sunarto arif_1414041002

Upload: anonymous-oicjzzn

Post on 20-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    1/27

    DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

    Sunarto Arif Sura, Olivia Putri Utami, Astuti, Indri Dwisalsabilah, Sarima

    Pendidikan Biologi 2014

    AbstrakTelah dilakukan eksperimen tentang dasar pengukuran dan ketidakpastian, eksperimen ini

    bertujuan untuk mampu menggunakan alat-alat ukur dasar, mampu menentukan ketidakpastian padapengukuran tunggal dan berulang, dan untuk mengerti angka berarti. Pada kegiatan pertama,eksperimen dilakukan dengan mengukur panjang, lebar dan tinggi benda yang disediakan sebanyaktiga kali dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer. Pada kegiatan kedua,

    eksperimen ini dilakukan dengan mengukur massa benda menggunakan neraca ohaus 2610 gram, 311gram dan 310 gram sebanyak tiga kali. Pada kegiatan ketiga, eksperimen ini dilakukan denganmengukur perubahan suhu menggunakan termometer suhu, dengan memperhatikan berapa perubahansuhu yang terjadi pada selang waktu yang ditentukan diman waktu diukur menggunakan stopwatch.Dari hasil eksperimen yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengukuran suatu benda atau suatuobjek dengan menggunakan benda yang sama dan dengan alat ukur yang berbeda, dapat menghasilkanhasil pengukuran yang berbeda, meskipun cara, metode, prosedur keja ataupun sistematika rumus yangdigunakkan sama. Pengukuran suatu benda atau suatu objek dengan menggunakan benda yang samadan dengan alat ukur yang berbeda, menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda, meskipun alat yangdigunakan mempunyai fungsi yang sama, dan untuk mengukur suatu perubahan suhu, waktu dan suhumula-mula sangat berpengaruh. Sehingga dapat dikatakan bahwa suhu dan waktu saling berkaitan.

    KATA KUNCI: Pengukuran, Ketidakpastian, Angka Penting, Suhu

    RUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur dasar?

    2. Bagaimana cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan

    berulang ?

    3. Bagaimana cara melaporkan hasil pengukuran dengan berlandaskan pada angka

    penting?

    TUJUAN

    1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar

    2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang

    3. Mengerti angka berarti.

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    2/27

    METODOLOGI EKSPERIMEN

    Teori Singkat

    Satuan Internasional

    Pengukuran semua besaran sebenarnya statif terhadap suatu standar atau

    satuan tertentu, dan satuan ini dipastikan disamping nilai numeriknya. Satuan

    internasional yang pertama adalah meter, dinyatakan sebagai standar panjang oleh

    French Academy of Sciences, pada tahuan 1970-an. Meter standar awalnya ditentukan

    sebesar satu persepuluh juta dari jarak antara garis equador bumi dengan salah satu

    kutub, dibuatlah sebuah penggaris platinum untuk mempersantesikan panjang ini.

    Tahun 1889, meter didefinisikan sebagai jarak antara dua tanda yang dibuat jelaspada sebuah penggaris campuran platinum iridium. Tahun 1960, meter didefinisikan

    sebagai 1.650.763,73 panjang gelombang cahaya jingga yang dipancarkan oleh gas

    krypton 86. Tahun 1983 meter kembali didefinisikan ulang dalam hubungannya

    dengan kecepatan cahaya. Difinisi yang barui adalah: Meter merupakan panjang

    jalur yang dilalui oleh cahaya pada ruang hampa udara selama selang waktu

    1/299.792.456 sekon (s) selama bertahun-tahun, sekon didefinisikan sebagai 1/86.400

    dari rata-rata hari matahari sebagai satuan standar waktu. Standar sekon didefinisikansebagai waktu yang diperlukan untuk 9.192.631.770 periode radiasi ini. Adapun

    standar massa adalah kilogram (Kg), yaitu sebuah platinum-iridium khusus, yang

    disimpan di internasional bureau of luieghts and measures didekat kota paris yang

    massanya didefinisikan tepat 1 kg.

    Arti Pengukuran.

