teori pembelajaran (aliran psikologi)
TRANSCRIPT
SITI MUNIRAH – Pendidikan Matematika 2010 - Universitas Pendidikan Indonesia
1.Aliran Psikologi Tingkah Laku
No Teori Isi Teori Manfaat Implementasi
1 Teori Thorndike(Edward L. Thorndike, Amerika)
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respons.
Dalam proses pembelajarn guru dan siswa saling berinteraksi membentuk
stimulus dan respons. Guru dapat mengendalikan siswa untuk dapat
memahami pelajaran dengan stimulus dan respons yang tepat.
Dalam pembelajaran matematika guru dapat memberikan banyak latihan,
dengan penerapan begitu siswa akan mendapatkan stimulus sehingga
respons yang diberikan siswa banyak.
2Teori Skinner (Burhus Frederic
Skinner)
Ganjaran atau penguatan mempunyai peranan penting dalam belajar.
Untuk mengubah tingkah laku anak dari hal yang negatif dalam pembelajaran,
maka guru dapat memberikan penguatan kepada siswanya, sehingga tujuan pembelajaaran dapat dicapai
siswa.
Jika respons siswa baik, maka segera diberi penguatan positif, misalnya
dengan mengatakan “bagus, pertahankan prestasimu”. Sebaliknya
jika respons siswa kurang baik, diberikan penguatan negative, seperti
teguean, peringatan, atau sangsi.
3 Teori Ausebel (David Paul Ausebel)
Belajar bermakna adalah suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-
konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Belajar bermakna dapat diterapkan dalam pembelajaran sehingga informasi
baru dapat lebih lama untuk diingat. Sehingga memudahkan untuk
mempelajari materi berikutnya, atau materi lain yang mirip.
Contohnya, dalam belajar program linear, siswa yang belajar bermakna
akan mengkaitakanya dengan materi menggambar grafik fungsi linear
dan menyelesaikan pertidaksamaan linear serta mampu menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan program linier4 Teori Gagne (Robert M. Gagne) Dalam belajar, objek yang dapat diperoleh
siswa:1. Objek Langsung, berupa fakta,
keterampilan, konsep, aturan.2. Objek Tak Langsung, kemampuan
menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif, tahu bagaimana semestinya belajar.
Berdasarkan analisisnya tentang tipe belajar, Gagne menyarankan berbagai
tipe belajar dapat diterapkan baik pada belajar penemuan, atau belajar di luar kelas, maupun belajar di dalam kelas. Dalam pembelajaran menurut Gagne,
guru lebih banyak membimbing peserta didik.
Dalam mengajar, guru memberikan serentetan urutan kegiatan berikut:
1. Membangkitkan dan memelihara perhatian.
2. Merangsang siswa untuk mengingat kembali konsep, aturan dan keterampilan yang relevan sebagai prasyarat.
Tipe belajar :1. Belajar isyarat2. Stimulus respons3. Rangkaian gerak4. Rangkaian verbal5. Membedakan6. Pembentukan konsep7. Pembentukan aturan8. Pemecahan masalah
3. Menyajikan situasi baru4. Memberikan bimbingan belajar5. Memantafkan apa yang dipelajari
dengan memberikan latihan-latihan untuk menerapkan yang telah dipelajari
5 Teori Pavlov (Ivan Petrovich Pavlov, Rusia)
Pavlop mengemukakan konsep pembiasaan(conditioning). Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-
refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Guru dituntut memberikan pembiasaan terhadap siswa agar siswa terbiasa
memberikan respons positif terhadap suatu hal
Misalnya, agar siswa mengerjakan soal Pekerjaan Rumah dengan baik, maka guru harus terbiasa memeriksanya, atau memberi nilai terhadap hasil
pekerjaanya.
6 Teori BarudaSiswa belajar melalui meniru, meniru hal-
hal yang dilakukan guru.
Guru dituntut untuk menjadi manusia yang memperhatikan tingkah lakunya agar menjadi model yang profesional.
Guru berbicara sopan santun, menggunakan bahsa yang baik dan
benar, tingkah laku yang terpuji, menerangkan dengan jelas dan
sistematik.
2.Aliran Psikologi Kognitif
No Teori Isi Teori Manfaat Implementasi1 Teori Piaget (Jean Piaget, Swiss)
Tahap perkembangan kognitif:1. Sensori Motor (lahir – sekitar 2 tahun),
pengalaman diperoleh melalui perbuatan fisik dan sensori(alat indra).
2. Pra Operasi (2 tahun – sekitar 7 tahun), pemikiran lebih banyak ber- dasarkan pengalaman konkrit.
3. Operasi Konkrit ( 7 tahun – sekitar 11 tahun), memehami operasi logis dengan
Memberikan informasi bahwa pola pikir anak-anak tidak sama dengan pola
berfikir orang dewasa. Sehingga pengjaran yang dilakukan harus sesuai
dengan tahapan perkembanganya.
