tatalaksana anestesia dan reanimasi pada operasi...

20
TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL Oleh : Thiviya Balakrishnan dr. I Putu Kurniyanta,SpAn DI SMF/BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVESITAS UDAYANA RSUP SANGLAH DENPASAR 2017

Upload: others

Post on 14-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA

OPERASI MASTEKTOMI

HALAMAN JUDUL

Oleh :

Thiviya Balakrishnan

dr. I Putu Kurniyanta,SpAn

DI SMF/BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVESITAS UDAYANA

RSUP SANGLAH DENPASAR

2017

Page 2: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

i

HALAMAN

BAB I: PENDAHULUAN…………………………………..………… 1

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA………………………………….……2

2.1 Mastektomi ………………………………………….…….…2-4

2.2 Talaksanaan anestesia dan reanimasi ……….………………..4-9

2.3 Pre medikasi…………………………………………………..9-12

2.4 Mastektomi dengan anestesia umum ………………………...12-14

2.5 Pemantauan selama anestesia ………………………………..14-15

2.6 Pemulihan anestesia …………………………………….....15

2.7 Manajemen post operatif …………………………..…….…..16

BAB III: SIMPULAN ………………………………………………….17

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………....….18-19

Page 3: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker payudara merupakan keganasan yang menyerang hampir sepertiga

dari seluruh keganasan yang dijumpai pada wanita. Ini menjadikan kanker

payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Kanker

payudara memiliki angka mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18%

dari kematian yang dijumpai pada wanita. Metastasis atau penyebaran ke organ lain

pada tubuh merupakan penyebab utama kematian. Beberapa pilihan terapi yang

dapat dlakukan pada kasus kanker payudara ini yaitu kemoterapi dan pembedahan,

di mana pembedahan masih menjadi terapi utama yang dipilih untuk menangani

kanker payudara itu sendiri. Terapi sistemik yang digunakan adalah kemoterapi,

sementara untuk terapi regional dilakukan pembedahan.

Teknik pembedahan untuk kanker payudara sendiri adalah

bermacam-macam tergantung dari penyebaran jaringannya dan disebut dengan

mastektomi. Tindakan pembedahan umumnya diiringi dengan kemoterapi baik

sebelum dan setelah pembedahan. Pada mastektomi sendiri, tergantung dari

tindakan pembedahan yang akan dilakukan, dapat dilakukan baik anestesia regional

maupun umum. Tindakan anestesia baik regional, maupun general masing-masing

memiliki kelebihan dan kekurangan, serta ditambah dengan penyulit dari pasien

yang sangat bervariasi dari individu. Pada tinjauan pustaka ini, penulis hendak

memaparkan tindakan anestesia yang dilakukan dalam operasi mastektomi, baik

dari preoperatif hingga post operatif.

Page 4: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

2

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mastektomi

Mastektomi adalah suatu tindakan pembedahan mengangkat seluruh atau

sebagian payudara, baik hanya pada satu sisi maupun pada kedua sisi. Mastektomi

umumnya dilakukan pada pasien-pasien dengan kanker payudara, baik dengan

tujuan terapi kuratif (mengangkat jaringan tumor), diagnostik (insisi biopsi),

maupun tujuan preventif (pengangkatan payudara pada wanita dengan risiko tinggi

terkena kanker payudara).

Penanganan kanker payudara bergantung pada beberapa faktor meliputi :

usia, kesehatan secara menyeluruh, status menopause, dimensi tumor, tahapan

tumor dan seberapa luas penyebarannya, stadium tumor dan keganasannya, status

reseptor hormon tumor, penyebaran tumor telah mencapai kelenjar getah bening

atau belum. Mastektomi atau tindakan pembedahan adalah termasuk dalam terapi

locoregional.

