sumber icgg akhir

43
http://www.citragamasakti.com/artikel_detail.php?id=16&m_id=49 Metode kualitatif berupa pengolahan citra digital yang dilanjutkan dengan interpretasi secara visual. Data citra yang digunakan adalah citra digital Landsat ETM+ path 120 row 65 saluran pankromatik dan saluran multispektral. Citra satelit direkam pada tanggal 21 Agustus 2002. Pengolahan citra yang utama dalam penelitian ini ialah penggabungan citra menggunakan algoritma PCA, Brovey, Wavelet danGram-Schmidt Spectral Sharpening. Dari beberapa algoritma tersebut kemudian dianalisis untuk memilih satu algoritma terbaik yaitu algoritma yang dapat menyajikan informasi kenampakan bentuklahan dengan baik. Interpretasi dilakukan untuk mendapatkan peta bentuklahan tentatif. Kerja lapangan menggunakan metode stratified sampling dilakukan untuk mencocokkan hasil interpretasi dan mendapatkan data lapangan. Hasil kerja lapangan digunakan untuk melakukan reinterpretasi sehingga diperoleh peta bentuklahan. Penggambaran peta dilakukan dengan mendesain peta sesuai dengan kaidah kartografis. Metode kuantitatif yang digunakan berupa uji ketelitian menggunakan metode Short (1982) terhadap peta bentuklahan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggabungan citra Landsat ETM+ saluran Multispektral dan Pankromatik dapat meningkatkan kemudahan citra untuk diinterpretasi (interpretabilitas) dalam interpretasi bentuklahan yaitu dapat menyajikan informasi relief, drainase berupa pola aliran, sikap bidang lapisan (attitude), sesar, sumbu antiklinal atau sinklinal, batas litologi, dan warna dengan lebih baik. Berdasarkan analisis visual disimpulkan bahwa algoritma terbaik untuk menggabungkan data multispektral dan pankromatik citra Landsat ETM+ untuk pemetaan bentuklahan ialah algoritma Brovey. Tingkat ketelitian interpretasi bentuklahan pada penelitian ini ialah 84%. Bentuklahan daerah penelitian secara umum dapat dibedakan menjadi tiga bentukan asal yaitu bentuklahan asal volkanik, bentuklahan asal struktural, dan bentuklahan asal fluvial. Zona Utara Peg. Lipatan bukit-bukit rendah Ada Selingan Gunungapi yang berbatasan dengan dataran aluvial

Upload: mooenita-rossy

Post on 02-Aug-2015

62 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

selamat menikmati

TRANSCRIPT

Page 1: sumber icgg akhir

http://www.citragamasakti.com/artikel_detail.php?id=16&m_id=49Metode kualitatif berupa pengolahan citra digital yang dilanjutkan dengan interpretasi secara visual. Data citra yang digunakan adalah citra digital Landsat ETM+ path 120 row 65 saluran pankromatik dan saluran multispektral. Citra satelit direkam pada tanggal 21 Agustus 2002. Pengolahan citra yang utama dalam penelitian ini ialah penggabungan citra menggunakan algoritma PCA, Brovey, Wavelet danGram-Schmidt Spectral Sharpening.Dari beberapa algoritma tersebut kemudian dianalisis untuk memilih satu algoritma terbaik yaitu algoritma yang dapat menyajikan informasi kenampakan bentuklahan dengan baik. Interpretasi dilakukan untuk mendapatkan peta bentuklahan tentatif. Kerja lapangan menggunakan metode stratified sampling dilakukan untuk mencocokkan hasil interpretasi dan mendapatkan data lapangan. Hasil kerja lapangan digunakan untuk melakukan reinterpretasi sehingga diperoleh peta bentuklahan. Penggambaran peta dilakukan dengan mendesain peta sesuai dengan kaidah kartografis. Metode kuantitatif yang digunakan berupa uji ketelitian menggunakan metode Short (1982) terhadap peta bentuklahan hasil penelitian. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggabungan citra Landsat ETM+ saluran Multispektral dan Pankromatik dapat meningkatkan kemudahan citra untuk diinterpretasi (interpretabilitas) dalam interpretasi bentuklahan yaitu dapat menyajikan informasi relief, drainase berupa pola aliran, sikap bidang lapisan (attitude), sesar, sumbu antiklinal atau sinklinal, batas litologi, dan warna dengan lebih baik. Berdasarkan analisis visual disimpulkan bahwa algoritma terbaik untuk menggabungkan data multispektral dan pankromatik citra Landsat ETM+ untuk pemetaan bentuklahan ialah algoritma Brovey. Tingkat ketelitian interpretasi bentuklahan pada penelitian ini ialah 84%. Bentuklahan daerah penelitian secara umum dapat dibedakan menjadi tiga bentukan asal yaitu bentuklahan asal volkanik, bentuklahan asal struktural, dan bentuklahan asal fluvial.

Zona UtaraPeg. Lipatan bukit-bukit rendahAda Selingan Gunungapi yang berbatasan dengan dataran aluvialInti Geosinklinal mudaLipatan pada Miosen atas jalur Kendeng-RembangPengendapan hingga PleistosenKendeng batugampingPantai landai dengan endapan dari Pegunungan dapat membentuk Delta

Page 2: sumber icgg akhir

Bentuklahan Denudasional

G.1. BadlandProses denudasi merupakan proses yang cenderung mengubah bentuk permukaan bumi yang disebut dengan proses penelanjangan. Proses yang utama adalah degradasi berupa pelapukan yang memproduksi regolit dan saprolit serta proses erosi, pengangkutan dan gerakan massa. Proses ini lebih sering terjadi pada satuan perbukitan dengan material mudah lapuk dan tak berstruktur. Proses degradasi menyebabkan agradasi pada lerengkaki perbukitan menghasilkan endapan koluvial dengan material tercampur. Kadang proses denudasional terjadi pula pada perbukitan struktur dengan tingkat pelapukan tinggi, sehingga disebut satuan struktural denudasional.

            Proses denudasional sangat dipengaruhi oleh tipe material (mudah lapuk), kemiringan lereng, curah hujan dan suhu udara serta sinar matahari, dan aliran-aliran yang relatif tidak kontinyu. Karakteristik yang terlihat di foto udara, umumnya topografi agak kasar sampai kasar tergantung tingkat dedudasinya, relief agak miring sampai miring, pola tidak teratur, banyak lembah-lembah kering dan erosi lereng/back erosion, penggunaan lahan tegalan atau kebun campuran dan proses geomorfologi selalu meninggalkan bekas di lereng-lereng bukit dan terjadi akumulasi di kaki lereng, serta kenampakan longsor lahan lebih sering dijumpai.

Page 3: sumber icgg akhir

Subyek: BENTUK LAHAN BERDASARKAN PROSES PEMBENTUKANNYA   Wed Jul 07, 2010 3:50 am

Hasil pengerjaan dan proses utama pada lapisan utama kerak bumi akan meninggalkan kenampakan bentuk lahan tertentu disetiap roman muka bumi ini . Kedua proses ini adalah proses endogen (berasal dari dalam) dan proses eksogen (berasal dari luar). Perbedaan intensitas , kecepatan jenis dan lamanya salah satu atau kedua proses tersebut yang bekerja pada suatu daerah menyebabkan kenmapakan bentuk lahan disuatu daerah dengan daerah lain umumnya berbeda.

