swara prioritasprioritaspendidikan.org/file/edit_-_swara_prioritas_ed_7.pdf · swara prioritas...
TRANSCRIPT
07 April-Juni 2014
Edisi
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan
Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Kegiatan Lokakarya Praktik yang Baik USAID PRIORITAS Jatim mendapat perhatian khu-
sus Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf. Ia sangat berantusias memenuhi undangan kegiatan
bidang pendidikan. ”Saya paling senang diundang USAID PRIORITAS karena saya bisa bertemu
para guru kreatif. Saya menjunjung tinggi profesi guru. Sebab, menurut saya, pekerjaan paling
mulia adalah guru.” Demikian kata pembuka sambutan pria yang akrab dipanggil Gus Ipul itu saat
menghadiri acara Lokakarya Praktik yang Baik Provinsi Jatim di Hotel Bumi, Surabaya (30/4).
(Bersambung hal 2)
www.prioritaspendidikan.org
SWARA PRIORITAS Media Informasi Pendidikan Jawa Timur
Wagub Jatim Saifullah Yusuf (kiri) dan Konjen AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate (kanan) mengamati penjernih air seder-
hana buatan siswa SMPN 4 Mejayan, Madiun, pada Lokakarya Praktik yang Baik Provinsi Jatim (30/4).
Halaman 4
Halaman 6
Wagub dan Konjen AS Kagum pada
Alat Penjernih Air Sederhana Buatan Siswa
Siswa SMPN 1 Kemlagi
memiliki ide cemerlang
dengan membuat penam-
pang sel dari bola bekas
dan plastisin. Kreativitas
ini muncul karena
keterbatasan alat untuk
melihat penampang sel
yang sebenarnya.
Penampang Sel
dari Bola Bekas
Wildari Kini
Berani Tampil
di Depan Kelas
Wildari, salah satu siswa
ABK Kelas 3 di SDN
Bondoyudo 02, Lumajang,
ini selalu menangis dan
minder dengan teman-
temannya. Namun, berkat
pembiasaan guru menerap-
kan PAKEM, kini Wildari
percaya diri tampil di de-
pan kelas.
Swara Prioritas Edisi 7, April-Juni 2014 2
Wagub dan Konjen AS Kagum pada Alat Penjernih
Air Sederhana Buatan Siswa (Sambungan dari hal 1)
Saat mengunjungi stan pameran pendidikan pada acara loka-
karya, Gus Ipul yang didampingi oleh Konjen AS di Surabaya Joaquin F.
Monserrate tampak serius mengamati setiap hasil karya siswa. Salah
satunya, alat penjernih air sederhana buatan siswa SMPN 4 Mejayan,
Madiun. ”Alat ini penting karena dalam kondisi saat ini kita sudah sangat
kesulitan mendapatkan air bersih,” ungkap Gus Ipul.
Joaquin penasaran dan mencoba mengoperasikan alat terse-
but. Saat air yang berwarna cokelat dituangkan ke dalam alat penjernih
air sederhana seketika keluar dari saluran dan berubah menjadi bening, ia
kagum. ”Wah…..hebat ya, bagaimana cara kerjanya?” Joaquin pun terta-
rik untuk mempelajarinya. Kegiatan lokakarya ini dihadiri oleh seluruh
kepala daerah dan pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan dari
15 kabupaten mitra USAID PRIORITAS Jatim, yang meliputi 8 wilayah
kerja USAID DBE (Kab. Sidoarjo, Kab. Bangkalan, Kab. Sampang, Kab.
Bojonegoro, Kab. Tuban, Kab. Pasuruan, Kab. Nganjuk, Kota Mojo-
kerto) serta 7 wilayah kerja USAID PRIORITAS Kohor 1 dan 2 (Kab.
Madiun, Kab. Pamekasan, Kab. Blitar, Kab. Situbondo, Kab. Mojokerto,
Kab. Lumajang, Kab. Ngawi).
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dr Femmy Eka Kartika Putri
selaku asisten Deputi Urusan Pendidikan Dasar, PAUD, dan Pendidi-
kan Masyarakat Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
(Kemenkokesra) dan Dr Didik Suhardi selaku direktur Pembinaan
SMP Dirjen Diknas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud).
