tafsir ayat ekonomi.docx

39
TUGAS MAKALAH TAFSIR AYAT EKONOMI BERKAH DAN CAMPUR TANGAN TUHAN DALAM BISNIS: TINJAUAN AL-QUR’AN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH A INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA TAHUN AJARAN 2014/2015 1

Upload: tika

Post on 05-Dec-2015

88 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

TUGAS MAKALAH TAFSIR AYAT EKONOMI

BERKAH DAN CAMPUR TANGAN TUHAN

DALAM BISNIS: TINJAUAN AL-QUR’AN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH A

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA

UTARA

TAHUN AJARAN 2014/2015

1

Page 2: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan dan

waktu kepada penulis untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan

oleh dosen pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikannya.

Shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw

yang mana pada hari akhir nanti safaatnyalah yang kita harapkan. Seiring

dengan berjalannya waktu, penulis dapat menyelesaikan isi dari makalah

ini dengan baik yang berjudul “Berkah dan Campur Tangan Tuhan dalam

Bisnis: Tinjauan Al-Quran” yang tertera dalam makalah ini. Penulis pun

dapat menyelesaikannya atas berkat rahmat Allah SWT.

Akan tetapi, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran kepada para pembaca dan dosen pembimbing demi tercapainya

kesempurnaan makalah ini. Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat

bagi kita semua.

Medan, November 2014

Penulis

2

Page 3: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................ii

BAB I................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................1

BAB II...............................................................................................2

PEMBAHASAN..................................................................................2

A. Pengertian Berkah.................................................................2

B. Ciri- Ciri Adanya Berkat.........................................................4

C. Bolehkah Menurut Hukum Agama Mendatangi Sesuatu Tempat,

Membawa Barang – Barang, Membaca Sesuatu, Memakai Sesuatu,

Berobat Dengan Sesuatu Degan Mengharap Limphan Berkatnya? 5

D. Dalil – Dalil Adanya Berkat.....................................................6

E. Analisis Permintaan (Berkaitan dengan Berkah)...................9

F. Berkahdari Kejujuran dalam Bisnis........................................14

G. Tafsir Ayat Tentang Berkah...................................................19

BAB III..............................................................................................22

KESIMPULAN....................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................23

3

Page 4: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu hal yang selalu kita minta kepada Allah Swt dalam do’a

adalah meminta keberkahan dalam hidup: umur yang berkah, usaha yang

berkah, rezeki yang berkah, dan lain sebagainya. Bahkan dalam bacaan

tahiyat sholat fardhu lima waktu yang setiap hari kita lakukan, kita

berdo’a untuk Nabi Muhammad Saw agar Allah Swt melimpahkan

keberkahan kepada beliau sebagaimana Allah telah memberkati Nabi

Ibrahim As dan keluarganya (Allahumma bârik ‘ala Muhammad wa ‘ala âli

Muhmmad kamâ bârakta ‘ala Ibrâmhîm wa ‘ala âli Ibrâhîm).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu berkah dan bagaimana kita mendapatkan keberkahan

itu?

2. Apa peran berkah dalam menjalankan suatu bisnis serta dalam

kehidupan sehari-hari?

3. Bagaimana campur tangan Tuhan dalam bisnis?

4. Bagaimanakah bentuk berkah dalam suatu bisnis?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui berkah dan cara mendapatkan keberkahan

itu.

2. Untuk mengetahui peran berkah dalam bisnis dan kehidupan

sehari-hari.

3. Untuk mengetahui campur tangan tuhan dalam bisnis.

4. Untuk mengetahui bentuk berkah dalam suatu bisnis.

4

Page 5: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berkah (Berkat)

Selain kata berkah, kadang juga digunakan kata “berkat dan

barokah.” Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata berkah

diberi arti : “karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan

manusia atau doa restu dan pengaruh baik yang mendatangkan selamat

serta bahagia dari orang yang dihormati atau dianggap suci (keramat)”.1

Arti “berkat” dalam bahasa Indonesia menurut kamus

Purwadarminta, adalah:

Berkat:

1. Kurnia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan

manusia: Misalnya, mudah-mudahan Tuhan melimpahkan

berkatnyakepada kamu sekalian.

2. Restu: pengaruh baik yang didatangkan dengan perantaraan orang

tua, orang suci dsb: Misalnya: Ia selalu berdoa dan meminta

berkatkepada orang tuanya yang telah meninggal.

3. Oleh karena: misalnya berkat rajinnya dapatlah ia mencapai

kekayaan sebanyak itu.

4. Keberkatan, beruntung, berbahagia misalnya: Bagaimana

perusahaanmu? Berkatjuga, tuan.

1http://staincurup.ac.id/berkah-menurut-ajaran-islam/

5

Page 6: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

5. Makanan dsb. yang dibawa pulang sehabis kenduri: misalnya Ia

pulang tanpa membawa berkat.

Memberkati:

1. Memberi berkat: misalnya-Semoga pekerjaan kita ini diberkati Tuhan

Yang Maha Esa.

2. Mendo’a dan sebagainya untuk berkat: misalnya- pendeta itu

mendo’a sambil memberkati orang-orang sekitarnya.

3. Mendatangkan kebaikan, keselamatan, dsb: misalnya, barang curian

tidak akan memberkati.

Dalam Kamus St. Muhammad Zein:

Berkat:

1. Kebajikan, sempena: berkat doa tuan, kami anak beranak.

2. Berkat rajin berusaha lama kelamaan ia menjadi kaya; karena rajin

berusaha.

3. Diberkati Tuhan, dianugerahi Tuhan kebajikan, sempena, mendapati

berkat.

Demikianlah arti perkataan “berkat” dalam bahasa Indonesia. Arti

kata ini hampir sesuai dengan arti dalam bahasa Arab, karena kata-kata

“berkat” itu berasal dari kata Arab “barakat” atau “barakah”. Arti “berkat”

dalam bahasa Arab, tumbuh dan bertambah.(lihat Qamus Mukhtar Sihah-

hal.367).

Dalam kamus Muhith, “berkat” artinya bergerak tumbuh, bertambah

dan bahagia. (Juz III-hal. 293). Harta yang berkat dan memberi berkat

ialah harta yang tumbuh, bertambah, memberi bahagia kepada yang

punya dan kepada orang lain.

Di dalam istilah syari’at Islam, arti berkat ialah:

ث0ب3و-ت0 ال-خي-ر) اإلل*ه)ي فى الشيء

Artinya:

Adanya suatu kebaijkan Tuhan yang diletakkan pada suatu, (lihat

Tafsir Khazein II- hal. 218).

Kebajikan Tuhan diletakkan pada sesuatu. Ada yang diletakkan

pada diri Nabi-Nabi, pada cangkir Nabi, pada baju Nabi. Ada yang

6

Page 7: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

diletakkan pada diri ulama-ulama dan aulia-aulia, orang-orang saleh dan

orang yang mati syahid. Ada yang diletakkan pada ayat-ayat suci Al-

Quran, pada surat Kahfi, Yasin, Al-ikhlas.

