studi etnobotani tanaman obat kepercayaan...

111
RAWAS ULU KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA SELATAN SKRIPSI EMIL SALIM TB.150956 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019 STUDI ETNOBOTANI TANAMAN OBAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT DESA LESUNG BATU KECAMATAN

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • RAWAS ULU KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

    PROVINSI SUMATERA SELATAN

    SKRIPSI

    EMIL SALIM

    TB.150956

    PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

    STUDI ETNOBOTANI TANAMAN OBAT KEPERCAYAAN

    MASYARAKAT DESA LESUNG BATU KECAMATAN

  • i

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    RAWAS ULU KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

    PROVINSI SUMATERA SELATAN

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan

    EMIL SALIM

    TB.150956

    PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

    STUDI ETNOBOTANI TANAMAN OBAT KEPERCAYAAN

    MASYARAKAT DESA LESUNG BATU KECAMATAN

  • ii

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

  • iii

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

  • iv

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

  • v

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Saya menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi yang saya susun sebagai

    syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakutas Tarbiyah Dan Keguruan UIN

    Sultan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

    Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip

    hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya dan secara norma, kaidah dan etika

    penulisan ilmiah.

    Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian bukan hasil

    karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian

    tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-

    undangan yang berlaku.

    PERNYATAAN ORISINALITAS

  • vi

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

    Segala puji dan nikmat syukur ku persembahkan atas nikmat dan

    rahmat yang engkau berikan kepada hambamu. Alhamdulillah maha

    besar Allah SWT karena atas karunia serta kemudahan yang engkau

    berikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam

    selalu tercurahkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW.

    Saya persembahkan karya tulis ilmiah saya yang berbentuk skripsi ini

    dengan penuh kasih sayang untuk ayahanda (Joni) dan ibunda (Bunayya)

    tercinta, untuk kasih sayang yang tulus, pengorbanan yang luar biasa,

    do’a, cinta serta dukungan dan semua usaha yang diberikan.

    Terima kasih untuk kakak ku terbaik (Azhari Andi) yang telah banyak

    berkorban, berdo’a dan senantiasa mengingatkan dalam segala hal,

    serta adik-adikku yang senantiasa menjadi motivasi bagiku untuk terus

    melangkah maju, terima kasih atas do’a kalian semua.

    Terima kasih saya ucapkan untuk partner terbaik sekaligus sahabat

    luar biasa bagi saya (Heldalia) yang telah banyak membantu,

    menasehati, memberikan motivasi untuk tetap semangat melangkah

    maju, dan menemani dalam suka duka perjalanan perkuliahan ini saya

    ucapkan terima kasih.

    PERSEMBAHAN

  • vii

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    ٌْْ ٌْْ اأْلَْرِضْ اِىٍَ َََزْوا اََوىَ جَتَْْب َم ّْ َُْهب اَ ِْْ فِ ٌْ َسْوج ْ ُموِّْ ٍِ َْ (٧ْ) َمِز

    Artinya : dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak kami

    tumbuhkan di bumi itu berbagai macam (tumbuh-tumbuhan) yang baik ?

    (Bukhara, Al-Qur‟an dan Terjemahan, Qs. Asy - Syu‟ara (26): 7, hal

    367, Tahun 2007).

    MOTTO

  • viii

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Alhamdulillaahirobbil‟aalamiin puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan

    yang maha kuasa, atas segala nikmat, rahmat, hidayah, dan inayahnya, atas segala

    imu pengetahuan yang telah diberikan kepada kita sehingga skripsi ini dapat

    diselesaikan. Shalawat seiring salam tak lupa selalu tercurahkan kepada baginda

    Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat akademik

    guna menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin

    Jambi dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Sultan Thaha saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya

    bahwa penyelesaian skrpisi ini telah banyak melibatkan pihak yang telah

    memberikan motovasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini

    penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan kepada :

    1. Dr.H. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan

    Thaha Saifuddin Jambi

    2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I dan jajaranya sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah

    dan Keguruan UIN sulthan thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Reny safita, S.Pt, M.Pd sebagai Ketua ProdiTadris Biologi Fakultas

    Tarbiyah dan Keguruan UIN sulthan thaha Saifuddin Jambi.

    4. Ibu Elly Surayya, S.Ag, M.Pd dan Ibu Suraida, S.Si, M.Si sebagai dosen

    pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan bimbingan dan

    sumbangan pemikiran hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    5. Bapak Abdul Rozak S.Ip yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

    melakukan penelitian di Desa Lesung Batu.

    6. Bapak Amirudin, SP sebagai Kepala Bidang Tanaman Pangan & Holtikultira

    Dinas Pertanian Kota Jambi.

    Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

    pihak yangtelah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan

    ilmu pengetahuan, Aamiin Yaa Robbal‟aalamiin.

    KATA PENGANTAR

  • ix

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Nama : Emil Salim

    Program Studi : Tadris Biologi

    Judul : Studi Etnobotani Tanaman Obat Kepercayaan masyarakat

    Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten

    Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.

    Penelitian ini merupakan kajian mengenai Studi Etnobotani Tanaman Obat

    Kepercayaan masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten

    Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. Bertujuan untuk mengetahui jenis

    tumbuhan yang dimanfaatkan, cara pemanfaatan tumbuhan tersebut dan

    bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pelestarian

    tumbuhan obat kepercayaan masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu

    Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. Pengambilan sampel

    dilakukan di Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas

    Utara Provinsi Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

    dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive sampling.

    Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara,

    dokumentasi, koleksi sampel tumbuhan, dan identifikkasi tumbuhan. Data dari

    hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan

    penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 17 spesies dari 13 famili

    tumbuhan yang dipercaya oleh masyarakat Desa Lesung Batu yang berkhasiat

    sebagai bahan pengobatan tradisional. Cara pemanfaatan tumbuhan sebagai obat

    meliputi proses tumbuk, bakar, remas, dipanaskan di atas api, digulung, parut dan

    diseduh. Masyarakat Desa Lesung Batu lebih sering menggunakan cara direbus

    lalu diminum. Khasiat tumbuhan obat meliputi obat kolesterol, kencing manis,

    asam urat, kanker, dll. Sumber pengetahuan didapatkan dari orang tua,

    pengalaman dan orang lain. Sikap dan perilaku masyarakat Desa Lesung Batu

    menunjukkan sikap yakin akan khasiat dari tumbuhan obat tradisional tersebut

    dan diiringi dengan perilaku menggunakan obat tradisional tersebut sebagai

    pengobatan sebanyak 83 %, sikap yakin saja akan khasiat tumbuhan obat, tetapi

    tidak menggunakan tumbuhan sebagai bahan pengobatan ialah sebanyak 17 % dan

    0 % sikap tidak yakin akan khasiat tumbuhan obat dan perilaku tidak

    menggunakan tumbuhan sebagai obat.

    Kata kunci : Etnobotani, tumbuhan obat, Masyarakat Desa Lesung batu.

    ABSTRAK

  • x

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Nama : Emil Salim

    Study Program : Tadris Biology

    Title : Ethnobotany Study of Confidence Medicinal Plants in the

    community of Lesung Batu Village Rawas Ulu District,

    North Musi Rawas Regency, South Sumatra Province

    This study is a study of the Ethnobotany Study of Medicinal Plants of the

    Belief of the community of Lesung Batu Village, Rawas Ulu District, Musi Rawas

    Regency, North Sumatra Province. Lesung Batu Lesas Batu District, Rawas Ulu

    District, Musi Rawas Regency, North Sumatra Province. Sampling was conducted

    in Lesung Batu Village, Rawas Ulu District, Musi Rawas Regency, North

    Sumatra Province. The sample of this research is descriptive qualitative with the

    sampling technique carried out by purposive sampling. Data collection methods

    used were observation, interviews, documentation, collection of plant samples,

    and identification of plants. Data from the results of this study were analyzed

    descriptively qualitatively according to the research objectives. The results of the

    study showed 17 species from 13 plant families that were believed by the people

    of Lesung Batu Village who were efficacious as ingredients of traditional

    medicine. How to lend plants as medicine contains the process of mashing,

    burning, squeezing, heated on fire, rolled, grated and brewed. The people of

    Lesung Batu Village use the boiled method more often and drink it. Diabetes,

    gout, cancer, high blood pressure, stomach pain, colds, constipation, diarrhea,

    phlegm, ringworm, nosebleeds, coughing fever, maagh, intestinal worms, injuries,

    broken bones, and sprains. The attitude and behavior of the people of Lesung Batu

    Village showed an attitude of confidence in the efficacy of these traditional

    medicinal plants and accompanied by the problem of using this traditional

    medicine as much as 83%, a sure attitude to plant medicine 0% attitude not sure

    about the medicinal properties and behavior use plants as medicine.

