strategi rehab lahan limboto
TRANSCRIPT
STRATEGI REHABILITASI LAHAN DAN SISTEM KELEMBAGAAN DALAM
PENGENDALIAN BANJIR DAN LONGSOR DI DAERAH TANGKAPAN AIR DANAU LIMBOTO
OLEH LA ODE ASIER
01/05/2023 1
01/05/2023 2
PENDAHULUAN Masyarakat di bagian hulu, pendidikan dan pendapatan rendah Lahan kritis Penurunan kualitas hidrologi Erosi, banjir dan longsor Masyarakat hilir yang memiliki
lahan subur menempati lahan daratan banjir Pembangunan yang
menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
01/05/2023 3
PERMASALAHAN UMUM LAHAN :
Perladangan berpindah, kebakaran hutan, perambahan hutan.
Solum menipis, kelerengan curam, mudah erosi dan longsor
Pengolahan lahan tradisional Tanaman semusim diusahakan
pada lahan dengan kelerengan terjal
Belum ada jalur hijau disepanjang badan sungai
01/05/2023 4
Tubuh Air Lahan
Dal
am K
awas
an H
uta
n
1. Erosi tebing sungai yang tinggi 1.Pembakaran hutan, penebangan liar, peladangan berpindah, perambahan hutan termasuk pencurian kayu.
2. Tebal solum yang tipis dengan tingkat kelerengan yang curam (banyak tanah granit terbuka) menjadikan tanah mudah erosi dan longsor.
3. Sistem pengolahan lahan serta kawasan tidak menerapkan kaidah konservasi dan masih bersifat tradisional.
4. Pembukaan lahan dengan tanaman semusim.
5. Belum adanya batas dan aturan jalur hijau sepanjang DAS
Luar
Kaw
asan
Hu
tan
1. Penguasaan jaring apung dan lahan sekitar pesisir bukan oleh masyarakat setempat namun juga oleh para oknum pejabat.
2. Tingginya angka ketergantungan ekonomi pada kawasan danau berakibat rebutan kapling lahan pada tepian Danau Limboto
3. Erosi tebing sungai yang tinggi 4. Pendangkalan Danau Limboto 5. Kualitas air danau menurun 6. Produktifitas perikanan menurun 7. Pertumbuhan eceng gondok yang
sangat tinggi karena eutrofikasi yang berlebih di Danau Limboto
8. Perilaku yang menjadikan sungai sebagai TP sampah.
1. Penataan pemukiman penduduk yang tidak teratur
2. Tingginya laju pemukiman dibantaran sungai dan masyarakat yang bermukim dipesisir danau semakin masuk ke areal kawasan danau dan terjadi Okupasi tanah timbul di kawasan Danau Limboto oleh masyarakat
3. Tingginya angka eksploitasi kawasan berakibat penataan ruang yang semraut.
4. Pemukiman masyarakat peladang sekitar bantaran sungai.
5. Masalah sanitasi lingkungan. Ternak (sapi) yang digembalakan membuang kotoran disembarang tempat, sangat mengganggu jika dekat kawasan pemukiman
6. Banjir, terutama di wilayah sekitar Danau Limboto.
01/05/2023 5
Danauo Limbah Domestiko Budidaya ikan oleh
masyarakat dalam danau o Sedimentasi dari daerah
huluo Pencemaran bahan organik
terhadap kualitas air danau o Pengaruh eutrofikasi
tanaman pengganggu mempercepat proses pendangkalan
PERMASALAHAN UMUM
01/05/2023 6
OKUPASI TANAH TIMBUL DI KAWASAN DANAU LIMBOTO
01/05/2023 7
MASALAH BANJIR• Dengan curah hujan yang relatif sama antara
1700 – 2000mm/tahun. • Pendangkalan danau setinggi 46.66 cm/tahun
dan penyempitan danau sebesar 66.66 Ha dan terjadi penurunan muka air normal danau sebesar kurang lebih 1,75 cm/tahun. – Hasil analisis spasial menunjukan bahwa
ratio limpasan permukaan terhadap curah hujan di DAS Limboto, 19 % dalam kondisi sangat buruk (lebih dari 75 % CH menjadi limpasan). Sekitar 61.27 % dalam kondisi buruk (nilai rasio 50 – 75 %). Daerah–daerah dengan kondisi sangat buruk ini berpotensi banjir atau terjadi genangan jika terjadi hujan.