Dalam sambutannya, Femmy mengungkapkan manfaat besar
dari program USAID PRIORITAS. ”Saya baru saja mengikuti kegiatan
USAID PRIORITAS bersama dengan LPTK. Saya melihat manfaat yang
besar yang didapatkan oleh para dosen dari pelatihan-pelatihan yang
dikembangkan oleh USAID PRIORITAS,” terangnya.
Sementara itu, Didik menguraikan keselarasan program
USAID PRIORITAS terhadap pelaksanakan kurikulum 2013.
”Pelatihan yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS
sejalan dengan penerapan kurikulum 2013 sehingga hal ini membantu
guru untuk terbiasa menerapkan kurikulum 2013 melalui pembelajaran
sehari-hari,” terangnya. (Dkd)
(Kiri): Para pelaku pendidikan yang sukses mengembangkan program USAID PRIORITAS di wilayahnya berbagi praktik yang baik saat lokakarya
di Surabaya. Dari kiri-kanan, Mustain Baladan (Kadispendik Kab. Sidoarjo), Fathorrahman (Kadispendik Kab. Situbondo), M. Jais (komite sekolah
dari Kab. Mojokerto), Tri Sulistini (moderator), Aswari (kepala SDN Krajan 2 Madiun), Binti Mualifah (guru MTsN Jambewangi, Kab. Blitar), dan
Elsa Imaningtyas (SMPN 4 Mejayan, Madiun). (Kanan): Wagub Jatim Gus Ipul dan Konjen AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate bersama-sama
membuka lokakarya di Surabaya.
Manfaatkan Fungsi Pengawas
”Memang tidak mudah mempertahankan implementasi program USAID PRIORITAS yang
sudah dilakukan, terutama di sekolah. Banyak yang bilang, jika berakhir programnya, be-
rakhir pula implementasinya di sekolah. Namun, tidak demikian dengan Kabupaten Si-
doarjo. Untuk mempertahankan apa yang sudah diraih dan meningkatkannya lagi, Dinas
Pendidikan Kab. Sidoarjo memanfaatkan peran pengawas. Sesuai tupoksinya sebagai
kepanjangan tangan dinas, pengawas akan menjaga keberlangsungan dan mengawasi kuali-
tas pembelajaran di sekolah. Pengawas juga akan memberikan teguran apabila sekolah lalai
dalam menjaga kualitas pembelajaran.” (Dkd)
Drs Mustain MPdI
Kadispendik Kab. Sidoarjo
Swara Prioritas Edisi 7, April-Juni 2014 3
Pemprov Jatim Siap Turun ke Kabupaten Fasilitasi Diseminasi
Pada 29 April 2014 di Hotel
Bumi, Surabaya, dihelat lokakarya
perencanaan dan koordinasi kebijakan
sektor pendidikan antara Pemprov
Jawa Timur dan pemkab mitra USAID
PRIORITAS. Kegiatan yang dihadiri
oleh pemangku kepentingan di bidang
pendidikan dari lima kabupaten mitra
USAID PRIORITAS Kohor 1 dan pe-
jabat Pemprov Jatim ini memiliki 2
tujuan. Pertama, berbagi pelaksanaan
program praktik yang baik setiap kabu-
paten kepada pemerintah provinsi Jawa
Timur yang meliputi tantangan, keber-
hasilan, dan dukungan (dana, sumber
daya manusia dan regulasi daerah).
Kedua, menyinergikan pelaksanaan
praktik yang baik yang sudah dilakukan
oleh kabupaten mitra dengan kebijakan
pemerintah provinsi. Ke depan praktik-
praktik yang baik yang sudah dilaksanakan
hingga ke tingkat sekolah dapat terus diper-
tahankan meskipun program USAID PRIORI-
TAS telah berakhir. Pemprov Jatim sangat
mendukung penyebarluasan praktik yang baik
yang sudah dikembangkan oleh USAID PRI-
Imam Khusnadi Dahlan (kiri) dari Pemprov Jatim
menyampaikan dukungannya terhadap program
USAID PRIORITAS pada lokakarya perencanaan
dan koordinasi kebijakan sektor pendidikan di Ho-
tel Bumi, Surabaya (29/4).
