t1 612010702 bab iii · 2014. 7. 22. · skematik dan pengkabelan seperti gambar 3.5. gambar 3.6....

17
13 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan perangkat keras akan dibahas mengenai perancangan dan perhitungan dari tiap modul yang digunakan serta keterangan mengenai modul yang digunakan tiap bagian, dan juga gambaran dari pengkabelan masukan dan keluaran pada PLC. Diagram kotak perangkat keras dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Diagram Kotak Perangkat Keras P L C TOMBOL MASUKAN MIXER KONVEYOR DRIVER PENUANG ADONAN MOTOR PENEKAN ADONAN DRIVER PINTU OVEN POWER AC MENYALAKAN OVEN PENDETEKSI SEKAT LOYANG LS ATAS PINTU OVEN SENSOR SUHU LS BAWAH PINTU OVEN LS ATAS PENUANG LS BAWAH PENUANG

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 13

    BAB III

    PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

    3.1 Pengantar

    Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian

    keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada

    perancangan perangkat keras akan dibahas mengenai perancangan dan

    perhitungan dari tiap modul yang digunakan serta keterangan mengenai modul

    yang digunakan tiap bagian, dan juga gambaran dari pengkabelan masukan dan

    keluaran pada PLC. Diagram kotak perangkat keras dapat dilihat pada Gambar

    3.1.

    Gambar 3.1. Diagram Kotak Perangkat Keras

    P

    L

    C

    TOMBOL MASUKAN

    MIXER

    KONVEYOR

    DRIVER PENUANG ADONAN

    MOTOR PENEKAN ADONAN

    DRIVER PINTU OVEN

    POWER AC

    MENYALAKAN OVEN

    PENDETEKSI SEKAT LOYANG

    LS ATAS PINTU OVEN

    SENSOR SUHU

    LS BAWAH PINTU OVEN

    LS ATAS PENUANG

    LS BAWAH PENUANG

  • 14

    3.2 Perancangan Perangkat Keras

    Perancangan perangkat keras akan dibahas pada setiap proses yang ada

    pada dasar sistem. yaitu meliputi pencampuran, penuangan, pencetakan, dan

    pengovenan. Proses – proses tersebut berjalan secara berurutan. Untuk

    memudahkan jalannya proses, maka peletakan mekanis harus diperhatikan. Pada

    bagian mekanik pencampuran adonan diletakkan pada bagian paling atas, supaya

    bisa dilakukan penuangan ke dalam box pencetak adonan. Box pencetak adonan

    diletakkan di bawah mekanik pencampuran adonan membentuk posisi L.

    Konveyor diletakkan memanjang di bawah box pencetak adonan, agar pencetak

    dapat mengisi lubang pada loyang. Bagian pengovenan diletakkan pada sebelah

    sisi kiri dari oven, tepat sesudah loyang keluar dari mesin pencetakan, untuk

    mempermudah pengambilan loyang setelah adonan dicetak. Bagian elektronis dan

    PLC, diletakkan dibawah meja pengovenan. Pemilihan COM keluaran PLC perlu

    diperhatikan, agar tidak menghabiskan banyak kabel dan konektor. Konfigurasi

    keluaran dengan pasangan COM ditunjukkan pada tabel 3.1.

    Tabel 3.1. Tabel Pasangan COM

    COM Pasangan COM

    0 Y0

    1 Y1

    2 Y2, Y3

    3 Y4,Y5

    4 Y6,Y7

    5 Y10,Y11

    6 Y12,Y13

    7 Y14,Y15,Y16,Y17

    8 Y20,Y21,Y22,Y23

    9 Y24,Y25,Y26,27

    Pada pasangan COM di atas terlihat bahwa COM7, COM8 dan COM9

    mempunyai keluaran yang lebih banyak. Maka COM dan pasangan keluaran yang

    akan digunakan adalah COM7, COM8 dan COM9. Dengan penjelasan yang

    ditunjukkan pada Tabel 3.2.

  • 15

    Tabel 3.2. COM yang dipakai dan Keterangan

    COM Keterangan

    7 pasangan keluaran Y17 dan Y15. Y17 digunakan untuk

    mengaktifkan sirene dan Y15 digunakan untuk menggerakkan

    pemotong adonan pada bagian mesin pencetak.