    Keywords: Ethnobotany, medicinal plants, Lesung Batu Village Community

    ABSTRACT

  • xi

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i

    NOTA DINAS……………………………………………………………… ii

    PENGESAHAN …………………………………………………………..... iv

    PERNYATAAN ORISINILITAS………………………………………… v

    PERSEMBAHAN ………………………………………………………….. vi

    MOTTO …………………………………………………………………….. vii

    KATA PENGANTAR …………………………………………………….. viii

    ABSTRAK ………………………………………………………………….. ix

    ABSTRACT …………………………………………………………………. x

    DAFTAR ISI ………………………………………………………............ xii

    DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiii

    DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang …………………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 5 C. Tujuan ……………………………………………………………. 5 D. Kegunaan …………………………………………………………. 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teoritik …………………………………………………... 7 1. Konsep Umum Etnobotani …………………………………... 7 2. Tumbuhan Obat ………………………………………………. 7 3. Perbedaan Obat Tradisional dengan Obat Kimiawi …………. 9

    B. Studi Relevan …………………………………………………….. 11

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu ……………………………………………….. 15 B. Alat dan Bahan …………………………………………………… 16 C. Prosedur Kerja …………………………………………………… 16 D. Analisis Data …………………………………………………….. 17 E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. 18 F. Teknik Analisis Data …………………………………………….. 19 G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data …………………………… 20 H. Jadwal Penelitian ………………………………………………… 21

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil ……………………………………………………………… 22 1. Jenis tumbuhan obat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa

    Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas

    Utara Sumatera Selatan……………………………………….. 22

    2. Cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatanMasyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan rawas

    Ulu Sumatera Selatan……………………………………… . 47

    DAFTAR ISI

  • xii

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    3. pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pelestarian tumbuhan obat yang dipercaya sebagai obat

    tradisional oleh masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan

    Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera

    Selatan………………………………………………………. 59

    B. Pembahasan ……………………………………... ………… 56 1. Jenis tumbuhan obat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa

    Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas

    Utara Sumatera Selatan……………………………………….. 64

    2. Cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatanMasyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan rawas

    Ulu Sumatera Selatan……………………………………… . 66

    3. pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pelestarian tumbuhan obat yang dipercaya sebagai obat

    tradisional oleh masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan

    Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera

    Selatan………………………………………………………. 67

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan …………………………………………………………. 69 B. Saran ………………………………………………………………... 70

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • xiii

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Tabel 2.1 State Of Art ………………………………………………… 11

    Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ………………………………………… 21

    Tabel 4.1 Jenis Tumbuhan Yang Digunakan Sebagai Obat

    Tradisional ……………………………………………….. 23

    Tabel 4.2 Cara Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional ………….. 55

    Tabel 4.3 Bagian Tumbuhan Yang Digunakan Sebagai Obat Tradisi

    onal ………………………………………………………. 58

    Tabel 4.4 Sumber Pengetahuan Masyarakat …….………………….. 60

    Tabel 4.5 sikap dan perilaku masyarakat Desa Lesung Batu….…….. 63

    DAFTAR TABEL

  • xiv

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Gambar 3.1 Peta Desa Lesung Batu …………………………………….. 15

    Gambar 4.1 Bawang Putih (Alium sativum L.)…………………………. 24

    Gambar 4.2 Sirsak (Anona muricata L.) …………………………………….. 25

    Gambar 4.3 Seledri (Seledri (Apium graveolens L)……………………… 27

    Gambar 4.4 Capo / Sembung (Blmumea balsamifera D.C)……………… 28

    Gambar 4.5 Sedingin (Kalanchoe ceratophylla Hawort…………………. 29

    Gambar 4.6 Jarak pagar (Jatropha curcas L.) …………………………… 31

    Gambar 4.7 Ketepeng (Cassia alata L.) …………………………………. 32

    Gambar 4.8 Jambu Biji (Psidium guajava L.) …………………………… 33

    Gambar 4.9 Daun Sirih (Piper betle L.) …………………………………. 35

    Gambar 4.10 Mengkudu (Morinda citrifolia L.) ………………………….. 36

    Gambar 4.11 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) …………………………… 37

    Gambar 4.12 Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ………………………… 39

    Gambar 4.13 Jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) …………………… 40

    Gambar 4.14 Kunyit (Curcuma longa L) …………………………………. 42

    Gambar 4.15 Temulawak (Curcuma xanthorrhizza ROXB) …………….... 43

    Gambar 4.16 Kencur (Kaempferia galanga L) ………………………………. 45

    Gambar 4.17 Setawar / Pacing (Costus speciosus Smith)………………… 46

    Gambar 4.18 Sumber Pengetahuan Masyarakat ………………………….. 51

    Gambar 4.19 persentase sikap dan perilaku masyarakat terhadapn

    Tumbuhan obat …………………………………………..…. 55

    DAFTAR GAMBAR

  • xv

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Lampiran 1. Tabel Hasil Wawancara ......................................................... 73

    Lampiran 2. Data Idetitas Key informan dan Responden .......................... 76

    Lampiran 3. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 77

    Lampiran 4. Surat Pernyataan Responden .................................................. 78

    Lampiran 5. Hasil Identifikasi Tumbuhan ................................................. 79

    Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian ........ ................................................. 80

    DAFTAR LAMPIRAN

  • 1

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan. Bahkan Indonesia

    dinyatakan sebagai sebagai negara dengan keanekaragaman nomor dua paling

    lengkap di dunia setelah Brazil (Mursito dan Prihmantro, 2011, hal. 5).

    Selain merupakan negara kepulauan, Indonesia juga memiliki jumlah

    penduduk yang banyak (sekitar 200 juta lebih) yang sebagian besar

    masyarakatnya masih tinggal di pedesaan. Menurut Sastropradjo (1990, hal 5),

    banyaknya masyarakat yang tinggal di pedesaan terutama daerah yang sulit

    dijangkau (terisolir) menyebabkan pemerataan hasil-hasil pembangunan seperti

    bidang pendidikan dan kesehatan sulit untuk dilaksanakan. Namun pada daerah-

    daerah terisolir pemanfaatan lingkungan terutama tumbuhan untuk pemenuhan

    kebutuhan kesehatan seperti untuk obat-obatan tradisional sangat tinggi

    (Sutarjadi, 1992, hal 10).

    Desa Lesung Batu merupakan kawasan pedesaan yang terletak di Provinsi

    Sumatera Selatan bagian Barat. Jarak Desa Lesung Batu jauh dari ibu kota

    Provinsi Sumatera Selatan. Sehingga hal inilah yang membuat daerah ini jarang

    diketahui dan dikenal oleh khalayak ramai. Desa Lesung Batu terdapat pada salah

    satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya pada Kabupaten

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia merupakan Negara tropis dengan kelembaban udara tinggi

    Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    381/Menkes/SK/III/2007 Tentang Kebijakan Obat Tradisional menyatakan bahwa

    Indonesia merupakan mega center keanekaragaman hayati dunia dan menduduki

    urutan kedua dunia setelah Brazil. Di bumi ini diperkirakan hidup sekitar 40.000

    spesies tumbuhan, di mana 30.000 spesies tumbuhan hidup di Kepulauan

    Indonesia. Di antara 30.000 spesies tumbuhan yang hidup di Kepulauan

    Indonesia, diketahui sekurang-kurangnya 9.600 spesies tumbuhan berkhasiat obat

    dan kurang lebih 300 spesies telah digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh

    industri obat tradisional.

  • 2

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Musi Rawas Utara. Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan kabupaten yang

    membatasi wilayah kawasan Provinsi Sumatera Selatan bagian barat dengan

    wilayah Provinsi Jambi, yaitu kabupaten Sarolangun Jambi.

    Mayoritas kawasan Desa Lesung Batu merupakan kawasan yang masih di

    penuhi dengan pepohonan dan kebun masyarakat. Sehingga mayoritas warganya

    berprofesi sebagai penyadap karet dan bertani. Di Indonesia khususnya di daerah

    pedesaan seperti Desa Lesung Batu, di sekitar kawasan hutan dan sekitarnya

    banyak sekali potensi tanaman yang berkhasiat sebagai tanaman obat.

    Masyarakat pedesaan khususnya yang bermukim di sekitar kawasan hutan

    seringkali menggunakan tumbuhan alam untuk pengobatan. Istilah tanaman obat

    sudah pasti bukanlah hal yang lazim untuk dikenal oleh masyarakat yang berada

    di daerah pinggiran hutan, hal ini merupakan suatu kebiasaan dan merupakan

    suatu budaya turun temurun yang diwariskan pada setiap generasi. Mengingat

    masih minimnya tingkat ekonomi pada daerah pedesaan, hal inilah yang

    membuat para warga tidak mampu untuk berobat dengan bidan dan juga ahli

    kesehatan yang ada di daerah ini.

    Tradisi pengobatan suatu masyarakat tidak terlepas dari kaitan budaya

    setempat. Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan keragaman jenis tumbuhan

    yang digunakan sebagai obat tradisional terbentuk melalui suatu proses sosialisasi

    yang secara turun temurun dipercaya dan diyakini kebenarannya. Pengobatan

    tradisional adalah semua upaya pengobatan dengan cara lain di luar ilmu

    kedokteran berdasarkan pengetahuan yang berakar pada tradisi tertentu

    (Sosrokusumo,1989 dalam Irmawati, 2016, hal. 16).

    Tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan yang sebagian, seluruh tumbuhan

    atau sel tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-

    obatan (Siswanto, 2004, hal. 7). Tumbuhan obat digunakan untuk menyembuhkan

    suatu penyakit atau pencegahan suatu penyakit, pengobatan tersebut baik

    dilakukan dengan meracik sendiri ataupun dari dukun kampung (Murni, Prawito

    dan Widiono, 2012, hal. 228). Selanjutnya tanaman merupakan sumber signifikan

    dari obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan berbagai kategori penyakit

    manusia. Secara historis semua persiapan obat yang berasal dari tanaman, baik

  • 3

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    dalam bentuk sederhana dari bagian tanaman atau dalam bentuk yang lebih

    kompleks dari ekstrak mentah, campuran, dan lain-lain. Saat ini sejumlah besar

    obat yang dikembangkan dari tanaman yang aktif melawan sejumlah penyakit.