ORITAS dan siap turun ke daerah
membantu sosialisasi diseminasi. Hal
ini ditegaskan oleh Adji Arnowo,
Kasubag Kerja Sama Lembaga Inter-
nasional Biro Kerja Sama Sekretaris
Daerah Provinsi Jatim. Sementara itu,
Imam Khusnadi Dahlan yang mewakili
Pemprov Jatim mengungkapkan bahwa
Pemprov Jatim mendukung penuh
kegiatan yang sudah dilakukan oleh
USAID PRIORITAS.
”Kami sudah beberapa kali
bertandang ke kabupaten mitra
USAID PRIORITAS dan berdialog
dengan pelaku pendidikan terkait.
Mereka semua mengatakan menerima
manfaat yang besar dari pelatihan yang
dilaksanakan oleh USAID PRIORI-
TAS,” terangnya. (Mab)
Sssssstt…….. Dilarang Berbicara saat Membaca Senyap
Ada hal menarik ketika pelatihan untuk pelatih
tingkat Provinsi Jawa Timur praktik yang baik di SD/MI
untuk modul 2 bagi fasilitator daerah mitra USAID PRIOR-
ITAS dan LPTK. Kegiatan yang berlangsung di Kediri pada
3-9 Mei 2014 ini, di sesi membaca senyap pada pelaksanaan
Unit 14a tentang Program Budaya Membaca, seluruh pe-
serta dan fasilitator tanpa kecuali melakukan aksi tutup
mulut dengan mulut diplester selama 15 menit.
”Kegiatan aksi tutup mulut ini dilakukan sebagai
upaya mendukung kegiatan membaca senyap. Kondisi
pelatihan juga harus senyap,” tegas Supiono, fasilitator SD
dari Kabupaten Situbondo. Hasilnya, peserta lebih rileks
dan konsentrasi saat memasuki sesi membaca senyap.
Sri Astuti SPd, MPd, pengawas TK SD UPTD Kec.
Panji, Kab. Situbondo, yang menjadi salah satu peserta
mengungkapkan, selama 15 menit ia telah menyelesaikan
membaca hampir satu buku. ”Suasana yang tenang dan
senyap ternyata sangat mendukung saya untuk lebih ber-
konsentrasi membaca,” ungkapnya.
Tidak hanya sekadar membaca, kegiatan ini di-
lakukan agar setiap pembaca memperoleh manfaat dari apa
yang dibacanya. Dampak kegiatan ini sungguh luar biasa.
Ketika dilakukan diskusi setelah kegiatan membaca senyap
ini, banyak peserta mampu menyampaikan isi, hal menarik,
(Kiri): Peserta pelatihan memilih buku
tanpa bersuara. (Kanan): Sssssstt……
larangan berbicara saat sesi membaca
senyap.
dan ide-ide baru dari buku yang dibacanya. Dampak pelatihan ini di
sekolah juga terlihat. Sekolah mitra USAID PRIORITAS yang telah
mengikuti pelatihan ini langsung mengaplikasikannya di sekolah. Sep-
erti yang terlihat di SMPN 1 Sanan Kulon, Kab Blitar. Sejak Agustus
lalu, sekolah tersebut telah menerapkan program membaca di ling-
kungan sekolah dan kelas. Pojok baca mulai terlihat di setiap kelas.
Perpustakaan juga mulai aktif mempromosikan buku-buku baru
koleksi perpustakaan agar siswa tertarik untuk meminjam. (Sup)
4 Swara Prioritas Edisi 7, April-Juni 2014
Sering kita melihat siswa
gemetaran atau malu-malu saat diminta
guru membacakan puisi di depan kelas.
Terkadang mereka hanya sekadar mem-
baca tanpa makna. Inilah yang membuat
Muhamad Arafik, dosen Universitas Negeri
Malang (UM), memilih tema mengajarkan
puisi dengan menyenangkan pada siswa
kelas V SDN Tanjunganom 2, Nganjuk, saat
praktik mengajar pada pelatihan pelatih
tingkat Provinsi Jatim, praktik yang baik
dalam pembelajaran dan manajemen SD/MI
(Modul 2) bagi fasilitator daerah kohor 1
dan LPTK di Kediri (4-9 Mei 2014).
