teori absolutivitas 1

33
TEORI ABSOLUTIVITAS 1 Oleh : Rizal Pahlevi

Upload: inma

Post on 20-Jul-2015

106 views

Category:

Education


21 download

TRANSCRIPT

TEORI ABSOLUTIVITAS 1

Oleh :

Rizal Pahlevi

A.ABSTRAKSI

Teori absolutivitas merupakan teori yang dikemukakan penulis mengenai

diamnya bumi seperti halnya geosentris akan tetapi lebih mengarah kepada pembuktian

ilmiah yang telah ada dan dalam rangka menyempurnakan sistem penanggalan di dunia,

maka penulis berinisisatif untuk mengusulkan suatu penanggalan yang lebih sempurna,

yaitu system penanggalan qomariah.Sistem penanggalan ini berdasarkan perputaran

bulan mengelilingi bumi.Dengan sistem penanggalan tersebut kesalahan perhitungan

tanggal tiap tahunnya yang biasa terjadi pada sistem penanggalan masehi dapat

dihindari.Dengan demikian, seseorang yang lahir pada tanggal 29 Februari tak perlu

bingung dalam menentukan umur nya.

Penulis dalam karya ini membandingkan disertai bukti-bukti ilmiah antara teori

heliosentris dan teori geosentris yang merupakan dasar dari pembuatan sistem

penanggalan pada kalender masehi dan kalender hijriyah.Hal ini bertujuan untuk mencari

manakah teori yang paling kuat buktinya antara heliosentris dan geosentris.

B.PENDAHULUAN

Berawal dari senangnya penulis mengolah rumus E = mc2

yang merupakan teori

relativitas Einstein tentang kesetaraan massa dan energi, penulis menemukan suatu

formula yang dapat menunjukkan jarak satu tahun cahaya secara akurat yakni yang

penulis namakan rumus absolutivitas.Fenomena yang melatarbelakangi penulis dalam

menulis karya ilmiah ini adalah adanya komentar dari sebuah website yang bingung

dengan penentuan umur karena lahir pada tanggal 29 Februari dan adanya suatu

fenomena astronomi yang cukup besar yaitu manakah yang benar antara geosentris dan

heliosentris.

Tujuan dibuatnya karya ilmiah ini adalah untuk dapat memberikan alternatif yang

lebih baik kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih mudah dalam menentukan

system penanggalan tiap bulannya dan memberi kesempatan berpikir kepada masyarakat

manakah bukti ilmiah yang kuat perihal geosentris dan heliosentris.Untuk mewujudkan

hal ini, penulis telah meneliti dan mengumpulkan bukti-bukti yang benar-benar dapat

dipahami dengan jelas dan sumber yang terpercaya, sehingga pengusulan kalender

hijriyah ini bukan hanya dapat digunakan pelengkap dalam system penanggalan tapi

dapat menjadi standar dunia dalam menentukan sistem penanggalan dalam 1 tahun.

C.DESKRIPSI HASIL KARYA

Teori Absolutivitas merupakan teori yang membuktikan hubungan antara energy

potensial dengan rumus kesetaraan massa Einstein.Selain itu, rumusan absolutivitas dapat

menunjukkan nilai yang sangat tepat dalam menentukan jarak satu tahun cahaya yang

merupakan standard perhitungan dalam pengukuran jagad raya atau galaksi.

Untuk hal ini penulis menggunakan alat :

• Kalkulator casio scientific fx991ES.

• Buku fisika universitas ITB.

Dalam karya ilmiah ini penulis akan memaparkan perbandingan antara kalender masehi

dan penanggalan qomariyah sehingga terlihat jelas bagi kita kelebihan dan kekurangan

dari kedua sistem penanggalan tersebut.

Dasar konsep rumusan E = mc2

= mgh, adalah persamaan dimensi sebagai berikut :

m (massa benda) berdimensi M ;

c (kecepatan cahaya) berdimensi LT-1

;

sehingga persamaan kesetaraan massa dan energy memiliki dimensi ML2T

-2.

