studi tentang keadaan sosial dan ekonomi kepala …digilib.unila.ac.id/54536/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
STUDI TENTANG KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI KEPALA
KELUARGA TRANSMIGRAN ASAL CILACAP DI DESA
KARANG SARI KECAMATAN KETAPANG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2018
(Skripsi)
Oleh
DIAN NOVITASARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
STUDY ON SOCIAL AND ECONOMIC CONDITIONS HEAD OF
HOUSEHOLD CILACAP ORIGIN TRANSMIGRAN IN
KARANG SARI VILLAGE KETAPANG DISTRICT
SOUTH LAMPUNG REGENCY
IN 2018
By
Dian Novitasari
This study aims to analyze changes in land area, to know information about
number of children, education, income and welfare level of head of household
Cilacap Origin transmigrants in Karang Sari Village, Ketapang District, South
Lampung Regency. The research method used is descriptive research method. The
data used in this study is population data from 21 head of household Cilacap
Origin transmigrants in Karang Sari Village, Ketapang District, South Lampung
Regency. The analysis technique data used in this study were percentage analysis
and spatial analysis. The results of the study show that: 1). The head of household
Cilacap Origin transmigrants in Karang Sari Village in 2018 had an average land
area of 1,05 ha, that included in the reduced category (< 2 ha) 2). As many as
61,90% of head of household Cilacap Origin transmigrants in Karang Sari Village
have children > 2 people, that including in the category of many children. 3). The
education level of transmigrant childrens from Cilacap was 64,58%, on average
taking basic education (elementary and junior high). 4). The average income level
of the head of household Cilacap Origin transmigrants in Karang Sari Village is
Rp. 1.671.571,00. and 61,90% of head of household Cilacap Origin transmigrants
have below-average income. 5). The welfare level of Cilacap Origin transmigrants
in Karang Sari Village is in the category of almost welfare at an average of 38,10
percent, with an average expenditure of 39 kg of transmigrants per month.
Keywords: economic condition, social condition, and transmigrants.
ABSTRAK
STUDI TENTANG KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI KEPALA
KELUARGA TRANSMIGRAN ASAL CILACAP DI DESA
KARANG SARI KECAMATAN KETAPANG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2018
Oleh
Dian Novitasari
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan luas lahan, mengetahui
informasi tentang jumlah anak, pendidikan, pendapatan dan tingkat kesejahteraan
kepala keluarga transmigran asal Cilacap di Desa Karang Sari, Kecamatan
Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data populasi dari 21 kepala keluarga transmigran asal Cilacap di Desa
Karang Sari, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persentase dan analisis
spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Kepala keluarga transmigran
asal Cilacap di Desa Karang Sari pada tahun 2018 memiliki luas lahan rata-rata
1,05 ha, yang termasuk dalam kategori berkurang (< 2 ha). 2). Sebanyak 61,90%
kepala keluarga transmigran Cilacap di Desa Karang Sari memiliki anak > 2
orang, yang termasuk dalam kategori banyak anak. 3). Tingkat pendidikan anak
transmigran dari Cilacap adalah 64,58%, rata-rata menempuh pendidikan dasar
(SD dan SMP). 4). Tingkat pendapatan rata-rata kepala keluarga transmigrasi
Cilacap di Desa Karang Sari adalah Rp. 1.671.571,00. dan 61,90% kepala
keluarga transmigran asal Cilacap memiliki pendapatan di bawah rata-rata. 5).
Tingkat kesejahteraan transmigran asal Cilacap di Desa Karang Sari termasuk
dalam kategori cukup sejahtera dengan rata-rata 38,10 persen, dengan
pengeluaran rata-rata 39 kg transmigran per bulan.
Kata kunci : keadaan ekonomi, keadaan sosial, dan transmigran.
STUDI TENTANG KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI KEPALA
KELUARGA TRANSMIGRAN ASAL CILACAP DI DESA
KARANG SARI KECAMATAN KETAPANG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2018
Oleh
DIAN NOVITASARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Geografi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Dian Novitasari dilahirkan di Sri Pendowo, Kecamatan
Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan pada tangal 31 Juli
1996, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari bapak
Wartoyo dan Ibu Suprapti serta kakak dari Nur Afni Dwi
Septiana dan Rani Tri Andhini.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 2 Sripendowo pada tahun
2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Ketapang pada tahun 2011,
dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Pringsewu pada tahun 2014.
Tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Tidak Tertulis.
Selama masa perkuliahan, penulis terdaftar sebagai mahasiswa penerima beasiswa
bidikmisi di Universitas Lampung dan pernah aktif dalam organisasi
kemahasiswaan kampus yaitu: Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Sosial
(HIMAPIS) Universitas Lampung periode 2014-2015 pada Bidang I
Pengembangan Akademik dan Profesi di Universitas Lampung
ix
MOTTO
Semesta akan mendukung jika kita berusaha dan berdoa
(Dian Novitasari)
x
PERSEMBAHAN
Kepada Ayahanda dan Ibunda Tersayang
dan
Almamater Tercinta Universitas Lampung
xi
SANWACANA
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul
“Studi Tentang Keadaan Sosial dan Ekonomi Kepala Keluarga Transmigran Asal
Cilacap di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2018” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung. Shalawat
teriring salam selalu terlimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad S.A.W
yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia.
Penulis melalui kesempatan ini, mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada yang terhormat Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si. selaku
Pembimbing I, Ibu Dian Utami, S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing 2 serta
Pembimbing Akademik (PA), serta Ibu Dra. Nani Suwarni, M.Si., selaku Dosen
Pembahas atas arahan dan bimbingannya yang sangat bermanfaat untuk
terselesaikannya skripsi ini.
Penulisan skripsi ini didukung dan dibimbing oleh banyak pihak yang telah
memberikan sumbangsih, bantuan, nasihat, serta saran-saran yang membangun
xii
dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.
3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan
dan Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.
4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program StudiPendidikan
Geografi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga bagi masa
depan penulis.
6. Seluruh Dosen di Program Studi Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Seluruh Civitas Akademik di Program Studi Pendidikan Geografi di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mendukung
dan memberikan bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
xiii
8. Ayah dan ibuku tersayang yang senantiasa memberi semangat, dukungan,
serta doannya demi keberhasilan dan masa depan putrinya.
9. Kepala Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan
yangtelah memberikan ijin penelitian.
10. Sahabat-sahabatku Maria Ulfa, Saprama Eric, Mustofa, Maisaroh, Resty
Aprilia, Novi Kurnia, Suhendro, Ferly Apriansyah, Ganda Aulia, Prayoga
Desta, Sigit Ardiansyah, Selly A, Riskiawan, Devit S, dan Nisa Ade yang
selalu memberi semangat dan saran dalam setiap kesulitan penulis.
11. Saudara-saudaraku tercinta Dian Eprianda, Nur Afni Dwi Septiana, Rani Tri
Andhini, Eka Gista Nurdiana, Siti Wasilaturohma, Murniati, Ani Muawanah,
dan Nasta Ihdina yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis dalam menyusun skripsi ini.
12. Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan
ilmu Pendidikan angkatan 2011, 2012, 2013 dan 2014 yang telah memberikan
saran, motivasi dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah
diberikan. Mohon maaf jika ada kesalahan dan kepada Allah SWT penulis mohon
ampun.