Dosen bahasa Indonesia ini men-
jelaskan, dirinya seringkali mengamati guru
memberikan perintah kepada siswa untuk
membaca puisi dengan lantang dan bermak-
na, sementara gurunya sendiri tidak men-
jadikan dirinya sebagai model. ”Kalau
gurunya tidak memberikan contoh
bagaimana membaca puisi dengan baik dan
benar, jangan salahkan siswanya bila cara
membaca puisinya asal-asalan. Karena si
guru hanya berdiri di depan kelas dan menyuruh
siswa, sementara dirinya sendiri tidak mem-
berikan model bagaimana membaca puisi dengan
ekspresif namun menyenangkan,” ungkapnya.
Pagi itu Arafik membagi siswa menjadi
6 kelompok. Arafik kemudian membagikan lem-
baran puisi kepada setiap kelompok. Masing-
masing kelompok diberikan beberapa tugas. Di
antaranya, setiap siswa secara berpasangan sal-
ing membacakan puisi dan saling menanggapi
penampilan temannya. Selanjutnya siswa belajar
membawakan puisi dengan improvisasi.
Tidak hanya itu, siswa juga diajak ber-
main kata-kata. Siswa secara berkelompok
diminta memasangkan gambar dan syair serta
mengidentifikasi kata tidak baku. Dari kata tidak
baku tersebut, secara berkelompok siswa dimin-
ta mencari kata bakunya di Kamus Bahasa Indo-
nesia.
Dari kata baku yang ditemukan, siswa
diminta membuat kalimat baru. Selain itu, Arafik
melakukan pemodelan. Dengan gaya ”gila” ala
Arafik (begitu ia menyebutnya), ia ingin menun-
jukkan bahwa membaca puisi perlu totalitas.
”Kalau puisinya sedih, ya raut wajah benar-benar
menunjukkan ekspresi kesedihan. Kalau tema
puisinya gembira, kita bahkan boleh membaca
puisi sambil tertawa terbahak-bahak,” ungkapnya.
Arafik kemudian membacakan puisi
bertema bencana alam. Raut wajah Arafik me-
nyiratkan kesedihan ketika ia bertutur tentang
banyaknya bencana alam di Indonesia. Bahkan,
Arafik bersujud dan berteriak saat ia meminta
pertolongan Tuhan. Totalitas Arafik membawak-
an puisi membuat para siswa kagum sekaligus
tertawa. ”Gaya puisinya seperti orang gila, tapi
saya suka gurunya,” celetuk salah satu siswa.
Berkat permodelan Arafik, siswa yang
ditunjuk untuk membaca puisi di depan kelas
menjadi tidak malu-malu lagi. Beberapa bahkan
sudah menunjukkan bakat terpendamnya. Arafik
bangga telah berhasil menggali bakat siswa dalam
membacakan puisi. Di akhir pelajaran, Arafik dan
seluruh siswa pun berteriak kompak, ”Membaca
puisi is easy!” (Dkd)
Melihat langsung
penampang sel dari
tumbuhan tidak
mudah. Karena bentuknya
yang sangat kecil, dibutuhkan mikroskop
atau alat khusus lainnya. Namun, siswa
kelas VIIE SMPN 1 Kemlagi, Kabupaten
Mojokerto, punya cara untuk memper-
lihatkan wujud penampang sel pada tum-
buhan. Mereka menggunakan bola bekas
untuk membuat alat peraga penampang
sel tumbuhan. Bola bekas yang terbuat
dari plastik diiris seperempatnya.
Kemudian bagian yang diiris tadi diberi
tutup stirofom. Selanjutnya dengan
menggunakan play dough (plastisin) dan
kain flannel warna-warni, siswa mulai
membuat bagian-bagian sel dengan warna-
warna yang berbeda.
Hasilnya, siswa lebih mudah
mempelajari penampang sel tumbuhan
dan bagian-bagiannya. Siswa juga lebih
mudah mengingat bagian-bagian sel.
Ariftika dan M. Zulfikar, siswa
kelas VIIE, dengan mudah bisa menyebut-
kan 9 bagian sel tumbuhan. ”Saya hafal
karena saya yang membuatnya,” ungkap
Ariftika gembira. Sementara itu, M. Zul-
fikar mengaku jadi ketagihan membuat
Dari kiri-kanan: Ekspresi Muhamad Arafik, dosen Universitas Negeri Malang (UM), saat membacakan puisi tentang bencana alam saat praktik
mengajar di SDN Tanjunganom 2, Kabupaten Nganjuk (7/5).
alat peraga. ”Saya dan teman-teman be-
rencana akan membuat alat peraga sel
lainnya,” ujarnya. (Dkd)
Ariftika dan M. Zulfikar memamerkan penampang
sel dari bola bekas buatan mereka.
