terapi non farmakologidepresi

4
TERAPI NON FARMAKOLOGI 1. Psikoterapi Psikoterapi adalah terapi pengembangan yang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan – keluhan serta mencegah kambuhnya gangguan pola perilaku maladatif.Teknik psikoterapi tersusun seperti teori terapi tingkah laku, terapi interpersonal, dan terapi untuk pemecahan sebuah masalah. Dalam fase akut terapi efektif dan dapat menunda terjadinya kekambuhan selama menjalani terapi lanjutan pada depresi ringan atau sedang. Pasien dengan menderita depresi mayor parah dan atau dengan psikotik tidak direkomendasikan untuk menggunakan psikoterapi. Psikoterapi merupakan terapi pilihan utama utuk pasien dengan menderita depresi ringan atau sedang (Teter,2007). 2. Terapi perilaku cognitif (Cognitif Behavioral Therapy, CBT) Dalam sebuah analisis terhadap empat studi komparasi, terapi perilaku kognitif memiliki efek yang sepadan dengan antidepresan dalam mengatasi depresi berat bagi banyak pasien. Sebagian besar keberhasilan terapi psikologis tergantung pada keterampilan terapis. Banyak penelitian menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif dengan antidepresan memberikan keuntungan terbesar bagi banyak pasien, khususnya untuk dhsthymia (depresi kronis). Bukti medis juga telah menemukan bahwa manfaat dari terapu kognitif bertahan setelah perawatan telah berakhir. Terapi perilaku kognitif telah terbukti untuk

Upload: meylinda-kartika-sari

Post on 23-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Terapi non Farmakologi Depresi

TRANSCRIPT

Page 1: Terapi Non Farmakologidepresi

TERAPI NON FARMAKOLOGI

1. Psikoterapi

Psikoterapi adalah terapi pengembangan yang digunakan untuk

menghilangkan atau mengurangi keluhan – keluhan serta mencegah kambuhnya

gangguan pola perilaku maladatif.Teknik psikoterapi tersusun seperti teori terapi

tingkah laku, terapi interpersonal, dan terapi untuk pemecahan sebuah masalah.

Dalam fase akut terapi efektif dan dapat menunda terjadinya kekambuhan selama

menjalani terapi lanjutan pada depresi ringan atau sedang. Pasien dengan menderita

depresi mayor parah dan atau dengan psikotik tidak direkomendasikan untuk

menggunakan psikoterapi. Psikoterapi merupakan terapi pilihan utama utuk pasien

dengan menderita depresi ringan atau sedang (Teter,2007).

2. Terapi perilaku cognitif (Cognitif Behavioral Therapy, CBT)

Dalam sebuah analisis terhadap empat studi komparasi, terapi perilaku

kognitif memiliki efek yang sepadan dengan antidepresan dalam mengatasi depresi

berat bagi banyak pasien. Sebagian besar keberhasilan terapi psikologis tergantung

pada keterampilan terapis. Banyak penelitian menunjukkan bahwa terapi perilaku

kognitif dengan antidepresan memberikan keuntungan terbesar bagi banyak pasien,

khususnya untuk dhsthymia (depresi kronis). Bukti medis juga telah menemukan

bahwa manfaat dari terapu kognitif bertahan setelah perawatan telah berakhir. Terapi

perilaku kognitif telah terbukti untuk membantu mencegah untuk mencegah upaya

bunuh diri dimasa mendatang pada pasien dengan riwayat perilaku bunuh diri

(Ikawati, 2011).

Terapi kognitif mungkin sangat bermanfaat bagi pasien berikut : (Ikawati, 2011)

1.  Pasien dengan depresi atipika

2. Remaja dengan gejala depresi berat ringan

3. Wanita dengan depresi postpartu, non –psikotik

4. Anak-anak dari orang tua dengan gangguan dalam kasus ini, terapi harus

melibatkan seluruh keluarga.

3. Terapi interpersonal (IPT)

Mendasarkan sebagian pada teori psikodinamik, terapi interpersonal mengakui

adanya akar depresi pada masa kanak-kanak, tetapi terapi tetap berfokus pada gejala

dan masalah-masalah pada saat ini yang mungkin menyebabkan gangguan depresi.

IPT tidak sebegitu spesifik seperti terapi kognitif atau perilaku. Terapis berusaha

Page 2: Terapi Non Farmakologidepresi

untuk mengalihkan perhatian pasien, yang telah terdistordi oleh depresi, mengenai

interaksi sosial pasien dan keluarga sehari-harinya secara rinci. Tujuan dari metode

pengobatan ini adalah meningkatkan keterampilan komunikasi dan peningkatan harga

diri dalam waktu singkat (3-4 bulan janji dengan pertemuan setiap minggu).  Diantara

bentuk depresi yang dapat diatasi dengan IPT adalah depresi yang disebabkan adanya

suasana berkabung, konflik terpendam dengan orang-orang yag memilki hubungan

yang dekat perubahan besar dalam hidup, dan keadaan terisolasi. Sebuah studi

metaanalisa dari 13 hasil penelitian ysng dilakukan pada kisaran 1974-2002

menunjukkan bahwa dalam 9 penelitian, IPT lebih unggul dengan plasebo. Selain itu,

IPT lebih efektif daripada CBT. Namun kombinasi IPT dan obat-obatan tidak secara

signifikan lebih efektif dibandingkan monoterapi obat untuk terapi akut atau terapi

pencegahan (Ikawati, 2011).

4. Terapi elektrokonvulsif (electroconvulsive therapy, ECT)

       Terapi elektrokonvulsif (ECT) adalah prosedur yang digunakan untuk

membantu mengobati penyakit-penyakit psikiatrik. Arus listrik dilewatkan melalui

otak untuk memicu kejang (periode singakat aktivitas otak tidak teratur), berlangsung

sekitar 40 detik. Pengobatan tertentu diberikan  untuk mencegah kejang menyeluruh

seluruh

tubuh (Ikawati,2011).

ECT dapat dilakukan pada  pasien- pasien depresi yang memliki kondisi sebagai

berikut: (Ikawati,2011)

Depresi berat dengan insomnia (sulit tidur), perubahan berat, perasaaan putus

asa atau rasa bersalah, dan pikir bunuh diri ( menyakiti atau membunuh diri

sendiri) atau pembunuhan (melukai atau membunuh orang lain)

Depresi berat yang tidak merespon antidepresan (obat-obatan yang digunakan

untuk mengobati depresi) atau konseling.

Pada pasien depresi berat  yang tidak bisa menggunakan antidepresan

Mania berat yang tidak berespon terhadap pengobatan. Gejala mania parah

antara lain termasuk agitasi, kebingungan, halusinasi atau delusi

Pasien schizoprenia yang tidak berespon terhadap pengobatan.

Page 3: Terapi Non Farmakologidepresi

DAFTAR PUSTAKA

Teter, C. S., et al.2007. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach,7th

Edition.Appleton

and lange, New York.

Ikawati,Zullies.2011. Farmakoterapi Sistem Saraf Pusat, Bursa Ilmu, Yogyakarta