strategi pembelajaran tk
TRANSCRIPT
Strategi Pembelajaran TK
MODUL 1
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Pendidikan dan Komponen-komponen Pendidikan
Dalam arti luas pendidikan adalah segala bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mengembangkan kemampuan seoptimal
mungkin sejak lahir sampai akhir hayat. Dalam arti sempit, pendidikan identik dengan
persekolahan di mana pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang
terprogram dan terencana secara formal. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari
komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan satu
sama lain. Komponen-komponen tersebut meliputi: 1) tujuan pendidikan, 2) peserta didik, 3)
pendidik, 4) kurikulum, 5) fasilitas pendidikan, dan 6) interaksi edukatif.
Para ahli pendidikan anak berpendapat bahwa pendidikan TK merupakan pendidikan yang dapat
membantu menumbuhkembangkan anak dan pendidikan dapat membantu perkembangan anak
secara wajar. Pada hakikatnya pendidikan TK/usia dini adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini pada
hakikatnya adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kegiatan Belajar 2
Hakikat Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan, bersifat aktif
dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal, bersifat
eksploratif dan berjiwa petualang, kaya dengan fantasi, mudah frustrasi, dan memiliki daya
perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang potensial.
Kurikulum untuk anak usia dini/TK harus benar-benar memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan
tahap perkembangan dan harus dirancang untuk membuat anak mengembangkan potensi secara
utuh. Baik Kurikulum TK 1994 maupun Kurikulum TK 2004 pada dasarnya sama memuat aspek-
aspek perkembangan yang dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh yang mencakup
bidang pengembangan perilaku melalui pembiasaan dan bidang kemampuan dasar.
Pembelajaran anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi bermain
(belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi
perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan
cara-cara yang tepat. Pendekatan yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak
MODUL 2
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TK
Kegiatan Belajar 1
Hakikat Perkembangan
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang
berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat. Perkembangan juga
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang individu menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis. Sistematis, berarti perubahan
dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-
bagian organisme. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan
mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan,
berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara bertahap dan
berurutan.
Perkembangan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Perkembangan merupakan proses yang
tidak pernah berhenti. 2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. 3) Perkembangan
mengikuti pola atau arah tertentu. 4) Perkembangan terjadi pada tempat yang berlainan. 5) Setiap
fase perkembangan mempunyai ciri khas. 6) Setiap individu yang normal akan mengalami
tahapan/fase perkembangan.
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan
kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Para ahli
mengemukakan pendapat yang berbeda tentang pembabakan atau periodisasi perkembangan ini.
Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan
analisis biologis, didaktis, dan psikologis.
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Perkembangan anak usia TK yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun
merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini
mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa.
Ketika anak mencapai tahapan usia TK (3 sampai 6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda
dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang
badan, serta keterampilan yang mereka miliki.
Dilihat dari tahapan menurut Piaget, anak usia TK berada pada tahapan praoperasional, yaitu
tahapan di mana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan
berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan
menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau
berfantasi tentang berbagai hal.
Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini
emosi anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan
emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering mereka perlihatkan dan sering berebut
perhatian guru.
Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil
belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui
kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Bagi anak
prasekolah, kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak semakin berkembang.
Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan
yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti
bertanya, berdialog, dan menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebut
nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat menambah perbendaharaan kata.
MODUL 3
PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN
Kegiatan Belajar 1
Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak menuntut pendidik yang memiliki kemampuan
profesional, sosial dan pribadi yang baik. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik
atau guru Taman Kanak-kanak adalah memahami perkembangan anak. Pemahaman tentang
karakteristik perkembangan anak memberikan kontribusi terhadap pendidik untuk merancang
kegiatan, menata lingkungan belajar, mengimplementasikan pembelajaran serta mengevaluasi
perkembangan dan belajar anak.
Prinsip-prinsip perkembangan anak meliputi: (1) anak berkembang secara holistik, (2)
perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur, (3) perkembangan anak berlangsung pada
tingkat yang beragam di dalam dan di antara anak, (4) perkembangan baru didasarkan pada
perkembangan sebelumnya, (5) perkembangan mempunyai pengaruh yang bersifat kumulatif.
Prinsip-prinsip perkembangan anak tersebut memberikan implikasi bagi pendidik dalam
menentukan tujuan, memilih bahan ajar, menentukan strategi, memilih dan menggunakan media,
serta mengevaluasi perkembangan dan mendukung belajar anak secara optimal.
