tata tulis ilmiah (paragraf)

10
Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08 1 TATA TULIS & KOMUNIKASI ILMIAH A. Pengertian Paragraf Hingga saat ini belum ada rumusan yang memuaskan semua pihak tentang pengertian paragraf. Berikut ini disajikan beberapa pengertian paragraf yang dikemukakan oleh beberapa pakar bahasa. 1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan mulai penulisannya dengan garis baru). 2. Harimukti kridalaksana, dalam Kamus Linguistik Paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung satu tema atau bagian wacana. Dapat terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan 3. Gorys Keraf, dalam komposisi Paragraf yang disebutnya alinea, bukanlah suatu pembagian secara konvensional dari suatu bab yang terdiri atas kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam maknanya dari satu kesatuan kalimat saja. Tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. 4. Soedjito dan Mansur Hasan, dalam ketrampilan Menulis , Paragraf adalah bagian kerangka yang terdiri atas kalimat-kalimat yang terhubung secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. 5. Djago Tarigan, dalam menuis paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. B. Syarat-syarat yang baik 1. Kesatuan Yang dimaksud dengan kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. 2. Kepaduan (koherensi) Yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu.

Upload: michele-gentry

Post on 05-Aug-2015

305 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tata Tulis Ilmiah (Paragraf)

Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08

1

TATA TULIS & KOMUNIKASI ILMIAH

A. Pengertian Paragraf

Hingga saat ini belum ada rumusan yang memuaskan semua pihak tentang

pengertian paragraf. Berikut ini disajikan beberapa pengertian paragraf yang

dikemukakan oleh beberapa pakar bahasa.

1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu

ide pokok dan mulai penulisannya dengan garis baru).

2. Harimukti kridalaksana, dalam Kamus Linguistik

Paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung satu tema atau bagian

wacana. Dapat terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan

3. Gorys Keraf, dalam komposisi

Paragraf yang disebutnya alinea, bukanlah suatu pembagian secara

konvensional dari suatu bab yang terdiri atas kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam

maknanya dari satu kesatuan kalimat saja. Tidak lain dari suatu kesatuan pikiran,

suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.

4. Soedjito dan Mansur Hasan, dalam ketrampilan Menulis ,

Paragraf adalah bagian kerangka yang terdiri atas kalimat-kalimat yang

terhubung secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.

5. Djago Tarigan, dalam menuis paragraf

adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu

kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang

tersirat dalam keseluruhan karangan.

B. Syarat-syarat yang baik

1. Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua

kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu

hal, suatu tema tertentu.

2. Kepaduan (koherensi)

Yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan hubungan antara

sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu.

Page 2: Tata Tulis Ilmiah (Paragraf)

Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08

2

3. Pengembangan

Perkembangan alinea adalah penyusunan atau perincian daripada gagasan-

gagasan yang membina alinea itu.

C. Tujuan

Sebuah karangan yang baik umumnya gagasan akan diperjelas oleh uraian-uraian

tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara

lebih jelas. Sebab itu pembentukan sebuah alinea sekurang-kurangnya mempunyai

tujuan :

1. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari

tema yang lain. Oleh sebab itu tiap alinea hanya boleh mengandung satu tema.

Bila terdapat dua tema, maka alinea itu harus dipecahkan menjadi dua alinea.

2. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk

memmungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian pada akhir

kalimat. Dengan perhentian lebih lama ini konsentrasi terhadap tema alinea

lebih terarah.

D. Jenis

Berdasarkan kelompok, paragraf dapat dibedakan menjadi :

a. Paragraf Deduktif

b. Induktif

c. Campuran

d. Penuh Kalimat Topik

a. Paragraf Pembuka

b. Penghubung (inti)

c. Penutup

a. Paragraf Persuasi

b. Argumentasi

c. Narasi

d. Deskripsi

e. Eksposisi

Paragraf

Menurut Sifat

Isinya

Menurut Sifat dan

Tujuannya

Menurut Posisi Kalimat

Topiknya

Page 3: Tata Tulis Ilmiah (Paragraf)

Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08

3

1. Jenis Menurut posisi kalimat topiknya

a. Paragraf Deduktif

Bila kalimat topik terletak di awal paragraf. Penguraian yang menyajikan

kalimat pokok terkebih dahulu, lalu uraian yang terinci mengenai

permasalahan atau gagasan. (urutan umum – khusus)

b. Induktif

Bila kalimat pokok ditempatkan di akhir paragraf. Cara penguraian yang

,menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok

pembicaraan (urutan khusus – umum)

Contoh :

c. Campuran

Bila kalimat pokok ditempatkan dibagian awal dan akhir paragraf. Kalimat

pokok di akhir paragraf lebih bersifat mengulang atau

menegaskankembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.

