teori komunikasi yang berkaitan dengan media massa
DESCRIPTION
tTRANSCRIPT
TEORI KOMUNIKASI YANG BERKAITAN DENGAN MEDIA MASSA
a. Teori Inokulasi/jarum suntik (Mc. Gure)
Teori ini mengasumsikan individu/kelompok yang lemah terhadap pemahaman informasi
berupa persepsi akan semakin mudah dipengaruhi. Teori Inokulasi memberi “vaksin” berupa
informasi atau persepsi untuk menghindarkan individu terpengaruhi/menangkal pengaruh.
b. Individual Defferences Theory (Melvin DeFleur)
Pesan-pesan yang disampaikan media massa ditangkap individu sesuai dengan kebutuhan
personal individu dan latar belakang perbedaan tingkat pendidikan, agama, budaya, ekonomi
sesuai dengan karakteristik. Efek pesan pada individu akan beragam walaupun individu
menerima pesan yang sama. Terdapat faktor psikologis dalam menerima pesan yang
disampaikan media massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian, minat, keinginan
yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor psikologis yang ada pada diri individu tersebut
sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang disampaikan media massa.
c. Teori Social Category (DeFleur)
Individu yang masuk dalam kategori sosial tertentu/sama akan cenderung memiliki prilaku
atau sikap yang kurang lebih sama terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Pesan-pesan
yang disampaikan media massa cenderung ditanggapi sama oleh individu yang termasuk
dalam kelompok sosial tertentu. Penggolongan sosial ini berdasarkan usia, jenis kelamin,
suku bangsa, pendidikan, ekonomi, agama dsb.
Dengan adanya penggolongan sosial ini muncullah media massa yang sifatnya special atau
khusus yang diperuntukan bagi kalangan tertentu, dengan mengambil segmentasi/pangsa
pasar tertentu. Sebagai contoh:
Majalah Bobo misalnya diperuntukan untuk anak-anak, majalah Bola, Soccer, diperuntukan
bagi mereka yang senang olahraga. Begitu juga di media elektronik disajikan acara-acara
tertentu yang memang diperuntukan bagi kalangan tertentu dengan memprogramkannya
sesuai dengan waktu dan segmen khalayaknya.
d. Social Relationship Theory (DeFleur)
Pesan media disampaikan melalui perantara/tidak langsung (opinion leader). Pada dasarnya
pesan-pesan komunikasi massa lebih banyak diterima individu melalui hubungan personal
dibanding langsung dari media massa.
Informasi melalui media massa tersebar melalui hubungan-hubungan sosial di dalam
masyarakat. Teori ini berhubungan dengan teori Two Step Flow Communication.
e. Cultural Norms Theory (Norma Budaya) – (DeFleur)
Media massa menyampaikan informasi dengan cara-cara tertentu dapat menimbulkan kesan
yang oleh khalayak disesuaikan dengan norma-norma dan nilai-nilai budayanya.
Pesan media mampu mengubah norma-norma budaya yang telah ada/berlaku dalam
masyarakat. Dalam hal ini ada tiga indicator peran media terhadap budaya, yakni:
a. Memperkuat norma
b. Mengubah norma
c. Menciptakan norma baru
Penjelasan:
Media massa mempengaruhi budaya-budaya masyarakatnya dengan cara : Pesan-pesan yang
disampaikan media massa memperkuat budaya yang ada. Ketika suatu budaya telah
kehilangan tempat apresiasinya, kemudian media massa memberi lahan atau tempat maka
budaya yang pada awalnya sudah mulai luntur menjadi hidup kembali.
Contoh : Acara pertunjukan Wayang Golek atau Wayang Kulit yang ditayangkan Televisi
terbukti telah memberi tempat pada budaya tersebut untuk diapresiasi oleh masyarakat.
Media massa telah menciptakan pola baru tetapi tidak bertentangan bahkan menyempurnakan
budaya lama.
Contoh : Acara Ludruk Glamor misalnya memberi nuansa baru terhadap budaya ludruk
dengan tidak menghilangkan esensi budaya asalnya.
Media massa mengubah budaya lama dengan budaya baru yang berbeda dengan budaya
lama.
Contoh : Terdapat acara-acara tertentu yang bukan tak mungkin lambat laun akan
menumbuhkan budaya baru.
Menurut Paul Lazarfeld dan Robert K Merton terdapat empat sumber utama kekhawatiran
masyarakat terhadap media massa, yakitu : Sifat Media Massa yang mampu hadir dimana-
mana (Ubiquity) serta kekuatannnya yang potensial untuk memanipulasi dengan tujuan-
tujuan tertentu Dominasi kepentingan ekonomi dari pemilik modal untuk menguasai media
massa dengan demikian media massa dapat dipergunakan untuk menjamin ketundukan
masyarakat terhadap status quo sehingga memperkecil kritik sosial dan memperlemah
kemampuan khalayak untuk berpikir kritis.
Media massa dengan jangkauan yang besar dan luas dapat membawa khalayaknya pada cita
rasa estetis dan standar budaya populer yang rendah. Media massa dapat menghilangkan
sukses sosial yang merupakan jerih payah para pembaharu selama beberapa puluh tahun yang
lalu
f. Social Learning Theory (Teori pembelajaran social)
Pembelajaran sosial dilakukan/didapat melalui pengamatan media. Respon/tindakan individu
muncul setelah melakukan pengamatan terhadap pesan yang disampaikan media baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Teori ini mengalahkan teori sebelumnya, yakni teori tradisional yang menyatakan respon
individu/masyarakat akan terjadi bila dilakukan secara berulang pada aktivitas tertentu hingga
mengakibatkan respon tertentu.
Teori ini dapat digambarkan sbb:
- Mencoba → berhasil → diulangi
- Mencoba → gagal → tidak akan mengulangi
Tahapan-tahapan Teori Sosial Learning
1. Attention Procces : Pembelajaran sosial dilakukan melaui perhatian individu
2. Retentional Procces: Pembelajaran sosial dilakukan melaui ingatan/merekam objek
3. Motor Retroduction : Pembelajaran sosial dilakukan melaui tindakan/aktivitas
4. Motivational Procces : Timbulnya motivasi atas adanya ganjaran terhadap proses
yang dilakukan.