tata letak
TRANSCRIPT
MODUL 6
STRATEGI TATA LETAK
KEPENTINGAN STRATEGIS KEPUTUSAN TATA LETAK
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalarn jangka panjang. Tara letak memiliki banyak dampak strategic
karena tata letak menentukan days saing perusahaan dalam hal kapasitas,
proses, fleksibilitas, dan biaya, Berta kualitas lingkungar kerja, kontak
pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu
organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah,
atau responss cepat. Sebaga: contoh, Benetton, mendukung sebuah strategi
diferensiasi dengan menanamkan investasi bes2: dalam tata letak gudang
yang menghasilkan sistem pengiriman dan penyortiran yang cepat dar akurat
pada 5.000 toko yang dimilikinya. Tara letak pada toko Wal-Mart mendukung
strategbiaya rendah yang dilakukan pada teknik pergudangan dan tata letak.
Tara letak kantor Hallmark. di mana banyak profesional yang bekerja dalam
sel kerja, mendukung strategi pengembangar secara cepat kartu
ucapan
selamat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang
ekonomis yang memenuhi. kebutuhan persaingan perusahaan. Perusahaan-
perusahaan ini telah melakukannya.
Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana
untuk dapat mencapai:
1. Utilisasi ruang, peralatan, clan orang yang lebih tinggi.
2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja, yang lebih
aman.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih balk.
5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang,
tata letak tersebut akan perlu diubah).
Semakin lama, desain tata letak perlu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis.
Hal ini berarti mempertimbangkan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan,
dan fleksibel. Rak pajangan di toko harus dapat dipindahkan, meja kantor dan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 1
partisi yang modular, dan rak di gudang dibuat: di pabrik (tinggal pasang). Agar
dapat mengatasi perubahan model produk secara cepat dan mudah dan masih
dalam tingkat produksi yang memadai, manajer operasi harus memberikan
fleksibilitas dalam desain tata letak. Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam
tata letak, para manajer melatih pekerja mereka secara bersilang, merawat
peralatan, menjaga investasi tetap rendah, mencmpatkan sel kerja secara
berdekatan, dan menggunakan peralatan yang kecil dan mudah dipindahkan
Dalam beberapa hal, peralatan yang menggunakan roda sangat tepat
digunakan, untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi pada produk,
proses, atau volume produksi.
TIPE-TIPE TATA LETAK
Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang
terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan
kantor) atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau department
store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang,
dan informasi di dalam dan antar-wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam
pendekatan telah dikembangkan. Di antara pendekatan tersebut, pada bab ini, akan
dibahas enam pendekatan tata letak:
1. _______________________________________________________________________
Tata letak dengan posisi tetapmemenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan
2. Tata letak yang berorientasi pada proses—berhubungan dengan produksi
dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai "job
shop", atau produksi terputus).
3 Tata letak kantor—menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan
ruangan/kantor
yang melancarkan aliran informasi.
4. Tata letak ritel—menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan
atas perilaku pelanggan.
5. Tata letak gudang—melihat kelebihan dan kekurangan antara
ruangan dan sistem penanganan bahan.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk—mencari utilisasi karyawan
dan mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
Contoh-contoh dari setiap golongan tata letak ini dapat dilihat pada Tabel 1.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 2
Oleh karena hanya beberapa dari keenam golongan ini yang dapat
dimodelkan secara matematis, tata letak dan desain dari fasilitas fisik masih
merupakan sebuah seni. Walaupun demikian, telah diketahui bahwa sebuah tata
letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memmuskan peralatan yang
akan digunakan, meliputi ban berialan, cranes, (automated storage and
retrieval system—ASKS), juga kereta otomatis untuk mengirim dan
menyimpan bahan.
Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan
penyediaan ruangan hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah
pekerja, mesin, dan peralatan diketahui. pada kasus peker jaan kantor,
manajer operasi harus membuat perkiraan persyaratan ruang untuk
setiap karyawan. persyaratan ini dapat berupa ruangan persegi empat
berukuran 6 x 6 kaki ditambah dengan kelonggaran untuk gang, toilet,
kantin, tangga, lift, dan sebagainya, atau dapat juga berupa kantor-kantor
yang luas untuk para eksekutif dan ruang rapat. Manajemen
juga harus mempertimbangkan kelonggaran yang disyaratkan sebagai
keamanan yang mengatasi masalah kebisingan, debu, asap, suhu, dan
ruang di sekitar peralatan dan mesin.
Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tata letak sering
membutuhkan keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi partisi
untuk memfasilitasi aliran udara, mengurangi kebisingan, menyediakan
keleluasaan pribadi, dan sebagainya.
Aliran informasi. Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan dan
harus dapat difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin
membutuhkan keputusan tentang jarak, juga keputusan akankah dibuat
kantor pada ruangan terbuka menggunakan pembata_ setengah badan atau
kantor yang memberi keleluasaan pribadi.
Biaya perpindahan antar-wilayah kerja yang berbeda. Terdapat
banyak pertimbangan unik yang berkaitan dengan pemindahan bahan
atau kepentingan beberapa wilayah tertentu untuk didekatkan satu sama
lain. Sebagai contoh, memindahkan leburan baja akan lebil_ sulit
dibandingkan dengan memindahkan baja dalam keadaan dingin.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 3
TATA LETAK DENGAN POSISI TETAP
Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada
dalam satu tempat. sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat
tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan
layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumf.
Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan
balk dan kerumitannya bertambah karena adanya tiga faktor. Faktor yang pertama
adalah, terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua,
setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang
berbeda; oleh karena itu, banyak hal menjadi pcntin, sejalan dengan
perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang dibutuhkan dinamis
Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk galangan kapal berubah
sejalan dengan perkembangan proyek.
Industri yang berbeda menangam masalah ini dengan cara yang berbeda. Industri
konstruksi biasanya memiliki "rapat antar-pedagang" untuk menentukan tempat
pada periode waktu yang berbeda. Sebagaimana yang telah dapat diperkirakan,
rapat ini sering menghasilkan solusi yang kurang optimal, karena diskusi yang
ter)adi mungkin lebih bersifat politis dan bukan analitis. Walaupun demikian, kapal-
kapal besar memiliki wilayah bongkar muat yang disebut sebaga"platen" yang
terletak di sisi kapal, yang proses pemuatannya dijadwalkan oleh departemen
penjadwalan.
Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan
pada lokasi, strategi alternatif yang ada adalah untuk melengkapi proyek
sedapat mungkin di luar lokasi. Pendekatan ini digunakan pada industri
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 4
pembangunan kapal di saat unit standar—contoh kotak pemegang pipa dirakit pada
lini perakitan ferdekat (fasilitas yang berorientasi pada produk) sebagai sebuah
usaha untuk menambahkan efisiensi pada pembangunan kapal. Ingall Ship Building
Corporation telah beralih menuju produksi yang berorientasi pada produk di saat
bagian-bagian dari sebuah kapal (modul) serupa, atau saat perusahaan itu
mendapatkan kontrak untuk membangun bagian yang sama bagi beberapa kapal
yang serupa.' Sama halnya perusahaan pembuat kapal lain juga sedang mencoba
teknologi kelompok (lihat Bab 5) untuk mengelompokkan komponen. Banyak
pembangun rumah sekarang beralih dari strategi tata letak yang tetap menjadi
strategi yang lebih berorientasi pada produk. Sekitar sepertiga rumah barn di
Amerika Serikat sekarang dibangun dengan cara ini.
TATA LETAK YANG BERORIENTASI PADA PROSES
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat
menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara
tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini
paling efisien di saat pembuatan produk yang memiliki persyaratarberbeda, atau di
saat penanganan pelanggan, pasien, atau klien dengan kebutuhan yang berbeda.
Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah
dengan variasi tinggi seperti yang telah dibahas di Bab 5. Pada lingkungan job
shop seperti ini, setiap produk atau setiap produk dalam kelompok kecil melalui
urutan operasi yang berbeda. Sebuah produk atau pesanan yang sedikit diproduksi
dengan memindahkann'ya dari satu departemen ke departemer lainnya dalam
urutan yang diperlukan bagi produk tersebut. Contoh yang balk bagi tata letak
yang berorientasi pada proses adalah rumah sakit atau klinik. Gambar 1
menggambarkan proses untuk dua pasien, A dan B, pada sebuah klinik gawat
darurat di Chicago. Seorang pasien yang masuk, masing-masing dengan
kebutuhan yang berbeda, membutuhkan ruse yang berbeda melalului pendaftaran,
laboratorium, kamar operasi, radiologi, Apotik,. ruang perawatan, dan sebagainya. peralatan, keahlian, dan pengawasan diatur di sekitar proses ini.
Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan
penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu
mesin, proses produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan
dapat dialihkan pada mesin lain dalam departemen yang sama. Tata letak yang
berorientasi pada proses juga sangat balk untuk menangani produks: komponen
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 5
dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk memproduksi
beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada proses terletak pada peralatan yang
biasan% memiliki kegunaan umum. pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama
untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin
yang berubah, dan penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan
yang memiliki kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan
persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya
ketidakseimbangan proses produksi. Tenaga kerja terampil yang dibutuhkan juga
meningkatkatkan pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan, dan jumlah barang
setengah jadi yang tinggi membutuhkan modal yang lebih banyak.
Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, taktik yang
paling lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah
untuk meminimalkan biaya penanganan bahan. Dengan kata lain, departemen
yang memiliki aliran komponen atau orang, yang banyak di antara mereka harus
didekatkan satu sama lain. Dalam pendekatan ini, biasanya penanganan bahan
bergantung kepada (1) jumlah muatan (atau orang) yang harus dipindahkan di
antara dua departemen selama beberapa waktu dan (2) biaya memindahkan
muatan (atau orang) yang terkaitan dengan jarak antar-departemen. Biaya
diasumsikan sebagai sebuah fungsi jarak antar-departemen. Tujuan fungsi lini
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Biaya minimum =
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 6
Fasilitas yang berorientasi pada proses (dan juga tata letak dengan posisi tetap)
mencoba untuk meminimalkan beban atau perjalanan, dikalikan dengan biaya yang
berkaitan dengan jarak. Istilah Cij memadukan antara jarak dan biaya lain menjadi
satu faktor. Di sini diasumsikan tidak hanya kesulitan pemindahan yang sama,
tetapi juga biaya penjemputan dan pengiriman yang konstan. Walaupun mereka
tidak selalu konstan, untuk menyederhanakan, data-data yang ada diringkas
(yaitu, jarak, kesulitan, serta biaya penjemputan dan pengiriman) dalam satu
variabel, yakni biaya. Cara yang paling baik untuk memahami langkah-
langkah yang terkait dalam mendesain sebuah tata letak proses adalah dengan
melihat sebuah contoh.
Contoh I
Manajemen Perusahaan Walters ingin mengatur enam departemen dalam
pabriknya sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya penanganan bahan
antar-departemen. Mereka membuat asumsi awal (untuk menyederhanakan
masalah) bahwa setiap departemen berukuran 20 x 20 kaki dan panjang serta
lebar gedung adalah 60 kaki dan 40 kaki. Prosedur tata letak proses mengikuti
langkah-langkah berikut:
Langkah 1: Membuat matriks "dari-ke" menunjukkan aliran
barang atau bahan dari departemen ke departemen lain
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 7
(Gambar 2).
Langkah 2: Menentukan kebutuhan luas ruang setiap
departemen. (Gambar 3 menunjukkan luar pabrik yang
masih tersedia.)
