teks anekdot

24
TEKS ANEKDOT Muhammad Fikry Haikal X-IPA2

Upload: aditkurniaw

Post on 23-Jun-2015

3.373 views

Category:

Education


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teks Anekdot

TEKS ANEKDOTMuhammad Fikry Haikal

X-IPA2

Page 2: Teks Anekdot

Contoh teks anekdotBaju Termahal

Disebuah warung kopi yang berada di daerah Senayan, para pelanggan mulai berdatangan untuk sarapan pagi atau sekedar minum kopi.

Beberapa diantara mereka terdapat dua orang politisi muda. Yang satu bernama Igbal dan yang satunya lagi bernama Adam, mereka berdua sedang berbincang-bincang. Lalu mereka berdua pun terlibat percakapan yang seru.

“Dam, teman-teman kita di dunia politik ini sudah banyak yang kaya ya” ujar Adam sambil menyeruput kopinya. “Kalau masalah itu sih aku juga sudah tau sejak dulu, Bal” jawab Adam. “Saking kayanya nih, banyak banget teman kita yang punya baju termahal di Indonesia.” Ujar Igbal kembali dengan nada sedikit kagum. “Lho, maksud kamu baju termahal itu apa, Bal?” tanya Adam dengan raut wajah bingung. “Ya apalagi kalau bukan baju tahanan KPK” jawab Igbal santai. “Kok baju tahanan KPK?” tanya Adam yang masih belum mengerti. “Coba deh kamu pikir-pikir, seorang politisi minimal harus ‘nyolong’ uang negara sebesar 1 milyar dulu baru bisa pakai baju tahanan KPK” ujar Igbal menjelaskan.

“Ooh, maksud kamu gitu toh, baru ngerti aku, susah juga ya jadi politisi kalau belum siap iman.” ujar Adam sambil mengangguk-angguk mengerti. “Betul sekali itu, ya sudah lah mari kita pesan kopi lagi untuk mengenang teman-teman kita yang sudah bisa pakai baju termahal itu” ajak Igbal.

Dan mereka berdua pun melanjutkan mengopi di warung kopi tersebut.

Page 3: Teks Anekdot

Struktur teks anekdot kedua

Abstraksi Disebuah warung kopi yang berada di daerah Senayan, para pelanggan mulai berdatangan untuk sarapan pagi atau sekedar minum kopi.

Orientasi Beberapa diantara mereka terdapat dua orang politisi muda. Yang satu bernama Igbal dan yang satunya lagi bernama Adam, mereka berdua sedang berbincang-bincang. Lalu mereka berdua pun terlibat percakapan yang seru.

Krisis “Dam, teman-teman kita di dunia politik ini sudah banyak yang kaya ya” ujar Adam sambil menyeruput kopinya. “Kalau masalah itu sih aku juga sudah tau sejak dulu, Bal” jawab Adam. “Saking kayanya nih, banyak banget teman kita yang punya baju termahal di Indonesia.” Ujar Igbal kembali dengan nada sedikit kagum. “Lho, maksud kamu baju termahal itu apa, Bal?” tanya Adam dengan raut wajah bingung. “Ya apalagi kalau bukan baju tahanan KPK” jawab Igbal santai. “Kok baju tahanan KPK?” tanya Adam yang masih belum mengerti. “Coba deh kamu pikir-pikir, seorang politisi minimal harus ‘nyolong’ uang negara sebesar 1 milyar dulu baru bisa pakai baju tahanan KPK” ujar Igbal menjelaskan.

Reaksi “Ooh, maksud kamu gitu toh, baru ngerti aku, susah juga ya jadi politisi kalau belum siap iman.” ujar Adam sambil mengangguk-angguk mengerti. “Betul sekali itu, ya sudah lah mari kita pesan kopi lagi untuk mengenang teman-teman kita yang sudah bisa pakai baju termahal itu” ajak Igbal.

Koda Dan mereka berdua pun melanjutkan mengopi di warung kopi tersebut.

Page 4: Teks Anekdot

Contoh gambar anekdot

Page 5: Teks Anekdot

Buaya dan Anjing Vs Para Khafilah

Disuatu padang pasir, angin berhembus sepoi-sepoi. Langit berwarna biru cerah menambah indahnya pemandangan pada pagi itu.

