tantangan global, perbankan & dunia usaha (kelompok 5 perekindo)

23
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Seperti kita ketahui, bahwasanya pada saat ini dunia tidak asing lagi dengan era Globalisasi. Istilah globalisasi berkaitan erat dengan globe.Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan insfrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan internet merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. Globalisasi ekonomi adalah meningkatnya saling ketergantungan ekonomi negara-negara di dunia akibat percepatan pergerakan barang, jasa, teknologi dan modal lintas perbatasan. Jika globalisasi bisnis terpusat pada penghapusan peraturan perdagangan internasional semisal tarif, pajak, dan beban lainnya yang menghambat perdagangan global, globalisasi ekonomi adalah proses peningkatan integrasi ekonomi antar negara yang berujung pada munculnya pasar global. Globalisasi ekonomi terdiri dari globalisasi produksi, pasar, persaingan, teknologi, perusahaan dan industri. Tren globalisasi saat ini dapat dianggap sebagai hasil dari integrasi negara maju dengan negara berkembang melalui

Upload: dilanimaryam

Post on 23-Dec-2015

463 views

Category:

Documents


127 download

DESCRIPTION

TANTANGAN EKONOMI

TRANSCRIPT

Page 1: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Seperti kita ketahui, bahwasanya pada saat ini dunia tidak asing lagi dengan

era Globalisasi. Istilah globalisasi berkaitan erat dengan globe.Menurut Wikipedia

Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena

pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan

lainnya. Kemajuan insfrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk

kemunculan telegraf dan internet merupakan faktor utama dalam globalisasi yang

semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan

budaya. Globalisasi ekonomi adalah meningkatnya saling ketergantungan ekonomi

negara-negara di dunia akibat percepatan pergerakan barang, jasa, teknologi dan

modal lintas perbatasan. Jika globalisasi bisnis terpusat pada penghapusan peraturan

perdagangan internasional semisal tarif, pajak, dan beban lainnya yang menghambat

perdagangan global, globalisasi ekonomi adalah proses peningkatan integrasi

ekonomi antar negara yang berujung pada munculnya pasar global. Globalisasi

ekonomi terdiri dari globalisasi produksi, pasar, persaingan, teknologi, perusahaan

dan industri. Tren globalisasi saat ini dapat dianggap sebagai hasil dari integrasi

negara maju dengan negara berkembang melalui investasi langsung asing,

pengurangan batasan perdagangan, reformasi ekonomi dan imigrasi. Pada tahun 1944,

44 negara menghadiri Konferensi Bretton Woods untuk menstabilkan mata uang

dunia dan menetapkan kredit untuk perdagangan internasional pada era pasca Perang

Dunia II. Tatanan ekonomi internasional yang direncanakan oleh konferensi ini

menjadi pemicu tatanan ekonomi non-liberal yang digunakan saat ini. Konferensi

tersebut juga menubuhkan beberapa organisasi yang penting bagi terbentuknya

ekonomi global dan sistem keuangan global seperti Bank Dunia, Dana Moneter

Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Dunia.

Krisis berkepanjangan di Indonesia yang bermula dari krisis moneter tahun

1997 acap kali dinyatakan sebagai akibat dari berlangsungnya globalisasi. Presiden

Page 2: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

2

Soeharto sendiri ketika itu beberapa kali menyatakan bahwa demikianlah yang terjadi,

bahwa Indonesia menjadi “korban” dari deru globalisasi yang melanda seluruh dunia.

Untuk itu, kita perlu menyimak apa sebenarnya yang dimaksud dengan globalisasi

dan sejauh mana dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia. Selain itu, krisis nilai

tukar kemudian merambah dengan cepat ke sektor perbankan Indonesia yang ternyata

memang lemah. Kepanikan terpicu dan dengan cepat meluas karena masyarakat dan

bank-bank komersial yang mengelola sebagian besar rupiah yang beredar tidak lagi

percaya terhadap rupiah. Dunia usaha pun mengalami pukulan dahsyat yang

melumpuhkan terutama para konlomerat-kroni yang terlampau mengandalkan

perkembangan bisnisnya pada kedekatan dengan penguasa.

