studi komparatif metode cooperative script dan …
TRANSCRIPT
STUDI KOMPARATIF METODE COOPERATIVE SCRIPT DAN METODE
DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN CERPEN SISWA KELAS XI SMA
MUHAMMADIYAH 1 UNISMUH MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
ANDI SITTI NURHALISAH
NIM 105331104816
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
viii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.“
(Al-Baqarah Ayat 286)
“Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan? Apakah artinya
berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan?”
(WS Rendra)
Dengan menyebut asmamu Yaa Rabbku,
kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk dua malaikat tak bersayapku.
Ayahanda dan Ibu tercinta. Kakak tersayang serta keluarga terkasih yang selalu
melantunkan doa-doa kepada penulis. Terima kasih kuucapkan kepada semesta
yang selalu memberikan pelajaran hidup disetiap langkah penulis.
Andi Sitti Nurhalisah -105331104816
by Tahap Ujian Tutup -
Submission date: 26-Nov-2020 01:50PM (UTC+0700)Submission ID: 1457430440File name: skripsi_lisa.docx (21.68M)Word count: 13418Character count: 86119
25%SIMILARITY INDEX
24%INTERNET SOURCES
5%PUBLICATIONS
8%STUDENT PAPERS
1 7%
2 5%
3 4%
4 3%
5 2%
6 2%
7 2%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 2%
Andi Sitti Nurhalisah - 105331104816ORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
sule-epol.blogspot.comInternet Source
id.123dok.comInternet Source
ojs.unm.ac.idInternet Source
repository.uinjkt.ac.idInternet Source
lisnurhidayah.blogspot.comInternet Source
Submitted to Universitas Muria KudusStudent Paper
digilib.unila.ac.idInternet Source
ix
ABSTRAK
Andi Sitti Nurhalisah. 2020. Studi Komparatif Metode Cooperative Script
dan Metode Discovery pada Pembelajaran Cerpen Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Unismuh Makassar. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Hambali, dan pembimbing II Andi Adam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang
menggunakan cooperative script pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi cerpen
di kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar; untuk mengetahui hasil
belajar siswa yang menggunakan metode discovery pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi cerpen di kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar; dan
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan
metode cooperative script dengan kelas yang menggunakan metode discovery
terhadap siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Unismuh Makassar.
Adapun yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah metode cooperative
script dan metode pembelajaran discovery sebagai variabel bebas, sedangkan hasil
belajar siswa sebagai variabel terikat. Analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan teknik analisis data deskriptif; dan analisis statistika inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen dengan
menggunakan metode cooperative script menunjukkan rata-rata 75.00 hal ini
menunjukkan kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 77,00;
rata-rata hasil belajar kelas kontrol dengan menggunakan metode discovery adalah
81,12 hal ini menunjukkan kelas kontrol mengalami peningkatan nilai rata-rata
sebesar 78,00; dan keefektifan penggunaan model pembelajaran cooperative script
jika ditinjau dari persentase ketuntasan peserta didik dapat dikategorikan dalam
“kurang efektif” jika dibandingkan dengan metode discovery.
Kata Kunci: Cooperatif Script, Discovery, Cerpen
x
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Alhamdulillah, segala puja dan puji tercurahkan hanya kepada Engkau Tuhanku
sang pemilik bumi dengan segala kebesaranmu. Terima kasih untuk kesempatan yang
diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat di selesaikan meskipun jauh dari
kata sempurna. Ungkapan rasa syukur ini tidak dapat penulis rangkai dengan
kalimat kecuali hanya menyedari betapa besar kuasamu.
Skripsi ini berjudul “Studi Komparatif Metode Cooperative Script dan Metode
Discovery Pada Pembelajaran Cerpen Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1
Unismuh Makassar. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis tidak akan dapat menyelesaikan
Skripsi tanpa semangat dari orang-orang yang menyayangi penulis, serta yang
membantu dari awal hingga akhir penyelesaian skripsi ini ataupun selama
perkuliahan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada kedua orang tua saya. Ayahandaku Andi Makmur Guling serta
Almarhum Andi Welly. Mereka adalah malaikat tak bersayap yang sangat penulis
sayangi, yang telah mencurahkan cinta dan kasih sayangnya dengan ikhlas serta
membesarkan, mendidik, dan memberikan fasilitas yang penulis butuhkan, juga doa
xi
dan restu yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah Swt untuk penulis. Ucapan
terima kasih saya berikan kepada saudara-saudaraku tercinta yang tak hentinya
memanjatkan doa dan memberikan semangat kepada penulis. Ucapan terima kasih
saya ucapkan juga kepada saudara Muh. Rizal yang telah banyak membantu dalam
proses penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Terima kasih dan penghargaan istimewa penulis sampaikan kepada Pembimbing
I Drs, Hambali, M.Hum dan Pembimbing II Andi Adam S.Pd., M.Pd. yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan pula
kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. Munirah, M.Pd. selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. Muhammad Akhir, M.Pd.
selaku Sekretaris Jurusan Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis juga ucapkan terima kasih untuk Rekan BSI angkatan 2016 khususnya BSI
kelas B squad yang yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat dicantumkan
namanya dalam ruang terbatas ini.
Dengan keterbatasan, penulis menyadari segala kekurangan dari penulisan skripsi
ini. Kesempurnaan hanya milik Allah Swt. oleh karena itu, kritik dan saran yang
xii
bersifat membangun penulis harapkan. Akhirul Kalam, semoga skripsi ini
bermanfaat.
Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, Agustus 2020
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
KARTU KONTROL I ..................................................................................
KARTU KONTROL II .................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
SURAT PERNYATAAN .............................................................................
SURAT PERJANJIAN ................................................................................
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
Halaman
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xiii
xvi
xvii
1
1
5
5
xiv
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR .................................
A. Kajian Teori .................................................................................
B. Kerangka Pikir .............................................................................
C. Hipotesis ......................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
A. Jenis Penelitian .............................................................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................
C. Definisi Operasional Variabel .......................................................
D. Instrumen Penelitian .....................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
F. Teknik Analisis Data ....................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................
B. Hasil Penelitian ............................................................................
C. Pembahasan ..................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
A. Simpulan ......................................................................................
5
7
7
41
44
45
45
45
47
47
51
52
54
54
55
64
68
68
xv
B. Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
69
70
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Aspek Penilaian Menulis Cerpen
Tabel 4.2 Deskripsi Skor Hasil Belajar (Post Test) Cooperative Script
Tabel 4.3 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Post Test Kelas
Eksperimen
Tabel 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar atau Post Test Bahasa Indonesia
Tabel 4.5 Deskripsi Skor Hasil Belajar (Post Test) Metode Pembelajaran
Discovery
Tabel 4.6 Distribusi dan Persentase Hasil Belajar Post Test Kelas Kontrol
Tabel 4.7 Ketuntasan Hasil Belajar atau Post Test Kelas Kontrol
Tabel 4.8 Perbedaan Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat keterangan selesai peneitian
Lampiran 2 RPP
Lampiran 3 Daftar Siswa Kelas XI IPS dan Kelas XI IPA Siswa SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
Lampiran 4 Data skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
Lampiran 5 Data skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
Lampiran 6 Karangan Cerpen
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian SMA Muhammadiyah 1 Unismuh
Makassar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yaitu modal dasar untuk membangun sumber daya
manusia yang unggul. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil
peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu
sendiri. Pendidikan dimulai sejak manusia lahir ke dunia, pendidikan yang
pertama kali didapatkan yaitu pendidikan dari orang tua, pendidikan dari guru
dan sekolah tempat kita untuk menemukan ilmu pengetahuan. Hal tersebut
menandakan bahwa pendidikan sejak dini sangat penting bagi masa depan
kaum intelektual. Pendidikan bukan hanya didapat dari lembaga formal yang
disebut sekolah. Sekolah yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta.
Sebagai dunia yang dinamis dan terus berubah, pembelajaran semakin
menyempurnakan diri sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada saat ini.
Belajar yaitu suatu kegiatan yang dilakukan setiap manusia untuk
mendapatkan sesuatu yang sebelumnya belum diketahui. Melalui belajar,
dimungkinkan memperoleh temuan-temuan berdasarkan perkembangan dari
waktu ke waktu. Jadi, menurut pandangan peneliti mengenai pendidikan yaitu
suatu wadah untuk terus berproses dan menemukan suatu hal yang baru dalam
dunia pendidikan yang semakin maju. Pendidikan menjadi ruang untuk
berkarya dan menuangkan pokok pikiran yang mengarah pada pendidikan di
era revolusi 4,0 ini.
2
Dalam Kurikulum 2013 ini Bahasa Indonesia digunakan sebagai
sarana untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar. Hal ini
menandakan bahwa peserta didik di Indonesia masih sangat rendah dalam hal
kemampuan menalar. Dalam implementasinya, pembelajaran bahasa
Indonesia menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks dapat berwujud teks
tertulis maupun teks lisan. Teks merupakan suatu bahan dalam bentuk tertulis
yang dapat memberikan pembelajaran dan pengetahuan yang berasal dari
ungkapan manusia yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks.
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan
untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa ada dua bentuk,
Bahasa yang baik dan yang benar. Bahasa yang baik yaitu Bahasa yang
mengandung unsur kesopanan, sedangkan Bahasa yang benar yaitu sesuai
dengan kaida kebahasaan itu sendiri. Belajar berbahasa adalah belajar
menyampaikan ide dan pemikiran dalam berkomunikasi, sedangkan belajar
sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiannya. Oleh
karena itu sastra berperan aktif dalam merangsang daya imajinasi seseorang
dan ekspresi siswa secara kreatif dan inovatif.
Tujuan pembelajaran sastra di sekolah adalah agar siswa mempunyai
pengalaman dalam bersastra. Pengalaman bersastra ini dilakukan sebagai
pembelajaran guna meningkatkan rasa ingin tahu, daya imaji, dan daya cipta.
Menulis merupakan suatu hal yang dituangkan kedalam bentuk tulisan
yang asalnya dari hasil pemikiran setiap individu tersebut. Menulis menurut
3
KBBI adalah membuat huruf dan melahirkan pikiran atau perasaan seperti
mengarang, membuat surat.
Karangan fiksi merupakan suatu cerita khayalan yang tidak benar
adanya yang dibungkus dengan imajinasi oleh pengarangnya. Salah satu
bentuk karangan fiksi yaitu cerpen. Menurut peneliti cerpen yaitu suatu karya
sastra yang didalamnya mengandung unsur rekaan atau khayalan yang
memiliki konflik. Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan tokoh yang
penuh pertikaian, pertentangan, peristiwa yang mengharukan dan
menyenangkan serta mengandung pesan yang tak mudah dilupakan.
