struktur komunitas fitoplankton di...
TRANSCRIPT
STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PERAIRAN MUARA
SUNGAI DOMPAK KOTA TANJUNGPINANG
Phytoplankton Community Structure in Estuary Waters Dompak Tanjungpinang.
Syalihin
Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
Andi Zulfikar, S.Pi, M.Si
Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
T. Said Raza’I, S.Pi, M.Si
Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
ABSTRACT
Phytoplankton is a group of organisms of plants autotrof, have chlorophyll and
other pigments in the cell and is able to absorb the radiation energy and CO2 to perform
photosynthesis. Biota is capable of synthesizing inorganic materials for conversion into
organic matter. This research was conducted in Dompak Tanjungpinang. This research
was conducted in October 2014 to December 2014.Penentuan research station is based
on a simple random technique (Simple Random Sampling) .Simple Random Sampling
is a sampling method the simplest analysis of the measured data, namely; Knowing the
abundance of phytoplankton, phytoplankton diversity, Uniformity Phytoplankton and
phytoplankton dominance There are 4 Genus Phytoplankton are found in the study sites,
namely; Bacillariaceae, Chlorophyta, Cyanophyta, and Dinoflagellata. Diversity Index
(H ') Phytoplankton range (1.84 - 2.73) are included in the category of Diversity
medium, Uniformity (E) range (0.68 - 0.87) are included in the category of community
stable or uniform, while Dominance (D) range (0:08 to 0:26) category Low, indicating
that there is no particular type of phytoplankton that dominate. Niai average range from
29.1 to 29.5 0C temperature, salinity in the range of 32.5 to 33.8 0/00, the range of
brightness values is 0:07 - 0.66 m, the flow speed in the range of numbers from 0.2 to 0
, 72 m / sec, degree of acidity (pH) in the range of numbers from 7.05 to 9.03, dissolved
oxygen in the range of 12.6 to 12.9 mg / L.
Key Words:Phytoplankton community structure in estuary waters Dompak
Tanjungpinang.
I. PENDAHULUAN
Kelurahan Dompak terletak di
Pulau Bintan Pemerintah Kota
Tanjungpinang tepatnya disebelah
selatan Pulau Bintan. Kelurahan
Dompak memiliki luas wilayah ± 4.280
Ha. Pulau Dompak merupakan salah
satu pulau penting yang terletak di
Provinsi Kepulauan Riau. Pusat
pemerintahan provinsi kepulauaan Riau
berlokasi di pulau ini. Seperti telah
diketahui bersama, Provinsi Kepulauan
Riau masih tergolong provinsi muda di
Indonesia (Kelurahan Dompak)
Ciri utama yang menojol pada
ekosistem daerah Pesisir dan Estuaria
adalah ketidakstabilan dan
kekomplekan ekosistem. Daerah Pesisir
dan Estuaria merupakan suatu
ekosistem yang dinamis di muka bumi
yang selalu berubah-ubah setiap waktu.
Lantaran itu, biota yang menghuni
daerah Pesisir dan Estuaria adalah
jenis-jenis yang memiliki kemampuan
adaptasi dan toleransi yang tinggi
(Poernomo, 1997 dalam M. Ghufran H.
Kordi K, 2007).
Daerah perairan muara dompak
terdapat keanekaragaman fitoplankton.
Dapat diketahui bahwa plankton yakni
organisme (tumbuhan atau hewan)
yang hidupnya melayang atau
mengambang di air, yang
pergerakannya terbatas dan
dipengaruhi oleh arus.
Keanekaragaman plankton
(biodiversity) sangat tinggi. Di Setiap
Daerah Pasti ada ratusan jenis
plankton yang ada, akan tetapi karena
ukurannya sangat kecil, maka plankton
tersebut tidak dapat terlihat dengan
kasat mata. Diperlukanlah mikroskop
untuk dapat melihat bentuknya dengan
jelas.
Fitoplankton dapat berperan
sebagai salah satu dari parameter
ekologi yang dapat menggambarkan
kondisi suatu perairan. Salah satu ciri
khas organisme fitoplankton yaitu
merupakan dasar dari mata rantai
pakan di perairan (Dawes, 1981 dalam
Faza, 2012). Oleh karena itu,
kehadirannya di suatu perairan dapat
menggambarkan karakteristik suatu
perairan apakah berada dalam keadaan
subur atau tidak.
Kelimpahan fitoplankton di
suatu perairan dipengaruhi oleh
beberapa parameter lingkungan dan
karakteristik fisiologisnya. Komposisi
dan kelimpahan fitoplankton akan
berubah pada berbagai tingkatan
sebagai respons terhadap perubahan-
perubahan kondisi lingkungan baik
fisik, kimia, maupun biologi. Faktor
penunjang pertumbuhan fitoplankton
sangat kompleks dan saling
berinteraksi antara faktor fisika-kimia
perairan seperti intensitas cahaya,
oksigen terlarut, stratifikasi suhu, dan
ketersediaan unsur hara nitrogen dan
fosfor, sedangkan aspek biologi adalah
adanya aktivitas pemangsaan oleh
hewan, mortalitas alami, dan
dekomposisi (Goldman dan Horne,
1983 dalam Faza, 2012).