Ditengah padang pasit itu lewatlah seekor anjing yang menunggangi unta dan membawa kantung berisikan uang sebesar 67 triliun dan dikawal oleh seekor buaya.

Tiba-tiba muncullah tiga orang khafilah yang kebetulan juga melewati padang pasir tersebut. Karena kebingungan melihat dua binatang yang membawa uang yang jumlahnya sangat banyak, ketiga khafilah itu pun meneriaki dan menuduh mereka dengan sebutan ‘maling’, ‘penyamun’, dan ‘perampok’.

Namun dua binatang liar yang diteriaki oleh tiga orang khafilah tersebut hanya melihat sekilas, lalu tampak tidak peduli dan acuh.

Kedua binatang liar itu pun meninggalkan tempat tersebut, tak menghiraukan teriakan-teriakan dari para khafilah.

Page 6: Teks Anekdot

Struktur teksAbstraksi Disuatu padang pasir, angin berhembus sepoi-sepoi. Langit berwarna biru cerah

menambah indahnya pemandangan pada pagi itu. Orientasi Ditengah padang pasit itu lewatlah seekor anjing yang menunggangi unta dan

membawa kantung berisikan uang sebesar 67 triliun dan dikawal oleh seekor buaya.

Krisis Tiba-tiba muncullah tiga orang khafilah yang kebetulan juga melewati padang

pasir tersebut. Karena kebingungan melihat dua binatang yang membawa uang yang jumlahnya sangat banyak, ketiga khafilah itu pun meneriaki dan menuduh mereka dengan sebutan ‘maling’, ‘penyamun’, dan ‘perampok’.

Reaksi Namun dua binatang liar yang diteriaki oleh tiga orang khafilah tersebut hanya

melihat sekilas, lalu tampak tidak peduli dan acuh. Koda Kedua binatang liar itu pun meninggalkan tempat tersebut, tak menghiraukan

teriakan-teriakan dari para khafilah.

Page 7: Teks Anekdot

MEMBEDAKAN STRUKTUR DAN CIRI DUA CONTOH

TEKS ANEKDOT Materi Kedua

Page 8: Teks Anekdot

Contoh teks anekdot pertama

Peternak SapiAda seorang peternak sapi yang cukup berhasil dan punya beratus-

ratus ekor sapi.Pada suatu hari datanglah seorang petugas peternakan yang

menyamar dan bertanya “Setiap hari sapi-sapi ini bapak beri makan apa?”Peternak menjawab “Oh saya beri makan rumput-rumput saja.”“Kalo begitu bapak saya denda karena telah memberi makan sapi-sapi

ini secara tidak layak.” kata si petugas. “Bapak saya denda 2 juta.”Akhirnya selang beberapa minggu kemudian petugas tadi datang

kembali dan menanyakan hal yang sama kepada si peternak. “Bapak beri makan apa sapi-sapi ini?” kata si petugas.

Si peternak menjawab “Saya beri makan keju, hamburger dan susu.”“Kalo begitu bapak saya denda 3 juta rupiah karena memberi makan di

luar batas sewajarnya!!” kata si petugas.Eh akhirnya seminggu kemudian datang lagi si petugas menayakan hal

sama kepada si peternak. “Bapak beri makan apa sapi-sapi ini…??” tanya si petugas.

“Begini Pak” jawab si peternak, “setiap hari semua sapi-sapi ini saya beri uang masing-masing tiga ribu rupiah, terserah mereka mau makan di mana…!!”

Page 9: Teks Anekdot

Struktur teks anekdot pertamaAbstraksi Ada seorang peternak sapi yang cukup berhasil dan punya

beratus-ratus ekor sapi.

Orientasi Pada suatu hari datanglah seorang petugas peternakan yang menyamar

Krisis dan bertanya “Setiap hari sapi-sapi ini bapak beri makan apa?”Peternak menjawab,“Oh saya beri makan rumput-rumput saja”.“Kalo begitu bapak saya denda karena telah memberi makan sapi-sapi ini secara tidak layak” kata si petugas, “Bapak saya denda 2 juta” Akhirnya selang beberapa minggu kemudian petugas tadi datang kembali dan menanyakan hal yang sama kepada si peternak. “Bapak beri makan apa sapi-sapi ini?” kata si petugas.