Membaca Puisi dengan Totalitas
Penampang Sel dari Bola Bekas
5 Swara Prioritas Edisi 7, April-Juni 2014
Suasana Pembelajaran Sangat Mengesankan!
Catatan Kunjungan Ibu Femmy ke SMPN 1 Gedeg, Mojokerto
Suasana kelas VII C SMPN 1 Gedeg, Kab. Mojokerto, pagi itu
riuh. Beberapa siswa berteriak sambil membawa spanduk dan mengenakan
ikat kepala, ”Turunkan Pak Lurah……copot Pak Lurah!” Femmy Eka Karti-
ka Putri, asisten Deputi Urusan Pendidikan Dasar, PAUD, dan Pendidikan
Masyarakat Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
(Kemenkokesra), yang saat itu (22/5) berkunjung ke SMPN 1 Gedeg pen-
asaran dengan riuhnya kelas VII C.
Pagi itu, pelajaran IPS bertopik kebebasan berpendapat. Kelas VII
C sedang melakukan sosio drama tentang hal tersebut. Ada yang berperan
sebagai Pak Lurah, Bu Lurah, dan masyarakat desa. ”Skenarionya, masyara-
kat desa kurang simpatik dengan kesombongan Bu Lurah. Akhirnya seluruh
masyarakat desa bersatu melakukan demo menuntut Pak Lurah mundur
demi kebaikan bersama,” terang Ibu Sumarni, guru IPS yang saat itu
mengajar di kelas VII C.
Ibu Femmy pun bersemangat mengikuti jalan cerita sosio drama
tersebut hingga selesai. ”Bagaimana kalau dramanya menggunakan bahasa
Jawa, pasti lebih menarik. Warisan budaya Indonesia, salah satunya bahasa,
perlu juga dilestarikan. Kalian sebagai generasi penerus bangsa wajib me-
lestarikannya,” ungkap Bu Femmy bersemangat. Sosio drama pun berlanjut
dengan lebih menarik karena menggunakan bahasa Jawa.
Ibu Femmy dan tim Kemenkokesra begitu terkesan dengan sua-
sana lingkungan dan pembelajaran di SMPN 1 Gedeg, Kab. Mojokerto, salah
satu sekolah mitra USAID PRIORITAS.
Bapak Subeki, guru SMPN 1 Gedeg, mengungkapkan bahwa
cukup banyak perubahan yang terjadi di sekolahnya pasca pelatihan dan
pendampingan yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS. ”Awalnya memang
terasa berat saat implementasi di kelas. Namun, kami merasakan
manfaatnya setelah beberapa kali mempraktikkannya. Apalagi menyongsong
pelaksanaan kurikulum 2013, konsep CTL yang dikembangkan oleh USAID
PRIORITAS sangat membantu kami,” ungkapnya. ”Kami berkunjung ke
SMPN 1 Gedeg ini untuk melihat secara langsung sejauh mana program
USAID PRIORITAS dibutuhkan dan efektif dikembangkan oleh sekolah.
Kami melihat SMPN 1 Gedeg ini luar biasa. Meski sekolah ini lokasinya jauh
di pedesaan, namun kualitas pembelajarannya tidak kalah dengan sekolah di
perkotaan,” tegas Ibu Femmy.
Hal yang sama dikemukakan oleh Bapak Abdi Rizal dari Kemen-
kokesra. ”Suasana pembelajaran di sekolah ini mengingatkan saya pada pem-
belajaran di sekolah anak saya di Jakarta. Tapi, sekolah ini banyak me-miliki
kelebihan. Sekolahnya asri dan teduh, lingkungan belajar nyaman dan kondu-
sif. Sekolah seperti ini jarang ditemukan di kota,” terangnya.
Bapak Sumarsono, kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Umum
Dinas Pendidikan, Kab Mojokerto, mengungkapkan, untuk tahun
anggaran 2014-2015, pihaknya telah menganggarkan dana sebanyak
Rp 250 juta untuk diseminasi program USAID PRIORITAS di wilayah
nonmitra. ”Keputusan ini diambil setelah melihat efektivitas dan dam-
pak positif dari program USAID PRIORITAS di Kab. Mojokerto,”
terangnya.
