terapi oksigen pada anestesi referat

Upload: cumi-cumi-cinta

Post on 12-Oct-2015

454 views

Category:

Documents


52 download

DESCRIPTION

terapi oksigen

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    1/33

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Seseorang tidak dapat hidup tanpa menghirup oksigen. Begitu esensialnya

    unsur ini bagi kehidupan sehingga apabila 10 detik saja otak manusia tidak

    mendapatkan oksigen, maka yang akan terjadi kemudian adalah penurunan

    kesadaran dan apabila terus berlanjut, otak akan mengalami kerusakan yang lebih

    berat dan irreversible. Tak hanya untuk bernafas dan mempertahankan kehidupan,

    oksigen juga sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.

    Dengan penemuan yang sangat penting mengenai molekul oksigen oleh

    Joseph riestley pada tahun 1!!" dan bukti adanya pertukaran gas pada proses

    pernafasan oleh #avoisier, oksigen menjadi suatu $ara pengobatan dalam

    pera%atan pasien. Sebelum tahun 1&'0 suplementasi oksigen dievaluasi oleh

    Baru$h dkk dan akhirnya pada tahun 1&'0 ditetapkan suatu konsep bah%a oksigen

    dapat dipergunakan sebagai terapi. Sejak itu efek hipoksia lebih dimengerti dan

    pemberian oksigen pada pasien penyakit paru memba%a dampak meningkatnya

    jumlah pera%atan pasien.1

    Dua penelitian dasar di a%al 1&(0an memperlihatkan adanya bukti

    membaiknya kualitas hidup pada pasien penyakit paru obstruktif kronik )*+

    yang mendapat suplemen oksigen. ada studi The Nocturnal Oxygen Therapy

    Trial )-*TT, pemberian oksigen 1' jam atau ' jam sehari selama ( bulan dapat

    memperbaiki keadaan umum, ke$epatan motorik, dan kekuatan genggaman,

    namun tidak memperbaiki emosional mereka atau kualitas hidup mereka. -amun

    http://1.bp.blogspot.com/-oMWm_p_KndI/TirLhzufojI/AAAAAAAAAJ0/qyiPc5ExVis/s1600/terapi-oksigen-d.jpg
  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    2/33

    penelitian lain memperlihatkan bah%a pemberian oksigen pada pasien/pasien

    hipoksemia, dapat memperbaiki harapan hidup, hemodinamik paru, dan kapasitas

    latihan. +euntungan lain pemberian oksigen pada beberapa penelitian diantaranya

    dapat memperbaiki kor pulmonal, meningkatkan fungsi jantung, memperbaiki

    fungsi neuropsikiatrik dan pen$apaian latihan, mengurangi hipertensi pulmonal,

    dan memperbaiki metabolisme otot.'

    +omposisi udara kering ialah '0,& *', 0,0 2*', !,( -' dan

    0,&' unsur inert lainnya, seperti argon dan helium. Tekanan barometer )B di

    permukaan laut ialah !(0 mm3g )satu atmosfer. Dengan demikian, tekanan

    parsial )dinyatakan dengan lambang . *'udara kering di permukaan laut adalah

    0,'1 4 !(0, atau 1(0 mm3g. Tekanan parsial -'dan gas inert lainnya 0,!& 4 !(0,

    atau (00 mm3g5 dan 2*'ialah 0,000 4 !(0 atau 0,6 mm3g. Terdapatnya uap

    air dalam udara pada berbagai iklim umumnya akan menurunkan persen volume

    masing masing gas, sehingga juga sedikit mengurangi tekanan parsial gas gas/

    tersebut. 7dara yang seimbang dengan air jenuh dengan uap air, dan udara

    inspirasi akan jenuh dengan uap air saat udara tersebut men$apai paru/paru. 6

    1.2 Tujuan

    8engingat pentingnya pengetahuan tentang hal tersebut maka penulis

    men$oba memaparkan tentangterapi oksigen yang penulis dapatkan dari berbagai

    sumber. enulisan makalah referat ini bertujuan untuk memberikan informasi

    mengenai mati batang otak se$ara singkat.

    1.3 Manfaat

    ada penulisan referat ini penulis berharap dapat memberikan pengetahuanpada pemba$a mengenai mati batang otak se$ara lebih mendalam, dan sebagai

    pembelajaran yang lebih bagi penulis.

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    3/33

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 !ngga t"!rak#

    aru merupakan organ yang elastis, berbentuk keru$ut, dan terletak

    dalam rongga dada atau toraks.Mediastinum sentral yang berisi jantung dan

    beberapa pembuluh darah besar memisahkan paru tersebut. Setiap paru

    mempunyai apeks )bagian atas paru dan dasar.embuluh darah paru dan

    bron$hial, bronkus, saraf dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada bagian

    hilus dan membentuk akar paru. aru kanan lebih besar dari paru kiri dan

    dibagi menjadi tiga lobus oleh fisura interlobaris. aru kiri dibagi menjadi dua

    lobus.',6

    2.2 Anat!$% &aru ' &aru n!r$al

    #obus/lobus tersebut dibagi lagi menjadi 10 segmen sedangkan paru

    kiri dibagi menjadi &. roses patologis seperti atelektasis dan pneumoniaseringkali hanya terbatas pada satu lobus dan segmen saja. Suatu lapisan tipis

    kontinu dan jaringan elastis, dikenal sebagai pleura, melapisi rongga dada

    )pleura parietalis dan menyelubungi setiap paru )pleura viseralis.',6

    Di antara pleura parietalis dan pleura viseralis terdapat suatu lapisan

    tipis $airan pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu

    bergerak selama pernafasan dan untuk men$egah pemisahan toraks dan paru.

    Tidak ada ruangan yang sesungguhnya memisahkan kedua pleura tersebut

    http://3.bp.blogspot.com/-nO3KAFJrbPg/TiHTLUQVK6I/AAAAAAAAADo/YFU24r2qCP8/s1600/1.jpg
  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    4/33

    sehingga apa yang disebut dengan rongga pleura atau kavitas pleura hanyalah

    suatu ruangan potensial.'

    Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer,

    sehingga men$egah kolaps paru. Bila terserang penyakit, pleura mungkin

    mengalami peradangan, atau udara ataupun $airan dapat masuk ke dalam

    rongga pleura, menyebabkan paru tertekan atau kolaps.6

    9da tiga faktor yang mempertahankan tekanan negatif yang normal

    ini. ertama, jaringan elasti$ paru memberikan kekuatan kontinu yang

    $enderung menarik paru jauh dari rangka toraks. Setelah lahir, paru $enderung

    mengerut ke ukuran aslinya yang lebih ke$il daripada bentuknya sebelum

    mengembang. Tetapi, permukaan pleura viseralis dan pleura parietalis yang

    saling menempel itu tidak dapat dipisahkan, sehingga tetap ada kekuatan

    kontinu yang $enderung memisahkannya. +ekuatan ini dikenal sebagai

    tekanan negatif dari ruang pleura. Tekanan intrapleura se$ara terus/menerus

    bervariasi sepanjang siklus pernafasan, tetapi selalu negatif.'