Ada yang diletakkan pada nasi, pada air, pada tamar, pada korma,

pada gantang, pada sukatan, pada timbangan, dan lain-lain sebagainya.

Pendeknya kebajikan Tuhan, rahmat Tuhan itu banyak sekali, melimpah

ruah dan diletakkan-Nya pada sesuatu yang dikasihi-Nya. Berkat ini

menurut kepercayaan agama, ada.

Bagi orang-orang agama yang sudah biasa mempercayai yang

ghaib, mempercayai sesuatu yang tidak dapat dilihat masalah berkah ini

tidak begitu sulit untuk memahamkannya. Mereka akan bertanya, apakah

namanya “berkat” itu? Bagaimana bentuknya? Dapatkah dilihat dengan

mata atau teropong? Dapatkah wujudnya keluar? Kalau belum

diwujudkan, maka mereka belum percaya.

Tetapi adalah menjadi suatu kebenaran, kaum materialistis percaya

adanya Vitamin, Vitamin A, B, C, D dan lain-lain.

Menurut mereka Vitamin A terletak dalam tumbuh-tumbuhan yang

hijau, vitamim B terletak dalam ragi, hati dan susu, vitamin c terletak

dalam jeruk, sirup, vitamin D terletak dalam minyak ikan, susu, mentega,

kuning telor dan vitamin F terletak dalam padi yang sedang berkecambah,

(umbut) dan lain-lain.

Mereka juga tahu kegunaan vitamin itu. Kekurangan vitamin A,

orangnya akan menjadi buta malam, kekurangan vitamin B, orangnya

menjadi penderita biri-biri dan begitulah seterusnya. Tetapi kalau mereka

kita desak dengan pertanyaan-pertanyaan: Apakah vitamin itu,

bagaimana bentuknya, bagaimana warnanya, dapatkah dilihat,

bagaimanakah contohnya, dan sebagainya, tentu mereka juga akan tidak

dapat menjawab dengan tegas. Hanya akan menjawab dengan

meyakinkan kita saja bahwa viamin itu ada dengan kata-kata dan tanda-

tanda.

7

Page 8: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Nah, begitu jugalah dengan keadaan “berkat” ini. Kita tidak dapat

memperlihatkan bentuk dan rupanya, tetapi dengan melihat tanda-tanda

yakinlah kita bahwa berkat itu ada.

B. Ciri- Ciri Adanya Berkat

Adapun ciri-ciri adanya berkat yaitu:

- Harta yang mempunyai berkat ialah yang punya harta senang

hati dengan hartanya hidup bahagia dengan anak istrinya, rukun

damai sekeluarga, ramah tamah dengan orang sekampungnya.

Tetapi, dengan harta yang tidak mempunyai berkat ialah; yang

punya harta selalu saja kesusahan, kesulitan, tidak senang

bekerja walaupun harta dan uang mereka banyak.

- Nasi dan makanan yang mempunyai berkah ialah, yang

memakannya sehat wal’afiat, puas, senang, dan bahagia

sesudah memakan nasi itu. Juga nasi yang hanya dimasak untuk

dua orang, bisa dimakan oleh tiga orang, makanan untuk empat

orang bisa dimakan oleh enam orang, dengan tidak mengurangi

kepuasannya, kekenyangannya, lezatnya dan bahagianya.

Sebaliknya harta yang tidak mempunyai berkat, kalau dimakan

malah menjadi lapar, tidak merasa enak, menimbulkan sakit,

anak-anak yang bukan menjadi sehat tetapi perutnya menjadi

buncit saja.

- Barang yang mempunyai berkat kalau dibawa berjalan, kita

terhindar dari mara-bahayanya, terhindar dari berbagai kesulitan

dan kalau berperang selalu mendapat kemenangan. Sepanjang

sejarah dikatakan bahwa kemenangan yang terus menerus dari

Jenderal Khalid bin Walid, Panglima dari Nabi Muhammad Saw

adalah dikarenakan dalam saku bajunya selalu disimpan

guntingan rambut dari Rasulullah Saw. Beliau dikurnia Tuhan

menang teus menerus dalam peperangan berkat rambut Nabi

yang disimpannya. Demikianlah keadaannya “berkat” itu.

8

Page 9: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

C. Bolehkah Menurut Hukum Agama Mendatangi Sesuatu Tempat,

Membawa Barang – Barang, Membaca Sesuatu, Memakai Sesuatu,

Berobat Dengan Sesuatu Degan Mengharap Limphan Berkatnya?

Di dalam istilah syari’at Islam terdapat perkataan “tabarruk” yaitu

mencari berkat atau minta berkat. Misalnya bolehkah orang Islam

menurut hukum agama mendatangi sesuatu tempat, membawa sesuatu

barang membaca sesuatu ayat Al Quran, memakai sesuatu pakaian yang

dianggap suci, berobat dengan suatu barang, dengan mengharapkan

berkatnya?

Misalnya juga, kita kantongi dalam saku “kitab Yasin” yaitu Mushaf

kecil yang ada didalamnya surat Yasin atau surat Kahfi dengan

mengharapkan berkat dari padanya, yakni kelimpahan berkat yang ada

pada surat-surat itu.

Apakah semuanya itu tidak merusak tauhid dan tidak

mengurangkan keimanan kita kepada Allah? Ayat dan Hadits dibawah ini

dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.

Dalam kitab Bukhari:

سمعت عبد الله بن مفغل قال: رايت رسول الل7ه ص7لى الل7ه علي7ه وس7لم ي7وم

ص٣مكة و هو يقرا على راحله سورة الفتح . رواه البخارى - صحيح البخ77ارى، ج

١٦٦

Artinya:

Dari Abdillah bin Maghfal r.a. beliau berkata: Saya melihat

Rasulullah Saw. pada hari peperangan menaklukkan Mekkah, beliau

membaca surah al-Fath (surat kemenangan) H.R. Bukhari – lihat Shahih

Bukhari II halaman 166)

Nampak dalam haditsini bahwa boleh membaca ayat-ayat Al-Qur’an

dengan mengharapkan kelimpahan berkat yang ada pada ayat itu.

Dan di dalam Al-Qur’an ada tersebut kisah Nabi Yusuf a.s, yang

menerangkan bahwa Nabi Yusuf a.s. sangat rindu kepada bapak beliau

Ya’qub. Karena itu Nabi Yusuf a.s menyuruh saudara-saudaranya pulang

ke tempat bapaknya Ya’qub dengan membawa baju Nabi Yusuf dan

9

Page 10: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

mengatakan kepada saudara-saudaranya supaya baju itu diusapkan

kemuka bapaknya Ya’qub.

Baju Nabi Yusuf a.s rupanya dapat membawa berkat bagi bapaknya

sehingga mata Ya’qub yang buta menjadi sehat karenanya.

