teknik informasi kesehatan

Upload: ruspian

Post on 07-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    1/21

    TEKNIK INFORMASI

    KESEHATAN

    A K A D E M I K E B I D A N A N B O G O R H U S A D A  

    J l . S h o l e h I s k a n d a r N o . 4

    0 2 5 1 - 8 3 3 3 3 9 9

    By : Ruspian,S.KOM

    KONSEP DASAR SISTEM DAN INFORMASI

    KESEHATAN,ANALISA SITUASI TERHADAP SISTEM

    INFORMASI KESEHATAN,KONSEP DAN STRATEGI

    PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    2/21

     

    Konsep dasar system informasi

    A. 

    PENGERTIAN SISTEM

    Sistem adalah sekumpulan elemen atau komponen yang saling terkait atau terpadu untuk

    mencapai tujuan

    Contoh system :

      system tata surya

     

    System computer

      System teologi

      Dll

    B. 

    Karakteristik Sistem

    a.  Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdapat atas sejumlah komponen yang berinteraksi atau berkomunikasi

    yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

    b.  Batas Sistem (Boundary)

    Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem satu dengan

    sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.Batas suatu sistem menunjukan

    ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.

    c.  Lingkungan Luar Sistem (Environments)LIngkungan luar adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi

    sistem.

    d. 

    Penghubung Sistem (Interface)

    Penghubung merupakan media antara suatu subsistem dengan subsistemyang lainya,

    Dengan penghubung satu subsistem yang lainya membentuk satu kesatuan.

    e.  Masukan Sistem (Input)Masukan adalah energi yang di masukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa

    masukan perawatan (maintenance input) dan masukan signal (signal input).

    f.  Keluaran Sistem (Output)Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan di klasifikasikan menjadi keluaran

    yang berguna dan sisa Pembuagan.

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    3/21

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    4/21

    Berdasarkan tingkat kerumitannya sistem dibedakan menjadi sistem yang sederhana

    dan sistem yang komplek

    D. FUNGSI DAN SIKLUS INFORMASI

    Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi

    sipenerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-

    keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akandating.

    Fungsi Informasi ?

      Menambah pengetahuan

      Mengurangi ketidakpastian

     

    Mengurangi resiko kegagalan  Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan

      Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-keputusan yangmenentukan pencapaian sasaran dan tujuan.

    Siklus Informasi

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    5/21

    E.  BIAYA DAN JENIS-JENIS INFORMASI

    Elemen-elemen yang harus diperhatikan oleh pengelola informasi dalam menentukan

     besarnya biaya informasi yang akan dibebankan kepada pengguna adalah:

    • 

     biaya kerja/upah,•   biaya bahan atau koleksi,•  dan biaya tak terduga

    JENIS-JENIS INFORMASI

    Informasi pada umumnya dibagi 2

    •  Informasi Formal

      Berbasis Komputer

      Berbasis Dokumen

      Verbal (pertemuan-pertemuan terjadwal)

    • 

    Informasi informalContoh :Gosip, percakapan makan siang

    F.   NILAI DAN KUALITAS INFORMASI

     Nilai informasi secara nyata memiliki karakteristik khusus terhadap tingkat keterukuran,

    kebutuhan, dinamika, kemanfaatan, dan keterpakaian informasi itu sendiri. Nilai tersebut

    tidak dapat diukur secara nyata, sehingga hasil yang diperoleh bukan merupakan hasil yang

    sesungguhnya, Suatu informasi dianggap bernilai kalau manfaatnya lebih efektifdibandingkan denga biaya untuk mendapatkannya.

    Istilah kualita informasi terkadang juga di pakai untuk menyatakan informasi yang baik, Dari

    sekian karakteristik yang telah dibahas kualitas informasi sering kali diukur berdasarkan

      Relevansi

      Ketepatan waktu

      Keakurasian

    Kualitas informasi dapat dianologikan sebagai pilar-pilar dalam banguanan dan menentukan

     baik tidaknya pengambilan keputusan.

    G.  PEMAKAIN INFORMASI DAN TRANSPOTASI INFORMASI

    Transportasi informasi pada hakekatnya merupakn suatu proses pengubahan wujud,sifat, ciri-

    ciri data sehingga menjadi informasi, yang selanjutnya disajikan secar statistika atau secara

    visual untuk disebarluaskan atau didokumentasikan. Sehubungan dengan upaya mencapai

    tujuan tersebut maka dalam pembahasan transportasi informasi memfokuskan pada hal

    tersebuat anatara lain :

    a. 

    Pengumpulan data dan informasi b.  Pengolahan dan analisi data dan informasi

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    6/21

    c.  Penyajian dan penyebarluasan data dan informasi

    d. 

