tak kelopmpok 1

33
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK “HALUSINASI PENDENGARAN” DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT JIWA DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Oleh : ABDUL GHOFUR (08.01.00.001) DEVI SILVIA PUSPITASARI(08.01.00.008) DWI KRISTIANA (08.01.00.013) EVA EVIYANTI (08.01.00.016) IDA SEPTIANAWATI (08.01.00.022)

Upload: fariz-al-ghofary

Post on 04-Aug-2015

90 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tak Kelopmpok 1

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

“HALUSINASI PENDENGARAN”

DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT JIWA

DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG

Oleh :

ABDUL GHOFUR (08.01.00.001)

DEVI SILVIA PUSPITASARI(08.01.00.008)

DWI KRISTIANA (08.01.00.013)

EVA EVIYANTI (08.01.00.016)

IDA SEPTIANAWATI (08.01.00.022)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN

2012

Page 2: Tak Kelopmpok 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengangangguan

persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan

klienmenjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan

kesendirian danhalusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan

lingkungan disekitarnya.Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya

memfasilitasike mam pu an sos i a l i s a s i s e jumlah k l i en denga n mas a l a h

hubung an so s i a l . Sa l ah s a tu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa

adalah gangguan persepsi sensori.Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana

pasien mengalami  perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,

penglihatan,  pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang

sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat

menyebabkan klientidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu

penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan

untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya. tas dasar

tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan

gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasinyadengan lingkungan

sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klienyang sudah

mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat

bekerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

1.4 TUJUAN

1.4.1 Tujuan Umum

Setelah selesai mengikuti terapi aktivitas kelompok atau simulasi terapi  aktivitas

kelompok (TAK) klien dapat meningkatkan kernampuan dalam  mempersepsikan

simulasi yang dilakukan sehingga dapat mengontrol  halusinasinya.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya.

2. Klien mampu menyebutkan cara mengontrof halusinasinya.

3. Klien dapat memilih cara mengontrol halusinasinya.

4. Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrol halusinasinya.

1.5 RUANG LINGKUP

1.3.1 Ruang Lingkup Tempat

Page 3: Tak Kelopmpok 1

Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) ini dilakukan di RSJ Radjiman Wediodiningrat

Ruang Seruni.

1.3.2 Ruang Lingkup Waktu

Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 2 Juni

2012 Jam 11.00 WIB.

1.3.3 Ruang Lingkup Materi

Materi dalam Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) ini adalah materi keperawatan

Jiwa.

Page 4: Tak Kelopmpok 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Halusinasi dengar merupakan persepsi sensoriyang salah terhadap stimulus dengar

eksternal yang tidak mampu di identifikasi (Beck dan Wiliam, 2003).

Halusinasi dengar merupakan adanya persepsi sensori pada pendengaran individu

tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata (Stuart dan Sundeen, 2001).

Halusinasi adalah persepsi yang timbul tanpa stimulus eksternal serta tanpa melibatkan

sumber dari luar yang meliputi semua system panca indra. Halusinasi adalah persepsi sensori

yang salah atau persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada (Sheila L Videbeck, 2000).

2.7 Tipe Halusinasi

a. Halusinasi pendengaran

Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising yang tidak

mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Suara

tersebut dapat dirasakan berasal dari jauh atau dekat, suara biasanya menyenangkan,

menyuruh berbuat baik, tetapi dapat pula ancaman, mengejek, memaki.

b. Halusinasi Penglihatan

Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakitorganik) biasanya sering muncul

bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan rasa takut akibat gambaran-gambaran

yang mengerikan.

c. Halusinasi penciuman

Halusinasi ini biasanya berupa mencium bau sesuatu bau tertentu dan dirasakan tidak enak,

melambangkan rasa bersalah pada penderita. Bau dilambangkan sebagai pengalaman yang

dianggap penderita sebagai suatu kombinasi moral.

d. Halusinasi pengecapan

Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi penghidung, penderita

merasa mengecap sesuatu.

e. Halusinasi perabaan

Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti adaulat yang bergerak dibawah kulit terutama

pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia.

1.2 DEFINISI TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada

sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang

digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok

terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi

Page 5: Tak Kelopmpok 1

laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku

lama yang maladaptive.

1.3 JENIS - JENIS TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)

Terapi Aktifitas Kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling banyak

ditemukan dikelompok sebagai berikut : 

1. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada tahap

mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik). 

2. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori). 

3. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol halusinasinya,

klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat secara fisik).

4. TAK stimulasi persepsi : halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)

5. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan HDR) 

6. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat

mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang dapat

berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik).