Kegiatan Belajar 2
Dasar Pemikiran dan Pengertian Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan
Ada beberapa hal yang mendasari munculnya praktik pembelajaran yang berorientasi
perkembangan, antara lain meningkatnya praktik pembelajaran yang bersifat formal di lembaga-
lembaga pendidikan anak usia dini, kuatnya tuntutan dan tekanan orang tua dan masyarakat
terhadap pengajaran yang lebih bersifat akademik, kesalahpahaman masyarakat tentang konsep
pendidikan anak usia dini.
Pembelajaran yang berorientasi perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu (1)
berorientasi pada usia, (2) berorientasi pada anak secara individual, dan (3) berorientasi pada
konteks sosial budaya anak.
Praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan menekankan pada hal-hal sebagai berikut:
(1) anak secara holistik, (2) program pendidikan yang bersifat individual, (3) pentingnya kegiatan
yang diprakarsai anak, (4) fleksibel, lingkungan kelas menstimulasi anak, (5) pentingnya bermain
sebagai wahana belajar, (6) kurikulum terpadu, (7) belajar melalui bekerja, (8) memberikan pilihan
kepada anak tentang apa dan bagaimana caranya belajar, (9) penilaian bersifat kontinu, dan (10)
bermitra dengan orang tua untuk mendukung perkembangan dan belajar anak.
Kegiatan Belajar 3
Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-kanak
Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan dapat diidentifikasi dari beberapa
dimensi, sebagai berikut.
1. Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar.
2. Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu.
3. Lingkungan dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi
aktif, mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan lingkungannya.
4. Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkret dan memberi kesempatan
kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
5. Mendorong anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa
secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan
menulis dini.
6. Strategi pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya secara
individual dan dalam kelompok kecil.
7. Motivasi dan bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya, mengembangkan
keterampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri.
8. Kurikulum diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa, dan
seni.
9. Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi.
10. Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melakukan
kegiatan tersebut.
MODUL 4
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Belajar 1
Pengertian dan Komponen-komponen Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan
kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat tercapai.
Perencanaan pembelajaran mengandung komponen-komponen yang ditata secara sistematis
dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama
lain.
Komponen-komponen perencanaan pembelajaran meliputi:
1. Tujuan merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran merupakan
proyeksi tentang hasil belajar atau kemampuan yang harus dicapai anak setelah belajar.
2. Materi adalah bahan yang akan diajarkan agar tujuan tercapai.
3. Kegiatan belajar mengajar adalah proyeksi kegiatan belajar yang harus dilakukan anak agar
tujuan tercapai.
4. Media dan sumber belajar merupakan salah satu komponen yang memberi dukungan
terhadap proses belajar.
5. Evaluasi merupakan suatu proses memilih, mengumpulkan informasi untuk membuat
keputusan. Evaluasi sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan.
Kegiatan Belajar 2
Prosedur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Salah satu tugas guru adalah membuat perencanaan pembelajaran.
Jenis-jenis perencanaan di TK meliputi Perencanaan Tahunan, Perencanaan Semester,
Perencanaan Mingguan (SKM), Perencanaan Harian (SKH). Perencanaan Tahunan, memuat
keterampilan, kemampuan, pembiasaan-pembiasaan dan tema-tema yang sesuai dengan minat
anak dan dekat dengan lingkungan anak.
Perencanaan semester merupakan penjabaran dari perencanaan tahunan yang dibagi ke dalam
dua semester.
Perencanaan Mingguan berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan yang telah
direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan tema pada minggu itu.
Perencanaan Harian (SKH) merupakan perencanaan operasional yang disusun oleh guru dan
merupakan acuan dalam melaksanakan pembelajaran. SKH dijabarkan dari SKM.
MODUL 5
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
Kegiatan Belajar 1
Konsep Belajar dan Prinsip-prinsip Belajar Anak
1. Belajar adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan. Prinsip-
prinsip belajar merupakan suatu ketentuan yang harus dilakukan anak ketika ia belajar.
2. Anak adalah pebelajar aktif. Ketika bergerak anak mencari stimulasi yang dapat
meningkatkan kesempatan untuk belajar. Anak menggunakan seluruh tubuhnya sebagai
alat untuk belajar. Anak secara energik mencari cara untuk menghasilkan potensi
maksimum.