Dilihat dari pentingnya fungsi
Fitoplankton terhadap perairan maka
perlu dilakukan penelitian tentang
jenis Fitoplankton dan kualitas perairan
di perairan muara Sungai Dompak
Kota Tanjungpinang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Muara Merupakan Tempat
berakhirnya aliran sungai yang
mengalirkan air yang berasal dari
daratan. Muara adalah tempat
pertemuan antara air darat dan air laut,
sehingga mengakibatkan adanya
percampuran atau pertemuan antara air
tawar dan air laut. Hal tersebut
mengakibatkan kondisi perairan di
daerah muara di pengaruhi oleh kondisi
perairan air tawar yang berasal dari
daratan yang terbawa oleh aliran sungai
dengan kondisi perairan laut (Efriyeldi,
1999 dalam Jauhara, 2012)
Perairan estuaria secara
sederhana dapat diartikan sebagai
perairan di sekitar muara sungai. Air di
muara sungai merupakan campuran
massa air yang berasal dari sungai (air
tawar) dengan air laut sekitarnya.
Percampuran dari massa air tersebut
dapat menyebabkan fluktuasi
parameter fisika dan kimia di perairan
estuari. Kondisi lingkungan yang selalu
berfluktuasi ini akan mempengaruhi
organisme dan biota yang ada di dalam
perairan. Salah satunya adalah
fitoplankton yang berperan sebagai
produsen dalam tingkatan rantai
makanan pada perairan tersebut
(Wulandari, 2009).
Plankton adalah makhluk
(tumbuhan atau hewan) yang hidupnya
mengapung, mengambang, atau
melayang di dalam air yang
kemampuan renangnya (kalaupun ada)
sangat terbatas hingga selalu terbawa
hanyut oleh arus. Istilah “plankton”
diperkenalkan oleh (Victor Hensen
1887), yang berasal dari bahasa
Yunani, “planktos” yang berarti
menghanyut atau mengembara.
Fitoplankton merupakan
tumbuhan planktonik yang bebas
melayang dan hanyut dalam laut serta
mampu berfotosintesis. Fitoplankton
memiliki klorofil untuk dapat
berfotosintesis. Kelompok fitoplankton
yang mendominasi perairan tawar
umumnya terdiri dari diatom,
chlorophyta dan cyanophyta (Barus,
2004 dalam Faza, 2012). Fitoplankton
dapat berperan sebagai salah satu dari
parameter ekologi yang dapat
menggambarkan kondisi suatu
perairan. Menurut (Dawes, 1981 dalam
Faza, 2012), salah satu ciri khas
organisme fitoplankton yaitu
merupakan dasar dari mata rantai
pakan di perairan. Oleh karena itu,
kehadiran fitoplankton di suatu
perairan dapat menggambarkan
karakteristik suatu perairan apakah
berada dalam keadaan subur atau tidak.
Kelimpahan fitoplankton di suatu
perairan dipengaruhi oleh beberapa
parameter lingkungan dan karakteristik
fisiologisnya. Komposisi dan
kelimpahan fitoplankton akan berubah
pada berbagai tingkatan sebagai
respons terhadap perubahan-perubahan
kondisi lingkungan baik fisik, kimia,
maupun biologi. Faktor penunjang
pertumbuhan fitoplankton sangat
kompleks dan saling berinteraksi antara
parameter fisika-kimia perairan seperti
intensitas cahaya, oksigen terlarut,
stratifikasi suhu, dan ketersediaan
unsur hara nitrogen dan fosfor,
sedangkan aspek biologi adalah adanya
aktivitas pemangsaan oleh hewan,
mortalitas alami, dan dekomposisi
(Goldman & Horne, 1983: dalam Faza,
2012).
Fitoplankton juga berperan
sebagai penyedia sebagian besar zat
organic yang di butuhkan oleh
organism lain pada ekosistem tersebut,
melalui rantai makanan, Fitoplankton
diklasifikasikan berdasarkan
kandungan pigmen fotosintentik .
Menurut (Suthers & Rissik, 2009
dalam Sulaiman, 2012) fitoplankton
dapat diklasifikasikan menjadi delapan
divisi yaitu Cyanophyta, Dinophyta,
Bacillariophyta, Chrysophyta,
Chlorophyta, Euglenophyta,
Chryptophyta dan Prymnesiophyta.
III. METODE
Penelitian ini dilaksanakan mulai
bulan Oktober 2014 – February 2015
yang berlokasi di Perairan Muara
Sungai Dompak Kota Tanjungpinang.
Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada
citra satelit pada gambar 2 di bawah ini
Gambar 2.Peta Lokasi penelitian (Google
Earth, 2013).
