studi komparasi biaya produksi, produktivitas ...i studi komparasi biaya produksi, produktivitas,...
TRANSCRIPT
i
STUDI KOMPARASI BIAYA PRODUKSI, PRODUKTIVITAS,
KEUNTUNGAN, KERAGAAN PEMASARAN PADI ORGANIK
DENGAN PADI ANORGANIK
DESA KLEPU DAN DESA SUKOREJO JAWA TENGAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Ilham Suseno
NIM: 101324008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
Petani padi organik Desa Sukorejo. Petani padi anorganik Desa Klepu. Semua pihak yang telah membantu
kelancaran karya skripsi ini. Bunda, Ayah, dan Kakak saya
Tercinta Teman-teman Pend. Ekonomi 2010. Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 28 April 2016
Penulis
Ilham Suseno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ilham Suseno
Nomor Mahasiswa : 101324008
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
STUDI KOMPARASI BIAYA PRODUKSI, PRODUKTIVITAS,
KEUNTUNGAN, KERAGAAN PEMASARAN PADI ORGANIK DENGAN PADI
ANORGANIK DESA KLEPU DAN DESA SUKOREJO JAWA TENGAH
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam betuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data. Mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagi
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Tanggal : 28 April 2016
Yang menyatakan
Ilham Suseno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
STUDI KOMPARASI BIAYA PRODUKSI, PRODUKTIVITAS,
KEUNTUNGAN, KERAGAAN PEMASARAN PADI ORGANIK DENGAN PADI
ANORGANIK
DESA KLEPU DAN DESA SUKOREJO JAWA TENGAH
Ilham Suseno
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis perbandingan biaya
produksi, produktivitas, keuntungan, keragaan pemasaran padi organik dengan padi
anorganik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif. Dengan
pengambilan sampel 34 petani organik Desa Sukorejo Kabupaten Sragen dan 41 petani
anorganik Desa Klepu Kabupaten Klaten. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan
teknik independent sampele t-tes untuk variabel biaya produksi, produktivitas, dan
keuntungan sedangkan untuk keragaan pemasaran dinyatakan dalam persentase.
Hasil penelitian menunjukkan : 1) ada perbedaan signifikan rata-rata biaya
produksi budidaya padi organik dengan budidaya padi anorganik; 2) ada perbedaan
signifikan rata-rata produktivitas budidaya padi organik dengan budidaya padi
anorganik; 3) tidak ada perbedaan keuntungan budidaya padi organik dengan budidaya
padi anorganik; dan 4) ada perbedaan keragaan pemasaran padi organik dengan padi
anorganik
Kata kunci : biaya produksi, produktivitas, keuntungan, keragaan pemasaran, padi
organik dan padi anorganik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
COMPARISON STUDY OF PRODUCTION COSTS, PRODUCTIVITY,
PROFIT, PERFORMANCE OF MARKETING ORGANIC RICE WITH
UNORGANIC RICE
IN KLEPU AND SUKOREJO VILLAGE CENTRAL JAVA
Ilham Suseno
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016
This study aims to examine and analyze the comparative costs of production,
productivity, profitability, performance of marketing of organic rice with unorganic
rice. This is a comparative descriptive study. The samples were 34 organic farmers in
Sukorejo Sragen and 41 unorganic farmers in Klepu Klaten Regency. The data were
analyzed by applying independet sampel t-tes for variable production costs,
productivity, and profitability while for performance of marketing was expressed as a
percentage.
The results show: 1) there is a significant difference in average cost of
production of organic rice cultivation and unorganic rice cultivation; 2) there is a
significant difference in the average productivity of organic rice cultivation and
unorganic rice cultivation; 3) there is no difference advantage of organic rice cultivation
and unorganic rice cultivation; and 4) there are differences in the performance of
marketing of organic rice and unorganic
Keywords: production costs, productivity, profits, performance of marketing, organic
rice and unorganic rice.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
dengan penuh kasihnya, telah menuntun kami dalam pembuatan skripsi dengan judul
Studi Komparasi Biaya Produksi, Produktivitas, Keuntungan, Keragaan Pemasaran Padi
Organik dengan Padi Anorganik Desa Klepu dan Desa Sukorejo Jawa Tengah.
Pembuatan karya skripsi ini merupakan pengalaman yang berharga untuk
mengetahui seberapa besar biaya produksi, produktivitas, keuntungan dan keragaan
pemasaran. Sehingga dari hal tersebut peneliti dapat mengetahui perbandingan padi
organik dan padi anorganik yang dapat berguna bagi para pembaca.
Penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari
semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi
3. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing II
dalam penyusunan skripsi
4. Keluarga, Teman-teman Pend. Ekonomi 2010 dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pembuatan skripsi
Akhirnya peneliti menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari apa yang
diharapkan, dengan kerendahan hati peneliti menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Harapan ini juga bermanfaat bagi penelitian lanjutan terutama bagi bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Ekonomi dan Pertanian. Sehingga dengan hal tersebut bermanfaat juga bagi masyarakat,
petani organik dan anorganik, dan dunia pendidikan.
Yogyakarta, 28 April 2016
Ilham Suseno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Variabel penelitian dan definisi operasional ......................................... 7
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
E. Kegunaan hasil penelitian ...................................................................... 8
BAB II TINJUAN PUSTAKA .............................................................................. 10
A. Revolusi hijau dalam pertanian Indonesia ............................................ 10
B. Gerakan pertanian organik .................................................................... 13
C. Budidaya padi organik dan anorganik .................................................. 14
D. Biaya produksi ...................................................................................... 31
E. Produktivitas ......................................................................................... 32
F. Keuntungan ........................................................................................... 33
G. Pemasaran agribisnis ............................................................................ 34
H. Penelitian sebelumnya .......................................................................... 38
I. Kerangka Penelitian .............................................................................. 41
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 42
A. Jenis penelitian...................................................................................... 42
B. Tempat dan waktu penelitian ................................................................ 43
C. Jenis data ............................................................................................... 43
D. Teknik pengumpulan data..................................................................... 44
E. Metode pengambilan sampel ................................................................ 45
F. Instrumen penelitian ............................................................................. 46
G. Teknik analisis data .............................................................................. 49
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ................................ 51
A Kondisi Geografis .................................................................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Budidaya Padi Organik dan Padi Anorganik ......................................... 52
C. Karekteristik Petani Organik dan Anorganik ......................................... 55
BAB V ANALISIS KOMPARATIF PETANI ORGANIK DAN
ANORGANIK ........................................................................................... 59
A. Deskripsi Budidaya Padi Organik dan Anorganik .................................. 59
B. Teknik Analisis Uji Beda ........................................................................ 62
C. Pembahasan Hasil Hipotesis .................................................................... 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 74
A. Kesimpulan ............................................................................................. 74
B. Saran ....................................................................................................... 75
C. Keterbatasan ............................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbedaan sistem tanam padi organik SRI dengan sistem
Konvensional ......................................................................................... 5
Tabel 2.2 Rata-rata harga gabah menurut kualitas komponen mutu dan HPP di
Tingkat penggilingan di Indonesia 2014-3015 ...................................... 16
Tabel 2.3 Persyaratan teknis minimal pupuk organik berdasarkan SK Mentri
Pertanian No,28/Permentan/SR.130/B/2009 ......................................... 19
Tabel 2.4 Persyaratan teknis pupuk Anorganik ..................................................... 23
Tabel 4.5 Luas kabupaten Sragen dirinci menurut penggunaan tahun 2015 ......... 53
Tabel 4.6 Luas penggunaan tanah sawah dikabupaten klaten tahun 2015 ............ 55
Tabel 4.7 Penggolongan padi organik dan anorganik menurut golongan umur .... 56
Tabel 4.8 Penggolongan petani padi organik dan anorganik menurut tingkat
pendidikan ............................................................................................. 57
Tabel 4.9 Penggolongan petani organik dan anorganik menurut setatus
kepemilikan lahan .................................................................................. 58
Tabel 4.10 Penggolongan petani organik dan anorganik menurut luas garapan ..... 58
Tabel 5.11 Group statistics biaya produksi ............................................................. 62
Tabel 5.12 Independent Samples Test Biaya Produksi ........................................... 63
Tabel 5.13 Group Statistics Produktivitas ............................................................... 64
Tabel 5.14 Independent Samples Test Produktivitas............................................... 65
Tabel 5.15 Group Statistics Keuntungan ................................................................. 66
Tabel 5.16 Independent Samples Test Keuntungan ................................................ 67
Tabel 5.17 Penjualan hasil pertanian ....................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 5.18 Seberapa cepat pemasaran ..................................................................... 69
Tabel 5.19 Sejauh Mana Penjualan Gabah .............................................................. 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Kerangka penelitian ........................................................................ 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi instrumen penelitian ......................................................... 81
Lampiran 2 Instrumen penelitian ........................................................................ 84
Lampiran 3 Permohonan ijin penelitian a........................................................... 90
Lampiran 4 Permohonan ijin penelitian b .......................................................... 92
Lampiran 5 Data instrumen penelitian padi organik .......................................... 94
Lampiran 6 Data instrumen penelitian padi anorganik ...................................... 104
Lampiran 7 Konvrensi Data instrumen penelitiam padi organik ....................... 114
Lampiran 8 Konvrensi Data instrumen penelitiam padi anorganik .................... 124
Lampiran 9 Penentuan jumlah sampel dari populasi ......................................... 134
Lampiran 10 Uji beda Independent sampel t-tes ................................................. 136
Lampiran 11 Petani padi organik......................................................................... 140
Lamiran 12 Petani padi anorganik .................................................................... 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Petani bekerja keras demi mendapatkan hasil panen yaitu padi dengan
kualitas yang baik. Namun akibat gagal panen dapat menimbulkan kerugian bagi
petani. Oleh karena itu, seorang petani harus memperhatikan bagimana cara
merawat padi agar padi yang ditananam memiliki kualitas yang baik dan dapat
memiliki produktivitas yang tinggi. Perkembangan pertanian saat ini didominasi
sistem pertanian dengan hasil yang tinggi yang membawa dampak negatif pada
lingkungan ekosistem pertanian maupun luar ekosistem pertanian. Dampak di
dalam ekosistem pertanian terdiri atas. Meningkatnya degradasi lahan fisik, kimia,
dan biologi. Meningkatnya residu pestisida dapat berdampak resistensi hama
penyakit pada keanekaragaman hayati.
Kelompok Gapot Tani Desa Klepu, Ceper, Klaten dengan luas ± 108.000
M2 kelompok tani tersebut sudah terbentuk pada bulan Oktober 2010, dengan
diadakanya Pembinaan usaha tani melalui kelompok petani padi tidak lain adalah
sebagai upaya percepatan sasaran. Dengan diadakan pembinaan kelompok tani
diharapkan timbulnya cakrawala dan wawasan kebersamaan memecahkan dan
merubah citra usaha tani sekarang menjadi usaha tani masa depan yang cerah dan
tetap tegar. Adapun tujuan dibentuknya kelompok tani adalah untuk lebih
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan bertani padi di desa Klepu, Ceper,
Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Komoditi pertanian organik Sragen di Desa Sukorejo, Kec. Sambirejo,
Kab. Sragen telah melakukan sistem pertanian organik sejak tanggal 14 agustus
1980 yang dipelopori oleh bpk. Ali Sutrisno dan seiring dengan berjalanya waktu
pertanian organik masih bertahan sampai sekarang dan para petani membuat
paguyuban Gampok Tani Sri Rejeki.
Menurut Ir. Sunardi, M.Si Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian sesuai dengan data tahun 2013 luas lahan pertanian semi organik
dan organik di Sragen saat ini mencapai 14.691 hektar untuk luas tanam dan
13.619,5 hektar luas panen. Produksi yang dihasilkan 90.016,3 ton pertahunnya,
dengan produktivitas 66,09 Kwintal/Ha. Sementara yang sudah bersertifikasi padi
organik sekitar 229,57 hektar.
Padi organik mempunyai prospek pasar yang bagus, sebab usaha tani padi
organik mempunyai peluang untuk ditingkatkan dan menghasilkan jenis padi yang
berkualitas bagus, ramah lingkungan, menyehatkan badan dan dapat meningkatkan
purna jual tanaman padi organik. Sedangkan dengan usaha tani padi anorganik
banyak kendala yang harus dihadapi dengan dampak penggunaan pupuk anorganik
dan pestisida pembasmi hama dapat meningkatkan biaya produksi pengunaan biaya
yang digunakan terkadang tidak sebanding dengan penjualan.
Penggunaan pupuk organik merupakan hasil penguraian sisa-sisa tanaman
dan hewan. Misalnya kotoran ternak sapi atau kerbau, sisa-sisa kotoran sampah
yang dijadikan biokompos, dan pupuk yang dibuat secara alami oleh pabrik secara
organik. Karena pupuk organik berasal dari bahan organik yang mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
segala macam unsur maka pupuk ini pun mengandung hampir semua unsur
baik makro maupun mikro. Hanya saja, ketersediaan unsur tersebut biasanya dalam
jumlah yang sedikit. Pupuk organik diantaranya ditandai dengan ciri-ciri. Nitrogen
terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah dihisap tanaman.
Tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah, dan mempunyai kadar
persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidrat arang.
Pengunaan pupuk organik yang berasal dari sisa bahan tanaman, pupuk
hijau, dan kotoran hewan yang mempunyai kandungan unsur hara yang rendah
sangat tersedia mengandung zat yang mengalami pembusukan oleh mikro
organisme. Karena pupuk tersebut berasal dari kompos yang dibuat dengan cara
pembusukan sisa-sisa tanaman yang berfungsi sebagai unsur hara yang berguna
untuk perbaikan struktur tanah penggunaan pupuk hijau yang mati dan tertimbun
dalam tanah mempunyai perimbangan C/N yang rendah dapat terurai dan cepat
tersedia bagi tanaman. Pupuk hijau memiliki sumber nutrein yang baik didaerah
tropis dan penggunaan pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan.
Semua jenis pupuk yang dibuat atau disintesis oleh tangan manusia di
dalam pabrik sering disebut dengan pupuk buatan yang dapat dikatakan sebagai
pupuk anorganik karena disusun atas senyawa-senyawa anorganik yang
mengandung unsur hara tertentu berkadar tinggi. Berdasarkan unsur hara yang
dikandungnya, pupuk buatan digolongkan menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan
pupuk majemuk. Pupuk tunggal, merupakan pupuk yang tersusun atas satu jenis
unsur hara Secara umum proses penyerapan unsur-unsur hara berupa ion-ion logam
yang terlarut dalam air dilakukan oleh akar melalui pembuluh xylem. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
penyerapan tersebut berupa reaksi penukaran ion, seperti halnya tanaman
yang kekurangan amonium diberi pupuk ZA (NH4)SO4 akan menyerap ion NH4+
dan melepaskan H+ melalui mekanisme osmosis. Jika tumbuhan kekurangan fosfor
maka tanaman akan menyerap ion PO43- dan melepaskan OH-. Reaksi pertukaran
ion ini terjadi karena adanya tekanan osmosis antara tanaman dan tanah yang
dipengaruhi juga oleh gaya kohesi antara molekul H2O yang sangat kuat. Hal ini
menyebabkan unsur hara yang terlarut dalam tanah dapat terserap oleh tumbuhan.
Setelah unsur hara berada dalam tubuh tumbuhan, maka unsur hara tersebut
disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan melalui pembuluh kapiler. Tumbuhan akan
memproses semua unsur hara menghasilkan uap air dan gas oksigen murni yang
dikeluarkan oleh tumbuhan. Menurut Sutanto (2006) pemakaian pupuk kimia yang
terus menerus menyebabkan ekosistem biologi tanah menjadi tidak seimbang,
sehingga tujuan pemupukan untuk mencukupkan unsur hara di dalam tanah tidak
tercapai. Potensi genetis tanaman pun tidak dapat dicapai mendekati maksimal
Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang holistik dan
terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara
alami, yang mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan
berkelanjutan. Sedangkan pertanian anorganik merupakan pertanian yang
mengunakan varietas unggul untuk berproduksi tinggi, pestisida kimia, dan pupuk
kimia. Pertanian anorganik yang memberikan hasil panen tinggi namun berdampak
negatif terhadap lingkungan.
SRI adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas
padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50%,
bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%. Metode ini pertama kali
ditemukan secara tidak disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -84 oleh Fr.
Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis yang lebih dari 30 tahun
hidup bersama petani-petani di sana. Oleh penemunya, metododologi ini
selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan Ie Systme de Riziculture Intensive
disingkat SRI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice
Intensification disingkat SRI (Mutakin, 2010).
Sistem tanam padi SRI, pada prakteknya memiliki banyak perbedaan
dengan sistem tanam Konvensional
Tabel 1.1
Perbedaan Sistem Tanam Padi Organik SRI dengan Sistem Konvensional
No Komponen Sistem konvensional Sistem Organik SRI
1 Kebutuhan benih
30-40 kg/ha
5-7 kg/ha
2 Pengujian benih
Tidak dilakukan
Dilakukan pengujian
3 Umur di persemaian
20-30 HSS
7-10 HSS
4 Pengolahan tanah
2-3 kali (Struktur lumpur)
rata-rata 5 pohon
3 kali (struktur lumpur
dan rata )
5
-Jumlah tanaman
perlubang
-Posisi akar waktu
tanam
Tidak teratur
1 pohon/lumbung
Posisi akar horisontal (L)
6 Pengairan
Terus digenangi
Disesuaikan dengan
kebutuhan
7 Pemupukan
Mengutamanakan pupuk
kimia
Hanya dengan pupuk
organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
8
Penyiangan
Diarahkan kepada
pemberantasan gulma
Diarahkan pada
pengelolaan penangkaran
9 Redemen 50-60 % 60-70%
Keterangan :HSS = Hari setelah semai
Sumber: http://garutkab.go.id/download_files/article/ARTIKEL%20SRI.pdf
Dari hal tersebut maka peneliti tertarik dengan judul penelitian. Studi
komparasi biaya produksi, produktivitas, keuntungan, keragaan pemasaran padi
organik dengan padi anorganik Desa Klepu dan Desa Sukorejo jawa tengah.
B Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian studi komparasi biaya
produksi, produktivitas, keuntungan, keragaan pemasaran padi organik dengan padi
anorganik Desa Klepu dan Desa Sukorejo Jawa Tengah adalah sebagi berikut :
1. Apakah ada perbedaan yang signifikan biaya produksi padi organik dengan padi
anorganik ?
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan produktivitas padi organik dengan padi
anorganik ?
3. Apakah ada perbedaan yang signifikan keuntungan padi organik dengan padi
anorganik ?
4. Apakah ada perbedaan yang signifikan keragaan pemasaran padi organik dan
padi anorganik ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.
Variabel dan definisi operasional dalam penelitian studi komparasi biaya
produksi, produktivitas, keuntungan, keragaan pemasaran padi organik dengan padi
anorganik Desa Klepu dan Desa Sukorejo Jawa Tengah adalah sebagi berikut :
1 Biaya Produksi (X 1) adalah pengeluaran ekonomis budidaya petani padi
organik dan petani padi Anorganik yang berupa biaya sewa lahan pertanian,
biaya pemupukan, biaya obat-obatan, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain
yang harus di keluarkan untuk memproduksi tanaman padi organik dan padi
anorganik.
2 Produktivitas (X 2) adalah kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran
dengan masukan. yang merupakan suatu ukuran bagaimana sebaiknya sumber
daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal yang dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan produktivitas budidaya petani padi
organik dengan petani padi anorganik yaitu dengan ukuran kg/1000 M2.
3 Keuntungan (X 3) adalah selisih antara penerimaan budidaya petani padi organik
dengan petani padi anorganik dengan total biaya yang dikeluarkan dalam
penggunaan faktor produksi.
4 Keragaan Pemasaran (X 4) adalah hubungan kegiatan yang bertujuan
mengetahui penjualan hasil pertanian, seberapa cepat pemasaran dan jangkuan
pemasaran petani dalam mendistribusikan budidaya padi organik dan anorganik
kepada penjual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian studi komparasi biaya produksi, produktivitas,
keuntungan, keragaan pemasaran padi organik dengan padi anorganik Desa Klepu
dan Desa Sukorejo Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
1 Untuk mengetahui tingkat biaya produksi yang digunakan budidaya padi organik
dan anorganik dalam mengelola lahan pertanian supaya petani dapat
mempertimbangkan pengeluaran ekonomis yang berupa biaya pemupukan, biaya
tenaga kerja, dan biaya perairan lahan pertanian yang harus di keluarkan untuk
memproduksi tanaman padi.
2 Untuk mengetahui perbedaan produktivitas petani padi organik dan anorganik
sebagi perbandingan antara luaran dengan masukan. terhadap pemanfaatan
dalam mencapai hasil yang optimal yang dapat digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan produktivitas petani padi dalam kg/1000 M2.
3 Untuk mengetahui perbedaan keuntungan petani padi organik dan petani padi
anorganik terhadap terhadap biaya-biaya yang digunakan dalam penggunaan
faktor produksi.
4 Untuk mengetahui perbedaan keragaan pemasaran dalam pendistribusian
budidaya padi organik dan padi anorganik kepada para pembeli.
E Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan penelitian mengenai studi komparasi biaya produksi,
produktivitas, keuntungan, keragaan pemasaran terhadap masyarakat petani padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
organik dan anorganik Desa Klepu dengan Desa Sukorejo Jawa Tengah adalah
sebagi berikut :
1. Bagi masyarakat petani padi organik dan petani anorganik
Penelitian ini dapat memberikan harapan terhadap masyarakat
mengenai pentingnya pertanian organik dan anorganik terhadap perbaikan
sistem budidaya pertanian padi organik dan anorganik.
2. Bagi Dunia Pendidikan
Di harapkan penelitian ini dapat memberikan perbandingan bagi dunia
pendidikan ekonomi sehingga dapat mengetahui perbedaan biaya produksi,
produktivitas, keuntungan, dan keragaan pemasaran budidaya padi organik dan
anorganik.
2. Bagi Para Pembaca.
Penelitian ini dapat memberikan harapan bagi pembaca mengenai
perbandingan budidaya padi organik dan anorganik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Revolusi Hijau dalam Pertanian Indonesia
Green Revolution/Revolusi Agraria adalah pengembangan teknologi
pertanian untuk meningkatkan produksi bahan pangan, dari hasil penemuan-
penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari berbagai varietas, terutama biji-
bijian (serelia) seperti gandum, jagung, padi, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran
yang membawa dampak tingginya hasil panen dengan mengubah dari pertanian yang
tadinya menggunakan teknologi tradisional menjadi pertanian yang menggunakan
teknologi lebih maju atau moderen.
Tahap perkembangan revolusi hijau revolusi tahap pertama terjadi antara
tahun 1500–1800 ketika kebanyakan hasil petanian (gandum, padi, jagung dan
kentang) disebar keseluruh dunia. Revolusi hijau tahap kedua terjadi di Eropa dan
Amerika utara antara tahun 1850–1950 di dasarkan penerapan hukum ilmiah
terhadap produksi hasil petanian dan hewan melalui penggunaan pupuk, irigasi dan
pemberantasan hama dan penyakit secara luas dan terkendali. Revolusi tahap ketiga
terjadi di negara-negara maju sejak perang dunia II dan terutama melalui seleksi dan
persilangan genetika atas varietas tanaman dan hewan unggul dan lebih resisten
terhadap penyakit dan serangga. Revolusi Hijau Tahap Keempat Telah tersebar luas
pada tahun-tahun ini. Tahap ini bukan hal yang baru, melainkan kombinasi dari
revolusi hijau tahap kedua dan tahap ketiga, dan terutama ditujukan untuk negara-
negara berkembang. Tahun 1967 varietas padi dan gandum jenis unggul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dikembangkan di daerah-daearah tropis dan sub tropis, seperti India, Turki,
Pakistan, dan Indonesia (Nurpardita, 2013).
1. Penerapan Revolusi Hijau di Indonesia
Penerapan revolusi hijau yang terjadi di Indonesia antara lain sebagai
berikut:
a. Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi Pertanian di Indonesia dikenal dengan nama Panca
Usaha Tani yang meliputi:
1) Pemilihan Bibit Unggul.
2) Pengolahan Tanah yang baik.
3) Pemupukan.
4) Irigasi.
5) Pemberantasan Hama.
b. Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu memperluas lahan tanah yang dapat
ditanami dengan pembukaan lahan-lahan baru contoh: mengubah lahan
tandus menjadi lahan yang dapat ditanami, membuka hutan, dan sebaginya.
c. Diversifikasi Pertanian
Usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan pertanian
melalui sistem tumpang sari. Usaha ini menguntungkan karena dapat
mencegah kegagalan panen pokok dan mencegah penurunan pendapatan
para petani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
d. Rehabilitasi Pertanian
Merupakan usaha pemulihan produktivitas sumber daya pertanian
yang kritis, yang membahayakan kondisi lingkungan, serta daerah rawan
dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah
tersebut. Usaha pertanian tersebut akan menghasilkan bahan makanan dan
sekaligus sebagai stabilisator lingkungan (Nurpardita, 2013).