Kemudian, perbankan dan dunia usaha merupakan dua sisi yang diharapkan

mempunyai peran dalam stimulus pemulihan ekonomi. Semenjak krisis kepercayaan

yang menggoncang masyarakat pada tahun 1977 dunia perbankan harus lebih hati-hati

dalam mengelola dan mengawasi dunia usaha khususnya perbankan. Kegiatan

perekonomian yang tinggi sampai dengan pertengahan tahun 1997 menyebabkan

pertumbuhan uang beredar naik pesat sebagai cerminan naiknya permintaan terhadap

uang yang didorong oleh kenaikan tingkat pendapatan dan menurunnya suku bunga

serta derasnya arus modal luar negeri. Menghadapi situasi permintaan domestik yang

tetap kuat pada saat pertumbuhan uang beredar meningkat, kebijakan moneter hingga

pertengahan tahun 1997 diarahkan untuk mengendalikan permintaan dalam negeri

dalam rangka memelihara stabilitas ekonomi makro.

Page 3: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

3

I.2 TUJUAN PENULISAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi komponen penilaian Mata Kuliah

Perekonomian Indonesia oleh Ibu Nur Fajri, S.Sos, M.Si sesuai dengan pembahasan

yang telah ditentukan sebelumnya yaitu “Tantangan Global, Perbankan dan Dunia

Usaha (Memahami Tantangan-Tantangan Ekonomi & Mampu menjawab

Tantangan Global)” serta selain itu pula untuk memberikan informasi kepada para

pembaca perihal hal tersebut.

I.3 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana memahami dan menjawab tantangan-tantangan Globalisasi,

Perbankan dan Dunia Usaha dalam Perekonomian Indonesia?

Page 4: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

4

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 TANTANGAN EKONOMI

Seperti kita ketahui pada tahun 2015 ini, Indonesia dan negara-negara di

wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang

dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). MEA merupakan bentuk

realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Terdapat

empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dijadikan suatu

momentum yang baik untuk Indonesia yaitu sebagai berikut :

1) Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah

kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan

basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam

jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu

negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara

2) MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetensi

yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi Competition

Policy, Consumer Protection, Intellectual Property Rights (IPR), Taxation, dan

E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil

terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan

konsumen, mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta, menciptakan jaringan

transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi, menghilangkan sistem

Double Taxation dan meningkatkan perdagangan dan media elektronik

berbasis online

3) MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan

ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah

(UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan

dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar,

pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan,

keuangan serta teknologi

Page 5: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

5

4) MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global.

Dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap

negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara

di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui

pengembangan paket bantuan teknis kepada negara-negara anggota ASEAN

yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi

peningkatan partisipasi mereka pada skala regional namun juga memunculkan

inisiatif untuk terintegrasi secara global.

Berdasarkan ASEAN Economic Blueprint, MEA menjadi sangat dibutuhkan

untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal

pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan ketergantungan anggota-anggota

didalamnya. MEA dapat mengembangkan konsep meta-nasional dalam rantai suplai

makanan, dan menghasilkan blok perdagangan tunggal yang dapat menangani dan

bernegosiasi dengan eksportir dan importir non-ASEAN. Bagi Indonesia sendiri,

MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan

cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada

peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi

lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas

komoditas yang diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk

kayu, tekstil, dan barang elektronik (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition

risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah

banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan

produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan

meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.

Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung

masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan

ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan

sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar

dunia. Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat memunculkan exploitation risk.

Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat

menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber

daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang

Page 6: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

6

memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya.

Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat

merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia

belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya

alam yang terkandung.

Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para

pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan

akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam

rangka mencari pekerjaan menjadi  lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan

tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk

mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini dapat

memunculkan risiko ketenagakerjaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan

produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari

Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri

membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN (Republika Online,

2013). Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk

memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh

keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan

risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena itu,

para risk professional diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan

terjadi agar dapat mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu,

kolaborasi yang apik antara otoritas negara dan para pelaku usaha diperlukan,

infrastrukur baik secara fisik dan sosial (hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta

perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan perusahaan

di Indonesia.

