tanya-jawab seputar ihpb
DESCRIPTION
boboboyTRANSCRIPT
-
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Bandung, 9 Februari 2011 Nomor : 32540. 012
Lampiran : 1 (satu) Set
Perihal : Paket IHPB Jawa Barat
Kepada Yang Terhormat,
Kepala Subdit Statistik Harga Perdagangan Besar BPS RI
di
J a k a r t a
Sehubungan dengan kegiatan penyusunan IHPB Provinsi Jawa Barat berikut kami
sampaikan paket yang terbentuk setelah kami susun sebanyak 345 komoditi, ada beberapa hal
yang perlu ditanyakan yaitu sebagai berikut:
1. Paket yang terbentuk berasal dari komoditi 3 sektor yang diproduksi Jawa Barat yaitu sektor
pertanian, penggalian dan industri, bagaimana dengan dua sektor lain ekspor dan impor.
2. Ada beberapa komoditi yang banyak beredar di pasar dan diperjual belikan dalam skala besar
karena dominan dikonsumsi masyarakat seperti terigu dan susu kental manis tidak termasuk
ke dalam paket ini karena produsen keduanya tidak berada di wilayah Jawa Barat untuk itu
mohon arahan dari BPS Pusat.
3. Bobot komoditi IHPB dibangun dari nilai produksi Jawa Barat apakah sudah sesuai bila
menggunakan nama IHPB (Indeks Harga Perdagangan Besar) ataukah menggunakan nama
IHP (Indeks Harga Produsen) ?
4. Tabel Input Output Jawa Barat yang dijadikan referensi adalah Tabel IO 2003, apakah tabel
ini masih bisa menggambarkan perkembangan terkini Jawa Barat.
Demikian agar menjadi maklum dan terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
a.n. Kepala BPS Provinsi Jawa Barat
Kepala Bidang Statistik Distribusi
Ttd
Drs. Anggoro Dwitjahyono M.Si.
NIP. 196305071985011001
-
Pertanyaan seperti ini sering ditanyakan oleh teman-teman daerah, oleh karena itu jawaban
pertanyaan ini dikirim ke group_shpb agar semua teman daerah juga mendapat jawabannya.
Semoga jawaban ini memuaskan semua pihak, jika masih ada yang ditanyakan, kami senang
untuk menjawabnya.
1. Data dasar penghitungan diagram timbang IHPB Provinsi saat ini yang tersedia secara
umum adalah untuk 3 sektor tersebut. Adapun untuk barang ekspor dan impor
(perdagangan luar negeri) untuk beberapa daerah tersedia datanya dan apabila dominan
supaya dihitung diagram timbangnya. Konsep untuk barang ekspor adalah ekspor
berdasarkan asal barang bukan pelabuhan muat.
2. Sebetulnya cakupan IHPB Provinsi untuk sector barang adalah barang yang diproduksi
dan dipasarkan dipropinsi (3 sektor tsb), perdagangan luarnegri dan perdagangan antar
provinsi, karena data untuk barang keluar masuk provinsi tidak tersedia maka
penghitungan disesuaikan berdasarkan ketersediaan data. Adapun untuk survey HPB
tetap mengacu pada paket komoditas IHPB Nasional ditambah dengan paket komoditas
provinsi yang belum disurvei.
3. IHP dan IHPB adalah suatu indicator yang penggunaannya nyaris sama dan IHPB selama
ini digunakan untuk proxy IHP, dan IHP Nasional pun baru dimulai, jadi tidak masalah.
Momentum perubahan tahun dasar juga menjadi pertimbangan, kegiatan ini baru
permulaan akan ada perbaikan2 dimasa datang sesuai dengan ketersediaan data. Sebagai
informasi pada th 2012 kami usulkan untuk mengadakan studi tentang arus barang keluar
masuk provinsi di beberapa wilayah.
4. Pada saat pertemuan kasie SHK&HPB di Jakarta, kita sudah meminta kepada seluruh
BPS Provinsi untuk menggunakan output PDRB tahun 2009 sebagai penimbang IHPB
provinsi. Pertimbangannya karena tidak semua provinsi punya IO, jika ada, waktunya
sudah terlalu jauh dari tahun 2009 (kemungkinan struktur diagram timbang sudah tidak
sesuai lagi). Hasil evaluasi penyusunan DT di pusat sampai saat ini, hanya Jabar saja
yang menggunakan tabel IO (th 2003 lagi) untuk membuat penimbang.
Jakarta, 11 Februari 2011
Kasubdit SHPB
ttd
Sri Kusumowati ME