Tipe pembedahan mastektomi di antaranya adalah:

a. Simple atau total mastectomy

Prosedur simple atau total mastectomy terfokus pada pengangkatan seluruh

jaringan payudara tanpa mengangkat jaringan Pada operasi jenis ini, tidak

dilakukan pengangkatan terhadap kelenjar limfe di sekitar daerah payudara.

b. Modified Radical Mastectomy

Page 5: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

3

Pada prosedur Modified Radical Mastectomy (MRM), tidak hanya jaringan

payudara saja yang diangkat melainkan juga jaringan limfe di sekitaran

payudaranya (Level I dan II) tanpa mengangkat jaringan otot dada.

c. Radical Mastectomy

Pada prosedur Radical Mastectomy, selain pengangkatan dari jaringan

payudara dan jaringan limfe di sekitarnya, dilakukan pula pengangkatan

dari otot pektoralis.

d. Partial mastectomy

Pengangkatan jaringan kanker pada payudara dengan jaringan normal di

sekitarnya. Definisi dari partial mastectomy adalah sama dengan

lumpectomy, akan tetapi luas area operasinya lebih besar.

e. Nipple Sparring Mastectomy

Pengangkatan seluruh jaringan payudara dengan menyisakan puting susu.

Selain terapi operatif, pasien penderita kanker payudara juga umumnya

menjalani kemoterapi. Kemoterapi pada penderita kanker payudara dapat dibagi

menjadi dua, yaitu neoadjuvant dan adjuvant kemoterapi. Pada terapi neoadjuvant,

pasien dengan kasus kanker yang dapat dioperasi kemudian diberikan kemoterapi

terlebih dahulu. Kemoterapi tersebut bertujuan terutama untuk memperkecil massa

tumor sehingga membatasi bagian tubuh yang perlu untuk dilakukan mastektomi.

Adjuvant kemoterapi adalah kemoterapi yang diberikan setelah pasien melakukan

operasi mastektomi. Kemoterapi ini bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker

yang tersisa setelah operasi dan bersifat mikroskopik. Baik kemoterapi neoadjuvant

Page 6: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

4

maupun adjuvant memiliki efek samping seperti efek toksik dari agen kemoterapi

terhadap organ tertentu, mual dan muntah, pengaruh pada sistem renal dan

kardiovaskular, dan berbagai efek samping lainnya.

2.2 Tatalaksana Anestesi dan Reanimasi pada Pembedahan Mastektomi

Evaluasi praanestesia dan reanimasi adalah langkah awal dari rangkaian

tindakan anestesia yang dilakukan terhadap pasien yang direncanakan untuk

menjalani tindakan operatif. Tujuan evaluasi pra anestesi :

mengetahui status fisik pasien praoperatif

mengetahui dan menganalisis jenis operasi

memilih teknik anestesia yang sesuai

meramalkan penyulit yang mungkin akan terjadi selama operasi dan pasca

bedah

Informed consent

Waktu evaluasia merupakan salah satu elemen penting. Pada kasus bedah

elektif, evaluasi pra anestesia dilakukan beberapa hari sebelum operasi. Kemudian

evaluasi ulang dilakukan sehari menjelang operasi, selanjutnya evaluasi ulang

dilakukan lagi pada pagi hari menjelang pasien dikirim ke kamar persiapan. Pada

kasusu bedah daurat, evaluasi dilakukan pada saat itu juga di ruang persiapan ,

karena waktu yang tersedia untuk evaluasi sangat terbatas, sehingga sering kali

informasi tentang penyakit yang diderita kurang akurat.

Evaluasi pre operasi meliputi identitasi, history taking (AMPLE),

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang berhubungan. Evaluasi

tersebut juga harus dilengkapi klasifikasi status fisik pasien berdasarkan skala

ASA. Anamnesis dapat diperoleh langsung pada pasien sendiri atau dengan orang

Page 7: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

5

lain seperti keluarga pasien. Anamnesis dimulai dengan identitas pasien seperti,

nama, umur, tanggal lahir, jenis kelaminan, alamat, pekerjaan dan lain-lain.

1. AMPLE

• Alergi

Sebelum melakukan tindakan anestesi perlu untuk mengetahui ada

tidaknya alergi pada obat-obatan yang mungkin akan digunakan selama

persiapan operasi hingga post operasi.

• Medikasi

Mencari riwayat penggunaan obat-obatan tertentu seperti obat

antihipertensi, diuretik, digitalis, antidiabetik dan aminoglykosida yang

mungkin menimbulkan intereaksi dengan obat-pbat anestetik.

