tarbiyah iqtishadiyah

8
Intisari Buku Tarbiyah Iqtishadiyah Bersama Dakwah 1

Upload: melissa-soraya

Post on 25-May-2015

310 views

Category:

Spiritual


51 download

DESCRIPTION

Repost: Serial 100 buku pengokoh tarbiyah (Intisari)

TRANSCRIPT

Page 1: Tarbiyah iqtishadiyah

Intisari Buku Tarbiyah Iqtishadiyah

Bersama Dakwah 1

Page 2: Tarbiyah iqtishadiyah

Intisari Buku Tarbiyah Iqtishadiyah

Bersama Dakwah 2

Tarbiyah Iqtishadiyah

Judul Buku : Tarbiyah Iqtishadiyah Penulis : Eko Novianto Penerbit : Era Adicitra Intermedia Cetakan Ke : 1 Tahun Terbit : Sya'ban 1431 H / Juli 2010 M Tebal Buku : xviii + 254 halaman

Seorang ikhwan yang dulunya sangat aktif di

dakwah kampus, kini jarang terlibat dalam

aktifitas dakwah. Adik-adik angkatannya sangat

terkesan dengan militansinya sewaktu ia

memimpin aksi beberapa tahun yang lalu. Namun,

kini tak pernah lagi ia dijumpai; tidak dalam forum

dakwah, apalagi aksi .

Ketika ditelusuri, ternyata ikhwan ini "gagal"

dalam masalah iqtishadiyah. Sewaktu di kampus,

ia sangat concern dengan organisasi dakwahnya,

beraksi ke sana kemari, setiap hari ia di kampus,

bahkan menginap di sana. Yang disayangkan, ia

tak memperhatikan kualitas kuliahnya. Prestasi

akademis hampir tidak ada, skill tidak terasah.

Demikianlah hingga ia lulus kuliah. Membuka

usaha tidak kuasa, bekerja sesuai jurusannya juga

tidak bisa. Kesulitan ekonomi yang membelitnya

membuat intensitas kegiatan dakwahnya menurun

drastis .

Page 3: Tarbiyah iqtishadiyah

Intisari Buku Tarbiyah Iqtishadiyah

Bersama Dakwah 3

Ada kasus yang berbeda dalam domain yang sama.

Kali ini bukan masalah penghasilan yang

didapatkan. Sebenarnya penghasilannya cukup.

Pendapatan dari gajinya lumayan besar untuk

ukuran masyarakat di sekitarnya. Namun karena

boros, tidak bisa mengelola uang dengan baik, satu

keluarga aktifis dakwah terlilit hutang. Masalah itu

kemudian selesai setelah para ikhwah

membantunya. Namun, ia kembali ke pola lama.

Hutang pun kembali melilitnya .

Masalah iqtishadiyah (ekonomi) tak bisa

disepelekan. Tarbiyah iqtishadiyah, dengan

demikian, menjadi keniscayaan. Sebagaimana

Islam itu bersifat syamil (menyeluruh), tarbiyah

juga demikian. Jika selama ini kita akrab dengan

istilah tarbiyah ruhiyah, tarbiyah fikriyah, dan

tarbiyah jasadiyah, Eko Novianto –penulis buku

ini- mengajak kita untuk mengokohkan tarbiyah

iqtishadiyah.

Lalu apa itu tujuan tarbiyah iqtishadiyah? Dalam

halaman 6, kita mendapatkan penjelasan mengenai

tujuan tarbiyah iqtishadiyah. "Tarbiyah

iqtishadiyah," tulis Eko Novianto, "bertujuan

memberi kesadaran akan peranan ekonomi di

bidang pembangunan, produksi dan ivestasi;

memberi pengetahuan problematika ekonomi

umat; memberi keterampilan dalam memanfaatkan

teknologi modern di bidang ekonomi; memberi

pemahaman dasar-dasar ekonomi Islam dan

kontemporer; seta memberi kemampuan

Page 4: Tarbiyah iqtishadiyah

Intisari Buku Tarbiyah Iqtishadiyah

Bersama Dakwah 4

mengombinasikan ekonomi Islam dan

kontemporer".

Tujuan itu hendak dicapai oleh tarbiyah,

diantaranya, melalui kurikulum tarbiyah yang di

dalamnya mencakup materi-materi bidang studi

ekonomi (iqtishadiyah). Pada kurikulum 1421 H,

sebagaimana dituturkan penulis pada bab I, materi

iqtishadiyah diberikan sejak jenjang anggota

pemula, muda, madya dan seterusnya.

Nah, buku Tarbiyah Iqtishadiyah ini tidak

dimaksudkan untuk membahas ekonomi Islam

secara makro, perbankan Islam atau memenuhi

semua tujuan tarbiyah iqtishadiyah yang telah

disebutkan. Secara khusus, buku yang terdiri dari

empat bab ini membahas permasalahan keuangan

dalam entitas keluarga tarbiyah dan bagaimana

mengatasinya.

Bab 1 bisa disebut sebagai pendahuluan yang

membicarakan apa itu tarbiyah iqtishadiyah dan

muatan tarbiyah iqtishadiyah dalam kurikulum

1421 H di tiap jenjang, dari pemula hingga

dewasa. Bab 2 berjudul "kokoh berpenghasilan",

memotivasi pembaca untuk berpenghasilan serta

mengungkap berbagai aspek dari berbagai jenis

profesi dan pekerjaan. Bab 3 berjudul "cerdas

berbelanja" menguraikan manhaj Islam dalam

membelanjakan harta, membekali pembaca agar

melawan konsumerisme hingga panduan

berhemat. Bab 4 berjudul "perencanaan keuangan

Page 5: Tarbiyah iqtishadiyah

Intisari Buku Tarbiyah Iqtishadiyah

Bersama Dakwah 5

keluarga tarbiyah" membahas mulai dari teori

hingga bagaimana mempraktikkannya

perencanaan keluangan keluarga tarbiyah.