01/05/2023 8
PETA SEBARAN LIMPASAN TERHADAP CURAH HUJAN
01/05/2023 9
EROSI
TAHUN LUAS (Ha)
KEDALAMAN (Mtr)
1932 7.000 30
1955 6.875 16
1961 4.250 10
1990 3.000 2,5
2008 3.000 2,5
Luas dan Kedalaman D.Limboto (1932-2008)
Kondisi Danau Limboto tahun 1982-2004
Kondisi Danau Limboto tahun 1982 Kondisi Danau Limboto tahun 2002
Kondisi Danau Limboto tahun 2003 Kondisi Danau Limboto tahun 200401/05/2023 10
JUMLAH SEDIMEN DI SUB DAS LIMBOTO
Tabel 3. Hasil sedimen di setiap sub DAS di DAS Limboto
No Sub DAS Luas DAS Hasil erosi SDR Hasil Sedimen
(ha) (juta
ton/th) (%)
(Juta ton/th)
%
1 Alo 11,270 7.67 26.21 2.01 17.7 2 Batulayar 15,104 5.55 25.27 1.40 12.3 3 Biyonga Bulota 8,915 8.42 26.99 2.27 20.0 4 Marisa 7,539 4.24 27.56 1.17 10.3 5 Molamahu 12,797 4.57 25.79 1.18 10.4 6 Payunga 4,644 2.18 29.28 0.64 5.6 7 Pilolalenga 4,537 1.51 29.36 0.44 3.9 8 Pone 3,117 1.19 30.78 0.37 3.2 9 Pulubala 10,789 2.30 26.35 0.61 5.3
10 Tabongo 2,792 1.17 31.20 0.36 3.2 11 Talumelito 1,583 1.34 33.50 0.45 4.0 12 Tuladenggi 2,832 1.53 31.15 0.48 4.2 Total 85,919 41.68 11.38 100.0
Sumber : BPDAS Bone-Bolango, 2007
01/05/2023 11
PERMASALAHAN NON FISIK
1. Program pemerintah tentang pengelolaan DAS masih bersifat parsial, 2. Rendahnya pendidikan masyarakat, dan rendahnya pendapatan. 3. Peran kelembagaan masyarakat tingkat desa dan kecamatan rendah 4. Rendahnya koordinasi tingkat aparatur berwenang 5. Tingkat kesadaran masyarakat kurang terhadap lingkungan. 6. Kurangnya koordinasi antar sektor/lintas sektor pemerintah.
01/05/2023 12
Strategi Pengelolaan DAS Limboto
Strategi berbasis kelembagaan merumuskan faktor penting dalam
pengelolaan secara terpadu di DAS Limboto.
merumuskan aturan kelembagaan merumuskan instrumen pengelolaan
DAS Limboto
Strategi Pengelolaan DAS Limboto
01/05/2023 13
Strategi berbasiskan kegiatan RHL
kegiatan vegetatif,
sipil teknis berbasis lahan dan
sipil teknis berbasis alur sungai.
Strategi Pengelolaan DAS Limboto
01/05/2023 14
KESIMPULAN o Kesamaan presepsi dari hulu
hingga hiliro Lembaga yang dapat
mengkoordinir secara terpaduo Pendekatan kepada masyarakat
melalui penyuluhano Perwujudan rencana pengelolaan
DAS secara terpadu merupakan bagian dari RTRW yang dapat diimplikasikan oleh seluruh stakeholder dengan partisipasi aktif dari masyarakat.
01/05/2023 15
Terima kasih
01/05/2023 16BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MANADO