1.6 PERAN DAN FUNGSI TERAPIS 

1.6.1 Leader 

Tugas: 

a. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.

b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.

c. Membuka acara

d. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

e. Memimpin diskusi kelompok

f. Menutup acara diskusi.

1.6.2 Co Leader 

Tugas: 

a. Mendampingi Leader

b. Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking

c. Menyerahkan kembali posisi kepada leader

1.6.3 Fasilitator 

Tugas: 

a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok

b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti

jalannya terapi

1.6.4 Observer

Page 6: Tak Kelopmpok 1

Tugas

a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).

b. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.

1.6.5 Operator

Tugas

a. Mengatur alur permainan (Menghidupkan dan mematikan musik)

b. Timer (Mengatur waktu).

4. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi aktivitas

kelompok adalah sebagai berikut :

a. Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota,

dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota

dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti

proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.

b. Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau

kebersamaan.

- Orientasi.

Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai

menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.

- Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang

berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling

ketergantungan yang akan terjadi.

- Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan

siapa dirinya.

c. Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi

dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai

tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,

mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan

penyelesaian masalah yang kreatif.

Page 7: Tak Kelopmpok 1

d. Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin

mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

e. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.

1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.

2. Sebagai leader dan co leader

3. Sebagai fasilitator

4. Sebagai observer

5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

TAK stimulasi persepsi

1. Sesi 1 : mengenal halusinasi

2. Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi Dengan Menghardik

3. Sesi 3 : mengontrol halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

4. Sesi 4 : mengontrol halusinasi dengan bercakap

2.6 Karakteristik Pasien

Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien yang

dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah keperawatan

perubahan persepsi sensori : halusinasi.

2.9 STRUKTUR PELAKSANAAN

Keterangan:

: klien

: co leader

: observer

: leader

Page 8: Tak Kelopmpok 1

PERTEMUAN SESI KESATU

2.7 PERSIAPAN PELAKSANAAN SESI 1

Hari : Selasa

Tanggal : 05 – Mei – 2012

Jam : 11.00 - S/D Selesai

Tempat : Ruang Seruni RSJ Radjiman Wediodiningrat

2.8 PENGORGANISASIAN SESI 1

Leader : Abdul Ghofur

Co Leader : Ida Septianawati

Observer : Eva Eviyanti

Fasilitator : Devi Silvia

Operator : Dwi Kristiana

PERTEMUAN SESI KEDUA

2.11 PERSIAPAN PELAKSANAAN

Hari : Sabtu

Tanggal : 08 – Mei – 2012

Jam : 11.00 - S/D Selesai

Tempat : Ruang Seruni RSJ Radjiman Wediodiningrat

2.12 PENGORGANISASIAN

Leader : Dwi Kristiana

Co Leader : Abdul Ghofur

Observer : Ida Septianawati

Fasilitator : Eva Eviyanti

Operator : Devi Silvia

PERTEMUAN SESI KETIGA

2.15 PERSIAPAN PELAKSANAAN

Hari : Selasa

Tanggal : 12 – Mei – 2012

Jam : 11.00 - S/D Selesai

Tempat : Ruang Seruni RSJ Radjiman Wediodiningrat

2.16 PENGORGANISASIAN

Leader : Devi Silvia

Page 9: Tak Kelopmpok 1

Co Leader : Dwi Kristiana

Observer : Abdul Ghofur

Fasilitator : Ida Septianawati

Operator : Eva Eviyanti

PERTEMUAN SESI KEEMPAT

2.19 PERSIAPAN PELAKSANAAN

Hari : Sabtu

Tanggal : 16 – Mei – 2012

Jam : 11.00 - S/D Selesai

Tempat : Ruang Seruni RSJ Radjiman Wediodiningrat

2.20 PENGORGANISASIAN

Leader : Eva Eviyanti

Co Leader : Devi Silvia

Observer : Dwi Kristiana

Fasilitator : Abdul Ghofur

Operator : Ida Septianawati

PERTEMUAN SESI KELIMA

2.23 PERSIAPAN PELAKSANAAN

Hari : Selasa

Tanggal : 19 – Mei – 2012

Jam : 11.00 - S/D Selesai

Tempat : Ruang Seruni RSJ Radjiman Wediodiningrat

2.24 PENGORGANISASIAN

Leader : Ida Septianawati

Co Leader : Eva Eviyanti

Observer : Devi Silvia

Fasilitator : Dwi Kristiana

Operator : Abdul Ghofur

2.10 TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

Sesi 1 : Mengenal Halusinasi

Tujuan

1. Klien dapat mengenal halusinasi

2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi

3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi

4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi

Page 10: Tak Kelopmpok 1

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Tempat tenang dan nyaman

Alat

1. Spidol

2. Papan tulis/whiteboard/flipchart

Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori

persepsi: halusinasi

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis pada klien

2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)