Tiga Masalah Iqtishadiyah

Jika kita perhatikan, masalah iqtishadiyah ikhwah

umunya bermula dari minimnya penghasilan.

Masalah kedua, borosnya pengeluaran. Seperti

pada kisah kedua di atas, ada ikhwah yang

sebenarnya penghasilannya cukup, namun karena

pengeluarannya "boros", akhirnya ia mengalami

peribahasa "besar pasak daripada tiang." Apatah

lagi yang penghasilannya minim, lalu tidak bisa

mengendalikan pengeluaran, tentu akibatknya

menjadi lebih fatal .

Sedangkan masalah ketiga adalah lemahnya

perencanaan keuangan. Tanpa perencanaan

keuangan yang baik, bisa jadi kebutuhan sehari-

hari terpenuhi dari penghasilan yang didapatkan.

Namun, menabung tidak menjadi agenda, investasi

tak pernah bisa, dan mendanai dakwah juga sangat

berat terasa. Hal-hal semacam itu bisa diatasi jika

ada perencanaan keuangan yang baik .

Tiga Solusi dalam Tiga Bab

Bab 2 sampai dengan bab 4, masing-masing

merupakan solusi dari tiga permasalahan di atas.

Seperti sub judul yang tertulis dalam cover depan,

Tarbiyah Iqtishadiyah mengajak pembaca –dengan

berbagai pembahasan teoritis hingga tips- agar

menjadi pribadi/keluarga yang kokoh

Page 6: Tarbiyah iqtishadiyah

Intisari Buku Tarbiyah Iqtishadiyah

Bersama Dakwah 6

berpenghasilan, akurat berbelanja dan cerdas

mengelola .

Kokoh Berpenghasilan Ikhwah harus bekerja dan berpenghasilan. Bahkan

harus kokoh penghasilannya. Bekerja di sini dalam

arti luas; beragam profesi, termasuk –atau

terutama?- menjadi enterpreneur. Hal pertama

yang menjadi syaratnya adalah bahwa pekerjaan

itu halal, tak bisa ditawar. Kedua, memilih

pekerjaan sesuai dengan kecenderungan dan

spesialisasinya, dengan memprioritaskan

pekerjaan yang tidak terikat; misalnya menjadi

enterpreneur. Ketika sudah bekerja, ikhwah harus

bekerja dengan amanah, disiplin dan profesional.

Secara khusus, di akhir bab 2 penulis mengupas

plus minus menjadi PNS. Dikatakan oleh penulis

ikhwah menjadi PNS adalah sebuah dilema.

Dilema karena di satu sisi banyak hal negatif

(mulai dari citra tidak profesional hingga tidak

disiplin) dan keterbatasan (keterbatasan gaji dan

beraktifitas), sedangkan di sisi lain

berkembangnya mihwar semakin membutuhkan

PNS/eksekutif yang baik.

Apa yang disebutkan penulis bukannya tanpa

bukti. Di lapangan, ada ikhwah yang berhenti

mengaji karena menjadi PNS. Ada pula ikhwah

yang tak mau lagi terlibat aktifitas dakwah karena

status plat merah. "Ada hambatan tarbawi. Ada

Page 7: Tarbiyah iqtishadiyah

Intisari Buku Tarbiyah Iqtishadiyah

Bersama Dakwah 7

kebutuhan mihwar." Simpul penulis di halaman

104.

Akurat Berbelanja Bab 3 buku Tarbiyah Iqtishadiyah ini benar-benar

menarik. Setelah menjelaskan secara normatif

pada bagian awal, pembahasan masuk ke ranah

praksis hingga tips berhemat. Pada bab ini pula

kita akan disuguhi sejumlah rumus hubungan

konsumsi dan pendapatan. Mulai C = a + bY

hingga Y = C + S. Untuk melihat penjelasannya,

tentu saja pembaca harus membaca langsung

bukunya, khususnya halaman 132-135.

Selain beberapa langkah umum menghemat

pengeluaran, penulis juga menyuguhkan panduan

menghemat dalam keseharian. Misalnya

bagaimana memanfaatkan diskon, memilih eceran

atau borongan, hingga tips menghemat

penggunaan air, listrik dan telepon/pulsa.

Cerdas Mengelola Bagaimana caranya agar keluarga tarbiyah bisa

mengelola keuangan keluarga dengan baik?

Jawaban yang kita dapatkan dari buku Tarbiyah

Iqtishadiyah ini adalah dengan menerapkan

perencanaan keuangan keluarga tarbiyah. Tentu

hal pertama yang harus dipenuhi adalah membuat

perencanaan keuangan keluarga. Panduannya

dipaparkan penulis dalam bab 4 .

Page 8: Tarbiyah iqtishadiyah

Intisari Buku Tarbiyah Iqtishadiyah

Bersama Dakwah 8

Pada bab ini, setelah diawali secara teori, pembaca

langsung disuguhi bagaimana membuat

perencanaan keuangan keluarga tarbiyah secara

praktik. Ada banyak tabel dan formula yang bisa

kita dapatkan dalam bab ini, juga banyak tips

praktis yang bisa kita manfaatkan.

Akhirnya, buku Tarbiyah Iqtishadiyah ini perlu

dibaca oleh insan dan keluarga tarbiyah. Semoga

motivasi, inspirasi dan panduan praktis dalam

buku ini membuat keluarga tarbiyah menjadi

keluarga yang sehat finansial dan dapat

mendukung dakwah dengan dukungan yang lebih

besar. [Muchlisin]