tbc epid

24
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus. Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia. Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis.

Upload: bjahboi

Post on 07-Aug-2015

77 views

Category:

Health & Medicine


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tbc  epid

BAB I

PENDAHULUAN

1.    LATAR BELAKANG

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

adalah penyakit  infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus

menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit

tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis

yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat,

praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian

dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.

Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global

Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru

tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman

tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia

Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.

Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah

penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya

meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika

Serikat disebabkan oleh tuberkulosis.

Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di

Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan dalam

menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis

akan menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin

bertambah.

Pengobatan Tuberkulosis berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan

pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau

berhenti, karena pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien putus

berobat atau menjalankan pengobatan secara tidak teratur, kedua hal ini ini fatal

Page 2: Tbc  epid

akibatnya yaitu pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR

( multi drugs resistance ), kasus ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam

pengobatannya sehingga diharapkan pasien disiplin dalam berobat setiap waktu demi

pengentasan tuberkulosis di Indonesia

Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC" oleh sebab pada 24

Maret 1882 di Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi mengenai

penyebab tuberkulosis yang ditemukannya.

2.    RUMUSAN MASALAH

A.    Bagaimana penyebab penyakit TBC ?

B.    Jelaskan riwayat alamiah penyakit TBC ?

C.   Bagaimana upaya pencegahan penyaki tTBC ?

D.   Bagaimana transisi epidemiologi penyakit TBC ?

E.    Bagaimana etika epidemiologi dari penyakit TBC ?

F.    Bagaimana segitiga epidemiologi penyakit TBC ?

G.   Bagiamana aplikasi epidemiologi terhadap penyakit TBC?

3.    TUJUAN MASALAH

A.    Untuk mengetahui penyebab penyakit TBC

B.    Untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit TBC

C.   Untuk mengetahui upaya pencegahan penyaki t TBC

D.   Untuk mengetahui transisi epidemiologi penyakit TBC

E.    Untuk mengetahui etika epidemiologi dari penyakit TBC

F.    Untuk mengetahui segitiga epidemiologi penyakit TBC

G.   Untuk mengetahui aplikasi epidemiologi terhadap penyakit TBC

Page 3: Tbc  epid

BAB II

PEMBAHASAN

A.   PENYEBAB PENYAKIT

1.    TEORI TERJADINYA PENYAKIT TBC

Sekitar 4000 tahun yang lampau, peradaban manusia dikejutkan dengan

munculnya epidemi penyakit yang menyerang organ pernapasan utama manusia, yaitu

paru-paru. Akhirnya dunia pun tahu, ketika Robert Koch (1882) berhasil

mengidentifikasi kuman penyebab infeksi tersebut, Mycobacterium

tuberculosis.Tuberculosis a atau penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang bisa

bersifat akut maupun kronis dengan ditandai pembentukan turbekel dan cenderung

meluas secara lokal. Selain itu, juga bersifat pulmoner maupun ekstrapulmoner dan

dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya.Hingga kini, TBC menjadi salah satu problem

utama kesehatan dunia, terutama di negara berkembang. Menurut perkiraan WHO

(1964) untuk dunia, secara keseluruhan sekitar 15 juta jiwa menderita infeksi TBC dan

lebih dari 3 juta kematian dapat dihubungkan dengan TBC, serta diestimasikan untuk

tiap tahunnya muncul 2-3 juta kasus baru TBC.

Geografis dan distribusi temporal dari TBC berbeda-beda baik tempat

maupunwaktu. Dalam perkembangannya, kematian yang disebabkan oleh TBC

perlahan menurun, sehingga TBC sebagai penyebab kematian turun dari posisi ke-2

pada tahun 1900 menjadi posisi ke-16 di tahun 1960. Namun kenyataan diatas tidak

berlaku di beberapa tempat yang kurang berkembang aspek pencegahannya terutama

di belahan dunia ketiga. TBC tetap menjadi penyebab kematian dini dan

ketidakmampuan, dengan lebih dari 70% anak-anak terinfeksi sebelum berumur 14

tahun.

2.    HUBUNGAN PENYEBAB DAN PENYAKIT

Page 4: Tbc  epid

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri

Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-

anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk

dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada

orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah

atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh

organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening,

dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

WEB OF CAUSATION

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera

akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian

reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di

sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di

sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-

bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto

rontgen.

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant

sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang

kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak.

Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang

nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi

sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif

terinfeksi TBC.

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan

dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak

mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan

tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang

3.    MODEL HUBUNGAN KAUSAL.

Page 5: Tbc  epid

a.    Kausal mutlak yaitu penyebab pasti yang akan menimbulkan penyakit TBC

b.    Kausal esensial yaitu kausal yang harus ada untuk memungkinkan terjadinya penyakit

TBC yaitu virus , Mycobacterium tuberculosis.

c.    Kausal suffesien yaitu beberapa kausal yang bersama sama untuk menjadi cukup

dalam menyebabkan penyakit TBC yaitu penyakit TBC dapat juga disebabkan oleh

lingkungan yang tidak sehat dan perilaku individu yang menderita penyakit TBC

sehingga dapat menularkan ke orang yang ada di sekitarnya

4.    FAKTOR AGENT DARI PENYAKIT TBC

a.    Lingkungan biologi

   Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen

   Vektor pembawa infeksi

   Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama

penyakit menular.

Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang

penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik

sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan)

maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga

dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert

Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi

nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch

Pulmonum (KP).

b.    Lingkungan kimia

   Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain

sebagainya.

Lingkungan kimia ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul

akibat manusia sendiri

c.    Lingkungan fisika

Page 6: Tbc  epid

Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara

langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia.

Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :

   Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan

   Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran

pada air

d.    Lingkungan sosial

Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi.

Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat

tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :

   Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi

yang berlaku;

   Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat

   Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat,

dan

   Kebiasaan hidup masyarakat

   Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan

sosial lainnya.

B.   RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

1.    TAHAP PREPATOGENESIS

Pada tahap ini individu berada dalam keadaannormal/ sehat tetapi mereka pada

dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage

of susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi

antara penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh,

dalam arti bibit penyakit masih ada di luar tubuh penjamu di mana para kuman

mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang penjamu.

2.    TAHAP PATOGENESIS

a.    Tahap inkubasi

Page 7: Tbc  epid

Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya bibit penyakit ke

dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit.

Masa inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan

pengetahuan tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar sebagai

pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi diagnosis. Setiap

penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat

dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya.Masa inkubasi dari penyakit TBC yaitu mulai

terinfeksi samapi menjadi sakit diperkirakan 4-12 minggu

b.    Tahap penyakit dini

Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan.

Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan

patologis, walaupun penyakit masih dalam masa subklinis. Pada tahap ini, diharapkan

diagnosis dapat ditegakkan secara dini . Gejalanya seperti

         Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari

disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan

bersifat hilang timbul.

         Penurunan nafsu makan dan berat badan.

         Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

         Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

c.    Tahap penyakit lanjut

Pada tahap ini penyakit bertambah jelas dan mungkin bertambah berat dengan

segala kelainan klinik  yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan.

Saatnya pula, setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan pengobatan yang tepat untuk

menghindari akibat lanjut yang kurang baik dengan Gejala

         Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian

bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening

yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai

sesak.

Page 8: Tbc  epid

         ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan

sakit dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang

pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada

muara ini akan keluar cairan nanah.

         Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai

meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan

kesadaran dan kejang-kejang.

d.    Tahap penyakit akhir

Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu:

         Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat

kembali.

          Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada,

tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen

berupa cacat.

         Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada dalam

tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit

         Penyakit tetap berlangsung secara kronik.

         Berakhir dengan kematian.

3.    TAHAP PASCAPATOGENESIS

Tahap pasca patogenesis/ tahap akhir yaitu berakhirnya perjalanan penyakit TBC

yang diderita oleh sesorang dimana seseorang berada dalam pilihan keadaan, yaitu

sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karier, penyakit berlangsung secara kronik,

atau berakhir dengan kematian setelah melalui berbagai macam tahap pencegahan dan

pengobatan yang rutin

C. UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TBC

Page 9: Tbc  epid

1.    Primordial prevention ( pencegahan tingkat awal )

Pada tahap awal penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung

untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT. Sedangkan ditahap

selanjutnya penderita mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka waktu

yang lebih lama. Tahap lanjutan ini penting untuk membunuh kuman persistent

sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

2.    Primary prevention ( pencegahan tingkat pertama )

Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,

walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar

kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.Proteksi spesifik  dengan tujuan pencegahan

TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan

internasional pada daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau

beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan

dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak

dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3)

Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan

diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.

