungan homogenitas data nilai hasil belajar matematika siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran matematika tertera pada output
tabel di bawah ini.
Tabel 4.25. Homogenitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
Hasil Equal variances assumed 1.152 .288
Equal variances not
assumed
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS di atas terlihat nilai signifikansi pada kolom
Levene Test for Equality of Variences sebesar 0,288 dan nilai F hitung
sebesar 1,152. Nilai signifikansi 0,288 telah lebih dari 0,05 sebagai syarat
data dikatakan homogen dan nilai Fhitung (1,152) < Ftabel (1,82), maka dari
data hasil belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat disimpulkan kedua kelas tersebut dinyatakan homogen.
4.4.2.3 Uji t (Pengujian Hipotesis)
Setelah data skor motivasi dan hasil belajar matematika siswa telah
dinyatakan berdistribusi normal dan homogen langkah selanjutnya adalah
pengujian hipotesis akhir. Pengujian hipotesis akhir juga dibantu program SPSS
105
versi 17. menggunakan teknik independent-sample t-test. Teknik tersebut
digunakan dengan melihat asumsi bahwa data dalam penelitian ini berbentuk rasio
dan bentuk hipotesis komparatif (2 sampel) independen. Menu yang digunakan
adalah analyze-compare means dilanjutkan independent-sample t-test. Dalam uji
dua pihak berlaku ketentuan, Ho tidak di tolak jika thitung > ttabel atau Ho ditolak
jika thitung ≤ ttabel.
4.4.2.3.1 Uji t (Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar Matematika Siswa)
Setelah data skor motivasi belajar matematika siswa telah dinyatakan
berdistribusi normal dan homogen langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis
akhir. Berikut ini merupakan hasil analisis uji-t data motivasi belajar matematika.
(1) Hipotesis Uji
Ho = Tidak ada perbedaan motivasi belajar matematika siswa antara
penerapan model TGT dan penerapan model pembelajaran
konvensional ( 1 2).
Ha = Ada perbedaan motivasi belajar matematika siswa antara penerapan
model TGT dan penerapan model pembelajaran konvensional ( 1 ≠
2).
Keterangan:
1 = rata-rata skor motivasi belajar kelas eksperimen
2 = rata-rata skor motivasi belajar kelas kontrol.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah a= 0,05.
106
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis motivasi belajar
matematika siswa adalah menggunakan uji-t dengan bantuan aplikasi
SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika thitung > ttabel atau Ho
ditolak jika thitung ≤ ttabel.
(5) Hitungan
Hasil output SPSS 17 uji-t dapat dilihat di kolom t test for equality of
means pada tabel berikut ini.
Tabel 4.26. Uji-t Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Hasil Equal
variances
assumed
1.741 56 .087 3.09694 1.77914 -.46711 6.66100
Equal
variances not
assumed
1.683 41.810 .100 3.09694 1.84000 -.61683 6.81072
107
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS versi 17, pada tabel tabel 4.26. independen
sampel tes motivasi belajar matematika siswa sudah tertera di kolom t test
for equality of means nilai thitung sebesar 1,741. Sementara itu untuk
menentukan ttabel yaitu dengan mencari nilai signifikasi di tabel t dicari
pada a = 0,05. Karena akan uji 2 sisi maka 0,05 : 2= 2,5% (uji dua sisi)
dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1 atau 58-1-1 = 56 (n adalah jumlah
data dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi 0,025) hasil yang diperoleh untuk ttabel sebesar 2,003 (hasil
dapat dilihat pada tabel t atau dengan bantuan program Ms. Excel dengan
mengetik =TINV(0,05;56) pada cell kosong lalu enter).
Dari perhitungan tersebut diperoleh 1,741 < 2,003 (thitung < ttabel), maka
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, ada
perbedaan antara motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model
TGT dan motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model
pembelajaran konvensional.
Untuk mengetahui tingkat perbedaan antara motivasi belajar matematika
siswa dengan penerapan model TGT dan motivasi belajar matematika siswa
dengan penerapan model pembelajaran konvensional, perlu dilakukan uji pihak
kanan. Perhitungan manual uji pihak kanan dapat dilihat pada lampiran 30.
Berdasarkan uji pihak kanan, nilai thitung sebesar 1,792 sedangkan t tabel sebesar
1,673. Dari perhitungan tersebut diperoleh 1,792 > 1,673 (thitung > ttabel). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata
108
lain, motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT lebih baik
dari pada motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model
pembelajaran konvensional.
4.4.2.3.2 Uji t (Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Matematika Siswa)
Setelah data nilai hasil belajar matematika siswa telah dinyatakan
berdistribusi normal dan homogen, langkah selanjutnya adalah pengujian
hipotesis akhir. Berikut ini merupakan hasil analisis uji-t data hasil belajar
matematika.
(1) Hipotesis Uji
Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa antara
penerapan model TGT dan penerapan model pembelajaran
konvensional ( 1 2).
Ha = Ada perbedaan hasil belajar matematika siswa antara penerapan
model TGT dan penerapan model pembelajaran konvensional ( 1
2).
Keterangan:
1 = rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen
2 = rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah a= 0,05.
(3) Statistik Uji
109
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis hasil belajar
matematika siswa adalah menggunakan uji-t dengan bantuan aplikasi
SPSS 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika thitung > ttabel atau Ho
ditolak jika thitung ≤ ttabel.
(5) Hitungan
Hasil output SPSS 17 uji-t dapat dilihat di kolom t test for equality of
means pada tabel berikut ini.
Tabel 4.27. Uji-t Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Hasil Equal
variances
assumed
.848 56 .400 2.92422 3.44887 -3.98469 9.83313
Equal
variances not
assumed
.804 38.873 .426 2.92422 3.63534 -4.42970 10.27815
110
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS versi 17, pada tabel 4.27. independen sampel tes
hasil belajar matematika siswa sudah tertera di kolom t test for equality of
means nilai thitung sebesar 0,848. Sementara itu untuk menentukan ttabel
yaitu dengan mencari nilai signifikasi di tabel t dicari pada = 0,05.
Karena akan uji 2 sisi maka 0,05 : 2= 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat
kebebasan (df) = n-k-1 atau 58-1-1 = 56 (n adalah jumlah data dan k
adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi
0,025) hasil yang diperoleh untuk ttabel sebesar 2,003 (hasil dapat dilihat
pada tabel t atau dengan bantuan program Ms. Excel dengan mengetik
=TINV(0,05;56) pada cell kosong lalu enter).
Dari perhitungan tersebut diperoleh data 0,848 < 2,003 (thitung < ttabel),
maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, atau ada perbedaan
antara hasil belajar matematika siswa dengan penerapan penerapan model TGT
dan hasil belajar matematika siswa dengan penerapan penerapan model
pembelajaran konvensional.
Untuk mengetahui tingkat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa
dengan penerapan model TGT dan hasil belajar matematika siswa dengan
penerapan model pembelajaran konvensional, perlu dilakukan uji pihak kanan.
Perhitungan manual uji pihak kanan dapat dilihat pada lampiran 31. Berdasarkan
uji pihak kanan, nilai thitung sebesar 2,571 sedangkan ttabel sebesar 1,673. Dari
perhitungan tersebut diperoleh 2,571 > 1,673 (thitung > ttabel). Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, hasil
111
belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT lebih baik dari pada hasil
belajar matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional.
4.5. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan penerapan
model TGT terhadap motivasi dan hasil belajar matematika materi Pecahan dalam
Perbandingan dan Skala pada siswa kelas V SDN Debong Tengah 1, 2, 3 Kota
Tegal. Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design yang
diadaptasi dari True Experimental Design, dengan alasan bahwa peneliti dalam
melakukan eksperimen ini tidak mutlak mampu mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Adapun bentuk dari desain
eksperimen yang diterapkan adalah Posttest-Only Control Design tanpa pretest
yang diadaptasi dari True Experimental Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Negeri
Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal yang berjumlah 108 siswa, terdiri dari 44
siswa kelas V SD Negeri Debong Tengah 1 Kota Tegal, 36 siswa kelas V SD
Negeri Debong Tengah 2 Kota Tegal, dan 28 siswa kelas V SD Negeri Debong
Tengah 3 Kota Tegal. Dalam hal ini, alasan penentuan populasi adalah karena
keadaan dari siswa ketiga SD tersebut masih dalam satu lingkungan sekolah dan
diharapkan iklim, karakteristik pembelajaran dan juga kemampuan awal dari
siswa itu sama.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling dengan metode Simple Random Sampling, yang menghasilkan kelas V
SD Negeri Debong Tengah 3 sebagai kelas eksperimen, kelas V SD Negeri
112
Debong Tengah 1 sebagai kelas kontrol, dan kelas V SD Negeri Debong Tengah 2
sebagai kelas uji instrumen penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel terikat yaitu motivasi dan hasil belajar matematika, dan variabel bebas
yaitu penerapan model TGT dalam pembelajaran matematika materi pecahan
dalam perbandingan dan skala kelas V SDN Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal.
Alasan pemilihan ketiga variabel ini adalah karena peneliti ingin mempelajari
keterkaitan ketiganya dalam suatu pembelajaran, sehingga diharapkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan secara umum terhadap objek yang
berkarakterisitik sama dengan objek penelitian ini.
Sebelum penelitian, terdapat uji prasyarat instrumen dan uji prasyarat
analisis hasil penelitian. Uji prasyarat instrumen meliputi validitas, reliabilitas,
daya beda soal, dan tingkat kesukaran soal. Untuk mengetahui hasil uji prasyarat
instrumen, peneliti melakukan uji coba pada kelas uji coba. Setelah ujicoba
dilaksanakan, didapatlah instrumen penelitian yang telah memenuhi syarat.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 jenis
sesuai dengan variabel yang akan diukur. Variabel motivasi belajar diukur dengan
menggunakan instrumen angket, dengan jumlah item 27 butir dan dengan lima
opsi jawaban. Variabel hasil belajar diukur dengan menggunakan soal tes yang
berjumlah 18 soal dengan empat opsi jawaban. Baik instumen angket maupun
instrumen soal, telah melalui tahap uji prasyarat analisis, sehingga kedua jenis
instrumen ini tidak diragukan lagi penggunaannya dalam penelitian ini.
Sementara itu, uji prasyarat analisis hasil penelitian dilakukan terhadap
data awal motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
keadaan awal dari kedua sampel yang dijadikan sebagai objek penelitian. Uji
113
prasyarat analisis ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t (kesamaan
rata-rata awal). Data yang akan akan diolah antara lain data motivasi belajar siswa
sebelum mengikuti pembelajaran matekatika, serta data hasil UTS Genap
Matematika, baik dikelas eksperimen maupun kontrol. Setelah data tersebut
dianalisis, maka diperoleh hasil pengujian hipotesis yang menyatakan
perbandingan motivasi siswa antara thitung dan ttabel yaitu 0,441 > 0,05 (thitung lebih
besar dari ttabel) dan perbandingan hasil belajar antara thitung dan ttabel yaitu 0,694 >
0,05 (thitung lebih besar dari ttabel). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho
untuk kedua variabel tidak ditolak. Ho tidak ditolak mengartikan bahwa tidak
terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi sebelum pembelajaran maupun rata-
rata nilai UTS Genap Matematika siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dengan kata lain, data awal motivasi dan hasil belajar siswa telah
dinyatakan memiliki rata-rata awal yang sama, sehingga penelitian bisa
dilanjutkan.
Untuk mengetahui keefektifan penerapan model TGT terhadap motivasi
dan hasil belajar matematika, perlu dilakukan pengambilan data melalui
serangkaian kegiatan pembelajaran dan tes akhir (postes). Setelah mendapatkan
data motivasi dan hasil belajar siswa dari kedua kelas, data kemudian dianalisis
hingga diperoleh hasil pengujian hipotesis yang menyatakan perbandingan
motivasi belajar yang di tunjukkan oleh thitung sebesar 1,792 dan ttabel sebesar
1,673. Mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis satu pihak,
hasil perbandingan 1,792 > 1,673 (thitung > ttabel), maka dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, motivasi belajar matematika siswa
114
dengan penerapan model TGT lebih baik dari pada motivasi belajar matematika
siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional.
Selain itu, hasil uji hipotesis data hasil belajar siswa dengan perhitungan
menggunakan rumus uji hipotesis komparatif dua sampel independen secara
manual menunjukkan bahwa, thitung sebesar 2,571 dan ttabel sebesar 1,673.
Mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis hasil perbandingan
2,571 > 1,673 (thitung > ttabel), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, atau hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT lebih
baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model
pembelajaran konvensional. Hasil ini memperkuat hasil penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya yang menunjukkan bahwa penerapan model TGT efektif
terhadap materi tertentu pada mata pelajaran matematika, salah satunya ialah
materi Pecahan dalam Perbandingan dan Skala. Dikatakan lebih efektif karena
para siswa dalam kelas kelas eksperimen yang proses pembelajarannya
menerapkan model TGT ini telah terbukti memiliki motivasi belajar yang lebih
tinggi, serta sebagian besar siswa telah mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa karena
mempelajari ilmu yang bersifat abstrak. Karena sifatnya yang abstrak, maka
tidaklah mudah bagi siswa SD untuk memahaminya secara langsung. Hal ini
merupakan jawaban dari teori matematika yang dikemukakan oleh Subarinah
(2006), bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya, tidak terkecuali
materi pecahan.
115
Pada kenyataannya, materi pecahan masih belum dapat dipahami secara
utuh oleh siswa. Guru seringkali mengalami kesulitan dalam membelajarkan
materi pecahan, terlebih jika dihadapkan pada menurunnya minat siswa untuk
mempelajari materi pecahan ini. Kenyataan tersebut ditemui peneliti ketika
melakukan pembelajaran dikelas kontrol. Hal ini sekaligus menjawab pernyataan
Depdikbud (1999) dalam Heruman (2012: 43) yang menyatakan bahwa pecahan
merupakan salah satu topik yang sulit diajarkan. Dampak dari hal ini antara lain
kurang maksimalnya hasil belajar siswa. Untuk itu diperlukan inovasi
pembelajaran agar proses pembelajaran pecahan menjadi menarik bagi siswa.
Penerapan model TGT merupakan salah satu inovasi dalam pembelajaran
matematika. Penerapan model TGT ini terbukti dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari munculnya
indikator-indikator motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dikelas
eksperimen. Siswa terlihat bersemangat, penuh perhatian, bersungguh-sungguh
dalam belajar, dan tertantang untuk saling bersaing dalam belajar. Hal ini
menjawab teori motivasi yang dikemukakan oleh Hamalik (2012: 51) yakni
perbuatan belajar terjadi karena adanya motivasi yang mendorong seseorang
untuk melakukan kegiatan belajar.
Selain meningkatkan motivasi belajar siswa, model TGT juga terbukti
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan dalam perbandingan dan
skala. Hal ini dibuktikan dari rata-rata nilai UTS Genap matematika kelas
eksperimen sebesar 60,87 meningkat pada nilai postes menjadi sebesar 66,43.
Rata-rata ini jauh lebih tinggi dibandingkan nilai postes kelas kontrol yang
mencapai 51,91 dari nilai rata-rata nilai UTS Genap matematika semula yakni
116
59,94. Hasil belajar yang diperoleh siswa sesuai dengan pendapat Hamalik (2008),
bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar tersebut ditandai dengan
pemahaman siswa pada materi pecahan dalam perbandingan dan skala yang
menjadi lebih baik.
Pembelajaran model TGT memuat lima komponen utama yang terintegrasi
dalam kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan inti pembelajaran, guru
memperkenalkan model TGT dengan istilah tournament kepada siswa. Hal ini
bertujuan menumbuhkan rasa antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran
Matematika. Pada tahap eksplorasi, guru menerapkan komponen TGT pertama
yakni presentasi kelas. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan didukung
penggunaan media yang relevan, seperti manik-manik, kertas manila, peta, dan
lainnya. Pada tahap elaborasi, guru membagi kelas kedalam tujuh kelompok kecil
guna menerapkan komponen TGT kedua yakni belajar kelompok (team study).
Dalam team study ini, siswa melakukan diskusi membahas Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang diberikan oleh guru. Setelah siswa melakukan diskusi dengan
kelompok belajarnya, guru kemudian menerapkan komponen TGT ketiga dan
keempat, yakni permainan (game) dan turnamen (tournament). Namun, guru
terlebih dahulu memberi penjelasan kepada siswa tentang peraturan permainan
dalam TGT ini. Setelah siswa memahami peraturan permainan, guru memulai
turnamen. Dalam turnamen ini, siswa terlihat sangat aktif dan bersemangat
mengerjakan soal. Di akhir turnamen, siswa dengan bimbingan guru melakukan
pengitungan skor bersama. Kelompok dengan nilai rata-rata tertinggi mendapat
117
pengakuan dari guru sebagai pemenang dan berhak mendapat julukan sebagai
Super Team, Great Team, dan Good Team. Disinilah komponen TGT kelima
muncul, yakni penghargaan kelompok (team recognize). Pada kegiatan akhir
pembelajaran, guru memberikan evaluasi dan dilanjutkan dengan menutup
pelajaran.
Situasi pembelajaran di kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen,
yakni pada tahap kegiatan inti pembelajaran. Kelas kontrol yang
pembelajarannnya menerapkan model konvensional terkesan lebih tegang, sepi,
dan didominasi oleh guru. Guru menjelaskan materi dilanjutkan dengan
pemberian soal-soal latihan yang harus dikerjakan siswa dalam waktu yang telah
ditentukan. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan kelas
mengerjakan soal-soal latihan. Bagi siswa yang telah mengerjakan soal dengan
benar, diberikan aplause dari guru dan siswa lainnya. Di akhir pembelajaran, guru
memberikan evaluasi dan dilanjutkan dengan menutup pelajaran.
Jika ditelaah kembali, pemilihan untuk menerapkan model TGT di dalam
pembelajaran matematika oleh peneliti ini didasari oleh pergeseran paradigma
pembelajaran dari yang berpusat pada guru (konvensional) ke model pembelajaran
yang lebih berpusat pada siswa (inovatif). Hal ini dikarenakan pergeseran cara
pandang terhadap pengetahuan yang diperoleh siswa, yakni siswa bukan dianggap
sebagai botol kosong yang harus di isi penuh oleh guru, melainkan siswa
membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan dari pengalaman yang dilaluinya
selama proses pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran dengan model
konvensional perlu digantikan dengan model yang lebih berpusat pada siswa,
salah satunya yaitu dengan model cooperative learning.
118
Cooperative learning sebuah model pembelajaran yang menuntut
kerjasama siswa di dalam kelompok belajar mereka untuk saling membantu
didalam belajar, sehingga siswa dapat menambah wawasan pengetahuannya
sekaligus juga menumbuhkan sikap sosial yang positif. Sebagai sebuah model
pembelajaran, cooperative learning memiliki kelebihan. Kelebihan utama dari
model cooperative learning ini yakni dapat melatih siswa untuk bekerjasama
dengan orang lain di dalam kelompok belajarnya demi sebuah tujuan agar lebih
produktif. Pada saat bergabung di dalam kelompok, banyak sekali nilai-nilai yang
dapat dipetik oleh siswa, yaitu nilai kerjasama, tanggung jawab, kejujuran,
komunikatif, sportifitas, dan lainnya. Nilai-nilai itulah yang juga dianggap
penting, disamping pengetahuan dan ketrampilan yang dibekalkan pada siswa.
Dari berbagai macam tipe model cooperative learning, salah satu tipenya
yaitu model Teams Games Tournament (TGT). Karena model TGT ini adalah tipe
dari model cooperative learning, maka kelebihan utama yang terdapat dalam
cooperative learning diatas juga terdapat dalam model pembelajaran TGT ini.
Namun, model TGT ini memiliki kelebihan khusus dibanding tipe model
cooperative learning yang lainnya. Kelebihan TGT ini antara lain sangat sesuai
dengan karakteristik siswa SD.
Kesesuaian model TGT dengan karakteristik siswa SD antara lain model
TGT mengandung unsur game akademik yang menuntut adanya kerjasama
tim/kelompok siswa. Dalam game akademik tersebut tentunya siswa akan aktif,
baik fisik maupun mentalnya, karena siswa akan bergerak ke meja turnamen lalu
kemudian mengerjakan soal. Disamping itu, siswa juga mengalami sendiri
suasana kompetisi yang mengharuskannya mengerjakan sendiri soal yang terdapat
119
dalam game akademik. Ini akan memacu siswa untuk terus belajar agar dapat
mengerjakan soal secara mandiri dengan benar. Tentunya hal tersebut sesuai
dengan karakteristik siswa SD seperti yang dinyatakan dalam Sumantri (2011:
6.3) yaitu senang bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok,
dan senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan sendiri. Dengan penerapan
model TGT, diharapkan motivasi siswa akan semakin tumbuh dalam mengikuti
pembelajaran matematika, sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar
matematikanya.
Slavin (2008) mengungkapkan keunggulan dari model TGT ini sebagai
berikut: (1) Para siswa di dalam kelas yang menggunakan TGT memperoleh
teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka daripada
siswa yang ada dalam kelas tradisional; (2) meningkatkan perasaan/persepsi siswa
bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja, bukan keberuntungan;
(3) TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga
diri akademik mereka; (4) TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain
(kerjasama verbal dan non verbal, kompetisi yang lebih sedikit); (5) Keterlibatan
siswa lebih tinggi dalam belajar bersama tetapi menggunakan waktu yang lebih
banyak; (6) TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja
dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors, atau perlakuan
lain.
Dalam mengimplementasikan model TGT ini dalam proses pembelajaran,
perlu memperhatikan hal-hal berikut ini : (1) pembelajaran terpusat pada siswa;
(2) proses pembelajaran dengan suasana kompetisi; (3) dalam kompetisi tersebut
menerapkan sistem poin dan adanya kesetaraan kinerja akademik; (4)
120
pembelajaran diterapkan dengan mengelompokkan siswa ke dalam tim-tim; (5)
adanya sistem penghargaan bagi siswa yang memperoleh poin terbanyak. Sebuah
catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran TGT adalah bahwa
nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual siswa. Dengan demikian,
guru harus merancang alat penilaian khusus untuk mengevaluasi tingkat
pencapaian belajar siswa secara individual.
Terlepas dari beberapa keunggulan dalam penerapan model TGT, peneliti
juga tidak lepas dari beberapa kendala. Kendala yang dihadapi peneliti ketika
menerapkan model pembelajaran TGT antara lain:
(1) Dalam mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang
heterogen bukanlah hal yang mudah. Guru harus mengelompokkan siswa
secara adil dan seimbang sehingga kekuatan masing-masing kelompok
untuk bertanding menjadi setara;
(2) Ketika telah terbentuk kelompok kecil, awalnya siswa banyak yang
meminta kepada guru agar ditempatkan pada kelompok yang mereka
inginkan, sehingga situasi berubah menjadi kurang kondusif. Guru perlu
memberikan pengertian bahwa kelompok yang telah dibentuk bertujuan
untuk kompetisi yang adil dan seimbang.
(3) TGT adalah model pembelajaran yang memerlukan peralatan dan media
yang tidak sedikit, sehingga ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru
untuk mempersiapkan segala peralatan dan media pendukungnya, seperti:
kartu bernomor, lembar game, lembar jawaban, lembar skor permainan,
dan lembar skor tim. Adapun media pendukungnya adalah manik-manik,
kertas manila, peta, dan lainnya.
121
(4) Pada saat memulai tournament, masih dijumpai siswa yang terlihat
kebingungan dengan aturan permainan dalam tournament ini. Jika
demikian, guru perlu menghentikan sejenak aktivitas tournament yang
sedang berlangsung dan kembali memberikan instruksi dengan simulasi
agar terlihat lebih jelas.
Setiap pendekatan, model maupun metode memiliki keunggulan dan
kelemahannya masing-masing. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran
matematika dengan menerapkan model TGT, guru harus menguasai betul model
pembelajaran ini. Selain menguasai model TGT guru juga harus cerdas
mempersiapkan penggunaan metode yang hendak dikolaborasikan dengan model
TGT agar dapat mendukung pengoptimalan penerapan model TGT.
124
BAB 5
PENUTUP
5.1. Simpulan
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SDN Debong Tengah 1, 2, 3
Kota Tegal menunjukkan bahwa:
(1) Hasil uji hipotesis motivasi belajar siswa dengan perhitungan
menggunakan rumus independent sample t test melalui program SPSS
versi 17 menunjukkan bahwa thitung sebesar 0,046 dan ttabel sebesar 2,000.
Mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis, hasil
perbandingan 1,741 < 2,003 (thitung < ttabel).Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, ada
perbedaan antara motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan
model TGT dan motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan
model pembelajaran konvensional. Kemudian, untuk mengetahui tingkat
perbedaan antara motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan
model TGT dan motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan
model pembelajaran konvensional, perlu dilakukan uji pihak kanan.
Berdasarkan uji pihak kanan, nilai thitung sebesar 1,792 sedangkan t tabel
sebesar 1,673. Dari perhitungan tersebut diperoleh 1,792 > 1,673 (thitung >
ttabel). Jadi kesimpulannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak, atau
125
motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT lebih
baik dari pada motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model
pembelajaran konvensional.
(2) Hasil uji hipotesis hasil belajar siswa dengan perhitungan menggunakan
rumus independent sample t test melalui program SPSS versi 17
menunjukkan bahwa thitung sebesar 0,848 dan ttabel sebesar 2,003. Mengacu
pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis hasil perbandingan
0,848 < 2,003 (thitung < ttabel), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima, atau ada perbedaan antara hasil belajar matematika siswa
dengan penerapan penerapan model TGT dan hasil belajar matematika
siswa dengan penerapan penerapan model pembelajaran konvensional.
Kemudian, untuk mengetahui tingkat perbedaan antara hasil belajar
matematika siswa dengan penerapan model TGT dan hasil belajar
matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional,
perlu dilakukan uji pihak kanan. Perhitungan manual uji pihak kanan dapat
dilihat pada lampiran 31. Berdasarkan uji pihak kanan, nilai thitung sebesar
2,571 sedangkan ttabel sebesar 1,673. Dari perhitungan tersebut diperoleh
2,571 > 1,673 (thitung > ttabel). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan kata lain, hasil belajar matematika
siswa dengan penerapan model TGT lebih baik dari pada hasil belajar
matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional.
126
5.2. Saran
Saran peneliti berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh adalalah sebagai
berikut:
(1) Pembelajaran model Teams Games Tournament (TGT) dapat dijadikan
sebagai model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran matematika di
SD untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
(2) Sebelum menerapkan model Teams Games Tournament (TGT), guru
hendaknya merencanakan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan
baik, terutama hal-hal yang berkaitan dengan model Teams Games
Tournament (TGT) seperti: pembagian kelompok, peralatan tournament,
dan media pendukung, sehingga pelaksanaanya dapat berlangsung sesuai
dengan yang diharapkan.
(3) Guru dapat mengkolaborasikan model Teams Games Tournament (TGT)
dengan metode pembelajaran yang mendukung, seperti: presentasi,
diskusi, kuis, dan lainnya, serta disesuaikan dengan karakteristik pokok
bahasan dan kondisi siswa. Dengan begitu, pembelajaran dengan model
TGT dapat berjalan dengan lebih menarik dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan optimal.
127
LAMPIRAN-LAMPIRAN
128
Lampiran 1.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal Telp.(0283) 322267
Daftar Nama Siswa Kelas V
SDN Debong Tengah 1 Kota Tegal
No. NIS Nama Siswa L / P
No. NIS Nama Siswa L / P 1. 1839 Moh. Nafis Adnan L 19. 1925 Moh. Agung Pangestu L 2. 1873 Fadli Arrobbani Affan L 20. 1926 Muhammad Choerul Umam L 3. 1886 Moh. Husen Mubarok L 21. 1927 Moh. Fahrur Rozi L 4. 1888 M. Miftakhurrokhmat L 22. 1929 Muhamad Niam Auladi L 5. 1889 Mohammad Rizal Andre L 23. 1931 Putri Apriliana Marsin P 6. 1892 Probo Larasanding L 24. 1932 Putri Aprilia Nurwahid P 7. 1901 Wawan Dermawan L 25. 1935 Rossa Ghina Fitri P 8. 1903 Wiwin Anjani P 26. 1936 Rosalia Ayuning Purnama P 9. 1910 Alya Fathinnanisa Haq P 27. 1938 Solichatun Nisa P
10. 1912 Asih Kinanti P 28. 1940 Viki Fahreza L 11. 1914 Ayu Anggraeni Alan Putri P 29. 1943 Yusuf Hidayatulloh L 12. 1916 Desy Fitriyani P 30. 1986 Ardi Kusuma Bahari L 13. 1918 Fika Khoirunisa P 31. 1987 Yusuf Rino Mawardi L 14. 1919 Ghulaman Zakiyyan R.S L 32. 1990 Intan Kurniasih P 15. 1920 Indes Azriani Faiza P 33. 1991 Difa Kinanti P 16. 1921 Indy Kusuma Dewi P 34. 1993 Hari Ramadani L 17. 1923 Moh. Mulkillahi L 35. 2034 Putri Kartika Sari P
18. 1924 Muhammad Abdurrahman L 36. - Sandi Rozzaq Pangestu L
Tegal, Juli 2013
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas V Gegar Wijayanto, S.Pd Jamilah, S.Pd NIP.19631111 198405 1 005 NIP. 19710222 200501 2 007
129
Lampiran 2.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal Telp.(0283) 322267
Daftar Hadir Siswa Kelas V SDN Debong Tengah 1 Kota Tegal Pembelajaran Matematika Materi Pokok Pecahan
dalam Perbandingan dan Skala
No NIS Nama Siswa L / P Pertemuan ke- Keterangan
1 2 3 4 S I A 1 2386 Danu Dwi Prakoso L . . . 2 2410 Septi Setiawan L – – 2x . . 3 2419 Alfi Nurul Azhari P . . . 4 2428 M. Fajar Adi Dofa L . . . 5 2436 Syahrul Kusuma Yahya L . . . 6 2445 Adelia Meisya Saputri P . . . 7 2446 Afiyatun Imtikhanah P . . . 8 2447 Agung Prayoga L . . . 9 2448 Akhmad Nur Fauzi L . . .