Bandar Lampung, Oktober 2018
Penulis
Dian Novitasari
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 8
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9
E. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 10
F. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 11
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRAN ................ 12
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 12
1. Pengertian Geografi.................................................................. 12
2. Geografi Sosial dan Geografi Ekonomi ................................... 13
3. Transmigrasi ............................................................................. 14
4. Keadaan Sosial Ekonomi ......................................................... 18
B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 29
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 32
III. METODE PENELITIAN ................................................................. 33
A. Metode Penelitian .......................................................................... 33
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 33
C. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 34
1. Variabel Penelitian .................................................................... 34
2. Definisi Operasional Variabel ................................................... 34
1. Luas Lahan .......................................................................... 35
2. Jumlah Anak ........................................................................ 35
3. Pendidikan ........................................................................... 36
4. Pendapatan Transmigran ..................................................... 36
5. Tingkat Kesejahteraan Transmigran.................................... 37
xv
D. TeknikPengumpulan Data .............................................................. 38
1. Teknik Observasi...................................................................... 38
2. Teknik Kuesioner ..................................................................... 38
3. Teknik Dokumentasi ................................................................ 38
4. Teknik Analisis Data ................................................................ 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 41
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ............................................... 41
1. Keadaan Geografis Desa Karang Sari ....................................... 42
2. Keadaan Demografis Desa Karang Sari ................................... 50
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................. 61
1. Identitas Responden .................................................................. 61
2. Lahan ......................................................................................... 64
3. Jumlah Anak yang dimiliki Kepala Keluarga Transmigran ...... 72
4. Tingkat Pendidikan Anak Transmigran .................................... 75
5. Pendapatan Transmigran ........................................................... 77
6. Tingkat Kesejahteraan Transmigran ......................................... 79
V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 83
A. Kesimpulan .................................................................................... 83
B. Saran .............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 85
LAMPIRAN ............................................................................................... 90
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 29
2. Jumlah Kepala Keluarga Transmigran Asli di Desa Karang Sari
Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2017 ........ 34
3. Curah Hujan di Kecamatan Ketapang Tahun 2017 ............................. 43
4. Pembagian Iklim Schmidth Ferguson .................................................. 44
5. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan di Desa Karang Sari
Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan ............................ 47
6. Jumlah Penduduk Per Dusun di Desa Karang Sari Kecamatan
Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018. .......................... 51
7. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2018 .............................................................................. 56
8. Mata Pencaharian Penduduk Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang
Kabupaten Lampung Selatan 2017. ..................................................... 58
9. Pengolongan Umur Kepala Keluarga Transmigran Asal Cilacap di
Desa Karang Sari Tahun 2018 ............................................................. 62
10. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Transmigran Asal Cilacap di
Desa Karang Sari Tahun 2018 ............................................................. 63
11. Pengelompokkan Luas Lahan Kepala Keluarga Transmigran Asal
Cilacap di DesaKarang Sari Tahun 2018 ............................................. 65
12. Luas Lahan Kepala Keluarga Transmigran Asal Cilacap Tahun 2018 66
xvii
13. Jenis Tanaman yang Diusahakan Petan iTransmigran Asal Cilacap di
Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Tahun 2017-2018................. 72
14. Jumlah Anak yang Dimiliki Kepala Keluarga Transmigran Asal
Cilacap di Desa Karang Sari Tahun 2018 ............................................ 73
15. Tingkat Pendidikan Anak Transmigran Asal Cilacap di Desa Karang
Sari Tahun 2018. .................................................................................. 75
16. Pendapatan yang dimiliki Kepala Keluarga Transmigran Asal
Cilacap di Desa Karang Sari Tahun 2018 ............................................ 78
17. Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Kepala Keluarga Transmigran
Asal Cilacap di Desa Karang Sari Tahun 2018.................................... 80
18. Kriteria Tingkat Kesejahteraan Transmigran Asal Cilacap di Desa
Karang Sari Tahun 2018 ...................................................................... 81
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian .............................................................. 32
2. Peta Administratif Desa Karang Sari, Kecamatan Ketapang, Kabupaten
Lampung Selatan. ..................................................................................... 46
3. Peta Penggunaan Lahan Desa Karang Sari Tahun 2018 ........................... 49
4. Peta Populasi Desa Karang Sari Tahun 2018 ........................................... 52
5. Peta Kepadatan Penduduk Desa Karang Sari Tahun 2018 ....................... 54
6. Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin di
Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2018 ............................................................................................... 57
7. Diagram Venn Faktor Penyebab Berkurangnya Luas Lahan Milik
Kepala Keluarga Transmigran Asal Cilacap di Desa Karang Sari
Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018 ............. 67
8. Diagram Status Kepemilikan Lahan ......................................................... 70
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian .............................................................................. 91
2. Data Rekapitulasi Identitas Responden dan Keadaan Sosial ................. 97
3. Rekapitulasi Hasil Penelitian Data Luas Lahan .................................... 101
4. Rekapitulasi Pengeluaran Pangan .......................................................... 102
5. Rekapitulasi Pengeluaran Non Pangan .................................................. 103
6. Rekapitulasi Penggolongan Pendapatan ................................................ 104
7. Rekapitulasi Tingkat Kesejahteraan (Sajogyo, 1977) ............................ 105
8. Dokumentasi Wawancara Penelitian Terhadap Responden di Desa
Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2018 ............................................................................................ 106
9. Surat Ijin Penelitian ................................................................................ 108
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sudah mengalami permasalahan sosial sebelum masa kemerdekaan,
salah satu masalah sosial tersebut adalah kepadatan atau persebaran penduduk
yang tidak merata dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Salah satu wilayah yang
sejak zaman pra kemerdekaan mengalami permasalahan berupa kepadatan
penduduk yang tinggi adalah Pulau Jawa.Salah satu faktor yang menyebabkan
kepadatan penduduk yang tinggi karena Pulau Jawa menjadi sentral aktivitas
pemerintahan dan ekonomi, sehingga pertumbuhan penduduk mengalami
peningkatan dan kepadatan penduduk tidak dapat dihindari. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Thompson dalam buku Hardjosudarmo (1978:18) bahwa masalah ini
berhubungan erat dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang dinamis, dan
diikuti pertumbuhan jumlah penduduk yang berpengaruh pada kesejahteraan
sosial masyarakat.
Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk mengakibatkan suatu daerah
mengalami kepadatan penduduk yang berakibat pada sempitnya lahan pertanian
dan bertambahnya jumlah pengangguran, sehingga pemerintah melakukan
pemerataan jumlah penduduk dengan diadakan program kolonisasi. Tugas
penyelenggaraan kolonisasi ini diserahkan pada Kementerian Perburuhan dan
2
Sosial pada tahun 1947. Tugas ini dipindahkan pada Kementerian Pembangunan
dan Pemuda pada tahun 1948, dan mulailah dipakai istilah transmigrasi sebagai
pengganti istilah kolonisasi (Hardjosudarmo, 1978:126).
Kolonisasi di Indonesia mulai dilaksanakan pada tahun 1905, dimana pada saat itu
Indonesia sedang dijajah atau diduduki oleh pemerintah kolonial Belanda.Belanda
menjadi salah satu pelopor terlaksananya program transmigrasi di Indonesia
karena pada masa itu Belanda melihat kondisi di Pulau Jawa mulai mengalami
kepadatan penduduk, maka dari itu terjadilah perpindahan penduduk dari Pulau
Jawa ke pulau-pulau lain yang jarang penduduknya, seperti Pulau Sumatera
tepatnya di Provinsi Lampung dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan
penduduk.
Supaya dapat mengatasi penurunan kesejahteraan di Pulau Jawa, serta
mempersiapkan penyediaan buruh murah pada perusahaan-perusahaan
perkebunan dan industri kapitalis yang akan dibangun di luar Pulau Jawa melalui
pengerahan tenaga kerja secara kasar. Sebagian besar penduduk yang menjadi
sasaran program transmigrasi di Pulau Jawa berasal dari Provinsi Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur namun sebagian juga ada yang berasal dari luar
provinsi tersebut yaitu Madura dan Bali (Kemendes 2015:1).
Sasaran program kolonisasi yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah sebanyak
155 keluargake GedongTataan Lampung yang sekarang ibukota Kabupaten
Pesawaran.Kolonisasi di Lampung tercatat sebanyak 44.687 Kepala Keluarga
(KK) dengan175.867 jiwa yang berasal dari Jawa Tengah (5.839 KK:
25.25.718jiwa), Jawa Timur (19.567 KK : 62.782 jiwa), dan daerah lain-lain. (eks
3
buruh kontrak dan Bangka) sebanyak 19.281 KK dengan87.367 jiwa. Kolonisasi
di Lampung dilaksanakan dalambeberapa tahap, yaitu :
1. Tahun 1905-1921, Gedong Tataan dengan daerah asal Jawa Tengah,
2. Tahun 1921, Kota Agung dengan daerah Asal Jawa Tengah,
3. Tahun 1922, Gedong Tataan dengan daerah asal Jawa Tengah,
4. Tahun 1923, Gedong Tataan dengan daerah asal Jawa Tengah, dan
5. Tahun 1932-1941, Gedong Tataan dan Sukadana dengan daerah asal Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan daerah-daerah lain(Kemendes, 2015:4).
Program perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke Provinsi Lampung masih
dilanjutkan hingga pemerintahan orde baru.Saat itu proses mobilitas penduduk
dari Pulau Jawa ke Provinsi Lampung ditempuh melalui akses darat berupa bus
dan truk kemudian akses laut menggunakan kapal dan tiba di Provinsi Lampung
melalui Pelabuhan Panjang (data primer dan wawancara, 2017).Keberadaan
penduduk transmigran di Provinsi Lampung yang berasal dari Pulau Jawa mulai
mengalami persebaran yang cukup merata pasca kemerdekaan.Salah satu wilayah
yang menjadi lokasi tujuan para penduduk transmigran asal Pulau Jawa adalah
Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung.Program transmigrasi setelah
gelombang pertama dan kedua yakni pada masa kemerdekaan, pemerintah
Indonesia mengirimkan kembali penduduk transmigran asal Jawa khususnya Jawa
Tengah dan Jawa Timur ke Provinsi Lampung .
Salah satu daerah yang mengalami penerimaan jumlah transmigran terbanyak di
Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan berasal dari
Jawa Tengah dan Jawa Timur, khususnya yang berasal dari Kabupaten Cilacap,
4
Kabupaten Blitar dan Kabupaten Banyuwangi.Penduduk transmigran asal Cilacap
yang datang pada tahun 1974 berjumlah 52 kepala keluarga. Awalnya para
transmigran tersebut akan ditempatkan di Desa Katibung Lampung Selatan,
kemudian pemerintah daerah dan petugas transmigran pada masa itu
menempatkan penduduk transmigran asal Cilacap ke Desa Karang Sari melalui
program Transmigrasi Umum (TU), yaitu jenis tranmigrasi yang sepenuhnya
diselenggarakan oleh pemerintah. Artinya, keseluruhan proses pelaksanaan
transmigrasi (Proses perpindahan, penyediaan ruang, dan pemberdayaan) menjadi
tanggung jawab pemerintah sedangkan transmigran mendapat bantuan dan bila
perlu mendapat subsidi dari pemerintah (Manuwiyoto, 2004:41).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, kepala keluarga transmigran mengungkapkan
bahwa pada tahun 1974 tersebut belum tersedia layanan seperti tempat tinggal
penduduk berupa rumah yang diterima penduduk transmigran pada
umumnya.Pelaksanaan transmigrasi penduduk yang berasal dari Cilacap hanya
dilakukan sekali yakni pada tahun 1974. Transmigran asal Cilacap yang pindah ke
desa Karang Sari pada tahun 1974, kini transmigran asal Cilacap sudah tidak
berusia produktif dan terdapat 31 Kepala Keluarga telah meninggal dunia
sehingga pada saat ini jumlah penduduk transmigran asal Cilacap yang menetap
Desa Karang Sari sejak tahun 1974 berjumlah 21 kepala keluarga yang tersebar di
dua dusun Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan,
yakni dusun VI dan dusun IX.
Masyarakat di pedesaan pada umumnya menggantungkan kehidupan pada
keadaan alam tempat tinggalnya.Kondisi tersebut jelas sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup masyarakat di pedesaan.Jenis pekerjaan pada masyarakat
5
desa pada umumnya adalah petani, bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan
pertanian yang dimiliki.Bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan garapan yang
luas, maka mereka akan mencari alternatif lain untuk memenuhi kehidupan
ekonominya.Pendapatan kepala keluarga transmigran yang bekerja sebagai petani
menentukan tingkat kesejahteraan keluarganya.
