strategi pemasaran pada“rumah talas”...

51
STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” GURIH 7 BOGOR, JAWA BARAT DINA MAILINA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: ngokien

Post on 07-May-2018

257 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” GURIH 7

BOGOR, JAWA BARAT

DINA MAILINA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pemasaran

“Rumah Talas”Gurih 7 Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan

dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Dina Mailina

NIM H34100050

Page 3: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

i

ABSTRAK

DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa Barat.

Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA.

“Rumah Talas” Gurih 7 merupakan perusahaan pionir yang memproduksi

produk olahan tepung talas seperti talas rol, lapis talas, brownies, dan masih

banyak lainnya sebagai oleh-oleh khas Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan, menganalisis alternatif

strategi dan merekomendasikan alternatif strategi. Penelitian menggunakan

matriks SWOT . Hasil penelitian menunjukkan kondisi internal perusahaan yaitu

tekstur produk, keragaman produk, lokasi perusahaan, inovasi, mutu produk,

saluran distribusi, tampilan produk, promosi, kuantitas produk, produk yang

dipajang, harga produk, dan sertifikasi produk. Penelitian juga menunjukkan

kondisi eksternal perusahaan yaitu pengeluaran penduduk, pertumbuhan

penduduk, daerah wisata, perkembangan teknologi, kekuatan tawar menawar

pemasok, produk substitusi, hambatan masuk industri, tingkat persaingan, dan

kekuatan tawar menawar pembeli. Hasil analisis SWOT menghasilkan sepuluh

alternatif strategi.

Kata kunci: Gurih 7, “Rumah Talas”, Strategi Pemasaran, SWOT

ABSTRACT

DINA MAILINA. Marketing Strategy “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, West Java.

Supervised by WAHYU BUDI PRIATNA.

“Rumah Talas” Gurih 7 is a First Company that produced taro product like

taro roll, layered cake, brownies, and etc as souvenirs of Bogor. The study aimed

to identify the internal and external factors, analyzing alternatif strategy, and

recommends alternative strategic. Research using the SWOT matrix. The result

show that the company’s internal condition of product texture, product diversity,

location, inovation, product quality, distributive channel, product display,

promotion, product quantity, price, and product certification. Research also show

the company’s external condition which pending population, increasing

population, tourist areas, development of technology, bargaining power of

suppliers, subtitution product, increasing competition, industry entry barriers, and

strength of buyers. Based on the SWOT analysis produced ten alternatif strategis.

Keywords: Gurih 7, Marketing Strategy, “Rumah Talas”, SWOT

Page 4: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

ii

STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” GURIH 7

BOGOR, JAWA BARAT

DINA MAILINA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 5: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

iii

Judul Skripsi : Strategi Pemasaran pada“Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa Barat

Nama : Dina Mailina

NIM : H34100050

Disetujui oleh

Dr Ir Wahyu Budi Priatna MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 6: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

iv

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini dengan

judul Strategi Pemasaran Pada “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna MSi

selaku pembimbing, serta Ibu Dr.Ir.Ratna Winandi, MS dan Ibu Eva Yolyna

Aviny, SP, MM selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran. Di

samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada bapak Heru Setiawan dari

pihak “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor dan Ir Dinar Dahlia Nalan dari pihak

Disperindagkop Kota Bogor yang telah membantu selama pengumpulan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga,

dan teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2014

Dina Mailina

Page 7: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

v

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3 Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

KERANGKA PENELITIAN 5 Kerangka Penelitian Teoritis 5

Strategi Pemasaran 5 Analisis Lingkungan Perusahaan 5 Matriks SWOT 11

Kerangka Pemikiran Operasional 11 METODE PENELITIAN 13

Lokasi dan Waktu Penelitian 13 Jenis dan Sumber Data 13 Pengumpulan Data 14 Penentuan Responden 14 Analisis Data 14

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 16

Sejarah Pendirian “Rumah Talas” 16 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 17 Struktur Organisasi Perusahaan 17

HASIL DAN PEMBAHASAN 19 Analisis Lingkungan Perusahaan 19

Analisis Lingkungan Eksternal 20 Analisis Lingkungan Internal 27

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan 30 Analisis Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) 30 Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) 32

Analisis Matriks SWOT 33 SIMPULAN DAN SARAN 38

Simpulan 38 Saran 38

DAFTAR PUSTAKA 39 RIWAYAT HIDUP 42

Page 8: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

vi

DAFTAR TABEL

1 Jenis dan sumber data 13 2 Matriks SWOT 15 3 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan

kota Bogor tahun 2006-2010 20 4 Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan Kota Bogor tahun 2008-2012 21 5 Perkembangan laju inflasi Kota Bogor pada tahun 2008-2012 22 6 Jumlah penduduk Kota Bogor tahun 2005-2010 23 7 Matriks SWOT strategi pemasaran "Rumah Talas" Gurih 7 Bogor 34

DAFTAR GAMBAR

1 Langkah-langkah dalam pemasaran 6 2 Kerangka Pemikiran Operasional strategi pemasaran pada usaha

Rumah Talas Gurih 7 Bogor 12 3 Struktur organisasi “Rumah Talas” Tahun 2013 19

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar harga produk “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor 402 2 Kemasan produk "Rumah Talas" Gurih 7 Bogor 413

Page 9: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Program pemerintah mengenai pelaksanaan program diversifikasi pangan

menyebabkan tingginya minat masyarakat untuk melakukan inovasi bahan pangan

yang ada, sehingga menjadi produk olahan pangan yang dapat menggantikan

beras. Tingginya konsumsi beras menyebabkan Indonesia mengimpor beras untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan utama tersebut. Salah

satu bahan pangan alternatif yang saat ini sudah dikembangkan adalah talas.

Tanaman talas menyebar hampir merata di seluruh wilayah Indonesia, meskipun

sentra produksinya terdapat di daerah tertentu. Hal ini disebabkan oleh kesesuaian

lahan dan budaya masyarakat dalam mengembangkan talas tersebut. Sentra

produksi talas di Indonesia adalah Bogor dan Malang. Beberapa daerah lain pun

mampu menghasilkan talas, namun dengan jumlah yang tidak terlalu besar. Data

produksi talas ini belum tercatat dengan lengkap di tingkat nasional (Purwono dan

Heni P 2007).

Kota Bogor telah lama dikenal sebagai daerah penghasil talas, yang lazim

disebut talas Bogor. Talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan

tambahan. Talas mempunyai keragaman bentuk dan rasa umbinya memiliki nilai

ekonomis yang cukup tinggi. Umbi, pelepah dan daunnya dapat dimanfaatkan

sebagai bahan makanan, obat, pembungkus, serta pakan ternak (Danuminarja

1978). Pemerintah daerah Bogor memberikan anggaran dana tersendiri bagi

pengembangan produktivitas tanaman yang berbahasa latin Colocasia Esculenia

(L.) Schott ini. Selain menjadi produk pangan alternatif, pengolahan talas ini juga

memberikan kontribusi positif bagi pendapatan kota dan kabupaten Bogor. Kota

Bogor sebagai salah satu tempat wisata ilmiah memberikan peluang untuk

mengembangkan komoditi talas tidak hanya dari aspek hulu (onfarm), tetapi

berpotensi juga di aspek hilir (off farm) khususnya bagi industri makanan. Di

daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah, talas dapat diolah menjadi tepung talas.

Tepung talas inilah yang bisa menjadi bahan baku berbagai jenis makanan.

Tepung talas tersebut dapat diolah menjadi brownies, bolu gulung, hingga lapis

talas.

Salah satu usaha yang memanfaatkan peluang ini adalah usaha “Rumah

Talas” Gurih 7. Usaha ini bergerak di bidang kulinari dengan bahan baku talas

yang merupakan komoditi utama yang berasal dari Bogor. Usaha Rumah Talas ini

juga memiliki pesaing sejenis yang pangsa pasarnya pun tidak diragukan. Produk

subtitusi tersebut seperti lapis surabaya dan masih banyak jenis brownies yang

menggunakan bahan pangan alternatif sebagai bahan bakunya. Selain itu juga

timbulnya usaha sejenis yang berbahan baku talas merupakan barrier tersendiri

pada usaha ini. Strategi pemasaran sangat diperlukan dalam menghadapi

persaingan usaha yang ada. Sehingga mampu bertahan dalam dunia usaha kulinari

secara konsisten.

Page 10: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

2

Perumusan Masalah

Konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan,

keinginan dan permintaan manusia terhadap sesuatu. Ketiga hal tersebut akan

tercapai apabila ada proses menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk

dengan pihak lain. Trend masyarakat saat ini menginginkan produk yang cepat

saji dan memuaskan. Disamping itu, semakin tingginya pengetahuan dan ilmu

yang dimiliki konsumen menyebabkan tingginya tingkat selektifitas masyarakat

terhadap produk pangan. “Rumah Talas” Gurih 7 adalah salah satu bisnis yang

melakukan hal tersebut. Usaha ini menjadikan talas yang merupakan komoditi

utama Kota Bogor sebagai bahan baku produknya. Usaha ini berdiri sejak

November tahun 2009. Usaha ini pun didorong dari potensi talas sebagai komoditi

alternatif yang bisa dijadikan buah tangan. Produk “Rumah Talas” pun mampu

menjadi pionir olahan tepung talas di Bogor.

Produk “Rumah Talas” memiliki begitu banyak keunggulan, baik dari segi

gizi maupun rasa. Keunggulan lain yang dimiliki usaha ini ialah konsistensinya

dalam memajukan produk tradisional khas Bogor, seperti bolu talas, brownies

talas, talas geulis.Kemudian pelayanan yang ramah dan cepat juga merupakan

keunggulan dari usaha ini.

Posisi perusahaan sebagai pionir usaha tidak menjamin meningkatnya

konsistensi perusahaan dalam persaingan. Hal ini sesuai mengingat usaha kulinari

dengan bahan baku talas sudah mulai menjamur. Bahkan pesaing usaha ini

memiliki pangsa pasar tersendiri. Penurunan konsumen sebanyak hampir 60%

menyebabkan perusahaan mengalami penurunan terutama dari segi laba. Bahkan

produk “Rumah Talas” kalah saing dengan produk baru “LBS” yang merupakan

brand baru. Merupakan hambatan tersendiri pada usaha Rumah Talas Gurih 7

dalam memasarkan produknya kedepan, terutama dalam mempertahankan

konsistensinya dalam menghadapi persaingan usaha.

Strategi pemasaran merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai

keunggulan bersaing. Selain itu, strategi pemasaran juga mempunyai peranan

penting dalam mencapai keberhasilan suatu usaha. Pihak manajemen sebagai

pengambil keputusan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan

dan menetapkan strategi pemasaran yang paling sesuai bagi perusahaan. Menurut

Kotler (1996), tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan

dan keinginan pelanggan sasaran. Kegiatan pemasaran itu terdiri dari unsur

pemasaran (segmentatiton, targetting dan positioning) dan bauran pemasaran

(product, price, place, promotion, people, process dan phisyc). Sedangkan faktor-

faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran pada suatu perusahaan adalah

faktor ekternal dan faktor internal dari perusahaan tersebut. Faktor-faktor tersebut

dapat membantu melancarkan usaha yang sedang dilakukan oleh perusahaan

dalam mencapai tujuan.

Dari uraian diatas, masih terdapat kendala dalam strategi pemasaran Rumah

Talas Gurih 7 ini, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1) Mengapa produk “Rumah Talas” kalah saing dengan produk merek “LBS”?

2) Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan

kelemahan serta peluang dan ancaman bagi usaha Rumah Talas Gurih 7?

3) Bagaimana rancangan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan usaha

sejenis kedepannya?

Page 11: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

3

Tujuan Penelitian

Berbasiskan latar belakang dan perumusan masalah yang ada, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1) Menganalisis penyebab kemunduran “Rumah Talas” terhadap produk “LBS”.

2) Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi usaha Rumah Talas

Gurih 7.

3) Membuat rancangan strategi pemasaran bagi usaha Rumah Talas Gurih 7

dalam menghadapi persaingan usaha di daerah Bogor.

Manfaat Penelitian

Berbasiskan latar belakang dan perumusan masalah, maka manfaat

penelitian ini adalah:

1) Bagi penulis, hasil penelitian mampu memberikan pemahaman dan

pengetahuan baru mengenai strategi pemasaran yang ada guna

mengembangkan usaha yang telah dirintis.

2) Bagi perusahaan, hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi

terutama dalam mempertahankan konsistensi usaha saat menjamurnya usaha

sejenis dan ketika usaha dalam kondisi menurun.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi dengan hanya mengkaji strategi pemasaran yang telah

dijalankan usaha Rumah Talas Gurih 7 ini. Kemudian memberikan alternatif

pemecahan masalah persaingan yang ada melalui pendekatan matriks SWOT.

Untuk implementasinya, diberikan kepada pihak manajemen Rumah Talas Gurih

7 sebagai pengambil keputusan akhir.

TINJAUAN PUSTAKA

Berbasiskan ketahanan pangan yang ada, maka diversifikasi produk pangan

non beras saat ini mulai digalakkan. Namun, minat dan mindset masyarakat yang

agak sulit diubah menyebabkan produk diversifikasi pangan ini hanya dijadikan

makanan selingan. Selain itu, makin maraknya usaha sejenis menyebabkan

masyarakat semakin jenuh. Mengingat produk olahan yang diperoleh mengalami

stagnansi. Berbasiskan penelitian terdahulu yaitu analisis strategi pemasaran

produk brownies kukus amanda, usaha ini menggunakan bauran pemasaran 4P.

