taman nasional indonesia
TRANSCRIPT
TAMAN NASIONAL INDONESIA
I. PENGERTIAN
Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai ekosistem
asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional
meliputi:
1. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang
masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik;
2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;
3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis
secara alami; dan
4. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan,
zona rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan.
Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk kegiatan:
1. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; misalnya : tempat penelitian,
uji coba, pengamatan fenomena alam, dll
2. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam; misalnya : tempat
praktek lapang, perkemahan, out bond, ekowisata, dll
3. penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air,
panas, dan angin serta wisata alam; misalnya : pemanfaatan air untuk industri
air kemasan, obyek wisata alam, pembangkit listrik (mikrohidro/pikohidro), dll
4. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; misalnya : penangkaran rusa, buaya,
anggrek, obat-obatan, dll
5. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya; misalnya :
kebun benih, bibit, perbanyakan biji, dll.
6. pemanfaatan tradisional. Pemanfaatan tradisional dapat berupa kegiatan
pemungutan hasil hutan bukan kayu, budidaya tradisional, serta perburuan
tradisional terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi.
Mekanisme pemanfaatan bersama pihak ketiga: terlebih dahulu membangun
kesepahaman/kesepakatan/kolaborasi dengan pengelola Taman Nasional dalam
rangka pemanfaatan potensi kawasan (sesuai Permenhut nomor P19/ Menhut/2004).
Terhadap masyarakat di sekitar Taman Nasional dilakukan kegiatan pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di sekitar Taman Nasional dilakukan melalui:
pengembangan desa konservasi;
pemberian izin untuk memungut hasil hutan bukan kayu di zona atau blok
pemanfaatan, izin pemanfaatan tradisional, serta izin pengusahaan jasa wisata
alam;
fasilitasi kemitraan pemegang izin pemanfaatan hutan dengan masyarakat.
Berikut ini daftar 50 Taman Nasional di Indonesia (Wikipedia, 2012) :
BALI DAN NUSA TENGGARA1. TN Kelimutu2. TN Bali Barat3. TN Gunung Rinjani4. TN Kelimutu5. TN Komodo6. TN Manupeu Tanah Daru7. TN Laiwangi Wanggameti
MALUKU DAN IRIAN JAYA1. TN Aketajawe-Lolobata2. TN Wasur3. TN Lorentz4. TN Manusela5. TN Teluk Cenderawasih6. TN Wasur
JAWA
1. TN Alas Purwo2. TN Baluran3. TN Bromo Tengger Semeru4. TN Gunung Ciremai5. TN Gede Pangrango6. TN Gunung Halimun Salak7. TN Gunung Merapi8. TN Gunung Merbabu9. TN Karimunjawa10.TN Kepulauan Seribu11.TN Meru Betiri12.TN Ujung Kulon
SULAWESI
1. TN Bantimurung – Bulusaraung2. TN Bogani Nani Wartabone3. TN Bunaken4. TN Lore Lindu5. TN Rawa Aopa Watumohai6. TN Taka Bone Rate7. TN Kepulauan Togean8. TN Kepulauan Wakatobi
KALIMANTAN
1. TN Betung Kerihun2. TN Bukit Baka Bukit Raya3. TN Danau Sentarum4. TN Gunung Palung5. TN Kayan Mentarang6. TN Kutai7. TN Sebangau8. TN Tanjung Puting
SUMATERA
1. TN Batang Gadis2. TN Berbak3. TN Bukit Barisan Selatan4. TN Bukit Duabelas5. TN Bukit Tiga Puluh6. TN Kerinci Seblat7. TN Gunung Leuser8. TN Sembilang9. TN Siberu710.TN Tesso Nilo11.TN Way Kambas
II. ZONASI
A. Zonasi Taman Nasional
Zonasi taman nasional adalah suatu proses pengaturan ruang dalam taman
nasional menjadi zona-zona, yang mencakup kegiatan tahap persiapan, pengumpulan
dan analisis data, penyusunan draft rancangan zonasi, konsultasi publik, perancangan,
tata batas dan penetapan, dengan mempertimbangkan kajian-kajian dari aspek-aspek
ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Kriteria penetapan zonasi dilakukan berdasarkan derajat tingkat kepekaan
ekologis (sensitivitas ekologi), urutan spektrum sensitivitas ekologi dari yang paling
peka sampai yang tidak peka terhadap intervensi pemanfaatan, berturut-turut adalah