3.    Secondary prevention ( pencegahan tingkat kedua )

Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan

kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.

Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern

kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga.

Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC

sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan

tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang

paling efektif.

Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC,

dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol

lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat

Page 10: Tbc  epid

mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi

lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan

ketidakmampuan untuk membatasi kasus b`aru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan

menghindari tekanan psikis.

4.    Tertiary prevention ( pencegahan tingkat ketiga )

Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan

diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara

psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian

rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan

kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial

dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.Selain itu, tindakan pencegahan

sebaiknya juga dilakukan untuk mengurangi perbedaan pengetahuan tentang TBC,

yaitu dengan jalan sebagai berikut :

1.    Perkembangan media.

2.    Metode solusi problem keresistenan obat.

3.    Perkembangan obat Bakterisidal baru.

4.    Kesempurnaan perlindungan dan efektifitas vaksin.

5.    Pembuatan aturan kesehatan primer dan pengobatan TBC yang fleksibel.

6.    Studi lain yang intensif.

7.    Perencanaan yang baik dan investigasi epidemiologi TBC yang terkontrol.

D.   TRANSISI EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TBC

SITUASI TERKINI PERKEMBANGAN TUBERCULOSIS DI INDONESIA

Januari-desember 2012

Page 11: Tbc  epid

Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

Mycobacterium tuberculosis,sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi juga

mengenai organ tubuh bagian lainnya.

Pada tahun 1995 WHO telah merekomendasikan strategi DOTS sebagai strategi

dalam penanggulangan TB dan telah terbukti sebagai strategi yang paling ekonomis

paling efeftif yang terdiri dari 5 kunci :

1.    Komitmen politis

2.    Pemeriksaan dahak yang mikroskopis yang terjamin mutunya

3.    Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana

kasus yang tepat termasuk pengawasan langsung pengobatan

4.    Jaminan ketersediaan OAT (obat anti TB) yang bermutu

5.    System pencataatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian tehadap hasil

pengobatan pasien dan kinerja kerja secara keseluruhan.

Angka prevalensi insidensi dan mortalitas yang dinyatakan dala 100.000 pada

tahun 1990 dan 2012 berdasarkan hasil penghitungan WHO dalam WHO report 2012

global tuberculosis control angka insiden semua tipe TB tahun 2012 sebesar 189 per

100.000 penduduk mengalami penurunan disbanding tahun 1990 yaitu (343 per

100.000 penduduk).angka prevalensi berhasil diturunkan hamper setengahnya pada

tahun 2012 (423 per 100.000 penduduk) dibandingkan dengan tahun 1990 (289 per

100.000 penduduk) sama halnya dengan angka mortalitas yang berhasil diturunkan

lebih dari separuhya pada tahun 2012 (27 pr 100.000 penduduk) disbanding tahun 1990

(51 per 100.000 penduduk) hal tersebut membuktikan bahwa program pengendalian TB

berhasil menurunkan insidens prevalensi dan mortalitas akibat TB.

E.    ETIKA EPIDEMIOLOGI TERHADAP PENYAKIT TBC

Upaya pemerintah dalam mencegah penularan penyakit tuberculosis (TBC/TB)

terus berjalan salah satunya dengan menghimbau rumah sakit di seluruh Indonesia

untuk mengadakan pencegahan dan pengendalian infeksi tuberculosis.pencegahan dan

pengndalian infeksi wajib ada di setiap rumah sakit apalagi penyakit TB sering

Page 12: Tbc  epid

ditemukan pada penderita HIV/AIDS sebab daya tahan tubuh mereka rendah sehingga

mudah tertular penyakit TB.

Menurut Dalima Astra Winata beliau adalah salah satu perwakilan Kemenkes

RI,salah satu hal sederhana dalam menangani penularan penyakit TB adalah dengan

memberikan penyuluhan mengenai etika batuk pada penderita TBC.

Ini ,menjadi bukti bahwa epidemiologi berusaha mencari solusi agar para

penderita TB tidak menularkan penyakitnya ke orang yang sehat dengan program etika

batuk pada penderita TBC.etika batuk yang dapat diterapkan oleh masyarakatadalah

dengam menutup mulut dengan lengan bukan dengan tangan ketika batuk.karena

ketika bersalaman kuman TB dapat berpindah.cara ampuh lainnya dengan

menggunakan masker ketika menderita batuk sehingga kuman tidak menyebar dan

menulari orang lain.