Pembelajaran menulis cerita pendek telah diterapkan sesuai dengan
kompetensi dasar di sekolah sebagaimana telah tercantum dalam kurikulum
2013. Namun, pada umumnya siswa pada tingkat SMA masih kurang
memahami untuk menuangkan ide serta gagasan dalam penulisan cerpen
tersebut. Hal ini juga dialami sebagian besar oleh siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar. Kesulitan pembelajaran menulis cerita
pendek yang dialami siswa SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yaitu
dalam menuangkan ide serta gagasan dan kurangnya dalam perbendaharaan
kata atau wawasan dalam penulisan cerita pendek siswa.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan solusi yang tepat
dengan mengadakan perubahan dalam proses pengajaran dengan
menggunakan metode pengajaran yang tepat. Berdasarkan beberapa faktor di
atas, maka peneliti menawarkan metode cooperative script dan metode
4
discovery untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran cerita pendek
siswa SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar. Penulis menyadari bahwa
metode yang cocok digunakan dalam pembelajaran cerita pendek yaitu
metode cooperative script dan metode discovery.
Peneliti mengambil judul tersebut sebagai bahan penelitian dengan
memiliki tujuan yang secara tidak langsung ingin menguji kemampuan siswa
dalam memahami pembelajaran cerpen, lalu menerapkan dan menguji kedua
metode yang ingin digunakan tersebut yaitu metode cooperative script dan
metode discovery.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul :”Studi Komparatif Metode
Cooperative Script dan Metode Discovery pada Pembelajaran Cerpen
Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan metode Cooperative
Script dan metode discovery pada pembelajaran cerpen pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu:
Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan metode
Cooperative script dan metode discovery pada pembelajaran cerpen pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi akademis dan lembaga pendidikan, menjadi bahan informasi
dalam perkembangan kognitif, khususnya dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
b. Bagi peneliti merupakan suatu momen yang sangat dinantikan dalam
proses penyusunan karya ilmiah dalam penyelesaian studi S1, serta
menghadirkan pembelajaran dan pengalaman dalam menyelesaikan
karya ilmiah ini.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru,siswa,
pembaca dan peneliti sebagai berikut:
1. Bagi guru, dapat membantu guru dalam upaya meningkatkan hasil
belajar peserta didik di kelas melalui penerapan metode Cooperative
script dan discovery.
6
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini memberikan kesempatan dan
pengalaman yang menyenangkan dalam belajar dan mengasah bakat
siswa dalam menciptakan karya sastra.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang belum ditemukan sebelumnya, pengalaman yang
bermakna dalam mengembangkan kemampuan.
4. Bagi pembaca, hasil penelitian ini mampu memberikan ruang untuk
berpikir dan mengolah kembali hasil karya tulis ilmiah peneliti. Serta
membuat si pembaca untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
dalam karya tulis ilmiah ini.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dijadikan rujukan untuk mendukung serta
memperjelas penelitian ini. Berdasarkan masalah yang akan kita teliti, perlu
ada penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian yang berhubungan dengan cerpen pernah dilakukan oleh
Priskilia Ratu Maraya tahun 2013 dengan skripsinya yang berjudul “Studi
Komparatif Hasil Belajar Menulis Cerpen Siswa yang Menggunakan Media
Musik Klasik dan Tanpa Menggunakan Media Musik Klasik SMP Negeri 8
Makassar” penelitian yang dilakukan oleh Priskilia Ratu Maraya menjelaskan
bahwa dengan menerapkan media musik klasik mampu meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam menulis cerpen terlebih pula dibantu dengan
media musik klasik yang dapat membantu peserta didik lebih berkembang dan
lebih tenang dalam pembelajaran.
Peneliti kedua yang berhubungan dengan cerpen pernah dilakukan oleh
Nurkhalishah Kasim 2019 dengan skripsinya yang berjudul “Studi Komparatif
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) dengan Metode Discovery
Pada Penulisan Cerpen Kelas XI SMK Pondok Pesantren Muhammadiyah
Buakkang‟‟ penelitian yang dilakukan oleh Nurkhalishah Kasim menjelaskan
bahwa dengan menerapkan metode pemecahan masalah (Problem Solving)
8
dengan metode discovery mampu membuat siswa lebih bersemangat dan
kreatif dalam mengembangkan karya sastra terutama pada penulisan cerpen
tersebut.
Peneliti ketiga yang berhubungan dengan cerpen pernah dilakukan oleh
Zulfah Ramadhani 2018 dengan skripsinya yang berjudul “Efektivitas Model
Mind Mapping (Peta Konsep) dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita
Pendek Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Makassar” menjelaskan bahwa dengan
menerapkan model mind mapping (Peta Konsep) mampu membuat siswa
lebih fokus dalam mengembangkan idenya dengan baik, metode peta konsep
dalam menulis oleh banyak ahli dipercaya dapat menjadi solusi.
Berdasarkan ketiga penelitian diatas maka penulis menyimpulkan jika
setiap metode yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis
cerpen oleh peserta didik berhasil meningkat, dilihat pada hasil belajar (post
test peserta didik) maka dari itu peneliti melakukan penelitian dengan judul
”Studi Komparatif Metode Cooperative Script dan Metode Discovery Pada
Pembelajaran Cerpen Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Makassar”.
9
2. Aspek Keterampilan Berbahasa
Pada dasarnya belajar Bahasa adalah belajar untuk berkomunikasi.
Keterampilan berbahasa yaitu aspek kemampuan seseorang dalam berbahasa
yang menjadi sasaran utama dalam berbahasa. Aspek keterampilan berbahasa
dibagi menjadi empat yaitu berbicara, membaca, menulis dan menyimak.
Keempat aspek keterampilan ini saling berkaitan erat satu sama lainnya
dengan cara yang beragam dan sekaligus merupakan proses berpikir yang
sangat mendasar bagi manusia. Adapun aspek keterampilan berbahasa yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Menyimak
Anderson dan Tarigan berpendapat bahwa menyimak merupakan suatu
proses mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-
lambang lisan. Tarigan juga berpendapat bahwa menyimak yaitu suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
penghayatan, konsentrasi, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi. Berdasarkan pandangan peneliti pengertian
menyimak yaitu suatu bentuk memfokuskan diri dalam mendengarkan
sesuatu.
10
2. Pengertian Berbicara
Berbicara yaitu suatu bentuk keterampilan berbahasa di kehidupan
sehari-hari. Manusia lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi,
dikarenakan berbahasa lebih efektif jika dilakukan melalui berbicara.
Berbicara memegang peranan yang penting pada kehidupan sehari-hari.
Tarigan berpendapat (2008:16) berbicara yaitu suatu kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk menyatakan,
mengungkapkan pikiran serta gagasan setiap orang. Pengertian tersebut
menjelaskan bahwa berbicara berkaitan dengan kata-kata yang kita
ucapkan dan tujuannya untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan
baik itu berupa perasaan, gagasan serta pemikiran. Jadi berdasarkan
peneliti berbicara itu suatu kegiatan mengeluarkan suatu bunyi
berdasarkan artikulasinya.
Tarigan berpendapat (2008:3) bahwa berbicara yaitu suatu bentuk
keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan manusia , yang
didahului oleh keterampilan menyimak, pada saat itulah keterampilan
berbicara dipelajari.
Menurut abidin (2013) ada empat tujuan pembelajaran keterampilan
berbicara di sekolah yaitu: 1) membentuk kepekaan peserta didik
terhadap sumber ide, 2) membangun kemampuan peserta didik dalam
menghasilkan ide, 3) mengasah kemampuan berbicara dalam berbagai
tujuan, dan 4) melatih kreativitas berbicara siswa.
11
3. Pengertian Membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang
berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam
tulisan. Tarigan berpendapat (2008 : 7) “membaca merupakan proses yang
dilakukan dan dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang akan
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/Bahasa tulis.”
Berdasarkan pandangan peneliti membaca adalah suatu bentuk
memperoleh pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu. Membaca juga
memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu sehingga pesan yang
hendak disampaikan bisa tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan
penulis lewat bahasa tulis atau medianya.
4. Pengertian Menulis
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis
berasal dari kata tulis. Tulis yaitu ada hurufnya. angka dan sebagainya
yang dibuat dengan pena, pulpen. Menulis merupakan bentuk membuat
huruf, angka, dan sebagainya dengan pena, pensil dan pulpen melahirkan
pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya
dengan tulisan.
Menulis merupakan kegiatan pengungkapan ide, gagasan, pikiran atau
perasaan secara tertulis. Kegiatan menulis dapat dilakukan dengan
berbagai bentuk atau jenis bergantung pada tujuan menulis itu sendiri.
12
Tarigan berpendapat (2008:3-4) menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tanpa bertatap muka dengan orang lain. Sedangkan
dalman berpendapat (2016: 3) menulis merupakan suatu kegiatan
komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada
pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Jadi, yang menjadi kesimpulan dalam kehidupan manusia tidak terlepas
dari keempat aspek keterampilan berbahasa yang telah dijelaskan diatas.
Menyimak, berbicara, membaca dan menulis memiliki arti dan perannya
masing-masing dalam penguasaan kebahasaan.
Jadi, menurut pandangan peneliti terhadap keempat aspek kebahasaan
tersebut merupakan suatu kegiatan dalam ilmu kebahasaan yang memiliki
peranan dan fungsinya masing-masing terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara ini. Keempat aspek kebahasaan tersebut erat kaitannya dengan
kemajuan kognitif peserta didik dalam berbahasa sehari-hari.
3. Pengertian belajar dan pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan unsur yang sangat
mendukung kemajuan dan perkembangan pendidikan yang berkualitas.
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat
penting untuk mengembangkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya
mengenai definisi belajar sesungguhnya, akan tetapi pada umumnya
13
belajar sendiri dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku atau
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.
1. Pengertian Belajar
Kemampuan manusia untuk belajar merupakan ciri penting yang
membedakan jenis manusia dari jenis makhluk lain. Dengan kemampuan
belajar dapat memberikan manfaat bagi individu dan juga masyarakat.
Bagi individu, dengan kemampuan individu untuk belajar secara terus-
menerus memberikan sumbangan bagi pengembangan berbagai gaya
hidup. Bagi masyarakat, belajar memainkan peranan penting dalam
merumuskan kebudayaan yang berupa kumpulan pengetahuan untuk
diberikan kepada generasi berikutnya. Melalui belajar, dimungkinkan
memperoleh temuan-temuan berdasarkan perkembangan dari waktu ke
waktu.
Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan
lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini adalah objek-objek lain yang
memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau
pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu
yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan
perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan
terjajinya interaksi.
14
Menurut Slameto (2010:64) mengemukakan bahwa “Belajar adalah
dapat dilakukan seseorang dimana dan kapan saja yang dikelompokkan
dalam tiga jalur pendidikan yaitu, jalur pendidikan formal, suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”. Belajar
informal dan non formal. Didalam dunia pendidikan proses belajar
mengajar merupakan suatu kegiatan yang saling berkaitan antara pendidik
dan peserta didik.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan
proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses memberikan
bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses
belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya
peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan,
seperti adanya peserta didik yang mampu mencerna materi pelajaran, ada
pula peserta didik yang lambat dalam mencerna materi pelajaran. Kedua
perbedaan inilah yang menyebabkan guru mampu mengatur strategi
dalam pembelajaran yang sesuai dengan keadaan setiap peserta didik.
Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah “perubahan”, makna hakikat
15
pembelajaran adalah “pengaturan”.8 Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan peserta
didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan
belajar.
Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) yang mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna
menarik dan memberi informasi kepada siswa, sehingga dengan persiapan
yang dirancang oleh guru dapat membantu siswa dalam menghadapi
tujuan.
Menurut Piaget dalam Dimyati dkk (2006:14) pembelajaran terdiri
dari empat langkah sebagai berikut:
a. Langkah satu : Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak
sendiri.
b. Langkah dua : Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas
dengan topik tersebut.
c. Langkah tiga : Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk
mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan
masalah.
d. Langkah empat : Menilai pelaksanaan setiap kegiatan,
memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi.
16
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses
penyampaian berbagai konsep informasi dan aktivitas kepada siswa oleh guru
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi atau
model pembelajaran yang sesuai, supaya peserta didik dapat belajar dengan
mudah sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Dari definisi diatas, pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang
terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Selanjutnya Slameto (2010: 54) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor internal terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).
b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
dan kesiapan).
c. Faktor kelelahan.
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
terdiri dari:
a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan). b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi
17
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah).
c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,mass media, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka
siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam
kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk
mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi
tersebut.
Menurut Hamalik (2004: 31) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikap sikap, apresiasi, abilitas, dan
keterampilan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”.
Sedangkan, menurut Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
18
belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Berdasarkan pandangan-pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan hasil dari suatu proses pembelajaran siswa yang telah
didapatkan selama mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.
4. Sastra
a. Pengertian Sastra
Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif dalam
menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai rasa estetis serta
mencerminkan realitas sosial kemasyarakatan. Jika dilihat dari kata sastra
dalam bahasa Indonesia memiliki arti yaitu akar kata sas yang memiliki arti
untuk membimbing, mengajar, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran –tra
biasanya menunjukan alat, sarana. Oleh karena itu, sastra dapat berupa alat
untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran. Saryono
berpendapat (2009:16-17) sastra itu bukan sekadar (benda mati), sastra yaitu
sesuatu yang hidup, sastra itu berkembang dengan dinamis menyertai disiplin
lainnya seperti sosial politik, ekonomi, kesenian, dan kebudayaan. Sastra
dianggap mampu menjadi pemandu menuju jalan kebenaran karena sastra
yang baik adalah sastra yang ditulis dengan penuh kejujuran, kelarasan,
kesungguhan dan keseriusan dalam menuangkan ide kesastraan.
19
Sugihastuti mengemukakan pendapat (2007: 81-82) karya sastra itu
alat yang digunakan seorang pengarang untuk menyampaikan gagasan, ide
dan aspirasinya dalam bentuk karya. Karya sastra juga mampu merefleksi
suatu pandangan pengarang dalam melihat berbagai masalah yang diamati di
sekitarnya.
Sedangkan menurut Fanie (2000:2) mengatakan bahwa suatu teks
dapat digolongkan menjadi teks sastra apabila di dalamnya mengandung nilai
estetik.
b. Pembelajaran Sastra
Pembelajaran sastra dilaksanakan untuk mengembangkan potensi siswa dalam
mengapresiasi sebuah karya sastra. Untuk mencapai hal tersebut, pembinaan
dalam mengapresiasi harus dilakukan dengan meningkatkan minat baca siswa
agar mampu menafsirkan dan memahami pandangan ke arah kemanusiaan
dalam dunia nyata. Dengan demikian, karya sastra akan bermanfaat bagi
pembacanya. Sastra akan membentuk pola pikir pembaca terhadap apa yang
dibacanya saling berkaitan dengan aktivitasnya.
5. Pembelajaran Menulis Cerpen
Pembelajaran merupakan hal yang dilakukan guru agar terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
pembentukan sikap dan kepercayaan peserta didik. Pada kegiatan
pembelajaran, siswa dituntut untuk aktif, inovatif, dan kreatif sehingga
20
pembelajaran dapat dikuasai dengan mudah. Beberapa pendapat para ahli
mengenai pembelajaran akan dijabarkan sebagai berikut.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu hal yang dilakukan
pendidik untuk terciptanya suatu proses belajar terhadap diri peserta didik
(Sutikno, 2014:12). Pembelajaran yaitu suatu kolaborasi yang meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran, Hamalik (2013:57).
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti merujuk pada
pendapat Rusman (2014:3) yang mengatakan bahwa pembelajaran
merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang
sumber belajar pada suatu lingkungan. Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu
untuk mengarahkan agar siswa dapat lebih terampil dalam berkomunikasi,
baik itu secara lisan maupun tulisan, serta baik dalam situasi yang formal
maupun informal.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa
dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik dalam bentuk tertulis
maupun diucapkan. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen,
diantaranya menyimak, berbicara, membaca dan menulis. (Tarigan 2008:1).
Dari keempat aspek keterampilan berbahasa itu disajikan dalam bentuk yang
benar dan dikondisikan dengan keadaan siswa, standar kompetensi yang
diinginkan, dan sumber belajar atau alat yang digunakan (Suliani, 2011:4).
a) Pengertian Menulis
21
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang harus
dimiliki siswa selama proses pembelajaran di sekolah. Melalui kegiatan
menulis siswa dapat menuangkan ide-ide atau gagasan baik yang bersifat
ilmiah maupun imajinatif. Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain. Tarigan (2008:22)
mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik itu.
Menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke
dalam lambang-lambang tulisan. Menulis itu memiliki tiga aspek utama.
Yang pertama, adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai.
Kedua adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.
Ketiga, adanya sistem pemindahan gagasan itu, yaitu berupa sistem
bahasa. (Semi, 2007:14).
Soebachman (2014:27) mengemukakan bahwa menulis adalah
media komunikasi kita dengan orang lain. Sebuah media untuk
menyampaikan apa yang kita inginkan, menyebarkan apa yang kita
gagaskan, dan mengajak orang lain serta menggiring mereka untuk ikut
berpikir dan berkembang.
22
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
menulis adalah suatu proses yang dilakukan seseorang dalam
menuangkan ide, gagasan, pikiran dan pengalaman serta perasaan dalam
sebuah tulisan secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami orang
lain.
b). Tujuan Menulis
Tujuan menulis adalah berusaha memikirkan gagasan atau ide yang
hendak disampaikan dan dituangkan ke dalam karya tulis. Semi (2007:14)
menyatakan Secara umum, tujuan orang menulis adalah sebagai berikut.
1) Untuk Menceritakan Sesuatu
Setiap orang mempunyai pengalaman hidup. Pengalaman, pemikiran,
imajinasi, perasaan dan intuisi yang dimiliki pribadi itu sebaiknya
dikomunikasikan kepada orang lain dalam bentuk tulisan.
Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar
orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami yang
bersangkutan.
2) Untuk Memberikan Petunjuk atau Pengarahan
Tujuan memberikan petunjuk atau pengarahan ialah untuk
memberikan petunjuk atau pengarahan.
3) Untuk Menjelaskan Sesuatu
Pembaca menjadi paham, pengetahuan akan datang. Menulis tulisan
yang tujuannya menjelaskan sesuatu kepada pembaca sehingga
23
pengetahuan pembaca menjadi bertambah, dan pemahaman pembaca
tentang topik yang kamu sampaikan itu menjadi lebih baik.
4) Untuk Meyakinkan
Menulis untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat atau
pandangannya mengenai sesuatu.
5) Untuk Merangkum
Menulis untuk merangkum sesuatu. Tujuan menulis semacam ini
untuk memudahkan pembaca mempelajari isi buku yang panjang dan
tebal.
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
tujuan menulis adalah untuk menuangkan atau menjelaskan suatu
karya imajinasi yang sudah ada dalam pikiran seseorang ataupun ide-
ide, informasi, serta jati diri dari seorang penulis, dan dapat dipahami
dengan mudah oleh para pembaca pada umumnya dengan bahasa
yang baik dan komunikatif.
c). Fungsi Menulis
Fungsi utama dari menulis adalah untuk menuangkan gagasan, ide-
ide serta perasaannya dalam bentuk sebuah tulisan. Bernard Percy
(Soebacham, 2014:16) mengemukakan secara terperinci fungsi menulis
adalah sarana untuk mengungkapkan diri, yaitu untuk mengungkapkan
perasaan hati seperti kegelisahan dan keinginan untuk meluapkan
amarah. Menulis sebagai sarana pemahaman, artinya dengan menulis
24
seseorang bisa mengikat kuat sesuatu ilmu pengetahuan (menancapkan
pengetahuan) ke dalam otak.
Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi, rasa
kebanggaan, perasaan harga diri artinya dengan menulis dapat perasaan
harga diri yang semula rendah dengan menulis dapat meningkatkan
kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan, artinya orang yang
menulis selalu dituntut untuk terus menerus belajar sehingga
pengetahuan menjadi luas.
d). Pengertian Cerpen
Cerita pendek (cerpen) merupakan sebuah bentuk karya sastra berupa
prosa naratif yang bersifat fiktif. Isinya tidak lebih dari 10.000 kata.
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu
bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung
pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang,
seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya,
cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam
berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang
digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan
paralel pada tradisi penceritaan lisan..
25
e). Ciri-ciri Cerpen
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan
novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian,
mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas,
mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung
memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis:
1). Eksposisi yaitu pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya.
2). Komplikasi yaitu peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan
konflik dan tokoh utama.
3). Aksi yang meningkat, yaitu krisis saat yang menentukan bagi si tokoh
utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah.
4). Klimaks yaitu titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik
cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting.
5). penyelesaian yaitu bagian cerita dimana konflik dipecahkan); dan
moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau
mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya
sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang
mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam
cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung
klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita
26
pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau
dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Adapun yang
menjadi ciri khusus cerpen, di antaranya sebagai berikut.
Isinya cenderung kurang kompleks
a). Fokus cerita terpusat pada satu kejadian
b). Hanya menggunakan satu alur cerita yang rapat
c) Tokoh dalam cerpen sangat terbatas dan diulas secara sekilas
d) Setting yang digunakan biasanya tunggal
e). Tempo waktunya relatif pendek
f). Menampilkan konflik yang tidak menimbulkan perubahan nasib pada
tokohnya.
f). Unsur-unsur Intrinsik Cerpen
1). Tema
Tema yaitu pokok gagasan menjadi dasar pengembangan cerita
pendek. Tema merupakan suatu cerita segala persoalan, baik itu berupa
masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan
sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi
menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Bisa saja tema itu
dititipkan pada unsur penokohan, alur, ataupun pada latar.
27
2). Plot atau alur
Plot adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan
saksama sehingga mengatur jalan cerita melalui perkenalan klimaks
dan penyelesaian.