    :aktor utama kedua dalam mempertahankan tekanan negatif

    intrapleura adalah kekuatan osmotik yang terdapat di seluruh membrane

    pleura. 2airan dalam keadaan normal akan bergerak dari kapiler di dalam

    pleura parietalis ke ruang pleura dan kemudian diserap kembali melalui pleura

    viseralis. ergerakan $airan pleura dianggap mengikuti hukum Starling

    tentang pertukaran transkapiler5 yaitu, pergerakan $airan bergantung pada

    selisih perbedaan antara tekanan hidrostatik darah yang $enderung mendorong

    $airan keluar dan tekanan onkotik dari protein plasma yang $enderung

    menahan $airan agar tetap di dalam. Selisih perbedaan absorbsi $airan pleura

    melalui pleura viseralis lebih besar daripada selisih perbedaan pembentukan$airan oleh pleura parietalis sehingga pada ruang pleura dalam keadaan

    normal hanya terdapat beberapa milliliter $airan.6

    :aktor ketiga yang mendukung tekanan negatif intrapleura adalah

    kekuatan pompa limfatik. Sejumlah ke$il protein se$ara normal memasuki

    ruang pleura tapi akan dikeluarkan oleh sistem limfatik dalam pleura

    parietalis5 terkumpulnya protein di dalam ruang intrapleura akan menga$aukan

    keseimbangan osmotik normal tanpa pengeluaran limfatik. +etiga faktor ini

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    5/33

    kemudian, mengatur dan mempertahankan tekanan negatif intrapleura

    normal.6

    2.3 K!ntr!l &ernafa#an

    Terdapat beberapa mekanisme yang berperan memba%a udara ke

    dalam paru sehingga pertukaran gas dapat berlangsung. :ungsi mekanis

    pergerakan udara masuk dan keluar dari paru disebut ventilasi dan mekanisme

    ini dilaksanakan oleh sejumlah komponen yang saling berinteraksi.

    +omponen yang berperan penting adalah pompa yang bergerak maju mundur,

    disebut pompa pernafasan. ompa ini mempunyai dua komponen volume/

    elastis; paru itu sendiri dan dinding yang mengelilingi paru. Dinding terdiri

    dari rangka dan dan jaringan rangka toraks, serta diafragma, isi abdomen dan

    dinding abdomen. *tot/otot pernafasan yang merupakan bagian dinding toraks

    merupakan sumber kekuatan untuk menghembus pompa.

    Diafragma )dibantu oleh otot/otot yang dapat mengangkat tulang iga

    dan sternum merupakan otot utama yang ikut berperan dalam peningkatan

    volume paru dan rangka toraks selama inspirasi5 ekspirasi merupakan suatu

    proses pasif pada pernafasan tenang.

    *tot/otot pernafasan diatur oleh pusat pernafasan yang terdiri dari

    neuron dan reseptor pada pons dan medulla oblongata. usat pernafasan

    merupakan bagian sistem saraf yang mengatur semua aspek pernafasan.

    :aktor utama pada pengaturan pernafasan adalah respon dari pusat

    kemoreseptor dalam pusat pernafasan terhadap tekanan parsial )tegangan

    karbon diokasida )a2*' dan p3 darah arteri. eningkatan a2*' atau

    penururnan p3 merangsang pernafasan.6,

    enurunan tekanan parsial *' dalam darah arteri a*' dapat juga

    merangsang ventilasi. +emoreseptor perifer yang terdapat dalam badan karotis

    pada bifurkasio arteria komunis dan dalam badan aorta pada arkus aorta, peka

    terhadap penurunan a*' dan p3, dan peningkatan a2*'. 9kan tetapi a*'

    harus turun dari nilai normal kira/kira sebesar &0/100 mm3g hingga men$apai

    sekitar (0 mm3g sebelum ventilasi mendapat rangsangan yang $ukup berarti.

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    6/33

    8ekanisme lain mengontrol jumlah udara yang masuk ke dalam paru.

    ada %aktu paru mengembang, reseptor/reseptor ini mengirim sinyal pada

    pusat pernafasan agar menghentikan pengembangan lebih lanjut. Sinyal dari

    reseptor regang tersebut akan berhenti pada akhir ekspirasi ketika paru dalam

    keadaan mengempis dan pusat pernafasan bebas untuk memulai inspirasi lagi.

    8ekanisme ini yang dikenal dengan nama refleksHering-Breuer, refleks ini

    tidak aktif pada orang de%asa, ke$uali bila volume tidal melebihi 1 liter

    seperti pada %aktu berolah raga.

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    7/33

    bronkodilasi, dan neurotransmitter yang digunakan adalah nitrogen oksida.

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    8/33

    mm3g dari 0 mm3g pada %aktu mulai inspirasi. Selisih tekanan antara

    jalan nafas dan atmosfer menyebabkan udara mengalir ke dalam paru sampai

    tekanan jalan nafas pada akhir inspirasi sama dengan tekanan atmosfer.6,"

    Selama pernafasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat

    elastisitas dinding dada dan paru. ada %aktu otot interkostalis internus

    relaksasi, rangka iga turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam

    rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang. *tot interkostalis

    internus dapat menekan iga ke ba%ah dan ke dalam pada %aktu ekspirasi

    kuat dan aktif, batuk, muntah, atau defekasi. Selain itu, otot/otot abdomen

    dapat berkontraksi sehingga tekanan intraabdomen membesar dan menekan

    diafragma ke atas.6,

    eningkatan volume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura

    maupun tekanan intrapulmonal. Tekanan intrapulmonal sekarang meningkat

    dan men$apai 1 sampai ' mm3g di atas tekanan atmosfer. Selisih tekanan

    antara jalan nafas dan atmosfer menjadi terbalik, sehingga udara mengalir

    keluar dari paru sampai tekanan jalan nafas dan atmosfer menjadi sama

    kembali pada akhir ekspirasi. Tekanan intrapleura selalu berada diba%ah

    tekanan atmosfer selama siklus pernafasan.(

    Definisi/definisi berikut ini akan berguna dalam pembahasan

    ventilasi yang efektif ;

    ?olume semenit atau ventilasi semenit )?@ adalah volume udara yang

    terkumpul selama ekspirasi dalam periode satu menit. ?@dapat dihitung

    dengan mengalikan nilai ?Tdengan ke$epatan pernafasan. Dalam

    keadaan istirahat, ?@orang de%asa sekitar ( atau ! literA menit.

    :rekuensi pernafasan )f atau ke$epatan5 adalah jumlah nafas yang

    dilakukan per menit. ada keadaan istirahat, pernafasan orang de%asa

    sekitar 10/'0 kali per menit.

