terbit : oktober 2019 penyedotan ... - pplh-mangkubumi.or.id

4
Penampakan Sungai Brantas yang dilalui perlintasan kereta api di Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru Tulungagung Ichwan mengatakan, daya dukung Sungai Brantas sudah diambang batas kehancuran. Defisit pasir yang ada di dasarnya sudah sangat besar, dan butuh dana triliunan rupiah untuk pemulihan. Satu-satunya jalan yang bisa dilakukan adalah menghenkan akvitas penambangan, dan menunggu gunung Kelud meletus. “Material dari letusan gunung berapi itulah yang bisa memulihkan dasar Sungai Brantas,” sambung Ichwan. Penurunan dasar sungai Brantas akibat penyedotan pasir mencapai 6 hingga 10 meter. Akibatnya aliran Brantas menjadi sangat deras, dan menimbulkan abrasi dan longsor yang parah. Kerusakan ini belum terhitung ekologi, seper spesies hewan yang terancam akibat kerusakan Brantas. Menurut Ichwan, PPLH Mangkubumi adalah salah satu pihak yang diminta menyaksikan pemasangan apan larangan ini. Ichwan mengaku akan menginisiasi untuk melapor ke Gubernur Jawa Timur. “Sebenarnya suratnya sudah kami siapkan. Kami coba melapor ke gubernur, semoga ada ndakan,” ujarnya. Akvitas penambangan ilegal pasir Sungai Brantas Tulungagung masih massif dilakukan. Padahal para pihak terkait telah memasang papan larangan penambangan. Papan larangan ini dipasang di jalan-jalan kus, yang selama ini menjadi akses truk pengangkut pasir hasil penambangan ilegal. Direktur Eksekuf Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi, Muhammad Ichwan menyesalkan kondisi ini. Pemasangan dilakukan di 6 k lokasi penambangan pasir yang tersebar di 5 desa di 2 kecamatan. Di kecamatan Ngantru ada 3 desa, Bendosari, Pinggirsari dan Srikaton. Sedang di Kecamatan Kedungwaru di desa Tapan dan Bangoan. Ke 5 desa itu berada di aliran Sungai Brantas. Diakui Ichwan, sudah menjadi rahasia umum ada banyak pihak bermain di Brantas. Prakk ini sulit dihenkan karena banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Namun Ichwan tetap opmis ada jalan keluar, meskipun sangat berat. Pemasangan dilakukan di 6 k lokasi penambangan pasir yang tersebar di 5 desa di 2 kecamatan. Di kecamatan Ngantru ada 3 desa, Bendosari, Pinggirsari dan Srikaton. Sedang di Kecamatan Kedungwaru di desa Tapan dan Bangoan. PAPAN LARANGAN DIPASANG Maraknya penggalian pasir liar di bantaran kali Brantas Tulungagung membuat beberapa pihak gerah. Tak terkecuali Perum Jasa Tirta (PJT). Untuk mengurangi penggalian liar pasir itu, PJT menggandeng Satpol PP Provinsi Jam dan aparat keamanan di Tulungagung memasang papan larangan akvitas penambangan pasir di Kali Brantas. penanganan Sungai Brantas harus di level provinsi atau nasional. Sebab selama ini pada level kabupaten Tulungagung dak pernah ada solusi. “Sudah diberitakan media seper itu, tetap saja dak ada ndakan. Prakk ini sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa ada penyelesai-an,” ucapnya. PENYEDOTAN PASIR ILEGAL TULUNGAGUNG TERUS BERJALAN, PPLH MANGKUBUMI MENGINISIASI LAPORAN KE GUBERNUR Terbit : Oktober 2019

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Penampakan Sungai Brantas yang dilalui perlintasan kereta api di Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru Tulungagung

Ichwan mengatakan, daya dukung Sungai Brantas sudah diambang batas kehancuran. Defisit pasir yang ada di dasarnya sudah sangat besar, dan butuh dana triliunan rupiah untuk pemulihan. Satu-satunya jalan yang bisa dilakukan adalah menghen�kan ak�vitas penambangan, dan menunggu gunung Kelud meletus. “Material dari letusan gunung berapi itulah yang bisa memulihkan dasar Sungai Brantas,” sambung Ichwan.