Pada umumnya alur terdiri atas beberapa tahap diantaranya:
a) Pengenalan yaitu tahap ini menguraikan latar cerita atau penokohan.
b) Penampilan masalah/konflik yaitu ahap ini menceritakan persoalan
yang dihadapi pelaku cerita. Dalam tahap ini akan terjadi konflik
antar pelaku.
c) Konflik memuncak yaitu tahap ini menceritakan konflik yang
dihadapi pelaku semakin meningkat.
d) Puncak ketegangan/klimaks yaitu ahap ini menggambarkan
ketegangan masalah dalam cerita atau masalah itu telah mencapai
klimaks/puncak.
e) Ketegangan menurun yaitu tahap ini menceritakan masalah yang
telah berangsur-angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
f) Penyelesaian yaitu tahap ini menceritakan masalah tersebut sudah
dapat diatasi. Pengarang memberikan pemecahan dari semua
peristiwa sebelumnya.
3). Penokohan dan perwatakan
28
Penokohan yaitu cerita pengarang menggambarkan dan
mengembangkan watak para pelaku yang terdapat di dalam
karyanya.
Hal-hal yang perlu diketahui watak cerita sebagai berikut :
a) Apa yang dilakukan pelaku
b) Apa yang dikatakan pelaku
c) Bagaimana sikap pelaku dalam menghadapi persoalan
d) Bagaimana penilaian pelaku lain terhadap dirinya.
4). Setting atau latar
Latar yaitu tempat dan waktu terjadinya cerita. Latar ini berguna
untuk memperkuat tema, menuntun watak tokoh, dan membangun
suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu dan sosial.
5). Sudut pandang
Sudut pandang yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Ada beberapa macam sudut pandang atau bercerita yaitu :
a) Sudut pandang orang pertama
Pengarang memakai istilah “aku” untuk menghidupkan tokoh,
seolah-olah dia menceritakan pengalamannya sendiri.
b) Sudut pandang orang ketiga
Pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk menceritakan
orang lain. Tokoh yang diceritakan itu disebut “dia”.
c) Sudut pandang pengarang sebagai pencerita
29
Pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-olah
pembaca menonton pementasan sandiwara. Pembaca hanya bisa
menafsirkan cerita berdasarkan kejadian, dialog, dan perbuatan
para pelakunya karena pengarang tidak memberikan petunjuk atau
tuntunan terhadap pembaca.
d) Sudut pandang serba tahu
Pengarang seolah serba tahu segalanya. Ia dapat menciptakan apa
saja yang diperlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga
mencapai efek yang diinginkan. Pengarang bisa mengomentari
kelakuan para pelakunya dan dapat berbicara langsung dengan
pembaca.
6). Amanat
Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui
karyanya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan,
nasehat, kritik dan sebagainya.
g). Unsur Ekstrinsik pada Cerpen
a) Latar belakang pengarang
Kehidupan pengarang dan kejiwaannya berpengaruh terhadap proses
penciptaan karya sastra.
b) Aspek-aspek sosial politik
Situasi sosial politik seperti masalah ekonomi, budaya, dan pendidikan
akan berpengaruh terhadap karya sastra.
30
c) Hasil pemikiran manusia atau masyarakat
Hasil pemikiran manusia, baik berupa ideologi, filsafat, maupun
pengetahuan lain juga berpengaruh terhadap karya sastra. Kedekatan
sastrawan dengan Tuhan, misalnya, akan melahirkan karya sastra yang
sarat dengan pesan religius.
d) Semangat zaman, atmosfer, atau iklim tertentu
Semangat zaman yang dimaksud disini menyangkut masalah aliran seni
yang digemari pada saat itu.Hal lain yang juga termasuk unsur ekstrinsik
yakni pengaruh sastra asing.
h). Cara Menulis Cerpen
Setiap pembuatan karya sastra yang berbentuk prosa tentu tak akan
pernah terlepas dari yang namanya unsur intrinsik. Baik itu membuat novel
atau pun membuat cerpen. Nah, pada bahasan ini penulis akan menyajikan
bahasan tentang cara atau langkah membuat cerpen.
Cerita cerpen bisa dalam berbagai jenis, namun langkah dasar
pembuatannya memiliki pola dasar yang hampir sama, yakni menampilkan
suatu keadaan yang harus dihadapi tokoh atau pelaku, kemudian perlahan-
lahan muncul sebuah masalah atau konflik yang pada akhirnya akan
mencapai puncaknya, setelah itu konflik akan mulai mulai mereda dan
masalah pun bisa diselesaikan pelaku.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipahami dan diperhatikan
ketika Anda hendak membuat sebuah cerpen.
31
1) Tema. Setiap tulisan yang dibuat tentu harus memiliki arti atau pesan yang
tersirat agar hasilnya bisa dinikmati. Untuk itu, Anda memerlukan sebuah
tema yang berfungsi sebagai tali penghubung antara awal cerita dan akhir
cerita. Apapun yang ingin Anda tulis, usahakan selalu berkaitan dengan tema
ini.
2) Tempo Waktu. Tempo waktu penceritaan dalam sebuah cerpen sangatlah
pendek, yakni hanya dalam hitungan hari atau bahkan hitungan jam. Tempo
yang singkat ini biasanya berupa gambaran tentang satu kejadian yang
dialami atau terjadi dalam kehidupan tokoh utama. Usahakan agar tema yang
Anda angkat tadi bisa dimunculkan dalam kejadian yang dialami si tokoh.
3) Setting. Ingat setting dalam cerpen ini bersifat tunggal, jadi Anda harus
pintar dalam memilih setting. Usahakan agar setting yang dipilih itu cukup
familiar dengan calon pembaca agar mereka pun bisa merasakan suasana
cerita melalui setting yang Anda pilih tadi.
4) Penokohan. Tokoh dalam cerita pendek sangatlah terbatas dan itu pun hanya
dibahas sekilas, jadi jangan terlalu banyak menyertakan tokoh dalam cerpen.
Satu sampai dua tokoh rasanya sudah sangat cukup sehingga efektivitas
cerita tetap terjaga.
5) Alur. Alur ini akan sangat menentukan menarik tidaknya sebuah cerita.
Munculkan alur yang baik di awal paragraf cerpen Anda agar pembaca
merasa tertarik dan penasaran untuk mengetahui kelanjutan cerpen yang
Anda buat.
32
6) Baca Ulang. Sebelum mempublikasikan cerpen yang Anda buat, sebaiknya
Anda membacanya terlebih dulu. perhatikan penggunaan tanda baca dan tata
bahasa yang Anda pakai. Jika dua hal ini Anda abaikan, bukan mustahil
cerita yang menarik sekalipun akan kehilangan maknanya karena pembaca
sudah lebih dulu terpengaruh oleh format penulisan yang tidak rapi.
i). Langkah langkah menulis cerpen
1) Pilih titik narasi sudut pandang cerita pendek. Anda dapat menulis kisah
sebagai dalam salah satu karakter (orang pertama), atau sebagai narator
terpisah yang menyajikan hanya satu pikiran karakter dan pengamatan
(orang ketiga yang terbatas), atau sebagai narator terpisah yang menyajikan
pengalaman dan pengamatan dari beberapa karakter (orang ketiga yang
maha tahu). Titik pertama-orang pandang akan mengacu pada karakter
sentral sebagai „aku‟ bukan „dia‟ atau „dia‟.
2) Pengembangan dan kekuatan dari sudut pandang narasi, akan menentukan
jalan cerita. Tentu saja sudut pandang orang ketiga akan lebih leluasa
mengeksplorasi isi tokoh dan bagaimana penokohan berlangsung, namun
akan kehilangan greget dalam proses pencarian jati diri.
3) Buat protagonis, atau karakter utama. Ini harus menjadi yang paling
berkembang dan biasanya karakter paling simpatik dalam cerita.
4) Buat masalah, atau konflik, atau sudut kerja bagi protagonis. Konflik dari
cerita pendek harus mengambil salah satu dari lima bentuk dasar: orang vs
orang, orang vs dirinya sendiri, orang vs alam, orang vs masyarakat, atau
33
orang vs Tuhan atau nasib. Jika Anda memilih konflik orang vs orang,
membuatnya antagonis untuk melayani mereka yang protagonis maka
harus ada pertentangan yang fair.
5) Menetapkan karakter terpercaya dan pengaturan, dengan deskripsi yang
jelas dan dialog, untuk menciptakan cerita di mana pembaca akan peduli.
6) Membangun ketegangan cerita pendek dengan memiliki tokoh protagonis
yang die hard, mati matian, bahkan mengalami beberapa usaha yang gagal
untuk memecahkan dan mengatasi masalahnya sendiri.
7) Menciptakan krisis yang berfungsi sebagai kesempatan terakhir bagi
protagonis untuk memecahkan masalah nya.
8) Menyelesaikan ketegangan dengan membuat protagonis lolos dari lubng
jarum melalui, kreativitas keberanian intelijensia, atau atribut positif
lainnya. Hal ini biasanya disebut sebagai klimaks cerita.
9) Memperpanjang fase resolusi, jika Anda suka, dengan merefleksikan
tindakan dari cerita dan signifikansinya dengan karakter atau masyarakat.
6. Studi Komparatif (Perbandingan)
Studi Komparatif atau perbandingan adalah penelitian pendidikan yang
menggunakan teknik membandingkan suatu objek dengan objek lain.
Objek yang diperbandingkan dapat berwujud tokoh atau cendekiawan,
aliran pemikiran, kelembagaan, manajemen maupun pengembangan
34
aplikasi pembelajaran. Menurut Hudson ( 2007: 3) studi komparatif
dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih
fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan kerangka
pemikiran tertentu. Dengan menggunakan studi komparatif peneliti dapat
mencari jawaban mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisis
faktor-faktor penyebab atau terjadinya suatu fenomena tertentu. Jadi,
penelitian studi komparatif merupakan jenis penelitian yang digunakan
untuk membandingkan dua kelompok atau lebih dari suatu variabel
tertentu.
7. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode pembelajaran
Menurut Sanjaya (2011:147) ‟Metode adalah cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”.
Dimana sebuah tujuan yang sudah direncanakan bisa ditransformasikan
kepada peserta didik dengan sebuah tahapan-tahapan.
Menurut Djamarah (2010:72) ‟Metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar
mengajar”. Artinya dalam sebuah pembelajaran tidak akan berjalan
35
dengan baik tanpa ada komponen berupa metode. Tanpa adanya metode
sebuah pesan tidak bisa tersampaikan kepada peserta didik.
Dari hasil analisis yang dilakukan, maka lahirlah pemahaman
tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai
strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan metode pembelajaran merupakan
cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran serta sebagai
alat motivasi ekstrinsik.
b. Faktor-faktor Penentu Metode Pembelajaran
Djamarah ( 2010:75) pemilihan dan penentuan metode dalam
kegiatan belajar mengajar, dengan uraian bertolak dari:
1) Nilai strategi metode
2) Efektifitas penggunaan metode
3) Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
8. Metode Cooperative Script
a. Pengertian Metode Cooperative Script
Cooperative script adalah model pembelajaran dimana siswa
bekerja berpasangan dan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi
yang dipelajari. Cooperative berasal dari kata Cooperative yang
artinya bekerja sama, bantuan, membantu, gotong royong. Sedangkan
kata dari Cooperation yang memiliki arti kerja sama, koperasi
36
persekutuan. Script ini berasal dari kata Script yang memiliki arti uang
kertas darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara.