Alat-alat dan Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 2. Alat yang digunakan dalam
penelitian No. Keterangan Alat Keterangan
1. Penga
mbilan
Fitopla
nkton
- Planktonet
- Botol
Sampel
- Kertas
Label
- Alat Tulis
- Menyaring
Fitoplankton
- Wadah sampel
fitoplankton
- Menandai
sampel
fitoplankton
- Mencatat hasil
pengamatan
2. Penga
matan
Fitopla
nkton
- Mikroskop
- Kaca objek
dan kaca
penutup
- Cover
Glass
- Cawan
Petri
- Pipet tetes
- Kamera
Digital
- Pengamatan
Fitoplankton
- Menghitungk
elimpahan
fitoplankton
- Kaca penutup
haemacytome
ter
- Wadah
Fitoplankton
- Mengambil
sampel
fitoplankton
- Dokumentasi
penelitian
3. Paramete
r
Fisika,Ki
mia
Perairan
- Multi tester
- Salt meter
- Current
Drouge
- Secchi disk
- Luxmeter
- Mengukur pH,
DO, Suhu
Perairan
- Mengukur
salinitas
- Mengukur
Kecepatan arus
- Mengukur
Kecerahan
Perairan
- Mengukur
intensitas
cahaya
Tabel 3.Bahan yang digunakan dalam
penelitian
No. Bahan Keterangan
1. Fitoplankton - Objek Penelitian
2. Aquades - Kalibrasi alat
dan membilas alat
3. Tissue Mengeringkan alat
4. Lugol 4% Mengawetkan
Fitoplankton
Pengambilansampel Fitoplankton
dilakukan berdasarkan pembagian
luasan total area penelitian dan
ditentukan titik dengan jarak 50 meter
antar titik pengamatan. Dengan
mengacu pada sketsa diatas, maka
diperoleh titik pengambilan sampling
pada lokasi penelitian sebanyak 24 titik
yang masing – masing diletakkan
seperti pada gambar 4 berikut. :
Gambar 4. Titik Stasiun Penelitian (Google
Earth, 2013).
Prosedur Kerja Penelitian
Adapun prosedur kerja dalam
penelitian ini meliputi :
Pengambilan Sampel Fitoplankton
Pengawetan Fitoplankton dan,
Identifikasi Fitoplankton.
Untuk lebih lengkap dapat di
jelaskan Secara rinci pada sub bab di
bawah ini :
a. PengambilanSampel Fitoplankton
Pengambilan sampel fitoplankton
dilakukan dengan menggunakan
plankton net berbahan monofilament
dengan ukuran meshsize 40µm.
Pengambilan sampel contoh
fitoplankton dengan menarik secara
perlahan jaring plankton net secara
vertical dan horizontal pada permukaan
perairan serta badan air, dan ditarik
sepanjang 2 m. Fitoplankton yang
tersaring dalam planktonet dipindahkan
kedalam botol sampel yang telah di
beri label. Metode pengambilan sampel
fitoplankton dilakukan secara kualitatif
dengan menarik jala plankton secara
horizontal dan vertical pada permukaan
serta badan air perairan (Setyobudiandi
, 2009).
b. Pengawetan Sampel Fitoplankton
Sampel Fitoplankton yang sudah
diperoleh harus segera diberi pengawet
untuk keperluan analisis di
laboratorium. Pengawetan perlu
dilakukan karena sampel fitoplantkton
sangat mudah rusak sehingga harus
ditangani dengan proses
pengawetan.Pengawetan sampel
fitoplankton dilakukan dengan
menambahkan 2 – 3 tetes larutan lugol
4% kedalam botol sampel fitoplankton
yang di telah diberi label.Pengawetan
fitoplankton harus dilakukan dengan
hati-hati agar jasad fitoplankton tidak
rusak sehingga mudah untuk dilakukan
identifikasi (Setyobudiandi, 2009 ).
c. Identifikasi Fitoplankton
Identifikasi merupakan suatu
pekerjaan taxonomi, sehingga
identifikasi contoh harus dilakukan
dengan keakuran tinggi. Sebagaimana
diketahui, bahwa jika memungkinkan,
contoh sebaiknya langsung identifikasi
dalam keadaaan hidup (in,situ/live
samples) untuk mengetahui jenis atau
spesiesnya; Sedangkan contoh yang
diawet, lebih diutamakan untuk
keperluan penghitungan jumlahnya
(Setyobudiandi, 2009).
Identifikasi fitoplankton
dilakukan dengan menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 10x ,40x
,dan 100x. Identifikasi dilakukan
dengan meneteskan beberapa sampel
fitoplankton (0,05ml). yang diletakkan
diatas gelas objek kemudian ditutup
dengan cover glass. Pedoman
identifikasi menggunakan buku
identifikasi (Setyobudiandi, 2009).
Pengolahan Data
Untuk Pengolahan data lapangan
terdiri dari data fitoplankton dan data
kualitas perairan yang menjadi faktor
pembatas fitoplankton.
1. Kelimpahan Fitoplankton
Penentuan kelimpahan
Fitoplankton dihitung dengan
menggunakan rumus Dianthani (2003)
dalam Madinawati (2010), sebagai
berikut:
Keterangan : N = Jumlah sel per liter
(ind/l)
n = Jumlah sel yang diamatiatau didapat
Vr = Volume air tersaring (ml)
N = n ( ) x ( )
Vo = Volume air yang diamati (ml)
Vs = Volume air yang disaring (l)
2. Indeks keanekaragaman (H’)
Analisis indeks keanekaragaman
digunakan untuk mengetahui
keanekaragaman jenis organisme
akuatik. Persamaan yang digunakan
untuk menghitung indeks ini adalah
persamaan Shanon-Wiener seperti
berikut (Magurran 1988 dalam Faza
2012)
Keterangan: H’: Indeks
Keanekaragaman Shanon-Wiener
S: Jumlah spesies
Pi: ni/N
ni: jumlah individu spesies i
N: jumlah total plankton
Kisaran nilai Indeks
keanekaragaman (H’) diklasifikasikan
sebagai berikut (Magurran 1988 dalam
Faza, 2012) :
0 < H’ < 1.5 = keanekaragaman rendah
1.5 < H’ < 3.5 = keanekaragaman sedang
H’ > 3.5 = keanekaragaman tinggi
Menurut (Wilhm & Dorris,
1968 dalam Faza, 2012) nilai indeks
keanekaragaman (H’) dikaitkan dengan
tingkat pencemaran adalah sebagai
berikut:
H’ > 3 = tidak tercemar
1 < H’ < 3 = tercemar sedang
0 < H’ < 1 = tercemar berat
Keanekaragaman rendah artinya
kondisi perairan labil karena perairan
tersebut hanya cocok bagi jenis
tertentu. Keanekaragaman sedang atau
moderat menandakan jenis organisme
menyebar merata. Keanekaragaman
tinggi atau stabil menandakan jenis
organisme variasinya tinggi didukung
oleh factor lingkungan yang prima
untuk semua jenis yang hidup dalam
habitat bersangkutan (Odum 1993
dalam Faza, 2012).