3. Belajar anak dipengaruhi kematangan. Guru harus memahami bagaimana kematangan
anak dapat dicapai dan apa yang perlu dilakukan untuk memfasilitasi matangan tersebut.
4. Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan. Tidak hanya lingkungan fisik tetapi juga
lingkungan belajar.
5. Anak belajar melalui kombinasi lingkungan fisik, sosial dan refleksi. Dengan pengalaman
tersebut anak memperoleh pengetahuannya. Tugas guru bagaimana menyediakan
lingkungan yang memungkinkan anak memperoleh pengalaman fisik, sosial dan mampu
merefleksikannya.
6. Anak belajar dengan gaya yang berbeda. Ada yang tipe visual, tipe auditif dan tipe
kinestetik.
7. Anak belajar melalui bermain. Melalui bermain anak dapat memahami menciptakan
memanipulasi simbol-simbol dan mentransformasi objek-objek tersebut
Kegiatan Belajar 2
Variabel Strategi Pembelajaran
1. Tujuan. Karakteristik tujuan perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajran, apakah berkaitan dengan, pengembangan kognitif, bahasa, sosial
emosi, fisik, moral agama , motorik.
2. Tema, tema pembelajaran di TK, meliputi 20 tema, masing-masing tema memiliki
karakteristik tersendiri. Dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran
karakteristik tema merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan.
3. Kegiatan. Kegiatan perlu pula dipertimbangakan karena belajar di TK tidak hanya
dilaksanakan di dalam kelas tetapi juga ada kegiatan belajar di luar kelas.
4. Anak. Anak perlu dipertimbangkan, karena anak memilki karakteristik dalam
perkembangan dan belajarnya anak itu unik dan memilki potensi untuk belajar.
5. Media dan Sumber belajar. Media dan sumber belajar yang dipilih harus dapat mendukung
terlaksananya proses belajar yang efektif dan relevan dengan strategi pembelajaran yang
dipilih guru.
6. Guru-guru merupakan faktor penentu dalam keberhasilan belajar anak. Kepiawaian guru
dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.
MODUL 6
PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Kegiatan Belajar 1
Pengertian dan Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan
belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai
metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi
pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.
Terdapat beberapa kriteria yang harus menjadi pertimbangan guru dalam memilih strategi
pembelajaran, yaitu (1) karakteristik tujuan pembelajaran apakah untuk pengembangan aspek
kognitif, aspek afektif atau psikomotor. Atau apakah pembelajaran itu bertujuan untuk
mengembangkan domain fisik-motorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika; (2)
karakteristik anak sebagai peserta didik baik usianya maupun kemampuannya; (3) karakteristik
tempat yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran apakah di luar atau di dalam ruangan;
(4) karakteristik tema atau bahan ajar yang akan disajikan kepada anak; dan (5) karakteristik pola
kegiatan yang akan digunakan apakah melalui pengarahan langsung, semi kreatif atau kreatif.
Semua kriteria ini memberikan implikasi bagi guru untuk memilih stratgei pembelajaran yang
paling tepat digunakan di Taman Kanak-kanak
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Cara Belajar Anak
Anak belajar dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Beberapa karakteristik cara belajar
anak itu antara lain (1) anak belajar melalui bermain; (2) anak belajar dengan cara membangun
pengetahuannya; (3) anak belajar secara alamiah, dan (4) anak belajar paling baik jika yang
dipelajarinya menyeluruh, bermakna, menarik, dan fungsional.
Bermain sebagai salah satu cara belajar anak memiliki ciri-ciri simbolik, bermakna, aktif,
menyenangkan, suka rela, ditentukan oleh aturan, dan episodik.
Para ahli teori konstruktivisme mempunyai pandangan tentang cara belajar anak yaitu bahwa anak
belajar dengan cara membangun pengetahuannya melalui kegiatan mengeksplorasi objek-objek
dan peristiwa yang ada di lingkungannya dan melalui interaksi sosial dan pembelajaran dengan
orang dewasa.
Lingkungan yang diciptakan secara kondusif akan mengundang anak untuk belajar secara alamiah
tanpa paksaan sehingga apa yang dipelajari anak dari lingkungannya adalah hal-hal yang benar-
benar bermakna, fungsional, menarik dan bersifat menyeluruh.