• Past Illness

Mencari riwayat sebelumnya terhadap berbagai penyakit sistemik seperti

diabetes mellitus, gangguan paru, penyakit ginjal, penyakit gangguan

perdarahan dan lain-lain. Selain itu juga perlu untuk mencari

kemungkinan kelainan jantung pada pasien-pasien yang memiliki riwayat

hipertensi, menilai kemungkinan dehidrasi atau ketidak seimbangan

elektrolit. Selain itu, riwayat operasi dan anestesi sebelumnya dan apakah

pasien mengalami komplikasi saat itu.

• Last Meal

Menanyakan kapan pasien terakhir kami makan dan menyarankan pasien

untuk menjalani puasa selama 8 jam untuk usia dewasa.

• Environment

Page 8: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

6

Menanyakan apakah pasien memiliki riwayat merokok dan mengonsumsi

alcohol sebelumnya. Serta menanyakan frekuensi dan jumlahnya yang

dikonsumi seharian.

Untuk pemeriksaan fisik sebaiknya terdiri dari keadaan umum dan

tanda-tanda vital. Keadaan umum pasien diperhatikan jika ada gelisah,

takut, kesakitan, malnutrisi dan obesitas. Tinggi dan berat badan pasien

untuk penentuan dosis obat dan pengeluran urine yang adekuat.

Seterusnya lima komponen utama tanda-tanda vital yang harus diperiksa

adalah tekanan darah, denyut nadi, frekuasi pernafasan, suhu tubuh dan

visual aanalog scale (VAS).

Pemerikasaan fisik (6B)

• Brain

Kanker payudara sering mengalami metastase ke susunan syaraf pusat dan

mungkin terdapat tanda defisit neurologis fokal, perubahan status mental,

atau peningkatan tekanan intrakranial pada pasien. Melihat apakah ada

terjadi penurunan status mental dan keadaan umum pasien secara

keseluruhan yang dinilai menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS).

• Breath

Untuk melihat fungsi paru maka frekuensi pernafasan, bunyi rhonki dan

wheezing dan saturasi oksigen perifer pasien diperiksa untuk memastikan

tidak ada kelainan.

• Blood

Page 9: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

7

Dapat terjadi kardiomiopati sebagai efek dari agen kemoterapi seperti

misalnya Doxorubicin. Secara hematologik, pasien dapat mengalami

anemia sekunder akibat penyakit kronik atau pengaruh agen kemoterapi.

Tekanan darah, denyut nadi dan bunyi jantung diperiksa.

• Bowel

Malnutrisi umum didapatkan pada pasien dengan kanker stadium lanjut,

baik karena proses metastase maupun karena efek samping dari

kemoterapi (gangguan pengecapan, mual, dan muntah). Jadi menilai

bising usus pasien positif dalam keadaan normal dan jika ada distensi.

• Bladder

Terdapatnya kelainan pada ginjal dan hepar dapat mempengaruh

pemilihan terhadap obat anestesi dan muscle relaxant. Periksa produksi

urine pasien dalam sehari, normalnya setiap orang memproduksi urin

sebanyak 0,5-1 ml/Kg BB/Jam. Buang air kecil spontan atau

menggunakan kateter.

• Bone

Melihat kondisi akral pasien yang dapat mengindikasikan kemungkinan

terjadinya syok yang mungkin terjadi karena adanya infeksi atau gangguan

hemodinamik.

3. Pemeriksaan rutin dibedakan menjadi pemeriksaan darah dan urin. Komponen

darah yang diperiksa yakni hemoglobin, hematokrit, eritrosit, leukosit dan hitung

jenis, trombosit, masa perdarahan dan masa pembekuan. Pemeriksaan urin

meliputi pemeriksaan fisik, kimiawi dan sedimen urin. EKG, digunakan untuk

menentukan terjadinya iskemik miokardium atau infark, perikarditis, dan efek dari

Page 10: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

8

abnormalitas elektrolit terutama untuk pasien berumur diatas 40 tahun atau sesuai

klinis. Pemeriksaan rontegen thorax, untuk melihat adanya overload cairan, efusi

pericardium, infeksi paru, atau kardiomegali.