Kepala Keluarga Transmigran asal Cilacap di Desa Karang Sari menggantungkan
pendapatan utamanya dari sektor pertanian.Salah satu faktor penunjang tingkat
pendapatan masyarakat transmigran adalah luas kepemilikan lahan
pertanian.Apabila ketersediaan lahan sempit maka pendapatan di sektor pertanian
pun rendah. Faktor lainnya adalah pekerjaan yang dimiliki oleh anak atau
keturunan mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok sebagai tambahan
penghasilan bagi kepala keluarga transmigran asal Cilacap. Faktor penghambat
perolehan pendapatan adalah jumlah beban tanggungan keluarga, banyak yang
menjadi beban tersendiri bagi para transmigran. Oleh karena itu, hasil pertanian
menjadi sumber yang sangat vital bagi kehidupan transmigran asal Cilacap di
Desa Karang Sari.Penduduk yang berada di pedesaan hampir 60% bekerja di
sektor pertanian, dan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sangat bergantung
pada pemanfaatan sumber daya alam lingkungannya (Prayitno 1987:13). Hal ini
tercermin dalam kegiatan perekonomian penduduk, yang bekerja mengolah lahan
pertanian sebagai aktifitas utamanya.
Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa pemerintah memberikan lahan
seluas dua hektar kepada setiap kepala keluarga transmigran.Dua hektar tersebut
sudah diakumulasikan antara lahan pertanian dan lahan pekarangan atau tempat
6
tinggal. Dalam memanfaatkan lahan yang diberikan, transmigran diberi kebebasan
untuk mengelola secara penuh lahan tersebut.
Pemahaman masyarakat mengenai „‟banyak anak, banyak rejeki‟‟ juga dialami
penduduk transmigran asal Cilacap, mereka menganggap bahwa anak dapat
memberikan kebahagiaan dan sumber rejeki dalam suatu rumah tangga akan
tetapi, yang terjadi adalah semakin banyak jumlah anak yang dimiliki semakin
besar pula beban tanggungan atau pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari jika pengeluaran yang bertambah tidak diimbangi
dengan peningkatan pendapatan akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan
transmigran asal Cilacap.
Data transmigrasi menunjukkan bahwa kepala keluarga transmigran memiliki
tingkat pendidikan dasar, padahal salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
jenis pekerjaan yang dimiliki adalah tingkat pendidikan, hal itu berdampak pada
pekerjaan yang dimiliki para transmigran yakni hanya sebatas buruh tani saja,
karena keterbatasan keterampilan dan rendahnya pendidikan tersebut, maka
mereka hanya dapat bekerja dengan pekerjaan yang tidak membutuhkan
keterampilan, yaitu pekerja kasar seperti buruh, kuli, dan pekerjaan
freelance/outsourcing lainnya. Adanya fenomena tersebut juga berdampak pada
pendidikan anak-anak transmigran atau keturunan transmigran yang juga sebagian
besar memiliki tingkat pendidikan yang rendah seperti halnya transmigran asli
sebelumnya, jika jumlah anak banyak maka tingkat kesejahteraannya juga akan
semakin menurun.
7
Besar kecilnya pendapatan sangat mempengaruhi pengeluaran keluarga
diantaranya seperti kebutuhan fisiologis yakni pangan, sandang dan papan seperti
kondisi rumah, kesehataan dan sebagainya.Menurut Sajogyo (1977:34) Ukuran
kemiskinan dalam mengukur tingkat kesejahteraan keluarga, dengan
menggunakan kriteria batas garis kemiskinan berdasarkan satuan kilogram beras
ekuivalen. Kriteria ini dihasilkan dengan menghitung total pengeluaran keluarga
per kapita yang disetarakan dengan satuan kilogram beras. Faktor penentu
kesejahteraan berdasarkan Sayogyo adalah tingkat pengeluaran yang didukung
oleh tingkat pendapatan yang dihasilkan dan faktor lainnya adalah jumlah
tanggungan keluarga.
Penelitian ini menelaah kepala keluarga transmigran asal Cilacap yang terletak di
dusun VI dan dusun IX daripada dusun yang lainnya, dengan jumlah Kepala
Keluarga di dusun VI sebanyak 9 KK dan 12 KK lainnya terletak di dusun VIII
karena alasan bahwa berdasarkan survei yang telah dilakukan, penduduk yang
berada di dusun tersebut merupakan benar-benar penduduk yang berasal dari
Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah, dan belum mendapat campuran dari
daerah lain, seperti yang terdapat pada dusun lainnya, selain itu dusun VI dan
dusun IX memiliki jumlah penduduk transmigran terbanyak dibandingkan dengan
dusun lain.Berikut daftar jumlah pendudukkepala keluarga transmigran asal pulau
Jawa yang menempati Desa Karang Sari di Kecamatan Ketapang Kabupaten
Lampung Selatan.
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin
melakukan studi penelitian tentang keadaan sosial ekonomi para transmigran asal
8
Cilacap yang bertransmigrasi dari Kabupaten Cilacap ke Provinsi Lampung
tepatnya di Desa Karang Sari, Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan.
Hal ini dikarenakan transmigran terbanyak yang menempati Desa Karang Sari
berasal dari Kabupaten Cilacap dan daerah ini merupakan daerah pertanian
khususnya pertanian lahan kering (perladangan). Soedigdo
Hardjosudarmo(1978:51) dalam bukunya yang berjudul “Pembangunan
Masjarakat Desa di Indonesia‟‟ mengatakan keahlian penduduk transmigran asal
Pulau Jawa adalah mengolah sawah dan perladangan.Oleh karena itu, keberadaan
lahan diperhitungkan dalam menentukan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat
transmigran. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sosial
ekonomi keluarga transmigran asal Cilacap tersebut karena untuk menelaah
apakah pelaksanan program transmigrasi dapat berjalan sesuai tujuan yang
diharapkan, untuk itu judul penelitian ini adalah “Studi Tentang Kondisi Sosial
dan Ekonomi Kepala Keluarga Transmigran Asal Cilacap di Desa Karang Sari
Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Perubahan luas lahan yang dimiliki transmigran,
2. Jumlah anak yang dimiliki transmigran,
3. Tingkat pendidikan anak-anak yang dimiliki transmigran,
4. Pendapatan transmigran, dan
5. Tingkat Kesejahteraan.
9
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Berapakah luas lahan yang dimiliki kepala keluarga transmigran asal Cilacap
di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2018?
2. Berapakah jumlah anak kepala keluarga transmigran asal Cilacap di Desa
Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018?
3. Bagaimanakah tingkat pendidikan formal anak-anak yang dimiliki kepala
keluarga transmigran di asal Cilacap di Desa Karang Sari Kecamatan
Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018?
4. Bagaimanakah pendapatan kepala keluarga transmigran asal Cilacap di Desa
Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018?
5. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan kepala keluarga transmigran asal
Cilacap di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2018?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial dan ekonomi kepala
keluarga transmigran asal Cilacap.Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan
penelitian di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan
adalah :
10
1. Untuk mengetahui perubahan luas kepemilikan lahan yang dimiliki kepala
keluarga transmigran asal Cilacap di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018,
2. Untuk mengetahui jumlah anak dari kepala keluarga transmigran asal Cilacap
di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2018,
3. Untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat pendidikan formal yang
dimiliki kepala keluarga dan anak-anak keturunan transmigran asal Cilacap di
Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun
2018,
4. Untuk mendapatkan informasi mengenai pendapatan kepala keluarga
transmigran asal Cilacap di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018, dan
5. Untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat kesejahteraan kepala
keluarga transmigran asal Cilacap di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini yaitu :.
1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa atau pihak yang berminat meneliti
tentang kondisi sosial dan ekonomi transmigran asal Cilacap atau asal daerah
lainnya,
2. Sebagai sumber bahan ajar Geografi SMA kelas 2 semester 2 dengan materi
tentang Sosial Ekonomi Masyarakat Pedesaan, dan
11
3. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana kependidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian sangat diperlukan dalam penelitian ini agar memperjelas
dan tidak menyimpang dari pokok pembahasan masalah, maka diberikan ruang
lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah kepala keluarga transmigran asal
Cilacap di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2017-2018,
2. Ruang lingkup objek penelitian adalah kondisi sosial ekonomi kepala kepala
keluarga transmigran asal Cilacap di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang
Kabupaten Lampung Selatan,
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Desa Karang Sari Kecamatan
Ketapang Kabupaten Lampung Selatan,
4. Ruang lingkup waktu penelitian tahun 2017-2018, dan
5. Ruang lingkup ilmu yaitu Geografi Sosial. Geografi Sosial adalah cabang dari
geografi manusia khususnya aspek keruangan karakteristik dari
kependudukan, organisasi sosial, unsur kebudayaan dan kemasyarakatan
Nursid Sumaatmadja, (1988:54). Berdasarkan pendapat ini, maka yang
termasuk dalam informasi Geografi Sosial adalah karakteristik penduduk
transmigran berdasarkan keadaan sosial dan ekonomi di Desa Karang Sari
Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2017-2018.
12
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Sebagai dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti
dan supaya penelitian yang dilakukan terarah dan sesuai tujuan, maka penulis
mengutip beberapa pendapat para ahli, mengenai definisi-definisi yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti.
1. Pengertian Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena-
fenoma geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam
konteks keruangan (Seminar Loka Karya Geografi tahun 1977 yang diprakarsai
oleh Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Budiyono, 2003:3). Menurut
Budiyono (2003:3) menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang
menciptakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan
penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha
mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Berdasarkan
pendapat Bintarto, ilmu geografi sangat berperan penting dalam mendeskripsikan
fenomena-fenomena fisik maupun sosial dipermukaan bumi secara teliti,
terarah,dan harus rasional khususnya mengenai keberadaan lokasi yang berbeda-
beda di permukaan bumi sebagai tempat beraktifitas dan tempat hidup manusia.
