sulawesi tencgara^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. upaya pengembangan...

90

Upload: dokiet

Post on 13-Jul-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra
Page 2: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

76

Lampiran n

PETA KEBAHASAAN BAHASA PAMONA

l^Donggala Parigi^•r.'lUVAH JCAS.— •LLinji; BAIKJGAIril'

ec.Oiubong

gjfec. Utara j"r

a.-itiT iibe

o^inroiiJ e

TF.I UK TOLOTomata

HILPYPH

PROpirisi SULAWESI SELATA

KF.TERAMr.aU;

: Oaerab Pemakaian BP

+ Batas Ksbupalen

♦++*♦+; Batas Propinsi

A^ec. JJxaicJx Teng*

AX

\WILAYAH PRQPIN^fSULAWESI TENCGARA^

Page 3: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

Lampiran I

75

DAFTARINFORMAN

1. N a m a

U m u r

PekeijaanA1 a m a t

2. N a m a

U m u r

PekeijaanA 1 a m a t.

3. N a m a

U m u r

PekeijaanA 1 a m a t

4. N a m a

U m u r

PekeijaanA 1 a m a t

5. N a m a

U m u r

PekeqaanA1 a m a t

6. N a m a

U m u r

PekeijaanA1 a m a t

Magido.71 tahun

Pensiunan Pegawai P & KPeso Sulawesi Tengah

Dis. Hans T.

36 tahun

Guru SMP Kristen 2 Poso

Desa Tambaio Kec. Lage Poso

Sodalemba Bintiri, Ba.

50 tahun

Kakandep Dikbud Kab. PosoKabupaten Poso

Lipanuli Tonali58 tahun

Pensiunan Kantcn: Penerangan Kab. PosoDesa Tambaro Kec. Lage Poso

Yustinus Hokey, Ba.

46 tahun

Guru SMA Kristen Poso

Kabupaten Poso

Kanori Biialino, BA

67 tahun

Pensiunan Kantw BKDH Tk. n F'oso

Kabv^iaten Poso

Page 4: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

74TIOAK DIPEROAGANGKAN UNTUK IA4UM

Samsuri, 1978. Analisa BahasOy Jakarta; Erlangga.

Sikki, Ahmad. 1989. Morfologi Nomina Bahasa Bugis. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Sutawijaya, Alam. 1981. Sistem Pendangan Bahasa Sunda

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Verhaar, J.W.M. 1988. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gjaah MadaUniversity Press.

Walter A. Cook, S J. 1969. Introduction to Tagmemic Analysis.

New York: Holt, Rinehart & Winston, Inc.

Warriner, John. 1958. English Grammar Composition 9. New York:Harcourt, Brcae & World. Inc.

Sistem PerulanganBahasa Pamona

M. Asri Rente

H. Amir Kadir

Raoda Bouti

Pusat Pembinaan dan Pengembangan BahasaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta

1994

Page 5: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

499.252 35

HEN

s

Hentet M. Asri

Sistem penilangan bahasa Pamona/M. Asri Hente; H. Amir Kadir dan Roode Bouti.

Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, 1994xii, 76 him.; 21 cm

Bibl. 73-74

ISBN 979-459^35-0

Penyunting: K. Biskoyo

1. Bahasa Pamona-Reduplikasi2. Kadir, H. Amir

3. Bouti, Roode4. Judul

Hak cipta dilindungi oleh undang-undangSebagian atau selunih isi buku ini dilarang diperbanyak dalam

bentuk apapim tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam halpengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.

Staf Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesiadan Daerah Jakarta: Dr. Hans Lapoliwa, M. Phil (PemimpinProyek), Drs. K. Biskoyo (Sekretaris), A. Rachman Idris(Bendaharawan), Drs. M. Syafei Zein, Dede Supriadi,

Hartatik, dan Yusna (Staf).Pewajah Kulit: K. Biskoyo.

IV

DAFTAR PUSTAKA

Elson, Benjamin, and Velma B. Pickett. 1960 Beginning Morphohgy -Syntax. Santa Ana : Summer Institute of Linguistics, Dallas, Texas.

Fries, Charles Carventer. 1969. The Structure of English. London:Longmans, Green & Co., Ltd.

Gonda, J. 1988. Linguistik Bahasa Nusantara. Kumpulan Karya. Jakarta:Balai Pustaka.

Halim, Amran. 1974. Introduction in Relation to Syntax in Bahasa Indonesia. Jakarta: Percetakan Intermassa.

Kalamper, Yohanes. 1989. Morfologi Bahasa Tamuan. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Kridalaksana, H. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PenerbitFT. Gramedia.

Nida, Eugene, a. 1963. Morphology. Anna Arbor: The University ofMichigan Press.

Ramlan, M. 1983 Hum Bahasa Indonesia Morfologi. Yogyakarta: C.V.Karyono.

Rozali, Latif. 1981. Struktur Bahasa Pamona. Departemen Pendidikandan Kebudayaan, Jakarta.

Said, Ide. D.M. 1979. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bugis.Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dep. P & K, Jakarta.

73

Page 6: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

72

Setelah peneliti mengemukakan beberapa butir kesimpulan tentang sistempenilangan bahasa Pamona ini, dapatlah dikemukakan saran sebasaiberikut: ^

a. Penelitian lebih intensif yang ditekankan pada sufiks kelompok-waka sufiks kelompok -i karena kedua kelompok ini hanyadapat dipadukan dengan kata dasar tertentu.

b. Karena masih kurangnya hasil-hasil penelitian tentang sistemperulangan bahasa daerah, disarankan agar basil penelitian ini dapatditerbitkan untuk menambah hasanah perbendaharaan di bidangperulangan.

KATA PENGANTAR

Masalah kebahasaan di Indonesia berkenaan dengan tiga masalahpokok, yaitu masalah bahasa nasional, bahasa daerah, dan bahasa asing.Dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia ketigamasalah pokok itu perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan be-rencana. Kegiatan pembinaan bahasa bertujuan agar masyarakat dapatmeningkatkan mutu dan keterampilannya dalam menggunakan bahasaIndonesia, sedangkan kegiatan pengembangan bahasa bertujuan agarbahasa Indonesia dapat berfungsi, baik sebagai sarana komunikasi yangmantap maupun sebagai wahana pengungkap yang efektif dan ehsienuntuk berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman.

Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melaluipenelitian beibagai aspek bahasa dan sastra termasuk pengajarannya,baik yang berhubungan dengan bahasa Indonesia, bahasa daerah,maupun bahasa asing. Adapun usaha pembinaan bahasa dilakukan,antara lain, melalui penyuluhan tentang penggunaan bahasa Indonesiayang baik dan benar dalam masyarakat serta penyebarluasan berbagaibuku pedoman dan hasil penelitian.

Buku Sistem Perulangan Bahasa Pamona ini diterbitkan oleh PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan danKebudayaan, dengan biaya dari anggaran Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jakarta tahun 1993/1994.Buku ini diterbitkan berdasaikan naskah laporan hasil penelitian "SistemPerulangan Bahasa Pamona" yang dilakukan oleh M. Asri Rente, H.Amir Kadir, dan Raoda Bouti dengan biaya dari Proyek PenelitianBahasa dan Sastra Indonesia dan Sulawesi Tengah tahun 1991.

Page 7: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik bantuanbenipa tenaga, pikiran, keahlian, maupun dana yang kesemuanya itumerupakan kesatuan mata rantai yang telah memungkinkan terwujudnyaterbitan ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.Mudah-mudahan buku ini dapat dimanfaatkan oleh para pembacanyasebagai bahan bacaan yang akan memperkaya dan meningkatkanwawasan serta pengetahuan dalam bidang kebahasaan.

Jakarta, Desember 1993 Kepala Pusat Pembinaan danPengembangan Bahasa

Hasan Alwi

VI

BABY

a.

b.

c.

d.

e.

f.

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan penganalisan atas data yang ada, dapatlahdikemukakan kesimpulan sebagai berikut

Pemlangan bahasa Pamona merupakan proses morfologis. Jenis katayang banyak mengalami proses morfologis adalah KB dan KKapabila dirangkaikan dengan afiks tertentu.

Bentuk perulangan dapat berupa penilangan utuh (Dm) danperulangan sebagian (Dp). Perulangan sebagian teijadi hanya padasuku awal kata dasar kemudian diikuti bentuk dasar.

Perulangan semacam ini hanya berlaku [Mida kata dasar bersuku tigaatau lebih.

Makna perulangan kata dalam BP banyak ditentukan oleh jenis katayang jenis imbuhannya.

Dari segi-segi fonologis perulangan BP, hanya ada dua jenis, yakniasimilasi nasal dan perubahan fonem. Misalnya : /sabo/ 'lempar'

/mancabo-ncabo/ 'melempar-lempar'

Dalam struktur frase, perulangan dengan bentuk dasar nomina, verba,adjektiva, numeral, dan adverbia dapat muncul pada postsi inti danposisi atribut

Keunikan BP adalah adanya dua sampai tiga prefiks berpadu padabentuk dasar beserta sufiks tertentu lainnya.

71

Page 8: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

70

Sondo-sondo jt^in ya rutbalu.'Banyak-banyak sapinya di jual/atu 'ratus'

Saatu-atu ntm ri bank, si*a modika doi.

'beratus-ratus orang di Bank, mereka menyimpan uang.'

UCAPAN TERDMAKASIH

Dengan selesainya naskah laporan penelitian ini disusun, tim penelidSistem Perulangan Bahasa Pamona menyampaikan puji dan syukurkepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Selanjutnya, tim menyadari bahwa tercapainya tujuan penelitian iidadalah berkat bantuan d^ banyak pihak. Oleh karena itu, wajarlahapabila tim menyampaikan terima kasih serta penghargaan setinggi*tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, antaralain Bapak Gubemur Kepada Daerah Tingkat I Propinsi ^ SulawesiTengah, Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Sulawesi Tengah,Rektor Universitas Tadulako atas izin yang diberikan kepada kami untukmelaksanakan tugas ini. Tak lupa terima kasih juga kepada Bapak BupatiDaerah Dati n Peso, Kepala Wilayah Kecamatan Lage, dan staf.

Kemudian tidak terlupakan ucapan terima kasih yang sebesar-besamya kepada Bapak Kepala Kantor Depdikbud Dati n Posp bersamastafnya, serta para informan atas bantuan yang diberikan untukmemperoleh data di lapangan.

Mudah-mudahan hasil penelitian ini berguna bagi pembangunanbangsa dan negara.

Poso, 1991 M. Asri Hente

VII

Page 9: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

A. Lambang

/

/- -/-/

(...)

B. Singkatan

fonemis

direalisasikan menjadibatas akhir kata

morfem

Bp bahasa Pamona

dkk dan kawan-kawan

Dm dwimumi (duplikasi mumi)Dp dwipurwa (reduplikasi suku awal)Du dasar ulang

KB kata benda

KBil kata bilangan

KK kata keija

KS kata sifat

N nasalisasi

n ng

n ny

Vlll

69

Yaku mombancani pai am madodoUlL'Saya berkenalan dengan yang cantik-cantik.'

4.2.9 PeruSangan Kata Sifat dalam Posisi Keterangpn

Contoh :

doyo 'rajin'Ananggodi setu modayo-doyomo mobasa.'Anak kecil itu sudah rajin-rajin membaca.'ega 'pincang'bengonya kesolOf ega-ega peUnjanya.'Karena pantatnya luka berkud^ jalannya pincang-pincangilalu 'hampir*Tau maju'a iilalu tumbu rayanya da mangkonL'Orang sakit perasaannya hampir-hampir tidak mau makan.'

4.2.10 Perulangan Kata Bilangan dalam Posisi Subjek

Contoh :

radua 'dua'

Raradua najunju nju'a bangke.'Dua-dua terkena penyakit yang keras.'aopo 'empat'Aaopo kakaji-kaji motumangi.'Empat-empat menangis tersedu-sedu.'sambaa 'satu'

Sambaa-sambaa mobasa suranya.

'Satu-satu (masing-masing) membaca suratnya.'

4.2.11 Perulangan Kata Bilangan dalam Posisi Predikat

Contoh :

togu 'tiga'Ananggodi setu totogu ri banuannya.'Anak kecil itu tiga-tiga di nimahnya.'

'bai^ak'

Page 10: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

68

4.2.6 Perulangan Kaia Sifat dalam Posisi Subjek

Contoh :

alusu 'halus'

Aalusu engkonya amnggodi yve*a seH.'Halus-halus perangainya anak perempuan ini.'bangke *besar'Arm bangke-bangke sondo tau batanya.'Yang besar-besar banyak orang meragukannya.'donde 'sehat'

Arm modonde-donde monggayo magampi tau maju'a.'Yang sehat-sehat ikut melayani orang yang sakit.'

4.2.7 Perulangan Kaia Sifat dalam Posisi Predikat

Contoh :

Burma to Bada malalangkati.'Rumah orang Bada tinggi-tinggi *Burma suH be'^ru guna-gurm.'Rumah ini belum lengkap-lengkap.'main *meleh* (berlinang)Uwe mutunyu moili-iU modonge mumburi setu.'Air matanya berlinang-linang mendengar berita itu.'}u*u 'rusak'

Barmartyu muju*u-ju*umo, tinju wuyunyu mudenggO'denggo,'Rumahnya sudah rusak-rusak, tiang pagamya bengkok-bengkok'

4.2.8 Perulangan Kaia Sifat dulum Posisi Objek

Contoh :

duwou 'batu'

Nuolika yuku arm duduwou.'Dia belikan saya yang baru-baru.'dengki 'ngilu'Ndapayou arm medengfd-dengkL'Diurut yang terasa ngilu-ngilu.'

DAFTARISI

KATA PENGANTAR v

UCAPAN TERIMA KASIH vii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN viii

DAFTAR ISI ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah i1.2 Masalah 2

1.3 Tujuan dan Hasil Acuan 21.4. Kerangka Teori Acuan 21.5 Metode dan Tehnik Penelitian 3

1.6. Sumber Data 4

1.7 Populasi dan Sampel 4

BAB n PERULANGAN DALAM BAHASA PAMONA 5

2.1 Pengertian Perulangan 62.2. Ciri-ciri Perulangan 52.3 Bentuk-bentuk Perulangan q2.3.1 Dwilingga g2.3.2 Dwipuma 172.4. Fungsi Perulangan ig

IX

Page 11: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

2.4.1 Fiingsi Penilangan Kata 192.4.1.1. Perubahan Kategori Kata secara Derivatif 192.4.1.2 Perubahan Bentuk Kategori Kata secara inflektif 302.5 Makna Penilangan 5125.1 Makna Penilangan Bentuk Asal KB 5125.2 Makna Penilangan Bentuk Asal KK 532.5.3 Makna Penilangan Bentuk Asal KS 55

BAB raSEGI-SEGI FONOLOGIS PERULANGAN DALAMBAHASA PAMONA 57

3.1. Prefiks {moN - + Dm} 573.2 Prefiks {maN - + Dm} 583.3 Prefiks { poN - + Dm} 593.4 Prefiks { paN - + Dm} 593.5 Prefiks { saN - + Dm} 603.6 Prefiks { N - + Dm} 61

BAB rVSEGI-SEGI GRAMATBKAL, PERULANGAN DALAMBAHASA PAMONA 62

4.1 Penilangan Kata dalam Struktur Frase 624.1.1 Penilangan KB dalam Posisi Inti 634.1.2 Penilangan KB dalam Posisi Atribut 634.1.3 Penilangan KK dalam Posisi Inti 634.1.4 Penilangan KK dalam Posisi Atribut 644.1.5 Penilangan KS dalam Posisi Inti 644.1.6 Perulangan KS dalam Posisi Atribut 644.1.7 Perulangan KBil dalam Posisi Inti 654.1.8 Perulangan KBil dalam Posisi Atribut 654.2 Perulangan Kata dalam Struktur Kalimat 664.2.1 Perulangan KB dalam Posisi Subjek 664.2.2 Perulangan KB dalam Posisi Predikat 664.2.3 Perulangan KB dalam Posisi Objek 664.2.4 Perulangan KB dalam Posisi Keterangan 674.2.5 Perulangan KK dalam Posisi Predikat 67

67

'Kumpulkan sabut-sabut kelapa itu.'pombira 'kapak* (alat pembelah)Rimbei nupodika popombira setu.'Di mana kamu simpan kapak-kapak itu.?'gie *lidi*SVa mampepale gie-gie danapawia caewe.'Dia mencari lidi-lidi untuk dijadikan sapu.*

4.2.4 Penilangan Kata Benda dalam Posisi Keterangan

Contoh :

bandala Memari'

Wuncamo bajumo ri babandala kadi setu.'Masukkan bajumu di lemari-lemari kecil itu.'lipu 'kampung'Si'a damebate papana ri lipu-lipu.'Dia sedang menengok ayahnya di kampung-kampung'buyu 'bunung'Sa*eo to Bada meari ri buyu-buyu.'Drang Bada sebagian tinggal di gunung-gunung.'

4.2.5 Penilangan Kata Keija dalam Posisi Predikat

Contoh :

lonco 'lari'

Si'a molonco-lonco, yaku mesosombulaka.'Dia lari-lari, saya melompat-lompat.'jaguru 'tinju'Aananggodi setu membeja jaguru.'Anak-anak itu saling berkelahi.'moengke 'berlutut atau 'menjon^ok'Tau moana moengke-engke ri dopi.'Drang yang beranak (melahirkan) berlutut di atas papan.'

Page 12: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

66

4.2 Perulangaii Kata dalam Stniktur Kalimat

Posisi perulangan kata dalam stmktur kalimat BP adalah sebagaiberikut.

4.2.1 Perulangan Kata Benda dalam Posisi Subjek

Contoh :

ale 'tiang'Alenile wuya setu niale modago-dago.'Tiang-tiang pagar itu diikat baik-baik.'angkana 'udang'Aangkana rapoapu, be maya raroro.'Udang-udang hams dimasak, tidak dibakar.'baka 'luka'

Baka-baka sakodi wale, manm-naumo.

'Luka-luka sudah semakin sembuh, sudah mulai kering.'

4.2.2 Perulangan Kata Benda dalam Posisi PredUcat

Contoh :

bale 'teman karib'

Madogo ream bale-balenya sinjau.'Balk hati teman-teman karibnya itu'donqm 'kelompok'Kami sandompu-ndompu metunda.'Kami berkelompok-kelompok duduk.'betue 'bintang'Ri tango bengi re bebetue ri yangi.'Di tengah malam ada bintang-bintang di langit.'

4.23 Perulangan Kata Benda dalam Posisi Objek

Contoh :

benu 'sabut kelapa'Pasambaka benu-benu setu.

4.2.6 Pemlangan KS dalam Posisi Subjek 684.2.7 Pemlangan KS dalam Posisi Predikat gg4.2.8 Pemlangan KS dalam Posisi Objek 684.2.9 Pemlangan KS dalam Posisi Keterangan 694.2.10Pemlangan KBil dalam Posisi Subjek 694.2.11 Pemlangan KBil dalam Posisi Predikat 69BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71

DAFTAR PUSTAKA 73

LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Informan 75

Lampiran n Peta Kebahasan

XI

Page 13: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

65

bata 'ragu'mantaji bata-bata 'meng^iilangkan rasa ragu-ragu*boba *botak'

woonya boba-boba 'kepalanya botak-botak'

4.1.7 Perulangan Kata BUangan dalam Posisi Ind

Kata bilangan sebagai inti dalam bentuk ulang diikuti oleh kategorikata lain. Contohnya adalah sebagai berikut

Contoh :

tapi 'lempar'santapi-ntapi Upa 'hanya selembar saning'radua 'dua'

raradm melinja *dua-dua pergi' (beijalan)aopo 'empat*aaopo majm *empat-empat sakit'alima *lima'

aalima ri bonua 'lima-lima di rumah'

4.1.8 Perulangan Kata BUangan dalam Posisi Atribut

Kata bilangan dalam bentuk ulang yang berfiingsi sebagai atributkata yang diikutinya berkategpri tertentu yang berkedudukan sebagai inti.

Contoh :

radua 'dua'

melinja raradua 'beijalan dua-dua'talu 'tiga'melinja moapa tatalu 'beijalan bersama tiga-tiga'sambaa 'satu'

ananya ratamo sasambaa 'anaknya sudah datang satu-satu'

Dalam BP ditemukan pula bentuk perulangan yang ada dalamkalimat. Bentuk ulang tersebut terdiri atas kata benda, kata keija, katasifat, kata bilangan, serta kata keterangan. Kategori kata di atas dapatmenduduki subjek, predikat, objek, dan keterangan.

Page 14: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

64

4.1.4 Perulangan Eata Kaja dalam Posisi AtribiU

Kata keija sebagai atribut dalam bentuk ulang mengjkuti kategorikata lain. Contohnya adalah sebagai berikut

linja 'jalan'palainto melmja-linja 'pergi jalan-jalan"jek 'datang'jaka jela-jela 'selalu datang-datang'lonco 'lari'

ntau molonco-lonco 'oiang lari-lari'deu 'angguk'metutu mendeu-ndeu 'tunduk mengangguk-angguk'

4.1.5 Perulangan Kata Sifat dalam Posisi Inti

Kata sifat dalam bentuk ulang berfimgsi sebagai inti diikuti olehkatagori kata lain sebagai atribut Contohnya adalah sebagai berikut.

ede 'rendah'

meede-ede bonuanya 'rendah-rendah rumahnya'langkati *tinggi*malaUmgkati nara setu 'tinggi-tinggi kuda itu'mosu 'hampir'mosu-mosu pura roomo 'hampir-hampir sudah habis'

4.1.6 Perulangan Kata Sifat dahtm Posisi Atribut

Kata sifat dalam bentuk ulang berfiuigsi sebagai atribut mengikutikategori kata lain sebagai inti.

contoh :

dayo 'rajin'motetala madayo-dayo *bekerialah rajin-Taiin'kodi 'kedl*

kaju kodi'hodi 'kayu kedl-kecil'jua 'sakit'koronya majua-jua 'penitnya sakit-sakif

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Later Belakang dan Masalah

Penelitian Sistem Perulangan Bahasa Pamona, disingkat BP adalahlanjutan dari beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukansebelumnya, antara lain, (i) Stniktur Bahasa Pamona oleh Drs. LatifRozali, dkk. (1981), (ii) Sastra Lisan Pamona oleh Drs Ahmad Saro, dkk.(1983), dan (iii) Morfosintaksis Bahasa Pamosa oleh Drs Latif Rozali,dkk. (1985).

Ketika hasil jenis penelitian itu belum ada yang menggambarkandeskripsi perulangan Bp secara spesifik, yaitu baik tentang bentuk danjenis, fungsi dan malma, maupun yang menyangkut segi fonologi,gramatikal, dan proses perulangan secara fonologis.

Perulangan kata yang merupakan salah satu ciri umum bahasa-bahasa Melanesia, termasuk bahasa-bahasa di Indonesia dan juga dalamBP. Bahkan, perulangan merupakan proses gramatikal yang teratur dankompleks sangat dominan. Oleh karena sistem perulangan yang unik ini,penelitian BP perlu dilakukan untuk pengembangan ilmu kebahasaanpada umumnya dan bahan komparasi pengkajian bahasa-bahasanusantara khususnya.

Page 15: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

1.2 Masalah

Sebagaimana

haln

ya beb

erap

a bahasa dae

rah

di Nusan

tara yan

gte

golo

ng rum

pun bahasa Aus

tron

esia

, BP memiliki be

ntuk

pen

ilan

gan.

Penilangan itu teijadi dar

i proses gramatikal yang teratur dan memiliki

ciri

-cir

i ya

ng aga

k un

ik dan

kompleks.

Sehubungan den

gan

lata

r belakang dan

mas

alah

itu

, ad

a beberapa

masa

lah yang menyangkut si

stem

penilangan BP yang me

nari

k perhatian

untu

k di

teli

ti dan

diuraikan dalam lap

oran

ini

, antara lain seb

agai

berikut.

a. Bagaimana

ciri penilangan BP?

b. Ba

gaim

ana be

ntuk

pen

ilan

gan yang ter

dapa

t dalam BP?

c. Bagaimana

fiingsi dan ma

kna pe

nila

ngan

dalam BP?

d

Baga

iman

a kaidah-kaidah kebahasaan ten

tang

pen

ilan

gan dalam BP?

e. Sejauh man

a perubahan-perubahan fo

nolo

gis yang t

eijadi aki

bat

proses penilangan?

f.

Bagaimana pe

ran dan

fiin

gsi gramatikal terhadap pe

nila

ngan

BP?

1.3 Tujuan dan Hasil yang Di

hara

pkan

Peneli

tian i

ni b

ertu

juan

me

mper

oleh

gambaran

yang lengkap

meng

enai

sistem

peru

lang

an Bp yang

meliputi (i)

ciri da

n be

ntuk

penilangan, (ii) fun

gsi dan ma

kna

perulangan, (iii) ka

idah

-kai

dah

penilangan, (

iv) pe

ruba

han fonologis perulangan, dan (v

) perubahan

peru

lang

an akibat si

ntak

sis (

gram

atik

al).

Hasil yang dih

arap

kan dari pe

nelitian in

i ial

ah sebuah naskah lap

oran

tent

ang si

stem

per

ulan

gan BP. Ha

sil

pene

liti

an ini

dih

araj

dcan

ber

guna

untu

k ba

han ru

juka

n da

lam me

ngun

gkap

kan sistem perulangan ba

hasa

-ba

hasa

dae

rah la

in dan

seka

ligu

s menjad bah

an komparasi dalam bid

ang

ling

uist

ik tentang per

ulan

gan.

1.4 Kerangka Teori sebagai Acuan

Teor

i lin

guis

tik ya

ng di

pakai s

ebagai la

ndasan te

ori d

alam

penelitian

ini ialah

teor

i li

ngui

stik

str

uktu

ral.

Samsuri (1975) mengatakan bah

wape

rula

ngan

(red

upli

kasi

) mer

upak

an su

atu proses mo

rfol

ogis

yang banyak

seka

li ter

dapa

t pada bah

asa-

baha

sa di dunia

ini.

Sec

ara

lebi

h se

mpit

63

4.1.1 Perulangan Kat

a Benda dalam Pa

sisi

Ind

Kata

ben

da sebagai int

i di

ikut

i oleh kat

a benda sebagai penjelas.

Misalnya :

bonu

a 'r

umah

' —bobonua wcyo

'rum

ah-n

imah

bam

bu'

kala

wata

'pe

mata

ng' —kakalawaia li

da *pematang-pematang

sawah*

witti

'kaki'

—wtm'-ivitti mb«i!a'kaki-kaki kambing'

4.1.

2 Per

ulan

gan Kata Benda dalam Posid Atribut

Kata

benda yang

diik

uti ol

eh k

ata benda sebagai

penjelas dalam

bentuk ulang, da

pat dilihat pada conto

h berikut ini.

tiji Himba'

wuku ti

ji-tij

i 'tali timba-timba'

tonci

'bur

ung'

—alima tonci-tonci 'l

ima burung-burung'

japi '

sapi'

tand

i jcp

i-ja

pi 'tanduk sapi-sapi'

watu 'batu'

radua watu-watu 'dua bat

u-ba

tu kec

il'

4.1.

3 Perulangan Kata Ke

ija dala

m Po

sisi

Ind

Kata

kei

ja sebagai int

i dalam bentuk ulang dii

kuti

ole

h kata sif

at,

kata ket

eran

gan sebagai penjelas. Co

ntoh

nya ad

alah

sebagai berikut.

yoko

'te

iban

g'mo

yoko

-yok

o ede 'terbang-terbang rendah'

somb

ulak

a 'lompat'

meso

mcmb

ulak

a ndateka 'm

elom

pat-

lomp

at tinggi'

popea 't

ungg

u'po

pope

a sa

rai 't

ungg

u-tu

nggu

sebentar'

palai 'pergi'

papalaimo riu 'p

ergi

-per

gi dah

ulu'

Page 16: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

BAB IV

SEGI-SEGI GRAMATIKAL PERULANGANDALAM BAHASA PAMONA

Segi-segi gramatikal perulangan dalam BP yang dimaksud di siniialah kedudukan perulangan kata dalam struktur frase dan strukturkalimat. Ada beberapa jenis kata dalam BP berbentuk perulangan. Secaragramatikal bentuk itu dapat menduduki jabatan atau posisi tertentu dalamstruktur firase maupun kalimat

Ada beberapa kata jika diulang berubah menjadi jenis kata lain.Gejala seperti ini sudah dibicarakan pada bagian terdahulu. Misalnya :

yowo-yowo

moyom}-yo\vo

liga-Kgamatiga-liga

'tidur'

'tidur-tiduran'

'pergi-pergi'*cepat-cepat*

(kata keija)(kata sifat)(kata-kega)(kata sifat)

Pada bagian ini, pembahasan kata ulang hanya difokuskan padaperulangan kata secara inflektif. Artinya, perulangan yang teijadi padafrase, baik sebagai inti maupun sebagai penjelas, tidak mengiibah kategorikata.