Setelah berkunjung ke SMPN 1 Gedeg, rombongan tim
Kemenkokesra bertemu dengan Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof Dr H Abd A'la MAg. Dalam sam-
butannya, Bapak A’la mengungkapkan pelatihan untuk sekolah lab
mitra UIN Sunan Ampel sangat membantu mahasiswa yang akan
melakukan praktik pengalaman lapangan (PPL). ”Para guru sekolah lab
yang telah dilatih oleh USAID PRIORITAS tentunya akan menularkan
ilmunya kepada mahasiswa UIN Sunan Ampel yang sedang melakukan
PPL di sekolah lab. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menghasilkan
lulusan UIN Sunan Ampel yang lebih berkualitas,” ungkapnya. (Dkd)
(Atas): Ibu Femmy saat berdialog dengan siswa kelas VII SMPN 1
Gedeg, Kab. Mojokerto, yang sedang melakukan praktik IPA di lab.
(Kanan): Ibu Femmy berdiskusi dengan rektor UIN Sunan Ampel
Surabaya dan Ibu Mimy Santika dari USAID Jakarta.
6
Ortu Swadana Datangkan Guru Khusus Tangani ABK
Swara Prioritas Edisi 7, April-Juni 2014
Wildari Kini Berani Tampil di Depan Kelas
SDN Kutorenon 02, Kabupaten Lumajang, memiliki sepuluh
siswa yang merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK). Kebijakan
pemerintah yang mewajibkan setiap sekolah tidak diperbolehkan menolak
siswa ABK berdampak pada peminat siswa ABK yang bersekolah cukup
tinggi.
Kepala SDN Kutorenon 02 Henry Syaifullah SPd perlu mengam-
bil langkah agar siswa ABK tetap mendapatkan hak belajar yang sama
dengan siswa lainnya. Namun, ia mengakui bahwa kemampuan para
gurunya untuk menangani siswa ABK masih sangat terbatas. Meski
demikian, setelah bermitra dengan USAID PRIORITAS dan mendapat
kesempatan berkunjung ke sekolah mitra USAID DBE di Nganjuk dan
Sidoarjo, ia semakin termotivasi untuk menjadikan sekolahnya lebih baik.
Tak hilang ide, Henry kemudian berdiskusi dengan komite
sekolah dan orang tua siswa yang tergabung dalam paguyuban kelas.
”Ternyata mereka juga memiliki semangat yang tinggi untuk memajukan
siswa ABK yang bersekolah di sini,” terangnya. Apalagi, Ketua Komite
Sekolah Ari Gunawan sangat mendukung rencana ini.
Ketua komite sekolah kemudian mengumpulkan paguyuban
kelas untuk berembuk. Sadar akan lemahnya kemampuan guru dalam
menangani siswa ABK, dari hasil pertemuan tersebut paguyuban kelas
setuju untuk mengeluarkan dana mandiri khusus guna menangani siswa
ABK. Para orang tua rela iuran secara swadana untuk mendatangkan 2
guru dari SDLB yang khusus memberikan pendampingan pembelajaran
selama 2 kali dalam seminggu setiap Rabu dan Kamis.
Para orang tua yang tergabung dalam paguyuban kelas juga
membuat jadwal piket di sekolah setiap hari. Tugasnya, membantu guru
dalam mempersiapkan kebutuhan pembelajaran siswa dan membantu
siswa ABK dalam proses pembelajaran.
Ternyata upaya ini memberikan kemajuan belajar yang signi-
fikan pada siswa ABK. Tidak hanya terbatas dalam pelajaran, siswa ABK
juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan minat
dan bakatnya dalam bidang kesenian. Menurut Henry, minat
bakat siswanya harus dikembangkan untuk meningkatkan
kreativitas anak. Minat bakat anak dikembangkan berdasar
talenta yang dimiliki oleh masing-masing anak. Ternyata
siswa ABK juga memiliki talenta di bidang puisi, tari, dan
seni drama. Ada tujuh siswa yang menyukai seni tari dan
drama serta tiga siswa lain yang berminat di bidang puisi.