MODUL 7
JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK
Kegiatan Belajar 1
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Umum di Taman Kanak-kanak
Ada beberapa jenis strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di Taman Kanak-kanak.
Strategi pembelajaran tersebut pada umumnya lebih menekankan pada aktivitas anak dalam
belajar, namun, tidak berarti peranan guru pasif. Guru harus berperan sebagai fasilitator yang
dapat memberikan kemudahan dan kelancaran kepada anak dalam proses belajar.
Jenis-jenis strategi pembelajaran umum tersebut adalah: (1) meningkatkan keterlibatan indra, (2)
mempersiapkan isyarat lingkungan, (3) analisis tugas, (4) scaffolding, (5) praktik terbimbing, (6)
undangan/ajakan, (7) refleksi tingkah laku/tindakan, (8) refleksi kata-kata, (9) contoh atau
modelling, (10) penghargaan efektif), (11) menceritakan/menjelaskan/menginformasikan, (12) do-
it-signal, (13) tantangan, (14) pertanyaan, dan (15) kesenyapan.
Strategi-strategi pembelajaran tersebut dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam keseluruhan
proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi.
Kegiatan Belajar 2
Strategi Pembelajaran Khusus di Taman Kanak-kanak
Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat diterapkan di Taman Kanak-
kanak. Penerapan strategi pembelajaran khusus tersebut pada prinsipnya sama dengan penerapan
strategi pembelajaran umum, yaitu harus mempertimbangkan karakteristik tujuan, karakteristik
anak dan cara belajarnya, karakteristik tempat yang akan digunakan, dan pola kegiatan.
Jenis-jenis strategi pembelajaran khusus tersebut adalah (1) kegiatan eeksploratori, (2) Penemuan
Terbimbing, (3) Pemecahan Masalah, (4) Diskusi, (5) Belajar Kooperatif, (6) Demonstrasi, dan (7)
Pengajaran Langsung.
Di samping strategi pembelajaran di atas, guru Taman Kanak-kanak dituntut untuk dapat
menggunakan strategi pembelajaran lainnya sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.
MODUL 8
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA ANAK
Kegiatan Belajar 1
Rasional Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Anak pada hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang. Pembelajaran yang berpusat
pada anak banyak diwarnai paham konstruktivis yang dimotori Piaget dan Vigotsky.
Anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Mereka membangun pengetahuannya
ketika berinteraksi dengan objek, benda, lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial.
Yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak adalah pendekatan perkembangan dan
pendekatan belajar aktif.
Belajar aktif merupakan proses dimana anak usia dini mengeksplorasi lingkungan melalui
mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan badan mereka menyentuh, mencium, meraba
dan membuat sesuatu terjadi dengan objek-objek di sekitar mereka.
Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) prakarsa kegiatan
tumbuh dari minat dan keinginan anak, 2) Anak-anak memilh bahan dan memutuskan apa yang
ingin ia kerjakan, 3) Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya, 4)
Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung, 5) Anak mentransformasikan dan
menggabungkan bahan-bahan, 6) Anak menggunakan otot kasarnya, 7) Anak menceritakan
pengalamannya.
Kegiatan Belajar 2
Prosedur Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Pembelajaran yang berpusat pada anak harus direncanakan dan diupayakan dengan matang.
Upaya yang dilakukan adalah dengan merencanakan dan menyediakan bahan/peralatan yang
dapat mendukung perkembangan dan belajar anak secara komprehensif. Untuk itu perlu
disediakan area-area yang memungkinkan berbagai kegiatan sesuai pilihannya.
Area- area tersebut meliputi:
1. Area Pasir dan Air.
2. Area Balok.
3. Area Rumah dan Bermain Drama.
4. Area Seni.
5. Area Manipulatif.
6. Area Membaca dan menulis.
7. Area pertukangan atau kerja Kayu.
8. Area musik dan gerak.
9. Area komputer.
10. Area bermain di luar ruangan.
Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada anak meliputi: tahap perencanaan, tahap bekerja
dan tahap melaporkan kembali.
Kegiatan Belajar 3
Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Plan Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak. Dalam
pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai dengan minat dan keinginannya,
mulai dari membuat perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan kembali (Review).
Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
1. Tahap merencanakan (Planning Time).
2. Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan
mereka lakukan selanjutnya.
3. Tahap Bekerja (Work Time).
4. Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak
mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.