4.1 Perulangan Kata dalam Struktur Frase

Dalam perulangan ini ditemukan bentuk-bentuk sebagai berikut

62

Verhaar (1978) meng^takan bahwa di Asia Tenggara reduplikasi sangatumum termasuk dalam bahasa Indonesia dan banyak bahasa daerahlainnya di Indonesia.

Sesuai dengan kaidah umum yang berlaku dalam bahasa, yaitu setiapbahasa memiliki sistem tersendiri (unik), dalam hal perulangan pun BPmempunyai sistem tersendiri, baik mengenai ciri-ciri, bentuk, frmgsi danmakna khusus mengenai perulangan, Gondo (1950:171) mengatakan*It cannot be said that the reduplicative proses are of the same signifi--zance in all Indonesia languages*.

Untuk penelitian segi-segi morfofonemik perulangan BP ini, penelitimenggunakan teori yang dikemukakan oleh Elson dan Pockett (1960:51).Kedua orang itu berpendapat seperti berikut Fairly common in languagesis a type ofallomorphic alternation in wich an affix is of exactly die sameform as part or all of the stem, or is the same plus one additional phoneme. etc.

Untuk penelitian segi-segi gramatikal (sintaksis), peneliti selainmenggunakan teori Hill (1958) juga menggunakan teori Verhaar (1977).Mereka menyatakan bahwa kaidah reduplikasi selalu morfonemis.Bahkan, dalam pengulangan penuh tanpa perubahan fohem karena halitu ditentukan oleh lingkungannya. Bering ada kaidah yang ditambahkan,seperti perubahan fonem atau juga asimilasi morfofonemis.

13 Metode dan Tebnlk Penelitian :

Metode yang digunakan sebagai landasan dalam kegjatan penelitianini adalah metode deskriptif. Artinya, penelitian ini dilakukan seobjektifmungkin dan didasarkan semata-mata atas fakta walaupun bahan yangdipilih dari semua data yang terkumpul sesuai dengan tujuan penelitian,yakni memperoleh gambaran yang lengkap dan menjelaskan sistemperulangan BP.

Dalam pengumpulan data, digunakan tehnik sebagai berikut.

1. Mencari keterangan tentang penutur asli BP sebagai calon infoiman.

2. Menyusun instrumoi penelitian berupa dafrar kata bmdang dalambahasa Indonesia yang .dipeiidrakan ada dalam BP. Yang diminta

Page 17: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

mengisi instrumen penelitian teisebut hanyalah penutur asli yangmenurut pengamatan mampii berbahasa Indonesia.

3. Mengadakan wawancara dengan pada informan. Dalam wa^yancaraitu pencliti menggunakan pertanyaan yang menyangkut pendanganBP.

4. Mengadakan studi pustaka yang erat kaitannya dengan tujuanpenelitian (sistem perulangan).

5. Melakukan pengecekan terhadap bahan-bahan yang terkumpul sertavaliditas informasi.

Dalam menganalisis data digunakan tehnik sebagai berikut.

1. Data diklasifikasi ke dalam jenis-jenis perulangan menurut kelas katadan bentuk perulangan.

2. Data diseleksi untuk menetapkan apakah data tersebut sesuai dengandialek yang dijadikan sampel penelitian.

3. Setelah selesai diklasifikasi dan diseleksi, data tersebut dianalisis.Penganalisisan data didasarican atas dri-dri perulanga, perulangangramatikal, dan perulangan fonologis.

1.6 Sumber Data

Seperti telah dikemukakan bahwa sumber data penelitian terdiri atasdata primer dan data sekunder. Data yang paling utama ialah bahasa yangdipatei oleh para penutur dalam kehidupan sehari-hari secara umum.Adapun data sekunder bersumber dari data tertulis yang sudah adasebelumnya, antara lain, (i) Penelitian Struktur Bahasa Pamona,(ii) MoffaSintaksis Bahasa Pamomiy (iii) Sastra Lisan Pomona, danBaree-Nederlandsch Woordenbork (K^us Bahasa Bare'e - BahasaBelanda).

1.7 Popnlaa dan Sampel

Yang menjadi populasi praelitian ini adalah tuturan bahasa Pamonayang terdapat di Kabupaten Posos yang meliputi dialek Ondae, dialekPumboto, dalek Pebato, dialek Lage, dan dialek Taa.

61

3.6 Frefiks -N + Dm

Prefiks maN-(moN), paN, dan saN- dalam BP yang dipadukandengan bentuk dasar kata ulang dan diawali dengan fonem /s/ berubahmenjadi fonem /c/.

c/ n //

Kaidah di atas menyatakan bahwa fonem /s/ menjadi fonem /c/ jikadidahului oleh nasal /h/. Contohnya dikemukakan sebagai berikut.

Contoh :

silo — ma-ncilo-ncilo 'berkilau-kilauan'

sabo —po-ncabo-ncabo 'peminjam-minjam'

sue — pa-ncue-ncue 'meniru-niru'

SCO — sa-ncoo-ncoo 'hanya serikat'

SCO — mo-ncoo-ncoo 'mengikat-ikat'

Page 18: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

60

Kaidah itu menyatakan bahwa nasal (N) menjadi fonem m jikabentuk dasar kata ulang diawali dengan fonem ̂ /, menjadi fonem n jikabentuk dasar kata ulang diawali dengan fonem A,d/, dan menjadi fonemTi jika bentuk dasar kata ulang diawali dengan fonem /k/.

Contoh :

puju

pisitajidompo/dta

kuru

pa-mpuju-pujupa-mpisi-mpisipa-ntaji-ntajipa-ndompo-ndompopa-rtkUa-nkUapa-ngkuru-ngkuru

'membungkus-bungkus*'memijit-mijif'membuang-buang''menyama-nyamakan''melihat-lihat'

'mengerut-ngerut'

3.5 Prefiks sa- + Dm

Prefiks saN- yang dipadukan dengan bentuk dasar kata ulang, fonemnasal (N)-nya mengalami perubahan sebagai berikut

N

/m/

/n/

/n/

p,b

t,d

Kg

\>IJ

Kaidah di atas menyatakan bahwa nasal (N) menjadi fonem m jikabentuk dasar kata ulang diawali dengan fonem /p,h/f menjadi fonem /i jikabentuk dasar kata ulang diawali /t,d/ dan menjadi fonem rj jika bentukdasar kata ulang dimulai dengan fonem /k,g/.

Contoh :

panga

bayutapidopokura

gungsi

->

->

->

->

->

->

sa-mpanga-mpanga

sa-mbayu-mbayusa-ntapi-ntapisa-ndopo-ndoposa-ng/atra-ngkurasa-nggungsi-nggunsi

'cuma (hanya)''beisama-sama*

'cuma selembar'

'hanya sedepah**hanya satu belanga'*hanya segunting-guntingkainV

Mengingat daerah pemakaian BP yang luas maka dipilih untukkeperluan penelitian ini dialek Lage yang ada di kecamatan Lage sebagaidaerah sampel deng^ pertimbangan sebagai berikut.

1. Penutur BP di daerah itu masih dianggap mumi dibandingkandengan di daerah-daerah BP lainnya. Selain itu, penutur BP yangterbesar menggunakan dialek Lage.

2. Daerah Lage merupakan daerah lain lintas perekonomian ke ibu kotaKabupaten Posos. Oleh karena itu, pemakaian tersebut lebihproduktif dan terbina oleh pendukungnya.

Page 19: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

BAB n

PERULANGAN DALAM BAHASA PAMONA

2.1 Pengertian Pemlangan

Sams

uri (1

975)

menyatakan bahwa

perulangan (reduplikasi) ial

ahsuatu pr

oses

mor

folo

gis yang ban

yak sekali te

rdapat pad

a bahasa-bahasa

di dunia. S

ecar

a lebih sempit la

gi Var

haar

(1978) me

nyatakan bahwa di

Asia Tenggara re

dupl

ikas

i san

gat umum, term

asuk

dal

am bah

asa I

ndone

sia dan banyak bah

asa da

erah

di I

ndonesia, s

alah sat

unya

ada

lah Ba

hasa

Pamona di Su

lawe

si Ten

gah.

Berdasarkan

data di dalam BP ter

dapa

t be

rmac

am-m

acam

bentuk

dan

gejala p

erul

anga

n. Gej

ala

peru

lang

an dal

am BP bukan han

yamerupakan

peristiwa morfologis, melainkan juga mer

upak

an p

eristiwa

sint

aksi

s meskipun di

akui

bah

wa kad

ang-

kada

ng su

lit m

enarik ga

ris y

ang

teeas di antara kedua macam per

isti

wa per

ulan

gan

itu.

(Gonda, 1949 -

1950 : 171

)

2. 2 Ciri-ciri Pemlangan

Sebe

lum

memb

icar

akan

ciri-ciri p

erul

anga

n, perlu d

iten

tuka

nte

rleb

ih dahulu

isti

lah ma

na yang akan dip

akai

unt

uk nam

a ba

gi bentuk

baka

l pe

rula

ngan

dan bentuk ha

sil pe

rula

ngan

.Dalam

pemb

icar

aan mengenai morfologis, ser

ing

kita

men

jump

aiis

tila

h morfem d

asar

, mo

rfem

asal, dan mor

fem

akar (Ve

rhaa

r, 197

8;Sa

msur

i, 197

5). Di lain pi

hak,

ada

jug

a me

mper

guna

kan

istilah bentuk

59

33 Prefiks poN- + Dm

Apabila be

ntuk

das

ar kata ulang di

padu

kan dengan p

refi

ks poN

-maka nas

al (N) me

ngal

ami pe

ruba

han se

baga

i be

riku

t.

N->

—<1

/m/

M lr\l

p,b

t,d

Kg

l> I

Kaid

ah di atas menyatakan bahwa na

sal (N) me

njadi m jika be

ntuk

dasa

r kata ula

ng ber

awal

dengan fo

nem /p,b/, menjadi /i

jika

ben

tuk da

sar

kata ula

ng dia

wali

dengan fo

nem

/t,d/. dan

men

jadi

77 j

ika be

ntuk

dasar

kata

ula

ng dia

wali den

gan fo

nem

/k,g

/.

Contoh :

pida

—po

-mpi

da-m

pida

'mengedip-ngedip'

pom

—po-mpone-mpone

'tempa

t-tempat naik'

beluku

—^>'po-mbebeluku

'perkelahian-perkelahian'

baya

ri—

po-m

baba

jari

'pem

baya

r-pe

mbay

aran

'tosu

—po

-nto

su-n

tosu

'ora

ng penusuk-nusuk'

tapa

—po

-nta

pa-n

tapa

'tempat memanggang'

diu

—po

-ndi

u-nd

iu'tempat ma

ndi-

mand

i'dodo

—po-ndodo-ndodo

'penyangkal-nyangkal'

kuru

—po-ngkum-ngkuru

*tem

pat me

nguk

ur'

gale

—po

-nga

le-n

gale

'pen

gger

ak-g

erak

'

3.4 Prefiks paN- + Dm

Jika bentuk dasar ka

ta ula

ng dip

aduk

an dengan

pref

iks na

sal (

N),

maka nasal (N) me

ngal

ami pe

ruba

han se

baga

i berikut.

j ^

pN

—<\

/n/

t,d

I /n/

k

Page 20: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

58

Kaidah di atas menyatakan bahwa nasal N benibah menjadi m

jikadiikuti oleh kata ulang yang berawal dengan Ipjb /; menjadi n jika diikutioleh kata ulang yang berawal dengan It4 /; dan menjadi r\ jika diikutioleh kata ulang yang berawal dengan /k^ g/.

Contoh :

palu—

mo-mpalu-mpalu'memukul dengan palu'

bayari—

mo-mbabayari'membayar-bayar'

tanu

—mo-ntanu-ntanu

'menenun-nenun'

dadii

—nw-ndadu-ndadu

'tergesa-gesa'kodo

—mo-nkodo-nkodo

'merentang-rentang'gale

mo-nggale-ngale'bergerak-gerak'

3.2 Prefiks miaN- + Dm

Jika prefiks moN- dipadukan dengan bentuk ulang yang

diawalidengan fonem-fonem tertentu maka nasal (

N) berubah sebagai berikut.

r1N

/m/

H

/n/

' /n/

pk

Kaidah di atas menyatakan bahwa nasal (N) pada Prefiks m

oN-

berubah menjadi m jika bentuk dasar ulang dimulai dengan fonem /p/,

menjadi n jika bentuk dasar kata ulang dimulai dengan fonem /i,d/ymenjadi ̂

jika bentuk dasar kata ulang dimulai dengan fonem /k/.

Contoh :

puka—

ma-mpuka-mpuka'memukat-mukat'

pau

—ma-mpau-mpau

'berkata-kata'

tima

—ma-ndma-ntima

'mengambil-ambil'dompo

—ma-ndompo-ndompo

'bersama-sama'

koni

—ma-ngkoni-ngfumi

'makan-makan'

kondo

—ma-ngkondo-ngkondo

'melangkah-langkah'

dasar, bentuk asal, dan pokok kata (Ramlan, 1978) untuk pengertian yangsama dengan yang pertama.Morfem dasar atau bentuk dasar adalah bentuk linguistik baik

tunggnl (monomorfenis) maupun kompleks (polimorfemis), yang menjadidasar pembentukan bagi bentiik kompleks (Ramlan, 1978; Verhaar, 1978;Samsuri, 1975). Bentuk berkeingmariy misalnya, terdiri dari bentuk ataunaorfem dasar keinginan dan afiks ber-, setogkan keinginan sendirimerupakan bentuk kompleks yang terdiri dari bentuk dasar (morfemdasar) ingin dan simulfite ke-an.

Morfem asal atau bentuk asal adalah bentuk linguistik yang palingkecil dan selalu monomorfemis yang menjadi asal suatu kata atau bentukkompleks (Ramlan, 1978; Verhaar, 1978; Samsuri, 1975). Contoh bentukingin di atas adalah morfem atau bentuk asal, baik dari bentuk komplekskeinginan maupun dari bentuk kompleks berkeinginan. Dari tahap bentukkeinginany bentuk ingin itu merupakan bentuk dasar yang sekaligusmerupakan juga bentuk asal.

Ciri perulangan dalam penelitian ini ditafsirkan sebagai identitasformal atau identitas gramatikal bentuk ulang, baik morfologis maupun

. sintaksis. Ciri semacam ini perlu ditelusuri mengingat adanya kenyataan

bahwa dalam beberapa bahasa di Indonesia perulangan tidak selalumerupakan proses gramatikal, melainkan ada pula yang merupakanidentitas leksikal.

Melalui contoh Uhlenbeck membedakan bentukan bahasa J

awa

baita-baita 'bermacam-macam kapal (perahu)' dengan bentukan ali-ali'dndn*. Bentukan pertama dikatal^ sebagai bentuk ulang karena bentukdasamya baita mempunyai makna, yaitu 'kapal' (perahu), sedangkanbentuk yang kedua dikatakan sebagai kata tunggal karena ali tidakmerupakan bentuk dasar yang mengandung pengertian. Demikian jugaRamlan (1978) menganggap bentuk-bentuk seperti sia-siay mondar-mandiTy dan huni-hara sebagai bukan bentuk ulang, karena sia, mondarydan hum bukanlah bentuk linguikik yang mempuyai makna.

2. 3 Bentuk-bentuk Perulangan

Yang dimaksud dengan bentuk perulangan ialah bentuk yang

menyatakan hubungan gramatikal antara bentuk dasar dengan bentukulang, dilihat dari segi stiuktumya.

Page 21: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

8

Untuk membedakan b

entuk-bentuk p

enilangan, dal

am l

apor

anpe

neli

tian

ini d

ipak

ai is

tila

h-is

tila

h Wir

akus

umah

dal

am Alam Su

tawi

jaya

(198

1:10

), ya

itu du

plik

asi un

tuk pe

mlan

gan utuh, d

an reduplikasi untuk

perulangan sebagian. Dar

i kedua bentuk pem

lang

an di at

as, dalam da

taBP hanya ditemukan ben

tuk

peru

lang

an yang

diis

tila

hkan

ole

h Alam

Sutawijaya (19

81:1

0) seba

gai dwilingga dan dw

ipur

wa. Be

ntuk

-ben

tuk

itu ada ya

ng terikat ole

h af

iks dan ad

a pula yang ti

dak.

2.3.1 DwUinggfl

Dwil

ingg

a adalah ben

tuk ul

ang yang teijadi dari pe

rula

ngan

bentuk

dasa

r se

utuh

nya (

dupl

ikas

i). Dalam BP, cont

oh ben

tuk ul

ang di

atas

dap

atdi

kemu

kaka

n se

baga

i be

riku

t

Dengan Ben

tuk Da

sar Ka

ta Ben

da

Contoh :

a.

(1) nar

a(2) kaj

u(3) bau

'kuda' —>

'kay

u' -—>

'ikan' —

nara-mra

kaju-kaju

bau-bau

'kuda-kuda'

'kay

u-ke

cir

'ika

n-ik

an'

b. De

ngan

Ben

tuk Da

sar Ka

ta Keija

Contoh :

(4) ndeu

(5) jawa

(6) linja

'ang

guk'

—ndeu-ndeu

'bisik'

—jawa-jawa

'jalan*

—Unja-Unja

'angguk-angguk*

'bisik-bisik'

'jalan'jalan'

c. Dengan Ben

tuk Da

sar Ka

ta Sif

at

Contoh :

(7) ban

ke

*bes

ar' —

banke-banke

(8) limpu

'pingsan'—Unqfu-limpu

(9)

kela

'gelisah* —

kela-kela

'besar-besar'

'pingsan-pingsan'

'gelisah-gelisah'

Bentuk-bentuk ulang seperti di

ata

s mempunyai beb

erap

a variasi.

Vari

asi

itu be

ropa

komposisi sim

ulta

n de

ngan

beberapa

afiks. Untuk

BABm

SEGl-SEGI FONOLOGIS PERULANGAN

DALAM BAHASA PAMONA

Dalam bab in

i kit

a membicarakan se

gi-s

egi f

onol

ogis

pem

lang

an BP.

Yang

dimaksud dengan segi-segi fonologis pemlangan ialah pembahan-

perubahan mo

rfof

onem

is yan

g disebabkan o

leh

proses per

ulan

gan.

Pembahan-perubahan dalam h

al i

ni disebabkan

oleh

pen

amba

han,

penghilang

an, at

au pem

baha

n su

ku kata.

Dalam BP, pembahan-pembahan ter

sebu

t di

ata

s te

ijad

i apa

bila

pref

iks dipa

duka

n de

ngan

ben

tuk

dasar

kata t

ertentu. Prefiks-prefiks

di at

as ad^ah sebagai be

rikut.

3.1 Prefiks moN- -

i* Dm

Apabila p-efiks moN- dipadukan den

gan bentuk ulang yan

g diawali

dengan fonem-fonem tertentu maka nasal (N) bembah

menjadi se

pert

iberikut

->

hoj

lal

/V

p,b

t,d

57

Page 22: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

56

Baula setu k

akomadusu'dusumo.

yusa 'lembek' —

mayusakakomayusa-yusaTaripana kakomayusa-yusa.

'Kerbau itu s

udah semakin

kurus'

'menjadi lembek''makin lembek'

'Mangganya semakinlembek.'

keperluan analisis ini, bentuk dwilingga diberi kode D (awal kata

duplikasi) dan dwilingga yang tidak mengalami perubahan fonem,seperti contoh-contoh di atas disebut d

wimumi (Dm).

Bentuk ulang Dm yang berg^bung dengan beberapa jenis afiks dapat

dilukiskan sebagai berikut.

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Benda

Bentuk ulang Dm dalam B

P dapat dirangkaikan dengan prefiks,

antara lain, ma-N-y moN-y paNy poNy po-y dan na-.

Contoh :

{lG)puka 'pukat'

—>

(11) pana 'panah'

—(12) palu

'palu' —

(13) pau

'kata' —> pompau-nqxiu

(14) bonde

'kebun' —pobonde-bonde

(15) ipo

'racun' —

mampuka-mpuka 'memukat-mukat'

pampana-pana 'memanah-manah'

mompalu-mpalu 'memalu-malu''orang berkata-kata'

'tempat berke-

bun'

naipo-ipo 'diracun-racun'

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija

Bentuk ulang Dm dalam B

P juga dapat dirangkaikan dengan

beberapa prefiks tunggal, seperti ma-Ny me-y moN-y pa-y pe-te-, na-yda-y de-y nu-y ndOy ku-y ta-y dan ym-. Contoh bentuk itu adalah sebagaiberikut:

'lihat' —matddta-nkUa

'jalan' —-> meUnja-Iinja

'iris' —> monkojo-nkojo

(16) kita

(17) Unja

(18) kojo

'melihat-lihat'

'beijalan-jalan''mengiris-iris'

(19) basa

(20) ntima

(21) kom

{21) ok

(23) jore

'basa' —> pabasa-basa

'ambil' —pentima-ntima

'makan' —tekofu-koni

'lihat' —> naok-ok

'tidur' —> dajore-jore

'membaca-baca'

'coba ambil-

ambil'

'tidak sengajamakan'

'dilihat-lihat'

'akan tidur-tidur'

Page 23: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

10

(24) so

re'jaga'

-—>

desoro-soro

'sed

ang ja

ga-j

aga'

(25) boba

'puk

ul' -—>

nuboba-boba

'kau

pukul-pukul'

(26) done

'den

gar'

-—>

ndadone-done

'dldengar-dengar'

(2'^

say u

'susun' -—>

ndisayu-sayu

'disusun-susun'

(2S)

ina

'Ingat'

-—>

kuina-ina

'ku In

gat-

lnga

t'

(29) bi

ra'belah' -—>

tabira-bira

'klta be

lah-

bela

h'

(30) noa

'tengada'--->

wunoa-noa

'tlba-tlba tengada'

c. Dengan Ben

tuk Da

sar Kata Sifat

Bent

u^ja

ng Dm dengan

dasa

r ka

ta s

ifat dal

am BP dap

at pula

dirangkaikan dsngan be

bera

pa prefiks tunggal

, se

pert

i ma

wi

dan

mo-,

. Contohnya ad

alah

seb

agai

berikut:

(31) dago

.'ba

lk'

—> madago-dago

'balk-balk*

(32) nk

osu

'bungkuk' —winkosu-nkosu 'bungkuk-

bung

jcuk

'(33) ba

nke

'besar'

—> mobanke-banke

'menjadl besar-

besar'

Sela

ln ben

tuk ulang Dm dapat dlrangkalkan de

ngan

prefiks tunggal,

Dm d

apat pul

a dl

komb

lnas

lkan

den

gan

pref

iks ra

ngka

p dalam

kata

benda, kat

a keija, dan

juga ka

ta sif

at Prefiks rangkap tersebut adalah

seba

gai be

riku

t.

a. De

ngan

Bentuk Dasar Ka

ta Benda

Bentuk ulang Dm dengan da

sar ka

ta benda

dengan j^efiks ran

gkap

topo-, p

opa-. mopo-, nap

o-.

sebagai be

riku

t:

(34) bonde

'kebun' —

topobonde-bo

nde

(35) yop

o 'hutan' —popayopo-yopo

(^yopo

'hutan' —> mopcyopo-yopo

(37) gum

'gur

u' —> nu

intp

agum

-gum

{3S)

yunu

't

eman

' —napoyunu-yumi

dapa

t dlrangkalkap

Contohnya ad

alah

'tuk

ang kebun-

kebun'

'berhutan-hutan'

'men

g^ut

an-h

utan

-kan'

'men

gaja

r-aj

ar'

'dlj

adlk

an tem

an'

55

2^5.3 Makna Pem

lang

an Bet

Uuk Asal Kat

a Sifat

Peru

lang

an yang

berbentuk

asal KS dapat men

lmbu

lkan

makna

seba

gai berikut.

a. Perulangan ben

tuk

asal KS y

ang be

rmak

na I

nten

slta

s dapat

dllukl^mn se

baga

i berikut

nainti-inti

inti

'kuat' —

'san

gat ku

at'

Nain

ti-i

nti wiwina.

liga

'cep

at' —

maliga-liga

Maliga-liga kojo kanjo'mu.

Iowa

'jauh' —

lawa

-law

aBanuannya lawa-lawa un

ka rirei.

'Bib

lmya

dltutup sangat

kuat'

'cepat sek

air

'Cepat sek

ali engkau pergl.'

'agak jauh'

'Rumahnya agak ja

uh darl

slnl.'

b. Perulangan ben

tuk asal KS mak

na neg

asi

Perulangan bentuk

asal

KS yang be

rmak

na n

egasi (

mele

mahk

anma

kna as

alny

a) dl

luklskan seb

agai

ber

ikut

.

buya

'putlh'

—mobuya-buya 'agak pu

tlh'

Mobiya-buya bajuku.

'Sudah aga

k putlh

bajuku.'

kala

ndo 'p

anja

ng' —kakalando

'agak panjang'

kaka

land

o ka

lenk

aju ma

kuni

. 'A

kar kayu kunlng ag

akpa

njan

g.'

c. Pe

mlanga

n KS Ber

makn

a Ma

kin

Peru

lang

an bentuk as

al KS yan

g bermakna mak

ln (b

ertambah) b

lla

mendapat prefiks kako- dap

at dll

ukl^

can se

baga

i be

riku

t

kodi

'kecU' —

kakokodi-kodi 'semakln kecU'

Pale

ana

ngod

i se

tu kak

okod

i-ko

di.

'Tangan anak Itu

mak

lnlama makln kecll.'

dutu

'kurus' —

madusu-dusu

'menjadl kurus-kurus'

kakomadusu-dusu

'semakln kurus'

Page 24: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

54

d Pemlangan K

K Bermakna Tanpa Tujuan

Perulangan bentuk asal K

K yang bermakna selalu bersifat

sembarangan melakukan sesuatu walaupun pekeijaan itu tanpa tujuanadalah sebagai berikuL

taso 'lempar'

—>

metaso-taso 'melempar-lempar' tanpatujuan

Ntau setu metaso-taso. *Orang itu melempar-lempar.'

kende 'naik' —> kakende-kende 'sembarang tempat ia naiki*

Manunya kakende-kende.

'Ayamnya sembarang tempat

dinaiki.'

e. Perulangan K

K Bermakna Berbalasan

Perulangan bentuk asal KK yang bermakna berbalasan memakai

prefiks mombe- , antara lain, adalah sebagai berikut.

Hwi 'beri*

—>

numtbewai-wai *saling memberi'

Ana setu depa mombewai-wai. 'Anak itu baru saja salingmemberi/

jaguru 'tinju' —

mombejajaguru 'saling bertinju'

Alex pai Joni mombejajaguru. 'Alex dengan Joni salingbertinju'

f. Perulangan K

K Bermakna Kontinuitas

Perulangan bentuk asal KK yang bermakna pekeijaan dan bersifat

kontinu (terus-menerus) dilukiskan sebagai berikut

yunu 'teman* —

poyumi-yunuPapa ree poyunu-yunu pai sau setu.

dika 'simpan' —

madika-dika

Ine medika-dika ri raya pate.

'selalu bersahabat'

'Ayah selalu berteman

dengan orang itu.''menyimpan selalu'

'Ibu selalu menyimpanikan dalam peti.'

11

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata keija dapat pula diran^eaikan

dengan prefiks rangkap, seperti mampe-, mopo-y papa-, nupo-y ndipo-ytope-y paka-y mombe-y kate-, popa-y tepo (N)-y dan napa-. Contohnyaadalah sebagai berikut

(39) linja

'jalan' —> mampelinja-linja

'membuat jalan-jalan'

(40) songi 'tambah'

—moposongi-songi 'menambah-nam-

bah'

(41) layo

'pergi' —papolayo-layo

'suka pergi-pergi'(42) ngari

'teriak' —mtpongari-ngan 'kau buat berteriak-tCTiak'

(43) tunda

'duduk' —ndipotunda-tunda

'dipersOahkan du-duk-duduk'

(44) sabo 'pinjam'

—topesabo-sabo

'orang peminjam>miqam'

(45) sunko

'dukung' —mombesunko-

sunko

'saling dukung-mendukung*

(46) koni

'makan' —pakakom-koni

'beri makan

masing-masing'(47) bira

'belah' —> katebira-bira

'teibelah-belah'(48) yuli

'tidur' —popayuU-yuU

'selalu tidur-tidur'(49) poti

'halang' —tepompoti-mpoti

'terfaalang-halang'(50) tunda

'duduk' —napatunda-tunda 'dipersilahkan du-duk-duduk'

c. Dengan Bentuk Dasar Kata Sifat

Dalam BP ditemukan pula bentuk ulang D

m dengan dasar kata sifat

yang dirangkaikan dengan prefiks rangkap, seperti paka-, napa-,mampa-y popa-, topo-, dan ndapo-. Contohnya adalah sebagai berikut

(51) ede

'pendek' —> pakaede-ede

'pendek-pendek-kan'

Page 25: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

12

(52) pa

ri

'cepat'

—nap

apar

i-pa

ri

'dipercepat-cepat'

(53) pa

ri

'cepat' —> mampapari-pari

'membuat ja

dicepat-cepat.