Dilihat dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya ), bentuk lahan dapat dibedakan menjadi :• Bentuk asal struktural• Bentuk asal vulkanik• Bentuk asal fluvial• Bnetuk asal marine• Bnetuk asal pelarutan karst• Bnetuk asal Aeolen / Glasial• Bentuk asal denudasional 

BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURALBentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh

Page 4: sumber icgg akhir

control struktural. Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat dicerminkan dari penyebaran reliefnya.

BENTUK LAHAN ASAL VULKANIKVolkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik.Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.

BENTUK LAHAN ASAL FLUVIAL Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial.Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar. Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil rombakan dan daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai kasar, yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan litologi alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih ditekankan pada genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan, dan penimbunan.

BENTUK LAHAN ASAL MARINEAktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja.Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.

BENTUK LAHAN ASAL PELARUTAN (KARST)Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut. Menurut Jennings (1971), karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada Batugamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusu oleh batugamping.

BENTUK LAHAN ASAL GLASIALBentukan ini tidak berkembang di Indonesia yangb beriklim tropis ini, kecuali sedikit di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian. Bentuk lahan asal glacial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.

BENTUK LAHAN ASAL AEOLEAN (ANGIN)Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan

Page 5: sumber icgg akhir

proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu (LOESS).Medan aeolean dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat:• Tersedia material berukuran pasir halus-halus sampai debu dalam jumlah banyak• Adanya periode kering yang panjang disertai angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan tersebut.• Gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya.

BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONALProses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief.

BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL            Bentuk lahan struktural terjadi oleh karena adanya proses endogen yang disebut tektonisme atau diastrofisme. Proses ini meliputi pengangkatan, penurunan, dan pelipatan kerak bumi sehingga terbentuk struktur geologi: lipatan dan patahan. Selain itu terdapat pula struktur horizontal yang merupakan struktur asli sebelum mengalami perubahan. Dari struktur pokok tersebut, selanjutnya dapat di rinci menjadi berbagai bentuk berdasarkan sikap lapisan batuan dan kemiringannya. Bentuk lahan structural di cirikan oleh adanya pola aliran Trellis yang tersusun dari sungai-sungai konsekuen, subsekuen, resekuen, dan obsekuen.          Bentuk lahan ini di tentukan oleh tenaga endogen yang menyebabkan terjadinya deformasi perlapisan batuan dengan menghasilkan struktur lipatan, dan patahan, serta perkembangannya. Bentuk lahan di cirikan oleh adanya perlapisan batuan yang mempunyai perbedaan ketahanan terhadap erosi. Akibat adanya tenaga endogen tersebut terjadi deformasi sikap (attitude) perlapisan batuan yang semula horizontal menjadi miring atau bahkan tegak dan membentuk lipatan. Penentuan nama suatu bentuk lahan structural pada dasarnya di dasarkan pada sikap perlapisan batuan (dip dan strike).         Dalam berbagai hal, bentuk lahan struktural berhubungan dengan perlapisan batuan sedimen yang berbeda ketahanannya terhadap erosi. Bentuklahan lahan struktural pada dasarnya dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu struktur patahan dan lipatan. Kadang-kadang pola aliran mempunyai nilai untuk struktur geologis yang dapat dilihat dari citra. Plateau struktural terbentuk pada suatu daerah yang berbatuan berlapis horisontal, sedang cuesta dan pegunungan monoklinal terdapat dip geologis yang nyata. Batuan berlapis yang terlipat selalu tercermin secara baik pada bentuklahannya. Skistositas akan berpengaruh pada bentuklahan pada daerah dengan batuan metamorfik, lebih lanjut patahan dan retakan mempunyai pengaruh juga pada perkembangan landform.         Dalam beberapa kasus, bentuk-bentuk struktural dipengaruhi oleh proses-proses eksogenitas dari berbagai tipe, sehingga terbentuklah satuan struktural-denudasional. Struktur-struktur geologi seperti lipatan, patahan, perlapisan, kekar maupun lineaman (kelurusan) yang dapat diinterpretasi dari foto udara dan peta geologi merupakan bukti kunci satuan struktural. Pola aliran sungai yang ada akan mengikuti pola struktur utama, dengan anak-anak sungai akan relatif sejajar dan tegak lurus dengan sungai induk.         Beberapa fenomena bentukan struktural antara lain : flatiron, hogbacks, cuesta, pegunungan lipatan, dome/kubah, pegunungan patahan dan pegunungan kompleks. Flatiron

Page 6: sumber icgg akhir

(Sfi) merupakan morfologi pegunungan / perbukitan dan dibentuk oleh lapisan dengan kemiringan relatif tegak, ujung atasnya meruncing dan bentuk seperti seterika. Hogbacks (Shb) berbentuk punggungan lebar yang miring ke arah lapisan dan gawir yang terjal miring ke arah berlawanan dengan arah kemiringan lapisan, besar sudut > 30° (dip). Jika kemiringan punggungan melandai sesuai dengan dip lapisan sebesar ± 15° disebut cuesta (Scu). Dome atau pegunungan kubah (Spk) merupakan struktur lipatan pendek regional, dengan sudut kemiringan kecil melingkar ke segala arah (radier) membentuk bulat atau oval. Antiklinal pendek yang menunjam ke kiri-kanannya cenderung membentuk kubah dengan ukuran bervariasi. Pola aliran umumnya melingkar (annular). Pegunungan lipatan (Spl) mempunyai morfologi yang spesifik dengan adanya punggungan antiklinal memanjang dan lembah sinklinal yang harmonis, dimana topografinya mengikuti lengkungan lipatan. Pola aliran sungai akan mengikuti struktur utama (konsekwen longitudinal), kemudian disusul anak-anak sungai yang menuruni lereng punggungan tegak lurus sungai utama yang disebut subsekwen, yang akhirnya membentuk pola trellis.         Pegunungan patahan (Spp) merupakan struktur patahan yang umumnya dibatasi oleh adanya gawir sesar (bidang patahan) yang terjal, kelurusan dan pola aliran yang menyudut-patah (regtangular). Asosiasi antara struktur lipatan dengan patahan umumnya lebih terjadi membentuk struktur pegunungan kompleks (Spk) dengan konfigurasi permukaan yang unik dan tidak teratur.         Kenampakan pada foto udara untuk masing-masing struktur akan terlihat jelas dan spesifik, dengan didukung oleh fenomena tertentu seperti gawir patahan yang lurus dan terjal, kelurusan vegetasi atau igir/punggungan, pola aliran yang saling tegak lurus dengan anak-anak sungai yang relatif sejajar kemudian menyebar keluar, topografi kasar, pola tidak teratur, vegetasi jarang dan penggunaan lahan untuk lahan tegalan atau hutan reboisasi/konservasi. CIRI-CIRI BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL

1.      Dip Dan Strike         Dip merupakan sudut perlapisan batuan yang di ukur terhadap bidang horizontal dan tegak lurus terhadap salah satu jurus (stike), sedangkan stike adalah arah garis perpotongan yang di bentuk oleh perpotongan antara bidang perlapisan dengan bidang horizontal.

2.      Horison Kunci JelasMerupakan tanda yang terdapat pada bekas permukaan daerah yang mengalami patahan.

3.      Adanya Sesar, Kekar, Pecahana.      Sesar 

Rasanya tidak ada yang istimewa dari tebing batu seperti itu. Namun jika kita amati lagi dari puncak Gunung Batu tersebut, akan terlihat 2 blok tanah, yang satu seakan habis naik

Page 7: sumber icgg akhir

menjulang ke atas, yang satu lagi jadi lebih rendah. Bidang kontak antara 2 blok tersebut disebut sesar. Karena letaknya di daerah lembang, maka disebut sesar lembang.                     Dalam istilah geologi, sesar tersebut termasuk fault scrap (sesar gawir/tebing), dimana blok yang menjulang ke atas disebut hanging wall (atap sesar) dan blok yang lebih rendah disebut foot wall (alas sesar). Sesar tersebut membentang sepanjang 22 km dari timur ke barat.