1. Indeks keseragaman (E)
Untuk menentukan indeks
keseragaman di gunakan Shannon-
Wiener (Brower and Zar, 1990 Dalam
Setyobudiandi, 2009 )
H = 𝑯′
𝑯 𝑴𝒂𝒙 =
𝑯′
𝑳𝒏 𝑺
Keterangan:E = Indeks Keseragaman
H' = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
H𝑚𝑎𝑘𝑠 = Keanekaragaman Maksimum
S = Jumlah Spesies
Nilai indeks keseragaman
berkisar antara 0-1. Indeks yang
mendekati 0 menunjukan adanya
jumlah individu yang terkonsentrasi
pada satu atau beberapa jeni. Hal ini
dapat diartikan ada beberapa jenis biota
yang memiliki jumlah individu relative
banyak, sementara beberapa jenis
lainnya memiliki jumlah individu yang
relative sedikit. Nilai indeks
keseragaman yang mendekati 1
menunjukan bahwa jumlah individu di
setiap spesies adalah sama atau hampir
sama (Setyobudiandi, 2009).
4. Indeks dominansi (D)
Untuk mengetahui ada atau
tidaknya satu dominasi, digunakan
indeks dominasi Simpson (Legendre
dan Legendre, 1983 dalam
Setyobudiandi, 2009 ).
Keterangan : D = Indeks Dominansi
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah total individu
Nilai Indeks dominansi berkisar
antara 0-1; indeks 1 menunjukan
dominansi oleh satu jenis spesies
sangat tinggi (hanya terdapat satu jenis
pada satu stasiun), sedangkan indeks 0
menunjukan bahwa diantara jenis-jenis
yang ditemukan tidak ada yang
mendominasi (Setyobudiandi, 2009).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kelimpahan Rata-Rata
Ordo/Family, dan Komposisi
Fitoplankton
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa rata-rata ordo/family
fitoplankton yang ditemukan pada
lokasi penelitian sebanyak 4
ordo/family dan 37 spesies. Secara
lengkap Genus dan jenis yang
ditemukan pada lokasi penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini
sebagai berikut:
Tabel 5. Kelimpahan Rata-rata Ordo
dan Spesies fitoplankton yang di
temukan di perairan muara dompak
kepulauan riau. Ordo/Family Genus/spesies Kelimpahan Rata-Rata (ind/L)
Cyanophyta nodularia hawaiieusis 9.55
spirulina sp 6.68
nostoc commune 3.50
lyngbya confervoides 8.91
skujaella thiebauti 7.64
sarulina sp 1.91
aphanothece stagnina 10.82
microcystis aeruginosa 1.27
coelosphaerium
kuetzingianum 0.32
gloeotrichia 0.95
Bacillariaceae nitzschia brebissoni 7.32
fragillaria crotonensis 17.51
rhizosolenia spp 4.46
lauderia borealis 0.32
naviculla sp 0.95
corethrom hystrix 0.32
tabellaria sp 12.41
asterionella sp 0.95
pleurosigma sp 0.95
synedra utermohlii 0.64
thalassiosira sp 0.32
surirella 0.32
campylodiscus cribrosus 0.64
bacteriastrum
delicatulum 1.91
biddulphia 0.95
Chlorophyta
spirogyra
pseudocylindrica 42.02
mougeotia viridis 3.18
sirogonium sticticuym 0.32
treubaria varia 0.32
asterococcus limneticus 7.64
planktosphaeria
gelatinosa 7.64
pyrocystis noctiluca 17.19
staurastrum 0.64
schroederia setigera 4.46
eremosphaera viridis 0.95
Dinoflagellata noctiluca scintillans 5.41
ceratocoryshorrida stein 1.59
Kelimpahan Total
rata-rata 192.90
Sumber : Data Primer (2015)
Berdasarkan tabel 5 maka dapat
di ketahui bahwa Ordo/Family
Bacillariaceae lebih banyak jenisnya
yang di temukan, dimana jenis yang
paling banyak adalah Spesies
fragillaria crotonensis sebanyak 17.51
ind/L, untuk kelimpahan rata-rata yang
paling sedikit adalah Spesies lauderia
borealis, thalassiosira sp, surirella
dimana masing-masing sebanyak 0.32
ind/L. Sedangkan Ordo/Family
Dinoflagellata adalah yang paling
sedikit ditemukan jenisnya dimana
jenis yang paling banyak adalah
Spesies noctiluca scintillans sebanyank
5.41 ind/L, untuk kelimpahan rata-rata
yang paling sedikit adalah jenis Spesies
ceratocoryshorrida stein sebanyak 1.59
ind/L. Bila disajikan dalam bentuk tabel
secara lengkap dapat dilihat di tabel
sebagai berikut :
Tabel 6.Komposisi Ordo/Family
Fitoplankton
Ordo/Family Jumlah %
Bacillariaceae 41 % Cyanophyta 27 % Chlorophyta 27 %
Dinoflagellata 5 %
Sumber : Data Primer (2015)
Dari tabel 6 terlihat jelas bahwa
Ordo/Family Bacillariaceae paling
tinggi dan yang paling sedikit adalah
Dinoflagellata. Diduga karena Ordo
Bacillariaceae umumnya mempunyai
ketahan hidup yang cukup baik
berbagai kondisi perairan dan mudah
beradaptasi dengan lingkungan.