    Pengobatan tradisional menurut agama Islam itu diperbolehkan selama

    tidak melanggar larangan dalam ajaran islam dalam mempersekutukan Allah

    SWT, sesuai dengan hadits Rasulullah Saw menjelaskan :ْ

    ٍَْْْحدَّثََْب ُْجَةَْْأَثُْىثَْنِزْثُْبَثِ ًَُْْش َُِْْؤِهَشب برْ ْْث ََّ َُْْةَْ ُّتْْ ُسْفَُبَْحدَّثََْبْقَبلَْْىَ ُِّْْْغَُُ َْع

    ِِِْْسََبدِْ ِِْْْعالَقَةَْْْث ةََْْع ٍَ ِِْْاََسب َْلْ ْْث َُْْالَْعَزاةَْْتَُْْشِهدْْْقَبهََْْشِز ٍََْْْْسبَىُْى ْْاىَّْجِ

    ُْهِْْاىييَّهَُْْصيًَ ٌََْْعيَ ُْْأَْوَسيَّ ٍَْْْحَزخْ ْاََعيَ ٌْْْهَْْفَقَبَْمذَاْفِ ِْْىَُه ُِْْعجَبدَاّللَّ ْوَضعَبّللَّ

    ِْْْاِلَّْْاْىَحَزجَْ ِْْْاْقتََزضٍََْْ ُْهِِْْعْزِضٍِْْ ُْئب ْْاَِخ ٌْْْفَذَاكََْْش ََْبْفَقَبىُىاَْحِزجُْْاىَِّذ

    ِْ َُْْبَْهوَْْْرُسىَلّللَّ ُُْْْخَْبحْ َْعيَ ِْْتَدَاَوْواِعجَبدَْْقَبهََْْويَّْتَدَاْلَْْاَ َُّْْاّللَّ َْْفَِب ْاّللَّ

    ٌُْْْسْجَحبَّهُْ عَهَُْْوَضعَْْالَّْْدَاءْ َََْضعْْْىَ ًَْْاِلَِّْْشفَبءْ ٍَْ َِْْرُسىهََْبْقَبىُْىاْاْىَحَز بْاّللَّ ٍَْ

    ُْزُْ بَْخ ٍٍََْْ ِْ ُْخيُقْ ْقَبهَْْاَْعْجدُْْاَْعِط (٣٤٢ْ٧.ٍْجهْاثِْروَة)َْحَس

    Artinya : telah menceritakam kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaiban dan

    Hisyam bin „Ammar keduanya berkata “ telah menceritakan kepada kami Sufyan

    bin „Uyainah dari Ziyad bin „Ilaqah dari Usamah bin Syarik dia berkata “ saya

    menyaksikan beberapa orang Arab badui bertanya kepada Rasulullah SAW

    “Berdosakah kami jika melakukan ini ? berdosakah kamijiks melakukan seperti

    ini ? Be;iau lalu bersabda kepada mereka : wahai hamba Allah, Allah akan

    menghapus dosa kecuali orang yang menyebarluaskan (aib) saudaranya, itulah

    dosa” mereka bertanya lagi “wahai Rasulullah berdosakah kami jika kami tidak

    bertaubat ?” Beliau menjawab: “wahai hamba Allah, bertobatlah kalian karena

    sesungguhnya Allah SWT tidak menurunkan penyakit melainkan kecuali Dia juga

    menurunkan obatnya, kecuali sakit pikun.” Mereka bertanya ”wahai Rasulullah

    apakah kebaikan yang paling baik diberikan kepada seorang hamba ?” Beliau

    menjawab; “ahlak yang mulia”. (HR. Ibnu Majah No.3427 dalam kitab Al-Thibb).

  • 4

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Berdasarkan hadis di atas, dijelaskan bahwa Allah SWT tidak akan menurunkan

    penyakit kepada hambanya tanpa obatnya. Maka dari itu dianjurkan berobat ketika

    sakit karena semua penyakit ada obatnya, di samping itu terdapat larangan berobat

    dengan sesuatu yang haram.

    Penggunaan tumbuhan obat juga tidak terlepas dari dari kepercayaan

    masyarakat bahwa penyembuhan penyakit merupakan kehendak Allah SWT,

    tumbuhan obat hanya merupakan perantara darinya dalam penyembuhan suatu

    penyakit. ْ pada masa saat sekarang ini, dikarenakan kurangnya pewarisan akanا

    pengobatan tradisional terhadap generasi muda, juga mengingat tingkat mudah

    didapat dan efisiennya penggunaan obat modern dibandingkan obat tradisional .

    Hal inilah yang membuat pudar dan menghilangnya cara pengobatan tradisional

    yang telah diwariskan turun temurun oleh nenek moyang kita. Di lain sisi

    kurangnya minat dan kepedulian generasi muda untuk belajar tentang pengobatan

    tradisional, sehingga seiring waktu berjalan pengetahuan tentang pengobatan

    tradisional putus pada suatu generasi.

    Pada saaat ini penelitian tentang Studi Etnobotani tanaman obat

    kepercayaan masyarakat Desa Lesung Batu belum pernah dilaporkan. Sehingga

    berdasarkan keadaan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan peelitian tersebut.

    Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui jenis jenis

    tumbuhan apa saja yang digunakan oleh masyarakat di Desa Lesung Batu, serta

    cara mengolah tanamaan tersebut sebagai obat. Mengingat ilmu pengobatan

    tradisional ini umumnya tidak didokumentasikan seperti ilmu umumnya, dan

    hanya sebatas pengetahuan yang disampaikan sebatas lisan. Maka dari hal itu

    peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Studi Etnobotani Tanaman

    Obat Kepercayaan masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu

    Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan”.

  • 5

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    dirumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut :

    1. Jenis tumbuhan obat apa saja yang dipercaya dan dimanfaatkan oleh

    masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi

    Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan ?

    2. Bagaimana cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan sebagai

    pengobatan kepercayaan masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas

    Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan ?

    3. Bagaiamana pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap

    pelestarian tumbuhan obat yang dipercaya sebagai obat tradisional oleh

    masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi

    Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan ?

    tujuan dari penelitian ini yaitu :

    1. Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan

    obat kepercayaan oleh masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas

    Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.

    2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan sebagai

    pengobatan kepercayaan oleh masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan

    Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.

    3. Untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap

    tumbuhan obat yang dipercaya sebagai obat tradisional oleh masyarakat

    Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara

    Provinsi Sumatera Selatan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

    C. Tujuan

    Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas maka dapat diterangkan

  • 6

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    manfaat dalam hal teorotis maupun praktis adalah:

    1. Sebagai sumber informasi ilmiah tentang tumbuhan obat yang ada di sekitar

    kita yang berkhasiat sebagai obat.

    2. Sebagai bahan bacaan yang dapat menambah wawasan dan menjadi

    referensi yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian berikutnya.

    3. Memperkaya pengetahuan tentang tanaman obat tradisional bagi penulis

    dan orang yang berminat dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai pengobatan

    tradisional dan menambah kepustakaan di bidang penelitian.

    4. Sebagai pendidik dapat digunakan sebagai pengetahuan dalam merancang

    praktikum tanaman obat dalam pembelejaran.

    5. Untuk sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana strata satu

    (S1) Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    D. Kegunaan

    Adapun manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini dilakukan baik

  • 7 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Istilah Etnobotani dikemukakan pertama kali oleh Harshberger pada

    tahun 1895 yang memberikan batasan bahwa etnobotani adalah ilmu yang

    mempelajari tentang pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan secara tradisional

    oleh masyarakat primitif (Rugayah, 2004, dalam Sri Wahyuni Andesti, 2018,

    hal ).

    Tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan yang sebagian, seluruh

    tumbuhan atau sel tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau

    ramuan obat-obatan (Siswanto, 2004 dalam Irmawati, 2016, hal. 28).

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Etnobotani (dari “etnologi” yaitu kajian mengenai budaya, dan

    “botani” yaitu kajian mengenai tumbuhan) adalah suatu bidang ilmu yang

    mempelajari hubungan antara manusia dan tumbuhan. Studi mengenai

    pengetahuan masyarakat lokal tentang botani disebut etnobotani. Ilmu

    etnobotani yang berkisar pada pemanfaatan tumbuh-tumbuhan oleh orang-

    orang di sekitarnya, pada aplikasinya mampu meningkatkan daya hidup

    manusia (Kandowangko & Solang, 2011, hal 11).

    A. Kajian Teoritik

    1. Konsep Umum Etnobotani

    Etnobotani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

    interaksi masyarakat di suatu tempat tertentu dengan tradisi yang mereka

    miliki terhadap tumbuhan yang ada dilingkungan hidupnya. Pemanfaatan

    tumbuhan tidak hanya oleh etnis disuatu daerah saja tetapi, mencakup

    keseluruhan identitas etnis yang bersangkutan seperti adat istiadat dan tradisi,

    sehingga pembahasan etnobotani tidak hanya menyangkut tampilan biologi

    taksonomi suatu jenis atau sekelompok tumbuhan. Tetapi berupa sikap,

    perilaku, pengetahuan masyarakat di suku atau daerah tertentu terhadap

    kelompok tumbuhan serta menjaga dan melangsungkan kebudayaan etnisnya

    (Salam, 2004, hal 1).

    2. Tumbuhan Obat

    file:///E:/Proposal_Emil/SKRIPSI/SKRIPSI%20EMIL%20revisi%2017%20%2097%2003%20-.doc%23_ENREF_8

  • 8

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Menurut Sulaksana dan Jayakusuma (2005), dalam Irmawati (2016,

    hal. 28) “tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan obat atau tanaman yang

    sebagian atau seluruh bagian tanaman yang berkhasiat menghilangkan atau

    menyembuhkan penyakit dan keluhan rasa pada bagian atau organ tubuh

    manusia”.

    Menurut departemen RI dalam Irmawati, (2016, hal. 29)

    mendefenisikan tumbuhan obat indonesia seperti yang tercantum dalam

    SKMenkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978. Yaitu :

    a. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisonal atau

    jamu.

    b. Bagian tumbuhan yang diekstraksi digunakan sebagai obat.