    8 pasangan keluaran Y20, Y21, Y22, Y23. Y20 digunakan

    untuk mengaktifkan motor konveyor. Y21 digunakan untuk

    mengaktifkan motor extruder. Y22 digunakan untuk

    mengaktifkan motor pencampur adonan. Y23 digunakan

    untuk mengaktifkan kompor listrik.

    9 pasangan keluaran Y24, Y25, Y26, Y27. Y24 dan Y25

    digunakan untuk mengaktifkan driver motor penuang adonan.

    Y26 dan Y27 digunakan untuk mengaktifkan driver motor

    pintu oven.

    3.2.1 Pencampuran Adonan

    Pada bagian pencampuran adonan digunakan motor AC 220 dengan

    kecepatan 1400 RPM. Motor ini digerakkan secara otomatis oleh PLC dengan

    pengkabelan seperti Gambar 3.2. Motor ini disambungkan pada bagian atas salah

    satu baling – baling pencampur. Seperti terlihat pada Gambar 3.3. Pencampur

    adonan akan bergerak saat tombol START yang terhubung pada bagian masukan

    PLC X0 ditekan. Sedangkan tombol STOP digunakan untuk menghentikan semua

    proses yang berjalan. Untuk pengkabelan tombol masukan terlihat pada Gambar

    3.4.

    Gambar 3.2. Konfigurasi Pengkabelan MOTOR AC

  • 16

    Gambar 3.3. Mekanik Pencampur Adonan

    (ukuran dalam mm)

    Gambar 3.4. Konfigurasi Pengkabelan Tombol Masukan

    Tombol START dan tombol STOP dalam perealisasiannya digunakan

    jenis tombol push on.

    3.2.2 Penuangan Adonan

    Gambar 3.5. Skematik dan Pengkabelan Penuang Adonan

  • 17

    Bagian penuangan adonan ini, akan menggerakkan mekanik pencampur

    adonan agar tertuang ke dalam box pencetak adonan. Untuk menggerakkan

    penuang ini, dibutuhkan motor DC dengan torsi yang besar, karena beban dari

    mekanik pencampur dan adonannya berat. Maka digunakan motor DC power

    window dengan catu daya menggunakan power supply yang biasa digunakan pada

    CPU (Central Processing Unit). Agar motor bisa bergerak 2 arah (naik-turun)

    pada perancangan ini digunakan driver motor menggunakan relay dengan

    skematik dan pengkabelan seperti Gambar 3.5.

    Gambar 3.6. Mekanik Penuang Adonan

    Gambar 3.7. Pengkabelan Limit Switch Penuang

    Agar bisa menuang adonan, bagian mekanik mixer diputar vertikal ke arah

    box pencetak adonan, dengan metode ulir. Bentuk mekanik metode ulir

    ditunjukkan pada Gambar 3.6. Untuk mendeteksi posisi awal mekanik penuang

  • 18

    dan posisi akhir saat berhenti untuk menuang digunakan limit switch yang

    dipasang pada bagian penyangga pencampur adonan. Bentuk pengkabelan

    ditunjukkan pada Gambar 3.7. Peletakan limit switch ditunjukkan pada Gambar

    3.8.

    Gambar 3.8. Peletakan limit switch

    3.2.3 Pencetak Adonan

    Bagian pencetak adonan ini terdiri dari beberapa komponen pendukung

    yaitu:

    1. Box Pencetak

    2. Konveyor

    3. Loyang dan Pendeteksi Loyang

    4. Pemotong adonan

    3.2.3.1 Box Pencetak Adonan

    Box Pencetak adonan ini mendorong adonan ke ujung keluaran box

    pencetak, menggunakan 2 buang motor DC dengan cara menggerakkan extruder

    (lihat Gambar 2.7) . Pengkabelan dari motor ditunjukkan pada Gambar 3.9.

    Bentuk mekanik dari box pencetak ditunjukkan pada Gambar 3.10

  • 19

    Gambar 3.9. Pengkabelan Motor Extruder

    Gambar 3.10. Mekanik Box Pencetak

    3.2.3.2 Konveyor

    Konveyor ini digerakkan oleh 1 buah motor DC dan menggunakan IC

    regulator untuk mengatur kecepatan dari konveyor. Pengkabelan ditunjukkan pada

    Gambar 3.11. Regulator yang digunakan menggunakan IC LT1083 dengan output

  • 20

    maksimal 12V, dengan bentuk untai seperti Gambar 3.12. Untuk menghitung nilai

    R1 dan R2 pada untai tersebut digunakan persamaan yang terdapat pada datasheet

    LT1083 yang ditunjukkan pada Persamaan 3.1.