    ?olume tidal )?T adalah banyaknya udara yang diinspirasi atau

    diekspirasi pada setiap pernafasan. ?Tsekitar /1' $$AkgBB dan jauh

    meningkat pada %aktu melakukan kegiatan fisik yaitu bila bernafas

    dalam.

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    9/33

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    10/33

    pada %aktu *'sampai di trakea, tekanan parsial ini akan mengalami

    penurunan sampai sekitar 1& mm3g karena dihangatkan dan dilembabkan

    oleh jalan nafas )!(0/! 4 0,'1 1&.

    Tekanan parsial uap air pada suhu tubuh adalah ! mm3g. Tekanan

    parsial *' yang diinspirasi akan menurun kira/kira 106 mm3g pada saat

    men$apai alveoli karena ter$ampur dengan udara dalam ruang mati

    anatomik pada saluran jalan nafas.

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    11/33

    2. Hu4ungan antara 5ent%la#% &erfu#%

    emindahan gas se$ara efektif antara alveolus dan kapiler paru

    membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru dan perfusi )aliran

    darah dalam kapiler. Dengan perkataan lain, ventilasi dan perfusi unit

    pulmonar harus sesuai. ada orang normal dengan posisi tegak dan dalam

    keadaan istirahat, ventilasi dan perfusi hamir seimbang ke$uali pada apeks

    paru.!

    Sirkulasi pulmoner dengan tekanan dan resistensi rendah

    mengakibatkan aliran darah di basis paru lebih besar daripada di bagian apeks,

    disebabkan pengaruh gaya tarik bumi. -amun, ventilasinya $ukup merata.

    -ilai rata/rata rasio antara ventilasi terhadap perfusi ;!

    ,67 - 89

    -ilai diatas didapatkan melalui rasio rata/rata laju ventilasi alveolar

    normal )#Amenit dibagi dengan $urah jantung normal )"#Amenit.

    +etidakseimbangan antara proses ventilasi/perfusi terjadi kebanyakan

    pada penyakit pernafasan. enyakit paru dan gangguan fungsional pernafasan

    dapat diklasifikasikan se$ara fisiologis sesuai jenis penyakit yang dialami,

    apakah menimbulkan pirau yang besar )tidak terdapat ventilasi tapi perfusi

    normal, sehingga perfusi terbuang sia/sia, ?AF kurang dari 0, atau

    menimbulkan penyakit pada ruang mati )ventilasi normal, akan tetapi tanpa

    perfusi, ?AF lebih dari 0,.!

    2.: Tran#&!r ;2 )ala$ )ara"

    *' dapat diangkut dari paru ke jaringan/jaringan melalui dua jalan;

    se$ara fisik larut dalam plasma atau se$ara kimia berikatan dengan 3b sebagaioksihemoglobin )3b*'. Ckatan kimia *'dengan 3b ini bersifat reversible,

    dan jumlah sesungguhnya yang diangkut dalam bentuk ini mempunyai

    hubungan nonlinear dengan tekanan parsial *' dalam darah arteri )a*', yang

    ditentukan oleh jumlah *'yang se$ara fisik larut dalam plasma darah.

    Selanjutnya, jumlah *' yang se$ara fisik larut dalam plasma mempunyai

    hubungan langsung dengan tekanan parsial *' dalam alveolus )9*'.!

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    12/33

    Jumlah *'juga bergantung pada daya larut *' dalam plasma. 3anya

    sekitar 1 dari jumlah *' total yang ditranspor dengan $ara ini. 2ara transport

    seperti ini tidak memadai untuk mempertahankan hidup %alaupun dalam

    keadaan istirahat sekalipun. Sebagian besar *' diangkut oleh 3b yang terdapat

    dalam sel darah merah. Dalam keadaan tertentu )misalnya ;kera$unan karbon

    monoksida atau hemolisis masif dengan insufisiensi 3b, * ' yang $ukup untuk

    mempertahankan hidup dapat diangkut dalam bentuk larutan fisik dengan

    memberikan pasien *'bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfer )ruang

    *' hiperbarik.!

    Satu gram 3b dapat mengikat 1,6 ml *'. +onsentrasi 3b rata/rata

    dalam darah laki/laki de%asa sekitar 1" g per 100 ml sehingga 100 ml darah

    dapat mengangkut '0,1 ml *')1" 4 1,6 bila *'jenuh )Sa*' adalah 100.

    Tetapi sedikit darah vena $ampuran dari sirkulasi bron$hial ditambahkan ke

    darah yang meninggalkan kapiler paru dan sudah teroksigenasi. roses

    pengen$eran ini menjelaskan mengapa hanya kira/kira &! persen darah yang

    meninggalkan paru menjadi jenuh.(

    ada tingkat jaringan, *' akan melepaskan diri dari 3b ke dalam

    plasma dan berdifusi dari plasma ke sel/sel jaringan tubuh untuk memenuhi

    kebutuhan jaringan yang bersangkutan. 8eskipun kebutuhan jaringan tersebut

    bervariasi, namun sekitar !" 3b masih berikatan dengan *'pada %aktu 3b

    kembali ke paru dalam bentuk darah vena $ampuran. Jadi hanya sekitar '"

    *'dalam darah arteri yang digunakan untuk keperluan jaringan. 3b yang telah

    melepaskan *'pada tingkat jaringan disebut 3b tereduksi. 3b tereduksi

    ber%arna ungu dan menyebabkan %arna kebiruan pada darah vena, sedangkan

    3b*'ber%arna merah terang dan menyebabkan %arna kemerah/merahan padadarah arteri.!

    2.9 Kur5a D%#!#%a#% ;k#%"e$!gl!4%n

    7ntuk dapat memahami kapasitas angkut *'dengan jelas harus

    diketahui afinitas 3b terhadap *'karena suplai *' untuk jaringan maupun

    pengambilan *'oleh paru sangat bergantung pada hubungan tersebut. Jika

    darah lengkap dipajankan terhadap berbagai tekanan parsial *'dan persentase

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    13/33

    kejenuhan 3b diukur, maka didapatkan kurva berbentuk huruf S bila kedua

    pengukuran tersebut digabungkan. +urva ini dikenal dengan nama kurva

    disosiasi oksihemoglobin dan menyatakan afinitas 3b terhadap *'pada

    berbagai tekanan parsial.!