Kemudian dibandingkan dengan dimensi E = mgh sebagai berikut :

m (massa benda) berdimensi M;

g (percepatan gravitasi) berdimensi LT-2

;

h (jarak/ketinggian benda dari permukaan bumi) berdimensi L;

sehingga persamaan energy potensial memiliki dimensi ML2T

-2.

Dengan demikian, persamaan E = mc2 = mgh = ML

2T

-2 adalah valid secara dimensi.

Ditinjau dari segi asronomi, sistem penanggalan masehi didasarkan pada

perputaran bumi mengelilingi matahari (kalender Julian-Gregorian), sedangkan kalender

hijriyyah dihitung beradasarkan perputaran bulan dalam mengelilingi bumi.Dalam

sejarahnya kalender Julian-Gregorian ini memilki kelemahan untuk menentukan jumlah

hari dalam satu tahun yang mengakibatkan terjadinya kesalahan penentuan jumlah

hari.Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk menganjurkan pemakaian kalender

qomariyyah yang dalam sejarahnya belum pernah terjadi kesalahan untuk menentukan

jumlah hari dalam 1 tahun.

Dalam ilmu fisika dijelaskan bahwa matahari sebagai pusat tata surya yang kita

kenal sebagai teori heliosentris yang dipaparkan oleh Copernicus dengan anggapan

bahwa matahari diam dan tidak bergerak sama sekali, dasar teori ini diperkuat oleh

beberapa teori fisika yang dianggap sebagai postulat seperti teori Keppler dan teori

Titius-Bode .Sedangkan teori yang kedua adalah yang kita kenal sebagai geosentris

adalah teori yang memaparkan bahwa bumi yang menjadi pusat tata surya, bulan dan

planet-planet lainnya termasuk matahari berputar mengelilingi bumi, sehingga bumi diam

dan tidak bergerak sama sekali, teori ini diperkuat oleh beberapa ilmuwan pada abad

sebelum dicetuskannya teori heliosentris.

Berikut ini akan penulis paparkan beberapa landasan yang menjadi dasar pada

pembuatan kalender masehi yaitu paparan yang mendukung teori heliosentris.Sejarah

mencatat bahwa awal mulanya gagasan teori heliosentris adalah sejak pemuka Yahudi

menyarankan kepada Rajanya untuk menghadiahkan paketan buku ilmu filsafat ke

kerajaan Islam (<13 Masehi) sehingga diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan ilmu

filsafat mulai dipelajari dalam kalangan pelajar Arab, sehingga pada abad ke-13 seorang

syi‟ah Nashruddin al Thusi membuat sebuah model planet al Thusi yang kemudian

disebarkan pengetahuan tersebut di Maragha, kemudian pada abad ke-16 pengetahuan ini

mendapat penyempurnaan dari ahli Matematika Polandia yaitu Copernicus yang

kemudian didukung oleh seorang filsuf Augustine de Hippo yang naskahnya dipelajari

oleh Galileo.

Setelah itu bermunculan ilmuwan-ilmuwan yang mendukung teori ini dengan membuat

sebuah rumusan-rumusan yang menjadi sebuah postulat hingga zaman sekarang, salah

satunya yaitu teori keppler yang berisi 3 gagasan sebagai berikut :

1. Orbit setiap planet yang mengelilingi matahari berbentuk elips.

2. Luas area yang terbentuk dari garis jarak matahari ke planet dengan waktu

tempuhnya adalah sama.

3. Perbandingan kuadrat waktu revolusi suatu planet terhadap matahari dengan pangkat

tiga jarak suatu planet terhadap matahari adalah sama dengan perbandingan kuadrat

waktu revolusi dengan pangkat tiga jarak planet lainnya terhadap matahari.

Kemudian teori heliosentris ini diperkuat oleh bukti eksperimen, salah satunya yaitu oleh

ahli filsafat Prancis dengan alat yang dinamakan bandul foucault yang menyatakan

bahwa bumi berevolusi terhadap matahari dan berotasi.