Ayat tersebut terdapat pada Surah Yusuf:

مع)ين ل)ك0م- أج- -ت0ون)ي ب)أه- ا وأ fير -ت) بص) ه) أب)ي يأ وه0 على* وج- ذا فأل-ق0 اذ-هب0وا ب)قم)يص)ي ه*

Artinya:

Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah

dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah

keluargamu semuanya kepadaku". (Q.S.Yusuf:93)

Sambungan ayat:

ا fير تدq بص) ه) فار- ه) ير0 أل-قاه0 على* وج- ا أن- جاء ال-بش) qفلم�  

Artinya:

Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya

baju gamis itu ke wajah Ya´qub, lalu kembalilah dia dapat melihat.

Berkata Ya´qub: "Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku

mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya".(Q.S.

Yusuf:96)

Walaupun cerita ini sebagai hikayat Nabi Yusuf dan Nabi Ya’qub,

tetapi karena tertulis dalam kitab suci Al Quran, maka itu suatu perbuatan

Nabi yang baik yang dapat ditiru dan ditauladani.

Dapat diambil kesimpulan bahwasanya semuanya ini dengan

maksud dan tujuan meminta kelimpahan “berkat” yang diberikan Tuhan

kepada sesuatunya itu.

D. Dalil – Dalil Adanya Berkat

Dalil dari ayat-ayat Al Quran dan Hadits yang mengatakan bahwa

“berkat” itu ada, yaitu:

Allah berfirman:

10

Page 11: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

ض) ر- ماء) واأل- qن الس م- بركاتw م) نا علي-ه) ا لفتح- رى* آمن0وا واتqقو- ل ال-ق0 ولو- أنq أه-

Artinya:

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,

pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan

bumi.(Al-A’raf: 96)

Barakah dari langit itu dibawa ke bumi melalui hujan dan barakat

dari bumi melalui tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan.

Pا Rن ث PرRوP RقPوRمPوPأ Pال Rالذ\ين Pانوا Pك PضRعPفون ت RيسPار\ق PشPض\م Rر

P PهPااأل وPمPغPار\ب

\ي Pاالت Rن ك PارP Rف\يهPاب Pمت \مPتوPت Pل Pك uك ب PىرP ن RحسR Pىال \يعPل Pن Pب \يل ائ Pر Rس\ \مPاإ Rب Pروا صPب

- Pا١٣٧ ن RمرPدPاوPمP Pان Pعك PصRن عPوRني Rمهف\رRوPقPاوPمPوR Pانوا Pك PعRر\شون - ي

Artinya:

Dan Kami Wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian

timur dan bagian baratnya yang telah Kami Berkahi. Dan telah

sempurnalah firman Tuhan-mu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani

Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami Hancurkan apa yang telah

dibuat Fir‘aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun. (Q.S.

Al-A’raf:137)

Pما PاهPافPل Pت \م\ننود\يأ اط\ئ Pاد\يشPوR \ال RمPن يP Rة\ف\ياألPعRبقR Pة\ال ك PارP Rمب Pال م\ن

- ة\٣٠ PرPنالشجP Pاأ ىي Pيموسu \ن Pاإ نP �اللهأ ب PرP Pم\ين RعPال - ال

Artinya:

Maka ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api itu, dia diseru dari

(arah) pinggir sebelah kanan lembah, dari sebatang pohon, di sebidang

tanah yang diberkahi, “Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan

seluruh alam!(Q.S. Al-Qhasas: 30)

ذPا PهـPو� Pاب \ت Pاهك Rن ل PنزP �أ ك PارP Pالذ\يم�صPدuقمب Rن Pي Rه\ب PدPي ي Pتنذ\ر\ أم�وPل

ى PقرR Rال PهPاوPمPن PحPوRل PوPالذ\ين ة\يؤRم\نون Pاآلخ\ر\ Pب \ه\يؤRم\نون PىوPهمRب \ه\مRعPل Pت صPال

- ٩٢Pاف\ظونPيح -

11

Page 12: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Artinya:

Dan ini (al-Quran), Kitab yang telah Kami Turunkan dengan penuh

berkah; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan

agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura

(Mekah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang

beriman kepada (kehidupan) akhirat tentu beriman kepadanya (al-Quran),

dan mereka selalu memelihara shalatnya. (Q.S. Al-An’am: 92)

- Pا- ٩ Rن Pزل PوPن �مPاء�السمPاء\م\ن كا PارP Pام�ب Rن Pت نبP \ه\فPأ �ب نات PبجPحPص\يد\وPحR ال

- � قا Rاد\ر\زP Rع\ب uل Pال Rن Pي ي RحP \ه\وPأ RدPة�ب Pل �ب Rتا �وPالنخRلP- ١٠مي قPات Pاس\ Rع�لهPاب نض\يد�طPل

- ١١ -Pك\ PذPل Rخروجك ال

Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi (banyak membawa

kemanfaatan), lalu Kami tumbuhkan dengan air itu taman-taman dan biji-

biji tanaman yang diketam. Dan pohon kurma yang tingi-tinggi yang

memiliki mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-

hamba (kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati

(kering). Demikianlah terjadinya kebangkitan.(Q.S. Qaf: 9-11).

Tersebut dalam Hadits:

Artinya:

Dari salim bin Abi Ja’di, dari Jabir r.a, beliau berkata: Kalau

melihatlah engkau bagaimana saya bersama-sama dengan Nabi, ketika

itu waktu ashar sudah tiba sedang air tidak ada untuk berwudhu’, kecuali

lebihan air sedikit. Maka air yang sedikit itu dimasukkan kedalam ember

dan terus dibawa kepada Nabi Muhammad Saw. Maka beliau

memasukkan tangan ke dalam ember itu dan merenggangkan anak jari

beliau. Kemudian beliau berkata: Hai orang-orang yang akan berwudhu,

Kemarilah! Barakat dari Allah. Saya melihatkata Jabir, air mencucur dari

anak jari beliau, maka berwudhu’lah sekalian orang dan minumlah

mereka. Maka saya tidak peduli, saya penuhi perut saya dengan air itu.

Maka saya tau betul bahwa air itu memberi barakat. Saya bertanya

kepada Jabir, kata Salim bin Abi Ja’di-berapa orang kamu ketika itu?

12

Page 13: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Jawabnya: 1400 orang. (H.R Bukhari – lihat Fathul Bari XII – halaman

205).

Hadits Bukhari ini menyatakan bahwa pernah air mencucur dari

anak jari Nabi Muhammad Saw. yang dapat dipakai berwudhu’ dan di

minum oleh 1400 orang. Ini adalah mukjizat Nabi. Air itu dikatakan

barakat dari Allah untuk Nabi. Jabir sendiri selain berduwudhu’ juga

meminum air itu sepenuh perut beliau karena beliau tahu bahwa air yang

terbit dari anak jari Nabi itu mempunyai barakat, yakni kebajikan, tidak

merusak perut.

Jadi, berkat itu ada dan dilimpahkan oleh Tuhan kepada air dan dari

air dilimpahkan Tuhan kepada manusia sehingga manusia mendapat

kepuasan dan kebahagiaan.

Ayat Quran dan Hadits Nabi ini telah menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang tersebut dalam judul pembahasan ini, yang

kesimpulannya yaitu:

1. Berkat itu adalah kebajikan Allah yang diberikanNya kepada sesuatu

yang dikasihiNya dan disukaiNya.