    Pengukuran adalah bagian dari Keterampilan Proses Sains yang merupakan

    pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Para

    ilmuwan mencari hubungan antara berbagai besaran fisika yang mereka teliti dan

    ukur. Ilmuwan biasanya mencoba menyatakan hubungan tersebut secara kuantitatif,

    dalam persamaan yang simbol-simbolnya mewakili besaran-besaran yang terlibat.

    Untuk menentukan (atau meyakinkan) bentuk hubungan tersebut, dibutuhkan

    pengukuran eksperimental yang teliti, walaupun pemikiran kreatif juga memainkan

    perannya.

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    3/27

    Ketidakpastian pengukuran.

    Pengukuran yang akurat merupakan bagian yang penting dari fisika. Tetapi

    tidak adapengukuran yangg benar-benar tetap. Ada ketidakpastian yang berhubungan

    dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda.

    Diantara yang paling penting selain kesalahan adalah keterbatasan ketepatan setiap

    alat pengukur dan ketidakmampuan membaca sebuah instrumen diluar batas bagian

    terkecil yang ditunjukkan.

    Ketidakpastian bersistem akan menyebabkan hasil yang diperoleh

    menyimpang dari hasil sebenarnya sedangkan ketidakpastian rambang (acak) adalah

    bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan atau diatasi.Ketepatan dan ketelitian pengukuran

    Ketepatan (Keakuratan), Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran

    berganda) dan menghasilkan haega-harga yang menyebar di sekitar harga yang

    sebenarnya maka pengukuran dikatakan akurat. Pada pengukuran ini, harga rata-

    ratanya mendekati harga yang sebenarnya.

    Ketelitian (Kepresisian), Jika hasil- hasil pengukuran terpusat disuatu daerah tertentu

    maka pengukuran disebut presisi (harga setiap pengukuran tidak jauh berbeda).

    Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung

    Di tinjau dari cara pengukurannya, besaran-besaran fisika ada yang diukur

    secara langsung dan ada (lebih banyak) yang diukur secara tidak langsung.

    Pengukuran langsung adalah pengukuran sesuatu besaran yang tidak bergantung

    pada pengukuran besaran-besaran lain.

    Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran besaran fisika dengan cara tidak

    langsung membandingkannya dengan besaran acuan, akan tetapi dengan besaran-besaran lain.

    Angka penting

    1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.

    2. Angka nol yang terletak di antara bukan nol termasuk angka penting.

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    4/27

    3. Angka nol de sebelah kanan bukan angka nol termasuk angka penting, kecuali

    kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa garis dibawah angka terakhir yang

    masih dianggap penting.

    4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di sebelah kanan

    maupun kiri koma desimal tidak termasuk angka penting.

    Alat dan Bahan

    1. Alat

    Mistar

    Jangka Sorong Mikrometer sekrup

    Stopwatch

    Termometer

    Balok Kayu

    Kelereng

    Neraca Ohauss 310 gram

    Neraca Ohauss 311 gram

    Neraca Ohauss 2610 gram

    Gelas Ukur

    Kaki Tiga dan kasa

    Korek

    Bunsen Pembakar

    2. Bahan

    Air secukupnya

    Identifikasi Variabel

    Kegiatan 1

    1. Panjang2. Lebar3. Tinggi

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    5/27

    Kegiatan 2

    1. Diameter

    Kegiatan 3

    1. Waktu2. Suhu

    Definisi Operasional Variabel

    Kegiatan 1 Pengukuran Panjang

    1. Panjang : diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong

    dan mikrometer sekrup, satuannya yaitu millimeter (mm).2. Lebar : diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong

    dan mikrometer sekrup, satuannya yaitu millimeter (mm).

    3. Tinggi : diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong

    dan mikrometer sekrup, satuannya adalah millimeter (mm).

    Kegiatan 2 pengukuran Massa dan Suhu

    1. Massa : diukur dengan menggunakan alat ukur neraca Ohauss 2610 gram,

    neraca Ohauss 311 gram, neraca Ohauss 310 gram, satuannya adalah gram (g)

    Kegiatan 3 Pengukuran Suhu dan Waktu

    1. Suhu : diukur dengan menggunakan alat ukur thermometer, satuannya oC.

    2. Waktu : diukur dengan menggunakan stopwatch, satuannya adalah sekon (s).

    Prosedur Kerja

    Kegiatan 1

    1. Mengambil mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup serta menentukan

    NSTnya.2. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar, dan tinggi balok

    berbentuk kubus yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut.

    Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan dengan disertai

    ketidakpastiannya.

    3. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola (mengukur

    ditempat berbeda) yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    6/27

    tersebut. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan dengan disertai

    dengan ketidakpastiannya.

    Kegiatan 2

    1. Menentukan NST masing-masing neraca

    2. Mengukur massa balok kubus dan bola sebanyak 3 kali secara berulang.

    3. Mencatat hasil pengukuran yang dilengkapi dengan ketidakpastian pengukuran.

    Kegiatan 3

    1. Menyiapkan gelas ukur, bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan lapisan

    asbesnya dan sebuah termometer.

    2.

    Mengisi gelas ukur dengan air hingga bagian dan meletakkan di atas kaki tigatanpa ada pembakar.

    3. Mengukur temperaturnya sebagai temperatur mula-mula (To).

    4. Menyalakan bunsen pembakar dan menunggu beberapa saat hingga nyalanya

    terlihat normal.

    5. Meletakkan bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas ukur bersamaan dengan

    menjalankan alat pengukur waktu.

    6.

    Mencatat perubahan temperatur yang terbaca pada termometer tiap selang waktu1 menit sampai diperoleh 10.

    HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA

    Hasil Pengamatan

    1. Pengukuran Panjang

    NST Mistar : = = 0,1 cm/skala

    NST Jangka Sorong : 20 SN =39 SU20 SN =39 (1 mm)

    20 SN = 39 mm

    SN = 1,95 mm

    NST = 2 mm 1,95 mm = 0,05 mm

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    7/27

    NST Mikrometer Sekrup :

    Tabel 1. Hasil pengukuran panjang

    No

    Benda

    yang

    diukur

    Besaran

    yang

    diukur

    Hasil Pengukuran (mm)

    Mistar Jangka Sorong Mikrometer Sekrup

    1.

    Balok

    Panjang

    |17,0 0,5| |16,10 0,05| |16,910 0,005||17,0 0,5| |17,00 0,05| |16,770 0,005||17,0 0,5| |17,10 0,05| |16,270 0,005|

    Lebar|14,0 0,5| |15,50 0,05| |15,960 0,005||14,0 0,5| |15,40 0,05| |15,500 0,005||14,0 0,5| |15,50 0,05| |15,520 0,005|

    Tinggi

    |23,0 0,5| |24,10 0,05| |23,460 0,005||23,0 0,5| |23,15 0,05| |23,530 0,005||23,0 0,5| |24,05 0,05| |23,260 0,005|

    2.

    Bola Diameter

    |17,0 0,5| |16,20 0,05| |16,310 0,005||17,0 0,5| |16,30 0,05| |16,020 0,005||17,0 0,5| |16,45 0,05| |16,010 0,005|

    = 0,5 mm50 = 0,01 mm

    NST SU =

    =

    = 0,5 mm

    NST Skala Putar =

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    8/27

    2. Pengukuran Massa

    Neraca Ohauss 2610 gram

    Nilai Skala lengan 1 : = = 10 gNilai Skala lengan 2 : = = 100 g

    Nilai Skala lengan 3 : = = 0,10 gMassa beban gantung : -

    Tabel 2. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram

    BendaPenunjukan

    lengan 1

    Penunjukan

    lengan 2

    Penunjukan

    lengan 3

    Beban

    gantung

    Massa benda (g)

    Balok

    Kubus

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    4,00

    4,00

    3,90

    -

    -

    -

    |4,00 0,05||4,00 0,05||3,90 0,05|

    Bola

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    5,60

    5,65

    5,55

    -

    -

    -|5,60 0,05|

    |5,65 0,05||5,55 0,05|Neraca Ohauss 311 gram

    Nilai Skala lengan 1 : = = 100 g

    Nilai Skala lengan 2 : = = 10 g

    Nilai Skala lengan 3 : = = 1 g

    Nilai Skala lengan 4 : = , = 0,01 g

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    9/27

    Tabel 3. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311 gram

    Benda

    Penunjukan

    lengan 1

    Penunjukan

    lengan 2

    Penunjukan

    lengan 3

    Penunjukan

    lengan 4

    Massa benda

    (g)