Dari 4 Ordo/Family yang di
dapatkan di lokasi penelitian,
komposisi Fitoplankton secara jelas
dapat di sajikan dalam bentuk Diagram
lingkaran pada gambar 5:
Gambar 5. Komposisi Ordo/Family
Fitoplankton yang Ditemukan Di
Lokasi Penelitian.
Berdasarkan gambar 5 maka di
dapatkan Ordo/Family yang lebih
mendominansi/lebih tinggi adalah
Ordo/Family Bacillariaceae.
Sedangkan Ordo/Family yang paling
sedikit di temukan adalah Ordo/Family
Dinoflagellata. Dari komposisi
tersebut, terlihat jelas Ordo/Family
Bacillariaceae yang paling banyak
ditemukan di lokasi penelitian.
Menurut Muhiddin, (2009) bahwa
diatom (Bacillariaceae) merupakan
Ordo/Family yang paling penting dan
umum terdapat di laut, jenis-jenis
fitoplankton dalam kelas ini
mempunyai sifat yang mudah
beradaptasi dengan lingkungan, bersifat
kosmopolit, tahan terhadap kondisi
yang ekstrim dan mempunyai daya
reproduksi yang tinggi.
Dominasi Bacillariophyceae
(Diatom) diduga karena fitoplankton
yang termasuk dalam kelas ini
mempunyai adaptasi yang tinggi dan
ketahanan hidup pada berbagai kondisi
perairan termasuk kondisi ekstrim.
Menurut Odum (1998), dalam Ariana
(2013), banyaknya kelas
Bacillariophyceae (Diatom) di perairan
disebabkan oleh kemampuannya
beradaptasi dengan lingkungan, bersifat
kosmopolit, tahan terhadap kondisi
ekstrim serta mempunyai daya
reproduksi yang tinggi. (Praseno dan
Sugestiningsih, 2000 dalam Ariana
2013), menyatakan bahwa pada saat
terjadi peningkatan konsentrasi zat
hara, diatom mampu melakukan
reproduksi tiga kali dalam 24 jam,
sedangkan dinoflagellata hanya mampu
melakukannya satu kali dalam 24 jam
pada kondisi zat hara yang sama. Lackey (1967) dalam Isnaini (2012),
menyatakan di estuaria terdiri atas dari
beberapa genera Chloropyceae,
Euglenophyceae, biasanya
dinoflagellata ditemukan dalam jumlah
yang kecil dan dimana diatom
sedikitnya kadang kadang sangat
melebihi populasi.
41%
27%
27%
5%
Komposisi Ordo/Family
Fitoplankton
Bacillariaceae
Cyanophyta
Chlorophyta
Dinoflagellata
B. Kelimpahan Fitoplankton
Kelimpahan Fitoplankton
dijelaskan menurut waktu pada pagi
dan sore hari dengan titik pengambilan
pada permukaan dan tengah badan air.
kelimpahan juga di gambarkan secara
total untuk semua lokasi (stasiun I, II,
dan III) dengan pendekatan kelimpahan
per genus.
1.Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan
Waktu Pengamatan
Kelimpahan Fitoplankton
berdasarkan waktu pengamatan dibahas
berdasarkan pagi dan sore pada
kedalaman permukaan dan badan air.
Kelimpahan Fitoplankton berdasarkan
waktu pengamatan secara lengkap
dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa pada stasiun I
kelimpahan total Fitoplankton pada
pagi hari lebih tinggi dengan nilai
kelimpahan 43577.86ind/L
dibandingkan kelimpahannya pada sore
hari dengan nilai kelimpahan
16191.77ind/L. Kelimpahan
Fitoplankton di permukaan air lebih
tinggi dengan nilai kelimpahan
31583.95ind/L dari pada badan air
dengan nilai kelimpahan
28185.68ind/L. Kelimpahan Total
Fitoplankton pada pagi hari yang lebih
tinggi dibandingkan pada sore hari
disebabkan kerana pada saat
pengambilan data di lapangan, dipagi
hari adanya cahaya matahari sehingga
intensitas cahaya dapat masuk ke
perairan. Rendahnya kelimpahan total
fitoplankton pada sore hari diduga
karena pengaruh intensitas cahaya yang
cukup rendah di tambah saat
pengambilan sampel cuaca mendung
dan intensitas cahaya tidak dapat
masuk ke perairan, dengan tingginya
kelimpahan total fitoplankton pada pagi
hari dikarenakan Fitoplankton
membutuhkan cahaya untuk
fotosintesis dan pertumbuhannya
(Brotowidjoyo et al, 1995 dalam
Asmara, 2005). Hal ini dinyatakan juga
oleh Menurut (Prescod, 1973 dalam
Suryanto, 2009) fitoplankton di daerah
tropis (panas) biasanya tumbuh dengan
cepat, apabila cahaya matahari
meningkat dan kebutuhan nutrient
terpenuhi. dan didukung oleh
pernyataan (Nybakken, 1988 dalam
Muhiddin, 2009), menjelaskan bahwa
fotosintesis oleh fitoplankton
bergantung pada adanya cahaya,
dimana laju fotosintesis akan tinggi
bila tingkat intensitas cahaya tinggi dan
menurun bila intensitas cahaya
menurun.