    Penataan dokumentasi dan perpustakaan

    Pihak  –  pihak yang berkepentingan dengan yang memakai informasi dapat dikelompokan

    sebagai berikut

    a. 

    Pihak internContoh : manajer atau pimpinan

     b.  Pihak ekstern

    Contoh : pemilik perusahaan atau investor

    PENGANTAR SISTEM INFORMASI KESEHATAN

    Menurut WHO, sistem informasi kesehatan termasuk dalam salah satu dari 6

    “building block ” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Keenam

    komponen (building block ) sistem kesehatan tersebut adalah:

    a.  Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)

     b.   Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)

    c.   Health worksforce (tenaga medis)

    d.   Health system financing  (system pembiayaan kesehatan)

    e.   Health information system (sistem informasi kesehatan)

    f.   Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)

    Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub

    sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub sistem

    manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi

    kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang

    memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil

    guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN

    sebagai satu kesatuan yang terpadu.

    Jadi, dapat kita simpulkan bahwaSIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi

    kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung

    manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    7/21

     

    Dasar Hukum Sistem Informasi Kesehatan 

    Dasar hukum pengembangan sistem informasi kesehatan di Indonesia:

    1. Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi

     bidang kesehatan

    Desentralisasi pelayanan publik merupakan salah satu langkah strategis yang cukup populer

    dianut oleh negara-negara di Eropa Timur dalam rangka mendukung terciptanya good

     governance.Salah satu motivasi utama diterapkan kebijaksanaan ini adalah bahwa

     pemerintahan dengan sistem perencanaan yang sentralistik seperti yang telah dianut

    sebelumnya terbukti tidak mampu mendorong terciptanya suasana yang kondusif bagi

     partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan pembangunan. Tumbuhnya kesadaran akan

     berbagai kelemahan dan hambatan yang dihadapi dalam kaitannya dengan struktur

     pemerintahan yang sentralistik telah mendorong dipromosikannya pelaksanaan strategi

    desentralisasi.

    2. Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi Pengembangan Sistim

    Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002

    tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatankabupaten/kota

    3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 tentang Pengembangan Jaringan

    Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional

    Ketiga Keputusan Menteri Kesehatan tersebut dikembangkan menjadi berbagai strategi,

    yaitu:

    1.  Integrasi dan simplifikasi pencatatan dan pelaporan yang ada

    2.  Penetapan dan pelaksanaan sistim pencatatan dan pelaporan

    3. 

    Fasilitasi pengembangan sistim-sistim informasi kesehatan daerah4.  Pengembangan teknologi dan sumber daya

    http://2.bp.blogspot.com/-2kzx81dPnb8/UZOe2C_nCeI/AAAAAAAAABM/6kc4fULaW5U/s1600/gmbr+1.jpg

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    8/21

    5.  Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen dan pengambilan

    keputusan

    6.  Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat

    7. 

    Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 tentang Pengembangan

    Jaringan Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional

    Berdasarkan keputusan tersebut, direncanakan beberapa indikator pencapaian setiap

    tahunnya, yaitu:

    1. 

    Terselenggaranya jaringan komunikasi data integrasi antara 80% dinas kesehatan

    kabupaten/kota, dan 100% dinas kesehatan provinsi dengan Kementerian Kesehatan

    2.  Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara 90% dinas

    kesehatan kabupaten/kota, 100% dinas kesehatan provinsi, 100% rumah sakit pusat,

    100% Unit Pelaksana Teknis Pusat dengan Kementerian Kesehatan

    3. 

    Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara seluruh dinas

    kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, Rumah Sakit dan UPT Pusat

    dengan Kementerian Kesehatan

    Pengertian Sistem Informasi Kesehatan 

    Pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK)  adalah gabungan perangkat dan prosedur

    yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai

     pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.

    Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang

    digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan

    manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan

    kepada masyarakat.

    Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan

    informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk

    mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada

    masyarakat.

    Tujuan Sistim Informasi Kesehatan 

    Tujuan dari dikembangkannya sistim informasi kesehatan adalah:

    1. 

    Sistim informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistim Kesehatan

     Nasional (SKN) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan

    keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi,

    kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakitataupun Puskesmas

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    9/21

    2.  Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk Sistem Informasi

    Kesehatan (SIK), dengan tujuan dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut

    adalah agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin

    maupun non rutin menjadi sebuah informasi.

    ANALISA SITUASI TERHADAP SISTEM INFORMASI

    KESEHATAN NASIONAL

    Dalam rangka mengembangkan SIKNAS untuk mendukung desentralisasi bidang kesehatan

    guna mencapai Indonesia Sehat 2010, ternyata masih dijumpai sejumlah kelemahan.