    ���� = 1,25. �1 + ���...........................................................................(3.1)

    Gambar 3.11. Pengkabelan Motor Konveyor

    Gambar 3.12. Skematik Regulator LT1083

    Dengan menetapkan nilai R2 sebesar 5000 Ω, menggunakan potensio,

    dan Vout sebesar 12V , maka diperoleh nilai R1 sebesar

    12 = 1,25. �1 + �.���� �............................................................................(3.2)

    �1 = 581Ω

  • 21

    Nilai R1 sebesar 581Ω tidak terdapat di pasaran, untuk itu pada

    perancangan nilai R1 diganti dengan 560Ω.

    Pada bagian mekanik konveyor terdapat pembatas untuk memudahkan

    peletakan loyang. Bentuk konveyor ditunjukkan pada Gambar 3.13.

    Gambar 3.13. Mekanik Konveyor

    3.2.3.3 Loyang dan Pendeteksi Loyang

    Gambar 3.14. Bentuk Loyang

    Loyang yang digunakan untuk pencetak memiliki ukuran 30 x 30 cm.

    Dengan bentuk seperti Gambar 2.9, hasil dari perealisasian ditunjukkan pada

    Gambar 3.14. Untuk bisa mendeteksi loyang digunakan sensor infra merah

  • 22

    menggunakan modul dari Autonics dengan seri BYD-30DDT. Sensor ini memiliki

    kemampuan maksimal mendeteksi benda sejauh 10 sampai 30 mm. Keluaran dari

    sensor ini bisa langsung dihubungkan pada masukan PLC. Bentuk dari sensor ini

    terlihat pada Gambar 3.15. pengkabelan dari sensor ini ditunjukkan pada Gambar

    3.16.

    Gambar 3.15. Autonics BYD-30DDT

    Gambar 3.16. Pengkabelan Sensor

    Gambar 3.17. Letak Mekanik Sensor Inframerah

  • 23

    Sensor inframerah diletakkan di sebelah kiri dari box pencetak, dengan

    posisi mekanik seperti Gambar 3.17, agar mudah disesuaikan dengan ujung

    keluaran pencetak adonan dan loyang pencetak.

    3.2.3.4 Pemotong Adonan

    Gambar 3.18. Skematik dan Pengkabelan Pemotong Adonan

    Pemotong adonan ini bertujuan agar pada saat berhenti adonan tidak

    menetes keluar loyang pencetak. Pemotong adonan ini digerakkan oleh motor DC

    dengan bentuk skematik dan pengkabelan seperti Gambar 3.18. Mekanik adonan

    ini terletak diujung keluaran box pencetak adonan. Bentuk mekanik dari

    pemotong adonan ditunjukkan pada Gambar 3.19.

    Gambar 3.19. Mekanik Pemotong Adonan

  • 24

    3.2.4 Pengovenan Adonan

    Pada proses Pengovenan adonan, akan digunakan kompor listrik untuk

    memanaskan oven. Bentuk pengkabelan ditunjukkan pada Gambar 3.20.

    Gambar 3.20. Pengkabelan Kompor Listrik

    Gambar 3.21. Bentuk Thermocouple

    Untuk mendeteksi suhu di dalam oven digunakan Sensor thermocouple.

    Bentuk sensor dari thermocouple ini ditunjukkan pada Gambar 3.21. Keluaran

    dari sensor thermocouple berupa tegangan yang mempunyai sinyal sangat kecil

    yaitu pada suhu 300C sekitar ≈ 0,021 mV. Sedangkan untuk masukan analog

    dibutuhkan minimal 0,3mV untuk melakukan perubahan tiap 1 desimal. Nilai 0,3

    mV tersebut didapat dari perhitungan menggunakan Persamaan 3.3.

    �������� ���� �� = !"#$%&'(!)*+ ,16383 ...................................................(3.3)

    Dengan mengatur tegangan referensi (Vref) sebesar 5 volt pada program

    PLC, maka untuk setiap perubahan 1 desimal (VinPLC) mempunyai perhitungan

    sebagai berikut

    1 = !"#$%&'(� ,16383.................................................................................(3.4)

  • 25

    ���$/01( = ��2343......................................................................................(3.5) ���$/01( = 0.3 �

    Gambar 3.22 Sensor Thermocouple dan Untai penguat instrumentasi

    Gambar 3.23. Pengkabelan Penguat Instrumentasi ke Masukan Analog

    Untuk itu dibutuhkan penguat instrumentasi dengan jenis IC L1920 , untuk

    memperkuat sinyal keluaran Thermocouple. Bentuk untai ditunjukkan pada

    Gambar 3.22.