Dengan pembinaan yang sesuai minat dan bakat
mereka, ternyata rasa percaya diri mereka semakin ber-
tambah dan termotivasi untuk sekolah. Bahkan, ada siswa
ABK yang prestasi akademiknya naik. Ia mampu mencapai
prestasi pembelajaran dan masuk sepuluh besar di kelas IV.
(Rad)
Kepala SDN Kutorenon 02 Henry Syaifullah SPd memiliki se-
mangat yang tinggi untuk memajukan siswa ABK. Tampak Hen-
ry bersama para siswa ABK.
Widari (berdiri) didampingi guru saat diminta presentasi
di depan kelas. Kini Wildari sudah berani tampil di depan
kelas. Dulu Wildari selalu menangis dan minder apabila
diminta maju di depan kelas.
Wildari dulu bukanlah anak yang ceria. Salah satu siswa ABK kelas 3 di
SDN Bondoyudo 02, Kecamatan Sukodono, Lumajang, ini selalu menangis dan
minder dengan teman-temannya. Berbagai cara telah ditempuh oleh Eko Arin-
ingsih, guru kelas 3 SDN Bondoyudo 02, agar Wildari semangat belajar dan mau
berbaur dengan teman-temannya, namun belum berhasil. Setelah mengikuti
pelatihan PAKEM dari USAID PRIORITAS, guru yang akrab dipanggil Bu Eko itu
benar-benar mendapatkan pencerahan. ”Saya terapkan pembelajaran PAKEM di
kelas. Siswa duduk berkelompok dan saya biasakan setiap siswa wajib
melakukan presentasi di depan kelas, termasuk Wildari,” ungkapnya.
Ternyata, upaya yang dilakukan Eko membawa hasil. Pelan-pelan Wil-
dari berani maju di depan kelas. Ia mulai bergaul dan mau mengobrol dengan
teman-temannya. Bahkan, ketika karyanya dipajang di kelas, senyum Wildari
merekah bangga. Kini Wildari mulai berani tampil di acara seni dan karnaval di
sekolahnya. Dalam pembelajaran, Wildari juga mulai lancar membaca dan dapat
mencerna materi pembelajaran dengan baik. (Rad)
7
Pemilihan Sekolah Praktik
yang Baik di Wilayah Mitra
USAID PRIORITAS Jatim
Swara Prioritas Edisi 7, April-Juni 2014
Seuntai Kata
Salam Pendidikan!
Selamat berjumpa kembali
di Swara PRIORITAS Jatim Edisi ke-
7. Semoga semua selalu dalam lin-
dungan Allah SWT dan dalam kondi-
si yang sehat serta tetap semangat.
Tak terasa, kita sudah bekerja sama
dalam tahun ke-3. Banyak peru-
bahan yang terjadi pada kualitas
pembelajaran, manajemen, dan
koordinasi antarinstitusi.
Tak ada kata yang pantas
terucap selain ucapan terima kasih.
Atas dukungan dan dukungannya sehingga seluruh kegiatan
berjalan dengan lancar. Saat ini kita sedang memasuki
rangkaian pelatihan Modul 2. Di Modul 2 ini, semua materi
dan kegiatan sangat membantu dan memperkuat pemaham-
an pendidik tentang implementasi kurikulum 2013 sehingga
hal ini sejalan dengan program pemerintah terkait imple-
mentasi kurikulum 2013.
Dalam Modul 2 juga terdapat materi menarik
lainnya, yakni literasi. Sadar akan rendahnya budaya mem-
baca di Indonesia, diharapkan dengan adanya materi ini
sekolah-sekolah mitra memiliki inisiasi untuk meningkatkan
minat membaca di sekolah masing-masing.
Ke depan masih banyak agenda kegiatan yang
akan kami lakukan bersama dengan mitra. Kami atas nama
USAID PRIORITAS Jawa Timur selalu berharap agar kerja
sama ini dapat terjalin dengan baik dan bersama–sama
mengantarkan guru memfasitasi peserta didik mereka men-
jadi anak yang cerdas, bermartabat, dan berkualitas.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada
tim teknis provinsi dan tim teknis kabupaten/kota mitra di
Jawa Timur yang telah banyak memfasitasi dalam hal
koordinasi antarinstitusi dan mendiseminasikan program
kami ke kabupaten dan sekolah lainnya.