    Kelemahan kelemahan tersebut adalah:

    1. 

    Sistem Informasi Kesehatan masih terfragmentasiSebagaimana diketahui, di Departemen Kesehatan terdapat berbagai

    Sistem Informasi Kesehatan yang berkembang sejak lama, tetapi satu sama lain

    kurang terintegrasi. Sistem-sistem Informasi Kesehatan tersebut antara lain

    adalah:

    Sistem Informasi Puskesmas

    Sistem Informasi Rumah Sakit

    Sistem Surveilans Terpadu

    Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

    Sistem Informasi Obat

    Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan, yang mencakup:

    Sistem Informasi Kepegawaian Kesehatan

    Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan

    Sistem Informasi Diklat Kesehatan

    Sistem Informasi Tenaga Kesehatan

    Sistem Informasi IPTEK Kesehatan/Jaringan Litbang Kesehatan

    Masing-masing sistem informasi tersebut cenderung untukmengumpulkan data sebanyak-

     banyaknya menggunakan cara dan formatpelaporannya sendiri. Akibatnya unit-unit terendah

    (operasional) sepertiPuskesmas dan Rumah Sakit yang harus mencatat data dan

    melaporkannyamenjadi sangat terbebani. Dampak negatifnya adalah berupa kurang

    akuratnyadata dan lambatnya pengiriman laporan data.Fragmentasi juga terjadi dalam kancahlintas sektor. Derajat kesehatanmasyarakat sesungguhnya sangat ditentukan oleh sektor-

    sektor yang berkaitandengan perilaku manusia dan kondisi lingkungan hidup, di samping

    oleh sektorkesehatan. Akan tetapi selama ini informasi yang berasal dari sektor-sektorterkait

    di luar kesehatan tidak pernah tercakup dalam Sistem InformasiKesehatan. Hal ini terutama

    disebabkan kurang jelasnya konsep kerjasama lintassektor, sehingga tidak pernah dirumuskan

    secara konkrit peran atau kegiatanpenting apa yang perlu dilakukan oleh sektor-sektor terkait

     bagi suksesnyapencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

    (criticalsuccess factors).

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    10/21

    2.  Sebagian besar Daerah belum memiliki kemampuan memadai

    Walaupun Otonomi Daerah sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2001, tetapi

    faktamenunjukkan bahwa sebagian besar Daerah Kabupaten dan DaerahKota belum memiliki

    kemampuan yang memadai, khususnya dalampengembangan Sistem InformasiKesehatannya.Selama berpuluh-puluh tahunkemampuan tersebut memang kurang dikembangkan, sehingga

    untuk dapatmembangun Sistem Informasi Kesehatan yang baik, Daerah masih

    memerlukanfasilitasi.Beberapa Daerah Provinsi tampaknya sudah mulai

    mengembangkanSistem Informasi Kesehatannya karena adanya berbagai proyek pinjaman

    luarnegeri (ADB3, CHN3, HP5, PHP, dan lain-lain). Akan tetapi tampaknyapengembangan

    yang dilakukan masih kurang mendasar, kurang komprehensif,dan tidak mengatasi masalah-

    masalah klasik yang ada. Setiap proyek cenderungmenciptakan sistem informasi kesehatan

    sendiri dan kurang memperhatikankelangsungan sistem. Banyak fasilitas komputer akhirnya

    kadaluwarsa (out ofdate) atau rusak sebelum Sistem Informasi Kesehatan yang diinginkan

    terselenggara. Yang belum rusak pun pada umumnya bervariasi baik dalam\spesifikasi

     perangkat kerasnya maupun perangkat lunaknya, sehingga satu samalain tidak berseuaian

    (compatible).

    3.  Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal

    Sistem informasi dengan manajemen adalah ibarat sistem saraf denganjaringan tubuh. Sistem

    saraf yang baik pun tidak akan ada artinya apabilajaringan tubuh yang ditopangnya mati

    (nekrosis). Apa lagi bila ternyata sistemsarafnya pun buruk pula.Selama ini manajemen

    kesehatan yang dipraktekkan, khususnya diDaerah dan tingkat operasional (Rumah Sakit,

    Puskesmas, dan lain-lain) tidakpernah jelas benar. Puskesmas mengalami kelebihan beban

    yang sangat hebat(overburdened ) karena adanya “keharusan dari atas” untuk melaksanakansedemikian banyak program kesehatan. Jangankan untuk berperan sebagai

    PusatPembangunan Kesehatan, untuk melaksanakan “tugas dari atas” saja sudah

    tidaksempurna. Rumah sakit masih terombang-ambing antara manajemen yang

    harusmenghasilkan profit atau manajemen lembaga sosial. Daerah tidak kunjung

    dapatmerumuskan Sistem Kesehatan Daerahnya karena masih belum jelasnya

    OtonomiDaerah.Kegalauan dalam manajemen kesehatan tersebut sudah barang tentusangat

     besar pengaruhnya bagi pemanfaatan informasi. Segala sesuatu yang serba“dari atas” juga

    menyebabkan para manajer tidak pernah memikirkan perlunyamemanfaatkan data untuk

    mendukung inisiatifnya.