Hal ini sesuai dengan pengaruh faktor internal dan eksternal pada usaha brownies

(Sartika 2008)

Pada pendekatan bauran pemasaran yang telah dijelaskan diatas,

sebenarnya usaha “Rumah Talas” ini perlu menekankan pemenuhan tingkat

permintaan yang ada. Usaha ini masih belum bisa memenuhi permintaan

konsumen yang ada. Padahal daerah Bogor sendiri merupakan sentra talas terbesar

Page 12: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

4

di Indonesia. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh kelompok tani talas yang

masih belum siap dalam menghadapi peningkatan produktivitas saat ini. Sebab itu

diperlukan permodalan kelembagaan yang kuat guna menopang produktivitas

petani. Sehingga petani mampu memenuhi permintaan industri hilir kedepannya

(Maflahah 2010).

Dari sisi lain, kurangnya promosi serta peningkatan dari segi pemasaran

yang ada menyebabkan produk “Rumah Talas” kalah bersaing dengan produk

merek lainnya. Diperlukan pemecahan permasalahan pemasaran ini melalui

pendekatan strategi yang ada. Berbasiskan penelitian analisis bauran pemasaran

restoran gumati disebutkan, strategi yang tepat untuk mencapai fokus pemilihan

strategi bauran pemasaran restoran Bukit Gumati Batutulis yaitu dengan

menerapkan alternatif strategi bauran pemasaran yang lebih fokus pada periklanan

dan dapat dipadukan dengan promosi penjualan (Sari 2011).

Pada Restoran Ayam Goreng Fatmawati Cilandak Town Square. Untuk

mengetahui strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh Restoran Ayam

Goreng Fatmawati di Cilandak Town Square, pihak manajemen restoran harus

mengidentifikasikan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal sebelum

merumuskan alternatif-alternatif strategi pemasaran yang dapat dijalankan di masa

yang akan datang. Perumuskan alternatif strategi bauran pemasaran bisa

menggunakan alat analisis yang terdiri dari tiga tahap, yaitu Matriks IFE, Matriks

EFE, Matriks IE, dan Matriks SWOT. Tahap terakhir, yaitu tahap keputusan

menggunakan QSPM. Hasilnya diperoleh bahwa strategi bauran pemasaran yang

digunakan pada Restoran Ayam Goreng Fatmawati Cilandak Town Square

menggunakan bauran pemasaran yang terdiri dari 4P, yaitu strategi strategi

produk, strategi harga, strategi tempat, dan strategi promosi (Anggraeni 2004).

Formulasi strategi yang dilakukan pada restoran inilah yang menjadi basis

pembuatan strategi pemasaran pada “Rumah Talas” Gurih 7.

Lingkungan internal dan eksternal perusahaan memang sangat

berpengaruh bagi strategi pemasaran. Melalui hal tersebut, bisa diketahui

kelebihan dan kelemahaan perusahaan. Karenanya, “Rumah Talas” Gurih 7 perlu

mengetahui keadaan lingkungan usahanya baik dalam lingkungan internal

maupun eksternalnya. Hal ini terefleksi jelas pada analisis pengembangan usaha

yoghurt Dafarm. Pada analisis dijelaskan bahwa lingkungan Dafarm terbagi

menjadi lingkungan internal dan eksternal. lingkungan internal Dafarm terdiri dari

kekuatandan kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki Dafarm yaitu produk

bersertifikathalal dan memiliki mutu yang relatif baik. Kelemahan utama Dafarm

adalah produk belum memiliki izin dari BPOM dan labelisasi kemasan yang

belum lengkap.Sedangkan pada lingkungan eksternal faktor yang menjadi peluang

utama untuk Dafarm adalah permintaan produk yang belum seluruhnya terpenuhi,

dan faktor yang menjadi ancaman utama bagi usaha yoghurt yang dijalankan oleh

Dafarm yaitu potensi persaingan industri yoghurt yang cukup tinggi (Syafrul

2010).

Page 13: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

5

KERANGKA PENELITIAN

Kerangka Penelitian Teoritis

Pemasaran dipandang sebagai fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali

kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang

dilayani dengan sebaik-baiknya oleh perusahaan serta menetapkan strategi

pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan agar tujuannya tercapai dengan

baik.

Strategi Pemasaran Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk

mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan organisasi dalam

menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk dihadapi

di masa mendatang oleh organisasi. Strategi erat kaitannya dengan keputusan

arah bisnis organisasi dan alokasi sumber daya di antara bisnis yang dimasukinya

apabila organisasi tersebut memasuki lebih dari satu industri. Pada dasarnya

strategi digunakan untuk memenuhi tiga tujuan organisasi diantaranya adalah

sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan, sarana koordinasi dan

komunikasi dapat dijadikan sebagai konsep.

Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya terdiri dari

individu maupun kelompok yang memiliki kebutuhan dan menginginkannya

dengan cara menciptakan, menawarkan dan secara bebas menukarkan produk

yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler dan Armstrong (1996), konsep

paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan, keinginan dan

permintaan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan.

Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan

kepribadian individual. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan produk

yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk

membelinya.

Strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi dan

komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan

dapat dicapai melalui pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh organisasi.

Perusahaan mampu memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya

(segmentasi dan penetapan target) dan cara perusahaan melayaninya (positioning).

Kemudian, perusahaan merancang bauran pemasaran yang terdiri dari 4P yaitu

Product, Price, Place, Promotion. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada

analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal

dan lingkungan internal perusahaan.

Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari pengaruh

lingkungan. Lingkungan perusahaan mengalami perubahan yang cukup drastis

dan dinamis yang mengakibatkan persaingan yang ketat antara perusahaan. Untuk

dapat berkembang atau setidak-tidaknya dapat bertahan pada kondisi lingkungan

yang selalu berubah, pihak manajemen dituntut untuk dapat membuat

perencanaan yang matang baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka

panjang untuk mencapai tujuan perusahaan.

Page 14: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

6

Analisis lingkungan secara sistematis dan efektif juga membantu perencana

strategi untuk mengembangkan sistem pencegahan dini untuk menghindari

ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi

keuntungan bagi perusahaan. Analisis ini juga bertujuan agar manajer perusahaan

memiliki kemampuan untuk dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi,

sehingga dapat mengantisipasi perubahan tersebut. Lingkungan perusahaan dibagi

menjadi dua, yaitu lingkungan internal dan eksternal.

1) Lingkungan Internal Perusahaan

Analisis internal perusahaan dikenal juga dengan nama analisis profil

perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengamati

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kekuatan merupakan

potensi yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk

memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang muncul dari luar.

Sedangkan kelemahan adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang

dimiliki oleh perusahaan dan harus terus diperbaiki agar perusahaan mampu

bersaing di pasar.

Faktor faktor yang diperhatikan dalam aspek pemasaran adalah unsur

pemasaran STP (segmentation, targetting dan positioning) dan bauran

pemasaran 4P (product, price, place, promotion). Lingkungan internal terdiri

dari:

a) Unsur pemasaran

Pada pemasaran, penentuan pasar dalam rangka penawaran produk adalah

sesuatu yang penting, karena untuk sukses dipasar yang penuh dengan

persaingan, perusahaan harus menempatkan konsumen ditengah. Terdapat

banyak macam konsumen dengan kebutuhan dan keinginan yang berbeda-

beda. Sebab itu, perusahaan harus menyesuaikan produk dan program

pemasaran pada kebutuhan pelanggan yang spesifik. Pada pemasaran

terarah, ada tiga langkah yang harus diketahui perusahaan sebelum

memasuki pasar diantaranya adalah segmentasi pasar, mentargetkan pasar

dan memposisikan pasar. Langkah-langkah dalam pemasaran terarah

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Langkah-langkah dalam pemasaran

Sumber: Kotler dan Armstrong (1996)

1 Mengembangkan

ukuran daya tarik

segmen

2 Menyeleksi

segmen sasaran.

Posisi Pasar Pentargetan Pasar

Segmentasi Pasar

1 Mengenali bisnis untuk membuat

segmen pasar.

2 Mengembangkan profil dari segmen

yang dihasilkan.

1 Mengembangkan

pemosisian untuk

tiap segmen

pasar.

2 Mengembangkan

bauran

pemasaran untuk

tiap segmen

sasaran.

Page 15: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

7

Gambar 1 menunjukkan tiga langkah besar dalam pemasaran terarah.

Pertama segmentasi pasar (segmentation) adalah membagi pasar menjadi

kelompok pembeli yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan,

karakteristik, ataupun tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk

atau bauran pemasaran terpisah. Langkah kedua adalah mentargetkan

pasar (Targetting) yaitu mengevaluasi setiap segmen pasar dan memilih

satu atau beberapa segmen sebagai calon target dengan potensi yang

paling besar untuk dimasuki. Langkah ketiga adalah memposisikan pasar

(Positioning) yaitu menetapkan pemosisian bersaing untuk produk dan

menciptakan bauran pemasaran yang terinci.

b) Bauran pemasaran

Bauran Pemasaran (Marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran

taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler dan

Armstrong, 1997). Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang

dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.

Secara umum, bauran pemasaran menekankan pada pengertian suatu

strategi yang mengintegrasikan produk, harga, promosi dan distribusi,

dimana kegiatan tersebut diarahkan untuk dapat menghasilkan omset

penjualan yang maksimal atas produk yang dipasarkan dengan

memberikan kepuasan pada para konsumen. Bauran pemasaran tersebut

terdiri dari 4p (product, place, price, promotion).

i) Product Mix

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan kepada konsumen di pasar sasarannya (Kotler dan

Armstrong 1997). Produk juga merupakan segala sesuatu yang dapat

ditawarkan perusahaan untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,

digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen di pasar sasaran sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk

merupakan alat bauran pemasaran yang paling dasar. Produk tersebut

harus memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan dengan produk

jasa lainnya. Bauran produk tersebut berupa produk turunan yang

dihasilkan oleh perusahaan.

ii) Price Mix

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk

memperoleh produk, dimana harga merupakan unsur bauran pemasaran

yang bersifat fleksibel. Harga yang bersifat fleksibel artinya dapat

berubah dengan cepat. Harga dapat diartikan sebagai pengeluaran

uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan

mengkonsumsi produk ataupun jasa. Penentuan harga dapat dilakukan

dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam

menutupi ongkos produksi.

Pada dasarnya manajer harus berhati-hati menentukan harga yang akan

dijual di pasar. Penentuan harga yang tidak tepat akan merugikan bagi

perusahaan, karena harga yang ditentukan harus mampu menutupi

semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau bahkan melebihi

agar keuntungan yang diperoleh menjadi semakin besar. Namun,

penetapan harga yang terlalu tinggi mungkin menyebabkan produk

Page 16: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

8

menjadi kurang kompetitif dari pada pesaingnya di pasar, pada akhirnya

kondisi tersebut akan merugikan perusahaan. Penetapan harga yang

lebih tinggi dari para pesaing dapat dilakukan apabila produk memiliki

diferensiasi yang kuat dan nilai yang unik dibandingkan para

pesaingnya.

Menurut Kotler dan Armstrong (1996), buram harga dibagi menjadi tiga

yaitu: skimming price, penetration price, dan premium price. Skimming

price, pada penetapan harga ini perusahaan menetapkan harga yang

sama atau mendekati pesaing. Penetration price, pada penetapan harga

ini perusahaan menetapkan harga yang murah dibandingkan pesaing

untuk menstimulasi permintaan. Premium price, pada penetapan harga

ini perusahaan menetapkan harga diatas harga produk pesaing.

iii) Place Mix

Tempat (Place) termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk

yang ditawarkan kepada konsumen sasaran. Tempat juga merupakan

berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang

dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Keputusan

penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa

kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang tata cara mengirimkan

atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut

akan dilakukan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan

organisasi yang saling bergantungan satu dengan lainnya yang terlibat

dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan

atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat

mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.

Berbasiskan teori sebagai salah satu variabel marketing mix, place

(distribusi) mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu

perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah

menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Dasar pemilihan tempat

bagi suatu perusahaan ada empat, diantaranya adalah pertimbangan

pasar, barang, segi perusahaan dan lembaga perantara.

iv) Promotion Mix

Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan

produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Promosi juga

merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh

perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran. Menurut Alma (2004), tujuan utama promosi adalah

memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi

pengaruh meningkatkan penjualan.

Menurut kotler dan Armstrong (1996), buram promosi dibagi menjadi

lima yaitu : personal selling, mass selling, promosi penjualan, public

relation, direct marketing. Pada personal selling, penjualan dilakukan

melalui komunikasi langsung (tatap muka) dengan para konsumen.

Mass selling, merupakan promosi atau publikasi melalui media massa

baik elektronik maupun cetak. Promosi penjualan merupakan bentuk

persuasi langsung kepada konsumen dengan memberikan insentif

Page 17: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

9

kepada konsumen. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan stimulasi

pembelian oleh para pelanggan. Public relation merupakan upaya

menyeluruh yang dilakukan oleh perusahaan dengan menjalin

hubungan kepada pelanggan. Hal ini dilakukan untuk membangun

persepsi dan loyalitas pelanggan. Direct marketing merupakan media

promosi secara langsung kepada konsumen melalui salah satu media

elektronik sehingga pelanggan mampu memesan produk secara

langsung dan terjaga kerahasiaannya.

2) Lingkungan Eksternal Perusahaan

Lingkungan eksternal perusahaan menjelaskan tentang peluang dan ancaman

besar yang dihadapi oleh suatu perusahaan di masa kini ataupun masa yang

akan datang, sehingga manajer dapat merumuskan strategi yang tepat guna

mengambil keuntungan dari berbagai peluang dan meminimalkan dampak

dari ancaman yang muncul. Proses yang dilakukan secara kontinyu untuk

melakukan analisis lingkungan eksternal adalah dengan melakukan

pemindaian (scanning), pengawasan (monitoring), peramalan (forecasting)

dan penilaian (assessing). Analisis lingkungan eksternal perusahaan dibagi

menjadi dua kategori diantaranya adalah lingkungan jauh dan lingkungan

industri. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari:

a) Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh adalah faktor-faktor yang bersumber dari luar dan

biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan.