Sesar ada bermacam-macam tipenya, tergantung dari gerakan relatif blok di satu sisi sesar terhadap yang lain, diantaranya:

            1.      Sesar Normalhasil pergeseran kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi hangingwall turun ke bawah dari sisi footwallnya, sesar ini hasil dari gaya ekstensi kerak bumi.

2.     Sesar Naik (thrust fault)hasil pergerakan kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi hangingwall terdorong ke atas dari sisi footwallnya, sesar ini hasil dari gaya kompresi kerak bumi.

3.    Sesar geser (strike-slip or transform, or wrench fault)sesar permukaan dimana footwall bergerak ke kiri atau kekanan atau pegerakan lateral dengan sedikit pergerakan vertikal.Berikut dijelaskan mengenai ciri-ciri sesar yaitu:

    1.      Trapezoidal facet, bentuk daerah yang menyerupai trapezium    2.      Triangle facet, sistem lembah berbentuk segitiga     3.      Hanging valey, suatu lembah yang letaknya diatas lembah yang sekarang ada.        4.      breksi besar, merupakan lapisan butiran batuan runcing-runcing pada dinding permukaan

sesar.    5.      Milovit, hancuran batuan-batuan seperti tepung sebagai akibat gesekan pada sesar     6.      Jalur mata air pada tebing sesar sebagai akibat butiran permeable tersingkap    7.      Slicken side, permukaan alur yang licin pada permukaan sesarr karena gesekan    8.      Cermin sesar, permukaan mengkilap pada permukaan batuan akibat gesekan    9.      Kelurusan, terdapat pola permukaan yang lurus karena patahan pada sesar   10.   gawai sesar, merupakan dinding patahan yang terjal dan memanjang    11.  Perbedaan topografi yang menyolok pada daerah yang patah   12.  Lapisan batuan tidak continue(omisi) karena adanya patahan

4.       ADANYA MATERI INTERUSIF: DIKE, KUBAH, GRANIT 

 MACAM-MACAM BENTUK LAHAN STRUKTURAL1.      Bentang alam dengan struktur mendatar (lapisan horizontal)2.      Dataran rendah, adalah daerah yang memiliki elevasi antara 0-500 kaki dari permukaan air

laut.3.      Dataran tinggi (pletau), adalah daerah yang menempati eleevasi diatas 500 kaki diatas

permukaan air laut, berlereng sangat landai atau datar berkedudukan lebih tinggi daripada bentang alam di sekitarnya.

4.      Bentang alam dengan struktur miring, dibagi menjadi 2 :a.       Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri denag sudut lereng yang

searah perlapisan batuan kurang dari 300 (Tjia, 1987).b.      Hogback, sudut antara kedua sisinya relative sama, dengan sudut lereng yang searah

perlapisan batuan lebih dari 300 (Yjia, 1987). Hotback memiliki kelerengan scarp slope dan dip slope yang hamper sama sehingga terlihat simetri.

Page 8: sumber icgg akhir

2.4     SATUAN BENTUK ASAL STRUKTURAL1.      Pegunungan Blok Sesar

Pegunungan blok sesar adalah pegunungan yang tersusun dari batuan klastik, ditandai oleh berbagai bentuk patahan, misalnya: graben,sembul,triangle facet,dan sebagainya

Gambar 1.22.      Gawir Sesar

Gawir sesar yaitu tebing patahan memanjang, terjadi karena adanya dislokasi.

Gambar 1.33.      Pegunungan Dan Perbukitan Antiklinal

Pegunungan /perbukitan antiklinal adalah pegunungan yang tersusun dari batuan plastis, terjadi atas unit-unit punggung lipatan. lembah yang terdapat dipuncak antiklin setelah tererosi adalah combe.

Gambar 1.4Antiklinal merupakan bagian lipatan yang memiliki posisi lebih tinggi dari bagian lipatan lainnya. Lipatan antiklinal akan membentuk bumi menjadi cembung, contohnya pegunungan atau perbukitan.

Page 9: sumber icgg akhir

Gambar 1.54.      Perbukitan Atau Pegunungan Sinklinal

Sinklinal merupakan bagian lipatan yang memiliki bagian yang lebih rendah dari bagian lipatan lainnya. Lipatan sinklinal akan membentuk permukaan bumi menjadi cekung, contohnya lembah.Pegunungan/perbukitan sinklinal tersusun dari batuan plastis, terdiri atas lembah-lembah lipatan.

5.      Pegunungan MonoklinalPegunungan/perbukitan monoklinal adalah pegunungan lipatan yang terjadi karena adanya tekanan pada satu titik saja yang tingginya >500m disebutpegunungan monoklinal, <500m disebut perbukitan monoklinal. monoklinal(homoklinal yang lerengnya ≥11⁰disebut cuesta.

Gambar 1.66.      Pegunungan Atau Perbukitan Kubah

Pegunungan/perbukitan kuba (dome) adalah pegunungan/perbukitan tunggal yang lerengnya landai, trjadi karena proses updoming. kubah yang berstadia dewasa dipuncaknya terdapat sistem lembah berbentuk segitiga (triangle facet) yang disebut flat iron.Perbukitan kubah intrusi, disusun oleh material batuan beku intrusi yang memilikiciri khas membentuk pola aliran sentripetal, soliter (terpisah), biasanya terbentuk pada daerah yang dipengaruhi oleh sesar dan tersebar tidak beraturan.

7.      Pegunungan Atau Perbukitan Plato Pegunungan/perbukitan plato, merupakan tanah datar dengan struktur horizontal, dengan ketinggian >500 m untuk pegunungan dan<500m untuk perbukitan. pada umumnya dikelilingi oleh klompok volkan atau rangkaian pegunungan.

8.      Teras Struktural,Merupakan permukaan bertingkat yang terjadi oleh pengangkatan yang berulang-ulang pada suatu tempat, misalnya step fault.

9.      Perbukitan Mesa

Page 10: sumber icgg akhir

Perbukitan yang puncaknya dengan struktur horizontal sebagai akibat proses erosi. perbukitan yang mirip mesa tetapi puncaknya lebih sempit disebut butte. messa dan bute berasal dari plato yang tererosi.

10.      Graben (Slenk)Tanah patahan yang turun sehingga permukaannya lebih rendah dari daerah sekitar. terjadi karena daerah ttersebut mengalami penurunan/penenggelaman.

11.  Sembul (Horst)Tanah patah yang lebih tinggi dari daerah sekitar, terjadi karena pengangkatan (up lift). kenampakan dominan pada bentuk lahan asal structural adalah adanya sesar yang disebabkan oleh pergeseran posisi lapisan (dislokasi) batuan disuatu tempat

 Pengertian Geomorfologi Fluvial

Satuan geomorfologi yang pembentukannya erat hubungannya dengan proses fluviatil. Proses fluviatil adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi ( sheet water). Proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan.

B. Sungai

1. Pengertian sungai

Sungai adalah permukaan air yang mengalir mengikuti bentuk salurannya.

Page 11: sumber icgg akhir

2. Klasifikasi lembah sungai

2.1.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas genetic (asal mula pembentukan)

· Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lereng topografi aslinya. Sungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli dan struktur lapisan batuan yang ada dibawahnya. Selama tidak dipakai sebagi pedoman, bahwa asal dari pembentukan sungai konsekuen adalah didasarkan atas lereng topografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya.