    Menurut Hidayat, Wahyuni dan Andalusia, (2008) dalam Siti Warida

    dkk, (2016, hal. 2). menyatakan ada tiga hal yang bisa menjadi alasan kuat

    tumbuhan dikatakan sebagai tumbuhan obat yaitu :

    a. Tumbuhan atau bagian tumbuhan dapat memperkuat fungsi organ

    tumbuh.

    b. Tumbuhan atau bagian tumbuhan dapat menghilangkan racun atau

    penyakit.

    c. Tumbuhan atau bagian tumbuhan dapat membangun sistem kekebalan

    tumbuh.

    Tumbuhan alam berkhasiat obat telah lama dikenal oleh masyarakat

    Indonesia bahkan sejak ratusan tahun yang lalu. Pada masa lalu, ahli ilmu

    pengobatan yang dikenal dengan istilah tabib membuat ramuan obat yang

    bahan bakunya berasal dari hutan. Diperkirakan hutan Indonesia menyimpan

    potensi tumbuhan obat sebanyak 30.000 jenis, di antaranya 940 jenis telah

    dinyatakan berkhasiat obat, di mana sekitar 78% masih diperoleh melalui

    pengambilan langsung dari hutan (Nugroho, 2010 dalam Irmawati, 2016, hal ).

    Kemudian biasanya selain itu pengobatan tradisional selain digunakan

    untuk pertolongan pertama dan penggunaan tanaman obat tradisional mudah

    didapatkan dan tidak memerlukan biaya yang begitu besar dibandingkan

    dengan obat-obat modern. Cara pengolahannya masih sangat sederhana hanya

  • 9

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    berdasarkan kebiasaan pengalaman sehari-hari yang diwariskan secara turun

    temurun oleh nenek moyang mereka (Efremila, Wardenaar dan Sisilia, 2015

    dalam Siti Warida dkk, 2016, hal. 2).

    Penggunaan tumbuhan-tumbuhan obat dalam penyembuhan adalah

    pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di dunia memiliki sistem

    pengobatan tradisional yang khas dan di setiap daerah dijumpai berbagai

    macam jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat (Mumi, 2012

    dalam Irmawati, 2016, hal. 29).

    Tanaman obat sama halnya dengan obat dari pabrik memang tak bisa

    dikonsumsi sembarangan, tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya

    resep dokter. Biji buah mangga (Mangifera indica L) misalnya, hanya boleh

    dikonsumsi dengan perbandingan 40-45 gram dalam gelas air untuk

    mengobati cacingan. Sedangkan bunga ekor kucing (Acalypha hispida burn F)

    baru berkhasiat jika direbus sebanyak 10-30 gram dengan takaran air tertentu

    untuk mengobati cacingan (Widyaningrum, 2011 dalam Irmawati, 2016, hal.

    29).

    Obat herbal merupakan obat yang berasal dari bahan alam yang diolah

    secara langsung tanpa menggunakan bahan kimiawi atau pun sejenis rekayasa

    genetika. Obat herbal biasanya dikenal dengan obat tradisional, yang mana

    penggunaanya tidak mengakibatkan efek samping yang dapat merusak tubuh.

    Obat herbal sudah ada sejak dahulu kala, mungkin mungkin sejak manusia

    pertama kali menginjak bumi obat herbal sudah digunakan dalam pegobatan

    kehidupan sehari-hari.

    Penggunaan tumbuhan obat sebagai obat tradisional di Desa Lesung

    Batu telah menjadi kepercayaan sejak lama, hal ini dikarenakan selain

    mempunyai khasiat yang alami dalam penyembuhan penyakit, hal ini juga

    mempunya efek samping yang lebih sedikit dan bahkan tidak memiliki efek

    sama sekali dibandingkan dengan obat modern dari dokter. Selain itu cara

    untuk mendapatkannya tentu lebih praktis dan mudah serta lebih murah

    3. Perbedaan Obat Tradisional Dengan Obat Kimiawi

  • 10

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Obat kimiawi atau yang kita kenal dengan obat modern merupakan

    obat yang berasal dari kedokteran Barat yang biasanya sudah dalam bentuk

    jadi, merupakan hasil buatan pabrik farmasi. biasanya dapat berupa tablet,

    kaplet, sirup, puyer, salep, dan lain sebagainya.

    Bila dilihat dari harganya, obat tradisional jelas lebih murah

    dibandingkan dengan obat kimia. Hal ini dikarenakan obat tradisional

    merupakan obat yang ada disekitar kita, karena kita dapat menanam obat

    keluarga (TOGA) dan cara untuk mendapatkannya relatif mudah tanpa

    menggunakan banyak uang. Sedangkan penggunaan obat modern (kimiawi)

    jelas lebih mahal karena obat ini dibuat dari luar dan proses pembuatanya

    memerlukan teknologi tinggi, serta investasi yang tingi yang memerlukan

    penelitian yang lama.

    Perbedaan antara obat tradisonal dengan obat kimiawi adalah sebagai

    berikut :

    a. Obat tradisional

    1) Diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan perbaikan fungsi pada

    organ-organ yang rusak.

    2) Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ dan membangun

    kembali organ-organ atau bagian jaringan sel yang rusak.

    3) Reaksinya lambat tetapi bersifat memperbaiki organ-organ yang rusak.

    4) Hampir dipastikan tidak ada efek samping, asalkan diramu oleh

    herbalis yang berpengalaman dan dalam takaran yang sesuai.

    b. Obat Kimiawi

    1) Lebih diarahkan hanya untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja.

    2) Bersifat hanya untuk mengurangi rasa sakit pada penderitanya saja

    (sympthomatis). Yang mengakibatkaan ketergantungan pada obat

    tersebut. Banyak orang yang berobat ke dokter bukannya semakin

    membaik akan tetapi tiada perubahan.

    3) Penyembuhannya bersifat spekulatif, bila penyakitnya tepat maka akan

    sembuh, bila tidak maka akan menjadi endapan obat yang akan

    menjadi racun yang berbahaya.

  • 11

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    4) Reaksi cepat namun dapat melemahkan organ tubuh bagian lain,

    terutama jika dipakai terus-menerus jika dalam jangka waktu yang

    lama.

    5) Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang bersifat akut (butuh

    pertolongan segera) seperti asma, diare akut, patah tulang, infeksi akut,

    dan lain-lain.

    6) Efek samping yang ditimbulkan juga sangat beresiko. Efek samping

    yang terdapat pada obat kimia dapat berupa efek samping langsung

    dan juga efek samping tidak langsung. Hal ini terjadi karena obat

    kimiawi bersifat anorganik dan murni sementara tubuh bersifat organik

    dan kompleks. Maka bahan kimia pada tubuh dianggap sebagai sesuatu

    yang tidak terhindarkan dan digunakan secara terbatas yang dapat

    diterima dan ditoleransi oleh tubuh.

    Tabel 2.1 Table State of arts

    No

    Nama Peneliti,

    Tahun, Judul

    Penelitian

    Hasil penelitian Persamaan Perbedaan

    1. Irmawati (2016)

    “Etnobotani

    Tumbuhan Obat

    Tradisional Pada

    Masyarakat Di

    Desa Baruga

    Kecamatan

    Malili

    Kabupaten Luwu

    Timur”.

    hasil penelitian

    menunjukan ada 40

    spesies tumbuhan yang

    dimanfaatkan oleh

    masyarakat di desa

    Baruga sebagai bahan

    pengobatan yang

    dikelompokkan dalam

    30 famili. Diantara

    tumbuhan tersebut ialah

    sirih (Piper betle L),

    Pare (Momordica

    Pemanfaatan

    tumbuhan

    digunakan

    sebagai obat

    untuk

    mengobati

    penyakit

    yang ada di

    kalangan

    masyarakat.

    Tempat

    penelitian dan

    cara

    pengolahanya .

    B. Studi Relevan

  • 12

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    charantia), keji beling

    (Strobilanthes), jambu

    biji (Psidium guajava),

    jeruk nipis (Citrus

    aurantifolia), kencur

    (Kaempferia galanga),

    mengkudu (Morinda

    citrifolia L ).

    2. Lis Nurrani

    (2013),

    “Pemanfaatan

    Tradisional

    Tumbuhan Alam

    Berkhasiat Obat

    Oleh Masyarakt

    Di Sekitar Cagar

    Alam Tangale”.

    masyarakat disekitar

    cagar alam tangale

    memanfaatkan

    tumbuhan alam

    sebanyak 30 jenis untuk

    kebutuhan hidup, 24

    jenis diantaranya

    digunakan sebagai

    tumbuhaan obat, dua

    jenis pemanfaatan hasil

    hutan kayu dan empat

    jenis merupakan plasma

    nutfah sebagai sumber

    kegunaan lain.

    Pengolahan ramuan obat

    masih bersifat sederhana

    dan dimanfaatkan oleh

    masyarakat untuk

    menyembuhkan

    berbagai jenis penyakit

    dimana daun merupakan

    jenis bagian yang paling

    banyak digunakan. Daun

    Pemanfaatan

    tumbuhan

    juga

    digunakan

    sebagai obat

    untuk

    mengobati

    penyakit

    yang ada di

    kalangan

    masyarakat.

    Tempat

    penelitian dan

    cara

    pengolahanya,

    beberapa

    tumbuhan tidak

    hanya

    dimanfaatkan

    sebagai obat,

    selebihnya

    dimanfaatkan

    sebagai hasil

    hutan kayu, dan

    juga sebagai

    plasma nutfah.

  • 13

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    nasi, bulu dan woka

    merupakan sumber

    plasma nutfah lain yang

    dimanfaatkan oleh

    masyarakat untuk

    kepentingan adat dan

    budaya.

    3. Siti Warida Dkk

    (2016)

    ”Identifikasi

    Tumbuhan Obat

    Yang Ada Di

    Kecamatan

    Rambah Hilir

    Kabupaten

    Rokan Hulu

    Provinsi Riau”

    hasil penelitian yang

    menunjukkan

    didapatkan 18 famili

    dan 26 spesies

    tumbuhan obat di

    Kecamatan Rambah

    Hilir. Famili yang paling

    mendominasi adalah

    famili Zingiberaceae

    yang terdiri dari 7

    spesies seperti lengkuas

    (Alpinia galanga (L.)