Faktor-faktor tersebut meliputi faktor politik, ekonomi, sosial dan

teknologi (David 2009). Faktor politik adalah peraturan berupa undang-

undang dan kebijakan pemerintah pada tingkat nasional, propinsi maupun

daerah yang menentukan kegiatan operasional. Arah kebijakan dan

stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting dalam

mengidentifikasi peluang dan ancaman. Faktor ekonomi berkaitan dengan

sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu koperasi beroperasi. Beberapa

faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor ekonomi

adalah ketersediaan energi, iklim usaha, inflasi, suku bunga, investasi,

harga produk, produktivitas dan tenaga kerja. Faktor sosial sangat penting

untuk disadari oleh para pengambil keputusan strategi. Berbagai faktor

seperti keyakinan (kepercayaan), nilai dan sistem sosial, sikap, opini dan

gaya hidup. Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari kondisi

kultural, demografis, religius, etnis dan pendidikan. Proses pengenalan ini

tidaklah mudah karena kenyataan menunjukkan bahwa faktor-faktor

tersebut selalu berubah dengan intensitas yang tinggi. Faktor teknologi

pada saat ini berkembang demikian pesatnya diikuti dengan semakin

majunya ilmu pengetahuan. Berbagai perangkat keras maupun lunak yang

mendukung kegiatan usaha kini semakin beranekaragam. Adaptasi

teknologi yang tepat guna, dapat membuka kemungkinan terciptanya

produk baru maupun penyempurnaan terhadap proses produksi dan produk

yang sudah ada.

b) Lingkungan Industri

Lingkungan industri merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

eksistensi dan kerja suatu industri, namun secara relatif masih berada

dalam wilayah kontrol perusahaan. Lingkungan industri meliputi

Page 18: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

10

pelanggan, pesaing dan pemasok (David 2009). Selain itu yang harus

diperhatikan adalah pihak-pihak yang berkepentingan diluar pihak yang

terkait langsung dengan aktivitas-aktivitas pelaku bisnis (stakeholder).

Adapun beberapa hal dalam kondisi industri (kekuatan pesaing) yang

harus dinilai dan diperhitungkan adalah ancaman masuknya pesaing baru,

persaingan antar perusahaan dalam industri, ancaman masuknya produk

substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar

konsumen.

i) Pertama, ancaman masuknya pesaing baru adalah masuknya

perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah

implikasi bagi perusahaan yang ada, misalnya kapasitas menjadi

bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar serta adanya perebutan

sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini akan

menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang ada. Beberapa tindakan

yang dapat dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaan dari

pendatang baru adalah dengan melakukan penurunan harga atas produk

yang ditawarkan, menambah aksen atau fitur-fitur sehingga konsumen

tidak beralih ke pendatang baru atau pesaing. Selain itu perusahaan juga

dapat menawarkan paket-paket hemat.

ii) Kedua, persaingan antar perusahaan dalam industri adalah Persaingan

antar perusahaan saingan merupakan faktor yang paling berpengaruh

dalam lingkungan industri perusahaan jika dibandingkan dengan empat

kekuatan lainnya. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat

berhasil hanya jika strategi itu memiliki keunggulan komperatif

dibandingkandengan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing

(David 2009). Intensitas persaingan antar perusahaan saingan akan

cenderung meningkat apabila jumlah pesaing bertambah. Perubahan

dalam strategi oleh satu perusahaan ditanggapi dengan beberapa

langkah balasan diantaranya adalah persaingan harga, peningkatan

kualitas, perpanjangan garansi dan perang iklan.

iii) Ketiga, ancaman masuknya produk substitusi adalah perusahaan-

perusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan bersaing

dengan produk-produk pengganti dari perusahaan lain. Ancaman

produk subtitusi akan kuat jika konsumen dihadapkan pada harga yang

lebih murah dan berkualitas sama atau lebih baik dibandingkan dengan

produk dari industri tersebut sehingga konsumen tidak beralih ke

produk-produk pengganti dari perusahaan lain.

iv) Keempat, kekuatan tawar menawar pemasok adalah daya tawar

pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan di suatu

perusahaan. Hal yang bisa dilakukan oleh pemasok adalah menaikkan

harga jual atau menurunkan kualitas produk atau pelayanannya. Suatu

perusahaan bekerja sama dengan pemasok dalam upaya mendapatkan

pengurangan harga atas produk yang ditawarkan, meningkatkan kualitas

dan mengurangi tingkat kerusakan produk dan yang terakhir adalah

mempercepat ketersediaan akan produk pada tahapan selanjutnya.

v) Kelima, kekuatan tawar menawar pembeli adalah Para pembeli dengan

kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk

menurunkan harga produk dan meningkatkan mutu serta pelayanannya.

Page 19: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

11

Demi mendapatkan loyalitas dari konsumen perusahaan berani

memberikan garansi yang panjang atau layanan khusus untuk para

konsumen. Daya tawar konsumen bisa menjadi kekuatan terpenting

dalam keunggulan kompetitif.

Matriks SWOT

Alat analisis yang digunakan pada penyusunan strategi pemasaran pada

penelitian ini adalah matriks SWOT. Menurut David (2009), SWOT merupakan

alat pencocokan yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan

empat faktor (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) menjadi empat jenis

strategi. Empat jenis strategi tersebut adalah: S-O (kekuatan-peluang), W-O

(kelemahan-peluang), S-T (kekuatan-ancaman), dan W-T (kelemahan-ancaman).

Hasil dari matriks SWOT ini diharapkan mampu memberikan beberapa

alternative strategi yang tepat untuk meningkatkan pemasaran produk dari

perusahaan. Oleh karena itu, tidak semua strategi digunakan dalam strategi

pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan agar tujuannya tercapai. Matriks

SWOT digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, namun analisis ini

memiliki kelemahan yaitu matriks ini tidak bias menunjukan cara untuk mencapai

keunggulan kompetitif, kemudian bias penelitian dapat terjadi karena terjadinya

kesubjektifan. Kelemahan lain adalah matriks SWOT membuat perusahaan hanya

melakukan penekanan pada salah satu lingkungan saja (internal atau eksternal).

Kerangka Pemikiran Operasional

Jawa barat merupakan salah satu provinsi penghasil talas yang banyak,

dengan Bogor sebagai penghasil tertinggi. Usaha “Rumah Talas” Gurih 7

merupakan salah satu produk yang memanfaatkan potensi talas. Produk ini

memiliki banyak keunggulan baik dari segi kualitas. Rumah talas pun

memproduksi banyak turunan produk yang bersal dari talas. Bolu gulung talas, pie

talas, brownies talas, lapis talas,hingga donat talas pun mampu diproduksi.

Namun, tidak selamanya usaha ini mampu mempertahankan konsistensinya

mengingat menjamurnya usaha sejenis. Persaingan ini disebabkan karena banyak

perusahaan lain yang ingin membidik pangsa pasar yang sama dengan harapan

dapat merebut pangsa pasar yang telah dimiliki pemimpin pasar.

Rendahnya promosi serta kurangnya strategi pemasaran yang ada

menyebabkan ketidakmampuan usaha ini dalam bersaing. Perlu strategi

pemasaran yang baik agar “Rumah Talas” gurih 7 ini mampu bertahan ditengah

persaingan yang semakin meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut salah satu

upaya yang dilakukan adalah mengevaluasi kegiatan pemasaran yang telah

dilaksanakan “Rumah Talas” sejak awal didirikannya. Langkah awal dari

penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi masalah yang ada pada “Rumah

Talas” gurih 7. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang

menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal

perusahaan. Pada lingkungan internal aspek-aspek yang dianalisis meliputi

kekuatan serta kelemahan yang terdapat dalam usaha tersebut yaitu berdasarkan

aspek. Pada lingkungan eksternal aspek-aspek yang dianalisis meliputi peluang

dan ancaman yang diprediksikan dapat terjadi di dalam koperasi tersebut, yaitu

lingkungan jauh (politik, ekosospol), lingkungan industri. Lingkungan industri

Page 20: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

12

terdiri dari ancaman masuknya pesaing baru, persaingan antar perusahaan dalam

industri, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan

tawar menawar pembeli.

Tahap selanjutnya Peluang dan ancaman perusahaan yang dianalisis

meliputi lingkungan jauh dan industri. Hasil analisa lingkungan internal dan

lingkungan eksternal dijadikan basis dalam penyusunan strategi pada matriks

SWOT. Langkah selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi bagi

perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT menghasilkan

beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan. Secara singkat

kerangka operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional strategi pemasaran pada

“Rumah Talas” Gurih 7 Bogor

Fenomena

Usaha Rumah Talas Gurih 7 merupakan salah satu usaha yang

mengembangkan potensi talas dengan baik.

“Rumah Talas” gurih 7 mengalami penurunan omset karena

munculnya usaha sejenis.

Permasalahan

Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan

mengingat semakin tingginya usaha sejenis?

Tujuan

Menganalisis strategi pemasaran yang ada melalui kajian faktor

internal-eksternal dan bauran pemasaran. Serta memberikan alternatif

pemecahan masalah melalui pendekatan SWOT

Faktor Internal:

Unsur-unsur utama

pemasaran (STP)

Bauran pemasaran (4P)

Faktor Eksternal:

Lingkungan Jauh

Lingkungan

Industri

Tahap penyusunan strategi melalui matriks SWOT

Alternatif strategi pemasaran

Page 21: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

13

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di pusat usaha Rumah Talas Gurih 7 yang berlokasi

di Jalan Padjajaran Kota Bogor. Usaha ini memiliki brand “Rumah Talas Gurih

7” dimana usaha ini memang khusus menjual produk oleh-oleh khas Bogor.

Usaha ini baru didirikan empat tahun lalu, tepatnya pada November 2009. Usaha

ini menjual olahan yang berasal dari talas seperti lapis talas, bolu gulung talas,

donat talas, brownies, dan muffin talas. Pemilihan lokasi di pusat usaha ini adalah

untuk mempermudah perolehan hasil penelitian berupa kuesioner dan wawancara

dengan petinggi perusahaan serta mempermudah observasi mengenai banyaknya

konsumen yang membeli produk per-hari. Penelitian dilaksanakan pada bulan

Desember 2013 hingga Januari 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri data primer dan data

sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer merupakan data

yang diperoleh dari sumber pertama, berupa pengamatan langsung dan wawancara

langsung untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari perusahaan. Sedangkan

data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan data primer,

seperti referensi dari instansi atau lembaga. Jenis dan sumber data yang diperoleh

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis dan sumber data

Jenis Data Sumber

Data

Tujuan

Primer

(Wawancara

dan Kuesioner)

1 Direktur

operasional

2 Manajer

pemasaran

3 Pihak

disperindag

kop Bogor

1 Mengetahui unsur pemasaran

(STP) dan bauran pemasaran

(4P).

2 Mengetahui alternatif strategi

yang akan dilaksanakan.

3 Mengkaji peluang dan ancaman

yang akan dihadapi oleh “Rumah

Talas” Gurih 7 Bogor

Sekunder 1 BPS Kota

Bogor

2 Penelitian

Kepustakaa

n

1 Mengetahui data yang dibutuhkan

dari penelitian khususnya di

daerah kota Bogor

2 Literatur lain yang berkaitan

dengan topik penelitian.

3 Internet dan perpustakaan

Page 22: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

14

Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

i) Teknik Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan

promosi atau kegiatan yang berhubungan dengan memasarkan produknya

kepada konsumen sehingga tujuan dari usaha bisa tercapai.

ii) Kuesioner, yaitu pengisian kuesioner oleh pihak Rumah Talas Gurih 7 untuk

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

perusahaan dalam pencapaian tujuannya, yaitu mendapatkan pendapatan atau

keuntungan yang maksimal dari kegiatan sehari-harinya, yaitu memproduksi

dan menjual produk.

iii) Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik

penelitian kepada responden yang bersangkutan.

iv) Teknik Kepustakaan, yaitu membaca buku-buku yang terkait dengan judul

penelitian dan literatur lainnya yang menunjang dalam pelaksanaan penelitian,

seperti jurnal-jurnal dan majalah.

v) Studi Pendahuluan, yaitu mendatangi usaha Rumah Talas Gurih 7 untuk

melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak yang

bersangkutan sebelum memulai penelitian menyusun skripsi.

vi) Teknik Pengisian Kuesioner, yaitu pengisian kuesioner dilakukan

kepadaresponden yang telah ditentukan, seperti pemilik, bagian pemasaran,

bagian keuangan, bagian produksi, dan bagian pelayanan konsumen.

Penentuan Responden

Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode judgment

sampling. Menurut Nazir (2005), Judgment sampling adalah proses pemilihan

sampel dari populasi didasarkan atas pertimbangan pribadi. Responden yang

dipilih adalah orang tepat untuk dijadikan responden dalam penelitian karena

bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Responden ini

terdiri dari tiga responden, yaitu direktur operasional, manajer, dan pihak

Desperindakop kota Bogor. Responden dipilih dengan pertimbangan bahwa

ketiga responden ini merupakan orang yang sangat mengetahui kondisi

pemasaran, baik itu lingkungan internal maupun lingkungan eksternal serta faktor

penentu dari pengambilan keputusan pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7.

Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

melalui analisis SWOT. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel diantaranya

adalah empat sel pertama menjadi faktor utama yang diberi nama S, W, O,

T,empat sel kedua merupakan strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, WT dan

satu sel yang dibiarkan kosong yaitu sel kiri atas. Langkah-langkah untuk

menyusun matriks SWOT menurut David (2009) adalah sebagai berikut:

a) Membuat daftar peluang eksternal utama dari suatu perusahaan.

Page 23: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

15

b) Membuat daftar ancaman eksternal utama dari suatu perusahaan.

c) Membuat daftar kekuatan internal utama dari suatu perusahaan.

d) Membuat daftar kelemahan internal utama dari suatu perusahaan.

e) Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya

dalam sel Strategi SO.

f) Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya

dalam strategi WO.

g) Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya

dalam strategi ST.

h) Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya

dalam strategi WT. Alternatif strategi dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini:

Tabel 2 Matriks SWOT

Analisis

Internal

Analisis

Eksternal

Kekuatan

(Strengths-S)

Faktor-Faktor Kekuatan

Perusahaan

Kelemahan

(Weaknesses-W)

Faktor-Faktor

Kelemahan Perusahaan

Peluang

(Opportunities-O)

Faktor-Faktor Peluang

Perusahaan

Strategi S-O

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang.