zona: inti, perlindungan, rimba, pemanfaatan, koleksi, dan lain-lain. Selain hal tersebut
juga mempertimbangkan faktor-faktor: keperwakilan (representation), keaslian
(originality) atau kealamian (naturalness), keunikan (uniqueness), kelangkaan
(raritiness), laju kepunahan (rate of exhaution), keutuhan satuan ekosistem (ecosystem
integrity), keutuhan sumberdaya/kawasan (intacness), luasan kawasan (area/size),
keindahan alam (natural beauty), kenyamanan (amenity), kemudahan pencapaian
(accessibility), nilai sejarah/arkeologi/ keagamaan (historical/ archeological/religeus
value), dan ancaman manusia (threat of human interference), sehingga memerlukan
upaya perlindungan dan pelestarian secara ketat atas populasi flora fauna serta habitat
terpenting.
Zona dalam kawasan taman nasional terdiri dari:
1. Zona inti;
2. Zona rimba; Zona perlindungan bahari untuk wilayah perairan
3. Zona pemanfaatan;
4. Zona lain, antara lain:
Zona tradisional;
Zona rehabilitasi;
Zona religi, budaya dan sejarah;
Zona khusus.
Berikut penjelasan masing-masing zona :
1. Zona Inti
Zona inti adalah bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota
atau fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia yang mutlak
dilindungi, berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli
dan khas.
Peruntukan Zona inti : untuk perlindungan ekosistem, pengawetan flora dan
fauna khas beserta habitatnya yang peka terhadap gangguan dan perubahan, sumber
plasma nutfah dari jenis tumbuhan dan satwa liar, untuk kepentingan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya.
Kriteria zona inti :
1. Bagian taman nasional yang mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa beserta ekosistemnya;
2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya yang merupakan
ciri khas ekosistem dalam kawasan taman nasional yang kondisi fisiknya masih
asli dan belum diganggu oleh manusia;
3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak
atau belum diganggu manusia;
4. Mempunyai luasan yang cukup dan bentuk tertentu yang cukup untuk menjamin
kelangsungan hidup jenis-jenis tertentu untuk menunjang pengelolaan yang
efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami;
5. Mempunyai ciri khas potensinya dan dapat merupakan contoh yang
keberadaannya memerlukan upaya konservasi;
6. Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa liar beserta ekosistemnya yang
langka yang keberadaannya terancam punah;
7. Merupakan habitat satwa dan atau tumbuhan tertentu yang prioritas dan
khas/endemik;
8. Merupakan tempat aktivitas satwa migran.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona inti meliputi:
1. Perlindungan dan pengamanan;
2. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya;
3. Penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan atau
penunjang budidaya;
4. Dapat dibangun sarana dan prasarana tidak permanen dan terbatas untuk
kegiatan penelitian dan pengelolaan.
2. Zona Rimba
Kriteria zona rimba:
1. Kawasan yang merupakan habitat atau daerah jelajah untuk melindungi dan
mendukung upaya perkembangbiakan dari jenis satwa liar;
2. Memiliki ekosistem dan atau keanekaragaman jenis yang mampu menyangga
pelestarian zona inti dan zona pemanfaatan;
3. Merupakan tempat kehidupan bagi jenis satwa migran.
Peruntukkan Zona rimba : untuk kegiatan pengawetan dan pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan alam bagi kepentingan penelitian, pendidikan
konservasi, wisata terbatas, habitat satwa migran dan menunjang budidaya serta
mendukung zona inti.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona rimba meliputi:
1. Perlindungan dan pengamanan;
2. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya;
3. Pengembangan penelitian, pendidikan, wisata alam terbatas, pemanfaatan jasa
lingkungan dan kegiatan penunjang budidaya;
4. Pembinaan habitat dan populasi dalam rangka meningkatkan keberadaan
populasi hidupan liar;
5. Pembangunan sarana dan prasarana sepanjang untuk kepentingan penelitian,
pendidikan, dan wisata alam terbatas.