Kata adalah unsur bahasa yang sangat penting dalam setiap

bahasa termasuk bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia

dalam peristiwa komunikasi pada hakikatnya adalah pemakaian

kata-kata bahasa Indonesia. Dalam bahasa lisan kita mendengar

kata-kata bahasa Indonesia yang diucapkan, sedangkan dalam

bahasa Indonesia secara tertulis kita melihat bahasa Indonesia

yang dituliskan. Rangkaian kata bahasa Indonesia yang

diucapkan atau dituliskan disusun berdasarkan kaidah-kaidah

tertentu sehingga menjadi frasa, klausa, dan kalimat bahasa

indonesia

Kalimat Topik

Kalimat

Penjelas

Apakah tujuan keluarga berencana itu?. Keluarga berencana

bukan hanya bertujuan untuk membatasi kelahiran, melainkan

juga berusaha agar setiap keluarga merencanakan atau mengatur

kelahiran. Dengan demikian dapat diperhitungkan sebaik-baiknya

hari depan anak-anaknya kelak. Ibu tidak akan merana karena

setiap tahun melahirkan. Ayah tidak terlalu pusing….

Jadi inti keluarga berencana ialah menjamin kebahagiaan

hidup keluarga lahir batin Kalimat Topik

Kalimat

Penjelas

Page 4: Tata Tulis Ilmiah (Paragraf)

Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08

4

d. Penuh Kalimat Topik

Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya, sehingga

tidak satu pun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.

2. Jenis Paragraf menurut sifat dan tujuannya

a. Paragraf pendahuluan (pembuka)

Paragraf pendahuluan adalah paragraf yang menganarkan pembaca

kepada suatu karangan atau pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam

karangan tersebut. Paragraf ini mampui membimbing pembaca

memasuki persoalan yang akan dibicarakan. Disajikan secara ringkas,

jelas dan menarik.

Cara-cara menarik perhatian pembaca :

1) Memulai paragraf dengan satu ungkapan menarik.

2) Mengemukakan pengalamam hidup yang lebih luar biasa, baik yang

menyenangkan maupun yang menyedihkan

3) Menyatakan maksud dan tujuan penulisan

4) Mengemukakan batasan arti pokok persoalan tertentu

5) Mengemukakan alasan-alasan pentingnya persoalan yang kita tulis

6) Mengemukakan pendapat yang berbeda dari kenyataan yang ada

sekarang

7) Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang menantang untuk

dijawab

Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan

rumah yangsehat dan kuat.

Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang

murah, tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari

batu-batu gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli.

Bahan ini tahan api, dan dapat dicetak menurut keinginan.

Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha

membangun rumah,murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi

keperluan rakyat.

Kalimat Topik

pada awal dan

akhir paragraf

Pagi itu aku duduk di kursi malas di halaman mka depan

rumahku, sisa-sisa angin malam menyentuh tubuhku dingin

sekali. Matahari belum menampakkan sinarnya secara jelas,

hanya tampak semburat cahaya di kaki langit sebelah timur.

Sementara itu, binatang-binatang bergantian menyambut pagi,

ayam berkokok dengan lantangnya. Burung-burung bernyanyi

dengan riangnya. Dan sapi-sapi pun tertawa, setiap menjalankan

tugasnya membajak sawah.

Kalimat Topik

pada seluruh

paragraf

Page 5: Tata Tulis Ilmiah (Paragraf)

Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08

5

b. Paragraf inti (penghubung)

Paragraf inti (penghubung) adalah paragraf yang tedapat antara paragraf

pembuka dengan paragraf penutup.