Strategi W-O

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan

peluang.

Ancaman

(Threats-T)

Faktor-Faktor Ancaman

Perusahaan

Strategi S-T

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman.

Strategi W-T

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

dan hindari ancaman.

Sumber: David (2009)

Masing-masing strategi yang terdapat pada matriks SWOT tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

a) Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal usaha Rumah Talas untuk meraih

peluang-peluang yang ada diluar usaha.

b) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal Usaha

Rumah Talas dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

c) Strategi ST (Strengths-Threats)

Strategi ini Usaha Rumah Talas berusaha untuk menghindari atau mengurangi

kelemahan internal serta menghindari ancaman.

d) Strategi WT (Weaknesses-Threats)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi

kelemahan internal serta menghindari ancaman. Adapun langkah-langkah

Page 24: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

16

dalam membentuk matriks SWOT pada “Rumah Talas” Gurih 7 adalah sebagai

berikut:

i) Menentukan faktor-faktor kekuatan internal “Rumah Talas” Gurih 7

ii) Menentukan faktor-faktor kelemahan internal “Rumah Talas” Gurih 7

iii) Menentukan faktor-faktor peluang eksternal “Rumah Talas” Gurih 7

iv) Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal “Rumah Talas” Gurih 7

e) Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan

strategi S-O.

f) Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan strategi W-O.

g) Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi S-T.

h) Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi W-T.

Tujuan penyusunan strategi ini adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang

layak bagi Usaha Rumah Talas Gurih 7 agar mampu bersaing kedepannya.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Pendirian “Rumah Talas”

Rumah talas merupakan anak dari restoran Gurih 7 yang terletak di Jalan

Pajajaran No.102, Bogor. Awal berdirinya usaha ini adalah meningkatnya

permintaan oleh-oleh khas Bogor dengan bahan baku talas. Sebelum didirikan

“Rumah Talas” di restoran Gurih 7 ini hanya terdapat makanan khas Sunda.

Usaha ini resmi beroperasi mulai 22 November 2009 yang bertempat di bagian

atas restoran. Awal mulanya, “Rumah Talas” ini hanya sebuah usaha sampingan

saja. Pemilik bertujuan memperkenalkan olahan talas lain melalui usaha ini,

sehingga setiap pengunjung restoran Gurih 7 bisa membeli oleh-oleh khas Bogor

ketika mengunjungi restoran ini. “Rumah Talas” termasuk salah satu usaha yang

berhasil ketika awal pendiriannya, karena usaha ini merupakan pionir oleh-oleh

khas Bogor dengan olahan talas yang berbeda. Pemasarannya sendiri pada

awalnya dilakukan dengan membuka gerai kecil di bagian atas restoran.

“Rumah Talas” memiliki berbagai jenis produk olahan talas, antara lain

lapis talas, talas rol, talas cake, brownies talas, cupcake talas, hingga talas geulis.

Varian rasa masing-masing produk pun berbeda, untuk produk talas rol terdapat

rasa cokelat, Cream cheese, Green tes, moka, jeruk, tiramisu, blueberry, nanas,

dan strawberry. Kemudian untuk lapis talas terdaoat rasa keju, dan cokelat. Pada

produk talas cak terdapat rasa cokelat, blueberry, krim keju, dan original;

kemudian untuk brownies terdapat rasa cokelat. Disamping jenisnya yang

semakin beragam, maka saat ini “Rumah Talas” juga memiliki 2 outlet dan satu

gerai. Lokasi 2 outlet berada di Jalan Pajajaran No.102 dan Jalan Pajajaran

No.3C(Seberang Masjid Raya Bogor). Gerai “Rumah Talas” sendiri berada di

lantai 3 Botani Square, Bogor.

Pada awal berdirinya, “Rumah Talas” masih menggunakan peralatan

sederhana dan tradisional mengingat masih sedikitnya permintaan akan produk

olahan talas tersebut. Namun terdapat peningkatan setelah beberapa bulan

Page 25: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

17

kemudian. Saat ini, pengolahan produk pada “Rumah Talas” sudah menggunakan

peralatan modern yang sudah terjamin kualitasnya. Penjualan belum ada

penurunan, namun meningkatnya persaingan usaha sejenis serta targeting yang

berubah menciptakan persaingan tersendiri bagi produk “Rumah Talas”

Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

“Rumah Talas” belum memiliki pernyataan yang tertulis mengenai visi dan

misi perusahaan. Namun secara umum ketiga hal tersebut telah tersirat dalam

wawancara dengan manajer pemasaran “Rumah Talas”. Hasil wawancara dengan

manajer pemasaran “Rumah Talas” menyatakan bahwa visi perusahaan adalah

menjadi pionir produsen olahan talas yang memiliki kualitas terbaik sehingga

mampu menciptakan loyalitas di hati pelanggan. Misi “Rumah Talas” adalah

mengutamakan kualitas produk yang baik dari segi rasa, variasi produk,

packaging, serta pelayanan terhadap pelanggan.

Berbasiskan visi dan misi “Rumah Talas” tersebut, maka tujuan perusahaan

adalah berupaya mengembangkan potensi pangan yang ada di Bogor yaitu talas

serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar pada umumnya. Usaha

“Rumah Talas” merupakan usaha kulinari yang mampu menyerap tenaga kerja,

hal ini terlihat dari banyaknya tenaga kerja yang diserap. Karenanya, keberadaan

“Rumah Talas” tidak hanya menguntungkan secara finansial bagi internal

perusahaan, tetapi juga menguntungkan secara sosial bagi masyarakat sekitar

lokasi.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi suatu perusahaan menggambarkan suatu hubungan

tanggung jawab dan wewenang yang ada pada suatu perusahaan. Struktur

organisasi juga menggambarkan pembagian kerja dari suatu aktivitas tertentu

guna kelancaran usaha yang sedang dijalankan oleh suatu perusahaan. “Rumah

Talas” merupakan anak dari restoran Gurih 7, sehingga dari struktur organisasi

pun memiliki kaitan dengan induk usahanya. Usaha ini pun dimiliki oleh bapak

Herdinanto dan dipimpin oleh direktur utama, yaitu ibu Lina Agustyani. Direktur

utama bertugas memimpin seluruh usaha termasuk “Rumah Talas” dan restoran

“Gurih 7”, sedangkan untuk operasionalnya “Rumah Talas” dipimpin oleh

direktur operasional. Direktur operasional ini memimpin manajer. Berdasarkan

hasil observasi di lapangan, “Rumah Talas” sudah memiliki struktur organisasi

secara tertulis gambaran umum mengenai struktur organisasi “Rumah Talas”

dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 menunjukkan bahwa struktur organisasi “Rumah Talas” termasuk

tipe organisasi fungsional, pihak “Rumah Talas” telah melakukan pembagian

tugas dalam operasionalnya. Setiap karyawan memiliki jobdesk masing-masing

sesuai jabatannya. Adapun susunan jobdesk karyawan “Rumah Talas” adalah

sebagai berikut:

1) Direktur Utama

Direktur utama memiliki wenang untuk melakukan pengawasan, memantau

keuangan, dan memantau perkembangan perusahaan

2) Direktur Operasional

Page 26: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

18

Direktur operasional memiliki tugas yaitu membuat kebijakan terkait

operasional perusahaan (produksi, distribusi, dan pemasaran)

3) Manajer

Manajer memiliki tugas dan tanggung jawab dalam melakukan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan pada setiap kegiatan

perusahaan. Selain itu juga bertugas membuat strategi-strategi untuk

peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional perusahaan

4) Kaizen

Kaizen memiliki tugas yaitu melakukan continues improvements dan membuat

SOP untuk semua divisi dalam perusahaan

5) Supervisor Produksi

Supervisor produksi memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengontrol dan

memastikan SOP terkait produksi dijalankan dan juga melaporkan data-data

produksi

6) Supervisor Operasional

Supervisor operasional memiliki tugas yaitu mengontrol dan memastikan SOP

terkait operasional kantor dan perusahaan secara keseluruhan termasuk

distribusi

7) Supervisor Outlet

Supervisor outlet memiliki tugas yaitu mengontrol dan memastikan SOP terkait

pelayanan kebersihan, pengaturan outlet, dan melaporkan data-data penjualan

(omset) outlet

8) Distribusi

Bagian distribusi memiliki tugas membuat rencana distribusi atau pengiriman

dan juga mendistribusikan produk ke setiap outlet dan para mitra

9) Keuangan

Keuangan bertugas dalam melaporkan data-data keuangan perusahaan, baik

pemasukan maupun pengeluaran

10) Customer Service

Customer Service bertugas melayani pemesanan dan keluhan dari konsumen

11) Leader Produksi dan Leader Front Liner

Kedua pihak ini memiliki tugas dalam membagikan tugas kepada timnya (tim

produksi maupun front liner)

12) Tim Produksi

Tim produksi memiliki tugas yaitu melakukan kegiatan produksi dan

menjalankan SOP yang ada

13) Tim Front Liner

Tim Front Liner memiliki tugas yaitu menawarkan produk kepada konsumen

dan menjalankan SOP terkait pelayanan outlet

Page 27: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

19

Gambar 3 Struktur organisasi “Rumah Talas” Tahun 2013 Sumber : “Rumah Talas” Gurih 7, 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis lingkungan adalah proses awal dalam manajemen strategi yang

bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan

mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan

yang dapat mempengaruhi kelangsungan pencapaian tujuan yang diinginkan.

Secara garis besar analisis lingkungan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian

besar, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. “Rumah

Talas” dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal yang ada di sekitarnya.

Hasil penelitian ini menggambarkan kondisi eksternal dan internal yang

Produksi Driver Distribusi Administrasi

Direktur utama

Direktur Operasional

Manager

Sales & Marketing

Kaizen Operasional HRD Keuangan

SPV Outlet

Customer service

SPV Produksi

SPV Operasional

Leader front liner

1

Leader front liner

2

Leader

produksi

1

Leader produksi

2

Tim Front

liner

Tim

Front

liner

Tim

produksi

Tim produksi

Page 28: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

20

mempengaruhi jalannya operasional perusahaan dan mempengaruhi perencanaan

strategis yang sesuai dengan kondisi lingkungan tersebut.

Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar

perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan

industri. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-

faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi “Rumah Talas”.

1) Lingkungan Umum

Lingkungan umum adalah faktor lingkungan eksternal yang merupakan

lingkungan jauh operasional perusahaan. Lingkungan umum dipengaruhi oleh

faktor politik dan hukum, sosial, ekonomi dan teknologi.

a) Lingkungan Ekonomi

Umumnya kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung

terhadap perkembangan usaha yang terdapat pada suatu daerah. Jika kondisi

ekonomi cenderung stabil bahkan menunjukkan pertumbuhan ke arah positif

maka kondisi tersebut dapat mendukung kelancaran usaha yang berkembang

di suatu daerah tertentu dan dapat pula mendorong tumbuhnya kelompok-

kelompok usaha yang baru, begitu sebaliknya. Adapun beberapa faktor yang

berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu daerah, antara lain:

i) Pertumbuhan Sektor Ekonomi

Indikator untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun

digunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

konstan. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu

sebagai dasar. Laju pertumbuhan ekonomi yang semakin baik ditandai

dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan yang semakin meningkat.

Adapun nilai PDRB ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga

konstan kota Bogor tahun 2006-2010

Tahun Nilai PDRB (Juta Rupiah)

2006 3 782 390

2007 4 012 861

2008 4 252 822

2009 4 508 601

2010 4 782 307

Sumber: BPS kota Bogor (2013)

Data yang tertulis pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai PDRB atas

dasar harga konstan yang dihasilkan oleh kota Bogor mengalami

peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan laju

pertumbuhan ekonomi kota Bogor semakin membaik.

ii) Pengeluaran Rumah Tangga

Page 29: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

21

Pengeluaran rumah tangga adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan rumah

tangga untuk konsumsi. Pengeluaran rumah tangga dapat dibedakan

menurut pengeluaran makanan dan non makanan, yang menggambarkan

cara masyarakat mengalokasikan kebutuhan rumah tangganya.

Pengeluaran rata-rate per kapita sebulan di kota Bogor dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4 Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan Kota Bogor tahun

2008-2012

Kelompok

Barang

Tahun (%)

2008 2009 2010 2011 2012

Makanan 50.17 50.62 51.43 49.45 52.08

Non

Makanan 49.83 49.38 48.57 50.55 48.92

Sumber: BPS kota Bogor (2013)

Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanandari tahun 2008

sampai 2010 selalu meningkat, tetapi pada tahun 2011 terjadi penurunan

sebesar 1.98 persen. Pada tahun 2012 pengeluaran rata-rata untuk produk

makanan kembali meningkat sebesar 2.63 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa masyarakat masih lebih memilih untuk membeli

produk makanan dibandingkan non makanan. Besarnya pengeluaran

untuk kelompok makanan menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk

kota Bogor masih mementingkan kebutuhan pokok. Karenanya, kondisi

ini dapat menjadi peluang bagi kelompok usaha berbasis makanan dan

minuman jadi untuk mengembangkan usahanya.

iii) Laju Inflasi

Laju inflasi adalah meningkatnya tingkat harga barang atau jasa secara

keseluruhan. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk

menggambarkan laju inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).

Indeks Harga Konsumen adalah suatu angka yang dapat menggambarkan

perbandingan harga yang terjadi pada dua periode waktu yang berbeda.