    Dengan menggunakan Persamaan 3.6, keluaran thermocouple akan

    diperkuat 1000x. dengan cara sebagai berikut:

    1000 = 67.68Ω9 + 1.......................................................................................(3.6) �: = 49.05Ω

    Karena tidak ada nilai 49Ω maka nilai RG ganti 50Ω dengan memasang

    100Ω secara paralel. Setelah keluaran sensor thermocouple diperkuat, maka

    langsung diumpankan pada bagian analog input pada PLC, dengan pengkabelan

    seperti Gambar 3.23.

  • 26

    Untuk menggerakkan pintu oven digunakan motor DC yang menggunakan

    driver motor agar bisa bergerak 2 arah (naik-turun). Bentuk untai dan

    pengkabelan ditunjukkan pada Gambar 3.24. Agar pintu oven berhenti pada titik

    yang ditentukan, maka digunakan limit switch dengan untai seperti Gambar 3.25.

    bentuk dari mekanik Oven dan peletakan sensor ditunjukkan pada Gambar 3.26.

    Gambar 3.24. Untai Driver motor Pintu Oven dan Pengkabelannya

    Gambar 3.25. Pengkabelan Limit Switch Pintu Oven

    Gambar 3.26. Mekanik Oven dan Peletakan Limit Switch

  • 27

    3.3 Perancangan perangkat lunak

    Tabel 3.3. Pengalamatan PLC

    Alamat Fungsi XO Tombol START X1 Tombol STOP X4 Limit Switch Penuang atas X5 Limit Switch Penuang Bawah X6 Limit Switch Pintu Oven Atas X7 Limit Switch Pintu Oven Bawah X10 Sensor Inframerah ID100 Masukan Thermocouple Y15 Motor Pemotong Adonan Y17 Mengaktifkan Sirene Y20 Motor Konveyor Y21 Motor Pencetak Y22 Motor Pencampur Y23 Mengaktifkan Kompor Listrik Y24 Driver Motor Penuang Y25 Driver Motor Penuang Y26 Driver Motor Pintu Oven Y27 Driver Motor Pintu Oven M0 Alamat Untuk Menyimpan X0 M1 Alamat Untuk Menyimpan T100 M2 Alamat Untuk Menyimpan X4 M3 Alamat Untuk Menyimpan X5 M4 Alamat Untuk Menyimpan T1 M6 Alamat Untuk Menyimpan X10 M7 Alamat Untuk Menyimpan C0 M9 Alamat Untuk Menyimpan T104 M13 Alamat Untuk Menyimpan T0 M20 Alamat Untuk Menyimpan X0 M22 Alamat Untuk Menyimpan X6 M23 Alamat Untuk Menyimpan X7 M60 Alamat Untuk Menyimpan D1 T0 Mengatur waktu nyala Pencampur Adonan T1 Mengatur waktu Proses Penuangan T2 Mengatur waktu tunggu sedikit ada adonan T4 Mengatur waktu konveyor dan extruder untuk berhenti

    sebentar setelah proses Pencetakan T103 Mengatur waktu gerak motor extruder sesaat T104 Mengatur waktu lama pengovenan T109 Mengatur waktu nyala sirene T5 Mengatur waktu gerak Pemotong Adonan D1 Menyimpan Nilai Decimal saat suhu 1000C C0 Counter sekat loyang

  • 28

    START

    JALANKAN MOTOR PENCAMPUR ADONAN

    JALANKAN TIMER PENCAMPUR

    MENUANG ADONAN

    APAKAH SUDAH 3 MENIT?

    JALANKAN EXTRUDER 10 DETIK

    JALANKAN KONVEYOR

    APAKAH TERDETEKSI SEKAT LOYANG?

    JALANKAN EXTRUDER

    APAKAH TERDETEKSI SEKAT LOYANG?

    MATIKAN KONVEYOR DAN EXTRUDER 2 DETIK

    TIDAK

    YA

    YATIDAK

    END

    APAKAH ADA PENEKANAN TOMBOL

    STOP?YA

    TIDAK

    KOMPOR MENYALA

    APAKAH SUDAH 100 0C?