Pada paragraf ini dikemukakan seluruh inti persoalan pada karangan,

sehingga dapat dengan mudah ditangkap oleh pembaca. Hubungan

antara paragraf yang satu dengan yang lain harus serasi dan disusun

secara logis.

c. Paragraf penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang digunakan untuk mengakhiri

karangan atau bagian karangan. Harus mengandung kesimpulan,

dilengkapi dengan saran-saran, harapan atau ajakan untuk berbuat

sesuatu.

3. Jenis paragraf menurut sifat dan isinya

a. Paragraf Persuasi

JIka isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi

pembaca.

Contoh : Iklan

BANK JAMBI UTAMAKAN LAYANAN NASABAH

Bank Jambi semakin dekat dengan nasabah. Tidak hanya dari sisi produk-

produk yang digulirkan namun juga dari sisi layanan. Kini untuk mendekatkan

layanan dengan konsumen, di kota Jambi Bank Jambi akan menambah dua kantor

kas baru. Masing-masing di lingkungan Pemkot Jambi dan di RSUD Abdul Manap

kota Jambi.

Pembukaan dua kantor kas yang dimulai sejak kemarin ini, diharapkan

akan memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi. Mulai dari deposito, giro,

kredir umum, tabungan simpeda dan lain sebagainya.

............................................................................................................................

Page 6: Tata Tulis Ilmiah (Paragraf)

Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08

6

b. Paragraf Argumentasi

Jika isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan

yang mendukung

c. Paragraf Narasi

Jika isi paragraf mengurutkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk

cerita.

Contoh : Novel, cerpen

d. Paragraf Deskripsi

Jika isi paragraf melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan

bahasa

e. Paragraf Eksposisi

Jika isi paragraf memaparkan fakta atau kejadian tertentu

Contoh : pemberitaan dalam surat kabar

E. Kesatuan dan Kepaduan Paragraf

Yang dimaksud dengan kesatuan paragraf adalah bahwa paragraf tersebut harus

memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Kesatuan

disini tidak boleh diartikan bahwa ia hanya memuat satu hal saja. Sebuah

paragraf yang memiliki kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau

beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersama-sama digerakkan

untuk menunjang sebuah maksud tunggal atau sebuah tema tunggal. Maksud

tunggal itulah yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paragraf tersebut.

Karena fungsi tiap paragraf adalah untuk mengembangkan sebuah

gagasan tunggal, maka tidak boeh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak

mempunyai pertalian dengan maksud tunggal tadi. Penyimpangan-

penyimpangan dari maksud tadi hanya akan mempersulit pembaca.

Penyimpangan-penyimpangan tadi dapat berbentuk: pertama, pemasukan

sebuah sisipan atau interupsi yang jelas dalam urutan-urutangagasan yang ada ;

kedua, sebuah penyimpangan secara gradual dari tema yang harus dibina oeh

paragraf tersebut, yaitu setiap kalimat berikutnya semakin memyimpang dari

tujuan utama.

Page 7: Tata Tulis Ilmiah (Paragraf)

Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08

7

F. Pola Pengembangan

Pengembangan paragraf pada dasarnya menyangkut persoalan membuat rincian

pikiran-pikiran pokok ke dalam pikiran-pikiran penjelas dan persoalan

mengurutkan pikiran-pikiran penjelas tersebut sebaik-baiknya. Ada beberapa

pola mengembangkan paragraf yang biasa dilakukan oleh para penulis karangan

ilmiah, yaitu :

i. Pengembangan dengan definisi luas

Adalah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan mengemukakan

definisi formal terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan rincian-rincian yang

berupa definisi dahulu, lalu rincian-rincian yang berupa definisi luas dari

definisi formal tersebut. Semua penjelas dalam paragraf tersebut mengacu

pada perumusan definisi itu sendiri.

Contoh :

ii. Pengembangan dengan metode proses

Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses, jika isi paragraf

menguraikan suatu proses. Proses merupakan suatu urutan perbuatan untuk

menciptakan atau menghasilkan sesuatu.

Contoh :

iii. Pengembangan dengan contoh

Pengembangan paragraf dilakukan dengan cara mengemukakan suatu

pernyataan yang menjadi inti dari persoalan contoh dari penyataan tersebut.