Berdasarkan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) kota Bogor,

maka tahun 2012 kembali terjadi inflasi. Data tentang perkembangan laju

inflasi selama periode 2008-2012 dengan menggunakan IHK dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 menunjukkan bahwa perkembangan laju inflasi kota

Bogor cukup fluktuatif. Meskipun pada tahun 2012 angka inflasi lebih

tinggi dibanding 2011, namun masih dikategorikan cukup baik karena

angka inflasi ini masih jauh dibawah inflasi pada tahun 2008. Adapun

penyebab kenaikan inflasi pada tahun 2008 karena terjadi krisis global.

Meskipun tingkat inflasinya tidak sebesar tahun 2008, hal ini bisa

menjadi ancaman bagi kelompok usaha yang beroperasi di bidang

makanan siap saji. Tingginya tingkat inflasi menunjukkan adanya

kenaikan harga rata-rata barang atau jasa tingkat konsumen yang cukup

Page 30: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

22

tinggi,. Sehingga terjadi penurunan kemampuan daya beli masyarakat

untuk memperoleh barang atau jasa. Singkatnya, tingkat inflasi yang

tinggi dapat berdampak terhadap daya beli masyarakat yang rendah.

Tabel 5 Perkembangan laju inflasi Kota Bogor pada tahun 2008-2012

Tahun Tingkat Inflasi (%)

2008 14.20

2009 2.16

2010 6.57

2011 2.85

2012 4.06

Sumber: BPS kota Bogor (2014)

b) Lingkungan Sosial Budaya

Perkembangan perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh faktor sosial dan

budaya, serta perubahan yang dihasilkan akan cukup signifikan. Perubahan-

perubahan yang terjadi akan memberikan dampak positif bahkan negatif

atau dapat disebut peluang atau ancaman terhadap perkembangan

perusahaan ke depan.

Faktor sosial budaya yang perlu diperhatikan adalah terjadinya perubahan

pola konsumsi. Pola konsumsi dari negara-negara luar yang terkenal dengan

makanan modern. Perubahan gaya dan mobilitas yang tinggi ini disebabkan

oleh dekatnya kota Bogor dengan ibukota Jakarta. Kedekatan ini yang

menyebabkan perubahan gaya masyarakat Bogor yang meniru gaya hidup

masyarakat Jakarta. Mobilitas yang tinggi di kota Bogor ini terlihat sangat

jelas ketik musim libur biasa dan libur panjang tiba,kota Bogor didatangi

oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Kosekuensinya, hampir seluruh ruas

utama jalan utama kota Bogor terkena macet. Mobil-mobil pribadi berplat

nomor “B” tampak mendominasi ruas jalan yang berhubungan dengan pusat

jajanan dan factory outlet seperti jalan Pajajaran, jalan Suryakencana, jalan

Sukasari, jalan Juanda, hingga jalan Sudirman.

Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor sosial lain yang

berpotensi terhadap penciptaan pangsa pasar bagi setiap bidang usaha dalam

suatu wilayah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki

jumlah penduduk terbanyak di dunia. Potensi jumlah penduduk Indonesia

yang besar ini sering menjadi pusat perhatian dan pasar sasaran bagi negara

lain untuk memasarkan produk mereka. Peningkatan jumlah penduduk

Indonesia selama periode 2005-2010 dapat dilihat pada Tabel 6. Pada Tabel

6 dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia setiap

tahunnya selama periode 2005-2010 sebesar 1.25 persen. Salah satu wilayah

di Indonesia yang terjadi peningkatan jumlah penduduk adalah kota Bogor.

Laju pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor selama periode 2005-2010

sebesar 2.08 persen. Jumlah penduduk kota Bogor yang semakin meningkat

merupakan pangsa pasar yang potensial dan peluang bagi “Rumah Talas”

untuk memasarkan produk mereka.

Page 31: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

23

Tabel 6 Jumlah penduduk Kota Bogor tahun 2005-2010

Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Pertumbuhan (%)

2005 855 085 -

2006 879 138 2.73

2007 905 132 2.87

2008 942 204 3.93

2009 946 204 0.42

2010 950 334 0.43

Rata-rata 2.08

Sumber : BPS kota Bogor (2013)

Banyak hal-hal yang menyebabkan masyarakat lebih memilih makanan

sebagai kebutuhan yang diutamakan. Hal tersebut disebabkan karena waktu,

pendapatan, perjalanan, prestise, dan lainnya. Singkatnya, perkembangan

atau perubahan sosial budaya dapat meningkatkan pangsa pasar “Rumah

Talas”.

c) Lingkungan Politik dan Hukum

Kebijakan politik mempunyai dampak yang sangat penting bagi para

pengusaha. Kebijakan politik yang baik akan menciptakan iklim usaha yang

kondusif dan sebaliknya jika kebijakan yang terjadi kurang baik, maka akan

sangat tidak menguntungkan bagi para pengusaha.

Kota Bogor yang letaknya dekat dengan ibukota Jakarta dan memiliki

tempat-tempat wisata yang indah, mampu mendorong pemerintah daerah

untuk mengembangkan potensi tersebut. Hal ini dibuktikan dengan

dikeluarkannya peraturan daerah kota Bogor No.2 tahun 2004 tentang

rencana strategis pemerintah kota Bogor 2003-2008. Peraturan ini jelas akan

sangat berdampak pada potensi pariwisata, seni, dan budaya serta

meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan secara bertahap guna

meningkatkan kunjungan wisata ke kota Bogor. Hal ini merupakan suatu

peluang karena kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata dan juga merupak

transit menuju kota/kabupaten lain.

Kebijakan pemerintah tentang skim kredit bagi pelaku usaha mikro, kecil,

dan menengah juga membantu usaha kecil dalam mengembangkan

usahanya. Hal ini terdapat pada Undang-Undang No.20 tahun 2008 tentang

usaha mikro, kecil, dan menengah. Diberlakukannya otonomi daerah maka

setiap daerah diberi kewenangan untuk ikut serta dalam mengatur rumah

tangga daerahnya sendiri, termasuk dalam mengembangkan potensi usaha

yang ada di wilayahnya.

d) Lingkungan Teknologi

Perkembangan teknologi yang sangat cepat juga dapat memberikan

kemudahan bagi para pelaku usaha dalam upaya mengembangkan bisnisnya

Page 32: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

24

terutama dalam aspek pemasaran. Dalam industri bakery, perkembangan

teknologi pada aspek pemasaran adalah perkembangan di bidang

telekomunikasi seperti telepon atau handphone. Teknologi ini

mempermudah komunikasi antara pelaku usaha dengan pemasok bahan

baku atau antara pelaku usaha dengan pelanggan ketika melakukan

pemesanan produk. Telepon dan website juga berguna bagi mereka yang

ingin menyampaikan keluhan ataupun sekedar masukan.

Perkembangan teknologi di bidang transportasi , seperti jasa pengiriman

akan mempercepat pendistribusian produk dari produsen ke konsumen

sehingga akan memperlancar proses pemasaran produk. Untuk mendukung

pemasaran produk, pihak “Rumah Talas” telah melengkapi tempat

produksinya dengan fasilitas berupa telepon dan mobil yang digunakan

untuk mengangkut bahan baku dari pemasok atau digunakan untuk

pendistribusian produk ke pengecer atau ke semua outlet. Kekuatan

teknologi pada suatu usaha dapat meningkatkan kesejahteraan suatu usaha.

Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi mampu meningkatkan

efisiensi biaya maupun waktu.

2) Lingkungan Industri

Lingkungan industri menggambarkan posisi perusahaan di tengah persaingan

yang ada di dalam industri yang digelutinya. Lingkungan ini dijelaskan oleh

model lima kekuatan Porter melalui kombinasi lima kekuatan, yaitu pendatang

baru potensial, pesaing antar industri, adanya produk pengganti/substitusi,

kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar pembeli.

a) Persaingan antar industri

“Rumah Talas” merupakan usaha makanan jadi yang menawarkan produk

rol talas, bolu lapis, brownies,dan berbagai macam olahan lain yang terbuat

dari tepung talas. “Rumah Talas” memiliki banyak pesaing di kota Bogor

dengan berbagai macam produk yang ditawarkan, mulai dari produk sejenis

hingga lain jenis. Salah satunya yang memiliki kesamaan produk adalah

“Lapis Bogor Sangkuriang” yang mengusung lapis Bogor sebagai

produknya. Produk lain yang menjadi pilihan di kota Bogor seperti Pia

Apple Pie, Macaroni Panggang, Roti Unyil Venus, Pizza meteran, Alania

Choco Lava,Death by Chocolate, Miss Pumpkin, dan masih banyak lainnya

merupakan pesaing lain bagi “Rumah Talas”. Hal tersebut disebabkan

karena rendahnya hambatan untuk memasuki usaha ini, sehingga

mendorong pengusaha sejenis masuk ke dalam persaingan usaha.

Persaingan industri makanan jadi di kota Bogor terutama sebagai buah

tangan sangat ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan mengalami

persaingan yang sangat tinggi. “Rumah Talas” juga merasakan ketatnya

persaingan dengan berkembangnya usaha jenis yang mengusung olahan

tepung talas (lapis talas khususnya),sehingga perusahaan harus lebih siaga

dalam menghadapi persaingan. Karenanya, “Rumah Talas” memiliki

ancaman dari persaingan industri sejenis dari Lapis Bogor Sangkuriang

yang menawarkan produk sejenis.

b) Pendatang baru potensial

Keberadaan suatu industri tidak akan lepas dari ancaman masuknya

pendatang baru, sehingga masuknya perusahaan tersebut dapat berimplikasi

terhadap perusahaan yang telah ada, contohnya perebutan pangsa pasar.

Page 33: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

25

Ancaman masuknya perusahaan pendatang baru tersebut tergantung dari

hambatan masuk dan kemampuannya dalam merespon hambatan masuk

yang ada.

Menurut Porter (1991), terdapat enam faktor hambatan masuk bagi

pendatang baru ke dalam suatu industri, yaitu skala ekonomis, diferensiasi

produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke saluran

distribusi, dan biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala.

i) Skala ekonomis

Usaha bakery tidak harus beroperasi pada skala usaha yang besar. Hal

ini disebabkan karena semua pengusaha memiliki peluang memulai

usaha mulai dari skala kecil yang disesuaikan dengan kemampuan

kapasitas produksi tanpa harus mengikuti skala usaha bakery yang telah

ada. Saat ini “Rumah Talas” merupakan usaha berskala menengah,

yang usahanya diawali dari Home Industry. Hal ini berarti hambatan

masuk pendatang baru ke dalam industri bakery tergolong rendah.

ii) Diferensiasi produk

Pada umumnya produk yang dihasilkan oleh perusahaan bakery hampir

sama secara fisik. Perbedaan yang terjadi antara perusahaan bakery

dapat dilihat dari mutu produk termasuk kualitas rasa, variasi bentuk

atau ukuran, harga jual produk, serta labelisasi produk seperti

pencantuman merek produk, komposisi bahan baku, nomor izin Dinas

Kesehatan (No.PIRT), serta tulisan “Oleh-oleh khas Bogor”. “Rumah

Talas” belum mencantumkan semua hal tersebut, hanya sertifikasi halal

saja.

iii) Kebutuhan modal

Kebutuhan modal dalam mendirikan usaha bakery tidak sekecil yang

dibayangkan, meskipun skala usahanya kecil. Hal ini disebabkan karena

modal tersebut digunakan untuk pemvelian peralatan pembuatan

produk, seperti oven, steamer, mixer, dan loyang yang harganya tidak

murah.

iv) Biaya beralih pemasok

Secara umum, biaya beralih pemasok yang harus dikeluarkan oleh

pendatang baru cukup besar agar pelaku usaha bakery yang telah pindah

dari pemasok tetapnya. Hal ini disebabkan karena hubungan antara

pelaku usaha (pembeli) dengan pemasok telah terjalin cukup baik

sehingga pendatang baru akan merasa kesulitan untuk memaksa pelaku

usaha bakery yang telah ada agar beralih dari pemasok lama. Hal ini

menjadi keunggulan dari pihak “Rumah Talas” untuk menghadapi

pendatang baru yang ada.

v) Akses ke saluran distribusi

Pada industri tertenru, perusahaan yang telah mapan biasanya telah

memiliki saluran distribusi sendiri untuk memasarkan produknya,

sehingga perusahaan pendatang baru mungkin sulit memasuki saluran

yang ada dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun

saluran sendiri. Kondisi yang demikian pada umumnya tidak terjadi

pada industri bakery, karena pendatang baru pun berpeluang menguasai

saluran yang ada. Penguasaan saluran tersebut akan terjadi jika

pendatang baru mampu memproduksi produk dengan mutu yang sama

Page 34: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

26

atau bahkan lebih baik dari produk yang ada dengan harga yang lebih

murah.

vi) Biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala

Para produsen bakery yang telah mapan mungkin mempunyai

keunggulan biaya yang mungkin tidak dapat ditiru oleh perusahaan

pendatang baru. Contohnya dari segi pengalaman, teknologi,

penguasaan terhadap sumberdaya produksi, atau lokasi yang

menguntungkan. Disamping hal tersebut, pendatang baru masih

berpotensi masuk ke dalam industri karena bahan baku maupun

peralatan untuk pembuatan produk bakery cukup banyak tersedia.

c) Ancaman produk pengganti/substitusi

Produk substitusi atau produk pengganti adalah produk lain yang memiliki

fungsi yang sama dengan produk perusahaan dan dapat mempengaruhi

keberadaan produk perusahaan selama di pasar. Keberadaan produk

substitusi dapat menjadi ancaman bagi suatu perusahaan jika produk

tersebut mempunyai harga yang lebih murah namun memiliki kualitas yang

sama dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Karenanya, faktor harga

jual dan mutu produk sering digunakan oleh pelaku usaha sebagai alat

dalam menghadapi keberadaan produk substitusi.

“Rumah Talas” merupakan perusahaan yang menghasilkan produk talas rol,

lapis talas, brownies, muffin dan olahan talas berbentuk bakery lainnya.