(54) ip

u 'r

agu'

—> popa

ipu-

ipu

'men

jadi

aga

k kua-

tir'

(55) yanngu

'mabuk' —> top

oyan

ngu-

yamgu

'orang suk

a mabu

k-• mabuk'

(56)

ngu

ju

'jel

ek' —> ndaponguju-

nguju

'dij

elek

-jel

ekka

n'

Bentuk ula

ng Dm dalam BP yan

g dirangkaikan den

gan pr

efik

s ya

ngte

rdir

i at

as tiga unsur ju

ga dit

emuk

an dal

am kel

as kat

a te

rten

tu. Bentuk

ulang semacam

ini sangat ter

bata

s jumlahnya. Seb

agai

contoh

adal

ahse

baga

i berikut.

(57)

mbe

vo

'ger

ak' —> nap

opom

bevo

-mbevo

'dig

erak

-ger

akka

n'(58) ka'

a 'j

erah

' —napampteka'

a-ka'a

'dibuat bet

ul-b

etul

jerah'

(59) kon

i 'm

akan

' —> nda

popa

nkom

-nkoni

'sudah membuat dia

makan berulang-

kali'

(60) yangu

'mabuk' —> katopoyangu-

yang

u 'd

alam

kea

daan

mabuk-mabuk'

Dalam BP se

laln

ben

tuk ul

ang Dm dirangkaikan dengan i^e

fiks

bai

kturiggal maupun

prefiks r

angi

mp, d

iten

tuka

n pu

la ben

tuk ulang Dm yan

gdi

ikut

i ol

eh suf

iks,

baik su

fiks

tunggal mau

pun

sufiks ran^ap. Ben

tuk

ulang se

maca

m ini di

temu

kan dalam

kela

s ka

ta t

ertentu, ant

ara

lain

,adalah sep

erti

berikut ini.

53

2.5.

2 Makna Perulangan Bentuk Asal Ka

ta Kei

ja

Perulangan yang.bentuk asa

lnya

KK dap

at memunculkan beberapa

kemu

ngki

nan makna,seperti tampak pada contoh berikut in

i.

a. Perulangan KK Bermakm Frekuentatif

Peru

lang

an KK yang bermakna fre

kuen

tati

f (melakukan

pekeijaan

yang

ber

ulan

g-ul

ang)

adal

ah sebagai ber

ikut

.

endo

'ing

at' —> en

do-e

ndo

'ingat-ingat'

Endo

-end

e janjina.

'Ing

at-i

ngat

janjinya.'

basa

'baca' —basa-basa

'baca-baca'

Si*a

madayo mobasa-basa buku.

'Dia rajin membaca-baca

buku.'

kae

'gal

i' —> ka

e-ka

e 'gal

i-ga

li'

Tibu

bu nak

e-ka

e.

'Sumur digali-gali.'

b. Perulangan KK Bermakna Be

bera

pa Saa

t

Perulangan bentuk

asal KK yang be

rmak

na melakukan p

ekei

jaan

untu

k beberapa saat la

many

a adalah seb

agai

berikut.

mompau

'ber

bica

ra' —mompau-mpau 'be

rcak

ap-c

akap

'Si

'a mompau-mpau pai

tu'anya.

'Dia ber

caka

p-ca

kap de

ngan

neneknya.'

tende

'bu^g ke

atas

' —> nat

ende

-ten

de 'di

buan

g-bu

ang ke

atas'

Anangodi setu natende-tende.

'Ana

k kecil

itu dibuang-

buan

g ke atas.'

c. Perulangan KK Ber

makn

a Ti

dak Serius

Peru

lang

an bentuk

asal KK yan

g be

rmak

na melakukan p

ekei

jaan

seca

ra tid

ak ser

ius adalah seb

agai

berikut.

tunda

'duduk' —>

motunda-tunda 'duduk-duduk'

Motu

nda-

tund

a monkabi kayoro.

'Duduk-duduk memintal

tali.'

ale

'lihat'

—>

naole-ole

'Sekedar dil

ihat

-lih

at'

Naol

e-ol

eka ba

juku

. 'B

ajuk

u dilihat-lihat.'

Page 26: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

52

13

b. Perukmgan K

B Bermahta Jamak (banyak)

Penilangan bentuk asal KB yang bermakna banyak adalah sebagai

berikut.

tu*a 'nenek' —

tu*a-tu*a

Bara roa m

ankoni tu*a-tu'a setu?.

buyu 'gunung' —

>

buyu-buyuBuyu-buyu setu malankati.

'nenek-nenek*

'Apakah nenek-nenek itusudah makan?'

'banyak gunung*'Gunung-gunung itu tinggi/

c. Peruiangan K

B Bermakna Tiap-tiap

Penilangan bentuk asal KB yang mendapat prefiks sa- dapat

bermakna tiap-tiap dan menyatakan satuan kecil. Bentuk penilangantersebut dapat dili^skan sebagai berikut.

CO 'ban'

—> saeo-saeo

'tiap-tiap hari'Saeo-saeo yaku malai ri bonde.

'Tiap-tiap hari saya pergi kekebun.'

beni 'malam'—sambeni-sambeni

'tiap-tiap malam'Si'a mankoni ri banua sambeni-sambeni.

*Dia makan di rumah

tiap-tiap malam.'

d. Peruiangan K

B Bermakna Satuan Kecil (Sedikit)

Peruiangan bentuk asal KB yang bermakna satuan kedl dihilriskan

sebagai berikut.

kaju kayu'

—> sankaju-kaju

'sepotong (dialam satiiankecil) seekor'

Manu sankaju-kaju nakeni. 'Ayam satu ekor dia bawa.'

tabo 'piring' —

> santabo-tabo

'hanya satu piring'Santabo-tabo kinoni kukeni.

'Hanya satu piring nasi sayabawa.'

kura 'periuk' —

> sankura-kwra

'hanya satu periuk'Sankura-kura ose ndaoU.

'Hanya satu periuk betasdibeli.'

a. Bengan Bentuk Dasar Kata B

enda

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata benda yang dirangkaikan

dengan sufiks tunggal { -i, -gi, -si, -h', dan -wi }

adalah sebagai berikut.

(61) watu

'batu' —watu-watui

(62) laya 'layar'

—laya-layagi

(63) ue

'air' —ue-uesi

(64) paa

'pahat' —paa-paati

(65) kau

'tudung' —kau-kauwi

'beri batu-batu'

'layar-layari''air-airi'

'pahat-pahati''tudung-tudungi'

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata keija yang dapat dirangkaikan

dengan sufiks tunggal { -hi, -ki, -pU -ri, -ti, -ni, -mo, -ka }

adalah sebagaiberikut

(66) tutu

'tutup'—tutu-tutubi

'tutup-tutupi'(67) linja

'jalan'—linja-linjaki

'jalan-jalan'(68) unju

'sapu'—unju-unjupi

'sapu-sapui'(69) wuwu

'hambur'—wuwu-wuwuri

'hambur-hambauri'

(70) jau

'jahit'—jau-jauti

'jahit-jahiti'(71) rumpa

'tabrak'—> rumpa-rumpani

'tabrak-tabraki'

(72) koni

'makan'—koni-konimo

'makan-makanlah'

(73) ese

'gpsok'—ese-eseka

'gosok-gosokkan'

c. Dengan Bentuk Dasar Kata Sifat

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata sifat yang dapat dirangkaikan

dengan sufiks tunggal (-ni, -ri, -ti ) adalah sebagai berhait.

(74) teno

'bodoh' —teno-tenoni

'bodoh-bodohi'(75) tumi

'hidup' —tumi-tumiri

'hidup-hidupi'(76) jua

'sakit' —jua-juati

'sakit-sakiti'

Bentuk ulang Dm dalam B

P dapat pula diikuti oleh sufiks rangkap,

seperti contoh berikut.

Page 27: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

14

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija

Bentuk ulang Dm dengan kata dasar kata keija yang dapat dirang-kaikan dengan sufiks rang^p { -waka^ -bakOy -laka, -maka, -naka, -paka,-rakuy -saka, -taka } adalah sebagai berikut

(77) soka 'tangkap* —> sokasokawaka 'tangkap erat-erat'(78) rugo 'tekan' —rugo-rugobaka 'tekan-tekan ke

bawah'

(79) supa 'sembur' —supa-supalaka 'semburkan kuat-kuat'

(80) tana *tanam' —tana-tanamaka 'tanam-tanam lebihdalam'

(81) sompa 'turun* —sompa-sompa-naka 'tumnkan cepat-

cepat*

(82) tanda 'tumbuk' —> tanda-tandapaka 'tumbuk-tumbukkuat-kuaf

(83) suwu 'keluar' —r> suwu-suwuraka 'keluarkan cepat-cepat'

(84) peda 'banting' —peda-pedasaka 'banting lebih kuat'(85) oko 'angkat' —> oko-^kotaka 'angkat-angkat

cepat lagi'

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Si£at

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata sifat terbatas jumlahnya.Gontohnya adalah sebagai berikut

(86) lonko 'longgar' —hnko-lonko-maka 'longgar-longgar-

kan'

(87) roso 'buas' —roso-rosopaka 'jadikan buas-buas'

Selain bentuk ulang Dm dapat dirangkaikan dengan sufiks tunggaldan rangkap, bentuk ulang tersebut dapat pula dirangkaikan denganinfiks, antara lain, { -a/-, -ay-, -in-, -ar-, dan -am- }. Gontohnya adalahsebagai berikut.

51

4) Konfiks pe- + Dm -baka

Kcmfiks pada pe- + Dm -baka berfimgsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Gontoh :

tUo 'balik' —> petilo-tilobaka 'coba balik-balik lagi'rugo *tekan* —> perugo-rugobaka »coba tekan kuat-kuat*

25 Maka Perulangan

Pada bagian ini secara khusus akan dibahas segi-segi semantikperulangan BP dialek Lage. Penentuan makna dilakukan berdasarkansistem pengelompokan. Perulangan yang memiliki kesamaan jenis ataukelas kata dan bentuk asal dan kesamaan makna gramatikal dimasukkanke dalam kelcunpck yang berada pada prosodi yang sama.

Selain itu, dikemukakan juga contoh perulangan bentuk kompleksdalam BP dengan perubahan makna yang ditimbulkan. Misalnya/Teinyfl"linja; melinja-linja dari bentuk asal linja 'jalan' dan mauka-ukati danbentuk asal uka *buka\

Berdasarkan basil penelitian, makna perulangan dalam BP dapatdikemukakan sebagai berikut.

2.5.1 Makna Perulangan Bentuk Asal Kata Benda

Perulangan yang berbentuk asal KB dapat memunculkan dua makna,yakni bermakna menyerupai dan berma^a jamak. Gontoh masing-masing bentuk itu disajikan dalam kalimat berikut.

a. Perulangan KB Bermakna Menyenqmi

Perulangan bentuk asal KB yang bermakna menyerupai atau tiruanadalah :

baula 'kerbau' babaula 'kerbau-kerbau'

Jamin mobusu babaulanya. 'Jamin mencuci keibau-keibaunya.'nara 'kuda' —nara-nara 'kuda-kudaan'

Sia mobdtu nara-nara ri pasal. 'Dia menjual kuda-kudaan di pasar.'

Page 28: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

50

Sufiks kelompok -waka itu ada yang hanya berfungsi membentukpenilangan secara derivatif dan ada pula yang berfungsi membentukperulangan secara inflektif. Sufiks yang berfiingsi membentuk penilangansecara infiektif, seperti telah dikemukakan itu.

Sufiks kelompok -waka dapat pula dipadukan dengan prefiks pe-yang berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasar kata keija.Jika berpadu dengan prefiks pa- dan po- perulangan tersebut membentukkelas kata lain.

1) Konfiks pe- + Dm -taka

Konfiks pada pe- + Dm -taka berfungsi membentuk perulangan katakeija dari da^ kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

oko 'ang^t' —peoko-okotaka *coba angkat lebih tinggi lagi'ore 'naik* —peore-oretaka 'coba naikkan lebih tinggi lagi*

2) Konfiks pe- + Dm -naka

Konfiks pada pe- + Dm -naka berfungsi membentuk perulangan katakeija dari da^ kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tau *turun* —petau-taunaka *coba turunkan barang'sampo *turun* —pesampo-sam-

ponaka *coba turunkan lebih cepat*

3) Konfiks pe- + Dm -waka

Konfiks pada pe- Dm -waka berfungsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK

Contoh :

tadu 'tunin* —> petudu-tuduwaka >coba turunkan cepat*tana 'tanam'-r—> petana-tanawaka > coha tanam Halam^alam*

15

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Benda

(88) sako *alas* —sayako-sako *alas-alas keranjang'(89) goli *matahari* —-> galott-goli *terbenam-terbenam*(90) sepa 'cabang* —sarepa-sepa *menetes-netes sebe-

lah menyebelah'(^\) samba *layar* —sumomba-

somba 'berlayar-layar*

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija

(92) tuju 'tunjuk* — timmju-tunju 'telunjuk-lelunjuk*(93) baba 'bercakap*—beraba-baba *bercakap-cakap*(94) tunda *duduk' — tumunda-tunda

*duduk-duduk me-

nanti*

(95) wenta 'belit' —weenta-wenta *membelit-belit*

Dalam BP ditemukan pula beberapa imbuhan yang mengapit bentukulang Dm (yaitu bentuk konfiks), baik berbentuk tunggal maupun yangberbentuk rangkap. Perpaduan itu dapat dilihat dalam kelas kata benda,kata keija, dan kata sifat.

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Benda

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata benda yang diapit oleh imbuhan{ ma-i, ma-si, mampapa-ka, mampapo-ka, na-ka, napa-ka, dan pe-ni }adalah sebagai berikut.

(96) watu 'batu* —mawatu-watu *membatu-batui'(97) bure *garam' —mabure-buresi *menggaram-garami*(98) rosi *hasir —mdmpaparosi-

rosika 'menghasil-hasilkan*

(99) enu 'kalung* —man^poenu-enuka *mengalung-ngalung-

kan*

(100) ipo *racun* —> naipo-ipoka *diracun-racunkan*

Page 29: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

16

(101

) yum 't

eman

* —mpcyum-yu-

nuka

'diteman-temani'

(102) at

a 'atap'

—peata-atani

'ata

p-at

api'

b. Dengan Bentuk Dasar Ka

ta Keija

Bentuk

ulang Dm dengan da

sar kata keija yan

g diapit oleh imbuhan

{ ma-

koy mampa-ka, ma

mpak

a-ka

, ma

mpe-

kay ma

mpop

e-ka

y m-kOy mi-

iy nap

e-ko

y dan m-kd) ad

alah seb

agai

ber

ikut

(103

) nayu 'n

yany

i* —manayu-noyuka

*menyanyi-nya-

nyikan

(104

) rata

'dat

ang'

—mampakarata-rata-

ka

'mendatang-da-

tang

kan'

(105

) tiu

"ter

ns*

—mampaliu-Uuka

'men

ems-

nems

-kan*

(106) ta

so

"lempar* —mampetaso-

tasoka

'mel

empa

r-le

m-pa

dcan

'(lifT) wot

e "seberang*—nawote-wote-

saka

*dis

eber

ang-

sebe

-ra

ngka

n'(108) Udu

'ikut*

—nabiiu'lubika

"diikut-ikuti*

(109) ta

so

"lempar* —> na

taso

-tas

oi

*dil

empa

r-le

mpar

i*(110) tudu

"tur

un*

—metudu-tudumaka 'tu

run-

tumn

cepat*

(111) ta

u "t

urun

* —natau-taunaka

'dit

umnk

an bar

ang

cepat*

c. Dengan Bentuk Dasar Kata Si£at

Bentuk ulang Dm dengan

dasar kata Sif

at yan

g diapit imbuhan,

seperti { pa-k

Uy mampa-kay mam

paka

-kay

noN-

kay ru^o-kay dan napaka-

ka } ad

alah sebagai berikut

(112) buya

*putih*

—pakabt^a-bi/yaka

*putih-putih-

kan*

49

21) Konfiks me-

+ Dm -ba

ka

Konf

iks p

ada me- + Dm -ba

ka ber

fimg

si membentuk per

ulan

gan kata

keija dari dasar kat

a ke

ija.

Formulanya ada

lah KK

KK.

Contoh :

tilo

*b

alik

* —metUo-tilobaka

*ter

bali

k-ba

lik*

ruga

*tek

an* —m

erug

o-ru

goba

ka

"tertekan ku

at-k

uat*

22) Kon

fiks

ma- + Dm -paka

Konfik

s pada ma-

+ Dm -paka b

eifungsi membentuk perulangan

kata keija dari da

sar ka

ta keija.

Formulanya ada

lah KK

KK.

Contdi:

tUo

*bal

ik* —> matUo-tilobaka

*membalik-balik*

ruga

*tekan* —marugo-rugobaka

"men

ekan

kuat-kuat*

23) Konfiks me- + Dm -pa

ka

Konfiks pada me-

+ Dm -pa

ka berfungsi membentuk per

ulan

gan ka

takeija dari dasar kat

a ke

ija.

Form

ulan

ya ada

lah KK

KK.

Contoh :

tanda *tumbuk* —metanda-tandapaka "

tert

umbu

k le

bih ke

ras*

tand

a "banting* —metanda-tandapaka "

teib

anti

ng kua

t-ku

at*

24) Konfiks ma- + Dm -paka

Konfiks pada ma- + Dm -paka beifungsi membentuk perulangan

kata kei

ja dari dasar ka

ta kei

ja.

Formulanya ada

lah KK —KK.

Contoh :

tanda "t

umbu

k* —mantanda-tandapaka "menumbuk leb

ih keras*

tand

a "b

anti

ng* —> mat

anda

-tan

dapa

ka "membanting kuat-kuat*

Page 30: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

48

Contdi:

sonqx) 'tunin'tau

'tunin'

-> mesompo-somponaka 'tunmkan lebih cepat*

-> metau-taunaka

'turunkan (baiang)cepat'

18) Konfiks ma- + Dm -naka

Konfiks ma- + Dm -naka berfungsi membentuk penilangan kata

keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK

KK.

Omtoh :

tau

'turun' —matau-taunaka

'menurun-nurunkan

(barang)'sompo *tiirun*

—macompo-compo

'menunin-nurunkanlebih cepat*

19) Konfiks m

e- + Dm -maka

Konfiks pada me- + Dm -maka berfiingsi membentuk penilangan

kata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK

KK.

Contoh :

tudu 'turun' —

metudu-tudumaka

'turun lebih cepat*tana

'tanam* —metana-Uauunaka

'bertanam-tanam'

20) Konfiks m

a- + Dm -maka

Konfiks pada ma- + Dm -maka berfiingsi membentuk penilangan

kata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK

KK.

Contdi:

tudu 'tunda' —

matudu-tudumaka

'menunda-nunda'

tana

'tanam*—mantana-ntanamaka

*menanam lebih

dalam*

17

(113) dago 'baik' —> mampadago-dagoka

'memperbaiki-baiki'

(114) rate *panjang' —

> mampakarate-rateka 'memanjang-

manjangkan'

(115) silo 'terang'

—nancilo-sUoni 'diterang-terangi'

(116) mono 'benar* —napomonco-mon-

coka *dibenar-benar-kan'

(117) jaa 'kasar'

—napakajaa-jaaka 'dikasar-kasan'

23.2 Dwipuma

Dalam BP ditemukan bentuk ulang yang teijadi dari penilangan suku

kata awal bentuk dasamya. Penilangan semacam ini hanya terdapat padabentuk dasar yang bersuku kata lebih dari dua, baik pada kelas kata keijamaupun pada kelas kata lainnya.Contohnya dapat dikemukakan sebagai berikut.

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Benda

(118) duana 'perahu'

—duduana

*perahu-perahu*(119) taripa

'mangga' —tataripa

'mangga-mangga*

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija

(120) jaguru 'tinju'

—jajaguru

'tinju-tinju'(121) sawari

'ganti' —sasawari

'ganti-ganti'

c. Dengan Bentuk Dasar Kata Sifat

(122) bolenta 'boros'

—bobolenta

*boros-boros*lv23)lankati

'tinggi' —> JalankaH

'tinggi-tinggi'

Bentuk ulang dwipurwa dalam BP dapat dirangkaikan dengan

beberapa jenis prefiks yang antara lain, dapat dicontohkan sebagaiberikut

Page 31: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

18

(124) pepali 'mencari' —mampepepaU 'mencari-cari'

(125) jaguru 'tinju' —mombqajaguru 'saling bertiqu'(12Q sawari 'ganti' —nasasawari 'diganti-gsnti'(127) hmana 'nganga' —> mekukunana 'menganga terus-

menerus'

(128) pepara 'maki' —pepepara 'memaki-makd'

(129) lauro 'rotan' —melalauro 'mencari-cari

rotan'

(130) bonde 'ladang' —> topopobonde 'peladang-pela-'dang'

(131) bolenta 'boros' —bobolentanaka lebih-lebih boros'

(132) penau 'tunin' —> napepenauki 'diturun-turunkan'

2.4 Fungsi Perulangan

Seperti halnya afiksasi, perulangan mempunyai dua fungsi yaitufungsi gramatis dan fungsi semantis (Ramlan, 1973). Fungsi gramatisadalah fungsi yang bertalian dengan perubahan bentuk satuan bahasa,sedangkan fungsi semantis ialah fungsi yang bertalian dengan perubahanmakna satuan bahasa. Kedua fungsi itu pada hakikatnya satu, yaituteijadi serempak. Bila pada suatu satuan bahasa teijadi perubahanidentitas gramatisnya maka berubah pul identitas semantisnya. Hal yangsama teijadi pada sebaliknya oleh karena itu, untuk menentukan fungsigramatis dan membedakannya dengan fungsi semantis kadang-kadangsulit (Groys Keraf, 1975).

Apabila dihubungkan dengan uraian Verhaar (1978) mengenaiproses morfemis, fungsi gramatis dapat disejajarkan dengan derivasi,sedan^^ fungsi semantis disejajarkan dengsn infleksi paradigmatis.Yang .dimaksud dengan derivasi oleh Verhaar ialah looses gramatikalyang tidak mengubah identitas kategori kata. Dalam g^jala infleksi yangberubah hanyalah identitas semantisnya.

Meskipun istilah derivasi dan infleksi terutama berurusan denganproses afik^i dan reduplikasi (Verhaar, 1978), dalam penelitian ini akandiperluas jangkauannya hingga mencakup proses duplikasi. Dengandemikian, yang dimaksud dengan fungsi perulangan ialah segala

47

Contoh :

tende 'angkat' —matende-tenderaka *mengangkat-an^tnama orang lain'

Konfiks di atas beralomorf dengan mo- + Dm -raka dan contohnyaadalah :

tende 'angkat' —matende-tenderaka 'mengan^t-an^tdiri'

15) Konfiks me- + Dm -laka

Konfiks me- + Dm -laka berfiingsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

sombu 'loncaf —mesombu-sombulaka 'meloncat-loncat'

supa 'sembur' —mesupa-supakdca 'tersembur-semburlebih kuat'

16) Konfiks ma- + Dm -laka

Konfiks ma- + Dm -laka berfimgsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

supa 'sembur' —mancupa-ncupalaka 'menyembur-nyem-burkan lebih kuat'

tumba 'tolak' —mantumba-tumbalaka 'menolak lebih kuat'

17) Konfiks me- + Dm -naka

Konfiks me- + Dm -naka berfimgsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Page 32: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

46

tale *bentang' —metale-talesaka *membentangkan lebihkuat'

11) Konfiks me- + Dm -taka

Konfiks me- + Dm -taka berfungsi membentuk pemlangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

oko ^angkat* —> meoko-okotaka 'terangkat-an^mFora 'naik' —> meora-orataka 'naikkan tinggi-tinggi'

12) Konfiks ma- + Dm -taka

Konfiks ma- + Dm -taka berfungsi membentuk pemlangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

oko *angkat* —> maoko-okotaka *mengangkat-angkat'ora 'naik' —maora-orataka ^menaik-naikkan'

13) Konfiks me- + Dm -raka

Konfiks me- + Dm -raka berfungsi membentuk pemlangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tende *jingkat*—> metende-tenderaka *beijingkat-jingkaFsuwu ^keluar* —> mesuwu-suwuraka 'keluar segera'

14) Konfiks ma- + Dm -raka

Konfiks ma- + Dm -raka berfungsi membentuk poulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

19

penjadian kategori atau jenis kata bam dari kategori atau jenis kata yanglain sebagai akibat dari proses pemlangan (Sutawijaya, 1981:15).

Untuk menjelaskan fungsi pemlangan dalam BP, penulismenggunakan lima kategori dari sepuluh kategori kata yang ada, yaitunomina, verba, ajektiva, numeralia, dan kata tugas. Setiap fungsi diberinama menumt kategori yang dihasilkan, misalnya fungsi yang meng-hasilkan nomina disebut fungsi nominal, fungsi yang meng^asilkan verbadisebut fungsi verbal, dan seterusnya.

2.4.1 Fungsi Perulangan Kata

Berdasarkan data, perubahan kategori kate dalam BP disebabkanoleh looses pemlangan. Dengan kate lain, perpaduan antara afiks denganbentuk ulang, misalnya verba tapa 'pimggang' dirangkaikan denganprefiks po- 'tempat'. Dengan perpaduan prefiks po- dengan bentuk ulangyang mendapatlfan asimilasi nasal ri menjadi ntapa-tapa. Dengandemikian, terdptalah perubahan kategori kata dari kata keija menjadi katabenda, yaitu pontapa-tapa 'tempat memanggang-manggang".

Untuk kepraktisan deskripsi pemlangan dalam BP, penelitimengklasifikasikan perubahan kategori kata secara derivatif dan inflektil

2.4.1.1 Perubahan Katagori Kata secara Derivatif

1) Prefiks poN- + Dm

Prefiks tunggal poN- + Dm dalam BP dapat membentuk nomina daridasar kata benda dan dasar kata keija, yang masing-masing diberikancontoh sebagai berikut.

a. Formula KB ->KB

guru *gum' —> poguru-guru 'ten^t belajar-belajar'bonde 'kebun' —> pobonde-bonde 't^pat berkebun-kebun'

b. Formula KK ->KB

'panggang* —pontc^-tapa *tempat memanggang*tosu 'tusuk' —pontusu-tosu 'penusuk-nusuk (orang)'

Page 33: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

20

2) PrefiBcs rangkap topo (tope)- + Dm

Prefiks langkap topo (tope)- + Dm dalam BP dapat membentuknomina dari dasar kata benda, dasar kata keija, dan dasar kata sifat.Sebagai contoh adalah sebagai berikut.

a. Fonnula KB KB

bonde 'kebun' —topobonde-bonde 'tukang kebun-kebun'soga *sagu* —topesoga-soga 'pengambil sagu'

b. Foimula KK -

uki *tulis*

bdSu 'ikut'

->KB

—topouki-uki—topeUdu-hdu

->KB

'penulis-penulis''pengikut-pengikut'

c. Fonnula KS -

jU *diam* —toponjU-njU *pendiam-diam'

yangu 'mabuk* —topoyangu-yangu 'pemabuk-pemabuk*

3) Prefiks tunggal me- + Dm

Prefiks tunggal me- dapat dirangkaikan dengan bentuk ulang Dmatau Dp (Dwipurwa) dan berfimgsi membentuk kata keija dari katabenda. Contohnya adalah sebagai berikut

Formula KB KK

soga *damar' —mesoga-soga 'mencari-damar*kaju 'kayu' —mekaju-kaju 'mengumpulkan kayu'

Prefiks tunggal me- + Dp

Prefiks tunggal me-^Dp dibentuk deng^ menuliskan suku pertamadari bentuk dasar yang diulang dan kemudian bentuk dasar tersebutdituliskan sepenuhnya. Bentuk dasar yang dimaksud ialah bersuku tigaatau lebih.