    Balok

    Kubus

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    3,000

    3,000

    3,000

    0,875

    0,850

    0,870

    |3,875 0,005||3,850 0,005||3,870 0,005|

    Bola0

    0

    0

    0

    0

    0

    5,000

    5,000

    5,000

    0,550

    0,500

    0,530

    |5,550 0,005||5,5000,005||5,530 0,005|

    Neraca Ohauss 310 gram

    Nilai Skala lengan 1 : = = 100 g

    Nilai Skala lengan 2 : = = 10 g

    Nilai Skala Putar : = = 0,1 gJumlah Skala Nonius : 10 skala

    NST Neraca Ohauss 310 gram : 1,9 SP = 10 SN

    0,19 SP = SN

    NST = NSP-NSTN= 0,2-0,19 = 0,01 g

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    10/27

    Tabel 4. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 310 gram

    BendaPenunjuka

    n lengan 1

    Penunjukan

    lengan 2

    Penunjukan

    skala putar

    Penunjukan

    skala

    Nonius

    Massa benda (g)

    Balok

    Kubus

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    3,90

    4,00

    3,90

    5

    7

    7

    |3,95 0,01||4,07 0,01||3,97 0,01|

    Bola0

    0

    0

    0

    0

    0

    5,50

    5,50

    5,50

    8

    7

    7

    |5,58 0,01||5,57 0,01||5,57 0,01|

    3. Pengukuran Waktu dan Suhu

    NST termometer : = = 1 Temperatur mula-mula (To) : |33 0,5|NST Stopwatch : = = 0,1 sekon

    Tabel 5. Hasil pengukuran waktu dan suhu

    No.

    Waktu (s) Temperatur ()Perubahan

    Temperatur ()1.

    |60,0 0,1| |35,0 0,5| |2,0 0,5|

    2.|120,0 0,1| |37,0 0,5| |2,0 0,5|

    3.|180,0 0,1| |40,0 0,5| |3,0 0,5|

    4. |240,0 0,1| |43,0 0,5| |3,0 0,5|5.

    |300,0 0,1| |46,0 0,5| |3,0 0,5|

    6.|360,0 0,1| |49,0 0,5| |3,0 0,5|

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    11/27

    ANALISIS DATA

    Pengukuran Panjang

    Balok

    V = P L T

    = P + L + T= () P + () L + () T = P + L + T

    = P + L + T = + + = + +

    Mistar

    Panjang

    =, , , = 17,0 mmx=| |1=|17,0 17,0 |= 0 mmx=|17,0 17,0|= 0 mmx=|17,0 17,0|= 0 mm= max= 0,5 mm.KR = 100%KR = ,, 100% = 2,9% ( 3 AB )Pelaporan fisika : | |= |17,00,5|mm Lebar

    =, , , = 14,0 mm

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    12/27

    x=| |1=

    |14,014,0|= 0 mm

    x=|14,014,0|= 0 mmx=|14,014,0|= 0 mm= max= 0,5 mm.KR = 100%

    KR = ,, 100% = 3,5% ( 3 AB )Pelaporan fisika : | |= |14,00,5|mm

    Tinggi

    =, , , = 23,0 mmx=| |1=|23,023,0|= 0 mmx=|23,023,0|= 0 mmx=|23,023,0|= 0 mm

    = max= 0,5 mm.