Kelemahan pada teori heliosentris ini adalah sampai saat ini belum ada bukti

nyata bahkan NASA sekalipun belum menunjukan bukti data yang pasti perihal ukuran

matahari yang sebenarnya, jarak bumi-matahari yang sebenarnya, ukuran planet-planet

yang sebenarnya, sehingga semua data ukuran yang selama ini ada dalam kurikulum

pendidikan adalah data perkiraan pengukuran eksperimen yang dirumuskan sebagai

berikut:

Oleh karena itu, massa matahari yang selama ini ditunjukkan datanya seberat 2 x

1030

kg adalah masih rekayasa yang dapat diperoleh dari rumus tersebut, sedangkan “r‟

yang merupakan faktor jarak misal jarak bumi dan matahari masih berupa teori yang

dikemukakan Keppler yakni jarak bumi-matahari saat titik terdekat (perihelium = <

150.000.000 km) dan titik terjauh (aphelium = 150.000.000 km), sehingga seluruh data

astronomi yang berupa massa planet dan jaraknya terhadap matahari masih bisa

direkayasa dengan rumus tersebut dengan patokan bahwa gaya tarik menarik antara

planet dan matahari sebanding dengan gaya sentrifugal planet dalam lintasan elips

terhadap matahari.Kemudian rumus ini, dikembangkan menjadi kompleks sehingga

menjadi standar kebenaran perhitungan seperti halnya rumus jarak menjadi kompleks dari

:

Ditinjau dari segi ilmiah, yang menjadi landasan dari pembuatan kalender

hijriyah adalah teori geosentris yaitu dengan landasan perputaran bulan mengelilingi

bumi.Dalam sejarahnya, kalender hijriyah ini dibuat awal penanggalannya berdasarkan

hari hijrahnya Nabi Muhammad shalallahu‟alaihi wasallam.Kalender hijriyah ini dibuat

dengan titik acuan bumi diam sedangkan bulan, matahari dan planet-planet lainnya

berputar mengelilingi bumi. Menurut keterangan dari kitab suci agama Islam yang

sebenarnya menjadi peletak dasar geosentris (karena sebelum lahirnya gagasan teori

heliosentris mayoritas astronom berpedoman pada kitab sucinya dalam menentukan tata

surta) secara jelas memaparkan tentang ilmu astronomi yaitu terbagi dalam beberapa poin

sebagai berikut :

1.Matahari bergerak.

Terdapat dalam kitab suci, dengan firman Allah sebagai berikut :

”Dan matahari berjalan di tempat peredarannya…”(Yasin:38)

Penjelasan ayat ini yaitu sebuah hadits dari Abu Dzar rodiyallohuan :

“Rasululloh shallallohu‟alaihi wasalam bersabda : ‟Tahukah kalian ke manakah matahari

itu pergi ? ‟para sahabat berkata : ‟Alloh dan Rasulnya lebih mengetahui.‟ Beliau

bersabda : ‟sesungguhnya matahari itu berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya

di bawah Arsy, lalu dia bersujud, dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan

kepadanya : „bangunlah ! kembalilah seperti semula engkau datang ! „ maka dia pun

kembali terbit dari tempat terbitnya…” (HR.Bukhori:4802,Muslim:159,Ahmad:5/145)

2. Bumi diam.

Terdapat dalam al Qur‟an, sebagai berikut :

“sesungguhnya Alloh menahan langit dan bumi supaya jangan bergeser

(bergerak)…(QS.35:41)

Tafsirnya :

a.Imam Ibnu Jarir rahimahulloh:

“supaya jangan bergeser(bergerak) dari tempat keduanya.”

b.Imam Ibnu Katsir rahimahulloh:

“Maksudnya,supaya keduanya tidak bergerak dari tempatnya.”

c.”…Alloh menciptakan gunung gunung dan menancapkannya di atas bumi sehingga

bumi itu pun diam.” (HR. Ahmad:11844,Tirmidzi:2369)

3.Jarak langit dan bumi.

Terdapat pada hadits-hadits Nabi shalallahu‟alahi wasallam diantaranya :

”… jarak antara langit dengan bumi adalah 500 tahun perjalanan (unta)”(HR.ad

darimi,Thabrani dan Baihaqi)

4.Gambaran alam semesta.