10 2449 Andhika Ramadhanu L . . . 11 2450 Arya Bagus Maulana L . . . 12 2451 Ayu Widiarti P . . . 13 2452 Dian Kamalia Fitriyani P . . . 14 2453 Dwi Anom Samuji L . . . 15 2454 Dwi Kusumaningrum P . . . 16 2455 Endang Rochmiati P . . . 17 2456 Fatimah Nursidik P . . . 18 2458 Iwan Setiawan L . . . 19 2459 Izda Qummala P . . . 20 2460 Juweriyah P . . . 21 2461 M. Akmal Arsalan L . . . 22 2462 Meilysa Nur Maulida P . . . 23 2463 Moh. Dwi Ramadhan L . . . 24 2465 M. Firman Aji Arfianto L . . . 25 2466 Moh. Nurohmat L . . . 26 2467 Moh. Sepudin L . . . 27 2468 M. Fatulloh Rosyidin L . . .
130
No NIS Nama Siswa L / P Pertemuan ke- Keterangan
1 2 3 4 S I A 28 2469 M. Miftakhul Akbar L . . . 29 2470 M. Yazid Arridho L . . . 30 2471 Nanda Aditya L . . . 31 2472 Navida Lailatul Fauziyah P . . . 32 2473 Nisrina Nur Amalia P . . . 33 2474 Nur Aisah P . . . 34 2475 Putri Ayu P . . . 35 2476 Reza Sugianto L . . . 36 2477 Rina Andriyana P . . . 37 2478 Rio Firmansyah L . . . 38 2481 Umi Salamah P . . . 39 2482 Vina Afriyani P . . . 40 2484 Windi Kartika Sari P . . . 41 2485 Wulan Ma’rifah P . . . 42 2486 Wulan Krisdianti P . . . 43 2487 Yogi Khifnibik Liriyadi P. L . . . 44 2450 Tri Hasta Oktaviani L . . .
Jumlah siswa hadir 44 43 43 44 Jumlah siswa tidak hadir 0 1 1 0 2x
Tegal, Juli 2013
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas V Suratinah, S.Pd Nur Aeni, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011 NIP. -
131
Lampiran 3.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal
Daftar Hadir Siswa Kelas V SDN Debong Tengah 3 Kota Tegal Pembelajaran Matematika Materi Pokok Pecahan
dalam Perbandingan dan Skala
No NIS Nama Siswa L / P Pertemuan ke- Keterangan
1 2 3 4 S I A 1 1366 Dwi Prastiyo L . . . 2 1569 Mohammad Anggi L . . . 3 1479 Nur Solecha P . . . 4 1555 Avin Eriyandi Saputra L – 1x . . 5 1558 Ekka Nurjannah P . . . 6 1575 Moh. Jahidin L . . . 7 1576 Nugroho Dwi Saputro L . . . 8 1578 Prima Agustina Riyani P . . . 9 1579 Rangga Jaka Putra Prastya L . . .
10 1581 Risma Yunita P . . . 11 1584 Tasya Nur Apita P . . 12 1585 Tegar Prakoso L . . . 13 1595 Ayu Wulandari P . . . 14 1597 Fariz Khoirul Anam L – 1x . . 15 1604 Mohammad Guntur Prakoso L . . . 16 1607 Mohammad Reza Falahudin L . . . 17 1608 Muhammad Chilmi Maulana L . . . 18 1609 Muhammad Fajar Sidiq L . . . 19 1610 Muhammad Rizal Gunawan L – 1x . . 20 1611 Muhammad Taufik L . . . 21 1612 Mutiara Sari P . . . 22 1613 Niko Saputro L – 1x . . 23 1616 Nur Putri Apriliyani P . . . 24 1617 Rahmawati P . . . 25 1621 Sekar Ayu Lidiani Putri P . . . 26 1623 Windi Arni P . . . 27 1624 Yuliani Putri P . . . 28 1626 Zalzabila azzahra P . . .
132
Pertemuan ke- Keterangan 1 2 3 4 S I A
Jumlah siswa hadir 27 25 28 28 Jumlah siswa tidak hadir 1 3 0 0 4x
Tegal, Juli 2013
Mengetahui Plt. Kepala Sekolah Guru Kelas V Suratinah, S.Pd Widji Sulistyo, A.Ma NIP.19520926 197501 1 002 NIP. 19840423 200903 1 002
133
134
Lampiran 4.
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SDN Debong Tengah ... Kota Tegal Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas : V Semester : Genap Alokasi Waktu : 8 JP Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 5.4. Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
Materi Pokok dan Uraian
Materi Pengalaman Belajar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber & Media Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
− Mengenal arti
pecahan
sebagai
perbandingan
sebagian
dengan
keseluruhan.
− Mempelajari
langkah pengerjaan
soal.
− Memahami soal
cerita mengenai
perbandingan dan
skala.
− Mengenal
perbandingan
sebagian dari
keseluruhan
sebagai
pecahan.
− Menghitung
− Tugas
Kelompok.
− Hasil tes
individu.
− Laporan
hasil
diskusi.
− Soal
evaluasi.
− Angket
Motivasi.
− Jumlah umur
Ayah dan Ibu
adalah 66 tahun.
Umur Ayah 1 1/5
umur Ibu.
Tentukan berapa
umur Ayah dan
8 jp x
35
menit.
− Sumber :
Buku
MATEMA-
TIKA 5 untuk
SD/MI kelas 5,
Karangan
RJ.Soenarjo,
135
Materi Pokok dan Uraian
Materi Pengalaman Belajar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber & Media Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
− Operasi Hitung
dengan
menggunakan
Perbandingan
dan skala.
perbandingan
untuk
mengukur
skala.
Ibu!
halaman 209-
220.
− Media :
Kelereng, Peta,
dll.
136
Lampiran 5.
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SDN Debong Tengah ... Kota Tegal Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas : V Semester : Genap Alokasi Waktu : 8 JP Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 5.4. Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Media Penilaian
Alokasi Waktu Sumber Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen − Mengenal arti
pecahan sebagai
perbandingan
sebagian
dengan
keseluruhan
(Hlm. 209)
Kegiatan Pendahuluan:
a. Mengkondisikan semua siswa
untuk berdoa.
b. Melakukan presensi.
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
d. Memberikan apersepsi
− Mengenal
perbandingan
sebagian dari
keseluruhan
sebagai
pecahan.
− Menghitung
− Kelereng.
− Buku.
− Pensil.
− Batu Kerikil.
− Permen.
− Penggaris.
− Peta.
− Laporan
hasil
diskusi.
− Soal
evaluasi.
− Angket
Motivasi.
− Jumlah
umur Bibi
dan Kakak
adalah 50
tahun. Umur
Bibi umur
8 jp x 35
menit
− Sumber :
Buku
MATEMA-
TIKA 5 untuk
SD/MI kelas
5, Karangan
RJ.Soenarjo,
137
Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Media Penilaian
Alokasi Waktu Sumber Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
− Operasi Hitung
dengan
menggunakan
Perbandingan
dan skala (Hlm.
216)
berkaitan dengan materi yang
akan dibahas.
Kegiatan Inti :
a. Mengeksplorasi pengetahuan
siswa melalui penjelasan
tentang materi pecahan dalam
perbandingan dan skala.
b. Melakukan diskusi kelompok
untuk mengerjakan LKS
dengan mempelajari langkah
pengerjaan soal.
c. Melakukan pembahasan hasil
diskusi.
d. Melaksanakan tournament.
e. Melakukan penghitungan skor
permainan.
perbandingan
untuk
mengukur
skala.
Kakak.
Berapakah
umur Kakak
?
− Jarak kota P
– Q pada
peta adalah
6 cm,
padahal
jarak
sebenarnya
kota tersebut
adalah 12
km. Berapa
skala yang
digunakan
halaman 209-
220.
138
Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Media Penilaian
Alokasi Waktu Sumber Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen f. Pengakuan tim berprestasi.
Kegiatan Akhir :
a. Menyimpulkan pelajaran
secara bersama-sama.
b. Melakukan evaluasi dengan
cara memberikan soal.
c. Memberikan tugas sebagai
tindak lanjut.
dalam peta
tersebut?
139
Lampiran 6.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Matematika
Pembelajaran Model TGT di Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-1
Oleh
Andi Dwi Arifin
1401409213
JURUSAN PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
140
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit (1 X Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
C. Indikator
1. Mengidentifikasi arti pecahan dalam perbandingan.
2. Menuliskan perbandingan sebagian dari keseluruhan dalam bentuk yang
paling sederhana.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model TGT, siswa
mampu mengidentifikasi arti pecahan dalam perbandingan.
2. Melalui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model TGT, siswa
mampu menuliskan perbandingan sebagian dari keseluruhan dalam
bentuk yang paling sederhana.
E. Materi Ajar
1. Mengenal arti pecahan sebagai perbandingan sebagian dengan
keseluruhan (terlampir).
F. Model, Metode, dan Media Pembelajaran
Model pembelajaran : Teams Games Tournament (TGT)
Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan, tournament,
dan penugasan.
Media Pembelajaran : kelereng dan permen.
141
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
(menit) Metode
1. Pendahuluan :
a. Mengkondisikan semua siswa untuk berdoa
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. (taqwa)
b. Melakukan presensi terhadap siswa. (disiplin)
c. Menyiapkan alat-alat pelajaran. (persiapan)
d. Memberikan apersepsi, dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menggiring siswa pada materi yang akan
dibahas. (komunikatif)
1) Anak-anak, apa kalian masih ingat materi
pecahan, yang kemarin diajarkan?
2) Manakah yang disebut pembilang, dan
mana pula yang disebut penyebut?
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
5
Ceramah
Tanya
jawab
2. Kegiatan Inti :
a. Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang arti pecahan
dalam perbandingan, dengan menggunakan
media kelereng dan permen. (perhatian)
2) Guru menjelaskan tentang cara menuliskan
perbandingan sebagian dari keseluruhan
dalam bentuk yang paling sederhana,
dipapan tulis.
b. Elaborasi
1) Guru membagi kelas kedalam 7 kelompok
10
Ceramah
Tanya
Jawab
142
dengan beranggotakan 4 siswa, untuk
melakukan diskusi.
2) Guru membagikan LKS berisi tugas yang
harus diselesaikan masing-masing
kelompok. (tanggungjawab)
3) Siswa mengerjakan soal yang ada di
dalam LKS dengan cara berdiskusi.
(kerjasama, teliti, disiplin)
4) Siswa bersiap memulai tournament.
5) Guru menjelaskan aturan permainan
dalam tournament.
6) Guru membagi penempatan meja
tournament.
7) Siswa melakukan tournament dengan
bimbingan guru. (kerjakeras, sportif)
8) Siswa melakukan penghitungan skor yang
diperoleh tiap-tiap anggota kelompok
yang mengikuti tournament.
c. Konfirmasi
1) Guru memotivasi siswa yang telah
berhasil mendapatkan skor tertinggi
dalam masing-masing meja tournament
dengan cara memberikan penguatan
berupa tanda bintang.
2) Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang mendapat skor tertinggi.
30
5
Diskusi
Latihan
Diskusi
Tournament
143
3. Penutup :
a. Guru bersama–sama dengan siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
b. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan, dengan cara
memberikan soal tes formatif. (jujur)
c. Guru memberikan tugas.
20
Ceramah
Latihan
Penugasan
H. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA 5 untuk SD/MI kelas 5, Karangan RJ.Soenarjo,
halaman 209.
2. Buku MATEMATIKA untuk SD/MI kelas V, Karangan Sugiyono,
halaman 141.
I. Penilaian
1. Prosedur : Postest (tertulis)
2. Jenis penilaian
Penilaian hasil (Tes formatif)
3. Alat penilaian :
Soal isian (terlampir)
4. Kunci jawaban (terlampir)
5. Skor penilaian (terlampir)
144
Tegal, 4 Mei 2013
Guru Kelas Peneliti
Widji Sulistyo, A.Ma Andi Dwi Arifin NIP. 19840423 200903 1 002 NIM.1401409213
Mengetahui,
Plt.Kepala Sekolah
Suratinah, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011
145
MATERI PEMBELAJARAN Mengenal arti pecahan sebagai perbandingan sebagian dengan keseluruhan.
Setiap pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk pembilang dan penyebut. Pecahan , dimana a sebagai pembilang dan b sebagai penyebut, dapat
diartikan a berbanding b. Dengan demikian besar bilangan untuk pembilang dan penyebut dapat kita bandingkan. Ini berarti pecahan mempunyai arti perbandingan. Pecahan sebagai perbandingan sebagian dengan keseluruhan jumlah benda dalam suatu kumpulan. Mari kita perhatikan gambar berikut.
Lingkaran hitam "ada 2 dari 5" ditulis . Dapat juga dikatakan "
lingkaran hitam" berbanding "semua" adalah "2 berbanding 5", ditulis 2 : 5. Jadi, , mempunyai nilai sama dengan 2 : 5. Semua ada 5, terdiri atas "yang
hitam" 2, "yang putih" 3. Dapat dikatakan "yang hitam" berbanding "yang putih" sebagai 2 : 3. Ditulis hitam : putih = 2 : 3.
Contoh soal : 1. Jumlah kelereng A ada 36 butir dan kelereng B ada 20 butir. Bagaimana
perbandingan kelereng A dan B? Jawab: Kelereng A : B = 36 : 20 = 9 : 5 Perbandingan harus dinyatakan dengan bilangan yang sederhana. Oleh karena itu, 36 : 20 menjadi 9 : 5, 42 : 36 = 7 : 6, dan 51 : 34 = 3 : 2.
2. Siswa kelas V sebanyak 48 anak. Siswa laki-laki 25 anak. Berapa banyak siswa perempuan? Berapa perbandingan antara banyak siswa perempuan dengan banyak siswa seluruhnya? Jawab: Siswa perempuan sebanyak = 48 – 25 = 23 siswa. Perbandingan siswa perempuan dengan seluruh siswa kelas V adalah = 23 : 48. Ini merupakan perbandingan yang sudah paling sederhana, karena tidak dapat disederhanakan lagi.
146
Kerjakanlah soal dibawah ini bersama dengan teman sekelompokmu! Pastikan semua anggota kelompok mampu mengerjakan soal dengan baik dan benar!
Sederhanakanlah dua perbandingan berikut :
1. 5 : 25 = ... : ...
Sederhanakanlah tiga perbandingan berikut :
2. 6 : 18 : 12 = ... : ... : ...
Isilah titik-titik dibawah ini :
3. =
4. Dalam sebuah akuarium, terdapat 2 ekor ikan emas dari 10 ikan yang ada di dalam akuarium. Tentukan perbandingan ikan emas dengan semua ikan di dalam aquarium! Jawab : Jumlah ikan emas = ... ekor Jumlah semua ikan = ... ekor Perbandingan ikan emas dengan semua ikan = ... : ... disederhanakan menjadi = ... : ...
Nama Kelompok : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 10 menit
147
SOAL EVALUASI
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 15 menit
NAMA : . . . . . . . . . . . . . . . . .
NO.ABSEN : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan teliti! Tuliskanlah jawabanmu dalam bentuk perbandingan yang paling sederhana! 1. Perhatikan gambar pensil hitam dan pensil putih dibawah ini!
Tentukan:
a. Berapakah perbandingan jumlah pensil hitam dengan pensil putih diatas?
b. Berapakah perbandingan jumlah pensil hitam dengan semua pensil?
c. Berapakah perbandingan jumlah semua pensil dengan pensil putih?
2. Perhatikan gambar buah-buahan dibawah ini!
Tentukan:
a. Berapakah perbandingan jumlah
buah apel dengan buah jambu di
samping?
b. Berapakah perbandingan jumlah
buah pisang dengan semua
buah?
3. Perhatikan gambar kuda hitam dan kuda putih dibawah ini!
148
Tentukan:
a. Berapakah perbandingan jumlah kuda putih dengan kuda hitam diatas?
b. Berapakah perbandingan jumlah kuda hitam dengan semua kuda diatas?
4. Dalam sebuah kandang, terdapat 40 ekor itik. Itik jantan jumlahnya separuh
dari jumlah keseluruhan itik. Itik betina jumlahnya seperempat dari dari
jumlah keseluruhan itik. Sisanya adalah anak itik.
Tentukan:
a. Berapa jumlah itik jantan?
b. Berapa jumlah itik betina?
c. Berapa perbandingan jumlah itik jantan, jumlah itik betina, dengan
anak itik?
Kunci Jawaban
1. a). perbandingan jumlah pensil hitam dengan pensil putih = 8 : 6 = 4 : 3
b). perbandingan jumlah pensil hitam dengan semua pensil = 8 : 14 = 4 : 7
c). perbandingan jumlah semua pensil dengan pensil putih = 14 : 6 = 7 : 3
2. a). perbandingan jumlah buah apel dengan buah jambu = 3 : 5
b). perbandingan jumlah buah pisang dengan semua buah = 5 : 15 = 1 : 3
3. a). perbandingan jumlah kuda putih dengan kuda hitam = 4 : 6 = 2 : 3
b). perbandingan jumlah kuda hitam dengan semua kuda = 6 : 10 = 3 : 5
4. a). jumlah itik jantan = ½ x 40 = 20 ekor.
b). jumlah itik betina = ¼ x 40 = 10 ekor.
c). perbandingan jumlah itik jantan, jumlah itik betina, dengan jumlah anak
itik = 20 : 10 : 10 = 2 : 1 : 1
Bobot soal : - No.1 bobot = 30 - No.2 bobot = 20 - No.3 bobot = 20 - No.4 bobot = 30 + Skor Maksimal = 100
NA X 100
149
Nomor 1 sampai 20
PERLENGKAPAN MODEL TGT
KARTU BERNOMOR
LEMBAR GAME
Mata Pelajaran Matematika
Pokok Bahasan : Pecahan dalam Perbandingan
Sederhanakanlah dua perbandingan berikut :
1. 8 : 4 = . . . 2. 10 : 8 = . . . 3. 16 : 12 = . . . 4. 25 : 75 = . . . 5. 33 : 88 = . . .
Sederhanakanlah tiga perbandingan berikut :
6. 4 : 6 : 10 = . . . 7. 6 : 8 : 16 = . . . 8. 5 : 25 : 20 = . . . 9. 7 : 14 : 21 = . . . 10. 18 : 15 : 12 = . . .
Isilah titik-titik dibawah ini :
11. =
12. =
13. =
14. =
15. =
150
Di dalam kotak tersebut terdapat :
− 20 kelereng merah
− 15 kelereng biru
− 10 kelereng hijau
Tentukan :
16. Perbandingan jumlah kelereng merah dengan jumlah kelereng biru!
17. Perbandingan jumlah kelereng biru dengan jumlah kelereng hijau!
18. Perbandingan jumlah kelereng hijau dengan jumlah kelereng merah!
Perhatikan gambar dibawah ini!
19. Berapa perbandingan buah apel dengan seluruh buah diatas?
20. Berapa perbandingan buah jeruk dengan seluruh buah diatas?
151
LEMBAR JAWABAN
Mata Pelajaran Matematika
Pokok Bahasan : Pecahan dalam Perbandingan
Jawaban :
1. 2 : 1 2. 5 : 4 3. 4 : 3 4. 1 : 3 5. 3 : 8
Jawaban :
6. 2 : 3 : 5 7. 3 : 4 : 8 8. 1 : 5 : 4 9. 1 : 2 : 3 10. 6 : 5 : 4
Jawaban :
11. 10
12. 15
13. 3
14. 3
15. 28
Di dalam kotak tersebut terdapat :
− 20 kelereng merah
− 15 kelereng biru
− 10 kelereng hijau
Jawaban :
16. 20 : 15 = 4 : 3 17. 15 : 10 = 3 : 2 18. 10 : 20 = 1 : 2
19. 5 : 12 20. 7 : 12
152
LEMBAR SKOR PERMAINAN
Pelaksanaan Tournament : 4 Mei 2013
Tournament ke – : 1 (Satu)
Nama Meja : . . . . . . . . . .
No. Nama
Pemain
Nama
Tim
Poin Tournament
Skor Game
1
Game
2
Game
3 Total
1.
2.
3.
4.
LEMBAR SKOR TIM
Nama Tim : . . . . . . . . . .
No. Nama
Pemain
S K O R
Tournament
1
Tournament
2
Tournament
3
1.
2.
3.
4.
Total
Rata-rata Tim
Predikat Tim
153
Lampiran 7.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Matematika
Pembelajaran Model TGT di Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-2
Oleh
Andi Dwi Arifin
1401409213
JURUSAN PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
154
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 3 X 35 menit (1 X Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
C. Indikator
1. Menggunakan operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk
menyelesaikan masalah dalam perbandingan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model TGT, siswa
mampu menggunakan operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk
menyelesaikan masalah dalam perbandingan.
E. Materi Ajar
− Operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk
menyelesaikan masalah dalam perbandingan (terlampir).
F. Model, Metode, dan Media Pembelajaran
Model pembelajaran : Teams Games Tournament (TGT)
Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan, tournament,
dan penugasan.
Media Pembelajaran : kelereng dan permen.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
(menit) Metode
1. Pendahuluan :
a. Mengkondisikan semua siswa untuk berdoa
5
155
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. (taqwa)
b. Melakukan presensi terhadap siswa. (disiplin)
c. Menyiapkan alat-alat pelajaran. (persiapan)
d. Memberikan apersepsi, dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menggiring siswa pada materi yang akan
dibahas. (komunikatif)
1) Anak-anak, apa kalian masih ingat arti
pecahan dalam perbandingan?
2) Jangan lupa untuk menuliskan bentuk
perbandingan dalam bentuk yang paling
sederhana.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Ceramah
Tanya
jawab
2. Kegiatan Inti :
a. Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang cara
menggunakan operasi hitung yang
melibatkan pecahan untuk menyelesaikan
masalah dalam perbandingan. (perhatian)
b. Elaborasi
1) Guru membagi kelas kedalam 7 kelompok
dengan beranggotakan 4 siswa, untuk
melakukan diskusi.
2) Guru membagikan LKS berisi tugas yang
harus diselesaikan masing-masing
kelompok. (tanggungjawab)
3) Siswa mengerjakan soal yang ada di
dalam LKS dengan cara berdiskusi.
(kerjasama, teliti, disiplin)
10
60
Ceramah,
Tanya
Jawab
Diskusi
156
4) Siswa bersiap memulai tournament.
5) Guru menjelaskan aturan permainan
dalam turnament.
6) Guru membagi penempatan meja
tournament.
7) Siswa melakukan tournament dengan
bimbingan guru. (kerjakeras, sportif)
8) Siswa melakukan penghitungan skor yang
diperoleh tiap anggota kelompok di
masing-masing meja tournament.
c. Konfirmasi
1) Guru memotivasi siswa yang telah
berhasil mendapatkan skor tertinggi
dalam masing-masing meja tournament
dengan cara memberikan penguatan
berupa tanda bintang.
2) Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang mendapat skor tertinggi.
5
Latihan
Diskusi
Tournament
157
3. Penutup :
a. Guru bersama–sama dengan siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
b. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan, dengan cara
memberikan soal tes formatif. (jujur)
c. Guru memberikan tugas.
25
Ceramah
Latihan
Penugasan
H. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA 5 untuk SD/MI kelas 5, Karangan RJ.Soenarjo,
halaman 209.
2. Buku MATEMATIKA untuk SD/MI kelas V, Karangan Sugiyono,
halaman 141.
I. Penilaian
1. Prosedur : Postest (tertulis)
2. Jenis penilaian
a. Penilaian proses
Dilaksanakan pada saat KBM kepada setiap siswa, seperti pengamatan
dalam proses pembelajaran, diskusi kelompok dan pada saat
tournament.
b. Penilaian hasil
- Tes formatif
3. Alat penilaian :
Soal isian (terlampir)
4. Kunci jawaban (terlampir)
5. Skor penilaian (terlampir)
158
Tegal, 11 Mei 2013
Guru Kelas Peneliti
Widji Sulistyo, A.Ma Andi Dwi Arifin NIP. 19840423 200903 1 002 NIM.1401409213
Mengetahui,
Plt.Kepala Sekolah
Suratinah, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011
159
MATERI PEMBELAJARAN
Operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk menyelesaikan masalah dalam perbandingan.
Contoh soal :
1. Jumlah umur Ali dan Badri 27 tahun. Umur Ali umur Badri.
Berapa tahun umur mereka masing-masing? Jawab: Umur Ali : umur Badri = 4 : 5 Jumlah perbandingan = 4 + 5 = 9
Jadi, umur Ali = x 27 = 12 tahun.
umur Badri = x 27 = 15 tahun.
2. Jumlah tabungan Ina dan Ani sebesar Rp 100.000,00. Perbandingan uang
Ina dan Ani adalah 2 : 3. Berapakah besar uang Ina dan Ani masing-masing? Jawab: Jumlah tabungan Ina dan Ani = Rp 100.000,00 Perbandingan uang Ika dan Eko = 2 : 3 Jumlah perbandingan = 5 Jadi, uang Ika = 2/5 x 100.000 = Rp 40.000,00 uang Eko = 3/5 x 100.000 = Rp 60.000,00
3. Jumlah uang Umi dibanding uang Santi 7 : 4. Beda uang Umi dan Santi
Rp2.250,00. Berapa rupiah uang masing-masing? Jawab: Uang Umi : uang Santi= 7 : 4 Selisih perbandingan = 7 – 4 = 3
Uang Umi = Ali x Rp2.250,00 = Rp5.250,00
Uang Santi = Ali x Rp2.250,00 = Rp3.000,00
Ingat. a. Jika dalam perbandingan diketahui jumlah, maka perbandingannya harus
dijumlahkan. b. Jika dalam perbandingan diketahui selisih atau beda, maka
perbandingannya harus dicari selisihnya.
160
Kerjakanlah soal dibawah ini bersama dengan teman sekelompokmu! Pastikan semua anggota kelompok mampu mengerjakan soal dengan baik dan benar! Tentukan hasilnya :
1. x 15 = ...
Tentukan hasilnya :
2. x 90 = ...
Hitunglah :
Kelereng Arif berbanding kelereng Fian adalah 2 : 3. Jumlah kelereng mereka 20
butir.
3. Berapakah jumlah kelereng Arif?
Kelereng Arif = x semua kelereng
= x . . . = . . .
4. Berapakah jumlah kelereng Fian?
Kelereng Fian = x semua kelereng
= x . . . = . . .
Nama Kelompok : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 10 menit
161
NAMA : . . . . . . . . . . . . . . . . .
NO.ABSEN : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan teliti! Tuliskanlah jawabanmu dalam bentuk perbandingan yang paling sederhana! 1. Perbandingan kelereng Ali dan Bayu adalah 3 : 5, jumlah kelereng mereka ada
40 buah. a. Berapakah jumlah kelereng Ali? b. Berapakah jumlah kelereng Bayu?
2. Murid kelas V SDN Rejosari berjumlah 30 siswa. Jika perbandingan jumlah siswa laki-laki dan perempuannya adalah 2 : 3, berapakah: a. jumlah siswa siswa laki-laki? b. jumlah siswa siswa perempuannya?
3. Uang Adi berbanding uang Tono adalah 5 : 7. Jika uang Tono Rp20.000,00 lebih banyak dari uang Adi, berapakah uang Adi?
Kunci Jawaban 1. a. 15
b. 25 2. a. 12
b. 18 3. uang Adi = 5/2 x 20.000 = 50.000
Penilaian Bobot soal :
- No.1 bobot = 40 - No.2 bobot = 40 - No.3 bobot = 20 + Skor Maksimal = 100
NA X 100
SOAL EVALUASI
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 15 menit
162
Nomor 1 sampai 20
PERLENGKAPAN MODEL TGT
KARTU BERNOMOR
LEMBAR GAME
Mata Pelajaran Matematika
Pokok Bahasan : Operasi Hitung Pecahan dalam Perbandingan
Tentukan hasilnya :
1. x 10 = ...
2. x 6 = ...
3. x 8 = ...
4. x 15 = ...
Tentukan hasilnya :
5. x 50 = ...
6. x 60 = ...
7. x 63 = ...
8. x 56 = ...
Hitunglah :
Kelereng Tono berbanding kelereng Hasan adalah 3 : 4. Jumlah kelereng mereka
14 butir.
9. Berapakah jumlah kelereng Tono?
10. Berapakah jumlah kelereng Hasan?
Hitunglah :
Jumlah siswa kelas V SDN Babakan adalah 27. Perbandingan jumlah siswa laki-laki
163
dan perempuannya adalah 4 : 5.
11. Berapakah jumlah siswa laki-laki yang sebenarnya?
12. Berapakah jumlah siswa perempuannya yang sebenarnya?
Hitunglah :
Perbandingan umur Sapto dan Septi adalah 2 : 3. Jumlah umur keduanya 40 tahun.
13. Berapakah umur Sapto sebenarnya?
14. Berapakah umur Septi sebenarnya?
Hitunglah :
Perbandingan uang Teguh dengan uang Fikri 5 : 2. Selisih uang Teguh dan uang
Fikri Rp 3.000,00.
15. Berapa rupiah uang Teguh?
16. Berapa rupiah uang Fikri?
Hitunglah :
Dalam sebuah kandang terdapat ayam jantan dan ayam betina dengan perbandingan
3 : 5 . Selisih ayam jantan dan ayam betina adalah 10 ekor.
17. Berapa jumlah ayam jantan?
18. Berapa jumlah ayam betina?
Hitunglah :
Jumlah umur Ayah dan Ibu adalah 66 tahun. Umur Ayah adalah 1 umur Ibu.
19. Tentukan berapa umur Ayah
20. Tentukan berapa umur dan Ibu!
164
LEMBAR JAWABAN
Mata Pelajaran Matematika
Pokok Bahasan : Operasi Hitung Pecahan dalam Perbandingan
Jawaban : 1. 6 2. 8 3. 10 4. 6
Jawaban : 5. 40 6. 45 7. 42 8. 16
Jawaban :
9. 6
10. 8
11. 12
12. 15
13. 16
14. 24
15. 5.000
16. 2.000
17. 15
18. 25
19. 36
20. 30
165
LEMBAR SKOR PERMAINAN
Pelaksanaan Tournament : 11 Mei 2013
Tournament ke – : 2 (Dua)
Nama Meja : . . . . . . . . . .
No. Nama
Pemain
Nama
Tim
Poin Tournament
Skor Game
1
Game
2
Game
3 Total
1.
2.
3.
4.
LEMBAR SKOR TIM
Nama Tim : . . . . . . . . . .
No. Nama
Pemain
S K O R
Tournament
1
Tournament
2
Tournament
3
1.
2.
3.
4.
Total
Rata-rata Tim
Predikat Tim
166
Lampiran 8.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Matematika
Pembelajaran Model TGT di Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-3
Oleh
Andi Dwi Arifin
1401409213
JURUSAN PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
167
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 3 X 35 menit (1 X Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
C. Indikator
1. Mengidentifikasi arti skala sebagai suatu perbandingan.
2. Menggunakan operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk
menyelesaikan masalah dalam perbandingan dan skala.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model TGT, siswa
mampu mengidentifikasi arti skala sebagai suatu perbandingan.