    Wild.), kunyit (Curcuma

    domestica Val.), temu

    ireng (Curcuma

    aeruginosa Roxb),

    temulawak (Curcuma

    xanthorrhiza Roxb.),

    bangle (Zingiber

    purpereum Roxb.), jahe

    merah (Zingiber

    officinale Var

    rubrum.), dan jahe

    (Zingiber officinale).

    Pemanfaatan

    tumbuhan

    juga

    digunakan

    sebagai obat

    untuk

    mengobati

    penyakit

    yang ada di

    kalangan

    masyarakat.

    Tempat

    penelitian dan

    cara

    pengolahanya.

  • 14

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Hasil analisa data

    menunjukkan bahwa

    organ tumbuhan yang

    paling banyak

    digunakan adalah daun

    sebesar 50%, rimpang

    sebesar 31% buah

    sebesar 11%, getah 4%

    dan seluruh bagian

    sebesar 4% Pengolahan

    tumbuhan sebagai obat

    masih tergolong

    sederhana seperti

    direbus, diparut/blender,

    ditumbuk, diremas,

    dibakar, ditempelkan,

    dipipihkan secara

    perlahan, direndam

    dengan air hangat,

    dioleskan dan dimakan

    secara langsung.

    Perbedaan dengan hasil penelitian terdahulu ditinjau dari aspek judul,

    judul penelitian ini adalah studi etnobotani tanaman obat tradisional kepercayaan

    masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas

    Utara. Selain itu tempat penelitian yang dilakukan ialah di Desa Lesung Batu

    Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.

  • 15

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas

    Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.

    Gambar 2.1. Peta Desa lesung Batu

    (Sumber : Peta Administrasi Kabupaten MURATARA diakses 11 oktober 2018

    https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lesung_Batu,_Rawas_Ulu,_Musi_Rawas_Utara)

    Desa Lesung Batu merupakan desa yang terletak di daerah Kecamatan

    Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan, dengan

    Luas lahan ± 2048 Ha yang terdiri atas pemukiman, lahan dan perkebunan.

    Ladangnya terdiri atas perkebunan seperti karet, dan terdapat lahan sawah. Di

    bagian timur desa lesung batu berbatasan dengan Desa Lubuk Kemang, dan

    di bagian barat desa ini berbatasan dengan pasar surulangun. Sedangkan

    bagian selatan berbatasan dengan Desa Maur dan sebalah utara berbatasan

    dengan desa lesung batu muda yang dipisahkan oleh sungai rawas. Jarak

    antar ibu kota dari Desa Lesung Batu ke Kecamatan dapat ditempuh dengan

    jarak ± 5 Km, dari Desa Lesung Batu ke Kabupaten dapat ditempuh dengan

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu

    1. Tempat

    https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lesung_Batu,_Rawas_Ulu,_Musi_Rawas_Utara

  • 16

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    jarak sejauh ± 30 Km,dan dari Desa ke Ibu Kota Provinsi memerlukan

    jarak ± 500 km.

    Keadaan topogafi Desa Lesung Batu dilihat secara umum merupakan

    daerah daratan yang beriklim sebagaimana iklim Desa-desa lain yang ada di

    Kabupaten Musi Rawas Utara yang memliki iklim penghujan, pancaroba dan

    kemarau. Hal ini yang mempengaruhi keadaan tanaman yang ada dan

    kehidupan masyarakat disana.

    2. Waktu

    Waktu penelitian dilaksanakan selama 20 hari yang dimulai dari

    1. Alat

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pena, pensil, buku

    tulis, Hp yang digunakan untuk memotret objek sekaligus sebagai perekam.

    2. Bahan

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kardus, kertas

    koran, kertas karton dan jenis tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan

    obat.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

    kualitatif, penelitian akan dilakukan dengan tahapan menyusun tujuan

    penelitian, observasi, wawancara, dokumentasi, koleksi sampel, pembuatan

    herbarium, identifikasi tumbuhan, dan studi pustaka. “Metode penelitian

    kualitatif sering disebut metode penelitian aturalistik karena penelitiannya

    dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai

    metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan

    untuk penelitian bidang antropologi budaya disebut sebagai metode kualitatif,

    karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif‟

    (Sugiyono, 2013, hal 8).

    tanggal 1 Januari 2019 sampai dengan 20 Januari 2019.

    B. Alat dan Bahan

    C. Prosedur Kerja

    1. Metode Penelitian

    file:///E:/Proposal_Emil/SKRIPSI/SKRIPSI%20EMIL%20revisi%2017%20%2097%2003%20-.doc%23_ENREF_19

  • 17

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    2. Penentuan Responden

    Penentuan key informan dan responden dilakukan secara terpilih

    (purposive sampling method) key informan dipilih dari dukun yang ada di

    Desa Lesung Batu, sementara responden merupakan masyarakat Desa Lesung

    Batu yang dipilih teknik Snawball sampling. Puposive sampling merupakan

    teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu orang yang

    dianggap paling tau tentang apa yang diteliti(Sugiyono, 2010: 124).

    Sedangkan snawball sampling merupakan salah satu metode dalam

    pengmbilan sampel dari suatu populasi dimana Snawball ini termasuk dalam

    teknik non-probability (sampel dengan probabilitas yang tidak sama). Untuk

    metode pengambila sampel sepeti ini khusus digunakan unntuk data-data yang

    bersifat komunitas dari subjektif responden/sample, atau dengan kata lain

    objek sample yang kita inginkan sangat langkka dan bersifat mengelompok

    pada suatu himpunan. Dengan kata lain snawball sampling metode

    pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level).

    a. Data Primer

    Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

    lapangan, data ini berupa wawancara dengan masyarakat di Desa Lesung

    Batu, dokumentasi lapangan, koleksi sampel tumbuhan atau keterangan-

    keterangan yang berkaitan dengan tujuan penelitian pada saat peneliti

    melakukan penelitian di lapangan.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data penunjang dari data primer yaitu data-

    data yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini

    berasal dari koran, artikel, buku, internet dan lain-lain. Data ini bertujuan

    untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang didapatkan

    ketika berada di lapangan.

    D. Analisis data

    1. Jenis Data

  • 18

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    2. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data berupa hasil

    wawancara, dokumentasi lapangan, koleksi sampel tumbuhan, buku, dari

    internet berupa jurnal yang berkaitan dengan studi etnobotani, serta artikel.

    a. Observasi

    Menurut Hariwijaya & Triton, (2007, hal 22) Observasi merupakan

    “metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan

    pencatatan terhadap fenomena yang diteliti”. Observasi yang dilakukan

    peneliti adalah untuk mengetahui dan mendapatkan informasi dasar

    mengenai kondisi umum lokasi penelitian (kondisi fisik, biotik dan

    kependudukan).

    b. Wawancara

    Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu

    (Moleong, 2013, hal 281). Wawancara yang peneliti lakukan untuk

    mendapatkan data mengenai tumbuhan-tumbuhan obat yang digunakan

    sebagai obat tradisional serta untuk mengetahui cara pengolahan dan jenis

    penyakit yang diobati menggunakan tumbuhan obat tersebut. Wawancara

    yang dilakukan dalam penelitian ini wawancara tidak terstruktur.

    Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang hanya memuat garis

    besar yang akan ditanyakan.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi tumbuhan yang digunakan sebagai obat

    menggunakan foto, sedangkan pendokumentasian wawancara

    menggunakan perekam suara (audio) pada saat narasumber menyampaikan

    informasi yang berkaitan dengan tumbuhan obat tradisional. Dokumentasi

    dilakukan dengan tujuan untuk menunjang dan pengingat agar tumbuhan

    yang diteliti tepat dan tidak keliru.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    1. Pengumpulan Data

    file:///E:/Proposal_Emil/SKRIPSI/SKRIPSI%20EMIL%20revisi%2017%20%2097%2003%20-.doc%23_ENREF_5file:///E:/Proposal_Emil/SKRIPSI/SKRIPSI%20EMIL%20revisi%2017%20%2097%2003%20-.doc%23_ENREF_13

  • 19

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    d. Koleksi Sampel Tumbuhan

    Koleksi sampel tumbuhan dilakukan dengan meminta responden

    untuk menunjukkan secara langsung dan mengambil sampel tumbuhan

    yang digunakan untuk obat tradisional dari hasil wawancara yang telah

    dilakukan. Kemudian sampel dikoleksi, dan selanjutnya diproses untuk

    pembuatan herbarium. Untuk jenis buah, biji dan umbi-umbian tidak

    dimungkinkan dengan menggunakan herbarium maka sampel yang

    digunakan yaitu dengan menggunakan awetan basah, yakni dengan

    memasukkan sampel ke dalam toples kaca yang berisi cairan alkohol 70%

    dan ukuran toplesnya disesuaikan dengan besar kecilnya spesimen yang

    diawetkan.

    e. Identifikasi Tumbuhan

    Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan cara mencocokkan jenis

    sampel yang didapatkan dari lapangan yang dibuat dalam bentuk

    herbarium dengan literatur taksonomi tumbuhan kemudian menanyakan

    langsung tumbuhan tersebut kepada para ahli di bidang botani. Identifikasi

    dilakukan untuk mengetahui jenis tumbuhan sampai tingkat spesies atau

    minimal pada tingkat genus. Identifikasi dilakukan di Dinas Pertanian

    Kota Jambi.