· Sungai Subsekuen adalah sungai yang berkembang disepanjang suatu garis atau zona yang resisten. sungai ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang jurus perlapisan batuan yang resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir. Mengenal dan memahami genetika sungai subsekuen seringkali dapat membantu dalam penafsiran geomorfologi. Sungai Resekuen. Lobeck (1939) mendefinisikan sungai resekuen sebagai sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe sungai konsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen berkembang belakangan.

· Sungai obsekuen adalah sungai yang mengalir berlawanan arah dengan kemirigan dip batuan atau berlawanan dengan aliran sungai konsekuen. Sungai ini biasanya merupakan cabang sungai subsekuen.

· Sungai Resekuen adalah sungai yang alirannya searah dengan sungai konsekuen tetapi terbentuknya kemudian setelah pengangkatan. Sungai resekuen biasanya merupakan cabang sungai subsekuen

· Sungai Insekuen adalah sungai yang arah alirannya tidak teratur. sungai ini mencari batuan yang lebih lunak untuk diterobos seperti daerah yang berstadia tua dan mengalami erosi kuat.

· Sungai Superposed atau sungai Superimposed adalah sungai yang terbentuk diatas permukaan bidang struktur dan dalam perkembangannya erosi vertikal sungai memotong ke bagian bawah hingga mencapai permukaan bidang struktur agar supaya sungai dapat mengalir ke bagian yang lebih rendah. Dengan kata lain sungai superposed adalah sungai yang berkembang belakangan dibandingkan pembentukan struktur batuannya.

Page 12: sumber icgg akhir

· Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan keberadaan struktur batuanya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis hingga ke bagian struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi karena erosi arah vertikal lebih intensif dibandingkan arah lateral.

2.2.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas bentuk lembah

· Dendritik : pola pengaliran dengan bentuk seperti pohon, dengan anak-anak sungai dan cabang-cabangnya mempunyai arah yang tidak beraturan. Umumnya berkembang pada batuan yang resistensinya seragam, batuan sedimen datar, atau hampir datar, daerah batuan beku masif, daerah lipatan, daerah metamorf yang kompleks. Kontrol struktur tidak dominan di pola ini, namun biasanya pola aliran ini akan terdapat pada daerah punggungan suatu antiklin.

· Radial, adalah pola pengaliran yang mempunyai pola memusat atau menyebar dengan 1 titik pusat yang dikontrol oleh kemiringan lerengnya.

· Rectanguler : pola pengaliran dimana anak-anak sungainya membentuk sudut tegak lurus dengan sungai utamanya, umumnya pada daerah patahan yang bersistem (teratur).

· Trellis, adalah bentuk seperti daun dengan anak-anak sungai sejajar. Sungai utamanya biasanya memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan. Umumnya terbentuk pada batuan sedimen berselang-seling antara yang mempunyai resistensi rendah dan tinggi. Anak-anak sungai akan dominan terbentuk dari erosi pada batuan sedimen yang mempunyai resistensi rendah.

2.3.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas struktur pengontrol

Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walaupun adastruktur geologi (batuan) yang melintang. Hal initerjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya. SungaiSuperposed, adalah sungai yang melintang, strukturdan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.

2.4.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas sifat aliran

Page 13: sumber icgg akhir

Sungai dapat dibedakan menjadi 3 macam tipe, yaitu :

· Sungai Permanen/Perennial : yaitu sungai yang mengalirkan air sepanjang tahun dengan debit yang relatif tetap. Dengan demikian antara musim penghujan dan musim kemarau tidak terdapat perbedaan aliran yang mencolok. Tipe sungai ini biasanya terdapat didaerah yang beriklim basah, daerah kutub, dan subkutub. Di Indonesia tipe sungai ini berkembang apabila kondisi lahannya dapat mendukung. Contoh : Sungai permanen di Indonesia.

· Sungai Musiman/Periodik/Intermitten : yaitu sungai yang aliran airnya tergantung pada musim. Pada musim penghujan ada alirannya dan musim kemarau sungai kering. Berdasarkan sumber airnya sungai intermitten dibedakan : a) Spring fed intermitten river yaitu sungai intermitten yang sumber airnya berasal dari air tanah dan b) Surface fed intermitten river yaitu sungai intermitten yang sumber airnya berasal dari curah hujan atau penciran es.

· Sungai Tidak Permanen/Ephemeral : yaitu sungai tadah hujan yang mengalirkan airnya sesaat setelah terjadi hujan. Karena sumber airnya berasal dari curah hujan maka pada waktu tidak hujan sungai tersebut tidak mengalirkan air.

2.5.Tiga aktivitas utama sungai

a. Erosi

Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai. Erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu

· Quarrying, yaitu pendongkelan batuan yang dilaluinya.

· Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya.

· Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada Meander.

· Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.

Berdasarkan arahnya, erosi dapat dibedakan menjadi :

v Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung terjadi pada daerah bagian hulu dari sungai menyebabkan terjadinya pendalaman lembah sungai.

Page 14: sumber icgg akhir

v Erosi lateral, yaitu erosi yang arahnya mendatar dan dominan terjadi pada bagian hilir sungai, menyebabkan sungai bertambah lebar .

v Erosi yang berlangsung terus hingga suatu saat akan mencapai batas dimana air sungai sudah tidak mampu mengerosi lagi dikarenakan sudah mencapai erosion base level.

v Erosion base level ini dapat dibagi menjadiultimate base level yang base levelnya berupa permukaan air laut dan temporary base level yang base levelnya lokal seperti permukaan air danau, rawa, dan sejenisnya.Intensitas erosi pada suatu sungai berbanding lurus dengan kecepatan aliran sungai tersebut. Erosi akan lebih efektif bila media yang bersangkutan mengangkut bermacam-macam material. Erosi memiliki tujuan akhir meratakan sehingga mendekati ultimate base level.

b. Transportasi

Transportasi adalah terangkutnya material hasil erosi, dengan cara terbawa dalam larutan, melompat, menggelinding. Transportasi mengangkut material oleh suatu tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya gravitasiDalam membahas transportasi sungai dikenal istilah :

· stream capacity : jumlah beban maksimum yang mampu diangkat oleh aliran sungai

· stream competance : ukuran maksimum beban yang mampu diangkut oleh aliran sungai.Sungai mengangkut material hasil erosinya secara umum melalui 2 mekanisme, yaitu mekanisme bed load dan suspended load .

Mekanisme bed load : pada proses material-material tersebut terangkut sepanjang dasar sungai, dibedakan menjadi beberapa cara, antara lain :

v Traction : material yang diangkut terseret di dasar sungai.

v Rolling : material terangkut dengan cara menggelinding di dasar sungai.

Page 15: sumber icgg akhir

v Saltation : material terangkut dengan cara menggelinding pada dasar sungai.

Mekanisme suspended load : material-material terangkut dengan cara melayang dalam tubuh sungai, dibedakan menjadi :

v Suspension : material diangkut secara melayang dan bercampur dengan air sehingga menyebabkan sungai menjadi keruh.

v Solution : material terangkut, larut dalam air dan membentuk larutan kimia.

c. Deposisi

Proses sedimentasi yang terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke arah hillir ukuran butir material yang diendapkan semakin halus.

C. Bentuklahan Bentukan Asal Fluvial

1. Dataran aluvial

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai.

Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.

2. Dataran banjir

Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur.