    4. 

    Pemanfaatan data dan informasi kesehatan oleh masyarakat kurangDikembangkan

    Akhir-akhir ini minat masyarakat untuk memanfaatkan data daninformasi, termasuk di

     bidang kesehatan, sesungguhnya tampak meningkatsecara nyata. Hal ini terutama karena

    dipacu oleh revolusi di bidangtelekomunikasi dan informatika (telematika) akibat makin

    meluasnyapenggunaan komputer dan jaringannya (intranet dan internet). Namun demikian,

    tuntutan masyarakat yang meningkat ini tampak kurang berkembang di bidangkesehatan

    karena kurangnya respon.

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    11/21

     

    5.  Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal

    Kelemahan ini sebenarnya merupakan penyebab dari timbulnyakelemahan nomor 4 di atas.

    Masalahnya tampaknya bukan karena biaya untukteknologi telematika yang memang besar,

    tetapi lebih karena apresiasi terhadappenggunaan teknologi telematika yang masih kurang,akibat pengaruh budaya(kultur). Dalam banyak hal, rendahnya apresiasi ini juga dikarenakan

    alasanalasanyang masuk akal, yaitu rasio manfaat-biaya (cot-benefit ratio) yangkurang

    memadai. Investasi untuk teknologi telematika yang begitu besar belumdapat dijamin akan

    menghasilkan manfaat yang sepadan.Lingkaran setan ini memang sulit ditentukan dari mana

    untuk memulaimemutuskannya. Namun demikian tentunya akan ideal apabila dapat

    dilakukanpendekatan serempak --- mengembangkan pemanfaatan teknologi telematikadalam

    Sistem Informasi Kesehatan yang dilandasi dengan upaya menggerakkanpemanfaatannya

    (terutama melalui pengembangan praktek-praktek manajemenyang benar).

    6.  Dana untuk pengembangan Sistem Informasi Kesehatan terbatas

    Kelemahan ini pun berkait dengan masalah rasio biaya-manfaat yangmasih sangat rendah.

    Padahal selain investasi, Sistem Informasi Kesehatan jugamemerlukan biaya yang tidak

    sedikit untuk pemeliharaannya. Banyak investasiyang sudah dilakukan, khususnya yang

     berupa pemasangan komputer, pelatihanpetugas, pencetakan formulir, dan lain-lain akhirnya

    tidak berlanjut karenaketiadaan dana untuk mendukung kelangsungannya. Apa lagi selama

    iniketersediaan dana Daerah umumnya kurang mencukupi. Oleh karena itu,pemeliharaan

    Sistem Informasi Kesehatan yang dalam kenyataannya “tidakbermanfaat”,   tentu akan kecil

     prioritasnya dalam pengalokasian dana.

    7.  Kurangnya tenaga purna-waktu untuk Sistem Informasi Kesehatan

    Selain dana, kelangsungan Sistem Informasi Kesehatan juga sangatditentukan oleh

    keberadaan tenaga purna-waktu yang mengelolanya. Selama inidi banyak tempat, khususnya

    di Daerah, pengelola data dan informasi umumnyaadalah tenaga yang merangkap jabatan

    atau tugas lain. Di beberapa tempatmemang dijumpai adanya tenaga-tenaga purna waktu.

    Akan tetapi mereka itudalam kenyataan tidak dapat sepenuhnya bekerja mengelola data dan

    informasikarena imbalannya yang kurang memadai. Untuk memperoleh imbalan yangcukup,

    maka mereka bersedia melakukan pekerjaan apa saja (di luar pengelolaandata dan informasi)

    yang ditawarkan oleh program atau proyek-proyek lain.Kelemahan ini masih ditambah

    dengan kurangnya keterampilan dan pengetahuanmereka di bidang informasi, khususnya

    teknologi informasi dan manfaatnya.Selama ini sudah terdapat jabatan-jabatan fungsionaluntuk parapengelola data dan informasi, yaitu Pranata Komputer dan Statistisi, yangmemberi

    tunjangan jabatan sebagai imbalan. Namun demikian untuk dapatmemangku jabatan-jabatan

    tersebut diperlukan persyaratan tertentu yang sulitdipenuhi oleh para pengelola data dan

    informasi kesehatan

    TANTANGAN YANG MUNGKIN MUNCUL

    Tantangan yang mungkin muncul sehubungan dengan pengembangan

    Sistem Informasi Kesehatan pada dasarnya berasal dari dua perubahan besar

    .