Produk yang dapat digolongkan menjadi produk substitusi adalah olahan

dari komoditi lain dengan jenis yang sama seperti lapis labu, brownies

singkong, dan lainnya. Tingginya keberadaan produk substitusi dengan

berbagai Merek, harga jual, hingga mutu produk dapat memberikan

ancaman bagi “Rumah Talas” sebagai salah satu produsen makanan jadi.

Keberadaan produk substitusi yang tinggi, tidak terlalu berpengaruh secara

signifikan karena keputusan pembelian berada di tangan konsumen yang

memiliki kebebasan untuk memilih produk yang sesuai dengan seleranya.

d) Kekuatan tawar menawar pemasok

Kekuatan tawar menawar pemasok dapat mempengaruhi intensitas

pesaingan dalam suatu industri ketika terdapat sejumlah pemasok tetapi

hanya sedikit barang substitusi yang cukup bagus dan biaya untuk

mengganti bahan baku sangat tinggi. Bagi “Rumah Talas”, keberadaan

pemasok bahan baku seperti telur, tepung talas, gula, dan bahan lainnya

merupakan peran terpenting guna kelangsungan produksi. Oleh karena itu,

guna menjaga kontinuitas persediaan bahan baku, pihak “Rumah Talas”

tidak hanya terikat pada satu pemasok saja.

Saat ini “Rumah Talas” sudah memiliki pemasok tetap yang tersebar di

wilayah Jabodetabek, sehingga perusahaan tidak menghadapi biaya

peralihan yang tinggi pada saat berganti pemasok jika salah satu pemasok

tidak mampu mencukupi kebutuhan bahan baku perusahaan, atau jika bahan

baku yang dibeli tersebut kurang memenuhi standar dari segi harga,

kualitas, maupun kuantitasnya. Penjelasan diatas membuktikan bahwa

kekuatan tawar menewar pemasok terhadap “Rumah Talas” tidak terlalu

kuat, karena perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam mengganti

pemasok.

Page 35: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

27

e) Kekuatan tawar menawar pembeli

Kekuatan tawar menawar pembeli atau konsumen dikatakan cukup kuat,

jika konsumen dekonsentrasi atau besar jumlahnya. Konsumen membeli

dalam jumlah banyak, produk yang dibeli standar atau tidak terdiferensiasi,

dan pembeli menghadapi biaya peralihan yang kecil. Konsumen “Rumah

Talas” dapat dikatakan memiliki kekuatan tawar menawar yang cukup kuat

dan kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi “Rumah Talas”. Semakin

meningkatnya jumlah perusahaan dalam industri bakery,di Bogor, maka

semakin tinggi juga kekuatan tawar menawar pembeli karena alternatif

produk yang semakin beragam dan bervariasi. Pembeli juga menghadapi

biaya peralihan yang relatif kecil karena pembeli mudah berpindah dari

merek satu ke lainnya.pembeli juga memiliki informasi yang lengkap

tentang pasar, karena pembeli mengetahui lokasi produksi atau toko serta

harga jual dari masing-masing produk di tiap perusahaan bakery. Kekuatan

tawar menawar pembeli yang kuat ini berdampak terhadap permintaan

produk dari “Rumah Talas” yang stagnan bahkan kalah saing dengan

pesaingnya, sehingga perusahaan perlu waspada terhadap kondisi ini.

Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada dalam organisasi tersebut dan

secara normal memiliki implikasi langsung pada perusahaan. Analisis faktor

internal merupakan proses identifikasi terhadap faktor kelemahan dan kekuatan

dari dalam perusahaan. Pemasaran merupakan proses mendefinisikan,

mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan atas barang dan jasa. Pemasaran terkait dengan unsur pemasaran (STP),

dan bauran pemasaran, yaitu aspek 4P (product, price, place, promotion). Berikut

adalah penjelasan mengenai unsur dan bauran pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7:

1) Unsur Pemasaran

a) Segmentation

Segmentasi pasar merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh suatu

usaha dalam memasuki suatu industri yang kompetitif. Segmentasi sendiri

merupakan proses membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli

yang dibedakan berdasarkan kebutuhan, karakteristik atau tingkah laku yang

berbeda sehingga membutuhkan buram pemasaran atau produk yang

berbeda. Segmentasi yang dilakukan “Rumah Talas” berdasarkan

demografi, psikografik, dan tingkah laku.

Segmentasi demografi merupakan suatu proses membagi pasar berdasarkan

umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, agama, ras, pekerjaan, dan

kebangsaan. Pada pemasaran produknya, “Rumah Talas” memilih

konsumen dari segala usia, jenis kelamin. Hal ini disebabkan karena produk

“Rumah Talas” yang aman dikonsumsi.

Segmentasi psikografik merupakan proses membagi konsumen berdasarkan

karakteristik sosial, gaya hidup, dan kepribadian. “Rumah Talas” tertarik

pada karakteristik sosial karena konsumen dalam kelas sosial tertentu

memiliki kecenderungan pembelian yang sama. Faktor lain adalah karena

konsumen dalam mengkonsumsi makanan ditentukan dari gaya hidupnya

dan produk yang mereka beli menggambarkan gaya hidup tersebut.

Page 36: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

28

Karenanya, “Rumah Talas” menawarkan produk yang berkualitas untuk

konsumen menengah ke atas.

Segmentasi tingkah laku merupakan proses membagi konsumen

berdasarkan pengetahuan, sikap, dan penggunaan atau reaksi terhadap

produk yang dibeli. “Rumah Talas” memilih segmentasi berdasarkan

penggunaan atau manfaat yang dicari oleh konsumen. Karenanya, “Rumah

Talas” menawarkan produk yang berkualitas dan pelayanan yang

memuaskan bagi konsumen.

b) Targetting

Target pasar merupakan suatu proses mengevaluasi daya tarik dari setiap

segmen pasar dan memilih salah satu atau beberapa segmen pasar yang

ingin dimasuki. Dalam menentukan sasaran pasar, “Rumah Talas” harus

memperhatikan tiga faktor, yaitu ukuran dan pertumbuhan segmen, daya

tarik struktural segmen, sasaran dan sumberdaya dari “Rumah Talas”.

Pada menargetkan pasar, “Rumah Talas” harus memperhatikan permintaan

dari setiap segmen. Biaya yang dikeluarkan untuk melayani segmen, dan

biaya produksi atas barang dan jasa yang ditawarkan oleh “Rumah Talas”.

Berdasarkan segmentasi yang dipilih, target utama penasaran produk

“Rumah Talas” adalah keluarga dan non keluarga yang berasal dari

kalangan menengah ke atas.

c) Positioning

Positioning atau posisi pasar merupakan suatu proses mengatur agar suatu

produk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan dikehendaki relatif

terhadap produk pesaing di benak konsumen sasaran. “Rumah Talas” dalam

mencapai tujuannya, memposisikan produknya sebagai pionir produk

olahan talas yang memiliki kualitas yang baik. Namun, penetapan

pencitraan ini tidak diikuti peningkatan kualitas dimana produk tersebut

kurang dari segi tampilan.

2) Bauran Pemasaran

a) Produk

Jenis produk yang diproduksi oleh “Rumah Talas” terdiri dari berbagai jenis

varian dan rasa. “Rumah Talas” memiliki berbagai jenis produk olahan

talas, antara lain lapis talas, talas rol, talas cake, brownies talas, molen talas,

cupcake talas, hingga talas geulis. Varian rasa masing-masing produk pun

berbeda, untuk produk talas rol terdapat rasa cokelat, Cream cheese, Green

tea, moka, jeruk, tiramisu, blueberry, nanas, dan strawberry. Kemudian

untuk lapis talas terdaoat rasa keju, dan cokelat. Pada produk talas cake

terdapat rasa cokelat, blueberry, krim keju, dan original; kemudian untuk

brownies terdapat rasa cokelat.

Disamping melakukan inovasi melalui variasi rasa, pihak “Rumah Talas”

juga mengutamakan kualitas rasa pada produk yang dijualnya. Pihak

“Rumah Talas” juga mengangkat konten lokal seperti talas (tepung talas)

sebagai bahan baku utama sehingga menciptakan cita rasa tersendiri pada

produknya. Kemasan yang digunakan oleh pihak “Rumah Talas” untuk

membungkus produknya adalah dengan menggunakan kemasan kardus.

Kemasan pada produk “Rumah Talas” dirancang khusus yakni dengan

mencantumkan peta lokasi “Rumah Talas” di bagian bawah kotak, sehingga

memudahkan konsumen untuk mengunjungi lokasi penjualan produk.

Page 37: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

29

Labelisasi kemasan produk “Rumah Talas”memang tergolong belum

lengkap, baru terdapat nama Merek, website perusahaan, no Customer

Service, tulisan “oleh-oleh khas Bogor”, serta tanggal kadaluwarsa tanpa

adanya sertifikasi dari P-IRT, sertifikasi halal, dan komposisi bahan baku.

Tentunya hal tersebut memang menjadi kekurangan dari kemasan produk

“Rumah Talas”.

b) Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur dari bauran pemasaran yang

menghasilkan penerimaan bagi perusahaan, sedangkan yang lainnya

menimbulkan biaya. Hasil wawancara yang dilakukan kepada direktur

operasional menunjukan bahwa penetapan harga pada produk “Rumah

Talas” menggunakan premium price. Premium price merupakan penetapan

harga yang lebih mahal dari pesaing. Penetapan harga ini berdasarkan

pengeluaran operasional perusahaan dalam menghasilkan produk.

Kemudian penetapan harga ini disesuaikan dengan target perusahaan, yaitu

konsumen menengah ke atas. Akan tetapi, perusahaan juga melakukan

penetapan harga secara penetration saat ini karena menurunnya konsumen.

Karenanya, perusahaan menjual produk seharga Rp 25 000 – Rp 29 000

untuk ukuran medium.

c) Tempat /place

Place atau tempat merupakan salah satu buram pemasaran yang perlu

diperhatikan, lokasi yang strategis mampu mendukung perusahaan dalam

memasarkan produknya. “Rumah Talas” gurih 7 sendiri terletak di Jalan

Pajajaran No.102, Bogor dan cabangnya di Jalan Pajajaran No.3C,Bogor.

Pemilihan lokasi ini selain karena mudah memasarkannya juga dekat

dengan kemudahan saluran distribusi produk. Distribusi merupakan

kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menyalurkan,

mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya kepada

konsumen. Biasanya hampir sebagian besar perusahaan atau seorang

produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produknya

dengan cara membangun suatui saluran distribusi, yaitu sekelompok

organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses

yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau

dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial. Secara umum pihak

“Rumah Talas” dalam mendistribusikan produknya melalui dua pola

saluran.

“Rumah Talas” yang terdiri dari dua pola saluran. Pola saluran yang

pertama adalah “Rumah Talas” menyalurkan produknya kepada reseller,

selanjutnya disalurkan kepada konsumen. Para reseller yang dimaksud

adalah kios atau toko kue lain yang ada di kota bahkan kabupaten Bogor.

Pola saluran kedua adalah “Rumah Talas” melakukan penjualan langsung

kepada konsumen. Biasanya konsumen ini langsung ke datang ke outlet-

outlet resmi ataupun gerai resmi yang dimiliki “Rumah Talas”. Karenanya,

pemilihan lokasi di tempat yang strategis ini merupakan keunggulan

tersendiri bagi “Rumah Talas”.

d) Promosi

Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk, dan

pendistribusian produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada

Page 38: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

30

masyarakat agar produk dikenal dan akhirnya melakukan pembelian

terhadap produk tersebut. Pada pemasaran produknya, kegiatan promosi

yang telah dilakukan oleh pihak “Rumah Talas” adalah mass media antara

lain melalui spanduk, papan reklame, pameran, hingga website. Kemudian

metode promosi lain seperti personal selling dan direct selling pun

dilakukan. Namun, promosi yang dilakukan masih dinilai cukup kurang,

karena masih banyak masyarakat sekitar yang tidak mengetahui “Rumah

Talas”. Bahkan sebagai pionir, “Rumah Talas” kalah saing dari pendatang

baru. Hal ini disebabkan karena “Rumah Talas” sendiri merupakan anak

dari rumah makan “Gurih 7”, sehingga banyak masyarakat yang lebih

mengenal restoran “Gurih 7” dibandingkan dengan “Rumah Talas”.

Karenanya, dalam hal promosi, “Rumah Talas” masih belum maksimal.

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Analisis Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

1) Kekuatan

a) Tekstur produk lebih lembut

Tekstur merupakan hal penting yang sangat diperhatikan dalam industri

bakery. Kelembutan tekstur dipengaruhi oleh kesegaran roti dan

penggunaan bahan. Tekstur dari produk “Rumah Talas” mudah dicerna.

Walaupun masih terdapat butiran talas yang terkandung dalam produk. Hal

ini karena bagian produksi sendiri sengaja membuat produk dengan

mempertahankan tekstur dari talas tersebut. Tekstur ini yang menyebabkan

produk”Rumah Talas” berbeda dengan produk lain yang sejenis.

b) Keragaman produk

Produk yang dihasil oleh “Rumah Talas” memiliki keragaman yang tinggi.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya produk olahan tepung talas dengan

berbagai variasi rasa. Bukan hanya satu produk saja yang diproduksi oleh

“Rumah Talas”, mulai dari talas rol, lapis talas, brownies, hingga muffin

talas. Namun dari beberapa turunan produk, talas rol “Rumah Talas”

menjadi primadona dibandingkan produk lainnya. Keunggulannya terletak

pada varian rasa yang dimiliki.

c) Lokasi toko dan pabrik strategis

Lokasi perusahaan yang strategis dapat mempengaruhi kelancaran suatu

usaha. Lokasi usaha “Rumah Talas” dikatakan strategis karena dekat dengan

bahan baku dan tenaga kerja. Lokasi “Rumah Talas” juga dekat dengan

jalan raya dan mudah dilalui oleh alat transportasi, sehingga memudahkan

pada saat pengangkutan bahan baku maupun distribusi produk. Bukan hanya

dari sisi distribusi bahan baku dari pemasok, lokasi toko yang strategis ini

juga mempengaruhi jumlah konsumen yang datang. Lokasi yang mudah

dijangkau dan berada di kawasan pusat kota Bogor menyebabkan target

“Rumah Talas” untuk memperoleh konsumen menengah ke atas tercapai.