Dalil:

a.”…antara langit ketujuh dengan kursi adalah 500 tahun perjalanan (unta), antara kursi

dengan air adalah 500 tahun perjalanan dan Arsy berada di atas air dan Alloh berada di

atas Arsy…”

(HR.ad darimi,Thabrani dan Baihaqi)

b.”Alloh yang maha Rohman bersemayam di atas Arsy.” (QS.Thoha:5)

c.”…Dan Arsy-Nya di atas air…”(QS.Hud:7)

d.”Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua

hari…kemudian Dia menuju penciptaan langit…lalu Dia berkata kepada langit dan bumi

:”Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku…”(QS.Fushshilat:9-12)

e.”…langit dan bumi itu keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan

keduanya.”(QS.Al Anbiya:30).

Bukti-bukti ilmiah yang mendukung geosentris dan telah secara eksperimen dilakukan

dengan beberapa studi kritis penulis, yaitu :

1.Tentang Bukti Ilmiah bahwa bumi Diam.

Semakin banyak bukti dalam teknologi canggih yang membuktikan bahwa bumi ini

diam(tidak berotasi dan berevolusi)Berikut ini hasil pengamatan interferometer dalam

satelit yang salah satunya membuktikan bumi ini justru diam :

a.Pencitraan melalui satelit membuktikan bahwa bumi berbentuk agak lonjong ke

samping kanan dan kirinya,dengan jari jari mendekati 6400 km di daerah equator dan

mendekati 6300 km di daerah kutubnya.

Dalam poin b di atas, secara kaidah aerodinamika dan hidrodinamika, jika bumi benar-

benar bergerak dengan kecepatan rotasi mendekati 1 mach (mendekati 333 m/s) dan

berevolusi dengan kecepatan mendekati 300 mach, maka seharusnya ditemukan

pancaran gelombang kejut yang ditangkap interferometer satelit.

2.Gejala “Geodetic wrap‟.

Gejala “Geodtic wrap‟ adalah gejala adanya energi dari benda bermassa untuk

melengkungkan dimensi udara sekitar.Hal ini pernah dijelaskan para ilmuwan namun

mereka sempat menjelaskan : “mengapa energi demikian muncul secara simultan di bumi

?‟ Jawabnya tentu karena bumi diam yaitu tidak berotasi, sebab jika bumi berotasi maka

energi “geodetc wrap‟ ini akan terhapus oleh gerakan bumi tersebut.

3.Teknologi “Trigger Effect‟.

Struktrur bumi berdasarkan penelitian eksperimen terkini melalui suatu alat

pemicu “trigger effect‟ dengan prinsip dasar eksperimen :

“Tatkala meriam memberikan serentetan ledakan sehingga frekuensi ledakan melampaui

frekuensi ambang batas total partikel lapisan bumi, maka setiap partikel pada lapisan

bumi akan memantulkan kelebihan frekuensi, kelebihan frekuensi yang kemudian

diterima detektor sesuai dengan jenis partikel zat.‟

Prinsip ini diterapkan juga pada teknologi sekarang dalam spektrometri serapan atom

(SSA).Dengan eksperimen di atas diperoleh hasil :

a.Lapisan inti bumi terdiri dari besi dan nikel cair bersuhu tinggi.

b.Lapisan tengah terdapat sebuah lapisan hampa udara yang berfungsi sebagai gaya

„levitasi‟ yaitu gaya penarik lapisan di atasnya.Lapisan vakum ini seperti yang

diterapkan pada bom nuklir untuk menstabilkan posisi U-238.

c.Lapisan luar yang terdiri dari beberapa lapisan batuan dan tanah.

d.Panjang gelombang yang dipancarkan tiap partikel lapisan bersifat simultan, hal inilah

yang menjadi bukti bahwa bumi diam, karena jika bumi bergerak maka akan dihasilkan

panjang gelombang yang diskrit, sebagaimana analisis yang dihasilkan pada pembacaan

seismograf berikut :

“Pancaran gelombang kecil yang dihasilkan bersifat simultan antara gelombang bodi dan

gelombang permukaan,lain halnya dengan adanya sedikit pergerakan bumi seperti

pergeseran lempeng atau gempa maka gelombang yang dihasilkan adalah diskrit.‟

Dengan demikian bumi tidaklah berotasi apalagi berevolusi dengan kecepatan 30 km/s

atau sekitar 1/6EXP-11 parsek/detik, karena jika bumi bergerak dengan cara demikian

maka akan dihasilkan grafik yang benar-benar diskrit.