Langkah 3: Membangun sebuah diagram skematis awal
yang
menunjukkan urutan departemen yang harus dilalui oleh
komponen. Cobalah untuk meletakkan departemen dengan
aliran bahan atau komponen yang berat berdekatan satu
sama lain. (Lihat Gambar 4.)
5. Peningkatan fleksibilitas.
1. Pemanfaatan lebih tinggi atas ruang, fasilitas dan tenaga kerja.
2. Perbaikan aliran informasi, barang atau tenaga kerja.
3. Meningkatkan moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih baik 6.
Meningkatkan interaksi perusahaan dengan konsumen.
PENGERTIAN LAYOUT
Layout atau tata letak merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalm jangka panjang. Banyak dampak strategis yang terjadi dari hasil
keputusan tentang layout, diantaranya kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas
lingkungan kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan. Layout yang efektif
membantu perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis
yang telah ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon cepat.
Dalam semua kasus yang terjadi, layout seharusnya mempertimbangkan bagaimana
cara mencapai
Dari waktu ke waktu, desain layout perlu dipertimbangkan sebagi sesuatu yang
dinamis dan punya fleksibilitas.
B. TIPE LAYOUT
Ada enam pendekatan layout yang akan dibahas dalam topic ini yaitu:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 8
1. Layout dengan posisi tetap, biasanya untuk proyek besar yang memerlukan
tempat luas seperti pembuatan jalan layang maupun gedung.
2. Layout berorientasi pada proses, untuk produksi dengan volume rendah dan
variasi tinggi disebut juga “job shop”
3. Layout perkantoran, bagaiman menempatkan tenaga kerja, peralatan kantor,
dan ruangan kantor yang melancarkan aliran informasi.
4. Ritel layout, penempatan rak dan pemberian tanggapan atas perilaku
konsumen.
5. Layout gudang, mengefisienkan ruang penyimpanan dan system penanganan
bahan dengan memperhatrikan kelebihan dan kekurangannya.
6. Layout berorientasi produk, Pemanfaatan tenaga kerja, mesin yang terbaik
dalam produksi yang kontinyu atau berulang.
Agar dapat menetapkan layout yang efektif maka perlu menetapkan beberapa hal
diantaranya adlah:
1. Peralatan penanganan bahan
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruangan
3. Lingkungan hidup dan estetika
4. Aliran informasi
5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda
C. LAYOUT POSISI TETAP (FIXED POSITION LAYOUT)
Masalah yang dihadapi dalam layout posisi tetap adalah bagaimana mengatasi
kebutuhan layout proyek yang tidak berpindah atau proyek yang menyita tempat
yang luas (seperti pembuatan jalan laying, gedung).
Teknik untuk mengatasi layout posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan
kerumitannya bertambah yang disebabkan oleh tiga factor yaitu:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 9
1. Tempatnya yang terbatas pada semua lokasi produksi.
2. Setiap tahapan berbedapada proses produksi dan kebutuhan bahan sehingga
banyak hal yang menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek.
3. Volume bahan yang dibutuhkan sangat dinamis.
Karena permasalahan pada layout posisi tetap sulit diselesaikan pada lokasi
maka strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek ada hal-hal
yang dikerjakan diluar lokasi, misalnya pad aproyek pembuatan jalan laying maka
pembuatan
konstruksi besi dilakukan di luar lokasi setelah jadi tinggal menakukan
penanamannya di lokasi proyek.
D. LAYOUT BERORIENTASI PROSES (PROCESS ORIENTED LAYOUT)
Adalah sebuah layout yang berkaitan dengan proses produksi bervolume rendah dan
variasi tinggi. Layout jenis ini marupakan cara tradisional untuk mendukung strategi
diferensiasi produk, layout jenis ini adalah yang paling tepat untuk pembuatan produk
yang melayani konsumen dengankebutuhan berbeda-beda. Pada proses yang
disebut “job shop” setiap produk dalam kelompok kecil melalui urutan operasi yang
berbeda, tiap produk atau pesanan yang sedikit diproduksi dengan memindahkannya
dari satu depattemen ke deparetemen lain dalam urutan yang tertentu dari tiap
produk. Contoh yang tepat adalah pada rumah sakit atu klinik.