->KKFormula KB -

taripa *mangga* —> metataripalauro 'rotan* —mekdauro

'mencari mangga*'mengumpulkan rotan'

45

Formulanya adalah KK KK.Contoh :

soko 'peluk' —mesoko-sokowaka 'memeluk-meluk'hdu 'ikut' —mebdu-luluwaka 'mengikuti terus

menerus'

8) Konfiks ma- + Dm -waka

KonfiBcs ma- + Dm -waka berfungsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

soko 'peluk* —mancoko-ncokowaka 'memeluk denganrasa gembira'

soka 'genggam* —mancoka-ncokawaka 'menggenggamdengan erat*

9) Konfiks ma- + Dm -saka

Konfiks ma- + Dm -saka berfungsi membeiituk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

nawu 'jatuh' —manawu-nawusedai 'menjatuhkan namaorang'

wote 'seberang* —mawote-wotesaka *menyeberangkan lebihcepaf

10) Konfiks me- + Dm -saka

Konfiks me-+Dm -saka berfungsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contdi:

nawu 'jatuh' —menawu-nawusaka *menjatuh-jatuhkan din*

Page 34: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

44

4)

Konfiks m- + Dm -i

Konfiks na-+Dm -i berfiingsi membentuk perulangan kata keqa dari

dasar kata keija.

->KK.

Formulanya adalah KK -

Contoh :

jau 'jahit'

—mjau-jauti

taso 'lempar'

—nataso-tasoi

'dijahit-jahiti*'dilempar-lempari'

5) Konfiks na-poN' +

Dm -ka

Konfiks na-poN' + Dm -ka beifungsi membentuk perulangan kata

keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK

KK.

Contoh :

balu *jual'

—napobabi-baluka 'dijual-jualkan*

taso 'lempar*

—> napetaso-tasoka

'dilempar-lemparkan'

6) Konfiks pe-

Dp-ka

Konfiks pada pe- + Dp -ka berfungsi membentuk perulangan kata

keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK

KK

Contoh :

ale 'lihat*

—pepeoleka

*perlihat-lihatkan'done

'denger' —pqtedoneka

'perdengar-dengarkan'

Ada pttla kelompok konfiks yang sufiksnya J

^ya dipasangkan

dengan dasar kata ulang tertentu saja. Kelompok koofiks tersebut adalahsebagai berikut.

7) Konfiks me- •¥ D

m -waka

Konfiks di atas berfungsi membentuk perulangan kata keija daridasar kata keija.

21

4) Prefiks tunggal m

oN- + Dm

Prefiks tunggal moN- + Dm dalam B

P dapat membentuk verba

dari dasar kata benda. Contohnya dapat diberikan berikut ini.

Formula KB

KK

paho *tugal'

—morrqxtho-paho 'menugal-nugal*palu

'palu' —num^bi-pabi 'memalu-nndu'

5) Prefiks tunggal p

aN- + Dm

Prefiks tunggal paN- + Dm dalam B

P membentuk kata keija dari

dasar nomina. Conti^ya diberikan sebagai berikut

Formula KB

KK

pana 'panah'

—> pampana-pana

'memanah-manah'pani

'cangkul' —pampani-pani

'mencangkul-can^cul'

6) Prefiks tunggal ndi- +

Dm

Prefiks ini beralomorf, yakni nda-^ nu-, na-, dan ta- berfungsimembentuk kata keija dari dasar kata nomina.

Contohnya adalah sebagai berikut.

Formula KB

->KK

ipo*racun*

—ndiipo-ipo

'diracun-racun (beliau)'ipo

*racun'

* —

nuraam-raam

'kau diracun-racuni'

ipo*racun*—

naracun-racun

*diracun-racunnya'ipo

'racun'—

taraam-racun

'kita racun-racun'

pana

'panah*—

ndipana-pana'dipanah-panah'

pana

'panah*—

nupana-pana

'k|iu pan^-panah'pana

'panah'—

napana-pana

'dipanah-panahnya'pana

'panah'—

tapana-pana*kita panah-panah'

7) Prefiks tunggal mho- +

Dm

Prefiks pada mho- + Dm bofimgsi membentuk perulangan kata sifiit

dari dasar Imta benda.

Page 35: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

22

Formulanya adalah KB KS

Contoh :

bure 'garam' —mbobure-bure 'asin-asin'gola 'gula' —mbogola-gola 'manis-manis'

8) Prefiks tunggal ba- + Dm

Prefiks ba- + Dm berfiingsi membentuk penilangan kata sifat daridasar kata keija.

Formulanya adalah KK —KS.

Contoh :

ole 'lihat' —baole-ole *gemar melihat-lihat'cidu 'piknik' —baddu-ddu 'gemar melancong-lan-

cong*

9) Prefiks tunggal pe- + Dm

Prefiks pe- + Dm berfimgsi membentuk penilangan kata sifat daridasar kata keija.

Formulanya adalah KK KS.

Contoh :

bete 'terbif —pebete-bete *hal terbit-terbit'basa 'baca' —pebasa-basa 'coba membaca-baca'

10). Prefiks tunggal ke- + Dm

Prefiks ke- + Dm berfimgsi membentuk penilangan kata keija daridasar nomina.

Formiilanya adalah KB KK.

Omtohnya :

onti 'semut' —keonti-onti 'bersemut-semut*

daa 'darah' —kedaa-daa 'berdarah-darah'

43

Contoh :

ora 'naik'

oko 'angkat'

—ora-orataka

—oko-okotaka

'naikkan lebih tinggi lagi*'angkat-angkat lebih tinggi*

Sufiks-sufiks di atas dapat pula membentuk konfiks dalam BP.Oleh karena itu, penulisannya samaa dengan bentuk-bentuk afiks apit.1) Konfiks mam-pe- + Dm -ka

Konfiks mam-pe- + Dm -ka berfimgsi membentuk penilangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

keni 'bawa* —mampekeni-kenika *membawa-bawakan*inun *minum* —mampeinun-iminka *meminum-minum-

kan*

2) Konfiks pe- + Dm -ka

Konfiks pe- + Dm -ka berfimgsi membentuk penilangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

taso 'lempar* —petaso-tasoka 'lempar-lemparkan*onto *berhenti* —peonto-ontoka 'henti-hentikan*

3) Konfiks na- + Dm -ka

Konfiks na-^ Dm-ka berfimgsi membentuk penilangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

aJu *ikut* —> naabi-aluka *diikut-ikutkan'soo *ikat* —nasoo-sooka 'diikat-ikatkan*

Page 36: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

42

tau 'tunm' — tau-taunaka 'tumnkan cepat (barang)'

15) Sufiks Dm + -paka

Sufiks -paka membentuk penilangan kata keija dari dasar kata keija.

Fonnulanya adalah KK KK.

Contoh :

tanda 'tumbuk* — tanda-tandapaka 'tumbuk lebih kuat'tanda 'banting' — tanda-tandapaka 'banting-banting lagi

(diri)'

16) Sufiks Dm + -raka

Sufiks -rdka berfimgsi membentuk penilangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Cont(^ :

tonda 'susul' — tonda-tondaraka 'susul-susul segera'tende 'jingkat' — tende-tenderaka 'beijingkat lebih

tinggi'

17) Sufiks Dm + -saka

Sufiks -saka beifungsi membentuk penilangan kata keija dari dasarkata keija.

Fonnulanya adalah KK KK.

Contoh :

peda 'banting' —peda-pedasaka 'banting lebih keras'tale 'bentang' —> tale-talesaka 'bentangkan lebih luas'

18) Sufiks Dm + -takaSufiks -taka berfimgsi membentuk penilangan kata keija dari dasar

kata keija.

Formulanya adalah KK KK

23

11) Prefiks tunggal mombe - + Dm

Prefiks mombe - + Dm berfimgsi membentuk penilangan nominadari dasar kata sifat.

Formulanya adalah KS —KB.

Contoh :

lawu 'jauh' —mombelavm-lawu 'saling beijauhan'mosu 'dekat' —mombemosu-mosu 'saling berdekatan'

12) Prefiks tunggal sa- + Dm

Prefiks sa- + Dm berfimgsi membentuk penilangan kata bilangandari dasar kata benda.

-> KBiLFormulanya adalah KB -

Contoh :

kaju 'kayu' —sankaju-nkaju 'sepotong kayu kedl'tapi 'lembar' —santapi-ntapi 'cuma satu lembar'

13) Prefiks rangkap tope- + Dp

Prefiks tope- + Dp berfimgsi membentuk penilangan kata bendadari dasar kata benda. Suku pertama kata dasamya diikuti oleh dasarkata ulang.

Formulanya adalah KB KB.Contoh :

lauro 'rotan' —topelalauro 'pencari-cari rotan'panaguntu 'bedil' —topepapanaguntu 'penembak-nemak'

Infiks Derivatif

Tnfiks derivatif dalam BP dapat dirangkaikan dengan bentuk dasarulang (Du). Infiks tersebut disispkan di antara huruf pertama dan keduakemudian diikuti kata dasar ulang. Jenis infiks tersebut adalah sebagaiberikut

Page 37: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

24

1) Infiks -ay- + Du

Infiks -ay- + Du berfungsi membentuk perulangan kata benda daridasar kata keija.

Formulanya adalah KK > KB.

Contoh :

Sako 'alas' —> sayako-sako 'pengalas-alas keranjang'

2) Infiks -in- + Du

Infiks -in- +Du berfungsi membentuk perulangan kata benda daridasar kata keija.

Formulanya adalah KK > KB.

Contoh :

koni 'makan' —> kinoni-koni 'makanan-makanan'

tuju 'tunjuk' —> tinjuju-tuju 'telunjuk-telunjuk'

3) Infiks -al- + Du

Dalam BP contoh infiks -al- + Du sangat terbatas jumlahnya.

Fungsinya adalah membentuk perulangan kata keija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB > KK

Contoh :

goli 'matahari' —> galoli-goli 'terbenam-terbenam'

4) Infiks -ar- + Du

Infiks -ar- + Du juga sangat teibatas jumlahnya dalam BP. Fungsinyaadalah membentuk perulangan kata keija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB > KK

Contoh :

sepa 'cabang' —> sarepa-sepa 'menetes sebelah menye-belah'

41

soko 'peluk — soko-sokowaka 'peluk erat-erat'

11) Sufiks Dm + -baka

Sufiks -baka berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

rugo 'tekan' —> rugo-rugobaka 'tekan kuat-kuat ke bawah'tih 'balik' —> tilo-tilobaka 'balik-balikkan'

12) Sufiks Dm + -laka

Sufiks -laka berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

supa 'sembur' — supa-supalaka 'sembur lebih kuat'tumba 'tolak' —> tumba-tumbalaka 'tolak lebih kuat'

13) Sufiks Dm + -maka

Sufiks -maka berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tudu 'turun' —> tudu-tudumaka 'turun-turun lagi'tana 'tanam' —> tana-tanamaka 'tanam lebih dalam'

14) Sufiks Dm + -naka

Sufiks -naka berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija. ■

Formulanya adalah KK > KK

Contoh :

sompo 'turun' —sompo-somponaka 'tuninkan lebih cepat'

Page 38: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

40

7) Sufiks Dm + -pi

Sufiks -pi berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

lonco 'lari' —> lonco-loncopi 'lari-larii*unju 'ulas' —> unju-unjupi 'ulas-ulasi (kepala)'

8) Sufiks Dm + -wi

Sufiks -wi berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

tutu 'tutup* — tutu-tutuwi 'tutup-tutupi'

9) Sufiks Dm + -ti

Sufiks -ti berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

jau 'jahit* —jau-jauti 'jahit-jahiti*

Selain sufiks kelompok -i ditemukan pula sufiks kelompok -wakadengan alomomya -baka, -laka, -maka, -naka, -paka, -raka, n-saka^ -taka^-ara. Berikut ini disajikan formula dari masing-masing sufiks di atas.

10) Sufiks Dm + -waka

Sufiks -waka berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

soka 'tangkap' —soka-sokawaka 'tangkap erat-erat'

25

5) Infiks -um- + Du

Dalam BP infiks -um- + Du berfungsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata benda. Contohnya sangat terbatas.

Formulanya adalah KB > KK.

„ Contoh :

somba 'layar' —sumomba-somba 'berlayar-layar*

Infiks -um- + Du juga berfungsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata sifat. Contohnya juga terbatas.

Formulanya adalah KS > KK.

Contoh :

tore 'tenang' —tumoro-toro 'mendengar dengantenang-tenang'

Sufiks Derivatif

Sufiks derivatif dalam BP terdiri atas sufiks tunggal dan sufiksrangkap. Sufiks tunggal terbentuk sebagai berikut.

1) Sufiks tunggal Dm + -±

Jenis sufiks Dm + -i berfungsi membentuk perulangan kata keija daridasar kata benda.

Formulanya adalah KB > KK.Contoh :

watu 'batu' —watu-watui

ipo 'racun' —ipo-ipoi*beri-berikan batu'

'racun-racuni'

2) Sufiks tunggal Dm + -si

Sufiks Dm + -si berfungsi membentuk perulangan kata keija daridasar kata benda.

Formulanya adalah KB > KK.

Contoh :

Page 39: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

26

—ue-uesi 'beri-beri air'

bwre *garam' —bure-buresi *beri-beri garam'

3) Sufiks tunggal Dm + -ft".

Sufiks pada Dm + -^ti berfimgsi membentuk kata keija dari dasar katabenda.

Formulanya adalah KB KK.

Contoh :

p<m 'pahat' —paa-paati 'pahat-pahati'

Sufiks pada Dm + -ft' dapat pula membentuk perulangan kata keijadari dasar bita sifat

Formulanya adalah KS KK.• Contoh :

jua 'sakit' —jm-juati 'sakit-sakiti'

4) Sufiks tunggal Dm + -gi

Sufiks pada Dm + -gi berfimgsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Contoh :

laya /layar' laya-layagi 'layari berulang-ulang*

5) Sufiks tunggal Dm+ -m\ . ;

Sufiks pada Dm + -rti berfiiDgsi membentuk perulangan kata keijadari dasar Icata sifat

Formulanya adalah KS > KK

Contoh :

teno 'bodoh' —teno-tenom 'bodoh-bodohi*

silo 'terang' —ncUo-sUom 'terang-terangi*

39

3) Sufiks Dm + -i

Sufiks -i beralomorf dengan -hi, -ki^ -ni, -pi, -riy -tiy dan -wi.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

tanda 'merek' — tanda-tandai 'merek-mereki*

gala 'campur' —galo-galoi 'campur-campuri'

4) Sufiks Dm + -bi

Sufiks -bi berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tutu 'tutup' — tutu-tutubi 'tutup-tutupi'sc^a 'sisip' —soya sayabi 'sisip-sisipi'

5) Sufiks Dm + -ni

Sufiks -ni berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasar katakeija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

rumpa 'tabrak* — rumpa-rumpani 'tabrak-tabraki'unca 'tutup' —unca-uncani 'tutup-tutupi*

6) Sufiks Dm + -Id

Sufiks -Id berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Cbntoh :

linja 'jalan' — linja-Unjaki 'jalan-jalani'tusa 'kutuk' — tusa-tusaki *kutuk-kutuki*

Page 40: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

38

3) Infiks -urn- + Du

Infiks pada -um- + Du berfiingsi membentuk penilangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK —KK.

Contoh :

gora 'teriak' —gumora-gora 'berteriak-teriak'tunda 'duduk' — tumunda-tunda ^dudul-^uduk menanti'

Sufiks Inflekstif

Dalam BP ada empat jenis sufiks yang bersifat inflekstif, yakni -ka,-mo, -I, dan -waka. Kelompok sufiks -i mempunyai beberapa alomorf,demikian pula halnya dengan sufiks -waka. Sebagai contoh, berikutdisajikan kata-kata keijanya.

1) Sufiks Dm + -mo

Sufiks pada Dm + -mo berfungsi membentuk penilangan katia keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK —KK

Contoh :

koni *makan* —koni-konimo *makan-makanlah'

yore *tidur' —yore-yoremo *tidur-tidurlah'

2) Sufiks Dm + -ka

Sufiks pada Dm + -ka berfiingisi membentuk pequangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

ese 'gosdc' —ese-eseka 'gosok-gosokkan*tuju 'tunjuk* — tuju-ti^uka *tunjuk-tunjukkan'

27

6) Sufiks tunggal Dm + -wi

Sufiks pada Dm + -wi berfungsi membentuk penilangan kata keijadari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB > KK

Contoh :

kau 'tudung' —kau-kauwi 'tudung-tudungi'

7) Sufiks tunggal Dm + -pi

Sufiks pada Dm + -pi berfungsi membentuk penilangan kata keijadari dasar kata benda.

-> KKFormulanya adalah KB -

Contoh :

unju 'sapu' —unju-unjtqri sapu-sapui

8) Sufiks tunggal Dm + -ri

Sufiks pada Dm + -ri berfungsi membentuk penilangan kata keijadari kata si&t dasar.

Formulanya adalah KS KK

Contoh :

tuwu 'hidup' —tuwu-tuwuri 'hidup-hidupi'

9) Sufiks tunggal Dm + -ti

Sufiks pada Dm + -ti, selain berfungsi membentuk penilangan katakeija dari dasar kata benda, dapat pula berfungsi membentuk penilangankata keija dari dasar kata sifat

Formulanya adalah KB KK, dan KS KK

Contoh :

jua 'sakiP —jua-juadmea 'merah' —mea-mead

'saldt-sakiti'

'merah-merahi*

Page 41: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

28

Konfiks Derivatif

Bentuk afiks apit (konfiks) yang diran^ikan dengan bentuk ulangdalam BP sangat bervariasi dan kompleks. Bentuk yang paling produktifialah bentuk ulang Dm yang diapit oleh prefiks rangkap dan diikuti olehsufiks, balk tunggal maupun rangkap.

Berikut adalah bentuk-bentuk itu.

1) Konfiks ma- + Dm -i

Konfiks pada ma- + Dm -i berfimgsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Contoh :

watu *batu' —mawatu-watui "memberi batuberulang-ulang'

ipo 'racun' —maipo-ipoi 'meracun-racuni'

2) Konfiks ma- + Dm -si

Konfiks pada ma- + Dm -si berfiingsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK.

Contoh :

bare 'garam' —mabure-buresi 'menggaram-garami'lie 'air' —maue-uesi 'mengair-airi'

3) Konfiks mam-pa-pa- + Dm -ka

Konfiks pada mam-pa-pa- + Dm -ka berfimgsi membentukperulangan kata keija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Contoh :

rosi 'hasil' —mampaparosi-rosika 'men^asil-hasilkan'

37

kumatta 'menganga'—mekukunana 'menganga terus-mene-rus'

kiunde 'sombong' —> mekikhmde 'sombong terus-menerus'

8) Prefiks rangkap pe-pe- + Dm

Prefiks pada pe-pe- + Dm berfungai membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK > KKContoh :

ole 'hhat' —> pq)eole-ole 'melihat-lihat'done *dengar' —pqtedone-done 'mendengar-dengar'

Infiks Inflekstif

Dalam BP ditemukan pula infiks yang tidak mengubah kategori kata.Infiks seperti ini adalah sebagai berikut.

1) Infiks -al- +DuInfiks pada -al- + Du berfimgsi membentuk perulangan kata kerja

dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK > KK

Contoh :

wenta 'belit' —> walenta-wenda 'membelit-belit'wenci 'kupas' —walenci-wenci 'mengupas-ngtpas

dengan gigi'

2) Infiks -ar- + Di

Infiks pada -ar- + Du berfungisi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK

Omtdi:

baba *belajar bicara* —> baraba-baba 'bCTcakapKalraptoio *potong' —> taroto-toto 'memotong-motong

dahan yang masih ada'

Page 42: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

36

5) Prefiks rangkap mom-pe- + Dm

Prefiks pada mom-pe- + Dm berfungsi membentuk penilangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

paU , *cari' —mampepali-paU 'mencari-cari'donda 'tendang* —mampedonda-

donda 'menendang-nendangagak tinggi'

6) Prefiks rangkap mampa-po- + Dm

Prefiks pada mampa-po- + Dm berfungsi membentuk penilangankata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK. 'Contoh :

eda 'pacu' —mampapoeda-eda 'memacu-macu terus-menerus'

ele 'menoleh' —mampapoeli-eU 'menoleh tenis-me-nerus'

7) Prefiks tunggal mo-(me)- + Dp

Prefiks pada mo-(me)- + Dp berfungsi membentuk penilangandwipurwa kata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tumani 'tangis' —motutumani 'menangis tenis-me-nenis'

tetala 'bekeija' —motetetala *bekeija tenis-mene-nis*

Dengan prefiks me- + Dp

Contdi:

29

4) Konfiks napo- + Dm -ka

Konfiks pada napo- + Dm -ka berfiingsi membentuk penilangan katakeija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Contoh :

yunu 'teman' — napcyunu-yunuka 'dijadikan teman-teman'

5) Konfiks pe- + Dm -ni

Konfiks pada pe- + Dm -ni berfungsi membentuk penilangan katakeija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Ccmtoh :

ata 'atap* —> peata-atard *atap-atapi'

6)' Konfiks mam-po-te- + Dm -ka

Konfiks pada mam-po-te+Dm -ka berfungsi membentuk penilangankata keija dari dasar kata sifat

Formulanya adalah KS KK

Cmtdi:

kene 'bangga* —mampotekene-ke-neka 'membangga-bangga-

kan*

7) Konfiks ka- + Dm -nya

Konfiks pada ka- + Dm -nya berfungsi membentuk penilangan katabenda dari dasar kata sifiit

PtHmulanya adalah KS KB.

Cootdi:

vosa 'lucu' —> kavosa-vosanya 'kelucu-lucuannya*

Page 43: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

30

2.4.1.2 Penibahan Bentuk Kategori Kata secara Inflekstif

Yang dimaksud dengan penibahan bentuk kategori kata secarainflektif ialah penibahan bentuk yang disebabkan afiksasi, tetapi tidakmengubah kelas kata. Penibahan untuk seperti di atas banyak ditemukandalam BP, antara lain, adalah sebagai berikut

Prefiks Inflektif

1) Prefiks tunggal man- + Dm

Prefiks pada man- + Dm berfiingsi membentuk peruiangan kata keijadari dasar Irata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

kita *lihat' —mankita-kita 'meUhat'lihat'koni 'makan' —mankoni-nkoni 'makan-makan*

2) Prefiks tungg^ me- + Dm

Prefiks pada me- + Dm adalah alomorf dari prefiks maN- danberfiingsi membentuk peruiangan kata keija dari kata keija.

Formulanya adalah KK KK

Contoh :

linja 'jalan' —melinja-Unjakeni 'bawa' —mekeni-keni

'beijalan-jalan**membawa-bawa'

3) Prefiks tunggal mo- + Dm

Prefiks pada mo- + Dm adalah alomorf dari maN- yang berfungsimembentuk peruiangan kata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK

Contoh :

kojo 'iris* —monkojo-nkojo *mengiris-iris'toifii 'isap* —montomi-ntonU *mengisap-isap'

35

2) Prefiks rangkap ndi-po- + Dm

Prefiks pada ndi-po- + Dm berfiingsi membentuk peruiangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tunda *duduk' —ndipotunda-tunda 'dipersilakan duduk'pea 'tunggu' —ndipopea-pea 'tunggu-tunggu se-

bentar*

3) Prefiks tunggal nda-po-pa- + Dm

Prefiks pada nda-po-pa- + Dm berfungsi membentuk peruiangankata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK

Contoh :

koni 'makan' —ndapopangkoni-ngiooni 'dibuat dia makan

berulang-ulang'

inung 'minum' —ndapopainimg-inung 'dibuat dia minum

berulang-ulang'

4) Prefiks tunggal mombe- + Dp

Prefiks pada mombe- + Dp berfungsi membentuk peruiangan katakeija dari dasar kata keqa.

Formulanya adalah KK KK

Contoh :

jangguru 'tinju' —mombqajangguru 'saling tinju-meninju'bantara 'tangkap' —mombebabantara 'saling tangkap me-

nan^p'

Page 44: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

34

15) Prefiks tungg^l ka- +

Dm

Prefiks pada ka- + Dm dapat diikiiti oleh dasar fcata gfyt dan tidak

berfungsi mengubah gol kata sqieiti dasamya. Selain itu, rfapat puiadiikuti oleh dasar kata keija yang herhmg;si m«iibenli& pendangan katakeija.Formulanya adalah K

S

> KS dan K

K

> KK.

KS -—> KS.

a.

CcHitoh :

momi

lawu

b. KK

mams

'jauh'

-> KK

—Kamomi-nwmii

—> kalawu-lawu

'teiasa to^lahi manis'

'teiasa to^iahi jauh'

Gontoh :

boha

'bicara'

kende

*naik'

—> kaboha-boha

Incara tidak k

aiuan'

—> kankende-ftkende 'sraiibafang tonpat

Datk*

Prejfiks Rangkap Inflektif

Prefiks rangkap cukup banyak dalam BP. Jenis-jalis fxefiks langkapteisebut, antara Iain, seb^ai berikiit

1) Prefiks rangkap pa-ka- +

Dm

Prefiks pada pa-ka- + Dm berfungsi membentuk poulangan kata

keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK

KK.

Contoh :

imng 'minum'

—> pakaimmgrimmg

'buat mimim masing-

masing*^buat m

aVan masing-

mash^

koni *makan'

—> pakakcmikoni

31

4) I^efiks tunggal p

aN- + Dm

Prefiks pada paN + Dm yang beralomorf pa-, pe- berfungsi

membentuk penilangan kata keija dari dasar kata keija.

Fcmnulanya adalah KK

KK.

Contoh:

basa *baca*

—pabasa-basa

*ineinbaca-baca'imba

'hitung* —> paimba-mibay ■

*men^tung-hitung*

5) Prefiks tunggal pe- +

Dm

Prefiks pada pe- + Dm berfungsi membentuk penilangan kata keija

dari dasar kata keija.

Fonnulanya adalah KK

KK.

Contoh :

basa 'baca*

—pebasa-basa

'coba baca-baca'ntima

'ambiP —pendma-ntima

'coba ambil-ambiP

Q ftefiks tunggal te- +

Dm

Prefiks pada 1e- + Dm berfungsi membentuk penilangan kata keija

dari dasar kata keija.

Fmmulanya adalah K

K

KK.

Contidi:

omo

'telan* —

teomo-omo

*tidak sengaja ter-

ido

*ikuf

—teido-ido

telan*

*terikut-ikut

(tidak sengaja)'

7) Prefiks tunggal da- +

Dm

Prefiks pada da- + Dm berfungsi membentuk penilangan kata kerja

dari dasar kata keija.

Fonnulanya adalah KK

KK.

CcHitdi:

Page 45: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

32

33

mahi

'pergi'

—damatai-malai

*akan pe

rgi-

perg

i*yore

'tid

iir*

—> dayore-yore

'aka

n tid

ur-t

idur

'

8) Prefiks tunggal de- + Dm

Prefiks pada de- + Dm ber

fung

si mem

brat

uk perulaguan kata kei

jada

ri dasar kata keij

a.

Fonnulanya ada

lah KK

KK.

Contoh :

immg 'mimim'

—deimmg-inung 's

edan

g mmum-minum'

koni

'mak

an'

—dekoni-kom

*sedang makan-makan'

9) Pr

efik

s tunggal na- + Dm

Prefiks pada na- + Dm bei

fung

si mem

tent

uk perulangan kata keija

dari

dasar kat

a keij

a.

Form

ulan

ya ada

lah KK

KK.

CcmttA :

Iota . *liliat*

—> nakUa-ldta

'dilihat-lihat*

oU

*bel

i*

—> naoU-oU

'dib

eli-

beli

'

10) Pre

fiks

tunggal nu- + Dm

Prefiks pa

da nu- + Dm berfiingsi me

mben

tuk pe

rula

ngan

kat

a ke

ija

dari

das

ar kat

a ke

ija.

Formulanya adalah KK

KK.

Omtxdi:

boba

'p

ukul'

—> nuboba-boba

'dUpukul-pukul'

raka

'tan

gkap

' —> nu

raka

-rak

a 'd

itan

g^p-

tang

jo^'

11) Pr

efik

s tu

ngga

l nd

i- + Dm

Pref

iks pada ndi- + Dm beifungsi membentuk per

ulan

gan ka

ta keija

dari das

ar kata ke

ija.

^ I

Fmmu

lany

a ad

alah

KK

KK.

Cootxdi:

soro

'jag

a'

—ndi

soro

-sor

o 'd

ijag

a-ja

ga'

tompa

'tan

ya'

—> nditon^-tompa

'ditanya-tanya'

12) Pt

efik

s tunggal ta- + I>m

Prefiks pa

da ta-

+ Dm b^f

imgs

i me

mben

tuk perulangan kat

a keija

dari dasar kat

a k^a.