Jadi pengertian dari Cooperative adalah Strategi belajar dimana
siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang
berbeda. Metode Cooperative Script menurut Departemen Nasional
yaitu dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian. Miftahul A‟la (2011: 97), model
pembelajaran Cooperative Script disebut juga Skrip kooperatif adalah
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam
ruangan kelas. Menurut Slavin, (dalam Shoimi,2016:175) mengatakan
bahwa Cooperative Script merupakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan daya ingat siswa.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Cooperative Script adalah model pembelajaran
yang dapat meningkatkan daya ingat siswa secara berpasangan dan
bergantian meringkas materi yang dipelajari. Model pembelajaran
Cooperative Script dalam perkembangannya mengalami banyak
adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang
sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
37
b. Langkah-Langkah Metode Cooperative Script
Menurut Riyanto (2009:280) penggunaan metode ini dengan
menggunakan langkah-langkah untuk menerapkan model
pembelajaran Cooperative script adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2 ) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan.
3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan.
4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin
dengan memasukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
5) Membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau materi lain.
6) Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya.
c. Kelebihan Metode Cooperative Script
Setiap metode pasti ada kelebihannya demikian pula pada metode
Cooperative Script terdapat pula kelebihan pada metode ini yaitu:
1) Melatih pendengaran, ketelitian dan kecermatan.
2) Setiap siswa terlibat aktif.
3) Melatih mengungkapkan kesalahan orang dengan lisan.
4) Melatih berbicara di depan kelas.
38
5) Memudahkan siswa melakukan interaksi sosial.
6) Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
9. Metode Discovery
Sebagaimana diungkapkan oleh Jerome Bruner, Bruner
menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi
hasil yang paling baik. Dahar (2006:79) “Berusaha sendiri untuk mencari
pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan
pengetahuan yang benar-benar bermakna”. Dari teori belajar Bruner,
intinya perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaksi, dan
orang mengkonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan
informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan atau diperoleh
sebelumnya.
Adapun pembelajaran dengan metode discovery yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah bentuk pembelajaran dimana siswa dengan
bantuan guru menemukan kembali konsep, teorema, rumus, aturan dan
sejenisnya. Dalam hal ini, guru hanya bertindak sebagai pengarah dan
pembimbing saja.
Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara
aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling
baik.
39
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode
Discovery adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa kepada
data-data serta informasi yang telah disediakan oleh guru untuk diolah
sendiri oleh siswa dengan bimbingan guru untuk kemudian siswa sendiri
menemukan sebuah prinsip umum dari data dan informasi yang
disediakan tersebut.
a. Kelebihan metode discovery
Dalam penggunaan metode discovery ini guru berusaha
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka
metode ini memiliki kelebihan sebagai berikut:
1) Metode ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,
memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif/pengenalan siswa.
2) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi
individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa
siswa tersebut.
3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
4) Metode ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
5) Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
40
6) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada
diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai
teman belajar saja atau sebagai fasilitator, membimbing siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
b. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode
Discovery adalah sebagai berikut:
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan). Pertama-tama pada
tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
2) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah). Setelah
dilakukan stimulation langkah selanjutnya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
3) Data collection (pengumpulan data). Ketika eksplorasi berlangsung
guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
41
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi
untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidak hipotesis.
4) Data processing (pengolahan data). Data processing merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa
baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi
yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi.
5) Verification (pentahkikan/pembuktian). Bertujuan agar proses belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi). Tahap
generalization menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi.
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan berkualitas dan
efektif apabila hasil belajar siswa dapat meningkat dengan baik. Salah satu
cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan penggunaan
metode yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta
42
didik serta mengacu pada kurikulum standar nasional yang ditetapkan, akan
sangat membantu proses pembelajaran. Dengan pembelajaran metode
Cooperative script ataupun metode Discovery diharapkan hasil belajar
siswa akan meningkat seiring meningkatnya minat belajar mereka. Untuk
melihat apakah metode Cooperative script lebih baik dari metode
Discovery maka penulis melakukan eksperimen terhadap kedua kelas XI
tersebut. Peneliti membagi dua bagian, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol, kemudian diberikan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal
mereka, setelah itu dikelompokkan menjadi kemampuan awal tinggi,
sedang dan rendah.
Selanjutnya diberikan treatment terhadap kelas eksperimen dengan
menggunakan metode Cooperative script, sedangkan kelas kontrol diberi
metode Discovery sebagai kelas pembanding. Dari kedua kelas tersebut
diberikan post-test untuk mengukur hasil belajar mereka, kemudian
bandingkan kedua hasil belajar tersebut dan yang akan diharapkan muncul
suatu model yang lebih baik dalam suatu proses pembelajaran yang
selanjutnya akan penulis pakai untuk proses pembelajaran di kelas.
Peneliti melakukan perbandingan dua metode dengan bertujuan
untuk mengetahui tingkat keefektifan kedua metode tersebut dalam sebuah
pembelajaran cerpen. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir
tersebut dapat diilustrasikan dalam diagram berikut ini:
43
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Aspek Keterampilan
Berbahasa
Menulis Cerpen
Menyimak Berbicara
Membaca
Menulis
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pre Test
Perlakuan Cooperative
Script
Discovery
Post Test
Hasil Belajar
Ada Perbedaan yang
Signifikan
Tidak ada Perbedaan yang
Signifikan
44
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir diatas maka hipotesis
penelitiannya yaitu metode cooperative script dan metode discovery mempunyai
pengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia materi cerpen di kelas XI SMA
1 Muhammadiyah Unismuh Makassar.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti dengan
cara memberikan treatment atau perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang
pembuktiannya diperoleh melalui komparatif atau perbandingan. Penelitian ini
dilaksanakan pada dua kelas, ada kelas eksperimen dan ada kelas kontrol. Pada desain
ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan dan setelah diberikan perlakuan, dan post-test, kemudian pemberian
perlakuan (tahap treatment) dengan menggunakan metode cooperative script dengan
Metode discovery. Selanjutnya mengetahui kemampuan siswa serta keefektifan
penggunaan metode tersebut di dalam proses pembelajaran di kelas.
1. Tes Awal (pretext)
Tes ini dilakukan sebelum memasuki tahap treatment. Pretext ini dilakukan
untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen yang dimiliki siswa sebelum
diterapkan metode cooperative script dan metode discovery.
2. Treatment (perlakuan)
Pada kesempatan ini peneliti menggunakan metode cooperative script dan
metode Discovery dalam pembelajaran menulis cerpen.
46
3. Tes akhir (posttest)
Setelah melewati tahap treatment, tindakan selanjutnya yang akan
dilaksanakan adalah posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui
penerapan metode cooperative script dengan metode discovery.
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Arikunto (2006: 130) populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Penelitian hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan
subjeknya tidak terlalu banyak. Adapun anggota populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh
Makassar tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 168 orang dari 6 kelas.
b. Sampel
Menurut Hamid Darmadi (2014: 59) Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun
anggota sampel penelitian ini adalah kelas XI IPS dan kelas XI IPA. Jumlah
populasi yaitu seluruh siswa kelas IPS dan IPA. Teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan purposive sampling dipilih karena tekhnik ini memilih
sampel dengan berbagai kriteria tertentu menurut kebutuhan peneliti,
sehingga layak untuk dijadikan sampel. Jadi yang menjadi Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS dan siswa kelas XI IPA SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.
47
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh definisi operasional
variabel yang dimaksud perbandingan hasil belajar siswa menggunakan metode
cooperative script dengan metode discovery pada penulisan cerpen adalah suatu
metode yang diterapkan seorang pendidikan untuk mengukur keefektifan metode
yang sedang diterapkan dalam proses pembelajaran.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan soal untuk mengukur hasil belajar
kognitif siswa.
Tabel 4.1 ASPEK PENILAIAN MENULIS CERPEN
Aspek yang
dinilai
Skor Kriteria
15-14 Sangat baik atau sempurna: setiap unsur saling
berkaitan, setiap peristiwa saling berkaitan, dan
tahapan peristiwa digambarkan secara tepat dan
komposisinya sesuai.
13-11 Baik: setiap peristiwa saling berkaitan, tahapan
peristiwa digambarkan secara tepat dan komposisinya
sesuai.
10-8 Cukup baik: setiap peristiwa saling berkaitan,
meskipun peristiwa yang digambarkan komposisinya
kurang tepat dan sesuai.
48
Alur 8-6 Kurang baik: ada beberapa peristiwa yang tidak
berkaitan dengan peristiwa lain, tahapan peristiwa
yang digambarkan komposisinya kurang tepat.
5-0 Sangat kurang: setiap peristiwa yang diceritakan tidak
berkaitan dan masih sangat abstrak.
Tema
15-14 Sangat baik atau sempurna: sangat inovatif, tidak
sama dengan tema lainnya, antara tema dengan unsur
lainnya saling berkaitan, dan penggambarannya
dijelaskan secara eksplisit.
13-14 Baik: Inovatif, tidak sama dengan tema lainnya, antara
tema dengan unsur lainnya saling berkaitan, dan
penggambarannya dijelaskan secara eksplisit.
10-8 Cukup baik: antara tema dengan unsur lainnya saling
berkaitan dan penggambarannya dijelaskan secara
eksplisit.
8-6 Kurang baik: antara tema dengan unsur lainnya saling
berkaitan, hanya saja penggambarannya kurang apik.
5-0 Sangat kurang: antara tema dengan unsur lain tidak
ada kaitannya dan masih sangat abstrak
20-18 Sangat baik atau sempurna: sangat sempurna
penggambaran setiap tokoh, baik secara dramatic
maupun eksplisit, antara penokohan dan unsur lain
saling berkaitan.
17-15 Baik: penggambaran setiap tokoh cukup baik dan
antara penokohan dengan unsur lain saling berkaitan.
49
Penokohan
14-12 Cukup baik: penggambaran tokoh utama saja yang
baik serta antara penokohan dengan unsur lain saling
berkaitan.
11-9 Kurang baik: penggambaran setiap tokoh masih
kurang dan antara penokohan dengan unsur lain kurang
berkaitan.
8-0 Sangat kurang: antara penokohan dengan unsur lain
tidak ada kaitannya, dan penggambaran watak tokoh
pun sangat abstrak.
Latar
15-14 Sangat baik atau sempurna: penggambaran latar
sesuai dengan setiap unsur pembangunan cerpen
lainnya, penggambaran latar menggunakan bahasa
yang indah dan tepat.
13-11 Baik: penggambaran latar sesuai dengan setiap unsur
pembangun cerpen lainnya.
10-8 Cukup baik: penggambaran latar sesuai dengan
peristiwa yang ada, hanya saja kurang imajinatif dalam
menggambarkan suatu latar.
8-6 Kurang baik: kurang imajinatif dalam
menggambarkan suatu latar cerita.
5-0 Sangat kurang: latar sangat abstrak.