    :akta fisiologis yang sangat penting tentang kurva ini yaitu adanya

    bagian atas yang datar. ada bagian atas kurva yang datar, perubahan yang

    besar pada tekanan *' akibat sedikit perubahan pada kejenuhan 3b*'. Cni

    berarti bah%a jumlah *' yang relatif konstan dapat disuplai ke jaringan bahkan

    pada ketinggian yang tinggi saat *'dapat sebesar (0 mm3g atau kurang. Cni

    juga berarti bah%a pemberian *'dalam konsentrasi tinggi )udara normal '1

    pada pasien dengan hipoksemia ringan )a*'(0/!" mm3g adalah sia/sia,

    karena 3b*' hanya dapat ditingkatkan sedikit sekali. elepasan *' ke jaringan

    dapat ditingkatkan oleh hubungan *'terhadap Sa*'pada kurva bagian vena

    yang $uram. ada bagian ini perubahan/perubahan besar pada

    3b*'merupakan akibat sedikit perubahan pada *'.!

    9finitas 3b terhadap *'dipengaruhi oleh banyak faktor lain yang

    menyertai jaringan dan dapat diubah oleh penyakit. Daftar dari beberapa

    faktor tersebut serta pengaruhnya pada afinitas terhadap *'dapat dilihat pada

    tabel di ba%ah.!

    Ta4el 1. +akt!r'fakt!r

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    14/33

    +eadaan patologis yang dapat menyebabkan asidosis metaboli$, seperti syok

    )pembentukan asam laktat berlebihan akibat metabolisme anaerobi$ atau

    retensi 2*')seperti yang ditemukan pada banyak penyakit paru akan

    menyebabkan pergeseran kurva ke kanan. ergeseran kurva sedikit ke kanan

    seperti pada bagian vena kurva normal )p3 !,6 akan membantu pelepasan

    *'ke jaringan. ergeseran ini dikenal dengan nama eek Bohr!!

    :aktor lain yang menyebabkan pergeseran kurva ke kanan adalah

    peningkatan suhu dan ',6 difosfogliserat )',6/DI yaitu fosfat organi$ dalam

    sel darah merah yang mengikat 3b dan mengurangi afinitas 3b terhadap *'.

    ada anemia dan hipoksemia kronik, ',6/DI sel darah merah meningkat.

    8eskipun kemampuan transport *'oleh 3b menurun bila kurva bergeser ke

    kanan, namun kemampuan 3b untuk melepaskan *'ke jaringan dipermudah.

    +arena itu, pada anemia dan hipoksemia kronik pergeseran kurva ke kanan

    merupakan proses kompensasi. ergeseran kurva ke kanan yang disertai

    kenaikan suhu, selain menggambarkan adanya kenaikan metabolisme sel dan

    peningkatan kebutuhan *', juga merupakan proses adaptasi dan menyebabkan

    lebih banyak *'yang dilepaskan ke jaringan dari aliran darah.!

    Sebaliknya, peningkatan p3 darah )alkalosis atau penurunan

    2*', suhu, dan ',6/DI akan menyebabkan pergeseran kurva disosiasi

    oksihemoglobin ke kiri. ergeseran ke kiri menyebabkan peninkatan afinitas

    3b terhadap *'. 9kibatnya ambilan *'paru meningkat pada pergeseran ke

    kiri, namun pelepasan ke jaringan terganggu. +arena itu se$ara teoretis dapat

    terjadi hipoksia )insufisiensi *'jaringan guna memenuhi kebutuhan

    metabolisme pada keadaan alkalosis berat, terutama bila disertai dengan

    hipoksemia.!

    +eadaan ini terjadi selama proses mekanisme overventilasi dengan

    respirator atau pada tempat yang tinggi akibat hiperventilasi. +arena

    hiperventilasi juga diketahui dapat menurunkan aliran darah serebral karena

    penurunan a2*', iskemia serebral juga bertanggung ja%ab atas gejala

    berkunang/kunang yang sering terjadi pada kondisi demikian. Darah yang

    disimpan akan kehilangan aktifitas ',6/DI, sehingga afinitas 3b terhadap

    *'akan meningkat. *leh karena itu, pasien yang menerima transfuse darah

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    15/33

    yang disimpan dalam jumlah banyak kemungkinan akan mengalami gangguan

    pelepasan *'ke jaringan karena adanya pergeseran kurva disosiasi 3b*'ke

    kiri.!

    9finitas 3b diberi batasan melalui *'yang dibutuhkan untuk

    menghasilkan kejenuhan "0 )"0. Dalam keadaan normal, "0sekitar '!

    mm3g. "0akan meningkat, bila kurva disosiasi bergeser ke kanan

    )pengurangan afinitas 3b terhadap *' sedangkan pada pergeseran kurva ke

    kiri, )peningkatan afinitas 3b terhadap *', "0akan menurun.!

    3omeostasis 2*'juga merupakan suatu aspek penting dalam

    ke$ukupan respirasi. Transpor 2*' dari jaringan ke paru untuk dibuang

    dilakukan dengan tiga $ara. Sekitar 10 2*'se$ara fisik larut dalam plasma,

    karena tidak seperti *', 2*'mudah larut dalam plasma. Sekitar '0

    2*'berikatan dengan gugus amino pada 3b )karbaminohemoglobin dalam

    sel darah merah, dan sekitar !0 diangkut dalam bentuk bikarbonat plasma

    )32*6/. 2*'berikatan dengan air dalam reaksi berikut ini ;

    !

    =;2> H2; ? H2=;3? H> > H=;3

    '

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    16/33

    2.@ Pen%la%an Statu# Pernafa#an

    engetahuan tentang gas darah )*', 2*', dan p3 darah arteri saja

    tidak $ukup memberikan keterangan tentang transpor *' dan 2*'untuk

    memastikan apakah oksigenasi jaringan pasien sudah memadai. Banyak faktor

    lain yang ikut berperan dalam proses transport, seperti $urah jantung yang

    memadai dan perfusi jaringan, serta difusi gas/gas pada tingkat jaringan.

    +arena itu deteksi hipoksia jaringan harus selalu disertai dengan pengamatan

    klinis serta interpretasi gas/gas darah.(,!

    Cnformasi penting lain yang diperlukan untuk menilai status respirasi

    pasien adalah konsentrasi 3b serta persentase kejenuhan 3b. ersentase

    kejenuhan 3b tidak bergantung pada konsentrasi 3b, sedangkan kandungan

    *'dalam volume persen berhubungan langsung dengan konsentrasi 3b.

    ?olume persen menunjukkan berapa banyak *'yang dapat dihantarkan ke

    jaringan pada a*'tertentu.(,!

    2.18 Anal%#a a# Dara"

    7ntuk menilai fungsi pernafasan se$ara adekuat, perlu juga

    mempelajari hal/hal di luar paru seperti volume dan distribusi gas yang

    diangkut oleh sistem sirkulasi.!

    a2*'merupakan petunjuk ?9yang terbaik. Bila a2*'meningkat,

    penyebab langsung selalu hipoventilsai alveolar. 3ipoventilasi menyebabkan

    asidosis respiratorik dan penurunan p3 darah. enyebab langsung penurunan

    a2*'adalah selalu hiperventilasi alveolar. 3iperventilasi menyebabkan

    alkalosis resiratorik dan kenaikan p3 darah.!