Fnmulanya adalah KK

KK.

Contoh :

kaa

'teriak' —> takaa-kaa

'diteriak-teriaki'

tonq

fa

'tanya'

—ta

Umqx

i-io

mpa

'dit

anya

-tan

ya*

13) fte

fiks tun

ggal

wu-

+ Dm

. Prefiks p!»da wur

-i- Dm beifungsi mem

bent

uk perulangan ka

ta kei

jada

ri das

ar kat

a k^a.

Fonnulanya ada

lah KK

> KK.

Contoh :

mbuke

'dat

ang*

—> wu

mbuk

e-mb

uke

'tiba-tiba dat

ang'

moa

*taigada' —mmwa-moa

'tiba-tiba ten

^da'

14) Pr

efiks tu

ngga

l mombe- Ar

Dm

Pref

iks pada mombe- + Dm bei

fimg

si membentuk perulangan ka

take^ dari dasar kata koja.

Fonnulanya ada

lah KK

> KK.

Omtx^ :

babo

'pukul'

—> mombeboba-boba 'sa

ling

puk

ul-m

emu-

kul'

'tun

juk*

—> mo

mbet

i^u-

tigu

'saling tu

njuk

-men

un-

juk'

Page 46: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

32

malai 'pergi'

—damalai-malai 'akan pergi-pergi*

yore 'tidur*

—dayore-yore

'akan tidiur-tidur'

8) Prefiks timggal de- +

Dm

Ptefiks pada de- + Dm berfungsi membentuk pendagnan kata keija

daii dasar kata keija.

Fonnidanya adalah KK

KK.

Ontdi:

inung 'minum'

—deuumg-immg 'sedang minum-minum'

koni 'makan'

—dekoni-koni

'sedang makan-makan'

9) Prefiks tunggal m

- + Dm

Prefiks pada na- + Dm berfungsi membratuk perulangan kata keija

dari dasar kata koja.

Formulanya adalah KK

> KK.

Contoh :

kUa . 'lihat*

—> nakita-kUa

'dilihat-lihat'

oU

'beli' —> naoU-oU

'dibeU-beli'

10) Prefiks tunggal nu- +

Dm

Plefiks pada m- + Dm berfungsi membentuk perulangan kata keija

dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK

KK.

Contdi:

boba 'pukul'

—> nubaha-boba

raka 'tan^sap'

—> nuraka-raka

11) Prefiks tunggal ndi- •§• Dm

Prefiks pada ndi- + Dm beifimgsi membentuk perulangan kata keija

dari dasar kata k^'a.

'dipukul-pukul''ditan^rap-tangkap'

33

Formulanya adalah KK

> KK.

Omtdi:

soro 'jaga'

—> ndisoro-soro

'dijaga-jaga'UmqM

'tanya' —nditonq)a-tonqxi

'ditanya-tanya'

12) Prefiks tunggal ta- + Dm

Prefiks pada ta- + Dm berfungsi membentuk perulangan kata keija

dari dasar kata keija.

Fmmulanya adalah KK

KK.

Contoh :

kaa

'teriak' —> takaa-kaa

'diteriak-teriaki'

'tanya' —

tatompa-tompa 'ditanya-tanya'

13) Prefiks tunggal iMi-+

Prefiks pada wur + Dm berfungsi membentuk perulangan kata keija

dari dasar kata toja.

Formulanya adalah KK

KK.

Contoh:

mbuke 'datang*

—> wumbuke-mbuke

'tiba-tiba datang'moa

'tengada' —wumoa-moa

'tiba-tiba tengada'

14) Ptefiks tunggal m

ombe- +Dm

Prefiks pada nurnibe- + Dsot berfimgsi membentuk perulangan kata

ke^ dari dasar kata k

^a.

Foimulai^a adalah KK

> KK.

Contoh:

babo 'pukuP

—> mombeboha-boba 'saling pukul-memu-

kuP

'tunjuk* —> mombett^u-tuju

'saling tunjuk-menun-juk'

Page 47: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

34

31

15) Pre

fiks

tun

ggal

ka- + Dm

Pref

iks pada ka-

+ Dm dap

at df

flni

ti old

i A«ar kala sHat Am tid

akberfimgsi me

ngubah

gol kata seperti dasamya. Selain

itUy

daqs

at pid

adi

ikut

i oleh da

sar ka

ta keija yang

memb

^itu

k pe

ndan

gaii

kata

keij

a. Fonn

idan

ya adalah KS

> KS dan

KK

-> KK.

KS -—KS.

a.

Ccmtoh :

momi

lawu

m

b. KK

ams

'jauh'

->KK.

—KanKMni-momi

—> kalawu-lawu

'traasa t^]ahi mams'

'tei

asa t^lalu jau

h'

Omtoh :

boha

'bicara'

kende

'naik'

—> kaboha-boha

'bicara tidak kaiuan'

—> kankende-nkende 's

anba

rang

tempat

naik*

Prefiks Rangkap Inf

lekt

if

Prefiks r

angj

kap c

ukup

banyak da

lam BP. Je

nis-

jaii

s jxefiks la

ng^cap

ters

ebut

, an

tara

lai

n, seb

agai

ber

ikuL

1) Pr

efik

s ra

ngka

p pa

-ka-

+ Dm

Pref

iks pada pa-

ka- + Dm b

erfimgsi mmbentuk pomlangan kata

keija da

ri das

ar kat

a keija.

Form

ulan

ya ada

lah KK

> KK.

Contoh :

inun

g 'm

inum

' —> pa

ktdn

ungr

inun

g 'boat minum masing-

horn

'mak

an'

—> pa

kako

m-ko

ni

'buat ma

kan masing-

4) Re

fiks

tun

ggal

paN- + Dm

^ Prefiks pa

da paN + Dm y

ang beralomorf pa-

, pe-

berf

ungs

ime

mben

tuk pe

rula

ngan

kata keija da

ri das

ar kat

a ke

ija.

* Foimulanya adalah KK

KK.

I Cont

oh:

basa

'b

aca'

—pabasa-basa

'memtoca-baca'

imba

'bit

ung'

—> p

aimba-imba' ' *men^t^

5) Prefiks tu

ngga

l pe

- + Dm

VieEks pad

a pe

- + Dm ber

fimg

si membentuk per

ulan

gan ka

ta kei

jada

ri das

ar kata ke

ija.

Form

ulan

ya ada

lah KK

KK.

I Cont

oh:

i basa

'b

aca'

—pebasa-basa

'coba baca-baca'

I ndma

'ambil'

—pmtima-ntima

'cob

a ambil-ambil'

I 6) P

refiks

tungg

al te-

+ Dm

t Pref

iks pa

da te-

+ Dm ber

fimg

si mem

bent

uk pem

lang

an kata keija

dari

dasar kata ke

ija.

Formulanya ada

lah KK

KK.

Contoh :

! omo

'tel

an'

—teomo-omo

'tidak sengaja ter-

ido

'ikut'

—teido-ido

telan'

'ter

ikut

-iku

t

(tidak sengaja)'

7) Prefiks tu

ngga

l da

- + Dm

ftefi

ks pad

a da- + Dm berfimgsi mem

bent

uk perulangan kata keija

dari

das

ar kat

a ke

ija.

Form

ulan

ya ada

lah KK -—KK.

Contdi;

'

Page 48: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

30

2.4.1.2 Penibahan Bentuk Kategori Kata secara Inflekstif

Yang dimaksud dengan penibahan bentuk kategori kata secarainflektif iaiah penibahan bentuk yang disebabkan afiksasi, tetapi tidakmengubah kelas kata. Penibahan untuk seperti di atas banyak ditemukandalam BP, antara lain, adalah sebagai berikut

Prefiks Inflektif

1) PreiSks tungg^ man- + Dm

Prefiks pada man- + Dm berfiingsi membentuk perulang^n kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Ccmtoh :

fata 'lihaP —man/dta-kita *melihat'lihat*koni 'makan' —mankoni-nkoni *makan-makan'

2) Prefiks tunggal me- + Dm

Prefiks pada me- + Dm adalah alomorf dari prefiks maN- danberfiingsi membentuk perulangan kata keija dari kata keija.

Formulanya adalah KK KK

Contdi:

linja 'jalan' —melinja-Unja 'beijalan-jalan*keni 'bawa* —mekeni-keni 'membawa-bawa*

3) Prefiks tunggal mo- + Dm

Prefiks pada mo- + Dm adalah alomorf dari maN- yang berfungsimembentuk perulangan kata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

kojo 'iris' —monkojo-nkojo 'mengiris-iris'tomi 'isap' —montomi-ntomi 'mengisap-isap*

35

2) Prefiks rangkap ndi-po- + Dm

Prefiks pada ndi-po- + Dm berfiingsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Ccmtdi:

tunda 'duduk' —ndipotunda-tunda *dipeisilakan duduk'pea 'tunggu' —ndipopea-pea *tunggu-tunggu se-

bentar'

3) Prefiks tunggal nda-po-pa- + Dm

Prefiks pada nda-po-pa- + Dm berfungsi membentuk perulangankata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Ccmtdi:

koni 'makan' —ndapopangkoni-ngkoni 'dibuat dia makan

berulang-ulang'

inung 'minum' —ndapopainung-inung 'dibuat dia minum

berulang-ulang'

4) Prefiks tunggal mombe- + Dp

Prefiks pada mombe- + Dp berfungsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

jangguru 'tinju' —mombqajangguru 'saling tinju-meninju'bantara 'tangkap' —mombebabantara 'saling tangkap me-

nan^p'

Page 49: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

36

5) Prefiks rangkap mom-pe- + Dm

Preflks pada mom-pe- + Dm berfungsi membentuk penilangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

pali . 'can' —mampepali-pali 'mencari-cari'donda 'tendang* —mampedonda-

donda 'menendang-nendangagak tinggi'

6) Prefiks rangkap mampa-po- + Dm

Prefiks pada mampa-po- + Dm berfungsi membentuk perulangapkata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

eda '[»cu' —mampapoeda-eda 'memacu-macu terus-menerus*

ele 'menoleh* —mampapoeli-eU 'menoleh terus-me-nerus'

7) Prefiks tunggal mo-(me)- + Dp

Prefiks pada mo-(me)- + Dp berfungsi membentuk penilangandwipurwa kata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tumam 'tangis* —motutunumi

tetala *bekeija* —motetetala

Dengan prefiks me- + Dp

Omtoh :

'menangis terus-me-nerus'

'bekeija terus-mene-rus'

29

4) Konfiks napo- + Dm -ka

Konfiks pada napo- + Dm -ka berfungsi membentuk penilangan katakeija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Contoh :

yumi 'teman' — napoyum-yunuka 'dijadikan teman-teman'

5) Konfiks pe- + Dm -ni

Konfiks pada pe- + Dm -ni berfungsi membentuk penilangan katakeija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Contoh :

ata *atap* —> peata-atani *atap-atapi'

6)' Konfiks mam-po-te- + Dm -ka

Konfiks pada mam-po-te+Dm -ka berfungsi membentuk penilangankata keija daii dasar kata sifat

Formulanya adalah KS KK.

CcNitoh :

kene 'bangga' —mampotekene-ke-neka 'membangga-bangga-

kan'

7) Konfiks ka- + Dm -nya

Konfiks pada ka- + Dm -nya berfungsi membentuk penilangan katabenda dari dasar kata si£at

Formulanya adalah KS KB.

Qmtdi:

vosa 'lucu' —> kavosa-vosanya 'kelucu-lucuannya'

Page 50: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

28

Knnfiks Deiivatif

Bentuk afiks apit (konfiks) yang dirangkaikan dengan bentuk ulangdalam BP sangat bervariasi dan kompleks. Bentuk yang paling produkdfialah bentuk ulang Dm yang diapit oleh prefiks rangkap dan diikuti olehsufiks, balk tunggal maupun rangkap.

Berikut adalah bentuk-bentuk itu.

1) Konfiks ma- + Dm -i

Konfiks pada ma- + Dm -i berfiingisi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata benda.

Foimulanya adalah KB KK.

Contdi;

watu 'batu' —mawatu-watui 'member! batuberulang-ulang'

ipo 'racun' —maipo-ipoi 'meracun-racuni'

2) Konfiks mfl- + Dm -si

Konfiks pada ma- + Dm -si berfimgsi membentuk perulangan katakeija dari da^ kata benda.

Formulanya adalah KB KK.

Qmtoh :

bare 'garam' —mabure-buresi 'menggaram-garami'lie 'air* —maue-uesi 'mengair-airi'

3) Konfiks mam-pa-pa- + Dm -ka

Konfiks pada mam-pa-pa- + Dm -ka berfimgsi membentukperulangan kata keija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK.

Contoh :

rosi 'hasil* —manqtaparosi-rosika 'men^iasil-hasilkan'

37

kumana 'menganga'—mekukunana 'men^nga terus-mene-rus'

kiunde 'sombong' —> mekUdunde 'sombong terus-menerus

8) Prefiks rangkap pe-pe- + Dm

Prefiks pada pe-pe- + Dm berfimgsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

ole 'lihat' —> pepeole-ole 'melihat-lihat'done 'dengar' —pepedone-done 'mendengar-dengar'

Infiks Inflekstif

Dalam BP ditemukan pula infiks yang tidak mengubah kategori kata.Infiks seperti ini adalah sebagai berikut

1) Infiks -al- -¥ DaInfiks pada -al- + Du berfimgsi membentuk perulangan kata keija

dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

wenta 'belit' —walenta-wenda 'membelit-belit'wenci 'kupas' —walend-wenci 'mengi^jas-ngiqws

dengan gigi'

2) Infiks -ar- + Di

Infiks pada -ar- + Du berfimgsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Qmtoh :

baba 'belajar bicara' —> baraba-babatoto 'potong' —> taroto-toto 'memotong-motong

Hahan yang masih ada'

Page 51: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

38

3) Infiks -um- + Du

Infiks pada -um- + Du berfiingsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK —KK.

Contoh :

gora 'teriak' —gumora-gora 'berteriak-teriak'tunda 'duduk' — tumunda-tunda 'dudul-duduk menanti'

Sufiks Inflekstif

Dalam BP ada empat jenis sufiks yang bersifat infiekstif, yakni -ka,-mo, -i, dan -waka. Kelompok sufiks -i mempunyai beberapa alomorf,demikian pula halnya dengan sufiks -waka. Sebagai contoh, berikutdisajikan kata-kata keijanya.

1) Sufiks Dm + -mo

Sufiks pada Dm + -mo beifungsi membentuk perulangan kata keqadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK —KK.

Contoh :

koni *makan* —koni-kommo 'makan-makanlah'yore 'tiduf' —yore-yoremo 'tidur-tidurlah*

2) Sufiks Dm + -ka

Sufiks pada Dm -i- -ka berfimgsi membentuk peijuan^n kata kegadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK —-> KK.

Contoh :

ese 'gosok' —ese-eseka 'gosok-gosokkan'tuju 'tunjuk* — tupi-ttquka 'tunjuk-tunjuldcan'

27

6) Sufiks tunggal Dm + -wi

Sufiks pada Dm + -wi berfungsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Contoh :

kau 'tudung' —kau-kauwi 'tudung-tudungi'

7) Sufiks tunggal Dm + -pi

Sufiks pada Dm + -pi beifimgsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Contoh :

unju *sapu* —unju-rmjupi 'sapu-sapui'

8) Sufiks tunggal Dm + -ri

Sufiks pada Dm + -ri beifungsi membentuk perulangan kata keijadari kata si£at dasar.

Formulanya adalah KS KK

Contoh :

tuwu 'hidup* —tuwu-tuwuri 'hidup-hidupi'

9) Sufiks tunggal Dm + -ft*

Sufiks pada Dm + -ti, selain berfungsi mmbentuk perulangan katakeija dari dasar kata benda, dapat pula berfungsi membentuk perulangankata keija dari dasar kata sifat

Formulanya adalah KB KK, dan KS KK.

Contoh ;

jua *sakit' —jua-juadmea 'merah' —> mea-mead

'sakit-sakiti'

'merah-merahi'

Page 52: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

26

—ue-uesi 'beri-beri air'

bure 'garam* —bure-buresi *beri-beri garam'

3) Sufiks tunggal Dm + -ft*.

SulGks pada Dm + -ti berfiingsi membentuk kata keija dari dasar katabenda.

Foimulanya adal^ KB KK.Contoh :

paa 'pahat' —paa-paati 'pahat-pahati'

Sufiks pada Dm + -ti dapat pula membentuk penilangan kata keijadari dasar kata sifat

Formulanya adalah KS KK.• Contoh :

jua 'sakit' —jua-juati 'sakit-sakiti*

4) Sufiks tunggal Dm + -gi

Sufiks pada Dm + -gi berfimgsi membentuk penilangan kata keijadari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK.

Contoh :

laya /layar' ,—> laya-layagi 'layari berulang-ulang'

5) Sufiks tunggal Dm+ -ni

Sufiks pada hm + -ni berfiingsi membentuk penilangan kata keijadari dasar kata sifat

Formulanya adalah KS > KK.

Omtoh :

teno 'bodoh' —teno-tenoni 'bodoh-bodohi'

sUo 'terang' —> ndh-sUoni 'terang-terangi'

39

3) Sufiks Dm + -i

Sufiks -i beralomorf dengan -biy -kiy -ni, -piy -ri, -ti, dan -wL

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh ;

tanda 'merek' — tanda-tandai 'merek-mereki'

galo 'campur' —galo-galoi 'campur-campuri'

4) Sufiks Dm + -bi

Sufiks -bi berfiingsi membentuk penilangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

tutu 'tutup' — tutu-tutubi 'tutup-tutupi'soya 'sisip' —soya sayabi 'sisip-sisipi'

5) Sufiks Dm + -ni

Sufiks -ni berfiingsi membentuk perulangan kata keija dari dasar katakeija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

rumpa 'tabrak' — rumpa-rumpani 'tabrak-tabraki'unca 'tutup' —unca-uncani 'tutup-tutupi'

6) Sufiks Dm + -Id

Sufiks -Id berfiingsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

linja 'jalan' — linja-Unjald 'jalan-jalani'tusa 'kutuk' — tusa-tusald 'kutuk-kutuki'

Page 53: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

40

7) Sufiks Dm + -pi

Sufiks -pi berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

lonco 'lari' —> lonco-loncopi *lari-larii'unju 'ulas' —> imju-imjupi ^ulas-ulasi (kepala)'

8) Sufiks Dm + -wi

Sufiks -wi berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

tutu 'tutup* —> tutu-tutuwi 'tutiqvtutupi*

9) Sufiks Dm + -ti

Sufiks -ti berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

jau 'jahit' —> jau-jauti 'jahit-jahiti*

Selain sufiks kelompok -i ditemukan pula sufiks kelompok -wakadengan alomomya -baka, -laka, -maka, -naka, -paka, -raka, n-sakUy -takOy-ara. Berikut ini disajikan formula dari masing-masing sufiks di atas.

10) Sufiks Dm + -waka

Sufiks -waka berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

soka *tangkap' —soka-sokawaka 'tangkap erat-eraF

25

5) Infiks -um- + Du

Dalam BP infiks -um- + Du berfungsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata benda. Contohnya sangat terbatas.

Formulanya adalah KB KK.

Contoh :

somba Mayar' —sumomba-somba *berlayar-layar'

Infiks -um- + Du juga berfungsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata sifat. Contohnya juga terbatas.

Formulanya adalah KS > KK.

Contoh :

toro *tenang' —> tumoro-toro 'mendengar dengantenang-tenang'

Sufiks Derivatif

Sufiks derivatif dalam BP terdiri atas sufiks tunggal dan sufiksrangkap. Sufiks tunggal terbentuk sebagai berikut.

1) Sufiks tunggal Dm + -±

Jenis sufiks Dm + -i berfungsi membentuk perulangan kata keija daridasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK.Contoh :

watu 'batu* —> watu-watui 'beri-berikan batu*

ipo 'racun' —> ipo-ipoi *racun-racuni'

2) Sufiks tunggal Dm + -si

Sufiks Dm + -si berfungsi membentuk perulangan kata keija daridasar kata benda.

Formulanya adalah KB > KK.

Contoh :

Page 54: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

24

1) Infiks -ay- + Du

Infiks -ay- + Du berfungsi membentuk perulangan kata benda daridasar kata keija.

Formulanya adalah KK KB.

Contoh :

Sako 'alas' —sayako-sako 'pengalas-alas keranjang'

2) Infiks -in- + Du

Infiks -in- +Du berfiingsi membentuk perulangan kata benda daridasar kata keija.

Formulanya adalah KK KB.

Cbntoh :

koni 'makan' —kmoni-koni 'makanan-makanan'tuju 'tunjuk' —tinjuju-tuju 'telunjuk-telunjuk'

3) Infiks -al- + Du

Dalam BP contoh infiks -al- + Du sangat terbatas jumlahnya.Fungsinya adalah membentuk perulangan kata keija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Cbntoh :

goli 'matahari' —galoU-goli 'terbenam-terbenam'

4) Infiks -ar- + Dm

Infiks -ar- + Dm juga sangat terbatas jumlahnya dalam BP. Fungsinyaadalah membentuk perulangan kata keija dari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB KK

Contdi:

sepa 'cabang' —sarepa-sepa 'menetes sebelah menye-belah'

41

sdco *peluk — soko-sokowaka 'peluk eiat-erat'

11) Sufiks Dm + -baka

Sufiks -baka berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

rugo 'tekari' —rugo-rugobaka 'tekan kuat-kuat ke bawah'tilo 'balik' —tilo-tilobaka 'balik-balikkan'

12) Sufiks Dm + -laka

Sufiks -laka berfungsi membentuk perulangan kata keija dari das^kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

siqM 'sembur' —> supa-supalaka 'sembur lebih kuat'tumba 'tolak' — tionba-tumbalaka 'tolak lebih kuat'

13) Sufiks Dm + -maka

Sufiks -maka berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija. »

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tudu 'turun' — tudu-tudumaka 'turun-turun lagi'tana 'tanam' — tana-tanamaka 'tanam lebih dalam'

14) Sufiks Dm + -naka

Sufiks -naka berfungsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija. •

Formulanya adalah KK KK

Contoh :

sonqfo *turun' —sompo-somponaka *turunkan lebih cepat'

Page 55: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

42

tau 'turun* —> tau-taunaka 'turunkan cepat (barang)'

15) Sufiks Dm + -paka

Sufiks -paka membentuk perulangan kata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tmda 'tumbuk' — tanda-tandapaka 'tumbuk lebih kuat'tanda 'banting' — tanda-tandapaka 'banting-banting lagi

(diri)'

16) Sufiks Dm + -raka

Sufiks -raka berfiingsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tonda 'susul' — tonda-tondaraka 'susul-susul segera'tende 'jingkat' — tende-tenderaka 'beijingkat lebih

tinggi'

17) Sufiks Dm + -saka

Sufiks -saka berfiingsi membentuk perulangan kata keija dari dasarkata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

peda 'banting' —peda-pedasaka 'banting lebih keras'tale 'bentang' —tale-talesaka 'bentang^kan lebih luas'

18) Sufiks Dm + -takaSufiks -taka berfiingsi membentuk perulangan kata keija dari dasar

kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

23

11) Prefiks tunggal mombe - + Dm

Frefiks mombe - + Dm berfiingsi membentuk perulangan nominadari dasar kata sifat.

Formulanya adalah KS —KB.

Contdi:

lawu 'jauh' —mombelawu-lawu 'saling beijauhan'mosu 'dekat' —nwmnbemosu-mosu 'saling berdekatan'

12) Frefiks tunggal sa- + Dm

Frefiks sa- + Dm berfimgsi membentuk perulangan kata bilangandari dasar kata benda.

Formulanya adalah KB

Contdi:

kaju 'kayu'tapi 'lembar'

-> KBiL

-> sankaju-nkaju 'sepotong kayu kdnl'-> santapi-ntapi 'cuma satu lembar'

13) Frefiks rangkap tope- + Dp

Frefiks tope- + Dp berfimgsi membentuk perulangan kata bendadari dasar kata benda. Suku pertama kata dasaroya diikuti oleh dasarkata ulang.

Formulanya adalah KB > KB.Contoh :

Umro 'rotan' —topelalauro 'pencari-cari rotan'panaguntu 'bedil' —topqxqxmaguntu 'penembak-nemak'

Infiks Derivatif

Infiks derivatif dalam BF dapat dirangkaikan dengan bentuk dasarulang (Du). Infiks tersebut disispkan di antara huruf pertama dan keduakemudian diikuti kata dasar ulang. Jenis infiks tersebut adalah sebagaiberikut

Page 56: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

22

-> KSFormulanya adalah KB ■

Contoh :

bare 'garam' —> mbobure-bure 'asin-asin'gola *gula* —mbogola-gola 'manis-manis*

8) Prefiks tunggal ba- + Dm

Prefiks ba- + Dm berfungsi membentuk perulangan kata sifat daridasar kata keija.

Formulanya adalah KK —> KS.

Contoh :

ok 'lihat' —> baok-ok 'gemar melihat-lihat'cidu 'piknik' —bacidu-cidu *gemar melancong-lan-

cong'

9) Prefiks tunggal pe- + Dm

Prefiks pe- + Dm berfungsi membentuk perulangan kata sifat daridasar kata keija.

Formulanya adalah KK > KS.

Contoh :

bete 'terbit* —> pebete-bete *hal terbit-terbit'basa 'baca' —pebasa-basa 'coba membaca-baca'

10). Prefiks tunggal ke- + Dm

Prefiks ke- + Dm berfungsi membentuk perulangan kata keija daridasar n<xnina.

Formulanya adalah KB > KK

Contohnya :

onU 'semuF —keonti-onti 'bersemut-semut'

daa 'darah' —kedaa-daa 'berdarah-darah'

43

Contoh :

era *naik'

oka 'angkat'

—> ora-orataka

—oko-okotaka

'naikkan lebih tinggi lagi''angkat-angkat lebih tinggi'

Sufiks-sufiks di atas dapat pula membentuk konfiks dalam BP.Oleh karena itu, penulisannya samaa dengan bentuk-bentuk afiks apit.

1) Konfiks mam-pe- + Dm -ka

Konfiks mam-pe- + Dm -ka berfungsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

keni 'bawa' —> mampekeni-kenika 'membawa-bawakan'inun 'minum' —mampeinun-inunka 'meminum-minum-

kan'

2) Konfiks pe- + Dm -ka

Konfiks pe- + Dm -ka berfungsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK

Contoh :

taso 'lempar' —> petaso-tasoka 'lempar-lemparkan'onto 'berhenti' —> peonto-ontoka 'henti-hentikan'

3) Konfiks na- + Dm -ka

Konfiks na- + Dm -ka berfungsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Contoh :

abt 'ikut' —> naalu-abika 'diikut-ikutkan'SCO 'ikat' —nasoo-sooka 'diikat-ikatkan'

Page 57: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

44

4) Konfiks na- + Dm -i

Konfiks m- + Dm 4 berfiingsi membentuk perulangan kata keija daridasar kata keija.

->KK.Formulanya adalah KK -

Contoh :

jau 'jahit' —najau-jautitaso 'lempar' —nataso-tasoi

*dijahit-jahiti''dilempar-lempari'

5) Konfiks na-poN- + Dm -ka

Konfiks na-poN- + Dm -ka berfiingsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

balu 'jual' —napobabi-babika 'dijual-jualkan'taso 'lempar' —napetaso-tasoka 'dilempar-lempailcan'

6) Konfiks pe- + Dp -ka

Konfiks pada pe- + Dp -ka berfiingsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

ale *lihaf —pepeolekadone 'denger' —pepedoneka

'perlihat-lihatkan''perdengar-dengarkan'

Ada pola kelompok konfiks yang sufiksnya J^ya dipasangkandengan dasar kata ulang tertentu saja. Kelompok konfiks teisebut adalahsebagai berikut

7) Konfiks me- + Dm -waka

Konfiks di atas berfiingsi membentuk perulangan kata keija daridasar kata keija.

21

4) Prefiks tunggal moN- + Dm

Prefiks tunggal moN- + Dm dalam BP dapat membentuk verbadari dasar kata benda. Contohnya daf^t diberikan berikut ini.

Formula KB KK

paho *tugal' —monqxdio-paho 'menugal-nugal'palu 'palu' —mompalu-pabi 'memalu-mafai'

5) Prefiks tunggal paN- + Dm

Prefiks tunggal paN- + Dm dalam BP membentuk kata keija daridasar nomina. Cratdmya diberikan sebagai berikut.