Hal ini juga didukung dengan lokasi pusat yang berada di “Restoran Gurih

7”, sehingga konsumen yang datang ke restoran pun bisa membeli produk

“Rumah Talas” sevagai buah tangan.

Page 39: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

31

d) Inovasi produk

Inovasi merupakan suatu penerapan penemuan baru dalam produksi barang

atau jasa. Dari segi inovasi, “Rumah Talas” selalu memberikan inovasi,

terutama dalam meningkatkan kualitas rasa serta mengolah bahan baku

menjadi produk turunan lain yang lebih menarik. Hal ini terbukti dari

“Rumah Talas” yang menjadi pionir usaha bakery berbahan baku tepung

talas. Selain menjadi pionir produk olahan talas, “Rumah Talas” pun

memiliki produk turunan lain yang berbeda dari yang lain seperti talas

geulis dan muffin talas. Inovasi pun diikuti dengan proses penjualan yang

terbatas. Untuk produk ini, perusahaan menggunakan metode just in time ,

sehingga konsumen yang berminat harus memesan terlebih dahulu.

e) Mutu produk bersaing

Pihak “Rumah Talas” selalu mengutamakan mutu produk yang dihasilkan,

baik dari segi rasa, variasi bentuk atau ukuran, maupun harga jual produk.

Karenanya, untuk menjaga mutu produk yang dihasilkan, pihak “Rumah

Talas” menggunakan bahan baku yang berkualitas.

f) Saluran distribusi efektif

Saluran distribusi yang efisien dapat menunjang sebuah perusahaan dalam

proses pendistribusian produk ke konsumen. Secara umum proses

pendistribusian produk “Rumah Talas” melalui dua saluran distribusi, salah

satunya dengan melalui reseller. Reseller secara tidak langsung dapat

mempromosikan produk yang dimiliki “Rumah Talas”.

2) Kelemahan

a) Tampilan produk pucat

Secara visual, penampakan produk merupakan penilaian akhir yang akan

dilakukan oleh konsumen. Penampakan warna produk paling menonjol

berada pada kulit makanan tersebut atau bagian luar. Proses pemanggangan

yang terlalu lama ataupun sebaliknya berpengaruh terhadap warna produk.

Pada produk “Rumah Talas”, warna produk terkesan pucat. Tampilan yang

pucat pun disebabkan karena produk ini tidak menggunakan pewarna

makanan yang berlebih dengan alasan keamanan produk.

b) Promosi belum efektif

Promosi merupakan hal penting dalam strategi pemasaran suatu usaha.

Promosi yang dilakukan oleh “Rumah Talas” tergolong belum efektif. Hal

ini disebabkan karena rendahnya publikasi melalui media Online serta

pemasangan spanduk. Disamping itu, banyak masyarakat yang lebih

mengenal produk dengan merek “Gurih 7”, yang sebenarnya adalah restoran

yang juga satu manajemen dengan usaha “Rumah Talas” ini.

c) Kuantitas produk yang terbatas

produk yang dihasilkan “Rumah Talas” merupakan produk yang tidak tahan

Han karena merupakan makanan. Karenanya, kuantitas produk yang

diproduksi tiap harinya terbatas disesuaikan dengan penjualan rata-rata. Hal

ini dilakukan untuk mengurangi rusaknya atau turunnya kualitas dari bahan

baku.

d) Tidak semua produk ditampilkan di showcase

Pada usaha “Rumah Talas”, tidak semua produk ditampilkan di showcase.

Sebagai contoh, produk talas geulis yang hanya diproduksi jika ada pesanan

Page 40: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

32

atau pada hari tertentu. Karena memang produk ini berbeda dari produk

lainnya. Pada produk ini, variasi warna dan bentuk lebih ditonjolkan.

e) Harga produk tergolong mahal

Harga produk dari “Rumah Talas” sendiri memang tergolong mahal

dibandingkan pesaingnya. Hal ini disebabkan karena memang segmentasi

serta kualitas yang ditawarkan memang berbeda. Namun “Rumah Talas”

menawarkan produk dalam ukuran medium dengan harga berkisar Rp 25

000-Rp 29 000. Namun harga ini masih dinilai lebih mahal karena

ukurannya memang tidak terlalu besar. Hal ini merupakan salah satu

kekurangan yang dimiliki produk “Rumah Talas”.

f) Belum mencantumkan sertifikasi dari MUI dan P-IRT

Sertifikasi merupakan salah satu hal yang penting dalam labialisasi produk.

Mengacu dengan gaya hidup masyarakat saat ini yang mementingkan

sertifikasi sebagai bukti suatu produk memiliki kualitas yang tinggi. Produk

“Rumah Talas” belum mencantumkan hal tersebut karena usaha ini memang

belum sempat melakukan sertifikasi. Hal ini disebabkan karena konsentrasi

perusahaan yang terbagi dua dengan usaha lain, yaitu restoran“gurih 7”.

Tentunya hal ini menjadi kekurangan dari labialisasi produk.

Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)

1) Peluang

a) Pengeluaran rata-rata penduduk kota Bogor untuk makanan yang tinggi

Pengeluaran rata-rata penduduk kota Bogor yang tinggi untuk kelompok

makanan merupakan peluang “Rumah Talas” untuk menghasilkan produk

yang berkualitas. Sehingga produk “Rumah Talas” mampu menjadi

alternatif masyarakat guna memenuhi kebutuhan pangan yang semakin

beragam.

b) Peningkatan jumlah penduduk khususnya kota Bogor

Meningkatnya jumlah penduduk khususnya di Kota Bogor setiap tahun

merupakan peluang bagi “Rumah Talas”. Meningkatnya jumlah penduduk

dapat berimplikasi pada meningkatnya jumlah pelanggan yang akan dibidik

“Rumah Talas”,sehingga dapat meningkatkan permintaan produk.

c) Kota Bogor sebagai daerah wisata dan wilayah transit

Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata dapat membangkitkan sektor

kerajinan maupun kulinari setempat. Jalur Padjajaran dan puncak

merupakan salah satu pasar potensial yang dapat dimanfaatkan untuk usaha

khususnya makanan. Hal ini merupakan salah satu peluang “Rumah Talas’

untuk meningkatkan penasaran produknya agar lebih dikenal oleh

masyarakat.

d) Perkembangan teknologi yang cepat

Perkembangan teknologi yang cepat sepertinya meningkatnya jejaring sosial

mampu membantu usaha dalam meningkatkan pemasaran melalui promosi.

e) Kekuatan tawar menawar pemasok kecil

Kekuatan tawar menawar pemasok terhadap “Rumah Talas” kecil, hal ini

karena tidak sulitnya perusahaan untuk berganti dari satu pemasok ke

pemasok lainnya guna memperoleh bahan baku pembuatan produk.

2) Ancaman

a) Meningkatnya produk substitusi/ pengganti

Page 41: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

33

Meningkatnya jumlah produk substitusi seperti lapis talas Bogor, lapis labu,

brownies Amanda dan lainnya sangat berdampak pada stagnannya

permintaan akan produk “Rumah Talas”. Sehingga peningkatan produk

substitusi ini merupakan ancaman bagi usaha.

b) Hambatan masuk ke dalam industri makanan kecil

Hambatan masuk ke dalam industri makanan jadi yang kecil menyebabkan

setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendirikan usaha

sejenis. Kondisi ini tentunya dapat menjadi ancaman bagi perusahaan karena

adanya perebutan pangsa pasar.

c) Tingginya tingkat persaingan dalam industri

Tingginya tingkat persaingan dalam industri dipengaruhi oleh rendahnya

hambatan masuk ke dam industri. Kemudian ditambah lagi posisi kota

Bogor sebagai jalur distribusi makanan. Sehingga persaingan usaha bukan

hanya sekedar produk khas (oleh-oleh), tetapi juga produk yang berasal dari

daerah lain.

d) Kekuatan tawar menawar pembeli yang tinggi

Secara umum, pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan dalam

membeli produk makanan yang sesuai dengan seleranya. Hal ini disebabkan

karena meningkatnya jumlah perusahaan makanan jadi. Karenanya, kondisi

ini dapat menjadi ancaman bagi “Rumah Talas”.

Analisis Matriks SWOT

Matriks SWOT dihasilkan dari identifikasi lingkungan internal dan

eksternal perusahaan. Dihasilkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini melalui

analisis SWOT. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel diantaranya adalah empat

sel pertama menjadi faktor utama yang diberi nama S, W, O, T,empat sel kedua

merupakan strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, WT dan satu sel yang

dibiarkan kosong yaitu sel kiri atas. Hasil dari matriks SWOT ini diharapkan

mampu memberikan beberapa alternative strategi yang tepat untuk meningkatkan

pemasaran produk dari perusahaan. Oleh karena itu, tidak semua strategi

digunakan dalam strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan agar

tujuannya tercapai.

Matriks SWOT digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, namun

analisis ini memiliki kelemahan yaitu matriks ini tidak bias menunjukan cara

untuk mencapai keunggulan kompetitif, kemudian bias penelitian dapat terjadi

karena terjadinya kesubjektifan. Kelemahan lain adalah matriks SWOT membuat

perusahaan hanya melakukan penekanan pada salah satu lingkungan saja (internal

atau eksternal).Formulasi strategi yang dihasilkan melalui matriks SWOT dapat

dilihat pada Tabel 7.

Page 42: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

34

Tabel 7 Matriks SWOT strategi pemasaran "Rumah Talas" Gurih 7 Bogor

Faktor Internal

Faktor Eksternal

KEKUATAN(Strength-S)

1 Tekstur produk lebih

lembut

2 Keragaman produk

3 Lokasi toko dan pabrik

strategis

4 Inovasi produk

5 Mutu produk bersaing

6 Saluran distribusi efisien

KELEMAHAN

(Weakness-W)

1 Tampilan produk pucat

2 Promosi belum efektif

3 Kuantitas produk terbatas

4 Tidak semua produk

dipasang di showcase

5 Harga produk tergolong

mahal

6 Belum mencantumkan

sertifikasi dari MUI dan

P-IRT

PELUANG(Opportunities-

O)

1 Pengeluaran rata-rata

penduduk Kota Bogor

untuk kelompok makanan

tinggi

2 Peningkatan jumlah

penduduk khususnya

Kota Bogor

3 Kota Bogor merupakan

daerah tujuan wisata dan

wilayah transit

4 Perkembangan teknologi

yang cepat

5 Kekuatan tawar menawar

pemasok kecil

STRATEGI (S-O)

1 Menjalin kerja sama

dengan biro perjalanan

wisata yang ada di kota

Bogor untuk

meningkatkan pelanggan

dari luar Bogor (S3, S5,

O3)

2 Mengoptimalkan saluran

distribusi yang ada

dalam penyampaian

produk dari produsen ke

konsumen (S3, S6, O1,

O2)

STRATEGI (W-O)

1 Mengoptimalkan promosi

melalui situs website atau

media elektronik lainnya

(W2, W4, O3, O4)

2 Membuka outlet lain di

daerah lain di Bogor (W2,

O1, O2, O3, O4, O5

3 Perbaikan kemasan

produk (W2, W6, O3, O4)

ANCAMAN(Threats-T)

1 Meningkatnya produk

substitusi/pengganti

2 Hambatan masuk ke

dalam industri makanan

kecil

3 Tingginya tingkat

persaingan dalam industri

4 Kekuatan tawar menawar

pembeli tinggi

STRATEGI (S-T)

1 Meningkatkan publikasi

produk baru melalui

pameran (S1, S2, S4,

T1, T3)

2 Meningkatkan mutu

produk dan pelayanan

(S2, S4, S5, T2, T4)

STRATEGI (W-T)

1 Meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia

(W2, W3, T1, T2, T3)

2 Menekan biaya

operasional tanpa

mengorbankan kualitas

produk (W1, W3, W5,

T1, T2, T3, T4)

3 Meningkatkan

standarisasi dan kualitas

produk melalui sertifikasi

(W1, W2, W6, T1, T2,

T3, T4)

Page 43: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

35

Berdasarkan analisis matriks SWOT tersebut, maka alternatif atau pilihan

strategi yang dapat diberikan untuk pengembangan “Rumah Talas” adalah sebagai

berikut:

1) Strategi S-O

Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal “Rumah

Talas” untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada agar memperoleh

keuntungan bagi usaha. Tyerdapat dua alternatif strategi yang dapat dilakukan

pada strategi S-O yaitu:

a) Menjalin kerja sama dengan biro-biro perjalanan yang ada di kota Bogor

untuk meningkatkan pelanggan dari luar kota Bogor

Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan pelanggan yang datang dari luar

kota Bogor terutama di akhir pekan atau hari libur. Para wisatawan yang

datang dari luar kota Bogor diharapkan dapat singgah untuk membeli oleh-

oleh berupa produk “Rumah Talas”. Kondisi kota Bogor yang merupakan

salah satu kota tujuan wisata dan belanja ini diharapkan mampu membawa

banyak wisatawan. Faktor lain adalah lokasi “Rumah Talas” juga terletak

dekat dengan berbagai objek wisata yang ada di kota Bogor. Menjalin

kerjasam dengan biro-biro perjalanan yang ada di kota Bogor diharapkan

dapat meningkatkan penjualan produk dan pendapatan perusahaan.

b) Mengoptimalkan saluran distribusi yang ada dalam penyampaian produk

dari produsen ke konsumen

Perantara merupakan unsur yang penting dalam saluran distribusi, karena

adanya perantara dalam saluran distribusi secara tidak langsung dapat

memperkenalkan produk ke konsumen. Adapun perantara yang digunakan

oleh pihak “Rumah Talas” dalam mendistribusikan produknya yang disebut

reseller. Melalui reseller, produk dipasarkan bukan hanya di kota Bogor

saja, melainkan hingga luar Bogor. Karenanya, untuk mengoptimalkan

saluran distribusi yang ada maka pihak “Rumah Talas” harus memelihara

kerja sama yang terjalin baik dengan masing-masing reseller sehingga

kondisi ini dapat berimplikasi terhadap penjualan bahkan pangsa pasar

“Rumah Talas”. Pihak “Rumah Talas” juga bias menawarkan delivery

service atau layanan pesan antar agar konsumen semakin puas.