4.Teknologi medan magnet bumi.

Untuk mengkaji sifat magnetik suatu bahan diperlukan suatu ruangan yang

memiliki medan magnet homogen dalam arti “terbebas‟ dari pengaruh medan magnetik

bumi.Maka diperlukan suatu kumparan dengan ukuran,banyaknya lilitan dan besar arus

listrik serta dalam ukuran ruangan tertentu.Hal ini telah dibuktikan dengan kumparan

Helmholtz di Oakland University.Dengan hasil eksperimen :

“Medan magnetik yang dipancarkan bumi untuk ditiadakan pengaruhnya oleh kumparan

helmholtz bersifat simultan dan tetap besarnya serta tidak berbentuk diskrit (diskrit di sini

dalam arti terputus dan tidak tetap jumlahnya).”

Hal di atas membuktikan bumi tidak bergerak.Sebab jika bumi bergerak maka akan

terjadi perubahan besar medan magnetik bumi yang berarti alat kumparan helmholtz

tidak bisa ditetapkan baik arusnya,besarnya maupun jumlah lilitannya.Hal ini sesuai

rumusan :

Namun, kenyataan di Laboratorium Magnet Kettering (AS) membuktikan bahwa

ukuran arus listrik,besarnya maupun jumlah lilitan kumparan helmholtz dapat ditetapkan

untuk dapat meniadakan pengaruh medan magnetik bumi dan menciptakan medan

magnet yang homogen untuk dapat mengkaji sifat magnetik bahan.Dengan demikian,hal

ini membuktikan tidak terjadi perubahan besar medan magnetik bumi yang berarti bumi

tidak bergerak.

5.Eksperimen Michelson-Morley.

Secara fakta percobaan yang dilakukan Michelson-Morley untuk membuktikan

keberadaan eter justru hasil percobaan tersebut adalah bukti bahwa bumi diam.Dalam

eksperimen ini, tidak ditemukan adanya pola pergeseran interferensi dalam arti kecepatan

cahaya yang dipancarkan dalam posisi tegak lurus atau searah atau berlawanan arah

dengan rotasi bumi seharusnya ditemukan perbedaan kecepatan yang ditandai dengan

selisih waktu dari hasil penangkapan detektor, namun hasilnya justru tidak ditemukan

selisih waktu yang berarti setiap posisi kecepatan cahaya yang dipancarkan adalah

kecepatannya sama.

Hal ini terjadi bukan karena tidak adanya eter, namun justru hal ini menjadi fakta

bahwa rotasi bumi tidak ada.Karena eksperimen fisika membuktikan bahwa kecepatan

cahaya dipengaruhi gravitasi (percobaan gravitational red-shift) yang berarti jika benar

bumi berotasi maka seharusnya tiap posisi penembakan sumber cahaya akan

mempengaruhi kecepatannya dengan adanya eter maupun tidak ada, karena yang

mempengaruhi adalah kecepatan „medan rotasi‟(jika rotasi ada) terhadap cahaya, bukan

eter.

Contoh realita:

Seseorang berlari di atas eskalator yang bergerak di ruangan beroksigen.

Secara jelas yang mempengaruhi perubahan kecepatan kita berlari adalah escalator yang

bergerak bukan oksigen.Dengan demikian percobaan ini justru membuktikan tidak

adanya “eskalator yang bergerak” dalam arti bahwa bumi ini diam.