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    12/21

     

    1. Tantangan dari Otonomi Daerah

    Otonomi Daerah yang sampai menyebabkan masing-masing Daerahsibuk mengerjakan

    urusannya sendiri saja tentu akan sangat merugikanpengembangan maupun kelangsungan

    SIKNAS. Padahal tanpa SIKNAS yangbaik, Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerahakan sangat dirugikan.Pemerintah Pusat tentu menjadi kesulitan dalam memantau kemajuan

     pencapaianIndonesia Sehat. Sementara itu, Daerah dirugikan karena tidak memiliki tolok

    ukur Nasional sebagai acuannya. Pembandingan dengan Daerah lain(benchmarking ) pun

    akan mengalami kesulitan karena tiadanya standar yanguniversal. Kerjasama antar Daerah,

    misalnya dalam pengadaan dan pemanfaatanobat, juga dapat terkendala karena tiadanya

    informasi yang standar danmencakup sejumlah Daerah. Pengendalian penyakit menular (yang

    sulit dibatasisecara geografis) akan kacau balau karena tiadanya sistem pengamatan

     penyakityang komprehensif. Masalah juga akan muncul dalam pendayagunaan

    tenagakesehatan.

    2. Tantangan dari Globalisasi

    Globalisasi yang akan dimulai pada tahun 2003 akan menyebabkanbebasnya pertukaran

     berbagai hal antar negara-negara ASEAN --- manusia,barang, investasi, tenaga kerja, IPTEK,

    dan lain-lain. Di bidang kesehatan hal iniakan dapat menimbulkan dampak negatif apabila

    tidak dikelola dengan baik.Dampak negatif itu antara lain:

    a. Masuk dan menularnyanya penyakit-penyakit serta gangguan-gangguankesehatan baru,

    termasuk penyalahgunaan napza dan perilaku-perilakumenyimpang.

     b. Masuknya investasi dan teknologi kesehatan yang dapat meningkatkan biayakesehatan.

    c. Masuk dan beredarnya napza secara gelap untuk tujuan penyalahgunaannya.

    d. Masuknya tenaga-tenaga kesehatan asing yang dapat mengalahkan tenagatenagakesehatan

    dalam negeri di negerinya sendiri.

    Pengelolaan yang baik terhadap pertukaran tersebut di atas tentu harusdidukung sistem

    informasi yang memadai. Kewaspadaan dini hanya dapatdikembangkan apabila terdapat

    sistem informasi yang memasok data daninformasi secara akurat, tepat dan cepat. Apabila

    globalisasi datang pada saatSIKNAS belum tertata dengan baik, maka dampak-dampak

    negatif tersebut diatas bisa jadi akan terwujud.

    KONDISI POSITIF ATAU KEMAMPUAN Namun di balik kelemahan dan tantangan yang dihadapi, masih dapatdijumpai kondisi positif

    atau kemampuan yang memungkinkandikembangkannya SIKNAS. Kondisi positif itu antara

    lain adalah:

    1. Infrastruktur kesehatan sudah cukup memadai

    Bidang kesehatan sebenarnya sudah sejak tahun 1950an melaksanakandesentralisasi. Oleh

    karena itu, infrastruktur kesehatan di Daerah sudah cukupmemadai. Sarana dan

    tenagakesehatan sudah sampai ke Kecamatan, bahkanDesa-desa. Ditambah lagi dengan telah

     berkembangnya sarana-saranabersumberdaya masyarakat di bidang kesehatan seperti

    Posyandu, Polindes, PosObat Desa, dan kader-kader kesehatan. Kantor-kantor kesehatan(DinasKesehatan) pada umumnya telah memiliki prasarana dan sarana yang cukup

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    13/21

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    14/21

    Hal inikhususnya berlaku untuk Daerah Kabupaten/Kota.Desentralisasi fiskal membawa

    konsekuensi bahwa sektor kesehatanharus dapat membuktikan kepada para pengambil

    keputusan di bidang anggaran(khususnya DPRD) bahwa dana yang dialokasikan untuk

     pembangunankesehatan Daerah membawa manfaat bagi masyarakat di Daerah yang

     bersangkutan. Pembuktian ini tentu sangat memerlukan dukungan dari suatusistem informasi

    kesehatan yang dapat diandalkan.