Pemeriksaan khusus diindikasikan kepada pasien yang akan menjalani

operasi besar dan pasien yang menderita penyakit sistemik tertentu dengan indikasi

tegas. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan laboratorium lengkap

seperti fungsi hati, fungsi ginjal, analisis gas darah, elektrolit, hematologi dan faal

hemostasis lengkap. Untuk menentukan prognosis pasien perioperatif, American

Society of Anesthesiologist membuat klasifikasi status fisik praanestesia menjadi

lima kelas. Tujuan klasifikasi ASA adalah untuk mengidentifikasi derajat penyakit

dan status fisik pasien sehingga dapat menentukan prognosis pasien perioperatif.

Klasifikasi ASA dibedakan menjadi 5 kelas yaitu :

ASA 1 Pasien penyakit bedah tanpa disertai penyakit sistemik

ASA 2 Pasien penyakit bedah disertai dengan penyakit sistemik ringan

sampai sedang.

ASA 3 Pasien penyakit bedah disertai dengan penyakit sistemik berat

yang disebabkan karena berbagai penyebab tetapi tidak

mengancam nyawa.

ASA 4 Pasien penyakit bedah disertai dengan penyakit sistemik berat

yang secara langsung mengancam kehidupannya.

ASA 5 Pasien penyakit bedah yang disertai dengan penyakit sistemik

berat yang sudah tidak mungkin ditolong lagi, dioperasi

ataupun tidak dalam 24 jam pasien akan meninggal.

Table 1 : Menunjukkan derajat ASA

Page 11: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

9

2.3 Premedikasi

Obat-obat yang biasa digunakan sebagai obat premedikasi antara lain obat

golongan sedasi, anti kholinergik dan analgetik. Pada penggunaan anestesi umum,

umumnya pada pasien akan dilakukan induksi terlebih dahulu. Induksi ialah

tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga

memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan. Induksi dapat dikerjakan

dengan intravena, inhalasi, intramuskular, atau rektal.

Tujuan premedikasi, menimbulkan rasa nyaman bagi pasien. Rasa nyaman

pada pasien dapat timbul setelah terbebas dari rasa takut, cemas, bebas nyeri, dan

mencegah mual-muntah. Kedua ia juga dapat memperlancar induksi anestesi,

penggunaan obat-obatan sedatif dapat menurunkan aktivitas mental sehingga

mental pasien menjadi tumpul dan reaksi terhadap rangsangan berkurang. Hal ini

menyebabkan penggunaan obat sedasi dan ansiolisis dapat membebaskan rasa takut

dan cemas pasien.

Selain itu, mengurangi sekresi kelenjar saliva dan bronkus. Sekresi dapat

terjadi selama tindakan pembedahan dan anestesi, dan dapat terjadi dengan adanya

rangsang oleh suction atau pemasangan pipa endotrakthea. Untuk mengurangi

sekresi dari saluran nafas dapat digunakan obat-obatan antikolinergik seperti

atropin dan scopolamin. Premedikasi juga dapat mengurangi kebutuhan atau dosis

obat anestesi. Tujuan premedikasi untuk mengurangi metabolisme basal sehingga

induksi dan pemeliharaan anestesi menjadi lebih mudah dan diperlukan kadar

obat-obatan yang lebih sedikit sehingga pasien akan sadar lebih cepat.

Page 12: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

10

Seterusnya, mengurangi mual dan muntah paska operasi. Tindakan

pembedahan dan pemberian obat opioid dapat merangsang terjadinya mual dan

muntah, sehingga diperlukan pemberian obat yang dapat menekan respon mual,

muntah seperti golongan antihistamine, kortikosteroid, agonis dopamine atau

alpha-2 agonis. Terakhir premedikasi jug bisa mengurangi refleks yang tidak

diinginkan. Trauma pembedahan dapat menyebabkan bagian tubuh bergerak, bila

anestesi tidak adekuat sehingga pemberian obat analgesia dapat ditambahkan

sebelum pembedahan.