3. Tanggul alam sungai (natural levee)

Page 16: sumber icgg akhir

Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.

\

4. Rawa belakang (backswamps)

Backswamp atau Rawa belakang adalah bagian daridataran banjir dimana simpanan tanah liat menetap setelahbanjir. Backswamps biasanya terletak di belakang sungai alam sebuah tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang terletak agak jauh dari saluran sungai di dataran banjir tersebut. Ketika air tumpah ke dataran banjir, material terberat tetes keluar pertama dan materi terbaik dilakukan jarak yang lebih besar

Relief : Cekung – datar

Batuan/struktur :Berlapis, tidak kompak

Proses :Sedimentasi

Karakteristik :Relief cekung - datar, selalu tergenang, proses sedimentassi.

5. Kipas aluvial

Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan pembawa air yang baik.

6. Teras sungai

teras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahuiproses-proses yang telah terjadi di masa lalu. teras sungaimerupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada sungai. Proses deposisi,proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander dan aliran overbank sangatberperan dalam pembentukan dan perkembangan dataran banjir. Faktor yangmempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan teras sungai adalahperubahan base level of erosion dan perubahan iklim

Page 17: sumber icgg akhir

7. Gosong sungai (point bar)

Relief : Datar – berombak

Batuan/struktur : Berlapis, tidak kompak

Proses :Sedimentasi

Karakteristik : Terbentuk pada tubuh sungai bagian hilir, bagian hulu gosong tumpul dan bagian hilir menyudut.

8. Sungai teranyam (braided stream)

Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar, alurnya luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk endapan gosong tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka alirannya memberikan kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga anastomosis( Fairbridge, 1968).

9. Sungai meander dan enteranched meander

Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah.

10. Delta dan macamnya

Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk pada daerah base level. Pada saataliran air mendekati muara, seperti danau atau laut makakecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetapterangkut oleh

aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan - lapisan sedimen. Akhirnya

lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas padabagian sungai yang

mendekati muaranya dan membentuk delta.

Page 18: sumber icgg akhir

Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama,sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.

D. Daftar Pustaka

http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-fluvial.html

http://geologi.ugm.ac.id/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id=tglugm--msitocahyo-90

http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai

http://lingkunganhijau08007.blogspot.com/2010/01/hidrologi-dataran-alluvial-pernah-ada.html

http://sim.nilim.go.jp/ge/SEMI2/Presentation/1Sampurno/Seminar.doc

Bentuklahan Asal Proses Solusional (Karst)

Bentuklahan solusional mempunyai karakteristik relief dan drainase alami yang spesifik karena proses solusi/pelarutan pada batuan yang mudah larut seperti batugamping. Beberapa ciri kenampakan solusional antara lain : alur-alur dan igir pelarutan yang banyak

Page 19: sumber icgg akhir

mengandung kapur (CaCO3), lapies, solusional pits, facets, flutes dan runnels berupa aliran-aliran bawah tanah atau gua-gua kapur dengan stalagtit dan stalagmit.

Kasrt Tower di China Sebagai bentukan Eksokarst hasil proses solusional.

Profil Bentuklahan Karst

            Bentuklahan yang berkembang pada satuan ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik litologi dan kondisi iklimnya. Proses pelarutan akan meninggalkan bekas berupa kubah-kubah gamping yang membulat teratur dan seragam, dan terbentuk lubang-lubang drainase atau porositas berupa doline atau polye yang menyatu dengan aliran bawah tanah. Retakan

Page 20: sumber icgg akhir

yang intensif akan mengakibatkan konsentrasi infiltrasi dan kelurusan dari sinkhole sepanjang retakan.            Karakteristik yang dapat dilihat dari foto udara umumnya berupa bentukan dengan topografi kasar, banyak bulatan-bulatan kubah sisa pelarutan yang mempunyai pola teratur, aliran-aliran sungai tidak teratur dan terpotong/menghilang akibat masuk dalam ponor infiltrasi menuju sungai bawah tanah, rona cerah dan banyak bercak-bercak kehitaman, vegetasi jarang dan lahan belum banyak dimanfaatkan. Sistem retakan dan patahan sering banyak dijumpai akibat pengangkatan material dari dasar laut ke permukaan membentuk perbukitan/ pegunungan (berdasar genesanya). 

Kenampakan bentuklahan Karst dilihat dari Citra Google Earth

Contoh Peta Geomorfologi Untuk Bentuklahan Karst

Page 21: sumber icgg akhir

bentuk lahan asal marine

Geomorfologi asal marin merupakan bentuk lahan yang terdapat di sepanjang pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga dipengaruhi oleh:1. Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.2. Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai tersebut.3. Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.4. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.5. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang ada di laut.Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai tempat wisata yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila masyarakat mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan muncul pemikiran-pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya meskipun sudah mengalami perubahan.

A. PENGERTIAN DAERAH PANTAI

Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat dibedakan menjadi beberapa pengertian, yaitu:1. Pantai (Shore)

Page 22: sumber icgg akhir

Shore adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah. Keterangan: a = permukaan air tertinggib = permukaan air terendahc = shore (pantai)2. Garis Pantai (Shoreline)Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan air. Garis batas ini selalu berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut. Garis pantai tertinggi terjadi pada saat terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai terendah terjadi pada saat terjadi pasang surut serendah-rendahnya.3. Pantai Depan (Foreshore)Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang terletak di antara garis pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.4. Pantai Belakang (Backshore)Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai depan (foreshore) dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila terjadi gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akan kering apabila tidak terjadi gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini biasanya terdapat pada daerah pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline)Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke daratan. Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari pesisir. Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak begitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.

6. Endapan Pantai (Beaches)Beaches merupakan endapan hasil kegiatan laut yang terdapat di pantai. Menurut tempat terjadinya, beaches ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:a. Endapan bawah pantai depan (lower forest beach), merupakan jenis endapan yang terdapat di bagian bawah pantai depan. Endapan ini juga merupakan hasil dari kegiatan gelombang dan arus litoral.b. Endapan atas pantai depan (upper foresher beach), merupakan jenis endapan pantai yang terdapat pada bagian atas pantai depan. Endapan pantai ini terbentuk karena hasil kegiatan gelombang.c. Endapan pantai belakang (backshore beach), merupakan jenis endapan pantai yang terdapat pada pantai belakang yang sempit. Endapan pantai ini merupakan gabungan dari hasil kegiatan gelombang yang besar, aliran air dari gelombang pasang naik setinggi-tingginya, angin, serta aliran sungaiyang membawa material batuan ke pantai belakang tersebut.

B. KLASIFIKASI PANTAIAntara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan. Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut.Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:1. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman. Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air yang sekarang.

Page 23: sumber icgg akhir

Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan pantainya. Naik turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada jaman pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat besar. Selain itu, penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan. Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air laut. Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:a. Lembah sungai yang tenggelamPada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.b. Fjords atau lembah glasial yang tenggelamFjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es. Ciri khas dari bagian pantai yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai. Pantai fjords ini terbentuk apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya.c. Bentuk pengendapan sungai Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: (1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut; (2) Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai mengalami banjir; (3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.d. Bentuk pengendapan glasialBentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.e. Bentuk permukaan hasil diastrofismeBentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung menjadi pantai.

f. Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung apiJenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar.

2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkatDi daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai

Page 24: sumber icgg akhir

terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).b. Terdapatnya teras-teras gelombangTeras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air.c. Terdapatnya gisik (beaches)Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.d. Terdapatnya laut terbukaLaut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.e. Garis pantai yang lurus (straight shoreline)Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.

3. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).

4. Pantai Majemuk (Compound shorelines)Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.

C. TOPOGRAFI PANTAIErosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi gelombang, misalnya ukuran dan kekuatan gelombang, kemiringan lereng dan ketinggian garis pantainya, komposisi batuannya, kedalaman airnya, serta lamanya proses tersebut berlangsung.Apabila gelombang di laut dalam menghempas pantai yang curam, maka sebagian besar air akan membalik kembali ke laut dan mengerosi lereng kliff tersebut dan naik dari permukaan air yang dangkal.1. Kekuatan GelombangGelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab pengikisan gelombang secara langsung. Bekas-bekas pengikisan gelombang tersebut menyebabkan semakin besarnya kekuatan gelombang.2. Kenampakan Hasil Kerja GelombangSeperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang juga dapat menyebabkan pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga di satu sisi menebabkan kerusakan pantai dan di sisi yang lain akan menyebabkan berkembang atau terbentuknya garis pantai.Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang, yaitu:a. Goresan gelombang pantaiBekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila struktur batuan yang menyusun pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah tererosi akan lebih cepat terkikis bila dibandingkan dengan batuan yang resisten. Kenampakan ini banyak dijumpai pada pantai yang berusia tua.b. Pantai curam (kliff) dan teras-teras pantaiApabila dinding pantai kliff yang tersusun dari jenis batuan yang tidak tahan erosi dihantam

Page 25: sumber icgg akhir

gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut tidak hancur sekaligus. Sebagian material batuan akan menumpuk di bagian bawah dan dapat mempengaruhi kerja dari gelombang. Apabila tumpukan material tersebut mengalami pengikisan, maka tanah pantai kliff tersebut akan mengalami longsor (landslide) secara vertikal sehingga terbentuk teras-teras gelombang. Lebar teras gelombang itu sendiri tergantung pada faktor-faktor penyebab erosi gelombangnya. Semakin kuat gelombangnya, maka teras-teras gelombangnya akan bertambah lebar.3. Kenampakan Hasil Pengendapan GelombangKenampakan bentang lahan hasil pengendapan gelombang ada beberapa macam, yaitu:a. Gisik (beach)Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik terletak tinggi di atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai depan. Kadang-kadang gisik ini terlihat seperti jembatan yang bertingkat-tingkat turun ke arah laut. Material pada gisik ini terdiri dari kerikil yang bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel), dan pasir.b. Penampang gisik yang seimbangApabila dalam perkembangannya pantai yang tenggelam mencapai tingkatan gisik yang lebar dan memencarpada pantai depan, maka akan terjadi keseimbangan antara tenaga erosi dan pengangkutan yang berasal dari gelombang dari proses pengendapan arus bawah serta arus pantai yang lain. Apabila proses penyeimbangan ini terjadi, maka lereng akan terlihat bertingkat-tingkat sesuai dengan arah arus ke laut. Inilah penampang melintang pantai yang mengalami keseimbangan. Jenis pantai ini biasanya berbentuk cembung ke atas dan bertingkat-tingkat ke arah daratan.c. Gisik puncak (cusped beaches)Gisik puncak ini terbentuk akibat kegiatan gelombang. Pada sisi yang mengarah ke laut dari beberapa gisik terdapat endapan pasir, kerikil, atau batu-batu besar yang seragam. Di bagian bawah terdapat semacam bukit kecil yang merupakan puncak gisik yang berbentuk agak cembung. d. Gosong pasir (offshore bars) atau penghalang (barrier)Apabila dataran hasil kegiatan gelombang terbentuk cukup luas dan di daerah ini terjadi proses sedimentasi yang juga luas, maka gelombang badai yang cukup besar mampu memecah daratan dan akan membentuk semacam jembatan yang arahnya sejajar dengan garis pantainya. Endapan yang terlihat seperti jembatan ini disebut penghalang (barrier), ambang (bar), atau gosong pasir (offshore bars).4. Kenampakan Hasil Arus LitoralArus litoral bekerja secara langsung pada permukaan tanah, terutama pada tanah atau batuan yang lunak dan tidak kompak akan menjadi tenaga pengikis yang sangat hebat. Hasil dari pengikisan ini akan diendapkan pada dasar air yang dalam dan hanya sebagian saja yang ikut terbawa oleh arus. Adapun beberapa bentukan hasil kegiatan arus litoral yaitu:a. Ujung atau semenanjung (spits)Arus litoral yang mencapai permukaan air yang dalam akan kehilangan tenaga angkutnya sehingga hasil pengikisan yang dibawa akan diendapkan. Apabila material yang dibawa arus laut semakin banyak, maka tanggulnya (embankment) akan tumbuh semakin panjang, lebar, dan tinggi. Apabila bagian luar tanggul ini tererosi oleh gelombang, maka material di sepanjang lerengnya akan hanyut dan akan membentuk endapan di atas permukaan air. Apabila material yang diendapkan jumlahnya cukup banyak, maka pertumbuhan tanggul ini akan mengarah ke laut dalam. Pengendapan material batuan di laut dalam yang berasal dari pulau atau permukaan tanah atau daratan yang tinggi ini disebut semenanjung (spits). Bentukan yang normal dari semenanjung ini sedikit cembung ke arah laut.b. Ambang yang bersambungan (connecting bars)Ambang yang bersambung (connecting bars) ini terbentuk apabila terdapat semenanjung

Page 26: sumber icgg akhir

yang terbentuk pada air yang bergerak cepat yang menghubungkan pulau-pulau atau tanjung-tanjung. Kadang-kadang juga digunakan istilah ambang teluk (baybars), yaitu ambang yang terdapat pada tanjung dan melintang di mulut teluk tersebut. Sedangkan tombolo menunjukkan ambang yang terangkat bersamaan dengan pulau-pulau yang mengalami pengangkatan.c. Semenanjung yang membengkok (hook atau recuryed spits)Apabila di laut sering terjadi gelombang badai, maka akan terjadi endapan baru. Dan apabila pertumbuhan tersebut mengarah ke daratan, seperti kelihatan menjadi lebih atau kurang tetap, maka akan membentuk semenanjung yang membengkok (hook atau recurved spits).d. Putaran (loops)Kondisi yang berlawanan dengan terbentuknya semenanjung bengkok, maka akan terbentuk kenampakan putaran (loops). Apabila arus litoral yang membentuk semenanjung bengkok menyebabkan bentukan yang mengarah atau menjorok ke laut, naka bentukan kenampakan putaran ini menjorok ke arah daratan.D. DAUR PERKEMBANGAN GARIS PANTAI1. Daur Perkembangan Garis Pantai yang TenggelamDaur perkembangan garis pantai yang tenggelam ini dapat dipengaruhi oleh erosi sungai. Gangguan yang terjadi di kulit bumi dan topografi di sekitar garis pantai dapat mengalami perkembangan besar. Hal ini tergantung dari keadaan batuannya, bentuk pantainya, kekuatan gelombang dan arus lautnya, serta tingkat perkembangan atau stadium pantainya.Stadium atau tingkatan perkembangan garis pantai yang tenggelam itu sendiri dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:a. Stadium dini atau awal (initial stage)Pada tingkatan permulaan ini, keadaan garis pantai sangat tidak teratur. Teluk-teluknya dalam dan dipisahkan oleh daratan.b. Stadium muda (youthful stage)Keadaan pantai pada stadium ini sama tidak teraturnya dengan keadaan pantai pada stadium dini. Gelombang akan menjalar dari suatu tempat ke tempat lain di sepanjang garis pantainya dan mengikuti keadaan litologis atau struktur batuannya.Pada stadium muda awal (early youth) ditandai dengan terdapatnya pantai curam (cliff) yang sangat terjal, teras-teras gelombang yang sempit di kaki pantai cliff tersebut, serta endapan pasir. Sedangkan pada stadium muda akhir (late youth) ditandai dengan terdapatnya gisik yang makin mengecil ke arah pantai dan jenis endapan berada di tempat yang dalam airnya.Gejala lain dari stadium ini yaitu terbentuknya lagoon yang terbentuk di belakang dari ambang yang bersambungan dan gosong pasir. Lagoon atau launa atau tasik itu sendiri yaitu laut kecil yang umumnya terdapat di tepi pantai dan bentuknya memanjang di sepanjang pantai tersebut dan terpisah dari laut oleh daratan yang sempit.c. Stadium dewasa (mature stage)Pada stadium ini perkembangan pantai yang tenggelam dengan kenampakan topografinya yang khas sudah banyak yang hilang. Pulau kecil, semenanjung, ambang yang bersambung, dan sebagainya dapat hilang atau berpindah tempat karena pengaruh erosi gelombang. Selain itu pada stadium ini, pantai cliff akan mengalami pelapukan yang hebat karena pengaruh cuaca dan kemiringan lerengnya semakin landai. Demikian juga dengan ketinggian dinding pantai di sekitar teluk yang menjadi semakin rendah karena pengaruh angin dan sungai. Arus litoral pada stadium ini dapat menyapu hasil-hasil endapan pantai pada jarak yang sangat jauh.d. Stadium tua (old stage)Karena pengaruh waktu, perkembangan garis pantai akhirnay mencapai usia tua. Hal ini ditandai oleh semakin melemahnya tenaga erosi yang berasal dari daratan mendekati permukaan air laut, sehingga material yang dibawa oleh gelombang dan arus laut banyak