2. Pemerintah pada Orde Baru Melaksanakan Revolusi Hijau
Pada masa orde baru pemerintah telah melaksanakan revolusi hijau
dalam bidang pertanian melalui :
a. Pemerintah memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada petani.
b. Kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian berjalan lancar sering
perkembangan teknologi dan komunikasi.
c. Tumbuhan yang ditanam terspesialisasi atau yang dikenal dengan
monokultur.
d. Pengembangan teknik kultur jaringan untuk memperoleh bibit unggul yang
diharapkan yang tahan terhadap serangan penyakit dan hanya cocok ditanam
di lahan tertentu.
e. Petani menggunakan bibit padi hasil pengembagan Institut Penelitian Padi
Internasional (IRRI=International Rice Research Institute) yang
bekerjasama dengan pemerintah.
f. Pola pertanian berubah dari pola subsistensi menjadi pola kapital dan
komersialisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
g. Negara membuka investasi melalui pembangunan irigasi modern dan
pembagunan industri pupuk nasional.
h. Pemerintah mendirikan koperasi-koperasi yang dikenal dengan KUD
(Koperasi Unit Desa).
B. Gerakan Pertanian Organik
Albert Howard (1873 – 1947), seorang Inggris ahli botani dari Shropshire,
sering dianggap sebagai salah satu pioner dari pertanian organik moderen dalam
penelitiannya mengenai metode composting (pemupukan kompos) dan pentingnya
nutrient cycling (siklus nutrisi). Howard sering disebut-sebut bahwa sekian banyak
yang dipelajari adalah berasal dari observasi pada masyarakat tradisional di India.
Howard mengamati bahwa kunci dari kesehatan tanaman adalah melalui terjaganya
kestabilan dan mempertahankan kesehatan media tumbuh. Dia mengamati, bahwa
tanah yang sehat mengandung setidaknya ribuan jenis mikroorganisme dan jamur
yang mendorong tanaman tumbuh sehat melalui formasi yang stabil dan
keseimbangan pertumbuhan nutrisi. Howard mencatat bahwa pemupukan kimia
hanya akan membawa kembali beberapa mineral dan nutrisi ke dalam tanah, yang
diambil lebih banyak oleh tanaman (Barton, 2001).
Sir Albert Howard, seorang ahli botani asal Inggris, yang mengagas
pertanian organik secara lebih sistemastis. Bukunya yang terbit pada tahun 1940,
berjudul “An Agricultural Testament”, telah menginspirasi gerakan pertanian organik
diberbagai belahan bumi. Atas alasan itu, dia disebut sebagai bapak pertanian
organik. Di Indonesia pertanian organik mulai populer di era 80-an. Dimana gerakan
revolusi hijau yang digagas pemerintah pada akhir tahun 70-an mulai menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dampak negatifnya. Penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dituduh
sebagai pemicu kerusakan lingkungan pertanian dan kesehatan manusia. Ada banyak
dasar pemikiran yang memotivasi seorang petani mempraktekkan pertanian organik.
Praktek yang paling ekstrim bahkan sangat meminimalkan intervensi manusia
(Priyowidodo, 2015).
C. Budidaya Padi Organik dan Anorganik
Pertanian dapat diartikan segala kegiatan dan upaya manusia untuk
meningkatkan hasil bumi, sehingga selain bercocok tanam termasuk dalam bidang
kehutanan, kehewanan, perikanan, dan perkebunan (Rafi, 2003).
Menurut pakar pertanian organik menyebutkan bahwa pertanian organik
merupakan penerapan hukum pengembalian “Low of return” yang berarti suatu
sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam
tanah, baik kedalam bentuk residu dan limbah pertanaman maupun ternak yang
selanjutnya bertujuan untuk memberikan makan pada tanaman. Filosofi yang
melandasi pertanian organik adalah prinsip pemberian makanan bagi tanaman secara
langsung. Strategi yang digunakan oleh pertanian organik adalah memindahkan hara
secapatnya dari sisa-sisa tanaman kompos dan pupuk kandang menjadi biosma yang
selanjutnya mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah
(Sutanto, 2002).
Pupuk N dalam bentuk urea sudah menjadi kebutuhan pokok bagi petani
padi khususnya di Indonesia karena dianggap dapat langsung meningkatkan
produktivitas sehingga pemborosan dalam pemakaian urea di petani tidak dapat
dihindari (Julistia, 2004). Dosis pemberian pupuk yang cukup tinggi di petani saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ada yang mencapai 400−600 kg urea/ha di atas rekomendasi pemerintah sebesar 200–
260 kg urea/ha (Abdul,2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gabah
Ker ing
Giling
Gabah
Ker ing
Panen
Rendah
Gabah
Ker ing
Giling
Gabah
Ker ing
Panen
Rendah
Gabah
Ker ing
Giling
Gabah
Ker ing
Panen
Rendah
2015 Januari 5447.14 5027.89 4212.30 12.48 17.86 26.03 2.37 5.10 10.77 3300
2014 Januari 4776.26 4412.30 3755.19 12.85 18.48 25.28 2.44 5.12 9.81 3300
Februari 4791.95 4423.22 3780.19 12.77 17.89 26.07 2.30 4.78 10.87 3300
Maret 4790.71 4134.76 3660.81 13.14 19.41 26.27 2.41 5.37 9.69 3300
April 4528.88 3935.73 3524.33 12.57 19.08 25.71 2.46 4.92 10.00 3300
May 4572.07 4130.49 3564.91 12.62 18.22 26.51 2.24 5.05 10.38 3300
Juni 4664.43 4213.83 3549.68 12.67 18.11 25.86 2.27 5.17 11.15 3300
Juli 4597.59 4097.92 3562.06 12.79 19.24 26.94 2.26 5.23 9.59 3300
Agustus 4630.94 4170.35 3600.67 12.70 18.81 26.07 2.36 4.85 9.37 3300
September 4643.25 4282.54 3717.56 12.48 18.44 25.50 2.40 4.73 10.27 3300
Oktober 4782.74 4364.75 3877.30 12.54 18.49 26.37 2.43 5.00 8.70 3300
November 4936.49 4535.02 4050.71 12.78 18.82 26.33 2.38 5.06 11.17 3300
December 5264.16 4910.51 4264.54 12.43 18.03 25.31 2.44 4.76 11.30 3300
Tahun / BulanHPP
1)
(RP/Kg)
Kualitas Gabah (Rp/Kg) Kadar Air (% ) Kadar Hampa/Kotor an (% )
Tabel 2.2
Rata-Rata Harga Gabah Menurut Kualitas Komponen Mutu dan HPP di Tingkat Penggilingan di Indonesia 2014 – 2015
Sumber: Subdirektorat Statistik Harga Produsen, BPS
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=36%20¬ab=6
Keterangan : - 1)
HPP = Harga Pembelian Pemerintah berdasarkan Inpres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Peranan Pupuk Organik dan Pupuk Hayati dalam Keberlanjutan Produksi
dan Kelestarian Lingkungan
Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari pada
sejarah pertanian itu sendiri. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah mulai pada
permulaan dari manusia mengenal bercocok tanam kurang lebih 5.000 tahun
yang lalu. Bentuk primitif dari pemupukan untuk memperbaiki kesuburan tanah
terdapat pada kebudayaan di negeri yang terletak di daerah aliran sungai Nil,
Euphrat, Indus, Cina, Amerika Latin, dan sebagainya (Honcamp, 1931).
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian
intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan,
terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan C organik dalam tanah,
yaitu < 2 %, bahkan pada banyak lahan sawah intensif di Jawa kandungannya <
1 %. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan C-organik >
2,5 %. Di lain pihak, sebagai negara tropika basah yang memiliki sumber bahan
organik sangat melimpah, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Bahan
pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik
kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan
meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik
dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat
mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat
beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia atau unsur hara
yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik
terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Pupuk organik atau bahan organik
tanah merupakan sumber nitrogen tanah yang utama, selain itu peranannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia, biologi, serta
lingkungan hidup. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan
mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk
menjadi humus atau bahan organik tanah
3. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik
asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi
tanaman. Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik
dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang
sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari
tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk
organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik dari
pada kadar haranya; nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk
anorganik. Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk
organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik. Pembenah tanah
atau soilameliorant menurut SK Mentan adalah bahan-bahan sintesis atau alami,
organik atau mineral.
3. Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik
Kompos sangat bermanfaat bagi tanaman, antara lain meningkatkan kesuburan
tanah, memperbaiki struktur tanah, dan karakteristik tanah, meningkatkan
kapasitas serap air tanah, meningkatkan mikroba tanah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
meningkatkan kualitas hasil panan mengenai: rasa, nilai gizi, dan
jumlah panan, menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekankan
pertumbuhan atau serangan penyakit tanaman, dan meningkatkan retensi dan
ketersediaan hara didalam tanah. Setiap formula pupuk organik atau formula
pembenah tanah yang akan diedarkan untuk penggunaan di sektor pertanian,
harus memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis.
Berikut adalah persyaratan teknis minimal yang ditetapkan oleh
Departemen Pertanian RI untuk sebuah merek pupuk dikatakan masuk dalam
kategori organik berdasarkan SK Menteri Pertanian No.
28/Permentan/SR.130/B/2009 dibandingkan dengan kadar / komposisi
Tabel 2.3
Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik Berdasarkan SK Menteri Pertanian
No. 28/Permentan/SR.130/B/2009
No Parameter Satuan Persyaratan Teknis Mineral MASAGR® Pupuk
Organik cair Padat Cair
1 C-organik % >12 >4 5,82
2 C/N rasio 15-25
3 Bahan ikutan % <2 <2 0(td)
4 Kadar air % 4-20
5 Kadar logam
berat
- As ppm <10 <2,5 0(td)
- Hg <1 <0,25 0(td)
- Pb <50 <12,5 0(td)
- Cd <10 <2,5 0(td)
6 Ph 4-8 4-8 4,47
7 Kadar total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
No Parameter Satuan Persyaratan Teknis Mineral MASAGR® Pupuk
Organik cair Padat Cair
- N % <6 <2 0,09
- P2O5 <6 <2 1.14
- K2O <6 <2 0,37
8 Mikroba
Kontaminan
cfu/g;
cfu/ml
<102 <102 E. coli: 0 (td)
Salmonella sp: 0 (td)
(Bebas Mikroba
Kontaminan)
9 Mikroba
Fungsional
cfu/g;
cfu/ml
>103
10 Ukuran butir mm 2-5 (min 80%)
11 Kadar unsur
mikro
- Fe ppm 0-8000 0-800 62
- Mn 0-5000 0-1000 7
- Cu 0-5000 0-1000 4
- Zn 0-5000 0-1000 2
- B 0-2500 0-500 0.2
- Co 0-20 0-5 <0.02
Mo 0-10 0-1 <0,7
Keterangan:
- td = tidak terdeteksi
Kadar / komposisi MASAGRI® Pupuk Organik Cair berdasarkan hasil analisis
Balai Penelitian Tanah, Balitbang Kementrian Pertanian RI :
– Lab. Balittanah No. 2643/2010 dan No. 3178/2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
– Lab. Biologi & KesehatanTanah, Balittanah No. 324/PH/10/2010
– Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik [PDF]
4. Pupuk Buatan/Anorganik
Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan pabrik, berbahan dasar dari
mineral dan udara. Bahan dasar pupuk nitrogen adalah nitogen dari udara,
sedangkan pupuk P, K, Ca, Mg dari tambang.
Sumber hara N adalah pupuk urea, ZA, DAP, KNO3, dan NPK.
Nitrogen merupakan hara yang bersifat higroskopis atau mudah menyerap air
dan mudah larut dalam tanah. Unsur hara N diserap tanaman dalam bentuk NH4
+ dan NO3-. Kadar NH4 + terlarut tertinggi terjadi pada saat pemupukan hingga
hari ke 3, mudah hilang dan tidak tersedia bagi tanaman. Nitrogen bersifat unsur
hara di dalam tanah.
Sumber hara P adalah pupuk TSP, SP-36, Superphos, fosfat alam, DAP,
dan NPK. Hara P dalam tanah stabil atau tidak mudah hilang. Hara K bersumber
dari pupuk KCl, MOP, KNO3, dan NPK. Hara K dalam bersifat mobil, mudah
bergerak, pada tanah tua (Ultisol dan Oxisol) mudah tercuci (Kasno, 2008).
5. Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Anorganik
Persyaratan teknis minimal pupuk anorganik seperti yang disajikan mengikuti
SK Mentan No. 9 tahun 2003. Persyaratan lain adalah semua jenis pupuk tidak
diperbolehkan mengandung logam berat yang dapat membahayakan kesehatan
dan keamanan lingkungan. Batas toleransi maksimal kandungan logam berat
sebagai bahan ikutan dalam pupuk anorganik adalah sebagai berikut: As = 100
ppm, Hg = 10 ppm, Cd= 100 ppm, dan Pb = 500 ppm. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menentukan kadar hara pupuk ditetapkan dengan Metode standar uji mutu pupuk
anorganik dan disajikan pada tabel beikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 2.4
Persyaratan Teknis Pupuk Anorganik
Jenis hara
Pupuk hara makro
Padat
Pupuk hara makro
Cair
Pupuk hara mikro
padat
Pupuk hara mikro
Jenis hara cair
Tunggal Majemuk Tunggal Majemuk Tunggal Majemuk Tunggal Majemuk
Nitrogen (total)
Fosfor (P2O5)
Kalium (K2O)
Seng (Zn)
Boron (B)
Tembaga (Cu)
Mangan (Mn)
Molibden (Mo)
Kobal (Co)
Biuret
Sesuai SNI
Sesuai SNI
Sesuai SNI
-
-
-
-
-
-
Total N, P2O5
dan K2O Min.
30 %
Maks. 0,5%
Maks. 0,25%
Maks. 0,5%
Maks.0,5%
Maks.0,001 %
Maks.0,002%
Maks. 1%
Min. 20 %
Min. 8 %
Min 15 %
-
-
-
-
-
Maks. 1 %
Total N, P2O5
dan K2O Min.
10 %
Maks. 0,25%
Maks.0,125%
Maks. 0,25%
Maks. 0,25%
Maks.0,001%
Maks.0,0005%
Maks. 1%
-
-
-
Sesuai SNI
Sesuai SNI
Sesuai SNI
Sesuai SNI
Sesuai SNI
-
-
-
-
Min. 0,5%
Min.0,25%
Min. 0,5%
Min. 0,5%
Min.0,001%
Min.0,002%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Min. 0,25%
Min. 0,125%
Min. 0,25%
Min.0,25%
Min 0,001%
Min.0,0005
Sumber: Keputusan Menteri Pertanian RI No. 09/Kpts/TP.260/1/2003 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pupuk Anorganik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1. Jenis Pupuk Organik dan Anorganik
Selama ini para petani Indonesia menjadi kecanduan dengan pupuk
kimia yang setiap tahun harganya naik dan tentu saja semakin lama ini akan
semakin memberatkan para petani yang akhirnya para petani setiap tahun selalu
merugi karena biaya lebih besar dari pada hasil panen.
Karena dengan pemupukan kimia yang mahal tersebut maka
pemupukan menjadi disesuaikan dengan kemampuan petani untuk membelinya
yang terkadang pemupukan tersebut tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
sehingga unsur hara yang dkembalikan ke tanah dengan yang diambil oleh
tanaman untuk tumbuh menjadi tidak seimbang dan unsur hara tanah semakin
berkurang, dan menyebabkan hasil panen setiap tahun menurun.
Beberapa jenis pupuk kimia yang sering digunakan oleh para petani
indonesia adalah
a. Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.
Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus
kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan
sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya
disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur
hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46
kg Nitrogen. Kegunaan pupuk Urea Unsur hara Nitrogen yang dikandung
dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1) Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung
butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting
dalam proses fotosintesa.
2) Mempercepat pertumbuhan tanaman
3) Menambah kandungan protein tanam.
4) Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha
perikanan untuk gejala kekurangan unsur hara Nitrogen.
5) Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan.
6) Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna
ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun.
7) Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai
dari daun bagian bawah terus ke bagian atas.
8) Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.
9) Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak
sebelum waktunya.
b. Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki
hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple super phosphate. Rumus
kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46%, namun di
lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem proses. Pada
pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkan dengan
asam fosfat hasil proses sebelumnya. Reaksi dasarnya sebagai berikut
Ca3(PO4)2CaF + H3PO4 --> Ca(H2PO4)2 + Ca(OH)2 + HF.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Pupuk KCl Kaliumklorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium
yang juga termasuk pupuk tunggal. Kandungan unsur hara dalam pupuk KCl
adalah 60% K2O. Artinya setiap 100 kg pupuk KCl didalamnya terkandung
60 kg unsur hara K2O dari total kandungan.
d. Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang
mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk NPK
merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan.
Fungsi setiap komponen Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu
pertumbuhan tanaman dalam tiga cara. Penjelasan singkatnya adalah sebagai
berikut:
1) N (Nitrogen) : membantu pertumbuhan vegetatif terutama daun
2) P (Fosfor) : membantu pertumbuhan akar dan tunas
3) K (Kalium) : membantu pembungaan dan pembuahan
e. Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi
tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah
singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti
amonium sulfat (NH4SO4). Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam
dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air)
walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut
dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi
menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan
dalam penyimpanan dan pemakaiannya. Pupuk ZA mengandung belerang
24% (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21% (dalam bentuk amonium).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kandungan nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya
pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada
tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi
pengganti urea sebagai pemasok hara nitrogen bagi budidaya karena lebih
efektif dalam meningkatkan kadar gula (rendemen).
Pengertian pupuk secara lain, Pupuk adalah material yang ditambahkan
pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk
dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari
suplemen tambahan. Pupuk mengandung bahan baku pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan
membantu kelancaran proses metabolisme. Dalam pupuk khususnya pupuk
buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan
tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat banyak zat makanan. Terlalu sedikit
atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat
diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun.
Pupuk organik adalah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan
pupuk alam tergolong pupuk organik (pupuk kandang, kompos, guano). Pupuk
alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya
berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2]. Macam macam pupuk organik
adalah sebagi berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a. Pupuk Hijau
pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang
dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah
dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-
rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik
lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar
yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan
pupuk hijau antara lain:
1) Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air.
2) Mencegah adanya erosi.
3) Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari
tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero.
4) Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk
suplai pupuk inorganik.
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu: Tanaman hijau dapat
sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang
menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama
ataupun penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok
dalam hal tempa, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari.
b. Pupuk Kompos
Merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan,
seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran
hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebagai pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifisikasi mengenai
kompos. Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah
domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat
diperbaharui yang tidak tercampur logam dan plastik.
c. Pupuk Kandang
Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang
sebagai pupuk karena murah dan mudah pengerjaannya begitu pula
pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan
manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus
merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian. Pupuk kandang
mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik dari pada pupuk organik
lainnya apalagi dari pupuk anorganik. Pupuk kandang merupakan humus
banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah.
Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah
diolah dan banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat
meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini disebabkan tanah
lebih banyak menahan air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih
mudah diserap oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro dalam
keadaan seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk
lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan
lain-lain. Pupuk kandang banyak mengandung mikroorganisme yang dapat
membantu pembetukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan
suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan
keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.
d. Pupuk Seresah
Merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman
yang sudah tidak terpakai. Misal jerami kering, bonggol jerami, rumput
tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk
penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu
ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan
pupuk ini diantaranya :
1) Dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan,
penghematan pengairan.
2) Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah
larut dan terbawa air
3) Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran
permukaan
4) Menjaga tekstur tanah tetap remah
5) Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan
6) Memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu
menyuburkan tanah dan sumber humus.
e. Pupuk Cair
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair
seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak
dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.
Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan
perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air
rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. Pupuk organik bukan
hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik.
Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena
unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu
banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair
dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah
beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah
dapat digunakan sebagai pupuk cair (Sutjipto, 2012).
D. Biaya Produksi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian biaya adalah
pengeluaran uang yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan sesuatu, sedangkan
Produksi memiliki pengertian hasil atau menghasilkan.
Untuk menjalankan produksi diperlukan tenaga kerja, bahan-bahan dasar,
alat-alat dan mesin, bahan bakar, dan sebaginya. Untuk menentukan harga jual
produk serta untuk dapat menentukan apakah suatu usaha itu rendabel, semua biaya
produksi harus diperhitungkan dengan seteliti mungkin. Perhitungan semua biaya
yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang/jasa sampai barang
tersebut terjual disebut kalkulasi harga pokok (Gilarso, 2003:125).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Perhitungan harga pokok atau biaya per satuan produk yang mencakup
semua biaya yang telah diadakan untuk suatu produk sampai barang itu terjual
memberikan informasi penting untuk penentuan harga jual (yang kita pakai dalam
analisis penawaran). Tujuan kakulasi harga pokok
1. Sebagi dasar untuk penentuan harga jual.
2. Sebagi alat untuk mengawasi efesiensi atau kinerja perusahaan dan
mencegah pemborosan-pemborosan.
3. Sebagi pegangan dalam memilih cara produksi yang paling efesien.
(Gilarso, 2003:128).
Dalam ilmu ekonomi biaya diartikan: semua pengorbanan yang perlu
untuk sesuatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang
berlaku (Gilarso, 2003:125).
E. Produktivitas
Menurut dewan produktivitas nasional Husien (2002:9). Menjelaskan
bahwa Perbandingan antara hasil yang dapat dicapai (output) dengan keseluruhan
sumber daya yang digunakan (input). dengan kata lain bahwa produktivitas
memiliki dua dimensi. dimensi pertama adalah efektifitas yang mengarah kepada
pencapaian target berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. yang kedua yaitu
efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi
pengunannya atau bagimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Pendapat yang demikian itu menunjukkan bahwa produktivitas mencakup
sejumlah persoalan yang terkait dengan kegiatan manajemen dan teknis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
operasional. Sedangkan konsep produktivitas dijelaskan oleh Ravianto
(1989:18) sebagai berikut:
1. Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan
semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan
menggunakan sedikit sumber daya.
2. Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplin yang secara efektif
merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif
dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap
menjaga kualitas.
3. Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi
manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan
yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh.
4. Produktivitas berbeda di masing-masing negara dengan kondisi, potensi, dan
kekurangan. Serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam
jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara mempunyai
kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
5. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan
tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat
untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.
F. Keuntungan
Keuntungan merupakan perbedaan antara penghasilan yang diterima oleh
seorang pengusaha dari penjualan barang-barang dan jasa-jasa dan biaya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dikeluarkan untuk memproduksikan barang-barang dan jasa tersebut, atau dengan
pendek keuantungan adalah penghasian kurang pengeluaran Income minus expenses
(Manullang, 2008:25).
Menurut Soekartawi, Perubahan sistem pengusahaan pertanian yang
tradisional ke semi tradisional atau ke komersial membawa dampak terhadap
keputusan petani yang didasarkan konsep utilitas (utility maximization) ke konsep
atas dasar keuntungan (profit maximization).
Mengembangkan konsep pengukuran efisiensi dengan menggunakan
pendekatan fungsi keuntungan Pendekatan fungsi keuntungan untuk mengukur
efisiensi ekonomi (tanpa melalui fungsi produksi frontier) menjadi terkenal karena
beberapa kemudahan, antara lain dapat :
1. mengevaluasi efisiensi harga dan efisiensi ekonomi relatif dari usaha tani
2. menurunkan fungsi permintaan faktor produksi dan penawaran terhadap faktor
produksi (Kusumawardani, 2002).
G. Pemasaran Agribisnis
Pengertian Agribisnis Menurut Wibowo (1994): Pengertian agribisnis
mengacu kepada semua aktivitas mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran
sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau
agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian agribisnis dapat
dipandang sebagai suatu sistim pertanian yang memiliki beberapa komponen sub
sistim yaitu, sub sistim usaha tani atau yang memproduksi bahan baku, sub sistim
pengolahan hasil pertanian, dan sub sistim pemasaran hasil pertanian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Dalam pemasaran luas pasar barang yang dibutuhkan oleh banyak orang,
mudah diangkut dan tahan lama mempunyai pasaran yang luas. Emas, timah, bahan
dasar seperti karet, kapas, tembakau, minyak bumi dan gandum mempunyai
pasaran yang luas sekali, hampir seluas dunia. Oleh karena itu pemasaran untuk
barang seperti pasar dunia. Sebaliknya pasaran untuk barang seperti buah-buahan
akan lebih sempit. Makin luas pasaran suatu barang (pasar lokal, regional/daerah,
nasional, internasional). Makin harganya di tempat yang satu ikut dipengaruhi oleh
perkembangan harga lain tempat (Gilarso, 1992:155).
Dalam menentukan harga pasar penjual dan pembeli bertemu dipasar.