2. Melalui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model TGT, siswa
mampu menggunakan operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk
menyelesaikan masalah dalam perbandingan dan skala.
E. Materi Ajar
1. Skala sebagai suatu perbandingan (terlampir).
2. Operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk menyelesaikan masalah
dalam perbandingan dan skala (terlampir).
F. Model, Metode, dan Media Pembelajaran
Model pembelajaran : Teams Games Tournament (TGT)
Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan, tournament,
dan penugasan.
Media Pembelajaran : peta.
168
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
(menit) Metode
1. Pendahuluan :
a. Mengkondisikan semua siswa untuk berdoa
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. (taqwa)
b. Melakukan presensi terhadap siswa. (disiplin)
c. Menyiapkan alat-alat pelajaran. (persiapan)
d. Memberikan apersepsi, dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menggiring siswa pada materi yang akan
dibahas. (komunikatif)
1) Anak-anak, pernahkah kalian melihat peta?
2) Adakah tulisan skala pada peta tersebut?
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
5
Ceramah
Tanya
jawab
2. Kegiatan Inti :
a. Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang cara
menggunakan operasi hitung yang
melibatkan pecahan untuk menyelesaikan
masalah dalam perbandingan dan skala,
dengan menggunakan media peta.
(perhatian)
b. Elaborasi
1) Guru membagi kelas kedalam 7 kelompok
dengan beranggotakan 4 siswa, untuk
10
Ceramah
Tanya
Jawab
169
melakukan diskusi.
2) Guru membagikan LKS berisi tugas yang
harus diselesaikan masing-masing
kelompok. (tanggungjawab)
3) Siswa mengerjakan soal yang ada di dalam
LKS dengan cara berdiskusi. (kerjasama,
teliti, disiplin)
4) Siswa bersiap memulai tournament.
5) Guru menjelaskan aturan permainan dalam
turnament.
6) Guru membagi penempatan meja
tournament.
7) Siswa melakukan tournament dengan
bimbingan guru. (kerjakeras, sportif)
8) Siswa melakukan penghitungan skor yang
diperoleh tiap-tiap anggota kelompok yang
mengikuti tournament.
c. Konfirmasi
1) Guru memotivasi siswa yang telah berhasil
mendapatkan skor tertinggi dalam masing-
masing meja tournament dengan cara
memberikan penguatan berupa tanda
bintang.
2) Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang mendapat skor tertinggi.
60
5
Diskusi
Latihan
Diskusi
Tournament
170
Ceramah
3. Penutup :
a. Guru bersama–sama dengan siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
b. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan, dengan cara
memberikan soal tes formatif. (jujur)
c. Guru memberikan tugas.
25
Ceramah
Latihan
Penugasan
H. Sumber Belajar
1. Buku GEMAR BELAJAR MATEMATIKA untuk SD/MI kelas 5,
Karangan Aep Saepudin, halaman 143.
2. Buku MATEMATIKA untuk SD/MI kelas V, Karangan Sugiyono,
halaman 141.
I. Penilaian
1. Prosedur : Postest (tertulis)
2. Jenis penilaian
Penilaian hasil (Tes formatif)
3. Alat penilaian :
Soal isian (terlampir)
4. Kunci jawaban (terlampir)
5. Skor penilaian (terlampir)
171
Tegal, 13 Mei 2013
Guru Kelas Peneliti
Widji Sulistyo, A.Ma Andi Dwi Arifin NIP. 19840423 200903 1 002 NIM.1401409213
Mengetahui,
Plt.Kepala Sekolah
Suratinah, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011
172
MATERI PEMBELAJARAN
Skala sebagai suatu perbandingan
Skala, perbandingan, dan pecahan mempunyai hubungan yang erat. Hal ini
karena ketiganya memiliki simbol (tanda) yang sama, yaitu tanda bagi ( : ).
Saat kita mengamati peta yang tergantung di dinding, atau pada atlas, di setiap
sudut peta tersebut selalu tertulis kata skala yang disertai angka yang
merupakan perbandingan. Misalnya, skala 1 : 2.000.000, 1 : 2.500.000, 1 : 200,
1 : 100, dan seterusnya.
Skala merupakan perbandingan jarak pada peta dengan jarak
sesungguhnya. Skala banyak digunakan dalam atlas maupun dalam
menggambar sesuatu yang bentuk aslinya berukuran besar seperti lapangan
atau bangunan. Skala biasanya ditetapkan dalam ukuran cm sehingga 1 cm
pada peta dikalikan pada skala yang telah ditetapkan. Umpamanya skala 1 :
2.500.000, sehingga 1 cm menjadi 1 x 2.500.000 = 2.500.000 cm apabila
dijadikan ukuran dalam km menjadi 2.500.000 : 100.000 = 25 km. Jadi, setiap
1 cm pada peta berjarak 25 km jarak yang sebenarnya.
Cara menetukan skala adalah sebagai berikut:
173
Operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk menyelesaikan
masalah dalam perbandingan dan skala.
Contoh soal :
1. Pada sebuah peta, jarak kota A ke kota B adalah 4cm, padahal jarak kedua
kota itu sebenarnya adalah 80 km. Berapakah skala yang digunakan dalam
peta tersebut?
Jawab:
JP = 4 cm
JS = 80 km = 80 x 100.000 cm = 8.000.000 cm
SK = = = = 1 : 2.000.000
Jadi, skala yang digunakan dalam peta tersebut adalah 1 : 2.000.000.
2. Jarak dua kota pada peta adalah 5 cm dengan skala 1: 2.500.000.
Berapakah jarak sebenarnya kedua kota itu?
Jawab :
JP = 5 cm
SK = 1 : 2.500.000
JS = JP x SK = 5cm x 2.500.000 = 12.500.000 cm = 125 km.
Jadi, jarak sebenarnya kedua kota adalah 125 km.
3. Tinggi sebuah gedung bertingkat adalah 200 m. Jika Dodi ingin
menggambar dengan skala 1 : 50, berapa tinggi gedung yang harus
digambar Dodi?
Jawab :
TS = 200 m
SK = 1 : 50
TP = = = 4 cm.
Jadi, tinggi gedung yang harus digambar Dodi adalah 4 cm.
174
Kerjakanlah soal dibawah ini bersama dengan teman sekelompokmu! Pastikan semua anggota kelompok mampu mengerjakan soal dengan baik dan benar!
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat:
No. Ukuran sebenarnya Ukuran pada peta S k a l a 1.
2.
. . . cm
. . . cm
4 cm
5 cm
1 : 50
1 : 800
Hitunglah ! Jarak sebenarnya antara kota Tegal dan Pemalang adalah 30 km.
Tentukanlah: 3. Jarak pada peta, jika skala 1 : 1.500.000! 4. Skala yang digunakan, jika jarak Tegal-Pemalang pada peta 6 cm!
Nama Kelompok : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 10 menit
175
NAMA : . . . . . . . . . . . . . . . . .
NO.ABSEN : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan teliti! Tuliskanlah jawabanmu beserta dengan cara pengerjaannya!
1. Angga ingin menggambar rumahnya dengan skala 1 : 40. Jika tinggi rumah
Angga 4 meter, berapa tinggi rumah Angga pada gambar? (dalam cm)
2. Jarak dua kota pada peta adalah 5 cm dengan skala 1: 2.500.000. Berapakah
jarak sebenarnya kedua kota itu? (dalam km)
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar diatas adalah gambar kolam renang dengan skala 1 : 1.000.
Hitunglah:
a) keliling permukaan kolam pada gambar!
b) keliling permukaan kolam yang sebenarnya! (dalam meter)
Kunci Jawaban
1. SK = 1 : 40 ; TS = 4 m = 400 cm
TP = TS/SK = 400/40 = 10 cm.
2. JP = 5 cm ; SK = 1 : 2.500.000
JS = JP x SK = 5 x 2.500.000 = 12.500.000 cm = 125 km
3. PP = 8 cm ; LP = 4 ; SK = 1 : 1.000
SOAL EVALUASI
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 15 menit
176
a) KP = 2 (PP + LP) = 2 (8+4) = 24 cm
b) KS = KP x SK = 24 x 1.000 = 24.000 cm = 240 meter.
Penilaian
Bobot soal : - No.1 bobot = 25 - No.2 bobot = 25 - No.3 bobot = 50 + Skor Maksimal = 100
NA X 100
177
Nomor 1 sampai 20
PERLENGKAPAN MODEL TGT
KARTU BERNOMOR
LEMBAR GAME
Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan : Operasi Hitung Pecahan dalam Perbandingan dan Skala
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat:
No. Ukuran sebenarnya Ukuran pada peta S k a l a 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
. . . cm
. . . cm
. . . cm
. . . km
7 km
9 km
250 m
500 m
45 km
80 km
4 cm
5 cm
6 cm
4 cm
. . . cm
. . . cm
. . . cm
2,5 cm
15 cm
20 cm
1 : 50
1 : 800
1 : 1.000
1 : 15.000
1 : 20.000
1 : 180.000
1 : 50.000
1 : . . . . .
1 : . . . . .
1 : . . . . .
Hitunglah ! Jarak sebenarnya antara kota Solo dan Yogyakarta adalah 60 km.
Tentukanlah: 11. Jarak pada peta, jika skala 1 : 2.000.000! 12. Skala yang digunakan, jika jarak Solo-Yogyakarta pada peta 4 cm!
Perhatikan gambar sketsa mobil di bawah ini!
178
15 cm
4 cm
6 cm
Hitunglah : 13. Panjang mobil sebenarnya! 14. Tinggi mobil sebenarnya!
Perhatikan gambar gedung bertingkat
disamping! 15. Jika skala yang digunakan adalah 1 : 3000,
tentukan tinggi gedung sebenarnya! 16. Jika tinggi gedung sebenarnya 240 m,
tentukan skala yang digunakan!
Arman mempunyai kolam ikan berbentuk persegi dengan ukuran panjang sisi-sisinya 3 meter. Jika digambar dengan skala 1 : 30, tentukan:
17. Luas kolam pada gambar! (dalam satuan cm2) 30 18. Keliling kolam pada gambar! (dalam satuan cm) 40
Pada sebuah peta, jarak 4 cm ternyata menunjuk jarak yang sebenarnya sejauh 12 km.
19. Jika pada peta tersebut terukur jarak 6 cm, berapakah jarak yang sebenarnya? 20. Jika pada peta tersebut terukur jarak 7 cm, berapakah jarak yang sebenarnya?
Skala 1 : 20
179
LEMBAR JAWABAN
Mata Pelajaran Matematika
Pokok Bahasan : Operasi Hitung Pecahan dalam Perbandingan dan
Skala
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat:
No. Ukuran sebenarnya Ukuran pada peta S k a l a 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
200 cm
4.000 cm
6.000 cm
6 km
35 cm
5 cm
0,5 cm
20.000
300.000
400.000
Jawaban : 11. 3 cm 12. 1 : 1.500.000 13. 3 meter 14. 0,8 meter 15. 180 meter 16. 1 : 4.000 17. 30 cm2 18. 40 cm 19. 1.800.000 20. 2.100.000
180
LEMBAR SKOR PERMAINAN
Pelaksanaan Tournament : 13 Mei 2013
Tournament ke – : 3 (Tiga)
Nama Meja : . . . . . . . . . .
No. Nama
Pemain
Nama
Tim
Poin Tournament
Skor Game
1
Game
2
Game
3 Total
1.
2.
3.
4.
LEMBAR SKOR TIM
Nama Tim : . . . . . . . . . .
No. Nama
Pemain
S K O R
Tournament
1
Tournament
2
Tournament
3
1.
2.
3.
4.
Total
Rata-rata Tim
Predikat Tim
181
Lampiran 9.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Matematika
Pembelajaran Model Konvensional di Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-1
Oleh
Andi Dwi Arifin
1401409213
JURUSAN PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
182
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit (1 X Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
C. Indikator
1. Mengidentifikasi arti pecahan dalam perbandingan.
2. Menuliskan perbandingan sebagian dari keseluruhan dalam bentuk yang
paling sederhana.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan dari guru tentang arti pecahan dalam perbandingan,
siswa mampu mengidentifikasi arti pecahan dalam perbandingan.
2. Melalui penjelasan dari guru tentang cara menuliskan perbandingan
sebagian dari keseluruhan dalam bentuk yang paling sederhana, siswa
mampu menuliskan perbandingan sebagian dari keseluruhan dalam
bentuk yang paling sederhana.
E. Materi Ajar
1. Mengenal arti pecahan sebagai perbandingan sebagian dengan
keseluruhan (terlampir).
F. Model, Metode, dan Media Pembelajaran
Model pembelajaran : langsung (direct instruction)
Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, latihan, dan penugasan.
Media Pembelajaran : kelereng dan permen.
183
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
(menit) Metode
1. Pendahuluan :
a. Mengkondisikan semua siswa untuk berdoa
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. (taqwa)
b. Melakukan presensi terhadap siswa. (disiplin)
c. Menyiapkan alat-alat pelajaran. (persiapan)
d. Memberikan apersepsi, dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menggiring siswa pada materi yang akan
dibahas. (komunikatif)
1) Anak-anak, apa kalian masih ingat materi
pecahan, yang kemarin diajarkan?
2) Manakah yang disebut pembilang, dan
mana pula yang disebut penyebut?
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
5
Ceramah
Tanya
jawab
2. Kegiatan Inti :
a. Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang arti pecahan
dalam perbandingan, dengan menggunakan
media kelereng dan permen. (perhatian)
2) Guru menjelaskan tentang cara menuliskan
perbandingan sebagian dari keseluruhan
dalam bentuk yang paling sederhana,
dipapan tulis.
b. Elaborasi
1) Guru menulis soal latihan dipapan tulis.
10
184
2) Guru meminta siswa mengerjakan soal
latihan yang ada di papan tulis.
(kerjakeras, teliti)
3) Guru meminta beberapa orang siswa maju
mengerjakan soal latihan di papan tulis,
sementara siswa lain mencatat hasil yang
tertera di papan tulis. (tanggungjawab,
disiplin, berani)
c. Konfirmasi
1) Guru memotivasi siswa yang telah maju
dan berhasil mengerjakan soal latihan di
papan tulis, dengan cara memberikan
penguatan berupa tanda bintang.
2) Guru menanyakan pada siswa tentang hal-
hal yang belum dipahami.
30
5
3. Penutup :
a. Guru bersama–sama dengan siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran sesuai hasil
klarifikasi.
b. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan, dengan cara
memberikan soal. (jujur)
c. Guru memberikan tugas.
20
Ceramah
Latihan
Penugasan
185
H. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA 5 untuk SD/MI kelas 5, Karangan RJ.Soenarjo,
halaman 209.
2. Buku MATEMATIKA untuk SD/MI kelas V, Karangan Sugiyono,
halaman 141.
I. Penilaian
1. Prosedur : Postest (tertulis)
2. Jenis penilaian
Penilaian hasil (Tes formatif)
3. Alat penilaian :
Soal isian (terlampir)
4. Kunci jawaban (terlampir)
5. Skor penilaian (terlampir)
Tegal, 3 Mei 2013
Guru Kelas Peneliti
Nur Aeni, S.Pd Andi Dwi Arifin NIP. - NIM.1401409213
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Suratinah, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011
186
MATERI PEMBELAJARAN Mengenal arti pecahan sebagai perbandingan sebagian dengan keseluruhan.
Setiap pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk pembilang dan penyebut. Pecahan , dimana a sebagai pembilang dan b sebagai penyebut, dapat
diartikan a berbanding b. Dengan demikian besar bilangan untuk pembilang dan penyebut dapat kita bandingkan. Ini berarti pecahan mempunyai arti perbandingan. Pecahan sebagai perbandingan sebagian dengan keseluruhan jumlah benda dalam suatu kumpulan. Mari kita perhatikan gambar berikut.
Lingkaran hitam "ada 2 dari 5" ditulis . Dapat juga dikatakan "
lingkaran hitam" berbanding "semua" adalah "2 berbanding 5", ditulis 2 : 5. Jadi, , mempunyai nilai sama dengan 2 : 5. Semua ada 5, terdiri atas "yang
hitam" 2, "yang putih" 3. Dapat dikatakan "yang hitam" berbanding "yang putih" sebagai 2 : 3. Ditulis hitam : putih = 2 : 3.
Contoh soal : 1. Jumlah kelereng A ada 36 butir dan kelereng B ada 20 butir. Bagaimana
perbandingan kelereng A dan B? Jawab: Kelereng A : B = 36 : 20 = 9 : 5 Perbandingan harus dinyatakan dengan bilangan yang sederhana. Oleh karena itu, 36 : 20 menjadi 9 : 5, 42 : 36 = 7 : 6, dan 51 : 34 = 3 : 2.
2. Siswa kelas V sebanyak 48 anak. Siswa laki-laki 25 anak. Berapa banyak siswa perempuan? Berapa perbandingan antara banyak siswa perempuan dengan banyak siswa seluruhnya? Jawab: Siswa perempuan sebanyak = 48 – 25 = 23 siswa. Perbandingan siswa perempuan dengan seluruh siswa kelas V adalah = 23 : 48. Ini merupakan perbandingan yang sudah paling sederhana, karena tidak dapat disederhanakan lagi.
187
SOAL EVALUASI
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 15 menit
NAMA : . . . . . . . . . . . . . . . . .
NO.ABSEN : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan teliti! Tuliskanlah jawabanmu dalam bentuk perbandingan yang paling sederhana! 1. Perhatikan gambar pensil hitam dan pensil putih dibawah ini!
Tentukan:
a. Berapakah perbandingan jumlah pensil hitam dengan pensil putih diatas?
b. Berapakah perbandingan jumlah pensil hitam dengan semua pensil?
c. Berapakah perbandingan jumlah semua pensil dengan pensil putih?
2. Perhatikan gambar buah-buahan dibawah ini!
Tentukan:
a. Berapakah perbandingan jumlah
buah apel dengan buah jambu di
samping?
b. Berapakah perbandingan jumlah
buah pisang dengan semua
buah?
3. Perhatikan gambar kuda hitam dan kuda putih dibawah ini!
188
Tentukan:
a. Berapakah perbandingan jumlah kuda putih dengan kuda hitam diatas?
b. Berapakah perbandingan jumlah kuda hitam dengan semua kuda diatas?
4. Dalam sebuah kandang, terdapat 40 ekor itik. Itik jantan jumlahnya separuh
dari jumlah keseluruhan itik. Itik betina jumlahnya seperempat dari dari
jumlah keseluruhan itik. Sisanya adalah anak itik.
Tentukan:
a. Berapa jumlah itik jantan?
b. Berapa jumlah itik betina?
c. Berapa perbandingan jumlah itik jantan, jumlah itik betina, dengan
anak itik?
Kunci Jawaban
1. a). perbandingan jumlah pensil hitam dengan pensil putih = 8 : 6 = 4 : 3
b). perbandingan jumlah pensil hitam dengan semua pensil = 8 : 14 = 4 : 7
c). perbandingan jumlah semua pensil dengan pensil putih = 14 : 6 = 7 : 3
2. a). perbandingan jumlah buah apel dengan buah jambu = 3 : 5
b). perbandingan jumlah buah pisang dengan semua buah = 5 : 15 = 1 : 3
3. a). perbandingan jumlah kuda putih dengan kuda hitam = 4 : 6 = 2 : 3
b). perbandingan jumlah kuda hitam dengan semua kuda = 6 : 10 = 3 : 5
4. a). jumlah itik jantan = ½ x 40 = 20 ekor.
b). jumlah itik betina = ¼ x 40 = 10 ekor.
c). perbandingan jumlah itik jantan, jumlah itik betina, dengan jumlah anak
itik = 20 : 10 : 10 = 2 : 1 : 1
Bobot soal : - No.1 bobot = 30 - No.2 bobot = 20 - No.3 bobot = 20 - No.4 bobot = 30 + Skor Maksimal = 100
NA X 100
189
Lampiran 10.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Matematika
Pembelajaran Model Konvensional di Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-2
Oleh
Andi Dwi Arifin
1401409213
JURUSAN PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
190
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 3 X 35 menit (1 X Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
C. Indikator
1. Menggunakan operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk
menyelesaikan masalah dalam perbandingan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan dari guru tentang cara menggunakan operasi hitung
yang melibatkan pecahan untuk menyelesaikan masalah dalam
perbandingan, siswa mampu menggunakan operasi hitung yang
melibatkan pecahan untuk menyelesaikan masalah dalam perbandingan.
E. Materi Ajar
1. Operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk menyelesaikan masalah
dalam perbandingan (terlampir).
F. Model, Metode, dan Media Pembelajaran
Model pembelajaran : langsung (direct instruction)
Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, latihan, dan penugasan.
Media Pembelajaran : kelereng dan permen.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
(menit) Metode
1. Pendahuluan :
a. Mengkondisikan semua siswa untuk berdoa
5
191
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. (taqwa)
b. Melakukan presensi terhadap siswa. (disiplin)
c. Menyiapkan alat-alat pelajaran. (persiapan)
d. Memberikan apersepsi, dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menggiring siswa pada materi yang akan
dibahas. (komunikatif)
1) Anak-anak, apa kalian masih ingat materi
pecahan, yang kemarin diajarkan?
2) Jangan lupa untuk menuliskan bentuk
perbandingan dalam bentuk yang paling
sederhana.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Ceramah
Tanya
jawab
2. Kegiatan Inti :
a. Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang cara
menggunakan operasi hitung yang
melibatkan pecahan untuk menyelesaikan
masalah dalam perbandingan, dipapan tulis.
(perhatian)
b. Elaborasi
1) Guru menulis soal latihan dipapan tulis.
2) Guru meminta siswa mengerjakan soal
latihan yang ada di papan tulis.
(kerjakeras, teliti)
3) Guru meminta beberapa orang siswa maju
mengerjakan soal latihan di papan tulis,
sementara siswa lain mencatat hasil yang
tertera di papan tulis. (tanggungjawab,
disiplin, berani)
c. Konfirmasi
1) Guru memotivasi siswa yang telah maju
20
50
Ceramah,
Tanya
Jawab
Latihan
192
dan berhasil mengerjakan soal latihan di
papan tulis, dengan cara memberikan
penguatan berupa tanda bintang.
2) Guru menanyakan pada siswa tentang hal-
hal yang belum dipahami.
5
Ceramah
Tanya
Jawab
3. Penutup :
a. Guru bersama–sama dengan siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran sesuai hasil
klarifikasi.
b. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan, dengan cara
memberikan soal. (jujur)
c. Guru memberikan tugas.
25
Ceramah
Latihan
Penugasan
H. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA 5 untuk SD/MI kelas 5, Karangan RJ.Soenarjo,
halaman 209.
2. Buku MATEMATIKA untuk SD/MI kelas V, Karangan Sugiyono,
halaman 141.
193
I. Penilaian
1. Prosedur : Postest (tertulis)
2. Jenis penilaian
Penilaian hasil (Tes formatif)
3. Alat penilaian :
Soal isian (terlampir)
4. Kunci jawaban (terlampir)
5. Skor penilaian (terlampir)
Tegal, 10 Mei 2013
Guru Kelas Peneliti
Nur Aeni, S.Pd Andi Dwi Arifin NIP. - NIM.1401409213
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Suratinah, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011
194
MATERI PEMBELAJARAN
Operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk menyelesaikan masalah dalam perbandingan.
Contoh soal :
1. Jumlah umur Ali dan Badri 27 tahun. Umur Ali umur Badri.
Berapa tahun umur mereka masing-masing? Jawab: Umur Ali : umur Badri = 4 : 5 Jumlah perbandingan = 4 + 5 = 9
Jadi, umur Ali = x 27 = 12 tahun.
umur Badri = x 27 = 15 tahun.
2. Jumlah tabungan Ina dan Ani sebesar Rp 100.000,00. Perbandingan uang
Ina dan Ani adalah 2 : 3. Berapakah besar uang Ina dan Ani masing-masing? Jawab: Jumlah tabungan Ina dan Ani = Rp 100.000,00 Perbandingan uang Ika dan Eko = 2 : 3 Jumlah perbandingan = 5 Jadi, uang Ika = 2/5 x 100.000 = Rp 40.000,00 uang Eko = 3/5 x 100.000 = Rp 60.000,00
3. Jumlah uang Umi dibanding uang Santi 7 : 4. Beda uang Umi dan Santi
Rp2.250,00. Berapa rupiah uang masing-masing? Jawab: Uang Umi : uang Santi= 7 : 4 Selisih perbandingan = 7 – 4 = 3
Uang Umi = Ali x Rp2.250,00 = Rp5.250,00
Uang Santi = Ali x Rp2.250,00 = Rp3.000,00
Ingat. a. Jika dalam perbandingan diketahui jumlah, maka perbandingannya harus
dijumlahkan. b. Jika dalam perbandingan diketahui selisih atau beda, maka
perbandingannya harus dicari selisihnya.
195
NAMA : . . . . . . . . . . . . . . . . .
NO.ABSEN : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan teliti! Tuliskanlah jawabanmu dalam bentuk perbandingan yang paling sederhana! 1. Perbandingan kelereng Ali dan Bayu adalah 3 : 5, jumlah kelereng mereka ada
40 buah. c. Berapakah jumlah kelereng Ali? d. Berapakah jumlah kelereng Bayu?
2. Murid kelas V SDN Rejosari berjumlah 30 siswa. Jika perbandingan jumlah siswa laki-laki dan perempuannya adalah 2 : 3, berapakah: c. jumlah siswa siswa laki-laki? d. jumlah siswa siswa perempuannya?
3. Uang Adi berbanding uang Tono adalah 5 : 7. Jika uang Tono Rp20.000,00 lebih banyak dari uang Adi, berapakah uang Adi?
Kunci Jawaban 1. a. 15
b. 25 2. a. 12
b. 18 3. uang Adi = 5/2 x 20.000 = 50.000
Penilaian Bobot soal :
- No.1 bobot = 40 - No.2 bobot = 40 - No.3 bobot = 20 + Skor Maksimal = 100
NA X 100
SOAL EVALUASI
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 15 menit
196
Lampiran 11.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Matematika
Pembelajaran Model Konvensional di Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-3
Oleh
Andi Dwi Arifin
1401409213
JURUSAN PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
197
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 3 X 35 menit (1 X Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
C. Indikator
1. Mengidentifikasi arti skala sebagai suatu perbandingan.
2. Menggunakan operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk
menyelesaikan masalah dalam perbandingan dan skala.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan dari guru tentang arti skala sebagai suatu
perbandingan, siswa mampu mengidentifikasi arti skala sebagai suatu
perbandingan.
2. Melalui penjelasan dari guru tentang cara menggunakan operasi hitung
yang melibatkan pecahan untuk menyelesaikan masalah dalam
perbandingan dan skala, siswa mampu menggunakan operasi hitung yang
melibatkan pecahan untuk menyelesaikan masalah dalam perbandingan
dan skala.
E. Materi Ajar
1. Skala sebagai suatu perbandingan (terlampir).
2. Operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk menyelesaikan masalah
dalam perbandingan dan skala (terlampir).
F. Model, Metode, dan Media Pembelajaran
Model pembelajaran : langsung (direct instruction)
Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, latihan, dan penugasan.
Media Pembelajaran : peta.
198
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
(menit) Metode
1. Pendahuluan :
a. Mengkondisikan semua siswa untuk berdoa
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. (taqwa)
b. Melakukan presensi terhadap siswa. (disiplin)
c. Menyiapkan alat-alat pelajaran. (persiapan)
d. Memberikan apersepsi, dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menggiring siswa pada materi yang akan
dibahas. (komunikatif)
1) Anak-anak, pernahkah kalian melihat peta?
2) Adakah tulisan skala pada peta tersebut?
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
5
Ceramah
Tanya
jawab
2. Kegiatan Inti :
a. Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang cara
menggunakan operasi hitung yang
melibatkan pecahan untuk menyelesaikan
masalah dalam perbandingan dan skala,
dengan menggunakan media peta.
(perhatian)
b. Elaborasi
1) Guru menulis soal latihan dipapan tulis.
2) Guru meminta siswa mengerjakan soal
latihan yang ada di papan tulis.
(kerjakeras, teliti)
3) Guru meminta beberapa orang siswa maju
mengerjakan soal latihan di papan tulis,
sementara siswa lain mencatat hasil yang
20
50
Ceramah,
Tanya
Jawab
Latihan
199
tertera di papan tulis. (tanggungjawab,
disiplin, berani)
c. Konfirmasi
1) Guru memotivasi siswa yang telah maju
dan berhasil mengerjakan soal latihan di
papan tulis, dengan cara memberikan
penguatan berupa tanda bintang.
2) Guru menanyakan pada siswa tentang hal-
hal yang belum dipahami.
5
Ceramah
Tanya
Jawab
3. Penutup :
a. Guru bersama–sama dengan siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran sesuai hasil
klarifikasi.
b. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan, dengan cara
memberikan soal. (jujur)
c. Guru memberikan tugas.
25
Ceramah
Latihan
Penugasan
H. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA 5 untuk SD/MI kelas 5, Karangan RJ.Soenarjo,
halaman 209.
200
2. Buku MATEMATIKA untuk SD/MI kelas V, Karangan Sugiyono,
halaman 141.
I. Penilaian
1. Prosedur : Postest (tertulis)
2. Jenis penilaian :
Penilaian hasil (Tes formatif)
3. Alat penilaian :
Soal isian (terlampir)
4. Kunci jawaban (terlampir)
5. Skor penilaian (terlampir)
Tegal, 13 Mei 2013
Guru Kelas Peneliti
Nur Aeni, S.Pd Andi Dwi Arifin NIP. - NIM.1401409213
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Suratinah, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011
201
MATERI PEMBELAJARAN
Skala sebagai suatu perbandingan
Skala, perbandingan, dan pecahan mempunyai hubungan yang erat. Hal ini
karena ketiganya memiliki simbol (tanda) yang sama, yaitu tanda bagi ( : ).
Saat kita mengamati peta yang tergantung di dinding, atau pada atlas, di setiap
sudut peta tersebut selalu tertulis kata skala yang disertai angka yang
merupakan perbandingan. Misalnya, skala 1 : 2.000.000, 1 : 2.500.000, 1 : 200,
1 : 100, dan seterusnya.
Skala merupakan perbandingan jarak pada peta dengan jarak
sesungguhnya. Skala banyak digunakan dalam atlas maupun dalam
menggambar sesuatu yang bentuk aslinya berukuran besar seperti lapangan
atau bangunan. Skala biasanya ditetapkan dalam ukuran cm sehingga 1 cm
pada peta dikalikan pada skala yang telah ditetapkan. Umpamanya skala 1 :
2.500.000, sehingga 1 cm menjadi 1 x 2.500.000 = 2.500.000 cm apabila
dijadikan ukuran dalam km menjadi 2.500.000 : 100.000 = 25 km. Jadi, setiap
1 cm pada peta berjarak 25 km jarak yang sebenarnya.