Reaksi Si peternak menjawab “Saya beri makan keju, hamburger dan susu.”Si petugas berkata,“Kalo begitu bapak saya denda 3 juta rupiah karena memberi makan di luar batas sewajarnya!!” kata si petugas. Dan akhirnya seminggu kemudian datang lagi si petugas menayakan hal sama kepada si peternak. “Bapak beri makan apa sapi-sapi ini…??” tanya si petugas.“Begini Pak” jawab si peternak, “setiap hari semua sapi-sapi ini saya beri uang masing-masing tiga ribu rupiah, terserah mereka mau makan di mana…!!”

Koda Tidak ada

Page 10: Teks Anekdot

Ciri teks anekdot pertama

LucuUnsur lucu di teks ini digambarkan dengan jawaban dari si peternak yang mengatakan bahwa ia memberi sapi-sapinya uang setiap hari untuk membeli makanan mereka sendiri

Page 11: Teks Anekdot

Contoh teks anekdot keduaBaju Termahal

Disebuah warung kopi yang berada di daerah Senayan, para pelanggan mulai berdatangan untuk sarapan pagi atau sekedar minum kopi.

Beberapa diantara mereka terdapat dua orang politisi muda. Yang satu bernama Igbal dan yang satunya lagi bernama Adam, mereka berdua sedang berbincang-bincang. Lalu mereka berdua pun terlibat percakapan yang seru.

“Dam, teman-teman kita di dunia politik ini sudah banyak yang kaya ya” ujar Adam sambil menyeruput kopinya. “Kalau masalah itu sih aku juga sudah tau sejak dulu, Bal” jawab Adam. “Saking kayanya nih, banyak banget teman kita yang punya baju termahal di Indonesia.” Ujar Igbal kembali dengan nada sedikit kagum. “Lho, maksud kamu baju termahal itu apa, Bal?” tanya Adam dengan raut wajah bingung. “Ya apalagi kalau bukan baju tahanan KPK” jawab Igbal santai. “Kok baju tahanan KPK?” tanya Adam yang masih belum mengerti. “Coba deh kamu pikir-pikir, seorang politisi minimal harus ‘nyolong’ uang negara sebesar 1 milyar dulu baru bisa pakai baju tahanan KPK” ujar Igbal menjelaskan.

“Ooh, maksud kamu gitu toh, baru ngerti aku, susah juga ya jadi politisi kalau belum siap iman.” ujar Adam sambil mengangguk-angguk mengerti. “Betul sekali itu, ya sudah lah mari kita pesan kopi lagi untuk mengenang teman-teman kita yang sudah bisa pakai baju termahal itu” ajak Igbal.

Dan mereka berdua pun melanjutkan mengopi di warung kopi tersebut.

Page 12: Teks Anekdot

Struktur teks anekdot kedua

Abstraksi Disebuah warung kopi yang berada di daerah Senayan, para pelanggan mulai berdatangan untuk sarapan pagi atau sekedar minum kopi.

Orientasi Beberapa diantara mereka terdapat dua orang politisi muda. Yang satu bernama Igbal dan yang satunya lagi bernama Adam, mereka berdua sedang berbincang-bincang. Lalu mereka berdua pun terlibat percakapan yang seru.

Krisis “Dam, teman-teman kita di dunia politik ini sudah banyak yang kaya ya” ujar Adam sambil menyeruput kopinya. “Kalau masalah itu sih aku juga sudah tau sejak dulu, Bal” jawab Adam. “Saking kayanya nih, banyak banget teman kita yang punya baju termahal di Indonesia.” Ujar Igbal kembali dengan nada sedikit kagum. “Lho, maksud kamu baju termahal itu apa, Bal?” tanya Adam dengan raut wajah bingung. “Ya apalagi kalau bukan baju tahanan KPK” jawab Igbal santai. “Kok baju tahanan KPK?” tanya Adam yang masih belum mengerti. “Coba deh kamu pikir-pikir, seorang politisi minimal harus ‘nyolong’ uang negara sebesar 1 milyar dulu baru bisa pakai baju tahanan KPK” ujar Igbal menjelaskan.