Sedangkan waktu
pengambilan sampel pada sore hari
dengan cuaca mendung sehingga
intensitas cahaya rendah karena pada
bulan Desember merupakan awal
musim barat dengan tingginya curah
hujan dan angin yang kuat sehingga
kelimpahan pada sore hari rendah.
Sedangkan kelimpahan Fitoplankton
pada permukaan air lebih tinggi
dibandingkan pada badan air
memungkinkan karena di badan
perairan kondisinya lebih dingin karena
percampuran dari air hujan sehingga
kondisi suhu permukaan tidak sesuai
dengan fitoplankton.
Pada stasiun II Kelimpahan
total Fitoplankton pada pagi hari lebih
rendah dengan nilai kelimpahan
7596.14ind/L dibandingkan
kelimpahannya pada sore hari dengan
nilai kelimpahan 14592.58ind/L.
Kelimpahan Fitoplankton di
permukaan air lebih tinggi dengan nilai
kelimpahan 12793.50ind/L dari pada
badan air dengan nilai kelimpahan
9395.22ind/L. Pada stasiun III
Kelimpahan total Fitoplankton pada
pagi hari lebih rendah dengan nilai
kelimpahan 19390.15ind/L
dibandingkan kelimpahannya pada sore
hari dengan nilai kelimpahan
23987.81ind/L. Kelimpahan
Fitoplankton di permukaan air pada
lebih tinggi dengan nilai kelimpahan
26786.39ind/L dari pada badan air
dengan nilai kelimpahan
16591.57ind/L.
Kelimpahan total fitoplankton
di stasiun II dan III pada pagi hari lebih
rendah dibandingkan pada sore hari
disebabkan karena pada saat
pengambilan data di lapangan pada
sore hari di daerah pertemuan dua arus
yang saling bertemu dapat diketahui
bahwa dua arus yang saling bertemu
dapat menghasilkan oksigen serta
nutrient dapat terpenuhi dengan baik di
lokasi tesebut karna sifat plankton
terbawa arus dan mengapung di suatu
perairan. Umumnya kelimpahan
plankton akan tinggi pada daerah yang
memiliki nutrient yang tinggi dan
cahaya yang cukup untuk melakukan
proses fotosintesis. Salah satunya di
daerah yang memiliki kelimpahan
plankton yang tinggi adalah daerah
front. Menurut (Bowman dan Esaias,
1987), daerah front merupakan daerah
tempat pertemuan antara dua masa air
yang memiliki karakteristik yang
berbeda, baik itu karakteristik arus,
nutrient, sedimen tersuspensi, suhu,
salinitas, dll (Anonim 2). Tetapi
kelimpahan Fitoplankton stasiun II dan
III pada permukaan lebih tinggi
dibandingkan badan air di karenakan
cahaya matahari dapat masuk ke
perairan. hal ini dinyatakan oleh
(Nybakken, 1988 dalam Muhiddin,
2009), yang mengatakan bahwa
fitoplankton yang produktif cenderung
ditemukan di lapisan-lapisan air teratas
dimana intensitas cahaya cukup bagi
berlangsungnya fotosintesis.
Berdasarkan Hasil di atas
dapat diketahui bahwa kelimpahan total
Fitoplankton di Perairan Muara Sungai
Dompak Kota Tanjungpinang ini
berbeda beda yaitu berkisar
59769.63ind/L, 22188.72ind/L dan
43377.96ind/L hal ini di sebabkan oleh
faktor cuaca yang mendung dan sebab
faktor lain sehingga fitoplankton tidak
dapat cahaya matahari pada saat
pengambilan sampel pada pagi hari dan
sore hari, dimana fitoplankon
membutuhan cahaya matahari untuk
berfotosintesis. Dari karakteristik
perairan yang salah satunya adalah
plankton dapat dilihat dari tingkat
kesuburan perairan bahwa diperairan
Muara Sungai Dompak Kota
Tanjungpinang ini masih termasuk
perairan Eutrofik, dimana bahwa
perairan Eutrofik adalah perairan yang
mempunyai tingkat kesuburan Tinggi
dengan kelimpahan fitoplankton
berkisar antara > 15000 ind/L. Dan
kondisi Struktur Komunitas
Fitoplankton di Perairan Muara Sungai
Dompak Kota Tanjungpinang ini ini
masih termasuk kelimpahan Tinggi
karna berkisar > 15000 ind/L.
C.Indeks Keanekaragaman,Keseragaman
Dan Dominansi Ekologi Fitoplankton.