    Bila a*' turun sampai di ba%ah nilai normal, terjadi hipoksemia.ada gagal pernafasan yang berat, a*' makin turun sampai 60/0 mm3g.

    3ipoksemia akibat penyakit paru disebabkan oleh salah satu atau lebih dari

    mekanisme di ba%ah ini!

    1. +etidakseimbangan antara proses ventilasi/perfusi )penyebab

    tersering

    '. 3ipoventilasi alveolar

    6. Iangguang difusi

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    17/33

    . irau anatomi$ intrapulmonar. 3ipoksemia akibat tiga kelainan

    yang pertama dapat diperbaiki dengan pemberian *'. Tetapi pirau

    anatomi$ intrapulmonar )pirau arteriovenosa tidak dapat diatasi

    dengan terapi *'.

    erubahan gas darah arteri merupakan hal yang kritis dalam diagnosis

    kegagalan pernafasan atau ventilasi yang mungkin timbul se$ara perlahan/

    lahan. 9pabila kadar a*'tutun di ba%ah normal, terjadi insufisiensi

    pernafasan, dan terjadi kegagalan pernafasan bila a*'turun sampai "0

    mm3g. a2*'dapat meningkat atau turun sampai di ba%ah nilai normal

    pada insufisiensi atau kegagalan pernafasan.(

    Ta4el 2. N%la% N!r$al )ar% a# Dara" Arter%

    Pengukuran a# Dara" S%$4!l N%la% n!r$al

    Tekanan 2*' a2*'

    6"/" mm3g

    )rata/rata, 0

    Tekanan *' a*' 0/100 mm3g

    ersentase kejenuhan *' Sa*' &!

    +onsentrasi ion hydrogen p3 !,6"/!,"

    Bikarbonat 32*6/ ''/'( m@KA#

    2.11 Tera&% ;k#%gen

    Terapi oksigen merupakan pemberian oksigen sebagai suatu

    intervensi medis, dengan konsentrasi yang lebih tinggi disbanding yang

    terdapat dalam udara untuk terapi dan pen$egahan terhadap gejala dan

    menifestasi dari hipoksia. *ksigen sangat penting untuk metabolisme sel, dan

    lebih dari itu, oksigenasi jaringan sangat penting untuk semua fungsi

    fisiologis normal.

    *ksigen dapat diberikan se$ara temporer selama tidur maupun selama

    beraktivitas pada penderita dengan hipoksemia. Selanjutnya pemberian

    oksigen dikembangkan terus ke arah ventilasi mekanik, pemakaian oksigen di

    rumah. 7ntuk pemberian oksigen dengan aman dan efektif perlu pemahaman

    mengenai mekanisme hipoksia, indikasi, efek terapi, dan jenis pemberian

    oksigen serta evaluasi penggunaan oksigen tersebut.

    2.12 H%&!k#e$%a

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    18/33

    3ipoksemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan

    konsentrasi oksigen dalam darah arteri )a*' atau saturasi *' arteri )Sa*'

    diba%ah nilai normal. 3ipoksemia dibedakan menjadi ringan sedang dan

    berat berdasarkan nilai a*'dan Sa*', yaitu;6,

    1. 3ipoksemia ringan dinyatakan pada keadaan a*'(0/!& mm3g dan

    Sa*'&0/&

    '. 3ipoksemia sedang a*'0/(0 mm3g, Sa*'!"/&

    6. 3ipoksemia berat bila a*'kurang dari 0 mm3g dan Sa*'kurang dari

    !".

    3ipoksemia dapat disebabkan oleh gangguan ventilasi, perfusi,

    hipoventilasi, pirau, gangguan difusi dan berada ditempat yang tinggi.

    +eadaan hipoksemia menyebabkan beberapa perubahan fisiologi yang

    bertujuan untuk mempertahankan supaya oksigenasi ke jaringan memadai.

    Bila tekanan oksigen arteriol )a*' diba%ah "" mm3g, kendali nafas akan

    meningkat, sehingga tekanan oksigen arteriol )a*' yang meningkat dan

    sebaliknya tekanan karbondioksida arteri )a2*' menurun, jaringan

    vaskuler yang mensuplai darah di jaringan hipoksia mengalami vasodilatasi,

    juga terjadi takikardi kompensasi yang akan meningkatkan volume sekun$up

    jantung sehingga oksigenasi jaringan dapat diperbaiki.6,

    3ipoksia alveolar menyebabkan kontraksi pembuluh pulmoner

    sebagai respon untuk memperbaiki rasio ventilasi perfusi di area paru

    terganggu, kemudian akan terjadi peningkatan sekresi eritropoitin ginjal

    sehingga mengakibatkan eritrositosis dan terjadi peningkatan kapasitas

    transfer oksigen. +ontraksi pembuluh darah pulmoner, eritrositosis dan

    peningkatan volume sekun$up jantung akan menyebabkan hipertensipulmoner, gagal jantung kanan bahkan dapat menyebabkan kematian.

    2.13 H%&!k#%a

    3ipoksia adalah kekurangan *' ditingkat jaringan. Cstilah ini lebih

    tepat dibandingkan anoksia, sebab jarang dijumpai keadaan dimana benar/

    benar tidak ada *' tertinggal dalam jaringan. Jaringan akan mengalami

    hipoksia apabila aliran oksigen tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    19/33

    metabolisme jaringan, hal ini dapat terjadi kira/kira /( menit setelah

    ventilasi spontan berhenti. Se$ara tradisional, hipoksia dibagi dalam jenis.

    +eempat kategori hipoksia adalah sebagai berikut ;"

    1. 3ipoksia hipoksik )anoksia anoksik yaitu apabila *' darah arteri

    berkurang. 8erupakan masalah pada individu normal pada daerah

    ketinggian serta merupakan penyulit pada pneumonia dan berbagai

    penyakit sistim pernafasan lainnya. Iejala yang mun$ul pada keadaan ini

    antara lain iritabilitas, insomnia, sakit kepala, sesak nafas, mual dan

    muntah.

    '. 3ipoksia anemik yaitu apabila *' darah arteri normal tetapi mengalami

    denervasi. Se%aktu istirahat, hipoksia akibat anemia tidaklah berat, karena

    terdapat peningkatan kadar ',6/DI didalam sel darah merah, ke$uali

    apabila defisiensi hemoglobin sangat besar. 8eskipun demikian, penderita

    anemia mungkin mengalami kesulitan $ukup besar se%aktu melakukan

    latihan fisik karena adanya keterbatasan kemampuan meningkatkan

    pengangkutan *' ke jaringan aktif.