    F. Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah proses penyusunan data yang didapat baik dari

    wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto, dan lain

    sebagainya. Data tersebut direduksi, kemudian diurutkan, dikoordinasikan ke

    dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar (Moleong, 2013, hal 281). Data-

    data yang diperoleh baik dari literatur, survei lapangan dan hasil wawancara

    kemudian diproses melalui analitik yang mendalam kemudian data disusun dalam

    kata yang runut dan dideskripsikan.

    file:///E:/Proposal_Emil/SKRIPSI/SKRIPSI%20EMIL%20revisi%2017%20%2097%2003%20-.doc%23_ENREF_13

  • 20

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Perpanjangan keikutsertaan adalah peneliti tinggal di lapangan

    penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan

    maka akan membatasi:

    a. Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks.

    b. Membatasi kekeliruan (biases) peneliti.

    c. Mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa

    atau pengaruh sesaat (Iskandar, 2008 hal 122).

    2. Ketekunan Pengamatan

    Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

    dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau

    tentative. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh.

    3. Triangulasi

    Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

    pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

    pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

    pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti

    mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek

    kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

    sumber data (Sugiyono, 2013, hal 83).

    G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

    1. Perpanjangan Keikutsertaan

    Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.

    Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

    dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

    dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci

    (Iskandar, 2008 hal 122 ).

  • 21

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    No Kegiatan Bulan

    Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei jun Jul

    1 Pengajuan Judul √

    2 Pernulisan Proposal √ √

    3 Permohonan Dosen

    Pembimbing √

    4 Batas Akhir dan Bimbingan

    Proposal √

    5 Seminar Proposal √

    6 Pengesahan Judul √

    7 Riset √ √

    8 Penulisan BAB 4 dan 5 √ √ √ √

    Batas Akhir Bimbingan dan

    Perbaikan Skripsi √ √

    11 Ujian Munaqasyah √

    12 Penggandaan Skripsi √

    13 Penyerahan Skripsi ke

    Fakultas √

    14 Wisuda √

    H. Jadwal Penelitian

    Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

    9 Bimbingan Skripisi √ √ √ √

    10

  • 22

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    BAB IV

    Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara

    didapatkan bahwa tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional

    bermacam-macam. Jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Desa

    Lesung batu menurut 2 orang Key informan ialah sebagai berikut:

    Menurut ibu Ina (60 Tahun) jenis tumbuhan yang digunakan sebagai

    obat tradisonal yang sering digunakan ialah berjumlah 11 tumbuhan yaitu :

    sirih (Pipeer betle L), rambutan (Nephelium lappaceum L.), Jaringo (Acorus

    calamus L.) jambu biji (Psidium guajava.L), jarak (Jatropha curcas L.),

    mengkudu (Morinda citrifolia L.), bangle (zingiber purpureum), jeruk nipis

    (Citrus aurantifolia), jeruk purut (Cytrus hystrix), dan kencur (Kaempferia

    galanga L.), dan kunyit (Curcuma longa L.).

    Selanjutnya informasi dari key informan dikonfirmasi ke responden

    melalui kegiatan wawancara dengan masyarakat Desa Lesung Batu

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Lesung Batu

    Berdasarkan hasil wawancara dengan Key informan dari masyarakat

    A. Hasil Penelitian

    1. Jenis Tumbuhan Obat Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Desa

    Menurut ibu Nonsi (79 Tahun) bahwa tanaman obat yang digunakan

    masyarakat Desa Lesung Batu ialah sebanyak 18 jenis tumbuhan yaitu, sirih

    Pipeer betle L.) , sembung (Blmumea balsamifera D.C) , kunyit (Curcuma

    longa L.), kencur (Kaempferia galanga L.), jahe merah (Zingiber officinale

    Roscoe). Serei (Cimbopogon citratus), rambutan (Nephelium lappaceum L.),

    ketepeng (Cassia alata L.), jarak (Jatropha curcas L.), sirsak (Anona

    muricata L.), mengkudu (Morinda citrifolia L.), temulawak (Curcuma

    xanthorrhizza ROXB), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), katuk (Sauropus

    androginus), bangle (zingiber purpureum), Jaringo (Acorus calamus L.) jambu

    biji (Psidium guajava.L) dan daun generasi yang tidak tidak ditemukan

    keberadaan tanaman ini disekitar pedesaan.

  • 23

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Wawancara ini di lakukan kepada 10 orang responden masyarakat Desa

    Lesung Batu. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, didapatkan hasil

    sebanyak 17 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat-obatan

    tradisional.

    Tabel 4.1

    Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat

    Desa Lesung Batu.

    No Family Scientific Name Vernacular

    name Local Name

    1 Alliaceae Alium sativum L. Bawang putiy Bawang putih

    2 Annonaceae Anona muricata L. Nangko belando Sirsak

    3 Apiaceae Apium graveolens L. Daun sop Seledri

    4 Asteraceae Blumea balsamifera (L.)

    D.C Daun kecapo capo / sembung

    5 Crassulaceae Kalanchoe ceratophylla

    Haworth Daun Sedingin Segayu

    6 Euphorbiaceae Jatropha curcas L. Daun jarak Jarak pagar

    7 Fabaceae Cassia alata L. Daun kepeteng Ketepeng

    8 Myrtaceae Psidium guajava L. Jambu terong Jambu biji

    9 Piperaceae Piper betle L. Daun ilem Sirih

    10 Rubiaceae Morinda citrifolia L. Mengkudu Mengkudu

    11 Rutaceae Citrus aurantifolia Limau mipes Jeruk nipis

    12 Sapindaceae Nephelium lappaceum

    L. Daun motan Rambutan

    13 Zingiberaceae Zingiber officinale

    Roscoe Jahe Merah Jahe merah

    14 Curcuma longa L. Kunyit Kunyit

    15 Curcuma xanthorrhizza

    ROXB Temulawak Temulawak

    16 Kaempferia galanga L. Cekur Kencur

    17 Costus speciosus Smith Daun setawar

    Setawar /

    pacing

  • 24

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Berdasarkan tabel 4.1 jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai

    bahan pengobatan tradisional masyarakat Desa Lesung Batu dikelompokkan

    menjadi 13 famili, dengan jenis tumbuhan terbanyak berasal dari family

    Zingiberaceae yaitu sebanyak 5 jenis tumbuhan.

    Dari 17 jenis tumbuhan terebut didapatkan di sekitar pekarangan

    rumah dan beberapa jenis tumbuhan didapatkan masyarakat dari luar halaman

    Desa (Kebun). Berikut gambaran secara umum dari tumbuhan-tumbuhan

    tersebut:

    1. Bawang putih (Alium sativum L.)

    Gambar 4.1. Bawang Putih (Alium sativum L.)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi ilmiah tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Liliopsida

    Ordo : Asparagales

    Family : Alliaceae

    Genus : Allium

    Spesies : Allium sativum

  • 25

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Bawang putih selain merupakan bahan bumbu dapur juga

    merupakan bahan untuk pengobatan tradisional. Merupakan tumbuhan

    herbal annual, tumbuh tegak, tingginya 30-60 cm. batang kecil 0,5-1 cm.

    daun membentuk batang semu. Bunga muncul di setiap umbi. Umbi lapis

    berupa umbi majemuk berbentuk hamper bundar, garis tengahnya 4-6 cm

    terdiri atas 8-20 siung seluruhnya diliputi 3-5 selaput tipis serupa kertas

    berwarna agak putih, tiap suing diselubungi oleh dua selaput serupa kertas,

    selaput luar warna agak putih dan agak longgar, selaput dalam berwarna

    merah muda dan melekat pada bagian yang padat (Hidayat & Napitipulu,

    2015, hal. 51).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan

    Kandungan ilmia yang terdapat pada bawang putih ialah terdiri

    atas alliin sulfur (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 51).

    2. Sirsak (Anona muricata L.)

    Gambar 4.2. Sirsak (Anona muricata L.)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

  • 26

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Magnoliales

    Family : Annonaceae

    Genus : Annona

    Spesies : Anona muricata L.

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Merupakan tumbuhan perdu berkayu dan mempunyai batang yang

    keras. Daun memanjang, bentuk lanset atau bulat telur terbalik, ujung

    meruncing pendek. Batang berwana coklat kehitaman dengan permukaan

    yang kasar. Bunga berdiri sendiri berhadapan dengan daun, mahkota

    berdaging dengan tiga yang terluar berwarna hijau kemudian berubah

    kuning dengan panjang 3-3,5 cm, sedangkan 3 yang terdalam bulat telur,

    berwarna kuning muda. Mempunyai buah berwarma hijau, buah majemuk

    tidak beraturan, danging buah lunak atau lembek, berwaena putih berserat,

    biji banyak, hitam pipih (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal.367).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan

    Kandungan ilmiah yang terdapat pada sirsak ialah mengandung

    vitamin C, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin,

    annomuricin, annomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin,

    linoleic acid, dan muricapentocin (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal.367).

  • 27

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    3. Seledri (Apium graveolens L)

    Gambar 4.3. Seledri (Seledri (Apium graveolens L)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Tracheophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Apiales

    Family : Apiaceae

    Genus : Apium

    Spesies : Apium graveolens L

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Tumbuhan herba dengan batang lunak dan beruas, becabang,

    tegak, berna hijau pucat. Daun majemuk, daun muda melebar atau meluas

    dari dasar, hijau mengkilap.bunga tunggal, tangkai jelas, sisi kelopak yang

    tersembunyi daun bunga putih kehijauan, atau merah jambu pucat dengan

    ujung yang bengkok. Bunga betina majemuk, tidak bertangkai, atau

    bertangkai pendek, sering mempunyai daun berhadapan atau berbatasan

  • 28

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    dengan tirai bunga. Panjang buah 3 mm (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal.

    346).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan

    Kandungan ilmiah yang terdapat pada seledri ialah mengandug

    glikosida apiin, isoquersetin, dan umbelliferon. Selain itu seledri juga

    mengandung mannite, innosite, asparagine, glutamine, choline,

    linamarose, pro vitamin A, vitamin C, dan B. kandungan asam dalam

    miyak atsiri pada biji antara lain asam-asam resin, asam lemak terutama

    palmitat, oleat, linoleat, dan petoselinat. Daun seledri banyak mengandung

    banyak vitamin, yakni vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3,

    vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin E dan vitamin K (Hidayat &

    Napitipulu, 2015, hal. 346).