Dari hasil perhitungan indeks
ekologi fitoplankton secara lengkap
dapat dilihat pada tabel 8 sebagai
berikut:
Tabel 8. Nilai Indeks Ekologi
Fitoplankton
Indeks Ekologi Nilai Kategori
Keanekaragaman (H’) 2.28 Sedang
Keseragaman (E) 0.77 Tinggi
Dominansi (C) 0.16 Rendah
Sumber : Data Primer (2015)
Dari tabel 7 maka dapat diketahui
bahwa rata-rata nilai indeks ekologi
fitoplankton pada Keanekaragaman
sebesar 2.28 masih tergolong sedang ,
Keseragaman sebesar 0.77 relatif
merata serta Dominansi sebesar 0.16
rendah. Ini membuktikan bahwa jika
rendahnya dominansi maka tidak ada
jenis-jenis yang mendominansi
diperairan Muara Sungai Dompak Kota
Tanjungpinang, secara lengkap bisa di
lihat pada gambar 6 sebagai berikut :
Gambar 6. Indeks Ekologi Fitoplankton
Apabila nilai indeks
keanekaragaman semakin tinggi,
berarti komunitas plankton di perairan
itu makin beragam dan tidak di
dominansi oleh satu atau dua taksa
saja. Hal ini juga di nyatakan oleh
(Odum, 1996 dalam Isnaini, 2012)
nilai-nilai keanekaragaman yang tinggi
menyatakan konsentrasi dominansi
yang rendah. Dari hasil penelitian yang
di dapatkan indeks keanekaragaman
berkisar dengan rata-rata 2.28 ini masih
tergolong Keanekaragaman sedang.
Jadi indeks keanekaragaman pada
penelitian struktur komunitas
fitoplankton diperairan Muara Sungai
Dompak Kota Tanjungpinang adalah
2.28. nilai indeks keseragaman pada
penelitian struktur komunitas
fitoplankton diperairan Muara Sungai
Dompak Kota Tanjungpinang adalah
0.77. Nilai keseragaman yang diperoleh
tersebut mendekati 1 yang berarti
bahwa penyebaran organisme relative
merata. Sedangkan apabila nilai indeks
keseragaman mendekati 0,
dimungkinkan ada jenis yang
mendominasi di perairan tersebut. Pada
umumnya penyebaran organisme relatif
merata sehingga tidak ada jenis yang
secara ekstrim mendominasi di perairan
tersebut (Asmara, 2005). Sedangkan
nilai indeks dominansi pada penelitian
Struktur Komunitas Fitoplankton
diperairan Muara Sungai Dompak Kota
Tanjungpinang adalah 0.17. yang
diperoleh tersebut termasuk dalam
kategori rendah karena mendekati 0,
yang menunjukkan bahwa jenis-jenis
yang ditemukan tidak ada
kecenderungan terjadi dominansi oleh
satu genera dari jenis yang ada
(Setyobudiandi, 2009). menunjukkan
bahwa perairan ini memiliki
keseragaman penyebaran jenis yang
relatif merata, (Basmi, 1999 dalam
Asmara 2005), Dari nilai keseragaman
yang relatif sama ini, menunjukkan
bahwa tidak adanya dominansi di
perairan ini.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian
struktur komunitas fitoplankton di
dompak kepulauan riau ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Hasil penelitian struktur
komunitas fitoplankton di
perairan muara dompak ini di
dapatkan sebanyak 4 genus
yaitu Bacillariaceae ,
Chlorophyta , Cyanophyta , dan
Dinoflagellata. Dimana untuk
Genus Bacillariaceae
didapatkan 15 jenis, untuk
genus Chlorophyta didapatkan
10 jenis, untuk genus
Cyanophyta didapatkan 10
jenis, dan untuk genus
2.28
0.770.16
Indeks Ekologi Fitoplankton
Indeks Keanekaragaman
Dinoflagellata di dapatkan 2
jenis. Untuk kelimpahan total
Fitoplankton di perairan muara
dompak kepulauan riau ini
berkisar antara 69.07 ind/L –
95.17 ind/L ini masih tergolong
perairan eutrofik dan
mempunyai kelimpahan tinggi.
Indeks Keanekaragaman (H’)
Fitoplankton berkisar (1.84 –
2.73) termasuk dalam kategori
Keanekaragaman sedang,
Keseragaman (E) berkisar (0.68
– 0.87) termasuk dalam
kategori tinggi, sedangkan
Dominansi (D) berkisar (0.08 –
0.26) termasuk kategori rendah,
yang menunjukkan bahwa tidak
ada jenis fitoplankton tertentu
yang mendominasi
Kualitas air di perairan muara
dompak ini berada pada kisaran
yang masih layak bagi kehidupan
fitoplankton
B. SARAN
Perlu dilakukan penelitian
lanjutan untuk mengetahui
pengaruh kondisi lingkungan
sekitar perairan terhadap
struktur komunitas.
Serta perlu dilakukan penelitian
diperairan muara lainnya
khususnya didaerah Kota
Tanjungpinang.
VI. UCAPAN TERIMAKASIH
1. Ibunda, ayahanda dan Sekeluarga yang
telah memberikan doanya dan
semangatnya serta teman-teman
seperjuangan yang tak terlupakan.