    KR = 100%

    KR = ,, 100% = 2,1% (3 AB)PF : | |= |23,00,5|mm

    Vbalok = P L T

    Vbalok = 17,0 mm 14,0 mm 23,0 mm

    Vbalok = 5.474 mm3

    = + + = , , + , , + , , 5.474 mm3 = |0,029|+ |0,035|+ |0,021|5.474 mm3 = |0,085|5.474 mm3 =465,29 mm30,5 cm3

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    13/27

    =5.474 mm3 5,5 cm3KR =

    100%

    KR = , , 100% = 9 % ( 2 AB )PF : | |=5,50,5cm3

    Jangka Sorong

    Panjang

    =, , ,

    = 16,73 mm

    x=| |1=|16,1016,73|= 0,63 mmx=|17,0016,73|= 0,27 mmx=|17,1016,73|= 0,37 mm= max= 0,63 mm.KR = 100%

    KR = ,, 100% = 3,7% ( 3 AB )PF : | |= |16,70,6|mm Lebar

    =, , , = 15,47 mmx=| |1=|15,5015,47 |= 0,03 mmx=|15,4015,47 |= 0,07 mmx=|15,5015,47 |= 0,03 mm= max= 0,07 mm.KR = 100%

    KR = ,, 100% = 0,4% ( 4 AB )PF : | |= |15,470,07|mm

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    14/27

    Tinggi

    =, , , = 23,76 mmx=| |1=|24,1023,76 |= 0,34 mmx=|23,1523,76 |= 0,61 mmx=|24,0523,76 |= 0,29 mm= max= 0,61 mm.KR =

    100%

    KR = ,, 100% = 2,5% (3AB )PF : | |= |23,70,6|mm

    Vbalok = P L T

    Vbalok = 16,7 mm 15,47 mm 23,7mmVbalok = 6.122,87 mm3

    =

    +

    +

    = ,, + ,,+ ,,6.122,87 mm3 = |0,035|+ |0,004|+ |0,025|6.122,87 mm3 = |0,064|6.122,87 mm3 =391,86 mm30,4 cm3 =6.122,87 mm36,1 cm3KR = 100%

    KR = , , 100% = 6,5 % ( 2 AB )PF: | |=6,10,4cm3

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    15/27

    Mikrometer Sekrup

    Panjang

    =, , , = 16,650 mmx=| |1=|16,91016,650 |= 0,260 mmx=|16,77016,650 |= 0,120 mmx=|16,27016,650 |= 0,380 mm= max= 0,380 mm.KR = 100%KR = ,, 100% = 2,2% ( 3 AB )PF : | |= |16,60,3|mm Lebar

    =, , , = 15,660 mmx=| |1=|15,96015,660 |= 0,300 mmx=|15,50015,660 |= 0,160 mmx=|15,52015,660 |= 0,140 mm= max= 0,300 mm.KR = 100%

    KR = ,, 100% = 1,9% ( 3 AB )

    PF: | |= |15,60,3 |mm Tinggi

    =, , , = 23,416 mmx=| |1=|23,46023,416 |= 0,044 mmx=|23,53023,416 |= 0,114 mm

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    16/27

    x=|23,26023,416 |= 0,156 mm

    = max= 0,156 mm.

    KR = 100%

    KR = ,, 100% = 0,6 % ( 3 AB )PF : | |= |23,40,1 |mm

    Vbalok = P L T

    Vbalok = 16,6 mm 15,6 mm 23,4 mmVbalok = 6059,6 mm

    3

    = + + = ,, + ,,+ ,,6059,6 mm3 = |0,018|+ |0,019|+ |0,004|6059,6 mm3 = |0,041|6059,6 mm3 =248,4 mm30,24 cm3

    =6059,6 mm36,05 cm3

    KR = 100%

    KR = ,, 100% = 3,9 % ( 3 AB )PF : | |= |6,05 0,24 |mm

    Bola

    = 1

    6

    =

    =

    = 12

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    17/27

    = 12

    =

    = 3

    =

    100%

    Mistar

    =, , , = 17,0 mmx= 1=|17,0 17,0 |= 0 mmx=

    |17,0 17,0 |= 0 mm

    x=|17,0 17,0 |= 0 mm= max= 0,5 mm.PF: = |17,00,5|mm = 16 = (3,14)(17,0)= 2571,13 mm3

    = 3

    = 3 (0,5)mm17,0 mm 2571,13 mm = 1,5 mm17,0 mm x 2571,13 mm = 0,08 x 2.571,13 mm

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    18/27

    = 205,69 mm 0,20 cm

    = 2.571,13 mm2,57

    cm

    = 100%

    = , , 100%= 7,7 %( 2AB)PF = | |= |2,5 0,2|cm

    Jangka Sorong

    =, , , = 16,31 mmx= 1=|16,2016,31 |= 0,11 mmx=|16,3016,31 |= 0,01 mmx=|16,4516,31 |= 0,14 mm