13
Menurut Nursid Sumaatmadja (1981:56) Geografi sosial adalah geografi manusia
yang bidang studinya aspek keruangan yang berkarakteristik dari penduduk,
organisasi sosial dan unsur kebudayaan dan kemasyarakatan. Geografi sosial
bidang studinya berkenaan dengan unsur-unsur tempat yang merupakan wadah
kemasyarakatan manusia, sehingga erat hubungannya dengan studi sosiologi.
Secara umum geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi sosial.
Menurut Daldjoeni (1987:9), bahwa pembagian ini bukan merupakan suatu
pemisah melainkan saling berhubungan untuk mewujudkan geografi yang utuh.
Secara garis besar seluruh objek kajian geografi dapat dibedakan atas dua aspek
utama yaitu aspek fisik dan aspek sosial.Aspek fisik meliputi kimiawi, biologis,
astronomis dan sebagianya, sedangkan aspek sosial meliputi antropologis, politis,
ekonomis, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
menggunakan disiplin ilmu geografi sosial dan geografi ekonomi yang merupakan
salah satu cabang dari ilmu geografi manusia, karena manusia adalah objek studi
pokok pada aspek kependudukan yang meliputi aktivitas sosial, ekonomi, politik
serta kebudayaan yang merupakan gejala geografi di permukaan bumi.
2. Geografi Sosial dan Geografi Ekonomi
Menurut Sumaatmadja (1981:56), geografi sosial adalah geografi manusia yang
bidang studinya aspek keruangan yang berkarakteristik dari penduduk, organisasi
sosial dan unsur kebudayaan dan kemasyarakatan. Geografi Sosial bidang
studinya berkenaan dengan unsur-unsur tempat yang merupakan wadah
kemasyarakatan manusia, sehingga erat hubungannya dengan studi
14
sosiologi.Menurut Bintarto (1968:17) menyatakan bahwa geografi sosial adalah
ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara penduduk
dengan keadaan alam aktivitas dan usaha dalam menyelesaikan dan menguasai
keadaan alam demi kemakmuran dan kesejahteraan hidup.
Menurut Vinge dalam Sumaatmadja (1981:54) geografi ekonomi adalah cabang
geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktivitas ekonomi.
Titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang
termasuk kedalamnya bidang pertanian – industri – perdagangan- transportasi –
komunikasi dan lain-lain.Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan disiplin ilmu geografi sosial dan
geografi ekonomi yang merupakan salah satu cabang dari ilmu geografi manusia,
karena manusia adalah objek studi pokok pada aspek kependudukan yang meliputi
aktivitas sosial, ekonomi, politik serta kebudayaan yang merupakan gejala
geografi di permukaan bumi.
3. Transmigrasi
a. Pengertian Transmigrasi
Menurut Yudhohusodo (1998:6) bahwa pengertian “transmigrasi merupakan
program kemanusiaan yang menyangkut nasib ribuan, bahkan jutaan, manusia
Indonesia”. Program ini berusaha mewujudkan impian dari jutaan rakyat yang
hidup dalam kemiskinan, yang terdiri dari para buruh tani, yaitu petani yang
berlahan sempit, para peladang berpindah, para perambah hutan, buruh-buruh
miskin, nelayan-nelayan miskin, para penganggur dalam kunjungan ke berbagai
daerah permukiman transmigrasi yang berhasil, kehidupan masyarakat baru yang
sejahtera di banyak unit permukiman transmigrasi. Program transmigrasi tidak
15
sepi dari kritik, baik dari dalam maupun luar negeri. Masih terdengar banyak
kritik yang menyatakan bahwa program transmigrasi merupakan jawanisasi, atau
program islamisasi.
b. Tujuan Transmigrasi
Berdasarkan uraian sebelumnya terdapat penjelasan bahwa masyarakat Indonesia
memiliki beberapa permasalahan yakni persebaran penduduk yang tidak merata
disetiap daerah menyebabkan pemerintah merencanakan program transmigrasi.
Adapun tujuan transmigrasi adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan bertambah makmurnya orang-orang yang meninggalkan
maupun yang ditinggalkan serta pemerataan dan keseimbangan pertumbuhan
penduduk di wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia,
2. Mewujudkan perbaikan imbangan manusia dan alam yang sesuai dengan
kemungkinan memperoleh penghidupan yang layak dan merata, dan
3. Karena negara kita adalah negara kesatuan, maka tuntutan terwujudnya
masyarakat yang bersatu dan tidak terpecah-belah di dalam bentuk organisasi
sosialnya menjadi dasar organisasi dari setiap kebijakan apapun, termasuk di
dalamnya kebijakan yang bersifat ekonomis, dengan kata lain tidak
mengakibatkan adanya suatu perpecahan (sosial disintregation), yang di
Indonesia perpecahan ini dapat berwujud pertentangan antar suku bangsa.
Kini yang menjadi persoalan adalah bagaimana seharusnya kebijakan
transmigrasi tersebut dapat dijalankan, sehingga tujuan yang membantu
pembangunan ekonomi dapat tercapai (Hardjosudarmo,1978: 27).
16
c. Jenis-Jenis Transmigrasi
Sejalan dengan makna filosofis yang melatarbelakangi, transmigrasi merupakan
bentuk pembangunan yang demokratis dan menempatkan HAM sebagai landasan
pelaksanaannya.Artinya, keikutsertaan masyarakat dalam program transmigrasi
didasarkan pada prinsip sukarela dan dapat memilih jenis serta pola usaha yang
sesuai dengan aspirasi dan kemampuan masing-masing, untuk memberikan
kebebasan kepada masyarakat untuk memilih, maka Manuwiyoto (2004:41)
membagi transimigrasi menjadi tiga jenis antara lain :
a. Transmigrasi Umum (TU), yaitu jenis transmigrasi yang sepenuhnya
diselenggarakan oleh pemerintah. Artinya, keseluruhan proses pelaksanaan
transmigrasi (Proses perpindahan, penyediaan ruang, dan pemberdayaan)
menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan transmigran mendapat
bantuan bila perlu mendapat subsidi dari Pemerintah,
b. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB), yaitu transmigrasi yang dirancang
oleh Pemerintah dan dilaksanakan bekerjasama dengan Badan Usaha.
Peranan Pemerintah adalah membantu dalam batas tertentu agar
kemitrausahaan Badan Usaha dengan Transmigrasi berjalan setara, adil dan
berksinambungan, agar kedua pihak saling memperoleh keuntungan, dan
c. Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM), yaitu jenis transmigrasi yang
sepenuhnya merupakan prakarsa transmigran yang dilakukan secara
perseorangan atau kelompok, baik melalui kerjasama dengan badan usaha
maupun sepenuhnya dikembangkan oleh transmigran yang bersangkutan.
Selanjutnya menurut Joan (1982:8) pada masa Orde Baru transmigrasi dapat
dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :
a. Transmigrasi Umum (TU), yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah
(umumnya pola tanaman pangan di lahan kering dan di lahan basah ),
b. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB), yang sebagian dibiayai oleh
pemeritah (umumnya untuk prasarana), dan sebagian lagi dibiayai oleh
pengusaha melalui Kredit Koprasi Para Anggota (KKPA),
c. Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM), yang dibiayai sepenuhnya oleh
transmigran, sedangkan pemerintah menyediakan lahan seluas dua
hektar/kepala keluarga, dan
d. Transmigrasi Pola Agro Estate (PIR-Trans Mandiri) yang merupakan bentuk
perkebunan yang dikelola secara agribisnis.
17
Berdasarkan pelaksaanaannya, transmigrasi dapat dibedakan menjadi empat,
sebagai berikut ini :
a. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilakukan melalui program
pemerintah. biaya transmigrasi ditanggung pemerintah, termasuk penyediaan
lahan pertanian dan biaya hidup untuk beberapa bulan,
b. Transmigrasi Spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan atas kesadaran dan
biaya sendiri (swakarsa),
c. Transmigrasi Sektoral, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama
antara pemerintah daerah asal dan pemerintah daerah tujuan transmigrasi, dan
d. Transmigrasi Bedol Desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan terhadap satu
desa atau daerah secara bersama-sama. Transmigrasi ini dilakukan karena
beberapa faktor, antara lain: 1. Daerah asal terkena pembangunan proyek
pemerintah, misalnya pembangunan waduk yang luas atau 2. Daerah asal
merupakan kawasan bencana, sehingga masyarakat yang ada di dalamnya
harus dipindahkan.
Pada penelitian ini transmigrasi yang dilakukan oleh para transmigran merupakan
jenis transmigrasi umum (TU), menurutJoan (1982:8) transmigrasi umum (TU)
yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah (umumnya pola tanaman pangan di
lahan kering dan di lahan basah) dan juga pemerintah menyediakan lahan seluas
dua hektar per kepala keluarga, hal ini juga didasarkan oleh hasil wawancara dan
observasi pada pra survei didaerah terkait.
d. Syarat – Syarat Transmigrasi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian sebagaimana
telah diubah dengan Undang Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang
ketransmigrasian tidak lagi difokuskan pada pemecahan masalah persebaran
penduduk, namun bergeser pada pengembangan ekonomi dan pembangunan
daerah yang telah diatur syarat-syarat menjadi transmigran yaitu:
1. Warga Negara Indonesia dan memiliki KTP,
2. Transmigran yang ulet, gigih, berinovasi dan berkreasi,
3. Berkeluarga,
18
4. Berusia antara 20 sampai dengan 45 tahun,
5. Belum pernah bertransmigrasi,
6. Memiliki kartu tanda penduduk (KTP),
7. Berbadan sehat, dan
8. Memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan untuk mengembangkan
potensi sumberdaya yang tersedia di lokasi tujuan.