Pemilihan sekolah praktik yang baik telah dilakukan di 5 kabu-
paten mitra USAID PRIORITAS Kohor 1 (Blitar, Madiun, Situbondo,
Pamekasan, dan Kab Mojokerto) dari tanggal 30-31 Mei dan 4-5 Juni
2014 sehingga terpilih masing-masing 2 SD/MI dan 2 SMP/MTs di 5
kabupaten. Beberapa kriteria pemilihan sekolah praktik yang baik di-
antaranya: sekolah telah berkomitmen mengimplementasikan hasil
pelatihan yang diperolehnya; adanya dukungan dari para pemangku
pendidikan seperti kepala sekolah, guru hingga orangtua murid untuk
Kegiatan Utama USAID PRIORITAS Jatim Bulan Juli-September 2014
Pelatihan Modul 2 bagi pelatih tingkat Provinsi Jatim
(fasda) untuk wilayah mitra DBE (Juli-Oktober 2014).
Pelatihan Modul 2 tingkat sekolah di 5 kabupaten mitra
USAID PRIORITAS (Blitar, Madiun, Situbondo,
Pamekasan, dan Mojokerto).
Media briefing yang diikuti oleh 20 awak media cetak
dan elektronik di Jatim pada 26-27 Agustus 2014.
Road show pengembangan program SBSNP kerja sama
USAID PRIORITAS dan PPMP Kemdikbud pada 27
Agustus 2014.
Study visit sekolah praktik yang baik dari pemangku
kepentingan Provinsi Sulawesi Selatan ke Kab. Blitar dan
Kab. Sidoarjo pada 10-11 September 2014.
Pemilihan wilayah Kohor 3, pertemuan dengan
pemangku kepentingan, dan penyusunan kerangka acuan
kerja sama pada Agustus-September 2014.
Silvana Erlina
Koordinator Provinsi
USAID PRIORITAS Jatim
(Atas) Suasana pembelajaran di SMPN 1 Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, dan
(bawah) SDN Kalipang 1, Kabupaten Blitar. Dua sekolah ini ditunjuk menjadi
sekolah praktik yang baik dari Kabupaten Blitar.
bersama-sama melakukan perubahan dan meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan lebih baik; dan sekolah juga
membuat inovasi-inovasi pembelajaran dan MBS sehingga
sekolah mengalami kemajuan ke arah yang lebih baik.
Sekolah yang terpilih ini nantinya akan menjadi jujugan
kunjungan dari pemangku pendidikan dari provinsi
lainnya. Harapannya, sekolah praktik yang baik dapat
menjadi motivator untuk lainnya di kabupaten. (Dkd)
8
Newsletter ini diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan.
Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik
yang baik, karya anak dan diskusi online forum sekolah. Untuk pengiriman artikel, kritik dan saran silakan kirim ke:
Pondok Mutiara Blok A No. 2 Sidoarjo Jawa Timur. Telp. (031) 8921000, Fax. (031) 8078525, Email: [email protected]
Pelatihan Pelatih Tingkat Provinsi Jatim
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran dan Manajemen SD/MI dan SMP/MTs (Modul 2) bagi Mitra Kohor 1
Malang, 3-9 Mei 2014
Swara Prioritas Edisi 7, April-Juni 2014
Lokakarya Praktik yang Baik USAID PRIORITAS Jawa Timur
Surabaya, 30 April 2014
Stan Kabupaten Madiun dipenuhi karya siswa dan guru
dari SD, MI, SMP, dan MTs mitra.
Penampilan karawitan dan gamelan dari siswa sekolah mitra
USAID PRIORITAS Jatim, yakni SMPN 3 Ponggok, Kab. Blitar.
Ayu Wulandari dan Fitri Rahmaningrum
dari SDN Segunung, Kab. Mojokerto, mem-
peragakan alat pendeteksi perubahan suhu.
Konjen AS dan Wagub Jatim saat melihat hasil
karya siswa dari Kab. Situbondo.
Salah satu peserta pelatihan dari unsur
LPTK dengan bersemangat melaksanakan
praktik mengajar di kelas SDN Tanjunga-
nom 2, Kab. Nganjuk.
Kelompok kerja SD/MI dari Kab. Mojo-
kerto sedang melakukan diskusi rencana
tindak lanjut setelah pelatihan.
”Ini maksudnya apa ya?” ujar salah seorang
peserta menunjuk hasil karya kelompok
lainnya dalam sesi presentasi kelompok.