3. Zona Pemanfaatan
Zona pemanfaatan adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi dan potensi
alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan
kondisi/jasa lingkungan lainnya.
Peruntukkan Zona pemanfaatan : untuk pengembangan pariwisata alam dan rekreasi,
jasa lingkungan, pendidikan, penelitian dan pengembangan yang menunjang
pemanfaatan, kegiatan penunjang budidaya.
Kriteria zona pemanfaatan:
1. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau berupa formasi
ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang indah dan unik;
2. Mempunyai luasan yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya
tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam;
3. Kondisi lingkungan yang mendukung pemanfaatan jasa lingkungan,
pengembangan pariwisata alam, penelitian dan pendidikan;
4. Merupakan wilayah yang memungkinkan dibangunnya sarana prasarana bagi
kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan, pariwisata alam, rekreasi, penelitian dan
pendidikan;
5. Tidak berbatasan langsung dengan zona inti.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona pemanfaatan meliputi:
1. Perlindungan dan pengamanan;
2. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya;
3. Penelitian dan pengembangan pendidikan, dan penunjang budidaya;
4. Pengembangan potensi dan daya tarik wisata alam;
5. Pembinaan habitat dan populasi;
6. Pengusahaan pariwisata alam dan pemanfatan kondisi/jasa lingkungan;
7. Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan, penelitian, pendidikan, wisata
alam dan pemanfatan kondisi/jasa lingkungan.
4. Zona Tradisional
Zona tradisional adalah bagian dari taman nasional yang ditetapkan untuk
kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang karena kesejarahan
mempunyai ketergantungan dengan sumber daya alam.
Peruntukkan Zona tradisional : untuk pemanfaatan potensi tertentu taman nasional oleh
masyarakat setempat secara lestari melalui pengaturan pemanfaatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kriteria zona tradisional :
1. Adanya potensi dan kondisi sumberdaya alam hayati non kayu tertentu yang
telah dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat setempat guna
memenuhi kebutuhan hidupnya;
2. Di wilayah perairan terdapat potensi dan kondisi sumberdaya alam hayati
tertentu yang telah dimanfaatkan melalui kegiatan pengembangbiakan,
perbanyakan dan pembesaran oleh masyarakat setempat guna memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona tradisional meliputi:
1. Perlindungan dan pengamanan;
2. Inventarisasi dan monitoring potensi jenis yang dimanfaatkan oleh masyarakat;
3. Pembinaan habitat dan populasi;
4. Penelitian dan pengembangan;
5. Pemanfaatan potensi dan kondisi sumberdaya alam sesuai dengan kesepakatan
dan ketentuan yang berlaku.
5. Zona Rehabilitasi
Zona rehabilitasi adalah bagian dari taman nasional yang karena mengalami
kerusakan, sehingga perlu dilakukan kegiatan pemulihan komunitas hayati dan
ekosistemnya yang mengalami kerusakan.
Peruntukkan Zona rehabilitasi : untuk mengembalikan ekosistem kawasan yang rusak
menjadi atau mendekati kondisi ekosistem alamiahnya.
Kriteria zona rehabilitasi :
1. Adanya perubahan fisik, sifat fisik dan hayati yang secara ekologi berpengaruh
kepada kelestarian ekosistem yang pemulihannya diperlukan campur tangan
manusia;
2. Adanya invasif spesies yang mengganggu jenis atau spesies asli dalam
kawasan;
3. Pemulihan kawasan pada huruf a dan b sekurang-kurangnya memerlukan waktu
5 (lima) tahun .