    4. Capo / Sembung (Blmumea balsamifera D.C)

    Gambar 4.4. Capo / Sembung (Blmumea balsamifera D.C)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Kelas : dycotyledonae

    Ordo : Asterales

  • 29

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Family : Asteraceae

    Genus : Blumeae

    Spesies : Blmumea balsamifera (L.) D.C

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Perdu dengan tinggi 1- 4 m tegak. Batang berbulu lebat dan halus,

    lunak berwarna kelabu. Daun bagian bawah bertangkai, sedangkan bagian

    atas merupakan bagian daun duduk, pinggiran daunnya bergerigi,

    permukaan atas berambut agak kasar sedangkan bagian bawah berambut

    halus, bunga malai keluar dari ujung cabang, dan berwarna kuning

    (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 349).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan

    Tumbuhan sembung mengandung minyak atsiri, sineol dan

    borneol, ksmper, damar, dan zat samak (tannin) (Hidayat & Napitipulu,

    2015, hal. 349).

    5. Sedingin (Kalanchoe ceratophylla Haworth)

    Gambar 4.5. Sedingin (Kalanchoe ceratophylla Haworth)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

  • 30

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan.

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Tracheophyta

    Kelas : Magboliopsida

    Ordo : Saxifragales

    Family : Crassulaceae

    Genus : Kalanchoe

    Spesies : Kalanchoe ceratophylla Haworth

    b. Deskripsi Tumbuhan.

    Merupakan tumbuhan herba, tinggi sekitar 10-100 cm , daun di

    tengah- tengah batang dengan tangkai daun 2, 5 – 4 cm, daun berbentuk

    lanset 8 – 15 cm. pertulangan daun lurus dengan bentuk lanset. Tepi daun

    bergerigi. Pembungaan peniculuformis. Daun melebar. Sepal lanset. 4 – 10

    cm, dengan bunga mempunyai corolla kuning (Hidayat & Napitipulu,

    2015, hal. 356).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.

    Mengandung Glikosida; Briofilin; Lendir; Magnesium malat;

    Damar (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 356).

  • 31

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    6. Jarak pagar (Jatropha curcas L.)

    Gambar 4.6. Jarak pagar (Jatropha curcas L.)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliphyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Euphorbiales

    Family : Euphorbiaceae

    Genus : Jatropha

    Spesies : Jatropha curcas L.

    a. Deskripsi Tumbuhan

    Merupakan tumbuhan tipe perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2-

    5 m, mempunyai getah warna putih agak keruh, kulit batang licin, dan

    batang mempunyai tonolan tonjolan bekas tangkai daun yang gugur. Daun

    tunggal, bertangkai yang panjangnya 3,5 – 15 cm, helai daun berbentuk

    bulat telur melebar, tapi berlekuku 3 – 5,ujug runcing, pangkal bebentuk

    jantung tulang daun menjari, panjang daun 5 – 15 c, lebar 6 -16 cm,

    permukaan atas daun berwarna hijau kekuningan, berkelamin tunggal,

    berumah satu, bunga jantan dan betina masing-masing tersusun dalam

  • 32

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    rangkaian berupa cawan . buah bulat, panjang 2 -3 cm berwarna hijau, biji

    bulat terlur, berwarna cokelat kehitaman (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal.

    157).

    b. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.

    Daun dan batang pada tumbuhan jarak pagar mengandung safonin,

    flavonoid, dan polifenol. Selain itu daunya juga mengandung tannin

    (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 157).

    7. Ketepeng (Cassia alata L.)

    Gambar 4.7. Ketepeng (Cassia alata L.)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliphyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Fabales

    Family : Fabaceae

    Genus : Cassia

    Spesies : Cassia alata L.

  • 33

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Tumbuhan perdu yang tingginya mencapai 5 m. batang berkayu,

    bulat, dengan percabangan simpodial, berwarna cokelat kotor. Daun

    majemuk menyirip genap, anak daun 8 – 24 pasang, berbentuk bulat

    panjang, ujung tumpul, tepi rata, pangkal membulat, pertulangan

    menyirip, tangkai pendek, berwarna hijau. Bunga majemuk, brupa

    taandan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning. Buah polong,

    panjang, bersegi empat, masih muda hijau, setelah tua berubah hijau

    kecokelatam. Biji segitiga lancip, pipih, masih muda hijau setelah tua

    hitam (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 223).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan

    Bagian yangdimanfaatkan ialah daun, yang mengandung alkaloida,

    saponin, plavanoida, tannin, dan antrakinon (Hidayat & Napitipulu, 2015,

    hal. 223).

    8. Jambu Biji (Psidium guajava L.)

    Gambar 4.8 Jambu Biji (Psidium guajava L.)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

  • 34

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliphyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Myrtales

    Family : Myrtaceae

    Genus : Psidium

    Spesies : Psidium guajava L.

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Tanaman termasuk pohon yang tingginya mencapai 10 m.

    mempunyai banyak percabangan. Pepagan halus, warna merah agak

    coklat. Daun berhadapan, helai daun ellips atau lonjong sampai bundar

    telur, sebelah bawah daun berbulu halus. Perbungaan soliter 2 – 3 bunga

    terdapat dalam satu tangkai muncul di ketiak daun, berwarna putih. Buah

    bulat tunggal seperti bola tenis yang agak meruncing ke pangkal, warna

    buah hijau sampai kuning, wangi dan rasanya manis kalau sudah tua atau

    matang. Buah mengandung banyak biji-biji kecil seperti kerikil berwarna

    cokelat kemerahan (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 151).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan

    Bagian yang dimanfaatkan adalah buah dan daun, yang

    mengandung asam ursolat, asam uleanolat, asam gumjavaloat, asam p-

    kumaram, asam ferulat, asam fanilat, asam hidroksi benzoate, dan tannin

    (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 151).

  • 35

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    9. Sirih (Piper betle L.)

    Gambar 4.9. Daun Sirih (Piper betle L.)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasiifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliphyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Piperales

    Family : Piperaceae

    Genus : Piper

    Spesies : Piper betle L.

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Tanaman jenis merambat bisa mencapai 15 m. batang berwarna

    cokelat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat

    keluarnya akar. Daun tunggal berbentuk jantung , berujung runcing,

    tumbuh berseling-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap

    bila diremas. Panjang 5 – 8 cm dan lebar 2 – 5 cm. Bungan majemuk

    berbentuk bulirdan terdapat daun pelindung ±1 mm berbentuk bulat

    panjang, pada bulir jantan, panjangnya sekitar 1,5 – 3 cm dan terdapat 2

    benang sari yang pendek, sedangkan pada bulir betina panjangnya 1,5 – 6

    cm terdapat kepala putik 3 – 5 buah berwarna putih dan hijau kekuningan.

  • 36

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan (Hidayat &

    Napitipulu, 2015, hal. 364).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan

    Bagian yang dimanfaatkan adalah daun. Daunya mengandung

    minyak terbang (bethlephenol), seskeuiterpen, pati, diatase, gula, zat

    samak, dan kavikol (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 364).

    10. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

    Gambar 4.10. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliphyta

    Kelas : Liliopsida

    Ordo : Poales

    Family : Rubiaceae

    Genus : Morinda

    Spesies : Morinda citrifolia L

  • 37

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Tumbuhan semak atau pohon kecil dengan tingginya dapat

    mecapai 10 m. kulit batang keabu-abuan dan cokelat kekuningan dan dan

    tunggal, berbentuk jorong melanset dengan panjang 10- 40 cm, mengilap.

    Perbungaan bongkol gundul. Bunga harum dan berwarna putih. Buah

    lonjong, panjangnya sampai 15 cm, berwarna hijau keputihan dengan bau

    yang kurang sedapketika masak, berbiji banyak, permukaan kulit buah

    kasar dengan beberapa tonjolan, berbiji banyak kehitaman (Hidayat &

    Napitipulu, 2015, hal. 272).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.

    Bagian tumbuhan yang dimanfaatan adalah buah. Buah mengkudu

    mengandung acubin, L. asperuloside, alizarin, dan beberapa zat

    antraquinon, asam askorbat, scopotelin, xeroxine, dan proxeroxine

    (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 272).

    11. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

    Gambar 4.11. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliphyta

  • 38

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Sapindales

    Family : Rutaceae

    Genus : Citrus

    Spesies : Citrus aurantifolia

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai 3 m, batang berkayu

    ulet, berduri dan keras, permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam.

    Daun majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujungnya

    tumpul, dan tepi beringgit, panjang 3 – 10 cm, dan lebar 2 – 5 cm,

    tangkainya bersayap. Bunga muncul diketiak daun atau diujung batang,

    kelopak berbentuk seperti mangkok berwarna putih, dan mahkota

    berbentuk bulat telur atau lanset, berwarna putih. Buah bulat sebesar bola

    pingpong dengan kulit berwarna hijau atau kekuning-kunigan (Hidayat &

    Napitipulu, 2015, hal. 163)

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan

    Bagian yang dimanfaatkan ialah buah dan daun. Jeruk nipis

    mengandung minyak terbang limonene dan linalool, flavonoid seperti

    poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan naringin. Kandungan buahnya yang

    masak adalah synepherin dan N-methyltyramine. Selain itu buahnya juga

    mengandung asam sitrat, kalsium, fosfor, besi, dan vitamin A, B1, dan C

    (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 163)

  • 39

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    12. Rambutan (Nephelium lappaceum L.)

    Gambar 4.12. Rambutan (Nephelium lappaceum L.)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Tracheophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Sapindales

    Family : Sapindaceae

    Genus : Nephelium L.