    = max= 0,14 mm.PF : = |16,31 0,14|mm = 16 = (3,14)(16,31)= 2.270,59 mm3

    = 3

    = 3 (0,14)mm16,31 mm 2.270,59 mm = 0,42 mm16,31 mm x 2.270,59 mm = 0,025 x 2.270,59 mm= 56,76 mm 0,05 cm = 2.270,59 mm2,27 cm

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    19/27

    = 100%

    = , , 100%= 2,2 %( 3AB)PF = | |= |2,27 0,05|cm

    Mikrometer Sekrup

    =, , ,

    = 16,174 mm

    x= 1=|16,31016,174|= 0,136 mmx=|16,02016,174|= 0,154 mmx=|16,01016,174|= 0,164 mm= max= 0,164 mm.PF : = |16,174 0,164|mm

    = 16 = (3,14)(16,174)= 2214, 27 mm3

    = 3

    = 3 (0,164)mm16,174 mm 2.214,27mm

    = 0,492 mm16,174 mm x 2.214, 27 mm = 0,030 x 2.214, 27 mm = 66,428 mm 0,066 cm= 2.214,27 mm2,214 cm = 100%

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    20/27

    = , , 100%= 2,9 %( 3AB)

    PF = | |= |2,21 0,06|cm

    Pengukuran Massa

    = = mv-1 = m + v

    = m + v = |v|m + |mv|v =

    m +

    v

    = + = +

    Balok

    =, , , = 5,8 x=| |1=|5,5 5,8|= 0,3 x=|6,15,8 |= 0,3x=|

    6,055,8|

    =

    0,25

    = max= 0,3 KR = 100%

    KR = ,, 100% = 5,1% ( 2 AB )PF = | |= |5,8 0,3|cm

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    21/27

    Bola

    =, , , = 2,32 x=| |1=|2,5 2.32|= 0,18 x=|2,272.32 |= 0,05 x=|2,212.32 |= 0,11 cm3= max= 0,18

    KR = 100%KR = ,. 100% = 7,7% (2 AB)PF = | |= |2.3 0,1|cm

    Neraca Ohauss 2610 gram

    Balok

    =, , , = 3,96 gx=| |1=|4,003,96 | = 0,04 gx=|4,003,96 | = 0,04 gx=|3,903,96 | = 0,06 g= max= 0,06 g.KR = 100%

    KR = ,

    , 100% = 1,5 % ( 3 AB )

    PF: | | = |3,960.06 |

    Bola

    =, , , = 5,60 gx=| |1=|5,605,60 | = 0 g

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    22/27

    x=|5,655,60 | = 0,05 gx=

    |5,555,60 |= 0,05 g

    = max= 0,05 g.KR = 100%

    KR = ,, 100% = 0,8% ( 3 AB )PF: | | = |5,600.05 |

    Neraca Ohauss 311 gram

    Balok

    =, , , = 3,865 gx=| |1=|3,875 3,865 | = 0,010 gx=|3,8503,865 | = 0,015 gx=|3,8703,865 | = 0,005 g= max= 0,015 g.KR = 100%KR = ,, 100% = 0,3% (4 AB)Pelaporan fisika : | |= |3,8650,015|g

    Bola

    =, , , = 5,526 gx=

    | |

    1=|5,550 5,526 | = 0,024 gx=|5,5005,526 | = 0,026 gx=|5,5305,526 | = 0,004 g= max= 0,026 g.KR = 100%

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    23/27

    KR = ,, 100% = 0,47% ( 4 AB )

    Pelaporan fisika : | |= |5,5260,026|gNeraca Ohauss 310 gram

    Balok

    =, , , = 3,99 gx=| |1=|3,953,99 | = 0,04 gx=|4,073,99 | = 0,08 gx=|3,973,99 | = 0,02 g= max= 0,08 g.KR = 100%

