sumber hukum islam

8
Tugas Agama SUMBER HUKUM ISLAM Disusun oleh : Belly Gama Putra Kelas : X2 SMA N 2 Pangkalpinang SUMBER HUKUM ISLAM, HUKUM TAKLIFI, dan HUKUM WAD’I A. Sumber Hukum Islam

Upload: oppi-ulandari

Post on 11-Jun-2015

318 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

SUMBER HUKUM ISLAM

TRANSCRIPT

Page 1: SUMBER HUKUM ISLAM

Tugas Agama

SUMBER HUKUM ISLAM

Disusun oleh : Belly Gama Putra

Kelas : X2

SMA N 2 Pangkalpinang

SUMBER HUKUM ISLAM, HUKUM TAKLIFI, dan HUKUM WAD’I

A. Sumber Hukum Islam

1. Pengertian Hukum Dan Sumber Hukum Islam

Page 2: SUMBER HUKUM ISLAM

Hukum menurut pengertian bahasa berarti menetapkan sesuatu atau tidak menetapkannya. Misalnya, menetapkan sifat panas pada api dan menetapkan sifat dingin pada es atau tidak menetapkannya. Menurut istilah ahli usul fikih, hukum adalah khitab atau perintah Allah SWT, yang menuntut mukalaf (orang yang sesudah balig dan berakal sehat) untuk memilih antara mengerjakan dan tidak mengerjakan atau menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya yang lain, sah, batal, rukhsah (kemudahan), dan azimah.

Menurut istilah ahli fikih, hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan syariat, berupa al-wujub, al-mandub, al-hurmah, al-karahah dan al-ibadah. Sedangkan perbuatan yang dituntut itu disebut wajib, sunnah (mandub), haram, makruh, dan mubah

Maksud sumber hukum adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat, yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata. Dengan demikian sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat Islam.

Pada umumnya ulama fikih sependapat bahwa sumber utama hukum Islam adalah Al-Qur’an dan Hadis. Rasulullah SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian berpegangan pada keduanya, yaitu Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunahku (Hadis).” (H.R. Baihaqi)

Di samping itu, para ulama fikih menjadikan ijtihad sebagai salah satu dasar hukum Islam, setelah Al-Qur’an dan Hadis. Dasar hukum ijtihad adalah Hadis Nabi Muuhammad SAW yang diriwayatkan oleh Turmuzi dan Abu Daud yang mengungkapkan dialog Nabi SAW dengan Mu’az bin Jabal, ketika Mu’az akan ditugaskan sebagai Gubernur Yaman.

2. Pengertian, Kedudukan, Dan Fungsi Al-Qur’an

a. PengertianSecara harfiah, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang artinya bacaan

atau himpunan. Al-Qur’an berarti bacaan, karena merupakan kitab yang wajib dibaca dan dipelajari, dan berarti himpunan karena merupakan himpunan firman-firman Allah SWT (wahyu).

Menurut istilah, Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada rasul/nabi terakhir Nabi Muhammad SAW, yang membacanya adalah ibadah.

Al-Qur’an memiliki beberapa nama, seperti Al-Kitāb atau Kitab Allah SWT (Q.S. Al-Baqarah, 2: 2), Al-Furqān yang artinya pembeda antara benar dan salah (Q.S. Al-Furqān 25: 1), Aż-Żikr yang berarti peringatan (Q.S. Al-Ḥijr, 15: 9), dan At-Tanzīl yang artinya diturunkan (Q.S. Asy-Syu’arā’, 26: 192)

b. KedudukanAl-Qur’an sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber

pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam, baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam. Dalil naqli bahwa Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama antara lain Q.S. An-Nisā’, 4: 59, Q.S. An-Nisā’, 4: 105 dan Hadis.

Hadis yang menjelaskan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama adalah hadis riwayat Turmuzi dan Abu Daud

Page 3: SUMBER HUKUM ISLAM

yang berisi dialog, antara Rasulullah SAW dengan sahabatnya Mu’az bin Jabal, gubernur Yaman, sebagaimana sudah dikemukakan terdahulu.

c. FungsiAl-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia

dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Q.S. Al-Isrā’, 17: 9). Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang Allah SWT karuniakan kepada Nabi Muhammad SAW terdiri dari 30 juz dan 114 surah, 89 Surah Makkiyyah dan 25 Surah Madaniyyah. Sedangkan jumlah ayat-ayatnya, 4.726 ayat dari Surah-surah Makkiyyah dan 1510 ayat dari Surah-surah Madaniyyah.

Sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, isi atau kandungan Al-Qur’an dapat dibagi menjadi tiga pembahasan pokok, yaitu: (1) Akidah (keimanan), (2) Ibadah, (3) prinsip-prinsip syariat, yaitu meliputi pembahasan tentang manusia, sosial, ekonomi, musyawarah, hukum perkawinan, hukum waris, hukum perdana, dan hukum antarbangsa.

3. Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Hadis

a. PengertianPerkataan hadis berasal dari bahasa Arab yang artinya baru, tidak lama,

ucapan, pembicaraan, dan cerita. Menurut istilah ahli hadis yang dimaksud dengan hadis adalah segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW berupa ucapan, perbuatan, dan takrir (persetujuan Nabi SAW) serta penjelasan sifat-sifat Nabi SAW.

b. Kedudukan Para ulama Islam berpendapat bahwa hadis menempati kedudukan pada

tingkat kedua sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an. Mereka beralasan kepada dalil-dalil Al-Qur’an surah Ali-’Imran 3:132, surah Al-Ahzab 33:36 dan Al-Hasyr 59:7, serta hadis riwayat Turmuzi dan Abu Daud yang berisi dialog antara Rasulullah SAW dengan sahabatnya Mu’az bin Jabal tentang sumber hukum Islam.

c. Fungsi Fungsi atau peranan hadis (sunah) di samping Al-Qur’anul Karim adalah:

1) Mempertegas atau memperkuat hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an (bayan at-taqriri atau at-ta’kid).

2) Menjelaskan, menafsirkan, dan merinci ayat-ayat Al-Qur’an yang masih umum dan samar (bayan at-tafsir).

3) Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an (bayan at-tasyri) namun pada prinsipnya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an.

4. Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Ijtihad

a. Pengertian Menurut pengertian kebahasaan kata ijtihad berasal dari bahasa Arab,

yang kata kerjanya “jahada” yang artinya berusaha dengan sungguh-sungguh.

Page 4: SUMBER HUKUM ISLAM

b. Kedudukan Ijtihad menempati kedudukan sebagai sumber hukum Islam setelah Al-

Qur’an dan Hadis. Dalilnya adalah Al-Qur’an dan Hadis. Allah SWT berfirman yang artinya: ”Dan dari mana saja kamu keluar maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram dan di mana saja kamu (sekalian) berada maka palingkanlah wajahmu ke arahnya.” (Q.S.Al-Baqarah,2:150)

c. FungsiFungsi ijtihad ialah untuk menetapkan hukum sesuatu yang tidak

ditemukan dalil hukumnya secara pasti di dalam Al-Qur’an dan Hadis.

Bentuk-bentuk ijtihad

∞ Ijma'

Ijma' artinya kesepakatan, yakni kesepakatan para ulama dalam

menetapkan suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan

Hadis dalam suatu perkara yang terjadi.

∞ Qiyâs

Qiyas artinya menggabungkan atau menyamakan, artinya menetapkan

suatu hukum perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun

memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan

perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.

∞ Maslahah murshalah

Adalah tindakan memutuskan masalah yang tidak ada naskahnya dengan

pertimbangan kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip menarik manfaat

dan menghindari kemudharatan.

∞ Istishab

Adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada

alasan yang bisa mengubahnya.

∞ Urf

Adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan

kebiasaan masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan

dengan aturan-aturan prinsipal dalam Alquran dan Hadis.

B. Hukum taklifi dan hukum wad’i

Page 5: SUMBER HUKUM ISLAM

1. Pengertian Hukum Taklifi dan Hukum wad’i Kedudukan dan Fungsinya

a. PengertianHukum taklifi menurut pengertian kebahasaan adalah hukum pemberian

beban. Sedangkan menurut istilah ialah ketentuan Allah SWT yang menuntut mukalaf (balig dan berakal sehat) untuk melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan, atau berbentuk pilihan untuk melakukan suatu perbuatan.

Tuntunan Allah SWT untuk melakukan suatu perbuatan misalnya mendirikan salat dan menunaikan zakat. Tuntunan Allah tersebut melahirkan kewajiban untuk melaksanakan salat dan menunaikan zakat bagi setiap orang yang telah memenuhi syarat wajibnya.

Tuntunan Allah SWT meninggalkan suatu perbuatan misalnya janganlah membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan suatu alasan yang benar . Tuntunan tersebut bersifat pasti yakni dilarang membunuh jiwa yang diharamkan Allah maka pelakunya mendapat dosa.

Tuntunan Allah SWT yang mengandung pilihan misalnya dalam firman Allah berikut ini “Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi “.

Tuntunan untuk mencari rezeki setelah selesai salat jum‘at itu, semula merupakan suatu kewajiban. Karna masalah mencari rezeki itu tidak wajib bagi semua orang, dan tidak wajib juga mencari rezeki setelah salat jum’at.

b. Kedudukan dan fungsiKedudukan dan fungsi hukum taklifi adalah membahas sumber hukum

islam yang utama yaitu Qur’an dan hadis dari segi perintah Allah dan Rosulnya wajib dikerjakan, dan larangan-larangan Allah dan Rosulnya harus ditinggalkan.