5. Tahap Review (Recall).
6. Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak pada tahap
bekerja.
MODUL 9
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN
Kegiatan Belajar 1
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain adalah kodrat anak.
Bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus pada
proses, memberi ganjaran secara intrinsik, meyenangkan dan fleksibel.
Kriteria dalam kegiatan bermain adalah memotivasi intrinsik, memiliki pengaruh positif, bukan
dikerjakan sambil lalu. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya, serta bermain memiliki
kelenturan.
Fungsi bermain bagai anak TK adalah: Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Untuk
melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata. Untuk melakukan berbagai peran
yang ada di dalam kehidupan nyata.
Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Untuk
menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng. Untuk melepaskan dorongan-
dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pencuri. Untuk kilas balik peran-
peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan
seperti gosok gigi, serta untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian
masalah.
Ditinjau dari dimensi perkembangan sosial, bermain digolongkan sebagai berikut: bermain soliter,
bermain secara paralel, bermain asosiatif, dan bermain secara kooperatif.
Kegiatan Belajar 2
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bermain Anak
Rancangan kegiatan bermain meliputi penentuan tujuan dan tema kegiatan bermain; macam
kegiatan bermain; tempat dan ruang bermain; bahan dan peralatan bermain; dan urutan langkah
bermain.
Tujuan kegiatan bermain bagi anak usia TK adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh
aspek perkembangan anak usia TK, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas,
emosi atau sosial. Kegiatan bermain akan memberikan hasil yang optimal apabila kegiatan itu
dirancang dengan saksama dan tidak secara kebetulan. Tema yang akan dipilih dapat mengacu
pada 20 tema yang terdapat dalam PKB TK 1994.
Menentukan jenis kegiatan bermain yang akan dipilih sangat tergantung kepada tujuan dan tema
yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan jenis kegiatan bermain diikuti dengan jumlah
peserta kegiatan bermain. Selanjutnya ditentukan tempat dan ruang bermain yang akan
digunakan, apakah di dalam atau di luar ruangan kelas, hal itu sepenuhnya tergantung pada jenis
permainan yang dipilih.
Sebelum melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Langkah berikutnya adalah
menentukan urutan langkah bermain yang disertai dengan penetapan kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh setiap peserta permainan.
Kegiatan Belajar 3
Contoh Penerapan Pembelajaran melalui Bermain
Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
1. Kegiatan prabermain
2. Kegiatan bermain
3. Kegiatan penutup
Pada kegiatan prabermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
1. Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain
2. Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan
bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai dengan akhir
kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain sangat tergantung pada jenis
permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti permainan.
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain. Pada kegiatan
ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang sepatutnya dikembangkan dan dimiliki
oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan
masalah dan sebagainya.
Evaluasi atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang
keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan kegiatan
bermain yang telah ditetapkan sebelumnya
.
MODUL 10PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERCERITA
Kegiatan Belajar 1
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman Kanak-
kanak. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita
yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan
pendidikan bagi anak TK.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak haruslah
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak TK.
2. Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, dan
mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita
3. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik
dan menarik.
Beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca
langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel,
menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita dengan menggunakan
jari-jari tangan.
Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol
kegiatan yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih efektif. Selain itu tempat duduk pun harus
diatur sedemikian rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang
lebih efektif.
Kegiatan Belajar 2
Prosedur Penerapan Pembelajaran melalui Bercerita
Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak
serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih
dahulu harus merancang kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara
sistematis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan dan tema cerita.
2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
4. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita.
a. mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
b. mengatur tempat duduk;
c. melaksanakan kegiatan pembukaan;
d. mengembangkan cerita;
e. menetapkan teknik bertutur;
f. mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Kegiatan Belajar 3
Penerapan Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Penerapan strategi pembelajaran melalui bercerita mengacu pada prosedur pembelajaran yang
telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:
1. Menetapkan tujuan dan tema cerita.
2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
4. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita:
a. mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
b. mengatur tempat duduk;
c. melaksanakan kegiatan pembukaan;
d. mengembangkan cerita;
e. menetapkan teknik bertutur;
f. mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh guru menjadi
acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya. Guru memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk
cerita yang dipilih, sepanjang bisa menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan alat yang
dipergunakan dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada bentuk cerita yang dipilih
sebelumnya.