II.2 GLOBALISASI EKONOMI DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Perekonomian dunia mengalami perubahan sejak dasarwarsa tujuh puluh

hingga tahun 2000-an yang bersifat mendasar atau struktural serta mempunyai

kecenderungan jangka panjang dan konjungtural. Perubahan dan perkembangan ini

dikenal orang dengan istilah globalisasi. Gejala globalisasi terjadi pada kegiatan

finansial, produksi, investasi perdagangan yang kelak berpengaruh pada hubungan

antar bangsa dan hubungan antar individu dalam segala aspek kehidupan. Hubungan

antar bangsa menjadi lebih saling tergantung yang bahkan menjadikan ekonomi dunia

Page 7: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

7

menjadi satu sehingga seolah-olah batas antar negara dalam kegiatan perdagangan

bisnis tidak ada lagi. Pada umumnya negara di dunia menghadapi perkembangan

tersebut dengan melakukan langkah penyesuaian baik dalam wilayah regional

maupun masing-masing individu negara yang kecenderungannya mengarah kepada

proteklionisme. Hal tersebut terlihat jelas dengan munculnya blok-blok perdagangan

yang pada intinya justru melanggar kesepakatan yang dituangkan dalam WTO.

Globalisasi ekonomi ditandai dengan makin menipisnya batas-batas investasi atau

pasar secara nasional, regional ataupun internasional. Hal ini disebabkan oleh :

1) Komunikasi dan transportasi yang semakin canggih

2) Lalu lintas devisa yang makin bebas

3) Ekonomi negara yang makin terbuka

4) Penggunaan secara keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif tiap-

tiap negara

5)  Metode produksi dan perakitan dengan organisasi yang makin efisien

6) Semakin pesatnya perkembangan perusahaan multinasional (MNC) di hampir

segala penjuru dunia

Steiner (1997) menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang mendorong terjadinya

perubahan global yaitu:

1) Produk nasional kotor (GNP) tumbuh dan meningkat dengan cepat terutama di

negara-negara maju

2) Revolusi dalam tekonologi komunikasi

3) Kekuatan-kekuatan yang mempermudah munculnya perusahaan besar berskala

global

Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat

dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat. Salah satu

pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan

menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta

investasi. Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita

rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Permintaan domestik masih akan

menjadi penopang utama kinerja perekonomian.

Dampak positif globalisasi ekonomi ditilik dari aspek kreatifitas dan daya

saing dengan semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor maka

Page 8: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

8

diharapkan tumbuhnya kreatifitas dan peningkatan kualitas produksi yang disebabkan

dorongan untuk tetap eksis ditengah persaingan global, secara natural ini akan terjadi

manakala kesadaran akan keharusan berinovasi muncul dan pada giliranya akan

menghasilkan produk-produk dalam negeri yang handal dan berkualitas. Disisi lain,

kondisi dimana kapababilitas daya saing yang rendah dan ketidakmampuan Indonesia

mengelola persaingan akan menimbulkan mimpi buruk begi perekonomian negeri ini.

Hal ini akan mendatangkan berbaga dampak negatif globalisasi ekonomi

seperti membanjirnya produk-produk asing seperti produk cina yang akhirnya

mematikan produksi dalam negeri, warga negara Indonesia hanya akan menjadi

tenaga kasar bergaji murah sedangkan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan skill

akan dikuasai ekspatriat asing dan sudah barang tentu lowongan pekerjaan yang saat

ini sudah sangat sempit akan semakin habis karena gelombang pekerja asing.

Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek permodalan, dari sisi

ketersediaan akses dana akan semakin mudah memperoleh investasi dari luar negeri.

Investasi secara langsung seperti pembangunan pabrik akan turut membuka lowongan

kerja. Hanya saja dampak positif ini akan berbalik 180 derajat ketika pemerintah tidak

mampu mengelola aliran dana asing dan yang akan terjadi justru penumpukan dana

asing yang lebih menguntungkan pemilik modal dan rawan menimbulkan krisis

ekonomi karena runtuhnya nilai mata uang Rupiah. Belum lagi ancaman dari semakin

bebas dan mudahnya mata uang menjadi ajang spekulasi. Bayangkan saja jika sebuah

investasi besar dengan melibatkan tenaga kerja lokal yang besar tiba-tiba ditarik

karena dianggap kurang prospek tentunya hal tersebut bisa mempengaruhi kestabilan

ekonomi. Dampak positif globalisasi ekonomi dari sisi  semakin mudahnya diperoleh

barang impor yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia,

alih teknologi juga bisa terbuka sangat lebar, namun kondisi ini juga bisa berdampak

buruk bagi masyarakat karena kita cenderung hanya dijadikan objek pasar, studi kasus

seperti produksi motor yang di kuasai Jepang, Indonesia hanya pasar dan keuntungan

penjualan dari negeri kita akan dibawa ke Jepang memperkaya bangsa

Jepang. Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek  meningkatnya kegiatan

pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi

ajang promosi produk Indonesia.