    Spesies : Nephelium lappaceum L.

    a. Deskripsi Tumbuhan

    Pohon berkayu, batang silindris, permukaan batang kasar,

    berwarna cokelat dengan bercak-bercak putih. Daun majemuk menyirip

    ganda sempurna sampai enam pasang anak daun, anal daun berbentuk

    bulat telur sampai bulat telur sungsang, panjang 5 – 28 cm dan lebar 2 – 10

    cm, permukaan atas halus sedangkan permukaan bawah berambut, ujung

    daun meruncing. Pembungaan majemuk terminal, tersusun dalam

    karangan, diameter bunga mancapai 5 mm. buah terbungkus kulit yang

    memiliki rambut dibagian luarnya,warnanya hijau kerika masih muda,

  • 40

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    berubah menjadi kuning hingga merah ketika matang, endocarp berwarna

    putih, menutupi daging yang sebenarnya yang merupakanaril, yang

    melekat pada kulit biji luar (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 329).

    b. Kandungan ilmiah tumbuhan.

    Bagian yang dimanfaatkan ialah daun, buah, kulit buah, kulit

    batang, biji dan akarnya. Buah ini mengandung karbohidrat, protein,

    lemak dan fosfor, esi, kalsim dan vitamin C. kulit buah mengandung

    tannin, dan saponin, biji mengandung lemak dan polifenol. Daun

    mengandung tannin dan saponin. Kulit batang mengandung tannin,

    saponin, plavonida, pectic substance dan zat besi (Hidayat & Napitipulu,

    2015, hal. 329).

    13. Jahe merah (Zingiber officinale Roscoe)

    Gambar 4.13. jahe merah (Zingiber officinale Roscoe)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Liliopsida

  • 41

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Ordo : Zingiberales

    Family : Zingiberaceae

    Genus : Zingiber

    Spesies : Zingiber officinale Roscoe

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Tumbuhan berbatang semu dengan tinggi mencapai 1 m. akarnya

    berbentuk rimpang dengan daing akar berwarna kuning hingga kemerahan

    dan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 – 23 mm dengan

    lebar 8 – 15 mm. tangkai daun berbulu halus. Bunga muncul dari dalam

    tanah dengan bentuk bulat telur dengan panjang 3,5 – 5 cm dan lebar 1,5 –

    faberwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik berwarna ungu

    (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 147).

    c. Kandungan Ilmiah tumbuhan.

    Bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang yang mengandung

    minyak asiri, yang terdiri dari α-pinen, β- fellandren, borneol, camfen,

    limonene, nonilaldehid, desilaldehid, metilheptepthenon, sineol, bisabolen,

    1- β – kurkumen, farnesen, humulen, dan zingiberen (Hidayat &

    Napitipulu, 2015, hal. 147).

  • 42

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    14. Kunyit (Curcuma longa L)

    Gambar 4.14. Kunyit (Curcuma longa L)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Kelas : Monokotil

    Ordo : Zingiberales

    Family : Zingiberaceae

    Genus : Curcuma

    Spesies : Curcuma longa L

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Semak tinggi mencapai 70 cm. berbatang semu, tegak, bulat,

    membentuk rimpang, hijau kekuningan. Daun tunggal, lanset memanjang,

    helai daun 3 – 8. Ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 20 – 40

    cm, lebar 8 – 12 cm, pertulangan menyirip,hijau pucat. Bunga majemuk,

    berambut, bersisik, tangkai panjang 16 – 40 cm, mahkota panjang ± 3 cm,

    lebar ± 1,5 cm, kuning kelopak silindris, bercanggap tiga, tipis, ungu,

    pangkal daun pelindung ungu. Akar serabut, berwarna cokelat muda

    (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 239).

  • 43

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya

    berbentuk lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah muda.

    Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang

    berwarna kuning tua atau jingga terang. Perbanyakannya dengan anakan

    (Kurdi, 2010, hal. 146).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.

    Bagian yang dimanfaatkan adalah bagian rimpang, yang

    mengandung minyak asiri, kurkuminoid, arabinose, fruktosa, glukosa,

    pati, tannin, zat besi, damar, fosfor, dan kalsium (Kurdi, 2010, hal. 146).

    15. Temulawak (Curcuma xanthorrhizza ROXB)

    Gambar 4.15. Temulawak (Curcuma xanthorrhizza ROXB)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Kelas : Monokotiledonae

    Ordo : Zingiberales

    Family : Zingiberaceae

  • 44

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    Genus : Curcuma

    Spesies : Curcuma xanthorrhizza ROXB.

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roburgh) berasal dari Jawa,

    Bali dan Maluku dimana di sana tanaman ini masih tumbuh secara sangat

    subur, seperti di hutan kayu jati. Biasanya dikembangkan di Jawa dan

    Malaysia, dan tempat-tempat lain (seperti India dan Thailand). Temulawak

    juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada

    tanah gembur, sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi

    besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang

    pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter.

    Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan

    tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang

    berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang

    temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan

    warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging

    buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di

    dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah

    1500 meter di atas permukaan laut (Kurdi, 2010, hal. 342).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.

    Mengandung minyak asiri seperti limonina yang mengharumkan,

    sedangkan kandungan flavonoida-nya berkhasiat menyembuhkan radang.

    Minyak atsiri juga bisa membunuh mikroba. Buahnya mengandung

    minyak terbang (anetol, pinen, felandren, dipenten, fenchon,

    metilchavikol, anisaldehida, asam anisat, kamfen) dan minyak lemak

    (Kurdi, 2010, hal. 342).

  • 45

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    16. Kencur (Kaempferia galanga L)

    Gambar 4.16. Kencur (Kaempferia galanga L)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Kelas : Monokotiledonae

    Ordo : Zingiberales

    Family : Zingiberaceae

    Genus : Kaemferia

    Spesies : Kaemferia galanga L

    b. Deskripsi tumbuhan

    Tumbuhan herba yang memiliki batang lunak. Susunan daunya

    saling berhadapan, tumbuh tergeketak diatas permukaan tanah. Tanaman

    ini memiliki kuntum bunga yang tersusun terdiri atas bunga majemuk,

    jumlahnya 4 – 12 buah, bagian bibir bunganya berwarna lembayung yang

    didominasi olehwarna putih. Daging buahnya memiliki warna putih serta

    kulit luarnya berwarna cokelat (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 215).

  • 46

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.

    Bagian yang dimanfaatkan adalaah rimpang. Rimpang kencur

    mengandung minyak asiri dan alkaloid (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal.

    215).

    17. Setawar / Pacing (Costus speciosus Smith)

    Gambar 4.17. Setawar / Pacing (Costus speciosus Smith)

    (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

    a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Kelas : Monokotiledonae

    Ordo : Zingiberales

    Family : Zingiberaceae

    Genus : Costus

    Spesies : Costus speciosus Smith

    b. Deskripsi Tumbuhan

    Herba tegak, 0,5-1,5 m. Daun pacing nyaris tak bertang-kai,

    kalaupun ada hanya 1,5 cm panjangnya, berlidah pendek. Helaian daun

    berbentuk mata tombak, ukuran 9 - 37 kali 3-10 cm. Bunga duduk

    berbentuk terminal rapat, berwarna merah muda atau putih. Daun

  • 47

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    pelindung memanjang runcing berdiri tempel. Kelopak tidak rontok, 277

    serupa tulang segitiga, mahkota membentuk tabung 1×0,5 cm. Tajuk bulat

    telur, ujung runcing pendek. Buahnya bersegi tiga merupakan buah kotak

    berwarna merah dengan biji.Habitat tumbuh liar di hutan, di ladang dan di

    tempat-tempat yang tanahnya agak lembab. Ada juga ditanam di halaman

    sebagai tanaman hias (Kurdi, 2010, hal. 277).

    c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.

    Mengandung Diosgenin; Dioscin; Gracilin; Sitosserol; Methylritri

    acontanoate; 8 hydroxy triacontan-25-one,5 alfa-stigmast 9 (11)-en-3-beta-

    01,24-hydroxyaontan-26-one; 24 hydroxyacontan-27-one (Kurdi, 2010,

    hal. 277).

    Hasil Wawancara dengan masyarakat Desa Lesung Batu Di

    Kecamatan Rawas ULu mengenai cara pemanfaatan tumbuhan yang

    digunakan sebagai obat yaitu :

    a. Wawancara dengan salah satu responden yaitu pak Husnan yang

    menerabgkan bahwa penggunan bawang putih sebagai obat ini sering

    digunakan oleh beliau sejak lama, telah banyak yang menggunakan

    tumbuhan ini sebagai obat, bapak Husnan sendiri mendapakan

    pengetahuan tentang khasiat tumbuhan ini dari rekan kerjanya dan dia

    sendiri sudah yakin dengan khasiat tumbuhan ini. Cara pengolahan

    sebagai obat kolesterol, kencing manis, dan asam urat yaitu :

    Bahan : 11 butir bawang putih, 2 buah jeruk nipis, 1 butir

    Bawang bombai dan air secukupnya.

    Cara pengolahan : semua bahan dihaluskan menggunakan blender

    sekaligus.

    Cara penggunaan : minum 2 kali sehari

    b. Wawancara dengan ibu Hasia, yang menerangkan bahwa penggunaan

    daun sirsak sebagai obat ini sering digunakan oleh beliau sejak lama,

    telah banyak yang menggunakan tumbuhan ini sebagai obat termasuk

    2. Cara Pemanfaatan Tumbuhan Yang Digunakan Sebagai Pengobatan

    Kepercayaan Masyarakat Desa Lesung Batu.

  • 48

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

    Jambi

    ibu Hasia, ibu Hasia mengetahui khasiat obat dari tumbuhan ini dari

    orang tuanya. Cara pengolahan se