F.    SEGITIGA EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TBC

  Segitiga epidemiologi

         Host

Umur merupakan faktor terpenting dari Host pada TBC. Terdapat 3 puncak

kejadian dan kematian ; (1) paling rendah pada awal anak (bayi) dengan orang tua

penderita, (2) paling luas pada masa remaja dan dewasa muda sesuai dengan

pertumbuhan, perkembangan fisik-mental dan momen kehamilan pada wanita, (3)

puncak sedang pada usia lanjut. Dalam perkembangannya, infeksi pertama semakin

tertunda, walau tetap tidak berlaku pada golongan dewasa, terutama pria dikarenakan

penumpukan grup sampel usia ini atau tidak terlindung dari resiko infeksi.

Pria lebih umum terkena, kecuali pada wanita dewasa muda yang diakibatkan

tekanan psikologis dan kehamilan yang menurunkan resistensi. Penduduk pribumi

memiliki laju lebih tinggi daripada populasi yang mengenal TBC sejak lama, yang

disebabkan rendahnya kondisi sosio-ekonomi. Aspek keturunan dan distribusi secara

familial sulit terinterprestasikan dalam TBC, tetapi mungkin mengacu pada kondisi

keluarga secara umum dan sugesti tentang pewarisan sifat resesif dalam

Page 13: Tbc  epid

keluarga. Kebiasaan sosial dan pribadi turut memainkan peranan dalam infeksi TBC,

sejak timbulnya ketidakpedulian dan kelalaian. Status gizi, kondisi keseatan secara

umum, tekanan fisik-mental dan tingkah laku sebagai mekanisme pertahanan umum

juga berkepentingan besar. Imunitas spesifik dengan pengobatan infeksi primer

memberikan beberapa resistensi, namun sulit untuk dievaluasi.

         Agent

TB disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis,baktri gram positif berbentuk

batang halus mempunyai sifat tahan asam dan aerobic.

Karakteristik alami dari agen TBC hampir bersifat resisten terhadap disifektan

kimia atau antibiotika dan mampu bertahan hidup pada dahak yang kering untuk jangka

waktu yang lama.

Pada Host, daya infeksi dan kemampuan tinggal sementara Mycobacterium

Tuberculosis sangat tinggi. Patogenesis hampir rendah dan daya virulensinya

tergantung dosis infeksi dan kondisi Host. Sifat resistensinya merupakan problem serius

yang sering muncul setelah penggunaan kemoterapi moderen, sehingga menyebabkan

keharusan mengembangkan obat baru.

Umumnya sumber infeksinya berasal dari manusia dan ternak (susu) yang

terinfeksi. Untuk transmisinya bisa melalui kontak langsung dan tidak langsung, serta

transmisi kongenital yang jarang terjadi.

         Lingkungan

Distribusi geografis TBC mencakup seluruh dunia dengan variasi kejadian yang

besar  dan prevalensi menurut tingkat perkembangannya. Penularannya pun berpola

sekuler tanpa dipengaruhi musim dan letak geografis.Keadaan sosial-ekonomi

merupakan hal penting pada kasus TBC. Pembelajaran sosiobiologis menyebutkan

adanya korelasi positif antara TBC dengan kelas sosial yang mencakup pendapatan,

perumahan, pelayanan kesehatan, lapangan pekerjaan dan tekanan ekonomi. Terdapat

Page 14: Tbc  epid

pula aspek dinamis berupa kemajuan industrialisasi dan urbanisasi komunitas

perdesaan.  Selain itu, gaji rendah, eksploitasi tenaga fisik, penggangguran dan tidak

adanya pengalaman sebelumnya tentang TBC dapat juga menjadi pertimbangan

pencetus peningkatan epidemi penyakit ini.Pada lingkungan biologis dapat berwujud

kontak langsung dan berulang-ulang dengan hewan ternak yang terinfeksi adalah

berbahaya.

  Portal of exit and portal of entry

Tempat keluarnya penyakit dr pejamu (Portal of Exit)

         Saluran pernafasan

         Saluran pencernaan

         Perkemihan

         Melalui kulit.

Cara Transmisi dari Orang ke Orang Secara Langsung,

Contoh : TBC, Penyakit kulit dan kelamin, Hepatitis. Droplet infeksi melalui percikan

ludah, terutama penyakit melalui. Saluran nafas.