    2. Kebijakan perampingan struktur dan pengkayaan fungsi

    Dalam pengorganisasian instansi pemerintah baik Pusat maupun Daerahdiberlakukan

    kebijakan perampingan struktur dan pengkayaan fungsi. Artinya,jabatan-jabatan struktural

    sedapat-dapatnya dikurangi, sedangkan jabatan-jabatanfungsional diperbanyak.Bagi jajaran

     pengelola data dan informasi kesehatan, kebijakan inimerupakan peluang oleh sebab dalam

     jajaran ini sudah dan akan tersedia cukupbanyak jabatan fungsional. Yaitu statistisi, pranata

    komputer, dan epidemiolog.

    3. Kebijakan pemandirian UPT kesehatan

    Agar UPT kesehatan dapat mengembangkan manajemen yang lebih baiksehingga dapat

    memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, akhir-akhir inimuncul kebijakan untuk

    memandirikan UPT-UPT tersebut. Beberapa akandiarahkan untuk menjadi Perusahaan

    Jawatan (Perjan), beberapa yang lainmenjadi Badan Usaha Negara, dan beberapa yang lain

    lagi (sementara) akandiupayakan menjadi Unit Swadana atau Unit Pengguna Pendapatan

     NegaraBukan Pajak.Apa pun bentuk organisasi mandiri yang akan disandang oleh suatu

    UPTkesehatan, ia dituntut untuk mempraktekkan manajemen yang rasional.Pengambilan

    keputusan-keputusan dan proses perencanaan tidak boleh lagididasarkan kepada perkiraan-

     perkiraan yang gegabah, melainkan harus dilakukansecara hati-hati, cermat, dan berdasarkan

    kepada fakta atau data (evidence based ).Ini berarti bahwa setiap organisasi pelayanan

    masyarakat di bidang kesehatantersebut juga harus memiliki sistem informasi kesehatan yang

    dapat diandalkan.

    PENGERTIAN INDONESIA SEHAT 2010

    1.  Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang

     penduduknya hidup dalam:

      Lingkungan sehat,

     

    Perilaku sehat, 

    Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata,

      Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggi nya.

    PENGERTIAN LINGKUNGAN SEHAT

      Lingkungan Sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat

    yaitu lingkungan yang:

    1. 

    Bebas polusi,2.  Tersedia air bersih,

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    15/21

    3.  Sanitasi lingkungan memadai,

    4. 

    Perumahan dan pemukiman sehat

    5.  Perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,

    6. 

    Kehidupan masyarakat saling tolong-menolong.

    PENGERTIAN PERILAKU SEHAT

      Perilaku Sehat adalah perilaku proaktif untuk;

    1.  Memelihara dan meningkatkan kesehatan,

    2.  Mencegah resiko terjadinya penyakit,

    3.  Melindungi diri dari ancaman penyakit,

    4.  Berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat

    MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN

    1.  Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan: Pelbagai sektor

     pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan

     pembangunan-nya: Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap

    kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak

    diselenggarakan.

    2.  Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan adalah tanggung

     jawab bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta: Apapun peran

    yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk

    secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai

    3. 

    Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

    terjangkau. Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya

     pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat.

    Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah, swasta dan

    masyarakat .

    4.  Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta

    lingkungannya. Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan

    kesehatan segenap warganya: Oleh karena itu upaya kesehatan yang harus diutamakan

    adalah yang bersifat promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-

    rehabilitatif. Selain itu upaya penyehatan lingkungan juga harus diprioritaskan.

    STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN

    1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan 

      Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau akan diselenggarakanharus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberikan kontribusi positif

    terhadap pembentukan lingkungan dan perilaku sehat. Sedangkan pembangunan

    kesehatan harus dapat mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, terutama

    melalui upaya promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehabilitatif.

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    16/21

     

    2. Profesionalisme 

      Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan pelbagai kemajuan

    ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai moral dan etika. Untuk itu

    akan ditetapkan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasarkompetensi, akreditasi dan legislasi serta kegiatan peningkatan kuatitas lainnya

    3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) 

      Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu digalang

     peranserta masyarakat yang seluas-luasnya termasuk dalam pembiayaan. JPKM pada

    dasarnya merupakan penataan sistem pembiayaan kesehatan yang mempunyai

     peranan yang besar pula untuk mempercepat pemerataan dan keterjangkauan

     pelayanan kesehatan.

    4. Desentralisasi 

      Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan pelbagai upaya

    kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah.