2. Bapak Andi Zulfikar, S.Pi, M.Si selaku
dosen pembimbing I
3. Bapak T. Said Raza’I, S.Pi, M.Si selaku
dosen pembimbing II
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1.
http://kelurahandompak.blogspot.com/p/ko
ndisi-geografis.html
Anonim 2. Sumber :
http://karyatulisilmiah.com/kaj
ian-plankton-daerah-front/
Amelia.C.D,Hasan.Z,Mulyani.Y.2012.Dist
ribusi Spasial Komunitas
Plankton Sebagai Bioindikator
Kualitas Perairan di Situ
Bagendit Kecamatan
Banyuresmi,Kabupaten
Garut,Provinsi Jawa Barat,
(jurnal).Alumni Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Asmara.A.2005.Hubungan Struktur
Komunitas Plankton Dengan
Kondisi Fisika-Kimia
Perairan Pulau Pramuka Dan
Pulau Panggang Kepulauan
Seribu, (skripsi).Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor.Bogor
Ariana.D,Samiaji.J,Nasution.S.2013.K
omposisi Jenis Dan
Kelimpahan Fitoplankton
Perairan Laut Riau. (Jurnal).
Universitas Riau:Pekanbaru
Djumanto.2009.Pola Sebaran
Horizontal Dan Kerapatan
Plankton Di perairan
Bawean.(Jurnal).Universitas
Gadja-Mada:Yogyakarta.
Effendi. H.2003.Telaah Kualitas Air
Bagi Pengelolaan
Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan.Kanisius:
Yogyakarta
Faza .M.F.2012. Struktur Komunitas
Plankton Di Sungai
Pesanggarahan Dari Bagian
Hulu (Bogor,Jawa Barat)
Hingga Bagian Hilir
(Kembangan Dki Jakarta) ,
(skripsi). Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Indonesia Depok
Handayani.D.2009.Kelimpahan Dan
Keanekaragaman Plankton Di
Perairan Pasang Surut
Tambak Blanakan Subang,
(skripsi). Fakultas Sains Dan
Teknologi .Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
H Kordi K, M. Ghufran.Pengelolaan
Kualitas Air Dalam Budidaya
Perairan.PT RINEKA
CIPTA,Jakarta
Isnaini.2011.Struktur Komunitas
Fitoplankton di Perairan
Muara Sungai Banyuasin
Kabupaten Banyuasin
Sumatera
Selatan.(Jurnal).Program
Studi Ilmu Kelautan
FMIPA.Universitas Sriwijaya
Jauhara.A.2012.Struktur Komunitas
Polychaeta Pada Lima Muara
Sungai Di Teluk
Jakarta,(skripsi).Fakultas
Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan
Alam.Departemen Biologi:
Depok
Junaidi.E,Hanapiah.Z,Agustina.S.2013.
Komunitas Plankton Di
Perairan Sungai Ogan
Kabupaten Ogan Komering
Ulu, Sumatera
Selatan,(jurnal).Fakultas
Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam.Universitas
Sriwijaya
Muhiddin.2009.Pemetaan Distribusi
Vertikal Kelimpahan
Fitoplankton Secara Temporal
Dan Spasial Di Perairan
Timur Pulau Barrang Lompo
Kota
Makassar,(Jurnal).Fakultas
Ilmu Kelautan Dan
Perikanan.Universitas
Hasanuddin
Nontji. A.2008.Plankton Laut. LIPI
Press,anggota Ikapi:
Menteng, Jakarta
Samsidar,Kasim
M,Salwiyah.2013.Struktur
Komunitas Dan Distribusi
Fitoplankton di Rawa Aopa
Kecamatan Angata
Kabupaten Konawe
Selatan,(jurnal).Program
Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan
FPIK.Universitas Haluoleo
Setyobudiandi, 2009. Sampling Dan
Analisis Data Perikanan Dan
Kelautan.Terapan Metode
Pengambilan Contoh Di
Wilayah Pesisir Dan
Laut.MAKAIRA-FPIK:Bogor
Sharfina.S,Suwono.H,Prabaningtyas.S.
2013.Struktur Komunitas
Fitoplankton Di Perairan
Ranu Pani, Kecamatan
Senduro,Kabuaten Lumajang.
Universitas Negeri Malang
Sulaiman.T.G.2012.Struktur
Komunitas
Bacillariophyta(DIATOM) Di
Area Pertambakan Marunda
Cilincing Jakarta
Utara,(skripsi).Fakultas
Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam.Universitas
Indonesia.Depok
Suryanto.A.M,Umi.H.2009.Pendugaan
Status Tropik Dengan
Pendekatan Kelimpahan
Fitoplankton Dan
Zooplankton Di Waduk
Sengguruh
Karangkates,Lahor,Wlingi
Raya Dan Wonorejo Jawa
Timur,(jurnal)Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan
.Universitas
Brawijaya.Malang
Wijayanti, 2011.Keanekaragaman jenis
plankton pada tempat yang
Berbeda kondisi
lingkungannya di rawa pening
Kabupaten semarang
(skripsi). Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Ikip pgri.
Semarang
Wulandari dewi, 2009. Keterikatan
antara kelimpahan
fitoplankton dengan
parameter fisika kimia di
estuari sungai brantas
(porong),jawa timur (skripsi).
Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor.Bogor
Yazwar,2008.Keanekaragaman
Plankton dan Keterkaitannya
Dengan Kualitas Air di
Parapat Danau
Toba.Universitas Sumatera
Utara : Medan