    6. 3ipoksia stagnan akibat sirkulasi yang lambat merupakan masalah bagi

    organ seperti ginjal dan jantung saat terjadi syok. 3ipoksia akibat sirkulasi

    lambat merupakan masalah bagi organ seperti ginjal dan jantung saat

    terjadi syok. 3ati dan mungkin jaringan otak mengalami kerusakan akibat

    hipoksia stagnan pada gagal jantung kongestif. ada keadaan normal,

    aliran darah ke paru/paru sangat besar, dan dibutuhkan hipotensi jangka

    %aktu lama untuk menimbulkan kerusakan yang berarti. -amun, syok

    paru dapat terjadi pada kolaps sirkulasi berkepanjangan,terutama didaerah

    paru yang letaknya lebih tinggi dari jantung.. 3ipoksia histotoksi adalah hipoksia yang disebabkan oleh hambatan

    proses oksidasi jaringan paling sering diakibatkan oleh kera$unan sianida.

    Sianida menghambat sitokrom oksidasi serta mungkin beberapa en>im

    lainnya. Biru metilen atau nitrit digunakan untuk mengobati kera$unan

    sianida. Lat/>at tersebut bekerja dengan sianida, menghasilkan

    sianmethemoglobin, suatu senya%a non toksik. emberian terapi oksigen

    hiperbarik mungkin juga bermanfaat.

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    20/33

    Jika aliran oksigen ke jaringan berkurang, atau jika penggunaan

    berlebihan di jaringan maka metabolisme akan berubah dari aerobik ke

    metabolisme anaerobik untuk menyediakan energi yang $ukup untuk

    metabolisme. 9pabila ada ketidakseimbangan, akan mengakibatkan produksi

    asam laktat berlebihan, menimbulkan asidosis dengan $epat, metabolisme

    selule terganggu dan mengakibatkan kematian sel. emeliharaan oksigenasi

    jaringan tergantung pada 6 sistem organ yaitu sistem kardiovaskular,

    hematologi, dan respirasi.!

    2.13.1 Man%fe#ta#% kl%n%k "%&!k#%a

    8anifestasi klinik hipoksia tidak spesifik, sangat bervariasi,

    tergantung pada lamanya hipoksia, kondisi kesehatan individu, dan

    biasanya timbul pada keadaan hipoksia yang sudah berat. 8anifestasi

    klinik dapat berupa perubahan status mentalAbersikap labil, pusing,

    dispneu, takipneu, respiratory distress, dan aritmia. Sianosis sering

    dianggap sebagai tanda dari hipoksia, namun hal ini hanya dapat

    dibenarkan apabila tidak terdapat anemia.

    7ntuk mengukur hipoksia dapat digunakan alat oksimetri )pulse

    oxymetry"dan analisis gas darah. Bila nilai saturasi kurang dari &0

    diperkirakan hipoksia, dan membutuhkan oksigen.

    Ta4el 3. ejala )an Tan)a'Tan)a H%&!k#%a Akut.

    S%#te$ ejala )an tan)a

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    21/33

    Sistem saraf pusat Sakit kepala, perilaku yang tidak sesuai,

    bingung, delirium, gelisah, edema papil,

    koma

    -euromuskular #emah,tremor,hiperrefleks, incoordination

    8etabolik

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    22/33

    karbondioksida dan penurunan jumlah oksigen yang diangkut kedalam

    jaringan.

    Iagal nafas akut sebagai diagnosis tidak dibatasi oleh usia dan dapat

    terjadi karena berbagai proses penyakit. Iagal nafas hampir selalu

    dihubungkan dengan kelainan diparu,tetapi keterlibatan organ lain dalam

    proses respirasi tidak boleh diabaikan.

    1. Iagal -afas Tipe C

    ada tipe ini terjadi perubahan pertukaran gas yang

    diakibatkan kegagalan oksigenasi. a*' O"0 mm3g merupakan

    $iri khusus tipe ini, sedangkan a2*' O0 mm3g, meskipun ini

    bisa juga disebabkan gagal nafas hiperkapnia. 9da ( kondisi yang

    menyebabkan gagal nafas tipe C yaitu;

    +etidaknormalan tekanan partial oksigen inspirasi )lo% C*'

    +egagalan difusi oksigen

    +etidakseimbangan ventilasi A perfusi P?AF mismat$hQ

    irau kanan ke kiri

    3ipoventilasi alveolar

    +onsumsi oksigen jaringan yang tinggi

    '. Iagal -afas Tipe CC

    Tipe ini dihubungkan dengan peningkatan karbondioksida

    karena kegagalan ventilasi dengan oksigen yang relatif $ukup.

    Beberapa kelainan utama yang dihubungkan dengan gagal nafas

    tipe ini adalah kelainan sistem saraf sentral, kelemahan

    neuromuskuler dan deformitas dinding dada.enyebab gagal nafas

    tipe CC adalah ;

    +erusakan pengaturan sentral

    +elemahan neuromuskuler

    Trauma spina servikal

    +era$unan obat

    Cnfeksi

    enyakit neuromuskuler

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    23/33

    +elelahan otot respirasi

    +elumpuhan saraf frenikus

    Iangguan metabolism

    Deformitas dada

    Distensi abdomen massif

    *bstruksi jalan nafas

    2.1* Manfaat Tera&% ;k#%gen

    Tujuan terapi oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi jaringan

    dan meminimalkan asidosis respiratorik. 9da beberapa keuntungan dari

    terapi oksigen. Terapi oksigen pada pasien *+ dengan konsentrasi

    oksigen yang tepat dapat mengurangi sesak nafas saat aktivitas, dapat

    meningkatkan kemampuan beraktifitas dan dapat memperbaiki kualitas

    hidup.,

    8anfaat lain dari terapi oksigen adalah memperbaiki hemodinamik

    paru, kapasitas latihan, kor pulmonal, menurunkan cardiac

    output, meningkatkan fungsi jantung, memperbaiki fungsi neuropsikiatrik,

    mengurangi hipertensi pulmonal, dan memperbaiki metabolisme otot.,

    2.1 In)%ka#% Tera&% ;k#%gen

    Dalam pemberian oksigen harus dipertimbangkan apakah pasien

    benar/benar membutuhkan oksigen, apakah dibutuhkan terapi oksigen

    jangka pendek )$hort-term oxygen therapy" atau terapi oksigen jangka

    panjang )%ong term oxygen therapy"!(

    Cndikasi untuk pemberian oksigen harus jelas. *ksigen yang

    diberikan harus diatur dalam jumlah yang tepat, dan harus dievaluasi agar

    mendapat manfaat terapi dan menghindari toksisitas.(

    2.1: Tera&% ;k#%gen Jangka Pen)ek

    Terapi oksigen jangka pendek merupakan terapi yang dibutuhkan

    pada pasien/pasien dengan keadaan hipoksemia akut, diantaranya pneumonia,

    *+ dengan eksaserbasi akut, asma bronkial, gangguan kardiovaskular,

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    24/33

    emboli paru. ada keadaan tersebut, oksigen harus segera diberikan se$ara

    adekuat. emberian oksigen yang tidak adekuat akan menimbulkan $a$at

    tetap dan kematian. ada kondisi ini, oksigen harus diberikan dengan

    :i*'(0/100 dalam %aktu pendek sampai kondisi membaik dan terapi yang

    spesifik diberikan. Selanjutnya oksigen diberikan dengan dosis yang dapat

    mengatasi hipoksemia dan meminimalisasi efek samping. Bila diperlukan,

    oksigen harus diberi se$ara terus/menerus."