Tempat masuknya penyebab penyakit ke pejamu baru (Portal of Entry).

         Saluran pernafasan

         Saluran pencernaan

         Perkemihan

         Melalui kulit

Kerentanan Pejamu Tergantung faktor genetik, daya tahan tubuh, keadaan gizi,

gaya hidup dll.

G.   APLIKASI EPIDEMIOLOGI TERHADAP PENYAKIT TBC

Salah satu tokoh epidemiologi adalah Robert Korch dia adalah penemu

Tuberkolin tau pemyaki TBC beliau melalui Aplikasi epidemiologi dalam menangani

penyakit menular seperti penyakit TBC menemukan DOTS sebagai salah satu

Page 15: Tbc  epid

pengobatan terhadap penderita penyakit TBC yaitu pengobatan yang berlangsung

selama 6 bulan

Untuk dapat memelihara dan meningkatakan derajat kesehatan mencegah dan

mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perlu disediakan dan diselenggarakan

pelayanan kesehatan masyarakat yang sebaik-baiknya yang sesuai sengan

kebutuhan.apabila dalam lingkungan masyarakat banyak ditemukan penyakit menular

seperti TBC maka pelayana kesehatan yang di sediakan akan lebih diarahkan kepada

upaya untuk mengatasi masalah penyakit menular.

Hal ini kemudian dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui frekwensi dan

penyebaran penyakit TBC dan factor-faktor yang mempengaruhi dari penyakit TBC

adapu penggunaan/aplikasi epidemilogi dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam

penyakit TBC yaitu: penentuan abnormalitas .batas seseorang dapat disebut sebagai

pengidap TBC,membantu menetapakan penerapan diagnosis,untuk mengetahui riwayat

pennyakit TBC sehingga dapat menyerang manusia dan menular ke orang yang sehat

serta mencari efektifitas suatu tindakan dalam menangani penderita TBC dan mencari

bentuk-bentuk upaya pencegahan terhadap penyakit TBC

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Selama saya mengikuti perkuliahan semester 3 dengan mempelajari DASAR-

DASAR EPIDEMIOLOGI yang dibawakan ole ibu Henni Kumaladewi SKM.M.kes saya

mendapatkan banyak pengetahuan tentang epidemiologi dan semua apa yang telah

diajarkan sangat bermanfaat untuk saya untuk mengambil keputusan dalam

menentukan jurusan yang akan saya pilih kedepannya.dalam proses pembelajaran

dapat saya terima dengan mudah karena disertai dengan contoh yan berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari.Sebagai saran cara ibu mengajar sangat bagus tetapi apabila

Page 16: Tbc  epid

kami diberi tugas sebaiknya dijelasakn secara detail karena terkadang saya bingung

model tugas yang akan saya kerjakan

Page 17: Tbc  epid

DAFTAR PUSTAKA

        Supayanto.2010.Riwayat Alamiah Penyakit.Jakarta.[diakses pada tanggal 13 Januari

2013 di http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/06/riwayat-alamiah-penyakit.html ]

         Toni.2011. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

[diakses pada tanggal 13 januari di

http://who.org/orgs/dissease/tuberculosis/epidemiology.htm ]

         Bustan,M.N. 2006.Penyelidikan Epidemiologi Terhadap Penyakit TB.Jakarta: PT

Rineka Cipta.[diakses pada tanggal 13 januari 2013 di

http://eka78.wordpress.com/2010/11/12/penyelidikan-epidemiologi-terhadap-penyakit-

tb- /]

         Dr. dr. H. Sardjana, SpOG (k), SH dan Hoirun Nisa, M.Kes. 2007. Epidemiologi

Penyakit Menular. Jakarta:UIN Press.[diakses pada tanggal 13 januari 2013 di

http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm]

         Sugeng Juwono Mardihusodo.2008.Riwayat Alamiah, Spektrum, Rantai Infeksi dan

Kejadian Epidemik Penyakit TB.Jakarta.[diakses pda tanggal 13 januari 2013 di

http://intanpuja.blogspot.com/2011/10/makalah-penyakit-tbc.html]

         Wirawan Dewa Nyoman, dr. MPH. 2004. Epidemiology of Tuberculosis. Epidemiologi

Dasar. Laboratorium Epidemiologi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana. Denpasar.[siakses pada tanggal 13 januari 2013 di

http://epidemiologidkn.blogspot.com]