    PINTU OVEN TERBUKA

    KOMPOR MATI

    APAKAH SEKAT SUDAH 16?

    PINTU OVEN TERTUTUP

    APAKAH SUDAH 30 MENIT?

    PINTU OVEN TERBUKA

    NYALAKAN SIRENE

    APAKAH SUDAH 5 DETIK?

    APAKAH SUHU MASIH 1000C?

    KOMPOR MENYALA

    APAKAH SUDAH 30 MENIT?

    TIDAK

    YA

    TIDAK

    YA

    YA

    TIDAK

    TIDAK

    TIDAK

    YA

    YA

    TIDAK

    YA

    TIDAK

    YA

    START

    END

    YA

    Berikut akan dibahas mengenai perancangan perangkat lunak yang dimulai

    dengan memilih jalur alamat masukan dan jalur alamat keluaran seperti Tabel 3.1.

    Program yang digunakan untuk merealisasikan pembuatan perangkat lunak

    adalah XCP-PROV3.3. Perancangan perangkat lunak ini dijelaskan dengan

    diagram alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.27.

    PROSES PENCETAKAN PROSES PENGOVENAN

    (a) (b)

    Gambar 3.27. (a) Diagram Alir Proses pencampuran, penuangan dan

    pencetakan. (b) Diagram alir Pengovenan

    Pada saat tombol START (X0) ditekan, PLC akan menggerakkan motor

    pencampur adonan (Y22 aktif) selama 30 menit dengan cara mengatur nilai K

    pada T0 sebesar 100 x 600 detik x 30 menit = 1800. Setelah dilakukan

  • 29

    pencampuran, kemudian PLC akan menuang adonan ke dalam box pencetak

    adonan, dengan mengaktifkan driver motor ( Y24 ’ON’dan Y25 ‘OFF’) Saat

    proses penuangan berhenti (PLC mendeteksi limit switch penuang bawah, X5)

    pada titik yang ditentukan, driver motor penuang adonan akan berhenti (Y24

    ‘OFF’ dan Y25 ‘OFF’) selama 5 menit dengan mengatur nilai K pada T1 sebesar

    100ms x 600 detik x 5 menit = 300.

    Setelah proses penuangan adonan selesai, PLC akan menggerakkan motor

    extruder (Y21 aktif) selama 10 detik dengan mengatur nilai K pada T103 sebesar

    10 x 100 detik = 1000. Setelah menjalankan motor pencetak, PLC akan

    menggerakkan motor konveyor (Y20 aktif). Saat dideteksi ada sekat loyang (PLC

    mendeteksi masukan sensor inframerah), PLC akan menggerakkan motor extruder

    (Y21 aktif) sampai sudah tidak terdeteksi masukan inframerah. Apabila sudah

    tidak terdeteksi masukan infra merah, motor extruder dan motor konveyor akan

    berhenti selama 2 detik, dengan mengatur nilai K pada T4 sebesar 100 x 20=

    2000. Pada saat motor extruder dan motor konveyor berhenti selama T4, PLC

    akan menggerakan motor pemotong adonan selama 2 detik dengan cara mengatur

    nilai K pada T5 sebesar 100 x 20= 2000. Proses tersebut dilakukan berulang

    sampai ada penekanan tombol STOP (PLC mendeteksi masukan X1) dan sistem

    berhenti.

    Pada proses pengovenan, saat ditekan tombol PLC akan mengaktifkan

    kompor listrik (Y23 ‘ON’) dan mendeteksi suhu oven (cek nilai ID100), apabila

    sudah mencapai suhu 1000C PLC akan membuka pitu oven dengan cara

    mengaktifkan driver motor pintu oven (Y26 ‘ON’, Y27 ‘OFF’) dan kompor listrik

    dimatikan (Y23 ‘OFF’). Proses hidup-mati kompor listrik dilakukan berulang –

    ulang tergantung pada suhu oven (apabila suhu lebih dari 1000C kompor mati

    kurang dari 100 kompor hidup). Kemudian apabila sensor infra merah sudah

    mendeteksi sekat sebanyak 16x (counter C0 bernilai 16), maka pintu oven akan

    tertutup (Y26 ‘OFF’ , Y27 ‘ON’). Loyang dipanaskan selama 30 menit dengan

    mengatur nilai T104 sebesar 180000. Apabila sudah 30 menit, pintu oven terbuka

    dan PLC mengaktifkan sirene/alarm (Y17 ‘ON’) selama 2 detik.