    7ntuk pedoman indikasi terapi oksigen jangka pendek terdapat

    rekomendasi dari The &merican #ollege o #hest 'hysicians dan The

    National Heart, %ung, and Blood (nstitute)tabel ."

    Ta4el (. In)%ka#% Akut Tera&% ;k#%gen"

    Cndikasi yang sudah direkomendasi ;

    3ipoksemia akut )a*'N (0 mm3g5 Sa*'N &0

    #ardiac arrest dan respiratory arrest

    3ipotensi )tekanan darah sistolik N 100 mm3g

    2urah jantung yang rendah dan asidosis metabolik )bikarbonat N 1

    mmolA#

    )espiratory distress )frekuensi pernafasan R 'Amin

    Cndikasi yang masih dipertanyakan ; Cnfark miokard tanpa komplikasi

    Sesak nafas tanpa hipoksemia

    +risis sel sabit

    9ngina

    2.19 Tera&% ;k#%gen Jangka Panjang

    Banyak pasien hipoksemia membutuhkan terapi oksigen jangka

    panjang. asien dengan *+ merupakan kelompok yang paling banyak

    menggunakan terapi oksigen jangka panjang. Studi a%al pada terapi oksigen

    jangka panjang pada pasien *+ memperlihatkan bah%a pemberian

    oksigen se$ara kontinu selama / minggu menurunkan hematokrit,

    memperbaiki toleransi latihan, dan menurunkan tekanan vaskular pulmonar.

    ada pasien dengan *+ dan kor pulmonal, terapi oksigen jangka

    panjang dapat meningkatkan jangka hidup sekitar ( sampai ! tahun. 9ngka

    kematian menurun pada pasien dengan hipoksemia kronis apabila oksigen

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    25/33

    diberikan lebih dari 1' jam sehari dan manfaat survival lebih besar telah

    ditunjukkan dengan pemberian oksigen berkesinambungan.

    Berdasarkan beberapa penelitian didapatkan bah%a terapi oksigen

    jangka panjang dapat memperbaiki harapan hidup. +arena adanya perbaikan

    dengan terapi oksigen jangka panjang, maka direkomendasikan untuk pasien

    hipoksemia )a*'N "" mm3g atau saturasi oksigen N oksigen

    diberikan se$ara terus/menerus ' jam dalam sehari. asien dengan

    a*'"(/"& mm3g atau saturasi oksigen , kor pulmonal atau polisitemia

    juga memerlukan terapi oksigen jangka panjang.

    ada keadaan ini, a%al pemberian oksigen harus dengan konsentrasi

    rendah ):i*''/' dan dapat ditingkatkan bertahap berdasarkan hasil

    pemeriksaan analisis gas darah, dengan tujuan mengoreksi hipoksemia dan

    menghindari penurunan p3 diba%ah !,'(. *ksigen dosis tinggi yang

    diberikan kepada pasien *+ yang sudah mengalami gagal nafas tipe CC

    )peningkatan karbondioksida oleh karena kegagalan ventilasi dengan

    oksigen yang relatif $ukup akan dapat mengurangi efek hipoksik untuk

    pemi$u gerakan bernafas dan meningkatkan mismatch ventilasi/perfusi. 3al

    ini akan menyebabkan retensi 2*'dan akan menimbulkan asidosis

    respiratorik yang berakibat fatal.

    asien yang menerima terapi jangka panjang harus dievaluasi ulang

    dalam ' bulan untuk menilai apakah hipoksemia menetap atau ada perbaikan

    mendapat terapi oksien mengalami perbaikan setelah 1 bulan dan tidak perlu

    lagi meneruskan suplemen oksigen.

    2.19.1 In)%ka#% tera&% !k#%gen

    Ta4el *. In)%ka#% tera&% !k#%gen jangka &anjang

    emberian oksigen se$ara kontinyu ;

    a*'istirahat O "" mm3g atau saturasi oksigen O

    a*'istirahat "(/"& mm3g atau saturasi oksigen & pada satu keadaan ;

    / @dema yang disebabkan karena 23:

    / pulmonal pada pemeriksaan @+I )gelombang R 6mm pada lead

    CC, CCC, a?:

    @ritrositoma )hematokrit R "(

    a*'R "& mm3g atau saturasi oksigen R &

    emberian oksigen tidak kontinyu ;

    Selama latihan ; a*'O "" mm3g atau saturasi oksigen O

    Selama tidur ; a*' O "" mm3g atau saturasi oksigen O dengan

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    26/33

    komplikasi seperti hipertensi pulmoner, somnolen, dan artimia

    Ta4el . In)%ka#% tera&% !k#%gen jangka &anjang &a)a &a#%en PP;K

    In)%ka#% Pena&a%an tera&% a*'O "" mm3g or Sa*'O

    a*'M (0 mm3g atau Sa*' M &0

    Dosis oksigen sebaiknya disesuaikan

    saat tidur dan latihan

    asien dengan kor pulmonal

    a*'""/"& mm3g atau Sa*'M

    &

    9danya pulmonal pada @+I

    3ematokrit R ""

    Iagal jantung kongestif

    a*'M (0 mm3g atau Sa*' M &0

    Dosis oksigen sebaiknya disesuaikan

    saat tidur dan latihan

    Cndikasi khusus

    Nocturnal hypoxemia

    Tidak ada hipoksemia saat

    istirahat, tetapi saturasi

    menurun selama latihan

    atau tidur

    Dosis oksigen sebaiknya disesuaikansaat tidur

    Dosis oksigen sebaiknya disesuaikan

    saat latihan

    2.19.2 K!ntra%n)%ka#%

    Suplemen oksigen tidak direkomendasi pada;&

    asien dengan keterbatasan jalan nafas yang berat dengan keluhan utamadispneu, tetapi dengan a*'lebih atau sama dengan (0 mm3g dan tidak

    mempunyai hipoksia kronik.

    asien yang meneruskan merokok, karena kemungkinan prognosis yang

    buruk dan dapat meningkatkan resiko kebakaran.

    asien yang tidak menerima terapi adekuat.