    KR = ,, 100% = 2 % (3 AB)Pelaporan fisika : | |= |3,990,08|g

    =

    = (3,99 )(5,8 ) =0,68 g/cm3 = + = ,, + ,,0,68 g/cm3 = |0,020|+ |0,051|0,68 g/cm3

    =0,04 g/cm3

    KR = 100%

    KR = , /, / 100% = 5,8 % (2 AB)Pelaporan fisika : | |= |0,680,04|g/cm3

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    24/27

    Bola

    =, , ,

    = 5,57 g

    x=| |1=|5,58 5,57 | = 0,01 gx=|5,57 5,57 | = 0 gx=|5,57 5,57 | = 0 g= max= 0,01 g.KR = 100%

    KR = , , 100% = 0,1% ( 4 AB )Pelaporan fisika : | |= |5,5700,010|g = = 5,570 2,3 cm =2,421 g/cm3 = + = , /, / + , , 2,421 g/cm3 = |0,001|+ |0,043|2,421 g/cm3 =0,106 g/cm3KR = 100%

    KR = , /, / 100% = 4,3 % (3 AB)Pelaporan fisika :

    | |=

    |2,420,10|g/cm3

    PEMBAHASAN

    Percobaan ini bertujuan untuk untuk mampu menggunakan alat-alat ukur

    dasar, mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang,

    dan untuk mengerti angka berarti. Pada kegiatan pertama, eksperimen dilakukan

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    25/27

    dengan mengukur panjang, lebar dan tinggi benda yang disediakan sebanyak tiga kali

    dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer. Pada kegiatan kedua,

    eksperimen ini dilakukan dengan mengukur massa benda menggunakan neraca ohaus

    2610 gram, 311 gram dan 310 gram sebanyak tiga kali. Pada kegiatan ketiga,

    eksperimen ini dilakukan dengan mengukur perubahan suhu menggunakan

    termometer suhu, dengan memperhatikan berapa perubahan suhu yang terjadi pada

    selang waktu yang ditentukan diman waktu diukur menggunakan stopwatch.

    Pengukuran suatu benda atau suatu objek dengan menggunakan benda yang sama dan

    dengan alat ukur yang berbeda, dapat menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda.

    Meskipun cara, metode, prosedur keja ataupun sistematika rumus yang digunakkansama. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perbedaan NST dari alat ukur tersebut.

    Setiap alat ukur memiliki NST masing-masing. Alat ukur mistar, jangka sorong, dan

    mikrometer sekrup memiliki NST yang berbeda, dimana mistar NST = 0,5 mm,

    jangka sorong = 0,05 mm dan mikrometer sekrup 0,01. Nah, diantara alat ukur

    tersebut yang paling baik digunakan adalah mikrometer sekrup karena mikrometer

    sekrup memiliki NST terkecil yaitu 0,01 mm sehingga ketidakpastian pengukurannya

    berkurang.Pada kegiatan pertama, pengukuran panjang, lebar, tinggi serta diameter

    balok. Hasil pengukuran panjang, tinggi dan lebar menggunakan mistar secara

    berturut-turut adalah | |= |17,00,5|mm dengan KR = 2,9% , | |=|14,00,5| mm dengan KR = 3,5% ,| | = |23,00,5| mm dengan KR =2,1% , hasil pengukuran menggunakan jangka sorong adalah | |= |16,70,6|mm dengan KR = 3,7% , | | = |15,470,07| mm dengan KR = 0,4%,

    | | =

    |23,70,6| mm dengan KR = 2,5%, sedangkan hasil pengukuran

    menggunakan mikrometer sekrup adalah | |= |16,60,3|mm dengan KR =2,2%, | | = |15,60,3 | mm dengan KR = 1,9%,| | = |23,40,1 |mm, dengan KR = 0,6% . Hasil pengukuran diameter menggunakan mistar adalah

    = |17,00,5|mm dengan KR = 7,7% , jangka sorong adalah =|16,31 0,14| mm dengan KR = 2,2% dan mikrometer sekrup adalah =|16,174 0,164|mm dengan KR = 2,9% . Pada kegiatan kedua yaitu pengukuran