4. Keadaan Sosial Ekonomi
Menurut Abdulsyani (1994:65) sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi
seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas
ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, rumah tinggal, dan jabatan
dalam organisasi. Menurut I Gusti Ngurah Agung dan Akhir Matua Harahap
dalam Ananta (1993:21), setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda
antar daerah satu dengan daerah yang lain, termasuk juga keadaan sosial
ekonominya, hal ini bergantung pada jenis sumber daya alam dan sumber daya
manusianya. Karakteristik sosial dapat mencakup status keluarga, tempat lahir,
tingkat pendidikan, dan lain sebagainya. Keadaan ekonomi meliputi jenis
pekerjaan (occupation), status pekerjaan, dan pendapatan. Efendi (2005:77)
merinci keadaan sosial ekonomi sebagai berikut :
Keadaan sosial meliputi:
1. Jumlah dan besarnya keluarga,
2. Agama dan adat istiadat,
3. Sejarah dari daerah tersebut,
4. Kepemimpinan,
5. Tingkat pendidikan penduduk, dan
6. Lembaga-lembaga sosial yang ada serta peranannya.
19
Keadaan ekonomi meliputi:
1. Tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat,
2. Kesejahteraan masyarakat,
3. Koperasi dan fasilitas pemasaran,
4. Fasilitas pemberitaan,
5. Masalah perburuhan dan kesempatan kerja,
6. Usaha atau kegiatan yang berkaitan dengan usaha tani,
7. Sistem management dari usaha tani,
8. Bentuk-bentuk kerja dan sistemnya, dan
9. Sistem upah buruh.
Berdasarkan pendapat di atas, maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku dapat dilihat dari aspek ekonomi dan aspek
sosialnya.Penelitian ini merupakan studi tentang kondisi sosial dan ekonomi yang
dimiliki transmigran dengan tujuan untuk menilai keadaan sosial dan ekonomi
masyarakat transmigran maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah luas
lahan yang dimiliki oleh transmigran, pendapatan, jumlah anak, tingkat
pendidikan anak dan tingkat kesejahteraan kepala keluarga transmigran asal
Cilacap.
a. Kepemilikan Lahan
Menurut Soekartawi (2002:15) “ Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala
usaha dan skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efisiensi atau
tidaknya suatu pertanian”. Luas lahan dapat mempengaruhi jumlah produksi
petani, semakin luas lahan semakin besar pula hasil produksi yang diperoleh
20
petani. Akan tetapi jika petani tidak dapat memanfaatkan luas lahan tersebut maka
semakin luas lahan tidak menjamin pendapatan petani meningkat dikarenakan
dengan lahan yang akan sulit untuk dilakukan pengawasan terhadap penggunaan
faktor produksi, selain lahan yang luas juga memerlukan tenaga kerja dan modal
yang cukup besar pula.
Pendapatan tersebut pada akhirnya akan semakin kecil karena lahan sawah yang
sudah sempit akan dibagikan kepada anggota keluarga melalui sistem ahli waris,
sehingga melahirkan generasi yang super miskin (Soekartawi 1995: 20). Saat ini
sudah banyak lahan pertanian berkurang yang disebabkan alih fungsi lahan atau
pun dijual.Terjadinya proses ahli fungsi lahan pertanian ke penggunaan non
pertanian dapat disebabkan oleh beberapa faktor.Menurut Lestari (dalam Saputra,
2012:49) disebutkan ada tiga faktor penting yang menyebabkan terjadinya ahli
fungsi lahan pertanian yaitu sebagai berikut:
a. Faktor eksternal merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika
pertumbuhan daerah perkotaan, demografi maupun ekonomi,
b. Faktor Internal di mana faktor ini jauh lebih melihat sisi yang disebabkan
oleh kondisi sosial-ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan, dan
c. Faktor kebijakan merupakan aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
pusat maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan
pertanian.
Lahan merupakan penentu dari faktor produksi komoditas pertanian.Secara
umum, dikatakan semakin luas lahan yang digarap atau ditanami maka semakin
besar jumlah produksi yang dihasilkan dari lahan tersebut (Rahim dan Hastuti
2008: 36).Luas lahan garapan petani menurut Prayitno dan Arsyad (1987:88)
menyatakan bahwa jumlah tanah sawah, tegalan yang digarap selama satu tahun
dihitung satuan hektar, dengan kriteria penggolongan sebagai berikut:
21
1. Sempit, jika luas lahan kurang dari0,50 ha,
2. Sedang, jika luas lahan 0,50-0,99 ha, dan
3. Luas, jika luas lahan lebih dari 1,00 ha.
Menurut ketentuan pasal 7 Undang - Undang Nomor 3 Tahun 1972 ditetapkan
bahwa para transmigrasiberhak mendapat tanah pekarangan dan/atau tanah
pertanian dengan hak atas tanah menurut ketentuan yang berlaku. Penjelasan
undang-undang tersebut mengatakan bahwa pemberian sekurang-kurangnya dua
hektar ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Pasal 17 Tahun 1960 yaitu
mengenai batas minimum tanah yang dapat diberikan pembagian lebih dari dua
hektar dengan berdasarkan kondisi tanah setempat.
Sebagai pelaksanaan pasal 7, Undang - Undang Nomor 3 Tahun 1972 dalam pasal
28 Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 1973, ditegaskan lagi mengenai
pembagian tanah atau jatah para transmigran yang berbunyi sebagai berikut :
1. Transmigran petani berhak memperoleh tanah sedikit-dikitnya dua hektar, dan
2. Transmigran bukan petani berhak memperoleh tanah sedikit-dikitnya seluas
0,25 (seperempat) hektar yang digunakan untuk rumah dan pekarangan.
(Rukmani 1984: 67).
Penelitian di Desa Karang Sari, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung
Selatan, penduduk transmigran mendapatkan jatah dengan luas lahan dua hektar
lahan (sudah termasuk pekarangan dan lahan pertanian). Penelitian ini mengambil
kriteria luas lahan dengan mengambil tiga kategori yang disesuaikan dengan
beberapa teori di atas dengan mempertimbangkan dari lahan yang diberi
pemerintah di daerah transmigrasi yaitu:
1. Berkurang, jika luas lahan kurang dari 2 ha,
2. Tetap jika luas lahan 2 ha, dan
3. Bertambah, jika luas lahan lebih dari 2 ha.
22
b. Jumlah Anak
Menurut BKKBN (2012:3) jumlah anak dalam keluarga adalah banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin, dalam kondisi hidup atau
menunjukan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas, ada denyut jantung atau
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot, kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang, sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (> 2) orang anak dalam laporan pendahuluan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012).
Menurut Ahmadi (2004:203), pada umumnya keluarga yang mempunyai banyak
anak terdapat dalam tingkat sosial ekonomi rendah. Orang tua yang berasal dari
tingkat sosial ekonomi tinggi dan menengah cenderung membatasi anak-anak
mereka dengan jumlah yang relatif kecil sehingga sanggup membelanjai
pendidikannya sampai tingkat perguruan tinggi. Muchtar dan Purnomo (2009:35)
yaitu bahwa jumlah anak sedikit adalah jika memiliki 1-2 anak, dan jumlah anak
banyak jika memiliki > 2 anak.
Dari pendapat tersebut berarti semakin banyak jumlah anak yang dimiliki pada
sebuah keluarga akan mempengaruhi tingkat pendidikan anak, keluarga yang
memiliki jumlah anak besar hanya mencapai tingkat pendidikan rendah
dikarenakan kondisi ekonomi yang ada, tidak akan mencukupi untuk membiayai
semua pendidikan anak-anaknya.
23
c. Tingkat Pendidikan Anak
Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam
penyesuaian dirinya dengan teman dan dengan alam semesta. Pendidikan
merupakan pola perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua
potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani (pancaindra), oleh dan untuk
kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya yang diartikan demi
menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya.Menurut UU
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pada Bab IV pasal 6 ayat 1 yang menyebutkan
bahwa,setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar (Sisdiknas,2003:4).
Pada Bab VI pasal 17 menyebutkan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang
pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.Pendidikan dasar
berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTS) atau bentuk lain yang sederajat (Sisdiknas, 2003:7).
Undang-undang tersebut dapat dimengerti bahwa pendidikan dasar adalah
program yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas
manusia dengan mewajibkan anak usia sekolah tujuh sampai lima belas tahun
untuk memperoleh pendidikan minimal hingga jenjang SMP atau Sederajat.
Namun, semua itu tidak terlepas dari peran orang tua yang aktif mendukung
pendidikan anak, karena banyak faktor yang mempengaruhi anak tidak
melanjutkan pendidikan dengan alasan kondisi ekonomi orang tua yang
rendah.Tidak menyelesaikan pendidikan dasar dapat dikatakan tidak melanjutkan
24
dari SD ke SMP atau yang keluar dari SD dan keluar dari SMP.Mereka keluar dari
sekolah karena berbagai sebab bosan, kurang bakat, kurang biaya dan lain-lain
(Ahmadi dan Uhbiyanti, 1991:239).
Menurut Ahmadi dan Uhbiyanti (1991:279), penyebab terhambatnya program
pendidikan dasar bagi anak usia sekolah yaitu tingkat pendidikan dasar orang tua,
pendapatan orang tua yang rendah, kesadaran orang tua yang rendah terhadap
pendidikan, jarak yang jauh dari rumah ke sekolah, kondisi jalan antara rumah ke
sekolah yang buruk, dan sarana transportasi dari rumah ke sekolah yang kurang.
Beberapa pendapat di atas dapat dimengerti bahwa faktor dari keluarga yang
menyebabkan anak tidak mampu menyelesaikan sekolahnya, yaitu faktor-faktor
belajar yang menghambat atau berpengaruh negatif sehingga anak memilih untuk
berhenti melanjutkan pendidikan sekolahnya.