Koreksi terhadap percobaan ini yaitu eter merupakan senyawa kimia yang

seharusnya untuk mempermudah mendeteksi keberadaannya di udara dilakukan secara

analisis kimia tepatnya analisis kualitatif,bukan dengan interferensi cahaya.Sebab jika

demikian,hal ini sama saja dengan mencari ion tembaga dalam larutan dengan sistem

pemantulan cahaya,tentu hal ini sulit dilakukan,untuk itu sebaiknya dilakukan secara

kimia yaitu dengan penambahan pengendapnya.Sehingga terbentuk endapan Cu(OH)2

yang terlihat mata.

6.Koreksi pengukuran alam semesta.

Untuk mendukung teori big bang, Hubble memaparkan hasil temuannya yang

menyatakan bahwa bintang yang teramati selalu bergerak menjauh dalam arti

memancarkan radiasi merah, lebih jauh lagi menyatakan bahwa alam semesta

mengembang seperti balon.

Sebenarnya kesimpulan yang tepat untuk hasil pengamatannya adalah bahwa

radiasi atau cahaya yang dipancarkan oleh detektor teleskop telah diperlambat oleh gaya

gravitasi bumi shingga seolah-olah bintanglah yang memancarkan radiasi merah padahal

cahaya yang pertama kali dipancarkanlah yang telah diperlambat oleh gravitasi bumi,

sehingga berkas cahaya terusan yang ditangkap detector bergelombang panjang (radiasi

merah).

Hal ini dapat dipahami dengan eksperimen gravitational red shift yang menunjukkan

setiap radiasi/cahaya yang dipancarkan akan diperlambat kecepatannya oleh gravitasi

bumi, sehingga semakin besar sudutnya terhadap permukaan bumi semakin kuat

pengaruh gravitasi untuk melemahkan kecepatannya.

7.Bukti LHC (Large Hadron Collider).

Dengan penelitian alat tercanggih sub nuklir membuktikan bahwa yang terus

meluas adalah energi alam semesta bukan materi alam semesta, dengan mekanisme

sebagai berikut :

“Dengan peristiwa sinar kosmik yang menerpa atom gas atmosfer maka mekanisme

strange quark dapat ditelaah yaitu selalu meluruh menjadi boson dan charm quark,

sementara charm quark akan selalu meluruh menjadi boson dan anti down quark, lalu

anti down quark akan terus meluruh dengan menghasilkan boson atau energi‟

Dari sini dpt disimpulkan yg mengekspansi ke segala arah bukanlah materi (string

tertutup) melainkan energy (string terbuka).Dengan demikian yang terus meluas bukan

materi alam semesta tetapi yang meluas adalah energi yang dipancarkan setiap partikel

alam semesta.Adapun mengenai penemuan Hubble bahwa bintang bergerak menjauh

atau langitnya bergerak dalam arti meluas (karena memancarkan gelombang merah),

sebenarnya yang menyebabkan ini terjadi adalah karena sumber cahaya yang

dipancarkan untuk mendeteksi inilah yang panjang gelombangnya melemah akibat

pengaruh gravitasi bumi sehingga menghasilkan pancaran merah (red- shift).

Diperoleh hasil analisis sebagai berikut :

• Dari tabel diperoleh bahwa penyimpangan kesalahan perhitungan yang dihasilkan

rumusan abs 1 yaitu berkisar dari 0,05% - 3,16%.

• Dimungkinkan rumusan ini dapat sah diterima sebagai suatu rumusan kebenaran

karena suatu rumusan yang valid tidak boleh menghasilkan penyimpangan setidaknya

lebih dari 5 % kecuali suatu rumusan postulat.

• Jarak satu tahun cahaya yang valid masih suatu nilai yang relativitas jika masih

menggunakan kaidah bumi berevolusi mengelilingi matahari.

• Jarak satu tahun cahaya menjadi valid dan absolut jika satu tahun ditetapkan secara

qomariyah.

• Tahun qomariyah dapat ditetapkan kebenarannya secara absolut walaupun rumusannya

berasal dari rumus relativitas Einstein.

• Beberapa tahun ke depan insya Alloh, jika dunia ilmiah menerima kevalidan rumus abs

1 maka secara sah terbukti bahwa bumi diam dalam arti tidak berotasi dan berevolusi.