2. Berkat itu ada dan yakin ada, sekalipun tidak dapat dilihat dengan

mata.

3. Berkat itu semata-mata datangnya dari Allah.2

E. Analisis Permintaan (Berkaitan dengan Berkah)

Konsumen cenderung untuk memilih barang dan jasa yang

memberikan mashlahah maksimum. Hal ini sesuai dengan rasionalitas

Islami bahwa setiap pelaku ekonomi selalu ingin meningkatkan

mashlahah yang diperolehnya. Hal ini karena keyakinan bahwa ada

kehidupan dan pembalasan yang adil di akhirat serta informasi yang

berasal dari Allah adalah sempurna akan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kegiatan konsumsi.

2SiradjuddinAbbas , 40 Masalah Agama Jilid III, (Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 1990), hal.199-223

13

Page 14: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Mashlahah dalam konsumsi dapat diperoleh apabila konsumen

mengonsumsi barang dan jasa yang bermanfaat dan mengandung

berkah. Semakin tinggi mashlahah, maka semakin besar pula konsumsi.

Tingkat harga akan berpengaruh negatif terhadap permintaan barang dan

jasa apabila tingkat mashlahahnya maksimum dalam konsumsi, maka

konsumen akan mencapai falah.

Pilihan Konsumen: Pendekatan Iso-Mashlahah

Dalam hal ini, sebenarnya terdapat dua pendekatan untuk

mengetahui perilaku konsumen, yaitu pendekatan mashlahah marginal

dan pendekatan iso-mashlahah. Pendekatan pada pandangan bahwa

manfaat maupun berkah atas suatu kegiatan konsumsi bisa dirasakan dan

diukur oleh konsumen. Sementara pendekatan kedua didasarkan pada

pandangan bahwa mashlahah, terutama berkah hanya bisa dirasakan

pada pandangan bahwa mashlahah, terutama berkah hanya bisa

dirasakan, namun tidak bisa diukur seberapa besarnya. Konsumen hanya

bisa membandingkan tinggi rendahnya berkah antarkegiatan konsumsi.

Sebagai misal, ketika konsumen mengeluarkan belanja Rp. 5.000,00

untuk membeli sebungkus rokok, ia akan merasakan berkah yang lebih

rendah daripada uang tersebut dibelanjakan untuk membeli satu kaleng

susu. Berikut ini akan dijelaskan pendekatan kedua, yaitu dengan

pendekatan iso-mashlahah.

1. Karakteristik Iso-Mashlahah

a. Bentuk Kurva Iso-Mashlahah

Bentuk Kurva Iso-Mashlahah berbentuk cembung dan

mempunyai slope negatif. Hal ini menunjukkan adanya

mekanisme substitusi antara kedua barang dengan substitusi

dekat tidak sempurna. Inilah yang lazim terjadi pada hubungan

berbagai barang.

b. Posisi Kurva dan Tingkat Mashlahah

Ketika konsumen melakukan kegiatan yang halal dan thayyib,

maka dengan semakin tingginya frekuensi kegiatan akan

semakin tinggi pula mashlahah yang ia peroleh. Hal ini bisa

ditunjukkan oleh semakin tingginya kurva iso-mashlahah. Kurva

14

Page 15: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

iso-mashlahah yang lebih tinggi menunjukkan tingkat mashlahah

yang lebih tinggi pula.

2. Bentuk kurva iso-mashlahah

Kandungan berkah dalam masing-masing barang sangat

menentukan pilihan konsumen. Konsumen yang rasional akan memiliki

kecenderungan pilihan pada penggunaan barang-barang dengan

kandungan berkah yang tinggi dibanding dengan barang yang kandungan

berkahnya rendah, sepanjang ada kemampuan finansial yang

mendukungnya. Untuk itu, disini akan didiskusikan bagaimana kandungan

berkah ini memengaruhi bentuk dari kurva iso-mashlahah.

a. Kurva iso-mashlahah dengan kandungan berkah yang setingkat.

Adakalanya seorang konsumen dihadapkan pada pilihan konsumsi

antara dua barang yang memiliki berkah yang setingkat. Setiap

barang/jasa yang halal dan memberikan kemanfaatan yang sama

diharapkan akan memberikan keberkahan yang sama pula. Hal ini bisa

dilihat pada barang-barang halal yang memiliki hubungan substitusi

sempurna atau dekat, seperti komputer berbeda merek.

Y

Y2 ……….. B

Y1 ………A... C

IM2

IM1

0 X1X2

Gambar 5.3.

Kondisi ini bisa dilukiskan oleh kurva iso-mashlahah yang memiliki

tingkat kemiringan yang simetris antar dua barang. Karena barang X yang

dikombinasikan dengan tambahan penggunaan barang Y dalam jumlah

yang sama. Hal ini dicerminkan oleh kurva iso-maslahah yang simetris

terhadap sumbu yang membentuk sudut 45 derajat terhadap titik pangkal

15

Page 16: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

sehingga jika kurva maslahah tersebut digeser ke kanan ataupun ke kiri,

maka kedua segmen yang dipisahkan oleh sumbu simetris akan berimpit

satu sama lain. Secara lebih spesifik hal ini bisa dilihat dari posisi titik A ke

titik B dan titik A ke titik C yang jaraknya masing-masing adalah sama

satu dengan yang lain.

b. Kurva Iso-Mashlahah dengan Kandungan Berkah yang tidak

setingkat.

Dalam dunia nyata, sebenarnya sangat sulit konsumen untuk

menemukan barang-barang yang memiliki kandungan berkah yang benar-

benar setingkat. Jadi kebanyakan barang memiliki kandungan berkah

yang tidak setingkat, betapapun kecil perbedaannya. Dalam hal ini jika

konsumen ingin meningkatkan mashlahah yang ia peroleh, maka ia harus

melakukan perubahan jumlah barang yang dibelanjakan dalam komposisi

yang berbeda. Sebagai misal, jika kandungan berkah barang Y lebih tinggi

daripada barang X, maka kurva iso-mashlahah diukiskan akan cenderung

landai.

Jika misalnya kondisi awal adalah pda titik A pada gambar5.4., dan

konsumen ingin menambah konsumen barang Y menjadi Y2, maka

mashlahah yang ia peroleh akan meningkat menjadi IM2. Namun, jika ia

dicegah untuk mendapatkan tambahan barang Y sejumlah (Y2-Y1), maka ia

akan berusaha menambah pembelian barang X ini lebih besar daripada

tambahan barang Y. Artinya, konsumen menghargai Y lebih tinggi

daripada barang X untuk mendapatkan mashlahah yang optimal. Hal ini

disebabkan karena barang Y memiliki kandungan berkah yang lebih

tinggi.

Y (beras lokal)

Y2 …………B

Y1............... C

A IM2

16

Page 17: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

IM1

0 X1 X2 X (beras impor)

Gambar 5.4.