    2.1@ Tekn%k Pe$4er%an ;k#%gen2ara pemberian oksigen dibagi dua jenis, yaitu sistem arus rendah

    dan sistem arus tinggi, keduanya masing/masing mempunyai keuntungan

    dan kerugian.&

    9lat oksigen arus rendah diantaranya kanul nasal, topeng

    oksigen, reservoir mask,kateter transtrakheal, dansimple mask!9lat oksigen

    arus tinggi diantaranya venturi mask, dan reservoir nebuli*er blenders&!

    9lat pemberian oksigen dengan arus rendah.&

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    27/33

    +ateter nasal dan kanul nasal merupakan alat dengan sistem arus

    rendah yang digunakan se$ara luas. +anul nasal terdiri dari

    sepasang tube dengan panjang ' $m, dipasangkan pada lubang

    hidung pasien dan tube dihubungkan se$ara langsung ke oxygen

    lo+ meter! 9lat ini dapat menjadi alternatif bila tidak terdapat

    masker, terutama bagi pasien yang membutuhkan suplemen

    oksigen rendah. +anul nasal arus rendah mengalirkan oksigen ke

    nasofaring dengan aliran 1/( #Am, dengan :i*'antara '/0.

    9liran yang lebih tinggi tidak meningkatkan :i*'se$ara

    bermakna diatas dan akan menyebabkan mukosa membran

    menjadi kering. +anul nasal merupakan pilihan bagi pasien yang

    mendapatkan terapi oksigen jangka panjang.

    a$4ar 1. Kanul na#al

    Simple oxygen mask dapat menyediakan 0/(0 :i*', dengan

    aliran "/10 #Am. aliran dapat dipertahankan " #Am atau lebihdengan tujuan men$egah 2*'yang telah dikeluarkan dan tertahan

    di masker terhirup kembali. enggunaan alat ini dalam jangka

    panjang dapat menyebabkan iritasi kulit danpressure sores!

    http://1.bp.blogspot.com/-LGvOFxetbIU/TiHTUU5pc1I/AAAAAAAAADs/lcwVnpfb8e0/s1600/2.png
  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    28/33

    a$4ar 2.Simple oxygen mask

    Partial rebreathing mask merupakansimple mask yang disertai

    dengan kantung reservoir. 9liran oksigen harus selalu tersuplai

    untuk mempertahankan kantung reservoir minimal sepertiga

    sampai setengah penuh pada inspirasi. Sistem ini mengalirkan

    oksigen (/10#Am dan dapat menyediakan 0/!0 oksigen.Sedangkan non-rebreathing mask hampir sama denganparsial

    rebreathing maskke$uali alat ini memiliki serangkai katup one/

    %ay. Satu katup diletakkan diantara kantung dan masker untuk

    men$egah udara ekspirasi kembali kedalam kantung. 7ntuk itu

    perlu aliran minimal 10#Am. Sistem ini mengalirkan :i*'sebesar

    (0/0.

    http://4.bp.blogspot.com/-6yZ_TkAnxHs/TiHTVjQEaXI/AAAAAAAAADw/v-dZi3mhAGQ/s1600/3.jpg
  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    29/33

    a$4ar 3.Partial rebreathing mask

    a$4ar (. N!n're4reat"%ng $a#k

    Transtracheal !0

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    30/33

    dan resiko infeksi lokal. +omplikasi yang biasa terjadi pada

    pemberian oksigen transtrakea ini adalah emfisema subkutan,

    bronkospasme, dan batuk paroksismal. +omplikasi lain

    diantaranya infeksi stoma, dan mu$us ball yang dapat

    mengakibatkan fatal.

    a$4ar *. Tran#trak"eal !k#%gen

    9lat pemberian oksigen dengan arus tinggi10

    9lat oksigen arus tinggi diantaranya venture maskdan reservoir nebulizer

    blenders. 9lat venturi mask menggunakan prinsipet mixing )efek

    Bernoulli.et mixing mask,mask dengan arus tinggi, bermanfaat untuk

    mengirimkan se$ara akurat konsentrasi oksigen rendah )'/6". ada pasien

    dengan *+ dan gagal nafas tipe CC, bernafas dengan mask ini mengurangi

    resiko retensi 2*', dan memperbaiki hipoksemia. 9lat tersebut terasa lebih

    nyaman dipakai, dan masalah rebreathing diatasi melalui proses pendorongan

    dengan arus tinggi tersebut.

    Sistem arus tinggi ini dapat mengirimkan sampai 0#Amenit oksigen

    melalui mask, yang umumnya $ukup untuk total kebutuhan respirasi.

    Dua indikasi klinis untuk penggunaan oksigen dengan arus tinggi adalah

    pasien dengan hipoksia yang memerlukan pengendalian :i*', dan pasien

    hipoksia dengan ventilasi abnormal.

    http://1.bp.blogspot.com/-MEx64r14HD8/TiHTp_XB8LI/AAAAAAAAAD8/kV2CawKXmjQ/s1600/6.gif
  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    31/33

    a$4ar . ,entur% $a#k2.28 K!$&l%ka#% Tera&% ;k#%gen

    enderita *+ dengan retensi 2*'sering bergantung pada Uhypo4i$

    driveV untuk mempertahankan ventilasinya. +onsentrasi *'yang tinggi

    dapat mengurangi UdriveV ini. *ksigen sebaiknya hanya diberikan

    dengan persentase rendah dan pasien diobservasi se$ara ketat untuk

    menilai adanya retensi 2*'.10

    +erusakan retina )retrorental fibroplasia menyebabkan kebutaan pada

    neonatus, terjadi karena pemberian terapi oksigen yang tidak tepat.

    Semua terapi oksigen pada bayi baru lahir harus dimonitor se$ara

    berkelanjutan.10

    neumonitis dan pembentukan membran hyaline didalam alveoli yang

    dapat menyebabkan penurunan pergantian gas dan atelektasis.10

    BAB III

    PENUTUP

    http://3.bp.blogspot.com/-nY3xD2FxPio/TiHTKp4zRVI/AAAAAAAAADk/YGGztXXTEiY/s1600/7.png
  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    32/33

    3.1 Ke#%$&ulan

    *ksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan

    manusia, sebentar saja manusia tak mendapat oksigen maka akan langsung

    fatal akibatnya. Tak hanya untuk bernafas dan mempertahankan kehidupan,

    oksigen juga sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. embarian oksigen

    dapat memperbaiki keadaan umum, mempermudah perbaikan penyakit dan

    memperbaiki kualitas hidup. *ksigen dapat diberikan jangka pendek dan

    jangka panjang.

    7ntuk pemberian oksigen kita harus mengerti indikasi pemberian oksigen,

    teknik yang akan dipakai, dosis oksigen yang akan diberikan, dan lamanya

    oksigen yang akan diberikan serta %aktu pemberian. emberian oksigen perlu

    selalu dievaluasi sehingga dapat mengoptimalkan pemberian oksigen dan

    men$egah terjadinya retensi 2*'.

    DA+TA PUSTAKA

  • 5/22/2018 Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat

    33/33

    1. 99