2) Strategi W-O

Strategi W-O adalah strategi yang bertujuan untuk mengatasi kelemahan

internal dengan memanfaatkan peluang eksternal yang dimiliki oleh

perusahaan. Terdapat tiga alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi

W-O yaitu:

a) Mengoptimalkan promosi melalui situs website atau media elektronik

lainnya

Teknologi dapat membantu dalam kegiatan promosi, menampung saran,

informasi mengenai produk, dan lainnya. Perusahaan dapat membuat situs

website resmi yang berisi informasi tentang perusahaan seperti sejarah

perusahaan, alamat perusahaan, pengenalan produk, hingga situs pemesanan

produk secara Online. Situs website juga bisa memberikan informasi

mengenai perkembangna terbaru perusahaan “Rumah Talas” misalnya

pemberitahuan produk baru perusahaan, informasi mengenai lokasi pameran

yang akan dilakukan perusahaan dan lain sebagainya. “Rumah Talas” sudah

memiliki website sendiri, namun belum optimal karena bagian IT sendiri

Page 44: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

36

terbagi konsentrasinya dengan usaha “Restoran Gurih 7”. Singkatnya,

perusahaan perlu mengoptimalkan situs website yang ada untuk kegiatan

promosi.

b) Membuka outlet baru di daerah lain di Bogor

Strategi ini diharapkan menjadi salah satu solusi dari kelemahan promosi

produk. Pembukaan outlet di daerah lain seperti kabupaten Bogor mampu

meningkatkan penjualan dan pengenalan produk kepada konsumen.

Mengingat “Rumah Talas” sendiri kurang dikenal oleh masyarakat karena

kalah nama dengan usaha lain perusahaan ini, yaitu “Restoran Gurih 7”.

c) Perbaikan kemasan produk

Kemasan produk merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam

memasarkan suatu produk. Karena kemasan mencirikan identitas suatu

produk, karena terdapat merek hingga corak tersendiri dari produk tersebut.

Pada kemasan produk “Rumah Talas” terdapat kekurangan seperti belum

adanya sertifikasi, rekomendasi tempat wisata Bogor, dan tanggal

kadaluwarsa. Hal ini merupakan kekurangan bagi produk “Rumah Talas”,

kemudian letak tulisan “Oleh-oleh khas Bogor” yang kecil dan berada di

pinggir kemasan menyulitkan konsumen untuk mengetahui ciri khas produk

yang bersal dari kota Bogor. Karenanya, perbaikan kemasan produk ini

mampu meningkatkan penjualan. Mengingat tingginya minat masyarakat

akan produk olahan khas kota Bogor.

3) Strategi S-T

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal

perusahaan. Terdapat dua alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi

S-T yaitu:

a) Meningkatkan publikasi produk baru melalui pameran

“Rumah Talas” memiliki keberagaman produk yang tinggi, selain itu juga

inovasi dilakukan secara berlanjut. Sebagai bukti, terdapat produk seperti

talas geulis, muffin talas, pie talas, dan banyak lainnya. Produk “Rumah

Talas” ini berbeda dengan produk lain dari usaha sejenis. Kurangnya

publikasi dan ditampilkannya produk tersebut menyebabkan konsumen

tidak mengetahui produk tersebut. Karenanya, peningkatan publikasi

melalui pameran produk ini mampu meningkatkan pengetahuan konsumen

tentang produk inovasi dari “Rumah Talas”. Sehingga mampu

meningkatkan penjualan produk baru tersebut kedepannya.

b) Meningkatkan mutu produk dan pelayanan

Seiring dengan persaingan dalam industri makanan yang semakin

meningkat maka pihak “Rumah Talas” harus mampu mempertahankan pasar

konsumen yang telah ada. Pada kondisi ini pihak “Rumah Talas” harus

meningkatkan serta mempertahankan mutu produk melalui pengawasan

dalam pemilihan bahan baku utama seperti tepung talas, sortasi produk,

tekstur produk, rasa, penampilan fisik, hingga aroma. Pelayanan kepada

konsumen pun tidak lupa ditingkatkan guna meningkatkan tingkat loyalitas

konsumen kepada produk. Singkatnya, selain meningkatkan mutu

produknya, “Rumah Talas” juga melakukan peningkatan pelayanan terhadap

konsumen melalui Customer Service untuk menangani keluhan dan

pendapat konsumen.

Page 45: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

37

4) Strategi W-T

Strategi W-T adalah strategi yang diarahkan pada pengurangan kelemahan

internal dan menghindari ancaman eksternal. Terdapat 3 alternatif strategi yang

dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu:

a) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

Kuantitas produk yang terbatas merupakan hambatan tersendiri bagi

“Rumah Talas”. Terbatasnya sumberdaya yang dimiliki menyebabkan

“Rumah Talas” kurang dari sisi kuantitas produk. Sehingga diperlukan

peningkatan jumlah tenaga kerja tidak lupa peningkatan kualitas

sumberdaya manusia itu sendiri. Meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia ini diharapkan mampu menekan kekurangan yang ada. Singkatnya

mampu meningkatkan produksi perusahaan yang berimplikasi pada

peningkatan volume penjualan produk.

b) Menekan biaya operasional tanpa mengorbankan kualitas produk

Tingginya harga produk merupakan kelemahan tersendiri yang dimiliki

“Rumah Talas”. Hal ini tentu berpengaruh terhadap minat masyarakat

terhadap produk. Artinya produk “Rumah Talas” bisa kalah saing dengan

produk dari usaha lain yang sejenis, sehingga perlu dilakukan penekanan

biaya operasional. Penekanan biaya opersioanal ini seperti dengan

melakukan kerja sama dengan pemasok, sehingga perusahaan mampu

memperoleh bahan baku dengan harga yang lebih murah dan kualitas tetap

terjaga. Melalui strategi tersebut, maka harga produk dapat diturunkan tanpa

mengurangi kualitas. Sehingga mampu meningkatkan pangsa pasar

konsumen yang ada. Tentunya hal ini mampu membantu perusahaan dalam

bertahan di pesaing usaha sejenis.

c) Meningkatkan standarisasi dan kualitas produk melalui sertifikasi

Seiring meningkatnya informasi konsumen mengenai standarisasi produk

yang baik, maka dari itu peningkatan standarisasi dan kualitas produk

melalui sertifikasi mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat akan

produk. Faktor lain adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang

menginginkan produk yang aman, menyebabkan sertifikasi dari instansi

terkait menjadi hal yang wajib dilaksanakan. Karenanya “Rumah Talas”

harus melakukan sertifikasi produk, sehingga konsumen lebih tertarik

dengan produk yang dihasilkan. Singkatnya, konsumen aman

mengkonsumsi produk karena sudah memenuhi standarisasi tertentu. Hal ini

tentunya mampu mengatasi segala hambatan yang menyebabkan produk

“Rumah Talas” mengalami stagnasi penjualan produknya.

Page 46: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

38

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil analisis yang telah dilakukan pada “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor

menunjukkan beberapa kesimpulan, yaitu:

1) Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal “Rumah Talas” Gurih 7

diperoleh bahwa “Rumah Talas” gurih 7 mengalami penurunan permintaan

karena penetapan harga yang menggunakan premium price, sehingga harga

lebih mahal dibandingkan produk sejenis dari perusahaan lain. Kemudian

positioning “Rumah Talas” yang ingin menjadi pionir olahan talas dengan

kualitas yang tinggi tidak diiringi dengan peningkatan kualitas dan belum

memiliki sertifikasi. Karenanya, produk belum memiliki jaminan kesehatan

yang sah.

2) Hasil formulasi melalui matriks SWOT menghasilkan 10 alternatif strategi

yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu: menjalin kerjasama dengan biro

perjalanan wisata yang ada di Kota Bogor untuk meningkatkan pelanggan di

luar Bogor, mengoptimalkan saluran distribusi yang ada dalam penyampaian

produk dari produsen ke konsumen, mengoptimalkan promosi melalui situs

website, meningkatkan publikasi produk melalui pameran, meningkatkan mutu

produk dan pelayanan, meningkatkan kualitas SDM, menekan biaya

operasional tanpa mengorbankan kualitas produk, meningkatkan standarisasi

produk melalui sertifikasi.

Saran

Hasil observasi kondisi pada “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor menunjukkan

beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, antara lain:

1) “Rumah Talas” sebaiknya melakukan peningkatan standarisasi produk dan

mutu melalui sertifikasi produk. Hal ini dilakukan untuk meingkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap mutu dan kualitas produk. Mengingat gaya

hidup masyarakat kini yang membutuhkan standar tertentu pada produk yang

dipilih.

2) “Rumah Talas” sebaiknya mengoptimalkan promosi yang ada baik melalui

situs website maupun pembukaan cabang lain di daerah Bogor, sehingga

masyarakat mampu mengenal produk.

Page 47: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

39

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung (ID):

Alfabeta.

Anggraini, F. 2004. Analisis strategi pemasaran Restoran Ayam Goreng

Fatmawati Cilandak Town Square.[skripsi].Bogor (ID): Fakultas

Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistika Kota Bogor. 2013. Kota Bogor dalam Angka. Bogor

(ID): BPS Kota Bogor.

David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis: Konsep. Jakarta (ID): Salemba

Empat.

David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis Edisi Keduabelas. Jakarta (ID):

Salemba Empat.

Ditjen Tanaman Pangan.2011.[internet].[diunduh pada 23 april 2013].Tersedia

pada

http://tanamanpangan.deptan.go.id/images/PDF/pednisubijalar2013/.

Kotler P, G Armstrong. 1996. Dasar-dasar Pemasaran Edisi 1. Jakarta (ID): PT.

Prenhallindo.

Kotler P, G Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran Edisi 2. Jakarta (ID) : PT.

Prenhallindo.

Kristina, Resti. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Rumah Cup-Cakes dan BBQ

Bogor, Jawa Barat.[Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Maflahah, Iffan. 2010. Model Sistem Kelembagaan Pengembangan Industri Talas.

Agrointek 4(2): 73-86.

Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.

Purwono, Heni Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.

Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Rambe, D.S. 2007. Analisis strategi pemasaran buku-buku Islam pada CV.Gema.

[Skripsi].Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Rukmana, D. 1998. Budidaya Talas. Jakarta (ID). Penerbit Kanisius.

Sartika D. 2008. Analisis Strategi Pemasaran Brownies Kukus Amanda Dengan

Pendekatan Proses Hirarki Analitik Pada CV Amanda Di Bandung

[Skripsi].Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sari, Dwi Arini. 2011. Analisis Strategi Buran Pemasaran Restoran Bukit Gumati

Batutulis Kota Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor (ID): fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Syafrul, A. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Yoghurt di Perusahaan

Dafafarm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID):

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Page 48: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

40

Lampiran 1 Daftar harga produk “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor

Jenis Produk Harga Per Ukuran (Rp)

Medium Besar

Talas Roll

Krim keju 29 000 45 000

Coklat 29 000 43 000

Green tea 29 000 43 000

Moka 29 000 43 000

Jeruk 29 000 43 000

Tiramisu 29 000 43 000

Blueberry 29 000 43 000

Nanas 29 000 43 000

Strawberry 29 000 43 000

Lapis Talas

Keju 29 000 43 000

Coklat 29 000 42 000

Talas cake

Krim keju 29 000 43 000

Coklat 29 000 42 000

Blueberry 29 000 42 000

Original 29 000 42 000

Brownies Coklat 25 000 41 000

Cupcake talas 20 000

Talas Geulis 35 000

Sumber: “Rumah Talas” Gurih 7 , 2013

Page 49: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

41

Lampiran 2 Kemasan produk "Rumah Talas" Gurih 7 Bogor

(1) (2)

(3)

Keterangan:

i) Gambar 1 : Tampak depan kemasan, diberi plastik bening di tengahnya,

sehingga tampilan produk bisa terlihat dari luar

ii) Gambar 2 : Tampak samping kemasan yang berisi merek, alamat,

nomor Customer Service, jejaring sosial, email, dan tulisan

“Pusat oleh-oleh Bogor”

iii) Gambar 3 : Tampak bagian bawah kemasan yang berisi peta lokasi

“Rumah Talas” Gurih 7 Bogor

Sumber : “Rumah Talas” Gurih 7, 2013

Page 50: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

42

RIWAYAT HIDUP

Dina Mailina dilahirkan di Bogor pada tanggal 20 Mei 1992. Penulis adalah

anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak (Alm) Hardiansah dan Ibu

Yunisma .

Penulis mengikuti pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Kartini, Bogor

dan lulus pada tahun 1998. Pendidikan Sekolah Dasar di SDN Gentramasekdas

Sempur Kaler, Bogor dan lulus pada tahun 2004. Pendidikan tingkat menengah

pertama dapat diselesaikan penulis pada tahun 2007 di SMP Negeri 3, Bogor.

Penulis mengikuti pendidikan tingkat atas di SMA Negeri 6, Bogor dengan

jurusan IPA pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan di Institut

Pertanian Bogor Fakultas Ekonomi dan Manajemen Departemen Agribisnis

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis penerima beasiswa

Bidik Misi sejak Tahun 2010.

Selama kuliah penulis pernah mengikuti organisasi Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM-FEM) sebagai Staf

Hubungan Eksternal periode 2012-2013. Penulis pernah meraih Juara 3 di FEM

Ambassador pada Tahun 2012. Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan di

luar maupun dalam lingkungan Fakultas.

Page 51: STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69459/H...i ABSTRAK DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa

1