terapi anti trombotik
DESCRIPTION
antitrombotikTRANSCRIPT
![Page 1: Terapi Anti Trombotik](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072109/577c78241a28abe0548ee630/html5/thumbnails/1.jpg)
A. TERAPI ANTI TROMBOTIK
Hemostasis merupakan proses penghentian pendarahan pada pembuluh darah yang
cedera. Secara garis besar proses pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap, yaitu:
1. Aktifitas tromboplastin
2. Pembentukan trombin dari protrombin
3. Pembentukan fibrin dari fibrinogen
Dalam proses ini di butuhkan faktor–faktor pembekuan darah, yang sampai saat ini telah
dikenal 15 faktor (kaskade pembekuan darah tercantum pada lampiran). Proses
pembekuan darah akan dihentikan oleh sistem anti koagulan dan fibrinolitik di dalam
tubuh. Faktor-faktor yang menghentikan proses pembekuan darah adalah :
1. Larutnya faktor pembekuan darah dalam darah yang mengalir.
2. Metabolisme bentuk aktif faktor pembekuan darah oleh hati .
3. Mekanisme umpan balik di mana trombin menghambat aktifitas faktor V dan VIII.
4. Adanya mekanisme anti koagulasi alami terutama oleh antitrombin III, protein C dan
S.
Penggunaan obat anti trombotik bertujuan mempengaruhi proses trombosis atau
mempengaruhi pembentukan bekuan darah (clot) intravaskular, yang melibatkan platelet
dan fibrin. Obat anti platelet bekerja mencegah perlekatan (adesi) platelet dengan dinding
pembuluh darah yang cedera atau dengan platelet lainnya, yang merupakan langkah awal
terbentuknya trombus. Obat anti koagulan mencegah pembentukan fibrin yang
merupakan bahan esensial untuk pembentukan trombus. Obat trombolitik mempercepat
degradasi fibrin dan fibrinogen oleh plasmin sehingga membantu larutnya bekuan darah.
Aspirin (asetosal, asam asetil-salisilat).
Aspirin bekerja mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan
enzim cyclic endoperoxides. Aspirin juga menghambat sintesa tromboksan A-2 (TXA-2)
di dalam trombosit, sehingga akhirnya menghambat agregasi trombosit. Aspirin
menginaktivasi enzim-enzim pada trombosit tersebut secara permanen. Penghambatan
inilah yang mempakan cara kerja aspirin dalam pencegahan stroke dan TIA (Transient
Ischemic Attack). Pada endotel pembuluh darah, aspirin juga menghambat pembentukan
![Page 2: Terapi Anti Trombotik](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072109/577c78241a28abe0548ee630/html5/thumbnails/2.jpg)
prostasiklin. Hal ini membantu mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh darah
yang rusak. Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa aspirin dapat menurunkan
resiko terjadinya stroke, infark jantung non fatal dan kematian akibat penyakit vaskular
pada pria dan wanita yang telah pernah mengalami TIA atau stroke sebelumnya.
Farmakokinetik : �
a. Mula kerja:
20 menit - 2 jam. � b. Kadar puncak dalam plasma:
Kadar salisilat dalarn plasma tidak berbanding lurus dengan besamya dosis. � c. Waktu paruh:
Asam asetil salisilat 15-20 rnenit ; asarn salisilat 2-20 jam tergantung besar dosis
yang diberikan. � d. Bioavailabilitas:
Tergantung pada dosis, bentuk, waktu pengosongan lambung, pH lambung, obat
antasida dan ukuran partikelnya. � e. Metabolisrne:
Sebagian dihidrolisa rnenjadi asarn salisilat selarna absorbsi dan didistribusikan ke
seluruh jaringan dan cairan tubuh dengan kadar tertinggi pada plasma, hati, korteks
ginjal, jantung dan paru-paru. � f. Ekskresi:
Dieliminasi oleh ginjal dalam bentuk asam salisilat dan oksidasi serta konyugasi
metabolitnya.
g. Farmakodinamik:
Adanya makanan dalam lambung memperlambat absorbsinya ; pemberian bersama
antasida dapat mengurangi iritasi lambung tetapi meningkatkan kelarutan dan
absorbsinya. Sekitar 70-90 % asam salisilat bentuk aktif terikat pada protein plasma.