Reaksi “Ooh, maksud kamu gitu toh, baru ngerti aku, susah juga ya jadi politisi kalau belum siap iman.” ujar Adam sambil mengangguk-angguk mengerti. “Betul sekali itu, ya sudah lah mari kita pesan kopi lagi untuk mengenang teman-teman kita yang sudah bisa pakai baju termahal itu” ajak Igbal.

Koda Dan mereka berdua pun melanjutkan mengopi di warung kopi tersebut.

Page 13: Teks Anekdot

Ciri teks anekdot kedua

LucuUncur lucu didalam teks ini digambarkan dengan jawaban salah satu politikus yang mengatakan bahwa baju termahal di Indonesia adalah baju tahanan KPK

MenyindirSindiran didalam teks ini digmbarkan dengan perkataan salah satu politikus yang merasa iba dengan nasib teman mereka yang telah mendapat baju termahal di Indonesia, dalam arti mereka adalah koruptor

Page 14: Teks Anekdot

Pertanyaan

Identifikasilah persamaan struktur isi kedua teks tersebut!

Identifikasilah perbedaan struktur isi kedua teks tersebut!

Identifikasilah persamaan ciri kedua teks tersebut!

Identifikasilah perbedaan ciri kedua teks tersebut!

Page 15: Teks Anekdot

Persamaan struktur isikedua teks akedot

Kedua teks tersebut memiliki abstraksi Kedua teks tersebut memiliki orientasi Kedua teks tersebut memiliki krisis Kedua teks tersebut memiliki reaksi

Page 16: Teks Anekdot

Perbedaan struktur kedua teks anekdot

Abstraksi pada teks pertama membahas tentang kehidupan seorang peternak yang kaya dan punya banyak sapi, sedangkan abstraksi pada teks kedua membahas tentang sebuah warung kopi yang mulai ramai di datangi oleh pelanggan di pagi hari

Orientasi pada teks pertama ditandai dengan datangnya seorang petugas peternakan yang menyamar ke peternakan si peternak yang kaya, sedangkan orientasi pada teks kedua ditandai dengan perbincangan dua politikus muda yang sedang minum kopi di warung kopi tersebut

Page 17: Teks Anekdot

Krisis pada teks pertama ditandai dengan di petugas peternakan yang menanyakan makanan apa yang diberikan si peternak kepada sapi-sapinya, sedangkan krisis pada teks kedua ditandai dengan pertanyaan salah satu politikus muda kepada temannya tentang baju termahal di Indonesia

Reaksi pada teks pertama ditandai dengan si peternak yang menjawab bahwa ia memberikan sapi-sapinya uang setiap hari dan membiarkan mereka membeli makanan sendiri, sedangkan reaksi pada teks kedua ditandai dengan politikus kedua yang mengangguk paham saat temannya berkata bahwa baju termahal di Indonesia adalah baju tahanan KPK

Teks pertama tidak memiliki koda, sedangkan teks kedua memiliki koda berupa kedua politikus tersebut yang melanjutkan mengopi di warung tersebut.

Page 18: Teks Anekdot

Persamaan ciri kedua teks anedot

Mengandung unsur lucu.

Page 19: Teks Anekdot

Perbedaan ciri kedua teks anekdot

Unsur lucu di teks pertama digambarkan dengan jawaban dari si peternak yang mengatakan bahwa ia memberi sapi-sapinya uang setiap hari untuk membeli makanan mereka sendiri sedangkan pada teks kedua digambarkan dengan jawaban salah satu politikus yang mengatakan bahwa baju termahal di Indonesia adalah baju tahanan KPK

Teks pertama tidak berunsur sindiran sedangkan teks kedua berunsur sindiran. Sindiran di dalam teks kedua ini ditujukan kepada koruptor yang banyak menghabiskan uang negara.