Pengaturan tempat duduk, merupakan hal yang patut mendapat perhatian karena pengaturan
yang baik membuat anak merasa nyaman dan dapat mengikuti cerita di samping teknik bercerita,
dan teknik penilaian.
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dilaksanakan penilaian dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk menumbuhkan pemahaman
anak aka nisi cerita yang telah disampaikan.
MODUL 11
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERNYANYI
Kegiatan Belajar 1
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bernyanyi
1. Bernyanyi
Bernyanyi pada dasarnya merupakan bakat alamiah yang dimiliki oleh seorang individu.
Sejak lahir bayi telah mulai mengenal suara, ritme atau melodi melalui lagu yang
dilantunkan oleh ibunya. Di Taman Kanak-kanak, kegiatan bernyanyi merupakan sebuah
kegiatan yang dapat diintegarasikan ke dalam pembelajaran
2. Manfaat Bernyanyi
Kegiatan bernyanyi itu sendiri memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak.
Diantaranya dapat mengurangi rasa cemas, menimbulkan rasa percaya diri, menumbuhkan
kreativitas anak serta sebagai salah satu alat untuk mengungkapkan emosi dan perasaan
Kegiatan Belajar 2
Prosedur Penerapan Pembelajaran melalui Bernyanyi
Pengalaman dalam bermusik dapat membantu mengembangkan kemampuan daya pikir dan
bahasa anak serta dapat dijadikan sebagai pusat lingkungan belajar anak secara lebih menyeluruh.
Dalam mengembnagkan prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui bernyanyi guru harus
mempertimbangkan karakteristik anak sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih bermakna.
Terdapat tiga tahap dalam prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui bernyanyi, yaitu :
a. Tahap perncanaan
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap penilaian
Kegiatan Belajar 3
Penerapan Pembelajaran melalui Bernyanyi
Penerapan Strategi pembelajaran melalui bernyanyi mengacu pada prosedur pembelajaran yang
telah dikembangkan sebelumnya, yaitu melalui tiga tahap sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini Anda mulai menentukan tujuan yang ingin dicapai, berupa tingkat
pemahaman dan ketrampilan yang diharapkan dimiliki oleh anak ketika pembelajaran
selesai. Selanjutnya Anda menentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Dilanjutkan
dnegan menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh anak dlaam pembelajaran
tersebut. Langkah terakhir adalah menetapkan alat penilaian untuk melihat ketercapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini Anda harus menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui anak selama
proses pembelajaran berlangsung. Tahapan kegiatan tersebut meliputi:
a. Kegiatan awal
b. Kegiatan tambahan
c. Kegiatan pengembangan
3. Tahap Penilaian
Pada tahap ini Anda menetapkan alat penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian
tujuan. Penilaian mengacu pada daftar pertanyaan yang dilakukan melalui pengamatan
dengan mengacu pada daftra pertanyaan yang telah disusun
MODUL 12
STRATEGI PEMBELAJARAN TERPADU
Kegiatan Belajar 1
Rasional Strategi Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan
mengintegrasikan kegiatan ke dalam semua bidang kurikulum atau bidang-bidang pengembangan
yang meliputi pengembangan aspek kognitif, bahasa, fisik-motorik, social-emosi, estetika, social,
moral, dan agama. Yang menjadi focus dalam pembelajaran terpadu adalah tema.
Pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut: dilakukan melalui kegiatan
pengalaman langsung, sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, memberikan kesempatan
kepada anak untuk menggunakan semua pemikirannya, menggunakan bermain sebagai wahana
belajar, menghargai perbedaan individu, melibatkan orang tua atau keluarga anak untuk
mengoptimalkan pembelajaran.
Prinsp pembelajaran terpadu adalah: berorientasi pada perkembangan anak, kegiatannya
dikaitkan dnegan pengalaman nyata anak, bahan ajarnya dapat dieksplorasi oleh anak,
mengintegrasikan isi dan proses belajar, melibatkan penemuan aktif, memadukan berbagai bidang
pengembangan, kegiatan belajar bervariasi, memiliki potensi untuk dilaksanakan melalui proyek
oleh anak, waktu fleksibel, melibatkan anggota keluarga anak, tema dapat diperluas, dan direvisi
seusia dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan anak
Pembelajaran terpadumemiliki manfaat: (1) meningkatkan perkembangan konsep anak (2)
memungkinkan anak untuk mengeksplorasi pengetahuan melalui berbagai kegiatan, (3)
membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya, (4)
dapat dilaksanakan pada jenjang program yang berbeda, untuk semua tingkat usia, dan untuk
anak-anak berkebutuhan khusus.