    Untuk itu wewenang yang lebih besar didelegasikan kepada daerah untuk mengatur

    sistem pemerintahan dan. rumah tangga sendiri, termasuk di bidang kesehatan.

    PROGRAM UNGGULAN

    1. 

    Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum Kesehatan,

    2.  Perbaikan Gizi.

    3.  Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi.

    4.  Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Mental.

    5.  Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat.

    6.  Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana

    7.  Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Standar Pelayanan Minimal

    Standar  Pelayanan Minimal bidang Kesehatan selanjutnya disebut SPM Kesehatan adalah

    tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Daerah Kabupaten/Kota.

    Proses penyusunan SPM Bidang Kesehatan sampai ditetapkannya Permenkes Nomor

    741/MENKES/PER/VI/2008 tanggal 29 Juli 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal

    Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota telah melalui suatu rangkaian kegiatan yang panjang

    dengan melibatkan berbagai pihak, yaitu:

    1. 

    Unit Utama terkait di Depkes, UPT Pusat, dan UPT Daerah.

    http://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.html

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    17/21

    2.  Lintas sektor terkait (Departemen Dalam Negeri, Badan Perencanaan Nasional,

    Departemen Keuangan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara)

    3.  Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Rumah Sakit Daerah Provinsi/

    Kabupaten/ Kota dan Puskesmas

    4.  ADINKES dan ARSADA

    5. 

    Lintas sektor terkait di daerah (Gubernur, Bupati, Walikota, DPRD Provinsi/Kabupaten/ Kota, Pemda Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Bappeda Provinsi/ Kabupaten/

    Kota dan Dinas terkait lainnya di Provinsi/ Kabupaten/ Kota)

    6.  Organisasi profesi kesehatan di tingkat Pusat/Provinsi/ Kabupaten/ Kota

    7.  Para pakar Perguruan Tinggi .

    8.  Para Expert/ Donor Agency.

    9.  Para konsultan Luar Negeri dan Konsultan Domestik.

    10. WHO, World Bank, ADB, USAID, AusAID, GTZ, HSP dll

    Konsep-Konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

    Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan maupun ke tidak

    kompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara

    umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat

    rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:

    1. SISTEM INFORMASI TIDAK IDENTIK DENGAN SISTEM KOMPUTERISASI 

    Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer.Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut

    sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).

    2. SISTEM INFORMASI ORGANISASI ADALAH SUATU SISTEM YANG DINAMIS 

    Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika

     perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan

    sistem informasi tidak pernah berhenti.

    3. SISTEM INFORMASI SEBAGAI SUATU SISTEM HARUS MENGIKUTI SIKLUS HIDUP SISTEM 

    Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem yang baru.

    Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak guna. Panjang pendeknya umur layak

    guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh:

    1. Perkembangan organisasi tersebut Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi juga akan

     berkembang sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang sekarang digunakan sudah

    tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    18/21

    2.  Perkembangan teknologi informasi 

    Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan perangkat keras maupun

     perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung beroperasinya sistem informasi

    tidak bisa berfungsi secara efisien dan efektif. Hal ini disebabkan:

    ANALISA SISTEM

    Analisa sistem merupakan kegiatan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke

    dalam bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

     permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan

    kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

    TAHAP ANALIS

    Mengidentifikasi Masalah 

    Identifikasi masalah merupakan langkah awal dari analisa sistem. Dalam tahap ini

    didefinisikan masalah yang harus dipecahkan dengan munculnya pertanyaan yang ingin

    dipecahkan.

    Memahami Kerja Sistem yang Ada 

    Langkah ini dilakukan dengan mempelajari secara rinci bagaimana sistem yang sudah ada

     berjalan. Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh

    dengan melakukan penelitian terhadap item.

    Menganalisis Sistem 

    Berdasarkan data yang sudah diperoleh maka dilakukan analisa hasil penelitian yang sudah

    dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang akan dipecahkan 

    Membuat Laporan 

    Laporan perlu dibuat sebagai dokumentasi dari penelitian. Tujuan utamanya adalah sebagai

    bukti secara tertulis tentang hasil analisa yang sudah dilakukan  

    RANCANGAN SISTEM

    Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what ? 

    Rancangan sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan how? 