3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

mengenal suara-suara yang didengar

2. Terapis menjelaskan aturan main berikut

Jika ada klien yang inggin meninggalkan kelompok, harus minta izin

kepada terapis

Lama kegiatan 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-suara

yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya,

dan perasaan klien pada saat terjadi

b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi

yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari

kloen yang sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat

giliran. Hasilnya ditulis di whiteboard

Page 11: Tak Kelopmpok 1

c. Beri pujian pada klien yang melakukannya dengan baik

d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang

biasa didengar

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Terapis meminta klien untuk melaporkan isi halusinasi, kapan terjadinya,

situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengonyrol halusinasi

2. Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah

mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan

perasaan saat terjadi halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 1 TAK

Stimulasi persepsi halusinasi

Kemampuan mengenal halusinasi

No Nama klien Menyebut isi

halusinasi

Menyebut

waktu

halusinasi

Menyebut

situasi terjadi

halusinasi

Menyebut

perasaan saat

halusinasi

Petunjuk:

Page 12: Tak Kelopmpok 1

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk setiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu,

situasi, dan perasaan. Beri tanda jika klien mampu dan tanda jika klien tidak

mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi

sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh memukul), waktu (pukul 9

malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan kesal dan geram. Anjurkan klien

mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.

PERTEMUAN SESI DUA

2.14 TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

Sesi 2: Mengontrol Halusinasi Dengan Menghardik

Tujuan

1. Klien dapat menjelaskan cara yang slama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi

2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi

3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Tempat tenang dan nyaman

Alat

1. Spidol

2. Jadwal kegiatan klien

Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

Page 13: Tak Kelopmpok 1

2. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis pada klien

2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi,

dan perasaan

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara

mengontrol halusinasi

2. Terapis menjelaskan aturan main yaitu:

Jika ada klien yang inggin meninggalkan kelompok, harus minta izin

kepada terapis

Lama kegiatan 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami

halusinasi, dan bagai mana hasilnya. Ulngi sampai semua klien mendapat

giliran

b. Berilah pujian setiap klien selesai bercerita

c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi

saat halusinasi muncul.

d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu: “pergi jangan

ganggu saya”, saya mau bercakap-cakap dengan...”

e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik

halusinasi dimulai dari klien sebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam

sampai semua peserta mendapat giliran

f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat

setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

Page 14: Tak Kelopmpok 1

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

1. Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari

jika halusinasi muncul

2. Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien

c. Kontrak yang akan datang

1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya,

yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan

2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah

mengatasi halusinasi dengan menghardik, waktu terjadinya halusinasi, situasi

terjadinya halusinasi, dan perasaan saat terjadi halusinasi. Formulir evaluasi sebagai

berikut.

Sesi 2 TAK

Stimulasi persepsi halusinasi

Kemampuan menghardik halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan cara yang slama ini digunakan mengatasi

halusinasi

2. Menyebutkan efektifitas cara

3. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan

menghardik

4. Memperagakan menghardik halusinasi

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk setiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara yang biasa

digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi,

dan memperagakannya. Beri tanda jika klien mampu dan tanda jika klien

tidak mampu.

Dokumentasi

Page 15: Tak Kelopmpok 1

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi

sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien

menggunakannya jika halusinasi muncul, kusus pada malam hari (buat jadwal).

2.18 TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

Sesi 3: Mengontrol Halusinasi Dengan Melakukan Kegiatan

Tujuan

1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah

munculnya halusinasi

2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Tempat tenang dan nyaman

Alat

1. Jadwal kegiatan harian

2. Pulpen

3. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart

Page 16: Tak Kelopmpok 1

Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis pada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1. Terapis menanyakan keadaan klien saat ini

2. Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari

3. Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik

halusinasi

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi

dengan melakukan kegiatan

2. Terapis menjelaskan aturan main yaitu:

Jika ada klien yang inggin meninggalkan kelompok, harus minta izin

kepada terapis

Lama kegiatan 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-hari.

Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah

munculnya halusinasi.

b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan

sehari-hari, dan tulis diwhiteboard

c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis formulir

yang sama di whiteboard

d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan harian,

dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir, terapis

menggunakan whiteboard

e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun

f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai

membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.

Page 17: Tak Kelopmpok 1

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal

kegiatan dan memperagakannya.