Penurunan dasar sungai Brantas akibat penyedotan pasir mencapai 6 hingga 10 meter. Akibatnya aliran Brantas menjadi sangat deras, dan menimbulkan abrasi dan longsor yang parah. Kerusakan ini belum terhitung ekologi, seper� spesies hewan yang terancam akibat kerusakan Brantas. Menurut Ichwan,

PPLH Mangkubumi adalah salah satu pihak yang diminta menyaksikan pemasangan apan larangan ini. Ichwan mengaku akan menginisiasi untuk melapor ke Gubernur Jawa Timur. “Sebenarnya suratnya sudah kami siapkan. Kami coba melapor ke gubernur, semoga ada �ndakan,” ujarnya.

Ak�vitas penambangan ilegal pasir Sungai Brantas Tulungagung masih massif dilakukan. Padahal para pihak terkait telah memasang papan larangan penambangan. Papan larangan ini dipasang di jalan-jalan �kus, yang selama ini menjadi akses truk pengangkut pasir hasil penambangan ilegal. Direktur Ekseku�f Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi, Muhammad Ichwan menyesalkan kondisi ini.

Pemasangan dilakukan di 6 ��k lokasi penambangan pasir yang tersebar di 5 desa di 2 kecamatan. Di kecamatan Ngantru ada 3 desa, Bendosari, Pinggirsari dan Srikaton. Sedang di Kecamatan Kedungwaru di desa Tapan dan Bangoan. Ke 5 desa itu berada di aliran Sungai Brantas.

Diakui Ichwan, sudah menjadi rahasia umum ada banyak pihak bermain di Brantas. Prak�k ini sulit dihen�kan karena banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Namun Ichwan tetap op�mis ada jalan keluar, meskipun sangat berat.

Pemasangan dilakukan di 6 ��k lokasi penambangan pasir yang tersebar di 5 desa di 2 kecamatan. Di kecamatan Ngantru ada 3 desa, Bendosari, Pinggirsari dan Srikaton. Sedang di Kecamatan Kedungwaru di desa Tapan dan Bangoan.

PAPAN LARANGAN DIPASANGMaraknya penggalian pasir liar di bantaran kali Brantas

Tulungagung membuat beberapa pihak gerah. Tak terkecuali Perum Jasa Tirta (PJT). Untuk mengurangi penggalian liar pasir itu, PJT menggandeng Satpol PP Provinsi Ja�m dan aparat keamanan di Tulungagung memasang papan larangan ak�vitas penambangan pasir di Kali Brantas.

penanganan Sungai Brantas harus di level provinsi atau nasional. Sebab selama ini pada level kabupaten Tulungagung �dak pernah ada solusi. “Sudah diberitakan media seper� itu, tetap saja �dak ada �ndakan. Prak�k ini sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa ada penyelesai-an,” ucapnya.

PENYEDOTAN PASIR ILEGAL TULUNGAGUNG TERUS BERJALAN,PPLH MANGKUBUMI MENGINISIASI LAPORAN KE GUBERNUR

Terbit : Oktober 2019

Apalagi dampaknya sudah mulai terlihat dengan terkikisnya tepian sungai dan pendalaman sungai hingga 10 meter. Belum lagi dampaknya bagi insfrastruktur jembatan Ngujang 1 yang kini pondasinya sudah terkikis dan menggantung. “Akibat penambangan (liar) kerusakan lingkungan dan degradasi dasar sungai sudah semakin parah,” ujar Hadi.

Ke 5 desa itu berada di aliran Sungai Brantas.

Upaya pendangkalan dasar sungai yang dilakukan dengan flushing dari waduk Wlingi pun �dak bisa mengurangi dampak degradasi ini. “Lebih banyak yang diangkut daripada yang kita lepas,” terangnya. Selanjutnya akan dilakukan pemantauan terhadap ak�fitas penambangan di lokasi ini. Di papan

larangan itu tertulis jelas sanksi yang diberikan jika tetap nekat melakukan ak�fitas penambangan ilegal. Mulai dari hukuman selama 10 tahun penjara dan denda sebesar 10 milyar rupiah.