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    26/27

    massa, hasil yang diperoleh menggunakan neraca ohaus 2610 untuk balok adalah

    | | = |3,960.06 | dengan KR = 1,5% dan untuk bola adalah

    | | = |5,600.05 | dengan KR = 0,8% , hasilpengukuran menggunakanneraca ohaus 311 untuk balok adalah | |= |3,8650,015|g dengan KR =0,3% dan untuk bola adalah | | = |5,5260,026| g dengan KR = 0,47%,sedangkan hasil pengukuran mengguna menggunakan neraca ohaus 310 untuk balok

    adalah | |= |3,990,08| g dengan KR = 2% dan untuk bola adalah | |= |5,5700,010|g KR = 0,1%. Pada kegiatan ketiga yaitu pengukuran waktudan suhu, hasil yang diperoleh dari selang waktu |60,0 0,1|s sampai |360,0 0,1|s adalah |35,0 0,5|, |37,0 0,5|, |40,0 0,5|,|43,0 0,5|,|46,0 0,5| , dan |49,0 0,5|.

    Dari hasil pengukuran pada kegiatan pertama, jika dilihat perbandingan dari

    ketiga alat ukur yang digunakan, mikrometer sekrup memiliki Kesalahan Relatif (KR)

    yang sangat kecil sehingga hasil pengukurannya dapat dikatakan lebih akurat di

    banding kedua alat lain. Hal ini sudah sesuai dengan teori dimana mikrometer sekrup

    memiliki ketelitian 0,01 mm/skala, sehingga mikrometer dikatakan sebagai alat yang

    paling akurat dibanding mistar dengan ketelitian 0,1 cm dan jangka sorong denganketelitian 0,05 mm. Pada kegiatan kedua, dari ketiga neraca yang digunakan, neraca

    ohauss 311 dan neraca ohauss 310 memiliki kesalahan relatif (KR) yang tidak beda

    jauh, terutama pada pengukuran massa bola, hal ini sesuai dengan teori, dimana

    ketelitian untuk kedua neraca ini memang sama yaitu 0,01 g, dan untuk neraca ohaus

    2610 memang memiliki nilai KR yang lebih besar, karna ketelitian alat ini hanya

    0,10 g, sehingga pada hasil percobaan nilai Kesalahan Relatifnya lebih besar. Dari

    kegiatan ketiga, dapat diketahui bahwa dalam selang waktu 1 menit kenaikan suhu

    secara rata - rata adalah 3, namun ada perbedaan antara menit pertama dan keduayaitu 2. Itu terjadi karena adanya ketidaktelitian dalam membaca skala padatermometer. Dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa semakin lama waktu

    yang digunakan maka semakin tinggi suhunya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa,

    semakin lama waktu yang digunakan, maka suhu akan semakin naik.

  • 7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002

    27/27

    SIMPULAN DAN DISKUSI

    Untuk mengukur panjang, lebar, tinggi dan diameter suatu benda, maka dapatdigunakan alat ukur seperti mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup, untuk

    pengukuran massa dapat digunakan neraca Ohauss 2610 gram, neraca Ohauss 311

    gram dan neraca Ohauss 310 gram, sedangkan untuk pengukuran suhu dan waktu

    dapat digunakan termometer dan stopwatch.

    Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, maka sebaiknya dilakukan

    pengulangan beberapakali pada saat pengukuran.

    Untuk menuliskan angka penting, maka hal yang harus diperhatikan adalah

    semua angka bukan nol adalah angka penting, angka nol yang terletak di antara bukan

    nol termasuk angka penting, angka nol di sebelah kanan bukan angka nol termasuk

    angka penting, kecuali kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa garis dibawah

    angka terakhir yang masih dianggap penting, dan angka nol yang terletak di sebelah

    kiri angka bukan nol, baik di sebelah kanan maupun kiri koma desimal tidak

    termasuk angka penting.

    DAFTAR RUJUKAN

    Darmawan, B. 1984. Teori Ketidakpastian Menggunakan satuan SI. edisi kedua. Bandung :ITB.

    Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika. Jakarta : Erlangga.

    Herman, 2014. Penuntun Laporan Fisika Dasar. Jurusan Fisika Universitas NegeriMakassar : Makassar.