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi,

yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.

c. Kontrak yang akan datang

1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya,

yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah klien

melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulnya halusinasi. Formulir evaluasi

sebagai berikut.

Sesi 3 TAK

Stimulasi persepsi halusinasi

Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

No Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan

2. Memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan

3. Menyusun jadwal kegiatan harian

4. Menyebutkan dua cara mengontrol halusinasi

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian

yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal

kegiatan harian, dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi. Beri tanda jika

klien mampu dan l tanda jika klien tidak mampu.

Page 18: Tak Kelopmpok 1

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi

sesi 3. Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan

klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi

2.22 TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

Sesi 4: Mencegah Halusinasi Dengan Bercakap-Cakap

Tujuan

1. Klien dapat memahami pentingnya bercakap-cakapdengan orang lain untuk

mencegah munculnya halusinasi

2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah terjadinya

halusinasi

Page 19: Tak Kelopmpok 1

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Tempat tenang dan nyaman

Alat

1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart

2. Jadwal kegiatan harian klien dan Pulpen

Metode

1. Diskusi kelompok

2. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 3

b. Terapis membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis pada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1. Terapis menanyakan keadaan klien saat ini

2. Terapis menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang

telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah)

untuk mencegah halusinasi

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan

bercakap-cakap.

2. Terapis menjelaskan aturan main yaitu:

Jika ada klien yang inggin meninggalkan kelompok, harus minta izin

kepada terapis

Lama kegiatan 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk

mengontrol dan mencegah halusinasi

b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak

bercakap-cakap

c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan

bisa dilakukan

Page 20: Tak Kelopmpok 1

d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “suster,ada

suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau “suster saya mau

ngobrol tentang kapan saya boleh pulang”

e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang

disebelahnya

f. Berikan pujian atas keberhasilan klien

g. Ulangi kegiatan e dan f sampai semua klien mendapat giliran

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasinya yang sudah dilatih

3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu

menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap.

c. Kontrak yang akan datang

1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya,

yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat

2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah

mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 4 TAK

Stimulasi persepsi halusinasi

Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan orang yang biasa diajak bicara

2. Memperagakan percakapan

3. Menyusun jadwal percakapan

4. Menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah

halusinasi

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

Page 21: Tak Kelopmpok 1

2. Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan menyebutkan orang yang biasa

diajak bicara, memperagakan percakapan, memperagakan percakapan, menyusun

jadwal percakapan, menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda jika

klien mampu dan tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi

sesi 4. Klien belum mampu secara lancar bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan

klien bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain di ruang rawat.

Page 22: Tak Kelopmpok 1

2.26 TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

Sesi 5: Mengontrol Halusinasi Dengan Patuh Minum Obat

Tujuan

1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat

2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat

3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Tempat tenang dan nyaman

Alat

1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart

2. Jadwal kegiatan harian klien dan Pulpen

3. Beberapa contoh obat

Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Melengkapi jadwal harian

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 4

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis pada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini

2. Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah

menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, menyibukkan

diri dengan kegiatan, dan bercakap-cakap)

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan

patuh minum obat.

2. Terapis menjelaskan aturan main yaitu:

Jika ada klien yang inggin meninggalkan kelompok, harus minta izin

kepada terapis

Lama kegiatan 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

Page 23: Tak Kelopmpok 1

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan keuntungannya patuh minum obat, yaitu mencegah

kambuh karena obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat kambuh

b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab kambuh

c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu

memakannya. Buat daftar di whiteboard

d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat,benar waktu minum

obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat

e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara bergiliran

f. Berikan pujian pada klien yang benar

g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard)

h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat diwhitwboard)

i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat yaitu salah satu cara mencegah

halusinasi/kambuh

j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian

halusinasi/kambuh

k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian

tidak patuh minum obat

l. Memberi pujian tiap kali klien benar

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah

dipelajari

3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi, yaitu

menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan patuh minum

obat.

c. Kontrak yang akan datang

1. Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol

halusinasi

2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah

Page 24: Tak Kelopmpok 1

menyebutkan 5 benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak

patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 5 TAK

Stimulasi persepsi halusinasi

Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

No Nama klien Menyebutkan 5

benar cara minum

obat

Menyebutkan

keuntungan minum

obat

Menyebutkan

akibat tidak patuh

minum obat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan menyebutkan lima benar cara

minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri

tanda jika klien mampu dan tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi

sesi 5. Klien mampu menyebutkan 5 benar cara minum obat, manfaat minum obat, dan

akibat tidak patuh dalam minum obat (kambuh). Anjurkan klien minum obat dengan

cara yang benar