Formula KB KK

pana *panah' —pampana-pana 'memanah-manah'pani 'cang^' —panqxmi-pam 'mencangkul-cangkul'

6) Prefiks tunggal lufi- + Dm

Prefiks ini beralomorf» yakni nda-y nu-y na-y dan ta- berfiingsimembentuk kata keija dari dasar kata nomina.

Contohnya adalah sebagai berikut

Formula KB —->KK

ipo 'racun' — ndigfo-^ 'diracun-racun (beliau)'ipo 'racun' ' — nuraam-racun 'kau diracun-racuni*

ipo *racun' — naraam-raam 'diracun-racunnya**racun' — taracun-racun 'kita racun-racun'

pana 'panah' — ndipana-pana 'dipanah-panah'pana 'panah' — nuptma-pana 'k|iu panah-panah'pana 'panah'

— napana-pana 'dipanah-panahnya'pana 'panah'

— tapana-pana 'Idta panah-panah*

7) Prefiks tunggnl mbo- + Dm

Plrefiks pada mbo- + Dm berfiingsi membentuk p^ulangan kata sifatdari dasar kata benda.

Page 58: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

20

2) Prefiks rangkap topo (tope)- + Dm

Prefiks rangkap topo (tope)- + Dm dalam BP dapat membentuknomina dari dasar kata benda, dasar kata keija, dan dasar kata sifat.Sebagai contoh adalah sebagai beiikut.

a. Formula KB KB

bonde 'kebun' —topobonde-bonde *tukang kebun-kebun'soga 'sagu' —topesoga-soga 'pengambil sagu'

b. Formula KK —

uid *tulis'

bdu ikuF

->KB

—topouh-uki—topebdu-lubi

'penulis-penulis''pengikut-pengikuF

c. Formula KS KB

jit 'diam* —toponjii-njti 'pendiam-diam'yangu 'mabuk' —topoyangu-yangp 'pemabuk-pemabuk*

3) Prefiks tunggal me- + Dm

Prefiks tunggal me- dapat dirangkaikan dengan bentuk ulang Dmatau Dp (Dwipurwa) dan berfimgsi membentuk kata keija dari katabenda. Contohnya adalah sebagai berikut

Formula KB KK

soga *damar' —mesoga-soga 'mencari-damar'kaju 'kayu' —mekaju-kaju 'mengumpulkan kayu'

Prefiks tunggal me- + Dp

Ptefiks tunggal me-Wp dibentuk dengan meouliskan suku pertamadari bentuk da^ yang diulang dan kemudian bentuk dasar tersebutdituliskan sepenuhnya. Bentuk dasar yang dimaksud ialah bersuku tigaatau lebih.

Formula KB > KK

taripa 'mangga* —metataripalauro 'rotan* —meUdauro

'mencari mangga''mengumpulkan rotan*

45

Formulanya adalah KK KK.Contoh :

s<dco *peluk* —mesoko-sokowaka *memeluk-meluk'lulu 'ikuF —mebdu-luluwaka 'mengikuti terns

menerus*

8) Konfiks ma- + Dm -waka

Konfiks ma- + Dm -waka berfimgsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

soko 'peluk' —mancoko-ncokawaka 'memeluk denganrasa gembira'

sdai 'genggam' —mahcoka-ncokawaka 'menggenggamdengan eraF

9) Konfiks ma- + Dm -saka

Konfiks ma- + Dm -saka berfimgsi memberituk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contdi:

nawu 'jatuh' —manawu-nawusaka ^menjatuhkan namaorang*

wote *seberang* —mawote-wotesaka 'menyeberangikan lebihcepaF

10) Konfiks me- + Dm -saka

Konfiks me--¥Dm -saka berfimgsi membentuk perulangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK > KK.

Omtoh :

nawu *jatuh' —menawu-nawusaka 'menjatuh-jatuhkan din'

Page 59: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

46

tale 'bentang' —metale-talesaka 'membentangkan lebihkuat'

11) Konfiks me- + Dm -taka

Konfiks me- + Dm -taka beifiingsi membentuk penilangan kata keqadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

oko 'angkat* —> meoko-dootaka 'teian^cat-angkat'ora 'naik' —meora-orataka 'naikkan tinggi-tinggi'

12) Konflks ma- + Dm -taka

Konfiks ma- + Dm -taka beifiingsi membentuk penilangan kata keqadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

oko *angkat' —> maoko-okotaka *mengangkat-angkat*ora *naik' —maora-orataka 'menaik-naikkan'

13) Konfiks me- + Dm -raka

Konfiks me- + Dm -raka beifiingsi membentuk penilangan kata keqadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh ;

tende *jingkat*—> metende-tenderaka *beijing^t-jingkat*suwu 'keluar* —> mesuwu-sumaraka 'keluar segera'

14) Konfiks ma- + Dm -raka

Konfiks ma- + Dm -raka beifiingsi membentuk penilangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

19

penjadian kategori atau jenis kata baru dari kategori atau jenis kata yanglain sebagai akibat dari proses perulangan (Sutawijaya, 1981:15).

Untuk menjelaskan fungsi perulangan dalam BP, penulismenggunakan lima kategori dari sepuluh kategori kata yang ada, yaitunomina, verba, ajektiva, numeralia, dan kata tugas. Setiap fiingsi diberinama menurut kategori yang dihasilkan, misalnya fimgsi yang meng-hasilkan nomina disebut fimgsi nominal, fimgsi yang men^hasilkan verbadisebut fimgsi verbal, dan seterusnya.

2.4.1 Fungsi Pendangan Eata

Berdasarkan data, perubahan kategori kata dalam BP disebabkanoleh looses perulangan. Dengan kata lain, perpaduan antara afiks denganbentuk ulang, misalnya verba tapa 'panggang' dirangkaikan denganprefikspo- 'tempaP. Dengan perpaduan prefikspo- dengan bentuk ulangyang mendapatlfan asimilasi nasal n menjadi ntapa-tapa. Dengandemikian, terdptalah perubahan kategori kata dari kata keija menjadi katabenda, yaitu pontapa-tapa 'tempat memanggang-manggang*.

Untuk kepraktisan deskripsi perulangan dalam BP, penelitimengklasifikasikan perubahan kategpri kata secara derivatif dan inflektif.

2.4.1.1 Perubahan Katagori Kata secara Derivatif

1) Prefiks poN- + Dm

Prefiks tunggal poN- + Dm dalam BP dapat membentuk nomina daridasar kata benda dan dasar kata keija, yang masing-masing diberikancontoh sebagai berikut.

a. Formula KB KB

gpru 'guru* —poguru-guru 'tempat belajar-belajar*bonde 'kebun' —> pobonde-bonde 'tempat berkebun-kebun'

b. Formula KK KB

tqpa 'panggang" —pont€pa-4apa 'tempat memanggang'tosu 'tusuk' —pontusu-tosu 'penusuk-nusuk (orang)'

Page 60: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

18

(124) pepali 'mencari' —mampepepali 'mencari-cari'

(125) jaguru 'tinju' —mombejajaguru 'saling bertinju'

(126) sawari 'ganti' —> nasasawari 'diganti-ganti'

(127) kunana 'nganga' —> mekukunana 'menganga terus-menerus'

(128) pepara 'maid' —pepepara 'memaki-maki'

(129) lauro 'rotan' —melalauro 'mencari-cari

rotan'

(130) bonde 'ladang' —> topopobonde *peladang-pela-»dang'

(131) bolenta 'boros' —> bobolentanaka lebih-lebih boros'

(132) penau 'turun' —> napepenauki *diturun-turunkan'

2.4 Fungsi Perulangan

Seperti halnya afiksasi, penilangan mempunyai dua fungsi yaitufungsi gramatis dan fungsi semantis (Ramlan, 1973). Ringsi gramatisadalah fungsi yang bertalian dengan perubahan bentuk satuan bahasa,sedangkan fungsi semantis ialah fungsi yang bertalian dengan perubahanmakna satuan bahasa. Kedua fungsi itu pada hakikatnya satu, yaituteijadi serempak. Bila pada suatu satuan bahasa teijadi perubahanidentitas gramatisnya maka berubah pul identitas semantisnya. Hal yangsama teijadi pada sebaliknya oleh karena itu, untuk menentukan fimgsigramatis dan membedakannya dengan fungsi semantis kadang-kadangsulit (Groys Kera^ 1975).

Apabila dihubungkan dengan uraian Verhaar (1978) mengenaiproses morfemis, fungsi gramatis dapat disejajarkan dengan derivasi,sedangkan fungsi semantis disejajarkan dengan infleksi paradigmatis.Yang .(^aksud dengan derivasi oleh Verhaar ialah fffoses gramatikalyang tidak mengubah identitas kategori kata. Dalam gejala infleksi yangberubah hanyalah identitas semantisnya.

Meskipun istilah derivasi dan infleksi toutama berurusan denganproses afiksafii dan reduplikasi (Verhaar, 1978), dalam penelitian ini akandiperluas jangkauannya hingga mencakup prc^es duplikasi. Dengandemikian, yang dimaksud dengan fungsi penilangan ialah segala

47

Contoh :

tende *angkat* —matende-tenderaka 'mengangkat-angkatnama orang lain'

Konfiks di atas beralomorf dengan mo- + Dm -raka dan contohnyaadalah :

tende 'angkat' —matende-tenderaka 'mengangkat-angkatdiri'

15) Konfiks me- + Dm -laka

Konfiks me- + Dm -laka berfimgsi membentuk penilangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

sombu 'loncat' —mesombu-sombulaka 'meloncat-loncat'

supa 'sembur' —mesupa-supalaka 'tersembur-semburlebih kuat'

16) Konfiks ma- + Dm -laka

Konfiks ma- + Dm -laka berfimgsi membentuk penilangan kata keijadari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

supa 'sembur' —mancupa-ncupalaka 'menyembur-nyem-burlmn lebih kuat'

tumba 'tolak' —mantumba-tumbalaka 'menolak lebih kuat'

17) Konfiks me- + Dm -naka

Konfiks me- + Dm -naka berfimgsi membentuk penilangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Page 61: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

48

Contoh :

sompo 'tunin'tau 'tunin'

—mesonpo-somponaka 'turunkan lebfli cepat'—metau-taunaka 'turunkan (baiang)

cepaf

18) Konfiks ma- + Dm -naka

Konfiks ma- + Dm -naka berfiingsi membentuk penilangan katakeija dari dasar kata keija.

Foimulanya adalah KK KK.

Contoh :

tau 'turun' —> matau-taunaka 'menurun-nurunkan

sompo 'turun' —macompo-compo(barang)''menurun-nurunkan

lebih cepaf

19) Konfiks me- + Dm -maka

Konfiks pada me- + Dm -maka berfiingsi membentuk penilangankata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tudu 'turun' —> metudu-tudumaka

tana 'tanam' —metana-tanamaka

'turun lebih cepaf'bertanam-tanam'

20) Konfiks ma- + Dm -maka

Konfiks pada ma- + Dm -maka berfiingsi membentuk penilangankata keija dari dasar kata kega.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tudu 'tunda' —matudu-tudumaka 'menunda-nimda'

tana 'tanam'—mantana-ntanamaka 'menanam lebih

dalam'

17

(113) dago 'baik' —mampadago-dagoka 'mempeibaiki-baiki'

(114) rate 'panjang' —mampakarate-rateka 'memanjang-manjangkan'

(115) silo 'terang' —nancUo-sUoni 'diterang-terangi'

(116) numo 'benar' —> napomonco-mon-coka 'dibenar-benar-

kan'

(117) jaa 'kasar' —> napakajaa-jaaka 'dikasar-kasari'

2.3.2 Dmpuma

Dalam BP ditemukan bentuk ulang yang tegadi dari penilangan sukukata awal bentuk dasamya. Penilangan semacam ini hanya terdapat padabentuk dasar yang bersuku kata lebih dari dua, baik pada kelas kata kegamaupun pada kelas kata lainnya.Contohnya dapat dikemukakan sebagai berikut.

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Benda

(118) duana 'perahu' —duduana 'perahu-perahu'(119) taripa 'mangga' — tataripa 'mangga-mangga*

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Kega

(120) jaguru 'tinju' —jajaguru 'tinju-tinju'(121) sawari 'ganti' —sasawari 'ganti-ganti'

c. Dengan Bentuk Dasar Kata Sifat

(122) bolenia 'boros' —bobolenta 'boros-boros'(123) lankati 'tinggi' — lalankad 'tinggi-tinggi'

Bentuk ulang dwipurwa dalam BP dapat dirangkaikan denganbeberapa jenis {vefiks yang antara lain, dapat dicontohkan sebagaiberikut

Page 62: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

16

i}Q\)yum 'teman*

—mpcyunu-yu-

nuka

'diteman-temani'

(102) Ota 'atap'

—peata-atani

'atap-atapi*

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata keija yang diapit oleh imbuhan

{ ma-kOf mampa-ka, mampaka-kay mampe-kOy mampope-ka, na-kOy m

i-

iy nape-koy dan na-ka} adalah sebagai berikuL

(103) noyu 'nyanyi'

—manoyu-nqyuka

'menyanyi-nya-nyikan

(104) rata 'datang'

—mampakarata-rata-

ka 'mendatang-da-tangkan'

(105)/{II *terus*

—> mampaliu-Uuka

*menerus-nenis-kan*

(106) taso 'lempar'

—mampetaso-

tasoka 'melempar-lem-parkan'

(107) wote 'seberang*—nawote-wote-

saka 'diseberang-sebe-rangkan"

(108) lulu 'ikut'

—nabilu-luluka

'diikiit-ikuti'(109) taso

'lempar' —nataso-tasoi

'dflempar-lempari'(110) tudu

*turun' —metudu-tudumaka 'tumn-tunin cepat'

(111) tau *turun'

—mtau-taunaka

'dituninkan barangcepat'

c. Dengan Bentuk Dasar Kata Si£at

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata Sifat yang diapit imbuhan,

seperti { pa-kUy manqM-kOy mampaka-kay noN-kUy ndpo-kay dan mqxdca-

ka } adalah sd)agai berikut

(112) buya 'putih'

—> pakabt^a-bt^aka

'putih-putih>lean'

49

21) Konfiks me- + Dm -baka

Konfiks pada me- + Dm -baka berfiingsi membentuk perulangan kata

keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK

KK.

Contoh :

tUo *balik*

—metdo-tilobaka

'terbalik-balik*

ruga *tekan* —merugo-rugobaka

'tertekan kuat-kuat'

22) KonjQks m

a- + Dm -paka

Konfiks pada ma- + Dm -paka berfiingai membentuk perulangan

kata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK

KK.

Contoh :

tilo *balik*

—matilo-tUobaka

'membalik-balik'

ruga 'tekan' —

marugo-rugobaka

'menekan kuat-kuat*

23) Konfiks m

e- + Dm -paka

Konfiks pada me- + Dm -paka berfimgsi membentuk perulangan kata

keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK

KK

Contoh :

Umda 'tumbuk' —

metanda-tandapaka 'tertumbuk lebih keras*

tanda 'banting' —metanda-tandapaka 'terbanting kuat-kuat'

24) Konfiks m

a- + Dm -paka

Konfiks pada ma- + Dm -paka beifungsi membentuk perulangan

kata keija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK —KK

Control:

tanda 'tumbuk' —> mantanda-tandapaka '

menumbuk lebih keras'

tanda -banting' —matanda-tandapaka 'membanting kuat-kuat'

Page 63: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

50

Sufiks kelompok -waka itu ada yang hanya berfiingsi membentukperulangan secara derivatif dan ada pula yang berfungsi membentukperulangan secara inflektif. Sufiks yang berfiingsi membentuk perulangansecara infiektit seperd telah dikemukakan itu.

Sufiks kelompok -waka dapat faila dipadukan dengan prefiks pe-yang berfimgsi membentuk perulangan kata keija dari dasar kata keija.Jika berpadu dengan prefiks pa- dan po- perulangan tersebut membentukkelas kata lain.

1) Konfiks pe- + Dm -taka

Konfiks pada pe- + Dm -taka berfimgsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

oko 'ang^t' —peoko-okotaka 'coba angkat lebih tinggi lagi'ore 'naik' —peore-oretaka 'coba naikkan lebih tinggi lagi'

2) Konfiks pe- + Dm -naka

Konfiks pada pe- + Dm -naka berfimgsi membentuk perulangan katakeija dari da^ kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tau 'turun' —petau-taunaka *coba turunkan barang'sampo 'turun' —pesampo-sam-

ponaka 'coba turunkan lebih cepat'

3) Konfiks pe- + Dm -waka

Konfiks pada pe- Dm -waka berfimgsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tudu *turun' —> petudu-tuduwaka >coba ♦uninirain cepat'tana 'tanam'r—> petana-ianawaka > coba tanam dalam-dalam'

15

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Benda

(88) sako 'alas' —sayako-sako 'alas-alas keranjang'(89) goli 'matahari'—galoU-goli 'terbenam-terbenam'(90) sepa 'cabang' — sarepa-sepa 'menetes-netes sebe-

lah menyebelah'(91) 'layar' —sumomba-

somba 'berlayar-layar*

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija(92) tuju 'tunjuk' — timmju-tunju 'telunjuk-lelunjuk'(93) baba 'bercakap'—beraba-baba 'bercakap-cakap'(94) tunda 'duduk' — tunumda-tunda

'duduk-duduk me-nanti'

(95) wenta 'belit' —weenta-wenta 'membelit-belit'

Dalam BP ditemukan pula beberapa imbuhan yang mengapit bentukulang Dm (yaitu bentuk konfiks)» baik berbentuk tunggal maupun yangbeibentuk rang^p. Perpaduan itu dapat dilihat dalam kelas kata benda,kata keija, dan kata sifat.

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Benda

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata benda yang diapit oleh imbuhan{ ma-iy ma-siy mampapa-ka, mampapo-kay na-kay napa-ka, dan pe-ni }adalah sebagai berikut.

(96) watu 'batu' —mawatu-watu 'membatu-batui'(97) bare 'garam' —mabure-buresi 'menggaram-garami'(98) rosi 'hasil' —mampaparosi-

rosika 'menghasil-hasilkan'(99) enu 'kalung' —mampapoenu-

enuka 'mengalung-ngalung-kan'

(100) ipo 'racun' —na^qtoka 'diracun-iacunkan'

Page 64: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

14

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija

Bentuk ulang Dm dengan kata dasar kata keija yang dapat dirang-kaikan dengan sufiks rangkap { -wakay -bakOy -lakay -makay -nakOy -pakOy-rakUy -sakOy -taka } adalah sebag^ berikut

(77) soka 'tangkap' —soka-sokawaka *tangkap erat-erat'(78) rugo 'tekan' —> rugo-rugobaka 'tekan-tekan ke

bawah'

(79) 'sembur* —supa-supalaka 'semburkan kuat-kuat'

(80) tana 'tanam' —tana-tanamaka *tanam-tanam lebihdalam'

(81) sompa 'turun' —sompa-sompa-naka 'turunkan cepat-

cepat'

(82) tanda 'tumbuk' —tanda-tandapaka 'tumbuk-tumbukkuat-kuaf

(83) suwu 'keluar' —r> suwu-suwuraka 'keluarkan cepat-cepat'

(84) peda 'banting' —peda-pedasaka 'banting lebih kuat'(8^ oko 'angkat' —> oko-ckotaka 'angkat-angkat

cepat lagi'

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Sifat

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata sifat terbatas jumlahnya.Contohnya adalah sebagai berikut

(86) lonko 'longgar' — lonko-hnko-ntaka 'longgar-longgar-

kan'

(87) roso 'buas' —roso-rosopaka 'jadikan buas-buas'

Selain bentuk ulang Dm dapat diran^oukan dengan sufiks tunggaldan rangkap, bentuk ulang tersebut dapat pula dirangkaikan denganinfiks, antara lain, { -a/-, -ay-y -in-, -or-, dan -um- }. Contohnya adalahsebagai berikut

51

4) Konfiks pe- + Dm -baka

Konfiks pada pe- + Dm -baka berfiingsi membentuk perulangan katakeija dari dasar kata keija.

Formulanya adalah KK KK.

Contoh :

tUo 'balik' —> petUo-tilobaka »coba balik-balik lagi'rugo lekan' —perugo-rugobaka »coba tekan kuat-kuat'

2.5 Maka Perulangan

Pada bagian ini secara khusus akan dibahas segi-segi semantikperulangan BP didlek Lage. Penentuan makna dilakukan berdasarkansistem pengelompokan. Perulangan yang memiliki kesamaan jenis ataukelas kata dan bentuk asal dan kesamaan makna gramatikal dimasukkanke dalam kelompok yang berada pada prosodi yang sama.

Selain itu, dikemukakan juga contoh perulangan bentuk kompleksdalam BP dengan perubahan makna yang ditimbulkan. Misalnya peUnja-^Unja; metinja-linja dari bentuk asal linja 'jalan' dan mauka-ukati daribentuk asal uka *buka\

Berdasarkan hasil penelitian, makna perulangan dalam BP dapatdikemukakan sebagai berikut.

25.1 Makna Perulangan Bentuk Asa! Kata Benda

Perulangan yang berbentuk asal KB dapat memunculkan dua makna,yakni bermakna menyerupai dan bermalma jamak. Contoh masing-masing bentuk itu disajikan dalam kalimat berikut.

a. Perulangan KB Bermakna Menyenqni

Perulangan bentuk asal KB yang bermakna menyerupai atau tiruanadalah :

-> babaula 'kerbau-kerbau'baula 'kerbau' -

Jamin mobusu babaulanya. 'Jamin mencuci kerbau-kerbaunya.'nara 'kuda' —nara-nara 'kuda-kudaan'

Sia mobabi nara-nara ri pasal. 'Dia menjual kuda-kudaan di pasar.'

Page 65: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

52

b. Perulangan KB Bermakna Jamak (b

anyak)

Peni

lang

an ben

tuk asal KB yang bennakna ban

yak adalah sebagai

beri

kut.

tu*a

*nenek' —

tu'a

-tu*

a

Bara roa mankom tu'a-tu*a set

u?.

buyu

'gun

ung'

—bu

yu-b

uyu

Buyu

-buy

u se

tu malankati.

'nenek-nenek'

'Apakah nenek-nenek itu

sudah makan?'

'banyak gu

nung

''G

unun

g-gu

nung

itu

tinggi.'

c. Perulangan KB Bermakna

Tiap

-tia

p

Peru

lang

an ben

tuk

asal KB yan

g mendapat p

refiks sa- dap

atbermakna t

iap-tiap dan

menyatakan satuan k

ecil. Bentuk per

ulan

gan

ters

ebut

dapat dilukiskan se

baga

i berikut.

eo

'bari* —> saeo-saeo

'tiap-tiap hari'

Saeo

-sae

o yaku malai ri

bon

de.

'Tiap-tiap har

i saya pe

rgi ke

kebun.'

beni

'malam' —> sambeni-sambeni

'tiap-tiap malam'

Si*a man

koni

ri ba

nua sambeni-sambeni.

'Dia makan di rumah

tiap

-tia

p malam.'

d. Pe

rula

ngan

KB Bermakna Satuan Kecil (S

edildt)

Perulangan ben

tuk asal KB yang bermakna satuan ke

dl dilukiskan

seba

gai berikut.

kaju 'kayu' —sankaju-kaju

'sep

oton

g (da

lam sa

tuan

keci

l) se

ekor'

Manu san

kaju

-kaj

u nakeni.

'Ayam

satu eko

r di

a ba

wa.'

tabo

'piring' —> san

tabo

-tab

o 'hanya sat

u pi

ring

'Santabo-tabo kin

oni k

uken

i.

'Han

ya sa

tu piring n

asi s

aya

bawa.'

kura

'p

eriu

k' —> san

ktaa

-kur

a 'hanya sat

u pe

riuk

'Sa

nkur

a-ku

ra ose ndaoU.

'Hanya sat

u pe

riuk

ber

asdi

beli

.'

13

a. De

ngan

Ben

tuk Da

sar Kata Benda

Bent

uk ulang Dm d

engan

dasar

kata benda yang

dirangkaikan

dengan sufiks tu

ngga

l { -i

, -gi\ -s

iy -

ti, dan

-wi

} ad

alah

seb

agai

ber

ikut

.

(61) wat

u 'b

atu'

—watu-watui

(62) la

ya

'layar'

—•> laya-layagi

(63) li

e 'air'

—ue-uesi

(64) paa

'pahat'

—paa-paati

(65) kau

'tud

ung'

—kau-kauwi

'beri ba

tu-b

atu'

'lay

ar-l

ayar

i''air-airi'

'pahat-pahati'

'tudung-tudungi'

b. De

ngan

Ben

tuk Da

sar Kata Keija

Bent

uk ulang Dm dengan da

sar kata kei

ja yang dapat di

rang

kaik

andengan sufiks tu

ngga

l { -bi, -k

i, -p

i, -r

i, -t

i, -n

i, -m

o, -k

a } ad

alah seb

agai

berikut

(66) tu

tu'tutup'

—tutu-tutubi

'tutup-tutupi'

(67) li

nja

'jal

an'

—linja-linjaki

'jal

an-j

alan

'(68) unj

u's

apu'

—unju-unjupi

'sap

u-sa

pui'

(69) wuwu

'hambur'—wuwu-wuwuri

'hambur-hambauri'

(70) jau

'jahit'

—jau-jauti

'jahit-jahiti'

(71) rumpa

'tabrak'—> rum

pa-r

umpa

ni't

abra

k-ta

brak

i'

(72) ko

ni'makan'—koni-konimo

'makan-makanlah'

(73) es

e'gosok'—ese-eseka

'gosok-gosokkan'

c. Dengan Ben

tuk Da

sar Kata Sif

at

Bent

uk ula

ng Dm den

gan dasar kata sif

at yang dapat di

rang

kaik

andengan suf

iks tu

ngga

l (-ni, -r

i, -t

i ) adal

ah sebagai berilait

(74) te

no

'bodoh'

—teno-tenoni

'bodoh-bodohi'

(75) tu

wu

'hid

up'

—tum

i-tu

wuri

'h

idup

-hid

upi'

(7Q jua

'sak

it'

—jua-juati

'sakit-sakiti'

Bentuk ula

ng Dm dal

am BP dap

at pul

a di

ikut

i oleh suf

iks ra

n^ca

p»seperti contoh ber

ikut

.

Page 66: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

12

(52) pari 'cepat' —> napapari-pari 'dipercepat-cepat'(53) pari 'cepat* —> mampapari-pari 'membuat jadi

cepat-cepat.

(54) ipu 'ragu' —> popa ipu-ipu 'menjadi agak kua-tir'

(55) yanngu 'mabuk' —> topoyanngu-yarmgu 'orang suka mabuk-

mabuk'

(56) nguju 'jelek' —> ndaponguju-nguju 'dijelek-jelekkan'

Bentuk ulang Dm dalam BP yang dirangkaikan dengan prefiks yangterdiri atas tiga unsur juga ditemukan dalam kelas kata tertentu. Bentukulang semacam ini sangat terbatas jumlahnya. Sebagai contoh adalahsebagai berikut.

(57) mbevo 'gerak' —> mpopombevo-mbevo 'digerak-gerakkan'

(58) ka'a 'jerah' —napampteka'a-ka'a 'dibuat betul-betul

jerah'

(59) koni 'makan' —> ndapopankoni-nkoni 'sudah membuat dia

makan berulang-

kali'

(60) yangu 'mabuk' —> katopoyangu-yangu 'dalam keadaan

mabuk-mabuk'

Dalam BP selain bentuk ulang Dm dirangkaikan dengan prefiks baikturiggal maupun prefiks rangkap, ditentukan pula bentuk ulang Dm yangdiikuti oleh sufiks, baik sufiks tunggal maiqiun sufiks rangkap. Bentukulang semacam ini ditemukan dalam kelas kata tertentu, antara lain,adalah seperti berikut ini.

53

2.5.2 Makna Perulangan Bentuk Asal Kata Ketja

Penilangan yang. bentuk asalnya KK dapat memunculkan beberapakemungkinan makna,seperti tampak pada cbntoh berikut ini.

a. Perulangan KK Bermakna Frekuentatif

Perulangan KK yang bermakna frekuentatif (melakukan pekeijaanyang berulang-ulang) adalah sebagai berikut.

endo 'ingat' —endo-endo 'ingat-ingat'Endo-ende janjina. 'Ingat-ingat janjinya.'basa 'baca' —basa-basa 'baca-baca'

SVa madayo mobasa-basa buku. 'Dia rajin membaca-bacabuku.'

kae 'gali' —> kae-kae 'gali-gali''Sumur digali-gali.'Tibubu nake-kae.

b. Perulangan KK Bermakna Beberapa Saat

Perulangan bentuk asal KK yang bermakna melakukan pekeijaanuntuk beberapa saat lamanya adalah sebagai berikut.

mompau 'berbicara' —mompau-mpau 'bercakap-cakap'Si'a mompau-mpau pai tu'anya. 'Dia bercakap-cakap de-

. ngan neneknya.'

tende 'buang ke atas' —> natende-tende 'dibuang-buang keatas'

Anangodi setu natende-tende. 'Anak kecil itu dibuang-buang ke atas.'

c. Perulangan KK Bermakna Tidak Serius

Perulangan bentuk asal KK yang bermakna melakukan pekeijaansecara tidak serius adalah sebagai berikut.

tunda 'duduk' —> motunda-tunda 'duduk-duduk'

Motunda-tunda monkabi kayoro. 'Duduk-duduk memintal tali.'ole 'lihat' —> naole-ole 'Sekedar dilihat-lihat'

Naole-oleka bajuku. 'Bajuku dilihat-lihat.'