Kita ambil contoh, ketika konsumen dihadapkan pada pilihan

berbelanja atas beras impor (X) dan besar lokal (Y) dengan jenis dan

kualitas yang sama. Secara umum, kedua jenis beras ini akan

memberikan manfaat fisik yang sama, namun besar kemungkinan beras

lokal akan memberikan keberkahan yang lebih tinggi daripada beras

impor karena dengan berbelanja beras lokal, berarti kita turut membantu

mengembangkan kesejahteraan tetangga dan kerabat dekat, di mana hal

ini dianjurkan dalam Islam dan diperlukan sebagai suatu amal kebaikan

yang mendapatkan berkah.

Konsumen bisa meningkatkan mashlahahnya (dari IM1 ke IM2)

dengan menambah pembelian beras impor menjadi sejumlah X2 atau

beras lokal dalam jumlah Y2. Hal ini dilakukan karena kandungan berkah

pada beras lokal (Y) lebih tinggi daripada beras impor (X). Pada akhirnya,

hal ini akan membawa konsumen untuk memiliki kecenderungan

mengonsumsi beras lokal dalam jumlah yang lebih besar, yang dalam

gambar 5.4. ditunjukkan pada area di atas garis 45 derajat.

Pada kasus lain dari berkah yang tidak setingkat ini bisa dilihat

ketika kandungan berkah atas barang X lebih kecil daripada barang Y. Hal

ini akan ditunjukkan oleh kurva iso-mashlahah yang lebih curam.

Dengan menggunakan argumen yang sama sebagaimana yang

dikembangkan dalam menjelaskan kasus berkah yang tidak setingkat

sebagaimana yang digambarkan oleh gambar 5.5., maka disini bisa

disimpulkan bahwa barang X mensyaratkan kompensasi barang Y dengan

jumlah yang lebih besar untuk mencegah kenaikan barang X. Dengan

demikian, barang X dipandang lebih berharga daripada barang Y dalam

kasus tersebut. Barang X yang dipandang lebih berharga di sini

disebabkan karena barang X mempunyai kandungan berkah yang lebih

besar daripada barang Y.3

3. Kemampuan Substitusi Antarbarang

3Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012), hal.181-188

17

Page 18: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwasanya kandungan berkah

yang ada pada masing-masing barang bisa berbeda sehingga

kecenderungan pilihan konsumen Muslim akan jatuh pada barang

tersebut.

Kemampuan untuk saling menggantikan antara barang yang satu

dengan barang yang lainnya bisa dilihat dari nilai absolut dari slope kurva

iso-mashlahah bisa diekspresikan sebagai berikut:

M = m(X,Y,Bx,By)

Tingkat kemampuan barang X menggantikan fungsi barang Y bisa

dirumuskan sebagai perbandingan antara perubahan Y dan perubahan X

untuk mendapatkan mashlahah yang sama. Kemampuan substitusi Y

terhadap X adalah = ∆Y/∆X.

Dengan melihat ekspresi pada persamaan di atas, maka bisa

ditentukan bahwa besarnya kemampuan dari barang X untuk melakukan

substitusi barang Y bergantung pada besarnya kandungan manfaat dan

berkah dari kedua barang tersebut. Perlu diingat lagi bahwa marjinal

manfaat fisik nilainya selalu menurun, hal ini mengikuti hukum kebosanan

yang ada dalam perilaku agen. Di sisi lain berkah marginal mempunyai

sifat yang non decreasing. Hal ini memberi implikasi bahwa mashlahah

marginal mempunyai beberapa kemungkinan sifat konstan, meningkat,

ataupun menurun.

a. Kemampuan substitusi yang menurun(Decreasing)

Jika berkah marginal (MB) bersifat increasing dengan tingkat

pertumbuhan yang lebih rendah dari tingkat penurunan marginal

manfaat duniawi (MF), maka mashlahah marginal akan

mengalami decreasing.

b. Kemampuan substitusi yang konstan

Jika berkah marginal (MB) bersifat increasing dengan tingkat

pertumbuhan yang sama dengan tingkat penurunan marginal

manfaat duniawi (MF), maka mashlahah marginal akan konstan.

c. Kemampuan substitsi yang meningkat (Increasing)

18

Page 19: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Jika marginal berkah (MB) bersifat increasing dengan tingkat

pertumbuhan yang lebih tinggi dari tingkat penurunan marginal

manfaat fisik (MF), maka mashlahah marginal akan increasing.

Efek berkah pada pilihan optimal, kandungan berkah sangat

memengaruhi preferensi konsumen. Disini akan kita lihat suatu situasi

perubahan kandungan berkah setelah konsumen mencapai optimalnya.

Gambar 5.15. mempresentasikan kembali keseimbangan konsumen

yang telah tercapai, setelah mencapai kombinasi barang yang bisa

mencapai mashlahah yang optimum (X1, Y1), anggaplah bahwa konsumen

yang bersangkutan menghadapi perubahan kandungan berkah yang

terjadi pada barang X; barang X mengalami peningkatan kandungan

berkah. Hal ini jelas mempengaruhi preferensi konsumen. Konsumen yang

tadinya netral terhadap keduanya, sekarang terpaksa harus lebih

menyukai barang X.Perubahan preferensi ini ditunjukkan oleh perubahan

bentuk kurva iso-mashlahah dari IM0 menjadi IM1. Adanya kenaikan

kandungan berkah pada barang X menyebabkan kurva iso-mashlahah

menjadi lebih curam sehingga berdampak pada tingkat konsumsi

terhadap barang X yang lebih tinggi. Subscript Q dan R pada kurva iso-

mashlahah menunjukkan kurva yang menunjukkan tingkat mashlahah

masing-masing sebesar Q dan R (R>Q).

Y

Y1……...

IMR

19

Page 20: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Y2

IMQ

X1 X2 X

Gambar 5.15.

Efek Perubahan Kandungan Berkah4

F. Berkahdari Kejujuran dalam Bisnis.

Zona itu dapat diakses oleh manusia dengan kunci rahasia berupa

hati ikhlas rela berserah kepada sang pencipta. Dengan jiwa yang diliputi

rasa syukur dalam menerima berkah penciptaan, sabar menjalani proses

kehidupan, yakin akan wujud kasih sayang-Nya, tenang dalam merespons

semua kejadian, dan bahagia menikmati tarian roda kehidupan. Dalam

irama gelombong otak dan jantung yang selaras.5

Adapun Sistem ekonomi Islam hanya memastikan bahwa tidak ada

transaksi ekonomi yang bertentangan dengan syariah. Tetapi kinerja

bisnis tergantung pada man behind the gun-nya. Karena itu pelaku

ekonomi dalam hal ini bisa dipegang oleh umat non-Muslim.

Perekonomian umat Islam itu baru dapat maju bila pola pikir dan pola laku

Muslim sudah tekun dan ihsan(profesional).6

Kebenaran dalam konteks bisnis ini selain mengandung makna

kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu

kebajikan dan kejujuran.

Kebenaran adalah nilai kebenaran yang dianjurkan dan tidak

bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam konteks bisnis kebenaran

dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku yang benar, yang meliputi

proses akad(transaksi), proses mencari atau memperoleh komoditas,

proses pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau

menetapkan margin keuntungan (laba).