Page 27: sumber icgg akhir

diendapkan di sepanjang garis pantai tersebut. Bentang lahan di daerah ini kelihatan sangat landai sekali dan merupakan dataran pantai dengan sudut kemiringan lerengnya sangat rendah atau kecil.

2. Daur Perkembangan Garis Pantai yang TerangkatPerkembangan garis pantai yang terangkat dapat dipengaruhi oleh kegiatan gelombang, arus litoral, dan arus pasang surut. Selain itu, erosi sungai juga dapat mempengaruhi perkembangan garis pantai yang terangkat tersebut.Sebelum terangkat, sungai dapat mengerosi daratan hingga cukup dalam dan menyebabkan terbentuknya lembah dalam stadium muda hingga stadium dewasa. Selama dan sepanjang pengangkatan, sungai tersebut mulai melakukan pengerosian pada lembah baru yang terbentuk di sepanjang dataran yang terangkat tersebut. Oleh karena itu, lembah sungai yang tua sampai yang muda dapat terdapat bersama-sama di dekat laut.Pantai yang terangkat ini dapat dibedakan lagi menjadi beberapa stadium atau tingkatan, yaitu:a. Stadium dini atau awal (initial stage)Bentuk garis pantai yang asli ini seolah-olah merupakan dataran pantai laut yang terangkat secara langsung, teratur, dan berjalan secara perlahan-lahan. Dengan demikian, kemiringannya ke arah laut sangat kecil sekali atau landai. Kadang-kadang daerah ini merupakan daerah pasang surut yang tergenang sewaktu terjadi pasang naik dan menjadi kering kembali setelah berlangsungnya pasang surut. Di belakang daerah ini pada umumnya terdapat dataran pantai yang datar dan rata.Beberapa kenampakan yang terdapat pada pantai pada stadium ini diantaranya adalah:

1. NipNip merupakan pantai kliff yang tidak seberapa curam. Hal ini disebabkan karena adanya kegiatan gelombang pada pantai yang sedang mengalami pengangkatan.2. Gosong lepas pantai (offshore bar)Apabila permukaan pantai yang datar ini agak jauh tenggelam ke arah laut, maka apabila terjadi gelombang yang cukup kuat akan memecah agak jauh dari pantai. Sekembalinya ke laut, gelombang ini akan pecah dan mengangkut material lepas yang terdapat di dasar air laut tersebut. Kadang-kadang pengangkutan material lepas tersebut dapat berasal dari arah daratan karena naiknya gelombang yang cukup kuat. Proses ini kemudian membentuk gosong lepas pantai yang agak kasar dan sejajar dengan garis pantai.b. Stadium muda (youthful stage)Pada stadium ini, gosong lepas pantai dan pantai nip atau pantai rusak yang asli terdiri dari bagian dalam dan luar yang keduanya merupakan hasil pengikisan air.Beberapa kenampakan yang dijumpai dalam stadium ini adalah:1. Tasik (lagoon)Tasik merupakan laut kecil yang terdapat di antara garis pantai dan gosong lepas pantai. Apabila sungai yang bermuara di laut banyak mengangkut material batuan dari daratan, maka tasik tersebut akan tertutup oleh material endapan tersebut, sehingga akhirnya akan bersatu dengan pantai. Proses ini dibantu oleh kegiatan pasang-surut dan gelombang. Selain itu proses ini dapat juga dibantu oleh angin yang membawa endapan gumuk-gumuk pasir sehingga dapat menutupi tasik tersebut. Di Indonesia gejala-gejala seperti ini banyak dijumpai di pantai selatan Parangtritis Yogyakarta.2. Teluk pasang-surut (tidal inlet)Tidal inlet merupakan teluk kecil yang terbentuk akibat kegiatan pasang-surut. Pada saat terbentuknya gosong lepas pantai, ketinggiannya sangat bervariasi. Aliran air akibat pasang-

Page 28: sumber icgg akhir

surut tersebut akan melalui tempat-tempat yang rendah. Apabila aliran air pasang-surut tersebut sama atau melebihi kekuatan gelombang, maka tempat-tempat yang lebih rendah akan terbuka. Bekas-bekas atau tempat-tempat yang terbuka inilah yang disebut teluk pasang-surut atau tidal inlet.

3. Gosong lepas pantai yang berpindah-pindahJika gosong lepas pantai ini telah mencapai ukuran tertentu, maka akan menjadi sasaran yang baik dalam pengikisan gelombang yang cukup kuat. Pada mulanya akan terbentuk pengendapan baik ke daerah laut maupun ke arah daratan dari datangnya gelombang. Erosi pada sisi luar dari ambang kemungkinannya membawa dasar laut ke dasar gelombang (wave base). Dasar gelombang atau wave base merupakan kedalaman air dimana pengaruh atau kekuatan gelombang sudah tidak terjadi lagi. Apabila ambang berpindah-pindah ke arah daratan akan semakin kecil dan beberapa bagian yang masih asliakan terangkut oleh arus bawah. Sebagian lagi dihanyutkan oleh gelombang ke arah pantai. Demikian juga dengan tasik, tasik yang terdapat di belakang ambang semakin menyempit karena tergali dari dalam dan dihapuskan.c. Stadium dewasa ( mature stage)Pada stadium ini, perkembangan garis pantai yang mengalami pengangkatan, tasik, rawa-rawa, teluk pasang-surut, pantai kliff yang tidak terlalu curam, serta gosong pantai telah banyak mengalami pengrusakan. Dalam keadaan asli, lereng yang landai serta dataran rendah yang lembek dapat tererosi ke bawah hingga ke dasar gelombang dan pada air dalam merupakan tenaga perusak yang sangat kuat ke arah pantai atau pantai kliff yang landai.d. Stadium tua (old stage)Secara teoritis, kenampakan pantai yang terangkat pada stadium ini sama dengan stadium dewasa. Garis pantai akan selalu terus mundur sebelum pengikisan gelombang. Hasil pembuangan atau pengikisan dari daratan akan segera diangkut oleh arus air dan diendapkan pada dasar laut yang dalam.