Page 9: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

9

Berikut merupakan beberapa Masalah Ekonomi di Indonesia yaitu sebagai berikut :

Tingginya Jumlah Pengangguran

Ini merupakan masalah klasik yang belum juga terselesaikan secara

tuntas. Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian

bertambah. Belum ada solusi yang jitu untuk mengatasi tingginya angka

pengangguran sampai saat ini. Pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak

cukup untuk menekan angka pengangguran di negara kita.

Tingginya Biaya Produksi 

Sudah menjadi rahasia umum dalam dunia industri di negara kita ini

bahwa selain biaya produksi cukup tinggi belum lagi ditambah dengan biaya-

biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Namun, karena faktor

keamanan di negara kita masih sangat minim dan ketidakmampuan

pemerintah untuk mendukung dan melindungi sektor industri, akibatnya

terdapat banyak pungutan-pungutan liar yang bahkan akhir-akhir ini dilakukan

dengan terang-terangan. Hal ini yang akhirnya menjadikan biaya produksi

semakin meningkat. Parahnya lagi, belum ada solusi pasti untuk masalah  ini.

Keputusan Pemerintah yang Kurang Tepat

Kita semua tahu bahwa beberapa tahun belakangan ini sangat marak

sekali peredaran barang-barang dari China di negara kita. Nah, penyebabnya

adalah keputusan pemerintah dalam hal regulasi ekonomi yang dirasa kurang

tepat jika dilihat dari kondisi perekomomian Indonesia. Di saat itu pemerintah

memutuskan untuk bergabung dalam ASEAN–China Free Trade Area

(ACFTA). Akhirnya terjadilah seperti yang kita rasakan sekarang ini. Produk

lokal nyaris kalah dengan produk yang berasal dari China.

Bahan Kebutuhan Pokok Masih Langka 

Langkanya bahan kebutuhan pokok adalah salah satu masalah serius

yang menimpa kondisi ekonomi indonesia. Masalah ini akan sangat terasa

sekali di saat menjelang perayaan hari-hari besar seperti hari raya idul fitri,

natal, dan hari-hari besar lainnya. Meskipun pemerintah terkadang melakukan

razia pasar untuk terjun langsung melihat penyebab langkanya bahan

kebutuhan pokok, namun tindakan ini dirasa masih jauh dari menyelesaikan

masalah langkanya kebutuhan pokok itu sendiri.

Page 10: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

10

Suku Bunga Perbankan Terlalu Tinggi 

Perlu kita ketahui bahwa salah satu indikator untuk menentukan baik

atau tidaknya kondisi perekonomian di suatu negara adalah suku bunga. Suku

bunga merupakan salah satu indikator sehat atau tidaknya kondisi

perekonomian Indonesia. Suku bunga yang terlalu tinggi ataupun yang terlalu

rendah akan sangat mempengaruhi perekonomian. Nah, untuk suku bunga

perbankan di Indonesia masih dinilai terlalu tinggi sehingga masih perlu

perhatian lebih dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

Nilai Inflasi Semakin Tinggi 

Nilai inflasi akan sangat berpengaruh bagi kondisi perekonomian suatu

negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri nilai inflasi tergolong tinggi

sehingga banyak masalah ekonomi susulan yang terjadi karena inflasi ini.

Selain itu, inflasi di Indonesia sangat sensitif mudah sekali naik. Misalnya,

walaupun hanya dipengaruhi oleh tingginya harga cabai rawit beberapa waktu

yang lalu atau bahkan hanya gara-gara harga sembako dipasaran tinggi, maka

nilai inflasi juga terpengaruh. Akibat dari tingginya nilai inflasi di negara kita

ini, maka akan bermunculan masalah-masalah ekonomi Indonesia yang lain.