Sutani (2003:7) menyatakan bahwa tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang berbentuk sekolah dasar
(SD dan SMP), sekolah menengah (SMA/SMK) dan perguruan tinggi
Diploma/Sarjana.Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun
2003 pasal 1, 17, dan 19 tentang sistem pendidikan bahwa pendidikan dibagi
menjadi 3 jenjang pendidikan (Sisdiknas 200:32), yaitu sebagai berikut :
a. Pendidikan Dasar = SD dan SMP,
b. Pendidikan Menengah = SMA/SMK sederajat, dan
c. Pendidikan tinggi = Diploma / Sarjana.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
25
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu : intelektual, emosional, dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja, teratur, dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan, baik sikap, pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan.
d. Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan kepala
keluarga transmigran.Menurut pendapat Valeri J.H Hull dalam Masri
Singarimbun (1981:24), bahwa pendapatan atau penghasilan adalah gambaran
yang lebih tepat tentang posisi keluarga dalam masyarakat. Pendapatan atau
penghasilan yang merupakan jumlah seluruh pendapatan dan kekayaan keluarga
(termasuk barang dan hewan peliharaan) semuanya dipakai untuk membagi
keadaan keluarga dalam tiga kelompok pendapatan yaitu pendapatan rendah,
sedang, dan tinggi. Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari seluruh
anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
ataupun perorangan anggota rumah tangga.
Pendapatan seseorang dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan
kemampuan mereka. Berubahnya pendapatan seseorang akan berubah pula
besarnya pengeluaran mereka untuk konsumsi suatu barang. Pendapatan
merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi konsumsi seseorang atau
masyarakat terhadap suatu barang. Pada penelitian ini pendapatan kepala keluarga
di kategorikan sebagai berikut :
26
1. Di atas rata-rata :Pendapatan transmigran > pendapatan rata-rata transmigran,
2. Sama dengan rata-rata : Pendapatan transmigran = pendapatan rata-rata
transmigran, dan
3. Di bawah rata-rata :Pendapatan transmigran < pendapatan rata-rata
transmigran.
Jadi dalam penelitian ini pendapatan yang akan dihitung tidak terbatas pada
pendapatan dari hasil bertani saja. Pendapatan yang akan dihitung yaitu
pendapatan keseluruhan anggota rumah tangga baik dari hasil bertani maupun dari
usaha lain. Besar kecilnya pendapatan akan berpengaruh terhadap kondisi sosial
ekonomi transmigran, jadi semakin tinggi pendapatan transmigran maka segala
kebutuhan rumah tangganya dapat terpenuhi dengan baik, selain itu tingkat
pendapatan juga akan menentukan posisi status transmigran dalam masyarakat.
e. Tingkat Kesejahteraan Transmigran
Konsep kesejahteraan yang dimiliki bersifat relatif, tergantung bagaimana
penilaian masing-masing individu terhadap kesejahteraan itu sendiri. Sejahtera
bagi seseorang dengan tingkat pendapatan tertentu belum dapat juga dikatakan
sejahtera bagi orang lain (Suyanto, dalam Canita 2017:19). Metode analisis yang
digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan kepala keluarga transmigran
ialah analisisis deskriptif kuantitatif menggunakan kriteria kemiskinan menurut
Sajogyo (1997:34).Ukuran kemiskinan dalam mengukur tingkat kesejahteraan
keluarga, dengan menggunakan kriteria batas garis kemiskinan berdasarkan satuan
kilogram beras ekuivalen.Garis kemiskinan diketahui dari hasil perhitungan
jumlah konsumsi beras (kg/kapita) yang disetarakan dengan tingkat pendapatan
trnsmigran dikalikan dengan harga beras pada saat yang bersangkutan, untuk
27
menyusun garis kemiskinan lebih dari satu agar lebih rinci dalam mengukur
kemajuan rumah tangga sangat miskin. Perhitungan ini dilakukan dengan
caramenghitung pengeluaran harian, mingguan, dan bulanan. Total pengeluaran
rumah tangga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ct = Ca + Cb + Cn
Keterangan :
Ct = Total pengeluaran keluarga transmigran
Ca = Pengeluaran untuk pangan
Cb = Pengeluaran untuk non pangan
Cn = Pengeluaran lainnya (Sajogyo 1997:34).
Menurut Sajogyo (1977:34-36), pengeluaran rumah tangga per kapita per tahun
adalah total pengeluaran rumah tangga petani baik pengeluaran untuk pangan
maupun non pangan dalam setahun dibagi jumlah tanggungan rumah tangga,
selanjutnya dikonversikan kedalam ukuran setara beras per kilogram agar dapat
diketahui tingkat kemiskinannya, menggunakan ukuran setaras beras
menggunakan Harga beras Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 sebesar Rp
11.936. Tingkat pengeluaran per kapita per tahun pada rumah tangga petani dan
tingkat pengeluaran per kapita per tahun setara beras secara matematis dapat
dirumuskan (Sajogyo, 1977:34) sebagai berikut :
- C / kapita / th (Rp) =
- C / kapita / setara beras (kg) = / th
Harga Beras
- Di mana C = pengeluaran yang dibelanjakan oleh transmigran.
28
Klasifikasi kemiskinan menurut Sajogyo (1977:34-36) digolongkan kedalam
enam bagian antara lain :
a. Paling Miskin = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah kurang dari180
kg setara beras/tahun.
b. Miskin sekali = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah 181 – 240 kg
setara beras/tahun.
c. Miskin = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah 241 – 320 kg setara
beras/tahun.
d. Nyaris miskin = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah 321 – 480 kg
setara beras/tahun.
e. Cukup = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah 481 – 960 kg setara
beras/tahun.
f. Hidup layak = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah >960 kg setara
beras/tahun
29
B. Penelitian Relevan
Tabel 1. Penelitian yang Relevan
No Judul Pengarang Metode Teknik Analasis Data Hasil Penelitian
1
Deskripsi Sosial Ekonomi
Transmigran Suku Bali di
Desa Rama Gunawan
Kecamatan Seputih Raman
Kabupaten Lampung
Tengah Tahun 2016
I Nyoman Oke
Setya Dharma
Deskriptif
Teknik pengukuran data
yang digunakan adalah
analisis tabel dalam
bentuk Persentase dan
analisis datanya
menggunakan analisis
keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur transmigran
Suku Bali yang melakukan transmigrasi pada tahun
1952 berusia produktif , namun pada saat Tahun
penelitian umur para transmigran semuanya hamnpir di
usia antara 60-64 tahun, yang di mana sebentar lagi
berada pada usia tidak produktif lagi.
Pendidikan Transmigran menyatakan bahwa 24 KK
transmigran Suku Bali hanya berpendidikan yaitu
SD/SR,3 orang berpendidikan SLTP dan 25
berpendidikan SLTA. Kondisi sosial ekonomi
masyarakat transmigran berdasarkan luas lahan yang
dimiliki adalah hanya 21% atau 11 orang dari 52 orang
yang diteliti yang memiliki luas lahan yang luas.
Pekerjaan Sampingan Transmigran yang dilakukan
adalah hanya sebagai kerjaan sampingan yakni ada 4
orang dari 561 orang transmigran (7,6%) yang masih
memiliki pekerjaan sampingan. Jumlah anak yang
dimiliki transmigran adalah dalam kategori anak
banyak karena > 2 yaitu 32 transmigran. pendapatan
transmigran berdasarkan hasil pekerjaan pada
umumnya seperti bertani adalah Rp 804.1666,-/bulan
dan Rp 3.094.166,-/bulan untuk yang tertinggi dengan
rata-rata Rp 1.115.127,-/bulan
29
30
2. Analisis Sosial Ekonomi
Penduduk Eks
Transmigrasi di Desa
Terantang Baru Kecamatan
Batin XXIV Kabupaten
Batang Hari
Kuswanto,
Rusmiyati dan
Siti Syuhada
(Jurnal
Penelitian)
Deskriptif Teknik analisis deskriptif Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat masih
tergolong rendah. Penduduk yang berpendidikan SLTA
hanya 17,75% masih sedikit jumlahnya bila
dibandingkan dengan yang berpendidikan SLTP yaitu
35,32% dan SD 30,70%. Sebagian masyrakat tidak
memiliki keahlian khusus sehingga penghasilan utama
hanya bersumber pada perkebunan karet karena sulitnya
bekerja dalam bidang lain.Di samping itu kekhawatiran
akan kegagalan usaha dan semakin besarnya tuntutan
kebutuhan keluarga menjadikan masyarakat harus tetap
bekerja sebagai penyadap karet dalam kondisi
perkebunan karet yang sudah rusak menyulitkan
masyarakat untuk mendapatkan hasil yang
optimal.Tingkat produktifitas masyarkata rendah
dengan hasil karet untuk perkaplingnya (2ha) antara 10-
15kg perhari. Jika harga yang berlaku dipasar karet
daerah sebesar Rp5000. Maka penghasila masyarakat
perbulannya adalah Rp1.000.000-Rp,1.500.000.
Dengan rata-rata sadap perminggu lima kali. Proporsi
pendapatan masyarakat = 0,57 kurang dari 0, jika
proporsi pendapatan masyarakat lebih kecil, dari 0,
maka harus ada pengurangan tehadap komoditi yang
dikonsumsi atau memilih barang yang harga lebih
rendah agar kebutuhan tetap dapat terpenuhi.