Premedikasi untuk operasi mastektomi, diberikan secara intramuskular 30-45

menit pra induksi dengan obat-obat sebagai berikut:

➢ Petidin 1,0-2,0 mg/kgBB

Pethidine digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Ini adalah analgesik, yang

juga dikenal sebagai pembunuh rasa sakit. Pethidine hydrochloride dapat

digunakan sebagai analgesik untuk menghilangkan nyeri sedang sampai berat

termasuk rasa sakit yang terkait dengan persalinan, dan nyeri sebelum, selama dan

setelah operasi. Hal ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai parah.

Secara umum obat ini digunakan untuk meringankan rasa sakit dalam berbagai

situasi.

➢ Midazolam 0,04-0,10 mg/kgBB

Mengurangi kecemasan atau memproduksi kantuk atau anestesi sebelum

menjalani prosedur medis tertentu atau operasi. Midazolam adalah benzodiazepin

yang bekerja di sistem saraf pusat (otak) untuk menyebabkan mengantuk, relaksasi

otot, dan kehilangan ingatan jangka pendek, dan untuk mengurangi kecemasan.

Page 13: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

11

➢ Atropin 0,01 mg/kgBB

Mengurangi produksi air liur dan sekresi jalan nafas sebelum operasi. Hal

ini juga digunakan untuk mengobati kejang di perut, usus, dan organ lainnya.

Atropin adalah antikolinergik yang bekerja dengan menghalangi efek zat kimia di

dalam tubuh (asetilkolin) di sistem saraf, perut, usus, kelenjar tertentu (misalnya

kelenjar lidah), saluran kemih, dan jaringan lainnya.

2.4 Mastektomi dengan Anestesia Umum

Pengertian dari anestesi umum adalah hilang rasa sakit disertai hilangnya

kesadaran. Anestesi digunakan pada pembedahan dengan maksud mencapai

keadaan pingsan , merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi

refleks terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot

(relaksasi). Anestesi umum yang kini tersedia tidak dapat memenuhi tujuan ini

secara keseluruhan, maka pada anestesi untuk pembedahan umumnya digunakan

kombinasi hipnotika, analgetika, dan relaksansia otot.

Teknik anesteti yang digunakan pada operasi mastektomi adalah umum

inhalasi (imbang) dengan pemasangan pipa endotrakea dan nafas kendali.

Termasuk di dalam jenis obat-obatan anestesia ingalasi adalah sevofluran,

isofluram, enfluran, dan halotan. Pemberian obat-obatan tersebut adalah dalam

bentuk uap yang kemudian disalurkan melalui saluran napas. Keuntungannya

adalah resorpsi dan ekskresi yang cepat melalui alveoli. Pemantauan anestesi jenis

ini juga tergolong mudah dan bila perlu setiap waktu dapat dihentikan. Jenis

obat-obatan ini umumnya digunakan untuk pemeliharaan anestesi.

Page 14: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

12

Prosedur mastektomi umumnya dilakukan di bawah anestesi umum

(general anesthesia). Secara umum beberapa pertimbangan yang diperhitungkan

dalam pemilihan anestesia adalah preferensi dari pasien, anestesiologis, dan dokter

bedah, penyakit penyerta yang mungkin tidak berhubungan dengan tindakan

pembedahan sendiri, lokasi pembedahan, posisi tubuh pasien selama pembedahan,

pembedahan elektif atau emergensi.

Pada umumnya, general anestesia dilakukan pada operasi yang

memerlukan waktu yang lama, lokasi pembedahan yang luas, dan manipulasi yang

banyak. Selain itu kenyamanan pasien juga menjadi pertimbangan dikarenakan

pada pasien yang gelisah dapat terjadi perubahan tanda-tanda vital seperti nadi,

tekanan darah, dan denyut jantung yang dapat mempengaruhi kondisi tubuh pasien

saat dilakukan prosedur operasi. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas,

dapat kita lihat bahwa kebanyakan operasi mastektomi dilakukan di bawah anestesi

umum. Anestesi umum yang biasa dipakai adalah GA LMA atau GA OTT.