Page 20: Teks Anekdot

Membuat Teks anekdot

Panggilan Rahasia

Pada siang hari,terdapat dua pemuda sedang bersantai ria di sebuah ruangan yang gelap tepatnya di gudang sekolah.Mereka sengaja membolos karena memang guru nya tidak datang ke kelas mereka.

Salah seorang dari mereka memulai membuka suara, “Ku rasa sekarang sedang sepi bro,mau melakukan sesuatu yang berbeda?”ucap Rudi sang penanya.”Memang apa yang berbeda?” Nadhil yang di beri pertanyaan,balik bertanya. Rudi pun merogoh sesuatu di dalam koceknya dan mengeluarkan suatu plastik kecil berisi serbuk-serbuk putih.” Ini yang berbeda, kita belum pernah kan mencobanya, selagi tidak ada yang melihatnya kita coba shabu ini”Rudi pun melihatkan barang yang dia bawa kahadapan Nadhil.

Page 21: Teks Anekdot

”Tidak ah,aku takut di panggil”ucap Nadhil.”Siapa yang manggil, kepala sekolah?come on,di sini tidak ada yang melihat kita,dasar penakut”.jawab Rudi dengan santainya.”Mau tau siapa yang manggil?”Rudi yang mendengar,merasa penasaran,”Siapa?apa ada yang mengintip kita?”.”Yang manggil itu yang maha kuasa, kan gak mau kalau lagi makai ini terus dipanggil secara tiba-tiba karena Allah lagi murka-murkanya ke kita,emang mau seperti itu?”Rudi bergidik ngeri mendengar nya,”Aku belum mau mati bro,gimana kalau Allah marah karena mendengar ucapan ku yang tadi”.”nyebut lah Rud”Nadhil memberi nasihat kepada Rudi.Rudi yang memang telah ketakutan langsung mempraktikkan apa yang disuruh oleh Nadhil”Nyebut..,nyebut..,nyebut..”Nadhil menggelengkan kepalanya,”maksud aku itu nyebut Astaghfirullahal’adzim”Rudi hanya ber ‘Oh’ ria mendengarnya

Page 22: Teks Anekdot

Abstraksi Pada siang hari,terdapat dua pemuda sedang

bersantai ria di sebuah ruangan yang gelap tepatnya di gudang sekolah.Mereka sengaja membolos karena memang guru nya tidak datang ke kelas mereka.

Orientasi Salah seorang dari mereka memulai membuka

suara, “Ku rasa sekarang sedang sepi bro,mau melakukan sesuatu yang berbeda?”ucap Rudi sang penanya.”Memang apa yang berbeda?”Nadhil yang di beri pertanyaan,balik bertanya.Rudi pun merogoh sesuatu di dalam koceknya dan mengeluarkan suatu plastik kecil berisi serbuk-serbuk putih.”Ini yang berbeda,kita belum pernahkan mencobanya,selagi tidak ada yang melihatnya kita coba shabu ini”Rudi pun melihatkan barang yang dia bawa kahadapan Nadhil. ”Tidak ah,aku takut di panggil”ucap Nadhil.”Siapa yang manggil,kepala sekolah?come on,di sini tidak ada yang melihat kita,dasar penakut”.jawab Rudi dengan santainya.

Page 23: Teks Anekdot

Krisis ”Mau tau siapa yang manggil?”Rudi yang

mendengar,merasa penasaran,”Siapa?apa ada yang mengintip kita?”.”Yang manggil itu yang maha kuasa,kan gak mau kalau lagi makai ini terus dipanggil secara tiba-tiba karena Allah lagi murka-murkanya ke kita,emang mau seperti itu?”

Reaksi Rudi bergidik ngeri mendengar nya,”Aku

belum mau mati bro,gimana kalau Allah marah karena mendengar ucapan ku yang tadi”.”nyebut lah Rud”Nadhil memberi nasihat kepada Rudi.

Page 24: Teks Anekdot

Koda Rudi yang memang telah ketakutan

langsung mempraktikkan apa yang disuruh oleh Nadhil”Nyebut..,nyebut..,nyebut..”Nadhil menggelengkan kepalanya,”Maksud aku itu nyebut Astaghfirullahal’adzim” .Rudi hanya ber ‘Oh’ ria mendengarnya.