30
31
3. Analisis Pendapatan Dan
Tingkat Kesejahteraan
RumahTangga Petani
Pisang Di Kecamatan
Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran
Putri Lepia
Canita
deskriptif
kualitatif
analisis kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Rata-
rata pendapatan rumah tangga petani pisang di
Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran
sebesar Rp31.423.829,36/tahun sumber pendapatan
berasal dari usahatani pisang (on farm) sebesar
Rp27.300.193,18 (86,88%), dan dari luar usahatani
(non farm)sebesar Rp4.123.636,18 (13,47%), (2)
Distribusi pendapatan rumah tangga petani
pisang di Desa Padang Cermin tidak merata. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai Gini Rasio sebesar
0,53 dengan arti bahwa distribusi pendapatan
rumah tangga masih berada pada ketimpangan
tinggi, (3) Rumah tangga petani pisang di Desa
Padang Cermin masuk kedalam golongan nyaris
miskin sebesar 15,91 persen, cukup 72,73 persen,
dan hidup layak sebesar 11,36 persen, tidak ada
golongan paling miskin, miskin sekali, dan miskin
(Sajogyo, 1997). Berdasarkan kriteria Badan Pusat
Statistik (BPS) 2014 rumah tangga petani pisang di
Desa Padang Cermin masuk katagori belum
sejahtera sebesar 90,90 persen dan sebanyak 9,10
persen rumah tangga petani sudah sejahtera.
31
32
C. Kerangka Pikir
Transmigrasi dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
dalam berbagai bidang khususnya ekonomi, serta peran masyarakat, pemerataan
pembangunan daerah, penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di
daerah,dalam perkembangannya akan terjadi perubahan dalam keadaan
masyarakat transmigran. Berdasarkan hal tersebut maka penulis menguraikan
keadaan sosial dan ekonomi transmigran asal Cilacap di Desa Karang Sari, maka
dilihat dari karakteristik berikut berupa luas lahan, pendapatan, tingkat pendidikan
anak, jumlah anak dan Tingkat Kesejahteraan Transmigran, maka kerangka pikir
yang dapat memperjelas fokus penelitian ini dapat dilihat dari bagan di bawah ini
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Karakteristik
Sosial
1. Pendidikan
Anak
Transnigran
2. Jumlah Anak
Transmigran
Karakterisik
Ekonomi
1. Luas Lahan
Transmigran
2. Pendapatan
3. Tingkat Kesejahteraan
Transmigran
Transmigran Asal Cilacap
di Desa Karang Sari
Kecamatan Ketapang
Kabupaten Lampung
Selatan
Karakteristik Sosial dan
Ekonomi Transmigran
33
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif.Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengarah pada
pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan
mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang diberikan interpretasi
atau analisis.Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan
konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi
mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan Tika,
(2005:4).Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana kondisi sosial dan
ekonomi kepala keluarga transmigran asal Cilacap yang bertempat di Desa
Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian Arikunto (2006:130). Berdasarkan
pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kepala
keluarga transmigran asal Cilacap dengan menggunakan transmigran asli di Desa
Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. Jumlah
transmigran yang datang pada tahun 1974 ada 52 orang, namun karena sebagian
34
besar sudah meninggal dan hanya tersisa 21 orang,sehingga penelitian ini masuk
dalam kategori jenis penelitian populasi karena objek penelitian kurang dari 100
yakni hanya 21 Kepala Keluarga,untuk mengetahui sebaran populasi yang
terdapat pada lokasi penelitian dapat dilihat dalam rincian pada tabel2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga TransmigranAsli di Desa Karang Sari
Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2017
No Dusun Jumlah Populasi (KK)
1 6 12
2 9 9
Jumlah 21KK
Sumber : Data Primer tahun 2017.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2003:25). Pengertian tersebut
menjelaskan bahwa dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan haruslah jelas
apa yang menjadi variabel penelitian. Penelitian ini yang akan menjadi variabel
penelitian adalah kondisi sosial ekonomi yang dijabarkan dalam beberapa
indikator, yaitu luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah anak, pendapatan, dan
tingkat kesejahteraan transmigran asal Cilacap di Desa Karang Sari, Kecamatan
Ketapang Kabupaten Lampung Selatan.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Varabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang
diidentifikasikan yang dapat diamati (diobservasi). Variabel dalam penelitian ini
35
adalah kepala keluarga transmigran Asal Cilacap di Desa Karang Sari Kecamatan
Ketapang Kabupaten Lampung Selatan dengan indikator : luas lahan, jumlah
anak, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan transmigran dan tingkat
kesejahteraan. Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Luas Lahan
Luas lahan adalah jumlah keseluruhan lahan yang dimiliki oleh kepala keluarga
transmigran asal Cilacap pada tahun 2018, dengan kategori sebagai berikut :
1. Berkurang, jika luas lahan < 2 ha,
2. Tetap, jika luas lahan milik 2 ha, dan
3. Bertambah, jika luas lahan milik lebih dari > 2 ha.
2. Jumlah anak
Jumlah anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah anak dalam
keluarga yang masih hidup dan menjadi beban tanggungan kepala keluarga
transmigran asal Cilacap. Kriteria jumlah anak yang menjadi tanggungan
keluarga dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
1. Banyak, apabila jumlah anak yang dimiliki orang tua > 2 orang, dan
2. Sedikit, apabila jumlah anak yang dimiliki orang tua ≤2orang.
3. Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan terakhir yang
telah ditempuh oleh setiap anak yang dimiliki kepala keluarga transmigran asal
36
Cilacap yang diukur dari tahun pendidikan formal yang ditempuh anak-anak
transmigran asal Cilacap. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan dasar : SD dan SMP,
2. Pendidikan Menengah : SMA/SMK sederajat, dan
3. Pendidikan tinggi :Diploma/Sarjana.
4. Pendapatan Transmigran
Pendapatan Transmigran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah
keseluruhan pendapatan yang diperoleh atas jenis pekerjaan yang dilakukan dalam
waktu satu bulan dan dihitung dengan nilai rupiah. Rata-rata pendapatan diperoleh
dari menjumlahkan seluruh pendapatan kepala keluarga transmigran asal Cilacap
lalu dibagi dengan jumlah populasi yang berjumlah 21 orangdengan total hasil
Rp35.103.000 dibagi 21 responden yakni Rp 1.671.571,00. Kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Di atas rata-rata apabila pendapatan transmigran > Rp 1.671.571,00,
2. Sama dengan rata-rata apabila pendapatan transmigran =Rp 1.671.571,00, dan
3. Rendah apabila pendapatan transmigran <Rp 1.671.571,00.
5. Tingkat Kesejahteraan Transmigran
Tingkat pengeluaran menggunakan ukuran setara beras menggunakan harga beras
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 sebesar Rp 11.936. Tingkat pengeluaran
per kapita per bulan pada rumah tangga petani dan tingkat pengeluaran per kapita
37
per bulan setara beras secara matematis dapat dirumuskan (Sajogyo, 1977:34)
sebagai berikut :
- C / kapita / th (Rp) =
- C / kapita / setara beras (kg) = / bln
Harga Beras (Saat ini)
- Di mana C = pengeluaran yang dibelanjakan oleh transmigran.
Klasifikasi kemiskinan digolongkan kedalam enam bagian antara lain :
a. Paling Miskin = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah kurang dari15
kg setara beras/bulan.
b. Miskin sekali = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah 15 – 20 kg
setara beras/bulan.
c. Miskin = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah 21 – 26,67 kg setara
beras/bulan.
d. Nyaris miskin = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah 26,67 – 40 kg
setara beras/bulan.
e. Cukup = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah 41 – 80 kg setara
beras/bulan.
f. Hidup layak = jika pengeluaran per anggota keluarga adalah >80 kg setara
beras/bulan
38
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
Observasi adalah pengumpulan data baik secara langsung terhadap objek
penelitian.Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan pada saat melakukan
penelitian dilokasi peneltian. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengamati secara langsung lokasi penelitian seperti kondisi
jalan, kondisi tempat tinggal, dan tanaman pertanian kepala keluarga transmigran
asal Cilacap di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung
Selatan.
2. Teknik Kuesioner
Menurut Nawawi dalam Tika (2005 :54),kuesioner adalah usaha mengumpulkan
informasi dengan menyampaikan sejumlah tes tertulis untuk dijawab secara
tertulis oleh responden.Teknik kuesioner adalah suatu cara memperoleh data
primer dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan.Teknik
kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang luas
lahan garapan, jumlah anak, tingkat pendidikan anak, beban tanggungan,
pendapatan.
3. Teknik Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:231), teknik dokumentasi adalah suatu cara mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, agenda, dan sebagainya. Teknik ini memperoleh data dari
39
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.Dokumen berasal dari balai
desa , kantor kecamatan maupun data dari Badan Pusat Statistik.
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data jumlah penduduk, luas
wilayah dan komposisi penduduk, jumlah transmigran asal Cilacap, jenis mata
pencaharian, jenis kelamin, pemilikan lahan, jumlah dan persebaran penduduk,
sejarah desa, dan peta desa. Data sekunder diperoleh dari Kantor Kepala Desa,
Kantor Kecamatan dan Kantor Statistik.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah pengolahan dan interpretasi data untuk menarik kesimpulan
dari hasil penelitian. Teknik pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah persentase dalam bentuk tabel. Data kemudian dimasukkan atau
ditabulasikan dan dipersentasekan selanjutnya dideskripsikan secara sistematis
dan diinterpretasikan dalam bentuk laporan sebagai hasil penelitian dan dibuat
dalam bentuk kesimpulan laporan.Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi
(1995:263) analisis data adalah proses penyederhanaan dalam bentuk yang lebih
mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan.Teknik analisis data yang digunakan
adalah kuantitatif persentase dalam bentuk tabel tunggal. Setelah data
ditabulasikan dan dipresentasikan, selanjutnya dideskripsikan dan
diinterpretasikan sebagai laporan hasil penelitian ini. Adapun cara untuk
menentukan jumlah persentasi denganrumus sebagai berikut:
Rumus : % =
40
Keterangan :
% = persentase yang diperoleh
n =jumlah jawaban yang diperoleh
N = jumlah seluruh responden
100 = konstanta (Sarwono, 2006:139)
83
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan deskripsi dari data primer hasil penelitian yang telah di
analisis menggunakan teknik analisis deskriptif dengan pengolahan data
persentase, maka penelitian mengenai :Studi Tentang Keadaan Sosial dan
Ekonomi Kepala Keluarga Transmigran Asal Cilacap di Desa Karang Sari
Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Luas Lahan yang dimiliki Kepala Keluarga Transmigran Asal Cilacap di Desa
Karang Sari Tahun 2017-2018, yakni 80,95% KK memiliki rata-rata luas lahan
1,05 ha, termasuk dalam kategori berkurang (< 2 ha).