Page 67: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

54

d- Perulangan KK Bermakna Ta

npa Tujuan

Perulangan bentuk asal KK yang bermakna

selalu bersifat

sembarangan

melakukan

sesuatu wa

laup

un p

ekeijaan i

tu t

anpa t

ujua

nad

alah

seb

agai

ber

ikut

taso

'lempar* —metaso-taso

'melempar-Iempar' ta

npa

tujuan

Ntau

setu me

taso

-tas

o.

'Orang itu

melempar-

iempar.'

kende 'n

aik'

—> ka

kend

e-ke

nde 's

emba

rang

tem

pat

ia naiki'

Mani

mya kakende-kende.

'Aya

mnya

sem

bara

ng tem

pat

dinaiki.'

e. Perulangan KK Bermakna Berbalasan

Perulangan b

entu

k as

al KK yang be

rmak

na b

erba

lasa

n memakai

prefiks momb

e- , a

ntar

a la

in, a

dala

h sebagai berikut.

wai

'ber

i' —>

momb

ewai

-wai

'saling me

mber

i'Ana setu depa mo

mbew

ai-w

ai.

'Anak

itu b

am sa

ja sa

iing

memberi.'

jagu

ru '

tinju' —

mombejajaguru

'sat

ing be

rtin

ju'

Alex

pai J

oni mo

mbej

ajag

uru.

'Alex de

ngan

Joni s

aiing

bertinju'

f.

Perulangan KK Bermakna Kon

tinu

Uas

Perulangan bentuk

asal

KK yan

g be

rmak

na pek

eija

an dan

bersifat

kontinu (terus-menerus) di

luki

skan

sebagai ber

ikut

.

yunu

'tem

an' —>

payu

nu-y

unu

Papa ree poy

unu-

yunu

pai

sau setu.

dika

'simpan' —madika-dika

Ine me

dika-d

ika ri raya pate.

'sel

alu bersahabat'

'Ayah selalu berteman

dengan orang itu.'

'menyimpan selalu'

'Ibu selalu me

nyim

pan

ikan

dalam p

eti.'

11

b. Dengan Bentuk Da

sar Kata Keija

Bentuk ulang Dm den

gan da

sar ka

ta kei

ja dap

at pul

a di

rang

^cai

kan

deng

an p

refiks ran

gkap

, se

pert

i mampe-, mo

po-y

pap

a-, nupo-y ndipo-,

tope

-y paka-y tnombe

-y k

ate-

y popa-y tepo (N)-y dan napa-. Con

tohn

yaadalah seb

agai

ber

ikut

(39) li

nja

'jal

an'

—manq>elmja-lmja 'm

embu

at ja

lan-

jala

n'

(40) songi 'tambah' —moposongi-songi '

menambah-nara-

bah'

(41) lay

o 'pergi'

—papolayo-layo

'suka pe

rgi-

perg

i'(42) ngari

'ter

iak'

—mq)ongari-ngari 'k

au buat berteriak-

teri

ak'

(43) tun

da 'd

uduk

' —ndipotunda-tunda

'dip

ersi

lahk

an du-

duk-duduk'

(44) sabo

'pin

jam'

—topesabo-sabo

'ora

ng pem

inja

m-minjam'

(45) sunko 'dukung' —> mombesunko-

sunk

o 'saiing du

kung

-mendukung'

(46) kon

i 'makan'

—pakakoni-koni

'ber

i makan

masi

ng-m

asin

g'

(47) bir

a 'belah'

—> kat

ebir

a-bi

ra

'tei

bela

h-be

lah'

(48) yu

li

'tidur'

—popayuU-yuU

'sel

alu ti

dur-

tidu

r'(49) po

ti

'hal

ang'

—> tep

ompo

ti-m

poti

't

erha

lang

-hal

ang'

(50) tun

da 'd

uduk

' —napatunda-tunda 'd

iper

sila

hkan

du-

duk-duduk'

c. Dengan Ben

tuk Da

sar Kata Sifat

Dalam BP ditemukan pul

a be

ntuk

ula

ng Dm dengan dasar ka

ta sifat

yang d

iran

gkai

kan dengan prefiks ra

ngka

p, seperti pak

a-y napa-,

mamp

a-y po

pa-y

Upo

-y dan ndapo-. Con

tohn

ya adalah se

baga

i be

riku

t

(51) ede

'p

ende

k' —pakaede-ede

'pen

dek-

pend

ek-

kan'

Page 68: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

10

(24) sore 'jaga' —> desoro-soro

(25) boba 'pukul' —> nuboba-boba

(26) done 'dengar' — ndadone-done

{li) say u 'susun' —> ndisayu-sayu

(28)£Ra 'ingat' — kuina-ina

(29) bira 'belah' —> tabira-bira

(30) noa 'tengada'— wwioa-noa

*sedang jaga-jaga''kau pukul-pukul'^didengar-dengar''disusun-susun'

'ku ingat-ingaf'kita belah-belah*

'tiba-tiba tengada'

c. Dengan Bentuk Dasar Kata Sifat

Bentu^^^S dengan dasar kata sifat dalam BP dapat puladirangjkaikan ctengan beberapa prefiks tunggal, seperti ma wi danmo-y. Contohnya adalah sebagai berikut:

(31) dago .'balk' —> madago^go 'baik-baik'(32) nkcfsu 'bungkuk' —winkosu-nkosu 'bungkuk-

bungkuk'(33) banke 'besar' —> mobanke-banke 'menjadi besar-

besar'

Selain bentuk ulang Dm dapat dirangkaikan dengan prefiks tunggal,Dm dapat pula dikombinasikan dengan prefiks rangkap dalam katabenda, kata keija, dan juga kata sifat. Prefiks rangkap tersebut adalahsebagai berikut.

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Benda

Bentuk ulang Dm dengan dasar kata bendadengan prefiks rangkap topo-y papa-, mopo-y rnpo-.sebagai berikut:

(34) bonde 'kebun' —> topobonde-bonde

(35) yopo *hutan' —popayopo-yopoQ^yopo 'hutan' —mopoyopo-yopo

(37) guru 'guru' —manqjaguru-guru(3S)yunu 'teman' —> napayum-yunu

dapat dirangkaikaoContohnya adalah

'tukang kebun-kebun'

'berhutan-hutan'

'meng^utan-hutan-kan'

'mengajar-ajar''dijadikan teman'

55

2.5.3 Makna Perulangan Bentuk Asal Kata Sifat

Perulangan yang berbentuk asal KS dapat menimbulkan maknasebagai berikut.

a. Perulangan bentuk asal KS yang bermakna intensitas dapatdilukiskan sebagai berikut

inti 'kuat' —

Nainti'inti wiwina.

nainti-inti

liga 'cepat' — maliga-ligaMaliga-Uga kojo kanjo'mu.lawa 'jauh' — lawa-lawaBanmnnya lawa-lawa unka rirei.

'sangat kuat''Bibimya ditutup sangatkuat'

'cepat sekali''Cepat sekali engkau pergi.''agak jauh''Rumahnya agak jauh darisini.'

b. Perulangan bentuk asal KS makna negasi

Perulangan bentuk asal KS yang bermakna negasi (melemahkanmakna asalnya) dilukiskan sebagai berikut.

buya 'putih' —mobuya-buya 'agak putih'Mobuya-buya bajuku. 'Sudah agak putih

bajuku.'

kalando 'panjang' —kakalando 'agak panjang'kakalando kalenkaju makuni. 'Akar kayu kuning agak

panjang.'

c. Perulangan KS Bermakna Makin

Perulangan bentuk asal KS yang bermakna makin (bertambah) bilamendapat prefiks kako- dapat dilukiskan sebagai berikut.

kodi 'kecil' — kakokodi-kodi 'semakin kecil'

Pale anangodi setu kakokodi-kodi. 'Tangan anak itu makinlama makin kecil.'

dutu 'kurus' — madusu-dusu 'menjadi kurus-kurus'kakomadusu-dusu 'semakin kurus'

Page 69: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

56

Bcmla setu kakomadusu'dusumo.

yusa

'lembek* —

mayusa

kako

mayu

sa-y

usa

Tari

pana

kak

omay

usa-

yusa

.

'Kerbau itu

sudah semakin

kunis*

'menja

di lem

bek'

*makjn lembek'

'Man

ggan

ya sem

akin

lembek/.

kepe

rlua

n an

alis

is i

ni, bentuk dwilingga d

iberi kode D (aw

al kat

aduplikasi) d

an dwilingga yang

tidak mengalami

perubahan fo

nem,

sepe

rti contoh-contoh di atas di

sebu

t dwimumi (Dm).

Bent

uk ulang Dm yang be

rgab

ung dengan beberapa j

enis

afiks dapat

dilukiskan sebagai ber

ikut

a. Dengan Ben

tuk Da

sar Kata Benda

Bentuk ulang Dm dal

am BP dap

at dir

angk

aika

n dengan p

refi

ks,

antara lain, ma-

N-y mo

N-y pa

Ny poNy po

-y dan

na-.

Contoh :

(10) puka

*puk

at' —mampuka-mpuka *memukat-mukat'

(11) pana

'p

anah

' —pampdna-pana

'memanah-manah'

(12) pa

lu

'pal

u' —mompalu-mpalu 'm

emal

u-ma

lu'

(13) pau

*kata' —pompau-mpau

'ora

ng ber

kata

-kata'

(14) bonde

'keb

un' —> po

bond

e-bo

nde

*tempat

berke-

bun'

(15) ipo

*racun* —> naipo-ipo

*dir

acun

-rac

un*

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija

Bent

uk u

lang Dm dal

am BP juga dapat di

rang

kaik

an dengan

bebe

rapa

prefiks tunggal, seperti ma

-Ny me

-, moN

-y pa-

y pe-te-, na-y

da-y de-

y nu-y nday ku

-y ta-y da

n wu

-. G>n

toh bentuk itu adalah sebagai

berikut:

(16) ki

ta—

mankUa-nkita

*mel

ihat

-lih

at*

(17) li

nja

'jal

an'—

melinja-Unja

*beijalan-jalan'

(18) koj

o^i

ris'

—monkojo-nkojo

*men

giri

s-ir

is*

(19) bas

a*basa'—

paba

sa-b

asa

'membaca-baca'

(20) ntima

'ambir—

pend

ma-T

ttim

a'coba ambil-

ambil*

(21) kon

i'makan*—

tekoni-koni

'tidak sen

gaja

makan'

(21) al

e'l

ihat

*—>

naole-ole

'dUi

hat-

liha

t'

(23) jore

'tidur'—>

dajore-jore

'akan tidur-tidur'

Page 70: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

8

Untuk membedakan bentuk-bentuk penilangan, dalam laporanpenelitian ini dipakai istilah-istilah Wirakusumah dalam Alam Sutawijaya(1981:10), yaitu duplikasi untuk perulangan utuh, dan redupUkasi untukperulangan sebagian. Dari kedua bentuk perulangan di atas, dalam dataBP hanya ditemukan bentuk perulangan yang diistilahkan oleh AlamSutawijaya (1981:10) sebagai dwiUngga dan dwipunva. Bentuk-bentukitu ada yang terikat oleh afiks dan ada pula yang tidak.

2.3.1 DwUinggfl

l>wilingga adalah bentuk ulang yang teijadi dari perulangan bentukdasar seutuhnya (duplikasi). Dalam BP, contoh bentuk ulang di atas dapatdikemukakan sebagai berikut.

a. Dengan Bentuk Dasar Kata Benda

Contoh :

(1) nara 'kuda' —nara-nara 'kuda-kuda'(2) kaju 'kayu* —kaju-kaju 'kayu-kedl'(3) bau 'ikan* — bau-bau 'ikan-ikan'

b. Dengan Bentuk Dasar Kata Keija

Contoh :

(4) ndeu(5) jawa(6) Unja

*angguk' —ndeu-ndeu'bisik' —jawa-jawa'jalan* — linja-Unja

*angguk-angguk''bisik-bisik'

'jalan'jalan'

c. Dengan Bentuk Dasar Kata Sifat

Contdi:

(7) banke *besar' —banke-banke(8) Umpu 'pingsan'—Umpu-Umfm(9) kela 'gelisah' —kela-kela

'besar-besar'

'pingsan-pingsan*'^lisah-gelisah'

Bentuk-bentuk ulang seperti di atas mempunyai beberapa variasi.Variasi itu b^upa komposisi simultan dengan beberapa afiks. Untuk

BABm

SEGI-SEGI FONOLOGIS PERULANGANDALAM BAHASA PAMONA

Dalam bab ini kita membicarakan segi-segi fonologis perulangan BP.Yang dimaksud dengan segi-segi fonologis perulangan isdah perubahan-perubahan morfofonemis yang disebabkan oleh proses perulangan.Perubahan-perubahan dalam hal ini disebabkan oleh penambahan,penghilangan, atau perubahan suku kata.

Dalam BP, perubahan-perubahan tersebut di atas teijadi apa bilaprefiks dipadukan dengan bentuk dasar kata tertentu. Prefiks-prefiksdi atas adalah sebagai berikut.

3.1 Prefiks moN- + Dm

Apabila {^efiks moN- dipadukan dengan bentuk ulang yang diawalidengan fonem-fonem tertentu maka nasal (N) berubah menjadi sepertiberikut

n -> -<|

An/

/n/

M/

p,b

t,d

k,g

57

Page 71: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

58

Kaidah di atas menyatakan bahwa nasal N berubah menjadi m jikadiikuti oleh kata ulang yang berawal dengan fpjb /; menjadi n jika diikutioleh kata ulang yang berawal dengan It4 /; dan menjadi t) jika diikutioleh kata ulang yang berawal dengan Ik, gl.

Contoh :

palu — mo-mpahi-npalu 'memukul dengan palu'bayari — mo-ndjabayari 'membayar-bayar'tanu — mo-ntanu-ntanu 'menenun-nenun'

dadu — mo-ndadu-ndadu 'tergesa-gesa'kodo — mo-nkodo-nkodo 'merentang-rentang'gale mo-nggale-ngale 'bergerak-gerak'

3.2 Prefiks m'aN- + Dm

Jika i^efiks moN- dipadukan dengan bentuk ulang yang diawaliden^ui fonem-fonem tertentu maka nasal (N) berubah sebagai berikut.

N

II /m/

■H /n/

' /n/

P

k

Kaidah di atas menyatakan bahwa nasal (N) pada Prefiks maN-berubah menjadi m jika bentuk dasar ulang dimulai dengan fonem /p/,menjadi n jika bentuk dasar kata ulang dimulai dengan fonem /t,d/,menjadi ^ jika bentuk dasar kata ulang dimulai dengan fonem /k/.Contoh :

puka — ma-mpiika-mpuka 'memukat-mukat'pau — ma-mpau-mpau 'berkata-kata'tuna — ma-ntima-ntima 'mengambil-ambil'dotnpo — ma-ndompo-ndompo 'bersama-sama'kom — ma-ngkoni-ngkoni 'makan-makan'kondo — ma-ngkondo-ngkondo 'melangkah-langkah'

dasar, bentuk asal, dan pokok kata (Ramlan, 1978) untuk pengertian yangsama dengan yang pertama.

Morfem dasar atau bentuk dasar adalah bentuk linguistik baiktunggal (monomorfenis) maupun kompleks (polimorfemis), yang menjadidasar pembentukan bagi bentuk kompleks (Ramlan, 1978; Verhaar, 1978;Samsuri, 1975). Bentuk berkeingimny misalnya, terdiri dari bentuk ataumorfem dasar keinginan dan afiks ber-, sedangkan keingimn sendirimerupakan bentuk kompleks yang terdiri dari bentuk dasar (morfemdasar) ingin dan simulfiks ke-aru

Morfem asal atau bentuk asal adalah bentuk linguistik yang palingkecil dan selalu monomorfemis yang menjadi asal suatu kata atau bentukkompleks (Ramlan, 1978; Verhaar, 1978; Samsuri, 1975). Contoh bentukingin di atas adalah morfem atau bentuk asal, baik dari bentuk komplekskeinginan maupun dari bentuk kompleks berkeinginan. Dari tahap bentukkeinginany bentuk ingin itu merupakan bentuk dasar yang sekaligusmerupakan juga bentuk asal.

Ciri perulangan dalam penelitian ini dita&irkan sebagai identitasformal atau identitas gramatikal bentuk ulang, baik morfologis maupun

. sintaksis. Ciri semacam ini perlu ditelusuri mengingat adanya kenyataanbahwa dalam beberapa bahasa di Indonesia perulangan tidak selalumerupakan proses gramatikal, melainkan ada pula yang merupakanidentitas leksikal.

Melalui contoh Uhlenbeck membedakan bentukan bahasa Jawabaita-baita 'bermacam-macam kapal (perahu)' dengan bentukan att-ali'cindn'. Bentukan pertama dikatakan sebagai bentuk ulang karena bentukdasamya baita mempunyai makna, yaitu 'kapal' (perahu), sedangkanbentuk yang kedua dikatakan sebagai kata tunggal karena ali tidakmerupakan bentuk dasar yang mengandung pengertian. Demikian jugaRamlan (1978) menganggap bentuk-bentuk seperti sia-siay mondar-mandtTy dan huru-hara sebagai bukan bentuk ulang, karena sza, mondarydan hum bukanlah bentuk linguistik yang mempuyai makna.

2. 3 Bentuk-bentuk Perulangan

Yang dimaksud dengan bentuk perulangan ialah bentuk yangmenyatakan hubungan gramatikal antara bentuk dasar dengan bentukulang, dilihat dari segi struktumya.

Page 72: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

BASn

PERULANGAN DALAM BAHASA PAMONA

2.1 Pengertian Perulangan

Samsuri (1975) menyatakan bahwa perulangan (reduplikasi) ialahsuatu proses morfologis yang banyak sekali terdapat pada bahasa-bahasadi dunia. Secara lebih sempit lagi Varhaar (1978) menyatakan bahwa diAsia Tenggara reduplikasi sangat umum, termasuk dalam bahasa Indonesia dan banyak bahasa daerah di Indonesia, salah satunya adalah BahasaPamona di Sulawesi Tengah.

Berdasarkan data di dalam BP terdapat bermacam-macam bentukdan gejala perulangan. Gejala perulangan dalam BP bukan hanyamerupian peristiwa morfologis, melainkan juga merupakan peristiwasintaksis meskipun diakui bahwa kadang-kadang sulit menarik garis yangtegas di antara kedua macam peristiwa perulangan itu. (Gonda, 1949 -1950 : 171)

2. 2 Ciri-ciri Perulangan

Sebelum membicarakan ciri-ciri perulangan, perlu ditentukanterlebih dahulu istilah mana yang akan thpakai untuk nama bagi bentukbakal perulangan dan bentuk hasil perulangan.

Dalam pembicaraan mengenai morfologis, sering kita menjumpaiistilah morfem dasar, morfem asal, dan morfem akar (Verhaar, 1978;Samsuri, 1975). Di lain pihak, ada juga mempergunakan istilah bentuk

59

33 Prefiks poN- + Dm

/^bila bentuk dasar kata ulang dipadukan dengan prefiks poN-maka nasal (N) mengalami perubahan sebagai berikut.

N

I

L

/m/

/n/

/n/

p,b

t,d

k,g

l>

Kaidah di atas menyatakan bahwa nasal (N) menjadi m jika bentukdasar kata ulang berawal dengan fonem /p,b/, menjadi /i jika bentuk dasarkata ulang diawali dengan fonem /t,d/. dan menjadi r) jika bentuk dasarkata ulang diawali dengan fonem /k,g/.

Contoh :

pida — po-mpida-mpida 'mengedip-ngedip'

pone — po-mpone-mpone 'tempat-tempat naik'

beluku —^>' po-mbebebtku 'perkelahian-perkelahian'

bayari — po-mbabajari 'pembayar-pembayaran'tosu — po-ntosu-ntosu 'orang penusuk-nusuk'tapa — po-ntapa-ntapa 'tempat memanggang'diu — po-ndiu-ndiu 'tempat mandi-mandi'dodo — po-ndodo-ndodo 'penyan^ral-nyangkal'kuru — po-ngkuru-ngkuru 'tempat mengukur*gale — po-ngale-ngale 'penggerak-gerak'

3.4 Prefiks paN- -i- Dm

Jika bentuk dasar kata ulang dipadukan dengan prefiks nasal (N),maka nasal (N) mengalami perubalm sebagai berikut.

r An/ P

N /n/

At/

t,d

k

Page 73: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

60

Kaidah itu menyatakan bahwa nasal (N) menjadi fonem m jikabentuk dasar kata ulang diawali dengan fonem yjp/, menjadi fonem n jikabentuk dasar kata ulang diawali dengan fonem /t,d/, dan menjadi fonemT) jika bentuk dasar kata ulang diawali dengan fonem /k/.

Ctontoh :

puju — pa-mpuju-puju 'membungkus-bungkus'pisi — pa-npisi-mpisi 'memijit-mijiPtaji — pa-ntaji-ntaji 'membuang-buang'dompo — pa-ndompo-ndompo 'menyama-nyamakan'kUa — pa-nkUa-nkUa 'melihat-lihat'kuru — pa-ngkuru-ngkuru 'mengerut-ngerut'

3.5 Prefiks sa- + Dm

Prefiks saN- yang dipadukan dengan bentuk dasar kata ulang, fonemnasal (N)-nya mengalami perubahan sebagai berikut

N

/m/

M

/n/

P»b j -t,d |>

Kg '

Kaidah di atas menyatakan bahwa nasal (N) menjadi fonem m jikabentuk dasar kata ulang diawali dengan fonem /p,b/, menjadi fonem n jikabentuk dasar kata ulang diawali A,d/ dan menjadi fonem rj jika bentukdasar kata ulang dimulai dengan fonem /k,g/.

Gontoh :

panga —

bayu —

tapi —

dopo —

kura —

gungsi —

sa-mpanga-mpanga

sa-mbayu-mbayusa-ntapi-ntapisa-ndopo-ndoposa-ng/atra-ngkurasa-nggungsi-nggunsi

'cuma (hanya)''bersama-sama'

'cuma selembar'

'hanya sedepah''hanya satu belanga*'hanya segunting-guntingkain'

Mengingat daerah pemakaian BP yang luas maka dipilih untukkeperluan penelitian ini dialek Lage yang ada di kecamatan Lage sebagaidaerah sampel deng9n pertimbangan sebagai berikut.

1. Penutur BP di daerah itu masih dianggap mumi dibandingkandengan di daerah-daerah BP lainnya. Selain itu, penutur BP yangterbesar menggunakan dialek Lage.

2. Daerah Lage merupakan daerah lalu lintas perekonomian ke ibu kotaKabupaten Posos. Oleh karena itu, pemakaian tersebut lebihproduktif dan terbina oleh pendukungnya.

Page 74: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

mengisi instrumen penelitian tersebut hanyalah penutur asli yangmenunit pengamatan mampu beibahasa Indonesia.

3. Mengadakan wawancara dengan pada infomian. Dalam wawancaraitu peneliti menggunakan pertanyaan yang menyangkut penilanganBP.

4. Mengadakan studi pustaka yang erat kaitannya dengan tujuanpenelitian (sistem penilangan).

5. Melakukan pengecekan terhadap bahan-bahan yang terkiimpul sertavaliditas infonnasi.

Dalam menganalisis data digunakan tehnik sebagai berikut

1. Data diklasifikasi ke dalam jenis-jenis penilangan menunit kelas katadan bentuk penilangan.

2. Data diseleksi untuk menetapkan apakah data tersebut sesuai dengandialek yang dijadikan sampel penelitian.

3. Setelah selesai diklasifikasi dan diseleksi, data tersebut dianalisis.Penganalisisan data didasarkan atas dri-dri perulanga, penilangangramatikal, dan perulangan fonologis.

1.6 SumberData

Seperti telah dikemukakan bahwa sumber data penelitian terdiri atasdata primer dan data sekunder. Data yang paling utama ialah bahasa yangdipa^i oleh para penutur dalam kehidupan sehari-hari secara umum.Adapun data sekunder bersumber dari data tertulis yang sudah adasebelumnya, antara lain, (i) Penelitian Struktur Bahasa Pamona,(ii) MorfoSitUaksis Bahasa Pamona, (iii) Sastra Lisan Panama, danBaree-Nederlandsch Woordenbork (K^us Bahasa Bare*e - BahasaBelanda).

1.7 Populasi dan Sampel

Yang menjadi populasi p^elitian ini adalah tuturan bahasa Pammiayang terdapat di Kabupaten Posos yang meliputi dialek Ondae, dialekPumboto, dalek Pebato, dialek Lage, dan dialek Taa.

61

3.6 Frefiks -N + Dm

Prefiks maN-(moN), paN, dan saN- dalam BP yang dipadukandengan bentuk dasar kata ulang dan diawali dengan fonem /s/ benibahmenjadi fonem /c/.

d n //

Kaidah di atas menyatakan bahwa fonem /s/ menjadi fonem /c/jikadidahului oleh nasal /n/. Cbntohnya dikemukakan sebagai berikut.

Contoh :

silo — ma-ncih-ncUo 'berkilau-kilauan'

sabo —po-ncabo-ncabo 'peminjam-minjam'

sue — pa-ncue-ncue 'meniru-niru'

SCO — sa-ncoo-ncoo 'hanya serikat'

SCO — mo-ncoo-ncoo 'mengikat-ikat'

Page 75: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

BAB IV

SEGI-SEGI GRAMATKAL PERULANGAN

DALAM BAHASA PAMONA

Segi-segi gramatiikal perulangan dalam BP yang dimaksud di siniialah kedudukan perulangan kata dalam struktur frase dan strukturkalimat. Ada beberapa jenis kata dalam BP berbentuk perulangan. Secaragramatikal bentuk itu dapat menduduki jabatan atau posisi tertentu dalamstruktur frase maupim kalimat.

Ada beberapa kata jika diulang berubah menjadi jenis kata lain.Gejala seperti ini sudah dibicarakan pada bagian terdahulu. Misalnya :

yoYK>-yGwo

moyowo-yowo

liga-Ugamatiga-liga

'tidur*

'tidur-tiduran*

'pergi-pergi''cepat-cepat'

(kata keija)(kata sifat)(kata-keija)(kata sifat)

Pada bagian ini, pembahasan kata ulang hanya difokuskan padaperulangan kata secara inflektif. Artinya, perulangan yang teijadi padafrase, baik sebagai inti maupun sebagai penjelas, tidak mengubah kategorikata.

4.1 Peralangaii Kata dalam Struktur FVase

Dalam perulangan ini ditemukan bentuk-bentuk sebagai berikut

62

Verhaar (1978) mengatakan bahwa di Asia Tenggara reduplikasi sangatumum termasuk dalam bahasa Indonesia dan banyak bahasa daerahlainnya di Indonesia.

Sesuai dengan kaidah umum yang berlaku dalam bahasa, yaitu setiapbahasa memiliki sistem teisendiri (unik), dalam hal perulangan pun BPmempunyai sistem tersendiri, baik mengenai ciri-ciri, bentuk, fimgsi danmakna khusus mengenai perulangan, Gondo (1950:171) mengatakan7r cannot be said that the reduplicative proses are of the same signifi-lance in all Indonesia languages'.

Untuk penelitian segi-segi morfofonemik perulangan BP ini, penelitimenggunakan teori yang dikemukakan oleh Elson dan Pockett (1960:51).Kedua orang itu berpendapat seperti berikut. Fairfy common in languagesis a type ofallomorphic alternation in wich an affix is of exactly the sameform as part or all of the stem, or is the same plus one additional phoneme. etc.

Untuk penelitian segi-segi gramatikal (sintaksis), peneliti selainmenggunakan teori Hill (1958) juga menggunakan teori Verhaar (1977).Mereka menyatakan bahwa kaidah reduplikasi selalu morfonemis.Bahkan, dalam pengulangan penuh tanpa perubahan fonem l^ena halitu ditentukan oleh ling^cungannya. Sering ada kaidah yang ditambahkan,seperti perubahan fonem atau juga asimilasi morfofonemis.