E. PROSES TERBENTUKNYA PANTAITenaga yang mempengaruhi proses pembentukan pantai, baik secara langsung maupun tidak langsung ada beberapa macam, yaitu gelombang laut, arus litoral, pasang naik dan pasang surut, tenaga es, dan kegiatan organisme laut.1. Gelombang Air LautGelombang dapat terjadi dengan beberapa cara, misalnya longsoran tanah laut, batu yang jatuh dari pantai curam, perahu atau kapal yang sedang lewat, gempa bumi di dasar laut, dan lain sebagainya. Diantaranya adalah gelombang yang disebabkan oleh angin. Angin akan berhembus dengan kencang apabila terjadi ketidakseimbangan tekanan udara. Karena tekanan yang tidak sama di permukaan air itulah yang menyebabkan permukaan air berombak. Adanya gelombang ini sangat penting dalam perkembangan garis pantai.2. Arus LitoralSelain gelombang air laut, arus litoral juga merupakan tenaga air yang sangat penting pengaruhnya dalam pembentuka garis pantai. Pengaruh arus litoral terhadap perkembangan garis pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tekanan atau kekuatan angin, kekuatan gelombang laut, kedalaman air, dan bentuk pantainya. Apabila bentuk pantainya landai dan proses pengendapannya cukup besar, maka arus litoral mempunyai pengaruh yang sangat penting sebagai tenaga pengangkut. Pada daerah pantai yang tersusun dari batuan yang tidak kompak, proses erosi akan bekerja sangat intensif. Jika hasil pengendapan terangkut dari permukaan air yang dangkal menuju permukaan air yang lebih dalam, maka arus litoral merupakan tenaga yang sangat efektif dalam proses pengendapan di pantai.

Page 29: sumber icgg akhir

3. Pasang Naik dan Pasang SurutPengaruh pasang-surut yang terpenting terhadap pembentukan pantai adalah naik-turunnya permukaan air laut dan kekuatan gelombangnya. Apabila gelombang besar terjadi pada saat pasang naik akan merupakan tenaga perusak yang sangat hebat di pantai. Arus air yang ditimbulkan oleh pasang naik dan pasang surut akan bergerak melalui permukaan terbuka dan sempit serta merupakan tenaga pengangkut endapan daratan yang sangat intensif.4. Tenaga EsPengaruh tenaga es yang terpenting yaitu adanya pengkerutan es dan pemecahan atau pencairan es. Air yang berasal dari bawah akan naik dan mengisi celah-celah dan akhirnya akan membeku. Apabila terjadi perubahan iklim, maka es akan mencair sehingga permukaan airnya akan bertambah besar.5. OrganismeJenis binatang laut yang sangat penting dalam proses pembentukan garis pantai beserta perubahannya salah satunya yaitu binatang karang. Binatang karang yang paling banyak membentuk batuan karang ialah golongan polyps. Polyps merupakan jenis binatang karang yang sangat kecil yang hidup dengan subur pada air laut yang memiliki kedalaman antara 35-45 meter.Jenis makhluk hidup lain yang berpengaruh pada perkembangan pantai ialah tumbuh-tumbuhan ganggang (algae). Ganggang merupakan jenis mikro flora yang dapat membantu pengendapan dari larutan yang mengandung kalsium karbonat menjadi endapan kapur.

Satuan Bentuklahan Asal Proses Fluvial/Aliran Sungai (F)

Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentukan-bentukan ini terutama berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan seperti lembah-lembah sungai besar dan dataran aluvial. Bentukan-bentukan kecil yang mungkin terjadi antara lain dataran banjir (Fdb), tanggul alam (Fta), teras sungai (Fts), dataran berawa (Fbs), gosong sungai

Page 30: sumber icgg akhir

(Fgs) dan kipas aluvial (Fka). Asosiasi antara proses fluvial dengan marin kadang membentuk delta (Fdt) di muara sungai yang relatif tenang. Beberapa hal proses-proses fluvial seperti pengikisan vertikal maupun lateral dan berbagai macam bentuk sedimentasi sangat jelas dapat dilihat pada citra atau foto udara.

            Sungai-sungai yang terdapat pada satuan ini umumnya dikelompokkan dalam stadia dewasa, yaitu sungai yang telah mengalami gradasi dan berada dalam keadaan seimbang sehingga energinya hanya cukup untuk membawa dan memindahkan bebannya saja. Erosi dan pengendapan seimbang yang membentuk hamparan dataran yang luas ke arah pantai.            Sungai peringkat dewasa membentuk dataran banjir dengan pengendapan sebagian bebannya. Pengendapan ini yang membentuk dataran banjir di kanan-kiri sungai yang disebabkan karena air sungai semasa banjir melimpah tebing dan tidak lagi tersalurkan karena terhambat dan dangkal. Jika pengendapan beban bertumpuk dan terakumulasi di kanan kiri sungai akan terbentuk tanggul alam (natural levees) yang lebih tinggi dari dataran banjir di sekitarnya.            Ciri khusus dataran aluvial di bagian bawah adalah adanya pola saluran yang berkelok-kelok (meanders). Pola ini terbentuk akibat proses penimbunan pada bagian luar kelokan dan erosi secara bergantian, sementara kecepatan aliran berkurang akibat menurunnya kemiringan lereng. Pengendapan cukup besar, sehingga aliran kadang tidak mampu lagi mengangkut material endapan, yang akhirnya arah aliran membelok begitu seterusnya membentuk kelokan-kelokan tertentu.             Pola aliran sungai pada daerah datar yang penuh beban endapan pasir, kerikil dan bongkah-bongkah, dimana alirannya saling menyilang dan sering berpindah dan dipisahkan oleh igir lembah (levee ridge) membentuk pola sungai teranyam (braided stream). Sungai yang mengalami peremajaan akan membentuk undak-undakan di kanan-kiri sungai yang mempunyai struktur sama membentuk teras sungai (rivers terraces). Pada suatu mulut lembah di daerah pegunungan yang penyebarannya memasuki wilayah dataran, kadang terbentuk suatu bentukan kipas akibat aliran sungai yang menuruni lereng yang disebut kipas aluvial. Dari mulut lembah kemudian menyebar dan meluas dengan sudut kemiringan makin melandai. Fraksi kasar akan terakumulasi di mulut lembah dan fraksi halus akan tersebar semakin menjauhi mulut lembah di wilayah dataran. Berkurangnya kecepatan atau daya angkut material menyebabkan banyak material terakumulasi di bagian hilir, dan akan muncul pada saat air sungai menurun yang disebut gosong sungai. Hal ini umumnya dijumpai pada sungai-sungai besar dan meanders.            Secara umum apabila dilihat dari foto udara, kenampakan bentuklahan hasil proses fluvial mempunyai struktur horisontal, menyebar dan meluas di kanan kiri sungai dengan tekstur halus dan seragam, rona agak gelap sampai gelap, material berupa endapan pasir dan kerikil yang relatif halus, pola aliran dendritik kompleks, ada cirikhas aliran meanders dan braided di bagian hilir, penggunaan lahan untuk sawah irigasi dan permukiman padat