    Rancangan berkonsentrasi pada bagaimana sistem dibangun untuk memenuhi kebutuhan

    pada fase analisisManfaat rancangan sistem adalah memberikan gambaran rancang bangun(blue print) yang lengkap, sebagai penuntun (guideline) bagi programmer dalam membuat

    aplikasi.Sistem informasi yang terkomputerisasi setidaknya terdiri dari:

    Hardware : komponen input, proses, output, dan jaringan

    Software : terdiri dari sistem operasi, utilitas, dan

    aplikasi

    Data : mencakup struktur data, keamanan dan

    integritas data

    Prosedur : seperti dokumentasi, prosedur sistem, buku

     petunjuk operasional dan teknis

    Manusia : pihak yang terlibat dalam penggunaan sistem

    informasi

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    19/21

    Beberapa hal yang di lakukan dalam rancangan sistem adalah :

    1. 

    Pemodelan sistem

    2.  Desain Basis data

    3. 

    Desain Aplikasi

    4.  Desain Perangkat Keras/Jaringan

    5. 

    Desain Jabatan/Deskripsi Pengguna

    PEMELIHARAAN SISTEM

    Tahapan pemeliharaan sistem mencakup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin

    kelangsungan, kelancaran, danpenyempurnaan sistem yang telahdioperasikan.

    Beberapa hal yang harus dilakukan :

    1.  Pemantauan pengoperasian

    Libatkan tim pengembang untuk memantau secara langsung pada

    waktuwaktu tertentu mengenai bagaimana pihak-pihak pengguna

    mengoperasikan sistem yang dibuat.

    2. 

    Antisipasi gangguan kecil (bug)

    Biasanya selalu ada gangguan kecil dalam suatu aplikasi yang barudikembangkan.

    3.  Lakukan penyempurnaan

    4.  Antisipasi faktor-faktor luar

    Virus, kerusakan/kehilangan data, atau sistem diakses oleh pihak luar

    Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan, maka strategi

     pengembangan SIKNAS adalah :

    1.  Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada 

    Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua sistem informasi

    yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan

    disatukan.pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas, tanggung jawab

    dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung,dengan integrasi ini diharapkan semua

    sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS

    Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memilikikualitas dan validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam

     pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai

    suatu hal.Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi

    Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan dan analisis data

    secara komprehensif.

    2.  Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan

    informasi terintegrasi 

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    20/21

    Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang masing-

    masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat signifikan, yaitu: 

    a.  Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan

    pemantauan ketersediaan obat

     b. 

    Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten / kota ke Dinas KesehatanKabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ke Dinas

    Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan

    suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi.  

    c. 

    Pencatatan dan pelaporan program program kesehatan khusus yang ada, seperti

     program pemberantasan malaria

    d.  Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah

     berjalan seperti ketenaga kesehatan ( Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain )

    e.  Survei dan penelitian untuk melengkapidata dan informasi dari pengumpulan data

    rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional ( seperti Survei Kesehatan Nasional

    ), maupun yang berskala provinsi dan Kabupaten / Kota ( SI IPTEK Kesehatan /Jaringan Litbang Kesehatan )

    3.  Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah

    Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit

     pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten / kota, dan SIK

     provinsi. Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) di Puskesmas memiliki tanggungjawab untuk

    melaksanakan kegiatan-kegiatan :

    a.  Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar

    gedung.

     b.  Mengolah data.

    c.  Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.

    d.  Memelihara bank data.

    e.  Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien .dan

    manajemen unit puskesmas.

    f.  Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-

     pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

    Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab untuk melaksanakankegiatan-kegiatan :

    a.  Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit ( penerimaan pasien, lama

    rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain )

     b.  Memantau kondisi finansial rumah sakit ( cost recovery ).

    c.  Memantau pelaksanaan sistem rujukan.

    d.  Mengolah data.

    e.  Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat.

    f. 

    Memelihara bank data.

    g.  Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan

    manajemen unit rumah sakit.

  • 8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN

    21/21

    h.  Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak

     berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

    Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan

    kegiatan-kegiatan :

    a.  Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain

     b. 

    Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan.

    c.  Membuat profil kesehatan kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi

     pencapaian Kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian

    Kabupaten / Kota sehat.

    d.  Mengirim laporan berkala / profil kesehatan kabupaten / kota ke dinas kesehatan

     provinsi setempat dan pemerintah pusat.

    e.  Memelihara bank data.

    f. 

    Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen

    unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten / kota.

    g. 

    Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

    Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-

    kegiatan :

    a. 

    Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan

    sumber-sumber lain

     b.  Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan

    c.  Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian

     propinsi sehat

    d. 

    Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat

    e.  Memelihara bank data

    f. 

    Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen

    unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota

    g.  Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak

     berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

    4.  Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen

    Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali dengan

    mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan datadan informasi kesehatan.Misalnya dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD harus

    dapat disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang menggambarkan

    kecenderungan masalah-masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang diakibatkannya.

    5.  Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat 

    Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah meluas di

    masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional

     pengelola data dan informasi kesehatan.