Sementara itu Kabid Penegakan Perda Satpol PP Jawa Timur, Fathurochman yang ikut dalam pemasa-ngan papan larang itu sudah pernah melaksanakan operasi atau penindakan penambangan liar di Kali Brantas. Namun pihaknya �dak bisa melakukan pener�ban tanpa ada permintaan dari instansi terkait, yang dalam ini PJT.

“Kalau mereka (PJT) �dak ada konfirmasi ke kita untuk melakukan pener�ban wilayah sungai, kita �dak nger�,” ujarnya. Tanpa ada permintaan dari PJT atau BBWS pihaknya �dak bisa melakukan pener�ban pada penambang-an ilegal di wilayah sungai Brantas.

Disaksikan TNI-Polri, dan Satpol PP PJT memasang papan larangan penam-bangan pasir ilegal di tepi Kali Brantas

Penampakan plengsengan Jembatan Ngujang Tulungagung yang ambrol

JENIS-JENIS LIMBAH SUNGAIBERBAGAI PENYAKITAKIBAT LIMBAH SUNGAI

Cara cepat dan tetap untuk mengurangi pencemaran sungai adalah dengan menerapkan ipal dalam skala rumah tangga, pasar, perhotelan, perindustrian (besar, menengah maupun kecil), memilah dan mengolah sampah dari rumah tangga, pusat-pusat pendidikan (sekolah), perkantoran dan lain-lain. Sehingga sampah tidak ada lagi yang terbuang ke sungai.

Satu hal yang perlu kita sadari bersama adalah; semakin hari jumlah penduduk semakin bertambah. Pertumbuhan jumlah penduduk sudah pasti dibarengi dengan banyaknya rumah dan perumahan yang dibangun. Dari rumah atau perumahan inilah bermulanya pencemaran. Dan tidak bisa dipungkiri pula, perhotelan, pusar-pusat perdagangan (pasar), perindustrian (dalam skala kecil, menengah dan besar) juga menjadi pemicu pencemaran lingkungan (sungai).

Namun hingga saat ini kondisi dankesadaran ideal masyarakat dalam

pendampingan dan peningkatan.

mengetahui kondisi sungai tercemar, kita (masyarakat) tidak perlu menggunakan sarana dan alat mahal dan harus datang ke laboratorium. Cukup dengan metode biotiik. Apa dan bagaimana biotilik itu? Simak infografis berikut ini.

mengelola sampah masih perlu

dari tempat lain yang belum menarapkansistem ipal sebelumnya. Akhirnya kondisisungai memburuk dan tercemar. Untuk

tempat pembuangan limbahLihat saja, sungai masih menjadi

domestik cair, dan limbah-limbah

MENJADI DETEKTIF SUNGAIOleh : Zainurohman (Koordinator Program Air Yayasan PPLH Mangkubumi)

METODE BIOTILIKBiotilik adalah hewan tidak bertulang belakang yang berukuran makro dan hidup di sungai yangdapat digunakan sebagai salah satu cara mudah dan cepat untuk memantau kualitas air sungai

Hewan atau biota ini menjadi sinyal, penanda/petanda yang mengabarkankondisi sungai dimanapun

Data-data biota di atas dapat dengan mudah diambil diperairan atau sungai dengan alat sederhana yakni jaring. Setalah diambil dengan jaring lalu di ambil satu persatu dengan menggunakan sendok plas�k dan di taruh di baki

plas�k yang memiliki banyak kotak.Dengan melakukan pengambilan biota di atas dan melakukan pendataan secara berkala, kita sudah melakukan

deteksi dini terhadap kondisi sungai atau peraira yang kita ingin ambil. Setelah selesai melakukan pendataan, kita akan bisa menyimpulkan sesuai temuan biota yang ada apakah kita sungai tersebut tercemar atau �dak. Dan kita

sudah menjadi detek�f sungai. Selamat mencoba !