h. lndikasi:
Menurunkan resiko TIA atau stroke berulang pada penderita yang pernah menderita
iskemi otak yang diakibatkan embolus. Menurunkan resiko menderita stroke pada
penderita resiko tinggi seperti pada penderita tibrilasi atrium non valvular yang tidak
![Page 3: Terapi Anti Trombotik](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072109/577c78241a28abe0548ee630/html5/thumbnails/3.jpg)
bisa diberikan anti koagulan. Kontra indikasi . hipersensitif terhadap salisilat, asma
bronkial, hay fever, polip hidung, anemi berat, riwayat gangguan pembekuan darah.
i. lnteraksi obat:
Obat anti koagulan, heparin, insulin, natrium bikarbonat, alkohol clan, angiotensin -
converting enzymes.
j. Efek samping:
Nyeri epigastrium, mual, muntah , perdarahan lambung. Hati -hati Tidak dianjurkan
dipakai untuk pengobatan stroke pada anak di bawah usia 12 tahun karena resiko
terjadinya sindrom Reye. Pada orang tua harus hati- hati karena lebih sering
menimbulkan efek samping kardiovaskular. Obat ini tidak dianjurkan pada trimester
terakhir kehamilan karena dapat menyebabkan gangguan pada janin atau
menimbulkan komplikasi pada saat partus. Tidak dianjurkan pula pada wanita
menyusui karena disekresi melalui air susu.
k. Dosis:
FDA merekomendasikan dosis oral 1300 mg/hari dibagi 2 atau 4 kali pemberian.
Sebagai anti trombosit dosis 325 mg/hari cukup efektif dan efek sampingnya lebih
sedikit. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf merekomendasikan dosis 80-320 mg/hari
untuk pencegahan sekunder stroke iskemik.
B. NITRAT
Obat golongan nitrat merupakan lini (pilihan) pertama dalam pengobatan angina
pektoris. Mekanisme kerja obat golongan nitrat dimulai ketika metabolisme obat pertama
kali melepaskan ion nitit (NO2–), suatu proses yang membutuhkan tiol jaringan. Di dalam
sel, NO2– diubah menjadi nitrat oksida (NO), yang kemudian mengaktivasi guanilat
siklase, yang menyebabkan peningkatan konsentrasi guanosin monofosfat siklik (cGMP)
intraseluler pada sel otot polos vaskular. Bagaimana cGMP menyebabkan relaksasi,
belum diketahui secara jelas, tetapi hal tersebut akhirnya menyebabkan defosforisasi
miosin rantai pendek (MCL), kemungkinan dengan menurunkan konsentrasi ion
Ca2+ bebas dalam sitosol. Hal tersebut akan menimbulkan relaksasi otot polos, termasuk
arteri dan vena. Nitrat organik menurunkan kerja jantung melalui efek dilatasi pembuluh
darah sistemik. Venodilatasi menyebabkan penurunan aliran darah balik ke jantung,
![Page 4: Terapi Anti Trombotik](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072109/577c78241a28abe0548ee630/html5/thumbnails/4.jpg)
sehingga tekanan akhir diastolik ventrikel (beban hulu) dan volume ventrikel menurun.
Beban hulu yang menurun juga memperbaiki perfusi sub endokard. Vasodilatasi
menyebabkan penurunan resistensi perifer sehingga tegangan dinding ventrikel sewaktu
sistole (beban hilir) berkurang. Akibatnya, kerja jantung dan konsumsi oksigen menjadi
berkurang. Ini merupakan mekanisme antiangina yang utama dari nitrat organik.