II.3 KEBIJAKAN PERDAGANGAN ERA GLOBALISASI EKONOMI

Kebijakan perdagangan dalam periode memasuki era lepas landas diarahkan

pada penciptaan dan pemantapan kerangka landas perdagangan yaitu dengan

meningkatkan efisiensi perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri

dengan tujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa, mendorong pembentukan

harga yang layak dalam iklim persaingan yang sehat, menunjang usaha peningkatan

efisiensi produksi, mengembangkan ekspor, memperluas kesempatan berusaha dan

lapangan kerja, meningkatkan dan memeratakan pendapatan rakyat serta

memantapkan stabilitas ekonomi. Kerangka landasan yang ingin dicapai tersebut

meliputi unsur-unsur sebagai berikut :

1) Penciptaan sturktur ekspor non migas yang kuat dan tangguh dengan cara

melakukan diversifikasi produk maupun pasar serta pelakunya

Page 11: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

11

2) Penciptaan sistem distribusi nasional yang efektif dan efisien dalam rangka

meningkatkan daya saing produk ekspor, mempertahankan tingkat harga yang

stabil dalam negeri

3) Peningkatan daya saing usaha pelaku dalam kegiatan ekonomi perdaganagn

baik dalam negeri maupun ekspor dengan memupuk kebersamaan yang kokoh

dalam menghadapi pasar dunia yang makin ketat

4) Transparansi pasar dan pengelolaan kegiatan perdagangan dengan

membangun sistem jaringan perdagangan

5) Meningkatkan peran lembaga penunjang perdagangan seperti badan pelaksana

bursa komoditi, pasar lelang dan BPEN

II.4 PELUANG DAN TANTANGAN DALAM DUNIA BISNIS

Terbukanya pasar dunia akibat globalisasi ekonomi membuka peluang bisnis

antara lain sebagai berikut:

1) Tersebarnya pasar yang lebih luas skalanya dan terdiversifikasinya barang

manufaktur dan produk yang mempunyai nilai tambah tinggi ( value added

products)

2) Terjadi relokasi industri menufaktur dari negara industri maju ke negara-

negara sedang berkembang dengan upah buruh yang lebih murah. Sebagai

konsekuensi logis dari relokasi industri tersebut, siklus proses bahan baku

menjadi produk akhir menjadi lebih pendek. Hal ini akan menurunkan harga

per unit serta meningkatkan volume perdagangan

3) Tersedianya sumber pendanaan yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih

murah (bunga) karena makin beragamnya portofolio pendanaan terutama bagi

negara yang sedang tumbuh perekonomiannya

Selain memberikan peluang yang terbuka lebar bagi dunia bisnis, globalisasi

ekonomi juga memberikan dampak negatif bagi dunia bisnis antara lain sebagai

berikut :

1) Terjadinya transfer pricing untuk memarkir dana maupun keuntungan di

negara yang menganut tax shelter (memberikan perlindungan terhadap

persembunyian kewajiban membayar pajak)

2) Relokasi industri karena Footlose Industry membawa pula teknologi

kadaluarsa ke negara sedang berkembang (host country), hal ini terjadi di

Page 12: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

12

negara asalnya (home country) teknologi yang dipakai industri tersebut

ketinggalan jaman

3)  Masuknya FDI ( Foreign Direct Investment) dengan teknologi canggih,

seringkali tidak di imbangi dengan tersedianya sumberdaya manusia yang siap

mengoperasikannya sehingga membuat ketergantungan pada negara asal

investasi tersebut

4) Masuknya FDI juga seringkali menimbulkan trade off politic yang merugikan

masyarakat dan pelaku bisnis di dalam negeri

II.5 POTRET PERBANKAN NASIONAL

Permasalahan-permasalahan pokok yang dihadapi sektor perbankan di

Indonesia yaitu sebagai berikut :

1. Semakin besarnya jumlah kredit macet, banyak pengamat yang menilai

jumlahnya telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan

2. Masih lemahnya manajemen perbankan nasional, termasuk pengawasan oleh

Bank Indonsia

3. Penyaluran KUK cenderung kurang mencapai sasaran kebanyakan bank hanya

mengejar target yang telah ditentukan pemerintah (otoritas moneter), sehingga

alokasinya tidak seselektif yang diharapkan yaitu memperluas akses bagi

pengusaha lemah/kecil untuk memperoleh kredit

4. Penyaluran kredit untuk sektor-sektor yang produktif dan kompetitif semakin

terbatas karena adanya praktik-praktik monopoli-oligopoli, rent seeking dan

ketidakpastian penyaluran kredit khususnya untuk proyek-proyek besar yang

sangat banyak menyerap dana perbankan dalam negeri.