Macam – macam hukum taklifi:1. Al-Ijab, yaitu tuntunan secara pasti dan syariat untuk dilaksanakan,

tidak boleh ditinggalkan, karna orang yang meninggalkannya dikenai hukuman. Bentuk hukuman dari al-ijab ialah wajib (fardu). Perbuatan fardu ditinjau dari segi orang yang melakukannya dapat dibagi menjadi dua :Fardu’ain yaitu perbuatan yang harus dikerjakan setiap mukalaf contoh: melaksanakan puasa ramadhan, salat lima waktu, haji, berbakti pada orang tua.Fardu kifayah yaitu perbuatan yang harus dilakukan oleh salah seorang anggota masyarakat, jika perbuatan tersebut dikerjakan minimal seorang masyarakat maka anggota masyarakat lain tidak dikenai kewajiban dan bila tidak dikerjakan oleh seorang pun maka seluruh anggota masyarakat dianggap berdosa. Contoh: memandikan, mengkafani, mensalatkan dan menguburkan jenazah seorang muslim.

2. An-Nadb, yaitu tuntunan dari syariat untuk melaksanakan suatu perbuatan, bila dikerjakan dapat pahala dan ditinggalkan tidak dapat siksa. Perbuatan sunnah dibagi menjadi dua yaitu: Sunnah’ain yaitu perbuatan yang dianjurkan contoh: salat sunnah rawatib dll.

Page 6: SUMBER HUKUM ISLAM

Sunnah kifayah yaitu perbuatan yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh seseorang atau beberapa orang dari golongan masyarakat. Contoh: mendoakan orang bersin dengan lafal yarhamukallah (semoga Allah merahmati anda)

3. Al-karahah ialah sesuatu yang dituntut kepada mukalaf hukumnya makruh yaitu orang mengerjakannya tidak berdosa dan yang meninggalkannya mendapat pahala. Contoh: berjulan ketika azan jumat dll.

4. Al_tahrim ialah tuntunan untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan atas sebab yang pasti. Hukumnya ialah haram bila dikerjakan berdosa dan bila ditingalkan mendapat pahala. Contoh: minum minuman keras dan durhaka pada orang tua dll.

5. Al-ibahah yaitu firman Allah yang mengandung pilihan untuk melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan. Hukumnya ialah mubah yaitu perbuatan yang boleh dikerjakan dan ditinggalkan tidak dapat pahala ataupun berdosa. Contoh: memakan jenis makanan halal dll.

Bentuk hukum wad’I ialah merupakan ketentuan Allah yang mengatur tentang sebab, syarat mani (penghalang), batalazimah dan rukhsah dalam islam.

1. Sebab adalah suatu keadaan atau pristiwa yang dijadikan sebagai sebab adanya hukum dan sebaliknya. Contoh: transaksi jual beli menjadi sebab perpindahan hak milik dari penjual kepada pembeli.

2. Syarat adalah suatu yang dijadikan sebagai pelengkap terhadap perintah syar’i tidak sah pelaksanaan suatu syar’i kecuali dengan adanya syarat tersebut. Contoh: menutup aurat merupakan syarat sah salat dengan ini orang yang salat terbuka aurat nya maka salatnya dianggap tidak sah.

3. Mani (penghalang) adalah suatu keadaan atau peristiwa yang ditetapkan menjadi penghalang bagi adanya hukum. Contoh : najis yang ada di badan atau pakaian orang yang sedang mengerjakan menjadi penghalang bagi sahnya salat.

4. Azimah dan Rukhsah adalah peraturan Allah SWT yang asli dan tersurat pada Qur‘an misalnya kewajiban salat lima waktu dan puasa Ramadan. Rukhsah adalah ketentuan yang di syariatkan oleh Allah sebagai keringanan yang diberikan kepada mukalaf dalam keadaan khusus. Misal bagi orang dalam perjalanan jauh diberi keringanan untuk mengerjakan salat zuhur di waktu asar dan salat maghrib di waktu isya.

2. Penerapan hukum taklifi dan hukum wad’I dalam kehidupan sehari-hari

Setiap muslim atau muslimah hendaknya menerapkan hukum taklifi dan hukum wad’I dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim/muslimah yang menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari tentu selama hidup di alam dunia ini akan senantiasa melaksanakan perintah allah dan meninggalkan segala larangan allah. Seorang muslim/muslimah yang menerapkan hukum wad’I

Page 7: SUMBER HUKUM ISLAM

tentu akan senantiasa beribadah kepada allah dengan dilandasi rasa ikhlas karena allah dan sesuai dengan ketentuan syara’ yakni terpenuhi syarat-syarat sahnya rukun-rukunnya dan dipelihara dari hal-hal yang membatalkannya.

Beruntunglah muslim/muslimah yang selama hidup di dunia senantiasa menerapkan huum taklifi dan hukum wad’I dalam kehidupan, serta-serta kebaikan-kebaikan yang banyak baik di alam dunia maupun di akhirat.