4Ibid hal. 203-2045Erbe Sentanu, The Science dan Miracle of Zona Ikhlas, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2008), hal. xxxi6Karim A Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal 46

20

Page 21: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Dalam Al-Qur’an, aksioma kebenaran yang mengandung kebijakan

dan kejujuran dapat diambil dari penegasan keharusan menunaikan atau

memenuhi perjanjian atau transaksi bisnis.7

Kejujuran merupakan ajaran Islam yang mulia. Hal ini berlaku dalam

segala bentuk muamalah, lebih-lebih dalam jual beli karena di dalamnya

sering terjadi sengketa. Jual beli online adalah di antara jual beli yang

ditekankan adanya sifat kejujuran. Kejujuran inilah yang nantinya

mendatangkan keberkahan.

Islam mengajarkan sifat jujur, dalam beberapa ayat, Allah Ta’ala

telah memerintahkan untuk berlaku jujur.Diantaranya pada firman Allah

Ta’ala,

Pالصاد\ق\ين PعPكونوا مPو Pنوا اتقوا اللهPمP �هPا الذ\ينP آ يP Pا أ ي

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah

kamu bersama orang-orang yang benar” (QS. At Taubah: 119).

Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman,

RهمP ا ل Rر� ي Pخ PانP Pك PوR صPدPقوا اللهP ل فPل

“Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu

lebih baik bagi mereka” (QS. Muhammad: 21)

Dalam hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu

juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta.  Ibnu

Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda:

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya

kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan

akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur

dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai

orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena

sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan

kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya

7Muhammad dan Fauroni Lukman, Visi Al-Qur’an tentang Etika Bisnis, (Jakarta: Salemba Dinayah,2002), hal 17-18

21

Page 22: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah

sebagai pendusta” (HR. Muslim).

Begitu pula dalam hadits dari Al Hasan bin ‘Ali, Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Pة� Pذ\بP ر\يب Rك \ن ال Pة� وPإ \ين Rن \ن الصuدRقP طمPأ Pر\يبكP فPإ P ي \لPى مPا ال Pر\يبكP إ دPعR مPا ي

“Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu.

Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta

(menipu) akan menggelisahkan jiwa” (HR. Tirmidzi dan Ahmad, hasan

shahih). Jujur adalah suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah

suatu kejelekan. Yang namanya kebaikan pasti selalu mendatangkan

ketenangan, sebaliknya kejelekan selalu membawa kegelisahan dalam

jiwa.

Terkhusus lagi, terdapat perintah khusus untuk berlaku jujur bagi

para pelaku bisnis karena memang kebiasaan mereka adalah melakukan

penipuan dan menempuh segala cara demi melariskan barang dagangan.

Dari Rifa’ah, ia mengatakan bahwa ia pernah keluar bersama Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam ke tanah lapang dan melihat manusia sedang

melakukan transaksi jual beli. Beliau lalu menyeru, “Wahai para

pedagang!” Orang-orang pun memperhatikan seruan Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil menengadahkan leher dan pandangan

mereka pada beliau. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

PقPدPصPر وP \ال مPن\ اتقPى اللهP وPب ا إ PامPة\ فجار� Rق\ي PوRمP ال RعPثونP ي �جارP يب \ن الت إ

“Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti

sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada

Allah, berbuat baik dan berlaku jujur” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih

dilihat dari jalur lain).

Contoh bentuk penipuan yang terjadi di masa Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam. Dari Abu Hurairah, ia berkata,

22

Page 23: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

ا Pه ف\يهــPد Pــ لP ي PخــRدP � فPأ ام PعــPة\ ط PرR ب ر عPلPى صــ` Pالله\ -صلى الله عليه وسلم- مــ Pسول Pن رP أ

ا Pـ مPاء` ي Rه السـ^ Pت اب PصـP الP أ Pقـ .» \ ام Pالطعـ Pاح\ب Pا صـ Pـ � فPقPالP » مPا هPذPا ي Pال Pل \عه ب صPاب

P PالPتR أ فPن

uى RسP م\ن Pي اس مPنR غPش فPل ــ^ اه الن Pر Pــ PىR ي \ ك Pه فPوRقP الطعPام Rت عPل Pج P PفPال سولP الله\. قPالP » أ Pر

»

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk

makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian

tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya,

“Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan

tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa

kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat

melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari

golongan kami.” (HR. Muslim). Jika dikatakan tidak termasuk golongan

kami, maka itu menunjukkan perbuatan tersebut termasuk dosa besar.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Rخ\دPاع ف\ي النار\ Rر وPال RمPك RسP م\نا، وPال Pي Pا فPل مPنR غPشن

“Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami. Orang

yang berbuat makar dan pengelabuan, tempatnya di neraka” (HR. Ibnu

Hibban, shahih).

Lebih-lebih sifat jujur ini ditekankan pada pelaku bisnis online

karena tidak bertemunya penjual dan pembeli secara langsung. Si penjual

kadang mengobral janji, ketika dana telah ditransfer pada rekening

penjual, barang pun tak kunjung datang ke pembeli. Begitu pula sebagian

penjual kadang mengelabui pembeli dengan gambar, audio dan tulisan

yang tidak sesuai kenyataan dan hanya ingin menarik pelanggan.

Dari sahabat Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,

ا PهمــP ور\كP ل ــ` ا ب Pــ Pين دPقPا وPب Pصــ Rن\ PفPرقPا – فPإ Pت وR قPالP حPتى يP PفPرقPا – أ Pت PمR ي Pار\ مPا ل ي Rخ\ \ال uعPان\ ب Pي Rب ال

Rع\ه\مPا Pي Pة ب ك PرP Pا مح\قPتR ب PذPب PمPا وPك Pت \نR ك Rع\ه\مPا ، وPإ Pي ف\ى ب

23

Page 24: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih

(khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur

dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan

dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan

saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka

pada transaksi itu” (Muttafaqun ‘alaih).

Di antara keberkahan sikap jujur ini akan memudahkan kita

mendapatkan berbagai jalan keluar dan kelapangan. Coba perhatikan

baik-baik perkataan Ibnu Katsir rahimahullah ketika menjelaskan surat At

Taubah ayat 119. Beliau mengatakan, “Berlaku jujurlah dan terus

berpeganglah dengan sikap jujur. Bersungguh-sungguhlah kalian menjadi

orang yang jujur. Jauhilah perilaku dusta yang dapat mengantarkan pada

kebinasaan. Moga-moga kalian mendapati kelapangan dan jalan keluar

atas perilaku jujur tersebut.

Keberkahan dalam bisnisadalah tercapainya visi dan misi dunia

akhirat sehingga bisnis benar-benar membawa kebahagiaan lahir dan

batin. Bisnis karena hanya Allah Swt, mencari Rezeki pun karena Allah.

Karena dengan rahmat-Nya senantiasa memberikan keberkahan lewat

perantara malaikat-malaikat-Nya. Singkat cerita, seorang Muslim tidak

perlu repot-repot mencari keberkahan. Tidak perlu memikirkan lagi

kesulitan dalam bisnis, toh semuanya kan sudah diatur oleh Allah bukan?

yang paling penting kita cukup berikhtiar dan berdoa saja. Seorang

pembisnis Muslim dapat mengundang keberkahan dalam berbisnis

dengan perilaku yang sesuai dengan syar’i.8

Salah satu perilaku tersebut yaitu penggabungan etika dan bisnis.