Sangat Sensitifbiota ini tidak bisa hidup jika kondisi

sungai atau peraian tercemar

Sensitif jenis biota yang masih bisa bertahan dalamkondisi air atau sungai tercemar

Toleranbeberapa biota ini dapat bertahan hidup padasungai atau kawasan peraian yang tercemar

Sangat Toleranbiota ini dapat hidup di kawasan perairan atausungai yang sangat tercemar

Udang Air Tawar

Larva Lalat Sehari

Larva Stonefly(Plecoptera)

Larva Capung Jarum

Larva Tricoptera

Larva Coleoptera Kumbang (Coleoptera) Kepik (Hemiptera) Larva DipteraCacing

(Lumbriculicidae)

AKTIFITAS PELESTARIAN SUNGAISungai menjadi tempat mengalirnya air dari Hulu (gunung atau

mata air) menuju hilir (muara). Sungai mengalirkan air secara alami tanpa proses apapun. Air merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup yang berada di bumi, manusia, hewan dan tumbuhan tidak akan terhindar dari kebutuhan air.

Melihat perkembangan zaman, masyarakat yang dulu sangat menggantungkan kebutuhan dasar di sungai dan sekarang telah berubah dan menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah maka PPLH-mangkubumi bertekad untuk mengembalikan fungsi sungai sebagai tempat vital untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup terhadap air.

PPLH-Mangkubumi sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat sejak tahun 2006 hingga 2017 telah melakukan beberapa hal untuk mengembalikan fungsi sungai, PPLH-Mangkubumi yang bekerjasama dengan Perum Jasa Tirta I juga turut melibatkan peran masyarakat, pemerintah dan perusahaan swasta untuk bersama-sama peduli terhadap keberadaan sungai, sehingga kedepan sungai bukan lagi menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah akan tetapi sungai menjadi bagian dari sebuah ekosistem yang lebih menguntungkan baik secara ekonomi, sosial dan budaya.

Kegiatan Tersebut diantaranya yakni:

Pelatihan yang di ikuti oleh 80 warga dari Kelurahan Kutoanyar, peltihan tersebut di maksudkan dalam rangka membekali masyarakat dalam turut serta ikut terlbat secara aktif dalam proses pemantauan dan pemulihan sungai. [02/08/2019]

Pelatihan Detektif Sungai

Dlaksanakan oleh PPLH Mangkubumi di Kelurahan Sembung, Tulungagung. Narasumber diisi oleh Pak Basith, Mas Munif, Mas Azam dan Mas Reyas dari PPLH Mangkubumi. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan wawasan kepada warga sekitar untuk menjaga kelestarian sungai. [01/08/2019]

Sosialisai Pelestarian Daerah Aliran Sungai

Bantuan Bak SampahProses penyerahan bak sampah secara simbolis dari PJT dan PPLH Mangkubumi kepada Kepala Desa Sembung untuk dipasang di seputaran bantaran Kali Ngrowo. [07/10/2019]

Pembuatan Portal SungaiInformasi berbasis media elektronik sebagai sarana kampanye, informasi dan pengaduan masyarakat. Pengaduan yang kemudian akan di kaji oleh PPLH Mangkubumi dan diteruskan pada pihak yang berkepentingan, dalam hal ini Pemda Tulungagung dan PJT (Perum Jasa Tirta). Alamat website adalah www.kali-tulungagung.com.

1

2

45

Dok. PPLH Mangkubumi

Dok. PPLH Mangkubumi

Pemasangan Papan InformasiDimaksudkan sebagai upaya PPLH-mangkubumi untuk men-sosialisasikan pentingnya keberadaan sungai bagi kehidupan makhluk hidup, papan informasi tersebut dipadang di seputaran bantaran Kali Ngrowo Kelurahan Kutoanyar Tulungagung. [Agt. - Sep. 2019]

3

Dok. PPLH Mangkubumi

Dok. PPLH Mangkubumi

Dok. PPLH Mangkubumi