Kelebihan utama dari layout ioni adalah adanya fleksibilitas peralatan dan
penugasan tenaga kerja. Sehingga dengan demikian apabila terjadi permasalahan
pada suatu mesin, pekerjaan tidak perlu berhenti dan dapat dialihkan pada mesin lain
atau departemen yang sama. Layout ini juga sangat baik diterapkan pada
produksi komponen dalam batch kecil atau disebut “job lot” dan untuk produksi
komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan layout ini ada pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum.
Waktu produksi jadi lama karena butuh waktu lama untuk berpindah dalam system
karena sulitnya penjadwalan, perubahan penyetelan mesin, keunikan penanganan
bahan. Lagipula peralatan yang mempunyai keguanaan umum membutuhkan
operator yang trampil dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi
karena ketidakseimbangan proses produksi. Pada akhirnya kebutuhan modal akan
semakin banyak
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 10
Konsep perhitungan pada layout berorientasi proses akan dibahas pada topic
berikutnya
E. LAYOUT PERKANTORAN (OFFICE LAYOUT)
Hal yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan
informasi, namun demikian pada beberapa lingkungan kantor , produksi sangat
tergantung pada aliran bahan.
Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa digram hubungan
(relationship chart) seperti yang dicontohkan di bawah ini.
Contoh: Suatu kantor memiliki 9 ruangan yaitu untuk:
1. Direktur
2. Direktur teknologi
3. Ruang para insinyur
4. Sekretaris
5. Pintu masuk kantor
6. Pusat arsio
7. Lemari peralatan
8. Peralatan fotokopi
9 Gudang
Penempatan satu ruang dengan ruang lainnya dilakukan dengan cara memberikan
nilai yaitu:
Nilai Kedekatan
A Absolutely necessary (Sangat perlu) E
Especially important (Sangat penting) I
Important (Penting)
O Ordinary Ok (Boleh)
U Unimportant (Tidak penting)
X Not desirable (Tidak perlu)
Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, laptop PDA
menyebabkan layout perkantoran menjadi makin fleksibel dengan
memindahkan informasi secara elektronik.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 11
2. Virtual company menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa.
Kedua macam kecenderungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih sedikit
berada di kantor.
F. LAYOUT USAHA ECERAN (RITEL LAYOUT)
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang
dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pad aide bahwa
penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian
konsumen. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk
kepada konsumen sebanyak mungkin. Penelitian membuktikan bahwa semakin
besar produk terlihat oleh konsumen maka penjualan akan semakin tinggi dan
tingkat pengembalian investasi semakin tinggi. Untuk itu manajer operasional
perusahaan ritel dapat melakukan pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan
atau alokasi tempat bagi beragam produk dalam toko.
Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko yaitu:
1. Tempatkan bara-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
2. Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai
nilai keuntungan besarseperti kosmetika, asesories.
3. Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung
berbelanyja, pada kedua sisilorong cdan letakkan secar tewrsebar untuk bisa
dilihat lebih banyak konsumen.
4. Gunakan lokasi ujung loronhg karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
5. Sampaikan misi totko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian
pertama bagi konsumen.
Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki
persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu Biaya
Slotting (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk menempatkan
produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket.
Disamping itu ada juga pertimbangan -pertiombangan lain yang disebut dengan
“servicescapes” yang terdiri dari tiga elemen yaitu:
1. Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan
2. Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 12
3. Tanda-tanda, simbul dan patung
G. LAYOUT GUDANG (WAREHOUSE LAYOUT)
Merupakan sebuah disain yang mencoba meminimalkan biaya total dengan
mencapai paduan yang terbaik antara luas ruang dan penanganan bahan.