Cara menetukan skala adalah sebagai berikut:
202
Operasi hitung yang melibatkan pecahan untuk menyelesaikan
masalah dalam perbandingan dan skala.
Contoh soal :
1. Pada sebuah peta, jarak kota A ke kota B adalah 4cm, padahal jarak kedua
kota itu sebenarnya adalah 80 km. Berapakah skala yang digunakan dalam
peta tersebut?
Jawab:
JP = 4 cm
JS = 80 km = 80 x 100.000 cm = 8.000.000 cm
SK = = = = 1 : 2.000.000
Jadi, skala yang digunakan dalam peta tersebut adalah 1 : 2.000.000.
2. Jarak dua kota pada peta adalah 5 cm dengan skala 1: 2.500.000.
Berapakah jarak sebenarnya kedua kota itu?
Jawab :
JP = 5 cm
SK = 1 : 2.500.000
JS = JP x SK = 5cm x 2.500.000 = 12.500.000 cm = 125 km.
Jadi, jarak sebenarnya kedua kota adalah 125 km.
3. Tinggi sebuah gedung bertingkat adalah 200 m. Jika Dodi ingin
menggambar dengan skala 1 : 50, berapa tinggi gedung yang harus
digambar Dodi?
Jawab :
TS = 200 m
SK = 1 : 50
TP = = = 4 cm.
Jadi, tinggi gedung yang harus digambar Dodi adalah 4 cm.
203
NAMA : . . . . . . . . . . . . . . . . .
NO.ABSEN : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan teliti! Tuliskanlah jawabanmu beserta dengan cara pengerjaannya!
1. Angga ingin menggambar rumahnya dengan skala 1 : 40. Jika tinggi rumah
Angga 4 meter, berapa tinggi rumah Angga pada gambar? (dalam cm)
2. Jarak dua kota pada peta adalah 5 cm dengan skala 1: 2.500.000. Berapakah
jarak sebenarnya kedua kota itu? (dalam km)
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar diatas adalah gambar kolam renang dengan skala 1 : 1.000.
Hitunglah:
a) keliling permukaan kolam pada gambar!
b) keliling permukaan kolam yang sebenarnya! (dalam meter)
Kunci Jawaban
1. SK = 1 : 40 ; TS = 4 m = 400 cm
TP = TS/SK = 400/40 = 10 cm.
2. JP = 5 cm ; SK = 1 : 2.500.000
JS = JP x SK = 5 x 2.500.000 = 12.500.000 cm = 125 km
SOAL EVALUASI
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 15 menit
204
3. PP = 8 cm ; LP = 4 ; SK = 1 : 1.000
a) KP = 2 (PP + LP) = 2 (8+4) = 24 cm
b) KS = KP x SK = 24 x 1.000 = 24.000 cm = 240 meter.
Penilaian
Bobot soal : - No.1 bobot = 25 - No.2 bobot = 25 - No.3 bobot = 50 + Skor Maksimal = 100
NA X 100
205
Lampiran 12.
VALIDASI SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Matematika di SD Negeri Debong Tengah 1, 2, dan 3 Kota Tegal, berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (x) jika tidak sesuai.
No. Aspek yang ditelaah Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Materi 1. Soal sesuai dengan indikator √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevasi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan logis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ B. Konstruksi 1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan
pernyataan yang diperlukan saja √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat
negatif ganda √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
206
6. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Panjang pilihan jawaban relatif sama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusunberdasarkan urutan besar kecilnya angka ataukronologisnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C. Bahasa/Budaya 1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Menggunakan bahasa yang komunikatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok katayang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
No. Aspek yang ditelaah Nomor Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
207
A. Materi 1. Soal sesuai dengan indikator √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevasi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan logis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ B. Konstruksi 1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat
negatif ganda √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Panjang pilihan jawaban relatif sama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusunberdasarkan urutan besar kecilnya angka ataukronologisnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
208
10. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C. Bahasa/Budaya 1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Menggunakan bahasa yang komunikatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok katayang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Catatan: Soal sudah siap untuk diujicobakan.
Tegal, April 2013 Penilai Ahli
Dra.Noening Andrijati, M.Pd
209
Lampiran 13.
VALIDASI SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Matematika di SD Negeri Debong Tengah 1, 2, dan 3 Kota Tegal, berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (x) jika tidak sesuai.
No. Aspek yang ditelaah Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Materi 1. Soal sesuai dengan indikator √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevasi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan logis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ B. Konstruksi 1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan
pernyataan yang diperlukan saja √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat
negatif ganda √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
210
6. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Panjang pilihan jawaban relatif sama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusunberdasarkan urutan besar kecilnya angka ataukronologisnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C. Bahasa/Budaya 1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Menggunakan bahasa yang komunikatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok katayang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
No. Aspek yang ditelaah Nomor Soal
211
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 A. Materi 1. Soal sesuai dengan indikator √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevasi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan logis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ B. Konstruksi 1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat
negatif ganda √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Panjang pilihan jawaban relatif sama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
212
9. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusunberdasarkan urutan besar kecilnya angka ataukronologisnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C. Bahasa/Budaya 1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Menggunakan bahasa yang komunikatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok katayang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Catatan: Soal sudah siap untuk diujicobakan.
Tegal, April 2013 Penilai Ahli
Widji Sulistyo, A.Ma.
213
Lampiran 14.
KISI-KISI UJI COBA SOAL TES HASIL BELAJAR SISWA
Nama Sekolah : SDN Debong Tengah 2 Kota Tegal
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/2
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Materi Pokok : Pecahan dalam perbandingan dan skala
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
1. Disajikan
pecahan , siswa dapat menuliskan pecahan tersebut
dalam bentuk perbandingan.
Pilihan Ganda
C1 1
2. Disajikan perbandingan 10 : 15, siswa dapat menuliskan perbandingan tersebut dalam bentuk pecahan.
Pilihan Ganda
C1 2
3. Disajikan
pecahan , siswa dapat menuliskan bentuk sederhana dari
pecahan tersebut.
Pilihan Ganda
C1 3
214
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
4. Disajikan
pecahan , siswa dapat menuliskan bentuk sederhana dari
pecahan tersebut.
Pilihan Ganda
C1 4
5. Disajikan dua
pecahan senilai = , siswa dapat menentukan nilai . Pilihan Ganda
C3 5
6. Diketahui 3 kelereng merah dari 5 kelereng didalam kantong, siswa dapat menuliskan perbandingan kelereng merah dengan semua kelereng di dalam kantong.
Pilihan Ganda
C1 6
7. Diketahui 4 ikan emas dan 6 ikan lele dalam sebuah kolam, siswa dapat menuliskan perbandingan jumlah ikan emas dengan semua ikan dikolam.
Pilihan Ganda
C1 7
8. Diketahui perbandingan ayam jantan dengan semua ayam adalah 4 : 12, siswa dapat menuliskan perbandingan tersebut dalam bentuk pecahan.
Pilihan Ganda
C1 8
9. Diketahui dari 12 gerbong kereta, 3 diantaranya rusak, sisanya berkondisi baik, siswa dapat menuliskan perbandingan gerbong yang kondisinya baik dengan semua gerbong.
Pilihan Ganda
C1 9
215
10. Disajikan gambar 2 ekor kuda hitam dan 3 ekor kuda putih, siswa dapat menuliskan perbandingan kuda hitam dengan semua kuda.
Pilihan Ganda
C1 10
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
11. Diketahui usia Hanif 15 tahun dan usia Dimas 9 tahun, siswa dapat menuliskan perbandingan usia Hanif dan Dimas.
Pilihan Ganda
C1 11
12. Diketahui Uang Adi Rp 4.000 sedangkan uang Evan lebih banyak Rp 2.000 dari Adi, siswa dapat menentukan perbandingan jumlah uang Adi dan Evan.
Pilihan Ganda
C3 12
13. Diketahui usia Kakek 60 tahun dan usia Paman 30 tahun, siswa dapat menuliskan perbandingan usia Paman dan Kakek.
Pilihan Ganda
C1 13
14. Diketahui permen Reni 2 buah lalu ia membeli lagi 4 buah, siswa dapat menuliskan perbandingan jumlah permen Reni sebelum dan sesudah membeli.
Pilihan Ganda
C1 14
15. Diketahui siswa kelas V yang gemar membaca ada 14 siswa dari 30 siswa, siswa dapat menentukan perbandingan jumlah siswa yang gemar membaca dan yang tidak gemar membaca.
Pilihan Ganda
C3 15
16. Diketahui perbandingan kelereng Ali dan Bayu adalah 3 : 5 dengan total kelereng 16 buah, siswa dapat menentukan jumlah
Pilihan Ganda
C3 16
216
kelereng Ali.
17. Diketahui perbandingan siswa laki-laki dan perempuannya adalah 7 : 9 dari total 30 siswa, siswa dapat menentukan jumlah siswa laki-laki.
Pilihan Ganda
C3 17
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
18. Diketahui
umur Bibi umur Kakak dan jumlah umur keduanya 50
tahun, siswa dapat menentukan umur Kakak.
Pilihan Ganda
C3 18
19. Diketahui perbandingan uang Ika dan Eko adalah 2 : 3 dengan jumlah total uang keduanya Rp 5.000,00 , siswa dapat menentukan besar uang Ika.
Pilihan Ganda
C3 19
20. Diketahui sebuah persegi dengan panjang sisi 4 cm, siswa dapat menentukan perbandingan antara panjang sisi dan luas persegi tersebut.
Pilihan Ganda
C3 20
21. Diketahui panjang dan lebar persegi panjang adalah 8 cm dan 4 cm, siswa dapat menentukan perbandingan ukuran panjang dan keliling dari persegi panjang tersebut.
Pilihan Ganda
C3 21
217
22. Diketahui keliling sebuah persegi adalah 12 cm, siswa dapat menentukan perbandingan keliling dan panjang sisi persegi tersebut.
Pilihan Ganda
C3 22
23. Diketahui perbandingan panjang dan lebar suatu taman berbentuk persegi panjang 5 : 3 dengan keliling 32 meter, siswa dapat menentukan ukuran lebar taman tersebut.
Pilihan Ganda
C3 23
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
24. Diketahui perbandingan bebek jantan dan bebek betina 2 : 3 dari total 25 bebek, siswa dapat menentukan jumlah bebek jantan.
Pilihan Ganda
C3 24
25. Diketahui perbandingan panjang pita sambungan dengan pita Lala 7 : 3 dengan panjang pita sambungan 14 meter, siswa dapat menentukan panjang pita Lala.
Pilihan Ganda
C3 25
26. Diketahui perbandingan usia Paman dan Kakek 3 : 8 dengan selisih usia keduanya 50 tahun, siswa dapat menentukan usia Paman.
Pilihan Ganda
C3 26
27. Diketahui perbandingan siswa yang gemar memancing dan sepak bola 5 : 9 dengan selisih 8 siswa, siswa dapat menentukan jumlah siswa yang gemar memancing.
Pilihan Ganda
C3 27
218
28. Diketahui perbandingan usia usia Ahmad dan Ibu adalah 2 : 7 serta selisih usia keduanya adalah 30 tahun, siswa dapat menentukan usia Ahmad.
Pilihan Ganda
C3 28
29. Diketahui jarak dua kota sebenarnya 35 km dan jarak pada peta 10 cm, siswa dapat menentukan skala pada peta tersebut. Pilihan
Ganda C3 29
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
30. Diketahui tinggi gedung sebenarnya 200 meter dan tinggi gedung pada gambar 5 cm, siswa dapat menentukan skala pada gambar tersebut.
Pilihan Ganda
C3 30
31. Diketahui panjang jembatan sebenarnya 150 meter dan panjang jembatan pada gambar 15 cm, siswa dapat menentukan skala pada gambar tersebut.
Pilihan Ganda
C3 31
32. Diketahui jarak kota P-Q pada peta 6 cm dan jarak yang sebenarnya 12 km, siswa dapat menentukan skala pada peta tersebut.
Pilihan Ganda
C3 32
33. Diketahui jarak antara kota Solo dan Yogyakarta yang sebenarnya 60 km dan skala pada peta 1 : 2.000.000, siswa dapat
Pilihan Ganda
C3 33
219
menentukan jarak dua kota tersebut di dalam peta.
34. Diketahui skala pada suatu gambar 1 : 40 serta tinggi sebuah rumah pada gambar tersebut 4 meter, siswa dapat menentukan tinggi rumah pada gambar tersebut.
Pilihan Ganda
C3 34
35. Diketahui tinggi sebuah pohon pada gambar 16 meter serta skala pada gambar tersebut 1 : 80, siswa dapat menentukan tinggi pohon pada gambar tersebut.
Pilihan Ganda
C3 35
36. Diketahui panjang bus yang sebenarnya 8 meter serta skala yang digunakan pada gambar 1 : 200, siswa dapat menentukan panjang bus pada gambar.
Pilihan Ganda
C3 36
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
37. Diketahui jarak dua kota pada peta 5 cm dengan skala 1: 2.500.000, siswa dapat menentukan jarak yang sebenarnya kedua kota tersebut.
Pilihan Ganda
C3 37
38. Diketahui tinggi gedung pada sebuah gambar 6 cm serta skala yang digunakan pada gambar tersebut 1 : 3.000, siswa dapat menentukan tinggi gedung yang sebenarnya.
Pilihan Ganda
C3 38
220
39. Disajikan sebuah gambar mobil dengan ukuran panjang 15 meter dan tinggi 7 meter serta skala yang digunakan 1 : 20 , siswa dapat menentukan panjang mobil yang sebenarnya.
Pilihan Ganda
C3 39
40. Disajikan sebuah gambar mobil dengan ukuran panjang 15 meter dan tinggi 7 meter serta skala yang digunakan 1 : 20, siswa dapat menentukan tinggi mobil yang sebenarnya.
Pilihan Ganda
C3 40
Jumlah Soal 40 12 16 12 100% 30% 40% 30%
Keterangan:
C1 = Pengetahuan C2 = Pemahaman C3 = Penerapan
NA X 100
221
Lampiran 15. KISI-KISI SOAL POST TEST HASIL BELAJAR SISWA
Nama Sekolah : SDN Debong Tengah ... Kota Tegal
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/2
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Materi Pokok : Pecahan dalam perbandingan dan skala
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
1. Disajikan perbandingan 10 : 15, siswa dapat menuliskan perbandingan tersebut dalam bentuk pecahan.
Pilihan Ganda
C1 1
2. Disajikan
pecahan , siswa dapat menuliskan bentuk sederhana dari
pecahan tersebut.
Pilihan Ganda
C1 2
3. Disajikan dua
pecahan senilai = , siswa dapat menentukan nilai . Pilihan Ganda
C3 3
4. Diketahui 3 kelereng merah dari 5 kelereng didalam kantong, siswa dapat menuliskan perbandingan kelereng merah dengan
Pilihan Ganda
C1 4
222
semua kelereng di dalam kantong.
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
5. Diketahui 4 ikan emas dan 6 ikan lele dalam sebuah kolam, siswa dapat menuliskan perbandingan jumlah ikan emas dengan semua ikan dikolam.
Pilihan Ganda
C1 5
6. Diketahui dari 12 gerbong kereta, 3 diantaranya rusak, sisanya berkondisi baik, siswa dapat menuliskan perbandingan gerbong yang kondisinya baik dengan semua gerbong.
Pilihan Ganda
C1 6
7. Diketahui usia Hanif 15 tahun dan usia Dimas 9 tahun, siswa dapat menuliskan perbandingan usia Hanif dan Dimas.
Pilihan Ganda
C1 7
8. Diketahui usia Kakek 60 tahun dan usia Paman 30 tahun, siswa dapat menuliskan perbandingan usia Paman dan Kakek.
Pilihan Ganda
C1 8
9. Diketahui perbandingan kelereng Ali dan Bayu adalah 3 : 5 dengan total kelereng 16 buah, siswa dapat menentukan jumlah kelereng Ali.
Pilihan Ganda
C3 9
223
10. Diketahui
umur Bibi umur Kakak dan jumlah umur keduanya 50
tahun, siswa dapat menentukan umur Kakak. Pilihan Ganda
C3 10
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
11. Diketahui perbandingan uang Ika dan Eko adalah 2 : 3 dengan jumlah total uang keduanya Rp 5.000,- , siswa dapat menentukan besar uang Ika.
Pilihan Ganda
C3 11
12. Diketahui jarak kota P-Q pada peta 6 cm dan jarak yang sebenarnya 12 km, siswa dapat menentukan skala pada peta tersebut.
Pilihan Ganda
C3 12
13. Diketahui jarak antara kota Solo dan Yogyakarta yang sebenarnya 60 km dan skala pada peta 1 : 2.000.000, siswa dapat menentukan jarak dua kota tersebut di dalam peta.
Pilihan Ganda
C3 13
14. Diketahui skala pada suatu gambar 1 : 40 serta tinggi sebuah rumah pada gambar tersebut 4 meter, siswa dapat menentukan tinggi rumah pada gambar tersebut.
Pilihan Ganda
C3 14
15. Diketahui tinggi sebuah pohon pada gambar 16 meter serta skala pada gambar tersebut 1 : 80, siswa dapat menentukan tinggi
Pilihan Ganda
C3 15
224
pohon pada gambar tersebut.
16. Diketahui panjang bus yang sebenarnya 8 meter serta skala yang digunakan pada gambar 1 : 200, siswa dapat menentukan panjang bus pada gambar.
Pilihan Ganda
C3 16
17. Diketahui jarak dua kota pada peta 5 cm dengan skala 1: 2.500.000, siswa dapat menentukan jarak yang sebenarnya kedua kota tersebut.
Pilihan Ganda
C3 17
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Taraf Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sulit 5.4. Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan
dan skala
18. Diketahui
tinggi gedung pada sebuah gambar 6 cm serta skala yang
digunakan pada gambar tersebut 1 : 3.000, siswa dapat
menentukan tinggi gedung yang sebenarnya.
Pilihan Ganda
C3 18
Jumlah Soal 18 7 7 4 100% 38% 38% 24%
225
Keterangan:
C1 = Pengetahuan C2 = Pemahaman C3 = Penerapan
NA X 100
226
Lampiran 16.
1. Pecahan sama artinya dengan ....
a. 2 : 2 b. 2 : 7
c. 7 : 2 d. 7 : 7
2. 10 : 15 sama artinya dengan ....
a.
b.
c.
d.
3. Pecahan dapat disederhanakan
menjadi ....
a.
b.
c.
d.
4. Bentuk paling sederhana dari
pecahan adalah ....
a.
b.
c.
d.
5. = . Nilai n adalah ....
a. 8 b. 10
c. 12 d. 15
6. Dari 5 kelereng didalam kantong,
terdapat 3 kelereng merah. Perbandingan kelereng merah dengan semua kelereng didalam kantong adalah .... a. 2 : 5 b. 3 : 5
c. 5 : 3 d. 3 : 2
7. Didalam kolam terdapat 4 ikan
emas dan 6 ikan lele. Perbandingan jumlah ikan emas dengan semua ikan dikolam adalah .... a. 6 : 4 b. 4 : 6
c. 6 : 10 d. 4 : 10
UJI COBA INSTRUMEN
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 2 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 90 menit
PETUNJUK: 1. Tulislah nama dan nomor absen pada kolom yang disediakan.
2. Kerjakan soal di bawah ini secara individu.
3. Dilarang bekerja sama maupun membuka buku.
4. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab.
NAMA : . . . . . . . . . . . . . . .
NO.ABSEN : . . . . . . . . . . . . . . .
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar!
227
8. Perbandingan ayam jantan dengan semua ayam adalah 4 : 12. Berarti ayam jantan sama dengan ... semua ayam.
a.
b.
c.
d.
9. Ada 12 gerbong kereta, 3 diantaranya rusak, sisanya berkondisi baik. Perbandingan gerbong yang kondisinya baik dengan semua gerbong adalah .... a. 3 : 12 b. 3 : 9
c. 9 : 12 d. 12 : 9
10. Perhatikan gambar dibawah ini! Perbandingan kuda hitam dengan semua kuda adalah .... a. 2 : 5 b. 2 : 3
c. 3 : 5 d. 3 : 2
11. Usia Hanif 15 tahun. Usia
Dimas 9 tahun. Perbandingan usia Hanif dan Dimas adalah .... a. 3 : 5 b. 9 : 15
c. 5 : 3 d. 3 : 2
12. Uang Adi Rp 4.000 sedangkan
uang Evan lebih banyak Rp 2.000 dari Adi. Perbandingan uang Adi dan Evan adalah .... a. 2 : 4 b. 2 : 3
c. 6 : 4 d. 4 : 2
13. Usia Kakek 60 tahun. Usia Paman 30 tahun. Berarti usia Paman...usia Kakek.
a.
b.
c.
d.
14. Reni mempunyai permen 2
buah, kemudian membeli lagi 4 buah. Perbandingan permen Reni sebelum dan sesudah membeli adalah .... a. 2 : 6 b. 2 : 4
c. 4 : 6 d. 4 : 2
15. Siswa kelas V jumlahnya 30
siswa. Yang gemar membaca ada 14 siswa, yang lainnya tidak gemar membaca. Perbandingan siswa yang gemar membaca dengan yang tidak gemar membaca adalah .... a. 7 : 15 b. 8 : 15
c. 7 : 8 d. 8 : 7
16. Perbandingan kelereng Ali dan
Bayu adalah 3 : 5, jumlah kelereng mereka ada 16 buah. Berapakah jumlah kelereng Ali? a. 4 b. 6
c. 8 d. 10
228
17. Murid kelas V SDN Rejosari berjumlah 32 siswa. Jika perbandingan jumlah siswa laki-laki dan perempuannya adalah 7:9, berapa jumlah siswa siswa laki-lakinya? a. 7 b. 9
c. 14 d. 18
18. Jumlah umur Bibi dan Kakak
adalah 50 tahun. Umur Bibi
umur Kakak. Umur Kakak adalah ... tahun. a. 10 b. 20
c. 30 d. 40
19. Perbandingan uang Ika dan Eko
adalah 2 : 3. Jumlah uang mereka adalah Rp 5.000,00. Berapakah besar uang Ika? a. Rp 5.000,- b. Rp 4.000,-
c. Rp 3.000,- d. Rp 2.000,-
20. Ada sebuah persegi, dengan
panjang sisi 4 cm. Berapa perbandingan panjang sisi dengan luasnya? a. 1 : 4 b. 1 : 2
c. 2 : 4 d. 4 : 8
21. Sebuah persegi panjang dengan ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm. Perbandingan ukuran panjang dan kelilingnya adalah .... a. 1 : 4 b. 2 : 3
c. 1 : 3 d. 1 : 2
22. Keliling sebuah persegi adalah 12 cm. Perbandingan keliling dengan panjang sisi persegi tersebut adalah .... a. 4 : 12 b. 12 : 6
c. 12 : 4 d. 12 : 3
23. Perbandingan panjang dan
lebar suatu taman yang berbentuk persegi panjang adalah 5 : 3. Jika diketahui keliling taman tersebut 32 meter, berapakah ukuran lebar taman tersebut? a. 6 cm b. 10 cm
c. 12 cm d. 20 cm
24. Didalam kandang terdapat 25
bebek. Perbandingan bebek jantan dan bebek betina 2 : 3. Berapakah jumlah bebek jantan di dalam kandang? a. 10 b. 15
c. 20 d. 25
25. Pita Lala dengan pita Santi
disambung, sehingga panjang pita sambungan adalah 14 meter. Perbandingan pita sambungan dengan pita Lala adalah 7 : 3. Berapakah panjang pita Lala? a. 3 meter b. 6 meter
c. 7 meter d. 8 meter
229
26. Usia Paman dibanding usia Kakek adalah 3 : 8. Jika selisih usia Paman dan Kakek 50 tahun, berapakah usia Paman? a. 30 tahun b. 40 tahun
c. 60 tahun d. 80 tahun
27. Siswa kelas V yang hobi memancing dan hobi sepakbola berbanding 5 : 9. Siswa yang hobi sepakbola 8 siswa lebih banyak dibanding yang hobi memancing. Jumlah siswa yang hobi memancing adalah ... siswa. a. 4 b. 8
c. 10 d. 18
28. Perbandingan usia Ahmad dan
Ibu adalah 2 : 7. Selisih usia Ahmad dan usia Ibu adalah 30 tahun. Berapakah usia Ahmad? a. 6 tahun b. 12 tahun
c. 15 tahun d. 18 tahun
29. Jarak antara kota A dan B
sesungguhnya adalah 35 km. Jarak kedua kota tersebut pada peta terukur 10 cm. Skala pada peta tersebut adalah . . . . a. 1 : 350.000 b. 1 : 35.000
c. 1 : 3.500 d. 1 : 350
30. Tinggi gedung sebenarnya 200
meter, tinggi pada gambar 5 cm. Skala pada gambar tersebut adalah .... a. 1 : 40 b. 1 : 400
c. 1 : 4.000 d. 1 : 40.000
31. Jembatan sepanjang 150 meter,
didalam gambar panjangnya hanya terukur 15 cm. Skala yang
digunakan pada gambar adalah .... a. 1 : 10.000 b. 1 : 1.000
c. 1 : 100 d. 1 : 10
32. Jarak kota P – Q pada peta
adalah 6 cm, padahal jarak sebenarnya kota tersebut adalah 12 km. Berapa skala yang digunakan dalam peta tersebut? a. 1 : 200.000 b. 1 : 2.000.000
c. 1 : 20.000 d. 1 : 2.000
33. Jarak sebenarnya antara kota
Solo dan Yogyakarta adalah 60 km. Jika di dalam peta tertulis skala 1 : 2.000.000, berapa jarak kedua kota itu pada peta? a. 0,3 cm b. 3 cm
c. 6 cm d. 30 cm
34. Angga ingin menggambar
rumahnya dengan skala 1 : 40. Jika tinggi rumah Angga 4 meter, berapa tinggi rumah Angga pada gambar? a. 0,1 cm b. 1 cm
c. 10 cm d. 16 cm
35. Sebuah pohon tingginya 16
meter. Jika ingin digambar dengan skala 1 : 80, berapa tinggi pohon pada gambar? a. 0,2 cm b. 2 cm
c. 10 cm d. 20 cm
36. Sebuah bus panjangnya 8 meter.
Jika akan digambar dengan menggunakan skala 1: 200, berapa panjang bus dalam gambar? a. 0,4cm c. 4 cm
230
7 cm
15 cm
b. 1,6 cm d. 16 cm 37. Jarak dua kota pada peta adalah
5 cm dengan skala 1: 2.500.000. Berapakah jarak sebenarnya kedua kota itu? a. 12.500.000 km b. 1.250 km
c. 125 km d. 12,5 km
38. Pada sebuah gambar sketsa,
tinggi suatu gedung adalah 6 cm. Skala yang digunakan adalah 1 : 3.000. Berapakah tinggi gedung yang sebenarnya? a. 18 m b. 180 m
c. 1.800 m d. 18.000 m
39. Perhatikan gambar dibawah ini!
Untuk soal nomor (39 – 40). Panjang mobil sebenarnya adalah .... a. 0,3 meter b. 3 meter
c. 15 meter d. 30 meter
40. Berdasarkan gambar diatas,
tinggi mobil sebenarnya adalah .... a. 0,14 cm b. 1,4 cm
c. 14 cm d. 140 cm
☺☺ Percaya Diri Sendiri ☺☺
Skala 1 : 20
231
Lampiran 17.
1. 10 : 15 sama artinya dengan ....
a.
b.
c.
d.
2. Pecahan dapat disederhanakan
menjadi ....
a.
b.
c.
d.
3. = . Nilai n adalah ....
a. 8 b. 10
c. 12 d. 15
4. Dari 5 kelereng didalam kantong,
terdapat 3 kelereng merah. Perbandingan kelereng merah dengan semua kelereng didalam kantong adalah .... a. 2 : 5 b. 3 : 5
c. 5 : 3 d. 3 : 2
5. Didalam kolam terdapat 4 ikan
emas dan 6 ikan lele. Perbandingan jumlah ikan emas dengan semua ikan dikolam adalah .... a. 6 : 4 b. 4 : 6
c. 6 : 10 d. 4 : 10
6. Ada 12 gerbong kereta, 3 diantaranya rusak, sisanya berkondisi baik. Perbandingan gerbong yang kondisinya baik dengan semua gerbong adalah .... a. 3 : 12 b. 3 : 9
c. 9 : 12 d. 12 : 9
7. Usia Hanif 15 tahun. Usia Dimas 9 tahun. Perbandingan usia Hanif dan Dimas adalah .... a. 3 : 5 b. 9 : 15
c. 5 : 3 d. 3 : 2
8. Usia Kakek 60 tahun. Usia Paman 30 tahun. Berarti usia Paman adalah ... usia Kakek.
INSTRUMEN POST TEST
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah ... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 90 menit
PETUNJUK: 1. Tulislah nama dan nomor absen pada kolom yang disediakan.
2. Kerjakan soal di bawah ini secara individu.
3. Dilarang bekerja sama maupun membuka buku.
4. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar!
NAMA : . . . . . . . . . . . . . . .
NO.ABSEN : . . . . . . . . . . . . . . .
232
a.
b.
c.
d.
9. Perbandingan kelereng Ali dan Bayu adalah 3 : 5, jumlah kelereng mereka ada 16 buah. Berapakah jumlah kelereng Ali? a. 4 b. 6
c. 8 d. 10
10. Jumlah umur Bibi dan Kakak
adalah 50 tahun. Umur Bibi
umur Kakak. Umur Kakak adalah ... tahun. a. 10 b. 20
c. 30 d. 40
11. Perbandingan uang Ika dan Eko adalah 2 : 3. Jumlah uang mereka adalah Rp 5.000,00. Berapakah besar uang Ika? a. Rp 5.000,- b. Rp 4.000,-
c. Rp 3.000,- d. Rp 2.000,-
12. Sebuah persegi panjang dengan
ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm. Perbandingan ukuran panjang dan kelilingnya adalah .... a. 1 : 4 b. 2 : 3
c. 1 : 3 d. 1 : 2
13. Usia Paman dibanding usia Kakek adalah 3 : 8. Jika selisih usia Paman dan Kakek 50 tahun, berapakah usia Paman? a. 30 tahun b. 40 tahun
c. 60 tahun d. 80 tahun
14. Perbandingan usia Ahmad dan Ibu adalah 2 : 7. Selisih usia Ahmad dan usia Ibu adalah 30 tahun. Berapakah usia Ahmad? a. 6 tahun b. 12 tahun
c. 15 tahun d. 18 tahun
15. Jarak antara kota A dan B sesungguhnya adalah 35 km. Jarak kedua kota tersebut pada peta terukur 10 cm. Skala pada peta tersebut adalah . . . . a. 1 : 350.000 b. 1 : 35.000
c. 1 : 3.500 d. 1 : 350
16. Jarak kota P – Q pada peta adalah 6 cm, padahal jarak sebenarnya kota tersebut adalah 12 km. Berapa skala yang digunakan dalam peta tersebut? a. 1 : 200.000 b. 1 : 2.000.000
c. 1 : 20.000 d. 1 : 2.000
17. Angga ingin menggambar rumahnya dengan skala 1 : 40. Jika tinggi rumah Angga 4 meter, berapa tinggi rumah Angga pada gambar? a. 0,1 cm b. 1 cm
c. 10 cm d. 16 cm
18. Sebuah bus panjangnya 8 meter. Jika akan digambar dengan menggunakan skala 1: 200, berapa panjang bus dalam gambar? a. 0,4cm b. 1,6 cm
c. 4 cm d. 16 cm
☺☺ Percaya Diri Sendiri ☺☺
233
Lampiran 18.
KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA DAN POST TEST
(1) Kunci Jawaban Tes Uji Coba Instrumen 1. B
2. C
3. A
4. B
5. C
6. B
7. D
8. B
9. C
10. A
11. C
12. B
13. D
14. A
15. C
16. B
17. C
18. B
19. D
20. A
21. C
22. D
23. A
24. A
25. B
26. A
27. C
28. B
29. A
30. C
31. B
32. A
33. B
34. C
35. D
36. C
37. C
38. B
39. B
40. D
(2) Kunci Jawaban Soal Post Test
1. C
2. A
3. C
4. B
5. D
6. C
7. C
8. D
9. B
10. B
11. D
12. C
13. A
14. B
15. A
16. A
17. C
18. C
234
Lampiran 19.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 2
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal Telp.(0283) 342169
Daftar Nilai Soal Tes Ujicoba di Kelas Ujicoba SDN Debong Tengah 2 Kota Tegal
Pembelajaran Matematika Materi Pokok Pecahan dalam Perbandingan dan Skala
No. Nama Siswa Nilai
No. Nama Siswa Nilai 1. Moh. Nafis Adnan 47,5 19. Moh. Agung Pangestu 62,5
2. Fadli Arrobbani Affan 50 20. Muhammad Choerul Umam 42,5
3. Moh. Husen Mubarok 17,5 21. Moh. Fahrur Rozi 25 4. M. Miftakhurrokhmat 42,5 22. Muhamad Niam Auladi 52,5 5. Mohammad Rizal Andre 47,5 23. Putri Apriliana Marsin 37,5 6. Probo Larasanding 47,5 24. Putri Aprilia Nurwahid 52,5 7. Wawan Dermawan 37,5 25. Rossa Ghina Fitri 32,5
8. Wiwin Anjani 55 26. Rosalia Ayuning Purnama 55
9. Alya Fathinnanisa Haq 57,5 27. Solichatun Nisa 52,5 10. Asih Kinanti 85 28. Viki Fahreza 40 11. Ayu Anggraeni Alan Putri 75 29. Yusuf Hidayatulloh 35 12. Desy Fitriyani 52,5 30. Ardi Kusuma Bahari 67,5 13. Fika Khoirunisa 62,5 31. Yusuf Rino Mawardi 65 14. Ghulaman Zakiyyan R.S 80 32. Intan Kurniasih 57,5 15. Indes Azriani Faiza 37,5 33. Putri Kartika Sari 40 16. Indy Kusuma Dewi 50 34. Sandi Rozzaq Pangestu 30 17. Moh. Mulkillahi 30 Jumlah 1670 18. Muhammad Abdurrahman 47,5 Rata-rata 49,11 Tegal, Juli 2013
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas V Gegar Wijayanto, S.Pd Jamilah, S.Pd NIP.19631111 198405 1 005 NIP. 19710222 200501 2 007
235
Lampiran 20. Out put SPSS versi 17
UJI VALIDITAS BUTIR SOAL Soal 1 – 20
Correlations
No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10 No.11 No.12 No.13 No.14 No.15 No.16 No.17 No.18 No.19 No.20 Total
No.1 Pearson Correlation .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a
Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 No.2 Pearson Correlation .a 1 .190 -.103 .465** .299 -.010 .310 .075 .310 .231 .116 .256 .192 -.240 .010 .146 .010 .209 .180 .373*
Sig. (2-tailed) . .281 .563 .006 .086 .957 .074 .674 .074 .190 .515 .144 .276 .172 .957 .410 .957 .235 .307 .030 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.3 Pearson Correlation .a .190 1 .422* .142 .129 -.010 .070 .257 -.169 .074 .116 .256 -.243 .074 .340* .146 .010 .209 .019 .360* Sig. (2-tailed) . .281 .013 .422 .465 .957 .692 .143 .339 .678 .515 .144 .165 .678 .049 .410 .957 .235 .915 .036 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.4 Pearson Correlation .a -.103 .422* 1 .115 .241 .272 .195 .176 -.012 -.175 .150 -.004 .061 .096 .298 -.141 .155 .052 -.115 .288 Sig. (2-tailed) . .563 .013 .518 .170 .119 .270 .320 .946 .321 .397 .982 .732 .591 .087 .428 .381 .772 .518 .098 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.5 Pearson Correlation .a .465** .142 .115 1 .477** .248 .112 .265 .303 .118 .185 .408* .133 -.257 .542** .081 .147 .334 -.227 .575** Sig. (2-tailed) . .006 .422 .518 .004 .158 .527 .130 .081 .507 .296 .017 .454 .142 .001 .651 .407 .054 .196 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.6 Pearson Correlation .a .299 .129 .241 .477** 1 .519** .035 .251 .236 .116 .387* .466** .096 .247 .446** .169 .032 .275 .064 .622** Sig. (2-tailed) . .086 .465 .170 .004 .002 .843 .153 .180 .515 .024 .005 .587 .159 .008 .339 .855 .115 .721 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.7 Pearson Correlation .a -.010 -.010 .272 .248 .519** 1 -.333 .357* .253 .060 .361* .398* .423* .316 .344* .041 .075 -.106 -.116 .388* Sig. (2-tailed) . .957 .957 .119 .158 .002 .054 .038 .150 .736 .036 .020 .013 .069 .046 .817 .673 .553 .513 .023 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
236
No.8 Pearson Correlation .a .310 .070 .195 .112 .035 -.333 1 -.013 .150 .120 .091 -.043 .152 -.251 -.057 .040 -.057 .365* .270 .223 Sig. (2-tailed) . .074 .692 .270 .527 .843 .054 .943 .397 .499 .608 .808 .392 .152 .747 .823 .747 .034 .123 .205 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.9 Pearson Correlation .a .075 .257 .176 .265 .251 .357* -.013 1 -.013 .381* .451** .485** .161 .099 .087 .111 .235 .206 .171 .614** Sig. (2-tailed) . .674 .143 .320 .130 .153 .038 .943 .943 .026 .007 .004 .362 .576 .624 .532 .180 .243 .334 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.10
Pearson Correlation .a .310 -.169 -.012 .303 .236 .253 .150 -.013 1 .120 .091 .324 .152 -.065 -.057 .040 .138 .165 .079 .330 Sig. (2-tailed) . .074 .339 .946 .081 .180 .150 .397 .943 .499 .608 .061 .392 .713 .747 .823 .437 .351 .658 .057 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.11
Pearson Correlation .a .231 .074 -.175 .118 .116 .060 .120 .381* .120 1 .299 .219 .159 -.093 -.060 -.017 .068 .147 .257 .420* Sig. (2-tailed) . .190 .678 .321 .507 .515 .736 .499 .026 .499 .086 .212 .370 .601 .736 .922 .704 .408 .142 .013 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.12
Pearson Correlation .a .116 .116 .150 .185 .387* .361* .091 .451** .091 .299 1 .281 .249 .045 .173 .127 .173 .161 .339 .559** Sig. (2-tailed) . .515 .515 .397 .296 .024 .036 .608 .007 .608 .086 .107 .155 .801 .328 .473 .328 .362 .050 .001 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.13
Pearson Correlation .a .256 .256 -.004 .408* .466** .398* -.043 .485** .324 .219 .281 1 -.034 .099 .108 .306 .361* .314 -.036 .578** Sig. (2-tailed) . .144 .144 .982 .017 .005 .020 .808 .004 .061 .212 .107 .847 .577 .543 .078 .036 .071 .838 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.14
Pearson Correlation .a .192 -.243 .061 .133 .096 .423* .152 .161 .152 .159 .249 -.034 1 .159 .110 .006 .110 .086 .041 .164 Sig. (2-tailed) . .276 .165 .732 .454 .587 .013 .392 .362 .392 .370 .155 .847 .370 .537 .973 .537 .630 .818 .355 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.15
Pearson Correlation .a -.240 .074 .096 -.257 .247 .316 -.251 .099 -.065 -.093 .045 .099 .159 1 .068 .130 -.060 .015 .132 .049 Sig. (2-tailed) . .172 .678 .591 .142 .159 .069 .152 .576 .713 .601 .801 .577 .370 .704 .462 .736 .931 .455 .781 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.16
Pearson Correlation .a .010 .340* .298 .542** .446** .344* -.057 .087 -.057 -.060 .173 .108 .110 .068 1 -.197 -.075 .106 -.147 .380* Sig. (2-tailed) . .957 .049 .087 .001 .008 .046 .747 .624 .747 .736 .328 .543 .537 .704 .265 .673 .553 .407 .026 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.1 Pearson Correlation .a .146 .146 -.141 .081 .169 .041 .040 .111 .040 -.017 .127 .306 .006 .130 -.197 1 .270 .310 .224 .323
237
7 Sig. (2-tailed) . .410 .410 .428 .651 .339 .817 .823 .532 .823 .922 .473 .078 .973 .462 .265 .123 .074 .203 .062 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.18
Pearson Correlation .a .010 .010 .155 .147 .032 .075 -.057 .235 .138 .068 .173 .361* .110 -.060 -.075 .270 1 .381* -.015 .422* Sig. (2-tailed) . .957 .957 .381 .407 .855 .673 .747 .180 .437 .704 .328 .036 .537 .736 .673 .123 .026 .931 .013 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.19
Pearson Correlation .a .209 .209 .052 .334 .275 -.106 .365* .206 .165 .147 .161 .314 .086 .015 .106 .310 .381* 1 .207 .546** Sig. (2-tailed) . .235 .235 .772 .054 .115 .553 .034 .243 .351 .408 .362 .071 .630 .931 .553 .074 .026 .241 .001 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.20
Pearson Correlation .a .180 .019 -.115 -.227 .064 -.116 .270 .171 .079 .257 .339 -.036 .041 .132 -.147 .224 -.015 .207 1 .332 Sig. (2-tailed) . .307 .915 .518 .196 .721 .513 .123 .334 .658 .142 .050 .838 .818 .455 .407 .203 .931 .241 .055 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
Total Pearson Correlation .a .373* .360* .288 .575** .622** .388* .223 .614** .330 .420* .559** .578** .164 .049 .380* .323 .422* .546** .332 1 Sig. (2-tailed) . .030 .036 .098 .000 .000 .023 .205 .000 .057 .013 .001 .000 .355 .781 .026 .062 .013 .001 .055
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant. **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Soal 21 – 40 Correlations
No.21 No.22 No.23 No.24 No.25 No.26 No.27 No.28 No.29 No.30 No.31 No.32 No.33 No.34 No.35 No.36 No.37 No.38 No.39 No.40 Total
No.21
Pearson Correlation 1 .146 .026 -.107 .471** .387* .055 .127 .205 .282 .336 .231 .293 .309 .182 .257 -.027 .461** -.045 .072 .725**
Sig. (2-tailed) .410 .886 .547 .005 .024 .758 .473 .244 .106 .052 .190 .098 .076 .303 .143 .878 .006 .801 .686 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34 No.22
Pearson Correlation .146 1 .199 .111 .061 .130 -.159 .334 -.048 -.103 -.043 -.017 -.219 .218 .103 .111 .334 -.006 -.259 .024 .262 Sig. (2-tailed) .410 .258 .532 .734 .462 .368 .053 .786 .563 .810 .922 .220 .215 .563 .532 .053 .973 .139 .892 .135 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.2 Pearson Correlation .026 .199 1 .035 -.035 -.159 .133 -.108 -.186 -.274 -.225 -.496** -.179 -.249 -.225 -.161 .059 -.172 -.006 .127 -.156
238
3 Sig. (2-tailed) .886 .258 .846 .846 .370 .454 .544 .292 .117 .201 .003 .320 .155 .201 .362 .741 .330 .973 .473 .377 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.24
Pearson Correlation -.107 .111 .035 1 -.346* .240 .493** .311 .420* -.245 -.172 .099 -.155 -.139 -.172 .346* .172 .230 -.232 -.139 .269 Sig. (2-tailed) .547 .532 .846 .045 .171 .003 .074 .013 .162 .332 .576 .388 .434 .332 .045 .332 .190 .187 .434 .124 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.25
Pearson Correlation .471** .061 -.035 -.346* 1 .323 -.074 .106 -.134 .106 .172 .041 .155 .000 .033 -.183 -.033 -.035 -.111 -.018 .184 Sig. (2-tailed) .005 .734 .846 .045 .062 .678 .550 .449 .550 .332 .816 .388 1.000 .854 .301 .854 .846 .532 .917 .298 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.26
Pearson Correlation .387* .130 -.159 .240 .323 1 .021 .289 .203 .169 .310 .271 .192 .239 .070 .240 .049 .347* -.165 -.311 .451** Sig. (2-tailed) .024 .462 .370 .171 .062 .905 .098 .251 .339 .074 .120 .285 .173 .692 .171 .782 .044 .351 .074 .007 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.27
Pearson Correlation .055 -.159 .133 .493** -.074 .021 1 .126 .212 -.112 -.007 .021 -.046 -.296 -.363* .214 .126 -.034 -.013 .004 .182 Sig. (2-tailed) .758 .368 .454 .003 .678 .905 .479 .230 .529 .969 .905 .798 .089 .035 .225 .479 .847 .942 .982 .304 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.28
Pearson Correlation .127 .334 -.108 .311 .106 .289 .126 1 .228 -.062 -.056 .049 -.266 .000 .062 .172 -.062 .059 -.249 -.102 .359* Sig. (2-tailed) .473 .053 .544 .074 .550 .098 .479 .194 .725 .755 .782 .134 1.000 .725 .332 .725 .741 .156 .565 .037 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.29
Pearson Correlation .205 -.048 -.186 .420* -.134 .203 .212 .228 1 .228 .014 .571** -.005 .303 .136 .562** .107 .327 -.048 -.077 .592** Sig. (2-tailed) .244 .786 .292 .013 .449 .251 .230 .194 .194 .936 .000 .977 .082 .445 .001 .547 .059 .786 .667 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.30
Pearson Correlation .282 -.103 -.274 -.245 .106 .169 -.112 -.062 .228 1 .299 .528** .241 .236 -.292 .172 -.181 .391* .043 .165 .329 Sig. (2-tailed) .106 .563 .117 .162 .550 .339 .529 .725 .194 .086 .001 .177 .180 .094 .332 .307 .022 .810 .351 .057 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.31
Pearson Correlation .336 -.043 -.225 -.172 .172 .310 -.007 -.056 .014 .299 1 .310 .463** .118 .056 .106 -.292 .108 -.043 -.165 .263 Sig. (2-tailed) .052 .810 .201 .332 .332 .074 .969 .755 .936 .086 .074 .007 .507 .755 .550 .094 .544 .810 .351 .133 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.32
Pearson Correlation .231 -.017 -.496** .099 .041 .271 .021 .049 .571** .528** .310 1 .192 .239 .070 .522** .049 .347* -.165 -.040 .471** Sig. (2-tailed) .190 .922 .003 .576 .816 .120 .905 .782 .000 .001 .074 .285 .173 .692 .002 .782 .044 .351 .823 .005
239
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34 No.33
Pearson Correlation .293 -.219 -.179 -.155 .155 .192 -.046 -.266 -.005 .241 .463** .192 1 .097 -.046 -.155 -.123 .102 -.013 -.069 .113 Sig. (2-tailed) .098 .220 .320 .388 .388 .285 .798 .134 .977 .177 .007 .285 .590 .798 .388 .494 .572 .945 .703 .533 N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
No.34
Pearson Correlation .309 .218 -.249 -.139 .000 .239 -.296 .000 .303 .236 .118 .239 .097 1 .354* .416* .118 .415* .218 .067 .522** Sig. (2-tailed) .076 .215 .155 .434 1.000 .173 .089 1.000 .082 .180 .507 .173 .590 .040 .014 .507 .015 .215 .708 .002 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.35
Pearson Correlation .182 .103 -.225 -.172 .033 .070 -.363* .062 .136 -.292 .056 .070 -.046 .354* 1 .106 .062 -.059 .249 -.165 .224 Sig. (2-tailed) .303 .563 .201 .332 .854 .692 .035 .725 .445 .094 .755 .692 .798 .040 .550 .725 .741 .156 .351 .204 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.36
Pearson Correlation .257 .111 -.161 .346* -.183 .240 .214 .172 .562** .172 .106 .522** -.155 .416* .106 1 .311 .230 -.232 .018 .676** Sig. (2-tailed) .143 .532 .362 .045 .301 .171 .225 .332 .001 .332 .550 .002 .388 .014 .550 .074 .190 .187 .917 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.37
Pearson Correlation -.027 .334 .059 .172 -.033 .049 .126 -.062 .107 -.181 -.292 .049 -.123 .118 .062 .311 1 -.108 -.249 .165 .122 Sig. (2-tailed) .878 .053 .741 .332 .854 .782 .479 .725 .547 .307 .094 .782 .494 .507 .725 .074 .544 .156 .351 .492 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.38
Pearson Correlation .461** -.006 -.172 .230 -.035 .347* -.034 .059 .327 .391* .108 .347* .102 .415* -.059 .230 -.108 1 -.006 .127 .470** Sig. (2-tailed) .006 .973 .330 .190 .846 .044 .847 .741 .059 .022 .544 .044 .572 .015 .741 .190 .544 .973 .473 .005 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.39
Pearson Correlation -.045 -.259 -.006 -.232 -.111 -.165 -.013 -.249 -.048 .043 -.043 -.165 -.013 .218 .249 -.232 -.249 -.006 1 .189 -.043 Sig. (2-tailed) .801 .139 .973 .187 .532 .351 .942 .156 .786 .810 .810 .351 .945 .215 .156 .187 .156 .973 .284 .809 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
No.40
Pearson Correlation .072 .024 .127 -.139 -.018 -.311 .004 -.102 -.077 .165 -.165 -.040 -.069 .067 -.165 .018 .165 .127 .189 1 .080 Sig. (2-tailed) .686 .892 .473 .434 .917 .074 .982 .565 .667 .351 .351 .823 .703 .708 .351 .917 .351 .473 .284 .652 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
Total Pearson Correlation .725** .262 -.156 .269 .184 .451** .182 .359* .592** .329 .263 .471** .113 .522** .224 .676** .122 .470** -.043 .080 1 Sig. (2-tailed) .000 .135 .377 .124 .298 .007 .304 .037 .000 .057 .133 .005 .533 .002 .204 .000 .492 .005 .809 .652
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34
240
Lampiran 21.
REKAPITULASI UJI VALIDITAS SOAL TES UJI COBA rtabel = 0.339; taraf signifikansi 0.05; n= 34
Nomor Item Pearson Correlations (r11)
r tabel Validitas
Nomor Item Pearson Correlations (r11)
r tabel Validitas
1 .a 0.339 Tidak Valid 21 0,725 0.339 Valid 2 0,373 0.339 Valid 22 0,262 0.339 Tidak Valid 3 0,360 0.339 Valid 23 -0,156 0.339 Tidak Valid 4 0,288 0.339 Tidak Valid 24 0,269 0.339 Tidak Valid 5 0,575 0.339 Valid 25 0,184 0.339 Tidak Valid 6 0,622 0.339 Valid 26 0,451 0.339 Valid 7 0,388 0.339 Valid 27 0,182 0.339 Tidak Valid 8 0,223 0.339 Tidak Valid 28 0,359 0.339 Valid 9 0,614 0.339 Valid 29 0,592 0.339 Valid 10 0,330 0.339 Tidak Valid 30 0,329 0.339 Tidak Valid 11 0,420 0.339 Valid 31 0,263 0.339 Tidak Valid 12 0,559 0.339 Valid 32 0,471 0.339 Valid 13 0,578 0.339 Valid 33 0,113 0.339 Tidak Valid 14 0,164 0.339 Tidak Valid 34 0,522 0.339 Valid 15 0,049 0.339 Tidak Valid 35 0,224 0.339 Tidak Valid 16 0,380 0.339 Valid 36 0,676 0.339 Valid 17 0,323 0.339 Tidak Valid 37 0,122 0.339 Tidak Valid 18 0,422 0.339 Valid 38 0,470 0.339 Valid 19 0,546 0.339 Valid 39 -0,043 0.339 Tidak Valid 20 0,332 0.339 Tidak Valid 40 0,080 0.339 Tidak Valid
Keterangan: baris biru menandakan soal tersebut sudah valid, yaitu sejumlah 20 soal.
241
Lampiran 22.
PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL TES MENGGUNAKAN RUMUS KR-21
Diketahui:
k= 40; M= 16,7; V1= 73,34
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
k = banyak butir soal
m = skor rata-rata
= varians total
Nilai reliabilitas per item dilihat dari perbandingan antara rhitung dengan
rtabel. Jika rhitung > rtabel, maka item tersebut dikatakan reliabel. Dari hasil
penghitungan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-21) diperoleh data
perbandingan rhitung sebesar 0,893 lebih besar dari rtabel sebesar 0,339. Dengan
242
demikian dari hasil rhitung dibanding rtabel diperoleh rhitung > rtabel, maka semua butir
soal dinyatakan sudah reliabel.
243
Lampiran 23. Pembagian Kelompok Atas dan Bawah
Soal 1 – 20
No. Nama Siswa Nomor Soal Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1. Moh. Nafis Adnan 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 Bawah 2. Fadli Arrobbani Affan 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 Atas 3. Moh. Husen Mubarok 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 Bawah 4. M. Miftakhurrokhmat 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 Bawah 5. Mohammad Rizal Andre 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 Bawah 6. Probo Larasanding 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 Bawah 7. Wawan Dermawan 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 Bawah 8. Wiwin Anjani 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 Atas 9. Alya Fathinnanisa Haq 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 Atas 10. Asih Kinanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Atas 11. Ayu Anggraeni Alan Putri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 Atas 12. Desy Fitriyani 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 Atas 13. Fika Khoirunisa 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 Atas 14. Ghulaman Zakiyyan R.S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 Atas 15. Indes Azriani Faiza 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 Bawah 16. Indy Kusuma Dewi 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 Atas 17. Moh. Mulkillahi 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Bawah 18. Muhammad Abdurrahman 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 Bawah 19. Moh. Agung Pangestu 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 Atas 20. Muhammad Choerul Umam 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 Bawah 21. Moh. Fahrur Rozi 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 Bawah 22. Muhamad Niam Auladi 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 Atas
244
No. Nama Siswa Nomor Soal Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 23. Putri Apriliana Marsin 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 Bawah 24. Putri Aprilia Nurwahid 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 Atas 25. Rossa Ghina Fitri 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 Bawah 26. Rosalia Ayuning Purnama 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 Atas 27. Solichatun Nisa 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 Atas 28. Viki Fahreza 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 Bawah 29. Yusuf Hidayatulloh 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 Bawah 30. Ardi Kusuma Bahari 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 Atas 31. Yusuf Rino Mawardi 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 Atas 32. Intan Kurniasih 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 Atas 33. Putri Kartika Sari 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 Bawah 34. Sandi Rozzaq Pangestu 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 Bawah
Total 34 28 28 25 22 10 11 30 8 30 14 2 15 5 14 23 27 23 24 12
Soal 21 – 40
No. Nama Siswa Nomor Soal Skor Total 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1. Moh. Nafis Adnan 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 19 2. Fadli Arrobbani Affan 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 20 3. Moh. Husen Mubarok 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 4. M. Miftakhurrokhmat 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 17 5. Mohammad Rizal Andre 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 19 6. Probo Larasanding 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 19 7. Wawan Dermawan 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 15 8. Wiwin Anjani 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 22 9. Alya Fathinnanisa Haq 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 23
245
No. Nama Siswa Nomor Soal Skor Total 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 10. Asih Kinanti 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 34 11. Ayu Anggraeni Alan Putri 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 30 12. Desy Fitriyani 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 21 13. Fika Khoirunisa 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 25 14. Ghulaman Zakiyyan R.S 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 32 15. Indes Azriani Faiza 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 15 16. Indy Kusuma Dewi 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 20 17. Moh. Mulkillahi 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12 18. Muhammad Abdurrahman 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 19 19. Moh. Agung Pangestu 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 25 20. Muhammad Choerul Umam 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 17 21. Moh. Fahrur Rozi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 10 22. Muhamad Niam Auladi 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 21 23. Putri Apriliana Marsin 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 15 24. Putri Aprilia Nurwahid 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 21 25. Rossa Ghina Fitri 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 26. Rosalia Ayuning Purnama 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 22 27. Solichatun Nisa 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 21 28. Viki Fahreza 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 16 29. Yusuf Hidayatulloh 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 14 30. Ardi Kusuma Bahari 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 27 31. Yusuf Rino Mawardi 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 26 32. Intan Kurniasih 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 23 33. Putri Kartika Sari 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 16 34. Sandi Rozzaq Pangestu 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 12
Total 6 7 5 26 8 20 15 18 21 18 16 20 5 17 16 26 18 5 7 9 668
235
Lampiran 24.
TABEL TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA SOAL TES UJI COBA
(1) Tabel Tingkat Kesukaran Soal Tes Uji Coba No. Soal B Js P Kriteria
1. 34 34 1 Mudah 2. 28 34 0,82 Mudah 3. 28 34 0,82 Mudah 4. 25 34 0,74 Mudah 5. 22 34 0,65 Sedang 6. 10 34 0,29 Sulit 7. 11 34 0,32 Sedang 8. 30 34 0,88 Mudah 9. 8 34 0,24 Sulit 10. 30 34 0,88 Mudah 11. 14 34 0,41 Sedang 12. 2 34 0,06 Sulit 13. 15 34 0,44 Sedang 14. 5 34 0,15 Sulit 15. 14 34 0,41 Sedang 16. 23 34 0,68 Sedang 17. 27 34 0,79 Mudah 18. 23 34 0,68 Sedang 19. 24 34 0,71 Mudah 20. 12 34 0,35 Sedang 21. 6 34 0,18 Sulit 22. 7 34 0,21 Sulit 23. 5 34 0,15 Sulit 24. 26 34 0,76 Mudah 25. 8 34 0,24 Sulit 26. 20 34 0,59 Sedang
27. 15 34 0,44 Sedang
28. 18 34 0,53 Sedang 29. 21 34 0,62 Sedang 30. 18 34 0,53 Sedang 31. 16 34 0,47 Sedang
236
No. Soal B Js P Kriteria 32. 20 34 0,59 Sedang 33. 5 34 0,15 Sulit 34. 17 34 0,5 Sedang 35. 16 34 0,47 Sedang 36. 26 34 0,76 Mudah 37. 18 34 0,53 Sedang 38. 5 34 0,15 Sulit 39. 7 34 0,21 Sulit 40. 9 34 0,26 Sulit
Ket : baris warna biru menandakan soal tersebut adalah soal yang
sudah valid dan reliabel.
(2) Tabel Daya Beda Soal Tes Uji Coba No. Soal
BA JA BB JB PA PB D Kriteria
1. 17 17 17 17 1 1 0 Jelek 2. 17 17 11 17 1 0,647 0,35 Cukup 3. 17 17 11 17 1 0,647 0,35 Cukup 4. 15 17 10 17 0,882 0,588 0,29 Cukup 5. 16 17 6 17 0,941 0,353 0,59 Baik 6. 9 17 1 17 0,529 0,059 0,47 Baik 7. 8 17 3 17 0,471 0,176 0,29 Cukup 8. 16 17 14 17 0,941 0,824 0,12 Jelek 9. 7 17 1 17 0,412 0,059 0,35 Cukup 10. 17 17 13 17 1 0,765 0,24 Cukup 11. 10 17 4 17 0,588 0,235 0,35 Cukup 12. 2 17 0 17 0,118 0 0,12 Jelek 13. 12 17 3 17 0,706 0,176 0,53 Baik 14. 3 17 2 17 0,176 0,118 0,06 Jelek 15. 7 17 7 17 0,412 0,412 0 Jelek 16. 14 17 9 17 0,824 0,529 0,29 Cukup 17. 15 17 12 17 0,882 0,706 0,18 Jelek 18. 14 17 9 17 0,824 0,529 0,29 Cukup 19. 15 17 9 17 0,882 0,529 0,35 Cukup 20. 6 17 6 17 0,353 0,353 0 Jelek 21. 6 17 0 17 0,353 0 0,35 Cukup
No. BA JA BB JB PA PB D Kriteria
237
Soal 22. 6 17 1 17 0,353 0,059 0,29 Cukup 23. 3 17 2 17 0,176 0,118 0,06 Jelek 24. 15 17 11 17 0,882 0,647 0,24 Cukup 25. 5 17 3 17 0,294 0,176 0,12 Jelek 26. 13 17 7 17 0,765 0,412 0,35 Cukup 27. 8 17 7 17 0,471 0,412 0,06 Jelek 28. 13 17 5 17 0,765 0,294 0,47 Baik 29. 15 17 6 17 0,882 0,353 0,53 Baik 30. 11 17 7 17 0,647 0,412 0,24 Cukup 31. 8 17 8 17 0,471 0,471 0 Jelek 32. 12 17 8 17 0,706 0,471 0,24 Cukup 33. 3 17 2 17 0,176 0,118 0,06 Jelek 34. 12 17 5 17 0,706 0,294 0,41 Baik 35. 8 17 8 17 0,471 0,471 0 Jelek 36. 17 17 9 17 1 0,529 0,47 Baik 37. 10 17 8 17 0,588 0,471 0,12 Jelek 38. 4 17 1 17 0,235 0,059 0,18 Jelek 39. 2 17 5 17 0,118 0,294 -0,2 Tidak Baik 40. 5 17 4 17 0,294 0,235 0,06 Jelek
Ket : Soal dengan kriteria “jelek” dan “tidak baik” tidak digunakan
238
Lampiran 25.