Dilihat dari farmakokinetiknya, nitrat organik mengalami denitrasi oleh enzim
glutation-nitrat organik reduktase dalam hati. Golongan nitrat lebih mudah larut dalam
lemak, sedangkan metabolitnya bersifat lebih larut dalam air sehingga efek vasodilatasi
dari metabolitnya lebih lemah atau hilang. Eritritil tetranitrat (berat molekul tinggi,
bentuk padat) mengalami degradasi tiga kali lebih cepat daripada nitrogliserin (berat
molekul rendah, bentuk seperti minyak). Sedangkan isosorbid dinitrat dan pentaeritritol
tetranitrat (berat molekul tinggi, bentuk padat) mengalami denitrasi 1/6 dan 1/10 kali dari
nitrogliserin. Kadar puncak nitrogliserin terjadi dalam 4 menit setelah pemberian
sublingual dengan waktu paruh 1-3 menit. Metabolitnya berefek sepuluh kali lebih
lemah, tetapi waktu paruhnya lebih panjang, yaitu kira-kira 40 menit. Isosorbid dinitrat
paling banyak digunakan, tetapi cepat dimetabolisme oleh hati. Penggunaan isosorbid
mononitrat yang merupakan metabolit aktif utama dari dinitrat bertujuan untuk mencegah
variasi absorpsi dan metabolisme lintas pertama dari dinitrat yang dapat diperkirakan.
Dalam mengatasi serangan angina, maka yang terpenting adalah memilih nitrat
organik dengan mula kerja obat yang cepat. Sebaliknya, untuk pencegahan timbulnya
angina, maka yang terpenting adalah lama kerja obat. Mula kerja (onset) dan lama kerja
(durasi) obat tergantung dari cara pemberian dan formulasi farmasi. Pemberian nitrat
organik sublingual efektif untuk mengobati serangan angina akut. Dengan cara ini
absorpsi berlangsung cepat dan obat terhindar dari metabolisme lintas pertama di hati,
sehingga bioavailabilitasnya sangat meningkat (isosorbid dinitrat 30% dan nitrogliserin
38%). Mula kerja obat tampak dalam 1-2 menit, tetapi efeknya dengan cepat akan
menurun sehingga setelah 1 jam hilang sama sekali. Nitrat organik dapat diberikan
secara oral (p.o) untuk tujuan pencegahan timbulnya serangan angina. Dalam hal ini, obat
tersebut harus diberikan dalam dosis cukup besar agar kemampuan metabolisme hati
untuk obat ini menjadi jenuh. Mula kerja nitrat organik oral adalah lambat, puncaknya
tercapai dalam 60-90 menit dan lama kerja berkisar 3-6 jam. Nitrat organik dapat juga
![Page 5: Terapi Anti Trombotik](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022072109/577c78241a28abe0548ee630/html5/thumbnails/5.jpg)
diberikan intravena (i.v) agar kadar obat dalam sirkulasi sistemik yang tinggi cepat
tercapai. Nitrogliserin i.v bermanfaat untuk pengobatan vasospasme koroner dan angina
pektoris tidak stabil dan mungkin merupakan cara terbaik untuk mengobati segera angina
akut. Pemberian nitrogliserin dalam bentuk salep atau disk dimaksudkan untuk tujuan
profilaksis karena obat diabsorpsi secara perlahan lewat kulit. Efek terapi tampak dalam
60 menit dan berakhir dalam 4-8 jam. Pada sediaan disk, nitrogliserin terdapat sebagai
depot dengan reservoir suatu polimer pada plester. Mula kerja lambat dan puncak efek
tercapai setelah 1-2 jam.
Secara umum efek samping yang timbul akibat penggunaan obat golongan nitrat
untuk antiangina, antara lain: dilatasi arteri akibat nitrat menyebabkan sakit kepala (30-
60% dari pasien yang menerima terapi nitrat), sehingga seringkali dosisnya dibatasi. Efek
samping yang lebih serius adalah hipotensi dan pingsan. Refleks takikardia seringkali
terjadi. Dosis tinggi yang diberikan jangka panjang bisa menyebabkan
methemoglobinemia sebagai akibat oksidasi hemoglobin. Sesekali juga dapat
menyebabkan rash. Penggunaan nitrat yang berkelanjutan dapat menyebabkan terjadinya
toleransi, bukan saja pada efek samping, tapi juga pada efek antiangina dari nitrat kerja
lama. Ketergantungan pada nitrat terjadi pada pemberian nitrat kerja lama (oral maupun
topikal). Penghentian terapi kronik harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari
timbulnya fenomena rebound berupa vasospasme yang berlebihan dengan akibat
memburuknya angina sampai terjadinya infark miokard dan kematian mendadak. Udem
perifer juga kadang-kadang terjadi pada pemberian nitrat kerja lama (oral maupun
topikal). Nitrat yang diberikan secara oral dapat menimbulkan terjadinya dermatitis
kontak.