Manajemn bertugas mamaksimalkan tiap unit luas gudang yaitu mamanfaatkan
volume penuhny asambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah.
Yang mana biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
transportasi bahng yang masuk, penyimpanan dan bahan keluar., meliputi peralatan,
tenaga kerj, bahn, biaya pengawasan, asuransi, penyusutan. Layout gudang yang
efektif meminimalkan kerusakan bahan di gudang.
Manajemen gudang yang modern marupakan suatu prosedur yang otromatis yang
menggunakan ASRS (Automated Stirage Retrieval System).
Ada tiga konsep yang dikenal dalam layout gudang yaitu:
1. Cross Docking
Adalah cara menghindari penempatan bahan atau pasokan dalanm gudang dengan
cara memproses secara langsung disaat diterima. Hal ini dilakukan untuk
menghindari aktivitas penerimaan secara formal, penghitungan stock/ penyimpanan
dan pemilihan pesanan sehingga terjadi penghematan biaya.
Cross Docking yang baik membutuhkan :
- penjadwalan yang ketat.
- Pengiriman yang diterima memiliki identifikasi produk yang akurat
dengan kode garis.
2. Random Stocking
Digunakan di gudang untuk menempatkan persediaan dimana terdapat lokasi yang
terbuka. Teknik ini berarti bahwa ruangan tidak perelu dikhususkan untuk
barangbarang tertentu dan fasilitas dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Sistim ini
jika terkomputerisasi maka akan meliputi tugas-tugas:
- Membuat daftar lokasi yang “terbuka”
- Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juaga
lokasinya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 13
- Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan
waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk menjemput pesanan.
- Memadukan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan
- Menugaskan barang atau sekumpilan barang tertentu pada wilayah
gudang yang tertentu sehingga jarak tempuh total dalam gudang
dapat dimimalkan.
3. Customizing Merupakan penggunaan gudang untuk menambahkan nilai produk
melalui modifikasi, perbaikan, pelabelan dan pengepakan.Cara ini biasanya berguna
untuk menghasilkan keunggulan bersaing dal;am pasar dimana terdapat perubahan
produk yang sangat cepat. Cara ini sudah banyak dilakukan oleh perusahaan
dengan misalkan penyediaan label pada usaha eceran sehingga barang dapat
langsung dipajang.
H. LAYOUT BERORIENTASI PRODUK (PRODUCT ORIENTASI LAYOUT)
Layout ini disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang
memiliki volume tinggi dan variasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinyu.
Asumsi yang digunakan adalah:
1. Volume yang ada mencukupi untuk pemanfaatan peralatan yang tinggi.
2. Permintaan produk stabil.
3. Produk distandarisasi atau mendekati fase siklus hidupnya.
4. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dengan kualitas standar.
Dalam layout ini ada dua jenis yaitu:
1. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban mobil. Lini ini
dipacu oleh mesin dan membutuhkan perubahan mekanis dan rekayasa
untuk membuat keseimbangan.
2. Lini perakitan (assembly line) meletakkan komponen yang dipabrikasi secara
bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Lini ini dipacu oleh tugas yang
diberikan kepada tanaga kerja atu pada stasiun kerja
Keuntungan layout ini adalah:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 14
1. Biaya variabel per unit rendah yang biasanya dikaitkan dengan produk yang
terstandardisasi dan bervolume tinggi.
2. Biaya penanganan bahan rendah.
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah
5. Hasil output yang lebih cepat.
Kelemahan layout ini adalah
1. Butuh volume tinggi karena modalnyaa besar.
2. Jika ada penghentian pada satu bagian akan berakibat pada seluruh operasi.
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat
produksi berbeda.
Konsep perhitungan pada layout iniakan dibahas pada topic selanjutnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir.Yuriadi Kusuma M.Sc SISTEM PRODUKSI 15