Dengan begini berarti memaksakan norma-norma agama bagi dunia

bisnis. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen

ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah berjalan. Kontrak

sosial merupakan janji yang harus ditepati.9

Etika bisnis sangat penting dalam memperoleh keberkahan bisnis,

ini karena etika merupakan pedoman yang digunakan umat Islam untuk

8 http://staincurup.ac.id/berkah-menurut-ajaran-islam/

9 VeithzalRivai dan Andi Buchari, Islamic Ekonomic, (Jakarta: PT Bumi Utara, 2009). hal. 234

24

Page 25: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

berperilaku dalam segala aspek kehidupan. Dalam muamalat etika bisnis

tidak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Apalagi

dalam mencapai keberkahan itu sendiri.10

Adapun penyebab bisnis tidak berkah diantaranya yaitu menjual

sesuatu yang haram, maenjual barang yang masih samar,

mempermainkan harga, penimbunan, mencampuri kebebasan pasar

dengan memalsu.11

Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu

yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan

spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan

usia.

Harta yang berkah, meskipun sedikit, akan mampu menghidupi dan

mencukupi apa saja yang dibutuhkannya. Harta yang berkah tidak saja

bermanfaat bagi sang pemilik harta, tapi juga orang lain bisa ikut

merasakannya.

Cara terbaik agar harta berkah adalah dengan mengeluarkan

zakatnya (jika mencapai nisab) dan menjadikannya sebagai sarana

ibadah. Zakat, infak, sedekah, membantu sesama, menyumbang lembaga

dakwah dan kemanusiaan, adalah bagian dari ibadah harta yang akan

menjadikan harta kita penuh berkah.12

Sedekah, memberikan barang dengan tidak ada tukarnya karena

mengharapkan pahala di akhirat. Selain sedekah, zakat, dan infak, hal

yang harus kita lakukan untuk mencapai keberkahan yaitu hibah dan

hadiah. Hibah adalah memberikan barang dengan tidak ada tukarnya dan

tidak ada sebabnya. Dan hadiah adalah memberikan barang dengan tidak

ada tukarnya serta dibawa ke tempat yang diberi karena hendak

memuliakannya.13

G. Tafsir Ayat Tentang Berkah

Tafsir Departemen RI Q.S. Al - A’raf ayat 96

10Riawan Amin, Menggagas Manajemen Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), hal. 2611Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, 349-356.12http://www.ddhongkong.org/pengertian-harta-yang-berkah/

13Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013), hal 326

25

Page 26: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Dalam ayat ini diterangkan bahwa seandainya penduduk kota

Mekah dan negeri – negeri yang berada di sekitarnya dan umat manusia

seluruhnya, beriman kepada agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad

saw dan seandainya mereka bertakwa kepada Allah sehingga mereka

menjauhkan diri dari segala yang dilarangnya, seperti kemusyrikan dan

berbuat kerusakan di bumi, niscaya Allah akan melimpahkan kepada

mereka kebaikan yang banyak, baik dari langit maupun dari bumi. Nikmat

yang datang dari langit, misalnya hujan yang menyirami dan

menyuburkan bumi, sehingga tumbuhlah tanaman-tanaman dan

berkembangbiaklah hewan ternak yang kesemuanya sangat diperlukan

oleh manusia. Di samping itu mereka akan memperoleh ilmu

pengetahuan yang banyak, serta kemampuan untuk memahami

Sunatullah yang berlaku di alam ini, sehingga mereka mampu

menghubungkan antara sebab dan akibat. Dengan demikian mereka akan

dapat membina kehidupan yang baik, serta menghindarkan malapetaka

yang bisa menimpa umat yang ingkar kepada Allah dan tidak mensyukuri

nikmat dan karunia-Nya.

Apabila penduduk Mekah dan sekitarnya tidak beriman,

mendustakan Rasul dan menolak agama yang dibawanya, kemusyrikan

dan kemaksiatan yang mereka lakukan, maka Allah menimpakan siksa

kepada mereka, walaupun siksa itu tidak sama dengan siksa yang telah

ditimpakan kepada umat yang dhulu yang bersifat memusnahkan.

Kepastian azab tersebut adalah sesuai dengan sunnatullah yang telah

ditetapkannya dn tak dapt diubah oleh siapa pun juga, selain Allah.14

Adapun inspirasi yang dapat kita ambil yaitu: iman dan berbuat baik

sarana terbukanya kebahagiaan, kekafiran dan kejahatan adalah sarana

terbukanya kesedihan dan siksaan.15

Tafsir Departemen Agama RI Q.S. Al-A’raf 137

Dalam ayat ini dijelaskan nikmat Allah yang terbesar kepada Bani

Israil setelah ditindas an diperbudak oleh Fir’aun dan kaumnya. Nikmat

tersebut mewarisi kawasan barat dan timur yang subur dan diberkahi

14Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, (Jakarta:Lentera Abadi, 2010), hal. 417- 41815Zainal Arifin Zakaria, Tafsir Inspirasi, (Medan: Duta Azhar, 2014), hal. 172

26

Page 27: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Allah. Dengan demikian janji Allah terhadap Bani Israil telah terlaksana

dengan sempurna, kenikmatan ini merupakan imbalan dari kesabaran

mereka mengikuti ajaran nabi Musa dan agama Allah yang benar.

Sebaliknya Allah memberikan ganjaran yang setimpal kepada Fir’aun dan

kaumnya berupa kebinasaan mereka dan semua apa yang pernah

dibangun oleh Fir’aun, sebagai lambang kesombongannya.

Diantara penderitaan yang pernah dialami Bani Israil adalah dengan

membunuh setiap anak lelaki mereka yang lahir, dan membiarkan hidup

anak perempuannya. Mereka diwajibkan mengabdi kepada kepentingan

Fir’aun dan kaumnya yang menindas dan memperbudak mereka, dengan

memungut pajak – pajak yang sangat tinggi, menjadikan mereka sebagai

pekerja – pekerja paksa dan berat, dan berbagai bentuk penindasan dan

perbudakan yang lain.

Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Musa untuk membebaskan

mereka dari perbudakan Fir’aun, dan mengeluarkannya dari negeri Mesir.

Pada ayat ini diterangkan bahwa setelah pembebasan itu Allah

menganugerahkan kepada Bani Israil negeri bagian timur dan bagian

baratnya yang telah diberi berkah oleh Allah.