Kegiatan Belajar 2
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu menuntut guru untuk bekerja secara professional mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap penilaian. Agar pembelajaran terpadu dapat mencapai
tujuan yang diharapkan guru harus menempuh prosedur-prosedur sebagai berikut.
1. Memilih tema
Memilih tema terpadu dapat bersumber dari: (a) minat anak, (b) peristiwa khusus (c)
kejadian yang tidak diduga (d) materi yang dimandatkan oleh lembaga, (e) orang tua dan
guru. Kriteria pemilihan tema adalah; (a) relevansi topic dengan anak, (b) pengalaman
langsung, (c) keragaman dan keseimbangan dalam area kurikulum, (d) ketersediaan alat-
alat, (e) potensi proyek
2. Penjabaran tema
Tema yang sudah dipilih harus dijabarkan ke dalam sub tema dan konsep-konsep yang di
dalamnya terkandung istilah, fakta dan prinsip, kemudian jabarkan kedalam, bidang-bidang
pengembangan dan kegiatan belajar yang lebih operasional.
3. Perencanaan
Perencanaan harus dibuat secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui
langkah-langkah apa yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan
belajar, waktu, pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-alat permainan yang
diperlukan, dan penilaian yang akan dilakukan
4. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan lakukan dan kembangkanlah kegiatan belajar sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Lakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan
kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan anak
5. Penilaian
Penilaian dilakukan pada pelaksanaan dan akhir kegiatan pembelajaran dengan tujuan
untuk mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melalui kegiatan pembelajaran
terpadu
Kegiatan Belajar 3
Penerapan Stratgei Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai salah satu pendekatan pembelajaran dapat diterapkan di lembaga
pendidikan anak usia dini pada umumnya dan Taman Kanak-kanak pada khususnya. Penerapan
strategi pembelajaran tersebut terutama harus didasarkan pada pertimbangan karakteristik-
karakteristik anak dan tujuan pembelajaran.
Agar penerapan strategi pembelajaran terpadu berlangsung secara efektif maka harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagaimana telah dikemukakan dalam pembahasan konsep dasar
strategi pembelajarn terpadu. Stratgei pembelajaran terpadu ditempuh melalui langkah-langkah :
(1) memilih tema, (2) mengembangkan tema ke dalam sub tema dan konsep, (3) mengembagkan
tema ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang operasional, (4) membuat
perencanaan pembelajaran, (5) melaksanakan pembelajaran, (6) melaksanakan evaluasi.
Pemilihan tema dalam pembelajaran terpadu didasarkan pada minat anak tentang objek yang
mereka lihat dalam pengalaman nyata sehari-hari. Tema seperti itu akan lebih menarik perhatian
anak daripada tema-tema yang didasarkan atas kebutuhan guru atau lembaga yang belum tentu
relevan dengan minat dan perhatian anak. Pengembangan tema ke dalam sub tema serta
pengemabangan tema ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan yang lebih
operasional dapat dilakukan oleh guru dengan teman sejawat atau dengan cara melakukan
percakapan informal dengan anak-anak yang akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Tema yang dipetakan dalam jaringan temaharus dituangkan dalam bentuk perencanaan
pembelajaran secara tertulis agar guru dapat mengetahui langkah-langkah kegiatan yang akan
dilaksankaan secara sitematis. Perencanaan pembelajaran harus menggambarkan tujuan yang
diharapakan diapai oleh anak, kegiatan belajar, pengorganisasian kelas, media dan sumber serta
pengembangan alat evaluas. Pada tahap perencanaan juga harus dilakukan pengelompokkan anak
berdasarkan minat mereka terhadap kegiatan belejar yang telah direncanakan.
Tahap pelaksanaan dikembangkan sesuai dengan rencana yan telah dirumuskan namun harus
fleksibel. Pada tahap evaluasi pihak lembaga dapat melibatkan pihak orang tua untuk melihat hasil
karya yang telah dibuat oleh anak. Evaluasi tidak hanya dilakukan pada akhir pembelajaran tetapi
juga pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
yang telah dicapai oleh anak.