15-14 Sangat baik atau sempurna: sangat imajinatif dan
baik dalam menceritakan sebuah kisah, variatif dalam
memposisikan dirinya sebagai narrator, dan tiap unsur
saling berkaitan.
50
Sudut pandang
13-11 Baik: baik dalam memposisikan sebagai narrator dan
tiap unsur saling berkaitan
10-8 Cukup baik: cukup baik dalam memposisikan dirinya
sebagai narrator.
8-6 Kurang baik: kurang baik dan kurang imajinatif
dalam menceritakan sebuah kisah dalam cerpen.
5-0 Sangat kurang: sangat abstrak posisi seorang
naratornya.
Gaya bahasa
20-18 Sangat baik atau sempurna: banyak majas yang
digunakan dengan baik dan tepat, imajinatif dalam
menggambarkan setiap unsurnya, dan menggunakan
bahasa tulis dengan baik dan benar.
17-15 Baik: mulai menggunakan majas dalam karangan
cerpennya, imajinatif dalam menggambarkan setiap
unsurnya, dan menggunakan bahasa tulis dengan baik
dan benar.
14-12 Cukup baik: cukup baik dalam menggambarkan
setiap unsurnya, dan menggunakan bahasa tulis dengan
baik dan benar.
11-9 Kurang baik: menggunakan bahasa tulis dengan baik
dan benar.
8-0 Sangat kurang: masih menggunakan bahasa lisan.
51
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses keterlibatan peneliti di lapangan
untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas, maka observasi merupakan pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti berupa peristiwa belajar mengajar yang terjadi di
kelas. Mengamati situasi guna memantapkan observasi yang kita lakukan.
Alat yang digunakan dalam observasi berupa pedoman lembar observasi.
2. Tes
Tes merupakan data yang diperoleh peneliti berdasarkan aspek
keterampilan berbahasa yakni kemampuan menulis siswa. Tes dilakukan
untuk mengumpulkan informasi tentang kemampuan dan kemahiran siswa
dalam menulis cerpen setelah materi pelajaran disajikan oleh guru. Tes
dilakukan pada akhir setiap tindakan penelitian. Instrumen tes yang akan
dijadikan sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa terlampir. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan menulis cerpen pada siswa melalui penerapan metode
cooperative script dan metode discovery.
3. Dokumentasi
52
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung penelitian. Kegiatan dokumentasi dimaksudkan
untuk memperoleh gambaran konkret keterlaksanaan kegiatan penelitian,
data jumlah guru, data jumlah kelas, data jumlah siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini menggambarkan hasil belajar
Bahasa Indonesia pada penulisan cerpen siswa SMA Muhammadiyah 1
Unismuh Makassar. Pada penelitian ini, statistik deskriptif akan diujikan
dalam bentuk tabel dengan menganalisis nilai mean, median, modus, range,
dan standar deviasi serta perhitungan persentase dengan menggunakan sistem
Statistical Package for Social Sciense (SPSS) Versi 22. Kriteria penilaian
menggunakan rumus Arikunto (2013) yaitu:
53
Nilai =
2. Analisis Statistik Inferensial
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik
inferensial dengan menggunakan program SPSS 22.
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Identitas Sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar adalah salah satu
sekolah di bawah naungan Muhammadiyah yang terletak di Kecamatan
Rappocini, Kota Makassar. Pada awal berdirinya, sekolah ini berada di
Jalan Muhammadiyah No 51 B Makassar dan diberi nama SMA
Muhammadiyah 1 Cabang Makassar. Berdiri pada tahun
1) Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
2) Jalan / kelurahan : Jalan Sultan Alauddin no 259 Makassar.
3) Kecamatan/Kabupaten: Rappocini / Kota Makassar
4) Provinsi : Sulawesi Selatan
5) Akreditasi : A berdasarkan SK penetapan Hasil Akreditasi
BAP-S/M nomor 106/SK/BAP-SM/X/2015
6) Tahun Beroperasi : 2006
7) Status Kepemilikan : Yayasan
55
b. Visi Sekolah
Mantap keimanan, Anggun berakhlak, Unggul Intelektual, Sigap berkarya
c. Misi Sekolah
1) Menerapkan pola pembelajaran terpadu yang dapat menguasai
IMTAQ dan IPTEK sehingga siswa memiliki landasan ketaqwaan
yang kokoh, dalam wujud kesalehan pribadi dan sosial yang dijiwai
semangat amar ma‟ruf nahi mungkar.
2) Menjadikan SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar sebagai
sekolah unggulan di bidang bahasa, sains, dan teknologi.
B. Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh
peneliti dengan jenis penelitian eksperimen yang berdasarkan data yang telah
diperoleh di lapangan yang berlokasi di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh
Makassar terhadap kelas XI IPS sebagai sampel penelitian. Data skor hasil belajar
atau post test peserta didik sebanyak 52 data hasil belajar atau post test. Masing-
masing 27 peserta didik dari kelas eksperimen, dan 25 peserta didik dari kelas
kontrol. Pada penelitian ini melalui tahap pretest dengan metode pembelajaran
konvensional atau tanpa perlakuan dan menggunakan metode cooperative dan
discovery sebagai post test. berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan
penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, yaitu data skor hasil
belajar atau post test peserta didik sebanyak 27 data hasil belajar atau post test.
56
Pada kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakan metode cooperative
script dan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran discovery.
Pada sampel penelitian peneliti memberikan pre test sebelum diberi
perlakuan. Sedangkan post test diberikan setelah proses pembelajaran Bahasa
Indonesia. Sampel penelitian telah diberi perlakuan yang berbeda yaitu, model
pembelajaran cooperative script dan metode discovery pada kelas eksperimen dan
model pembelajaran discovery pada kelas kontrol. Pemberian post test bertujuan
untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar peserta didik setelah diterapkan
dua metode pembelajaran yang berbeda dan materi yang diajarkan adalah
Penulisan Cerpen.
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Hasil analisis statistik deskriptif mendeskriptifkan tentang skor hasil
belajar atau post test peserta didik pada masing-masing kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Analisis statistik deskriptif juga menyajikan
jawaban atas masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini oleh
peneliti.
57
a. Deskripsi Hasil Belajar Peserta Didik dengan Metode Pembelajaran
cooperative script .
Tabel 4.2 Hasil Belajar (Post Test) Bahasa Indonesia Peserta Didik yang
Diajar dengan Metode Pembelajaran cooperative script.
Statistik Nilai Statistik
Ukuran sampel 27
Nilai terendah 55
Nilai tertinggi 90
Mean 75,00
Standar deviasi 10,40
Varians 108,154
Rentang Nilai 35
Sumber : Data Output SPSS Versi 22
Pada Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa kelas yang proses
pembelajarannya menggunakan metode cooperative dengan jumlah 27 peserta
didik. Nilai terendah adalah 55 sedangkan nilai tertinggi adalah 90. Untuk
nilai rata-rata yang diperoleh pada kelas eksperimen adalah 75,00. Standar
deviasi dan varians masing-masing 10,40 dan 108,154 Adapun rentang
nilainya sebesar 35.
Jika data skor hasil belajar atau post test Bahasa Indonesia pada kelas
eksperimen disajikan dalam tabel yang dilengkapi keterangan pengkategorian
hasil belajar menurut Arikunto adalah sebagai berikut:
58
Tabel 4.3 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar atau Post Test Bahasa
Indonesia pada Kelas Eksperimen
S
Sumber : Data Output SPSS Versi 22
Pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa terdapat 10 peserta didik dalam
kategori baik sekali dengan persentase sebesar 37%, 9 peserta didik dalam
kategori baik dengan persentase sebesar 34%, 7 peserta didik dalam kategori
cukup dengan persentase sebesar 25% dan 1 peserta didik dalam kategori
kurang dengan persentase sebesar 4%.
Jika data hasil belajar atau post test Bahasa Indonesia disajikan ke dalam
tabel dengan Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM berdasarkan ketentuan
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar sebagai berikut :
Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
80-100 10 37% Baik Sekali
66-79 9 34% Baik
56-65 7 25% Cukup
40-55 1 4% Kurang
30-39 - - -
Jumlah 27 100%
59
Tabel 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar atau Post Test Bahasa Indonesia
Kelas Eksperimen
Nilai hasil
belajar
(post test)
KKM
Frekuensi
Ketuntasan Individu
Persentase
Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
75 17 10 63% 37%
Sumber : Data Output SPSS Versi 22
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, terdapat hanya 17 peserta didik yang
masuk dalam kategori tuntas dengan persentase sebesar 63% sedangkan 10
peserta didik lainnya dinyatakan tidak tuntas dengan persentase sebesar 37%.
b. Deskripsi Hasil Belajar Peserta Didik dengan Metode Pembelajaran
discovery
Tabel 4.5 Deskripsi Skor Hasil Belajar (Post Test) Bahasa Indonesia
Peserta Didik yang Diajar dengan Metode Pembelajaran discovery.
Statistik Nilai Statistik
Ukuran sampel 25
Nilai terendah 57
Nilai tertinggi 99
Mean 81,12
Standar deviasi 10.473
Varians 109,693
60
Rentang Nilai 42
Sumber : Data Output SPSS Versi 22
Pada Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa kelas yang proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran discovery dengan jumlah
25 peserta didik. Nilai terendah adalah 57 sedangkan nilai tertinggi adalah 99.
Untuk nilai rata-rata yang diperoleh pada kelas kontrol adalah 81,12. Standar
deviasi dan varians masing-masing 10,473 dan 109,693. Adapun rentang
nilainya sebesar 42.
Jika data skor hasil belajar atau post test Bahasa Indonesia pada kelas
kontrol disajikan dalam tabel yang dilengkapi keterangan pengkategorian
hasil belajar menurut Arikunto adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar atau Post Test Bahasa
Indonesia pada Kelas Kontrol
Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
80-100 11 44% Sangat baik
66-79 13 52% Baik
56-65 1 4% Cukup
40-55 - - Kurang
30-39 - - -
Jumlah 25 100%
61
Sumber : Data Output SPSS Versi 22
Pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat 11 peserta didik dalam
kategori sangat baik dengan persentase sebesar 44% , 13 peserta didik dalam
kategori baik dengan persentase sebesar 52%, 1 peserta didik dalam kategori
cukup dengan persentase sebesar 4%.
Jika data hasil belajar atau post test Bahasa Indonesia disajikan ke
dalam tabel dengan Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM berdasarkan
ketentuan SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar sebagai berikut :
Tabel 4.7 Ketuntasan Hasil Belajar atau Post Test Bahasa Indonesia pada
Kelas Kontrol
Nilai hasil
belajar
(post test)
KKM
Frekuensi
Ketuntasan Individu
Persentase
Ketuntasan Individu
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
75 22 3 88% 12%
Sumber : Data Output SPSS Versi 22
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, terdapat 22 peserta didik yang masuk
dalam kategori tuntas dengan persentase sebesar 88% sedangkan 3 peserta
didik lainnya dinyatakan tidak tuntas dengan persentase sebesar 12%.
c. Perbedaan Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen dengan Kelas
Kontrol
62
Tabel 4.8 Perbedaan Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen dengan
Kelas Kontrol
Nilai
Rata Rata
Peserta
Didik
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pre test Post test Pre Test Post test
63,07 75,00 68,68 81,12
Sumber : Data Output SPSS Versi 22
Tabel 4.7 menunjukkan kemajuan nilai berdasarkan nilai rata-rata pre
test dan post test pada kedua kelas yaitu pada kelas eksperimen mengalami
peningkatan nilai sebesar 11,93 sedangkan kelas kontrol mengalami
peningkatan nilai sebesar 12,44.