1.5 Metode dan Tehnik Penelitian :

Metode yang digunakan sebagai landasan dalam kegiatan penelitianini adalah metode deskriptif. Artinya, penelitian ini dilakukan seobjektifmungkin dan didasarkan semata-mata atas fakta walaupun bahan yangdipilih dari semua data yang terkumpul sesuai dengan tujuan penelitian,yakni memperoleh gambaran yang lengkap dan mehjelask^ sistemperulangan BP.

Dalam pengumpulan data, digunakan tehnik sebagai berikut.

1. Mencari keterangan tentang penutur asli BP sebagai calon informan.

2. Menyusun instrumen penelitian berupa daftar kata berulang dalambahasa Indonesia yang .d^ikirakan . ada dalam BP. Yang diminta

Page 76: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

1.2 Masalah

Sebagaimana halnya beberapa bahasa daerah di Nusantara yangtegolong rumpun bahasa Austronesia, BP memiliki bentuk perulangan.Perulangan itu teijadi dari proses gramatikal yang teratur dan memilikiciri-ciri yang agak unik dan kompleks.

Sehubungan dengan latar belakang dan masalah itu, ada beberapamasalah yang menyangkut sistem perulangan BP yang menarik perhatianuntuk diteliti dan diuraikan dalam laporan ini, antara lain sebagai berikut.

a. Bagaimana ciri perulangan BP?b. Bagaimana bentuk perulangan yang terdapat dalam BP?c. Bagaimana fiingsi dan makna perulangan dalam BP?d. Bagaimana kaidah-kaidah kebahasaan tentang perulangan dalam BP?e. Sejauh mana perubahan-perubahan fonologis yang teijadi akibat

proses perulangan?f. Bagaimana peran dan fimgsi gramatikal terhadap perulangan BP?

1.3 Tujuan dan Hasil yang Diharapkan

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang lengkapmengenai sistem perulangan Bp yang meliputi (i) ciri dan bentukperulangan, (ii) fungsi dan makna perulangan, (iii) kaidah-kaidahperulangan, (iv) perubahan fonologis perulangan, dan (v) perubahanperulangan a^bat sintaksis (gramatikal).

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini ialah sebuah naskah laporantentang sistem perulangan BP. Hasil penelitian ini diharapkan bergunauntuk bahan rujukan dalam mengungtopkan sistem perulangan bahasa-bahasa daerah lain dan sekaligus menjadi bahan komparasi dalam bidanglinguistik tentang perulangan.

1.4 Kerangka Teori sebagai Acuan

Teori linguistik yang dipakai sebagai landasan teori dalam penelitianini ialah teori linguistik struktural. Samsuri (1975) mengatakan bahwaperulangan (reduplikasi) merupakan suatu proses morfologis yang banyaksekali terdapat pada bahasa-bahasa di dunia ini. Secara lebih sempit

63

4.1.1 Perulangan Kata Benda dalam Posisi InU

Kata benda sebagai inti diikuti oleh kata benda sebagai penjelas.

Misalnya :

bonua 'rumah' —bobonua wcyo 'rumah-rumah bambu*kalawata 'pematang' —kakalawata lida *pematang-pematang

sawah'

wvtti *kaki' —witti-witti mbida 'kaki-kaki kambing'

4.1.2 Perulangan Kata Benda dalam Posisi Atribut

Kata benda yang diikuti oleh kata benda sebagai penjelas dalambentuk ulang, dapat dilihat pada contoh berikut ini.

tiji 'timba'wuku tiji-tiji 'tali timba-timba'tend 'burung' —alima tonci-tonci 'lima burung-burung'japi 'sapi'tandi jiq}i-japi 'tanduk sapi-sapi'watu 'batu'

radua watu-mitu 'dua batu-batu kecil'

4.1.3 Perulangan Kata Keija dalam Posisi Ind

Kata keija sebagai inti dalam bentuk ulang diikuti oleh kata sifa^kata keterangan sebagai penjelas. Gontohnya adalah sebagai berikut.

yoko 'terbang'mcyokayoko ede 'terbang-terbang rendah'sombulaka 'lompat'mesomombulaka ndateka 'melompat-lompat tinggi'popea 'tunggu'popopea sarai 'tunggu-tunggu sebentar'palai 'pergi'

riu'pergi-pergi dahulu'

Page 77: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

64

4.1.

4 Pendangan Kaia Ke

ija dalam Posisi Atribui

Kata

keija seb

agai

atribut dalam bentuk ulang me

ngik

uti ka

tego

rika

ta lain. Con

tohn

ya adalah se

baga

i berikut

linj

a 'jalan'

pala

imo me

Unja

-lin

ja 'pergi j

alan

-jal

an'

jela

'datang'

jaka

jela

-jel

a *selalu datang-datang'

hnco *\m*

ntau

mol

onco

'lon

co *or

ang

lari-lari*

deu 'a

nggu

k'metutu men

deu-

ndeu

'tunduk mengangguk-angguk'

4.1.

5 Pendangan Kaia Sifat da

lam Posisi In

ti

Kata s

ifat dalam b

entu

k ulang be

ifim

gsi sebagai

inti

dii

kuti

ole

hkatagori kata la

in sebagai atribut Ctontohnya adalah sebagai berikut.

ede *rendah*

meede-ede bo

nuan

ya 're

ndah

-ren

dah rumahnya'

Umgkati 'tinggi'

mala

lang

kati

nar

a se

tu 'tinggi-tinggi kuda itu'

mosu 'hampir'

mosu

-mos

u pu

ra roomo 'hampir-hampir sudah hab

is'

4.1.6 Pendangan Kata Sifat da

lam Posisi Atr

ibut

Kata sifat dalam ben

tuk ul

ang

berfiingsi sebagai atr

ibut

mengikuti

kate

gori

kat

a la

in sebagai int

i.

contoh :

dayo

'r

ajin

*mo

teta

la mad

oyonloyo *b

ekei

jala

h ra

jin-

raji

n*kodi *k

ecil

'

kaju kod

i'ko

di *k

ayu ke

dl-k

ecil

'ju

a *s

akit

'ho

rony

a ma

jua-

jua *perutnya sa

kit-

saki

t'

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Masalah

Pene

liti

an Sis

tem Perulangan Bahasa Pa

mona

, di

sing

kat BP ada

lah

lanj

utan

dar

i beberapa penelitian yang sudah p

erna

h dilakukan

sebe

lumn

ya, an

tara

lai

n, (i)

Str

uktu

r Ba

hasa

Pamona oleh Drs. Latif

Rozali, dkk. (198

1), (

ii) S

astr

a Lisan Pamona ole

h Dr

s Ahmad Saro, dkk

.(1983), dan

(iii

) Mo

rfos

inta

ksis

Bah

asa Pamosa ole

h Drs

Lati

f Ro

zali

,dkk. (1985).

Keti

ka h

asil jenis p

enel

itia

n itu belum

ada yang menggambarkan

deskripsi perulangan Bp secara sp

esif

ik, ya

itu baik tentang ben

tuk da

njenis, fungsi da

n ma

kna,

maupun y

ang me

nyan

gkut

seg

i fonologi,

gram

atik

al, da

n proses per

ulan

gan secara fon

olog

is.

Peru

lang

an k

ata ya

ng mer

upak

an s

alah s

atu

ciri umum b

ahasa-

baha

sa Melanesia, te

rmas

uk bahasa-bahasa di Indonesia dan ju

ga dal

amBP. Bahka

n,pe

mlan

gan me

rupa

kan pr

oses

gramatikal ya

ng teratur dan

kompleks san

gat dominan. Oleh ka

rena

sistem pe

rula

ngan

yan

g unik in

i,pe

neli

tian

BP perlu dilakukan unt

uk pen

gemb

anga

n il

mu keb

ahas

aan

pada

umumnya dan b

ahan kom

para

si p

engk

ajia

n bahasa-bahasa

nusa

ntar

a kh

usus

nya.

Page 78: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

65

bata 'ragu'

marUaji bata-bata 'menghilangkan rasa ragu-ragu'

boba 'botak'

woonya boba-boba 'ke[»lanya botak-botak'

4.1.7 PeruUmgan Kata Bihmgan dalam Pasisi Ind

Kata bilangan sebagai inti dalam bentuk ulang diikuti oleh kategorikata lain. Contohnya adalah sebagai berikut

Contoh :

tapi *lempar'

santapi-ntapi Upa 'hanya selembar sarung'

radua *dua'

raradua melinja 'dua-dua pergi' (beijalan)aopo 'empat'

aaopo majm 'empat-empat sakit'

alima 'lima'

aaUma ri b

onua 'lima-lima di nimah'

4.1.8 PenUangan Kata Bilangan dalam Posisi Atribut

Kata bilangan dalam bentuk ulang yang berfiingsi sebagai atributkata yang diikutinya berkategori tertentu yang berkedudukan sebagai inti.

Contoh :

radua

'dua'

melinja raradua 'beqalan dua-dua'

talu 'tiga'

melinja moapa tatalu 'beijalan bersama tiga-tiga'

sambaa

'satu'

ananya ratamo sasambda 'anaknya sudah datang satu-satu'

Dalam BP ditemukan pula bentuk perulangan yang ada dalam

kalimat. Bentuk ulang tersebut terdiri atas kata benda, kata keqa, katasifet, kata bilangan, serta kata keterangan. Kategori kata di atas dapatmenduduki subjek, predikat, objek, dan keterangan.

Page 79: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

66

4.2 Perulangan Kata dalam Stniktur Kalimat

Posisi perulangan kata dalam stniktur kalimat BP adalah sebagaiberikut.

4.2.1 Pemlangan Kata Benda dalam Posisi Subjek

Gontoh:

ale 'tiang'Ale-ale wuya seta male modago-dago.Tiang-tiang pagar itu diikat baik-baik.'angkana 'udang'Aangkana rapoapu, be maya raroro,'Udang-udang hams dimasak, tidak dibakar.'baka 'luka'

Baka-baka sakodi wale, manua-naitmo.

'Luka-luka sudah semakin sembuh» sudah mulai kering.'

4.2.2 Perulangan Kata Benda dalam Posisi Predikat

Contoh :

bale 'teman karib'

Madogo raua bale-balenya sinjau.'Baik hati teman-teman karibnya itu'dompu 'kelompok'Kami sandompu-ndompu metunda.'Kami berkelompok-kelompok duduk.'betue 'bintang'Ri tango bengi re bebetue ri yangi.'Di tengah malam ada bintang-bintang di langit'

4.23 Perulangan Kata Benda dakm Posisi Objdc

Contoh :

benu 'sabut kelapa'Pasambaka benu-benu setu.

4.2.6 Perulangan KS dalam Posisi Subjek 684.2.7 Pemlangan KS dalam Posisi Predikat gg4.2.8 Pemlangan KS dalam Posisi Objek 684.2.9 Perulangan KS dalam Posisi Keterangan 694.2.10Pemlangan KBil dalam Posisi Subjek 694.2.11 Pemlangan KBil dalam Posisi Predikat 69BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71

DAFTAR PUSTAKA 73

LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Informan 75

Lampiran n Peta Kebahasan

xi

Page 80: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

2.4.1 Rmgsi Perulangan Kata2.4.1.1. Perubahan Kategori Kata secara Derivatif 192.4.1.2 Perubahan Bentuk Kategori Kata secara inflektif 3025 Makna Perulangan 5123.1 Makna Perulangan Bentuk Asal KB 512.5.2 Makna Perulangan Bentuk Asal KK 5323.3 Makna Perulangan Bentuk Asal KS 55

BAB mSEGI-SEGI FONOLOGIS PERULANGAN DALAMBAHASA PAMONA 57

3.1. Prefiks {moN - + Dm} 573.2 Prefiks {maN - + Dm} 583.3 Prefiks { poN - + Dm} 593.4 Prefiks { paN - + Dm} 593.5 Prefiks { saN - + Dm}3.6 Prefiks { N - + Dm} 61

BAB IVSEGI-SEGI GRAMAHKAL, PERULANGAN DALAMBAHASA PAMONA 62

4.1 Perulangan Kata dalam Struktur Frase 624.1.1 Perulangan KB dalam Posisi Inti 634.1.2 Perulangan KB dalam Posisi Atribut 634.1.3 Perulangan KK dalam Posisi Inti 634.1.4 Perulangan KK dalam Posisi Atribut 644.1.5 Perulangan KS dalam Posisi Inti 644.1.6 Perulangan KS dalam Posisi Atribut 644.1.7 Perulangan KBil dalam Posisi Inti 654.1.8 Perulangan KBil dalam Posisi Atribut 654.2 Perulangan Kata dalam Struktur Kalimat 664.2.1 Perulangan KB dalam Posisi Subjek 664.2.2 Perulangan KB dalam Posisi Predikat 664.2.3 Perulangan KB dalam Posisi Objek 664.2.4 Perulangan KB dalam Posisi Keterangan 674.2.5 Perulangan KK dalam Posisi Predikat 67

67

'Kumpulkan sabut-sabut kelapa itu.'pombira *kapak' (alat pembelah)Rimbei nupodika popombira setu.*Di mana kamu simpan kapak-kapak itu.?*gie *lidi'Si*a mampepale gie-gie dampama caewe.'Dia mencari lidi-lidi untuk dijadikan sapu.'

4.2.4 Perulangan Kata Benda dalam Posisi Keterangan

Contoh :

bandala 'lemari'

Wimcamo bajumo ri babandala kodi setu.'Masukkan bajumu di lemari-lemari kecil itu.*l^u 'kampung'SVa damebate papana ri lipu-lipu.'Dia sedang menengok ayahnya di kampung-kampung'buyu 'bunung'Sa*eo to Bada meari ri buyu-buyu.'Orang Bada sebagian tinggal di gunung-gunung.'

4.2.5 Perulangan Kata Keija dalam Posisi Predikat

Contoh :

lonco 'lari'

Si'a molonco-lonco, yaku mesosombulaka.'Dia lari-lari, saya melompat-lompat.'jaguru 'tinju'Aananggodi setu membeja jaguru.'Anak-anak itu saling berkelahi.'moengke 'berlutut atau 'menjon^ok'Tau moana moengke-engke ri dopi.'Orang yang beranak (melahiriuin) berlutut di atas papan.'

Page 81: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

68

4.2.6 Pendangan Kata Sifat dalam Posisi Subjek

Contoh :

aJusu 'halus'

Aalusu engkonya ananggodi we*a se'i.'Halus-halus perangainya anak perempuan ini.*bangke 'besar'Anu bangke-bangke sondo tau batanya.'Yang besar-besar banyak orang meragukannya.'donde 'sehat'

Anu modonde-donde monggayo magampi tau maju'a.'Yang sehat-sehat ikut melayani orang yang sakit.'

4.2.7 Pendangan Kata Sifat dalam Posisi Predikat

Contoh :

Banua to Bada malalangkati.'Rumah orang Bada tinggi-tinggi.'Banua sa'i be'epa gana-gana.'Rumah ini belum lengkap-lengkap.'moili *meleh* (berlinang)Uwe matanya moili-ili modonge mambari setu.'Air matanya berlinang-linang mendengar berita itu.'ja'a 'rusak'Banuanya maja*a-ja*amo, tinja wayanya madenggo-denggo.'Rumahnya sudah rusak-rusak, tiang pagamya bengkok-bengkok'

4.2.8 Pendangan Kata Sifat dalam Posisi Objek

Contoh :

dawou 'batu'

Naolika yaku anu dadawou.'Dia belikan saya yang bani-baru.'dengtd 'ngjlu'Ndapayoa anu medengki-den^'Diurut yang terasa ngUu-ngilu.'

DAFTARISI

KATA PENGANTAR v

UCAPAN TERIMA KASIH vii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN viii

DAFTAR ISI ix

BAB I PENDAHULUAN l

1.1 Latar Belakang dan Masalah i1.2 Masalah 2

1.3 Tujuan dan Hasil Acuan 21.4. Kerangka Teori Acuan 21.5 Metode dan Tehnik Penelitian 3

1.6. Sumber Data 4

1.7 Populasi dan Sampel 4

BAB n PERULANGAN DALAM BAHASA PAMONA 6

2.1 Pengertian Perulangan 62.2. Ciri-ciri Perulangan g2.3 Bentuk-bentuk Perulangan y2.3.1 Dwilingga g2.3.2 Dwipuma ly2.4. Fungsi Perulangan ig

IX

Page 82: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

A. Lambang

A

/ N(...)

B. Singkatan

fonemis

direalisasikan menjadibatas akhir kata

morfem

Bp bahasa Pamona

dkk dan kawan-kawan

Dm dwimumi (duplikasi mumi)Dp dwipurwa (reduplikasi suku awal)Du dasar ulang

KB kata benda

KBil kata bilangan

KK kata keija

KS kata sifat

N nasalisasi

n ng

n ny

VIll

69

Yaku mombancam pai arm ntadodoUlL*Saya berkenalan dengan yang cantik-cantik.'

4.2.9 Pendangan Kata Sifat dalam Posisi Keterangan

Contoh :

doyo 'rajin'Ananggodi setu modcyo-doyomo mobascu'Anak kecil itu sudah rajin-rajin membaca.'ega ̂ pincang*bengonya kesoloy ega-ega pelinjanya,'Karena pantatnya luka berkudis, jalaimya pincang-pincangilalu 'hampir'Tau maju'a iUalu tumbu rayanya da mangkonu'Orang sakit perasaaimya hampir-hampir tidak mau makan.'

4.2.10 Perulangan Kata BUangpn dalam Posisi Subjek

Cbntoh :

radua 'dua'

Raradua najunju nju*a bangke.'Dua-dua terkena penyakit yang keras.'aopo 'empat'Aaopo kakaji-kaji motumangi.'Empat-empat menangis tersedu-sedu.'sambaa 'satu'

Sambaa-sambaa mobasa suranya.

'Satu-satu (masing-masing) membaca suratnya.'

4.2.11 Pendangan Kata BUangan dalam Posisi Predikat

Contoh :

togu 'tiga'Ananggodi setu totogu ri banuannya.*Anak kecil itu tiga-tiga di rumahnya.'

*baayak'

Page 83: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

70

Sondo-sondo japin ya nabalu.'Banyak-banyak sapinya di jual.'atu 'ratus'

Saatu-atu ntau ri bank, si*a modika doi.

'beratus-ratus orang di Bank, mereka menyimpan uang/

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan selesainya naskah laporan penelitian ini disusun, tim penelidSistem Perulangan Bahasa Pamona menyampaikan puji dan syukurkepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Selanjutnya, tim menyadari bahwa tercapainya tujuan penelitian iniadalah berkat bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, wajarlahapabila tim menyampaikan terima Imsih serta penghargaan setinggi^tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, antaralain Bapak Gubemur Kepada Daerah Tingkat 1 Propinsi • SulawesiTengah, Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Sulawesi Tengah,Rektor Universitas Tadulako atas izin yang diberikan kepada kami untukmelaksanakan tugas ini. Tak lupa terima kasih juga kepada Bapak BupatiDaerah Dati n Pose, Kepala Wilayah Kecamatan Lage, dan staf.

Kemudian tidak terlupakan ucapan terima kasih yang sebesar-besamya kepada Bapak Kepala Kantor Depdikbud Dati n Posp bersamastafoya, serta para informan atas bantuan yang diberikan untukmemperoleh data di lapangan.

Mudah-mudahan hasil penelitian ini berguna bagi pembangunanbangsa dan neg^ra.

Poso, 1991 M. Asri Hente

VII

Page 84: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik bantuanbenipa tenaga, pikiran, keahlian, maupun dana yang kesemuanya itumenipakan kesatuan mata rantai yang telah memungkinkan terwujudnyaterbitan ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.Mudah-mudahan buku ini dapat dimanfaatkan oleh para pembacanyasebagai bahan bacaan yang akan memperkaya dan meningkatkanwawasan serta pengetahuan dalam bidang kebahasaan.

Jakarta, I>esember 1993 Kepala Pusat Pembinaan danPengembangan Bahasa

Hasan Alwi

VI

BABY

a.

b.

d.

f.

KESIMPliLAN DAN SARAN

Setelah dilakukan penganalisan atas data yang ada, dapatlahdikemukakan kesimpulan sebagai berikut

Penilangan bahasa Pamona merupakan proses morfologis. Jenis katayang banyak mengalami proses morfologis adalah KB dan KKapabila dirangkaikan dengan afiks tertentu.

Bentuk perulangan dapat berupa perulangan utuh (Dm) danpenilangan sebagian (Dp). Perulangan sebagian teijadi hanya padasuku awal kata dasar kemudian diikuti bentuk dasar.

Perulangan semacam ini hanya berlaku pada kata dasar bersuku tigaatau lebih.

Makna perulangan kata dalam BP banyak ditentukan oleh jenis katayang jenis imbuhannya.

Dari segi-segi fonologis perulangan BP, hanya ada dua jenis, yakniasimilasi nasal dan perubahan fonem. Misalnya : /sabo/ 'lempar'

/mancabo-ncabo/ *melempar-lempar'

Dalam struktur frase, penilangan dengan bentuk dasar nomina, verba,adjektiva, numeral, dan adverbia dapat muncul pada posisi inti danposisi atribut.

Keunikan BP adalah adanya dua sampai tiga [vefiks berpadu padabentuk dasar beserta sufiks tertentu lainnya.

71

Page 85: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

72

Setelah peneliti mengemukakan beberapa butir kesimpulan tentang sistemperulangan bahasa Pamona ini, dapatlah dikemukakan saran sebagaiberikut:

Penelitian lebih intensif yang ditekankan pada sufiks kelompok-waka dan sufiks kelompok -/ karena kedua kelompok ini hanyadapat dipadukan dengan kata dasar tertentu.

Karena masih kurangnya hasil-hasil penelitian tentang sistemperulangan bahasa daerah, disarankan agar basil penelitian ini dapatditerbitkan untuk menambah hasanah perbendaharaan di bidangperulangan.

a.

b.KATA PENGANTAR

Masalah kebahasaan di Indonesia beikenaan dengan tiga masalahpokok, yaitu masalah bahasa nasional, bahasa daerah, dan bahasa asing.Dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia ketigamasalah pokok itu perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan be-rencana. Kegiatan pembinaan bahasa beitujuan agar masyarakat dapatmeningkatkan mutu dan keterampilannya dalam menggunakan bahasaIndonesia, sedangkan kegiatan pengembangan bahasa beitujuan agarbahasa Indonesia dapat berfungsi, baik sebagai sarana komunikasi yangmantap maupun sebagai wahana pengungkap yang efektif dan efisienuntuk berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan peikembangan zaman.

Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melaluipenelitian beibagai aspek bahasa dan sastra termasuk pengajarannya,baik yang berhubungan dengan bahasa Indonesia, bahasa daerah,maupun bahasa asing. Adapun usaha pembinaan bahasa dilakukan,antara lain, melalui penyuluhan tentang penggunaan bahasa Indonesiayang baik dan benar dalam masyarakat serta penyebarluasan berbagaibuku pedoman dan basil penelitian.

Buku Sistem Perulangan Bahasa Pamona ini diteifoitkan oleh PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan danKebudayaan, dengan biaya dari anggaran Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jakarta tahun 1993/1994.Buku ini diterbitkan berdasaikan naskah laporan hasil penelitian "SistemPendangan Bahasa Pamona" yang dilakukan oleh M. Asri Hente, H.Amir Kadir, dan Raoda Bouti dengan biaya dari Proyek PenelitianBahasa dan Sastra Indonesia dan Sulawesi Tengah tahun 1991.

Page 86: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

499.252 35

HEN Rente, M. Asri

Sistem penilangan bahasa Pamona/M. Asri Rente; R. Amir Kadir dan Roode Bouti.

Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, 1994xii, 76 him.; 21 cm

Bibl.73--74

ISBN 979-459-435-0

Penyunting: K. Biskoyo

1. Bahasa Pamona-Reduplikasi2. Kadir, R. Amir

3. Bouti, Roode4. Judul

Rak cipta dilindungi oleh imdang-undangSebagian atau selumh isi buku ini dilarang diperbanyak dalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam halpengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.

Staf Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesiadan Daerah Jakarta: Dr. Rans Lapoliwa, M. Phil (PemimpinProyek), Drs. K. Biskoyo (Sekretaris), A. Rachman Idris(Bendaharawan), Drs. M. Syafei Zein, Dede Supriadi,

Rartatik, dan Yusna (StaO-Pewajah Kulit: K. Biskoyo.

Iv

DAFTAR PUSTAKA

Elson, Benjamin, and Velma B. Pickett. 1960 Beginning Morphology -Syntax. Santa Ana i Summer Institute of linguistics, Dallas, Texas.

Fries, Charles Carventer. 1969. The Structure of English. Lx)ndon:Longmans, Green & Co., Ltd.

Gonda, J. 1988. Linguistik Bahasa Nusantara. Kumpulan Karya. Jakarta:Balai Pustaka.

Ralim, Amran. 1974. Introduction in Relation to Syntax in Bahasa Indonesia. Jakarta: Percetakan Intermassa.

Kalamper, Yohanes. 1989. Morfologi Bahasa Tamuan. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Kridalaksana, R. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PenerbitPT. Gramedia.

Nida, Eugene, a. 1963. Morphology. Anna Arbor: The University ofMichigan Press.

Ramlan, M. 1983 Hum Bahasa Indonesia Morfologi. Yogyakarta: C.V.Karyono.

Rozali, Latif. 1981. Struktur Bahasa Pamona. Departemen Pendidikandan Kebudayaan, Jakarta.

Said, Ide. D.M. 1979. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bugis.Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dep. P & K, Jakarta.

73

Page 87: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

74

Samsuri, 1978. Analisa Bahasa, Jakarta: Erlangga.

Sikki, Ahmad. 1989. Morfologi Nomina Bahasa Bugis. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Sutawijaya, Alam. 1981. Sistem Perulangan Bahasa Simda

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Verhaar, J.W.M. 1988. Pengantar LinguistUc. Yogyakarta: Gjaah MadaUniversity Press.

Walter A. Cook, S.J. 1969. Introduction to Tagmemic Analysis.

New York: Holt, Rinehart & Winston, Inc.

Warriner, John. 1958. English Grammar Composition 9. New York:Harcourt, Brcae & World. Inc.

TIOAK OIPEROAGANGKAN UhTTUK UMUM

Sistem PerulanganBahasa Pamona

M. Asri Rente

H. Amir Kadir

Raoda Bouti

Pusat Pembinaan dan Pengembangan BahasaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta

1994

Page 88: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

Lampiran I

75

DAFTARINFORMAN

1. N a m a

U m u r

PekeijaanA 1 a m a t

2. N a m a

U m u r

PekeijaanA 1 a m a t

3. N a m a

U m u r

PekeijaanA 1 a m a t

4. N a m a

U m u r

PekeijaanA 1 a m a t

N a m a

U m u r

PekeijaanA 1 a m a t

5.

6. N a m a

U m u r

PekeqaanA1 a m a t

Magjdo.71 tahun

Pensiunan Pegawai P & KPoso Sulawesi Tengah

Drs. Hans T.

36 tahun

Guru SMP Kristen 2 Poso

Desa Tambaio Kec. Lag? Poso

Sodalemba Bintiri, Ba.

50 tahun

Kakandep Dikbud Kab. PosoKabupaten Poso

Upanuli Tonali58 tahun

Pensiunan Kantcn: Penerangan Kab. PosoDesa Tambaro Kec. Lage Poso

Yustinus Hokey, Ba.

46 tahun

Guru SMA Kristen Poso

Kabupaten Poso

Kanori Biralino, BA.

67 tahun

Pensiunan Kantw BKDH Tk. n Poso

Kabupaten Poso

Page 89: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra

Lampiran n

76

PETA KEBAHASAAN BAHASA PAMONA

Kab Donggala Parigi

-SnAmpan

^K'lLAVAH ICAB.^LWnSi; BAJKJGAl

;ec,ulubong

=r/Kec. BwigS-n; Dtara +

r

»ott'r uhe

l.'K TOLDTomata

Betelenffg

HILPYPH

Pft'^PIHSI SULAWESI SELATON

ungk I)KF.TF.RAMr.OH:

: Oaerah Pemakalan PP

+•+•+.; Batas KsbupaLen

++++++; Batas Propinsi

AiKec. Buncln;

*

X

\Ktji Kec. BuneKTC\ r -i

ylLPYAH PROPINSiol^S SelatanSULA'.iESI TENGGARA^

Page 90: SULAWESI TENCGARA^ berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pengembangan bahasa itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian beibagai aspek bahasa dan sastra