Masing-masing mempunyai keinginan dan kepentinganya sendiri-sendiri. Hanya
kalo keinginan mereka dapat dipertemukan, akan terjadi transaksi jual-beli. Faktor
penting yang dapat mempertemukan mereka adalah harga, yang terbentuk dipasar
dalam „interaksi‟ penjual dan pembeli tersebut (Gilarso, 1992:156).
Keinginan yang berbeda. Para penjual mengharapkan harga setinggi
mungkin untuk barang dan jasa yang ditawarkan, agar dapat mendapat uang
sebanyak mungkin. Tetapi jika mereka minta harga yang terlalu tinggi, para
pembeli tidak mau membeli sehingga barang tidak laku. Di lain pihak kalu penjual
mendapat harga terlalu rendah, mereka tidak akan bersedia melepaskan barangnya
karena merasa rugi. Pedoman bagi penjual dalam menentukan harga jual adalah :
1. Biaya yang telah dikeluarkan (ongkos bahan dan alat, upah tenaga kerja,
banyaknya waktu/keahlian yang telah dicurahkan, dan sebaginya
2. Laba yang diinginkan merupakan sumber penghasilanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Para pembeli sebaliknya menginginkan harga serendah mungkin, agar mendapat
barang sebanyak mungkin dengan uang yang dibelanjakan, atau mengeluarkan uang
sedikit mungkin untuk memperoleh apa yang dibutuhkan. Pedoman bagi para
pembeli adalah :
1. Kebutuhan menurut urutan mendesaknya: semaikin suatu barang dibutuhkan
(atau semakin besar manfaat barang itu untuk yang bersangkutan). Makin
orang bersedia membayar dengan harga tinggi untuk memperolehnya
2. Besarnya penghasilan atau jumlah uang yang tersedia untuk dibelanjakan
makin banyak uangnya, makin gampang orang mengeluarkanya (Gilarso,
1992:156).
Hubungan timbal balik antara harga dan jumlah. Dari keterangan diatas
ternyata ada hubungan timbal-bailk antara Harga suatu barang dan jumlah yang
mau dijual atau dibeli:
1. Bila harga tinggi, penjual mau menjual banyak tetapi pembeli hanya mau
membeli sedikit
2. Bila harga rendah, pembeli mau membeli banyak, tetai penjual hanya mau
menjual sedikit (Gilarso, 1992:156).
Pola pemasaran produk pertanian organik bisa menggunakan pola lama
ataupun pola-pola baru. Hasil pertanian organik masih bisa bersaing dipasar
konvensional, karena meski biaya operasionalnya lebih besar tapi inpu-input
produksinya lebih murah. Namun apabila ingin mendapatkan insentif harga
sebaiknya dijual ke pasar moderen atau penjualan langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1. Pasar tradisional
Pasar ini merupakan pasar pertanian tertua. Untuk memasok pasar jenis ini
biasanya melalui rantai para pedagang pengepul dan tengkulak yang ada sampai
hingga ke pelosok desa. Kelebihan sistem ini adalah mudah. Petani tidak harus
jemput bola tinggal nunggu di lahan, bahkan biasanya proses panen pun dilakukan
pedagang pengepul.
Banyak petani yang lebih nyaman dengan sistem ini karena kemudahan
tersebut. Bahkan beberapa tengkulak dan pengepul mau meminjamkan modal untuk
produksi musim tanam berikutnya. Walaupun seringkali hal ini menjadi jeratan
bagi petani.
Kelemahan dari sistem ini adalah harganya yang rendah. Apalagi bila
produk pertanian dibeli dengan sistem ijon atau dibeli sebelum panen.
2. Pasar modern
Ada dua pola untuk memasuki pasar moderen yaitu dengan memasoknya
langsung dan melalui perusahaan pemasok. Untuk memasok langsung, produsen
harus memiliki modal dan relasi yang cukup. Karena biasanya barang yang masuk
tidak dibayar secara langsung. Hal ini bisa disiasati dengan membentuk koperasi
petani organik.
Sebagian petani organik, ada juga yang menjual hasil panennya ke
perusahaan pemasok pasar moderen. Dalam hal ini yang mempunyai kontrak
dengan pasar moderen adalah perusahaan pemasok. Petani menjual kepada
perusahaan pemasok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3. Penjualan langsung
Alternatif dari sistem-sistem pemasaran diatas adalah dengan melakukan
penjualan langsung. Petani memasarkan hasil panen secara langsung ke konsumen.
Biasanya dalam bentuk paket-paket yang disesuaikan dengan hasil panen.
Paket dikirimkan langsung ke konsumen yang berlangganan. Jenis dan
macam sayuran disesuaikan antara kebutuhan konsumen dan musim tanam. Untuk
menjalankan sistem seperti ini, petani wajib menerapkan sistem multiklutur agar
produk yang dihasilkan tidak monoton. Kalau sulit dipenuhi sendiri, petani
produsen bisa membentuk kelompok tani (Risandar ,2015).
H. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilaksanakan oleh Nikolaus Kristanto Santoso Fakultas
Pertanian dan Bisnis Universitas Satya Wacana Salatiga 2012 dengan judul
:Analisis komparasi usaha tani padi organik dan Anorganik dikec. Smbirejo Kab.
Sragen. Tempat penelitian ini dilaksanakan didesa Sukorejo dan desa musuk,
Kecamatan sambirejo, Kab. Sragen. Pemilihan tempat penelitian secara sengaja
(Purposive Sampling) karena seragen banyak terdapat pertanian padi organik.
Penelitian ini diselenggarakan pada 11 juli 2011 sampai dengan 11 Agustus 2011.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
1. Bagimana tingkat produktifitas padi yang dibudidayakan secara organik dan
anorganik.
2. Bagimana pendapatan kotor dan pendapatan bersih yang diperoleh petani padi
yang dibudidayakan secara organik dan anorganik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif, metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode survey dan observasi. peneliti dapat
menyimpulkan hasil penelitian sebagi berikut :
1. Rata-rata produksi padi pertanian organik sebesar 7,4 ton/ha/musiman
tanaman. Lebih tinggi dari rata-rata produksi padi pertanian anorganik yang
sebesar 6,5 ton/ha/musim tanam
2. Rata-rata modal lancar pertanian organik sebesar Rp 1.407.115,20/ha/musim
tanam. Lebih tinggi dari rata-rata modal lancar pertanian anorganik yang
sebesar Rp1.157.379,50/ha/musim tanam
3. Rata-rata pendapatan kotor pertanian organik sebesar
Rp42.924.170,87/ha/musim tanam. Lebih tinggi dari rata-rata pendapatan kotor
pertanian Anorganik yang sebesar Rp19.844.439,17/ha/musim tanam
4. Rata-rata pendapatan bersih pertanian organik sebesar
Rp38.467.762,23/ha/musim tanam, lebih tinggi dari rata-rata pendapatan bersih
dari pertanian Anorganik yang sebesar Rp 14.591.680,23/ha/musim tanam
5. Rata-rata biaya benih pertanian organik sebesar Rp231.852,23/ha/musim
tanam. Lebih tinggi dari rata-rata biaya benih pertanian anorganik yang sebesar
Rp961.144,93/ha/musim tanam
6. Rata-rata biaya pupuk pertanian organik sebesar Rp1.198.269,83/ha/musim
tanam, lebih tinggi dari rata-rata biaya pupuk pertanian anorganik yang sebesar
Rp961.649.77/ha/musim tanam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
7. Rata-rata biaya pestisida pertanian organik sebesar Rp3.970,93/ha/musim
tanam. Lebih kecil dari pada rata-rata biaya pestisida pertanian anorganik yang
sebesar Rp152.040,03/ha/musim tanam
8. Rata-rata biaya tenaga kerja pertanian organik sebesar
Rp2.446.040,07/ha/musim tanam, lebih rendah rata-rata biaya tenaga kerja
pertanian Anorganik yang sebesar Rp2.822.666.33/ha/musim tanam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
I Kerangka peneltian
Gambar 2: 1
Kerangka Penelitian
Studi Komparasi
Padi Organik
Padi Anorganik
Biaya Produksi
Keragaan
Pemasaran
Keuntungan
Produktivitas
Biaya Produksi
Keragaan
Pemasaran
Keuntungan
Produktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada sifat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneilti adalah sebagi instrument kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data
trianggulasi (Gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono,
2010:15). Dalam penelitian ini peneliti membandingkan budidaya budidaya
pertanian organik dan Anorganik terhadap biaya produksi, produktivitas,
keuntungan, dan Keragaan Pemasaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan, mencatat, menganalisis,
dan menginterprestasian kondisi yang terjadi saat ini atau yang ada. Penelitian ini
tidak mengkaji atau menggunakan hipotesa, tapi hanya mendiskripsikan informasi
apa adanya sesuai variabel yang diteliti
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
diperoleh atas landasan teori yang ada. Data ini diperoleh atas pengamatan,
dokmentasi secara langsung yang digunakan sebagimana mestinya. Tujuan tersebut
yaitu untuk membandingkan Biaya Produksi, Produktivitas, Keuntungan, Keragaan
Pemasaran Budidaya Padi Organik dengan Padi Anorganik Desa Klepu dan Desa
Sukorejo Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukorejo, Kec. Sambirejo, Kab.
Sragen telah daerah tersebut telah melakukan budidaya pertanian padi organik
sejak tanggal 14 agustus 1980. Dengan nama Gampok Tani Sri Rejeki yang
dipelopori oleh Bapak Ali Sutrisno dan Desa Klepu, Kec. Ceper, Kab. Klaten
yang membudidayakan pertanian padi anorganik. Yang telah berdiri sejak bulan
oktober 2010 dengan nama Gapot tani. Dalam penelitian ini peneliti akan
meneliti Studi komparasi padi organik dan padi anorganik terhadap Biaya
Produksi, Produktivitas, Keuntungan, Keragaan Pemasaran di Desa Sukorejo
dan Desa Klepu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan. Adapun pengambilan
data yaitu pada tanggal 01 Oktober 2015 sampai 30 Januari 2015
C. Jenis Data
Berdasarkan jenisnya data dibedakan menjadi dua yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif
1. Data kualitatif
Merupakan data yang menunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang ada,
baik keadaan, proses, prestiwa/kejadian dan lainya yang dinyatakan dalam
bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2012:18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagi hasil
observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2012:21).
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun bentuk pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi Non Partisipan
Suatu observasi disebut observasi non partisipan jika orang yang
melakukan penelitian tidak turut ambil bagian dalam kegiatan atau tidak terlibat
langsung dalam aktivitas orang-orang yang diobservasi. Observer bertindak
sebagi pengamat independen (Widoyoko, 2012:48).
Dalam melakukan observasi, peneliti mengamati, mencatat, menganalisa,
kemudian membuat kesimpulan terhadap hal yang diteliti terhadap budidaya
pertanian organik dan anorganik
2. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan
menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan data. Wawancara terstruktur digunakan digunakan
sebagi metode pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi yang diperoleh. Oleh karena itu
dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya telah
disiapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpul data dapat
menggunakan pewawancara sebagi pengumpul data. Supaya setiap
pewawancara mempunyai ketrampilan yang sama maka diperlukan traning bagi
calon pewawancara
Saat melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagi
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat
bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan alat bantu lain yang dapat
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar (Widoyoko, 2012:42-43).
E. Metode Pengambilan Sampel
1. Ukuran Sampel dalam Penelitian
Dengan populasi petani organik di Desa Sukorejo sebanyak 41 petani
organik dan petani anorganik di Desa Klepu terdapat 50 petani anorganik. teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagi sampel, bila orang yang
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagi sumber data yaitu
petani organik dan Anorganik. Sesuai dengan jumlah populasi masing-masing
dapat digunakan tabel 5.1 Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu
dengan tarif kesalahan 1%, 5%, dan 10% yang terdapat dalam lampiran 9
(Sugiyono,2010:128). jika jumlah petani organik 41 petani organik dan 50
petani anorganik dengan tingkat kesalahan 5% maka jumlah sampelnya = 91
Dengan demikian masing-masing sampel harus sesuai dengan populasi
berdasarkan perhitungan berikut jumlah sampel untuk
Petani organik = 41/91 x 75 = 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Petani anorganik = 50/91 x 75 = 41
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampling
Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagi
sampel, bila orang yang dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagi sumber data (Sugiyono, 2010:124).
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan bagi penelitian ini, penulis
mempergunakan alat pengumpul data yang utama yaitu pengamatan, wawancara dan
dokumentasi. Sebelum menyusun alat pengumpul data penulis terlebih dahulu
menyusun kisi-kisi penelitian, antara lain:
1. Membuat Kisi-kisi Penelitian
Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan hal yang sangat penting
karena kisi-kisi penelitian disusun sebagai acuhan untuk menyusun alat
pengumpul data. Kisi-kisi ini meliputi, judul, tujuan, pertanyaan penelitian, data
yang akan dikumpulkan, indikator-indikator, dan item. Kisi-kisi penelitian
dalam penelitian ini terdapat dalam lampiran 1.
Berdasarkan indikator setiap variabel maupun sub variabel dapat disusun
rancangan butir-butir instrumen. Gambaran hubungan variabel maupun sub
variabel, indikator dan rancangan butir-butir instrumen yang disusun dalam
bentuk tabel disebut dengan kisi-kisi instrumen. Dengan kata lain kisi-kisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
instrumen merupakan sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara variabel
maupun sub variabel, indikator dan rancangan butir-butir instrumen (Widoyoko,
2012:132).
2. Menyusun Item
Penyusunan item wawancara yang merupakan penjabaran dari indikator-
indikator yang kemudian dibuat dalam bentuk pertanyaan.
3. Uji Coba
Sebelum istrumen wawancara digunakan dalam penelitian peneliti
terlebih dahulu mencobakan wawancara kepada beberapa responden dengan
maksud mengetahi apakah wawancara tersebut sudah layak atau masih ada
kekurangan baik dari segi penggunaan segi bahasa, maksud dan tujuannya
bahkan untuk mengukur harus dapat mengetahui berapa lama waktu wawancara.
Dalam melakukan uji coba peneliti melakukan uji coba di desa Klepu
dengan nama Gapot tani, dengan cara menyebarkan lima angket kepada para
petani. Hasilnya yaitu ada beberapa yang tidak mengetahui maksud pertanyaan
no. 9, 10, 11, 12, 13, 24. Hal tersebut dikarenakan para petani kesulitan untuk
membaca dan menulis dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengisi
jawaban instrumen penelitian. Maka langkah yang baik dalam melakukan
penelitian ini yaitu dengan wawancara terstruktur dan merevisi instrumen
wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4. Revisi Instrument Wawancara
Revisi wawancara dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan dan
kekurangan dari hasil uji coba sehingga diperolah suatu bentuk finansial yang
dapat dijadikan alat untuk mengali informasi dan data responden sebenarnya.
5. Pelaksanaan Penyebaran Wawancara
Pelaksanaan penyebaran wawancara dalam melakukan penelitian dibagi
dalam dua tahap yaitu
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam proses penyebaran angket, yaitu:
1) Mempersiapkan surat ijin dari pihak terkait yaitu kelurahan
2) Mempersiapkan lembaran-lembaran wawancara.
3) Mempersiapkan alat tulis yang dipergunakan apabila ada yang perlu
ditulis atau dicatat.
b. Tahap Pelaksanaan.
Seletah mendapatkan ijin dari pihak yang berwenang. maka
wawancara dapat disebar dengan cara mendatangi anggota kelompok tani
atau para petani yang sedang bekerja disawah untuk memperolah informasi
yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Sukmadinata (2006:72) menjelaskan penelitian deskriptif adalah suatu
bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena
itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan,
dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya
Menurut Furchan (2004) menjelaskan jenis penelitian deskriptif Studi
kasus yaitu suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan/atau unit sosial
yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting
tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian
ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan
untuk membuat hipotesis.
2. Analisis Data Uji Beda
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik yang disebut Uji
Beda. Independent sample t-test.
1) Dengan Prasyarat:
a) Data berbentuk interval atau rasio
b) Data sample berasal dari populasi yang terdistribusi normal
c) Variansi antara dua sampel yang dibandingkan tidak berbeda secara
signifikan (homogen)
d) Data berasal dari dua sampel yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2) Rumus :
11 2
2
2
1
2
1
21
21
n
SD
n
SD
XXt
Keterangan :
X = Rata-rata masing-masing kelompok
SD = Variansi masing-masing kelompok
n = jumlah subjek
3) kriteria pengujian
Jika -t tabel lebih kecil atau sama dengan t hitung lebih kecil atau
sama dengan t tabel lebih kecil atau sama dengan t hitung,maka Ho
diterima
Jika t hitung lebih kecil dari t table maka Ho ditolak
Jika signifikasi > 0,05 maka Ho diterima
Jika signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Kondisi Geografis
Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2, secara administratif
terbagi dalam 20 Kecamatan, 8 Kelurahan, dan 200 Desa. Dalam penelitian ini
peneliti meneliti di Kecamatan Sambirejo tepatnya di Desa Sukorejo Berdasarkan
data tahun 2015, jumlah penduduk di Kabupaten Sragen adalah 67.007 orang terdiri
dari 32.682 laki-laki dan 34.325 perempuan. Kabupaten Sragen Terletak pada: 7 º
15 LS dan 7 º 30 LS 110 º 45 BT dan 111 º 10 BT.
Batas wilayah Desa sukorejo adalah sebagai berikut:
Sebelah Barat : Balong Barat
Sebelah Utara : Jambean
Sebelah Timur : Jawa Timur
Sebelah Selatan : Balong Selatan
Desa Sukorejo beriklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19-
31º C, terletak di dataran dengan ketinggian rata-rata 109 meter diatas permukaan
laut. Curah hujan rata-rata di bawah 3000 mm per tahun dengan hari hujan di
bawah 150 hari per tahun.
Kabupaten Klaten memiliki luas wilayah sebesar 65.556 Ha (655,56 km2)
atau seluas 2,014% dari luas Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis, Kabupaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Klaten terletak diantara 110°30‟-110°45‟ Bujur Timur dan 7°30‟-7°45‟ Lintang
Selatan.
Letak Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan langsung
dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didalam melakukan penelitian peneliti
meneliti dikecamatan Ceper desa klepu batas wilayah desa klepu yaitu :
Sebelah Timur : Desa Ngaran
Sebelah Barat : Desa Penggung
Sebelah Utara : Desa Petung
Sebelah Selatan : Desa Mondokan
. Desa Klepu berada pada ketinggian berkisar antara 75-160 meter di atas
permukaan laut Klaten memiliki iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau
silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28-30ᴼC dengan
kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap bulannya dengan curah hujan
tertinggi bulan Januari (350mm) dan curah hujan terendah pada bulan Juli (8mm).
B. Budidaya Padi Organik dan Padi Anorganik
Padi organik merupakan komoditi yang dibudidayakan di Kabupaten
Sragen, meskipun sebagian besar wilayahnya masih membudidayakan padi
Anorganik. Budidaya Padi organik di Desa Sukorejo melakukan sistem pertanian
organik sejak tanggal 14 Agustus 1980 yang dipelopori oleh Bpk. Ali Sutrisno dan
sampai saat ini tetap melaksanakan budidaya padi organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pertanian organik merupakan suatu pertanian yang mengusahakan
keseimbangan lingkungan dengan memelihara kesuburan tanah. Budidaya padi
organik berbeda dengan budidaya padi Anorganik perbedaan tersebut terletak pada
penyiapan lahan dan pemeliharaan. pemupukan padi organik dilakukan sebelum
bercocok tanam. petani sukorejo memanfaatkan pupuk kandang sebagi pupuk dasar
sedangkan pestisida yang digunakan menggunakan pestisida organik untuk
pemberantasan hama penyakit.
Pada tahun 2015 sebagian besar sawah Di Kabupaten Sragen sudah
berperairan teknis dengan presentase rata-rata sebesar 28% sedangkan perairan
setengah teknis memiliki presentase sebesar 4% pengairan sederhana presentase
rata-rata 3% dan tadah hujan presentase rata-rata 15%.
Tabel 4.5
Luas Kabupaten Sragen Dirinci Menurut Penggunaan Tahun 2015
JENIS LAHAN
2015
Luas(Ha) Prosentase (%)
I. LAHAN SAWAH 40.182 43
a. Irigasi Teknis 25.928 28
b. Irigasi Setengah Teknis 4.045 4
c. Irigasi Sederhana 2.477 3
d. Tadah Hujan 14.254 15
e. Lain-lain 859 1
II. LAHAN BUKAN SAWAH 53.973 57
a. Pekarangan/Bangunan 27.211 29
b. Tegal/Kebun Ladang/ 18.167 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
JENIS LAHAN 2015
Luas (Ha) Prosentase (%)
c. Padang/Gembala 12 0
d. Kolam/Empang 41 0
e. Tanaman Kayu-kayuan 1.479 2
f. Hutan Negara 5.458 6
g. Lain-lain 1.605 2
Sumber: BPS Kabupaten sragen 2015
Tanaman padi Anorganik merupakan salah satu hasil pertanian Kabupaten
Klaten yang diunggulkan. Kelompok Gampot Tani sudah terbentuk sejak tahun
2010. Dengan adanya kelompok tani dapat memudahkan petani mendapatkan
penyuluhan dari pemerintah melalui pekerja PPL.
Pada tahun 2001 -2015 sebagian besar sawah di Kabupaten Klaten sudah
berperairan teknis dengan presentase rata-rata sebesar 55,7% sedangkan perairan
setengah teknis memiliki presentase sebesar 33 % pengairan sederhana presentase
rata-rata 7,3% dan tadah hujan presentase rata-rata 3,8%. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Kabupaten Klaten sangat berpotensi untuk budidaya padi
Anorganik yang menjadi berswasembada beras. Berdasarkan luas penggunaan
tanah sawah di Kabupaten Klaten tahun 2015. Seluruh pengairan sawah di
Kecamatan Ceper, Delanggu dan Juwiring sudah berpengairan teknis. Hal tersebut
dapat dilihat tebel 4. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.6
Luas Penggunaan Tanah Sawah di Kabupaten Klaten Tahun 2015
No Kecamatan
Tanah sawah (Ha)
Teknis Setengah
Teknis
Sederhana Tadah
Hujan
Jumlah Tanah
Sawah
1 Prambanan 312 813 134 0 1259
2 Gantiwarno 633 394 456 142 1625
3 Wedi 700 705 97 54 1556
4 Bayat 129 38 215 434 816
5 Cawas 1123 860 0 336 2319
6 Trucuk 1524 139 0 258 1921
7 Kalikotes 177 559 68 10 754
8 Kebonarum 726 0 0 0 726
9 Jogonalan 708 765 116 0 1589
10 Manisrenggo 158 652 569 123 1512
11 Karangnongko 125 411 229 0 765
12 Ngawen 462 547 41 0 1020
13 Ceper 1575 0 0 0 1575
14 Pedan 363 487 29 5 884
15 Karangdowo 1310 649 19 72 2050
16 Juwiring 1789 209 0 12 2010
17 Wonosari 1882 347 0 21 2250
18 Delanggu 1334 0 0 0 1334
19 Polanharjo 1830 0 0 0 1830
20 Karanganom 1226 329 88 0 1639
21 Tulung 525 970 244 1 1740
22 Jatinom 41 565 1 2 609
23 Kemalang 54 0 0 0 54
24 Klaten selatan 251 526 73 0 850
25 Klaten tengah 84 254 0 0 338
26 Klaten utara 192 186 7 0 338
Jumlah 19171 10455 2386 480 33494
Sumber: BPS Kabupaten klaten dalam angka 2015
C. Karekteristik Petani Organik dan Anorganik
Karakteristik petani organik dan anorganik diuraikan berdasarkan: Umur
petani, Tingkat pendidikan, Setatus kepemilikan lahan, dan luas lahan pertanian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
1. Umur Petani
Berdasarkan hasil wawancara responden diperoleh data yang
menunjukkan bahwa sebaran umur petani secara keseluruhan dimulai dari umur
26 – 77 tahun. Secara terperinci penggolongan data yang didasarkan umur petani
dapat digolongkan sebagi berikut:
Tabel. 4.7
Penggolongan Padi Organik dan Anorganik Menurut Golongan Umur
Usia
Jumlah jiwa Presentase (%)
Petani
organik
Petani Anorganik Petani organik
Petani Anorganik
20-30 1 1 2,94 2,44
31-40 5 2 14,71 4,88
41-50 9 13 26,47 31,70
51-60 9 20 26,47 48,78
61-70 7 5 20,59 12,20
71-80 3 0 8,82 0
Jumlah 34 41 100 100
Sumber: Data kuesioner pnelitian 2015
2. Tingkat Pendidikan
Ditinjau dari tingkat pendidikan yang diikiti Petani padi organik dan
Anorganik digolongkan dari beberapa kategori. Berdasarkan tingkat
pendidikan yang diperoleh sebagian besar responden mengenyam pendidikan
SD. Hal tersebut menunjukkan tingkat pendidikan petani rendah. Secara
terperinci penggolongan responden berdasarkan tingkat pendidikanya dapat
dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.8
Penggolongan Petani Organik dan Anorganik Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat
Pendidikan
Jumlah orang Presentase
Petani
Organik
Petani
Anorganik
Petani
Organik
Petani
Anorganik
1 Tidak sekolah 0 5 0 12,20
2 SD 26 33 76,47 80,49
3 SMP 7 1 20,59 2,44
4 SMU 1 1 2,94 3,44
5 Diploma 0 0 0 0
6 Sarjana 0 0 0 0
Jumlah 34 41 100 100
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
3. Status Kepemilikan Lahan Pertanian
Setatus kepemilikan lahan petani padi organik dan anorganik terdiri
dari lahan milik sendiri, lahan sewa, lahan sakap/maro, dan Bengkok. Lahan
sewa merupakan lahan yang disewa petani selama satu musim panen dengan
sewa antara Rp250.000,- sampai Rp3.150.000,- tergantung dengan kondisi dan
luas lahan pertanian. Lahan maro/sakap merupakan lahan milik orang lain yang
digarap petani dengan sistem bagi hasil dengan biaya operasional ditanggung
petani. Sedangkan lahan bengkok merupakan lahan yang diberikan perangkat
desa kepada perangkat desa selam menjabat lahan bengkok diasumsikan
menjadi lahan milik sendiri yang merupakan penerimaan seorang perangkat
dalam bentuk sawah.