2. Hasil Analisis Statistik Inferensial
Untuk melakukan uji statistik inferensial, terlebih dahulu data harus
dipastikan bahwa data berdistribusi normal dan homogen dengan cara
melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah
data yang telah diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Data
uji normalitas diperoleh dari hasil pre-test dan post-test hasil
belajar siswa. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
sistem Statistical Pachage for Social Science (SPSS) versi 22,
63
dengan kriteria pengujian bahwa data berdistribusi normal jika
signifikansi yang diperoleh > 0,05. Sebaliknya, dikatakan bahwa
data tidak berdistribusi normal jika signifikansi yang diperoleh <
0,05.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data dari kelas sampel homogen. Data yang akan diuji
homogenitas varians yaitu variansi kelompok kontrol dan
eksperimen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan
sistem Statistical Pachage for Social Science (SPSS) versi 22,
dengan kriteria pengujian bahwa data homogen jika
signifikansi yang diperoleh > 0,05. Sebaliknya, dikatakan
bahwa data tidak homogen jika signifikansi yang diperoleh <
0,05.
c) Uji T
Independent Sample T-Test digunakan untuk melihat perbedaan
rata-rata nilai hasil belajar Bahasa Indonesia materi cerpen.
(post-test) dari dua kelas yang tak berkaitan (independent).
Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai signifikansi (2-tailed)>
(taraf signifikansi , maka Ho diterima dan Ha ditolak
64
sedangkan jika nilai signifikansi (2-tailed)< , maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
C. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
dengan populasi seluruh kelas XI IPS dan IPA, yaitu kelas XI IPS dan kelas
XI IPA. Sampel pada penelitian ini yaitu kelas XI IPS. Kelas XI IPA sebagai
kelas kontrol yang berjumlah 25 orang siswa yaitu kelas yang diberi
pembelajaran menulis cerpen tanpa menggunakan kedua metode yang telah
diterapkan. Sedangkan kelas XI IPS sebagai kelas eksperimen yang berjumlah
27 orang siswa yaitu kelas yang diberi pembelajaran menulis cerpen.
Data hasil belajar Bahasa Indonesia terhadap pembelajaran menulis cerpen
dikumpulkan dengan menggunakan tes yaitu dengan membuat cerpen yang
menggunakan tema yang telah ditentukan dan tanpa menggunakan tema. Daya
pembeda adalah seberapa jauh kemampuan siswa dalam menulis cerpen ketika
menggunakan tema yang telah ditentukan oleh pendidik dan tanpa menggunakan
tema.
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif script pada kelas eksperimen dapat dikatakan efektif dan menunjukkan
adanya pengaruh pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis cerpen.
Hal ini terlihat dari semangat siswa dalam mengerjakan tugas, keaktifan dan
65
antusias siswa pada saat guru melakukan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif script.
Selain itu kegiatan belajar lebih menyenangkan karena menggunakan
metode kooperatif script yang melibatkan siswa bekerja secara berpasangan dan
menjelaskan bagian-bagian materi yang telah dijelaskan.
Tahap awal sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu dilakukan pre-test
untuk mengetahui kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
demikian, jika terjadi perbedaan hasil setelah perlakuan pada pokok bahasan
pembelajaran menulis cerpen. Perbedaan itu semata-mata karena perlakuannya.
Berdasarkan analisis persentase menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pada tes awal
(pre-test) diketahui bahwa pembelajaran menulis cerpen siswa yang termasuk
dalam kategori baik sekali sebanyak 10 siswa (37,03%), dalam kategori baik
sebanyak 9 siswa (33,33%), dalam kategori cukup sebanyak 7 siswa (25,92%), 1
siswa (3,70%), termasuk dalam kategori kurang. Sedangkan kelas kontrol pada
tes awal (pre-test) diketahui bahwa pembelajaran menulis cerpen siswa yang
termasuk dalam kategori sangat baik sebanyak 1 siswa (4%), 17 siswa (68%)
termasuk dalam kategori baik, dalam kategori cukup sebanyak 5 siswa (20%) dan
kategori kurang sebanyak 2 siswa (8%). Untuk tes akhir (post-test) pada kelas
eksperimen diketahui dalam kategori sangat baik sebanyak 12 siswa (36,36%),
21 siswa (63,63%) termasuk dalam kategori baik, dan tidak ada siswa yang
termasuk dalam kategori cukup dan kategori kurang. Sedangkan pada tes akhir
66
(post-test) kelas kontrol diketahui 11 siswa (44%) termasuk dalam kategori
sangat baik, 13 siswa (52%) termasuk dalam kategori baik, 1 siswa (4%)
termasuk dalam kategori cukup, dan tidak ada siswa yang termasuk dalam
kategori kurang.
Berdasarkan analisis data diketahui rata-rata (mean) hasil belajar dalam
pembelajaran menulis cerpen pada pretest untuk kelas eksperimen yaitu 63,7
sedangkan kelas kontrol adalah 68,68 dengan selisih 4,98. Setelah diberi
perlakukan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif script pada
kelas eksperimen maka diperoleh nilai rata-rata pada post-test sebesar 75,00,
sedangkan hasil belajar siswa kelas kontrol yang menggunakan metode
discovery 81,12. Keadaan ini menggambarkan bahwa penerapan metode
discovery berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar pembelajaran menulis
cerpen siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh maka data hasil penelitian dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
1. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dengan Hasil Belajar Kelas
Kontrol
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, data hasil penelitian berupa
rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing
adalah 75,00 dan 81,12 dimana kelas eksperimen mengalami peningkatan
sebesar 11, 93 nilai rata-rata sebesar dan kelas kontrol mengalami peningkatan
67
sebesar 12,44. Jika dilihat dari nilai rata-rata tersebut maka kelas eksperimen
memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibanding kelas kontrol.
Selanjutnya, jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar, maka kelas
eksperimen memperoleh persentase ketuntasan peserta didik sebesar 63%
sedangkan kelas kontrol memperoleh persentase ketuntasan peserta didik
sebesar 88%. Hal ini menunjukkan bahwa kelas yang diajar menggunakan
metode pembelajaran Discovery memperoleh persentase ketuntasan yang
lebih besar jika dibandingkan dengan kelas yang diajar menggunakan metode
cooperative script.
68
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan metode cooperative script dalam pembelajaran menulis cerpen
siswa pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI IPS SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dapat dikatakan mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari semangat siswa dalam mengerjakan
tugas, serta keaktifan dan antusias siswa pada saat guru melakukan
pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script, sehingga
proses belajar dapat berlangsung dengan baik.
2. Metode discovery berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, dapat dibuktikan dengan
semangat dan keaktifan siswa dalam proses belajar di kelas.
3. Metode cooperative script dan metode discovery masing-masing memiliki
pengaruh terhadap hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah 1 Unismuh
Makassar, terbukti dengan hasil belajar setelah diberikan perlakuan.
4. Dari kedua metode tersebut yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa materi cerpen yaitu metode discovery, dilihat dari nilai posttest siswa
setelah diberikan perlakuan.
69
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan maka penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script dapat
diaplikasikan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas,
khususnya dalam pembelajaran menulis cerpen mata pelajaran Bahasa
Indonesia agar siswa juga lebih aktif dan mendapatkan dorongan dan
mengembangkan kreatif siswa.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode discovery mata pelajaran
Bahasa Indonesia khususnya materi tentang menulis cerpen siswa dapat
diterapkan kepada peneliti selanjutnya sehingga bisa mengimplementasikan
ide-ide peneliti.
3. Penelitian ini sangat terbatas baik dari segi jumlah variabel maupun dari
segi populasi, sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk
melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama dan
menggunakan populasi yang lebih bervariasi dilihat dari jumlah sekolah
yang digunakan.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.
Arikunto (2006:130), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
A‟la, Miftahul. 2011. Quantum Teaching. Jogjakarta: Diva Press.
Ade, Sanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Aris, Shoimin. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dimyati, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Dahar, Ratna. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Fananie, Zainuddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University
perss.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Jaedun, A. (2011). Metodologi Penelitian Eksperimen. Fakultas Teknik UNY.
Kasim, Nurkhalishah. 2019. Studi Komparatif Metode Problem Solving dan Metode
Discovery pada Penulisan Cerpen Siswa Kelas XI SMK Ponpes
Muhammadiyah Buakkang. Skripsi. Makassar: Unismuh Makassar.
71
Maraya, Priskilia Ratu. 2013. Studi Komparatif Hasil Belajar Menulis Cerpen Siswa
yang Menggunakan Media Musik Klasik dan Tanpa Menggunakan Media
Musik Klasik SMP Negeri 8 Makassar. Skripsi. Makassar: FBS UNM.
Munirah. 2018. Evaluasi Keterampilan Berbahasa Indonesia. Penerbit: CV. Berkah
Utami.
Ramadhani, Zulfah. 2018. Efektivitas Model Mind Mapping dalam Pembelajaran
Menulis Teks Cerita Pendek Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Makassar.
Tesis. Makassar: FBS UNM.
Riduwan. 2008. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.
Rusman, 2014. Model Model Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Riyanto. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop
dan Web. Gava Media. Yogyakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Saryono, Djoko. 2009. Dasar-dasar Apresiasi Sastra.
Yogyakarta. Elmatera Publishing.
Sugihastuti. 2007. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Semi, M.A. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Sutikno, Sobry. 2014. Metode & Model-Model Pembelajaran Menjadikan Proses
Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan. Lombok:
Holistica.
Soebachman, Agustina. 2014. 4 Hari Mahir Menulis Artikel, Cerpen, Novel, Skripsi.
Yogyakarta: Syura Media Utama.
72
Tarigan, H. G. 2008. Membaca : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tarigan Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
LAMPIRAN
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : XI IPS
Semester : Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit ( 2x pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
cerita pendek, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan cerita pendek pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR :
Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan
cerita pendek.
C. INDIKATOR
Siswa mampu menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek.
Siswa mampu menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Melalui kegiatan pembelajaran dengan dengan model cooperative script
peserta didik dapat menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek, menelaah
teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah, menentukan topik tentang
kehidupan dalam cerita pendek, dan menulis cerita pendek dengan memperhatikan
unsur-unsur pembangun.
E. MATERI PEMBELAJARAN :
Struktur cerita pendek (abstrak-orientasi-komplikasi-resolusi-evaluasi-koda).
Unsur-unsur cerita pendek (tema, tokoh, penokohan, alur, latar, gaya bahasa,
sudut pandang, amanat).