Page 15: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

13

Gambar 1. Pemasangan Laryngeal Mask Airway pada teknik GA-LMA16

Gambar 2. Intubasi Endotrakeal pada teknik anestesi GA OTT17

2.5 Pemantauan selama anestesia

Pemantauan selama anestesia penting dilakukan untuk meningkatkan

kualitas penatalaksanaan pasien. Selama pemberian anestesia/analgesia, tenaga

anestesia yang berkualifikasi harus berada di dalam kamar bedah yang bertujuan

agar dapat memantau pasien dan memberikan antisipasi segera terhadap perubahan

abnormal yang terjadi.

Jalan nafas selama anestesia dipantau secara kontinu baik dengan teknik

sungkup maupun intubasi trakea. Apabila pasien bernafas spontan, pemantauan

dilakukan melalui gejala/tanda seperti, terdengar suara nafas tambahan, gerakan

kantong reservoir terhenti atau menurun, tampak gerakan dada paradoksal. Hal lain

yang juga perlu dievaluasi adalah memeriksa kadar oksigen gas inspirasi melalui

pulse oxymeter.

Page 16: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

14

Ventilasi pernapasan pasien dipantau dengan cara, mengamati gerak naik

turunnya dada, gerak kembang kempisnya kantong reservoar atau auskultasi suara

nafas, memantau “end tidal CO2” terutama pada pasien dengan risiko tinggi

(kraniotomi) dan mengaktifkan sistem alarm jika ventilasi dilakukan dengan alat

bantu nafas mekanik sehingga dapat terdengar sinyal jika nilai ambang tekanan

dilampaui.

Fungsi sirkulasi pasien dipastikan dalam kondisi terpantau dengan baik yang

dilakukan dengan cara menghitung denyut nadi secara manual pada orang dewasa

dan dengan stetoskop prekordial pada bayi dan anak. Selanjutnya dilakukan

pengukuran tekanan darah secara non invasif menggunakan tensimeter

air raksa. Pemantauan fungsi sirkulasi pasien juga dilakukan dengan memantau

EKG dari monitor, pulse oksimeter dan produksi urin secara kontinu.

Terapi cairan Apabila selama operasi terjadi perdarahan sebanyak <20% dari

perkiraan volume darah pasien maka diberikan cairan pengganti berupa kristaloid

atau koloid. Namun, apabila perdarah >20% maka diberikan transfuse darah berupa

PRC.

2.6 Pemulihan Anestesia

Prosedur pemulihan diawali dengan membersihkan dan menghisap cairan,

lendir atau bekuan darah yang ada dalam pipa endotrakeal. Selanjutnya mengganti

pipa lumen ganda dengan pipa endotrakeal yang biasa dan menhentikan aliran

nafas gas atau obat anestesia inhalasi dan berikan oksgen 100% (4-8 liter) selama

2-5 menit. Obat antikolinesterase yaitu neostigmin dan dikombinasikan dengan

atropin diberikan untuk memulihkan pernafasan pasien. Setelah pasien bernafas

spontan dan adekuat maka dapat dilakukan ekstubasi pada pasien. Pada kasus yang

Page 17: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

15

diduga akan terjadi depresi nafas pasca bedah, tidak dilakukan ekstubasi pipa

endotrakeal dan pasien langsung dikirim ke ruang terapi intensif untuk tindakan

perawatan dan terapi lebih lanjut.

2.7 Manajemen Post-Operatif

Pemantauan post operatif di antaranya bertujuan untuk mengurangi risiko

yang dapat timbul dari penggunaan anestesia selama operasi. Di antaranya adalah

obstruksi saluran napas bagian atas (misalnya karena residu anestesi atau edema

jalan napas atas), hypoxemia arterial, hipoventilasi, hipotensi atau hipertensi,

disritmia jantung, oliguria, penurunan suhu tubuh, agitasi atau delirium, delayed

awakening, mual dan muntah, serta nyeri. Pemantauan jalan napas, serta koreksi

oksigen, cairan, serta elektrolit dan perbaikan suhu tubuh umumnya dapat

mengatasi kondisi di atas secara umum. Selain itu nyeri yang ditimbulkan setelah

operasi juga memerlukan perhatian khusus.