Adapun yang dimaksud dengan negeri-negeri bagian timur dan

bagian baratnya yang telah kami berkahi dalam Firman tuhan tersebut,

ialah negeri Syam (Syiria, Libanon, Palestina, dan Yordania) bagian timur,

dan Mesir bagian barat, serta negeri – negeri sekitar keduanya yang

pernah dikuasai Fir’aun dahulu.16

Tafsir inspirasinya yaitu jika manusia menyikapi ketetapan itu

dengan syukur dan sabar. Itu menjadi terbaik bagi mereka, namun jika

menyikapi kebaikan Allah dengan kufur maka sia-sia yang telah

dilakukan.17

Tafsir Q.S. Al-Qhasas: 30

Kemudian setelah Musa tiba di sana, dia diseru dari pinggir lembah

sebelah kanan, di sebuah tempat yang diberkati, dari sebuah pohon, “Hai

Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah, Rabb semesta alam.

16Ibid, hal. 460 17Ibid, hal. 178

27

Page 28: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Fa lammā atāhā nūdiya miη syāthi-il wādil aimani (kemudian setelah

Musa tiba di sana, dia diseru dari pinggir lembah sebelah kanan), yakni

dari arah sebelah kanan Musa a.s..

Fil buq‘atil mubārakati (di sebuah tempat yang diberkati) dengan air dan

pepohonan.

Minasy syajarati (dari sebuah pohon), yakni dari arah sebuah pohon.

Ay yā mūsā innī anallāhu rabbul ‘ālamīn (yaitu, “Hai Musa, sesungguhnya

Aku adalah Allah, Rabb semesta alam), yakni Tuhan bangsa jin dan

manusia.18

Tafsir inspirasinya yaitu kiah dalam Al-Qur’an itu ada dan pasti, tapi

bukan itu tujuannya. Tujuan kisah adalah memperkuat iman di dalam

jiwa.19

Tafsir Departemen Agama RI Q.S. Al-An’am: 92

Allah menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang mulia,

diturunkan kepada Nabi Muhammad penutup para Rasul, kitab ini

diturunkan dari Allah seperti halnya Taurat yang diturunkan kepada Nabi

Musa, hanya saja Al-Qur’an mempunyai nilai-nilai yang lebih sempurna

karena Al-Qur’ berlaku abadi sepanjang masa. Al-Qur’an, disamping

sebagai petunjuk, juga sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan

sebelumnya dalam urusan tauhid, melenyapkan kemusyrikan an

mengandung ajaran-ajaran dasar hukum syara’ yang abadi tidak berubah-

ubah sepanjang masa.

Al-Qur’an juga sebagai pegangan bagi Rasul untuk memperingatkan

umatnya, baik yang berada di Mekah atau di sekitar kota Mekah, ialah

orang-orang yang berada di seluruh penjuru dunia.

Tafsir Q.S. Al-Qaf: 9-10

Sebagai rezeki bagi Hamba-hamba (Kami), dan Kami Menghidupkan

dengannyanegeri yang mati. Begitulah terjadinya kebangkitan.

Rizqal lil ‘ibādi (sebagai rezeki bagi Hamba-hamba [Kami]), yakni

biji-bijian itu menjadi makanan bagi makhluk.

Wa ahyainā bihī (dan Kami Menghidupkan dengannya), yakni

dengan hujan.Baldatam maitā (negeri yang mati), yakni tempat yang tak 18Al-Qur’an Digital19Ibid, hal. 462

28

Page 29: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

bertumbuh-tumbuhan.Kadzālikal khurūj (begitulah terjadinya

kebangkitan), yakni seperti itulah, pada hari kiamat mereka akan

dihidupkan dan dikeluarkan dari kubur dengan hujan.20

Tidak terdapat Sababun Nuzul dari ayat-ayat yang terdapat di atas.

BAB III

KESIMPULAN

Arti “berkat” dalam bahasa Indonesia menurut kamus

Purwadarminta, adalahberkat: kurnia Tuhan yang mendatangkan

kebaikan bagi kehidupan manusia: misalnya, mudah-mudahan Tuhan

melimpahkan berkatnyakepada kamu sekalian, restu: pengaruh baik yang

didatangkan dengan perantaraan orang tua, orang suci dsb: Misalnya: Ia

selalu berdoa dan meminta berkatkepada orang tuanya yang telah

meninggal dan sebagainya..

Adapun ciri-ciri adanya berkat yaitu:Harta yang mempunyai berkat

ialah yang punya harta senang hati dengan hartanya hidup bahagia

dengan anak istrinya, rukun damai sekeluarga, ramah tamah dengan

orang sekampungnya, nasi dan makanan yang mempunyai berkah ialah,

yang memakannya sehat wal’afiat, puas, senang, dan bahagia sesudah

memakan nasi itu, barang yang mempunyai berkat kalau dibawa berjalan,

kita terhindar dari mara-bahayanya, terhindar dari berbagai kesulitan dan

kalau berperang selalu mendapat kemenangan.

20Al-Qur’an Digital

29

Page 30: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Dalil atau landasn hukum berkat yaitu Al-Qur’an surah Al-Araf:96,

137, Al-Qur’an surah Al-Imran:96, Al-Qashash:30, Al-An’am: 92 dan masih

banyak lagi.H.R Bukhari – lihat Fathul Bari XII – halaman 205,

Mashlahah dalam konsumsi dapat diperoleh apabila konsumen

mengonsumsi barang dan jasa yang bermanfaat dan mengandung

berkah. Semakin tinggi mashlahah, maka semakin besar pula konsumsi.

Tingkat harga akan berpengaruh negatif terhadap permintaan barang dan

jasa apabila tingkat mashlahahnya maksimum dalam konsumsi, maka

konsumen akan mencapai falah.

Terdapat dua pendekatan untuk mengetahui perilaku konsumen,

yaitu pendekatan mashlahah marginal dan pendekatan iso-mashlahah.

Kejujuran merupakan ajaran Islam yang mulia. Hal ini berlaku dalam

segala bentuk muamalah, lebih-lebih dalam jual beli karena di dalamnya

sering terjadi sengketa. Jual beli online adalah di antara jual beli yang

ditekankan adanya sifat kejujuran. Kejujuran inilah yang nantinya

mendatangkan keberkahan.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Siradjuddin, 40 Masalah Agama Jilid III, (Jakarta: Pustaka Tarbiyah,

1990).

Amin Riawan, Menggagas Manajemen Syariah, (Jakarta: Salemba Empat,

2010)

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas

Islam Indonesia Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia,

Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012).

Sentanu Erbe, The Science dan Miracle of Zona Ikhlas, (Jakarta: PT Elex

Media Komputindo,2008).

30

Page 31: Tafsir Ayat Ekonomi.docx

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, (Jakarta:Lentera Abadi,

2010).

Muhammad dan Lukman Fauroni, Visi Al-Qur’an tentang Etika Bisnis,

(Jakarta: Salemba Dinayah,2002).

Zakaria Arifin Zainal, Tafsir Inspirasi, (Medan: Duta Azhar, 2014).

Rivai Veithzal dan Buchari

Andi, Islamic Ekonomic, (Jakarta: PT Bumi Utara, 2009).

Karim A Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).

Qardhawi Yusuf, Halal dan Haram dalam Islam,

Al-Qur’an Digital

Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013).

http://staincurup.ac.id/berkah-menurut-ajaran-islam

http://www.ddhongkong.org/pengertian-harta-yang-berkah

https://chaliim.wordpress.com/2009/03/10/apakah-itu-barakah

31