Untuk melakukan penyelamatan terhadap kehancuran total perbankan nasional

setelah diterpa krisis, tampaknya tidak ada pilihan lain bagi pemerintah kecuali

dengan mengeluarkan keputusan untuk menjamin sepenuhnya seluruh produk

perbankan. Dengan demikian, pemerintah telah menempuh kebijakan untuk

mengambil alih segala konsekuensi dari dampak krisis ekonomi yang mulai melanda

Indonesia pada paruh kedua tahun 1997 terhadap sektor perbankan dan sekaligus

menanggung beban atas kebobrokan dari sepak terjang dunia perbankan terutama

setelah pemerintah meliberalisasikan sektor ini pada Oktober 1988. Sektor perbankan

pada dasarnya tidak bisa lepas kaitannya dengan sektor real. Keduanya merupakan

Page 13: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

13

satu kesatuan utuh yang memiliki satu jiwa. Jika salah satu menderita sakit, yang lain

otomatis akan tertularkan. Oleh karena itu, penyelesaian kemelut perbankan

seharusnya merupakan bagian utuh dari restorasi perekonomian yang komprehensif.

Perbankan adalah industri kepercayaan yang struktur pasarnya cenderung

oligopolistik. Dengan demikian, pemerintah harus menitikberatkan peranannya untuk

menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan secara keseluruhan serta

mengisi sisi-sisi “bolong” dari suatu pasar yang oligopolistik untuk melindungi

masyarakat dan dunia usaha.

Eksistensi perbankan Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh kemampuannya

membaca perubahan-perubahan di lingkungan eksternalnya, baik pada lingkup

nasional maupun internasional. Diantara perubahan-perubahan yang penting untuk

dicermati adalah :

1. Perubahan struktur dan karakter perekonomian nasional sebagai akibat dari

perubahan struktur insentif pasca-krisis

2. Penerapan otonomi daerah

3. Fenomena globalisasi dan regionalisasi

Dunia perbankan harus betul-betul mulai mengubah orientasi kegiatannya yang

selama ini sangat terpusat di Jakarta khususnya dan Jawa umumnya. Era otonomi

memberikan peluang bagi semua daerah untuk mengaktualisasikan segala potensi

terbaiknya secara optimal. Untuk mewujudkan keadaan tersebut, maka berlaku

proposisi bahwa pada dasarnya segala persoalan sepatutnya diserahkan kepada daerah

untuk mengidentifikasikan, merumuskan dan memecahkannya kecuali untuk

persoalan-persoalan yang memang tidak mungkin diselesaikan oleh daerah itu sendiri

dalam perspektif keutuhan harga-harga. Bukan sebaliknya, yaitu proposisi bahwa

seluruh persoalan pada dasarnya harus diserahkan kepada pemerintah pusat kecuali

untuk persoalan-persoalan tertentu yang telah dapat ditangani oleh daerah.

Page 14: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

14

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menjawab

tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia di era globalisasi khususnya bidang

ekonomi maka, Indonesia harus mempersiapkan diri dengan mengembangkan

perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan

membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komperatif sebagai

negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan yang ada di setiap

daerah. Mengembangkan investasi dalam rangka meningkatkan daya saing global

dengan membuka aksesbilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan usaha bagi

seluruh rakyat melalui keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia

dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif. Kesenjangan ekonomi juga

cenderung semakin tinggi sehingga dapat memicu terhadap keberlangsungan

pembangunan. Selain itu, perpajakan juga semakin lemah dan perlu mendapat

perhatian. Dengan demikian, diperlukan adanya perhatian khusus dari Pemerintah

untuk dapat menyelaraskan keadaan perekonomian Indonesia dalam menghadapi

tantangan-tantangan global, perbankan dan dunia usaha.

Page 15: Tantangan Global, Perbankan & Dunia Usaha (Kelompok 5 Perekindo)

15

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, W. et.al (2008). Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012: Integrasi ekonomi ASEAN dan prospek perekonomian nasional. Jakarta: Biro Riset Ekonomi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

Basri, Faisal, 2002. Perekonomian Indonesia. Erlangga, Jakarta.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29511/4/Chapter%20I.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi

http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-perekonomian-indonesia-dalam.html