2. Jumlah anak yang dimiliki oleh kepala keluarga transmigran asal Cilacap
sebanyak61,90 % memiliki anak > 2, kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah
anak yangdimiliki kepala keluarga transmigran asal Cilacap di Desa Karang
Sari tergolong banyak.
3. Tingkat pendidikan anak-anak transmigran asal Cilacap yakni 64,58% rata-rata
menempuh tingkat pendidikan dasar yakni SD dan SMP.
4. Rata-rata tingkat pendapatan kepala keluarga Transmigran Asal Cilacap yaitu
sebesar Rp 1.671.571,00. dan kepala keluarga transmigran yang memiliki
84
pendapatan di bawah rata-rata yakni 61,90% dari total populasi.
5. Tingkat kesejahteraan transmigran asal Cilacap di Desa Karang Sari rata-rata
berada pada kategori nyarismiskin sebesar 38,10 %, dengan pengeluaran rata-
rata 39 kg beras per bulan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, sebagai upaya meningkatkan kesehjateraan
masyarakat, maka saran-saran yang dapat menjadi pertimbangan sebagai berikut:
1. Bagi transmigran diharapkan agar lahan milik transmigran yang masih tersisa
dapat memaksimalkan penggunaan lahan yang telah diberikan pemerintah agar
tetap dipertahankan supaya dapat meningkatkan kesehjateraan hidup
keluarganya.
2. Transmigran diharapkan mampu berfikir kedepan mengenai pendidikan
keluarganya (anak dan cucunya)supaya tingkat sosial dalam sebuah keluarga
dapat terus naik, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup.
3. Pendapatan yang didapatkan rendah, maka transmigran harus bisa
muengalokasikan secara tepat dan memulai berinvestasi, agar anak-anknya
dapat merasakan hidup yang lebih baik, karena semakin besar pendapatan akan
menetukan kesejahteraan mereka.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1994. Sosiologi (skematika, teori dan terapan). Bumi Aksara.
Jakarta.
Ahmadi, Abu. 2004. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Ahmadi dan Uhbiyati.1991.Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Ananta, Aris. 1993. Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan
Ekonomi. Lembaga Demografi dan Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.Jakarta.
Anonim.2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009
Tentang Ketransmigrasian. DPR/MPR. Jakarta.
Anonim. 2012. Peraturan Menteri Tentang Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Komponen dan
Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.DPR/MPR.
Jakarta.
Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.PT.Rineka Cipta.
Jakarta.
Ariwibowo,Dwi. 2016. Perkembangan Pendidikan di Daerah Transmigrasi Desa
Sendangkasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara. Fakultas Keguruan dan Ilmu
PendidikanUniversitas Yogyakarta.Yogyakarta.
Ariyani, Anita. 2005. Pengaruh Ibu Rumah Tangga Yang Bekerja Di Luar Sektor
Pertanian Terhadap Pendapatan Keluarga Di Desa Purwosari Kecamatan
Tegalrejo Kabupaten Magelang. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang. Semarang.
Bintarto,R. 1977. Geografi Sosial (Cetakan Kedua). U.P.Spring Jogjakarta.
Yogyakarta.
. 1989. Interaksi Desa Kota.. Ghalia Indonesia. Jakarta.
86
Bintarto, R. dan Surastopo Hadisumano. 1991. Metode Analisa Geografi.LP3ES.
Jakarta.
Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial.(bahan ajar). Program Studi
Pendidikan Geografi. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
BKKBN. 2012.Laporan Pendahuluan SDKI 2012. BKKBN. Jakarta.
Canita, Putri Lepia. 2017. Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Rumah
Tangga Petani Pisang Di Kecamatan Padang CerminKabupatenPesawaran.
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.Lampung.
Daldjoeni.1987. Pokok-Pokok Geografi Manusia. Alumni.Bandung.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan.Bumi Aksara.Jakarta.
Effendi,Irwan. 2005. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian.Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
Hardjosudarmo,Soedigdo.1978. Pembangunan Masjarakat Desa di
Indonesia.Bhrataka.Jakarta.
Heeren,HJ.1979. Transmigrasi di Indonesia.PT.Gramedia.Jakarta.
Hernanto,Fhadoli. 1990. Pembangunan Pertanian di Pedesaan. LP3ES. Jakarta.
I Nyoman Oke Setya Dharma.2016.Deskripsi Sosial Ekonomi Suku Bali di Desa
Rama Gunawan Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah
Tahun 2016. Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan IPS,
FKIP Unila. Bandar Lampung.
Joan,Hardjono. 1982. Transmigrasi Dari Kolonisasi Sampai
Swakarsa.PT.Gramedia. Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka.Jakarta.
Kartasapoetra. 2004. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.
Bumi Aksara. Jakarta.
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigran. 2015.
Transmigrasi Masa Doeloe, Kini dan Harapan Kedepan. Direktorat Bina
Potensi PotensiKawasan Transmigrasi. Hal-01. Jakarta.
Kotler,Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Prehallindo.Jakarta.
87
Kuswanto.Rusmiati dan Siti Syuhada . 2009. Analisis Sosial Ekonomi Penduduk
Eks Transmigrasi di Desa Terantang Baru Kecamatan Batin XXIV
Kabupaten Batang Hari.Jurnal Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi. Kampus Minang Masak Mendolo Barat.
Jambi.
Mantra,Ida Bagoes . 2003. Demografi Umum.Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Manuwiyoto, Mirwanto. 2004. Mengenal dan Memahami Transmigrasi. Pustaka
Sinar Harapan. Jakarta.
Marfai, Moh Aris. Pemodelan Geografi.Penerbit Ombak. Yogyakarta.
Margono,S.2014.Metode Penelitian Pendidikan..Rineka Cipta. Jakarta.
Muchtar dan Purnomo. 2009. Proximate Determinant Fertilitas Di Indonesia.
Penerbit KB dan Kesehatan Reproduksi.BKKBN. Jakarta.
Nazir,Moh.. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Pabundu Tika.2005. Metode Penelitian Geografi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1997tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional Presiden Republik Indonesia. Hal-02.
Jakarta.
Prayitno,Hadi & Lincolin Arsyad. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan.BPFE.
Yogyakarta.
Pudjiwati,Sajogyo . 1985. Peranan Wanita Dalam Perkembagan Masyarakat
Desa.CV Rajawali. Jakarta.
Rahim dan Hastuti. 2008. Ekonomika Pertanian: Pengantar Teori dan Kasus.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Republik Indonesia. 1999. Peraturan Menteri dan Tenaga Kerja
TransmigrasiRepublik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Tentang
Komponen pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak.Jakarta. Sekertariat Negara. Jakarta.
Rahardjo,M. Dawam. 1984. Transformasi Pertanian, Industri dan Kesempatan
Kerja. UI-Press. Jakarta.
Sadiman, Arief 1990. Metode dan Analisa Peneltian Mencari
Hubungan.Erlangga. Jakarta.
Sarwono,Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
88
Suharyono,Moch. Amin. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta.
Saidiharjo. 1981. Penduduk Kehidupan Sosial Ekonomi dan Lingkungan. Tiga
Serangkai. Solo.
Sajogyo. 1977. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan.LPPM-
IPB.Solo.
Salim,Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Buku Sumber Untuk
Penelitian Kualitatif (edisi ke dua, Agustus 2006). Tiara.Jakarta.
Saputra,Agus. 2012. Membuat Aplikasi Absensi dan Kuesioner untuk Panduan
Skripsi. PT. Elex Media Koputindo. Jakarta.
Singarimbun, Masri. 1981. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok.. LP3ES.Jakarta.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta.
Sri Edi & Masri Singarimbun. 1985. Sepuluh Windu Transmigrasi di Indonesia.
1905-1985. UI Press. Jakarta.
Sugiyanta, I Gede. 2007. Demografi Tanah (Buku Ajar). Universitas
Lampung.Lampung.
Sugiyarto Mangkuatmodjo. 1977. Pengantar Statistik. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Studi Pedekatan Praktik. Rineka
Cipta.Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi (Teori Pengantar) Edisi ke 3. PT. Raja
Grafindo Persada.Jakarta.
Sumaatmadja,Nursid.1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan.Penerbit Alumni. Bandung.
Supeno.2005. IPS Geografi dan Kependudukan. Tiga Serangkai. Solo.
Suryabrata,Sumadi. 2003. Metode Penelitian. Rajawali.Jakarta.
Sutani (Penyunting). 2003. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.BP Dharma Bhakti.Jakarta.
Tjasyono, B. 2004. Klimatologi, Edisi Kedua. ITB. Bandung.
Trisnaningsih. 2015. Demografi.Graha Ilmu.Yogyakarta.
89
Uraradjan, Dolet.2000. Metode Penelitian Ilmu Sosial.PT Grasindo. Jakarta.
Usman,Husaini & Purnomo Setiadi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bumi
Aksara. Jakarta.
UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pada Bab IV pasal 6 ayat 1. Kelembagaan
Ristekdikti. Jakarta.
Yudhohusodo, Siswono. 1998. Transmigrasi : kebutuhan negara kepulauan
berpenduduk heterogen dengan persebaran yang timpang / Siswono
Yudohusodo. Jurnalindo Aksara Grafika. Jakarta.
.