6. Zona Religi
Zona religi, budaya dan sejarah adalah bagian dari taman nasional yang didalamnya
terdapat situs religi, peninggalan warisan budaya dan atau sejarah yang dimanfaatkan
untuk kegiatan keagamaan, perlindungan nilai-nilai budaya atau sejarah.
Peruntukkan Zona religi, budaya dan sejarah : untuk memperlihatkan dan
melindungi nilai-nilai hasil karya budaya, sejarah, arkeologi maupun keagamaan,
sebagai wahana penelitian, pendidikan dan wisata alam sejarah, arkeologi dan religius.
Kriteria zona religi, budaya dan sejarah :
1. Adanya lokasi untuk kegiatan religi yang masih dipelihara dan dipergunakan oleh
masyarakat;
2. Adanya situs budaya dan sejarah baik yang dilindungi undang-undang, maupun
tidak dilindungi undang-undang.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona religi, budaya dan sejarah meliputi:
1. Perlindungan dan pengamanan;
2. Pemanfaatan pariwisata alam, penelitian, pendidikan dan religi;
3. Penyelenggaraan upacara adat;
4. Pemeliharaan situs budaya dan sejarah, serta keberlangsungan upacara-
upacara ritual keagamaan/adat yang ada.
7. Zona Khusus
Zona khusus adalah bagian dari taman nasional karena kondisi yang tidak dapat
dihindarkan telah terdapat kelompok masyarakat dan sarana penunjang kehidupannya
yang tinggal sebelum wilayah tersebut ditetapkan sebagai taman nasional antara lain
sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi dan listrik.
Peruntukkan Zona khusus : untuk kepentingan aktivitas kelompok masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut sebelum ditunjuk/ditetapkan sebagai taman nasional
dan sarana penunjang kehidupannya, serta kepentingan yang tidak dapat dihindari
berupa sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi dan listrik.
Kriteria zona khusus :
1. Telah terdapat sekelompok masyarakat dan sarana penunjang kehidupannya
yang tinggal sebelum wilayah tersebut ditunjuk/ditetapkan sebagai taman
nasional;
2. Telah terdapat sarana prasarana antara lain telekomunikasi, fasilitas transportasi
dan listrik, sebelum wilayah tersebut ditunjuk/ditetapkan sebagai taman
nasional;
3. Lokasi tidak berbatasan dengan zona inti.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona khusus meliputi:
1. Perlindungan dan pengamanan;
2. Pemanfaatan untuk menunjang kehidupan masyarakat dan;
3. Rehabilitasi;
4. Monitoring populasi dan aktivitas masyarakat serta daya dukung wilayah.
CERITA RAKYAT
Zaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari
Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka
adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa,
namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras
dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.
Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang
Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung
ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih
membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol.
Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja
dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah
dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik
kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka
kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang
Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan
rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja
ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah
menceritakannya.
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak
saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap
Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun
sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan
ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci
baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih
banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya
dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti
anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan
dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir
hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera
mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih
tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang
hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya
telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya,
namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan
menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus
mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya.
Mengerti?”
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri
sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih
belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti
diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya
tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat,
Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya.
Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju
merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya
pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau
bisa mengejarnya,” kata paman itu.
“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali
menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi
malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal
dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan
mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut.
Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang
putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai
baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus
menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan
siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan
kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek
selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan
tersenyum.
Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari
Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu
merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil
bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang
rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan
satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya
Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang
besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan
rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya
sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya
bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang
sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke
ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan
permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia
bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk
melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat
kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut.
Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama
seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah
hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah
bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek
itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku
labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah.
Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang
ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa
mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan
gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan
meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan
tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang
keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular,
kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah
dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
Tugas : Bahasa Indonesia
TAMAN NASIONAL DAN CERITA RAKYAT INDONESIA
Di Susun oleh :
Nurul Wahyuni
Kelas :
No. Urut :
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 20 MAKASSAR(SMPN 20 Makassar)