Contoh :

(1) Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. (2) Mereka adalah orang-orang yang

berkewajiban mendidik anak-anak bangsa. (3) Kebahagiaan guru adalah jika

melihat anak-anak didiknya berhasil meraih cita-cita. (4) Mereka tidak pernah

berharap apa-apa dari keberhasilan yang diraih oleh anak-anak didik mereka. (5)

Guru sangat menentukan kecerdasan dan kemajuan bangsanya

Proses pembuatan kue donat adalah sebagai berikut. Mula-mula dibuat adonan

terigu dicampur dengan telur dan gula. Kemudian, adonan dicetak dalam bentuk

gelang-gelang. Setelah itu, “gelang-gelang” tadi digoreng sampai berwarna

kuning kecoklatan. Lalu gorengan itu diolesi mentega, diberi butir-butir warna-

warni, atau ditaburi tepung gula. Kini kue donat siap untuk disantap.

Page 8: Tata Tulis Ilmiah (Paragraf)

Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08

8

iv. Pengembangan dengan metode sebab-akibat

Paragraf ini dipakai untuk menerangkan suatu kejadian atau akibat yang

ditimbulkan atau sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam metode ini adalah

kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya

terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia pada

umumnya.

Contoh :

v. Pengembangan dengan metode umum-khusus

Dilakukan dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat umum terlebih

dahulu baru kemungkinan diikuti dengan rincian-rincian yang bersifat

khusus.

(1) Di Indonesia, legenda perseorangan semacam ini banyak sekali. (2) satu

contohnya adalah legenda Panji yang berasal dari Jawa Timur (3) Panji adalah

seorang putra raja kerajaan Kuripan (Singasari) di Jawa Timur, yang senantiasa

kehilangan istrinya. (4) Contoh lain legenda perseorangan ini adalah legenda

Jayaprana yang berasal dari Bali. (5) Dia adalah seorang anak angkat yang

binasa karena kelicikan ayah angkatnya.

(1) seminggu yang lalu pak Dullah kehilangan pekerjaannya. (2) Akibatnya,

Sunarti, anaknya yang paling besar bekerja untuk membantu biaya hidup

keluarganya. (3) Ibu Dullah melakukan hal yang sama, dengan menjual kue-kue.

(4) Suprapto dan Suprapti, anak-anaknya yang masih sekolah, harus berhenti

karena tidak ada biaya.

Sebab

Akibat (1)

Akibat (2)

Akibat (3)

Sebab (2) Akibat

Sebab (2)

Sebab (2)

(1) Sudah beberapa hai ini ibu dan adik Reni sakit. (2) Ayahnya yang dinantikan

dari Surabaya belum kunjung tiba. (3) Adik-adiknya yang lain, yang masih kecil,

tidak ada yang menjaga. (4) Terpaksa Reni tidak masuk kuliah hari ini.

Page 9: Tata Tulis Ilmiah (Paragraf)

Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08

9

vi. Pengembangan dengan metode klasifikasi

Bila kita akan mengelompokkan benda atau non benda yang memiliki

persamaan sifat, situasi, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah

melakukan klasifikasi. Meski sebenarnya bukan ukuran khusus untuk

persamaan factor tersebut, tetapi juga untuk perbedaan.

Contoh :

Sebanyak lima dari sepuluh kota termahal di dunia berbeda di Asia, dengan

Tokyo dan Osaka tercatat sebagai kota termahal di dunia. Demikian menurut

kajian Economist Intelligent Unit. Kedua kota besar di Jepang itu ternyata 20%

lebih mahal dibandingkan tempat ketiga yang diduduki Hongkong bersama

Singapura tan Taipei yang juga tercatat sebagai kota termahal di dunia.

Page 10: Tata Tulis Ilmiah (Paragraf)

Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah - UG Kelompok 3 1ID08

10

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : Akapress.

Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Edisi Kedelapan. Jakarta.

Diksi Insan Mulia

Hs, Widjon. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo.

Keraf. Gorys 1993. Komposisi. Ende : Nusa Indah.

Solikhin. dkk. 2003. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta : Uhamka Press

Tarigan, Djago. 1996. Menulis Paragraf. Bandung : Angkasa