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Cooperative Script
Metode pembelajaran : Diskusi, Tanya jawab, presentasi
H. MEDIA PEMBELAJARAN
Teks Cerpen
LKS
I. SKENARIO PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
No. Kegiatan Waktu
(Menit) Teknik / Metode
1 Pendahuluan a. Guru menyiapkan peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar
b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang
pengetahuan peserta didik mengenai
pembelajaran pada hari ini..
c. Guru memaparkan tujuan dan manfaat
pembelajaran hari ini.
10
Tanya jawab
2
Kegiatan Inti Eksplorasi a. Peserta didik diberikan pokok-pokok
Pengelompokan
materi yang harus dipelajari yaitu tentang
unsur-unsur pembangun cerita pendek.
b. Peserta didik dibagi dalam 2 tipe
kelompok yaitu tipe A dan tipe B.
Masing-masing kelompok
beranggotakan 4 orang.
c. Guru memberikan LKS kepada masing-
masing kelompok.
Elaborasi
a. Guru memasangkan 1 peserta didik dari
kelompok tipe A dengan 1 peserta
didik dari kelompok tipe B
b. Guru dan peserta didik menetapkan siapa
yang berperan pertama sebagai
pembicara dan siapa yang berperan
sebagai pendengar. Seorang peserta
didik bertugas sebagai pembicara, yaitu
menyampaikan kegiatan dan hasil
kegiatannya dan seorang peserta didik
sebagai pendengar
c. Guru meminta peserta didik bertukar
peran, yang semula sebagai pembicara
berperan sebagai pendengar dan yang
semula sebagai pendengar berperan
sebagai pembicara
d. Guru meminta salah satu pasangan
untuk mempresentasikan hasil
kegiatannya pada kegiatan diskusi kelas
Konfirmasi a. Peserta didik menanyakan materi yang
belum diketahui kepada guru.
b. Guru menjelaskan kembali materi yang
belum diketahui peserta didik.
c. Guru memberikan penguatan pada hasil
diskusi (contoh dalam memberikan
penguatan pada konsep-konsep penting
dapat dilihat pada materi esensial)
d. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok terbaik (jujur, menghargai
prestasi)
60
Kronologis
peristiwa
Diskusi
Presentasi
Penguatan
3 Penutup
a. Peserta didik bersama guru melakukan
kegiatan refleksi pembelajaran hari ini.
b. Peserta didik dan guru merancang
pembelajaran teks cerpen untuk
pertemuan berikutnya.
c. Guru memberikan tugas kepada peserta
didik untuk pembelajaran yang akan
datang .
10
Refleksi
Penugasan
Pertemuan 2
No. Kegiatan Waktu
(Menit) Teknik / Metode
1 Pendahuluan a. Guru menyiapkan peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
b. Guru bertanya jawab tentang kegiatan
pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya mengenai unsur-unsur
pembangun cerita pendek.
c. Guru memberikan motivasi kepada siswa
agar semangat mengikuti pembelajaran.
10
Tanya jawab
2
Kegiatan Inti Eksplorasi a. Peserta didik diberikan pengetahuan serta
keterampilan mengenai tujuan
pembelajaran hari ini
b. Peserta didik berkelompok sesuai dengan
kelompok yang dibentuk pada pertemuan
sebelumnya.
c. Secara berkelompok, peserta didik
mendapatkan materi struktur dan kaidah
cerita pendek.
Elaborasi
a. Guru memasangkan 1 peserta didik dari
kelompok tipe A dengan 1 peserta
didik dari kelompok tipe B
b. Guru dan peserta didik menetapkan siapa
yang berperan pertama sebagai
pembicara dan siapa yang berperan
60
Pengelompokkan
Diskusi
sebagai pendengar. Seorang peserta
didik bertugas sebagai pembicara, yaitu
menyampaikan kegiatan dan hasil
kegiatannya dan seorang peserta didik
sebagai pendengar
c. Guru meminta peserta didik bertukar
peran, yang semula sebagai pembicara
berperan sebagai pendengar dan yang
semula sebagai pendengar berperan
sebagai pembicara
d. Guru meminta salah satu pasangan
untuk mempresentasikan hasil
kegiatannya pada kegiatan diskusi kelas
Konfirmasi
a. Peserta didik menanyakan materi yang
belum diketahui kepada guru.
b. Guru menjelaskan kembali materi yang
belum diketahui peserta didik.
c. Guru memberikan penguatan pada hasil
diskusi (contoh dalam memberikan
penguatan pada konsep-konsep penting
dapat dilihat pada materi esensial
d. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok terbaik (jujur, menghargai
prestasi)
Presentasi Simulasi
penugasan
3 Penutup a. Peserta didik bersama guru melakukan
kegiatan refleksi pembelajaran hari ini.
b. Peserta didik dan guru merancang
pembelajaran teks cerpen untuk
pertemuan berikutnya.
c. Guru memberikan tugas kepada peserta
didik untuk pembelajaran yang akan
datang .
10
Refleksi
Tanya Jawab
J. SUMBER PEMBELAJARAN
Buku Bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas XI karya Sudarmawarti
Teks Cerita pendek
LKS
K. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian
Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan dengan lembar observasi terhadap aspek:
a. Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
b. Keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan dari guru.
c. Keaktifan peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.
d. Keaktifan peserta didik dalam merefleksi hasil pembelajaran.
2. Penilaian Hasil Belajar
Hasil teks cerita pendek
3. Penugasan :
Kelompok
Diskusikan dengan teman kelompok, unsur-unsur pembangun cerita
pendek.
Diskusikan dengan teman kelompok, Struktur dan kaidah kebahasaan
cerita pendek.
Individu
Carilah contoh teks cerita pendek, kemudian tentukan kaidah
kebahasaannya.
Makassar, 21 Juli 2020
Guru Bahasa Indonesia
Andi Sitti Nurhalisah
Lampiran 3: Daftar Siswa Kelas XI IPS dan Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1
Unismuh Makassar
NO NIS XI IPS NO NIS XI IPA
1 118376 Ahmad Multaam 1 0117310 Abd. Ra'uf Johan
2 118382 Andi Reza Hazefi 2 0117311 Abdul Rahmat
3 118383 Asyifa Nurul Inayah 3 1117312 Ali Imran
4 118390 Fahmi Ikhsan Arifuddin 4 1117313 Ansar Islahuddin
5 118391 Fajriah Magfiranti 5 1117314 Asrul
6 118393 Fawwaz Sabirin 6 1117315 Ady Kurniawan
7 118395 Fitriani 7 1117316 Hamzah
8 118397 Muhammad Helmi 8 1117317 Hijrah Mustika Ayu
9 118399 Lili Marliani 9 1117318 Irpan M
10 118402 Muh. Abdullah 10 1117319 Irwan
11 118404 Muh. Arman Maulana 11 1117320 Jusmala
12 118405 Muh. Aswan 12 1117321 Juswandi
13 118406 Muh. Fajar 13 1117322 Kania
14 118408 Muh. Ibnu Kayyum 14 1117323 Khaerul Takbir
15 118411 Muh. Diky 15 1117324 Kurniawan
16 118412 Muh. Fadil 16 1117325 M. Reskiawan
17 118413 Muh. Fakih 17 1117326 Mirawati
18 118414 Muh. Farel 18 1117327 Muh. Fajrin
19 118417 Nabila Aulia Qalby 19 1117328 Muh. Sukri
20 118423 Nur Fajriah Ramadhani 20 1117329 Muh. Arsil
21 118424 Nurrahmadani 21 1117330 Dyrga Arya
22 118426 Nurul Khasanah 22 1117331 Rifkah Auliah
23 118428 Refki Al Khafii 23 1117332 Salsabila Jurani
24 118429 Rifka Sri Wahyuni 24 1117333 Alfian Syara
25 118430 Tasya Maharani 25 1117334 Muhammad Faris
26 118431 Ahmad Mubarak
27 118432 Nita Andriani
KETERANGAN :
Kelas IPS
Laki- Laki : 16 Orang
Perempuan : 11 Orang
Kelas IPA
Laki-Laki : 18 Orang
Perempuan : 7 Orang
Lampiran 4 : Data Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen XI IPS SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
No. Urut Skor Pretest Skor Posttest
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
62
71
66
60
70
55
63
60
61
72
73
65
77
55
69
68
77
75
70
55
46
49
76
78
80
78
77
80
61
65
70
66
80
85
66
90
88
65
77
90
89
77
80
60
55
90
24.
25.
26.
27.
60
50
53
45
78
60
65
75
Jumlah 1703 2025
X 63,07 75 Keterangan :
Tes hasil menulis cerpen dinyatakan tuntas apabila memiliki skor hasil ≥75 sesuai dengan
KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Unismuh
Makassar. Penskoran untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara individu digunakan
rumus sebagai berikut
x 100
Siswa yang tuntas = 17 siswa
Siswa yang tidak tuntas = 10 siswa
Lampiran 5 : Data Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol XI IPA SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
No. Urut Skor Pretest Skor Posttest
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
67
70
60
68
70
75
62
75
72
70
75
65
70
49
70
80
70
89
90
77
88
78
79
66
97
99
75
80
67
78
57
77
89
95
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
65
73
75
55
69
70
65
77
75
77
90
75
77
75
80
98
Jumlah 1717 2028
X 68,68 81,12 Keterangan :
Tes hasil menulis cerpen dinyatakan tuntas apabila memiliki skor hasil ≥75 sesuai dengan
KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh
Makassar. Penskoran untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara individu digunakan
rumus sebagai berikut
x 100
Siswa yang tuntas = 22 siswa
Siswa yang tidak tuntas = 3 siswa
Lampiran 6
Tugas Siswa Membuat Cerpen
.
Lampiran 7
Dokumentasi Kegiatan Penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh
Makassar
RIWAYAT HIDUP
Andi Sitti Nurhalisah dilahirkan di Tonasa 1
Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, Sulawesi
Selatan pada tanggal 22 Agustus 1997. Anak kelima
dari lima bersaudara, pasangan dari Bapak Andi
Makmur Guling dan Ibunda Almarhum Andi Welly
Makmur . Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di
SD Negeri 13 Kassi Tinambung, Kecamatan Balocci,
Kabupaten Pangkep pada tahun 2009. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 1 Balocci, Kecamatan Balocci pada tahun 2011, kemudian
melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Swasta Semen Tonasa, Kecamatan
Balocci, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan dan selesai pada tahun 2014. Pada
tahun 2016 peneliti melanjutkan di perguruan tinggi swasta, tepatnya di Universitas
Muhammadiyah Makassar (Unismuh), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
dengan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Peneliti juga pernah
menjabat di organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) sebagai wakil
bendahara umum di jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu
peneliti juga pernah menjabat sebagai ketua bidang keperempuanan BEM FKIP
Unismuh Makassar. Saat ini peneliti masih dalam proses penyelesaian skripsi yang
berjudul Studi Komparatif Metode Cooperative Script dan Metode Discovery pada
Pembelajaran Cerpen Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.