• Karena penguat rumus abs 1 adalah sifat dualisme partikel dan postulat Einstein yang

konon telah terbukti kebenarannya.

• Perlu dikembangkan lebih lanjut sehingga dengan pemrograman tertentu dapat menjadi

sebuah aplikasi yang dapat mencitrakan sistem planet dan bintang serta garis edarnya.

Dengan software python, dapat teramati perbedaan hasil antara satu tahun secara

qomariyah dan masehi sebagai berikut :

pembuktian melalui python 1

Pembuktian secara matematis terhadap penyimpangan antara penentuan umur seseorang

secara tahun masehi dan qomariyah dapat dirumuskan sebagai berikut dengan bantuan

python software :

( )

1989 66 1923 66 1857 66 1791

n1 n2 n3 n4

Tahun kelahiran Umur patokan

syamsiyah (365

hari/tahun)

Umur patokan

qomariyah (354

hari/tahun)

Penyimpangan

(tahun)

1989 25,6548 26,4520 0,7972 (n1)

1923 91,7013 94,5585 2,8572 (n2)

1857 157,7425 162,6441 4,9016 (n3)

1791 223,7863 230,7401 6,9538 (n4)

*Parameter bulan, tanggal dan jam kelahiran yaitu bulan Juli tanggal 21 jam 00:00 dan

data dibuat pada pukul 10:27 tanggal 11 Maret 2015.

Tabel penyimpangan tahun masehi terhadap qomariyah 1

Berarti seseorang akan mengalami penyimpangan umur sampai sepuluh tahun jika ia

lahir sesuai persamaan sebagai berikut :

a = 0,7972

b = (2,0522 + 2,0444 + 2,0600)/3 = 2,0522

Un=10

( )

( )

Maka jika seseorang lahir pada tahun sekitar 1693, ia akan mengalami penyimpangan

umur sekitar 10 tahun.Hal ini cukup menjadi kajian yang serius karena penyimpangan

akibat teori heliosentris yang sebenarnya dicetuskan oleh Nasruddin al Thusi di Maragha

kemudian diangkat kedunia ilmiah oleh Copernicus adalah sebagai berikut :

1.Berbedanya waktu awal dan akhir Ramadhan, Syawal dan Hari Raya Kurban karena

berbedanya cara perhitungan hisab yang sebagian mengadopsi heliosentris yang lainnya

geosentris dan ada juga yang dicampur aduk.

2.Rancunya ilmu nautika pelayaran yang pada aplikasinya justru menerapkan bahwa

bumi diam atau geosentris, sementara teorinya heliosentris.

Adapun untuk perhitungan nilai jarak satu tahun cahaya penulis membuat aplikasi

sederhana sebagai berikut :

D.PENUTUP

Dapat penulis simpulkan bahwa selain mudah untuk dihapal dan terstruktur lebih

rapi dalam sistem penanggalan satu tahun, kalender hijriyah ini menjadi penguat bahwa

system tata surya kita ini memiliki pusat di bumi dalam arti geosentris dengan penguat

beberapa bukti ilmiah yang telah teramati, sedangkan kalender masehi yang berlandaskan

pada perputaran bumi mengelilingi matahari pun mempunyai beberapa penguat bukti,

jika dibandingkan nilai kebenaran antara geosentris dan heliosentris yaitu 100:67, hal ini

dikarenakan terbukti oleh NASA bahwa ternyata matahari bergerak dan tidak diam.

Rumusan absolutivitas selain dapat berfungsi sebagai acuan jarak satu tahun cahaya juga

memperkuat geosentris dalam sistem tata surya.

Semoga Bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Fisika Universitas.terbitan ITB.

www.hyperphysics.edu

www.institutefisika.wordpress.com

www.NASA.gov

PROFIL

Rizal Pahlevi.

Lahir di Majalengka 2 Januari 1989 telah memiliki 2 putri yang semoga dirahmati Alloh

Yang Maha Esa.Melayani jasa di bidang IT dan Kimia Teknik dengan alamat kantor di

UD. Berkah Jaya Komputer-Sawitan (Samping Masjid An Nur Kota Mungkid).

Dapat dihubungi di :

m