Pada pembelajaran tentang geometri, di TK anak hanya diperkenalkan
dengan bentuk serta aplikasi sekitar.Di SD anak mulai diajarakan tentang
pemahaman unsure yang ada dalam geometri seperti panjang, lebar,dll. Di SMP, mulai mencari luas, volume, dan
dikaitkan dengan masalah di kehidupan nyata, dan di tingkat SMA,
anak mulai pada tingkat penalaran
bantuan benda konkrit)4. Operasi Formal (11 tahun dan
seterusnya), mampu melakukan pe- nalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak.
yang lebih tinggi.
2
Teori Bruner (Jerome S. Bruner, Amerika Serikat)
Tahapan proses belajarnya anak:1. Tahap Enaktif, anak memanipulasi
objek.2. Tahap Ikonik, kegiatan anak yang
berhubungan dengan mental.3. Tahap Simbolik, memanipulasi symbol
atau objek tertentu. Dalil-dalil:
1. Penyusunan (kontruksi)2. Notasi3. Pengkontrasan dan keaneka-ragaman4. Pengaitan (konektivitas)
Model ini sangat membebaskan peserta didik untuk belajar sendiri.
Pada tahap enaktif, siswa menyelesaikan operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat menggunakan alat peraga secara
langsung. Pada tahap ikonik, siswa menyelesaikan opersai hitung
tersebut melalui media gambar. Pada pembelajaran tahap simbolik, operasi
tersebut dilakukan menggunakan symbol matematika secara langsung.
3
Teori Gestalt (John Dewey)
Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual siswa
Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar
Teori ini memberikan informasi bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya
peserta didik memiliki kemampuan mengenal keterkaitan unsure-unsur
dalam setiap materi pelajaran. Makin jelas makana suatu keterkaitan unsure
akan makin efektif suatu pelajaran dipelajari. Guru hendaknya menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang
diajarkan.
Penerapan teori gestalt dalam pemebelajaran matematika siswa
harus dimulai dengan belajar pengertian. Guru matematika harus
menyusun materi dan mendesain proses pembelajaran matematika
sedemikian rupa siswa dapat membangun pengertian.
4Teori Brownell (William
Brownell)
Latihan hafal atau drill adalah sangat penting dalam kegiatan pengajaran, tetapi ditetapkan setelah tertanamnya pengertian.
Siswa dituntut tidak hanya menghafalkan setiap materi
matematika, tapi dituntut untuk memahami telebih dahulu materi.
Pada pelajaran aritmetika atau berhitung diberikan kepada anak SD menitik beratkan pada hafalan, dan
aplikasi dengan pelajaran lain, hanya sedikit dikupas.
5 Teori Dianes (Zoltan P. Dienes) Tahapan mempelajari konsep matematika:1.Permainan Bebas (Free Play)2.Permainan yang menggunakan aturan
Dienes memusatkan perhatianya pada pengajaran anak-anak. Sedemikian
sehingga system yang digunakannya itu
Proses pembelajaran menggunakan objek-objek dalam bentuk permainan, misalnya, dalam permainan block logic
(games)3.Permainan kesamaan sifat (searching for
communalities)4.Permainan representasi
(representation)5.Permainan dengan simbolisisasi
(symbolization)6.Permainan dengan formalisasi
(formalization)
menarik bagi anak yang mempelajari matematika. Anak-anak dapat bermain dengan berbagai material yang dapat
mengembangkan minatnya.
Pada awalnya anak dituntut mengenal ciri dari sifat yang dimanipulasi, kemudian anak diberi kegiatan
mengelompokan benda, baik dari warna maupun tebal tipisnya benda. Lalu, anak diminta mengidentifikasi
sifat-sifat yang sama dari benda dalam kelompok. Anak di perintahkan untuk
mereprentasikanya.
6Teori Van Hiele (dikembangkan oleh Piere Marie Van Hiele dan
Dina Van Hiele Geldof)
Tahapan perkembangan mental anak dalam geometri:
1. Tahap pengenalan, belum mengetahui adanya sifat dari bentuk geometri.
2. Tahap analisis, mengenal sifat/keteraturan pada benda geometri.
3. Tahap pengurutan(deduksi informal), mampu melaksanakan penarikan kesimpulan.
4. Tahap deduksi, menarik kesimpulan secara deduksi, hal bersifat umum ke khusus.
5. Tahap akurasi, menyadari pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi pembuktian.
Berguna pada saat mempelajari geometri, sehingga dapat di lakukan pembelajaran geometri yang efektif , karena pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan struktur kemampuan
berpikir siswa.
Pada saat belajar geometri:1. Tahap pengenalan, anak baru
memahami bentuk seperti, persegi, persegi panjang, dll.
2. Tahap analisis, anak mulai mengetahui sisi-sisi dalam bentuk geometri
3. Tahap pengurutan, misalnya mengetahu bahwa bujur sangkar adalah persegi panjang
4. Tahap deduksi, anak memahami dalil
5. Tahap akurasi, mengetahui aksioma dalam geometri Euclid.
Sumber :
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.