Opioid merupakan obat-obatan analgetik yang dapat diberikan pasca

operasi. Obat-obatan tersebut dapat diberikan melalui IV maupun epidural.

Sedangkan untuk pemberian obat-obatan melalui IM sudah tidak

direkomendasikan lagi untuk terapi pasca operasi. Fentanyl, merupakan poten

sinteti opioid, dengan penggunaan obat ini mampu untuk airway dengan baik.

Dosis intravena dapat dititrasi sedikit demi sedikit sebanyak 25 sampai 50 mcg.

Morfin, dosis 2-4 mg IV, dapat diulang tiap 10 sampai 20 menit hingga

mencapai dosis yang adekuat. Penggunaan ada anak-anak usia di atas 1 tahun,

15-20 mcg/kg bb IV atau IM dapat diberikan dengan interval 30 sampai 60 menit.

Selan itu, NSAID merupakan obat-obatan antiinflamasi yang memiliki efek yang

Page 18: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

16

mirip dengan obat golongan opioid. Ketorolac 30 mg IV, diikuti 15 mg setiap 6

sampai 8 jam. Obat-obatan analgesi lain juga efektif seperti ibuprofen,

acetaminophen, dan indomethacin.

Page 19: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

17

BAB 3

KESIMPULAN

Mastektomi adalah suatu tindakan pembedahan pengangkatan kelenjar

payudara yang dapat diiringi dengan pengangkatan baik jaringan aksila di

sekitarnya hingga lapisan otot pektoralis. Umumnya mastektomi dilakukan sebagai

tindakan utama dalam terapi kanker payudara. Anestesia selama operasi dapat

dilakukan dengan anestesia umum inhalasi (imbang) dengan pemasangan pipa

endotrakea dan nafas kendali. Manajemen post operatif yang utama meliputi

pemantauan efek samping dari obat-obatan anestesia dan manajemen nyeri. Nyeri

pasca operasi mastektomi yang bersifat akut dapat menghalangi proses

penyembuhan dan rehabilitasi pasca operasi dan dapat menjadi nyeri kronik.

Manajemen nyeri post operatif mastektomi dapat dilakukan dengan multimodal

terapi dengan tujuan memperoleh terapi yang sufisien sambil mengurangi dosis

efek samping yang dapat timbul dari obat-obat anestesia tersebut.

Page 20: TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/13813/1/de65c4c93953d... · TATALAKSANA ANESTESIA DAN REANIMASI PADA OPERASI MASTEKTOMI HALAMAN JUDUL

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Jaffe RA, Samuel, Stanley L, Schmiesing, Clifford A, Golianu et al.

Anesthesiologist’s Manual of Surgical Procedures. Lippincott Williams &

Wilkins; 2009.

2. Butterworth JF, Mackey DC and Wasnick JD. Clinical Anesthesiology.

McGraw-Hill Education; 2013.

3. Mangku G, Senapathi TGA. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. PT

Indeks; 2017.

4. Longnecker DE, Brown DL, Newman MF and Zapol WM.

Anesthesiology. The McGraw-Hill Companies; 2012.

5. Siegel R, Miller K, Jemal A. Cancer statistics, 2016. CA: A Cancer

Journal for Clinicians [Internet]. 2016 [1 Mei 2017];66(1):7-30. Diakses

pada: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.3322/caac.21332/full

6. Mauri D, Pavlidis N, Ioannidis J. Neoadjuvant Versus Adjuvant Systemic

Treatment in Breast Cancer: A Meta-Analysis. JNCI Journal of the

National Cancer Institute. 2005;97(3):188-194.

7. Nagelhout J, Plaus K, Nagelhout J. Handbook of anesthesia. 1st ed.

Maryland Heights, MO: Elsevier Saunders; 2014. p.352-353.

8. Hurford W. Clinical anesthesia procedures of the Massachusetts General

Hospital. 1st ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2002.

9. Morgan G, Mikhail M, Murray M, Kleinman W, Nitti G, Nitti J et al.

Clinical anesthesiology. 1st ed. New York: McGraw-Hill.