Setatus kepemilikian lahan petani organik sebagian besar milik
sendiri, untuk petani Anorganik setatus kepemilikan sawah juga milik sendiri
dan sebagian merupakan lahan sakap. Seprti yang terlihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.9
Penggolongan Petani Organik dan Anorganik Menurut Setatus Kepemilikan
Lahan
No
Setatus
Kepemilikan
Lahan
Jumlah orang Presentase (%)
Petani
Organik
Petani
Anorganik
Petani
Organik
Petani
Anorganik
1 Milik sendiri 6 31 14,63 91,18
2 Sewa 11 1 26,83 2,94
3 Sakap/maro 6 0 14,63 0
4 Keluarga 18 2 43,90 5,88
Jumlah 41 34 100 100
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
4. Luas Lahan Garapan
Dilihat dari luas garapanya ternyata luasnya cukup beragam antara 1700 –
9000 M2
. diketahui bahwa luas lahan garapan petani Anorganik berada pada
kisaran 2100-3000 M2 dengan jumlah petani sebanyak 39 orang dan begitu
juga luas lahan garapan petani organik sebanyak 19 orang dengan kisaran
luas lahan 3100-4000 M2 yang dapat kita lihat pada tabel berikut :
Tabel. 4.10
Penggolongan Petani Organik dan Anorganik Menurut Luas Garapan
No Luas garapan
M2
Jumlah orang Presentase (%)
Petani
Organik
Petani
Anorganik
Petani
Organik
Petani
Anorganik
1 <1000 0 0 0 0
2 1100-2000 1 1 2,94 2,44
3 2100-3000 3 39 8,82 95,12
4 3100-4000 19 0 55,88 0
5 4100-5000 3 1 8,82 2,44
6 5100-6000 4 0 11,76 0
7 6100-7000 1 0 2,94 0
8 7100-8000 2 0 5,88 0
9 8100-9000 1 0 2,94 0
10 <9000 0 0 0 0
Jumlah 34 41 100 100
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
ANALISIS KOMPARATIF PETANI ORGANIK DAN ANORGANIK
A. Deskripsi Budidaya Padi Organik dan Anorganik
Sebelum pembahasan secara analisis ststistik, penulis akan memaparkan
perbandingan budidaya padi organik dan budidaya anorganik secara diskriptif.
1. Bibit
Bibit yang digunakan budidaya padi organik yaitu Mentik wangi, IR64,
dan pandan wangi. Bibit tersebut diperoleh dari membeli dan ada juga yang
membuat sendiri harga bibit berkisar dari Rp 10.000,- sampai Rp13.000,- dan
varietas bibit yang digunakan varietas unggul. Jumlah bibit yang ditanam dalam
budidaya pertanian yaitu 7,5 kg untuk menanam tanaman padi seluas 1000 M2
Untuk pertanian Anorganik jenis bibit yang digunakan yaitu IR 64, petani
anorganik menanam padi IR 64 serentak dikarenakan IR 64 tahan terhadap
serangan hama penyakit. Kebutuhan bibit yang dibutuhkan yaitu 7,5 kg untuk
menanam padi seluas 1000 M2. Bibit pada pertanian berasal dari produsen bibit
pabrikan dengan harga beli Rp 10.000,- sampai Rp13.000,- per kilogram dengan
kualitas hibrida.
2. Pupuk dan Obat-obatan
Penggunaan pupuk pada pertanian organik menggunakan pupuk kandang
yang berasal dari kotoran sapi. Pupuk tersebut dibuat oleh kelompok tani maupun
dibuat sendiri. Ada pula petani yang menggunakan kotoran hewan seperti ayam,
kambing, serta burang pupuk kandang diberikan setelah lahan dibajak pertama
kali. Begitu pula penggunaan obat-obatan yang digunakan untuk pembasmi hama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dibuat oleh kelompok tani pembuatan dilakukan secara bersama-sama ramuan
tersebut berupa jahe, lengkuas, daun mimbo, daun mojo lelo, air seni sapi dan
sebaginya.
Pupuk yang digunakan untuk pertanian Anorganik merupakan pupuk
kimia berupa Urea, TSP, NPK, dan ZA. Pengaplikasian pupuk dengan
pengaplikasian yang mencampur beberapa jenis pupuk yang ditaburkan pada
tanaman padi yang berumur 10 – 14 hari hal tersebut mengakibatkan pupuk yang
ditebar akan menguap seiring dengan aliran air dan mengendap yang pada
akhirnya akan membuat tanah menjadi keras dan sulit diolah karena pupuk kimia
rapat dan tidak bercelah.
3. Pengolahan Tanah
Persiapan lahan untuk bertani organik dan Anorganik dimulai dengan
mengolah lahan sebelum tanam menggunakan traktor. traktor digunakan untuk
membajak dan mengolah lahan pertanian. Biaya yang dikenakan untuk membajak
sawah hingga selesai yaitu berkisar Rp100.000,- sampai Rp300.000,- sesuai
dengan kondisi pertanian
3. Persiapan Benih
Benih yang dibutuhkan untuk pertanian organik pada persemian adalah
7,5 per 1000 M2. Adapun kelebihan benih pada proses penanaman digunakan
untuk penyulaman hal tersebut tanaman yang dipindahkan dari lahan pertanian
yaitu berumur 21 – 25 hari. Sehingga rentan terhadap kondisi lingkungan.
Pada pertanian konvensional bibit yang ditanam relatif tua yaitu 25 – 30
hari. Didasarkan pemikiran pada bibit tua akan menghasilkan tanaman yang tahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
terhadap hama penyakit dan memudahkan untuk pencabutan. Namun pada
kenyatanya penggunaan bibit yang lebih tua berakibat jumlah anakan tidak
maksimal selain mengalami keterlambatan. Karena pada saat pemindahan terjadi
kondisi stagnasi dan adaptasi sehingga daya jelajah akar dalam mencari makanan
terbatas.
Dalam menyeleksi benih yang ditanam benih direndam terlebih dahulu
untuk memilahkan benih berkualitas baik. Benih yang mengapung adalah benih
yang kurang baik kualitasnya, sedangkan benih yang tenggelam adalah benih
yang baik kualitasnya. Setelah itu benih benih diperam terlebih dahulu selama
satu malam satu hari. Hal ini dilakukan agar benih tumbuh seragam. Setelah
diperam akan terlihat adanya bintik pada lembaga atau embrio benih tapi belum
tumbuh akar yang merupakan tanda benih baik dan siap disemai. Dan tempat
untuk menyemai benih yaitu dilakukan disawah
4. Penanaman
Setelah semai bibit berumur antara 20-30 hari, bibit siap dilakukan
penanaman bibit yang ditanam harus dalam keadaan utuh akar tidak putus. Untuk
melakukan penanaman harus dalam keadaan tanah yang basah. Bibit yang di
tanam untuk setiap lubangnya berisi satu benih dan ditanam diangkat pada
kedalaman 2-3 cm untuk pola penanaman bervariasi dengan jarak 25 cm x 25 cm
dan 30 cm x 30 cm. Hal tersebut dilakukan agar akar tumbuh dengan maksimal
dan mendapatkan sinar matahari yang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
5. Panen
Umur panen dipengaruhi oleh varietas yang ditanam. Umumnya berkisar
antara 100-120 hari sejak masa tanam. Kegiatan panen yang dilakukan untuk
pertanian oeganik biasanya dengan dipekerjakanya tenaga kerja luar keluarga
yang terbentuk dalam satu tim dengan jumlah 10 orang atau lebih. Dan sistem
pengupahanya disebut dengan sistem bawon. Yaitu memberikan upah dalam
bentuk gabah dengan proporsi yang digunakan 1 : 8 jadi apabila hasil panen
mencapi 1000 kg maka 875 kg menjadi bagian pemilik hasil panen sedangkan 125
kg menjadi upah tenaga kerjanya.
Untuk pertanian anorganik cara panen menggunakan cara tebasan yang
merupakan cara penen yang berresiko. Sebab kegiatan tawar-menawar dilakukan
sebelum padi siap panen. Jumlah hasil panen yang dihasilkan oleh tebasan
dikonversi ke nilai mata uang yang diterima. Kebaikan sistem tebasan yaitu jika
harga gabah turun penebas menanggung resiko ini, namun jika terjadi kelonjakan
harga maka penebas mendapatkan keuntungannya.
B. Teknik Analisis Data Uji Beda
1. T-Test Biaya Produksi Per 1000 M2
Tabel 5.11
Group Statistics Biaya Produksi
Budidaya Padi N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Biaya Produksi Organik 34 452367,65 161734,221 27737,190
Anorganik 41 864801,22 136496,841 21317,225
Pada ringkasan statistik dari kedua sampel untuk budidaya padi organik jumlah
biaya produksi memiliki nilai rata-rata 452367,65 dari 34 data keseluruhan. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
biaya produksi budidaya padi Anorganik memiliki rata-rata 864801,22 dari 41 data
keseluruhan. Selain itu, pada tabel ini juga dapat diketahui standard deviation dan
standard error mean dari masing-masing jenis perlakuan
Tabel 5.12
Independent Samples Test Biaya Produksi
Biaya Produksi
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 1,247
Sig. ,268
t-test for Equality of Means
t -11,979 -11,790
df 73 64,835
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
Mean Difference -412433,57 -412433,57
Std. Error Difference 34430,557 34982,507
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -481053,573 -482301,829
Upper -343813,572 -342565,316
Uji t dua sampel dilakukan apakah dari kedua populasi dianggap sama, setelah
itu baru dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata populasi.
Pada dasarnya, uji t mensyaratkan adanya kesamaan varians dari dua sampel yang diuji.
Hipotesis:
Hipotesis untuk pengujian varians.
Ho = Tidak perbedaan yang singnifikan rata-rata biaya produksi budidaya padi organik
dengan budidaya padi anorganik.
Ha = Ada perbedaan yang singnifikan rata-rata biaya produksi budidaya padi organik
dengan budidaya padi anorganik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pengambilan Keputusan
Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji satu sisi
o Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
o Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Keputusan:
Terlihat dari tabel independent sampeles test tingkat tingkat probabilitas biaya
produksi per 1000 M2 dengan Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti menolak
Ho menerima Ha. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata biaya produksi budidaya padi
organik dengan budidaya padi anorganik.
2. T-Test Produktivitas Kg/1000 M2
Tabel 5.13
Group Statistics Produktivitas
Budidaya Padi N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Produktivitas Organik 34 388,06 104,770 17,968
Anorganik 41 901,05 94,158 14,705
Pada ringkasan statistik dari kedua sampel untuk budidaya padi organik jumlah
produktivitas memiliki nilai rata-rata 388,06 dari 34 data keseluruhan. Sedangkan
produktivitas budidaya padi Anorganik memiliki rata-rata 901,05 dari 41 data
keseluruhan. Selain itu, pada tabel ini juga dapat diketahui standard deviation dan
standard error mean dari masing-masing jenis perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 5.14
Independent Samples Test Produktivitas Independent Samples Test
Produktivitas
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F ,821
Sig. ,368
t-test for Equality of Means
t -22,318 -22,094
df 73 67,155
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
Mean Difference -512,99 -512,99
Std. Error Difference 22,986 23,218
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -558,800 -559,332
Upper -467,180 -466,648
Uji t dua sampel dilakukan apakah dari kedua populasi dianggap sama, setelah
itu baru dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata populasi.
Pada dasarnya, uji t mensyaratkan adanya kesamaan varians dari dua sampel yang diuji.
Hipotesis:
Hipotesis untuk pengujian varians.
Ho = Tdak ada perbedaan yang singnifikan rata-rata produktivitas budidaya padi organik
dengan budidaya padi anorganik.
Ha = Ada perbedaan yang singnifikan rata-rata produktivitas budidaya padi organik
dengan budidaya padi anorganik
Pengambilan Keputusan
Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji satu sisi
o Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
o Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Keputusan:
Terlihat dari tabel independent sampeles test tingkat tingkat probabilitas
Produktivitas Kg/1000 M2 dengan Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti
menolak Ho menerima Ha. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata produktivitas
budidaya padi organik dengan budidaya padi anorganik.
3. T-Test Keuntungan per 1000 M2
Tabel 5.15
Group Statistics keuntungan
Budidaya Padi N Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
Keuntungan Organik 34 1419573,53 568239,848 97452,330
Anorganik 41 1447190,24 208337,712 32536,884
Pada ringkasan statistik dari kedua sampel untuk budidaya padi organik jumlah
Keuntungan memiliki nilai rata-rata 1419573,53 dari 34 data keseluruhan. Sedangkan
Keuntungan budidaya padi Anorganik memiliki rata-rata 1447190,24 dari 41 data
keseluruhan. Selain itu, pada tabel ini juga dapat diketahui standard deviation dan
standard error mean dari masing-masing jenis perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 5.16
Independent Samples Test keuntungan
Profit
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 26,572
Sig. ,000
t-test for Equality of Means
t -,289 -,269
df 73 40,354
Sig. (2-tailed) ,773 ,789
Mean Difference -27616,71 -27616,71
Std. Error Difference 95566,235 102740,476
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -218079,946 -235206,306
Upper 162846,517 179972,877
Uji t dua sampel dilakukan apakah dari kedua populasi dianggap sama, setelah itu baru
dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata populasi. Pada
dasarnya, uji t mensyaratkan adanya kesamaan varians dari dua sampel yang diuji.
Hipotesis:
Hipotesis untuk pengujian varians.
Ho = Tidak Ada perbedaan yang singnifikan rata-rata keuntungan budidaya padi organik
dengan budidaya padi anorganik.
Ha = Ada perbedaan yang singnifikan rata-rata keuntungan budidaya padi organik
dengan budidaya padi anorganik
Pengambilan Keputusan
Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji satu sisi
o Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
o Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Keputusan:
Terlihat dari tabel independent sampeles test tingkat tingkat probabilitas
keuntungan per 1000 M2 dengan Sig. (2-tailed) sebesar 0,773 > 0,05 yang berarti
menerima Ho menolak Ha. Tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata produktivitas
budidaya padi organik dengan budidaya padi anorganik.
1. Keragaan Pemasaran
Ditinjau dari keragaan pemasaran sebagian besar penjualan hasil pertanian
anorganik dijual melalui tengkulak. Seberapa cepat pemasaran hasil pertanian yang
dijual dalam pertanian anorganik yaitu sangat cepat dan cepat dan sejauh mana hasil
penjualan gabah yang dijual yaitu sampai luar daerah. Sedangkan untuk pertanian
organik penjualan hasil pertanian dijual secara langsung kepada penjual dan seberapa
cepat pemasaran yaitu sangat cepat dan penjualan hasil gabah yang dijual sampai keluar
daerah. Secara terperinci penggolongan responden berdasarkan pemasaran dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 5.17
Penjualan Hasil Pertanian
Penjualan hasil
pertanian
Jumlah Persentase (%)
Petani
Anorganik
Petani
Organik
Petani Anorganik
Petani Organik
Pasar tradisional 0 0 0 0
Pasar moderen 0 0 0 0
Tengkulak luar kota 0 34 0 100
Tengkulak daerah 41 0 100 0
Sumber: Data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 5.18
Seberapa Cepat Pemasaran
Seberapa cepet
pemasaran
Jumlah Persentase (%)
Petani
Anorganik
Petani
Organik
Petani Anorganik
Petani Organik
Sangat cepat 24 34 58,54 100
Cepat 17 0 41,46 0
Lambat 0 0 0 0
Sumber: Data kuesioner penelitian 2015
Tabel 5.19
Sejauh Mana Penjualan Gabah
Sejauh Mana
Penjualan Gabah
Jumlah Persentase (%)
Petani
Anorganik
Petani
Organik
Petani Anorganik
Petani Organik
Perdesaan 0 0 0 0
Kecamatan 0 0 0 0
Kabupaten 0 0 0 0
Luar daerah 41 0 100 0
Luar Provinsi 0 34 0 100
Pelosok tanah air 0 0 0 0
Luar negeri 0 0 0 0
Sumber: Data kuesioner penelitian 2015
C. Pembahasan Hasil Hipotesis
1. Biaya Produksi per 1000 M2
Dari hasil uji hipotesis rata-rata biaya produksi pertanian organik sebesar
452.367,65 sedangkan untuk pertanian anorganik 864.801,22 secara matematis
ada perbedaan yang jauh. Hal ini dapat didukung secara statistik yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata biaya
produksi antara pertanian padi organik dan pertanian padi anorganik
Perbedaan yang cukup tinggi tersebut dipengaruhi oleh biaya
pemupukan, Penggunaan obat-obat pestisida, dan biaya tenaga kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Penggunaan pupuk kandang yang digunakan petani padi organik berasal dari
kotoran sapi, kotoran kambing dan kotoran ternak ayam. Dalam melakukan
pemupukan petani membutuhkan tenaga kerja yang tinggi. Karena tenaga kerja
ini untuk membantu mengangkut dan menebar pupuk kandang kesawah karena
membutuhkan pupuk kandang yang cukup banyak dan ada juga petani yang
secara mandiri dan berinisiatif melakukan pemupukan sendiri untuk
mengurangi biaya tenaga kerja. Sedangkan untuk pertanian anorganik
pemupukan dilakukan sendiri tampa mengupah tenaga kerja karena jumlah
pupuk yang digunakan berkisar antara 50 kg dan penggunaan pupuk tersebut
memperkecil biaya produksi.
Penggunaan obat-obat pestisida yang digunakan oleh petani anorganik
seperti: poradam, rundap, Supermes dan lain-lain membuat biaya produksi
tinggi. Sedangkan penggunaan pestisida yang digunakan pertanian organik
berasal dari membuat ramuan sendiri yang berasal dari jahe, lengkuas,
sambiroto dan lain-lain yang kemudian diendapkan dalam wadah deligen yang
besar. Biaya produksi yang digunakan nol karena petani secara bersama-sama
membuat ramuan tersebut dan bahan-bahan yang dibawa dari menanam sendiri
dan sebagian membawa sendiri dari rumah.
2. Produktivitas kg/1000 M2
Dari hasil hipotesis ststistik hasil produktivitas pertanian organik 388,06
kg/1000 M2 sedangkan untuk pertanian anorganik 901,06 kg/1000 M
2 dari data
tersebut hasil produktivitas pertanian organik jauh lebih tinggi dibandangkan
pertanian anorganik. Hal ini didukung secara statistik yang menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata produktivitas budidaya padi
organik dengan padi anorganik.
Perbedaan rata-rata produktivitas ini dikarenakan hasil produktivitas
pertanian organik lebih kecil dibandingkan pertanian anorganik. Dengan
penanaman secara alami yang dilakukan pertanian organik tampa penggunaan
obat pestisida dan pemupukan secara anorganik telah terbukti bahwa gabah
yang dihasilkan lebih alami, lebih menyehatkan badan, ramah lingkungan, dan
beras berkualitas bagus. Hasil penjualan gabah organik sampai ke luar provinsi
dan beras organik lebih diburu konsumen meski harga jual beras organik lebih
tinggi berbeda dengan gabah anorganik produktivitas lebih tinggi dikarenakan
penggunaan pupuk dan obat-obat pestisida membuat hasil produktivitas lebih
meningkat dua kali lipat namun yang menjadi kendala dalam pertanian
anorganik yaitu banyaknya serangan hama wereng, tikus dan kondisi lahan
yang rentan dikarenakan penggunaaan persisida yang secara terus-menerus.
3. Keuntungan per 1000 M2
Rata-rata keuntungan pertanian organik yaitu 1.419.573,53 sedangkan
untuk pertanian anorganik rata-rata keuntungannya yaitu 1.447.190,24 dari
hipotesis tersebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata
keuntungan padi organik dengan padi anorganik.
Tidak ada perbedaan tersebut dikarenakan penjualan hasil pertanian
organik dijual secara langsung kepada pembeli luar kota sedangkan untuk
pertanian anorganik dijual melalui tengkulak daerah. Penjualan yang dilakukan
oleh pertanian organik secara langsung kepada pembeli luar kota dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pembeli tengkulak luar kota membeli gabah secara langsung setelah menjadi
gabah basah dengan perhitungan harga per kg dijual rata-rata Rp 4.700,-
dengan hasil produktivitas 388 kg/1000 M2
sedangkan penjualan gabah
pertanian anorganik dijual kepada tengkulak daerah. Pembelian yang dilakukan
tengkulak dilakukan sebelum menuai hasil padi dengan rata-rata penjualan
per/1000 M2
Rp 2.300.000,-
4. Keragaan Pemasaran
Jika kita amati tabel 5.17 terdapat perbedaan penjualan hasil pertanian
organik dengan anorganik untuk penjualan pada pertanian organik dijual secara
langsung kepada tengkulak luar kota sedangkan untuk penjualan pertanian
anorganik dijual kepada tengkulak daerah. Tingginya penjualan pertanian
organik disebabkan harga jual beras organik lebih tinggi dibandingkan dengan
penjualan beras anorganik
Untuk tabel 5.18 seberapa cepat pemasaran untuk pertanian Anorganik
58,54% penjualan sangat cepat berkisar 1 minggu dan 41,46% penjualan cepat
yang berkisar 2-3 minggu. Hal tersebut dikarenakan permintaan dan penawaran
yang dilakukan oleh para tengkulak daerah tidak sesuai dengan harga beli yang
diminta konsumen sedangkan untuk petanian organik penjualannya sampai
tengkulak luar kota untuk tengkulak luar kota penjualanya sangat cepat
dikarenakan pembeli sangat membutuhkan beras organik dan saat ini beras
organik diburu banyak orang meskipun harga beli beras organik tinggi
Untuk tabel 5.19 sejauh mana penjualan gabah untuk penjualan gabah
untuk pertanian anorganik berasal dari luar daerah yaitu dari Ceper, Pedan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Karang dowo, Juwiring, Pedan, dan Solo sedangkan untuk pertanian Anorganik
penjualannya sampai luar provinsi yaitu di Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB VI
KESIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Klepu dan Desa Sukorejo telah
diuji secara ststistik dengan analisis komparatif dan deskriptif dapat disimpulkan sebagi
berikut:
A. Kesimpulan
1. Ada perbedaan yang signifikan biaya produksi padi organik dengan padi
anorganik. Dari hasil hasil penelitian rata-rata biaya produksi pertanian organik
sebesar 452.367,65 sedangkan untuk pertanian anorganik 864.801,22 secara
matematis ada perbedaan yang jauh. Perbedaan yang jauh tersebut dikarenakan
adanya perbedaan biaya yaitu biaya pemupukan, penggunaan biaya obat-
obatan pestisida dan biaya tenaga kerja.
2. Ada perbedaan yang signifikan produktivitas padi organik dengan padi
anorganik. Dari hasil penelitian produktivitas pertanian organik 388,06
kg/1000 M2 sedangkan untuk pertanian anorganik 901,06 kg/1000 M
2 dari data
tersebut hasil produktivitas pertanian organik jauh lebih tinggi dibandangkan
pertanian anorganik. Hal tersebut dikarenakan, penggunaan pupuk pestisida
pada pertanian anorganik dapat menghasilkan produktivitas dua kali lipat
namun rendahnya produktivitas pertanian organik dapat menghasilkan padi
yang berkualitas tinggi, ramah lingkungan, dan menyehatkan badan.
Tidak ada perbedaan yang signifikan keuntungan padi organik dengan padi
anorganik. Rata-rata keuntungan pertanian organik yaitu 1.419.573,53
sedangkan untuk pertanian anorganik rata-rata keuntungannya yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
3. 1.447.190,24. Selisih keuntungan yang berbeda sedikit dikarenakan penjualan
yang dilakukan pertanian organik dan anorganik dijual kepada para tengkulak
4. Ada perbedaan yang signifikan keragaan pemasaran padi organik dengan padi
anorganik. Adanya perbedaan yang signifikan penjualan hasil pertanian untuk
pertanian organik dijual oleh tengkulak luar kota sedangkan untuk pertanian
anorganik dijual oleh tengkulak daerah. Adanya perbedaan signifikan seberapa
cepat pemasaran pertanian padi Anorganik 58,54 % sangat cepat dan 41,46 %
cepat sedangkan untuk pertanian organik penjualan 100% sangat cepat. Adanya
perbedaan yang signifikan sejauh mana penjualan gabah untuk pertanian
organik dijual diluar Provinsi sedangkan untuk pertanian anorganik dijual di
luar Daerah.
B. Saran
1. Biaya produksi padi organik lebih murah dibandingkan dengan biaya produksi
padi anorganik. Petani yang mengalami kesulitan permodalan sebaiknya
melakukan budidaya padi organik.
2. Untuk petani yang lebih mengharapkan produktivitas yang lebih besar
sebaiknya petani menggunakan budidaya padi anorganik karena budidaya padi
organik menghasilkan padi yang lebih banyak dari pada padi organik
3. Bagi petani yang menginginkan keuntungan dari budidaya padi organik dan
anorganik memiliki alternatif yang terbuka untuk memilih tanaman budidaya
padi organik dan anorganik karena kedua cara menghasilkan keuntungan yang
hampir sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
4. Bagi petani yang menginginkan agar padi yang dipasarkan memiliki kualitas
yang baik sebaiknya petani menanam padi organik dikarenakan padi organik
ramah lingkungan, kualitas baik, dan menyehatkan badan.
C. Keterbatasan
1. Dalam melakukan penelitian peneliti tidak membandingkan kondisi tanah.
Sehingga, kesuburan tanah dan jenis tanah yang berbeda dari lokasi tempat
penelitian dapat berakibat produktivitas padi organik dan anorganik ada
perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DAFTAR PUSTAKA
Abdul SW. (2003). Peningkatan efisiensi pupuk nitrogen pada Padi sawah dengan
Metode Bagan warna daun. J Litbang Pertanian 22 (4): 156-161.
Alparizzi S. (2014). Macam-macam Pupuk Kimia.
http://salmanbloger.blogspot.com/2014/02/macam-macam-pupuk-kimia.html
di akses pada tanggal 04 maret 2015
Anonim, (2015). Sagen Pelopor Padi Organik.
http://www.humaskabsragen.com/2015/01/sragen-pelopor-padi-organik/ di
akses pada tanggal 30 januari 2015
Anonim. (2014). Pupuk Organik dan Hayati: Pengertian, Sumber, Bahan, Sejarah,
Penggunaan, Manfaat, Peranan, Lingkungan.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/pupuk-organik-dan-hayati-
pengertian-sumber-bahan-manfaat-penggunaan-peranan.html di akses pada
tanggal. 04 maret 2015
Barton. G. (2001). „Sir Albert Howard and the Forestry Roots of the Organic Farming
Movement’, Agricultural History, Vol. 75, No. 2 (Spring), pp. 168-187
BPS. (2015). Rata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas, Komponen Mutu dan HPP di
Tingkat Petani di Indonesia, 2008 – 2015.
http://www.bps.go.id/tab_sub/excel.php?id_subyek=36%20¬ab=6 pada di
akses tanggal. 19 frebuari 2015
Endrizal, B, Julistia. (2004). Efisiensi penggunaan pupuk nitrogen dengan penggunaan
pupuk organik pada tanaman padi sawah. J PPTP 7 (2): 118-124.
Furchan, A. (2004). Pengantar Penelitian dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Gilarso. T. (1992). Pengantar Ilmu Ekonomi bagian Makro. Yogyakarta: Kanisius
Gilarso. T. (2003). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius
Gramedia. Pustaka Utama, Jakarta
Honcamp. F. (1931). Historisches über die Entwicklung der Pflanzenernährungslehre,
Düngung und Düngemittel. In F. Honcamp (Bahasa Indonesia). Handbuch der
Pflanzenernährung und Düngelehre, Bd. I und II. Springer, Berlin
Husein Umar. (2002). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Cetakan kedua.
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UGM.
Kasno. (2008). Pupuk Anorganik dan Pengelolaannya
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad
=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2F203.176.181.70%2Fb
ppi%2Flengkap%2Fbpp09037.pdf&ei=Oif3VP7BB5HZ8gW8roG4Dw&usg=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
AFQjCNFBgvtfJwUjdMNQiG_mqC-qx6pLAg&bvm=bv.87519884,d.dGc di
akses pada tanggal : 04 maret 2015
Keputusan Mentri Pertanian RI No.09/Kpts/TP.260/1/2003
Kusumawardhani, (2002), Efisiensi Ekonomi Usahatani Kubis (Di Kecamatan
Pengembangannya). Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Manullang. (2008). Pengantar Bisnis. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Mutakin. 2009. budidaya dan keunggulan Padi Organik Metode Sri. Kanisius.
Yogyakarta
Nurpradita. (2003). Revolusi Hijau. Diakses:
http://pradestian.blogspot.com/2013/04/revolusi-hijau.html. Pada tanggal 27
febuari 2015.
Peraturan Mentri Pertanian No. 02/Pert/HK.060/2/2006
Priyowidodo, Risandar. (2015). Memulai usaha pertanian organik. :
http://alamtani.com/pertanian-organik.html di akses pada tanggal 28 frebuari
2015
Rafai, Mien. (2003). Kamus Biologi Umum. Balai Pustaka. Jakarta
Raja Grafindo, Jakarta.
Ravianto, J. (1986), Produktivitas dan Manusia Indonesia, Jakarta : SIUP.
SK Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.130/B/2009.
Slovin dikutip dari Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan
dan Peneliti Pemula, Bandung : Alfabeta.
Soeharso. (2007). Kamus bahasa Indonesia lengkap. Bintang jaya. Semarang
Subino. (1982). Konstruksi dan Analisis Tes. Suatui Pengantar kepada Dan Return On
Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Tercantum dalam
Indeks LQ45. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol. 1, No. p :65
Sugiyono, (2010).Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: CV
Alfabeta
Sukmadinata. (2006). Pengendalian Mutu pendidikan Sekolah Menengah (Konsep,
Prinsip dan Instrumen). Bandung: Refika Aditama.s
Surat Keputusan Mentri Pertanian No. 9 tahun 2003
Susetyo. Budi. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika
Aditama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Sutanto, R. 2006. Penerapan Pertanian Organik (Pemasyarakatan dan
Sutanto, Rachman. (2002). Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta
Sutjipto. H. (2012). Pengertian & Macam Macam Pupuk Organik dan Anorganik.
Diakses: http://www.pilarlima.com/index.php/tips-informasi/28-pengertian-
macam-macam-pupuk-organik-dan-anorganik pada tanggal 01 maret 2015
Widoyoko. E. P, (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakara : Pustaka
Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran. 1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Kisi-kisi instrumen penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir
Budidaya padi
organik/anorganik
Y1/Y2
Jenis padi
a. mampu mengetahui padi
organik/anorganik
b. mampu mengetahui jenis
padi yang ditanam
c. mampu mengetahui
varietas padi yang
ditanam.
1
2
3
Profesi petani
a. mampu mengetahui
berapa lama bekerja
menjadi seorang petani
padi
b. mampu mengetahui
setatus pekerjaan
c. mampu mengetahui
keahlian bertani
4
5
6
Biaya Produksi
X1
Biaya sewa
lahan pertanian
a. mampu mengetahui
kondisi/kualitas lahan
yang menjadi garapan
b. mampu mengetahui
biaya sewa lahan
pertanian
7
8
Biaya
pemupukan,
obat-obatan,
dan tenaga kerja
a. mampu mengetahui
biaya pemupukan
pertanian
b. mampu mengatahui
biaya pengunaan obat-
obatan
c. mampu mengetahui hasil
9
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
gabah yang ditanam 11
Biaya lain-lain
d. mampu mengetahui
biaya lain-lain yang
dikeluarkan oleh petani
12
Produktivitas
X2
Luas lahan
pertanian
a. mampu mengetahui luas
lahan garapan lahan
pertanian
13
Harga gabah b. mampu mengetahui
harga gabah/kilogram
14
Hasil
produktivitas
pertanian dalam
satu musim
panen
c. dapat menunjukkan hasil
produktivitas pertanian
dalam satu musim panen
15
Keuntungan
X3
Keuntungan/
laba
a. dapat menghitung laba
bersih padi organik dan
anorganik
16
Keragaan
Pemasaran
X4
Pola pemasaran
a. dapat mengetahui
jangkauan pemasaran
17
Seberapa cepat
pemasaran
b. dapat mengetahui
seberapa cepat
pemasaran
18
Penjualan gabah c. dapat mengetahui sejauh
mana penjualan gabah
19
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 2
Instrumen Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Instrumen Penelitian
Studi Komparasi Biaya Produksi, Produktivitas, Keuntungan, Keragaan
Pemasaran Padi Organik dengan Padi Anorganik
Desa Klepu dan Desa Sukorejo Jawa Tengah
Petunjuk :
1. Isi biodata dan identitas anda dengan benar
2. Berikan tanda silang pada kolom sesuai dengan jawaban anda
3. Jawablah pertanyaan dengan benar dan tepat
4. Jawablah semua pertanyaan instrumen ini, sebagi dasar acuhan peneliti melakukan
penelitian
Nama Lengkap :
Tempat, Tanggal Lahir :
Alamat :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
1. Jenis budidaya padi Padi Organik Padi Anorganik
2. Jenis Padi yang ditanam Pandan Wangi IR 64
Rojo lele Mentik Wangi
Lainnya . . . . . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3. Varietas padi yang anda tanam Varietas Hibrida Varietas Unggul
Varietas Biasa
4. Berapa lama anda bekerja menjadi seorang petani ?
5. Apakah anda mempunyai pekerjaan sambilan, selain bertani?
6. Bagimana keahlian, pengetahuan, dan wawasan bertani anda ?
Sangat Baik Baik
Tidak Baik
7. Bagimana kualitas/kondisi lahan pertanian yang anda kerjakan ?
Sangat Baik Baik
Tidak Baik
8. Berapa biaya sewa lahan pertanian yang anda kerjakan/bulan ?
No
Status Lahan
Milik sendiri Keluarga Sewa Sakap/maro Bengkok
9. Berapa biaya pemupukan yang anda keluarkan untuk menanam padi ?
No Jenis pupuk yang digunakan Harga/Kwintal
a Pupuk Urea Rp
b Pupuk TSP Rp
c Pupuk KCI Rp
d Pupuk NPK Rp
e Pupuk ZA Rp
f Pupuk kompos Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
g Pupuk hijau/Terbuat dari tanaman Rp
h Pupuk Kandang Rp
i Pupuk seresah Rp
j
k
l
m
Jumlah
10. Berapa biaya Obat-obatan yang anda keluarkan untuk menanam padi?
No Jenis Obat yang digunakan Harga
a Rp
b Rp
c Rp
d Rp
e Rp
f Rp
g Rp
Jumlah
11. Berapa hasil gabah yang ditanam dalam waktu satu musim panen?
12. Berapa biaya lain-lain yang anda keluarkan untuk menanam padi dalam waktu satu
musim panen ?
No Biaya yang dikeluarkan Rincian
a Berapa kilogram benih yang anda butuhkan
b Berapa harga 1 kilogram benih tanaman
padi?
Rp
c Biaya Benih Rp
d Biaya pembajakan Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
e Biaya Penggaruan Rp
f Biaya Tenaga kerja Rp
g Biaya Penanaman Rp
h Biaya Penyulaman Rp
i Biaya Penyiangan Rp
j Biaya Penyemprotan pestisida Rp
k
l
m
Jumlah
13. Berapa luas lahan pertanian yang anda kerjakan ?
14. Berapa harga/kg jual gabah yang anda tanam ?
15. Berapakah hasil produktivitas pertanian dalam satu musim panen ?
16. Berapa hasil laba bersih penjualan padi organik/Anorganik?
Pendapatan : Rp
Beban/biaya:
- Biaya sewa lahan :
- Biaya sawah maro :
- Biaya pemupukan :
- Biaya obat-obatan :
- Biaya lain-lain :
-
Rp
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
17. Dimana anda menjual hasil pertanian padi yang anda kerjakan ?
Pasar tradisional
Pasar moderen
Tengkulak luar kota
Tengkulak daerah
18. Seberapa cepat pemasaran hasil pertanian padi yang anda jual ?
Sangat Cepat (1 minggu)
Cepat (2-3 minggu)
Lambat (lebih dari 3 minggu)
19. Sejauh mana hasil penjualan gabah yang anda jual ?
Perdesaan Luar daerah Ekspor beras
Kecamatan Luar provinsi
Kabupaten Seluruh pelosok tanah air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 3
Permohonan Ijin Penelitian A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 4
Permohonan Ijin Penelitian B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran. 5
Data Instrumen Penelitian Padi Organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No Nama TTL Alamat Usia Jenis Kelamin
1 Witono Sragen, 14/08/1960 Sragen 55 Tahun Laki-laki
2 Pawiro diyono Sragen, 04/07/1952 Sragen 63 Tahum Laki-laki
3 Suwarno Sragen, 04/02/1982 Sragen 33 Tahun Laki-laki
4 Muji wiyono Sragen, 16/02/1973 Sragen 42 Tahun Laki-laki
5 Slamet Sragen, 14/07/1980 Sragen 35 Tahun Laki-laki
6 Cipto wiyono Sragen, 09/12/1973 Sragen 42 Tahun Laki-laki
7 Manto taruna Sragen, 14/07/1945 Sragen 70 Tahun Laki-laki
8 Widodo Sragen, 04/07/1969 Sragen 46 Tahun Laki-laki
9 Anton Sragen, 25/08/1971 Sragen 44 Tahun Laki-laki
10 Joyo suparmo Sragen, 29/12/1947 Sragen 68 Tahun Laki-laki
11 Harjo sudiro Sragen, 17/12/1965 Sragen 50 Tahun Laki-laki
12 Tanto wiyono Sragen, 04/07/1965 Sragen 50 Tahun Laki-laki
13 Namto wiyono Sragen, 04/02/1958 Sragen 57 Tahun Laki-laki
14 Nanto wiyono Sragen, 14/06/1946 Sragen 69 Tahun Laki-laki
15 Siswo sumarto Sragen, 04/08/1962 Sragen 58 Tahun Laki-laki
16 Triyono Sragen, 04/11/1976 Sragen 39 Tahun Laki-laki
17 Patmo sumanto Sragen, 02/02/1938 Sragen 77 Tahun Laki-laki
18 Manto wiyono Sragen, 25/10/1947 Sragen 68 Tahun Laki-laki
19 Jono Sragen, 04/08/1977 Sragen 38 Tahun Laki-laki
20 Kristanto Sragen, 04/04/1989 Sragen 26 Tahun Laki-laki
21 Dodo Sragen, 14/10/1973 Sragen 42 Tahun Laki-laki
22 Somo wiyono Sragen, 03/02/1942 Sragen 73 Tahun Laki-laki
23 Cipto widodo Sragen, 31/12/1961 Sragen 54 Tahun Laki-laki
24 Sastro wiyono Sragen, 04/02/1964 Sragen 51 Tahun Laki-laki
25 Puji wiyono Sragen, 06/07/1957 Sragen 58 Tahun Laki-laki
26 Hadi sakidi Sragen, 13/08/1956 Sragen 59 Tahun Laki-laki
27 Wakit Sragen, 04/09/1968 Sragen 47 Tahun Laki-laki
28 Eksan sapari Sragen, 02/09/1955 Sragen 60 Tahun Laki-laki
29 Dumiyati Sragen, 14/05/1947 Sragen 68 Tahun Laki-laki
30 Danu dijoyo Sragen, 02/03/1945 Sragen 70 Tahun Laki-laki
31 Sadi Sragen, 14/12/1972 Sragen 43 Tahun Laki-laki
32 Patmo suwito Sragen, 03/02/1960 Sragen 55 Tahun Laki-laki
33 Madi Sragen, 13/05/1957 Sragen 58 Tahun Laki-laki
34 Mugono Sragen, 14/07/1981 Sragen 34 Tahun Laki-laki
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
No Nama Pendidikan Budidaya padi Jenis Padi Varietas padi
1 Witono SD Padi Organik IR 64 Unggul
2 Pawiro diyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
3 Suwarno SMP Padi Organik IR 64 Unggul
4 Muji wiyono SMP Padi Organik IR 64 Unggul
5 Slamet SD Padi Organik IR 64 Unggul
6 Cipto wiyono SMP Padi Organik Mentik wangi Unggul
7 Manto taruna SD Padi Organik IR 64 Unggul
8 Widodo SMP Padi Organik IR 64 Unggul
9 Anton SMP Padi Organik IR 64 Unggul
10 Joyo suparmo SD Padi Organik IR 64 Unggul
11 Harjo sudiro SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
12 Tanto wiyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
13 Namto wiyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
14 Nanto wiyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
15 Siswo sumarto SD Padi Organik IR 64 Unggul
16 Triyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
17 Patmo sumanto SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
18 Manto wiyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
19 Jono SD Padi Organik IR 64 Unggul
20 Kristanto SMA Padi Organik IR 64 Unggul
21 Dodo SMP Padi Organik IR 64 Unggul
22 Somo wiyono SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
23 Cipto widodo SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
24 Sastro wiyono SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
25 Puji wiyono SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
26 Hadi sakidi SD Padi Organik IR 64 Unggul
27 Wakit SD Padi Organik IR 64 Unggul
28 Eksan sapari SD Padi Organik Rojo lele Unggul
29 Dumiyati SD Padi Organik IR 64 Unggul
30 Danu dijoyo SD Padi Organik IR 64 Unggul
31 Sadi SD Padi Organik Pandan wangi Unggul
32 Patmo suwito SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
33 Madi SD Padi Organik IR 64 Unggul
34 Mugono SMP Padi Organik Mentik wangi Unggul
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
No Nama Lama bekerja Pekerjaaan sampingan Keahlian
1 Witono 30 tahun Tidak ada Baik
2 Pawiro diyono 30 tahun Ternak sapi Baik
3 Suwarno 17 tahun Ternak sapi Baik
4 Muji wiyono 17 tahun Ternak sapi Baik
5 Slamet 20 tahun Tidak ada Baik
6 Cipto wiyono 20 tahun Ternak sapi Baik
7 Manto taruna 40 tahun Ternak sapi Baik
8 Widodo 20 tahun Ternak sapi Baik
9 Anton 20 tahun Ternak sapi Baik
10 Joyo suparmo 40 tahun Tidak ada Baik
11 Harjo sudiro 35 tahun Ternak sapi Baik
12 Tanto wiyono 30 tahun Tidak ada Baik
13 Namto wiyono 35 tahun Ternak sapi Baik
14 Nanto wiyono 45 tahun Ternak sapi Baik
15 Siswo sumarto 28 tahun Tidak ada Baik
16 Triyono 20 tahun Tidak ada Baik
17 Patmo sumanto 40 tahun Ternak sapi Baik
18 Manto wiyono 50 tahun Ternak sapi Baik
19 Jono 20 tahun Tidak ada Baik
20 Kristanto 30 tahun Tidak ada Baik
21 Dodo 20 tahun Ternak sapi Baik
22 Somo wiyono 40 tahun Ternak sapi Baik
23 Cipto widodo 40 tahun Ternak lembu Baik
24 Sastro wiyono 30 tahun Ternak sapi Baik
25 Puji wiyono 40 tahun Ternak sapi & kambing Baik
26 Hadi sakidi 40 tahun Ternak sapi Baik
27 Wakit 25 tahun Ternak sapi Baik
28 Eksan sapari 40 tahun Tidak ada Baik
29 Dumiyati 40 tahun Tidak ada Baik
30 Danu dijoyo 45 tahun Tidak ada Baik
31 Sadi 25 tahun Tidak ada Baik
32 Patmo suwito 40 tahun Ternak sapi Baik
33 Madi 35 tahun Tidak ada Baik
34 Mugono 20 tahun Tidak ada Baik
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No Nama kondisi lahan Biaya sewa lahan Status lahan
1 Witono Baik -Rp Milik sendiri
2 Pawiro diyono Baik -Rp Milik sendiri
3 Suwarno Baik -Rp Milik sendiri
4 Muji wiyono Baik -Rp Milik sendiri
5 Slamet Baik -Rp Milik sendiri
6 Cipto wiyono Baik -Rp Keluarga
7 Manto taruna Baik -Rp Milik sendiri
8 Widodo Baik -Rp Milik sendiri
9 Anton Baik -Rp Milik sendiri
10 Joyo suparmo Baik -Rp Milik sendiri
11 Harjo sudiro Baik -Rp Milik sendiri
12 Tanto wiyono Baik -Rp Milik sendiri
13 Namto wiyono Baik -Rp Milik sendiri
14 Nanto wiyono Baik -Rp Milik sendiri
15 Siswo sumarto Baik -Rp Milik sendiri
16 Triyono Baik -Rp Milik sendiri
17 Patmo sumanto Baik -Rp Milik sendiri
18 Manto wiyono Baik -Rp Milik sendiri
19 Jono Baik -Rp Milik sendiri
20 Kristanto Baik -Rp Keluarga
21 Dodo Baik -Rp Milik sendiri
22 Somo wiyono Baik -Rp Milik sendiri
23 Cipto widodo Baik -Rp Milik sendiri
24 Sastro wiyono Baik -Rp Milik sendiri
25 Puji wiyono Baik 3.150.000,00Rp Sewa
26 Hadi sakidi Baik -Rp Milik sendiri
27 Wakit Baik -Rp Milik sendiri
28 Eksan sapari Baik -Rp Milik sendiri
29 Dumiyati Baik -Rp Milik sendiri
30 Danu dijoyo Baik -Rp Milik sendiri
31 Sadi Baik -Rp Milik sendiri
32 Patmo suwito Baik -Rp Milik sendiri
33 Madi Baik -Rp Milik sendiri
34 Mugono Baik -Rp Milik sendiri
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No Nama Biaya pemupukan Biaya obat-obatan Hasil gabah
1 Witono 557.000,00Rp -Rp 14 kwintal
2 Pawiro diyono 468.000,00Rp -Rp 14 kwintal
3 Suwarno 658.000,00Rp -Rp 13 kwintal
4 Muji wiyono 530.000,00Rp -Rp 13 kwintal
5 Slamet 730.000,00Rp -Rp 16 kwintal
6 Cipto wiyono 530.000,00Rp -Rp 14 kwintal
7 Manto taruna 380.000,00Rp -Rp 12,5 kwintal
8 Widodo 564.000,00Rp -Rp 15 kwintal
9 Anton 453.000,00Rp -Rp 14 kwintal
10 Joyo suparmo 547.000,00Rp -Rp 17 kwintal
11 Harjo sudiro 457.000,00Rp -Rp 15 kwintal
12 Tanto wiyono 546.000,00Rp -Rp 14 kwintal
13 Namto wiyono 600.000,00Rp -Rp 14 kwintal
14 Nanto wiyono 455.000,00Rp -Rp 13 kwintal
15 Siswo sumarto 500.000,00Rp -Rp 17 kwintal
16 Triyono 425.000,00Rp -Rp 17 kwintal
17 Patmo sumanto 600.000,00Rp -Rp 10 kwintal
18 Manto wiyono 525.000,00Rp -Rp 15 kwintal
19 Jono -Rp -Rp 12 kwintal
20 Kristanto -Rp -Rp 6 kwintal
21 Dodo 400.000,00Rp -Rp 20 kwintal
22 Somo wiyono 555.200,00Rp -Rp 10 kwintal
23 Cipto widodo 590.000,00Rp -Rp 10 kwintal
24 Sastro wiyono 480.000,00Rp -Rp 12 kwintal
25 Puji wiyono 900.000,00Rp -Rp 30 kwintal
26 Hadi sakidi 560.000,00Rp -Rp 17 kwintal
27 Wakit 550.000,00Rp -Rp 16 kwintal
28 Eksan sapari 540.250,00Rp -Rp 17 kwintal
29 Dumiyati 1.677.000,00Rp -Rp 50 kwintal
30 Danu dijoyo 453.000,00Rp -Rp 13 kwintal
31 Sadi 436.750,00Rp -Rp 12,5 kwintal
32 Patmo suwito 411.750,00Rp -Rp 13 kwintal
33 Madi 520.000,00Rp -Rp 18 kwintal
34 Mugono 500.000,00Rp -Rp 12,5 kwintal
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No Nama Biaya lain-lain Biaya produksi Luas lahan M²
1 Witono Rp1.450.000,00 Rp2.007.000,00 4300
2 Pawiro diyono Rp1.350.000,00 Rp1.818.000,00 3780
3 Suwarno Rp1.300.000,00 Rp1.958.000,00 3800
4 Muji wiyono Rp1.350.000,00 Rp1.880.000,00 3800
5 Slamet Rp1.450.000,00 Rp2.180.000,00 3780
6 Cipto wiyono Rp1.500.000,00 Rp2.030.000,00 3500
7 Manto taruna Rp1.200.000,00 Rp1.580.000,00 3450
8 Widodo Rp1.350.000,00 Rp1.914.000,00 3500
9 Anton Rp1.240.000,00 Rp1.693.000,00 3400
10 Joyo suparmo Rp1.450.000,00 Rp1.997.000,00 5300
11 Harjo sudiro Rp1.525.000,00 Rp1.982.000,00 3800
12 Tanto wiyono Rp1.450.000,00 Rp1.996.000,00 3800
13 Namto wiyono Rp1.550.000,00 Rp2.150.000,00 3870
14 Nanto wiyono Rp1.650.000,00 Rp2.105.000,00 3400
15 Siswo sumarto Rp700.000,00 Rp1.200.000,00 3200
16 Triyono Rp560.000,00 Rp985.000,00 3200
17 Patmo sumanto Rp1.450.000,00 Rp2.050.000,00 5300
18 Manto wiyono Rp1.400.000,00 Rp1.925.000,00 3800
19 Jono Rp500.000,00 Rp500.000,00 3200
20 Kristanto Rp0,00 Rp0,00 1700
21 Dodo Rp1.400.000,00 Rp1.800.000,00 5300
22 Somo wiyono Rp1.100.000,00 Rp1.655.200,00 6780
23 Cipto widodo Rp1.000.000,00 Rp1.590.000,00 5960
24 Sastro wiyono Rp1.000.000,00 Rp1.480.000,00 4300
25 Puji wiyono Rp2.500.000,00 Rp6.550.000,00 7830
26 Hadi sakidi Rp1.270.000,00 Rp1.830.000,00 3350
27 Wakit Rp970.000,00 Rp1.520.000,00 3300
28 Eksan sapari Rp1.070.000,00 Rp1.610.250,00 3300
29 Dumiyati Rp1.480.000,00 Rp3.157.000,00 8752
30 Danu dijoyo Rp1.175.000,00 Rp1.628.000,00 2300
31 Sadi Rp1.157.500,00 Rp1.594.250,00 2700
32 Patmo suwito Rp1.107.500,00 Rp1.519.250,00 2780
33 Madi Rp960.000,00 Rp1.480.000,00 7600
34 Mugono Rp1.817.500,00 Rp2.317.500,00 4480
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Nama Harga jual gabah/kg Output Produktivitas (Kg/1000 M²)
1 Witono Rp5.000,00 15 kg 14 kwintal
2 Pawiro diyono Rp4.500,00 20 kg 14 kwintal
3 Suwarno Rp5.000,00 20 kg 13 kwintal
4 Muji wiyono Rp5.000,00 15 kg 13 kwintal
5 Slamet Rp5.000,00 15 kg 16 kwintal
6 Cipto wiyono Rp4.500,00 16 kg 14 kwintal
7 Manto taruna Rp4.500,00 15 kg 12,5 kwintal
8 Widodo Rp4.500,00 20 kg 15 kwintal
9 Anton Rp4.500,00 18 kg 14 kwintal
10 Joyo suparmo Rp5.000,00 20 kg 17 kwintal
11 Harjo sudiro Rp5.000,00 15kg 15 kwintal
12 Tanto wiyono Rp4.500,00 15 kg 15 kwintal
13 Namto wiyono Rp4.500,00 15 kg 14 kwintal
14 Nanto wiyono Rp5.000,00 15 kg 13 kwintal
15 Siswo sumarto Rp5.000,00 15 kg 17 kwintal
16 Triyono Rp4.000,00 15 kg 17 kwintal
17 Patmo sumanto Rp5.000,00 10 kg 10 kwintal
18 Manto wiyono Rp4.500,00 15 kg 15 kwintal
19 Jono Rp5.000,00 15 kg 12 kwintal
20 Kristanto Rp5.000,00 10 kg 6 kwintal
21 Dodo Rp4.000,00 25 kg 20 kwintal
22 Somo wiyono Rp5.000,00 20 kg 10 kwintal
23 Cipto widodo Rp4.500,00 15 kg 10 kwintal
24 Sastro wiyono Rp4.000,00 13 kg 12 kwintal
25 Puji wiyono Rp4.500,00 30 kg 30 kwintal
26 Hadi sakidi Rp5.000,00 20 kg 17 kwintal
27 Wakit Rp5.000,00 20 kg 16 kwintal
28 Eksan sapari Rp6.500.000,00 20 kg 17 kwintal
29 Dumiyati Rp5.000,00 20 kg 50 kwintal
30 Danu dijoyo Rp5.000,00 15 kg 13 kwintal
31 Sadi Rp5.500,00 15 kg 12,5 kwintal
32 Patmo suwito Rp5.500,00 15 kg 13 kwintal
33 Madi Rp3.500,00 20 kg 18 kwintal
34 Mugono Rp4.500,00 15 kg 15 kwintal
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
No Nama Penjualan Laba bersih Penjualan hasil pertanian
1 Witono Rp7.000.000,00 Rp4.993.000,00 Tengkulak luar kota
2 Pawiro diyono Rp6.300.000,00 Rp4.482.000,00 Tengkulak luar kota
3 Suwarno Rp6.500.000,00 Rp4.542.000,00 Tengkulak luar kota
4 Muji wiyono Rp6.500.000,00 Rp4.620.000,00 Tengkulak luar kota
5 Slamet Rp8.000.000,00 Rp5.820.000,00 Tengkulak luar kota
6 Cipto wiyono Rp6.300.000,00 Rp4.000.000,00 Tengkulak luar kota
7 Manto taruna Rp5.625.000,00 Rp4.045.000,00 Tengkulak luar kota
8 Widodo Rp6.750.000,00 Rp4.836.000,00 Tengkulak luar kota
9 Anton Rp6.300.000,00 Rp4.607.000,00 Tengkulak luar kota
10 Joyo suparmo Rp8.500.000,00 Rp6.503.000,00 Tengkulak luar kota
11 Harjo sudiro Rp7.500.000,00 Rp5.518.000,00 Tengkulak luar kota
12 Tanto wiyono Rp6.300.000,00 Rp4.310.000,00 Tengkulak luar kota
13 Namto wiyono Rp6.300.000,00 Rp4.150.000,00 Tengkulak luar kota
14 Nanto wiyono Rp6.500.000,00 Rp4.395.000,00 Tengkulak luar kota
15 Siswo sumarto Rp6.800.000,00 Rp5.600.000,00 Tengkulak luar kota
16 Triyono Rp6.800.000,00 Rp5.815.000,00 Tengkulak luar kota
17 Patmo sumanto Rp5.000.000,00 Rp2.950.000,00 Tengkulak luar kota
18 Manto wiyono Rp7.650.000,00 Rp5.725.000,00 Tengkulak luar kota
19 Jono Rp6.000.000,00 Rp5.500.000,00 Tengkulak luar kota
20 Kristanto Rp3.000.000,00 Rp3.000.000,00 Tengkulak luar kota
21 Dodo Rp8.000.000,00 Rp6.600.000,00 Tengkulak luar kota
22 Somo wiyono Rp5.000.000,00 Rp3.344.800,00 Tengkulak luar kota
23 Cipto widodo Rp4.500.000,00 Rp2.910.000,00 Tengkulak luar kota
24 Sastro wiyono Rp4.800.000,00 Rp3.320.000,00 Tengkulak luar kota
25 Puji wiyono Rp13.500.000,00 Rp6.950.000,00 Tengkulak luar kota
26 Hadi sakidi Rp8.500.000,00 Rp6.670.000,00 Tengkulak luar kota
27 Wakit Rp8.000.000,00 Rp6.480.000,00 Tengkulak luar kota
28 Eksan sapari Rp11.050.000,00 Rp9.440.000,00 Tengkulak luar kota
29 Dumiyati Rp25.000.000,00 Rp21.843.000,00 Tengkulak luar kota
30 Danu dijoyo Rp65.000.000,00 Rp4.872.000,00 Tengkulak luar kota
31 Sadi Rp6.875.000,00 Rp5.280.750,00 Tengkulak luar kota
32 Patmo suwito Rp7.150.000,00 Rp5.630.750,00 Tengkulak luar kota
33 Madi Rp6.300.000,00 Rp4.820.000,00 Tengkulak luar kota
34 Mugono Rp6.750.000,00 Rp4.432.500,00 Tengkulak luar kota
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No Nama Seberapa cepat pemasaran Sejauh mana penjualan gabah
1 Witono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
2 Pawiro diyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
3 Suwarno Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
4 Muji wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
5 Slamet Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
6 Cipto wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
7 Manto taruna Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
8 Widodo Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
9 Anton Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
10 Joyo suparmo Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
11 Harjo sudiro Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
12 Tanto wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
13 Namto wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
14 Nanto wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
15 Siswo sumarto Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
16 Triyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
17 Patmo sumanto Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
18 Manto wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
19 Jono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
20 Kristanto Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
21 Dodo Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
22 Somo wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
23 Cipto widodo Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
24 Sastro wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
25 Puji wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
26 Hadi sakidi Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
27 Wakit Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
28 Eksan sapari Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
29 Dumiyati Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
30 Danu dijoyo Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
31 Sadi Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
32 Patmo suwito Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
33 Madi Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
34 Mugono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran. 6
Data Instrumen Penelitian Padi Anorganik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No Nama TTL Alamat Usia Jenis kelamin
1 Pawiro Klaten, 20/02/1957 Klaten 58 Tahun Laki-laki
2 Wiji kasno Klaten, 13/12/1967 Klaten 48 Tahun Laki-laki
3 Riyadi Klaten, 27/12/1959 Klaten 56 Tahun Laki-laki
4 Mukiman Klaten, 28/08/1967 Klaten 40 Tahun Laki-laki
5 Torik Klaten, 23/10/1965 Klaten 50 Tahun Laki-laki
6 Beni Klaten, 24/09/1955 Klaten 60 Tahun Laki-laki
7 Pardi Klaten, 20/01/1956 Klaten 49 Tahun Laki-laki
8 Sumanto Klaten, 02/01/1957 Klaten 58 Tahun Laki-laki
9 Paidi Klaten, 20/01/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
10 Suwarno Klaten, 28/09/1959 Klaten 56 Tahun Laki-laki
11 Samijo Klaten, 02/10/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
12 Tamaji Klaten, 24/01/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
13 Tentrem Klepu, 26/08/1960 Klaten 55 Tahun Laki-laki
14 Hari Klaten, 02/03/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
15 Rus widodo Klaten, 24/04/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
16 Ranto Klaten, 02/01/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
17 Muri benuk Klaten,02/02/1965 Klaten 50 Tahun Laki-laki
18 Ibu. Tini Klaten, 27/06/1977 Klaten 38 Tahun Perempuan
19 Sahet Klaten, 29/06/1988 Klaten 27 Tahun Laki-laki
20 Narto Klaten, 27/04/1955 Klaten 60 Tahun Laki-laki
21 Untung Klaten, 21/12/1955 Klaten 60 Tahun Laki-laki
22 Manto Klaten, 03/06/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
23 Sihman Klaten, 02/05/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
24 Sanijo Klaten, 03/01/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
25 Supriyadi Klaten, 23/09/1961 Klaten 54 Tahun Laki-laki
26 Kandam Klaten, 05/01/1962 Klaten 53 Tahun Laki-laki
27 Wito suwarno Klaten, 12/12/1955 Klaten 60 Tahun Laki-laki
28 Toriq Klaten, 03/03/1954 Klaten 61 Tahun Laki-laki
29 Supingi Klaten, 29/01/1953 Klaten 62 Tahun Laki-laki
30 Marsono Klaten, 04/02/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
31 Mudrik Klaten, 05/01/1954 Klaten 61 Tahun Laki-laki
32 Suraten Klaten, 29/12/1959 Klaten 56 Tahun Laki-laki
33 Sunarto Klaten, 03/06/1959 Klaten 56 Tahun Laki-laki
34 Kasdi Klaten, 23/02/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
35 Darobi Klaten, 13/03/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
36 Toyibi Klaten, 04/02/1967 Klaten 48 Tahun Laki-laki
37 Rohman Klaten, 03/12/1953 Klaten 62 Tahun Laki-laki
38 Samadi Klaten, 03/03/1953 Klaten 62 Tahun Laki-laki
39 Dariyono Klaten, 02/01/1967 Klaten 48 Tahun Laki-laki
40 Idris Klaten, 05/10/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
41 Surat Klaten, 03/02/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No Nama Pendidikan Budidaya padi Jenis Padi Varietas padi
1 Pawiro SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
2 Wiji kasno SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
3 Riyadi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
4 Mukiman SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
5 Torik SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
6 Beni SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
7 Pardi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
8 Sumanto SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
9 Paidi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
10 Suwarno SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
11 Samijo SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
12 Tamaji SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
13 Tentrem SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
14 Hari SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
15 Rus widodo SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
16 Ranto SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
17 Muri benuk SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
18 Ibu. Tini SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
19 Sahet SMA Padi Anorganik IR 64 Hibrida
20 Narto SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
21 Untung SMP Padi Anorganik IR 64 Hibrida
22 Manto ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
23 Sihman SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
24 Sanijo SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
25 Supriyadi ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
26 Kandam ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
27 Wito suwarno SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
28 Toriq SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
29 Supingi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
30 Marsono SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
31 Mudrik SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
32 Suraten SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
33 Sunarto SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
34 Kasdi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
35 Darobi ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
36 Toyibi ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
37 Rohman SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
38 Samadi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
39 Dariyono SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
40 Idris SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
41 Surat ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
No Nama Lama bekerja Pekerjaaan sampingan Keahlian
1 Pawiro 40 tahun Tidak ada Baik
2 Wiji kasno 30 tahun Buruh Baik
3 Riyadi 40 tahun Mebel Baik
4 Mukiman 35 tahun Tidak ada Baik
5 Torik 45 tahun Buruh Baik
6 Beni 46 tahun Tidak ada Baik
7 Pardi 40 tahun Buruh Baik
8 Sumanto 40 tahun Tidak ada Baik
9 Paidi 40 tahun Buruh Baik
10 Suwarno 40 tahun Dagang Baik
11 Samijo 40 tahun Pedagang Baik
12 Tamaji 30 tahun Pedagang Baik
13 Tentrem 40 tahun Tidak ada Baik
14 Hari 40 tahun Tidak ada Baik
15 Rus widodo 30 tahun Tidak ada Baik
16 Ranto 40 tahun Tidak ada Baik
17 Muri benuk 40 tahun Tidak ada Baik
18 Ibu. Tini ~ Ibu rumah tangga Tidak baik
19 Sahet ~ Karyawan pabrik Tidak baik
20 Narto 42 tahun Tidak ada Baik
21 Untung 40 tahun Tidak ada Baik
22 Manto 30 tahun Tidak ada Baik
23 Sihman 46 tahun Pedagang Baik
24 Sanijo 49 tahun Tidak ada Baik
25 Supriyadi 46 tahun Tidak ada Baik
26 Kandam 46 tahun Tidak ada Baik
27 Wito suwarno 45 Tahun Tidak ada Baik
28 Toriq 46 tahun Tidak ada Baik
29 Supingi 42 tahun Tidak ada Baik
30 Marsono 30 tahun Tidak ada Baik
31 Mudrik 40 tahun Tidak ada Baik
32 Suraten 40 tahun Tidak ada Baik
33 Sunarto 40 tahun Tidak ada Baik
34 Kasdi 35 tahun Tidak ada Baik
35 Darobi 35 tahun Tidak ada Baik
36 Toyibi 30 tahun Tidak ada Baik
37 Rohman 42 tahun Pedagang Baik
38 Samadi 45 tahun Buruh Baik
39 Dariyono 46 tahun Tidak ada Baik
40 Idris 41 tahun Tidak ada Baik
41 Surat 40 tahun Tidak ada Baik
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No Nama kondisi lahan Biaya sewa lahan Status lahan
1 Pawiro Baik -Rp Milik sendiri
2 Wiji kasno Baik -Rp Milik sendiri
3 Riyadi Baik -Rp Keluarga
4 Mukiman Baik -Rp Maro
5 Torik Baik 250.000,00Rp sewa
6 Beni Baik 250.000,00Rp sewa
7 Pardi Baik 250.000,00Rp sewa
8 Sumanto Baik -Rp Milik sendiri
9 Paidi Baik -Rp Maro
10 Suwarno Baik -Rp Keluarga
11 Samijo Baik -Rp Milik sendiri
12 Tamaji Baik 250.000,00Rp sewa
13 Tentrem Baik -Rp Keluarga
14 Hari Baik -Rp Keluarga
15 Rus widodo Baik 250.000,00Rp sewa
16 Ranto Baik -Rp Keluarga
17 Muri benuk Baik -Rp Keluarga
18 Ibu. Tini Baik -Rp Maro
19 Sahet Baik -Rp Maro
20 Narto Baik -Rp Keluarga
21 Untung Baik -Rp Keluarga
22 Manto Baik -Rp Keluarga
23 Sihman Baik 250.000,00Rp sewa
24 Sanijo Baik -Rp Keluarga
25 Supriyadi Baik -Rp Keluarga
26 Kandam Baik -Rp Milik sendiri
27 Wito suwarno Baik -Rp Maro
28 Toriq Baik -Rp Keluarga
29 Supingi Baik 250.000,00Rp sewa
30 Marsono Baik 250.000,00Rp sewa
31 Mudrik Baik -Rp Keluarga
32 Suraten Baik -Rp Keluarga
33 Sunarto Baik -Rp Maro
34 Kasdi Baik -Rp Keluarga
35 Darobi Baik -Rp Milik sendiri
36 Toyibi Baik 250.000,00Rp sewa
37 Rohman Baik -Rp Keluarga
38 Samadi Baik -Rp Keluarga
39 Dariyono Baik 250.000,00Rp sewa
40 Idris Baik 250.000,00Rp sewa
41 Surat Baik -Rp Keluarga
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No Nama Biaya pemupukan Biaya obat-obatan Hasil gabah
1 Pawiro 390.000,00Rp 290.000Rp 20 kwintal
2 Wiji kasno 390.000,00Rp 290.000Rp 20 kwintal
3 Riyadi 330.000,00Rp 259.000Rp 20 kwintal
4 Mukiman 390.000,00Rp 54.000Rp 18 kwintal
5 Torik 280.000,00Rp 282.000Rp 21 kwintal
6 Beni 390.000,00Rp 259.500Rp 21 kwintal
7 Pardi 325.000,00Rp 57.000Rp 18 kwintal
8 Sumanto 270.000,00Rp 237.000Rp 20 kwintal
9 Paidi 325.000,00Rp 57.000Rp 20 kwintal
10 Suwarno 390.000,00Rp 128.000Rp 21 kwintal
11 Samijo 280.000,00Rp 234.000Rp 20 kwintal
12 Tamaji 280.000,00Rp 160.000Rp 21 kwintal
13 Tentrem 385.000,00Rp 154.500Rp 19 kwintal
14 Hari 320.000,00Rp 247.000Rp 22 kwintal
15 Rus widodo 270.000,00Rp 180.000Rp 22 kwintal
16 Ranto 320.000,00Rp 159.500Rp 21 kwintal
17 Muri benuk 320.000,00Rp 185.500Rp 18 kwintal
18 Ibu. Tini 330.000,00Rp 239.000Rp 18 kwintal
19 Sahet 330.000,00Rp 212.000Rp 20 kwintal
20 Narto 330.000,00Rp 272.000Rp 21 kwintal
21 Untung 275.000,00Rp 232.000Rp 21 kwintal
22 Manto 320.000,00Rp 164.500Rp 21 kwintal
23 Sihman 320.000,00Rp 243.000Rp 21 kwintal
24 Sanijo 450.000,00Rp 196.000Rp 23 kwintal
25 Supriyadi 390.000,00Rp 310.000Rp 19 kwintal
26 Kandam 320.000,00Rp 216.000Rp 21 kwintal
27 Wito suwarno 320.000,00Rp 191.000Rp 22 kwintal
28 Toriq 380.000,00Rp 188.500Rp 20 kwintal
29 Supingi 320.000,00Rp 288.500Rp 21 kwintal
30 Marsono 320.000,00Rp 224.000Rp 22 kwintal
31 Mudrik 330.000,00Rp 314.000Rp 21 kwintal
32 Suraten 320.000,00Rp 197.000Rp 22 kwintal
33 Sunarto 320.000,00Rp 243.000Rp 21 kwintal
34 Kasdi 390.000,00Rp 250.500Rp 21 kwintal
35 Darobi 380.000,00Rp 324.000Rp 22 kwintal
36 Toyibi 270.000,00Rp 205.500Rp 21 kwintal
37 Rohman 320.000,00Rp 249.000Rp 20 kwintal
38 Samadi 320.000,00Rp 193.000Rp 21 kwintal
39 Dariyono 380.000,00Rp 176.000Rp 22 kwintal
40 Idris 380.000,00Rp 255.000Rp 20 kwintal
41 Surat 320.000,00Rp 184.500Rp 20 kwintal
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
No Nama Biaya lain-lain Biaya produksi Luas lahan "M"
1 Pawiro Rp1.045.000,00 Rp1.725.000,00 2200
2 Wiji kasno Rp1.045.000,00 Rp1.725.000,00 2300
3 Riyadi Rp1.260.000,00 Rp1.849.000,00 2300
4 Mukiman Rp660.000,00 Rp1.104.000,00 2300
5 Torik Rp1.225.000,00 Rp2.037.000,00 2400
6 Beni Rp1.105.000,00 Rp2.004.500,00 2300
7 Pardi Rp1.265.000,00 Rp1.897.000,00 2300
8 Sumanto Rp1.225.000,00 Rp1.732.000,00 2100
9 Paidi Rp1.410.000,00 Rp1.792.000,00 2200
10 Suwarno Rp1.110.000,00 Rp1.628.000,00 2300
11 Samijo Rp1.045.000,00 Rp1.559.000,00 2300
12 Tamaji Rp1.265.000,00 Rp1.955.000,00 4300
13 Tentrem Rp1.435.000,00 Rp1.974.500,00 2300
14 Hari Rp1.445.000,00 Rp2.012.000,00 2300
15 Rus widodo Rp1.540.000,00 Rp2.240.000,00 2300
16 Ranto Rp1.495.000,00 Rp1.974.500,00 2300
17 Muri benuk Rp1.495.000,00 Rp2.000.500,00 2300
18 Ibu. Tini Rp1.190.000,00 Rp1.759.000,00 2300
19 Sahet Rp930.000,00 Rp1.472.000,00 2100
20 Narto Rp1.810.000,00 Rp2.412.000,00 2400
21 Untung Rp1.330.000,00 Rp1.837.000,00 2300
22 Manto Rp1.335.000,00 Rp1.819.500,00 2300
23 Sihman Rp1.610.000,00 Rp2.423.000,00 2300
24 Sanijo Rp1.500.000,00 Rp2.146.000,00 2300
25 Supriyadi Rp1.500.000,00 Rp2.200.000,00 2300
26 Kandam Rp1.440.000,00 Rp1.976.000,00 2300
27 Wito suwarno Rp1.330.000,00 Rp1.841.000,00 2100
28 Toriq Rp1.380.000,00 Rp1.948.500,00 2200
29 Supingi Rp1.385.000,00 Rp2.243.500,00 2100
30 Marsono Rp1.495.000,00 Rp2.289.000,00 2300
31 Mudrik Rp1.335.000,00 Rp1.979.000,00 2300
32 Suraten Rp1.330.000,00 Rp1.847.000,00 2300
33 Sunarto Rp1.610.000,00 Rp2.173.000,00 2200
34 Kasdi Rp1.445.000,00 Rp2.085.500,00 2300
35 Darobi Rp1.390.000,00 Rp2.094.000,00 2300
36 Toyibi Rp1.505.000,00 Rp2.230.500,00 2300
37 Rohman Rp1.555.000,00 Rp2.124.000,00 2300
38 Samadi Rp1.390.000,00 Rp1.903.000,00 2300
39 Dariyono Rp1.610.000,00 Rp2.416.000,00 2300
40 Idris Rp1.490.000,00 Rp2.375.000,00 2000
41 Surat Rp1.305.000,00 Rp1.809.500,00 2100
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
No Nama Harga jual gabah/kg Output Input
1 Pawiro Rp4.500,00 15 kg 20 kwintal
2 Wiji kasno Rp4.500,00 15 kg 18 kwintal
3 Riyadi Rp4.500,00 15 kg 20 kwintal
4 Mukiman Rp4.400,00 15 kg 18 kwintal
5 Torik Rp4.500,00 15 kg 24 kwintal
6 Beni Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
7 Pardi Rp4.500,00 15 kg 18 kwintal
8 Sumanto Rp4.500,00 15 kg 20 kwintal
9 Paidi Rp4.500,00 15 kg 20 kwintal
10 Suwarno Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
11 Samijo Rp4.500,00 15 kg 20 kwintal
12 Tamaji Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
13 Tentrem Rp4.500,00 15 kg 19 kwintal
14 Hari Rp4.500,00 15 kg 22 kwintal
15 Rus widodo Rp4.500,00 15 kg 22 kwintal
16 Ranto Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
17 Muri benuk Rp4.500,00 15 kg 18 kwintal
18 Ibu. Tini Rp4.500,00 15 kg 18 kwintal
19 Sahet Rp4.500,00 20 kg 21 kwintal
20 Narto Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
21 Untung Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
22 Manto Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
23 Sihman Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
24 Sanijo Rp4.500,00 15 kg 23 kwintal
25 Supriyadi Rp4.500,00 15 kg 19 kwintal
26 Kandam Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
27 Wito suwarno Rp4.500,00 15 kg 22 kwintal
28 Toriq Rp4.500,00 15 kg 20 kwintal
29 Supingi Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
30 Marsono Rp4.500,00 15 kg 22 kwintal
31 Mudrik Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
32 Suraten Rp4.500,00 15 kg 22 kwintal
33 Sunarto Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
34 Kasdi Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
35 Darobi Rp4.500,00 15 kg 22 kwintal
36 Toyibi Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
37 Rohman Rp4.500,00 15 kg 20 kwintal
38 Samadi Rp4.500,00 15 kg 21 kwintal
39 Dariyono Rp4.500,00 15 kg 22 kwintal
40 Idris Rp4.500,00 15 kg 20 kwintal
41 Surat Rp4.500,00 15 kg 20 kwintal
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
No Nama Penjualan Laba bersih Penjualan hasil pertanian
1 Pawiro Rp5.100.000,00 Rp3.375.000,00 Melalui tengkulak daerah
2 Wiji kasno Rp4.900.000,00 Rp3.175.000,00 Melalui tengkulak daerah
3 Riyadi Rp5.250.000,00 Rp3.401.000,00 Melalui tengkulak daerah
4 Mukiman Rp5.500.000,00 Rp1.646.000,00 Melalui tengkulak daerah
5 Torik Rp6.500.000,00 Rp4.463.000,00 Melalui tengkulak daerah
6 Beni Rp5.200.000,00 Rp3.195.500,00 Melalui tengkulak daerah
7 Pardi Rp5.500.000,00 Rp3.603.000,00 Melalui tengkulak daerah
8 Sumanto Rp5.400.000,00 Rp3.668.000,00 Melalui tengkulak daerah
9 Paidi Rp5.500.000,00 Rp1.015.000,00 Melalui tengkulak daerah
10 Suwarno Rp5.200.000,00 Rp3.572.000,00 Melalui tengkulak daerah
11 Samijo Rp5.400.000,00 Rp3.841.000,00 Melalui tengkulak daerah
12 Tamaji Rp5.400.000,00 Rp3.445.000,00 Melalui tengkulak daerah
13 Tentrem Rp5.400.000,00 Rp3.426.000,00 Melalui tengkulak daerah
14 Hari Rp5.300.000,00 Rp3.388.000,00 Melalui tengkulak daerah
15 Rus widodo Rp5.500.000,00 Rp3.260.000,00 Melalui tengkulak daerah
16 Ranto Rp5.250.000,00 Rp3.276.000,00 Melalui tengkulak daerah
17 Muri benuk Rp4.800.000,00 Rp2.800.000,00 Melalui tengkulak daerah
18 Ibu. Tini Rp5.300.000,00 Rp891.000,00 Melalui tengkulak daerah
19 Sahet Rp5.250.000,00 Rp1.153.000,00 Melalui tengkulak daerah
20 Narto Rp5.250.000,00 Rp2.838.000,00 Melalui tengkulak daerah
21 Untung Rp5.400.000,00 Rp3.563.000,00 Melalui tengkulak daerah
22 Manto Rp5.200.000,00 Rp3.380.500,00 Melalui tengkulak daerah
23 Sihman Rp5.300.000,00 Rp2.877.000,00 Melalui tengkulak daerah
24 Sanijo Rp5.300.000,00 Rp3.154.000,00 Melalui tengkulak daerah
25 Supriyadi Rp5.000.000,00 Rp2.800.000,00 Melalui tengkulak daerah
26 Kandam Rp5.300.000,00 Rp3.324.000,00 Melalui tengkulak daerah
27 Wito suwarno Rp5.100.000,00 Rp6.990.000,00 Melalui tengkulak daerah
28 Toriq Rp5.000.000,00 Rp3.051.500,00 Melalui tengkulak daerah
29 Supingi Rp5.300.000,00 Rp3.056.500,00 Melalui tengkulak daerah
30 Marsono Rp5.500.000,00 Rp3.461.000,00 Melalui tengkulak daerah
31 Mudrik Rp5.500.000,00 Rp3.521.000,00 Melalui tengkulak daerah
32 Suraten Rp5.400.000,00 Rp3.553.000,00 Melalui tengkulak daerah
33 Sunarto Rp5.300.000,00 Rp477.000,00 Melalui tengkulak daerah
34 Kasdi Rp5.300.000,00 Rp3.215.000,00 Melalui tengkulak daerah
35 Darobi Rp5.300.000,00 Rp3.206.000,00 Melalui tengkulak daerah
36 Toyibi Rp5.100.000,00 Rp2.869.500,00 Melalui tengkulak daerah
37 Rohman Rp5.100.000,00 Rp2.976.000,00 Melalui tengkulak daerah
38 Samadi Rp5.200.000,00 Rp3.297.000,00 Melalui tengkulak daerah
39 Dariyono Rp5.300.000,00 Rp2.884.000,00 Melalui tengkulak daerah
40 Idris Rp4.800.000,00 Rp2.425.000,00 Melalui tengkulak daerah
41 Surat Rp5.250.000,00 Rp3.440.500,00 Melalui tengkulak daerah
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
No Nama Seberapa cepat pemasaran Sejauh mana penjualan gabah
1 Pawiro Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
2 Wiji kasno Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
3 Riyadi Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
4 Mukiman Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
5 Torik Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
6 Beni Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
7 Pardi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
8 Sumanto Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
9 Paidi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
10 Suwarno Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
11 Samijo Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
12 Tamaji Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
13 Tentrem Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
14 Hari Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
15 Rus widodo Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
16 Ranto Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
17 Muri benuk Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
18 Ibu. Tini Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
19 Sahet Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
20 Narto Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
21 Untung Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
22 Manto Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
23 Sihman Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
24 Sanijo Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
25 Supriyadi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
26 Kandam Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
27 Wito suwarno Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
28 Toriq Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
29 Supingi Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
30 Marsono Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
31 Mudrik Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
32 Suraten Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
33 Sunarto Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
34 Kasdi Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
35 Darobi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
36 Toyibi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
37 Rohman Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
38 Samadi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
39 Dariyono Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
40 Idris Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
41 Surat Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
Data Instrumen Penelitian
Sumber : data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran. 7
Konvrensi Data Instrumen Penelitian Padi Organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
No Nama TTL Alamat Usia Jenis Kelamin
1 Witono Sragen, 14/08/1960 Sragen 55 Tahun Laki-laki
2 Pawiro diyono Sragen, 04/07/1952 Sragen 63 Tahum Laki-laki
3 Suwarno Sragen, 04/02/1982 Sragen 33 Tahun Laki-laki
4 Muji wiyono Sragen, 16/02/1973 Sragen 42 Tahun Laki-laki
5 Slamet Sragen, 14/07/1980 Sragen 35 Tahun Laki-laki
6 Cipto wiyono Sragen, 09/12/1973 Sragen 42 Tahun Laki-laki
7 Manto taruna Sragen, 14/07/1945 Sragen 70 Tahun Laki-laki
8 Widodo Sragen, 04/07/1969 Sragen 46 Tahun Laki-laki
9 Anton Sragen, 25/08/1971 Sragen 44 Tahun Laki-laki
10 Joyo suparmo Sragen, 29/12/1947 Sragen 68 Tahun Laki-laki
11 Harjo sudiro Sragen, 17/12/1965 Sragen 50 Tahun Laki-laki
12 Tanto wiyono Sragen, 04/07/1965 Sragen 50 Tahun Laki-laki
13 Namto wiyono Sragen, 04/02/1958 Sragen 57 Tahun Laki-laki
14 Nanto wiyono Sragen, 14/06/1946 Sragen 69 Tahun Laki-laki
15 Siswo sumarto Sragen, 04/08/1962 Sragen 58 Tahun Laki-laki
16 Triyono Sragen, 04/11/1976 Sragen 39 Tahun Laki-laki
17 Patmo sumanto Sragen, 02/02/1938 Sragen 77 Tahun Laki-laki
18 Manto wiyono Sragen, 25/10/1947 Sragen 68 Tahun Laki-laki
19 Jono Sragen, 04/08/1977 Sragen 38 Tahun Laki-laki
20 Kristanto Sragen, 04/04/1989 Sragen 26 Tahun Laki-laki
21 Dodo Sragen, 14/10/1973 Sragen 42 Tahun Laki-laki
22 Somo wiyono Sragen, 03/02/1942 Sragen 73 Tahun Laki-laki
23 Cipto widodo Sragen, 31/12/1961 Sragen 54 Tahun Laki-laki
24 Sastro wiyono Sragen, 04/02/1964 Sragen 51 Tahun Laki-laki
25 Puji wiyono Sragen, 06/07/1957 Sragen 58 Tahun Laki-laki
26 Hadi sakidi Sragen, 13/08/1956 Sragen 59 Tahun Laki-laki
27 Wakit Sragen, 04/09/1968 Sragen 47 Tahun Laki-laki
28 Eksan sapari Sragen, 02/09/1955 Sragen 60 Tahun Laki-laki
29 Dumiyati Sragen, 14/05/1947 Sragen 68 Tahun Laki-laki
30 Danu dijoyo Sragen, 02/03/1945 Sragen 70 Tahun Laki-laki
31 Sadi Sragen, 14/12/1972 Sragen 43 Tahun Laki-laki
32 Patmo suwito Sragen, 03/02/1960 Sragen 55 Tahun Laki-laki
33 Madi Sragen, 13/05/1957 Sragen 58 Tahun Laki-laki
34 Mugono Sragen, 14/07/1981 Sragen 34 Tahun Laki-laki
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
No Nama Pendidikan Budidaya padi Jenis Padi Varietas padi
1 Witono SD Padi Organik IR 64 Unggul
2 Pawiro diyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
3 Suwarno SMP Padi Organik IR 64 Unggul
4 Muji wiyono SMP Padi Organik IR 64 Unggul
5 Slamet SD Padi Organik IR 64 Unggul
6 Cipto wiyono SMP Padi Organik Mentik wangi Unggul
7 Manto taruna SD Padi Organik IR 64 Unggul
8 Widodo SMP Padi Organik IR 64 Unggul
9 Anton SMP Padi Organik IR 64 Unggul
10 Joyo suparmo SD Padi Organik IR 64 Unggul
11 Harjo sudiro SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
12 Tanto wiyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
13 Namto wiyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
14 Nanto wiyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
15 Siswo sumarto SD Padi Organik IR 64 Unggul
16 Triyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
17 Patmo sumanto SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
18 Manto wiyono SD Padi Organik IR 64 Unggul
19 Jono SD Padi Organik IR 64 Unggul
20 Kristanto SMA Padi Organik IR 64 Unggul
21 Dodo SMP Padi Organik IR 64 Unggul
22 Somo wiyono SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
23 Cipto widodo SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
24 Sastro wiyono SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
25 Puji wiyono SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
26 Hadi sakidi SD Padi Organik IR 64 Unggul
27 Wakit SD Padi Organik IR 64 Unggul
28 Eksan sapari SD Padi Organik Rojo lele Unggul
29 Dumiyati SD Padi Organik IR 64 Unggul
30 Danu dijoyo SD Padi Organik IR 64 Unggul
31 Sadi SD Padi Organik Pandan wangi Unggul
32 Patmo suwito SD Padi Organik Mentik wangi Unggul
33 Madi SD Padi Organik IR 64 Unggul
34 Mugono SMP Padi Organik Mentik wangi Unggul
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
No Nama Lama bekerja Pekerjaaan sampingan Keahlian
1 Witono 30 tahun Tidak ada Baik
2 Pawiro diyono 30 tahun Ternak sapi Baik
3 Suwarno 17 tahun Ternak sapi Baik
4 Muji wiyono 17 tahun Ternak sapi Baik
5 Slamet 20 tahun Tidak ada Baik
6 Cipto wiyono 20 tahun Ternak sapi Baik
7 Manto taruna 40 tahun Ternak sapi Baik
8 Widodo 20 tahun Ternak sapi Baik
9 Anton 20 tahun Ternak sapi Baik
10 Joyo suparmo 40 tahun Tidak ada Baik
11 Harjo sudiro 35 tahun Ternak sapi Baik
12 Tanto wiyono 30 tahun Tidak ada Baik
13 Namto wiyono 35 tahun Ternak sapi Baik
14 Nanto wiyono 45 tahun Ternak sapi Baik
15 Siswo sumarto 28 tahun Tidak ada Baik
16 Triyono 20 tahun Tidak ada Baik
17 Patmo sumanto 40 tahun Ternak sapi Baik
18 Manto wiyono 50 tahun Ternak sapi Baik
19 Jono 20 tahun Tidak ada Baik
20 Kristanto 30 tahun Tidak ada Baik
21 Dodo 20 tahun Ternak sapi Baik
22 Somo wiyono 40 tahun Ternak sapi Baik
23 Cipto widodo 40 tahun Ternak lembu Baik
24 Sastro wiyono 30 tahun Ternak sapi Baik
25 Puji wiyono 40 tahun Ternak sapi & kambing Baik
26 Hadi sakidi 40 tahun Ternak sapi Baik
27 Wakit 25 tahun Ternak sapi Baik
28 Eksan sapari 40 tahun Tidak ada Baik
29 Dumiyati 40 tahun Tidak ada Baik
30 Danu dijoyo 45 tahun Tidak ada Baik
31 Sadi 25 tahun Tidak ada Baik
32 Patmo suwito 40 tahun Ternak sapi Baik
33 Madi 35 tahun Tidak ada Baik
34 Mugono 20 tahun Tidak ada Baik
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
No Nama kondisi lahan Biaya sewa lahan Status lahan
1 Witono Baik -Rp Milik sendiri
2 Pawiro diyono Baik -Rp Milik sendiri
3 Suwarno Baik -Rp Milik sendiri
4 Muji wiyono Baik -Rp Milik sendiri
5 Slamet Baik -Rp Milik sendiri
6 Cipto wiyono Baik -Rp Keluarga
7 Manto taruna Baik -Rp Milik sendiri
8 Widodo Baik -Rp Milik sendiri
9 Anton Baik -Rp Milik sendiri
10 Joyo suparmo Baik -Rp Milik sendiri
11 Harjo sudiro Baik -Rp Milik sendiri
12 Tanto wiyono Baik -Rp Milik sendiri
13 Namto wiyono Baik -Rp Milik sendiri
14 Nanto wiyono Baik -Rp Milik sendiri
15 Siswo sumarto Baik -Rp Milik sendiri
16 Triyono Baik -Rp Milik sendiri
17 Patmo sumanto Baik -Rp Milik sendiri
18 Manto wiyono Baik -Rp Milik sendiri
19 Jono Baik -Rp Milik sendiri
20 Kristanto Baik -Rp Keluarga
21 Dodo Baik -Rp Milik sendiri
22 Somo wiyono Baik -Rp Milik sendiri
23 Cipto widodo Baik -Rp Milik sendiri
24 Sastro wiyono Baik -Rp Milik sendiri
25 Puji wiyono Baik 420.000,00Rp Sewa
26 Hadi sakidi Baik -Rp Milik sendiri
27 Wakit Baik -Rp Milik sendiri
28 Eksan sapari Baik -Rp Milik sendiri
29 Dumiyati Baik -Rp Milik sendiri
30 Danu dijoyo Baik -Rp Milik sendiri
31 Sadi Baik -Rp Milik sendiri
32 Patmo suwito Baik -Rp Milik sendiri
33 Madi Baik -Rp Milik sendiri
34 Mugono Baik -Rp Milik sendiri
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
No Nama Biaya pemupukan Biaya obat-obatan Hasil gabah(Kg)
1 Witono 129.500,00Rp -Rp 325
2 Pawiro diyono 123.800,00Rp -Rp 370
3 Suwarno 173.150,00Rp -Rp 342
4 Muji wiyono 139.400,00Rp -Rp 342
5 Slamet 193.100,00Rp -Rp 423
6 Cipto wiyono 151.400,00Rp -Rp 400
7 Manto taruna 110.100,00Rp -Rp 362
8 Widodo 161.100,00Rp -Rp 428
9 Anton 133.200,00Rp -Rp 411
10 Joyo suparmo 103.200,00Rp -Rp 320
11 Harjo sudiro 120.250,00Rp -Rp 394
12 Tanto wiyono 143.650,00Rp -Rp 394
13 Namto wiyono 155.000,00Rp -Rp 387
14 Nanto wiyono 133.800,00Rp -Rp 441
15 Siswo sumarto 156.250,00Rp -Rp 531
16 Triyono 132.800,00Rp -Rp 531
17 Patmo sumanto 113.200,00Rp -Rp 188
18 Manto wiyono 138.150,00Rp -Rp 394
19 Jono -Rp -Rp 375
20 Kristanto -Rp -Rp 352
21 Dodo 75.400,00Rp -Rp 377
22 Somo wiyono 81.800,00Rp -Rp 147
23 Cipto widodo 98.900,00Rp -Rp 167
24 Sastro wiyono 111.600,00Rp -Rp 279
25 Puji wiyono 114.900,00Rp -Rp 383
26 Hadi sakidi 167.150,00Rp -Rp 507
27 Wakit 166.600,00Rp -Rp 484
28 Eksan sapari 163.700,00Rp -Rp 515
29 Dumiyati 191.600,00Rp -Rp 571
30 Danu dijoyo 169.950,00Rp -Rp 565
31 Sadi 161.750,00Rp -Rp 452
32 Patmo suwito 148.100,00Rp -Rp 467
33 Madi 68.400,00Rp -Rp 236
34 Mugono 111.600,00Rp -Rp 334
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
No Nama Biaya lain-lain Biaya produksi Luas lahan "M"
1 Witono Rp337.200,00 Rp466.700,00 1000
2 Pawiro diyono Rp357.100,00 Rp480.900,00 1000
3 Suwarno Rp342.100,00 Rp515.250,00 1000
4 Muji wiyono Rp355.250,00 Rp494.650,00 1000
5 Slamet Rp383.550,00 Rp576.650,00 1000
6 Cipto wiyono Rp428.500,00 Rp579.900,00 1000
7 Manto taruna Rp347.800,00 Rp457.900,00 1000
8 Widodo Rp385.700,00 Rp546.800,00 1000
9 Anton Rp364.700,00 Rp497.900,00 1000
10 Joyo suparmo Rp273.550,00 Rp376.750,00 1000
11 Harjo sudiro Rp401.300,00 Rp521.550,00 1000
12 Tanto wiyono Rp381.550,00 Rp525.200,00 1000
13 Namto wiyono Rp400.500,00 Rp555.500,00 1000
14 Nanto wiyono Rp485.250,00 Rp619.050,00 1000
15 Siswo sumarto Rp218.750,00 Rp375.000,00 1000
16 Triyono Rp175.000,00 Rp307.800,00 1000
17 Patmo sumanto Rp273.550,00 Rp386.750,00 1000
18 Manto wiyono Rp368.400,00 Rp506.550,00 1000
19 Jono Rp156.250,00 Rp156.250,00 1000
20 Kristanto Rp0,00 Rp0,00 1000
21 Dodo Rp264.150,00 Rp339.550,00 1000
22 Somo wiyono Rp162.200,00 Rp244.000,00 1000
23 Cipto widodo Rp167.700,00 Rp266.600,00 1000
24 Sastro wiyono Rp232.550,00 Rp344.150,00 1000
25 Puji wiyono Rp319.250,00 Rp854.150,00 1000
26 Hadi sakidi Rp379.100,00 Rp546.250,00 1000
27 Wakit Rp293.900,00 Rp460.500,00 1000
28 Eksan sapari Rp324.200,00 Rp487.900,00 1000
29 Dumiyati Rp169.100,00 Rp360.700,00 1000
30 Danu dijoyo Rp510.850,00 Rp680.800,00 1000
31 Sadi Rp428.700,00 Rp590.450,00 1000
32 Patmo suwito Rp398.350,00 Rp546.450,00 1000
33 Madi Rp126.300,00 Rp194.700,00 1000
34 Mugono Rp405.650,00 Rp517.250,00 1000
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
No Nama Harga jual gabah/kg Output (kg) Produktivitas (Kg/1000 M²)
1 Witono Rp5.000,00 15 325
2 Pawiro diyono Rp4.500,00 20 370
3 Suwarno Rp5.000,00 20 342
4 Muji wiyono Rp5.000,00 15 342
5 Slamet Rp5.000,00 15 423
6 Cipto wiyono Rp4.500,00 16 400
7 Manto taruna Rp4.500,00 15 362
8 Widodo Rp4.500,00 20 428
9 Anton Rp4.500,00 18 411
10 Joyo suparmo Rp5.000,00 20 320
11 Harjo sudiro Rp5.000,00 15 394
12 Tanto wiyono Rp4.500,00 15 394
13 Namto wiyono Rp4.500,00 15 387
14 Nanto wiyono Rp5.000,00 15 441
15 Siswo sumarto Rp5.000,00 15 531
16 Triyono Rp4.000,00 15 531
17 Patmo sumanto Rp5.000,00 10 188
18 Manto wiyono Rp4.500,00 15 394
19 Jono Rp5.000,00 15 375
20 Kristanto Rp5.000,00 10 352
21 Dodo Rp4.000,00 25 377
22 Somo wiyono Rp5.000,00 20 147
23 Cipto widodo Rp4.500,00 15 167
24 Sastro wiyono Rp4.000,00 13 279
25 Puji wiyono Rp4.500,00 30 383
26 Hadi sakidi Rp5.000,00 20 507
27 Wakit Rp5.000,00 20 484
28 Eksan sapari Rp6.500,00 20 515
29 Dumiyati Rp5.000,00 20 571
30 Danu dijoyo Rp5.000,00 20 565
31 Sadi Rp5.500,00 20 452
32 Patmo suwito Rp5.500,00 20 467
33 Madi Rp3.500,00 20 236
34 Mugono Rp4.500,00 25 334
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Nama Penjualan Laba bersih Penjualan hasil pertanian
1 Witono Rp1.625.000,00 Rp1.158.300,00 Tengkulak luar kota
2 Pawiro diyono Rp1.665.000,00 Rp1.184.100,00 Tengkulak luar kota
3 Suwarno Rp1.710.000,00 Rp1.194.750,00 Tengkulak luar kota
4 Muji wiyono Rp1.710.000,00 Rp1.215.350,00 Tengkulak luar kota
5 Slamet Rp2.115.000,00 Rp1.538.350,00 Tengkulak luar kota
6 Cipto wiyono Rp1.800.000,00 Rp1.220.100,00 Tengkulak luar kota
7 Manto taruna Rp1.629.000,00 Rp1.171.100,00 Tengkulak luar kota
8 Widodo Rp1.926.000,00 Rp1.379.200,00 Tengkulak luar kota
9 Anton Rp1.849.500,00 Rp1.351.600,00 Tengkulak luar kota
10 Joyo suparmo Rp1.600.000,00 Rp1.223.250,00 Tengkulak luar kota
11 Harjo sudiro Rp1.970.000,00 Rp1.448.450,00 Tengkulak luar kota
12 Tanto wiyono Rp1.773.000,00 Rp1.247.800,00 Tengkulak luar kota
13 Namto wiyono Rp1.741.500,00 Rp1.186.000,00 Tengkulak luar kota
14 Nanto wiyono Rp2.205.000,00 Rp1.585.950,00 Tengkulak luar kota
15 Siswo sumarto Rp2.655.000,00 Rp2.280.000,00 Tengkulak luar kota
16 Triyono Rp2.124.000,00 Rp1.816.200,00 Tengkulak luar kota
17 Patmo sumanto Rp940.000,00 Rp553.250,00 Tengkulak luar kota
18 Manto wiyono Rp1.773.000,00 Rp1.266.450,00 Tengkulak luar kota
19 Jono Rp1.875.000,00 Rp1.718.750,00 Tengkulak luar kota
20 Kristanto Rp1.760.000,00 Rp1.760.000,00 Tengkulak luar kota
21 Dodo Rp1.508.000,00 Rp1.168.450,00 Tengkulak luar kota
22 Somo wiyono Rp735.000,00 Rp491.000,00 Tengkulak luar kota
23 Cipto widodo Rp751.500,00 Rp484.900,00 Tengkulak luar kota
24 Sastro wiyono Rp1.116.000,00 Rp771.850,00 Tengkulak luar kota
25 Puji wiyono Rp1.723.500,00 Rp869.350,00 Tengkulak luar kota
26 Hadi sakidi Rp2.535.000,00 Rp1.988.750,00 Tengkulak luar kota
27 Wakit Rp2.420.000,00 Rp1.959.500,00 Tengkulak luar kota
28 Eksan sapari Rp3.347.500,00 Rp2.859.600,00 Tengkulak luar kota
29 Dumiyati Rp2.855.000,00 Rp2.494.300,00 Tengkulak luar kota
30 Danu dijoyo Rp2.825.000,00 Rp2.144.200,00 Tengkulak luar kota
31 Sadi Rp2.486.000,00 Rp1.895.550,00 Tengkulak luar kota
32 Patmo suwito Rp2.568.500,00 Rp2.022.050,00 Tengkulak luar kota
33 Madi Rp826.000,00 Rp631.300,00 Tengkulak luar kota
34 Mugono Rp1.503.000,00 Rp985.750,00 Tengkulak luar kota
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
No Nama Seberapa cepat pemasaran Sejauh mana penjualan gabah
1 Witono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
2 Pawiro diyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
3 Suwarno Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
4 Muji wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
5 Slamet Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
6 Cipto wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
7 Manto taruna Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
8 Widodo Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
9 Anton Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
10 Joyo suparmo Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
11 Harjo sudiro Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
12 Tanto wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
13 Namto wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
14 Nanto wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
15 Siswo sumarto Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
16 Triyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
17 Patmo sumanto Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
18 Manto wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
19 Jono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
20 Kristanto Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
21 Dodo Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
22 Somo wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
23 Cipto widodo Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
24 Sastro wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
25 Puji wiyono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
26 Hadi sakidi Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
27 Wakit Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
28 Eksan sapari Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
29 Dumiyati Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
30 Danu dijoyo Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
31 Sadi Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
32 Patmo suwito Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
33 Madi Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
34 Mugono Sangat cepat (1 minggu) Luar Provinsi
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran. 8
Konvrensi Data Instrumen Penelitian Padi Anorganik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
No Nama TTL Alamat Usia Jenis kelamin
1 Pawiro Klaten, 20/02/1957 Klaten 58 Tahun Laki-laki
2 Wiji kasno Klaten, 13/12/1967 Klaten 48 Tahun Laki-laki
3 Riyadi Klaten, 27/12/1959 Klaten 56 Tahun Laki-laki
4 Mukiman Klaten, 28/08/1967 Klaten 40 Tahun Laki-laki
5 Torik Klaten, 23/10/1965 Klaten 50 Tahun Laki-laki
6 Beni Klaten, 24/09/1955 Klaten 60 Tahun Laki-laki
7 Pardi Klaten, 20/01/1956 Klaten 49 Tahun Laki-laki
8 Sumanto Klaten, 02/01/1957 Klaten 58 Tahun Laki-laki
9 Paidi Klaten, 20/01/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
10 Suwarno Klaten, 28/09/1959 Klaten 56 Tahun Laki-laki
11 Samijo Klaten, 02/10/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
12 Tamaji Klaten, 24/01/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
13 Tentrem Klepu, 26/08/1960 Klaten 55 Tahun Laki-laki
14 Hari Klaten, 02/03/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
15 Rus widodo Klaten, 24/04/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
16 Ranto Klaten, 02/01/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
17 Muri benuk Klaten,02/02/1965 Klaten 50 Tahun Laki-laki
18 Ibu. Tini Klaten, 27/06/1977 Klaten 38 Tahun Perempuan
19 Sahet Klaten, 29/06/1988 Klaten 27 Tahun Laki-laki
20 Narto Klaten, 27/04/1955 Klaten 60 Tahun Laki-laki
21 Untung Klaten, 21/12/1955 Klaten 60 Tahun Laki-laki
22 Manto Klaten, 03/06/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
23 Sihman Klaten, 02/05/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
24 Sanijo Klaten, 03/01/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
25 Supriyadi Klaten, 23/09/1961 Klaten 54 Tahun Laki-laki
26 Kandam Klaten, 05/01/1962 Klaten 53 Tahun Laki-laki
27 Wito suwarno Klaten, 12/12/1955 Klaten 60 Tahun Laki-laki
28 Toriq Klaten, 03/03/1954 Klaten 61 Tahun Laki-laki
29 Supingi Klaten, 29/01/1953 Klaten 62 Tahun Laki-laki
30 Marsono Klaten, 04/02/1966 Klaten 49 Tahun Laki-laki
31 Mudrik Klaten, 05/01/1954 Klaten 61 Tahun Laki-laki
32 Suraten Klaten, 29/12/1959 Klaten 56 Tahun Laki-laki
33 Sunarto Klaten, 03/06/1959 Klaten 56 Tahun Laki-laki
34 Kasdi Klaten, 23/02/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
35 Darobi Klaten, 13/03/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
36 Toyibi Klaten, 04/02/1967 Klaten 48 Tahun Laki-laki
37 Rohman Klaten, 03/12/1953 Klaten 62 Tahun Laki-laki
38 Samadi Klaten, 03/03/1953 Klaten 62 Tahun Laki-laki
39 Dariyono Klaten, 02/01/1967 Klaten 48 Tahun Laki-laki
40 Idris Klaten, 05/10/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
41 Surat Klaten, 03/02/1963 Klaten 52 Tahun Laki-laki
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No Nama Pendidikan Budidaya padi Jenis Padi Varietas padi
1 Pawiro SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
2 Wiji kasno SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
3 Riyadi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
4 Mukiman SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
5 Torik SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
6 Beni SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
7 Pardi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
8 Sumanto SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
9 Paidi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
10 Suwarno SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
11 Samijo SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
12 Tamaji SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
13 Tentrem SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
14 Hari SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
15 Rus widodo SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
16 Ranto SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
17 Muri benuk SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
18 Ibu. Tini SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
19 Sahet SMA Padi Anorganik IR 64 Hibrida
20 Narto SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
21 Untung SMP Padi Anorganik IR 64 Hibrida
22 Manto ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
23 Sihman SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
24 Sanijo SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
25 Supriyadi ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
26 Kandam ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
27 Wito suwarno SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
28 Toriq SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
29 Supingi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
30 Marsono SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
31 Mudrik SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
32 Suraten SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
33 Sunarto SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
34 Kasdi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
35 Darobi ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
36 Toyibi ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
37 Rohman SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
38 Samadi SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
39 Dariyono SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
40 Idris SD Padi Anorganik IR 64 Hibrida
41 Surat ~ Padi Anorganik IR 64 Hibrida
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
No Nama Lama bekerja Pekerjaaan sampingan Keahlian
1 Pawiro 40 tahun Tidak ada Baik
2 Wiji kasno 30 tahun Buruh Baik
3 Riyadi 40 tahun Mebel Baik
4 Mukiman 35 tahun Tidak ada Baik
5 Torik 45 tahun Buruh Baik
6 Beni 46 tahun Tidak ada Baik
7 Pardi 40 tahun Buruh Baik
8 Sumanto 40 tahun Tidak ada Baik
9 Paidi 40 tahun Buruh Baik
10 Suwarno 40 tahun Dagang Baik
11 Samijo 40 tahun Pedagang Baik
12 Tamaji 30 tahun Pedagang Baik
13 Tentrem 40 tahun Tidak ada Baik
14 Hari 40 tahun Tidak ada Baik
15 Rus widodo 30 tahun Tidak ada Baik
16 Ranto 40 tahun Tidak ada Baik
17 Muri benuk 40 tahun Tidak ada Baik
18 Ibu. Tini ~ Ibu rumah tangga Tidak baik
19 Sahet ~ Karyawan pabrik Tidak baik
20 Narto 42 tahun Tidak ada Baik
21 Untung 40 tahun Tidak ada Baik
22 Manto 30 tahun Tidak ada Baik
23 Sihman 46 tahun Pedagang Baik
24 Sanijo 49 tahun Tidak ada Baik
25 Supriyadi 46 tahun Tidak ada Baik
26 Kandam 46 tahun Tidak ada Baik
27 Wito suwarno 45 Tahun Tidak ada Baik
28 Toriq 46 tahun Tidak ada Baik
29 Supingi 42 tahun Tidak ada Baik
30 Marsono 30 tahun Tidak ada Baik
31 Mudrik 40 tahun Tidak ada Baik
32 Suraten 40 tahun Tidak ada Baik
33 Sunarto 40 tahun Tidak ada Baik
34 Kasdi 35 tahun Tidak ada Baik
35 Darobi 35 tahun Tidak ada Baik
36 Toyibi 30 tahun Tidak ada Baik
37 Rohman 42 tahun Pedagang Baik
38 Samadi 45 tahun Buruh Baik
39 Dariyono 46 tahun Tidak ada Baik
40 Idris 41 tahun Tidak ada Baik
41 Surat 40 tahun Tidak ada Baik
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
No Nama kondisi lahan Biaya sewa lahan Status lahan
1 Pawiro Baik -Rp Milik sendiri
2 Wiji kasno Baik -Rp Milik sendiri
3 Riyadi Baik -Rp Keluarga
4 Mukiman Baik -Rp Maro
5 Torik Baik 125.000,00Rp sewa
6 Beni Baik 125.000,00Rp sewa
7 Pardi Baik 125.000,00Rp sewa
8 Sumanto Baik -Rp Milik sendiri
9 Paidi Baik -Rp Maro
10 Suwarno Baik -Rp Keluarga
11 Samijo Baik -Rp Milik sendiri
12 Tamaji Baik 125.000,00Rp sewa
13 Tentrem Baik -Rp Keluarga
14 Hari Baik -Rp Keluarga
15 Rus widodo Baik 125.000,00Rp sewa
16 Ranto Baik -Rp Keluarga
17 Muri benuk Baik -Rp Keluarga
18 Ibu. Tini Baik -Rp Maro
19 Sahet Baik -Rp Maro
20 Narto Baik -Rp Keluarga
21 Untung Baik -Rp Keluarga
22 Manto Baik -Rp Keluarga
23 Sihman Baik 125.000,00Rp sewa
24 Sanijo Baik -Rp Keluarga
25 Supriyadi Baik -Rp Keluarga
26 Kandam Baik -Rp Milik sendiri
27 Wito suwarno Baik -Rp Maro
28 Toriq Baik -Rp Keluarga
29 Supingi Baik 125.000,00Rp sewa
30 Marsono Baik 125.000,00Rp sewa
31 Mudrik Baik -Rp Keluarga
32 Suraten Baik -Rp Keluarga
33 Sunarto Baik -Rp Maro
34 Kasdi Baik -Rp Keluarga
35 Darobi Baik -Rp Milik sendiri
36 Toyibi Baik 125.000,00Rp sewa
37 Rohman Baik -Rp Keluarga
38 Samadi Baik -Rp Keluarga
39 Dariyono Baik 125.000,00Rp sewa
40 Idris Baik 125.000,00Rp sewa
41 Surat Baik -Rp Keluarga
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
No Nama Biaya pemupukan Biaya obat-obatan Hasil gabah (Kg)
1 Pawiro 177.200,00Rp 131.800Rp 909
2 Wiji kasno 169.550,00Rp 126.000Rp 782
3 Riyadi 143.450,00Rp 112.600Rp 869
4 Mukiman 169.550,00Rp 23.450Rp 782
5 Torik 116.650,00Rp 117.500Rp 1000
6 Beni 169.550,00Rp 112.800Rp 913
7 Pardi 141.300,00Rp 24.750Rp 782
8 Sumanto 128.550,00Rp 112.850Rp 952
9 Paidi 147.700,00Rp 25.900Rp 909
10 Suwarno 169.550,00Rp 55.650Rp 913
11 Samijo 121.700,00Rp 101.700Rp 869
12 Tamaji 65.100,00Rp 37.200Rp 488
13 Tentrem 167.350,00Rp 67.150Rp 826
14 Hari 139.100,00Rp 107.350Rp 956
15 Rus widodo 117.350,00Rp 78.250Rp 956
16 Ranto 139.100,00Rp 69.300Rp 913
17 Muri benuk 139.100,00Rp 80.650Rp 782
18 Ibu. Tini 143.450,00Rp 103.900Rp 782
19 Sahet 157.100,00Rp 100.950Rp 1000
20 Narto 137.500,00Rp 113.300Rp 875
21 Untung 119.550,00Rp 100.850Rp 913
22 Manto 139.100,00Rp 71.500Rp 913
23 Sihman 139.100,00Rp 105.650Rp 913
24 Sanijo 195.650,00Rp 85.200Rp 1000
25 Supriyadi 169.550,00Rp 134.700Rp 826
26 Kandam 139.100,00Rp 93.900Rp 913
27 Wito suwarno 152.350,00Rp 90.950Rp 1047
28 Toriq 172.700,00Rp 85.650Rp 909
29 Supingi 152.350,00Rp 137.350Rp 1000
30 Marsono 139.100,00Rp 97.350Rp 956
31 Mudrik 143.450,00Rp 136.500Rp 913
32 Suraten 143.450,00Rp 77.800Rp 956
33 Sunarto 145.450,00Rp 110.450Rp 954
34 Kasdi 169.500,00Rp 108.900Rp 913
35 Darobi 165.200,00Rp 140.850Rp 956
36 Toyibi 117.350,00Rp 89.300Rp 913
37 Rohman 139.100,00Rp 108.250Rp 869
38 Samadi 139.100,00Rp 83.900Rp 913
39 Dariyono 165.200,00Rp 76.500Rp 956
40 Idris 190.000,00Rp 127.500Rp 1000
41 Surat 152.350,00Rp 87.850Rp 952
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
No Nama Biaya lain-lain Biaya produksi Luas lahan "M"
1 Pawiro Rp475.000,00 Rp784.000,00 1000
2 Wiji kasno Rp454.300,00 Rp749.850,00 1000
3 Riyadi Rp547.800,00 Rp803.850,00 1000
4 Mukiman Rp286.950,00 Rp479.950,00 1000
5 Torik Rp510.400,00 Rp869.550,00 1000
6 Beni Rp480.400,00 Rp887.750,00 1000
7 Pardi Rp550.000,00 Rp841.050,00 1000
8 Sumanto Rp583.300,00 Rp824.700,00 1000
9 Paidi Rp640.900,00 Rp814.500,00 1000
10 Suwarno Rp482.600,00 Rp707.800,00 1000
11 Samijo Rp454.350,00 Rp677.750,00 1000
12 Tamaji Rp294.150,00 Rp521.450,00 1000
13 Tentrem Rp623.900,00 Rp858.400,00 1000
14 Hari Rp628.250,00 Rp874.700,00 1000
15 Rus widodo Rp669.550,00 Rp990.150,00 1000
16 Ranto Rp650.000,00 Rp858.400,00 1000
17 Muri benuk Rp650.000,00 Rp869.750,00 1000
18 Ibu. Tini Rp517.350,00 Rp764.700,00 1000
19 Sahet Rp442.850,00 Rp700.900,00 1000
20 Narto Rp754.150,00 Rp1.004.950,00 1000
21 Untung Rp578.250,00 Rp798.650,00 1000
22 Manto Rp580.400,00 Rp791.000,00 1000
23 Sihman Rp700.000,00 Rp1.069.750,00 1000
24 Sanijo Rp652.150,00 Rp933.000,00 1000
25 Supriyadi Rp652.150,00 Rp956.400,00 1000
26 Kandam Rp626.050,00 Rp859.050,00 1000
27 Wito suwarno Rp633.300,00 Rp876.600,00 1000
28 Toriq Rp627.250,00 Rp885.600,00 1000
29 Supingi Rp659.500,00 Rp1.074.200,00 1000
30 Marsono Rp650.000,00 Rp1.011.450,00 1000
31 Mudrik Rp580.400,00 Rp860.350,00 1000
32 Suraten Rp578.250,00 Rp799.500,00 1000
33 Sunarto Rp731.800,00 Rp987.700,00 1000
34 Kasdi Rp628.250,00 Rp906.650,00 1000
35 Darobi Rp604.300,00 Rp910.350,00 1000
36 Toyibi Rp654.300,00 Rp985.950,00 1000
37 Rohman Rp676.050,00 Rp923.400,00 1000
38 Samadi Rp604.300,00 Rp827.300,00 1000
39 Dariyono Rp700.000,00 Rp1.066.700,00 1000
40 Idris Rp745.000,00 Rp1.187.500,00 1000
41 Surat Rp621.400,00 Rp861.600,00 1000
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
No Nama Harga jual gabah/kg Output Produktivitas (Kg/1000 M²)
1 Pawiro Rp4.500,00 15 909
2 Wiji kasno Rp4.500,00 15 782
3 Riyadi Rp4.500,00 15 869
4 Mukiman Rp4.400,00 15 782
5 Torik Rp4.500,00 15 1000
6 Beni Rp4.500,00 15 913
7 Pardi Rp4.500,00 15 782
8 Sumanto Rp4.500,00 15 952
9 Paidi Rp4.500,00 15 909
10 Suwarno Rp4.500,00 15 913
11 Samijo Rp4.500,00 15 869
12 Tamaji Rp4.500,00 15 488
13 Tentrem Rp4.500,00 15 826
14 Hari Rp4.500,00 15 956
15 Rus widodo Rp4.500,00 15 956
16 Ranto Rp4.500,00 15 913
17 Muri benuk Rp4.500,00 15 782
18 Ibu. Tini Rp4.500,00 15 782
19 Sahet Rp4.500,00 20 1000
20 Narto Rp4.500,00 15 875
21 Untung Rp4.500,00 15 913
22 Manto Rp4.500,00 15 913
23 Sihman Rp4.500,00 15 913
24 Sanijo Rp4.500,00 15 1000
25 Supriyadi Rp4.500,00 15 826
26 Kandam Rp4.500,00 15 913
27 Wito suwarno Rp4.500,00 15 1047
28 Toriq Rp4.500,00 15 909
29 Supingi Rp4.500,00 15 1000
30 Marsono Rp4.500,00 15 956
31 Mudrik Rp4.500,00 15 913
32 Suraten Rp4.500,00 15 956
33 Sunarto Rp4.500,00 15 954
34 Kasdi Rp4.500,00 15 913
35 Darobi Rp4.500,00 15 956
36 Toyibi Rp4.500,00 15 913
37 Rohman Rp4.500,00 15 869
38 Samadi Rp4.500,00 15 913
39 Dariyono Rp4.500,00 15 956
40 Idris Rp4.500,00 15 1000
41 Surat Rp4.500,00 15 952
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
No Nama Penjualan Laba bersih Penjualan hasil pertanian
1 Pawiro Rp2.318.100,00 Rp1.534.100,00 Melalui tengkulak daerah
2 Wiji kasno Rp2.130.400,00 Rp1.380.550,00 Melalui tengkulak daerah
3 Riyadi Rp2.282.600,00 Rp1.478.750,00 Melalui tengkulak daerah
4 Mukiman Rp2.391.300,00 Rp1.911.350,00 Melalui tengkulak daerah
5 Torik Rp2.708.300,00 Rp1.838.750,00 Melalui tengkulak daerah
6 Beni Rp2.260.800,00 Rp1.373.050,00 Melalui tengkulak daerah
7 Pardi Rp2.391.300,00 Rp1.550.250,00 Melalui tengkulak daerah
8 Sumanto Rp2.571.400,00 Rp1.746.700,00 Melalui tengkulak daerah
9 Paidi Rp2.500.000,00 Rp1.685.500,00 Melalui tengkulak daerah
10 Suwarno Rp2.260.800,00 Rp1.553.000,00 Melalui tengkulak daerah
11 Samijo Rp2.347.800,00 Rp1.670.050,00 Melalui tengkulak daerah
12 Tamaji Rp1.255.800,00 Rp734.350,00 Melalui tengkulak daerah
13 Tentrem Rp2.347.800,00 Rp1.489.400,00 Melalui tengkulak daerah
14 Hari Rp2.304.300,00 Rp1.429.600,00 Melalui tengkulak daerah
15 Rus widodo Rp2.391.300,00 Rp1.401.150,00 Melalui tengkulak daerah
16 Ranto Rp2.282.600,00 Rp1.424.200,00 Melalui tengkulak daerah
17 Muri benuk Rp2.086.950,00 Rp1.217.200,00 Melalui tengkulak daerah
18 Ibu. Tini Rp2.304.300,00 Rp1.539.600,00 Melalui tengkulak daerah
19 Sahet Rp2.500.000,00 Rp1.799.100,00 Melalui tengkulak daerah
20 Narto Rp2.187.500,00 Rp1.182.550,00 Melalui tengkulak daerah
21 Untung Rp2.347.800,00 Rp1.549.150,00 Melalui tengkulak daerah
22 Manto Rp2.260.850,00 Rp1.469.850,00 Melalui tengkulak daerah
23 Sihman Rp2.304.300,00 Rp1.234.550,00 Melalui tengkulak daerah
24 Sanijo Rp2.304.300,00 Rp1.371.300,00 Melalui tengkulak daerah
25 Supriyadi Rp2.173.900,00 Rp1.217.500,00 Melalui tengkulak daerah
26 Kandam Rp2.304.300,00 Rp1.445.250,00 Melalui tengkulak daerah
27 Wito suwarno Rp2.428.500,00 Rp1.551.900,00 Melalui tengkulak daerah
28 Toriq Rp2.272.700,00 Rp1.387.100,00 Melalui tengkulak daerah
29 Supingi Rp2.523.800,00 Rp1.449.600,00 Melalui tengkulak daerah
30 Marsono Rp2.391.300,00 Rp1.379.850,00 Melalui tengkulak daerah
31 Mudrik Rp2.391.300,00 Rp1.530.950,00 Melalui tengkulak daerah
32 Suraten Rp2.347.800,00 Rp1.548.300,00 Melalui tengkulak daerah
33 Sunarto Rp2.409.000,00 Rp1.421.300,00 Melalui tengkulak daerah
34 Kasdi Rp2.304.300,00 Rp1.397.650,00 Melalui tengkulak daerah
35 Darobi Rp2.304.300,00 Rp1.393.950,00 Melalui tengkulak daerah
36 Toyibi Rp2.217.350,00 Rp1.231.400,00 Melalui tengkulak daerah
37 Rohman Rp2.217.350,00 Rp1.293.950,00 Melalui tengkulak daerah
38 Samadi Rp2.260.850,00 Rp1.433.550,00 Melalui tengkulak daerah
39 Dariyono Rp2.304.300,00 Rp1.237.600,00 Melalui tengkulak daerah
40 Idris Rp2.400.000,00 Rp1.212.500,00 Melalui tengkulak daerah
41 Surat Rp2.500.000,00 Rp1.638.400,00 Melalui tengkulak daerah
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
No Nama Seberapa cepat pemasaran Sejauh mana penjualan gabah
1 Pawiro Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
2 Wiji kasno Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
3 Riyadi Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
4 Mukiman Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
5 Torik Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
6 Beni Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
7 Pardi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
8 Sumanto Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
9 Paidi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
10 Suwarno Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
11 Samijo Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
12 Tamaji Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
13 Tentrem Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
14 Hari Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
15 Rus widodo Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
16 Ranto Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
17 Muri benuk Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
18 Ibu. Tini Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
19 Sahet Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
20 Narto Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
21 Untung Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
22 Manto Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
23 Sihman Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
24 Sanijo Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
25 Supriyadi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
26 Kandam Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
27 Wito suwarno Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
28 Toriq Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
29 Supingi Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
30 Marsono Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
31 Mudrik Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
32 Suraten Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
33 Sunarto Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
34 Kasdi Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
35 Darobi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
36 Toyibi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
37 Rohman Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
38 Samadi Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
39 Dariyono Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
40 Idris Cepat (2-3 minggu) Luar daerah
41 Surat Sangat cepat (1 minggu) Luar daerah
Konvrensi Data Instrumen Penelitian
Sumber : hasil konvrensi data kuesioner penelitian 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran. 9
Penenuan Jumlah Sampel dari Populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran. 10
Uji Beda Independent Simpel T-Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
T-Test
Group Statistics
Budidaya Padi N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Biaya Produksi Organik 34 452367,65 161734,221 27737,190
Anorganik 41 864801,22 136496,841 21317,225
Independent Samples Test
Biaya Produksi
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 1,247
Sig. ,268
t-test for Equality of Means
t -11,979 -11,790
df 73 64,835
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
Mean Difference -412433,57 -412433,57
Std. Error Difference 34430,557 34982,507
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -481053,573 -482301,829
Upper -343813,572 -342565,316
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
T-Test Group Statistics
Budidaya Padi N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Produktivitas Organik 34 388,06 104,770 17,968
Anorganik 41 901,05 94,158 14,705
Independent Samples Test
Produktivitas
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F ,821
Sig. ,368
t-test for Equality of Means
t -22,318 -22,094
df 73 67,155
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
Mean Difference -512,99 -512,99
Std. Error Difference 22,986 23,218
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -558,800 -559,332
Upper -467,180 -466,648
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
T-Test Group Statistics
Budidaya Padi N Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
Keuntungan Organik 34 1419573,53 568239,848 97452,330
Anorganik 41 1447190,24 208337,712 32536,884
Independent Samples Test
Keuntungan
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 26,572
Sig. ,000
t-test for Equality of Means
t -,289 -,269
df 73 40,354
Sig. (2-tailed) ,773 ,789
Mean Difference -27616,71 -27616,71
Std. Error Difference 95566,235 102740,476
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -218079,946 -235206,306
Upper 162846,517 179972,877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran. 11
Petani Padi Organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran. 12
Petani Padi Anorganik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI