studi evaluasi dan perencanaan sistem saluran...
TRANSCRIPT
STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM SALURAN DRAINASI
UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KOTA PURUK CAHU
KABUPATEN MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Ardian Suwindra1, Ussy Andawayanti2, Prima Hadi Wicaksono2
1Mahasiswa Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
email : [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir diketahui terjadi genangan di Kota Puruk Cahu yang
mengganggu aktifitas mansyarakat. Evaluasi saluran drainasi dan simulasi banjir diperlukan untuk
mengetahui faktor penyebabnya. Luapan Sungai Barito mencapai ketinggian +41,00. Hasil analisa
debit banjir historis didapatkan besarnya debit adalah 6.821,12 m3/dt dengan kala ulang 6 tahunan.
Evaluasi kapasitas saluran drainasi dilakukan dengan metode perbandingan antara debit rencana
dengan kala ulang 10 tahun dan kapasitas saluran. Sedangkan simulasi banjir menggunakan RAS
Mapper pada software HEC-RAS 5.0.3 dengan debit banjir rancangan 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun, 10
tahun, dan 20 tahun dengan alternatif solusi pembuatan tanggul dan kolam penampungan sementara
dengan memanfaatkan lahan kosong di lokasi tersebut.
Hasil evaluasi saluran didapatkan sebagian besar saluran tidak dapat menampung debit banjir
rancangan, sehingga dilakukan perencanaan dimensi saluran baru. Besarnya dimensi saluran
rencana dikelompokkan menjadi tiga tipe. Tipe I (b=1m dan h=1m), tipe II (b=1,5m dan h=1,5m)
dan tipe III (b=1m dan h=1,5m). Besarnya biaya yang diperlukan untuk perencanaan saluran baru
adalah Rp76.753.687.506,00.
Alternatif pemecahan masalah banjir Sungai Barito adalah dengan menggali potensi lahan
kosong yang dapat dimanfaatkan untuk kolam penampungan sementara seluas 0,95 km2 dan
pembuatan tanggul dengan tinggi 4,00 m. Hasil simulasi banjir dengan alternatif penambahan
tanggul dan pembuatan kolam penampungan sementara dapat mengurangi luas genangan banjir
hingga 42%.
Kata kunci: Drainasi, evaluasi, rehabilitasi, banjir.
ABSRTACT A few years ago there was a runoff in the Puruk Cahu City and disturbing social activity.
Evaluation of drainage and flood simulation is needed to determine the factors cause it. Flood of
Barito River reaches a height of +41,00. From the analysis of historical flood discharge, discharge
of history flood obtained magnitude is 6.821,12 m3 / sec and estimated return period is 6th.
Evaluation of the capacity of drainage channels carried by the method of comparison between
the discharge design with a return period of 10 years and the channel capacity. Flood simulation
using RAS Mapper on HEC-RAS software version 5.0.3 with the design flood discharge are 1 year,
2 years, 5 years, 10 years, and 20 years with the alternative solution is flood wall and retarding by
utilizing vacant land in the city of Puruk Cahu.
The results of the evaluation channel obtained that most existing channels cannot accommodate
the flood discharge design 10 years, so that should be planning a new channel dimensions according
it. The magnitude of the dimensions of the channel design are grouped into three types. Type I (b=1m
; h=1m), type II (b=1,5m ; h=1,5m) and type III (b=1m ; h=1,5m). The cost required to plan a new
channel of drainage is much Rp76.753.687.506,00
Alternative solutions Flood of Barito River is to explore the potential of vacant land that can
be used for Retarding an area of 0,95 km2 and manufacture of high flood wall to 4,00 m. The
simulation results with an alternative flood walls and manufacturing retarding effectively to reduce
the impact of Barito River flooding until 42%.
Keywords: Drainage, evaluation, rehabilitation, flood
1. PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir terjadi
genangan air di beberapa titik di Kota
Puruk Cahu akibat belum adanya saluran
drainasi yang memadai.
Mengingat bahwa lokasi genangan
yang terjadi merupakan daerah pusat kota
yang menjadi sentral dari berbagai
kegiatan perekonomian, maka harus ada
sistem drainasi yang baik. Dengan adanya
drainasi yang baik maka genangan air
hujan dapat disalurkan ke badan air
sehingga genangan dapat dihindari dan
aktifitas masyarakat tidak akan terganggu.
Terlepas dari permasalahan saluran
darinasi, Kota Puruk Cahu merupakan kota
yang dilalui sungai besar yaitu Sungai
Barito. Pada tahun 2014 tinggi muka air
banjir Sungai Barito mencapai elevasi
+41,00 dan menggenangi daerah di sekitar
Jembatan Dirung Bajo dengan ketinggian
mencapai 1m. Tingginya muka air banjir
Sungai Barito mengakibatkan aliran pada
sungai-sungai kecil di Kota Puruk Cahu
menjadi tertahan. Kondisi topografi Kota
Puruk Cahu yang banyak cekungan
menjadi tempat genangan akibat luapan
sungai ini. Oleh karena itu perlu dilakukan
analisa sebaran banjir untuk mengetahui
pengaruh banjir akibat meluapnya Sungai
Barito.
Tujuan dari studi ini adalah untuk
mengetahui besar dan kala ulang debit
banjir historis Sungai Barito, mengetahui
besarnya debit banjir untuk evaluasi
saluran drainasi, mengetahui besarnya
kapasitas saluran eksisting, mendapatkan
dimensi saluran baru sesuai dengan debit
banjir rancangan, mendapatkan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) yang diperlukan,
mengetahui sebaran banjir dari luapan
Sungai Barito di Kota Puruk Cahu.
mengetahui efek penambahan tanggul dan
tampungan banjir sementra untuk
menanggulangi banjir Sungai Barito.
Manfaat dari studi ini adalah
didapatkan gambaran mengenai kondisi
saluran drainasi di Kota Puruk Cahu,
didapatkan hasil evaluasi kapasitas saluran
drainasi yang belum berfungsi secara
maksimal, didapatkan estimasi biaya yang
diperlukan untuk perencanaan saluran
drainasi sesuai dengan debit banjir
rancangan, didapatkan pula gambaran
mengenai sebaran banjir akibat luapan
Sungai Barito serta alternatif pemecahan
masalah untuk mengurangi dampak akibat
kejadian banjir tersebut.
2. METODOLOGI
Pada studi ini, digunakan metode
evaluasi perbandingan antara debit hujan
rencana dan kapasitas saluran eksisting
yang tersedia untuk analisa drainasi.
Sedangkan untuk penanganan banjir
Sungai Barito disimulasikan dengan RAS
Mapper pada Software HEC-RAS 5.0.3.
Lokasi Studi
Lokasi studi ini adalah di Kota Puruk
Cahu Kabupaten Murung Raya Provinsi
Kalimantan Tengah.
Gambar 1. Lokasi Kota Puruk Cahu di
Peta Administrasi Kabupaten
Murung Raya
Data yang Digunakan
1. Peta lokasi studi untuk mengetahui
kondisi lokasi secara lebih detail.
2. Data Hujan. Data ini digunaka nuntuk
analisa debit banjir rencana.
3. Peta Topografi daerah lokasi studi. Peta
ini digunakan untuk sebaran dan pola
aliran permukaan di lokasi studi.
4. Peta Tata Guna Lahan. Peta ini
digunakan untuk mencari koefisien
pengaliran dari masing masing zona
perencanaan.
5. Data Penduduk. Digunakan untuk
analisa debit air kotor pemukiman.
6. Data Harga Satuan Dasar Kota Puruk
Cahu. Data ini digunakan untuk
menganalisa biaya yang dibutuhkan
untuk perencanaan.
7. Peta Citra Satelit. Digunakan untuk
simulasi sebaran banjir Sungai Barito.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil pembahasan dalam studi
ini adalah sebagai berikut.
Debit Banjir Histori Sungai Barito
Berikut ini adalah peta sebaran banjir
histori Sungai Barito di Kota Puruk Cahu
pada peta topografi.
Gambar 2. Sebaran Banjir Histori pada
Peta Topografi
Analisa debit banjir Sungai Barito
digunakan metode Hidrograf Satuan
Sintetis (HSS) Nakayasu. Adapun
parameter yang dibutuhkan adalah luas
DAS, panjang sungai utama dan koefisien
pengaliran. Besarnya debit puncak metode
HSS Nakayasu adalah:
)TTp
RoACQp
3,0*3.0(*68,3
**
Keterangan:
Qp : debit puncak banjir (m3 /dt)
R0 : hujan satuan (mm)
Tp : tenggang waktu dari permulaan
hujan sampai puncak banjir (jam)
T0.3 : waktu yang diperlukan oleh
penurunan debit, dari debit puncak
sampai menjadi 30 % dari jam
puncak (jam)
Berikut ini merupakan batas DAS
Barito yang berpengaruh terhadap debit
banjir di Kota Puruk Cahu.
Gambar 3. DAS Barito yang berpengaruh
di Kota Puruk Cahu
Luas DAS yang berpengaruh adalah
21.022 km2 dengan panjang sungai utama
324 km. Berdasarkan analisa debit banjir
metode HSS Nakayasu didapatkan
besarnya debit dengan kala ulang 1 tahun,
2 tahun, 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun
sebagai berikut.
Gambar 4. Hidrograf Banjir Sungai Barito
Metode HSS Nakayasu
Berdasarkan analisa daya tampung
berdasarkan penampang Sungai Barito
didapatkan hasil untuk setiap kenaikan
muka air adalah seperti pada tabel berikut
ini.
35,00 2.453,36 5.012,36 6.629,35 7.709,66 8.841,78 10.122,88
(m3/dt) (m
3/dt) (m
3/dt) (m
3/dt)
TR 5 TH TR 10 TH
(m3/dt) (m
3/dt)
JAM
TR 1 TH TR 2 TH TR 20 TH TR 50 TH
0,000
2000,000
4000,000
6000,000
8000,000
10000,000
12000,000
0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00
De
bit
(m3/
dt)
waktu (Jam)
HIDROGRAFT BANJIR SUNGAI BARITO
Q 1 Tahun
Q 2 Tahun
Q 5 Tahun
Q 10 Tahun
Q 20 Tahun
Q 50 Tahun
Tabel 1. Hubungan antara Elevasi Muka
Air dan Debit Sungai Barito
Elevasi Muka Air Debit (m3/detik
28
30
32 34
36
38 40
41
42
0,00
238,26
790,95 1.630,37
2.746,41
4.191,40 5.986,94
6.821,12
7.723,94
Gambar 5. Grafik Hubungan Debit dan
Kala Ulang Debit Banjir
Sungai Barito Metode HSS
Nakayasu
Hasil analisa kapasitas tampungan
Sungai Barito pada elevasi +41,00 adalah
sebesar 6.821,12 m3/detik. Dari grafik
hubungan antara debit dan kala ulang
banjir rancangan Sungai Barito yang
diperoleh dengan metode HSS Nakayasu
diketahui kala ulang banjir histori Sungai
Barito adalah 6 tahunan.
Analisa Debit Rencana Sluran Drainasi
Metode Rasional
Metode rasional adalah metode untuk
menghitung debit banjir maksimum dari
curah hujan. Metode ini dapat
menggambarkan hubungan antara debit
limpasan dengan besar curah hujan secara
praktis untuk luas DAS hingga 300 ha.
Rumus yang digunakan:
Qp = 0,00278. C. I. A
Keterangan:
Qp : debit puncak (m3/dtk)
C : koefisien pengaliran
I : intensitas hujan rerata selama waktu
tiba banjir (mm/jam)
A : luas daerah tangkapan (ha)
Mengacu pada kejadian banjir histori
yang pernah terjadi maka untuk
perencanaan drainasi digunakan kala ulang
10 tahun untuk mengantisipasi kejadian
serupa terlampaui kembali. Berikut ini
merupakan skematisasi saluran drainasi
yang ada di Kota Puruk Cahu, Kabupaten
Murung Raya, Provinsi Kalimantan
Tengah.
Gambar 6. Skema Saluran Drainasi Kota
Puruk Cahu.
Berdasarkan analisa debit rencana
metode rasional didapatkan debit
persaluran sebagai berikut.
Tabel 2. Debit Rencana Saluran Drainasi
Metode Rasional Nama
Saluran Jalan C Rerata
I A Q
mm ha m3/dt
Saluran 1 Jl.Veteran 0,405 169,23 16,36 3,11
Saluran 2 Kh. Dewantara 0,416 124,49 23,25 3,35
Saluran 3 A.Yani 1 0,494 78,21 15,19 1,63
Saluran 4 A.Yani 2 0,490 78,02 15,41 1,64
Saluran 5 A.Yani 3 0,419 129,16 36,25 5,45
Saluran 6 P.Basan 1 0,459 169,90 1,80 0,39
Saluran 7 P.Basan 2 0,404 73,88 1,95 0,16
Saluran 8 P.Basan 3 0,417 123,75 2,12 0,30
Saluran 9 P.Basan 4 0,448 123,75 2,53 0,39
Saluran 10 Cilik Riwut 1 0,381 157,29 4,03 0,67
Saluran 11 Cilik Riwut 2 0,359 116,32 5,10 0,59
Saluran 12 Cilik Riwut 3 0,463 186,06 2,14 0,51
Saluran 13 B.Utomo 1 0,348 260,73 0,35 6,22
Saluran 14 B.Utomo 2 0,457 298,76 0,37 0,14
Saluran 15 B.Utomo 3 0,451 76,26 7,74 0,74
Saluran 16 B.Utomo 4 0,440 77,14 7,03 0,66
Saluran 17 Jend. Sudirman 1 0,415 135,37 1,94 0,30
Saluran 18 Jend. Sudirman 2 0,457 99,88 8,86 1,12
Saluran 19 Jend. Sudirman 3 0,472 98,69 6,29 1,12
Saluran 20 Jend. Sudirman 4 0,429 81,50 10,58 1,03
Saluran 21 Jend. Sudirman 5 0,445 85,54 8,65 0,92
Analisa Debit Air Kotor Pemukiman
Buangan air kotor setiap km2 dapat
dihitung sebagai berikut:
Qk = (Pn.q)/A
Maka debit air kotor untuk masing-
masing saluran drainasi dihitung sebagai
berikut :
Qki = Qk x Ai
Keterangan :
Qk : debit air kotor rata-rata (m3/dt/km2)
Pn : jumlah penduduk
q : debit air buangan (lt/dt/orang)
A : luas total wilayah (km2)
Qki : debit air kotor per saluran (m3/dt)
Ai : luas tiap daerah pengaliran (km2)
Berikut ini adalah hasil perhitungan
debit air kotor buangan dari pemukiman.
Tabel 3. Debit Air Kotor Pemukiman
Nama
Saluran Jalan
Luas
Pemukiman Qk Qki
km2 (m3/dt/km2) (m3/dt)
Saluran 1 Jl.Veteran 0,062 0,0815 0,0051
Saluran 2 Kh. Dewantara 0,091 0,0815 0,0074
Saluran 3 A.Yani 1 0,067 0,0815 0,0054
Saluran 4 A.Yani 2 0,059 0,0815 0,0048
Saluran 5 A.Yani 3 0,120 0,0815 0,0097
Saluran 6 P.Basan 1 0,007 0,0815 0,0006
Saluran 7 P.Basan 2 0,007 0,0815 0,0006
Saluran 8 P.Basan 3 0,009 0,0815 0,0007
Saluran 9 P.Basan 4 0,011 0,0815 0,0009
Saluran 10 Cilik Riwut 1 0,015 0,0815 0,0012
Saluran 11 Cilik Riwut 2 0,017 0,0815 0,0014
Saluran 12 Cilik Riwut 3 0,007 0,0815 0,0006
Saluran 13 B.Utomo 1 0,001 0,0815 0,0001
Saluran 14 B.Utomo 2 0,002 0,0815 0,0001
Saluran 15 B.Utomo 3 0,030 0,0815 0,0025
Saluran 16 B.Utomo 4 0,025 0,0815 0,0021
Saluran 17 Jend. Sudirman 1 0,005 0,0815 0,0004
Saluran 18 Jend. Sudirman 2 0,036 0,0815 0,0030
Saluran 19 Jend. Sudirman 3 0,025 0,0815 0,0021
Saluran 20 Jend. Sudirman 4 0,034 0,0815 0,0028
Saluran 21 Jend. Sudirman 5 0,022 0,0815 0,0018
Besarnya debit air kotor buangan dari
pemukiman sebesar 85% dari jumlah
kebutuhan air bersih penduduk untuk
katagori kota kecil yaitu 100 l/or/hr dengan
jumlah penduduk Kota Puruk Cahu hasil
dari proyeksi menggunakan metode
aritmatik sebesar 53.871 jiwa.
Evaluasi Kapasitas Saluran Drainasi
Debit banjir rancangan untuk kawasan
pemukiman dihitung berdasarkan besarnya
debit air hujan (Qah) ditambah dengan debit
air kotor (Qak). Bentuk perumusan debit
banjir rancangan adalah sebagai berikut :
Q = Qah + Qak
Keterangan :
Q : debit banjir rancangan (m3/dtk)
Qah : debit banjir akibat air hujan (m3/dtk)
Qak : debit banjir akibat air kotor (m3/dtk)
Evaluasi kapasitas saluran drainasi
dilakukan dengan membandingkan antara
debit banjir rencana total dari debit akibat
hujan dan debit air kotor dibandingkan
dengan kapasitas saluran bedasarkan
pendekatan hidrolika.
Tabel 4. Hasil Evaluasi Saluran Drainasi Nama
Saluran Jalan
Q Rencana Kapasitas Keterangan
m3/dt m3/dt
Saluran 1 Jl.Veteran 3,118 3,524 AMAN
Saluran 2 Kh. Dewantara 3,357 2,623 TIDAK AMAN
Saluran 3 A.Yani 1 1,638 1,858 AMAN
Saluran 4 A.Yani 2 1,643 1,871 AMAN
Saluran 5 A.Yani 3 5,464 2,583 TIDAK AMAN
Saluran 6 P.Basan 1 0,390 0,306 TIDAK AMAN
Saluran 7 P.Basan 2 0,162 0,089 TIDAK AMAN
Saluran 8 P.Basan 3 0,305 0,327 AMAN
Saluran 9 P.Basan 4 0,391 0,327 TIDAK AMAN
Saluran 10 Cilik Riwut 1 0,674 0,183 TIDAK AMAN
Saluran 11 Cilik Riwut 2 0,593 0,151 TIDAK AMAN
Saluran 12 Cilik Riwut 3 0,514 0,205 TIDAK AMAN
Saluran 13 B.Utomo 1 6,137 1,618 TIDAK AMAN
Saluran 14 B.Utomo 2 0,139 0,729 AMAN
Saluran 15 B.Utomo 3 0,743 0,728 TIDAK AMAN
Saluran 16 B.Utomo 4 0,665 0,734 AMAN
Saluran 17 Jend. Sudirman 1 0,304 0,166 TIDAK AMAN
Saluran 18 Jend. Sudirman 2 1,128 0,248 TIDAK AMAN
Saluran 19 Jend. Sudirman 3 1,424 0,246 TIDAK AMAN
Saluran 20 Jend. Sudirman 4 1,031 0,151 TIDAK AMAN
Saluran 21 Jend. Sudirman 5 0,918 0,156 TIDAK AMAN
Dari hasil evauasi diketahui bahwa
banyak saluran yang tidak memenuhi
sehingga perlu direncanakan dimensi
saluran baru yang sesuai dengan debit
rencana.
Rencana Dimensi Saluran Baru
Dimensi saluran baru yang sesuai
dengan debit limpasan kala ulang 10 tahun
untuk masing-masing saluran di
kelompokkan menjadi tiga tipe saluran.
Tipe 1 dengan dimensi (b = 1m dan h =
1m) pada ruas Jl.veteran, Jl.Kh.Dewantara,
Jl.Ahmad Yani, dan Jl.Budi Utomo. Tipe 2
dengan (b = 1,5m dan h = 1,5m) pada ruas
Jl.Cilik Riwut dan Jl.Pulo Basan. Tipe 3
dengan (b = 1m dan h = 1,5m) pada ruas
jalan Jendral Sudirman. Berikut ini
merupakan tipikal penampang rencana
saluran baru.
Gambar 7. Tipikal Rencana Penampang
Saluran Baru
Rencana Anggaran Biara (RAB)
Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang
diperlukan untuk perencanaan dimensi
saluran drainasi baru untuk masing masing
ruas jalan adalah:
1. Jl. Veteran, ruas kanan sepanjang 714,5
m total biaya Rp4.622.431.521,00
2. Jl. Dewantara, ruas kiri sepanjang 967,3
m total biaya Rp6.257.205.305,00
3. Jl. A.Yani, ruas kanan sepanjang 1.694,4
dan ruas kiri sepanjang 2.600,7 m
total biaya Rp27.782.273.600,00
4. Jl. Pulo Basan, ruas kanan sepanjang
686,4 m dan ruas kiri sepanjang 872,0m
total biaya Rp6.191.032.470,00
5. Jl. Cilik Riwut, ruas kanan sepanjang
219,0m dan ruas kiri sepanjang 675,5m
total biaya Rp3.553.923.602,00
6. Jl. Budi Utomo, ruas kanan sepanjang
815,8m dan ruas kiri sepanjang 828,4m
total biaya Rp10.635.854.262,00
7. Jl.Jend.Sudirman, ruas kanan sepanjang
1.698,8 m dan ruas kiri sepanjang 1.994,7
m total biaya Rp17.740.027.820,00
Jumlah biaya keseluruhan adalah sebesar
Rp76.753.687.506,00
Analisa Sebaran Banjir Sungai Barito
dengan RAS Mapper pada Software
HEC-RAS 5.0.3
Berikut ini tampilan HEC-RAS 5.0.3.
Gambar 8. Software HEC-RAS 5.0.3
Analisa sebaran banjir Sungai Barito
dilakukan berdasarkan debit banjir metode
HSS Nakayasu untuk kala ulang 5 tahun,
10 tahun, dan 20 tahun dengan dua kondisi
yaitu kondisi eksisting dan rencana.
Pada kondisi rencana ditambahkan
alternatif tanggul dan kolam penampungan
banjir sementara dengan memanfaatkan
dataran rendah pada lokasi studi.
Potensi area yang memungkinkan
untuk dijadikan sebagai kolam
penampungan banjir sementara adalah
seluas 0,95 km2 dengan kedalaman 4,00 m,
sedangkan untuk tanggul adalah sepanjang
1,50 km dengan tinggi tanggul 4,00 m
dengan elevasi puncak tanggul pada
+44,00.
Gambar 9. Layout Kolam Penampungan
Banjir Sementara
Gambar 10. Potongan Melintang Kolam
Tampungan Banjir Sementara
Gambar 11. Rencana Bentuk Tanggul
Penahan Banjir
Berikut ini merupakan hasil simulasi
banjir dengan menggunakan RAS Mapper
pada HEC-RAS 5.0.3 untuk kala ulang
debit banjir 5 tahun,10 tahun dan 20 tahun
Sungai Barito.
Gambar 12. Layout Eksisting Kota
Puruk Cahu
Gambar 13. Sebaran Banjir Q 5 Tahun
Kondisi Eksisting
Gambar 14. Sebaran Banjir Q 10 Tahun
Kondisi Eksisting
Gambar 15. Sebaran Banjir Q 20 Tahun
Kondisi Eksisting
Gambar 16. Layout Rencana Penempatan
Tanggul dan Penampungan
Banjir Sementara
Gambar 17. Sebaran Banjir Q 5 Tahun
Kondisi Rencana
Gambar 18. Sebaran Banjir Q 10 Tahun
Kondisi Rencana
Gambar 19. Sebaran Banjir Q 20 Tahun
Kondisi Rencana
Berdasarkan analisa sebelumnya,
diketahui bahwa debit banjir histori yang
pernah terjadi memiliki kala ulang 6 tahun,
sehingga dalam studi ini dilakukan analisa
sebaran banjir untuk kala ulang 5 tahun, 10
tahun dan 20 tahun dimaksudkan untuk
melihat bagaimana sebaran banjir secara
lebih terinci berdasarkan kala ulang
tersebut.
Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi
hasil simulasi yang diperoleh dari analisa
luas sebaran banjir pada kondisi eksisting
dan kondisi rencana dengan penambahan
alternatif tanggul dan kolam penampungan
banjir sementara.
Tabel 5. Tabel Reduksi Banjir Untuk
Setiap Kala Ulang Banjir
Kala
Ulang
Banjir
(Tr)
Luas Luapan Banjir
(km2) Reduksi
Luas
Daerah
Banjir
(km2)
Persentase
Reduksi Luas
Daerah Bajir Tanpa
Tanggul
Dengan
Tanggul
5 tahun 9,59 5,55 4,03 42%
10 tahun 13,22 9,04 4,18 32%
20 tahun 19,17 12,53 6,65 35%
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari pembahasan studi
ini adalah sebagai berikut:
1. Besarnya debit banjir histori Sungai
Barito pada ketinggian muka air +41,00
adalah 6.821,12 m3/detik dengan kala
ulang kejadian banjir adalah 6 tahunan.
2. Besarnya debit rancangan drainasi rata-
rata dengan kala ulang 10 tahun adalah
sebasar 1,45 m3/detik.
3. Dari hasil analisa kapasitas saluran
drainasi didapatkan besarnya kapasitas
rata-rata saluran sebesar 0,896 m3/detik.
Sehingga perlu dilakukan perencanaan
dimensi saluran baru karena kapasitas
eksisting saat ini tidak dapat
menampung debit banjir rencana.
4. Dimensi saluran baru dikelompokkan
menjadi tiga tipe saluran. Tipe 1 dengan
dimensi (b = 1m dan h = 1m) pada ruas
Jl.veteran, Jl.Kh.Dewantara, Jl.Ahmad
Yani, dan Jl.Budi Utomo. Tipe 2
dengan (b = 1,5m dan h = 1,5m) pada
ruas Jl.Cilik Riwut dan Jl.Pulo Basan.
Tipe 3 dengan (b = 1m dan h = 1,5m)
pada ruas jalan Jendral Sudirman.
5. Jumlah biaya keseluruhan yang
diperlukan untuk perencanaan saluran
baru adalah Rp76.753.687.506,00
6. Berdasarkan hasil simulasi banjir
dengan menggunakan RAS Mapper
didapatkan luasan sebaran banjir untuk
kala ulang 5 tahun, 10 tahun dan 20
tahun.
7. Besarnya reduksi daerah genangan
banjir dengan alternatif tanggul dan
kolam tampungan sementara untuk kala
ulang banjir 5 tahun adalah 42%, 10
tahun adalah 32% dan 20 tahun adalah
35%.
Saran berdasarkan hasil pembahasan
dalam studi ini adalah:
Permasalahan banjir Kota Puruk Cahu
diakibatkan oleh minimnya sarana dan
prasarana drainasi kota serta luapan banjir
dari Sungai Barito. Penanganan terhadap
masalah banjir di Kota Puruk Cahu harus
membahas semua aspek yang berkaitan
dengan sistim dan jaringan lalu lintas air,
baik dari sistem drainasinya maupun dari
sistem sungainya.
Perencanaan drainasi yang sesuai
karakteristik hidrologi Kota Puruk Cahu
perlu untuk menanggulangi permasalahan
genangan akibat terjadinya hujan lokal.
Perencanaan tanggul dan kolam
tampungan banjir sementara bisa dijadikan
alternatif untuk penanganan banjir akibat
meluapnya Sungai Barito. Banyaknya
lahan kosong di Kota Puruk Cahu
memungkinkan untuk dibuat sebagai
tempungan banjir untuk menampung
akumulasi debit banjir dari sungai-sungai
kecil yang ada di Kota Puruk Cahu.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum. 1999.
Perencanaan Sistem Drainasi Jalan.
Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum. 2012.
Perencanaan Drainasi Kota. Jakarta
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1990.
Petunjuk Desain Drainasi Permukaan
Jalan. 1990. Jakarta.
Hadisusanto, Nugroho. 2010. Aplikasi
Hidrologi. Malang. Jogja
Mediautama.
Suhardjono. 1984. Drainase. Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya,
Malang.
US Army Corp. HEC-RAS River Analysis
System. 2016. US Army Corp of
Engineers.