KESIMPULAN HASIL TES UJI COBA
No. Soal Validitas ReliabilitasTingkat
Kesukaran Daya Beda Keputusan
1. Tidak Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan 2. Valid Reliabel Mudah Cukup Digunakan 3. Valid Reliabel Mudah Cukup Digunakan 4. Tidak Valid Reliabel Mudah Cukup Tidak Digunakan 5. Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 6. Valid Reliabel Sulit Baik Digunakan 7. Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 8. Tidak Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan 9. Valid Reliabel Sulit Cukup Digunakan 10. Tidak Valid Reliabel Mudah Cukup Tidak Digunakan 11. Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 12. Valid Reliabel Sulit Jelek Tidak Digunakan 13. Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 14. Tidak Valid Reliabel Sulit Jelek Tidak Digunakan 15. Tidak Valid Reliabel Sedang Jelek Tidak Digunakan 16. Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 17. Tidak Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan 18. Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 19. Valid Reliabel Mudah Cukup Digunakan 20. Tidak Valid Reliabel Sedang Jelek Tidak Digunakan 21. Valid Reliabel Sulit Cukup Digunakan 22. Tidak Valid Reliabel Sulit Cukup Tidak Digunakan 23. Tidak Valid Reliabel Sulit Jelek Tidak Digunakan 24. Tidak Valid Reliabel Mudah Cukup Tidak Digunakan 25. Tidak Valid Reliabel Sulit Jelek Tidak Digunakan 26. Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 27. Tidak Valid Reliabel Sedang Jelek Tidak Digunakan 28. Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 29. Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 30. Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Tidak Digunakan 31. Tidak Valid Reliabel Sedang Jelek Tidak Digunakan 32. Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 33. Tidak Valid Reliabel Sulit Jelek Tidak Digunakan
239
No. Soal Validitas ReliabilitasTingkat
Kesukaran Daya Beda Keputusan
34. Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 35. Tidak Valid Reliabel Sedang Jelek Tidak Digunakan 36. Valid Reliabel Mudah Baik Digunakan 37. Tidak Valid Reliabel Sedang Jelek Tidak Digunakan 38. Valid Reliabel Sulit Jelek Tidak Digunakan 39. Tidak Valid Reliabel Sulit Tidak Baik Tidak Digunakan 40. Tidak Valid Reliabel Sulit Jelek Tidak Digunakan
Ket : baris biru menandakan soal tersebut telah memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian, sehingga dapat digunakan. Soal yang dapat digunakan adalah 18 butir.
240
Lampiran 26.
LEMBAR VALIDASI PENILAI AHLI
Nama Penilai : Dra.Noening Andrijati, M.Pd
Pekerjaan : Dosen Pembimbing I
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-
butir angket motivasi siswa dalam belajar matematika, berilah tanda cek () pada
kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka beri tanda
cek () pada kolom Ya. Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka
beri tanda cek () pada kolom Tidak.
Kriteria telaah:
A. Butir pernyataan sesuai dengan indikator.
B. Hanya ada satu jawaban yang paling tepat.
C. Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.
D. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
E. Pernyataan dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang komunikatif.
F. Pernyataan tidak menggunakan bahasa yang berlaku di daerah setempat.
No. Butir Soal
A B C D E F Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. √ √ √ √ √ √ 2. √ √ √ √ √ √ 3. √ √ √ √ √ √ 4. √ √ √ √ √ √ 5. √ √ √ √ √ √ 6. √ √ √ √ √ √ 7. √ √ √ √ √ √ 8. √ √ √ √ √ √ 9. √ √ √ √ √ √
241
No. Butir Soal
A B C D E F Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
10. √ √ √ √ √ √ 11. √ √ √ √ √ √ 12. √ √ √ √ √ √ 13. √ √ √ √ √ √ 14. √ √ √ √ √ √ 15. √ √ √ √ √ √ 16. √ √ √ √ √ √ 17. √ √ √ √ √ √ 18. √ √ √ √ √ √ 19. √ √ √ √ √ √ 20. √ √ √ √ √ √ 21. √ √ √ √ √ √ 22. √ √ √ √ √ √ 23. √ √ √ √ √ √ 24. √ √ √ √ √ √ 25. √ √ √ √ √ √ 26. √ √ √ √ √ √ 27. √ √ √ √ √ √ 28. √ √ √ √ √ √ 29. √ √ √ √ √ √ 30. √ √ √ √ √ √ 31. √ √ √ √ √ √ 32. √ √ √ √ √ √ 33. √ √ √ √ √ √ 34. √ √ √ √ √ √ 35. √ √ √ √ √ √ 36. √ √ √ √ √ √ 37. √ √ √ √ √ √ 38. √ √ √ √ √ √ 39. √ √ √ √ √ √ 40. √ √ √ √ √ √ Catatan : Soal sudah layak untuk diujicobakan
Tegal, April 2013 Penilai Dra.Noening Andrijati, M.Pd. NIP. 19680610 199303 2 002
242
Lampiran 27. LEMBAR VALIDASI PENILAI AHLI
Nama Penilai : Drs. Sigit Yulianto
Pekerjaan : Dosen Pembimbing II
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-
butir angket motivasi siswa dalam belajar matematika, berilah tanda cek () pada
kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka beri tanda
cek () pada kolom Ya. Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka
beri tanda cek () pada kolom Tidak.
Kriteria telaah:
A. Butir pernyataan sesuai dengan indikator.
B. Hanya ada satu jawaban yang paling tepat.
C. Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.
D. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
E. Pernyataan dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang komunikatif.
F. Pernyataan tidak menggunakan bahasa yang berlaku di daerah setempat.
No. Butir Soal
A B C D E F Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. √ √ √ √ √ √ 2. √ √ √ √ √ √ 3. √ √ √ √ √ √ 4. √ √ √ √ √ √ 5. √ √ √ √ √ √ 6. √ √ √ √ √ √ 7. √ √ √ √ √ √ 8. √ √ √ √ √ √ 9. √ √ √ √ √ √
243
No. Butir Soal
A B C D E F Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
10. √ √ √ √ √ √ 11. √ √ √ √ √ √ 12. √ √ √ √ √ √ 13. √ √ √ √ √ √ 14. √ √ √ √ √ √ 15. √ √ √ √ √ √ 16. √ √ √ √ √ √ 17. √ √ √ √ √ √ 18. √ √ √ √ √ √ 19. √ √ √ √ √ √ 20. √ √ √ √ √ √ 21. √ √ √ √ √ √ 22. √ √ √ √ √ √ 23. √ √ √ √ √ √ 24. √ √ √ √ √ √ 25. √ √ √ √ √ √ 26. √ √ √ √ √ √ 27. √ √ √ √ √ √ 28. √ √ √ √ √ √ 29. √ √ √ √ √ √ 30. √ √ √ √ √ √ 31. √ √ √ √ √ √ 32. √ √ √ √ √ √ 33. √ √ √ √ √ √ 34. √ √ √ √ √ √ 35. √ √ √ √ √ √ 36. √ √ √ √ √ √ 37. √ √ √ √ √ √ 38. √ √ √ √ √ √ 39. √ √ √ √ √ √ 40. √ √ √ √ √ √ Catatan : Soal sudah layak untuk diujicobakan
Tegal, April 2013 Penilai Drs. Sigit Yulianto NIP. 19630721 198803 1 001
244
Lampiran 28.
KISI – KISI UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
Nama Sekolah : SDN Debong Tengah 2 Kota Tegal Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2 Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Materi Pokok : Pecahan dalam perbandingan dan skala
Variabel Sub Variabel
Indikator Soal
No.Butir Soal Jumlah butir soal
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Motivasi Belajar Kebutuhan
a. Kemampuan untuk mandiri 1 21
10
b. Percaya diri dalam menyelesaikan tugas 2 22 c. Pemanfaatan waktu luang 23 3 d. Perhatian terhadap materi pelajaran 4 24 e. Kesungguhan dan Kehadiran dalam mengikuti pelajaran 5 , 25
Dorongan
a. Semangat mencapai prestasi unggul 6 , 26 b. Penerimaan terhadap tantangan yang ada 7 , 27
c. Kepuasan dalam diri 8 , 28 d. Persaingan dalam lingkungan belajar 9 , 29 e. Keyakinan terhadap perjuangan diri 10 , 30 f. Belajar setiap hari/malam 11 31 g. Pelajaran Matematika materi Pecahan dalam Perbandingan dan Skala 12 32
245
Variabel Sub Variabel Indikator Soal
No.Butir Soal Jumlah butir soal
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Motivasi Belajar Dorongan
h. Penghargaan dalam belajar 13 , 33 18 i. Belajar bersama kelompok/tim 14 , 34
Tujuan a. Penentuan target keberhasilan 15, 16 35, 36
12 b. Pencapaian prestasi unggul 17, 18 37, 38 c. Ketepatan waktu penyelesaian tugas 19, 20 39, 40
J u m l a h 28 12 40
Jumlah butir yang dibutuhkan = 20 butir. Jumlah soal yang dibuat = 20 x 2 = 40 butir.
Pedoman Penskoran Angket : Skor Jawaban SL SR KD JR TP
Pernyataan Positif 5 4 3 2 1 Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5
Perhitungan Skor Maksimal :
Pernyataan Positif (+) = jumlah item soal x skor maksimal item soal = 28 x 5 = 140
Pernyataan Negatif (–) = jumlah item soal x skor maksimal item soal = 12 x 5 = 60 +
Skor Maksimal Perolehan Siswa = 200
246
Lampiran 29.
KISI – KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
Nama Sekolah : SDN Debong Tengah ... Kota Tegal Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2 Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Materi Pokok : Pecahan dalam perbandingan dan skala
Variabel Sub Variabel Indikator Soal
No.Butir Soal Jumlah butir soal
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Motivasi Belajar A. Kebutuhan
1. Kemampuan untuk mandiri 1 17
7
2. Percaya diri dalam menyelesaikan tugas 2 3. Pemanfaatan waktu luang 18 4. Perhatian terhadap materi pelajaran 3 5. Kesungguhan dan Kehadiran dalam mengikuti pelajaran 4 , 19
B. Dorongan
1. Semangat mencapai prestasi unggul 20 2. Penerimaan terhadap tantangan yang ada 5 , 21
3. Kepuasan dalam diri 22 4. Persaingan dalam lingkungan belajar 6 5. Keyakinan terhadap perjuangan diri 7 6. Belajar setiap hari/malam 8 23 7. Pelajaran Matematika materi Pecahan dalam Perbandingan dan Skala 9
247
Variabel Sub Variabel Indikator Soal
No.Butir Soal Jumlah butir soal
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Motivasi Belajar B. Dorongan 8. Penghargaan dalam belajar 10 , 24
13 9. Belajar bersama kelompok/tim 11 , 25
C. Tujuan 1. Penentuan target keberhasilan 12 , 13 26
7 2. Pencapaian prestasi unggul 14 , 15 3. Ketepatan waktu penyelesaian tugas 16 27
J u m l a h 21 6 27
Pedoman Penskoran Angket : Skor Jawaban SL SR KD JR TP
Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5
Perhitungan Skor Maksimal :
Pernyataan Positif (+) = jumlah item soal x skor maksimal item soal = 23 x 5 = 115
Pernyataan Negatif (–) = jumlah item soal x skor maksimal item soal = 4 x 5 = 20 +
Skor Maksimal Perolehan Siswa = 135
Skor Motivasi Siswa (SMS) = x 100
248
UJI COBA INSTRUMEN
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Pecahan dalam Perbandingan dan Skala Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 60 menit
Lampiran 30.
Petunjuk :
1. Tulislah identitas diri pada kolom yang disediakan.
2. Melalui angket ini kamu diminta memberikan pendapat mengenai
pembelajaran Matematika yang telah kamu ikuti selama ini.
3. Angket ini hanya untuk mengambil data, sehingga tidak akan
mempengaruhi nilai siswa.
4. Berilah tanda silang ( X ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu.
5. Jawablah dengan jujur dan sebenar-benarnya. Perlu diingat tidak ada
jawaban yang salah karena ini adalah pendapat, dan setiap orang bebas
berpendapat.
6. Keterangan kolom :
− SL (Selalu), berarti melakukan aktivitas 6 hari dalam seminggu.
− SR (Sering), berarti melakukan aktivitas 4-5 hari dalam seminggu.
− KD (Kadang-kadang), berarti melakukan aktivitas 2-3 hari dalam
seminggu.
− JR (Jarang), berarti melakukan aktivitas 1 hari dalam seminggu.
− TP (Tidak Pernah), berarti tidak melakukan aktivitas apapun dalam
seminggu.
NAMA : . . . . . . . . . . . . . . . . .
NO.ABSEN : . . . . . . . . . . . . . . . . .
249
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA :
No. Pernyataan tanda silang ( X ) SL SR KD JR TP
1. Saya dapat menyelesaikan tugas-tugas Matematika disekolah dengan kemampuan sendiri.
2. Saya percaya diri saat menyelesaikan tugas Matematika yang diberikan oleh guru.
3. Jika ada waktu luang, saya lebih baik bermain dari pada mempelajari materi Matematika.
4. Saya memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, dengan sungguh-sungguh.
5. Saya belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh agar mendapat nilai tinggi dalam pelajaran Matematika.
6. Saya kecewa jika memperoleh nilai rendah pada mata pelajaran Matematika.
7. Jika ada soal matematika yang sulit, saya tidak akan menyerah dan terus berusaha menyelesaikannya.
8. Saya puas bila telah mengerjakan tugas Matematika dengan usaha yang semaksimal mungkin.
9. Saya rajin berlatih mengerjakan soal-soal matematika, agar dapat bersaing dengan teman-teman.
10. Saya menggunakan cara tersendiri dalam menyelesaikan soal matematika dan tidak bergantung pada cara yang diajarkan oleh guru.
11. Demi mencapai hasil belajar yang saya harapkan, saya belajar Matematika setiap malam, sekalipun tidak ada PR untuk esok hari.
12. Saya tertarik dengan pembelajaran Matematika materi: Pecahan dalam Perbandingan dan Skala.
13. Saya berharap agar guru memberi hadiah bagi siswa yang aktif dalam pembelajaran Matematika.
14. Saya senang mengerjakan tugas matematika dengan kelompok belajar saya.
15. Saya ingin mendapatkan nilai Matematika yang setinggi-tingginya.
No. Pernyataan tanda silang ( X ) SL SR KD JR TP
16. Saya ingin menjadi bintang kelas, walaupun ada teman yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari saya.
250
17. Saya akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang belum saya pahami dalam pelajaran Matematika.
18. Saya berdiskusi dengan teman untuk meningkatkan daya pikir dalam menyelesaikan tugas pelajaran Matematika.
19. Saya menyelesaikan tugas tepat waktu.
20. Jika ada tugas Matematika dari guru, saya akan mengerjakan tugas terlebih dahulu dari pada bersantai dengan teman, meskipun tugas tersebut masih jauh dari batas waktu pengumpulannya.
21. Saya menyelesaikan tugas-tugas Matematika dengan bantuan teman ataupun orang lain.
22. Jika diberi tugas Matematika oleh guru, saya membandingkan hasil pekerjaan saya dengan hasil pekerjaan teman.
23. Saya memanfaatkan waktu luang saya untuk belajar.
24. Penjelasan yang disampaikan oleh guru membuat saya bingung dan bosan.
25. Saya rajin berangkat sekolah dan mengikuti pelajaran matematika.
26. Walaupun saya memperoleh nilai rendah pada mata pelajaran Matematika, tetapi saya tidak akan putus asa dan akan terus berusaha.
27. Saya mencari dan mengerjakan soal-soal latihan yang ada dibuku paket, walaupun guru tidak meminta untuk mengerjakannya.
28. Saya telah merasa mengerjakan tugas dengan baik, tetapi hasilnya masih belum memuaskan.
29. Walaupun saya akrab dengan teman saya, tetapi saya akan berusaha untuk bersaing memperoleh nilai terbaik saat ulangan matematika.
30. Pada saat ulangan matematika, saya lebih yakin dengan jawaban sendiri dari pada jawaban teman.
No. Pernyataan tanda silang ( X ) SL SR KD JR TP
31. Saya belajar Matematika jika ada PR/Tugas saja.
32. Saya lebih suka materi Matematika lainnya daripada materi Pecahan dalam Perbandingan dan Skala
33. Karena guru menyediakan hadiah menarik bagi siswa yang mendapat nilai tinggi, maka saya akan belajar dengan rajin untuk mendapatkannya.
34. Jika ada materi yang sulit, saya akan meminta bantuan
251
teman dalam kelompok untuk membantu.
35. Saya pasrah mendapat nilai berapapun.
36. Saya tidak berminat menjadi bintang kelas, karena banyak teman yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari saya.
37. Walaupun ada hal-hal yang belum saya pahami dalam pelajaran Matematika, tetapi saya tidak menanyakannya kepada guru.
38. Saya mengikuti kegiatan remidial karena mendapat nilai yang kurang bagus.
39. Bagi saya, yang terpenting adalah menyelesaikan tugas tepat waktu, tidak peduli bagaimana hasilnya.
40. Saya akan mengerjakan tugas/PR nanti jika sudah mendekati batas waktu pengumpulannya.
252
INSTRUMEN PENELITIAN
Sekolah : SD Negeri Debong Tengah ... Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Pecahan dalam Perbandingan dan Skala Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua) Waktu pengerjaan : 60 menit
Lampiran 31.
Petunjuk :
1. Tulislah identitas diri pada kolom yang disediakan.
2. Melalui angket ini kamu diminta memberikan pendapat mengenai
pembelajaran Matematika yang telah kamu ikuti selama ini.
3. Angket ini hanya untuk mengambil data, sehingga tidak akan
mempengaruhi nilai siswa.
4. Berilah tanda silang ( X ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu.
5. Jawablah dengan jujur dan sebenar-benarnya. Perlu diingat tidak ada
jawaban yang salah karena ini adalah pendapat, dan setiap orang bebas
berpendapat.
6. Keterangan kolom :
− SL (Selalu), berarti melakukan aktivitas 6 hari dalam seminggu.
− SR (Sering), berarti melakukan aktivitas 4-5 hari dalam seminggu.
− KD (Kadang-kadang), berarti melakukan aktivitas 2-3 hari dalam
seminggu.
− JR (Jarang), berarti melakukan aktivitas 1 hari dalam seminggu.
− TP (Tidak Pernah), berarti tidak melakukan aktivitas apapun dalam
seminggu.
NAMA : . . . . . . . . . . . . . . . . .
NO.ABSEN : . . . . . . . . . . . . . . . . .
253
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA :
No. Pernyataan tanda silang ( X ) SL SR KD JR TP
1. Saya dapat menyelesaikan tugas-tugas Matematika disekolah dengan kemampuan sendiri.
2. Saya percaya diri saat menyelesaikan tugas Matematika yang diberikan oleh guru.
3. Saya memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, dengan sungguh-sungguh.
4. Saya belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh agar mendapat nilai tinggi dalam pelajaran Matematika.
5. Jika ada soal matematika yang sulit, saya tidak akan menyerah dan terus berusaha menyelesaikannya.
6. Saya rajin berlatih mengerjakan soal-soal matematika, agar dapat bersaing dengan teman-teman.
7. Saya menggunakan cara tersendiri dalam menyelesaikan soal matematika dan tidak bergantung pada cara yang diajarkan oleh guru.
8. Demi mencapai hasil belajar yang saya harapkan, saya belajar Matematika setiap malam, sekalipun tidak ada PR untuk esok hari.
9. Saya tertarik dengan pembelajaran Matematika materi: Pecahan dalam Perbandingan dan Skala.
10. Saya berharap agar guru memberi hadiah bagi siswa yang aktif dalam pembelajaran Matematika.
11. Saya senang mengerjakan tugas matematika dengan kelompok belajar saya.
12. Saya ingin mendapatkan nilai Matematika yang setinggi-tingginya.
13. Saya ingin menjadi bintang kelas, walaupun ada teman yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari saya.
14. Saya akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang belum saya pahami dalam pelajaran Matematika.
15. Saya berdiskusi dengan teman untuk meningkatkan daya pikir dalam menyelesaikan tugas pelajaran Matematika.
No. Pernyataan tanda silang ( X )
SL SR KD JR TP
16. Jika ada tugas Matematika dari guru, saya akan mengerjakan tugas terlebih dahulu dari pada bersantai dengan teman, meskipun tugas tersebut masih jauh dari
254
batas waktu pengumpulannya.
17. Saya menyelesaikan tugas-tugas Matematika dengan bantuan teman ataupun orang lain.
18. Saya memanfaatkan waktu luang saya untuk belajar.
19. Saya rajin berangkat sekolah dan mengikuti pelajaran matematika.
20. Walaupun saya memperoleh nilai rendah pada mata pelajaran Matematika, tetapi saya tidak akan putus asa dan akan terus berusaha.
21. Saya mencari dan mengerjakan soal-soal latihan yang ada dibuku paket, walaupun guru tidak meminta untuk mengerjakannya.
22. Saya telah merasa mengerjakan tugas dengan baik, tetapi hasilnya masih belum memuaskan.
23. Saya belajar Matematika jika ada PR/Tugas saja.
24. Karena guru menyediakan hadiah menarik bagi siswa yang mendapat nilai tinggi, maka saya akan belajar dengan rajin untuk mendapatkannya.
25. Jika ada materi yang sulit, saya akan meminta bantuan teman dalam kelompok untuk membantu.
26. Saya tidak berminat menjadi bintang kelas, karena banyak teman yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari saya.
27. Saya akan mengerjakan tugas/PR nanti jika sudah mendekati batas waktu pengumpulannya.
255
Lampiran 32.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 2
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal Telp.(0283) 342169
Daftar Skor Ujicoba Angket Motivasi Belajar Siswa di Kelas Ujicoba SDN Debong Tengah 2 Kota Tegal
Pembelajaran Matematika Materi Pokok Pecahan dalam Perbandingan dan Skala
No. Nama Siswa Skor
No. Nama Siswa Nilai 1. Moh. Nafis Adnan 60,5 19. Moh. Agung Pangestu 70,5
2. Fadli Arrobbani Affan 57 20. Muhammad Choerul Umam 72,5
3. Moh. Husen Mubarok 79 21. Moh. Fahrur Rozi 75,5 4. M. Miftakhurrokhmat 72 22. Muhamad Niam Auladi 81,5 5. Mohammad Rizal Andre 73 23. Putri Apriliana Marsin 71 6. Probo Larasanding 66,5 24. Putri Aprilia Nurwahid 81 7. Wawan Dermawan 71 25. Rossa Ghina Fitri 76
8. Wiwin Anjani 62 26. Rosalia Ayuning Purnama 72
9. Alya Fathinnanisa Haq 79,5 27. Solichatun Nisa 69 10. Asih Kinanti 83 28. Viki Fahreza 70 11. Ayu Anggraeni Alan Putri 71,5 29. Yusuf Hidayatulloh 59 12. Desy Fitriyani 80 30. Ardi Kusuma Bahari 63,5 13. Fika Khoirunisa 72 31. Yusuf Rino Mawardi 74,5 14. Ghulaman Zakiyyan R.S 86 32. Intan Kurniasih 59,5 15. Indes Azriani Faiza 71,5 33. Putri Kartika Sari 80,5 16. Indy Kusuma Dewi 78,5 34. Sandi Rozzaq Pangestu 80 17. Moh. Mulkillahi 76 Jumlah 2450 18. Muhammad Abdurrahman 54,5 Rata-rata 72,04 Tegal, Juli 2013
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas V Gegar Wijayanto, S.Pd Jamilah, S.Pd NIP.19631111 198405 1 005 NIP. 19710222 200501 2 007
256
Lampiran 33. ANALISIS BUTIR ANGKET
Soal 1-20
No. Nama Siswa Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. Moh. Nafis Adnan 3 5 5 3 3 3 2 5 3 1 3 4 1 4 3 2 3 1 3 4 2. Fadli Arrobbani Affan 3 2 5 3 2 3 5 5 3 1 3 3 1 4 3 2 3 1 3 2 3. Moh. Husen Mubarok 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 3 4 4 5 4 4 4 2 5 4. M. Miftakhurrokhmat 2 5 4 5 5 3 5 5 5 3 5 5 2 4 3 4 2 4 5 5 5. Mohammad Rizal Andre 5 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 6. Probo Larasanding 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 1 3 2 2 3 7. Wawan Dermawan 3 5 1 5 5 2 4 5 3 3 3 4 5 4 4 1 4 3 5 2 8. Wiwin Anjani 3 2 2 2 5 5 3 5 4 2 3 2 1 4 5 4 4 4 3 3 9. Alya Fathinnanisa Haq 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 3 4 3 10. Asih Kinanti 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 11. Ayu Anggraeni Alan Putri 3 3 4 3 4 4 3 5 4 3 2 4 4 4 5 4 4 4 2 2 12. Desy Fitriyani 4 5 4 5 5 3 5 4 5 2 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 13. Fika Khoirunisa 3 3 3 3 4 5 3 5 4 3 3 4 3 4 5 5 4 3 4 4 14. Ghulaman Zakiyyan R.S 5 5 4 5 5 3 5 3 5 3 5 5 3 5 5 5 5 4 2 5 15. Indes Azriani Faiza 3 5 3 5 3 3 5 3 2 1 3 3 1 5 5 5 5 4 2 5 16. Indy Kusuma Dewi 5 5 2 5 5 3 5 5 4 1 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 17. Moh. Mulkillahi 5 5 5 3 5 5 5 5 3 4 5 2 5 3 5 5 3 3 4 4 18. Muhammad Abdurrahman 3 2 4 4 2 5 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 4 3 3 2 19. Moh. Agung Pangestu 3 3 4 3 4 2 2 4 2 2 3 4 2 4 3 4 5 5 3 5 20. Muhammad Choerul Umam 4 4 4 5 5 3 5 3 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 3 4 21. Moh. Fahrur Rozi 4 3 1 5 5 3 5 5 2 3 2 2 5 5 5 5 3 3 2 5 22. Muhamad Niam Auladi 3 5 4 5 5 4 4 5 5 2 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 23. Putri Apriliana Marsin 4 5 3 5 3 3 2 4 1 1 4 4 1 5 5 5 5 3 4 3
257
No. Nama Siswa Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
24. Putri Aprilia Nurwahid 5 5 1 3 5 5 3 5 5 1 5 4 4 5 5 5 5 3 5 4 25. Rossa Ghina Fitri 1 5 5 5 5 1 5 1 1 1 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 26. Rosalia Ayuning Purnama 5 3 4 5 3 3 3 5 2 1 4 3 1 4 5 5 5 4 2 5 27. Solichatun Nisa 5 3 4 3 3 3 3 1 3 1 3 5 5 3 5 5 5 3 3 4 28. Viki Fahreza 4 5 4 5 5 3 5 3 4 2 2 4 3 4 5 4 5 4 4 4 29. Yusuf Hidayatulloh 3 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 4 2 4 3 2 5 3 3 2 30. Ardi Kusuma Bahari 3 4 3 5 5 4 3 5 3 3 2 3 3 4 2 4 1 4 3 3 31. Yusuf Rino Mawardi 4 2 2 2 2 4 5 5 2 2 5 5 5 2 5 5 5 5 2 2 32. Intan Kurniasih 3 5 2 2 5 5 3 5 4 2 3 2 1 4 5 4 4 4 3 3 33. Putri Kartika Sari 5 5 4 5 5 3 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 34. Sandi Rozzaq Pangestu 4 3 5 5 4 5 5 5 5 3 5 4 5 3 5 5 5 5 5 3
Total 126 137 119 137 142 122 132 144 116 82 123 129 107 139 150 135 144 123 117 128
Soal 21 – 40
No. Nama Siswa Nomor Soal Skor Total 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1. Moh. Nafis Adnan 3 3 3 5 5 3 2 3 3 5 1 3 3 2 1 3 3 4 2 3 121 2. Fadli Arrobbani Affan 3 3 1 5 5 3 2 2 3 5 1 3 3 2 1 3 3 3 1 5 114 3. Moh. Husen Mubarok 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 3 5 2 1 3 3 1 1 1 5 158 4. M. Miftakhurrokhmat 3 1 4 4 3 5 5 4 5 4 3 2 5 4 2 2 1 1 3 2 144 5. Mohammad Rizal Andre 2 1 5 2 5 5 4 4 5 4 1 2 5 4 2 2 2 1 1 2 146 6. Probo Larasanding 3 2 4 4 5 3 5 4 4 3 4 4 3 2 5 5 2 3 4 5 133 7. Wawan Dermawan 4 3 2 5 5 4 2 3 5 4 1 3 5 3 5 3 4 3 2 5 142 8. Wiwin Anjani 2 2 3 4 2 5 2 4 4 4 2 3 2 4 2 2 4 2 3 2 124 9. Alya Fathinnanisa Haq 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 5 2 4 4 3 5 5 1 3 4 159 10. Asih Kinanti 4 4 4 4 5 4 3 2 5 4 5 4 3 4 3 5 4 4 4 4 166
258
No. Nama Siswa Nomor Soal Skor Total 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 11. Ayu Anggraeni Alan Putri 4 3 2 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 1 2 4 121 12. Desy Fitriyani 4 2 5 4 4 5 4 5 5 5 4 2 5 5 1 3 5 1 2 2 114 13. Fika Khoirunisa 3 3 3 3 5 5 3 3 4 5 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 158 14. Ghulaman Zakiyyan R.S 4 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 1 5 1 5 5 4 144 15. Indes Azriani Faiza 3 5 2 3 5 5 3 4 5 3 1 2 5 3 5 5 3 4 3 3 146 16. Indy Kusuma Dewi 5 3 3 5 5 4 3 3 5 4 3 2 5 4 3 3 3 1 3 3 133 17. Moh. Mulkillahi 3 2 3 3 4 5 3 5 5 5 3 5 3 3 2 3 3 2 3 3 142 18. Muhammad Abdurrahman 2 4 3 4 3 3 3 2 5 5 1 5 3 3 4 3 3 1 3 1 124 19. Moh. Agung Pangestu 4 3 5 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 3 1 2 2 3 3 4 159 20. Muhammad Choerul Umam 3 2 4 2 5 4 4 5 1 5 5 3 4 4 5 2 1 2 2 2 166 21. Moh. Fahrur Rozi 3 3 2 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 3 4 2 4 4 4 4 143 22. Muhamad Niam Auladi 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 3 3 5 4 1 4 3 1 1 5 160 23. Putri Apriliana Marsin 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 1 3 5 4 2 3 4 1 2 3 144 24. Putri Aprilia Nurwahid 5 5 3 1 5 5 5 4 5 5 3 3 3 5 5 5 5 1 3 3 172 25. Rossa Ghina Fitri 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 143 26. Rosalia Ayuning Purnama 3 5 3 5 5 5 3 4 5 3 1 2 5 3 5 5 3 2 3 2 157 27. Solichatun Nisa 3 5 3 5 5 5 4 3 5 5 1 2 5 3 1 2 5 1 2 3 152 28. Viki Fahreza 3 3 3 2 5 5 4 4 1 5 1 2 3 5 3 4 3 3 1 1 109 29. Yusuf Hidayatulloh 4 1 3 1 4 3 3 2 5 5 3 3 5 3 1 2 2 3 2 3 141 30. Ardi Kusuma Bahari 2 3 2 5 5 3 4 4 4 2 1 3 4 3 2 3 4 1 3 2 145 31. Yusuf Rino Mawardi 4 4 3 3 5 5 2 3 5 5 4 3 5 5 5 3 5 3 1 5 151 32. Intan Kurniasih 2 2 3 4 2 5 2 4 4 3 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 163 33. Putri Kartika Sari 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 1 5 1 1 2 1 2 1 5 142 34. Sandi Rozzaq Pangestu 3 1 5 4 4 5 5 4 5 5 2 2 5 5 2 4 2 3 1 4 162
Total 115 109 118 130 155 151 119 128
145 149 90 104 140 119 91 113 105 74 79 113 4899
259
Lampiran 34. Out put SPSS versi 17
UJI VALIDITAS BUTIR ANGKET Nomor 1 – 20
Correlations
No1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10 No.11 No.12 No.13 No.14 No.15 No.16 No.17 No.18 No.19 No.20 Total
No1 Pearson Correlation 1 .144 -.026 .120 .111 .199 .206 .163 .253 .248 .362* .060 .520** .061 .437** .619** .308 -.051 -.016 .210 .467**
Sig. (2-tailed) .417 .886 .500 .533 .260 .242 .358 .148 .157 .035 .736 .002 .732 .010 .000 .076 .773 .928 .233 .005
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 No.2 Pearson Correlation .144 1 .057 .475** .577** -.249 .287 -.051 .283 .167 .355* .256 .151 .551** .275 .136 .020 .060 .407* .499** .442**
Sig. (2-tailed) .417 .748 .005 .000 .156 .100 .773 .105 .344 .039 .144 .395 .001 .116 .442 .909 .735 .017 .003 .009 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.3 Pearson Correlation -.026 .057 1 .176 -.149 -.122 .156 -.216 .063 .166 .197 .144 -.104 -.123 -.122 -.082 .000 .012 .012 .232 .058 Sig. (2-tailed) .886 .748 .319 .401 .493 .380 .220 .722 .350 .264 .418 .559 .488 .493 .645 1.000 .947 .948 .188 .743 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.4 Pearson Correlation .120 .475** .176 1 .348* -.441** .464** -.100 .083 .104 .212 .205 .154 .416* .069 .140 .076 .244 .241 .486** .467** Sig. (2-tailed) .500 .005 .319 .044 .009 .006 .574 .642 .559 .228 .244 .383 .014 .699 .431 .670 .165 .170 .004 .005 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.5 Pearson Correlation .111 .577** -.149 .348* 1 -.071 .351* .164 .476** .418* .249 .037 .352* .520** .324 .256 -.070 .337 .409* .438** .453** Sig. (2-tailed) .533 .000 .401 .044 .690 .042 .354 .004 .014 .156 .835 .041 .002 .062 .145 .695 .051 .016 .010 .007 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.6 Pearson Correlation .199 -.249 -.122 -.441** -.071 1 -.193 .399* .377* .299 -.062 -.351* .164 -.303 .076 .280 -.105 -.010 .031 -.349* -.032 Sig. (2-tailed) .260 .156 .493 .009 .690 .275 .020 .028 .086 .729 .042 .354 .082 .668 .109 .553 .957 .863 .043 .856 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.7 Pearson Correlation .206 .287 .156 .464** .351* -.193 1 .021 .320 .292 .490** .194 .422* .236 .419* .280 .050 .257 .161 .360* .560** Sig. (2-tailed) .242 .100 .380 .006 .042 .275 .906 .065 .094 .003 .273 .013 .179 .014 .109 .777 .142 .362 .036 .001 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
260
No.8 Pearson Correlation .163 -.051 -.216 -.100 .164 .399* .021 1 .291 .285 .118 -.245 .190 .145 .017 .315 -.249 -.046 .127 -.142 .100 Sig. (2-tailed) .358 .773 .220 .574 .354 .020 .906 .095 .103 .507 .162 .283 .412 .923 .070 .155 .795 .475 .422 .573 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.9 Pearson Correlation .253 .283 .063 .083 .476** .377* .320 .291 1 .350* .236 .228 .423* .209 .221 .311 -.032 .078 .245 .189 .427* Sig. (2-tailed) .148 .105 .722 .642 .004 .028 .065 .095 .042 .180 .195 .013 .237 .209 .073 .858 .660 .162 .286 .012 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.10
Pearson Correlation .248 .167 .166 .104 .418* .299 .292 .285 .350* 1 .142 -.003 .522** .046 .216 .182 -.200 .168 .085 .073 .392* Sig. (2-tailed) .157 .344 .350 .559 .014 .086 .094 .103 .042 .424 .987 .002 .794 .219 .302 .256 .342 .633 .680 .022 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.11
Pearson Correlation .362* .355* .197 .212 .249 -.062 .490** .118 .236 .142 1 .403* .240 .211 .377* .365* .299 .334 .366* .348* .632** Sig. (2-tailed) .035 .039 .264 .228 .156 .729 .003 .507 .180 .424 .018 .172 .232 .028 .034 .086 .054 .033 .044 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.12
Pearson Correlation .060 .256 .144 .205 .037 -.351* .194 -.245 .228 -.003 .403* 1 .291 .253 .204 .106 .385* .125 .367* .150 .475** Sig. (2-tailed) .736 .144 .418 .244 .835 .042 .273 .162 .195 .987 .018 .094 .149 .248 .551 .024 .482 .033 .396 .004 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.13
Pearson Correlation .520** .151 -.104 .154 .352* .164 .422* .190 .423* .522** .240 .291 1 .032 .379* .421* .090 .193 .236 .089 .630** Sig. (2-tailed) .002 .395 .559 .383 .041 .354 .013 .283 .013 .002 .172 .094 .859 .027 .013 .613 .275 .178 .617 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.14
Pearson Correlation .061 .551** -.123 .416* .520** -.303 .236 .145 .209 .046 .211 .253 .032 1 .427* .326 .201 .095 .225 .521** .505** Sig. (2-tailed) .732 .001 .488 .014 .002 .082 .179 .412 .237 .794 .232 .149 .859 .012 .060 .254 .592 .200 .002 .002 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.15
Pearson Correlation .437** .275 -.122 .069 .324 .076 .419* .017 .221 .216 .377* .204 .379* .427* 1 .586** .532** .279 .100 .322 .642** Sig. (2-tailed) .010 .116 .493 .699 .062 .668 .014 .923 .209 .219 .028 .248 .027 .012 .000 .001 .110 .574 .063 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.16
Pearson Correlation .619** .136 -.082 .140 .256 .280 .280 .315 .311 .182 .365* .106 .421* .326 .586** 1 .260 .354* .028 .426* .587** Sig. (2-tailed) .000 .442 .645 .431 .145 .109 .109 .070 .073 .302 .034 .551 .013 .060 .000 .138 .040 .874 .012 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.1 Pearson Correlation .308 .020 .000 .076 -.070 -.105 .050 -.249 -.032 -.200 .299 .385* .090 .201 .532** .260 1 .335 .120 .132 .410*
261
7 Sig. (2-tailed) .076 .909 1.000 .670 .695 .553 .777 .155 .858 .256 .086 .024 .613 .254 .001 .138 .053 .497 .457 .016 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.18
Pearson Correlation -.051 .060 .012 .244 .337 -.010 .257 -.046 .078 .168 .334 .125 .193 .095 .279 .354* .335 1 .044 .280 .450** Sig. (2-tailed) .773 .735 .947 .165 .051 .957 .142 .795 .660 .342 .054 .482 .275 .592 .110 .040 .053 .804 .109 .008 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.19
Pearson Correlation -.016 .407* .012 .241 .409* .031 .161 .127 .245 .085 .366* .367* .236 .225 .100 .028 .120 .044 1 .063 .274 Sig. (2-tailed) .928 .017 .948 .170 .016 .863 .362 .475 .162 .633 .033 .033 .178 .200 .574 .874 .497 .804 .724 .116 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.20
Pearson Correlation .210 .499** .232 .486** .438** -.349* .360* -.142 .189 .073 .348* .150 .089 .521** .322 .426* .132 .280 .063 1 .565** Sig. (2-tailed) .233 .003 .188 .004 .010 .043 .036 .422 .286 .680 .044 .396 .617 .002 .063 .012 .457 .109 .724 .000 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
Total Pearson Correlation .467** .442** .058 .467** .453** -.032 .560** .100 .427* .392* .632** .475** .630** .505** .642** .587** .410* .450** .274 .565** 1 Sig. (2-tailed) .005 .009 .743 .005 .007 .856 .001 .573 .012 .022 .000 .004 .000 .002 .000 .000 .016 .008 .116 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Nomor 21 – 40 Correlations
No.21 No.22 No.23 No.24 No.25 No.26 No.27 No.28 No.29 No.30 No.31 No.32 No.33 No.34 No.35 No.36 No.37 No.38 No.39 No.40 Total
No.21
Pearson Correlation 1 .396* .207 .009 .466** .098 .081 .041 .015 .321 .401* .167 .207 .165 .050 .343* .172 -.037 -.006 .541** .580**
Sig. (2-tailed) .020 .240 .962 .005 .580 .648 .820 .932 .064 .019 .346 .240 .350 .780 .047 .330 .835 .971 .001 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 No.22
Pearson Correlation .396* 1 -.046 .260 .456** .173 -.011 .017 .075 .116 -.070 .184 .068 -.091 .141 .425* .260 .015 .078 .308 .304 Sig. (2-tailed) .020 .794 .137 .007 .329 .951 .925 .672 .513 .696 .298 .701 .609 .428 .012 .137 .934 .659 .077 .080 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.23
Pearson Correlation .207 -.046 1 -.118 .064 .406* .356* .473** .122 .309 .208 -.023 .203 .141 -.333 -.050 -.225 -.332 -.273 .125 .458** Sig. (2-tailed) .240 .794 .505 .719 .017 .039 .005 .492 .075 .238 .895 .249 .426 .055 .781 .201 .055 .118 .483 .006
262
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 No.24
Pearson Correlation .009 .260 -.118 1 .011 -.144 -.173 -.070 .074 -.234 -.124 .202 .042 -.252 -.188 .087 .106 .023 .165 .290 -.017 Sig. (2-tailed) .962 .137 .505 .952 .417 .328 .692 .678 .182 .486 .251 .816 .151 .287 .624 .551 .897 .351 .096 .924 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.25
Pearson Correlation .466** .456** .064 .011 1 -.107 .151 .019 -.140 .113 .064 -.037 .356* .047 .143 .416* .190 .108 -.037 .448** .410* Sig. (2-tailed) .005 .007 .719 .952 .547 .394 .917 .428 .525 .720 .836 .039 .794 .419 .014 .281 .544 .835 .008 .016 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.26
Pearson Correlation .098 .173 .406* -.144 -.107 1 .202 .543** .184 .193 .008 -.248 .225 .289 -.029 -.094 .076 -.183 -.242 -.026 .507** Sig. (2-tailed) .580 .329 .017 .417 .547 .253 .001 .297 .275 .966 .158 .200 .098 .870 .598 .669 .301 .168 .882 .002 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.27
Pearson Correlation .081 -.011 .356* -.173 .151 .202 1 .486** -.080 .051 .212 -.161 .405* .317 -.048 .184 -.032 -.193 .119 .012 .408* Sig. (2-tailed) .648 .951 .039 .328 .394 .253 .004 .653 .776 .229 .362 .017 .067 .789 .297 .858 .273 .504 .948 .017 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.28
Pearson Correlation .041 .017 .473** -.070 .019 .543** .486** 1 -.186 -.038 .209 -.080 .158 .150 -.081 .075 -.133 -.302 -.137 .016 .472** Sig. (2-tailed) .820 .925 .005 .692 .917 .001 .004 .293 .833 .235 .651 .373 .397 .649 .673 .454 .082 .438 .928 .005 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.29
Pearson Correlation .015 .075 .122 .074 -.140 .184 -.080 -.186 1 -.069 .099 -.124 .269 -.159 -.033 -.162 -.049 .028 .287 .098 .225 Sig. (2-tailed) .932 .672 .492 .678 .428 .297 .653 .293 .700 .577 .485 .124 .370 .852 .361 .781 .873 .099 .582 .202 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.30
Pearson Correlation .321 .116 .309 -.234 .113 .193 .051 -.038 -.069 1 .061 .207 .082 .203 -.347* -.218 -.030 .051 -.332 .165 .169 Sig. (2-tailed) .064 .513 .075 .182 .525 .275 .776 .833 .700 .730 .241 .644 .249 .044 .215 .866 .775 .055 .352 .339 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.31
Pearson Correlation .401* -.070 .208 -.124 .064 .008 .212 .209 .099 .061 1 .146 .065 .125 .109 .084 -.134 .189 .387* .323 .533** Sig. (2-tailed) .019 .696 .238 .486 .720 .966 .229 .235 .577 .730 .411 .716 .481 .540 .635 .451 .285 .024 .063 .001 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.32
Pearson Correlation .167 .184 -.023 .202 -.037 -.248 -.161 -.080 -.124 .207 .146 1 -.378* -.050 .012 .225 -.045 .110 .268 .235 -.057 Sig. (2-tailed) .346 .298 .895 .251 .836 .158 .362 .651 .485 .241 .411 .028 .780 .946 .200 .799 .535 .126 .182 .748 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
263
No.33
Pearson Correlation .207 .068 .203 .042 .356* .225 .405* .158 .269 .082 .065 -.378* 1 .326 -.107 -.031 .097 .007 -.008 .175 .370* Sig. (2-tailed) .240 .701 .249 .816 .039 .200 .017 .373 .124 .644 .716 .028 .060 .546 .860 .584 .969 .966 .321 .031 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.34
Pearson Correlation .165 -.091 .141 -.252 .047 .289 .317 .150 -.159 .203 .125 -.050 .326 1 .062 .330 .423* -.067 .085 -.203 .416* Sig. (2-tailed) .350 .609 .426 .151 .794 .098 .067 .397 .370 .249 .481 .780 .060 .728 .057 .013 .706 .631 .249 .014 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.35
Pearson Correlation .050 .141 -.333 -.188 .143 -.029 -.048 -.081 -.033 -.347* .109 .012 -.107 .062 1 .334 .147 .083 .249 -.039 .038 Sig. (2-tailed) .780 .428 .055 .287 .419 .870 .789 .649 .852 .044 .540 .946 .546 .728 .054 .406 .641 .156 .826 .832 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.36
Pearson Correlation .343* .425* -.050 .087 .416* -.094 .184 .075 -.162 -.218 .084 .225 -.031 .330 .334 1 .286 .131 .270 .257 .387* Sig. (2-tailed) .047 .012 .781 .624 .014 .598 .297 .673 .361 .215 .635 .200 .860 .057 .054 .101 .460 .122 .142 .024 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.37
Pearson Correlation .172 .260 -.225 .106 .190 .076 -.032 -.133 -.049 -.030 -.134 -.045 .097 .423* .147 .286 1 -.197 .062 .054 .071 Sig. (2-tailed) .330 .137 .201 .551 .281 .669 .858 .454 .781 .866 .451 .799 .584 .013 .406 .101 .264 .728 .761 .690 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.38
Pearson Correlation -.037 .015 -.332 .023 .108 -.183 -.193 -.302 .028 .051 .189 .110 .007 -.067 .083 .131 -.197 1 .350* .225 -.009 Sig. (2-tailed) .835 .934 .055 .897 .544 .301 .273 .082 .873 .775 .285 .535 .969 .706 .641 .460 .264 .042 .201 .961 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.39
Pearson Correlation -.006 .078 -.273 .165 -.037 -.242 .119 -.137 .287 -.332 .387* .268 -.008 .085 .249 .270 .062 .350* 1 -.123 .130 Sig. (2-tailed) .971 .659 .118 .351 .835 .168 .504 .438 .099 .055 .024 .126 .966 .631 .156 .122 .728 .042 .487 .462 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
No.40
Pearson Correlation .541** .308 .125 .290 .448** -.026 .012 .016 .098 .165 .323 .235 .175 -.203 -.039 .257 .054 .225 -.123 1 .372* Sig. (2-tailed) .001 .077 .483 .096 .008 .882 .948 .928 .582 .352 .063 .182 .321 .249 .826 .142 .761 .201 .487 .031 N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
Total Pearson Correlation .580** .304 .458** -.017 .410* .507** .408* .472** .225 .169 .533** -.057 .370* .416* .038 .387* .071 -.009 .130 .372* 1 Sig. (2-tailed) .000 .080 .006 .924 .016 .002 .017 .005 .202 .339 .001 .748 .031 .014 .832 .024 .690 .961 .462 .031
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
264
Lampiran 35.
REKAPITULASI UJI VALIDITAS UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
rtabel = 0.339; taraf signifikansi 0.05; n= 34
Nomor Item Pearson Correlations (r11)
r tabel Validitas
Nomor Item Pearson Correlations (r11)
r tabel Validitas
1 0,467 0.339 Valid 21 0,580 0.339 Valid 2 0,358 0.339 Valid 22 0,304 0.339 Tidak Valid 3 0.167 0.339 Tidak Valid 23 0,458 0.339 Valid 4 0.467 0.339 Valid 24 -0,017 0.339 Tidak Valid 5 0,453 0.339 Valid 25 0,410 0.339 Valid 6 -0,032 0.339 Tidak Valid 26 0,507 0.339 Valid 7 0,560 0.339 Valid 27 0,408 0.339 Valid 8 0.100 0.339 Tidak Valid 28 0,472 0.339 Valid 9 0,427 0.339 Valid 29 0,225 0.339 Tidak Valid
10 0,392 0.339 Valid 30 0,169 0.339 Tidak Valid 11 0,632 0.339 Valid 31 0,533 0.339 Valid 12 0,475 0.339 Valid 32 -0,057 0.339 Tidak Valid 13 0,630 0.339 Valid 33 0,370 0.339 Valid 14 0,505 0.339 Valid 34 0,416 0.339 Valid 15 0,642 0.339 Valid 35 0,038 0.339 Tidak Valid 16 0.587 0.339 Valid 36 0,387 0.339 Valid 17 0,410 0.339 Valid 37 0,071 0.339 Tidak Valid 18 0,450 0.339 Valid 38 -0,009 0.339 Tidak Valid 19 0,274 0.339 Tidak Valid 39 0,130 0.339 Tidak Valid 20 0,565 0.339 Valid 40 0,372 0.339 Valid
Keterangan: baris biru menandakan soal tersebut tidak valid, yaitu sejumlah 13 soal. Soal yang valid berjumlah 27 soal.
265
Lampiran 36.
Out put SPSS v.17
Uji Reliabilitas Angket
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.816 40
Item-Total Statistics
Nomor
Soal
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
No.1 140.38 241.092 .415 .809
No.2 140.00 243.818 .305 .811
No.3 140.65 249.629 .102 .818
No.4 140.06 240.118 .407 .808
No.5 139.91 241.174 .399 .809
No.6 140.50 257.409 -.105 .823
No.7 140.21 235.441 .517 .805
No.8 139.85 252.372 .033 .820
No.9 140.68 239.862 .365 .809
No.10 141.68 241.074 .324 .811
No.11 140.47 233.893 .590 .803
No.12 140.29 241.002 .429 .808
No.13 140.94 225.451 .562 .801
No.14 140.00 240.485 .471 .807
No.15 139.68 234.407 .607 .803
No.16 140.12 230.592 .526 .803
No.17 139.85 242.857 .350 .810
No.18 140.47 240.984 .386 .809
No.19 140.65 246.538 .208 .814
No.20 140.32 236.347 .514 .805
266
Nomor
Soal
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
No.21 140.71 239.244 .544 .806
No.22 140.88 244.046 .223 .814
No.23 140.62 239.940 .392 .809
No.24 140.26 256.867 -.087 .823
No.25 139.53 244.257 .372 .810
No.26 139.65 242.902 .468 .809
No.27 140.59 242.553 .346 .810
No.28 140.32 242.407 .426 .809
No.29 139.82 247.786 .141 .817
No.30 139.71 251.123 .116 .816
No.31 141.44 231.830 .460 .805
No.32 141.03 258.332 -.130 .824
No.33 139.97 243.545 .310 .811
No.34 140.59 241.340 .351 .810
No.35 141.41 255.825 -.064 .826
No.36 140.76 241.882 .321 .811
No.37 141.00 253.758 -.014 .823
No.38 141.91 256.507 -.077 .823
No.39 141.76 251.882 .055 .819
No.40 140.76 241.276 .313 .811
Adapun untuk menginterpretasi nilai r menurut Arikunto (2010: 109)
adalah sebagai berikut:
Besarnya nilai r Interpretasi Jumlah item 0,81 - 1,00 0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20
Tinggi Cukup Agak Rendah Rendah Sangat Rendah (Tak Berkorelasi)
40 0 0 0 0
Jumlah 40
267
Lampiran 37. KESIMPULAN HASIL UJI COBA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
Nomor Item Validitas Reliabilitas Keputusan
Nomor Item Validitas Reliabilitas Keputusan 1 Valid Reliabel Digunakan 21 Valid Reliabel Digunakan 2 Valid Reliabel Digunakan 22 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 3 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 23 Valid Reliabel Digunakan 4 Valid Reliabel Digunakan 24 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 5 Valid Reliabel Digunakan 25 Valid Reliabel Digunakan 6 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 26 Valid Reliabel Digunakan 7 Valid Reliabel Digunakan 27 Valid Reliabel Digunakan 8 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 28 Valid Reliabel Digunakan 9 Valid Reliabel Digunakan 29 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan
10 Valid Reliabel Digunakan 30 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 11 Valid Reliabel Digunakan 31 Valid Reliabel Digunakan 12 Valid Reliabel Digunakan 32 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 13 Valid Reliabel Digunakan 33 Valid Reliabel Digunakan 14 Valid Reliabel Digunakan 34 Valid Reliabel Digunakan 15 Valid Reliabel Digunakan 35 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 16 Valid Reliabel Digunakan 36 Valid Reliabel Digunakan 17 Valid Reliabel Digunakan 37 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 18 Valid Reliabel Digunakan 38 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 19 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 39 Tidak Valid Reliabel Tidak Digunakan 20 Valid Reliabel Digunakan 40 Valid Reliabel Digunakan
Keterangan: baris biru menandakan soal tersebut tidak memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian, sehingga tidak dapat digunakan. Soal yang dapat digunakan adalah 27 butir.
268
Lampiran 38.
Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Data UTS Genap Matematika Siswa − Kelas Eksperimen
Diketahui : n = 23; min = 30; max = 88; r = 58 k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 23 = 1 + 3,3 (1,4) = 1 + 4,62 = 5,62 (dibulatkan menjadi 6)
I = = = 9,667 (dibulatkan menjadi 10)
Jadi: batas bawah = 30 Isi tiap kelas = 10 Panjang kelas = 6
− Kelas Kontrol Diketahui : n = 35; min = 44; max = 87; r = 43 k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 3,3 (1,6) = 1 + 5,28 = 6,28 (dibulatkan menjadi 6) I = = = 7,16 (dibulatkan menjadi 7)
Jadi: batas bawah = 44 Isi tiap kelas = 7
Panjang kelas = 6
269
Lampiran 39.
Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Data Nilai Postes Matematika Siswa − Kelas Eksperimen
Diketahui : n = 23; min = 27,78; max = 100; r = 72,22 k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 23 = 1 + 3,3 (1,4) = 1 + 4,62 = 5,62 (dibulatkan menjadi 6) I = = = 12,03 (dibulatkan menjadi 12)
Jadi: batas bawah = 27,78 Isi tiap kelas = 12 Panjang kelas = 6
− Kelas Kontrol Diketahui : n = 35; min = 16,67; max = 100; r = 83,33 k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 3,3 (1,6) = 1 + 5,28 = 6,28 (dibulatkan menjadi 6) I = = = 13,89 (dibulatkan menjadi 14)
Jadi: batas bawah = 16,67 Isi tiap kelas = 14
Panjang kelas = 6
270
Lampiran 40.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal Telp.(0283)
Daftar Nilai UTS Genap Matematika Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 1 Kota Tegal
Pembelajaran Matematika No. Nama Siswa Skor
No. Nama Siswa Skor 1. Danu Dwi Prakoso 61 20. M. Firman Aji Arfianto 69 2. Septi Setiawan 51 21. Moh. Nurohmat 58 3. Alfi Nurul Azhari 55 22. Moh. Sepudin 67 4. Syahrul Kusuma Yahya 57 23. M. Fatulloh Rosyidin 66 5. Adelia Meisya Saputri 87 24. M. Yazid Arridho 65 6. Afiyatun Imtikhanah 84 25. Nisrina Nur Amalia 58 7. Akhmad Nur Fauzi 67 26. Nur Aisah 56 8. Andhika Ramadhanu 51 27. Putri Ayu 57 9. Arya Bagus Maulana 58 28. Reza Sugianto 45 10. Dian Kamalia Fitriyani 68 29. Rina Andriyana 46 11. Dwi Anom Samuji 44 30. Rio Firmansyah 65 12. Dwi Kusumaningrum 64 31. Umi Salamah 54 13. Fatimah Nursidik 64 32. Wulan Ma’rifah 55 14. Iwan Setiawan 45 33. Wulan Krisdianti 55 15. Izda Qummala 58 34. Yogi Khifnibik L. 65 16. Juweriyah 72 35. Tri Hasta Oktaviani 56 17. M. Akmal Arsalan 45 Jumlah 2098
18. Meilysa Nur Maulida 64 19. Moh. Dwi Ramadhan 66 Rata-rata 59,94
Tegal, Juli 2013
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas V
Suratinah, S.Pd Nur Aeni, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011 NIP. -
271
Lampiran 41.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal
Daftar Nilai UTS Genap Matematika Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 3 Kota Tegal
Pembelajaran Matematika No. Nama Siswa Skor
No. Nama Siswa Skor
1. Dwi Prastiyo 88 14. Muhammad Fajar Sidiq 62
2. Nur Solecha 50 15. Muhammad Rizal Gunawan 70
3. Avin Eriyandi Saputra 50 16. Mutiara Sari 57 4. Ekka Nurjannah 30 17. Niko Saputro 68 5. Moh. Jahidin 55 18. Nur Putri Apriliyani 46 6. Nugroho Dwi Saputro 76 19. Rahmawati 56
7. Prima Agustina Riyani 55 20. Sekar Ayu Lidiani Putri 75
8. Risma Yunita 55 21. Windi Arni 66 9. Tegar Prakoso 56 22. Yuliani Putri 76 10. Ayu Wulandari 50 23. Zalzabila azzahra 74
11. Mohammad Guntur Prakoso 61
Jumlah 1400
12. Mohammad Reza Falahudin 62
Rata-rata 60,8613. Muhammad Chilmi
Maulana 62
Tegal, Juli 2013
Mengetahui
Plt. Kepala Sekolah Guru Kelas V
Suratinah, S.Pd Widji Sulistyo, A.Ma NIP.19520926 197501 1 002 NIP. 19840423 200903 1 002
272
Lampiran 42.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal
Daftar Skor Motivasi Belajar Sampel Kelas V (Data Awal) SDN Debong Tengah 1 Kota Tegal
Pembelajaran Matematika No. Nama Siswa Skor
No. Nama Siswa Skor 1. Danu Dwi Prakoso 74,07 20. M. Firman Aji Arfianto 85,19 2. Septi Setiawan 84,44 21. Moh. Nurohmat 62,96 3. Alfi Nurul Azhari 71,85 22. Moh. Sepudin 85,19 4. Syahrul Kusuma Yahya 75,56 23. M. Fatulloh Rosyidin 82,22 5. Adelia Meisya Saputri 85,19 24. M. Yazid Arridho 80,74 6. Afiyatun Imtikhanah 80,74 25. Nisrina Nur Amalia 70,37 7. Akhmad Nur Fauzi 83,7 26. Nur Aisah 82,96 8. Andhika Ramadhanu 81,48 27. Putri Ayu 84,44 9. Arya Bagus Maulana 76,3 28. Reza Sugianto 75,56 10. Dian Kamalia Fitriyani 77,04 29. Rina Andriyana 74,81 11. Dwi Anom Samuji 83,7 30. Rio Firmansyah 80 12. Dwi Kusumaningrum 79,26 31. Umi Salamah 78,52 13. Fatimah Nursidik 80 32. Wulan Ma’rifah 83,7 14. Iwan Setiawan 82,22 33. Wulan Krisdianti 79,26 15. Izda Qummala 80,74 34. Yogi Khifnibik L. 84,44 16. Juweriyah 84,44 35. Tri Hasta Oktaviani 82,22 17. M. Akmal Arsalan 64,44 Jumlah 2783,718. Meilysa Nur Maulida 87,41 19. Moh. Dwi Ramadhan 78,52 Rata-rata 79,53
Tegal, Juli 2013
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas V
Suratinah, S.Pd Nur Aeni, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011 NIP. -
273
Lampiran 43.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal
Daftar Skor Motivasi Belajar Sampel Kelas V (Data Awal) SDN Debong Tengah 3 Kota Tegal
Pembelajaran Matematika No. Nama Siswa Skor
No. Nama Siswa Skor
1. Dwi Prastiyo 71,11 14. Muhammad Fajar Sidiq 77,04
2. Nur Solecha 80 15. Muhammad Rizal Gunawan 90,37
3. Avin Eriyandi Saputra 65,93 16. Mutiara Sari 68,15 4. Ekka Nurjannah 75,56 17. Niko Saputro 86,67 5. Moh. Jahidin 77,04 18. Nur Putri Apriliyani 69,63 6. Nugroho Dwi Saputro 67,41 19. Rahmawati 84,44
7. Prima Agustina Riyani 82,22 20. Sekar Ayu Lidiani Putri 89,63
8. Risma Yunita 74,82 21. Windi Arni 81,48 9. Tegar Prakoso 81,48 22. Yuliani Putri 82,22 10. Ayu Wulandari 74,82 23. Zalzabila azzahra 79,26
11. Mohammad Guntur Prakoso 82,22 Jumlah 1800
12. Mohammad Reza
Falahudin 81,48 Rata-rata 78,26
13. Muhammad Chilmi Maulana 71,11
Tegal, Juli 2013
Mengetahui
Plt. Kepala Sekolah Guru Kelas V
Suratinah, S.Pd Widji Sulistyo, A.Ma NIP.19520926 197501 1 002 NIP. 19840423 200903 1 002
274
Lampiran 44.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal Telp.(0283)
Daftar Nilai Postes Sampel Kelas V
SDN Debong Tengah 1 Kota Tegal Pembelajaran Matematika
Materi Pecahan dalam perbandingan dan Skala No. Nama Siswa Skor
No. Nama Siswa Skor 1. Danu Dwi Prakoso 55,56 20. M. Firman Aji Arfianto 50 2. Septi Setiawan 44,44 21. Moh. Nurohmat 55,56 3. Alfi Nurul Azhari 44,44 22. Moh. Sepudin 83,33 4. Syahrul Kusuma Yahya 22,22 23. M. Fatulloh Rosyidin 38,89 5. Adelia Meisya Saputri 100 24. M. Yazid Arridho 72,22 6. Afiyatun Imtikhanah 72,22 25. Nisrina Nur Amalia 66,67 7. Akhmad Nur Fauzi 38,89 26. Nur Aisah 38,89 8. Andhika Ramadhanu 83,33 27. Putri Ayu 50 9. Arya Bagus Maulana 33,33 28. Reza Sugianto 16,67 10. Dian Kamalia Fitriyani 66,67 29. Rina Andriyana 38,89 11. Dwi Anom Samuji 27,78 30. Rio Firmansyah 61,11 12. Dwi Kusumaningrum 72,22 31. Umi Salamah 55,56 13. Fatimah Nursidik 50 32. Wulan Ma’rifah 55,56 14. Iwan Setiawan 33,33 33. Wulan Krisdianti 38,89 15. Izda Qummala 44,44 34. Yogi Khifnibik L. 38,89 16. Juweriyah 83,33 35. Tri Hasta Oktaviani 38,89 17. M. Akmal Arsalan 22,22 Jumlah 1816,7 18. Meilysa Nur Maulida 50 19. Moh. Dwi Ramadhan 72,22 Rata-rata 51,91
Tegal, Juli 2013
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas V
Suratinah, S.Pd Nur Aeni, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011 NIP. -
275
Lampiran 45.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal
Daftar Nilai Postes Sampel Kelas V SDN Debong Tengah 3 Kota Tegal
Pembelajaran Matematika Materi Pecahan dalam perbandingan dan Skala
No. Nama Siswa Skor
No. Nama Siswa Skor
1. Dwi Prastiyo 72,22 14. Muhammad Fajar Sidiq 61,11
2. Nur Solecha 50 15. Muhammad Rizal Gunawan 66,67
3. Avin Eriyandi Saputra 44,44 16. Mutiara Sari 77,78 4. Ekka Nurjannah 27,78 17. Niko Saputro 61,11 5. Moh. Jahidin 50 18. Nur Putri Apriliyani 66,67 6. Nugroho Dwi Saputro 88,89 19. Rahmawati 72,22
7. Prima Agustina Riyani 72,22 20. Sekar Ayu Lidiani Putri 83,33
8. Risma Yunita 61,11 21. Windi Arni 77,78 9. Tegar Prakoso 72,22 22. Yuliani Putri 100 10. Ayu Wulandari 38,89 23. Zalzabila azzahra 72,22
11. Mohammad Guntur Prakoso 72,22 Jumlah 1622,2
12. Mohammad Reza Falahudin 61,11
Rata-rata 64,89 13. Muhammad Chilmi
Maulana 72,22
Tegal, Juli 2013
Mengetahui Plt. Kepala Sekolah Guru Kelas V
Suratinah, S.Pd Widji Sulistyo, A.Ma NIP.19520926 197501 1 002 NIP. 19840423 200903 1 002
276
Lampiran 46.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal Telp.(0283)
Daftar Skor Motivasi Belajar Sampel Kelas V (Data Akhir)
SDN Debong Tengah 1 Kota Tegal Pembelajaran Matematika
Materi Pecahan dalam perbandingan dan Skala No. Nama Siswa Skor
No. Nama Siswa Skor 1. Danu Dwi Prakoso 77,04 20. M. Firman Aji Arfianto 83,7 2. Septi Setiawan 80 21. Moh. Nurohmat 67,41 3. Alfi Nurul Azhari 65,93 22. Moh. Sepudin 85,19 4. Syahrul Kusuma Yahya 78,52 23. M. Fatulloh Rosyidin 73,33 5. Adelia Meisya Saputri 82,96 24. M. Yazid Arridho 74,07 6. Afiyatun Imtikhanah 74,07 25. Nisrina Nur Amalia 80,74 7. Akhmad Nur Fauzi 77,04 26. Nur Aisah 79,26 8. Andhika Ramadhanu 80 27. Putri Ayu 81,48 9. Arya Bagus Maulana 77,78 28. Reza Sugianto 79,26 10. Dian Kamalia Fitriyani 85,19 29. Rina Andriyana 80 11. Dwi Anom Samuji 80 30. Rio Firmansyah 86,67 12. Dwi Kusumaningrum 85,19 31. Umi Salamah 71,11 13. Fatimah Nursidik 77,04 32. Wulan Ma’rifah 73,33 14. Iwan Setiawan 80 33. Wulan Krisdianti 77,78 15. Izda Qummala 81,48 34. Yogi Khifnibik L. 78,52 16. Juweriyah 82,96 35. Tri Hasta Oktaviani 70,37 17. M. Akmal Arsalan 62,22 Jumlah 2736 18. Meilysa Nur Maulida 91,11 19. Moh. Dwi Ramadhan 80 Rata-rata 78,16
Tegal, Juli 2013
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas V
Suratinah, S.Pd Nur Aeni, S.Pd NIP. 19610702 198201 2 011 NIP. -
277
Lampiran 47.
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3
Alamat: Jalan Jalan Teuku Umar No. 1 Kota Tegal
Daftar Skor Motivasi Belajar Sampel Kelas V (Data Akhir) SDN Debong Tengah 3 Kota Tegal
Pembelajaran Matematika Materi Pecahan dalam perbandingan dan Skala
No. Nama Siswa Skor
No. Nama Siswa Skor
1. Dwi Prastiyo 68,15 14. Muhammad Fajar Sidiq 79,26
2. Nur Solecha 82,96 15. Muhammad Rizal Gunawan 83,70
3. Avin Eriyandi Saputra 71,85 16. Mutiara Sari 73,33 4. Ekka Nurjannah 85,93 17. Niko Saputro 83,70 5. Moh. Jahidin 72,59 18. Nur Putri Apriliyani 63,70 6. Nugroho Dwi Saputro 87,41 19. Rahmawati 89,63
7. Prima Agustina Riyani 83,70 20. Sekar Ayu Lidiani Putri 88,15
8. Risma Yunita 80 21. Windi Arni 81,48 9. Tegar Prakoso 83,70 22. Yuliani Putri 90,37 10. Ayu Wulandari 92,59 23. Zalzabila azzahra 83,70
11. Mohammad Guntur Prakoso 85,19 Jumlah 1868,9
12. Mohammad Reza Falahudin 79,26
Rata-rata 81,26 13. Muhammad Chilmi
Maulana 68,15
Tegal, Juli 2013
Mengetahui Plt. Kepala Sekolah Guru Kelas V
Suratinah, S.Pd Widji Sulistyo, A.Ma NIP.19520926 197501 1 002 NIP. 19840423 200903 1 002
278
Lampiran 48. OUTPUT SPSS VERSI 17
UJI NORMALITAS DATA SKOR MOTIVASI BELAJAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI PECAHAN DALAM PERBANDINGAN DAN SKALA
Explore
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil Eksperimen 23 100.0% 0 .0% 23 100.0%
kontrol 35 100.0% 0 .0% 35 100.0%
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil Eksperimen .158 23 .141 .943 23 .204
kontrol .171 35 .011 .957 35 .188a. Lilliefors Significance Correction
279
Kelas Eksperimen
280
Kelas Kontrol
281
Lampiran 49. OUTPUT SPSS VERSI 17
T-TES DATA SKOR MOTIVASI BELAJAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI PECAHAN DALAM PERBANDINGAN DAN SKALA T-TES
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil Eksperimen 23 81.2561 7.26266 1.51437
kontrol 35 78.1591 6.18306 1.04513
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
Hasil Equal variances assumed
.786 .379 1.741 56 .087 3.09694 1.77914 -.46711 6.66100
Equal variances not assumed
1.683 41.810 .100 3.09694 1.84000 -.61683 6.81072
282
Lampiran 50. OUTPUT SPSS VERSI 17
UJI NORMALITAS DATA NILAI HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI PECAHAN DALAM PERBANDINGAN DAN SKALA
Explore
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil Eksperimen 23 100.0% 0 .0% 23 100.0%
Kontrol 35 100.0% 0 .0% 35 100.0%
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil Eksperimen .144 23 .200* .953 23 .333
Kontrol .155 35 .032 .876 35 .001a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
283
Kelas Eksperimen
284
Kelas Kontrol
285
Lampiran 51. OUTPUT SPSS VERSI 17
T-TES DATA NILAI HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI PECAHAN DALAM PERBANDINGAN DAN SKALA
T-TES
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil Eksperimen 23 61.6957 14.76308 3.07832
Kontrol 35 58.7714 11.44060 1.93381
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
Hasil Equal variances assumed
1.152 .288 .848 56 .400 2.92422 3.44887 -3.98469 9.83313
Equal variances not assumed
.804 38.873 .426 2.92422 3.63534 -4.42970 10.27815
286
Lampiran 52.
PERHITUNGAN MANUAL UJI PIHAK KANAN
DATA MOTIVASI BELAJAR SISWA
(7) Hipotesis Uji
Ho = Motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT
tidak lebih baik dari pada motivasi belajar matematika siswa
dengan penerapan model pembelajaran konvensional ( 1 2).
Ha = Motivasi belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT
lebih baik dari pada motivasi belajar matematika siswa dengan
penerapan model pembelajaran konvensional ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata motivasi belajar matematika siswa kelas eksperimen
2 = rata-rata motivasi belajar matematika siswa kelas kontrol.
(8) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah a= 0,05.
(9) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis motivasi belajar
matematika siswa adalah menggunakan uji-t.
(10) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho tidak ditolak jika thitung ≤ ttabel atau Ho
ditolak jika thitung > ttabel.
287
(11) Hitungan
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independent (tidak berkorelasi), menurut Sugiyono (2010: 122) yaitu
rumusan t-test sebagai berikut:
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung = 1,792
t tabel dk = n1 + n2 – 2 = 23 + 35 – 2 = 56 t tabel = 1,673
Keterangan :
288
= rata – rata skor motivasi belajar Matematika kelas eksperimen
= rata – rata skor motivasi belajar Matematika kelas kontrol
= varians total kelas eksperimen
= varians total kelas kontrol
n1 = jumlah sampel kelas eksperimen
n2 = jumlah sampel kelas kontrol
(12) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan perhitungan diatas, nilai thitung sebesar 1,792 sedangkan ttabel
sebesar 1,673 (dapat menggunakan bantuan program Ms. Excel dengan mengetik
=TINV(0,025;56) pada cell kosong lalu enter). Dari perhitungan tersebut
diperoleh 1,792 > 1,673 (thitung > ttabel). Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan kata lain, motivasi belajar matematika
siswa dengan penerapan model TGT lebih baik dari pada motivasi belajar
matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional.
289
Lampiran 53.
PERHITUNGAN MANUAL UJI PIHAK KANAN DATA HASIL BELAJAR SISWA
(1) Hipotesis Uji
Ho = Hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT tidak
lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model
pembelajaran konvensional ( 1 2).
Ha = Hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model TGT lebih
baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model
pembelajaran konvensional ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata kelas eksperimen
2 = rata-rata kelas kontrol.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah a= 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis hasil belajar
matematika siswa adalah menggunakan uji-t.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika thitung ≤ ttabel atau Ho ditolak jika
thitung > ttabel.
290
(5) Hitungan
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independent (tidak berkorelasi), menurut Sugiyono (2010: 122) yaitu rumusan t-
test sebagai berikut:
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung = 2,571
t tabel dk = n1 + n2 – 2 = 23 + 35 – 2 = 56 t tabel = 1,673
Keterangan :
291
= rata – rata nilai hasil belajar Matematika kelas eksperimen
= rata – rata nilai hasil belajar Matematika kelas kontrol
= varians total kelas eksperimen
= varians total kelas kontrol
n1 = jumlah sampel kelas eksperimen
n2 = jumlah sampel kelas kontrol
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan perhitungan diatas, nilai thitung sebesar 2,571 sedangkan ttabel
sebesar 1,673 (dapat menggunakan bantuan program Ms. Excel dengan mengetik
=TINV(0.05;61) pada cell kosong lalu enter). Dari perhitungan tersebut diperoleh
2,571 > 1,673 (thitung > ttabel). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak. Dengan kata lain, hasil belajar matematika siswa dengan
penerapan model TGT lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan
penerapan model pembelajaran konvensional.
292
Lampiran 54.
LEMBAR OBSERVASI (PENGAMATAN) PEMBELAJARAN DI SD NEGERI DEBONG TENGAH 3 KOTA TEGAL
TAHUN 2013 Kelas : V (Lima)
Guru Pengampu : Widji Sulistyo, A.Ma
No. Komponen kegiatan yang diamati *Keadaan hasil pengamatan Ket.
A B C D E
1 Pengkondisian siswa (berbaris di depan kelas/berdo’a). √
2 Melakukan presensi. √
3 Meminta siswa untuk menyiapkan alat-alat pelajaran. √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Menyampaikan apersepsi √
6 Menjelaskan materi pelajaran √
7 Penggunaan media √
8 Pembentukan kelompok/diskusi √
9 Pemberian motivasi/penguatan √
10 Tanya jawab guru dengan siswa √
11 Pemberian evaluasi √
12 Pemberian tindak lanjut √
13 Keaktifan siswa √ *Keadaan hasil pengamatan : A = Sangat Bagus; B = Bagus; C = Cukup; D = Kurang; E = Tidak Ada.
Catatan : Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran konvensional. Guru Pengampu Widji Sulistyo, A.Ma. NIP. 19840423 200903 1 002
Observer Andi Dwi Arifin NIM. 1401409213
293
Lampiran 55.
DAFTAR PERINGKAT SISWA KELAS V PRA-PEMBELAJARAN MODEL TGT
MATERI PECAHAN DALAM PERBANDINGAN DAN SKALA
No. Peringkat NAMA Nama Tim Meja Game
1. Niko Saputra Naruto
MERAH 2. Sekar Ayu Lidiani Putri Inuyasha 3. Yuliani Putri Conan 4. Zalzabila azzahra Doraemon 5. Nugroho Dwi Saputro Sinchan
JINGGA 6. Mutiara Sari Hatori 7. Tasya Nur Apita Goku 8. Fariz Khoirul Anam Goku 9. Windi Arni Hatori
KUNING 10. Tegar Prakoso Sinchan 11. Muhammad Chilmi Maulana Doraemon 12. Prima Agustina Riyani Conan 13. Rahmawati Inuyasha
HIJAU 14. Dwi Prastiyo Naruto 15. Avin Eriyandi Saputra Naruto 16. Ayu Wulandari Inuyasha 17. Muhammad Fajar Sidiq Conan
BIRU 18. Muhammad Rizal Gunawan Doraemon 19. Rangga Jaka Putra Prastya Sinchan 20. Mohammad Guntur Prakoso Hatori 21. Mohammad Reza Falahudin Goku
NILA 22. Muhammad Taufik Goku 23. Nur Solecha Hatori 24. Ekka Nurjannah Sinchan 25. Nur Putri Apriliyani Doraemon
UNGU 26. Risma Yunita Conan 27. Mohammad Anggi Inuyasha 28. Moh. Jahidin Naruto
294
Lampiran 56. PEMBAGIAN KELOMPOK SISWA KELAS V
DALAM PEMBELAJARAN MODEL TGT MATERI PECAHAN DALAM PERBANDINGAN DAN SKALA
NO NAMA L/ P
NAMA TIM MEJA GAME
1. Niko Saputra L
A NARUTO
Merah 2. Dwi Prastiyo L Hijau 3. Avin Eriyandi Saputra L Hijau 4. Moh. Jahidin L Ungu 5. Sekar Ayu Lidiani Putri P
B INUYASHA
Merah 6. Rahmawati P Hijau 7. Ayu Wulandari P Hijau 8. Mohammad Anggi L Ungu 9. Yuliani Putri P
C CONAN
Merah 10. Prima Agustina Riyani P Kuning 11. Muhammad Fajar Sidiq L Biru 12. Risma Yunita P Ungu 13. Zalzabila azzahra P
D DORAEMON
Merah 14. Muhammad Chilmi Maulana L Kuning 15. Muhammad Rizal Gunawan L Biru 16. Nur Putri Apriliyani P Ungu 17. Nugroho Dwi Saputro L
E SINCHAN
Jingga 18. Tegar Prakoso L Kuning 19. Rangga Jaka Putra Prastya L Biru 20. Ekka Nurjannah P Nila 21. Mutiara Sari P
F HATORI
Jingga 22. Windi Arni P Kuning 23. Mohammad Guntur Prakoso L Biru 24. Nur Solecha P Nila 25. Tasya Nur Apita P
G GOKU
Jingga 26. Fariz Khoirul Anam L Jingga 27. Mohammad Reza Falahudin L Nila 28. Muhammad Taufik L Nila
295
Lampiran 57.
Dokumentasi Foto-foto Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
(1) penyajian materi pembelajaran (2) team study (belajar kelompok) (3) penjelasan tatacara game (4) siswa melakukan game dalam
sebuah tournament
(5) penghitungan skor kelompok (6) team recognize (penghargaan
kelompok)
296
Dokumentasi Foto-foto Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Gambar suasana pembelajaran Konvensional di kelas kontrol
297
298
299
300
Tabel R
301
Tabel Uji t df=(n-k) α = 0.05 α = 0.025 df=(n-k) α = 0.05 α = 0.025
1 6.314 12.706 51 1.675 2.0082 2.920 4.303 52 1.675 2.0073 2.353 3.182 53 1.674 2.0064 2.132 2.776 54 1.674 2.0055 2.015 2.571 55 1.673 2.0046 1.943 2.447 56 1.673 2.0037 1.895 2.365 57 1.672 2.0028 1.860 2.306 58 1.672 2.0029 1.833 2.262 59 1.671 2.001
10 1.812 2.228 60 1.671 2.00011 1.796 2.201 61 1.670 2.00012 1.782 2.179 62 1.670 1.99913 1.771 2.160 63 1.669 1.99814 1.761 2.145 64 1.669 1.99815 1.753 2.131 65 1.669 1.99716 1.746 2.120 66 1.668 1.99717 1.740 2.110 67 1.668 1.99618 1.734 2.101 68 1.668 1.99519 1.729 2.093 69 1.667 1.99520 1.725 2.086 70 1.667 1.99421 1.721 2.080 71 1.667 1.99422 1.717 2.074 72 1.666 1.99323 1.714 2.069 73 1.666 1.99324 1.711 2.064 74 1.666 1.99325 1.708 2.060 75 1.665 1.99226 1.706 2.056 76 1.665 1.99227 1.703 2.052 77 1.665 1.99128 1.701 2.048 78 1.665 1.99129 1.699 2.045 79 1.664 1.99030 1.697 2.042 80 1.664 1.99031 1.696 2.040 81 1.664 1.99032 1.694 2.037 82 1.664 1.98933 1.692 2.035 83 1.663 1.98934 1.691 2.032 84 1.663 1.98935 1.690 2.030 85 1.663 1.98836 1.688 2.028 86 1.663 1.98837 1.687 2.026 87 1.663 1.98838 1.686 2.024 88 1.662 1.98739 1.685 2.023 89 1.662 1.98740 1.684 2.021 90 1.662 1.98741 1.683 2.020 91 1.662 1.98642 1.682 2.018 92 1.662 1.98643 1.681 2.017 93 1.661 1.98644 1.680 2.015 94 1.661 1.98645 1.679 2.014 95 1.661 1.98546 1.679 2.013 96 1.661 1.98547 1.678 2.012 97 1.661 1.98548 1.677 2.011 98 1.661 1.98449 1.677 2.010 99 1.660 1.98450 1.676 2.009 100 1.660 1.984
302
Tabel Uji F α = 0,05 df1=(k-1)df2=(n-k- 1 2 3 4 5 6 7 8
1 161.448 199.500 215.707 224.583 230.162 233.986 236.768 238.8832 18.513 19.000 19.164 19.247 19.296 19.330 19.353 19.3713 10.128 9.552 9.277 9.117 9.013 8.941 8.887 8.8454 7.709 6.944 6.591 6.388 6.256 6.163 6.094 6.0415 6.608 5.786 5.409 5.192 5.050 4.950 4.876 4.8186 5.987 5.143 4.757 4.534 4.387 4.284 4.207 4.1477 5.591 4.737 4.347 4.120 3.972 3.866 3.787 3.7268 5.318 4.459 4.066 3.838 3.687 3.581 3.500 3.4389 5.117 4.256 3.863 3.633 3.482 3.374 3.293 3.230
10 4.965 4.103 3.708 3.478 3.326 3.217 3.135 3.07211 4.844 3.982 3.587 3.357 3.204 3.095 3.012 2.94812 4.747 3.885 3.490 3.259 3.106 2.996 2.913 2.84913 4.667 3.806 3.411 3.179 3.025 2.915 2.832 2.76714 4.600 3.739 3.344 3.112 2.958 2.848 2.764 2.69915 4.543 3.682 3.287 3.056 2.901 2.790 2.707 2.64116 4.494 3.634 3.239 3.007 2.852 2.741 2.657 2.59117 4.451 3.592 3.197 2.965 2.810 2.699 2.614 2.54818 4.414 3.555 3.160 2.928 2.773 2.661 2.577 2.51019 4.381 3.522 3.127 2.895 2.740 2.628 2.544 2.47720 4.351 3.493 3.098 2.866 2.711 2.599 2.514 2.44721 4.325 3.467 3.072 2.840 2.685 2.573 2.488 2.42022 4.301 3.443 3.049 2.817 2.661 2.549 2.464 2.39723 4.279 3.422 3.028 2.796 2.640 2.528 2.442 2.37524 4.260 3.403 3.009 2.776 2.621 2.508 2.423 2.35525 4.242 3.385 2.991 2.759 2.603 2.490 2.405 2.33726 4.225 3.369 2.975 2.743 2.587 2.474 2.388 2.32127 4.210 3.354 2.960 2.728 2.572 2.459 2.373 2.30528 4.196 3.340 2.947 2.714 2.558 2.445 2.359 2.29129 4.183 3.328 2.934 2.701 2.545 2.432 2.346 2.27830 4.171 3.316 2.922 2.690 2.534 2.421 2.334 2.26631 4.160 3.305 2.911 2.679 2.523 2.409 2.323 2.25532 4.149 3.295 2.901 2.668 2.512 2.399 2.313 2.24433 4.139 3.285 2.892 2.659 2.503 2.389 2.303 2.23534 4.130 3.276 2.883 2.650 2.494 2.380 2.294 2.22535 4.121 3.267 2.874 2.641 2.485 2.372 2.285 2.21736 4.113 3.259 2.866 2.634 2.477 2.364 2.277 2.20937 4.105 3.252 2.859 2.626 2.470 2.356 2.270 2.20138 4.098 3.245 2.852 2.619 2.463 2.349 2.262 2.19439 4.091 3.238 2.845 2.612 2.456 2.342 2.255 2.18740 4.085 3.232 2.839 2.606 2.449 2.336 2.249 2.18041 4.079 3.226 2.833 2.600 2.443 2.330 2.243 2.17442 4.073 3.220 2.827 2.594 2.438 2.324 2.237 2.16843 4.067 3.214 2.822 2.589 2.432 2.318 2.232 2.16344 4.062 3.209 2.816 2.584 2.427 2.313 2.226 2.15745 4.057 3.204 2.812 2.579 2.422 2.308 2.221 2.15246 4.052 3.200 2.807 2.574 2.417 2.304 2.216 2.14747 4.047 3.195 2.802 2.570 2.413 2.299 2.212 2.14348 4.043 3.191 2.798 2.565 2.409 2.295 2.207 2.13849 4.038 3.187 2.794 2.561 2.404 2.290 2.203 2.13450 4.034 3.183 2.790 2.557 2.400 2.286 2.199 2.13051 4.030 3.179 2.786 2.553 2.397 2.283 2.195 2.12652 4.027 3.175 2.783 2.550 2.393 2.279 2.192 2.12253 4.023 3.172 2.779 2.546 2.389 2.275 2.188 2.119
303
54 4.020 3.168 2.776 2.543 2.386 2.272 2.185 2.11555 4.016 3.165 2.773 2.540 2.383 2.269 2.181 2.11256 4.013 3.162 2.769 2.537 2.380 2.266 2.178 2.10957 4.010 3.159 2.766 2.534 2.377 2.263 2.175 2.10658 4.007 3.156 2.764 2.531 2.374 2.260 2.172 2.10359 4.004 3.153 2.761 2.528 2.371 2.257 2.169 2.10060 4.001 3.150 2.758 2.525 2.368 2.254 2.167 2.09761 3.998 3.148 2.755 2.523 2.366 2.251 2.164 2.09462 3.996 3.145 2.753 2.520 2.363 2.249 2.161 2.09263 3.993 3.143 2.751 2.518 2.361 2.246 2.159 2.08964 3.991 3.140 2.748 2.515 2.358 2.244 2.156 2.08765 3.989 3.138 2.746 2.513 2.356 2.242 2.154 2.08466 3.986 3.136 2.744 2.511 2.354 2.239 2.152 2.08267 3.984 3.134 2.742 2.509 2.352 2.237 2.150 2.08068 3.982 3.132 2.740 2.507 2.350 2.235 2.148 2.07869 3.980 3.130 2.737 2.505 2.348 2.233 2.145 2.07670 3.978 3.128 2.736 2.503 2.346 2.231 2.143 2.07471 3.976 3.126 2.734 2.501 2.344 2.229 2.142 2.07272 3.974 3.124 2.732 2.499 2.342 2.227 2.140 2.07073 3.972 3.122 2.730 2.497 2.340 2.226 2.138 2.06874 3.970 3.120 2.728 2.495 2.338 2.224 2.136 2.06675 3.968 3.119 2.727 2.494 2.337 2.222 2.134 2.06476 3.967 3.117 2.725 2.492 2.335 2.220 2.133 2.06377 3.965 3.115 2.723 2.490 2.333 2.219 2.131 2.06178 3.963 3.114 2.722 2.489 2.332 2.217 2.129 2.05979 3.962 3.112 2.720 2.487 2.330 2.216 2.128 2.05880 3.960 3.111 2.719 2.486 2.329 2.214 2.126 2.05681 3.959 3.109 2.717 2.484 2.327 2.213 2.125 2.05582 3.957 3.108 2.716 2.483 2.326 2.211 2.123 2.05383 3.956 3.107 2.715 2.482 2.324 2.210 2.122 2.05284 3.955 3.105 2.713 2.480 2.323 2.209 2.121 2.05185 3.953 3.104 2.712 2.479 2.322 2.207 2.119 2.04986 3.952 3.103 2.711 2.478 2.321 2.206 2.118 2.04887 3.951 3.101 2.709 2.476 2.319 2.205 2.117 2.04788 3.949 3.100 2.708 2.475 2.318 2.203 2.115 2.04589 3.948 3.099 2.707 2.474 2.317 2.202 2.114 2.04490 3.947 3.098 2.706 2.473 2.316 2.201 2.113 2.04391 3.946 3.097 2.705 2.472 2.315 2.200 2.112 2.04292 3.945 3.095 2.704 2.471 2.313 2.199 2.111 2.04193 3.943 3.094 2.703 2.470 2.312 2.198 2.110 2.04094 3.942 3.093 2.701 2.469 2.311 2.197 2.109 2.03895 3.941 3.092 2.700 2.467 2.310 2.196 2.108 2.03796 3.940 3.091 2.699 2.466 2.309 2.195 2.106 2.03697 3.939 3.090 2.698 2.465 2.308 2.194 2.105 2.03598 3.938 3.089 2.697 2.465 2.307 2.193 2.104 2.03499 3.937 3.088 2.696 2.464 2.306 2.192 2.103 2.033100 3.936 3.087 2.696 2.463 2.305 2.191 2.103 2.032
100
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Anni, Catharina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
Doyin, Mukh. 2010. Membaca EYD. Semarang: Bandungan Intitute. Greer, Brian. 2009. Helping Children Develop Mathematically. Human
Development; 52: 148-161. Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandung: Remaja
Rosdakarya Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2010. Cooperative learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok..
Bandung: Alfabeta. McWey, Lenore M, Henderson, T.L., dan Piercy, F.P. 2006. Cooperative
Learning Through Collaborative Faculty-Student Research Teams. Jurnal Subject Sociology, Education. 55/2: 252-262.
Muhsetyo, Gatot, dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka. Munib, Achmad, dkk. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT
UNNES press. Mundjiono, Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
101
Pitajeng. 2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:
DEPDIKNAS DIRJENDIKTI Direktorat Ketenagaan. Prasetyo, Catur. 2012. Peningkatan Pembelajaran Sumber Daya Alam melalui
Model Teams Games Tournament pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 04 Belik Kabupaten Pemalang. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes.
Prawoto, Eko. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Materi Alat Pernapasan pada Manusia dan Hewan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dengan Media Lembar Diskusi Bergambar di SDN Tanjung 02. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes.
Prihandoko, Antonius Cahya. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep
Matematika Secara Benar dan Menarik. Jakarta: Depdiknas. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Penerbit MediaKom. Riduwan. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta Riduwan, dkk. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik
Penelitian. Bandung: Alfabeta Rusman, 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : Rajawali Pers. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses
Pendidikan. Bandung: San Grafika. Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta. Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta:
DEPDIKNAS DIRJENDIKTI Direktorat Ketenagaan.
102
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta. Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Universitas Terbuka. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Taufiq, Ahmad, dkk. 2011. Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan (BHP). 2009. Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri. Wagiran dan Mukh Doyin, 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Unnes Press. Wardani, 2011. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka. Wahyudin, Dinn, dkk. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Wibowo, Mungin Eddy, dkk. 2009. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Universitas
Negeri Semarang. Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wilujeng, Sri. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Siswa Kelas IV
Materi Bangun Ruang melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) di SDN Muarareja 02 Tegal. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes.